BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum BPMPD Kabupaten Tabanan. Badan Penanaman Modal dan Perijinan Daerah Kabupaten Tabanan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum BPMPD Kabupaten Tabanan. Badan Penanaman Modal dan Perijinan Daerah Kabupaten Tabanan"

Transkripsi

1 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Gambaran Umum BPMPD Kabupaten Tabanan Badan Penanaman Modal dan Perijinan Daerah Kabupaten Tabanan (BPMPD) dibentuk berdasarkan Perda Kabupaten Tabanan Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tabanan. BPMPD Kabupaten Tabanan memiliki fungsi menjalankan misi pemerintah di bidang penanaman modal dan perijinan daerah, serta memiliki tugas pokok sebagai berikut: 1) Menyusun kebijakan urusan pemerintah dalam bidang penanaman modal dan perijinan daerah; 2) Merumuskan sasaran, kerjasama, promosi, pelayanan, pengendalian pelaksanaan, pengelolaan, data dan sistem informasi penanaman modal dan perijinan daerah; 3) Merencanakan pelaksanaan kegiatan bidang penanaman modal dan perijinan daerah; 4) Mengorganisasikan pelanksanaan kegiatan bidang penanaman modal dan perijinan daerah; 5) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan bidang penanaman modal dan perijinan daerah; 51

2 6) Mengkoordinasikan program kegiatan bidang penanaman modal dan perijinan daerah dengan instansi terkait Struktur Organisasi Struktur organisasi BPMPD Kabupaten Tabanan dibentuk sesuai tugas dan fungsi yang ditetapkan mengacu pada ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku. Berdasarkan Peraturan Bupati Tabanan Nomor 15 Tahun 2009 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja unit Pelaksana Teknis Dinas dan Badan dilingkungan Pemerintah Kabupaten Tabanan (Berita Daerah Kabupaten Tabanan Tahun 2009 Nomor 15). Adapun struktur organisasi Badan Penanaman Modal dan Perijinan Daerah (BPMPD) Kabupaten Tabanan sebagaimana Gambar 5.1.

3 53

4 54 Gambar 5.1 Struktur Badan Penanaman Modal dan Perijinan Daerah Kabupaten Tabanan.

5 54 Berdasarkan struktur organisasi tersebut maka untuk uraian tugas (job description) dari struktur BPMPD Kabupaten Tabanan adalah sebagai berikut: 1) Kepala Badan mempunyai tugas tugas dan fungsi sebagai berikut : a) Menyusun kebijakan urusan pemerintahan dalam bidang Penanaman Modal dan Perijinan Daerah; b) Merumuskan sasaran, kerjasama, promosi, pelayanan, pengendalian pelaksanaan, pengelolaan data dan sistem informasi penanaman modal dan perijinan; c) Merencanakan pelaksanaan kegiatan bidang penanaman modal dan perijinan daerah; d) Mengorganisasikan pelaksanaan kegiatan bidang penanaman modal dan perijinan daerah; e) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan bidang penanaman modal dan perijinan daerah; f) Mengkoordinasikan program kegiatan bidang penanaman modal dan perijinan daerah; g) Mengarahkan pelaksanaan kegiatan bidang penanaman modal dan perijinanan daerah; h) Membina bawahan dalam pelaksanaan kegiatan bidang penanaman modal dan perijinan Daerah i) Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karier; j) Menginventarisasi permasalahan bidang penanaman modal dan perijinan daerah dan mencari alternatif pemecahannya;

6 55 k) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan pemerintah atasan; l) Melaporkan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban. 2) Sekretaris mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut : a) Mengkoordinasikan kegiatan Badan Penanaman Modal dan Perijinan Daerah; b) Merumuskan sasaran bidang Badan Penanaman Modal dan Perijinan Daerah; c) Menyelenggarakan urusan umum, perencanaan, keuangan, kepegawaian dan hukum; d) Membina, mengarahkan bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas; e) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja yang telah ditetapkan, agar tugas-tugas terbagi habis; f) Mengevaluasi hasil kerja bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; g) Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karir; h) Menginventarisasi permasalahan secretariat Badan Penanaman Modal dan perijinan Daerah serta mengupayakan alternatif pemecahannya; i) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan; j) Melaporkan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban;

7 56 3) Sub Bagian Umum dan Perencanaan mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut : a) Melaksanakan urusan ketatausahaan dan rumah tangga Badan Penanaman Modal dan Perijianan Daerah; b) Melaksanakan penyusunanan dan merumuskan perencanaan pada Badan Penanaman Modal dan Perijinan Daerah; c) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja yang telah ditetapkan agar tugas-tugas terbagi habis; d) Member petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; e) Membimbing, mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan tugas; f) Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karir; g) Menginventarisasi permasalahan sub. Bagian Umum dan Perencanaan serta mencari alternatif pemecahannya; h) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan; i) Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban. 4) Sub. Bagian Keuangan mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut: a) Melaksanakan urusan keuangan pada Badan Penanaman Modal dan Perijinan Daerah; b) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja yang telah ditetapkan agar tugas-tugas terbagi habis;

8 57 c) Member petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; d) Membimbing, mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan tugas; e) Menialai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karir; f) Menginventarisasi permasalahan sub. Bagian Keuangan serta mencari alternatif pemecahannya; g) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan; h) Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban. 5) Sub. Bagian Hukum dan Kepegawaian mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut: a) Melaksanakan urusan di bidang hukum dan kepegawaian pada Badan Penanaman Modal dan Perijinan Daerah; b) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja yang telah ditetapkan agar tugas-tugas terbagi habis; c) Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; d) Membimbing, mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan tugas; e) Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karir; f) Menginventarisasi permasalahan sub. Bagian Hukum dan Kepegawaian serta mencari alternatif pemecahannya; g) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan;

9 58 h) Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban. 6) Bidang Penanaman Modal dan Perijinan mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut : a) Mengkoordinasikan pelaksanaan pengelolaan data dan system informasi penanaman modal dan perijinan; b) Merumuskan sasaran kegiatan penanaman modal dan perijinan; c) Membina, mengarahkan dan menyelenggarakan kegiatan penanaman modal dan perijinan; d) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja agar tugastugas terbagi habis; e) Mengevaluasi hasil kerja bawahan agar sesuai dengan program kerja; f) Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalam sesuai dengan ketentuan yang berlaku; g) Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karir; h) Melakukan kajian dan perencanaan dalam bidang penanaman modal dan perijinan; i) Menginventarisasi permasalahan penanaman modal dan perijinan secara keseluruhan serta mencari alternatif pemecahannya; j) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan; k) Melaporkan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban.

10 59 7) Sub Bidang Program Penanaman Modal mempunyai fungsi dan tugas sebagai berikut: a) Melaksanakan penelitian dan pengkajian potensi-potensi daerah bagi pengembangan penanaman modal; b) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja agar tugastugas terbagi habis; c) Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; d) Membimbing, mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan tugas; e) Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karir; f) Menginventarisasi permasalahan sub bidang program penanaman modal serta mencari alternatif pemecahannya; g) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan; h) Melaporkan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban. 8) Sub Bidang Program Perijinan mempunyai fungsi dan tugas sebagai berikut: a) Melaksanakan program system informasi perijinan bidang penanaman modal; b) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja agar tugastugas terbagi habis; c) Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; d) Membimbing, mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan tugas;

11 60 e) Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karir; f) Melaksanakan pedoman Petunjuk Teknis (Juknis) pemberian perijinan dan ketentuan yang berlaku; g) Melaksanakan tata laksana, prosedur tetap perijinan dalam rangka mewujudkan pelayanan prima; h) Menginventarisasi permasalahan sub bidang program perijinan serta mencari alternatif pemecahannya; i) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan; j) Melaporkan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban. 9) Bidang Promosi dan Kerja Sama Penanaman Modal mempunyai fungsi tugas sebagai berikut: a) Mengkoordinasikan pelaksanaan promosi dan kerja sama penanaman modal; b) Merumuskan sasaran kegiatan promosi dan kerja sama penanaman modal; c) Membina, mengarahkan dan menyelenggarakan kegiatan promosi dan kerja sama penanaman modal; d) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja agar tugastugas terbagi habis; e) Mengevaluasi hasil kerja bawahan agar sesuai dengan program kerja; f) Merencanakan sosialisasi, kerjasama atas kebijakan dan perencanaan, pengembangan kerja sama penanaman modal;

12 61 g) Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalam sesuai dengan ketentuan yang berlaku; h) Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karir; i) Melakukan kajian dan perencanaan promosi dan kerja sama penanaman modal; j) Menginventarisasi permasalahan promosi dan kerja sama penanaman modal secara keseluruhan serta mencari alternatif pemecahannya; k) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan; l) Melaporkan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban. 10) Sub Bidang Promosi mempunyai fungsi dan tugas sebagai berikut: a) Melaksanakan kegiatan promosi penanaman modal; b) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja agar tugastugas terbagi habis; c) Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; d) Membimbing, mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan tugas; e) Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karir; f) Menyiapkan bahan kegiatan promosi penanaman modal dalam dan luar negeri; g) Menginventarisasi permasalahan promosi dan kerjasama penanaman modal secara keseluruhan serta mencari alternatif pemecahannya; h) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan;

