PERAN ORANG TUA DALAM MENERAPKAN AJARAN TRI KAYA PARISUDHA PADA ANAK DI BANJAR TUNJUNG SARI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAN ORANG TUA DALAM MENERAPKAN AJARAN TRI KAYA PARISUDHA PADA ANAK DI BANJAR TUNJUNG SARI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH."

Transkripsi

1 PERAN ORANG TUA DALAM MENERAPKAN AJARAN TRI KAYA PARISUDHA PADA ANAK DI BANJAR TUNJUNG SARI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH Gede Merthawan * Staff Pengajar STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah ABSTRAK Penerapan ajaran Tri Kaya Parisudha kepada anak sangat penting karena dalam ajaran tersebut diajarkan untuk berpikir, berkata, dan berbuat yang baik. Hal ini dimaksudkan agar anak memiliki tutur kata serta perilaku yang baik, sehingga perilaku yang diharapkan orang tua pada anak akan terlaksana, karena kehalusan budhi bahasa anak merupakan cermin dari apa yang ditanamkan dan diterapkan oleh orang tua. Dalam pembentukan perilaku anak itu sendiri perlu adanya pembinaan melalui pengendalian diri baik melalui pikiran, perkataan, maupun perbuatan yang merupakan ajaran etika untuk membentuk anak yang suputra. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada orang tua dalam penerapan ajaran Tri Kaya Parisudha pada anak di Banjar Tunjung Sari Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif atau tergolong pendekatan sosial. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif-kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa orang tua sebagai pengasuh dan pendidik anak mengajarkan pendidikan agama sedini mungkin dan memberikan contoh kepada anak. Orang tua sebagai panutan atau tauladan dalam keluarga karena orang tua harus bisa menjadi model dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua harus bisa memberikan contoh yang baik dalam berperilaku, berbuat dan berkata sehingga anak dapat menirunya. Upaya-upaya yang dilakukan orang tua dalam menerapkan ajaran Tri Kaya Parisudha pada anak di Banjar Tunjung Sari adalah dengan memberikan nasehat atau saran dalam pergaulan agar anak tidak salah dalam pergaulan, mengawasi dan membatasi penggunaan media agar anak tidak salah mempergunakan media. Selain itu orang tua juga harus menjalin hubungan/komunikasi yang baik dan memberikan pendidikan yang layak pada anak. Kata Kunci: Peran Orang Tua, Tri Kaya Parisudha, Anak 1. Pendahuluan Perkembangan kemajuan zaman yang disertai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang kehidupan akhirnya membuka pola interaksi antar masyarakat dari berbagai latar belakang. Demikian pula globalisasi akan memberi peluang dan komunikasi akan semakin terbuka. Pesatnya perkembangan teknologi menyebabkan timbulnya perubahan-perubahan pada setiap sendi kehidupan. Salah satu perubahan yang kita rasakan adalah perubahan dalam aspek etika. Kemerosotan moral dan budhi pekerti menjadikan anak sebagai generasi penerus melakukan hal-hal yang merugikan dirinya sendiri dan bangsa. Salah satu contoh kemerosotan moral tersebut seperti kenakalan remaja, mabuk-mabukan karena miniman keras yang menyebabkan perkelahian antar sesama. Ilmu pengetahuan yang 44 WIDYA GENITRI Volume 6, Nomor 1, Desember 2014

2 memberikan informasi yang rasional dan diterima oleh akal sehat manusia dan teknologi mampu memberikan berbagai kemudahan bagi manusia. Pada zaman globalisasi, tata susila diharapkan mampu membina watak manusia menjadi perilaku yang baik. Namun pada kenyataanya banyak anak-anak belum bisa membedakan mana informasi yang baik sehingga dapat menjerumuskan seorang anak pada perbuatan yang tidak baik seperti pergaulan bebas dengan menjadi pengguna obat terlarang (narkoba), pencurian, dan yang lebih menyedihkan lagi seorang anak melakukan penganiayaan kepada orang tuanya sendiri. Dalam suatu keluarga yang sangat berperan dalam membentuk perilaku anak agar menjadi anak yang suputra adalah kedua orang tua. Dalam keluarga yang memiliki ikatan batin yang kuat dengan anak adalah seorang ibu. Ibu diharapkan mampu memberikan kesejukan dalam keluarga. Pelanggaranpelanggaran nilai moral yang dilakukan anak sekarang dipandang sebagai perwujudan rendahnya disiplin diri pada anak. Disinilah diperlukan peran dan tanggung jawab orang tua dalam menerapkan ajaran Tri Kaya Parisudha. Sebagai orang tua harus bisa memberikan contoh yang baik kepada anaknya, karena terkadang seorang anak meniru perbuatan dan perilaku dari orang tuanya. Sesungguhnya bila seorang anak telah dididik dengan baik sejak usia dini, anak itu akan mampu untuk memilah dan memilih halhal yang baik buat dirinya. Kemerosotan moral harus diakhiri dengan meningkatkan pengetahuan tentang agama yang menekankan pada penerapan ajaran Tri Kaya Parisudha, hal ini dimaksudkan agar seorang anak memiliki tutur kata serta perilaku yang baik sehingga apa yang diharapkan orang tua kepada anaknya akan terlaksana. Untuk meningkatkan kualitas Tri Kaya agar menjadi Parisudha dalam hubungannya untuk membangun dan membentuk karakter anak menjadi anak suputra, dalam ajaran agama Hindu terdapat tiga landasan pokok yaitu tattwa, susila (etika), dan upakara. Dalam kehidupan seharihari tidaklah mungkin ketiga ajaran pokok tersebut dapat dilaksanakan secara terpisahpisah, dikatakan demikian karena dalam pelaksanaan tattwa tidaklah mungkin tanpa kehadiran susila (etika), dan upakara. Kitab Sarasamuscaya sloka 78 meyebutkan: Vaca katmanicitte ca durlabhah sagune janah Yasya tvevamvidhim karyam sa janah sarvadurlabhah Artinya: Dikatakan amat sukar untuk menerapkan sifat guna (satwam) dalam perbuatan, perkataan, dan pikiran, meskipun hal itu merupakan kesulitan yang amat besar, seyogyanya janganlah hal itu dianggap penghalang merupakan kesulitan (harus terus berusaha sampai berhasil) (Kajeng, 1997: 68). Berkaitan dengan sloka di atas, sebagai orang tua yang menyadari akan kewajibannya sudah sepatutnya untuk selalu mengarahkan anak-anaknya pada kesuksesan agar terhindar dari hal-hal yang negatif dan berbagai bentuk kesulitan. Dalam pembentukan perilaku anak itu sendiri perlu adanya pembinaan melalui pengendalian diri baik melalui pikiran, perkataan, maupun perbuatan yang merupakan ajaran etika dalam membentuk anak yang suputra. Ajaran ini memberikan suatu tuntunan agar manusia dalam setiap gerak baik pikiran, perkataan, maupun perbuatan selalu terkontrol dan terkendali demi terciptanya keharmonisan dan kebahagiaan hidup, sehingga terbentuk budhi pekerti yang luhur (Mangku, 2010: 2). Bila ketiga hal tersebut dapat diterapkan maka akan terbentuk anak yang suputra. Anak suputra menjadi dambaan setiap orang tua sebagai anugerah dari Tuhan. Tidak semua orang tua yang ada di Banjar WIDYA GENITRI Volume 6, Nomor 1, Desember

