BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Barakati Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo. Desa Barakati terletak disebelah barat daya dari ibukota kabupaten dan berjarak ± 14 Km dari Ibukota Kabupaten. Desa Barakati merupakan daerah dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 56 m dari permukaan laut, memiliki jumlah penduduk sebanyak 2173 jiwa dengan jumlah penduduk laki laki sebanyak 1099 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 1074 jiwa, dengan jumlah KK sebanyak 613 KK (Data Kependudukan Desa Barakati Tahun 2011). Wilayah Desa Barakati terbagi dalam 4 Dusun, yaitu Dusun I Hungayo dengan jumlah penduduk 776 jiwa, Dusun II botuhuwayo dengan jumlah penduduk 593 jiwa, Dusun III Hutamela dengan jumlah penduduk 524 jiwa dan Dusun IV Bontula dengan jumlah penduduk 272 jiwa. (Data Kependudukan Desa Barakati Tahun Karakerisik Penduduk Berdasarkan hasil penelitian terhadap 31 orang penderita penyakit batu saluran kemih didapatkan karakteristik responden berdasarkan umur Sarana Air Bersih Sarana air bersih penduduk Desa Barakati berasal dari PDAM, sumur gali, dan sumur sumur suntik.

2 Hasil Penelitian Sampel penelitian ini sebanyak 14 sumber air minum diambil pada warga penderita penyakit batu saluran kemih yang berumur tahun sebanyak 7 sumber air minum dan warga yang bukan penderita penyakit batu saluran kemih yang berumur tahun juga sebanyak 7 sumber air minum Kadar Kesadahan Total Sumber Air Minum Penderita Penyakit Batu Saluran Kemih. Kadar kesadahan total sumber air minum penderita penykit batu saluran kemih di Desa Barakati dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini : Tabel 4.1 Kadar Kesadahan Total No Jenis Sampel Kode Sampel Kesadahan Total Standar 1 Sumur Gali A1 437,7367 mg/l 500 mg/l 2 Sumur Gali A2 601,6379 mg/l 500 mg/l 3 Sumur Gali A mg/l 4 Sumur Gali A4 431,7403 mg/l 500 mg/l 5 PDAM A5 429,7415 mg/l 500 mg/l 6 Sumur Gali A6 437,7367 mg/l 500 mg/l 7 Sumur Gali A7 705,5754 mg/l 500 mg/l 8 Sumur Suntik S1 1103,336 mg/l 500 mg/l 9 Sumur Suntik S2 1217,268 mg/l 500 mg/l 10 Sumur Suntik S3 1159,302 mg/l 500 mg/l 11 Sumur Gali S4 1119,326 mg/l 500 mg/l 12 Sumur Suntik S5 1375,173 mg/l 500 mg/l 13 Sumur Suntik S6 1189,284 mg/l 500 mg/l 14 Suntik Gali S7 1021,8851 mg/l 500 mg/l Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel sumber air minum yang digunakan oleh penderita penyakit batu saluran kemih dan yang bukan penderita penyakit batu saluran kemih menunjukan bahwa kadar kesadahan total air sumur pada responden diatas berbeda, yaitu pada sampel kasus (S1) menujukan kadar kesadahan yang tinggi dan melebihi ambang batas yang ditetapakan sedangkan

3 Sampel 37 sampel control (A1) menunjukan kadar kesadahan rendah dan memenuhi syaratsyarat air minum. A5 S7 S4 A7 A6 A4 A3 A2 A1 S6 S5 S3 S2 S Sumur Suntik Sumur Gali PDAM Grafik 4.1 Kadar Kesadahan Total Berdasarkan Jenis Sumur. Pada Grafik 4.1 menunjukan kadar Kesadahan pada masing-masing jenis sumur berbeda, tingkat kesadahan yang tinggi terlihat pada sampel air sumur suntik.

4 Sampel 38 S S S S4 S3 S2 S1 A7 A6 A5 A4 A3 A2 A Tidak Sakit Sakit Grafik 4.2 Kadar Kesadahan Total Berdasarkan Kategori Sakit Dan Yang Tidak Sakit. Pada Grafik 4.2 menunjukan kadar Kesadahan pada masing-masing jenis sumur jenis sampel berbeda, tingkat kesadahan yang tinggi terlihat pada sampel air responden yang penderita penyakit batu saluran kemih.

5 Kadar Kesadahan Kalsium (Ca 2+ ) Sumber Air Minum Penderita Penyakit Batu Saluran Kemih. Kadar kesadahan kalsium sumber air minum penderita penyakit batu saluran kemih di Desa Barakati dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini : No Jenis Sampel Kode Sampel Kesadahan Kalsium Standar 1 Sumur Gali A1 144,872 mg/l 500 mg/l 2 Sumur Gali A2 249,7241mg/l 500 mg/l 3 Sumur Gali A mg/l 4 Sumur Gali A4 111,2553 mg/l 500 mg/l 5 PDAM A5 227,8541 mg/l 500 mg/l 6 Sumur Gali A6 108,8541 mg/l 500 mg/l 7 Sumur Gali A7 582,6895 mg/l 500 mg/l 8 Sumur Suntik S1 626,7114 mg/l 500 mg/l 9 Sumur Suntik S2 629,9130mg/l 500 mg/l 10 Sumur Suntik S3 608,3022 mg/l 500 mg/l 11 Sumur Gali S4 633,9194 mg/l 500 mg/l 12 Sumur Suntik S5 641,9189 mg/l 500 mg/l 13 Sumur Suntik S6 625,9110 mg/l 500 mg/l 14 Suntik Gali S7 641,9189 mg/l 500 mg/l Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel sumber air minum yang digunakan oleh penderita penyakit batu saluran kemih dan yang bukan penderita penyakit batu saluran kemih menunjukan bahwa kadar kesadahan kalsium air sumur pada responden diatas berbeda, yaitu pada sampel sumber air minum yang penderita (S1) menujukan kadar kesadahan kalsium yang tinggi dan melebihi ambang batas yang ditetapakan sedangkan sampel sumber air minum yang bukan penderita (A1) menunjukan kadar kesadahan rendah dan memenuhi syarat-syarat air minum.

