MERCURY LEVELS IN URINE ANALYSIS AND RISK FACTORS IN THE GOLD MINERS TRADITIONAL PANTON LUASVILLAGE SAWANG SUBDISTRICT SOUTH ACEH DISTRICT 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MERCURY LEVELS IN URINE ANALYSIS AND RISK FACTORS IN THE GOLD MINERS TRADITIONAL PANTON LUASVILLAGE SAWANG SUBDISTRICT SOUTH ACEH DISTRICT 2016"

Transkripsi

1 ANALISIS KADAR MERKURI DALAM URINEDAN FAKTOR RESIKO PENAMBANG EMAS TRADISIONAL DI GAMPONG PANTON LUAS KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2016 MERCURY LEVELS IN URINE ANALYSIS AND RISK FACTORS IN THE GOLD MINERS TRADITIONAL PANTON LUASVILLAGE SAWANG SUBDISTRICT SOUTH ACEH DISTRICT 2016 Nilawati* *Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Aceh Abstrak: Penambangan emas di Gampong Panton Luas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan dilakukan dengan cara tradisional tanpa teknik perencanaan yang baik dan peralatan seadanya, dengan sistem tambang bawah tanah, membuat terowongan dan sumur mengikuti arah urat kuarsa yang diperkirakan memiliki kadar emas tinggi. Sistem pengolahannya dengan menggunakan campuran merkuri yang berpotensi untuk menimbulkan pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan bagi penambang dan masyarakat. Metodelogi secara Explanatory Research pendekatan cross sectional. Populasi 205, Sampel 50 orang teknik rancangan systematic probability sampling. Hasil penelitian menunjukkan lama tinggal seorang penambang di daerah penambangan kurang dari sepuluh tahun sebanyak 5 orang atau 16,6% positif mengandung merkuri dan lebih atau sama dengan 10 tahun sebanyak 14 orang atau 46,6% dari total keseluruhan responden. Kesimpulan penelitian adalah kadar merkuri dalam urine penambang emas tradisional di gampong Panton Luas di atas batas ambang WHO yaitu diantara 30 orang responden yang diperiksa sampel urine, 19 orang dengan kandungan merkuri (Hg) dinyatakan positif dengan hasil tertinggi 27,8393 (μg /L). Hal ini sangat perlu diwaspadai karena merkuri bersifat akumulatif. Kata kunci : Kadar Merkuri (Hg), Urin, Penambang Emas Tradisional Abstract: Gold mining in Panton Luas Village subdistrict Sawang District South Aceh done in the traditional way without good planning techniques and sophisticated tools, with a system of underground mines, tunnels, and wells made following the direction of a quartz vein estimated to have a high gold content. Processing systems using mercury compounds that have the potential to cause environmental pollution and health problems for miners and the community. Methods are cross-sectional explanatory research. Population 205, Sample 50 systematic probability sampling design techniques. The Result are long live the miners in the mining area of fewer than ten years as many as 5 people or 16.6% tested positive for mercury and more than or equal to 10 years as many as 14 people or 46.6% of the total respondents. The Conclusions is Levels of mercury in the urine traditional gold miners in the Panton Luas village above the WHO threshold level that is among the 30 respondents who examined samples of urine, 19 people with mercury (Hg) tested positive with the highest yield (μg / L). It is very necessary because mercury is accumulative. Keyswords : Levels of Mercury (Hg), Urine, Traditional Gold Miners 236

2 237 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 9 No. 2 Nopember 2016, PENDAHULUAN Penambang emas secara tradisional menggunakan metode algamasi yaitu: proses pengikatan logam emas dari bijih bongkahan menjadi logam berat yaitu: merkuri (Hg) 2. Merkuri (Hg) merupakan logam yang biomagnifikasi melalui rantai makanan dan dapat mentransformasi menjadi bentuk organik yang lebih toksik (metal-merkuri, dimetil-merkuri, etilmerkuri dan lain-lain) 1. Logam merkuri atau air raksa, mempunyai nama kimia hydragyvrum yang berarti perak cair. Logam merkuri dilambangkan dengan Hg pada tabel periodika unsur-unsur kimia menempati urutan (NA) 80 dan mempunyai bobot atom (BA 200, 59). Merkuri telah dikenal manusia sejak manusia mengenal peradaban. Logam. Dalam keseharian, pemakaian bahan merkuri telah berkembang sangat luas. Merkuri digunakan dalam bermacam-macam perindustrian, untuk perlatan-peralatan elektris, digunakan untuk alat-alat ukur, dalam dunia pertanian dan keperluankeperluan, mengakibatkan semakin mudah pula organisme mengalami keracunan merkuri 2. Selain itu, salah satu sifat merkuri yang dimanfaatkan dalam industri adalah merkuri mampu berikatan dengan hampir semua logam kecuali Platinum (Pt) dan timah putih (Sn) untuk membentuk alloy (amalgam). Sifat inilah yang dimanfaatkan dalam bidang kedokteran gigi sebagai bahan penambal gigi dan dimanfaatkan juga dalam bidang penambangan emas sebagai bahan pengikat emas dan perak (pemurnian) sehingga mudah dipisahkan dari mineral pengotor lainnya 3. Masuknya merkuri ke dalam tubuh organisme hidup. Terutama melalui makanan yang dimakannya, karena hampir 90% dari bahan beracun ataupun logam berat (merkuri) masuk ke dalam tubuh melalui bahan makanan. Sisanyaakan masuk secara difusi atau perembesan lewat jaringan dan melalui peristiwa pernafasan 2. Meskipun kerja racun merkuri di dalam tubuh belum seluruhnya dapat dipahami, namun dari penelitianpenelitian yang pernah dilakukan telah memberikan beberapa masukan yang sangat berguna. Beberapa hal terpenting yang dapat dijadikan patokan terhadap efek yang ditimbulkan oleh merkuri terhadap tubuh adalah sebagai berikut : 1. Semua senyawa merkuri adalah racun bagi tubuh, apabila berada dalam jumlah yang cukup, 2. Senyawa-senyawa merkuri yang berbeda, menunjukkan karakteristik