3 Tunjung Sari dapat menerapkan ajaran Tri Kaya Parisudha sehingga ada anak mereka yang terjerumus ke dalam perbuatan negatif. Dengan demikian perlu adanya penelitian tentang peran orang tua dalam menerapkan ajaran Tri Kaya Parisudha pada anak di Banjar Tunjung Sari Kota Palu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran serta orang tua dalam menerapkan ajaran Tri Kaya Parisudha pada anak di Banjar Tunjung Sari. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan pembanding untuk penelitian selanjutnya. 2. Metode Penelitian Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif atau tergolong pendekatan sosial. Tehnik wawancara dilakukan secara purposive sampling. Informan dalam penelitian ini adalah orang tua yang ada di Banjar Tunjung Sari Kota Palu. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Strategi analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif-kualitatif. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Peran Orang Tua dalam Menerapkan Ajaran Tri Kaya Parisudha pada Anak di Banjar Tunjung Sari Kota Palu 1. Orang Tua sebagai Pengasuh dan Pendidik Anak Orang tua menanamkan pendidikan budhi pekerti sedini mungkin agar nantinya anak dapat membentengi diri untuk selalu berbuat sesuai dengan ajaran Tri Kaya Parisudha. Pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anak nantinya akan menjadi bekal dalam menjalani kehidupan berumah tangga dan bermasyarakat. Bimbingan yang dilakukan orang tua di Banjar Tunjung Sari Kota Palu dalam mendidik anak-anaknya adalah dengan mengajarkan pendidikan agama sedini mungkin, yakni dengan cara meningkatkan sradha dan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa seperti pernyataan di bawah ini. Nyoman Kormek mengatakan bahwa:...kami selaku orang tua selalu menekankan akan pentingnya sembahyang seperti Tri Sandhya dan Panca Sembah minimal satu kali dalam sehari, karena dari sana diharapkan menentukan cara berpikir, berkata dan berbuat sesuai dengan ajaran agama... Selain itu, pendapat lain dikemukakan oleh Wayan Muri sebagai berikut:...saya selaku orang tua menanamkan ajaran sradha dan bhakti anak kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa mulai dari dalam kandungan dengan membiasakan diri saya untuk selalu melakukan sembahyang setiap sore dengan harapan nantinya anak yang saya lahirkan dapat menjadi anak yang berbhakti kepada orang tua dan Tuhan. Saya mengajarkan anak untuk sembahyang dari kecil dengan mengajak anak ikut sembahyang di rumah setiap sore... Dari pernyataan di atas, disimpulkan bahwa dengan mengenalkan dan memberikan pemahaman tentang pentingnya nilai-nilai dalam ajaran agama Hindu yang ditanamkan oleh orang tua kepada anak mulai dari masih dalam kandungan, lahir hingga dewasa dengan membiasakan anak melakukan persembahyangan (Tri Sandhya) di rumah dalam satu hari satu kali dan ke pura pada saat Purnama Tilem serta hari raya lainnya. Teori Peran mengatakan bahwa setiap orang yang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, orang itu menjalankan suatu peranan. Perbedaaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan, artinya orang tua mempunyai peranan dalam mengajarkan Tri Kaya Parisudha pada anak. Jadi berdasarkan 46 WIDYA GENITRI Volume 6, Nomor 1, Desember 2014

4 Teori Peran, orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk perilaku anak. Selain itu orang tua memiliki kewajiban untuk mendidik, membina, menuntun dan membentuk perilaku anak sedini mungkin dengan mengajarkan hal-hal yang kecil seperti mengajak anak untuk ikut sembahyang dan mengajarkan ajaran agama pada anak. Dalam hal ini Wayan Muri dan Nyoman Kormek sudah menjalankan perannya sebagai orang tua dalam mendidik dan membina anak-anaknya. Selanjutnya orang tua mengasuh dan mendidik anak dengan cara menanamkan nilai etika yang terkandung dalam ajaran Tri Kaya Parisudha. Sebagai orang tua sudah seharusnya dibina dan dituntun untuk selalu menerapkan ajaran agama sedini mungkin. Sebagai orang tua juga harus dapat menerapkan ajaran agama dalam keluarga sehingga anak dapat mengikuti dan terhindar dari hal-hal yang kurang baik. Orang tua juga harus menanamkan nilai kejujuran dan disiplin. Menanamkan disiplin pada anak sangat penting dimana anak dapat menggunakan waktunya sebaik mungkin dan dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap dirinya, orang tua maupun kepada orang lain. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anakanaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Orang tua adalah guru yang pertama dalam membentuk perilaku anak agar sesuai dengan ajaran agama salah satunya ajaran Tri Kaya Parisudha. Dalam mendidik, mengasuh dan membimbing anak orang tua selain sebagai orang yang telah melahirkan, orang tua juga bisa menjadi teman atau sahabat dan juga guru. Anak yang disiplin diri menampilkan perilaku yang patuh dan taat terhadap nilai moral. Pengupayaannya dilakukan melalui latihan, kebiasaan, dan penyadaran pada anak. Hal ini diaktualisaikan melalui tampilnya perilaku orang tua yang taat moral, terutama pada saat pertemuan dengan anak, menata komunikasi dialogis baik secara verbal maupun nonverbal, melakukan kontrol terhadap perilaku-perilaku anak, penataan lingkungan fisik, penataan lingkungan sosial, penataan lingkungan pendidikan, penataan suasana psikologis, dan penataan lingkungan sosial budaya (Shochib, 1998: 36). 2. Orang Tua sebagai Panutan atau Tauladan dalam Keluarga Orang tua harus bisa menjadi model dalam kehidupan sehari-hari. Setiap perbuatan yang dilakukan di hadapan anak-anaknya akan menjadi contoh bagi mereka. Dimana orang tua sebagai guru yaitu orang yang patut digugu dan ditiru, untuk itu orang tua seharusnya menjadi panutan bagi anak-anaknya. Orang tua harus bisa memberikan contoh yang baik dalam berperilaku, berbuat dan berkata sehingga anak dapat menirunya. Orang tua sangat berperan penting untuk memberikan contoh bertingkah laku baik, bertutur kata yang baik, berpikir yang positif dan patut memberikan teladan kepada anakanaknya agar memiliki budhi pekerti yang luhur sesuai dengan ajaran Tri Kaya Parisudha yaitu berbuat baik, berkata yang baik dan berpikir yang baik, di samping memberikan pendidikan dalam arti luas. Dalam kitab Sarasamuscaya Sloka 20 berbunyi: perkataan yang mengandung maksud jahat, tiada beda dengan anak panah yang dilepaskan. Setiap yang ditempuhnya merasa sakit. Perkataan itu meresap dalam hati, sehingga menyebabkan orang tidak bisa makan dan tidur pada siang dan malam hari. Untuk itu orang tua bisa memberikan contoh berkata-kata yang baik agar dapat mengikutinya. Taittiriya Upanisad menyatakan matr devobhava, pitr devobhava, artinya ibu adalah perwujudan Tuhan Yang Maha Esa, bapak adalah perwujudan Tuhan Yang Maha Esa. Tidak heran bila di masyarakat muncul pandangan bahwa ayah dan bunda adalah wujud Tuhan yang nampak, oleh karena itu keteladanan orang tua merupakan suatu yang WIDYA GENITRI Volume 6, Nomor 1, Desember