6 40 A5 S7 S4 A7 A6 A4 A3 A2 A1 S6 S5 S3 S2 S Sumur Suntik Sumur Gali PDAM Grafik 4.3 Kadar Kesadahan Kalsium (Ca) Berdasarkan Jenis Sumur. Pada Grafik 4.3 menunjukan kadar Kesadahan Kalsium pada masingmasing jenis sumur berbeda, tingkat kesadahan Kalsium yang tertinggi terlihat pada sampel air sumur suntik. S7 S6 S5 S4 S3 S2 S A7 A6 A5 A4 A3 A2 A Tidak Sakit Sakit Grafik 4.4 Kadar Kesadahan Kalsium Berdasarkan Kategori Sakit Dan Tidak sakit

7 41 Pada Grafik 4.4 menunjukan kadar Kesadahan Kalsium pada masingmasing jenis sumur jenis sampel berbeda, tingkat kesadahan Kalsium yang tinggi terlihat pada sampel sumber air minum responden yang penderita penyakit batu saluran kemih Kadar Kesadahan Magnesium (Mg 2+ ) Sumber Air Minum Penderita Penyakit Batu Saluran Kemih. Kadar kesdahan magnesium sumber air minum penderita penyakit batu saluran kemih di Desa Barakati dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini. Tabel 4.3 Kadar Kesadahan Magnesium (Mg 2+ ) No Jenis Sampel Kode Sampel Kesadahan Magnesium Standar 1 Sumur Gali A1 292,8647 mg/l 500 mg/l 2 Sumur Gali A2 413,0126 mg/l 500 mg/l 3 Sumur Gali A mg/l 4 Sumur Gali A4 320,485 mg/l 500 mg/l 5 PDAM A5 202,4286 mg/l 500 mg/l 6 Sumur Gali A6 328,8826 mg/l 500 mg/l 7 Sumur Gali A7 122,8859 mg/ 500 mg/l 8 Sumur Suntik S1 476,6246 mg/l 500 mg/l 9 Sumur Suntik S2 587,3556 mg/l 500 mg/l 10 Sumur Suntik S3 550,9998 mg/l 500 mg/l 11 Sumur Gali S4 485,4116 mg/l 500 mg/l 12 Sumur Suntik S5 733,2546 mg/l 500 mg/l 13 Sumur Suntik S6 563,373 mg/l 500 mg/l Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel sumber air minum yang digunakan oleh warga penderita penyakit batu saluran kemih dan yang bukan penderita penyakit batu saluran kemih menunjukan bahwa kadar kesadahan Magnesium air sumur pada responden diatas berbeda, yaitu pada sampel sumber air minum penderita penyakit (S1) menujukan kadar kesadahan kalsium yang tinggi dan

8 Sampel 42 melebihi ambang batas yang ditetapakan sedangkan sampel sumber air minum yang bukan penderita (A1) menunjukan kadar kesadahan rendah dan memenuhi syarat-syarat air minum. A5 S7 S4 A7 A6 A4 A3 A2 A1 S6 S5 S3 S2 S Sumur Suntik Sumur Gali PDAM Grafik 4.5 Kadar Kesadahan Magnesium Berdasarkan Jenis Sumur Pada Grafik 4.5 menunjukan kadar Kesadahan Magnesium pada masingmasing jenis sumur berbeda, tingkat kesadahan magnesium yang tertinggi terlihat pada sampel air sumur suntik.

9 Sampel 43 S S S5 S4 S3 S2 S1 A7 A6 A5 A4 A3 A2 A Tidak Sakit Sakit Grafik 4.6 Kadar Kesadahan Magnesium Berdasarkan Kategori Sakit Dan Yang Tidak Sakit. Pada Grafik 4.6 menunjukan kadar Kesadahan Magnesium pada masingmasing jenis sumur jenis sampel berbeda, tingkat kesadahan Magnesium yang tinggi terlihat pada sampel air responden yang penderita penyakit batu saluran kemih. 1.3 Pembahasan Titrasi kompleksometri merupakan titrasi yang berdasarkan atas pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion). Salah satu cara penetapan kadar suatu ion logam berdasarkan terbentuknya suatu senyawa kompleks antar ion logam dengan senyawa pembentuk kompleks ialah dengan kompleksometri. Kesadahan didefinisikan sebagai kemampun air dalam mengkonsumsi sejumlah sabun secara berlebihan serta mengakibatkan pergerakan pada pemanas

10 44 air, boiler atau pemanasan lainnya. Hal ini disebabkan adanya ion-ion metal polivalen. Terutama kalsium dan magnesium. Ca 2+ dan Mg 2+ dapat bereaksi dengan sabun sehingga membentuk garam-garam organic yang tidak melarut dan terbentuk sebagai busa pada permukaan air. Pada penelitian ini, peneliti melihat tingkat kesadahan suatu sampel air dengan menggunakan titrasi EDTA. Sampel air diambil dari sumber air minum yang digunakan warga berupa sumur gali, sumur suntik, dan PDAM yang jaraknya tidak terlalu berjauhan Hubungan Kesadahan Total Sumber Air Minum dengan Penyakit Batu Saluran Kemih Berdasarkan hasil analisis Laboratorium diketahui bahwa kadar kesadahan sumber air minum pada responden yang penderita lebih tinggi dibandingkan dengan kadar kesadahan sumber air minum pada responden yang bukan penderita. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara kesadahan air sumur dengan penyakit batu saluran kemih di Desa Barakati Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo. Hal ini menunjukan bahwa responden yang sumber air minumnya tidak memenuhi syarat mempunyai resiko terkena penyakit batu saluran kemih dibandingkan dengan responden yang mempunyai kadar sumber air minum yang memenuhi syarat. Kesadahan yang terjadi pada responden yang menggunakan sumber air minum dari sumur suntik ini bukan tanpa alasan. Seperti yang telah diterangkan sebelumnya bahwa mayoritas wilayah Desa Barakati dikelilingi oleh gunung kapur, dibandingkan dengan responden yang sumber air minumnya berasal dari