3 Analisis Kadar Merkuri Dalam Urine dan Faktor Resiko Penambang Emas Tradisional 238 yang berbeda pula dalam daya racun yang dimilikinya, penyebarannya, akumulasi dan waktu retensinya didalam tubuh, 3. Biotransformasi tertentu yang terjadi dalam suatu tata lingkungan dan atau dalam tubuh organisme hidup yang telah kemasukan merkuri, disebabkan oleh perubahan bentuk atas senyawa-senyawa merkuri itu, dari satu tipe ke tipe lainnya, 4. Pengaruh utama yang ditimbulkan oleh merkuri di dalam tubuh adalah menghalangi kerja enzim dan merusak selaput dinding (membran) sel. Keadaan itu disebabkan karena kemampuan merkuri dalam membentuk ikatan kuat dengan gugus yang mengandung belerang (sulfur, S) yang terdapat dalam enzim dan atau dinding sel, 5. Kerusakan yang diakibatkan oleh logam merkuri dalam tubuh umumnya bersifat permanen. Sampai sekarang belum diketahui cara efektif untuk memperbaiki kerusakan fungsi-fungsi itu 2. Di antara sesama senyawa merkuri an-organik, uap logam merkuri ( ), merupakan yang paling berbahaya. Ini disebabkan karena sebagai uap, merkuri tidak terlihat dan dengan sangat mudah akan terhisap seiring kegiatan pernafasan yang dilakukan. Pada saat terpapar oleh logam merkuri, sekitar 80% dari logam merkuri akan terserap oleh alveoli paruparu dan jalur-jalur pernafasan untuk kemudian ditransfer ke dalam darah. Dalam darah akan mengalami proses oksidasi, yang dilakukan oleh enzim hidrogenperoksida katalase sehingga berubah menjadi ion. Ion merkuri ini selanjutnya dibawa ke seluruh tubuh bersama dengan peredaran darah 2. Klaassen et al mengutarakan terdapat korelasi antara Hg di udara, kadar Hg dalam darah, dan kadar Hg pada urin dengan gejala. Kadar Hg di udara sebesar 0,05 mg/, kadar Hg dalam darah sebesar 3,5 μg/100 ml, dan kadar Hg pada urin sebesar 150 μg/l belum menunjukkan gejala spesifik. Sementara itu, kadar Hg di udara 0,1 0,2 mg/ sehingga diperoleh kadar Hg dalam darah sebesar 7 14 μg/100 ml dan kadar Hg pada urin sebesar μg/l menunjukkan gejala tremor 4. Peristiwa keracunan melalui jalur pernafasan tersebut lebih disebabkan karena senyawa-senyawa alkil-merkuriterutama sekali yang mempunyai rantai pendek sangat menguap. Uap merkuri yang masuk bersama jalur pernafasan akan mengisi ruang-ruang dari paru-paru dan berikatan dengan darah. Disamping itu, senyawa organik merkuri lainnya seperti metil merkuri, juga merupakan penyebab keracunan merkuri yang besar.

4 239 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 9 No. 2 Nopember 2016, Lebih dari 95% metil merkuri yang masuk ke dalam tubuh akan ditransportasi dalam sel darah merah untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sejumlah kecil lainnya terakumulasi dalam plasma protein 2. Terpaparnya merkuri pada tubuh dalam waktu yang lama dapat menimbulkan dampak kesehatan hingga kematian pada manusia. Salah satu pengaruh merkuri terhadap fisiologi manusia yaitu ; pada sistem saluran pencernaan dan ginjal, terutama akibat merkuri yang terakumulasi, juga berpengaruh terhadap system syaraf, karena senyawa kerusakan otak yang irreversible sehingga mengakibatkan kelumpuhan permanen serta berpengaruh terhadap pertumbuhan. Apabila terjadi akumulasi pada ginjal yang diakibatkan oleh masuknya garam inorganik atau phenylmercury melalui SSP akan menyebabkan naiknya permeabilitas epitel tubulus sehingga akan menurunkan kemampuan fungsi ginjal (disfungsi ginjal). Penelitian kadar merkuri pada penambang emas telah dilakukan juga oleh Hartini Tahun 2007 di Desa Renggas Tujuh Kecamatan Titi Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat yang menemukan hasil bahwa sebanyak 44,4% pekerja tambang emas terdapat keracunan merkuri (Hg) dalam urinnya dengan ratarata kandungan 7,6 μg/l. Jumlah pekerja di sektor pertambangan di Aceh sekitar orang tersebar 10 kabupaten/kota, yaitu Aceh Besar, Pidie, Aceh Tengah, Gayo Lues, Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan dan Kota Subulussalam. Kabupaten Aceh Selatan sebuah wilayah yang terletak di Aceh bagian selatan. Letak geografisnya berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat Daya dibagian utara, Kota Subulussalam dan Kabupaten Singkil dibagian selatan, Samudra Hindia dibagian barat, dan Kabupaten Aceh Tenggara di bagian timur. Terdapat 18 Kecamatan dan 260 jumlah gampong.gampongpanton Luas di Kecamatan Sawang dengan jarak yang dapat diakses dari ibukota kecamatan 7,5 Km, jarak dari ibukota kabupaten 30,0 Km. Perkembangan penduduknya dari tahun berkisar dari 906 jiwa menjadi 949 jiwa. Jumlah kepala keluarga 263, Jumlah Pria pada tahun 2014 adalah 466 jiwa dan wanita 483 jiwa. Masyarakat yang bekerja sebagai penambang emas tradisional berkisar 205 orang, dari 205 penambang yang berkunjung berobat ke puskesmas berkisar 100 orang. Penyakit terbanyak adalah ISPA262 kasus,