5 mutlak, artinya jangan sampai seorang anak kehilangan figur yang diidolakan. Maka orang tua harus senantiasa menjadi contoh dalam kebaikan, tidak pernah menjelek-jelekkan orang lain apalagi di belakang orang yang bersangkutan, tidak menghina seseorang, tidak menyakiti dan mengembangkan kedermawan dan keramahan kepada tumbuh-tumbuhan yang hidup di sekitarnya. Keluarga perlu menanamankan budhi pekerti yang pertama dan perdana dalam hal ini ibu adalah guru yang pertama dan utama tidak ada yang melebihi seorang ibu sebagai seorang guru yang sejati (Titib, 2004: 3). Orang tua yang menjadi teladan bagi anak adalah saat bertemu atau tidak dengan anak senantiasa berperilaku yang taat terhadap nilai-nilai moral. Dengan demikian mereka senantiasa patut dicontoh karena tidak sekedar memberikan contoh. Orang tua yang mampu berperilaku di atas telah menyadari bahwa perilakunya disadari untuk dicontohkan, oleh anak dapat dijadikan bahan pertimbangan dan identifikasi. Artinya anak sadar untuk bahan pertimbangan dan identifikasi perilaku orang tua yang tidak disadari sebagai bantuan bagi anak-anak. Di samping berperilaku di atas orang tua atau pendidik dituntut untuk mentaati terlebih dahulu nilai-nilai yang akan diupayakan kepada anak. Dengan demikian, bantuan mereka ditangkap oleh anak secara utuh sehingga memudahkan untuk menangkap dan mengikutinya (Shochib,1998: 124) Upaya-upaya yang dilakukan Orang Tua 1. Memberikan Nasehat atau Saran Orang tua harus senantiasa berusaha mendidik dan membimbing anak dengan menanamkan ajaran Tri Kaya Parisudha untuk mewujudkan budhi pekerti yang luhur sehingga dalam bergaul anak berpedoman pada ajaran Tri Kaya Parisudha. Sebagai orang tua selalu mengupayakan untuk mengingatkan dan mengarahkan anak dalam berperilaku yang baik. Orang tua juga harus dapat memahami lingkungan pergaulan anak dengan selalu mengawasi hal-hal yang dilakukan. Menurut kaum behavioris, perilaku adalah segala sesuatu yang kita lakukan dan bisa dilihat secara langsung: anak membuat poster, guru tersenyum pada anak, murid menggangu murid lain dan sebagainya. Anak akan belajar dari apa yang dilihatnya secara langsung. Belajar menurut aliran perilaku, penekanannya pada apa yang dapat dilihat, yaitu perilaku yang ditunjukan sebagai hasil belajar, dan tidak memperhatikan apa yang terjadi di dalam pikiran karena tidak dapat dilihat. Seorang akan dikatakan telah belajar sesuatu bila orang itu mampu menunjukkan perubahan perilaku. Jadi orang tua harus selalu berupaya untuk menunjukkan perilaku yang sesuai dengan ajaran Tri Kaya Parisudha sehingga anak dapat melihat secara langsung dan mengawasi perkembangan anak. Kitab Sarasamuscaya menyatakan Tri Kaya Parisudha artinya tiga perilaku/potensi dan kemampuan manusia yang harus disucikan. Adapun ketiga perilaku yang harus disucikan manusia dalam kehidupannya yaitu manacika, wacika, dan kayika. Dalam Kitab Sarasamuscaya sloka dijelaskan: Ananbhidhayam paraswesu sarwasatwesu carusam, Karmanam phalamastiti triwidam monasa caret (Sarasamuccaya sloka 74) Artinya: Tindakan dari gerak pikiran terlebih dahulu akan dibicarakan, tiga banyaknya, perinciannya: tidak ingin dan dengki pada kepunyaan orang lain, tidak bersikap gemas kepada semua makhluk, percaya akan kebenaran ajaran karmaphala, itulah ketiganya perilaku pikiran yang merupakan pengendalian hawa nafsu (Kajeng, 1997: 65). 48 WIDYA GENITRI Volume 6, Nomor 1, Desember 2014