11 45 sumur gali dan PDAM kesadahannya lebih rendah. Hal ini dikarenakan sumur suntik memiliki kedalaman m dari permukaan tanah, semakin tinggi kedalaman sumur semakin tinggi juga kadar zat kapur yang ada di dalam air tersebut. Tidak sedikit warga yang mengeluh tentang keadaan ini. Sebagian dari ibu mengeluh adanya endapan berwarna coklat kekuningan pada peralatan memasak yang sumber airnya berasal dari sumur suntik. Mereka tetap memilih menggunakan air sumur suntik tersebut karena relatif lebih murah dibandingkan dengan PDAM yang harus membayar setiap bulan. Dalam pemakaian yang cukup lama, air sadah dapat menimbulkan penyakit batu saluran kemih akibat terakumulasinya endapan CaCO 3 dan MgCO 3. Secara normal zat zat penghambat kristalisasi seperti CaCO 3, magnesium, protein Tamm-horsfall, dan bikunin di dalam air kemih terdapat dalam konsentrasi yang cukup memadai untuk mencegah terbentuknya batu. Penurunan jumlah zat zat tersebut meningkatakan resiko terbentuknya batu. Partikel partikel yang berada`didalam larutan yang kelewat jenuh akan mengendap didalam nucleus sehingga akhirnya membentuk batu. Terbentuknya inti batu dan kejenuhan dalam air kemih merupakan prasyarat terbentuknya batu. Terbentuknya inti saja tanpa disertai dengan unsur unsur atau mineral pembentuk batu yang kelewat jenuh ditubulus ginjal tidak akan menyebabkan terbentuknya batu. Kristalisasi akan semakin banyak dan saling menyatu apabila unsur pembentuk batu barada dalam jumlah berlebihan dalam sistem tubulus (Cahyono, 2009).

12 46 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rita Haryanti (2006) yang menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara kualitas kesadahan air sumur dengan penyakit bau saluran kencing di Kabupaten Brebes. Hal ini sesuai dengan Permenkes No. 492/PER/IV/2010 tentang persyaratan dan pengawasan air bersih yang meyatakan bahwa air dengan kualitas kesadahan tinggi diatas 500 mg/l dapat menyebabkan penyakit batu saluran kemih Hubungan Kesadahan Kalsium (Ca 2+ ) Sumber Air Minum dengan Penyakit Batu Saluran Kemih. Semakin tinggi kalsium terkonsumsi terbukti makin tinggi pula ekskresinya sekaligus menambah pembentukan kristalisasi garam garam kapur. Tingginya kadar kalsium dalam air kemih dinamakan hiperkalsiuria, yaitu kadar kalsium dalam darah normal namun ekskresi dalam air kemih dapat mencapai mg per hari. Dari hasil pemeriksaan sampel air yang di lakukan di Laboratorium, diperoleh hasil bahwa kadar kalsium pada sampel sumber air minum penderita lebih tinggi dibandingkan dengan kadar kalsium pada sampel sumber air minum yang bukan penderita. Hal ini sesuai dengan teori Aries (2008) yang menyatakan bahwa semakin tinggi kalsium terkonsumsi terbukti kian tinggi pula ekskresinya sekaligus menambah pembentukan kristalisasi garam garam kapur. Tingginya kadar kalsium dalam air kemih dinamakan hiperkalsiuria, yaitu kadar kalsium dalam

13 47 darah normal namun ekskresi dalam air kemih dapat mencapai mg per hari. Hal ini menyebabkan terjadinya penyakit batu saluran kemih Hubungan Kesadahan Magnesium (Mg 2+ ) Sumber Air Minum dengan Penyaki Batu Saluran Kemih. Magnesium diperlukan dalam sintesa protein dan asam nukleat. Kelebihan logam magnesium dalam darah akan mempengaruhi syaraf otot dan otot jantung yang ditandai lemahnya refleksi dan berkurangnya rasa sakit pada otot yang rusak. Selain itu, kelebihan magnesium dalam tubuh juga dapat memicu terjadinya penyakit batu saluran kemih. Urin orang normal mengandung zat penghambat antara lain magnesium, sitrat, pirospofat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat itu berkurang, akan memudahkan terbentuknya batu didalam saluran kemih. Ion magnesium dikenal dapat menghambat pembentukan batu karena jika berikatan dengan oksalat, membentuk garam magnesium oksalat sehingga jumlah oksalat yang akan berikatan dengan kalsium untuk membentuk kalsium oksalat menurun. Tetapi jika ion magnesium dalam tubuh lebih sudah lebih dari nilai ambang batas yang ditentukan tidak menutup kemungkinan untuk dapat memicu terjadinya penyakit batu saluran kemih Penanganan Kesadahan Apabila air terlalu tinggi tingkat kesadahannya, air tersebut dapat dilunakan dengan berbagai cara, yang paling baik adalah dengan menggunakan Reverse Osmosis (RO) atau deionizer. Hasil RO akan memiliki kesadahan 0, namun alat ini cukup mahal.

14 48 Untuk menghilangkan kesadahan juga dapat dilakukan dengan menggunakan air destilasi (air suling/aquadest), penurunan secara alamiah degan menggunakan jasa asam-asam organic, asam ini berfungsi persisseperti halnya yang terjadi pada proses deionisasi yaitu dengan menangkap ion-ion dari air pada gugus-gugus karbonil yang terdapat pada asam organik (tanian). Beberapa median yang banyak mengandung asam-asam organik ini diantaranya adalah gambut yang berasal dari spagnum, daun ketapang, kulit pohon oak dll. Selain itu, untuk menurunkan kesadahan dapat pula dilakukan dengan menaruh bubuk kapur tohor pada air sumur.

UJI KADAR KESADAHAN SUMBER AIR MINUM PADA KEJADIAN PENYAKIT BATU SALURAN KEMIH DI DESA BARAKATI KECAMATAN BATUDAA KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2012

UJI KADAR KESADAHAN SUMBER AIR MINUM PADA KEJADIAN PENYAKIT BATU SALURAN KEMIH DI DESA BARAKATI KECAMATAN BATUDAA KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2012 UJI KADAR KESADAHAN SUMBER AIR MINUM PADA KEJADIAN PENYAKIT BATU SALURAN KEMIH DI DESA BARAKATI KECAMATAN BATUDAA KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2012 ABSTRAK Rizka Bobihu 811 408 090 Uji Kadar Kesadahan Ca

Lebih terperinci

Analisa Klorida Analisa Kesadahan

Analisa Klorida Analisa Kesadahan Analisa Klorida Analisa Kesadahan Latar Belakang Tropis basah Air bersih Air kotor limbah Pencegahan yang serius Agar tidak berdampak buruk bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup Air tercemar 1 Prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sanitasi dan air untuk transportasi, baik disungai maupun di laut (Arya, 2004: 73).