5 Analisis Kadar Merkuri Dalam Urine dan Faktor Resiko Penambang Emas Tradisional 240 dispepsia 200 kasus, penyakit kulit 184, RA 166, hypertensi 140, common cold 132 kasus, cephalgia 12, dabetes mellitus 90 kasus, hypertensi 75, penyakit kulit lainnya 70 kasus. Memiliki 1 puskesmas pembantu sebagai sarana kesehatan, petugas kesehatan pada tahun 2014 yakni 2 perawat dan 2 dukun bersalin. Jumlah rumah tangga menurut sumber air minum tahun 2014 yaitu 48 air sumur dan 164 air sungai. Tingkat pendidikan masyarakat pada umumnyamenengah kebawah, mata pencaharian 85% sebagai penambang, kegiatan penambang emas dilakukan secara tradisional 5. Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Bangunet altahun 2014 di temukan rata-rata kadar merkuri (Hg) dalam urin pada penambang emas di Desa Panton Luas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan sebesar 2,82 μg/l (SD±0,57) Sehubungan belum adanya regulasi yang tegas dari pemerintah daerah bagi penambang emas tradisional yang menggunakan merkuri, maka sebagian masyarakatnya hidup dengan menambang emas secara tradisional, sudah tentu penggunaan mercuri dalam perindustrian menjadi konsumsi sehari-hari. Tingkat kewaspadaan terhadap unsur kimia ini menjadi sorotan utama demi menjaga kesehatan para penambang di Gampong Panton Luas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan. METODE Penelitian ini merupakan penelitian Explanatory Research.Menggunakan pendekatan Cross Sectional. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama 2 (dua) bulan dari bulan Mei sampai bulan Juni Penelitian ini membutuhkan waktu 9 (sembilan) bulan terhitung mulai bulan Februari sampai bulan Oktober 2016 di Gampong Panton Luas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan dengan sasaran pekerja tambang yang aktif tahun Populasi dalam penelitian ini adalah 44 orang penambang emas tradisional di Gampong Panton Luas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan. Sampel penelitian ini adalah 30 orang pekerja pada bagian pencampuran merkuri untuk proses amalgamasi pada bagian penggarangan dari total 44 orang. 8 orang tidak bersedia untuk menjawab kuesioner dan 6 orang lagi berhalangan untuk dapat berpartisipasi sehingga sampel hanya berjumlah 30 orang. Kriteria inklusi sampel penelitian sebagai berikut: 1) Bersedia menjadi responden, 2)Jenis kelamin penambang adalah laki laki, 3)Responden memiliki

6 241 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 9 No. 2 Nopember 2016, gizi yang normal berdasarkan perhitungan IndeksMassa Tubuh (IMT). Sedangkan Kriteria eksklusi sampel, adalah sebagai berikut : 1)Tidak bersedia menjadi responden, 2)Memiliki jenis kelamin perempuan, 3)Memiliki status gizi kurang ataupun kelebihan berat badan. Data primer diperolah dengan melakukan panduan wawancara secara langsung menggunakan kuesioner dan pengambilan sample urine pada responden penambang emas tradisional. Data sekunder diperoleh dari medical record atau rekam medis di puskesmas. Status kadar merkuri dalam urine penambang emas tradisional. Pengumpulan data mengenai bahan, peralatan dan pelayanan yang ada dilakukan dengan cara observasi oleh peneliti menggunakan check list.pengumpulan data menggunakan metode wawancara, yaitu metode pengambilan data dari sampel yang telah ditentukan dari suatu populasi dilakukan dengan bertatap muka secara langsung, sehingga keterangan didapat secara lisan dan dicatat pada panduan wawancara sebagai alat bantu lalu Melakukan pengambilan sampel urine pekerja untuk diperiksa kadar merkuri yang terkandung didalamnya. Uji statistik regresi logistik dipergunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat dengan langkah - langkah sebagai berikut : 1) Analisa Univariat, analisa ini untuk melihat gambaran atau distribusi responden melalui variabel yang diteliti dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. 2) Analisa Bivariat, untuk melihat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat padapenambang emas tradisional akan menggunakan uji Chisquare39. 3) Analisa Multivariat, analisis multivariat dilakukan dengan menggunakan regresi logistic linier dan ratio. Berdasarkan hasil analisis multivariat dapat menentukan variabel mana yang mempunyai pengaruh terhadap keracunan merkuri pada pekerja penambangan emas tradisional di Gampong Panton Luas, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Selatan tahun HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Kadar Merkuri Dalam Urine Masyarakat Gampong Panton Luas Tabel 1. Distribusi Kadar Merkuri Dalam Urine Penambang Emas Di Gampong Panton Luas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan.

7 Analisis Kadar Merkuri Dalam Urine dan Faktor Resiko Penambang Emas Tradisional 242 Frequency Percent Negative Positif Total Bedasarkan tabel 1 terlihat bahwa kadar merkuri dalam urine penambang emas tradisional di gampong Panton Luas yang positif sebanyak 19 responden (63,3 %). Sedangkan responden yang negative kadar merkuri dalam urine sebesar 11 responden (36,7 %). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Umur Penambang Emas Gampong Panton Luas thn thn thn 61 thn Total Frequency Percent Bedasarkan tabel 2 terlihat bahwa kadar merkuri dalam urine penambang emas tradisional di gampong Panton Luas, umur tahun sebesar 16,7 %, tahun sebesar 46,7 %, tahun sebesar 33,3 %, sedangkan lebih besar sama dengan 61 tahun sebesar 3,3 %. Posisi teratas yang mengandung kadar merkuri berumur tahun, sedangkan frekuensi yang terkecil pada umu lebih besar sama dengan 62 tahun. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Status Gizi Penambang Emas Gampong Panton Luas Normal Underwaight Overwaight Obesitas Total Frequency Percent Bedasarkan tabel 3 terlihat bahwa kadar merkuri dalam urine penambang emas tradisional di gampong Panton Luas, berat badan normal sebesar 50,0 %, under waight sebesar 6,7 %, over waight sebesar 36,7 % sedangkan obesitas sebesar 6,7 %. Posisi teratas yang mengandung kadar merkuri pada berat badan normal yang mendominasi setengah dari jumlah responden. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kadar Merkuri Dalam Urine Berdasarkan Lama Tinggal Frequency Percent < >= Total Bedasarkan tabel 4 terlihat bahwa kadar merkuri dalam urine penambang emas tradisional di gampong Panton Luas, yang berdomisili kurang dari 10 tahun sebesar 23,3 % sedangkan yang