6 Berdasarkan sloka di atas dapat diketahui bahwa perilaku yang harus disucikan yaitu manacika berarti berpikir dalam artian bahwa berpikir dan berencana sesuai dengan ajaran dharma. Tindakan dari gerak pikiran terlebih dahulu akan dibicarakan yang terdiri atas tiga perinciannya yaitu: tidak ingin dan dengki pada kepunyaan orang lain, tidak bersikap gemas kepada semua makhluk, dan percaya akan kebenaran ajaran karmaphala. Ketiga perincian tersebut merupakan pengendalian hawa nafsu. Asatpralapam parusyam Paicunyamamnrtam tatha Vatvari vaca rajendra Najalpennanucintayet (Sarasmuccaya sloka 75) Artinya: Inilah yang tidak patut timbul dari katakata, empat banyaknya, yaitu perkataan jahat, perkataan kasar menghardik, perkataan memfitnah, perkataan bohong (tidak dapat dipercaya); itulah keempatnya harus disingkirkan dari perkataan, jangan diucapkan, jangan dipikir akan diucapkan (Kajeng,1997: 66). Berdasarkan sloka di atas wacika berarti berkata yang baik. Adapun yang tidak patut timbul dari kata-kata terdiri empat perinciannya yaitu perkataan jahat, perkataan kasar menghardik, perkataan menfitnah, dan perkataan bohong (tidak dapat dipercaya). Keempat perkataan tersebut harus disingkirkan dan jangan diucapkan. Orang tua harus selalu berusaha menghindari perkataan yang tidak baik agar anak tidak menirunya. Pranatipatam stainyam ca paradaranathapi, Va, trini papani kayena sarvatah parivarjavet (Sarasamuccaya sloka 76) Artinya: Inilah yang tidak patut dilakukan: membunuh, mencuri, berbuat zina. Ketiganya itu jangan hendaknya dilakukan terhadap siapapun, baik secara berolok-olok, bersenda gurau, baik dalam keadaan dirundung malang, keadaan darurat dalam khayalan sekalipun, hendaknya dihindari saja ketiganya itu (Kajeng, 1997: 67). Berdasarkan sloka di atas kayika berarti berbuat yang baik. Ada tiga hal yang tidak patut dilakukan yaitu membunuh, mencuri, dan berbuat zinah. Ketiga itu hendaknya jangan dilakukan terhadap siapapun, baik secara berolok-olok, bersenda gurau, baik dalam keadaan dirundung malang, keadaan darurat dalam khayalan sekalipun. Maka orang tua senantiasa berupaya untuk mendidik dan mengarahkan anak untuk selalu berpedoman pada ajaran Tri Kaya Parisudha sehingga sesuai dengan harapan setiap orang tua yaitu memiliki anak yang suputra. 2. Mengawasi dan Membatasi Punggunaan Media Nyoman Kormek menyatakan bahwa:...saya selaku orang tua dalam mengatasi kendala-kendala yang mempengaruhi perilaku anak yaitu dengan cara membatasi media tv dan elektronik lainnya walaupun kadangkadang harus cekcok dengan anak namun saya sebagai orang tua berusaha mendidik dan membimbing anak dengan baik, berusaha membawa anak pada lingkungan yang bernuansa Hindu walaupun dalam skala kecil setidaknya anak ikut terlibat dalam kegiatan agama serta memaksakan anak untuk belajar agama... Dari pernyataan di atas, orang tua harus senantiasa mengarahkan dan mengontrol anak dalam setiap perkembangan anak-anaknya WIDYA GENITRI Volume 6, Nomor 1, Desember

7 agar tidak menyimpang dari ajaran agama sehingga anak senantiasa berperilaku baik. Terkadang orang tua harus sedikit tegas dalam mendidik anak serta memberikan batasan pada anak dalam mempergunakan media namun tidak bersifat mengekang. Orang tua berupaya meluangkan waktu pada anak untuk memberikan perhatian. 3. Menjalin Hubungan dan Komunikasi yang Baik Rupawan menyatakan bahwa:...saya selalu berusaha menjalin komunikasi yang baik dengan keluarga karena dengan adanya komunikasi yang baik maka setiap permasalahan yang dihadapi dalam keluarga dapat diatasi secara kekeluargaan. Saya juga selalu menanyakan pada anak apa yang dilakukan di sekolah dan apakah ada kesulitan/masalah yang berkaitan dengan sekolah. Komunikasi yang sering saya lakukan terhadap anak hanya pada malam hari ketika berkumpul, saya hanya dapat memberikan nasehat pada anak... Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa orang tua senantiasa berusaha untuk menjalin komunikasi yang baik hingga hubungan orang tua dengan anak dapat terjalin baik dan dan harmonis. Menjalin komunikasi antara orang tua dengan anak sangat penting karena komunikasi dan kedekatan antara orang tua dengan anak akan mempengaruhi perkembangan pada anak. Sesibuk apapun orang tua senantiasa menjalin hubungan/komunikasi dengan anak maupun anggota keluarga. 4. Memberikan Pendidikan yang Layak Pendidikan tidak harus didapatkan di bangku sekolah namun dari pendidikan nonformal dengan bertanya kepada orangorang yang memiliki pengetahuan yang lebih luas. Dalam dunia pendidikkan anak harus wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. Orang tua juga mengajak anak untuk ikut dalam setiap kegiatan keagamaan seperti ikut lomba cerdas cermat agama, lomba mekidung, lomba membaca sloka dan kegiatan yang lainnya berhubungan dengan keagamaan. Anak dilahirkan ibarat kertas putih tanpa noda dan orang tualah yang akan menulis untuk pertama kalinya, orang tua harus berperan memberikan teladan yang baik kepada anak misalnya dengan memberikan banyak contoh-contoh mengenai bagaimana menghormati orang lain, tidak berbohong, bersikap adil, disiplin dan berbagai perilaku lainnya. Setelah kepribadian anak mulai terbentuk, seorang ibu harus menjalankan perannya dengan keyakinan-keyakinan, pemikiran, perilaku yang baik dan ibu harus memfokuskan dari menjaga akhlak, jasmani dan kejiwaanya pada masa pra kehamilan sampai masa kehamilan dengan harapan Tuhan memberikan anak yang sehat dan suputra. Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah dapat membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggu jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Peran orang tua sangat besar dalam mendidik anaknya. Orang tua mangasuh dan yang telah membimbing anaknya dengan cara contoh yang baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari, selain itu orang tua juga telah memperkenalkan anaknya kedalam hal-hal yang terdapat di dunia ini dan menjawab secara jelas tentang sesuatu yang tidak dimengerti oleh anak. Maka pengetahuan yang pertama diterima oleh anak adalah dari orang tuanya. Karena orang tua adalah pusat kehidupan rohani seorang anak dan sebagai penyebab pengenalan dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi anak dan pemikir dahulu. 50 WIDYA GENITRI Volume 6, Nomor 1, Desember 2014