BAB I PENDAHULUAN. sanitasi dan air untuk transportasi, baik disungai maupun di laut (Arya, 2004: 73). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengan kegunaannya, air dipakai sebagai air minum, air untuk mandi dan mencuci, air untuk pengairan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi Pengambilan sampel sumber air minum ini yaitu di Desa arakati, Kecamatan atudaa, Kabupaten Gorontalo. Penelitian dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa lain. namun air yang tersedia

Lebih terperinci

PENURUNAN KESADAHAN DENGAN PENDIDIHAN PADA AIR SUMUR GALI DI DESA SIDOKUMPUL, KECAMATAN BUNGAH, GRESIK ABSTRACT

PENURUNAN KESADAHAN DENGAN PENDIDIHAN PADA AIR SUMUR GALI DI DESA SIDOKUMPUL, KECAMATAN BUNGAH, GRESIK ABSTRACT PENURUNAN KESADAHAN DENGAN PENDIDIHAN PADA AIR SUMUR GALI DI DESA SIDOKUMPUL, KECAMATAN BUNGAH, GRESIK E. Agustian Yazid *), Ardiansyah Faizal Afda u *) Akademi Analis Kesehatan Delima Husada Gresik ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan unsur penting dalam kehidupan. Hampir seluruh kehidupan di dunia ini tidak terlepas dari adanya unsur air. Sumber utama air yang mendukung kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu senyawa yang sangat penting bagi semua makhluk hidup. Pada dasarnya air memegang peranan penting dalam proses fotosintesis, respirasi maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan unsur penting dalam kehidupan. Hampir seluruh kehidupan di dunia ini tidak terlepas dari adanya unsur air ini. Sumber utama air yang mendukung kehidupan

Lebih terperinci

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR Oleh : MARTINA : AK.011.046 A. PENGERTIAN AIR senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya karena fungsinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika,

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu komponen pembentuk lingkungan sehingga tersedianya air yang berkualitas mengindikasikan lingkungan yang baik. Bagi manusia, air berperan dalam

Lebih terperinci

Penentuan Kesadahan Dalam Air

Penentuan Kesadahan Dalam Air Penentuan Kesadahan Dalam Air I. Tujuan 1. Dapat menentukan secara kualitatif dan kuantitatif kation (Ca²+,Mg²+) 2. Dapat membuat larutan an melakukan pengenceran II. Latar Belakang Teori Semua makhluk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Penentuan Kesadahan Total dalam Air Kelompok Vol. Sampel Vol. EDTA 0.01 M 7 50 ml 6 ml 9 50 ml 14.6 ml 11 50 ml 5.8 ml Kelompok Vol. Sampel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperbolehkan adalah 500 mg/l. Hasil pemeriksaan sampel di Balai Besar

BAB I PENDAHULUAN. diperbolehkan adalah 500 mg/l. Hasil pemeriksaan sampel di Balai Besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air sehat harus memenuhi beberapa persyaratan supaya aman dikonsumsi dan tidak menyebabkan penyakit. Persyaratan air sehat yaitu persyaratan fisik, persyaratan biologis

Lebih terperinci

Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih

Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-78 Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia dan makhluk hidup lainnya sangat bergantung dengan air demi mempertahankan hidupnya. Air yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air (Sutrisno dan

BAB I PENDAHULUAN. yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air (Sutrisno dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dengan perkembangan peradaban serta semakin bertambahnya jumlah penduduk di dunia,

Lebih terperinci

TESIS STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH

TESIS STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH TESIS STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH Oleh: Oktavina G. LP. Manulangga 330 8201 014 Latar Belakang dan Permasalahan Mata air Namosain di Kota Kupang memiliki tingkat kesadahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah materi esensial di dalam kehidupan dan merupakkan substansi kimia dengan rumus kimia HH2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara

Lebih terperinci

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION 1. Latar Belakang Kesadahan didefinisikan sebagai kemampuan air dalam mengkonsumsi sejumlah sabun secara berlebihan serta mengakibatkan pengerakan pada pemanas

Lebih terperinci

KESADAHAN DAN WATER SOFTENER

KESADAHAN DAN WATER SOFTENER KESADAHAN DAN WATER SOFTENER Bambang Sugiarto Jurusan Teknik Kimia FTI UPN Veteran Jogjakarta Jln. SWK 104 Lingkar Utara Condong catur Jogjakarta 55283 Hp 08156897539 ZAT PENGOTOR (IMPURITIES) Zat-zat

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR DESAIN DAN APLIKASI KOLOM ADSORBSI DENGAN MENGGUNAKAN ION EXCHANGER BERBASIS ZEOLIT-KARBON AKTIF UNTUK PRODUKSI AIR SANITASI

TUGAS AKHIR DESAIN DAN APLIKASI KOLOM ADSORBSI DENGAN MENGGUNAKAN ION EXCHANGER BERBASIS ZEOLIT-KARBON AKTIF UNTUK PRODUKSI AIR SANITASI TUGAS AKHIR DESAIN DAN APLIKASI KOLOM ADSORBSI DENGAN MENGGUNAKAN ION EXCHANGER BERBASIS ZEOLIT-KARBON AKTIF UNTUK PRODUKSI AIR SANITASI (Design and Application Adsorption Column with Ion Exchanger using

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan, baik itu kehidupan manusia maupun kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Air adalah merupakan bahan yang sangat vital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia agar tetap sehat dan aktif. Minum air

BAB I PENDAHULUAN. Air sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia agar tetap sehat dan aktif. Minum air BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu unsur yang paling vital bagi kehidupan manusia. Air sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia agar tetap sehat dan aktif. Minum air dalam jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. Air merupakan kebutuan yang sangat vital bagi manusia. Air yang layak diminum,

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Masyarakat

Jurnal Kesehatan Masyarakat KEMAS 7 (1) (2011) 57-68 Jurnal Kesehatan Masyarakat http://journal.unnes.ac.id/index.php/kemas FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT BATU GINJAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARGASARI TEGAL Dwi Nur Patria Krisna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disimpan sebagai cadangan di dalam tubuh. Proses biologis di dalam tubuh

BAB I PENDAHULUAN. disimpan sebagai cadangan di dalam tubuh. Proses biologis di dalam tubuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air sangat vital bagi kehidupan karena air adalah komponen utama cairan tubuh. Seseorang dapat bertahan hidup selama 8 minggu tanpa makan, tetapi tanpa air hanya dapat

Lebih terperinci

EFEK DIURETIK DAN DAYA LARUT BATU GINJAL DARI EKSTRAK TALI PUTRI (Cassytha filiformis L.)