8 243 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 9 No. 2 Nopember 2016, berdomisili lebih atau sama dengan 10 tahun sebesar 76,7 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa kadar merkuri lebih banyak di temukan pada penambang yang sudah lama menetap di gampong Panton Luas di bandingkan dengan pendatang baru atau yang belum menetap selama 10 tahun. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kadar Merkuri Dalam Urine Berdasarkan Jarak Rumah Frequency Percent > <= Total Bedasarkan table 5 terlihat bahwa kadar merkuri dalam urine penambang emas tradisional di gampong Panton Luas, jarak rumah lebih dari 261 meter sebesar 20,0 % sedangkan yang rumah yang berjarak kurang atau sama dengan 261 meter sebesar 80,0 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa kadar merkuri lebih banyak di temukan pada penambang yang bertempat tinggal pada jarang kurang atau sama dengan 261 meter dari tempat penambangan PEMBAHASAN Umur Pada jumlah pekerja pada skala umur tahun sebanyak 5 orang, yang negatif mengandung merkuri pada urin sebanyak 40% (2 orang) dari jumlah 5 orang, dan yang positif sebanyak 60% (3 orang) dari 5 orang. Sedangkan pada skala umur tahun sebanyak 14 orang, yang negatif mengandung merkuri sebanyak 35,7% (5 orang) dan positif sebanyak 64,3% (9 Orang) dari jumlah skala umur tahun. Pada skala umur tahun sebanyak 10 orang, yang negatif sebanyak 30% (3 orang) sedangkan yang positif sebanyak 70% (7 orang) dari jumlah 10 orang. Pada skala umur 61 tahun hanya satu orang dan negatif mengandung merkuri.menurut data, penambang paling banyak ada diseputaran umur tahun yaitu sebanyak 46,6% (14 orang), dan yang positif mengandung merkuri sebanyak 30% (9 orang) dari total keseluruhan 30 orang responden. Sedangkan urutan kedua terbanyak berumur orang sebesar 33,3% (10 orang) dan yang positif mengandung merkuri sebanyak 23,3% (7 orang) dari total keseluruhan 30 orang responden. Sedangkan urutan ketiga pada umur tahun sebanyak 16,6% (5 orang) dan yang positif mengandung merkuri sebanyak 10% (3 orang) dari total responden 30.

9 Analisis Kadar Merkuri Dalam Urine dan Faktor Resiko Penambang Emas Tradisional 244 Pekerjaan Pada jumlah pekerja yang seluruhnya adalah penambang emas. Yang positif mengandung merkuri pada pengukuran melalui urin negatif sebanyak 36,7% (11 orang) dan 63,3% (19 orang) positif mengandung merkuri. Analisis ini menunjukkan bahwa seluruh responden menjadikan tambang emas untuk menafkahi hidupnya dan mengambil pekerjaan sebagai penambang. Dan yang positif mengandung mengandung merkuri dalam urinenya sebanyak 63,3% (19 orang) melebihi setengah jumlah dari seluruh responden yang berjumlah 30 orang. Status Gizi Pada status gizi responden sebanyak 30 orang. Pada status normal sebanyak 15 orang, negatif mengandung merkuri sebanyak 40% (6 orang) sedangkan positif sebanyak 60% (9 orang) dari 15 orang berstatus normal. Sedangkan status gizi under wight, negatif sebanyak 50% (1 orang) dan positif 50% (1 orang) dari 2 orang status gizi under wight. Pada status gizi over weight, negatif 36,4% (4 orang) dan positif 63,3% (7 orang) dari 11 orang berstatus gizi over weight. Pada status obesitas 100% positif mengandung merkuri dari 2 orang yang berstatus obesitas. Lama Tinggal Pada lamanya tinggal penambang sebanyak 7 orang yang menetap selama kurang dari sepuluh tahun dan 23 orang yang menetap selama lebih sama dengan 10 tahun. Pada lama tinggal kurang dari sepuluh tahun, sebanyak 28,6% (2 orang) yang negatif mengandung merkuri dan 71,4% (5 orang) yang positif mengandung merkuri dari jumlah 7 orang. Sedangkan pada lama tinggal lebih atau sama dengan 10 tahun, negatif mengandung merkuri sebanyak 39,1% (9 orang) dan positif sebesar 60,9% (14 orang) dari 23 orang. Jarak Tinggal Pada jarak rumah ke lokasi pengolahan emas. Pada jarak lebih dari 261 meter sebanyak 50% (3 orang) yang negatif mengandung merkuri dan positif mengandung merkuri sebanyak 50% (3 orang) dari 6 orang yang tinggal pada jarah lebih dari 261 meter. Sedangkan pada jarak rumah kurang atau sama dengan 261 meter sebanyak 33,3% (8 orang) negatif mengandung merkuri dan sebanyak 66,7% (16 orang) positif mengandung merkuri, dari 24 orang responden. Alat pelindung Diri Seluruh penambang tidak menggunakan APD disaat bekerja.

10 245 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 9 No. 2 Nopember 2016, Responden yang negative mengandung merkuri sebanyak 36,7% (11 orang) sedangkan yang responden yang positif mengandung merkuri sebanyak 63,3% (19 orang) dari total keseluruhan responden sebanyak 30 orang. Keluhan Yang Dirasakan Penambang Dari jumlah seluruh keseluruhan sebanyak 112 kasus, keluhan kasus terbanyak adalah mudah lelah, sakit kepala dan menyempitkan sudut pandang sebanyak 18,75% (21 kasus). Dan paling sedikit kasus adalah pendengaran menjadi kurang sebanyak 5,36% (6 kasus). Kasus lainnya yaitu kesemutan ( Parthestesia ) 17,86% (20 kasus), Cemas / Gelisah 14,29% (16 Kasus), Sulit Bernapas sebesar 10,71% (12 orang), mengalami gangguan Sukar Buang Air Kecil (Proteinurine ) sebesar 8,93% (10 orang), mengalami gemetar ( Tremer ) sebanyak 8,93% (10 orang), dan kehilangan rasa (Hyporonesthsia) sebesar 7,14% (8 orang). KESIMPULAN Kadar merkuri dalam urine penambang emas tradisional di gampong Panton Luasdi atas batas ambang WHO yaitu diantara 30 orang responden yang diperiksasampel urine, 19 orang dengan kandungan merkuri (Hg) dinyatakan positif dengan hasil tertinggi 27,8393 (μg /L). Hal ini sangat perlu diwaspadai karena merkuri bersifat akumulatif. Responden yang berumur masih produktif sebanyak 14 orang (46,7%). Dan setengah dari responden status gizi normal (50%) DAFTAR PUSTAKA 1. Simadibrata, et.al, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam JilidIV.Jakarta: Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit dalam FKUI : Guyton, A. C. And Jhon, E. Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi11, Editor: Irawati Setiawan. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC 3. Widowati,Wahyu at all Efek toksik logam. Yokyakarta. Penerbit C.V Andi Offset 4. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Price, SA. And Wilson, L. Mc Carty Patofisiologi Konsep KlinisProses Penyakit Volume 1.Alih Bahasa : U. Pendit, Dkk. Editor : HuriawatiHartanto, Dkk. Jakarta, Penerbit Buku Kedoktoran EGC:

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan merkuri (Hg) (Widodo, 2008). Merkuri (Hg) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan merkuri (Hg) (Widodo, 2008). Merkuri (Hg) merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kegiatan penambangan emas secara tradisional yang dilakukan oleh mayarakat Indonesia menggunakan metode amalgamasi yaitu pengikatan emas dengan menggunakan merkuri

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) DALAM URIN PENAMBANG EMAS TRADISIONAL (Studi Kasus di Desa Panton Luas Kecamatan Sawang Tapak Tuan, Aceh) Abstract

ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) DALAM URIN PENAMBANG EMAS TRADISIONAL (Studi Kasus di Desa Panton Luas Kecamatan Sawang Tapak Tuan, Aceh) Abstract ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) DALAM URIN PENAMBANG EMAS TRADISIONAL (Studi Kasus di Desa Panton Luas Kecamatan Sawang Tapak Tuan, Aceh) Harianto Bangun, Gusbakti Rusip, Zul Alfian ) Dosen Akper Pemkab Langkat

Lebih terperinci

URIN PADA PEKERJA TAMBANG EMAS DI DESA PANTON LUAS KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH SELATAN

URIN PADA PEKERJA TAMBANG EMAS DI DESA PANTON LUAS KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH SELATAN ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KADAR MERKURI (Hg) DALAM URIN PADA PEKERJA TAMBANG EMAS DI DESA PANTON LUAS KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH SELATAN TESIS Oleh NUR ASIAH 107008001/ BM PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari pulau yang berukuran besar hingga pulau-pulau kecil yang sangat banyak

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari pulau yang berukuran besar hingga pulau-pulau kecil yang sangat banyak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari banyak gugusan pulau mulai dari pulau yang berukuran besar hingga pulau-pulau kecil yang sangat banyak jumlahnya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penduduk Laki Laki dan Wanita Usia 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama, (ribu orang)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penduduk Laki Laki dan Wanita Usia 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama, (ribu orang) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk dapat merupakan potensi yang besar untuk peningkatan produksi nasional. Produksi nasional bisa meningkat jika penduduk merupakan tenaga kerja yang produktif,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penambangan Emas Desa Hulawa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penambangan Emas Desa Hulawa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Penambangan Emas Desa Hulawa Lokasi penambangan Desa Hulawa merupakan lokasi penambangan yang sudah ada sejak zaman Belanda.

Lebih terperinci

KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA IKAN KAKAP MERAH

KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA IKAN KAKAP MERAH BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsentrasi Logam Berat Merkuri (Hg) Penelitian kandungan Hg dilakukan pada ikan kakap merah yang berasal dari tiga pasar tradisional, yaitu pasar Bilungala, pasar Mupuya

Lebih terperinci

Rimba Putra Bintara Kandung E2A307058

Rimba Putra Bintara Kandung E2A307058 Hubungan Antara Karakteristik Pekerja Dan Pemakaian Alat Pelindung Pernapasan (Masker) Dengan Kapasitas Fungsi Paru Pada Pekerja Wanita Bagian Pengampelasan Di Industri Mebel X Wonogiri Rimba Putra Bintara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar

Lebih terperinci

TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS. Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)

TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS. Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Keterangan: A = Agen (Agent) P = Pejamu (Host) L = Lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar. Total produksi selama tahun adalah sebesar ,73 kg,

BAB I PENDAHULUAN. besar. Total produksi selama tahun adalah sebesar ,73 kg, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi produksi pertambangan emas di Indonesia termasuk kategori cukup besar. Total produksi selama tahun 1990-2011 adalah sebesar 2501849,73 kg, sedangkan produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara sudah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan kendaraan bermotor (Chandra,

Lebih terperinci

Suparjan Petasule NIM Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo.

Suparjan Petasule NIM Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KERACUNAN MERKURI PADA PEMIJAR DAN PENGOLAH EMAS DI TAMBANG EMAS DESA HULAWA KECAMATAN SUMALATA TIMUR KABUPATEN GORONTALO UTARA TAHUN 2012. Suparjan Petasule

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi

BAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkurangnya lahan sebagai tempat merumputnya sapi, maka banyak peternak mencari alternatif lain termasuk melepas ternak sapinya di tempat pembuangan sampah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran air di suatu tempat dapat berpengaruh terhadap tempat lain yang lokasinya jauh dari sumber pencemaran. Hal ini karena gaya grafitasi, air yang dapat mengalir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program pembangunan Indonesia yang dewasa ini sedang berkembang diwarnai dengan pertambahan penduduk dan kebutuhan pangan yang terus meningkat. Sumberdaya perairan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dijelaskan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dijelaskan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Proses pengolahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia pembangunan disektor industri terus meningkat sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kegiatan manusia di dalam mengelola dan mengolah

Lebih terperinci

MEDIA MEDIKA INDONESIANA

MEDIA MEDIKA INDONESIANA Kadar Merkuri pada Rambut Masyarakat di Sekitar Penambangan Emas M Med Tanpa Indones Ijin MEDIA MEDIKA INDONESIANA Hak Cipta 2011 oleh Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dan Ikatan Dokter Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang maju identik dengan tingkat kehidupan yang lebih baik. Jadi, kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. yang maju identik dengan tingkat kehidupan yang lebih baik. Jadi, kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan industri dan teknologi dimanfaatkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti bahwa industri dan teknologi yang maju identik dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas kehidupan yang sangat tinggi yang dilakukan oleh manusia ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan manusia dan tatanan lingkungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia senantiasa dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup tinggi, kontaminasi dalam makanan,

Lebih terperinci

Felmawati Mundeng, Dian Saraswati, Ramly Abudi 1. Kata Kunci: Mercury (Hg), Hulu dan Hilir Air Sungai

Felmawati Mundeng, Dian Saraswati, Ramly Abudi 1. Kata Kunci: Mercury (Hg), Hulu dan Hilir Air Sungai STUDI ANALISIS TINGKAT PENCEMARAN KADAR MERKURI (Hg) DI HULU DENGAN DI HILIR SUNGAI ONGKAG MONGONDOW KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW (Suatu Penelitian di Kabupaten Bolaang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara)

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR WASTE HANDLING CORRELATION WITH THE OCCURRENCE OF DIARRHEA ON TODDLER WORKING AREA

Lebih terperinci

Oleh : Sri Maywati Staff pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi

Oleh : Sri Maywati Staff pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR PEKERJAAN DENGAN KADAR MERKURI (HG) DALAM DARAH PEKERJA PENAMBANG EMAS DI DUSUN KARANGPANINGAL DESA KARANGLAYUNG KECAMATAN KARANGJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA Oleh : Sri Maywati 1

Lebih terperinci

merupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumbersumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis (BPOM RI, 2003).

merupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumbersumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis (BPOM RI, 2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau

Lebih terperinci

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2 GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH 17-27 kg/m 2 Agung Setiyawan MahasiswaPeminatanEpidemiologidanPenyakitTropik FakultasKesehatanMasyarakatUniversitasDiponegoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan hidup pokok karena tidak satupun kehidupan yang ada di dunia ini dapat berlangsung tanpa tersedianya air yang cukup baik kualitas maupun kuantitasnya.

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keracunan Merkuri Pada Penambang Emas Tradisional di Desa Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri

Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keracunan Merkuri Pada Penambang Emas Tradisional di Desa Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 11 No. 1 / April 2012 Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keracunan Merkuri Pada Penambang Emas Tradisional di Desa Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang dengan paparan timbal mempunyai kecenderungan lebih besar untuk menjadi anemia dibandingkan dengan orang yang tidak terpapar timbal. Padahal anemia sudah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1) Desa Tulabolo Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Boalngo, Provinsi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Pencemaran udara telah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama

BAB 1 : PENDAHULUAN. Pencemaran udara telah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara telah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan kendaraan bermotor. Sekitar

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 12 No. 1 / April Novia Rina Dewi, Onny Setiani, Suhartono

Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 12 No. 1 / April Novia Rina Dewi, Onny Setiani, Suhartono Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 12 No. 1 / April 2013 Hubungan Riwayat Paparan Merkuri dengan Gangguan Keseimbangan Tubuh pada Penambang Emas Tradisional di Desa Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1-30 November 2014 di Puskesmas Sukaraja Kota Bandar Lampung yang memiliki wilayah

Lebih terperinci

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA Latar Belakang: Virus Hepatitis B atau (HBV) adalah virus DNA ganda hepadnaviridae. Virus Hepatitis B dapat

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut WHO pada tahun 2000 terjadi 52% kematian yang disebabkan oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut WHO pada tahun 2000 terjadi 52% kematian yang disebabkan oleh BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO pada tahun 2000 terjadi 52% kematian yang disebabkan oleh penyakit tidak menular. Terjadinya transisi epidemiologi ini disebabkan oleh terjadinya perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan penurunan fungsi organ tubuh, maka resiko terjadinya penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering terjadi pada lansia antara

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Meike N. R. Toding*, Budi T. Ratag*, Odi R. Pinontoan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. telah tercemar logam merkuri oleh limbah pertambangan emas tradisional.

BAB III METODE PENELITIAN. telah tercemar logam merkuri oleh limbah pertambangan emas tradisional. 30 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di desa Hulawa kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato. Dengan hasil observasi bahwa

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 4102004.1111 Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Jl. T. Chik Di Tiro No. 5 Telp/Faks. (0645) 43441 Lhokseumawe 24351 e-mail : bpsacehutara@yahoo.co.id, bps1111@bps.go.id BADAN PUSAT

Lebih terperinci

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016 Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016 Isyani Email: duatujuhyard@yahoo.com Abstract; Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan, tetapi hanya dapat bertahan selama beberapa hari tanpa air. Air merupakan komponen utama dari semua

Lebih terperinci

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan... - Siti W; Eko H

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan... - Siti W; Eko H Faktor-faktor Yang Ber Dengan... - Siti W; Eko H FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR MERKURI DALAM URINE PADA PEKERJA TAMBANG EMAS DI DESA RENGAS TUJUH KECAMATAN TUMBANG TITI KABUPATEN KETAPANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berasal dari Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) dengan persentase ratarata

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berasal dari Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) dengan persentase ratarata BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Sumatera Barat pada umumnya menggunakan sumber air minum yang berasal dari Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) dengan persentase ratarata 32,7%. Kota Padang

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN POLA HIDUP TERHADAP KEJADIAN BUNGKUK OSTEOPOROSIS TULANG BELAKANG WANITA USIA LANJUT DI KOTA BANDAR LAMPUNG Merah Bangsawan * Osteoporosis adalah suatu keadaan berkurangnya kepadatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. seluruh dunia, yaitu sebesar 124 juta kasus kematian anak terjadi akibat pneumonia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. seluruh dunia, yaitu sebesar 124 juta kasus kematian anak terjadi akibat pneumonia BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pneumonia merupakan penyakit yang mendominasi penyebab kematian pada balita di seluruh dunia, yaitu sebesar 124 juta kasus kematian anak terjadi akibat pneumonia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu sebuah studi pada sekelompok orang pada satu titik waktu untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

Elektroda tempat terjadi reaksi reduksi disebut katoda sedangkan tempat

Elektroda tempat terjadi reaksi reduksi disebut katoda sedangkan tempat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Elektrolisis Apabila dalam suatu larutan elektrolit ditempatkan dua elektroda dan dialiri arus listrik searah, maka terjadi peristiwa elektrolisis yaitu gejala dekomposisi elektrolit,

Lebih terperinci

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN NI PUTU DIANTARIANI DAN K.G. DHARMA PUTRA Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana. ABSTRAK Telah diteliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan alam, semakin menambah kepekatan udara (Yuantari, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan alam, semakin menambah kepekatan udara (Yuantari, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat polusi terparah di dunia. Terlebih lagi dengan semakin banyaknya pengguna kendaraan bermotor yang tidak peduli

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETAATAN BEROBAT DENGAN DERAJAT SISTOLE DAN DIASTOLE PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETAATAN BEROBAT DENGAN DERAJAT SISTOLE DAN DIASTOLE PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 9 No. 1 Tahun 2012 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETAATAN BEROBAT DENGAN DERAJAT SISTOLE DAN DIASTOLE PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU Dirhan* Sekolah

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA TANAH SAWAH DI DESA TALUDUYUNU KECAMATAN BUNTULIA KABUPATEN POHUWATO. Yunita Miu Nim :

ANALISIS KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA TANAH SAWAH DI DESA TALUDUYUNU KECAMATAN BUNTULIA KABUPATEN POHUWATO. Yunita Miu Nim : ANALISIS KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA TANAH SAWAH DI DESA TALUDUYUNU KECAMATAN BUNTULIA KABUPATEN POHUWATO Yunita Miu Nim : 811409046 Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan

Lebih terperinci

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN Metha Anung Anindhita 1), Siska Rusmalina 2), Hayati Soeprapto 3) 1), 2) Prodi D III Farmasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah Sampah dapat didefinisikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah tidak berguna atau diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran terhadap lingkungan hidup akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian pemerintah, khususnya pihak akademisi, terutama terhadap kehadiran polutan beracun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Selama ribuan tahun telah disadari bahwa aktivitas manusia dan urbanisasi

I. PENDAHULUAN. Selama ribuan tahun telah disadari bahwa aktivitas manusia dan urbanisasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama ribuan tahun telah disadari bahwa aktivitas manusia dan urbanisasi dapat menyebabkan polusi udara. Banyak kota di seluruh dunia sekarang menghadapi masalah pencemaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logam Berat Istilah "logam berat" didefinisikan secara umum bagi logam yang memiliki berat spesifik lebih dari 5g/cm 3. Logam berat dimasukkan dalam kategori pencemar lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lautan merupakan daerah terluas yang menutupi permukaan bumi, sekitar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lautan merupakan daerah terluas yang menutupi permukaan bumi, sekitar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lautan merupakan daerah terluas yang menutupi permukaan bumi, sekitar 71% permukaan bumi merupakan perairan. Oleh karena itu, dapat menyebabkan fungsi ekologis dan

Lebih terperinci

Seprianus Lahal 1, Suhartatik 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

Seprianus Lahal 1, Suhartatik 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL MASIH MEMILIH DUKUN BERANAK DALAM MELAKUKAN BANTUAN PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARITAING KECAMATAN ALOR TIMUR KABUPATEN ALOR-NTT Seprianus Lahal 1, Suhartatik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disimpan sebagai cadangan di dalam tubuh. Proses biologis di dalam tubuh

BAB I PENDAHULUAN. disimpan sebagai cadangan di dalam tubuh. Proses biologis di dalam tubuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air sangat vital bagi kehidupan karena air adalah komponen utama cairan tubuh. Seseorang dapat bertahan hidup selama 8 minggu tanpa makan, tetapi tanpa air hanya dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Barakati Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo. Desa Barakati terletak disebelah barat

Lebih terperinci

ABSTRAK PEKERJAAN JASA KULI ANGKUT DI PASAR BADUNG MENINGKATKAN RISIKO KELUHAN NYERI PUNGGUNG TAHUN 2016

ABSTRAK PEKERJAAN JASA KULI ANGKUT DI PASAR BADUNG MENINGKATKAN RISIKO KELUHAN NYERI PUNGGUNG TAHUN 2016 ABSTRAK PEKERJAAN JASA KULI ANGKUT DI PASAR BADUNG MENINGKATKAN RISIKO KELUHAN NYERI PUNGGUNG TAHUN 2016 Jasa kuli angkut adalah pekerja yang bekerja dengan menjual jasa mengangkut barang atau material

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan oleh logam berat cukup membahayakan kehidupan. Salah satu logam berbahaya yang menjadi bahan pencemar tersebut adalah Timbal (Pb). Timbal

Lebih terperinci

PENGESAHAN TESIS. Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa tesis yang berjudul :

PENGESAHAN TESIS. Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa tesis yang berjudul : ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KERACUNAN MERKURI PADA PENAMBANG EMAS TRADISIONAL DI DESA JENDI KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI Tesis untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai jenis kulit, warna kulit, iklim, cuaca, waktu penggunaan, umur dan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai jenis kulit, warna kulit, iklim, cuaca, waktu penggunaan, umur dan jumlah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kosmetika dikenal sebagai penunjang penampilan agar tampak lebih menarik. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, beragam kosmetika muncul di pasaran.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dampak negatif akibat aktivitas manusia adalah turunnya kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dampak negatif akibat aktivitas manusia adalah turunnya kualitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan kadang menghasilkan dampak terhadap lingkungan. Dampak tersebut tersebut dapat berupa positif maupun negatif. Salah satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan salah satu unsur alam yang sama pentingnya dengan air dan udara. Tanah adalah suatu benda alami, bagian dari permukaan bumi yang dapat ditumbuhi oleh

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF KANDUNGAN TIMBAL (Pb) DALAM URINE PADA PEDAGANG ASONGAN DI SEKITAR JUMBO PASAR SWALAYAN KOTA MANADO

STUDI DESKRIPTIF KANDUNGAN TIMBAL (Pb) DALAM URINE PADA PEDAGANG ASONGAN DI SEKITAR JUMBO PASAR SWALAYAN KOTA MANADO STUDI DESKRIPTIF KANDUNGAN TIMBAL (Pb) DALAM URINE PADA PEDAGANG ASONGAN DI SEKITAR JUMBO PASAR SWALAYAN KOTA MANADO Andryes Papuling Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Manado Abstract. Danger

Lebih terperinci

Kegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 2010)

Kegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 2010) Kegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 21) Mulyadi * ** ** ABSTRACT Keyword: PENDAHULUAN Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan kaitannya dengan kemiskinan,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkat tinggi setelah aplikasi pestisida. Penggunaan bahan-bahan beracun itu pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkat tinggi setelah aplikasi pestisida. Penggunaan bahan-bahan beracun itu pada BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap hasil pertanian berupa buah dan sayur semakin tinggi sejalan dengan pertambahan penduduk. Untuk mengantisipasi kebutuhan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG. 50 GIZIDO Volume 5 No. 1 Mei 013 Hubungan Pengetahuan Ibu Els Ivi Kulas HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu penyakit yang berbahaya yang kerap disebut sebagai silent killer selain penyakit jantung, yang merupakan salah satu masalah