13 62 i) Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban. 11) Sub Bidang Kerjasama Penanaman Modal mempunyai fungsi dan tugas sebagai berikut: a) Melaksanakan kegiatan kerjasama penanaman modal; b) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja agar tugastugas terbagi habis; c) Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; d) Membimbing, mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan tugas; e) Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karir; f) Menyiapkan bahan kegiatan kerjasama penanaman modal; g) Menginventarisasi permasalahan sub bidang kerjasama penanaman modal serta mencari alternatif pemecahannya; h) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan; i) Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban. 12) Sub Bidang Pengendalian Penanaman Modal mempunyai fungsi dan tugas sebagai berikut: a) Melaksanakan kegiatan pengendalian pelaksanaan penanaman modal; b) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja agar tugastugas terbagi habis;

14 63 c) Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; d) Membimbing, mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan tugas; e) Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karir; f) Melaksanakan kegiatan monitoring dan pengawasan; g) Menginventarisasi permasalahan sub bidang pengendalian penanaman modal serta mencari alternatif pemecahannya; h) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan; i) Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban. 13) Bidang Pelayanan mempunyai fungsi dan tugas sebagai berikut: a) Mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan b) Merumuskan sasaran pelaksanaan kegiatan pelayanan; c) Membina, mengarahkan dan menyelenggarakan kegiatan dibidang pelayanan; d) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja agar tugastugas terbagi habis; e) Mengevaluasi hasil kerja bawahan agar sesuai dengan program kerja; f) Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; g) Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karir; h) Melakukan kajian dan perencanaan dalam bidang pelayanan;

15 64 i) Menginventarisasi permasalahan pelayanan secara keseluruhan serta mencari alternatif pemecahannya; j) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan; k) Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban. 14) Sub Bidang Verifikasi mempunyai fungsi dan tugas sebagai berikut: a) Melaksanakan kegiatan pelayanan verifikasi; b) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja agar tugastugas terbagi habis; c) Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; d) Membimbing, mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan tugas; e) Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karir; f) Menerima dan meneliti kelengkapan berkas permohonan ijin; g) Member layanan informasi prosedur perijinan; h) Melaksanakan penelitian teknis di lapangan sesuai dengan dokumen permohonan ijin; i) Menginventarisasi permasalahan sub bidang verifikasi serta mencari alternatif pemecahannya; j) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan; k) Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban.

16 65 15) Sub Bidang Penetapan mempunyai fungsi dan tugas sebagai berikut: a) Melaksanakan kegiatan pelayanan penetapan; b) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja agar tugastugas terbagi habis; c) Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; d) Membimbing, mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan tugas; e) Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karir; f) Menetapkan biaya kelayakan sesuai dengan tarif yang berlaku; g) Melaksanakan pemrosesan ijin sesuai dengan kewenangan dan ketentuan yang berlaku; h) Menerbitkan dan menyerahkan ijin yang sudah ditanda tangani pejabat yang berwenang; i) Menginventarisasi permasalahan sub bidang penetapan serta mencari alternatif pemecahannya; j) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan; k) Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban Visi dan Misi BPMPD Kabupaten Tabanan Perumusan visi BPMPD Kabupaten Tabanan mencerminkan apa yang ingin dicapai, memberikan arah dan fokus strategi yang jelas, mampu menjadi perekat komponen BPMPD Kabupaten Tabanan, memiliki orientasi masa depan,

17 66 mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dan mampu menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi. Berdasarkan hal tersebut maka visi BPMPD Kabupaten Tabanan adalah Terwujudnya Pelayanan Prima Dalam Meningkatkan Investasi Menuju Tabanan Sejahtera, Aman dan Berprestasi. Misi dari BPMPD Kabupaten Tabanan adalah mewujudkan pelayanan prima dan mewujudkan peningkatan investasi yang ramah lingkungan. 5.2 Aktivitas BPMPD Kabupaten Tabanan Aktivitas BPMPD Kabupaten Tabanan adalah melaksanakan pelayanan perijinan dan penanaman modal. Adapun jenis perijinan yang dilayani oleh BPMPD Kabupaten Tabanan sebanyak 15 (lima belas) jenis perijinan. Adapun jenis perijinan tersebut terdiri dari: Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Surat Ijin Tempat Usaha (SITU), Ijin Gangguan (HO), Surat ijin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Ijin Usaha Industri (IUI), Tanda Daftar Gudang (TDG), Ijin Tempat Usaha Minuman Beralkohol (SITU MIKOL), Surat Ijin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol (SIUP MIKOL), Ijin Penyosohan Gabah/Beras, Persetujuan Prinsip Membangun, Ijin Usaha Restoran, Rumah Makan dan Kafe, ijin Usaha Pondok Wisata, serta Ijin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum. Adapun jumlah pelayanan perijinan yang dilaksanakan di BPMPD Kabupaten Tabanan dari Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2014 disajikan dalam Gambar 5.2 sampai dengan Gambar 5.16.

18 67 a) Ijin Mendirikan Bangunan Gambar 5.2 Jumlah IMB yang terlayani dari Tahun Berdasarkan Gambar 5.2 di atas, IMB yang dikeluarkan oleh BPMPD Kabupaten Tabanan tahun 2010 sebanyak 479 ijin, tahun 2011 sebanyak 484 ijin, tahun 2012 sebanyak 1051 ijin, tahun 2013 sebanyak 1754 ijin, tahun 2014 sebanyak 1523 ijin. Tahun 2010 sampai dengan 2013 IMB yang dikeluarkan oleh BPMPD Kabupaten Tabanan terjadi peningkatan sedangkan tahun 2014 terjadi penurunan hal ini disebabkan karena permohonan baru tidak memenuhi target yang telah ditetapkan. b) SITU MIKOL

19 68 Gambar 5.3 Jumlah Ijin Situ Mikol yang terlayani dari Tahun Berdasarkan Gambar 5.3 di atas, Ijin Situ Mikol yang dikeluarkan oleh BPMPD Kabupaten Tabanan tahun 2010 sebanyak 15 ijin, tahun 2011 sebanyak 15 ijin, tahun 2012 sebanyak 16 ijin, tahun 2013 sebanyak 11 ijin, tahun 2014 sebanyak 8 ijin. Tahun 2014 terjadi penurunan jumlah ijin yang dikeluarkan diabndingkan dengan tahun 2013 hal ini disebabkan karena perpanjangan dan permohonan baru tidak memenuhi target yang telah ditetapkan c) Ijin Gangguan (HO) Gambar 5.4 Jumlah Ijin Gangguan (HO) yang diterbitkan dari Tahun Berdasarkan Gambar 5.4 di atas ijin gangguan yang diterbitkan oleh BPMPD Kabupaten Tabanan pada tahun 2010 sebanyak 298 ijin, tahun 2011 sebanyak 328 ijin, tahun 2012 sebanyak 402, tahun 2013 sebanyak 501, dan tahun

20 sebanyak 371 ijin. Tahun tahun 2012 Ijin Gangguan belum memenuhi target hal ini disebabkan karena ijin yang belum diperpanjang/kadaluwarsa disamping kurangnya pemahaman masyarakat terhadap arti pentingnya ijin. d) SIUP MIKOL Gambar 5.5 Jumlah SIUP MIKOL yang diterbitkan dari Tahun Berdasarkan Gambar 5.5 di atas SIUP MIKOL yang diterbitkan oleh BPMPD Kabupaten Tabanan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 tidak menerbitkan ijin tersebut, namun di tahun 2014 BPMPD Kabupaten Tabanan

21 70 menerbitkan SIUP MIKOL sebanyak 7 ijin hal ini karena masyarakat telah sadar bahwa setiap usaha yang dilakukan terlebih dahulu harus dilengkapi dengan perijinan. e) Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) Gambar 5.6 Ijin Usaha Perdagangan SIUP yang diterbitkan pada Tahun Berdasarkan Gambar 5.6 di atas jumlah SIUP yang diterbitkan oleh BPMPD Kabupaten Tabanan tahun 2010 sebanyak 919 ijin, tahun 2011 sebanyak 925 ijin, tahun 2012 sebanyak 1123 ijin, tahun 2014 sebanyak 1136 ijin. f) Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

22 71 Gambar 5.7 Tanda Daftar Perdagangan yang diterbitkan BPMPD Kabupaten Tabanan Tahun Berdasarkan Gambar 5.7 di atas jumlah TDP yang diterbitkan oleh BPMPD Kabupaten Tabanan pada tahun 2010 sebanyak 1054 ijin, tahun 2011 sebanyan 1060 ijin, tahun 1236 ijin, tahum 2013 sebanyak 1404 ijin, tahun 2014 sebanyak 1220 ijin. g) Ijin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum Gambar 5.8 Ijin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum yang diterbitkan oleh BPMPD Kabupaten Tabanan Tahun Berdasarkan Gambar 5.8 di atas jumlah Ijin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum yang diterbitkan BPMPD Kabupaten Tabanan tahun 2010 sebanyak 5 ijin, tahun 2011 sebanyak 5 ijin, tahun 2012 sebanyak 15 ijin, tahun 2013 sebanyak 18 ijin, dan tahun 2014 sebanyak 8 ijin. h) Ijin Usaha Restoran, Rumah Makan dan Kafe