EFEK DIURETIK DAN DAYA LARUT BATU GINJAL DARI EKSTRAK TALI PUTRI (Cassytha filiformis L.) EFEK DIURETIK DAN DAYA LARUT BATU GINJAL DARI EKSTRAK TALI PUTRI (Cassytha filiformis L.) Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Masyarakat

Jurnal Kesehatan Masyarakat KEMAS 7 (1) (2011) 51-62 Jurnal Kesehatan Masyarakat http://journal.unnes.ac.id/index.php/kemas FAKTOR RISIKO PENYAKIT BATU GINJAL Dwi Nur Patria Krisna Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

ANALISA KADAR KAPUR PADA AIR SUMUR DI KECAMATAN SUMBERMANJING WETAN KABUPATEN MALANG

ANALISA KADAR KAPUR PADA AIR SUMUR DI KECAMATAN SUMBERMANJING WETAN KABUPATEN MALANG ANALISA KADAR KAPUR PADA AIR SUMUR DI KECAMATAN SUMBERMANJING WETAN KABUPATEN MALANG Oleh Siti Zulaikah Prodi Analis Kesehatan-AAKMAL Malang ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kesadahan total

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN:

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN: PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (217), Hal. 31 36 ISSN: 2337-824 Uji Perbandingan Kualitas Air Sumur Tanah Gambut dan Air Sumur Tanah Berpasir di Kecamatan Tekarang Kabupaten Sambas Berdasarkan Parameter

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR PENYISIHAN KESADAHAN DENGAN PROSES KRISTALISASI DALAM REAKTOR TERFLUIDISASI DENGAN MEDIA PASIR OLEH: MYRNA CEICILLIA

SEMINAR TUGAS AKHIR PENYISIHAN KESADAHAN DENGAN PROSES KRISTALISASI DALAM REAKTOR TERFLUIDISASI DENGAN MEDIA PASIR OLEH: MYRNA CEICILLIA SEMINAR TUGAS AKHIR PENYISIHAN KESADAHAN DENGAN PROSES KRISTALISASI DALAM REAKTOR TERFLUIDISASI DENGAN MEDIA PASIR OLEH: MYRNA CEICILLIA 3306100095 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah 3. Batasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu atom oksigen (O) yang berikatan secara kovalen yang sangat penting fungsinya. Dengan adanya penyediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah senyawa H2O yang merupakan bagian paling penting dalam kehidupan dan manusia tidak dapat dipisahkan dengan air. Air dalam tubuh manusia berkisar antara 50

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah Air tanah adalah air yang berada di bawar permukaan tanah. Air tanah dapat kita bagi lagi menjadi dua, yakni air tanah preatis dan air tanah artesis. a. Air Tanah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. semua ciptaan Tuhan, baik manusia, hewan, dan juga tumbuhan. Bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. semua ciptaan Tuhan, baik manusia, hewan, dan juga tumbuhan. Bagi kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan sumberdaya alam yang sangat penting dan mutlak diperlukan oleh semua ciptaan Tuhan, baik manusia, hewan, dan juga tumbuhan. Bagi kehidupan manusia,

Lebih terperinci

Intrusi air laut terhadap kualitas air tanah dangkal dari pantai kota Surabaya. Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 3/rekat/14 (2014) :

Intrusi air laut terhadap kualitas air tanah dangkal dari pantai kota Surabaya. Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 3/rekat/14 (2014) : Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 3/rekat/14 (2014) : 228-232 INTRUSI AIR LAUT TERHADAP KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DI KOTA SURABAYA Rendi Novi Indriastoni Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi makhluk hidup. Air yang dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air yang jernih,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk. meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001).

BAB I PENDAHULUAN. transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk. meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengan kegunaannya, air dipakai sebagai air minum, mandi, mencuci, sanitasi, transportasi

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS AIR

PENENTUAN KUALITAS AIR PENENTUAN KUALITAS AIR Analisis air Mengetahui sifat fisik dan Kimia air Air minum Rumah tangga pertanian industri Jenis zat yang dianalisis berlainan (pemilihan parameter yang tepat) Kendala analisis

Lebih terperinci

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan AIR Sumber Air 1. Air laut 2. Air tawar a. Air hujan b. Air permukaan Impurities (Pengotor) air permukaan akan sangat tergantung kepada lingkungannya, seperti - Peptisida - Herbisida - Limbah industry

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan.

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan peternakan dimasa mendatang bertujuan untuk mewujudkan peternakan yang modern, efisien, mandiri mampu bersaing dan berkelanjutan sekaligus dapat memberdayakan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Hasil Percobaan Pengumpulan data hasil percobaan diperoleh dari beberapa pengujian, yaitu: a. Data Hasil Pengujian Sampel Awal Data hasil pengujian

Lebih terperinci

TINGKAT KESADAHAN AIR SUMUR DI SEKITAR PEGUNUNGAN KAPUR PUGER SKRIPSI

TINGKAT KESADAHAN AIR SUMUR DI SEKITAR PEGUNUNGAN KAPUR PUGER SKRIPSI TINGKAT KESADAHAN AIR SUMUR DI SEKITAR PEGUNUNGAN KAPUR PUGER SKRIPSI Oleh Eka Prasetyaningsih NIM 091810301023 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2014 TINGKAT