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT Puji Hastuti Poltekkes Kemenkes Semarang E-mail: pujih75@gmail.com Abstract: The purpose of this cross-sectional research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada bertambahnya jumlah pencemar di udara (Badan Pusat Statistik, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. pada bertambahnya jumlah pencemar di udara (Badan Pusat Statistik, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, banyak terjadi perubahan dalam berbagai hal, khususnya dalam hal peningkatan jumlah kendaraan bermotor sebagai sarana transportasi. Seiring dengan kenaikan

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI,

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PENDUKUNG DAN PENDORONG TERHADAP PEMANFAATAN PENOLONG PERSALINAN OLEH IBU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUTAR KECAMATAN PAGARAN KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan oleh Timah Hitam (Pb) yang ditimbulkan dari asap kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan oleh Timah Hitam (Pb) yang ditimbulkan dari asap kendaraan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di Indonesia, terutama di kota-kota di Pulau Jawa berkembang dengan sangat pesat. Kondisi tersebut ditandai oleh adanya peningkatan secara kuantitatif maupun

Lebih terperinci

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Oleh : Nurul Hidayah, S.Kep.Ns ABSTRAK Latar belakang : Diabetes mellitus adalah penyakit kronis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumberdaya Alam diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, pertama

BAB I PENDAHULUAN. Sumberdaya Alam diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, pertama BB I PENDHULUN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya lam diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, pertama adalah kelompok yang kita sebut sebagai kelompok stok dimana sumberdaya ini dianggap memiliki cadangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masuk dalam kategori penyakit infeksi yang bersifat kronik. TB menular langsung melalui udara yang tercemar basil Mycobakterium tuberculosis, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu tatanan lingkungan hidup dapat tercemar atau menjadi rusak disebabkan oleh banyak hal. Namun yang paling utama dari sekian banyak penyebab tercemarnya suatu tatanan

Lebih terperinci

Dewi Karwati 1) Nur lina, SKM, M.Kes dan Kiki Korneliani, SKM, M.Kes 2)

Dewi Karwati 1) Nur lina, SKM, M.Kes dan Kiki Korneliani, SKM, M.Kes 2) HUBUNGAN FREKUENSI KONSUMSI MAKANAN BERISIKO GASTRITIS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA WANITA USIA 20-44 TAHUN YANG BEROBAT DI PUSKESMAS CILEMBANG TAHUN 2012 Dewi Karwati 1) Nur lina, SKM, M.Kes

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG Anni Suciawati* *Fakultas Kesehatan Prodi Kebidanan Universitas Nasional Email Korespodensi:

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Subyek Karakteristik subyek dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu kelompok remaja dan kelompok dewasa. Karakteristik subyek terdiri dari umur, wilayah ekologi, jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. 1 Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. 1 Penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nefrolitiasis adalah sebuah material solid yang terbentuk di ginjal ketika zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. 1 Penyakit ini bagian

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PETUGAS PROGRAM TB PARU TERHADAP PENEMUAN KASUS BARU DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Ratna Dewi Husein *, Tumiur Sormin ** Penemuan kasus penderita

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang optimal yang setinggi-tingginya sebagai investasi sumber daya manusia yang produktif

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang optimal yang setinggi-tingginya sebagai investasi sumber daya manusia yang produktif BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal yang setinggi-tingginya sebagai investasi sumber daya manusia yang produktif

Lebih terperinci

PENGARUH PERENDAMAN DENGAN KERTAS KORAN DALAM AIR PANAS TERHADAP KADAR TIMBAL (Pb) PADA IKAN ASIN

PENGARUH PERENDAMAN DENGAN KERTAS KORAN DALAM AIR PANAS TERHADAP KADAR TIMBAL (Pb) PADA IKAN ASIN PENGARUH PERENDAMAN DENGAN KERTAS KORAN DALAM AIR PANAS TERHADAP KADAR TIMBAL (Pb) PADA IKAN ASIN Diah Navianti*, Witi Karwiti*, Anton Syailendra*, Rara Tarika** *Dosen Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes

Lebih terperinci

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MILITUS DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET RENDAH GLUKOSA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR SAMSUL BAHRI ABSTRAK : Masalah kesehatan dipengaruhi

Lebih terperinci

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 I Made Mertha I Made Widastra I Gusti Ayu Ketut Purnamawati Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar Email: mertha_69@yahoo.co.id Abstract

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagian besar permukaan bumi terdiri atas air, luas daratan memang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagian besar permukaan bumi terdiri atas air, luas daratan memang lebih BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar permukaan bumi terdiri atas air, luas daratan memang lebih kecil dibandingkan dengan luas lautan. Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang lingkup A.1. Tempat BKPM Semarang. A.2. Waktu 20 September 20 Oktober 2011. A.3. Disiplin ilmu Disiplin ilmu pada penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Masyarakat. B.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 15 Agustus 20 Oktober 2015 di RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Kadar Logam Berat Timbal (Pb) Pada Kerang Bulu (Anadara antiquata) Setelah Perendaman dalam Larutan Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle.) dan Belimbing Wuluh

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015 KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015 Resa Valentri*, Dessy Hertati, Nobella Kristia Angelina Akademi Kebidanan Betang Asi Raya, Jln.Ir.Soekarno No.7

Lebih terperinci

tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan

tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan bagian dari siklus logam berat. Pembuangan limbah ke tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan mengakibatkan pencemaran tanah.

Lebih terperinci

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU Yeni Mulyani 1, Zaenal Arifin 2, Marwansyah 3 ABSTRAK Penyakit degeneratif

Lebih terperinci

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling Tabel V.9 Konsentrasi Seng Pada Setiap Titik Sampling dan Kedalaman Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling A B C A B C 1 0,062 0,062 0,051 0,076 0,030 0,048

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN MERKURI

ANALISIS KANDUNGAN MERKURI ANALISIS KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA AIR SUMUR GALI MASYARAKAT DI SEKITAR PENAMBANGAN EMAS TRADISIONAL DESA SABA PADANG KECAMATAN HUTA BARGOT KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2015 SKRIPSI OLEH : SADDAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia banyak terjadi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Nazwar Hamdani Rahil INTISARI Latar Belakang : Kecenderungan

Lebih terperinci