23 Gambar 5.9 Ijin Usaha Restoran, Rumah Makan dan Kafe yang diterbitkan BPMPD Kabupaten Tabanan Tahun Berdasarkan Gambar 5.9 di atas jumlah Ijin Usaha Restoran, Rumah Makan dan Kafe yang diterbitkan BPMPD Kabupaten Tabanan tahun 2010 sebanyak 5 ijin, tahun 2011 sebanyak 5 ijin, tahun 2012 sebanyak 15 ijin, tahun 2013 sebanyak 11 ijin, dan tahun 2014 sebanyak 6 ijin. i) Ijin Usaha Pondok Wisata

24 Gambar 5.10 Ijin Usaha Pondok Wisata yang diterbitkan oleh BPMPD Kabupaten Tabanan Tahun Berdasarkan gambar 5.10 di atas jumlah ijin usaha pondok wisata yang diterbitkan oleh BPMPD Kabupaten Tabanan tahun 2010 sebanyak 49 ijin, tahun 2011 sebanyak 41 ijin, tahun 2012 sebanyak 39 ijin, tahun 2013 sebanyak 32 ijin, dan tahun 2014 sebanyak 23 ijin. j) Ijin Usaha Hotel Melati Gambar 5.11 Ijin Usaha Hotel Melati yang diterbitkan oleh BPMPD Kabupaten Tabanan Tahun Berdasarkan gambar 5.11 di atas jumlah ijin hotel melati yang diterbitkan oleh BPMPD Kabupaten Tabanan pada tahun 2010 sebanyak 6 ijin, tahun 2011 sebanyak 5 ijin, tahun 2012 sebanyak 17 ijin, tahun 2013 sebanyak 11 ijin, dan tahun 2014 sebanyak 13 ijin. k) Ijin Tempat Usaha (SITU)

25 Gambar 5.12 Ijin Tempat Usaha yang diterbitkan BPMPD Kabupaten Tabanan Tahun Berdasarkan gambar 5.12 di atas jumlah ijin tempat usaha yang diterbitkan oleh BPMPD Kabupaten Tabanan pada tahun 2010 sebanyak 1083 ijin, tahun 2011 sebanyak 1090 ijin, tahun 2012 sebanyak 1252 ijin, tahun 2013 sebanyak 1419 ijin, dan tahun 2014 sebanyak 1228 ijin. l) Ijin Usaha Industri

26 Gambar 5.13 Ijin Usaha Industri yang diterbitkan BPMPD Kabupaten Tabanan Tahun Berdasarkan gambar 5.13 di atas jumlah ijin usaha industri yang diterbitkan oleh BPMPD Kabupaten Tabanan pada tahun 2010 sebanyak 129 ijin, tahun 2011 sebanyak 115 ijin, tahun 2012 sebanyak 160 ijin, tahun 2013 sebanyak 170 ijin, dan tahun 2014 sebanyak 133 ijin. m) Tanda Daftar Gudang (TDG) Gambar 5.14 Tanda Daftar Gudang yang diterbitkan BPMPD Kabupaten Tabanan Tahun Berdasarkan gambar 5.14 di atas jumlah ijin Tanda Daftar Gudang (TDG) yang diterbitkan oleh BPMPD Kabupaten Tabanan pada tahun 2010 sebanyak 20 ijin, tahun 2011 sebanyak 16 ijin, tahun 2012 sebanyak 12 ijin, tahun 2013 sebanyak 13 ijin, dan tahun 2014 sebanyak 35 ijin dengan semakin meningkatnya jumlah ijin yang dikeluarkan oleh BPMPD Kabupaten Tabanan menandakan

27 76 bahwa masyarakat telah sadar bahwa setiap usaha yang dilakukan terlebih dahulu harus dilengkapi dengan perijinan, n) Ijin Penyosohan Gabah Gambar 5.15 Ijin Penyosohan Gabah yang diterbitkan BPMPD Kabupaten Tabanan Tahun Berdasarkan gambar 5.15 di atas pada tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013 BPMPD Kabupaten Tabanan tidak menerbitkan ijin penyosohan gabah namun di tahun 2014 BPMPD Kabupaten Tabanan menerbitkan ijin sebanyak 31 ijin hal ini disebabkan karena masyarakat telah sadar bahwa setiap usaha yang dilakukan terlebih dahulu harus dilengkapi dengan perijinan yang sesuai dengan jenis usaha yang dilakukannya. o) Persetujuan Prinsip

28 Gambar 5.16 Persetujuan Prinsp yang diterbitkan BPMPD Kabupaten Tabanan Tahun Berdasarkan gambar 5.16 di atas pada tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013 BPMPD Kabupaten Tabanan tidak menerbitkan persetujuan prinsip namun di tahun 2014 BPMPD Kabupaten Tabanan menerbitkan ijin sebanyak 6 ijin hal ini karena masyarakat telah sadar bahwa setiap usaha yang dilakukan terlebih dahulu harus dilengkapi dengan perijinan yang sesuai dengan jenis usaha yang dilakukannya. 5.3 Pengujian Instrumen Penelitian Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen dalam penelitian dapat dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang ingin diukur. Dikatakan reliabel jika dapat mengukur gejala yang sama secara tetap atau konsisten. Instrumen dapat dikatakan valid jika memiliki koefisien korelasi antara butir dengan skor total dalam instrumen tersebut lebih

29 besar dari 0,300 dengan tingkat kesalahan Alpha 0,05. Instrumen dapat dikatakan reliabel jika memiliki koefisien Alpha Cronbach minimal 0,600. Analisis validitas dan reliabilitas diselesaikan dengan menggunakan program Statistical Package for Socil Science (SPSS) for windows versi Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini disampaikan dalam Tabel 5.1 Tabel 5.1 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Kepuasan Pelanggan No. Dimensi Koefisen Korelasi Alpha Cronbach 1 Prosedur pelayanan 1 0,914 2 Persyaratan pelayanan 0,513 0,911 3 Kejelasan petugas pelayanan 0,326 0,913 4 Kedisiplinan petugas pelayanan 0,422 0,913 5 Tanggung jawab petugas pelayanan 0,322 0,913 6 Kemampuan petugas pelayanan 0,432 0,911 7 Kecepatan pelayanan 0,607 0,910 8 Keadilan mendapatkan pelayanan 0,330 0,913 9 Kesopanan dan keramahan petugas 0,546 0, Kewajaran biaya pelayanan 0,500 0, Kepastian biaya pelayanan 0,313 0, Kepastian jadwal pelayanan 0,496 0, Kenyamanan lingkungan 0,490 0, Keamanan pelayanan 0,400 0, Berdasarkan Tabel 5.1 semua instrumen yang digunakan untuk kepuasan pelanggan dikatakan valid karena memiliki nilai koefisien korelasi diatas 0,3 dan dapat dikatakan reliabel karena semua dimensi memiliki Alpha Cronbach diatas 0,6. Tabel 5.2 menunjukkan bahwa semua instrumen yang digunakan untuk kepuasan karyawan dikatakan valid karena memiliki nilai koefisien korelasi diatas 0,3 dan dapat dikatakan reliabel karena semua dimensi memiliki Alpha Cronbach di atas 0,6.

30 79 Tabel 5.2 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Kepuasan Karyawan No. Dimensi Interval Koefisien Korelasi Alpha Cronbach 1 Kerja secara mental 0,726 0,840 0,854 2 Ganjaran 0,731 0,902 0,863 3 Kondisi kerja 0,814 0,869 0,836 4 Rekan kerja 0,730 0,894 0,881 5 Kesesuain dengan kepribadian 0,745 0,833 0, Hasil dan Pembahasan Penilaian Kinerja BPMPD Kabupaten Tabanan berdasarkan Balanced Scorecard Penilaian Kinerja dari Perspektif Keuangan Perspektif keuangan dalam organisasi sektor publik terkait dengan upaya perbaikan kinerja keuangan dengan cara meningkatkan pendapatan dan mengurangi biaya. Upaya meningkatkan pendapatan dan mengurangi biaya dimaksudkan guna meningkatkan kemandirian fiskal yang dapat digunakan meningkatkan pelayanan (Mahmudi, 2010). BPMPD Kabupaten Tabanan sebagai organisasi yang mempunyai fungsi menjalankan misi pemerintah di bidang penanaman modal dan perijinan daerah, pengukuran perspektif keuangan tidaklah gampang, karena organisasi ini bersifat memberikan pelayanan kepada masyarakat. Perspektif Keuangan dalam penelitian ini menggunakan pengukuran Value For Money yaitu mengukur tingkat ekonomi, tingkat efisiensi dan tingkat efektivitas BPMPD Kabupaten Tabanan. Pengukuran Value For Money

31 menggunakan data anggaran pendapatan, realisasi pendapatan, anggaran belanja, dan realisasi belanja pada BPMPD Kabupaten Tabanan tahun 2010 sampai dengan tahun Tingkat ekonomi, efisiensi dan efektivitas BPMPD Kabupaten Tabanan tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 disajikan pada Tabel Pengukuran Tingkat Ekonomi Tabel 5.3 Tingkat Ekonomi BPMPD Kabupaten Tabanan Tahun Tahun Anggaran (rupiah) Realisasi (rupiah) Ekonomi (%) , ,00 96, , ,00 95, , ,00 94, , ,00 97, , ,00 95,95 Sumber: Lampiran I 80 Berdasarkan Tabel 5.3 di atas tingkat ekonomi yang dilakukan oleh BPMPD Kabupaten Tabanan tahun 2010 adalah 96,75 persen, tahun 2011 sebesar 95,11 persen, tahun 2012 sebesar 94,97 persen, tahun 2013 sebesar 97,18 persen, dan tahun 2014 sebesar 95,95 persen kinerja keuangan institusi dikatakan ekonomis apabila diperoleh nilai kurang dari 100 persen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keuangan BPMPD Kabupaten Tabanan untuk tingkat ekonomi telah ekonomis, artinya realisasi belanja selalu lebih kecil dibandingkan dengan anggaran belanja yang telah ditetapkan. Ekonomis berkaitan dengan meminimalkan biaya untuk memperoleh sumber daya pada tingkat tertentu (spending less).