Lebih terperinci

Pemetaan Kesadahan Total Air Sumur di Wilayah Surabaya Barat Berbasis Aplikasi Sistem Informasi Geografis

Pemetaan Kesadahan Total Air Sumur di Wilayah Surabaya Barat Berbasis Aplikasi Sistem Informasi Geografis Lampiran 1 Ringkasan Ilmiah Pemetaan Kesadahan Total Air Sumur di Wilayah Surabaya Barat Berbasis Aplikasi Sistem Informasi Geografis Muhammad Ali Akbar Aribiyanto* a, Thin Soedarti a, Trisnadi Widyaleksono

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil Percobaan Percobaan proses demineralisasi untuk menghilangkan ionion positif dan negatif air PDAM laboratorium TPA menggunakan tangki penukar ion dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Gunungkidul merupakan daerah dengan batu kapur yang

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Gunungkidul merupakan daerah dengan batu kapur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Gunungkidul merupakan daerah dengan batu kapur yang tinggi. Menurut data Bapeda cadangan alam berupa batu kapur lebih tinggi dibandingkan cadangan alam yang lain

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Hasil Pengamatan Tabel 2. Hasil Pengamatan Karbon Aktif tanpa Penambahan Zeolit Volume Volume t V1 ph V2 buffer EBT (menit) (ml) (ml) (tetes) (tetes) awal Sesudah Kesadahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah masa keras seperti batu yang

BAB I PENDAHULUAN. di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah masa keras seperti batu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis atau calyces ginjal atau di saluran kemih (Pratomo, 2007). Batu ginjal di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu tatanan lingkungan hidup dapat tercemar atau menjadi rusak disebabkan oleh banyak hal. Namun yang paling utama dari sekian banyak penyebab tercemarnya suatu tatanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang sering diminati dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang sering diminati dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang sering diminati dalam membantu menegakkan diagnosa berbagai macam penyakit. Ada kementakan (probality) bahwa urinalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LING KUNGAN MODUL IV ANGKA PERMANGANAT (TITRIMETRI) KELOMPOK IV

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LING KUNGAN MODUL IV ANGKA PERMANGANAT (TITRIMETRI) KELOMPOK IV LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LING KUNGAN MODUL IV ANGKA PERMANGANAT (TITRIMETRI) KELOMPOK IV Ayu Nitami 0906489681 Mohammad Fauzi Rachman 0906636876 Retno Murti Wulandari 0906636964 Tanggal Praktikum : 5 Mei

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Kerja Penelitian Pelaksanaan penelitian di PDAM Kota Surakarta dilaksanakan mulai tanggal 17 Februari 2010 sampai dengan tanggal 27 Februari 2010 3.2. Metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1) Desa Tulabolo Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Boalngo, Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air

BAB I PENDAHULUAN. memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan air dalam semua aspek kehidupan, untuk memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air berperan pada semua proses dalam tubuh

Lebih terperinci

Penentuan Kadar Vitamin C dengan Titrasi Iodometri Langsung

Penentuan Kadar Vitamin C dengan Titrasi Iodometri Langsung Laporan Praktikum Nama : Linda Trivana Kimia Analitik 1 NRP : G44080075 Kelompok : B-Siang Asisten : Yuyun Yunita Hari, tanggal : Selasa, 11 Mei 2010 PJP : Zulhan A, S.Si Penentuan Kadar Vitamin C dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Bagi manusia, air digunakan dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari seperti mencuci, mandi, memasak dan sebagainya.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM V PEMERIKSAAN KESADAHAN PADA SAMPEL AIR SUMUR GALI DI JALAN SAHABAT 1

LAPORAN PRAKTIKUM V PEMERIKSAAN KESADAHAN PADA SAMPEL AIR SUMUR GALI DI JALAN SAHABAT 1 LAPORAN PRAKTIKUM V PEMERIKSAAN KESADAHAN PADA SAMPEL AIR SUMUR GALI DI JALAN SAHABAT 1 NAMA : ANDI MUH. ARFAH SAPUTRA SAMAD NIM : K 111 08 856 KELOMPOK : VIII (DELAPAN) JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini yang tidak dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini yang tidak dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Air Air merupakan salah satu sumber daya alam yang melimpah dan merupakan kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini yang tidak dapat terpisahkan. Air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kalsium oksalat (CaC 2 O 4 ) dan kalsium karbonat (CaCO 3 ) adalah bahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kalsium oksalat (CaC 2 O 4 ) dan kalsium karbonat (CaCO 3 ) adalah bahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalsium oksalat (CaC 2 O 4 ) dan kalsium karbonat (CaCO 3 ) adalah bahan pembentuk batu saluran kemih atau batu ginjal. Kalsium oksalat dan kalsium karbonat adalah

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR KESADAHAN TOTAL PADA AIR SUMUR DI PADUKUHAN BANDUNG PLAYEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA

ANALISIS KADAR KESADAHAN TOTAL PADA AIR SUMUR DI PADUKUHAN BANDUNG PLAYEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA ANALISIS KADAR KESADAHAN TOTAL PADA AIR SUMUR DI PADUKUHAN BANDUNG PLAYEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA Dian Wuri Astuti *1, Siti Fatimah 1, Sawlenitami Anie 1 1 Program Studi D3 Analis Kesehatan STIKes Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat di antaranya tingkat ekonomi, pendidikan, keadaan lingkungan, dan kehidupan sosial budaya. Faktor yang penting

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Lokasi 1.1.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah Desa Talumopatu merupakan salah satu desa yang berada di wilayah kecamatan Mootilango, kabupaten Gorontalo mempunyai

Lebih terperinci

STUDI AWAL REVERSE OSMOSIS TEKANAN RENDAH UNTUK AIR PAYAU DENGAN KADAR SALINITAS DAN SUSPENDED SOLID RENDAH

STUDI AWAL REVERSE OSMOSIS TEKANAN RENDAH UNTUK AIR PAYAU DENGAN KADAR SALINITAS DAN SUSPENDED SOLID RENDAH STUDI AWAL REVERSE OSMOSIS TEKANAN RENDAH UNTUK AIR PAYAU DENGAN KADAR SALINITAS DAN SUSPENDED SOLID RENDAH RENNY AIDATUL AZFAH Dosen Pembimbing: Ir. EDDY S. SOEDJONO, Dipl.SE, M,Sc, Ph.D 1 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber pendapatan, juga memiliki sisi negatif yaitu berupa limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai Uji kualitas fisik air yang pada sarana air bersih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai Uji kualitas fisik air yang pada sarana air bersih BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian mengenai Uji kualitas fisik air yang pada sarana air bersih program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Desa Ilohungayo