8 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peran orang tua dalam menerapkan ajaran Tri Kaya Parisudha pada anak di Banjar Tunjung Sari Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Peran orang tua dalam menerapkan ajaran Tri Kaya Parisudha yaitu: a. Orang tua sebagai pengasuh dan pendidik anak Orang tua mengajarkan pendidikan agama sedini mungkin dan memberikan contoh kepada anak, yakni dengan cara meningkatkan sradha dan bhakti anak kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, menanamkan nilai etika yang terkandung dalam ajaran Tri Kaya Parisudha dan membentuk disiplin anak. b. Orang tua sebagai panutan atau tauladan dalam keluarga Orang tua harus bisa menjadi model dalam kehidupan sehari-hari. Setiap perbuatan yang dilakukan dihadapan anak akan menjadi contoh bagi mereka. Orang tua sebagai guru yaitu orang yang patut digugu dan ditiru, untuk itu orang tua seharusnya menjadi panutan, serta bisa memberikan contoh yang baik dalam berperilaku, berbuat dan berkata sehingga anak dapat menirunya. 2. Upaya-upaya yang dilakukan orang tua dalam menerapkan ajaran Tri Kaya Parisudha pada anak di Banjar Tunjung Sari adalah dengan memberikan nasehat atau saran dalam bergaulan agar anak tidak salah dalam pergaulan, mengawasi dan membatasi penggunaan media agar anak tidak salah mempergunakan media. Selain itu orang tua juga harus menjalin hubungan/komunikasi yang baik dan memberikan pendidikan yang layak pada anak. DAFTAR PUSTAKA Farouk, Muhammad dan Djaali Metodologi Penelitian Sosial. Edisi Revisi. Jakarta: PTIK Press & Restu Agung. Kajeng, I Nyoman Sarasamuscaya. Surabaya: Paramita. Mangku, I Nyoman Implementasi Pendidikan Tri Kaya Parisudah Dalam Meningkatkan Budi Pekerti Sisws Di SDN No.1 Budi Mukti Kecamatan Damsol Kabupaten Donggala. Skripsi (Tidak Di Terbitkan). STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah. Moleong, Lexy J Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Shochib, Dr. Moh Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta. Titib, I Made & Ni Ketut Supariani Keutamaan Manusia Dan Pendidikan Budi Pekerti. Surabaya: Paramita. WIDYA GENITRI Volume 6, Nomor 1, Desember

MEMBENTUK KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI TRI KAYA PARISUDHA. Abstrak

MEMBENTUK KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI TRI KAYA PARISUDHA. Abstrak MEMBENTUK KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI TRI KAYA PARISUDHA Oleh: I Wayan Sugita Fakultas Dharma Acharya Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar E-mail: wayansugita2@gmail.com Abstrak Artikel ini menguraikan

Lebih terperinci

BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar henysari74@gmail.com ABSTRAK Dalam pengenalan ajaran agama tidak luput dari

Lebih terperinci

PERAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAK UNTUK MELAKSANAKAN PERSEMBAHYANGAN TRI SANDHYA DI DESA NAMBARU KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAK UNTUK MELAKSANAKAN PERSEMBAHYANGAN TRI SANDHYA DI DESA NAMBARU KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG PERAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAK UNTUK MELAKSANAKAN PERSEMBAHYANGAN TRI SANDHYA DI DESA NAMBARU KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG Ni Ketut Ratini * Staff Pengajar STAH Dharma Sentana

Lebih terperinci

Ni Luh Ayu Eka Damayanti * ABSTRAK

Ni Luh Ayu Eka Damayanti * ABSTRAK IMPLEMENTASI PENDIDIKAN TRI KAYA PARISUDHA DALAM MENINGKATKAN NILAI ETIKA SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI PURWOSARI KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG Ni Luh Ayu Eka Damayanti * Staff Pengajar STAH

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG A. Analisis tentang Upaya Guru PAI dalam Membina Moral Siswa SMP Negeri 1 Kandeman Batang Sekolah adalah lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai orang tua kadang merasa jengkel dan kesal dengan sebuah kenakalan anak. Tetapi sebenarnya kenakalan anak itu suatu proses menuju pendewasaan dimana anak

Lebih terperinci

Oleh: Desak Made Wirasundari Dewi Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Dr. Dra. Ida Ayu Tary Puspa, S.Ag, M.Par.

Oleh: Desak Made Wirasundari Dewi Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Dr. Dra. Ida Ayu Tary Puspa, S.Ag, M.Par. KEDUDUKAN DAN PERANAN IBU RUMAH TANGGA DALAM PENDIDIKAN SOSIAL PADA ANAK USIA DINI DESA ADAT AMBENGAN DI DESA AYUNAN KECAMATAN ABIANSEMAL KABUPATEN BADUNG Oleh: Desak Made Wirasundari Dewi wirasundaridewi@gmail.com

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Budi pekerti adalah perilaku nyata dalam kehidupan manusia. Pendidikan budi pekerti adalah penanaman nilai-nilai baik dan luhur kepada jiwa manusia, sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan dibidang pendidikan di Indonesia adalah meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai kunci peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah hal yang perlu diperhatikan lagi di negara ini. Pendidikan juga dibuat oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini merupakan permasalahan yang perlu segera diselesaikan. Berbagai tayangan televisi yang saat ini

Lebih terperinci

PENDIDIKAN MELALUI KETELADANAN: SOLUSI MENGURANGI TAWURAN PELAJAR TAMRIN

PENDIDIKAN MELALUI KETELADANAN: SOLUSI MENGURANGI TAWURAN PELAJAR TAMRIN PENDIDIKAN MELALUI KETELADANAN: SOLUSI MENGURANGI TAWURAN PELAJAR TAMRIN (Widyaiswara Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Propinsi Sulawesi Selatan) Tawuran antara pelajar sering terjadi, terutama di kota-kota

Lebih terperinci

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar (SD)

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar (SD) 16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU

KODE ETIK DOSEN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU KODE ETIK DOSEN VISI : Terdepan dalam dharma, widya dan budaya MISI : 1. Meningkatkan Kualitas dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hindu melalui Pendidikan Tinggi Hindu; 2. Mengembangkan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AT-TAHLIYATU WA AT-TARGÎB FI AT-TARBIYATU WA AT-TAHDÎB KARYA SAYYID MUHAMMAD

BAB IV ANALISIS KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AT-TAHLIYATU WA AT-TARGÎB FI AT-TARBIYATU WA AT-TAHDÎB KARYA SAYYID MUHAMMAD BAB IV ANALISIS KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AT-TAHLIYATU WA AT-TARGÎB FI AT-TARBIYATU WA AT-TAHDÎB KARYA SAYYID MUHAMMAD Pencapaian Proses pendidikan yang berkarakter dalam kitab At-Tahliyatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan tidak dapat hidup sendiri tanpa pertolongan orang lain. Manusia membutuhkan kerjasama antara

Lebih terperinci

PENGANTAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU

PENGANTAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU PENGANTAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU I KETUT SUDARSANA 1. Pengertian Pendidikan Sanjana (2006:2) menyatakan bahwa adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar proses pembelajaran yang efektif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid. Baik secara individual maupun klasikal, baik disekolah maupun diluar sekolah.

Lebih terperinci

27. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD

27. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD 27. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan

Lebih terperinci

I Ketut Sudarsana. > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari

I Ketut Sudarsana. > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari I Ketut Sudarsana > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari Ajaran Tri Kaya Parisudha dapat dilaksanakan dengan cara memberikan arahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha pembinaan dan pengembangan generasi muda terus ditingkatkan sejalan dengan proses pembangunan nasional yang terus berlangsung baik didalam pendidikan formal sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Moral dalam kehidupan manusia memiliki kedudukan yang sangat penting. Nilai-nilai moral sangat diperlukan bagi manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap tidak sopan dan tidak bertanggung jawab terhadap tindakannya. Hal ini bisa dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara berkembang seperti Indonesia,

Lebih terperinci

PERANAN SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU (STAH) DHARMA SENTANA SULAWESI TENGAH DALAM MENINGKATKAN ETIKA MAHASISWA DI LINGKUNGAN KAMPUS

PERANAN SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU (STAH) DHARMA SENTANA SULAWESI TENGAH DALAM MENINGKATKAN ETIKA MAHASISWA DI LINGKUNGAN KAMPUS PERANAN SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU (STAH) DHARMA SENTANA SULAWESI TENGAH DALAM MENINGKATKAN ETIKA MAHASISWA DI LINGKUNGAN KAMPUS IG M. SUARNADA Program Studi Pendidikan Agama Hindu STAH Dharma Sentana

Lebih terperinci

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA - 1254 - D. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA KELAS : I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA - 446 - E. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA KELAS : I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu fenomena yang menarik pada zaman modern di Indonesia adalah pemahaman dan implementasi tentang nilai-nilai moral dalam kehidupan masyarakat kita yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat adalah berkisar pada permasalahan Juvenile (remaja), pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat adalah berkisar pada permasalahan Juvenile (remaja), pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu dan teknologi terus berkembang sejalan dengan kehidupan manusia. Pola kehidupan pun semakin universal. Suatu permasalahan yang sering muncul di masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6 BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6 A. Analisis Terhadap Konsep Pendidikan Keluarga Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan utama dan pertama

Lebih terperinci

K. Yasini Program Studi Pendidikan Agama Hindu STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah ABSTRAK

K. Yasini Program Studi Pendidikan Agama Hindu STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah   ABSTRAK PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA HINDU DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PENDIDIKAN BUDI PEKERTI UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN SISWA DI SD INPRES GUNUNG SARI KECAMATAN PASANG KAYU K. Yasini Program Studi Pendidikan Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan anak-anak supaya memiliki visi dan masa depan sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan anak-anak supaya memiliki visi dan masa depan sangat penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan generasi penerus bangsa. Di pundaknya teremban amanat guna melangsungkan cita-cita luhur bangsa. Oleh karena itu, penyiapan kader bangsa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi ini ikut menuntut kemajuan dalam segala sektor. Hal ini terlihat dengan adanya persaingan

Lebih terperinci

Pendidikan Keluarga (Membantu Kemampuan Relasi Anak-anak) Farida

Pendidikan Keluarga (Membantu Kemampuan Relasi Anak-anak) Farida Pendidikan Keluarga (Membantu Kemampuan Relasi Anak-anak) Farida Manusia dilahirkan dalam keadaan yang sepenuhnya tidak berdaya dan harus menggantungkan diri pada orang lain. Seorang anak memerlukan waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam memenuhi kewajiban maupun tanggung jawab kepada anak-anaknya. Pengasuhan dan pendidikan pertama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG 77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap bimbingan beragama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah BAB I PENDAHULUAN Bagian ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah yang meliputi: 1) Bagaimana efektivitas kebijakan pendidikan Budi Pekerti pada komunitas Homeschooling sekolah Dolan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan akhlak sangat penting ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.

Lebih terperinci

KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA DALAM ISLAM PENDEKATAN PSIKOLOGI. Proposal Disertasi : Oleh H. Arifuddin

KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA DALAM ISLAM PENDEKATAN PSIKOLOGI. Proposal Disertasi : Oleh H. Arifuddin Contoh Proposal Disertasi KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA DALAM ISLAM PENDEKATAN PSIKOLOGI Proposal Disertasi : Oleh H. Arifuddin A. Latar Belakang Masalah Telah menjadi pendapat umum bahwa pendidikan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu proses kegiatan berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Keberhasilan dalam dunia

Lebih terperinci

MEMBANGUN KARAKTER MELALUI INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DI LINGKUNGAN KELUARGA. Listyaningsih

MEMBANGUN KARAKTER MELALUI INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DI LINGKUNGAN KELUARGA. Listyaningsih MEMBANGUN KARAKTER MELALUI INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DI LINGKUNGAN KELUARGA Listyaningsih Emai: listyaningsih@unesa.ac.id Universitas Negeri Surabaya ABSTRAK Dalam rangka membangun karakter setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak mungkin ada orang tua yang berharapan jelek terhadap anak-anaknya.

BAB I PENDAHULUAN. Tidak mungkin ada orang tua yang berharapan jelek terhadap anak-anaknya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Harapan orang tua terhadap anak-anak mereka yaitu menginginkan anaknya menjadi orang yang baik, sopan santun, berbudi pekerti luhur, penuh tanggung jawab, patuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Tidak dipungkiri banyak kasus kekerasan yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Tidak dipungkiri banyak kasus kekerasan yang terjadi di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan akhlak siswa akhir-akhir ini banyak mendapat sorotan dari masyarakat luas. Tidak dipungkiri banyak kasus kekerasan yang terjadi di kalangan pelajar,

Lebih terperinci

Membangun Karakter Anak Usia Dini SERI BACAAN ORANG TUA

Membangun Karakter Anak Usia Dini SERI BACAAN ORANG TUA 21 SERI BACAAN ORANG TUA Membangun Karakter Anak Usia Dini Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Permasalahan moral banyak dibicarakan pada akhir abad 20 dan abad 21 ini. Dari hasil mengamati dan membaca fenomena yang akhir-akhir ini terjadi banyak peristiwa yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MORAL SISWA. DI MTs HASBULLAH KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MORAL SISWA. DI MTs HASBULLAH KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MORAL SISWA DI MTs HASBULLAH KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis Konsep Pendidikan Moral Siswa di MTs Hasbullah Kecamatan Karanganyar Kabupaten

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Kewarganegaraan.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Kewarganegaraan. PENEGAKAN KEDISIPLINAN DALAM RANGKA IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH (Studi Kasus di SMP Negeri 4 Tawang Sari, Kecamatan Tawang Sari, Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan manusia untuk merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan penting dalam proses

Lebih terperinci

PERANAN PHDI DALAM MENGANTISIPASI PERNIKAHAN DINI PEMUDA HINDU DI DESA KOSPA DUWATA KARYA KECAMATAN MASAMA KABUPATEN BANGGAI

PERANAN PHDI DALAM MENGANTISIPASI PERNIKAHAN DINI PEMUDA HINDU DI DESA KOSPA DUWATA KARYA KECAMATAN MASAMA KABUPATEN BANGGAI PERANAN PHDI DALAM MENGANTISIPASI PERNIKAHAN DINI PEMUDA HINDU DI DESA KOSPA DUWATA KARYA KECAMATAN MASAMA KABUPATEN BANGGAI K. Yasini Program Studi Pendidikan Agama Hindu STAH Dharma Sentana Sulawesi

Lebih terperinci

Semarang, 8 November 2016

Semarang, 8 November 2016 Semarang, 8 November 2016 Tahun Pelajaran 2015/2016 Permohonan orang tua kepada sekolah untuk melayani peserta didik penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 1.UUD 45 ps 31 (1) setiap warga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Keluarga adalah tempat pertama bagi anak belajar mengenai segala hal yang ada dalam kehidupan. Orang tua berperan penting dalam perkembangan anak dan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mana merupakan wujud cinta kasih sayang kedua orang tua. Orang tua harus membantu merangsang anak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. menguntungkan. Dimanapun dan kapanpun manusia itu menjalani proses

BAB IV ANALISA DATA. menguntungkan. Dimanapun dan kapanpun manusia itu menjalani proses BAB IV ANALISA DATA Manusia hidup di dunia tentunya tidak dapat hidup sendiri tanpa ada hubungan dengan manusia lain yang saling terkait satu sama lain. Hidup yang saling berkaitan akan menumbuhkan saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman selalu berubah setiap waktu, keadaan tidak pernah menetap pada suatu titik, tetapi selalu berubah.kehidupan manusia yang juga selalu berubah dari tradisional menjadi

Lebih terperinci

PERSEPEKTIF PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PERLINDUNGAN DIRI ANAK Oleh: Arumi Savitri Fatimaningrum, S.Psi., M.A.

PERSEPEKTIF PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PERLINDUNGAN DIRI ANAK Oleh: Arumi Savitri Fatimaningrum, S.Psi., M.A. 1 PERSEPEKTIF PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PERLINDUNGAN DIRI ANAK Oleh: Arumi Savitri Fatimaningrum, S.Psi., M.A. Perlindungan diri anak merupakan hal yang perlu kita galakkan pada masa sekarang ini. Maraknya

Lebih terperinci

MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK

MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK Artikel MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK Oleh : Drs. Mardiya Banyaknya anak yang cenderung nakal, tidak sopan, suka berkata kasar, tidak disiplin, tidak mau bekerjasama dengan teman, malas

Lebih terperinci

PERANAN GURU AGAMA HINDU DALAM MENANGGULANGI DEGRADASI MORAL PADA SISWA SMA NEGERI 2 TABANAN

PERANAN GURU AGAMA HINDU DALAM MENANGGULANGI DEGRADASI MORAL PADA SISWA SMA NEGERI 2 TABANAN 307 PERANAN GURU AGAMA HINDU DALAM MENANGGULANGI DEGRADASI MORAL PADA SISWA SMA NEGERI 2 TABANAN Oleh Kadek Dewi Setiawati Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar dsetiawati445@gmail.com Abstrak Diera globalisasi

Lebih terperinci

PEMBINAAN KEBERAGAMAAN REMAJA HINDU DI DESA TIRTASARI KABUPATEN PARIGI MOUTONG. Ni luh Ayu Eka Damayanti * ABSTRAK

PEMBINAAN KEBERAGAMAAN REMAJA HINDU DI DESA TIRTASARI KABUPATEN PARIGI MOUTONG. Ni luh Ayu Eka Damayanti * ABSTRAK PEMBINAAN KEBERAGAMAAN REMAJA HINDU DI DESA TIRTASARI KABUPATEN PARIGI MOUTONG Staff Pengajar STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah Ni luh Ayu Eka Damayanti * ABSTRAK Penelitian ini mengkaji tentang pembinaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam. Undang Undang No 2/1989 Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam. Undang Undang No 2/1989 Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam Undang Undang No 2/1989 Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas merumuskan tujuan pada Bab II, Pasal

Lebih terperinci

PENGURANGAN JAM KERJA BAGI PEREMPUAN: PROBLEM ATAU SOLUSI PERSPEKTIF PENDIDIKAN OLEH NURLENA RIFAI

PENGURANGAN JAM KERJA BAGI PEREMPUAN: PROBLEM ATAU SOLUSI PERSPEKTIF PENDIDIKAN OLEH NURLENA RIFAI PENGURANGAN JAM KERJA BAGI PEREMPUAN: PROBLEM ATAU SOLUSI PERSPEKTIF PENDIDIKAN OLEH NURLENA RIFAI Disampaikan pada diskusi publik PSGA Ruang Teater Psikologi Ciputat, 22 Desember 2014 MENGAPA PERLU PENGURANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan ibu, dan

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan ibu, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan sah yang dapat membentuk sebuah

Lebih terperinci

Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar. Menunjukkan contoh-contoh ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan)

Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar. Menunjukkan contoh-contoh ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan) Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar Kelas 1 Kompetensi Inti KD Lama KD Baru 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya Menunjukkan contoh-contoh ciptaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter yang akan ditunjukkan oleh anak-anaknya. Orang tua yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter yang akan ditunjukkan oleh anak-anaknya. Orang tua yang menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Orang tua merupakan sosok penting bagi setiap keberhasilan pendidikan dan karakter yang akan ditunjukkan oleh anak-anaknya. Orang tua yang menjadi panutan bagi anak-anaknya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom 1. Remaja melakukan penyimpangan karena kurangnya pengetahuan agama. Akhlak remaja adalah tingkah laku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap dan berperilaku.

Lebih terperinci

PENERAPAN AJARAN TRI KAYA PARISUDHA

PENERAPAN AJARAN TRI KAYA PARISUDHA PENERAPAN AJARAN TRI KAYA PARISUDHA DALAM PEMBENTUKAN PERILAKU YANG BAIK TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS II SD DI SD N 1 KAWAN BANGLI, KECAMATAN BANGLI KABUPATEN BANGLI TAHUN 2014/2015 Oleh : Luh Putu Novi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan diselenggarakan dalam rangka mengembangkan pengetahuan, potensi, akal dan perkembangan diri manuisa, baik itu melalui jalur pendidikan formal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia melupakan pendidikan karakter bangsa. Padahal, pendidikan karakter merupakan suatu pondasi bangsa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah 1. Pengertian Sosialisasi Sosialisasi menurut Child (dalam Sylva dan Lunt, 1998) adalah keseluruhan proses yang menuntun seseorang, yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal

I. PENDAHULUAN. pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan dan sangat menentukan bagi perkembangan serta kualitas diri individu dimasa

Lebih terperinci

SANKSI PACAMIL DI DESA BLAHBATUH GIANYAR DITINJAU DARI PENDIDIKAN KARAKTER

SANKSI PACAMIL DI DESA BLAHBATUH GIANYAR DITINJAU DARI PENDIDIKAN KARAKTER SANKSI PACAMIL DI DESA BLAHBATUH GIANYAR DITINJAU DARI PENDIDIKAN KARAKTER Oleh : Drs. I Ketut Rindawan, SH.,MH. ketut.rindawan@gmail.com Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya disiplin merupakan kebutuhan dasar bagi perkembangan perilaku anak mengingat masa ini merupakan masa yang sangat efektif untuk pembentukan perilaku moral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan dalam penelitian. Sub judul tersebut yaitu latar belakang, fokus masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

Lebih terperinci

MENJADI ORANGTUA TERBAIK UNTUK ANAK DENGAN METODE PENGASUHAN YANG TEPAT

MENJADI ORANGTUA TERBAIK UNTUK ANAK DENGAN METODE PENGASUHAN YANG TEPAT MENJADI ORANGTUA TERBAIK UNTUK ANAK DENGAN METODE PENGASUHAN YANG TEPAT Dwi Retno Aprilia, Aisyah Program Studi PGPAUD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan psikis seorang manusia. Pada usia anak-anak terjadi pematangan fisik yang siap merespon apa yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG Pendidikan adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia, sejak

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: RATIH SILVIANA A

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: RATIH SILVIANA A NASKAH PUBLIKASI PERANAN KEGIATAN KEPRAMUKAAN DALAM PENINGKATAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK DALAM MENTAATI TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI I SAWAHAN, NGEMPLAK, BOYOLALI TAHUN 2013/2014

Lebih terperinci

2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan

2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan Sumber: ibnulkhattab.blogspot.com Gambar 4.3 Masyarakat yang sedang Melakukan Kegiatan Musyawarah untuk Menentukan Suatu Peraturan. 2. Macam-Macam Norma a. Norma Kesusilaan Ketika seseorang akan berbohong,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai segi kehidupan. Kenyataan menunjukkan bahwa pemakaian bahasa. dalam suatu pembelajaran di lembaga pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai segi kehidupan. Kenyataan menunjukkan bahwa pemakaian bahasa. dalam suatu pembelajaran di lembaga pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, manusia tidak pernah terlepas dari pemakaian bahasa. Manusia sebagai makhluk sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang yang berada dalam lingkungan kehidupan tertentu. 1 Tingkah laku seseorang yang menggambarkan baik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu disiapkan Sumber Daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan menghayati tujuan, yang pada

BAB I PENDAHULUAN. memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan menghayati tujuan, yang pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam diikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pendidikan, sebab seseorang tidak bisa dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu memiliki penilaian moral yang berbeda-beda. Namun krisis moral

BAB I PENDAHULUAN. individu memiliki penilaian moral yang berbeda-beda. Namun krisis moral 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demensi moral erat hubungannya dengan dimensi watak. Setiap individu memiliki penilaian moral yang berbeda-beda. Namun krisis moral bisa diatasi dengan pembinaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara umum berarti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupannya pada taraf hidup yang lebih baik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pembangunan mental dan akhlak. Jika kita mempelajari pendidikan agama, maka akhlak merupakan sesuatu yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada, perbincangan tentang pendidikan akan tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rohani, dan proses ini merupakan usaha pendidik membimbing anak didik agar

BAB I PENDAHULUAN. rohani, dan proses ini merupakan usaha pendidik membimbing anak didik agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses secara sadar dalam membentuk karakter anak didik untuk mencapai perkembangannya menuju kedewasaan jasmani maupun rohani, dan proses

Lebih terperinci

Anak laki-laki yang dirawat dan mendapat sentuhan fisik ayah, dapat menerima diri secara positif dan merasa aman dengan maskulinitasnya.

Anak laki-laki yang dirawat dan mendapat sentuhan fisik ayah, dapat menerima diri secara positif dan merasa aman dengan maskulinitasnya. KOPI, Banda Aceh - Dalam suatu keluarga pastilah terdiri atas ayah, ibu dan anak-anaknya. Bila sang ibu bertungas sebagai pengasuh anak maka sang ayah berperan sebagai pembentuk karakter anak. Dalam memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masayarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat percaya bahwa

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masayarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat percaya bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Guru dapat dihormati oleh masyarakat karena kewibawaannya, sehingga masayarakat tidak meragukan figur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dosen merupakan faktor yang sangat dominan dan penting dalam pendidikan formal karena bagi mahasiswa dosen sering kali dijadikan tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan, maka berbicara pula tentang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan, maka berbicara pula tentang perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang pendidikan, maka berbicara pula tentang perkembangan peradaban manusia. Pendidikan berlangsung bagi siapa pun, kapan pun, dan dimana pun. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muda agar kelak dapat menghadapi kehidupan seperti sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. muda agar kelak dapat menghadapi kehidupan seperti sekarang ini. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah satu masalah fundamental dalam pembangunan bangsa dan menjadi bekal utama yang harus dimiliki oleh setiap generasi muda agar kelak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum. Definisi pendidikan secara luas (hidup) adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

Lebih terperinci

PENDIDIKAN DALAM KELUARGA

PENDIDIKAN DALAM KELUARGA Mata Kuliah Nama Dosen : Landasan Pendidikan : Dr. I Ketut Sudarsana, S.Ag.,M.Pd.H PENDIDIKAN DALAM KELUARGA OLEH PUTU YULIA SHARA DEWI NIM : 15.1.2.5.2.0861 PROGRAM MAGISTER (S2) DHARMA ACARYA PROGRAM

Lebih terperinci