32 Pengukuran Tingkat Efisiensi. Pengukuran tingkat efisiensi pada BPMPD Kabupaten Tabanan disajikan pada Tabel 5.4 berikut : Tabel 5.4 Tingkat Efisiensi BPMPD Kabupaten Tabanan Tahun Pendapatan (rupiah) Belanja Langsung (rupiah) Efisiensi (%) , ,00 17, , ,00 26, , ,00 45, , ,00 37, , ,00 46,22 Sumber : Lampiran I Berdasarkan Tabel 5.4 tingkat efisiensi yang dilakukan oleh BPMPD Kabupaten Tabanan tahun 2010 adalah 17,55 persen, tahun 2011 adalah 26,33 persen, tahun 2012 adalah 45,72 persen, tahun 2013 adalah 37,57 persen dan tahun 2014 adalah 46,22 persen kinerja keuangan institusi dikatakan efisien apabila diperoleh nilai kurang dari 100 persen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 secara keseluruhan persentasenya kurang dari 100 persen artinya efisien karena realisasi belanja lebih kecil dari pendapatan yang diperoleh oleh BPMPD Kabupaten Tabanan. Suatu organisasi dapat dikatakan efisien apabila mampu menghasilkan output tertentu dengan input serendah-rendahnya, atau dengan input tertentu mampu menghasilkan output sebesar-besarnya (spending well) Pegukuran Tingkat Efektivitas Pengukuran tingkat Efektivitas BPMPD Kabupaten Tabanan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 disajikan pada Tabel 5.5.

33 82 Tabel 5.5 Tingkat Efektivitas BPMPD Kabupaten Tabanan Tahun Tahun Anggaran Pendapatan (rupiah) Realisasi Pendapatan (rupiah) Efektivitas , ,00 103, , ,00 142, , ,00 93, , ,00 70, , ,00 63,11 Sumber : Lampiran I Berdasarkan Tabel 5.5 tingkat efektivitas BPMPD Kabupaten Tabanan Tahun 2010 sebesar 103,63 persen, tahun 2011 sebesar 142,93 persen, tahun 2012 sebesar 93,60 persen, tahun 2013 sebesar 70,72 persen, tahun 2014 sebesar 63,11 persen kinerja keuangan institusi dikatakan efektif apabila diperoleh nilai kurang dari 100 persen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada tahun 2010 dan tahun 2011 kinerja keuangan untuk efektivitas tidak efektif karena nilai yang diperoleh diatas 100 persen hal ini disebabkan karena realisasi pendapatan lebih kecil dibandingkan dengan anggaran pendapatan yang telah ditetapkan. Tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 terjadi peningkatan tingkat efektivitas hal ini disebabkan karena realisasi pendapatan melebihi dari anggaran pendapatan yang telah ditetapkan. Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tuuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional BPMPD Kabupaten Tabanan telah efektif karena output yang dihasilkan telah memenuhi tujuan dan sasaran akhir kebijakan yang diharapkan (spending wisely).

34 83 Berdasarkan data pendapatan dan belanja BPMPD Kabupaten Tabanan tahun 2010 sampai dengan 2014 maka tingkat ekonomi, efisiensi dan efektifitas keuangan diasajikan pada Tabel 5.6 berikut: Tabel 5.6 Ikhtisar Tingkat Ekonomi, Tingkat Efisiensi dan Tingkat Efektifitas Keuangan BPMPD Kabupaten Tabanan Tahun 2010 sampai dengan 2014 No. Tahun Tolok Ukur (%) Ekonomi (%) Efisiensi (%) Efektivitas (%) ,75 17,55 103, ,11 26,33 142, ,97 45,72 93, ,18 37,57 70, ,95 46,22 63,11 Rata-rata ,68 94,80 Sumber: Data diolah, 2015 Penilaian kinerja BPMPD Kabupaten Tabanan dilihat dari perspektif keuangan menggunakan pengukuran Value For Money, terdiri dari pengukuran tingkat ekonomi, tingkat efisiensi dan tingkat efektivitas dengan nilai rata rata 75,16 persen, yang artinya bahwa penilaian kinerja BPMPD Kabupaten Tabanan dilihat dari perspektif keuangan adalah baik Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan Kepuasan pelayanan adalah hasil pendapat dan penilaian masyarakat terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh aparatur penyelenggara pelayanan publik. Kinerja perspektif pelanggan diukur dengan IKM yang dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada masyarakat. Responden dalam penilitian ini adalah 98 orang responden yang mengurus perijinan pada BPMPD Kabupaten Tabanan pada tahun Kuesioner yang telah terisi kemudian dikumpulkan

35 84 untuk selanjutnya diolah. Proses dan analisis data dilakukan sesuai dengan petunjuk Keputusan MENPAN Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004. Adapun nilai rata-rata masing-masing dimensi dan IKM BPMPD Kabupaten Tabanan disajikan dalam Tabel 5.6 Tabel 5.6 Nilai Rata-Rata (NRR) dan Nilai Indeks per Unsur Pelayanan No. Unsur Pelayanan NRR Keterangan 1 Prosedur pelayanan 3,23 Baik 2 Persyaratan pelayanan 3,14 Baik 3 Kejelasan petugas pelayanan 3,15 Baik 4 Kedisiplinan petugas pelayanan 3,22 Baik 5 Tanggung jawab petugas pelayanan 3,18 Baik 6 Kemampuan petugas pelayanan 3,16 Baik 7 Kecepatan pelayanan 3,09 Baik 8 Keadilan mendapatkan pelayanan 3,09 Baik 9 Kesopanan dan keramahan petugas 3,15 Baik 10 Kewajaran biaya pelayanan 3,16 Baik 11 Kepastian biaya pelayanan 2,69 Baik 12 Kepastian jadwal pelayanan 2,33 Kurang baik 13 Kenyamanan lingkungan 2,87 Baik 14 Keamanan pelayanan 3,02 Baik Sumber: lampiran 2 Nilai Indeks per unsur pelayanan dihitung dengan cara sebagai berikut: (3,23 x 0,071) + (3,14 x 0,0071) + (3,15 x 0,071) + (3,22 x 0,071) + (3,18 x 0,071) + (3,16 x 0,071) + (3,09 x 0,071) + (3,09 x 0,071) + (3,15 x 0,071) + (3,16 x 0,071) + (2,69 x 0,071) + (2,33 x 0,071) + (2,87 x 0,071) + (3,02 x 0,071) = 3,024. Nilai indeks unit pelayanan hasilnya sebagai berikut: a) Nilai IKM setelah dikonversi = 3,02 x 25 = 75,46 b) Mutu pelayanan dari BPMPD Kabupaten Tabanan adalah B c) Kinerja unit pelayanan Baik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, secara keseluruhan Indeks Kepuasan Masyarakat akan pelayanan BPMPD Kabupaten Tabanan adalah baik.

36 85 Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan oleh BPMPD Kabupaten Tabanan dapat memenuhi harapan masyarakat dan mampu memuaskan mereka Karena terpenuhinya kepentingan (important) dengan kenyataan yang dirasakan, namun perlu digaris bawahi bahwa kualitas pelayanan masih harus ditingkatkan karena masih ada indikator yang indeksnya menunjukkan kinerja yang kurang baik. Dari 14 indikator yang diteliti ada 13 indikator dengan kategori pelayanan yang baik dan mampu memuaskan pengguna jasa sedangkan 1 indikator lainnya masuk dalam kategori kurang baik sehingga perlu adanya pembenahan dalam hal pelayanan. Tiga belas indikator yang masuk dalam kategori baik adalah prosedur pelayanan, persyaratan pelayanan, kejelasan petugas pelayanan, kedisiplinan petugas pelayanan, tanggungjawab petugas, kemampuan petugas layanan, kecepatan pelayanan, keadilan mendapat pelayanan, kesopanan dan keramahan petugas, kewajaran biaya pelayanan, kepastian biaya pelayanan, kenyamanan lingkungan, dan keamanan lingkungan sedangkan 1 indikator dalam kategori kurang baik adalah kepastian jadwal pelayanan Penilaian Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal BPMPD Kabupaten Tabanan perlu mempertimbangkan perspektif bisnis internal dalam penilaian kinerja dengan mengukur kapasitas infrastruktur. Infrastruktur yang ada pada BPMPD Kabupaten Tabanan berasal dari dana APBD Kabupaten Tabanan. Kapasitas infrastruktur diukur dengan menghitung penambahan besaran nilai sarana dan prasarana berupa aset tetap yang

37 dipergunakan untuk menunjang operasional BPMPD Kabupaten Tabanan guna meningkatkan mutu pelayanan. Adapun nilai dari aset tetap BPMPD Kabupaten 86 Tabanan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 berasal dari APBD Kabupaten Tabanan disajikan pada Tabel 5.7 berikut: Tabel 5.7 Penambahan / pengurangan nilai aset tetap BPMPD Kabupaten Tabanan dari APBD Tahun Tahun Penambahan / Pengurangan nilai aset tetap (rupiah) , , , , ,15 Sumber: lampiran 3 Berdasarkan Tabel 5.7 di atas pada tahun 2010 jumlah aset tetap sebesar Rp ,15, tahun 2011 sebesar Rp ,15, tahu 2012 sebesar Rp ,15, tahun 2013 sebesar Rp ,15, tahun 2014 Rp ,15. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap tahun terjadi penambahan nilai aset tetap dengan rata rata penambahan sebesar Rp ,67 per tahun atau 20,67 persen per tahun. Tahun 2012 ada penurunan nilai aset hal ini disebabkan karena adanya pengurangan aset tetap dan adanya aset tetap yang rusak berat sehingga ditempatkan pada pos aset lainnya. Kinerja BPMPD Kabupaten Tabanan diniliai dari perspektif proses bisnis internal adalah baik. Penambahan aset tetap tersebut guna mendukung operasional BPMPD Kabupaten Tabanan sehingga terjadi peningkatan kualitas proses atau mutu pelayanan BPMPD Kabupaten Tabanan.

38 Penilaian Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan 1) Tingkat Kepuasan Karyawan Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan BPMPD Kabupaten Tabanan dinilai dengan tolak ukur tingkat kepuasan karyawan. Data yang digunakan untuk mengukur kepuasan karyawan dikumpulkan dengan kuesioner. Responden dalam penilitian ini adalah karyawan pada BPMPD Kabupaten Tabanan yaitu sebanyak 33 orang responden. Tabel 5.8 Nilai Rata-rata Masing-masing Dimensi Kualitas jasa dan Tingkat Kepuasan Karyawan BPMPD Kabupaten Tabanan No. Dimensi Nilai Nyata rata-rata Predikat 1 Kerja secara mental 4,30 Puas 2 Ganjaran 4,12 Puas 3 Kondisi kerja 4,15 Puas 4 Rekan kerja 4,36 Puas 5 Kesesuaian dengan kepribadian 4,05 Puas Rata-rata 4,20 Sumber: data primer diolah Berdasarkan Tabel 5.8 nilai rata-rata dimensi kerja secara mental 4,30, ganjaran 4,12, kondisi kerja 4,15, rekan kerja 4,36 dan kesesuaian dengan kepribadian 4,05 dengan predikat puas. Hal ini berarti para karyawan puas dengan pekerjaan yang mereka lakukan di BPMPD Kabupaten Tabanan. Berdasarkan data tersebut menunjukkan kinerja BPMPD Kabupaten Tabanan ditinjau dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan indikator kepuasan karyawan adalah baik. 2) Produktivitas Karyawan Produktivitas karyawan merupakan suatu ukuran hasil, dampak keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian kerja karyawan, inovasi,

39 proses internal dan kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah untuk membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para karyawan dengan jumlah karyawan yang dikerahkan untuk menghasilkan keluaran tersebut. Adapun jumlah karyawan dan jumlah ijin yang dikeluarkan oleh BPMPD Kabupaten Tabanan tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 disajikan pada tabel 5.9 Tabel 5.9 Tingkat Produktivitas Tahun Tahun Jumlah karyawan Jumlah ijin yang Produktivitas (orang) dikeluarkan Jumlah Rata-rata Berdasarkan hasil perhitungan tingkat produktivitas tersebut, persentase kenaikan dan penurunan setiap tahunnya disajikan pada Tabel 5.10 berikut: Tabel Rasio Produktivitas Karyawan BPMPD Kabupaten Tabanan Tahun Tahun Tingkat Produktivitas per karyawan Kenaikan/Penurunan Persentase (%) , , ,4 Sumber: Data diolah Berdasarkan Tabel 5.10 menunjukkan bahwa tingkat produktivitas per karyawan tahun 2010 sebesar 71 ijin per tahun. Tahun 2011 tingkat produktivitas setiap karyawan sebesar 73 ijin per tahun terjadi peningkatan sebesar 2,8 persen.

40 89 Tahun 2012 tingkat produktivitas setiap karyawan sebesar 95 ijin per tahun terjadi peningkatan sebesar 30 persen. Tahun 2013 tingkat produktivitas karyawan setiap karyawan sebesar 125 ijin per tahun terjadi peningkatan sebesar 31,58 persen. Tahun 2014 tingkat produktivitas setiap karyawan sebesar 117 ijin per tahun terjadi penurunan tingkat produktivitas dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu sebesar 6.4 persen hal ini disebabkan karena menurunnya permohonan baru untuk proses perijinanan. Tingkat produktivitas karyawan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 dengan rata-rata produktivitas sebesar 96 ijin per orang. Kinerja BPMPD Kabupaten Tabanan ditinjau dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang diukur dengan tingkat produktivitas karyawan mengalami pertumbuhan yang positif atau baik Indeks Komposit Kinerja BPMPD Kabupaten Tabanan Indeks Komposit (IK) merupakan suatu ideks gabungan dari empat perspektif yang diamati, untuk mendapatkan satu persepsi yang utuh tentang kinerja BPMPD Kabupaten Tabanan. IK dibentuk dengan memberikan bobot pada masing masing perspektif yang diamati dalam hal ini dari perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menurut prioritas penciptaan kinerja BPMPD Kabupaten Tabanan. Wawancara yang telah dilaksanakan dengan responden kunci dalam hal ini kepala BPMPD Kabupaten Tabanan yang dilakukan dengan in-depth interview maka disepakati pembobotan masing masing perspektif sebagai berikut : 1)

41 90 perspektif keuangan diberikan bobot 10 persen, 2) perspektif pelanggan merupakan hal sangat penting dalam menunjang proses pelayanan untuk memenuhi tuntutan masyarakat dengan demikian bobotnya lebih besar dari pada perspektif yang lain yaitu sebesar 50 persen, 3) perspektif proses bisnis internal diberikan bobot sebesar 20 persen, 4) perspektif pembelajaran dan pertumbuhan diberi bobot 20 persen. Indeks Komposit disusun dengan rumus IK = 10%(PK) + 50%(PP) + 20%(PI) + 20%(PB) 100% Keterangan IK PK PP PI PB = Indeks Komposit = Perspektif Keuangan = Perspektif Pelanggan = Perspektif Proses Bisnis Internal = Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Hasil perhitungan menggunakan rumus di atas menunjukkan bahwa IK Kinerja BPMPD Kabupaten Tabanan sebagaimana tersaji secara rinci pada Tabel 5.11 Tabel 5.11 Indeks Komposit Kinerja BPMPD Kabupaten Tabanan No Perspektif Skor rata-rata IK 1 Keuangan 75,16 7,52 2 Pelanggan 75,46 37,73 3 Proses Bisnis Internal 20,67 4,13 4 Pembelajaran dan Pertumbuhan 50,10 10,02 Indeks Komposit 59,4

42 91 Tabel 5.11 menunjukkan nilai IK sebesar 59,4 yang artinya bahwa kualifikasi kinerja BPMPD Kabupaten Tabanan adalah sedang, dengan tingkat keberhasilan adalah cukup berhasil. Kualifikasi ini menunjukkan bahwa secara umum kinerja BPMPD Kabupaten Tabanan saat ini sudah cukup berhasil dalam mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Namun perlu dilakukan pembenahan pada perspektif proses bisnis internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Penambahan aset tetap untuk menunjang penyelenggaraan pelayanan di BPMPD Kabupaten Tabanan perlu diprioritaskan, mengingat saat ini BPMPD Kabupaten Tabanan belum memiliki gedung kantor yang representatif, selain itu perlu dilakukan upaya- upaya untuk meningkatkan produktivitas karyawan dalam penerbitan ijin.

43 92 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis Balanced Scorecard pada BPMPD Kabupaten Tabanan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a) Kinerja BPMPD Kabupaten Tabanan ditinjau dari perspektif keuangan yang diukur berdasarkan Value for Money sudah ekonomis, efisien dan efektif. b) Kinerja BPMPD Kabupaten Tabanan ditinjau dari dari perspektif pelanggan yang diukur dengan Indeks Kepuasan Masyarakat dengan nilai IKM sebesar 75,60 yang berarti bahwa mutu pelayanan dari BPMPD Kabupaten Tabanan adalah baik. c) Kinerja BPMPD Kabupaten Tabanan ditinjau dari perspektif proses bisnis internal yang diukur dengan penambahan kapasitas infrastruktur adalah baik. d) Kinerja BPMPD Kabupaten Tabanan ditinjau dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang diukur dengan tingkat kepuasan karyawan dengan nilai rata-rata kepuasan yang menunjukkan puas sehingga menunjukkan kinerja yang baik. Sedangkan produktivitas karyawan menunjukkan pertumbuhan yang positif.

44 93 e) Kinerja BPMPD Kabupaten Tabanan ditinjau secara keseluruhan mendapatkan penilaian dengan kualifikasi sedang dan memiliki tingkat keberhasilan cukup berhasil. 6.2 Saran Berdasarkan kesimpulan mengenai kinerja BPMPD Kabupaten Tabanan, maka saran yang dapat disampaikan: a) BPMPD Kabupaten Tabanan hendaknya dapat mempertahankan indikator prosedur pelayanan, persyaratan pelayanan, kejelasan petugas pelayanan, kedisiplinan petugas pelayanan, tanggung jawab petugas pelayanan, kemampuan petugas pelayanan, kecepatan pelayanan, keadilan mendapatkan pelayanan, kesopanan dan keramahan petugas, kewajaran biaya pelayanan, dan keamanan pelayanan. Indikator kepastian jadwal pelayanan harus lebih ditingkatkan lagi dengan melaksanakan waktu pelayanan yang tepat sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. b) BPMPD Kabupaten Tabanan hendaknya menambah kapasitas infrastruktur guna mendukung kualitas pelayanan agar semakin baik. c) BPMPD Kabupaten Tabanan hendaknya dapat mempertahankan dan meningkatkan indikator kepuasan karyawan agar pelayanan yang diberikan kepada masyarakat lebih baik lagi. Serta dapat meningkatkan produktivitas karyawan. d) BPMPD Kabupaten Tabanan harus lebih meningkatkan kualitas dan tingkat keberhasilan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yaitu dengan lebih meningkatkan infrastruktur guna menunjang operasional pelayanan.

45 94 e) Teknik penyebaran kuisioner yang digunakan pada penelitian ini belum mampu menangkap lebih dalam persepsi kepuasan pelanggan karena kuisioner diberikan kepada masyarakat yang mengambil ijin sementara yang mengurus ijin adalah orang yang bukan mengambil ijin, sehingga disarankan untuk penelitian berikutnya agar memperbaiki metode penyebaran kuisioner.

46 95 DAFTAR PUSTAKA Andi,Sucipto,2008. Penerapan Balanced Scorecard sebagai Indikator Komprehensip Pengelolaan Sumber Daya Alam Lingkungan Hidup. Jurnal Sistem Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan, 2(1): h:1-10. Arya Semadi I Putu Tesis. Penilaian Kinerja PDAM Kabupaten Klungkung dengan Menggunakan Balanced Scorecard pada periode Fakultas ekonomi Universitas Udayana. Belkoui, Ahmad Riahi, Accounting Theory (Teori Akuntansi). Edisi kelima jilid pertama. Jakarta:Salemba Empat. Bigliardi Barbara, Ivo Dormio Alberto and Galati Francesco, Balanced Scorecard for the public administration: issues from a case study. International journal of Business, Management and Social Sciences, Vol.2, No. 5, 2011, pp Corrgan, John, The Balanced Scorecard The New Approach to Performance Measurement, Australian Accountant, August Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS). Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia Permendagri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Figge, Frank, Tobias Hahn, Stefan Schaltegger and Marcus Wagner The Sustainability Balanced Scorecard Linking Sustainability Management to Business Strategy. Dalam Business Strategy and the Environment, (11), pp: Fischer, Michael J Implementing A Balanced Scorecard. Journal Of Business And Economics Research: 6(9).

47 Gaspersz, Vincent Sistem Manajemen Terintegrasi : Balanced Scorecard dengan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintahan. Cetakan ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka. Herawati Sucandra Ni Luh Putu Tesis Penilaian Kinerja Badan rumah Sakit Umum Tabanan Berdasarkan Balanced Scorecard. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Denpasar. Jean-Charles Marin, The Impact of Strategic Planning and The Balanced Scorecard Methodology on Middle Managers Performance in the Public Sector. International Journal of Business and Social Science, Vol. 3 No. 1 January Kaplan, R.S. dan Norton, D.P Linking The Balanced Scorecard Into Strategy. Boston: Harvard Business School Press. Kaplan, Robert S Conceptal Foundation of Balance Scorecard. Working Paper Havard Business School. Kaplan, Robert S. dan Norton, David P Transforming The Balanced Scorecard from Performance Measurement to Strategic Management. Questia Media, Inc., America. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Keputusan Men.PAN Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Keputusan Men.PAN Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Khayatmoghadam Saeed, Taherilari Masoud, Iranmanesh Anis and Saghi Leyla, Reviewing The Role of Implementation of The Balanced Scorecard in Assessing The Performance of Public Sector. International Journal of Contemporary Research in Business, Vol.4, No. 7, November Mahmudi Manajemen Kinerja Sektor Publik, Yogyakarta, Pebruari Mardiasmo Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi Mulyadi.2009.Sistem Terpadu Pengelolaam Kinerja Personel Berbasis Balance Scorecard.Yogyakarta. Rasyid, R. 1998, Makna Pemerintahan : Tinjauan dari Segi Etika dan Kepemimpinan, Yarsif Watampone, Jakarta. 96

PENILAIAN KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN DAERAH KABUPATEN TABANAN

PENILAIAN KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN DAERAH KABUPATEN TABANAN ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.4 (2016) : 829-856 PENILAIAN KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN DAERAH KABUPATEN TABANAN

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus (case study). Penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN

PELAKSANAAN KEGIATAN PELAKSANAAN KEGIATAN A. PERSIAPAN 1. Penetapan Pelaksana Kegiatan Survei Indeks Kepuasan Masyarakat ini dimulai pada tanggal 1 sampai dengan 5 Desember 2014, dengan tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut:

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN

PELAKSANAAN KEGIATAN PELAKSANAAN KEGIATAN A. PERSIAPAN 1. Penetapan Pelaksana Kegiatan Survei Indeks Kepuasan Masyarakat ini dimulai pada tanggal 8 Juni 2015, dengan tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut: 1) Pembentukan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA PEMERINTAH KOTA SAMARINDA Jalan Basuki Rahmat No.78, Gedung Graha Tepian Samarinda 7512 Telp. (0541)739614, Fax. (0541)741286 SMS Center/SMS Pengaduan : 08115843555 Web:www.bpptsp.samarindakota.go.id PENDAHULUAN

Lebih terperinci

TESIS PENILAIAN KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN DAERAH KABUPATEN TABANAN

TESIS PENILAIAN KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TESIS PENILAIAN KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN DAERAH KABUPATEN TABANAN Oleh : IDA AYU PUTU NUGRAHINI NIM. 1391661038 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah diketahui bahwa tujuan pemberian

Lebih terperinci

THE FIPA ( Forum Ilmiah Pendidikan Akuntansi ) IKIP PGRI MADIUN 13 September 2014, ISSN :

THE FIPA ( Forum Ilmiah Pendidikan Akuntansi ) IKIP PGRI MADIUN 13 September 2014, ISSN : PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.HARJONO PONOROGO Zaskia Tristiana Anggraini Program Studi Pendidikan Akuntansi FPIPS ABSTRAK Rumah Sakit Umum Daerah

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

BAB III DESKRIPSI INSTANSI BAB III DESKRIPSI INSTANSI A. Sejarah Singkat Diterbitkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 8 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 4 Tahun 2008

Lebih terperinci

PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA PELAYANAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA BATAM

PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA PELAYANAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA BATAM PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA PELAYANAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA BATAM Rahmat Hidayat 1) Jessica Elisabet Samosir 2) 1 2 Prodi Administrasi Bisnis Terapan Politeknik Negeri Batam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Regulasi adalah salah satu norma atau aturan hukum yang harus dipatuhi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Regulasi adalah salah satu norma atau aturan hukum yang harus dipatuhi. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Regulasi Regulasi adalah salah satu norma atau aturan hukum yang harus dipatuhi. Regulasi mengandung arti mengendalikan perilaku manusia atau masyarakat dengan aturan atau

Lebih terperinci

(INDEK KEPUASAN MASYARAKAT)

(INDEK KEPUASAN MASYARAKAT) (INDEK KEPUASAN MASYARAKAT) SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2015 BALAI PELATIHAN PERTANIAN LAMPUNG JL.RADEN GUNAWAN HAJIMENA KOTAK POS 8 UNILA BANDAR LAMPUNG 35160 TEL/FAX.(0721) 703570, website :bpplampung.info

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL MONITORING DAN EVALUASI INDIKATOR KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) DI LINGKUNGAN BPTP BENGKULU

LAPORAN HASIL MONITORING DAN EVALUASI INDIKATOR KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) DI LINGKUNGAN BPTP BENGKULU LAPORAN HASIL MONITORING DAN EVALUASI INDIKATOR KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) DI LINGKUNGAN BPTP BENGKULU PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih banyak dijumpai

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) LAYANAN KEMAHASISWAAN DI POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA TAHUN 2015

LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) LAYANAN KEMAHASISWAAN DI POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA TAHUN 2015 LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) LAYANAN KEMAHASISWAAN DI POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA TAHUN 2015 UNIT KEMAHASISWAAN POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA 2015 1 DAFTAR ISI BAB

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya tentang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya tentang BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya tentang pengukuran kinerja dengan konsep Balanced Scorecard pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG

IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juli 2014, Hal. 161-167 JURNAL AKUNTANSI INDONESIA IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG Abstract

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT BLH INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT SURVEY TERHADAP PENGGUNA PELAYANAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANTUL SEMESTER I TAHUN 2017 [Type your address] [Type your phone number] [Type your e-mail address] DINAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah

I. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah baik pusat maupun daerah serta perusahaan milik pemerintah dan organisasi sektor publik

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Plt. Kepala Pusat PVTPP. Dr.Ir.Agung Hendriadi, M.Eng. NIP

KATA PENGANTAR. Plt. Kepala Pusat PVTPP. Dr.Ir.Agung Hendriadi, M.Eng. NIP KATA PENGANTAR Salah satu indikasi kepemerintahan yang baik dapat dilihat dari keikutsertaan masyarakat dalam menentukan kebijakan publik yang akan diambil oleh pemerintah. Partisipasi masyarakat dibutuhkan

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) SEMESTER 1 TAHUN 2017

LAPORAN HASIL PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) SEMESTER 1 TAHUN 2017 LAPORAN HASIL PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) SEMESTER 1 TAHUN 2017 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN PERTANIAN 2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Instansi 4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi (RSUD) Kabupaten Bogor pada awalnya merupakan Puskesmas dengan tempat perawatan

Lebih terperinci

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC TESIS MM PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DI DINAS PEKERJAAN UMUM DAERAH KOTA BLITAR DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) JAMHARI KASA TARUNA NRP 9106 201 307 DOSEN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Analisis Industri Analisis SWOT - Perpektif Finansial - Perspektif Pelanggan - Perspektif Proses Bisnis Internal - Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja Bulog Sub Divre Dumai dengan Konsep Balanced Scorecard

Pengukuran Kinerja Bulog Sub Divre Dumai dengan Konsep Balanced Scorecard Petunjuk Sitasi: Melliana, & Fitra. (2017). Pengukuran Kinerja Bulog Sub Divre Dumai dengan Konsep Balanced Scorecard. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. F275-281). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PROGRAM STUDI FARMASI

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PROGRAM STUDI FARMASI LAPORAN HASIL SURVEY INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN - UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN 2015 MALANG Oktober 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 63 TAHUN 2012

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 63 TAHUN 2012 PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 63 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN

PELAKSANAAN KEGIATAN PELAKSANAAN KEGIATAN A. PERSIAPAN. Penetapan Pelaksana Kegiatan Survei Indeks Kepuasan Masyarakat ini dimulai pada tanggal 7 sampai dengan Juli 0, dengan tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut: ) Pembentukan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. IKM - I 2016 Page 1

PENDAHULUAN. IKM - I 2016 Page 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan publik oleh Aparatur Pemerintah masih banyak dijumpai kekurangan-kekurangan sehingga belum dapat memenuhi harapan masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih adanya

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LAPAN TAHUN 2014

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LAPAN TAHUN 2014 INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LAPAN TAHUN 2014 A. LATAR BELAKANG Pelayanan publik yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas

Lebih terperinci

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTAMEDAN. kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan tugas

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTAMEDAN. kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan tugas BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTAMEDAN A. Sejarah Ringkas Instansi Badan Pengelola Keuangan Daerah dahulu masih berupa unit kerja yang kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota

Lebih terperinci

BAB II BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN. diabaikan lagi, karena hal ini merupakan bagian tugas dan fungsi pemerintah.

BAB II BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN. diabaikan lagi, karena hal ini merupakan bagian tugas dan fungsi pemerintah. BAB II BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN A. Sejarah Ringkas Pelayanan prima dituangkan pada visi dan misi Nasional Indonesia, menunjukkan bahwa tuntutan masyarakat terhadap pelayanan prima aparatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita Bangsa Bernegara.

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2016

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2016 2016 INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2016 PADA BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT AMBON DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN i KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Pendekatan Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PADA UPT STASIUN PENGAWASAN SDKP TUAL PERIODE JANUARI S.D DESEMBER 2015 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini persaingan perdagangan di Indonesia semakin pesat. Baik perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut, maka perusahaan

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL,

Lebih terperinci

BAB II BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN. Pelayanan prima dituangkan pada visi dan misi nasional Indonesia,

BAB II BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN. Pelayanan prima dituangkan pada visi dan misi nasional Indonesia, BAB II BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN A. Sejarah Ringkas Pelayanan prima dituangkan pada visi dan misi nasional Indonesia, menunjukkan bahwa tuntutan masyarakat terhadap pelayanan prima aparatur

Lebih terperinci

Laporan Indeks Kepuasan Masyarakat. Periode Desember 2014

Laporan Indeks Kepuasan Masyarakat. Periode Desember 2014 Laporan Indeks Kepuasan Masyarakat Periode Desember 2014 KEMENTERIAN PERTANIAN DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI VETERINER BANJARBARU 2014 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat

Lebih terperinci

LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT Juli Desember 2015

LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT Juli Desember 2015 LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT Juli Desember 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI VETERINER LAMPUNG 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan publik adalah kegiatan

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008 BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR PENANAMAN MODAL KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI SUKOHARJO,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan disahkannya Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2008 tentang Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bekasi dan Peraturan Walikota Bekasi Nomor 60 Tahun 2009

Lebih terperinci

SMK PERTANIAN PEMBANGUNAN NEGERI SEMBAWA

SMK PERTANIAN PEMBANGUNAN NEGERI SEMBAWA LAPORAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TAHUN 2017 SEMESTER 1 BPSDMP KEMENTERIAN PERTANIAN SMK PERTANIAN PEMBANGUNAN NEGERI SEMBAWA I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-undang Dasar 1945 telah mengamanatkan,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya Pemerintah

PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya Pemerintah PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan publik oleh Aparatur Pemerintah masih banyak dijumpai kekurangan-kekurangan sehingga belum dapat memenuhi harapan masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih adanya

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB III RERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Dewasa ini penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan pada

BAB III RERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Dewasa ini penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan pada BAB III RERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN 3.1. Rerangka Berpikir Dewasa ini penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan pada kondisi yang belum sesuai dengan kebutuhan dan perubahan di berbagai

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Rancangan penerapan balanced scorecard dalam upaya peningkatan kinerja di SBU Niaga hanya dalam 3 perspektif, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Sesuai dengan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Sesuai dengan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan Sesuai dengan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang menegaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yang meneliti adanya pengaruh pemberian upah pungut terhadap kinerja PNS dengan motivasi sebagai variabel

Lebih terperinci

LAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TAHUN 2015 DINAS PARIWISATA, SENI BUDAYA, PEMUDA, DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANYUASIN

LAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TAHUN 2015 DINAS PARIWISATA, SENI BUDAYA, PEMUDA, DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANYUASIN LAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TAHUN 2015 DINAS PARIWISATA, SENI BUDAYA, PEMUDA, DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANYUASIN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah

Lebih terperinci

LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT Juli Desember 2017

LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT Juli Desember 2017 LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT Juli Desember 2017 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI VETERINER LAMPUNG 2017 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan publik adalah kegiatan

Lebih terperinci

SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT (SKM)

SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT (SKM) KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMERDAYA KELAUTAN DAN PERIKAAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT (SKM) PADA PELAYANAN PENERBITAN SURAT LAIK OPERASI (SLO) KAPAL PERIKANAN, SURAT

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah Unit Satuan Kerja Rumah Sakit PKU

METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah Unit Satuan Kerja Rumah Sakit PKU BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek atau Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan data primer yang dilakukan pada Unit Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Lebih terperinci

LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT Januari Juni 2015

LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT Januari Juni 2015 LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT Januari Juni 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI VETERINER LAMPUNG 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan publik adalah kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. BAB I PENDAHULUAN 1. PENJELASAN UMUM ORGANISASI a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Siak dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 31 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik semakin meningkat, bentuk respon tuntutan tersebut adalah munculnya aspirasi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi mutu yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. koneksi dan data serta gejala-gejala yang ada dan penjabaran-penjabaran

BAB III METODE PENELITIAN. koneksi dan data serta gejala-gejala yang ada dan penjabaran-penjabaran BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian Deskriptif, yakni metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era reformasi, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era reformasi, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era reformasi, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja menjadi perhatian utama bagi para pengambil keputusan di pemerintahan. Perubahan perubahan penting dan

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL SURVEI PENGUKURAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN TAHUN 2015

LAPORAN HASIL SURVEI PENGUKURAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN TAHUN 2015 LAPORAN HASIL SURVEI PENGUKURAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN TAHUN 2015 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

#Indeks Kepuasan Masyarakat. #Pelayanan Teknis LAPORAN IKM 2016 LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT.

#Indeks Kepuasan Masyarakat. #Pelayanan Teknis LAPORAN IKM 2016 LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT. #Indeks Kepuasan Masyarakat #Pelayanan Teknis LAPORAN IKM 2016 LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT #Pelayanan Teknis BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Loka Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

A. PENDAHULUAN. Prinsip prinsip dari visi diatas adalah :

A. PENDAHULUAN. Prinsip prinsip dari visi diatas adalah : Lampiran : Keputusan Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor : 503/ / KPPTSP / 2016 Tanggal : 20 Juli 2016 A. PENDAHULUAN 1. VISI Visi berkaitan dengan pandangan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. G. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. G. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan BAB II PROFIL PERUSAHAAN G. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan Sesuai dengan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang menegaskan bahwa tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan yang sebenarnya dari obyek penelitian. Kegiatan yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan yang sebenarnya dari obyek penelitian. Kegiatan yang dilakukan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari obyek penelitian. Kegiatan yang dilakukan yakni dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT TAHUN 2016 A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT TAHUN 2016 A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Dasar 95 telah mengamanatkan, bahwa Negara wajib melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka pelayanan umum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di mana analisis diuraikan secara kualitatif ditambah sedikit perhitungan

BAB III METODE PENELITIAN. di mana analisis diuraikan secara kualitatif ditambah sedikit perhitungan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bentuk Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di depan, maka penelitian ini menggunakan rancangan atau desain penelitian deskriptif kualitatif

Lebih terperinci

REVISI RENCANA STRATEGIS

REVISI RENCANA STRATEGIS REVISI RENCANA STRATEGIS TAHUN 2013 S/D 2018 DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN GIANYAR 1 KATA PENGANTAR Revisi III Renstra Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SYSTEM MANAJEMEN MUTU ISO TERHADAP MUTU PELAYANAN INSTALASI RAWAT DARURAT

PENGARUH PENERAPAN SYSTEM MANAJEMEN MUTU ISO TERHADAP MUTU PELAYANAN INSTALASI RAWAT DARURAT JURNAL EDU HEALTH, VOL. 1, N0. 1, SEPTEMBER 2010 9 PENGARUH PENERAPAN SYSTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001-2000 TERHADAP MUTU PELAYANAN INSTALASI RAWAT DARURAT Achmad Zakaria 1, Moh. Ilyas 2 1. Prodi S1 Keperawatan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : pelayanan, indek kepuasan masyarakat. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : pelayanan, indek kepuasan masyarakat. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilaksanankan dengan dilatar belakangi oleh semakin banyaknya tuntutan masyarakat terhadap perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan aparatur pemerintah yang diberikan kepada masyarakat.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. berbasis Balanced Scorecard dengan menggunakan keempat perspektif Balanced

BAB V PENUTUP. berbasis Balanced Scorecard dengan menggunakan keempat perspektif Balanced BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penilaian kinerja berbasis Balanced Scorecard dengan menggunakan keempat perspektif Balanced Scorecard sebagai ukuran kinerjanya.

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN PERIODE DESEMBER TAHUN 2015

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN PERIODE DESEMBER TAHUN 2015 LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN PERIODE DESEMBER TAHUN 2015 A. LATAR BELAKANG Meningkatnya tuntutan masyarakat atas kualitas

Lebih terperinci

I K M LAPORAN SEMESTER I DINAS PERTANIAN PANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL

I K M LAPORAN SEMESTER I DINAS PERTANIAN PANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL LAPORAN I K M SEMESTER I PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL DINAS PERTANIAN PANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Komplek Perkantoran II Pemerintah Kabupaten Bantul Jalan Lingkar Timur Manding Bantul 55711 Telp / Fax

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 23 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 23 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 23 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN BADAN PELAYANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah merupakan langkah awal kegiatan produksi sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah merupakan langkah awal kegiatan produksi sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah merupakan langkah awal kegiatan produksi sehingga investasi pada hakekatnya merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi. Dinamika penanaman

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. 1.2 Tugas Pokok dan Fungsi

BABI PENDAHULUAN. 1.2 Tugas Pokok dan Fungsi BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja adalah suatu proses yang berorientasi kepada hasil yang akan di capai dalam jangka waktu 1 (satu) tahun dengan memperhitungkan Potensi, Peluang dan Kendala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aparatur pemerintah sebagai abdi negara dan abdi masyarakat mempunyai tugas pokok yang antara lain tercermin dalam penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan

Lebih terperinci

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SURABAYA PERIODE Januari Desember 2015 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL SURVEY INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) BADAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA MAKASSAR TAHUN 2015 BPTPM KOTA MAKASSAR

LAPORAN HASIL SURVEY INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) BADAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA MAKASSAR TAHUN 2015 BPTPM KOTA MAKASSAR LAPORAN HASIL SURVEY INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) BADAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA MAKASSAR TAHUN 2015 BPTPM KOTA MAKASSAR PERIODE SEPTEMBER - OKTOBER 2015 BAB I PENDAHULUAN I. LATAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif yaitu pengumpulan data yang bersifat kuantitatif yang berwujud angka-angka,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu organisasi berdiri dengan maksud dan tujuan tertentu. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Suatu organisasi berdiri dengan maksud dan tujuan tertentu. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Suatu organisasi berdiri dengan maksud dan tujuan tertentu. Untuk mewujudkan maksud dan tujuan tersebut dalam pelaksanaannya melibatkan banyak unsur sumber

Lebih terperinci

BAB. VI. Pengukuran kinerja dengan pendekatan balanced scorecard menerjemahkan

BAB. VI. Pengukuran kinerja dengan pendekatan balanced scorecard menerjemahkan 94 BAB. VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Pengukuran kinerja dengan pendekatan balanced scorecard menerjemahkan visi dan misi perusahaan ke dalam empat perspektif kemudian merubahnya menjadi tindakan yang lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi pasti mempunyai tujuan yang ingin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi pasti mempunyai tujuan yang ingin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai suatu organisasi pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Apalagi didalam era revolusi informasi yang sedang berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

BAB I PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor utama dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih (clean governance) dan tata pemerintahan yang baik (good government) adalah partisipasi, transparansi,

Lebih terperinci

LAPORAN PENILAIAN IKM BPTU-HPT DENPASAR TAHUN 2014

LAPORAN PENILAIAN IKM BPTU-HPT DENPASAR TAHUN 2014 LAPORAN PENILAIAN IKM BPTU-HPT DENPASAR TAHUN 2014 BALAI PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL DAN HIJAUAN PAKAN TERNAK DENPASAR 2014 Page 1 of 9 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu faktor utama dalam

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Kata kunci: sektor publik, kinerja, balance scorecard, PDAM

ABSTRAKSI. Kata kunci: sektor publik, kinerja, balance scorecard, PDAM NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD (Studi Kasus PDAM TirtaDharmaKabupaten Klaten ) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

Key Performance Indicators Perusahaan

Key Performance Indicators Perusahaan Key Performance Indicators Perusahaan Cascade Strategic Visi dan Misi Unit : Corporate Unit Pelayanan Memberikan pelayanan terbaik dengan standart perbankan untuk mencapai kepuasan pelanggan. 1. Meningkatkan

Lebih terperinci

Yulaikah* Sri Ayem Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ABSTRACT

Yulaikah* Sri Ayem Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ABSTRACT PENERAPAN METODE BALANCE SCORECARD SEBAGAI TOLOK UKUR PENILAIAN KINERJA PADA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK (Studi Pada Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta) Yulaikah* Sri Ayem Program

Lebih terperinci

LAPORAN PEMANTAUAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) BBKP BELAWAN SEMESTER I TAHUN 2017

LAPORAN PEMANTAUAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) BBKP BELAWAN SEMESTER I TAHUN 2017 LAPORAN PEMANTAUAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) BBKP BELAWAN SEMESTER I TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pelayanan Publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PADA UNIT PELAYANAN PUBLIK KEMENKO POLHUKAM PERIODE 2016 BEKERJASAMA UNIT PELAYANAN PUBLIK KEMENKO POLHUKAM DENGAN BIRO UMUM SEKRETARIAT KEMENKO POLHUKAM 1 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. TUPOKSI INSTANSI C. RUANG LINGKUP PELAYANAN

BAB PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. TUPOKSI INSTANSI C. RUANG LINGKUP PELAYANAN PENDAHULUAN BAB 1 A. LATAR BELAKANG B. TUPOKSI INSTANSI C. RUANG LINGKUP PELAYANAN A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah dalam berbagai sektor pelayanan,

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya pendapatan, teknologi, dan pendidikan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya pendapatan, teknologi, dan pendidikan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin meningkatnya pendapatan, teknologi, dan pendidikan, semakin meningkat pula kualitas keinginan dan tuntutan kepuasan masyarakat pengguna jasa

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Puskesmas merupakan organisasi sektor publik yang berfungsi sebagai Badan Layanan Umum Daerah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik yang ada di

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN MALUKU TENGGARA TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN MALUKU TENGGARA TAHUN 2015 PROGRAM BERAS RASKIN PETUNJUK TEKNIS PERBUP MALUKU TENGGARA NO. 1.A, BD. /NO.1.A : 17 HLM. PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 78/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 78/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 78/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN MELALUI PENDEKATAN VALUE FOR MONEY PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA TANJUNGPINANG

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN MELALUI PENDEKATAN VALUE FOR MONEY PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA TANJUNGPINANG PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN MELALUI PENDEKATAN VALUE FOR MONEY PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA TANJUNGPINANG Laode Kadafi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang

Lebih terperinci