Lebih terperinci

Artikel Kimia tentang Peranan Larutan Penyangga

Artikel Kimia tentang Peranan Larutan Penyangga Artikel Kimia tentang Peranan Larutan Penyangga A. PENGERTIAN Larutan penyangga atau dikenal juga dengan nama larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan nilai ph apabila larutan tersebut ditambahkan

Lebih terperinci

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR 2.1 PENDAHULUAN

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR 2.1 PENDAHULUAN Air adalah salah satu bahan pokok (komoditas) yang paling melimpah di alam tetapi juga salah satu yang paling sering disalahgunakan Definisi Water Treatment (Pengolahan Air) Suatu proses/bentuk pengolahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang dibatasi punggungpunggung gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah aliran sungai akan ditampung oleh punggung

Lebih terperinci

PROSES PELUNAKAN AIR SADAH MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM LAMPUNG ABSTRAK

PROSES PELUNAKAN AIR SADAH MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM LAMPUNG ABSTRAK PROSES PELUNAKAN AIR SADAH MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM LAMPUNG WIDI ASTUTI UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung LIPI Jl. Ir. Sutami Km. 15 Tanjungbintang, Lampung Selatan ABSTRAK Air sadah adalah air yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kalsium merupakan mineral yang paling banyak di dalam tubuh, sekitar 99%

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kalsium merupakan mineral yang paling banyak di dalam tubuh, sekitar 99% BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kalsium darah Kalsium merupakan mineral yang paling banyak di dalam tubuh, sekitar 99% dari kalsium dalam tubuh berada di tulang dan gigi, dan 1% sisanya berada dalam darah dan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBUBUHAN BERBAGAI DOSIS ABU DAUN MENGKUDU TERHADAP PENINGKATAN KADAR KALSIUM AIR HUJAN DI DESA SUMUGIH, RONGKOP, GUNUNGKIDUL

PENGARUH PEMBUBUHAN BERBAGAI DOSIS ABU DAUN MENGKUDU TERHADAP PENINGKATAN KADAR KALSIUM AIR HUJAN DI DESA SUMUGIH, RONGKOP, GUNUNGKIDUL PENGARUH PEMBUBUHAN BERBAGAI DOSIS ABU DAUN MENGKUDU TERHADAP PENINGKATAN KADAR KALSIUM AIR HUJAN DI DESA SUMUGIH, RONGKOP, GUNUNGKIDUL Rokhmayanti, Urip Widjajono, Choiril Hama Mustofa Abstrak Latar Belakang

Lebih terperinci

KESADAHAN AIR. ADINDA DWI AYU D. RASYIDMUAMMAR FAWWAZ S.Farm.,M.Si.,Apt

KESADAHAN AIR. ADINDA DWI AYU D. RASYIDMUAMMAR FAWWAZ S.Farm.,M.Si.,Apt BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok semua makhluk hidup. Tanpa air, manusia tidak akan bertahan hidup lama. Air alam mengandung berbagai jenis zat, baik yang larut maupun

Lebih terperinci

BAB 3 BAHAN DAN METODE. - Buret 25 ml pyrex. - Pipet ukur 10 ml pyrex. - Gelas ukur 100 ml pyrex. - Labu Erlenmeyer 250 ml pyex

BAB 3 BAHAN DAN METODE. - Buret 25 ml pyrex. - Pipet ukur 10 ml pyrex. - Gelas ukur 100 ml pyrex. - Labu Erlenmeyer 250 ml pyex BAB 3 BAHAN DAN METODE 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat - Buret 25 ml pyrex - Pipet ukur 10 ml pyrex - Gelas ukur 100 ml pyrex - Labu Erlenmeyer 250 ml pyex - Labu ukur 100 & 1000 ml pyrex - Botol aquades

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. 1 Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. 1 Penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nefrolitiasis adalah sebuah material solid yang terbentuk di ginjal ketika zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. 1 Penyakit ini bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber-Sumber Air Sumber-sumber air bisa dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu: 1. Air atmosfer Air atmesfer adalah air hujan. Dalam keadaan murni, sangat bersih namun keadaan

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN KETEBALAN KOMBINASI ZEOLIT DENGAN ARANG AKTIF DALAM MENURUNKAN KADAR KESADAHAN AIR SUMUR DI KARANGTENGAH WERU KABUPATEN SUKOHARJO

KEEFEKTIFAN KETEBALAN KOMBINASI ZEOLIT DENGAN ARANG AKTIF DALAM MENURUNKAN KADAR KESADAHAN AIR SUMUR DI KARANGTENGAH WERU KABUPATEN SUKOHARJO KEEFEKTIFAN KETEBALAN KOMBINASI ZEOLIT DENGAN ARANG AKTIF DALAM MENURUNKAN KADAR KESADAHAN AIR SUMUR DI KARANGTENGAH WERU KABUPATEN SUKOHARJO Nana Ristiana, Dwi Astuti, Tri Puji Kurniawan Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN. Kelompok Vol. EDTA 0.01 M Vol. Magnesium ml 11.3 ml 14.1 ml 12 ml 11.3 ml 11.3 ml

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN. Kelompok Vol. EDTA 0.01 M Vol. Magnesium ml 11.3 ml 14.1 ml 12 ml 11.3 ml 11.3 ml BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Penetapan Kadar Magnesium Kelompok Vol. EDTA 0.1 M Vol. Magnesium 7 8 9 10 11 12 10.7 ml 14.1 ml 12 ml 2. Penetapan Kadar Kalsium Kelompok

Lebih terperinci

Resin sebagai media penukar ion mempunyai beberapa sifat dan keunggulan tertentu. Sifat-sifat resin yang baik adalah sebagai berikut:

Resin sebagai media penukar ion mempunyai beberapa sifat dan keunggulan tertentu. Sifat-sifat resin yang baik adalah sebagai berikut: DASAR TEORI Resin penukar ion ( ion exchange) yang merupakan media penukar ion sintetis pertama kali dikembangkan oleh Adam dan Holmes. Penemuan ini membuka jalan pembuatan resin hasil polimerisasi styrene

Lebih terperinci

GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 ABSTRAK

GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 ABSTRAK GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 Witi Karwiti Dosen Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Palembang ABSTRAK Besi merupakan salah satu logam

Lebih terperinci

WATER TREATMENT (Continued) Ramadoni Syahputra

WATER TREATMENT (Continued) Ramadoni Syahputra WATER TREATMENT (Continued) Ramadoni Syahputra Air adalah salah satu bahan pokok (komoditas) yang paling melimpah di alam tetapi juga salah satu yang paling sering disalahgunakan 2.3 JENIS-JENIS IMPURITAS

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental laboratorium. Penelitian berupa pengolahan air sadah menggunakan bahan penukar ion alami yaitu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Kesadahan, Pamsimas, Sumur Gali, Kompleksometri.

ABSTRAK. Kata Kunci : Kesadahan, Pamsimas, Sumur Gali, Kompleksometri. Dra. Endang Widaratih, M.Pd (NIDN 06.07.045.101) Suparyati, M. Kes (NIDN 0617107601) PERBANDINGAN KESADAHAN SEMENTARA AIR BOR DI KECAMATAN PEKALONGAN TIMUR. ABSTRAK Air merupakan sumber daya alam yang

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI TERHADAP PENURUNAN KESADAHAN AIR SUMUR GALI (Suatu Penelitian dikelurahan Buliide Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo)

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI TERHADAP PENURUNAN KESADAHAN AIR SUMUR GALI (Suatu Penelitian dikelurahan Buliide Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo) PEMANFAATAN ABU SEKAM PAI TERHAAP PENURUNAN KESAAHAN AIR SUMUR GALI (Suatu Penelitian dikelurahan Buliide Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo) ABSTRAK wi Handayani Usman. 3. Pemanfaatan abu sekam padi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah unsur penting bagi makhluk hidup. Manusia dapat bertahan hidup tanpa makan selama 3 sampai 6 bulan namun tidak akan mampu bertahan hidup tanpa air. Sebanyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu air berperan penting dalam berlangsungnya sebuah kehidupan. Air

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu air berperan penting dalam berlangsungnya sebuah kehidupan. Air BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah salah satu elemen atau unsur yang berdiri sebagai pemegang tonggak kehidupan makhluk hidup, seperti manusia, hewan, dan tumbuhan, oleh karena itu air berperan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit

Lebih terperinci

ANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU

ANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU ISSN 2085-0050 ANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU Subardi Bali, Abu Hanifah Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau e-mail:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan deskriptif untuk memperoleh gambaran kualitas fisik air pada Sarana

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan deskriptif untuk memperoleh gambaran kualitas fisik air pada Sarana BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode observasional dengan pendekatan deskriptif untuk memperoleh gambaran kualitas fisik air pada Sarana Air Bersih

Lebih terperinci

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter Ginjal adalah organ pengeluaran (ekskresi) utama pada manusia yang berfungsi untik mengekskresikan urine. Ginjal berbentuk seperti kacang merah, terletak di daerah pinggang, di sebelah kiri dan kanan tulang

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan sisa-sisa aktivitas manusia dan lingkungan yang sudah tidak diinginkan lagi keberadaannya. Sampah sudah semestinya dikumpulkan dalam suatu tempat

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR BESI (Fe) DAN KESADAHAN (CaCO 3 ) PADA AIR SUMUR DI JALAN BARU KECAMATAN SIRIMAU KOTA AMBON

PENENTUAN KADAR BESI (Fe) DAN KESADAHAN (CaCO 3 ) PADA AIR SUMUR DI JALAN BARU KECAMATAN SIRIMAU KOTA AMBON Bimafika, 2015, 6, 754-758 PENENTUAN KADAR BESI (Fe) DAN KESADAHAN (CaCO 3 ) PADA AIR SUMUR DI JALAN BARU KECAMATAN SIRIMAU KOTA AMBON Alwi Smith 1 1 Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berada di dalam jaringan lain dan cairan tubuh yang secara luas didistribusikan ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berada di dalam jaringan lain dan cairan tubuh yang secara luas didistribusikan ke BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kalsium 1. Definisi Kalsium Kalsium adalah elemen mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh. terdapat kurang lebih 1.200 gram kalsium, 99% berada di dalam tulang rangka,

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA A. GINJAL SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA Sebagian besar produk sisa metabolisme sel berasal dari perombakan protein, misalnya amonia dan urea. Kedua senyawa tersebut beracun bagi tubuh dan harus dikeluarkan

Lebih terperinci

ANALISA MAKANAN DAN MINUMAN ANALISIS KADAR ABU DAN MINERAL OLEH :

ANALISA MAKANAN DAN MINUMAN ANALISIS KADAR ABU DAN MINERAL OLEH : ANALISA MAKANAN DAN MINUMAN ANALISIS KADAR ABU DAN MINERAL OLEH : NI KADEK SUCAHYANINGSIH MADE RINA RASTUTI BENNY TRESNANDA I KADEK MARDANA P07134013006 P07134013016 P07134013027 P07134013044 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Tanah Awal Data hasil analisis tanah awal disajikan pada Tabel Lampiran 2. Berdasarkan Kriteria Penilaian Sifat Kimia dan Fisika Tanah PPT (1983) yang disajikan

Lebih terperinci

KADAR PHOSPOR (P) DAN ZAT BESI (Fe) IKAN TERI ASIN HASIL PENGASINAN MENGGUNAKAN AIR ABU PELEPAH KELAPA

KADAR PHOSPOR (P) DAN ZAT BESI (Fe) IKAN TERI ASIN HASIL PENGASINAN MENGGUNAKAN AIR ABU PELEPAH KELAPA KADAR PHOSPOR (P) DAN ZAT BESI (Fe) IKAN TERI ASIN HASIL PENGASINAN MENGGUNAKAN AIR ABU PELEPAH KELAPA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci