BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini, memerlukan banyak hal yang harus

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini, memerlukan banyak hal yang harus"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Diagram Alur (Flowchart) Pelaksanaan penelitian ini, memerlukan banyak hal yang harus diperhatikan sebagai persiapan dalam melakukan penelitian. Tujuannya agar memperkecil (meminimalisir) kesalahan dalam pengerjaan dari awal hingga akhir. Metode penelitian disusun untuk memberikan kemudahan dalam pelaksanaan sebuah penelitian sehingga berjalan lebih tepat efektif dan efisien. Tahapan prosedur pelaksanaan ini tergambar dalam suatu bagan alir metode penelitian yang terdapat pada gambar 3.1. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan di Laboratorium Jalan Raya AMP Karya Murni Patumbak. Bahan-bahan yang diambil berupa data agregat, stabilitas marshal dan kadar aspal yang diambil dari PT. Karya Murni Perkasa, Patumbak. Sesuai dengan bagan alir dibawah, cara dalam pengambilan data dilakukan pada Pabrik Asphalt Mixing Plant, PT. Karya Murni Perkasa dengan mengambil data marshall test dan data extraction test. Dan program Artificial Neural Network digunakan untuk mencari nilai stabilitas marshall dari masing masing sistem yang telah dirancang. 73

2 Mulai Studi Literatur Pemilihan Lokasi AMP Pengumpulan Data Dari AMP Karya Murni, yaitu: Data Nilai Marshall Test: 1. Persentase Agregat Lolos Ayakan 200, 50, 30, 8, 4 dan ½ inch 2. Persentase Agregat Pecah 3. Stabilitas Marshall Data Nilai Extraction Test: 1. Kadar Aspal A 74

3 A Mengelompokkan Data Input: Persentase Agregat Lolos Ayakan 200, 50, 30, 8, 4 dan ½ inch Mengelompokkan Data Output: Stabilitas Marshall Persentase Agregat Pecah Kadar Aspal Praproses Data Pengolahan Data Stabilitas Marshall dengan Program Artificial Neural Network Perbandingan Stabilitas Marshall AMP Karya Murni dengan Artificial Neural Network Kesimpulan Dan Saran Selesai Gambar 3.1 Diagram Flowchart 75

4 III.2 Persiapan Penelitian Tahap yang pertama dilakukan adalah pemeriksaan properties aspal beton dengan pen.60/70 dan agregat yang digunakan. Semua pengujian sesuai dengan standar pengujian bahan yang mengacu pada SNI (Standart Nasional Indonesia) dan ASTM (American Society For Testing Material). Untuk pengujian bahan bitumen atau aspal, pada penelitian ini digunakan aspal penetrasi 60/70 dari Iran yang di dapat dari AMP Karya Murni Perkasa. Cara pengumpulan data: Data yang diambil pada AMP tersebut adalah data: Persentase agregat lolos ayakan nomor 200, 50, 30, 8, 4 dan ½ inch. Persentase agregat hancur. Kadar aspal Stabilitas marshall. Sampel yang diambil sebanyak 110 sampel. III.3 Pengembangan Model Artificial Neural Network Stabilitas marshall dari sebuah campuran aspal beton bergantung pada berbagai jenis kriteria, termasuk bentuknya, gradasi agregat, dan tipe aspal. Untuk mengembangkan model ini, harus memiliki data input dan data output. Adapun data input-nya, yaitu: Persentase agregat yang lolos ayakan nomor 200, 50, 30, 8, 4, dan ½ inch. Persentase agregat pecah. Kadar aspal. 76

5 Dan sebagai data output-nya yaitu: Stabilitas marshall. Sebelumnya, nomor neuron lapisan input adalah 8 dan neuron lapisan output adalah 1. Fungsi aktivasi yang digunakan adalah fungsi aktivasi tangent sigmoid untuk neuron hidden layer dan fungsi aktivasi linier untuk output layer. Data input dan output telah di normalisasi antara -1 dan 1 untuk meningkatkan keberhasilan dari jaringan. Dalam rangka menginvestigasi nilai optimum dari neuron hidden layer, kemampuan penyamarataan jaringan telah diperkirakan. Berdasarkan pelatihan error yang berbeda pada setiap jaringan, dengan sebuah nilai yang ditetapkan pada hidden layer. Pada penelitian ini ditetapkan neuron 3, 6, 8 dan 10 yang digunakan pada hidden layer. Nilai optimum pada hidden layer didapatkan dengan cara memasukkan nilai nilai parameter yang telah ditentukan, kemudian men-train data input dan data output. Terdapat dua parameter yang digunakan, yaitu: 1. Parameter untuk membuat jaringan. Yang terdiri dari: Tipe Jaringan (network type) Fungsi Pelatihan (training function) Fungsi Penyesuaian (adaption learning function) Fungsi Hasil (performance function) Nomor Lapisan (number of layers) Bagian (properties for) 77

6 Nomor neuron (number of neurons) Fungsi Aktivasi (transfer function) 2. Parameter untuk melatih jaringan. Yang terdiri dari: Show Window Show Command Line Show Epochs Time Goal Min. Grad Max. Fail Mu Mu dec Mu inc Mu max Nilai nilai yang digunakan pada parameter tersebut dibagi 2, yaitu dengan nilai asumsi yang mengarah ke pengurangan tingkat error dan nilai default yang memang sudah ada pada program. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan parameter-parameter yang akan mengarah pada pengurangan tingkat error. Karena semakin kecil tingkat error yang terjadi akan membuat hasil prediksi semakin mendekati nilai aktualnya dan kinerjanya semakin bagus. 78

7 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Persiapan Data IV.1.1 Data Marshall Test dan Extraction Test Data Marshall Test dan Extraction Test merupakan data utama yang diperlukan pada penelitian ini. Data ini digunakan untuk menjalankan program Artificial Neural Network dengan cara mengelompokkan data menjadi dua bagian yaitu data input dan data output. Data Marshall Test dan Extraction Test yang digunakan adalah data persentase agregat yang lolos ayakan No. 200, 50, 30, 8, 4 dan ½ inch, persentase agregat hancur, stabilitas marshall dan kadar aspal. Adapun datanya dapat dilihat pada lampiran. Dalam melakukan penelitian ini, data yang digunakan harus terlebih dahulu dikelompokkan menjadi data input dan data output. Program Artificial Neural Network memiliki prosedur yang harus ditaati, sehingga proses pengolahan data yang dilakukan dapat mencapai suatu hasil yang diinginkan. Adapun data yang dikelompokkan dalam data input dan data output yaitu: 1. Data input Persentase agregat yang lolos ayakan No. 200, 50, 30, 8, 4, dan ½ inch Persentase agregat hancur 79

8 Kadar aspal 2 Data output Stabilitas Marshall IV.2 Perhitungan Nilai Stabilitas Marshall Dengan Program Artificial Neural Network Pada penelitian ini akan dilakukan perhitungan nilai stabilitas marshall dengan menggunakan program Artificial Neural Network. Perhitungan nilai stabilitas marshall ini akan menggunakan langkah-langkah perhitungan yang berdasarkan proses pengelolaan data pada program Artificial Neural Network. Data dikelola dengan menggunakan berbagai macam jenis nilai neuron yang terdapat pada Hidden Layer dan berbagai jenis parameter fungsi dan nilai. IV.2.1 Variasi Parameter Untuk Desain Artificial Neural Network Dalam perencanaan ini ada beberapa parameter desain yang divariasikan yaitu berupa parameter untuk membuat jaringan dan parameter nilai untuk melatih jaringan. Sebelum data di input dan target yang diimplementasikan ke dalam jaringan saraf tiruan harus terlebih dahulu memasukkan nilai parameterparameternya. Definisi dari parameter-parameter tersebut telah dijelaskan pada Bab sebelumnya, pada Bab II. Adapun parameter-parameter beserta nilai yang digunakan baik dalam keadaan default maupun dalam keadaan penyesuaian jaringan, yaitu: 1. Parameter untuk membuat jaringan. Tipe Jaringan (Network Type) 80

9 Pada penelitian ini digunakan tipe jaringan feed forward backpropagation. Fungsi Pelatihan (Training Function) Pada penelitian ini digunakan fungsi pelatihan trainlm atau train Levenberg Marquardt Backpropagation. Fungsi Penyesuaian Pembelajaran (Adaption Learning Function) Pada penelitian ini digunakan fungsi penyesuaian pembelajaran LEARNGDM. Fungsi Hasil (Performance Function) Pada penelitian ini digunakan fungsi MSE (Mean Square Error) Nomor pada lapisan (Number of Layers) Pada penelitian ini digunakan nomor pada lapisan 1. Bagian (Properties for) Pada penelitian ini digunakan bagian pada Layer 1. Nomor pada neuron (Number of neuron) Pada penelitian ini digunakan neuron yang bervariasi, yaitu neuron 3, 6, 8 dan 10. Fungsi Aktivasi (Transfer function) Pada penelitian ini digunakan tangent sigmoid 2. Parameter nilai untuk melatih jaringan. Show Pada penelitian ini digunakan nilai 25. Epochs Pada penelitian ini digunakan nilai epochs

10 Goal Pada penelitian ini digunakan nilai goal yang bervariasi yang akan ditampilkan pada proses pengolahan data. Min_grad Pada penelitian ini digunakan minimum gradient 1e-05. Max_fail Pada penelitian ini digunakan maximum fail 100. Mu Pada penelitian ini digunakan nilai mu yang bervariasi yang akan ditampilkan pada proses pengolahan data. Mu_dec Pada penelitian ini digunakan nilai mu_dec yang bervariasi yang akan ditampilkan pada proses pengolahan data. Mu_inc Pada penelitian ini digunakan nilai mu_inc yang bervariasi yang akan ditampilkan pada proses pengolahan data. Mu_max Pada penelitian ini digunakan mu_max IV.3 Proses Running Program Artificial Neural Network Dalam proses running program neural network, dilaksanakan sebanyak 4 variasi neuron. Untuk menentukan nilai optimum dari tiap neuron hidden layer, neuron 3, 6, 8 dan 10 telah dipilih. Untuk menginvestigasi nilai optimum tersebut, dilakukan dengan cara pelatihan error yang berbeda pada setiap jaringan. Berikut 82

11 langkah-langkah pengolahan data dengan menggunakan nilai optimum pada neuron Buka program Matlab, lalu masukkan data input dan data target ke menu Workspace, lalu ketikkan nntool pada menu Command Window. Gambar 4.1 Tampilan Awal Program Matlab 2. Lalu tekan enter, maka akan keluar window program Neural Network. 83

12 Gambar 4.2 Tampilan Awal Neural Network 3. Klik Import, lalu masukkan data input dan data target sebagai pengenalan terhadap jaringan. Gambar 4.3 Tampilan menu Import to Network/Data Manager 4. Kembali ke menu Neural Network, kemudian klik New. Gambar 4.4 Tampilan Menu Neural Network/Data Manager 84

13 5. Masukkan parameter-parameter untuk membuat jaringan. Gambar 4.5 Tampilan Menu Create Network or Data 6. Kemudian klik Create, lalu tutup menu Create Network or Data. Klik network 1, maka akan muncul menu Network: network 1 yang berisi menu view, train, simulate, adapt, reinitialize weights dan view/edit weights. Pada menu View dapat kita lihat gambar proses pengolahan data input = 8, hidden layer = 3, output layer = 1 dan output = 1. 85

14 Gambar 4.6 Tampilan menu View 7. Klik menu Train, lalu masukkan data input dan data target pada submenu Training Info sebagai data yang akan diproses. Gambar 4.7 Tampilan Menu Train, Training Info 8. Klik submenu Training Parameters, lalu masukkan nilai parameter yang telah ditentukan untuk mengolah data. Gambar 4.8 Tampilan submenu Training Parameters 86

15 9. Klik menu Simulate, kemudian masukkan data input. Gambar 4.9 Tampilan menu Simulate 10. Klik menu Adapt, masukkan data input dan data target. Gambar 4.10 Tampilan menu Adapt 87

16 11. Kembali ke menu Train, bagian Training Parameters lalu klik Train Network. Maka akan muncul proses training Neural Network. Gambar 4.11 Tampilan menu Neural Network Training (nntraintool) 12. Klik menu Plots Performance. 88

17 Gambar 4.12 Tampilan menu Performance 13. Klik menu Plots Regression. Gambar 4.13 Tampilan menu Regression 14. Hasil simulasi diperlihatkan pada window Neural Network, pada bagian menu Output Data yang bernama network1_outputs. Gambar 4.14 Tampilan menu network1_outputs 89

18 Network1_outputs menunjukkan hasil data dalam bentuk baris yang jumlahnya sama dengan jumlah data target yang diproses, yaitu sebanyak 110 data. Data tersebut kemudian harus diklasifikasikan dalam bentuk kolom agar lebih mudah diperiksa. IV.3.1 Proses Pengolahan Data Proses pengolahan data dilakukan dengan cara melakukan training beberapa kali untuk mendapatkan nilai keakuratan terhadap jaringan. Setelah dilakukan running Neural Network, maka proses pengolahan data pada neuron 3, 6, 8 dan 10 akan ditampilkan dalam bentuk hasil optimumnya, yaitu dalam bentuk performance dan regression sebagai berikut: 90

19 1. Neuron 3 Plot Performance ( ) Gambar 4.15 Tampilan menu Performance Plot Regression ( ) Gambar 4.16 Tampilan menu Regression 91

20 2. Neuron 6 Plot Performance ( ) Gambar 4.17 Tampilan menu Performance Plot Regression ( ) Gambar 4.18 Tampilan menu Regression 92

21 3. Neuron 8 Plot Performance ( ) Gambar 4.19 Tampilan menu Performance Plot Regression ( ) Gambar 4.20 Tampilan menu Regression 93

22 4. Neuron 10 Plot Performance ( ) Gambar 4.21 Tampilan menu Performance Plot Regression ( ) Gambar 4.22 Tampilan menu Regression 94

23 IV.3.2 Tabel Hasil Simulasi Artificial Neural Network Tingkat keakuratan hasil kinerja Neural Network dilihat dari nilai regression tertinggi pada tiap neuron yang telah diolah, kemudian dipilih nilai yang tertinggi antar semua neuron tersebut. Maka hasil dari proses pengolahan data pada neuron 3, 6, 8 dan 10 ini, beserta nilai parameternya, dapat kita lihat secara ringkas dan jelas pada tabel hasil simulasi berikut ini: Tabel 4.1 Hasil simulasi pada jaringan dengan neuron 3 pada hidden layer Neuron 3 Network Mu mu_inc mu_dec Goal MSE R RTP3-1 1,5 1,5 0,5 0, ,4472 0,79666 RTP3-2 1,5 1,5 0,5 0,1 816,6777 0,74154 RTP3-3 1,5 1,5 0,5 0,1 679,0016 0,78633 RTP3-4 1,5 1,5 0,5 0, ,0222 0,84508 RTP3-5 1,5 1,5 0,5 0,07 554,4336 0,74741 RTP3-6 0, ,1 0,09 785,2044 0,75697 RTP3-7 1,5 1,5 0,5 0, ,857 0,74871 RTP ,01 0,98 0,9 1846,1233 0,43501 Tabel 4.2 Hasil simulasi pada jaringan dengan neuron 6 pada hidden layer Neuron 6 Network mu mu_inc mu_dec Goal MSE R RTP ,98 1,01 0, ,3184 0,37214 RTP ,9 1,1 0,4 2059,296 0,58904 RTP ,9 1,1 0, ,2144 0,79846 RTP ,9 1,1 0, ,4768 0,58438 RTP ,9 1,1 0, ,0234 0,82297 RTP ,9 1,1 0, ,3908 0,7187 RTP ,9 1,1 0, ,7852 0,78031 RTP ,9 1,1 0,1 3422,7654 0, RTP ,9 1,1 0,11 665,6303 0,81164 RTP ,9 1,1 0,11 996,412 0,

24 Tabel 4.3. Hasil simulasi pada jaringan dengan neuron 8 pada hidden layer Neuron 8 Network mu mu_inc mu_dec Goal MSE R RTP ,98 1,01 0, ,8411 0,80861 RTP ,98 1,01 0,09 584,3256 0,83348 RTP ,98 1,01 0, ,1638 0,67157 RTP ,98 1,01 0, ,7647 0,50727 RTP ,98 1,01 0,09 585,9638 0,87115 RTP ,98 1,01 0, ,0807 0,73667 RTP ,98 1,01 0,1 2140,5424 0,70036 RTP ,98 1,01 0, ,4416 0,56359 RTP8-9 0,001 0, ,4145 0,72516 Tabel 4.4 Hasil simulasi pada jaringan dengan neuron 10 pada hidden layer Neuron 10 Network mu mu_inc mu_dec Goal MSE R RTP10-1 1,5 1,01 0, ,5106 0,67434 RTP10-2 1,5 1,01 0,99 0, ,4697 0,45994 RTP10-3 1,5 1,01 0,99 0, ,5171 0,13369 RTP10-4 1,5 1,01 0,99 0, ,3123 0,66727 RTP10-5 1,5 1,01 0,99 0, ,0975 0,46626 RTP10-6 1,5 1,01 0,99 0, ,589 0,75627 RTP10-7 1,5 1,01 0,99 0, ,5529 0,77488 Dapat dilihat bahwa nilai optimum dari Regression didapatkan dengan cara melakukan training lebih dari sekali. Pada neuron 3 didapatkan nilai optimum pada training ke 4. Pada neuron 6 didapatkan nilai optimum pada training ke 5. Pada neuron 8 didapatkan nilai optimum pada training ke 5. Pada neuron 10 didapatkan nilai optimum pada training ke 7. 96

25 IV.3.3 Grafik Hasil Simulasi Artificial Neural Network Hasil simulasi dalam bentuk grafik ditampilkan pada gambar berikut: 1. Grafik Neuron 3 Sumber: Hasil Analisa Neural Network Gambar 4.23 Grafik simulasi R dengan MSE pada Neuron 3 2. Grafik Neuron 6 97

26 Sumber: Hasil Analisa Neural Network Gambar 4.24 Grafik simulasi R dengan MSE pada Neuron 6 3. Grafik Neuron 8 Sumber: Hasil Analisa Neural Network Gambar 4.25 Grafik simulasi R dengan MSE pada Neuron 8 4. Grafik Neuron 10 Sumber: Hasil Analisa Neural Network 98

27 Gambar 4.26 Grafik simulasi R dengan MSE pada Neuron 10 IV.3.4 Hasil Output Artificial Neural Network Terhadap Nilai Stabilitas Marshall 1. Neuron 3 Tabel 4.5 Hasil Output Neuron 3 Sampel Output Sampel Output Sampel Output

28 Sampel Output Sampel Output Sampel Output

29 2. Neuron 6 Tabel 4.6 Hasil Output Neuron 6 Sampel Output Sampel Output Sampel Output

30 Sampel Output Sampel Output Sampel Output

31 3. Neuron 8 Tabel 4.7 Hasil Output Neuron 8 Sampel Output Sampel Output Sampel Output

32 Sampel Output Sampel Output Sampel Output

33 4. Neuron 10 Tabel 4.8 Hasil Output Neuron 10 Sampel Output Sampel Output Sampel Output

34 Sampel Output Sampel Output Sampel Output

35 IV.3.5 Perbandingan Nilai Stabilitas Marshall AMP Karya Murni dengan Artificial Neural Network Membandingkan koefisien relatif maksimum pada tabel 1 sampai 4 yang menunjukkan bahwa kemampuan jaringan saraf tiruan telah didapatkan pada jaringan RTP8-5 dengan 8 neuron di hidden layer (R = ), jadi nilai optimum untuk neuron hidden layer telah dipilih yaitu neuron 8. Berdasarkan pada penelitian ini, hasil menunjukkan bahwa kemampuan Neural Network terhadap jaringan adalah sangat sensitif untuk pelatihan error. Maka, menentukan kemampuan Neural Network membutuhkan desain dan latihan dari berbagai jenis jaringan. Perbandingan nilai aktual dari stabilitas marshall dengan nilai hasil pengolahan data dengan Neural Network pada neuron 8 (R = ), akan disajikan pada tabel

36 Tabel 4.9 Data Aktual Stabilitas Marshall Dengan Data Simulasi Neuron 8 Data Aktual Data Simulasi Neuron 8 Sampel Output Sampel Output

37 Data Aktual Data Simulasi Neuron 8 Sampel Output Sampel Output

38 Data Aktual Data Simulasi Neuron 8 Sampel Output Sampel Output

39 Data Aktual Data Simulasi Neuron 8 Sampel Output Sampel Output

40 Data Aktual Data Simulasi Neuron 8 Sampel Output Sampel Output

41 Data Aktual Data Simulasi Neuron 8 Sampel Output Sampel Output

42 IV.3.6. Grafik Perbandingan Antara Data Aktual Dengan Hasil Simulasi Neuron 8 114

43 Gambar 4.27 Kurva Grafik Data Neuron 8 (hasil simulasi) dengan Data Aktual. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan Dari hasil analisis dan hasil pembahasan terhadap hasil-hasil percobaan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Kemampuan Artificial Neural Network pada semua jaringan untuk melatih error merupakan suatu perhitungan yang sensitif. Seperti ditunjukkan pada gambar 4.23 sampai 4.26 dan tabel 4.1 sampai 4.2, sebuah perubahan yang sangat kecil pada pelatihan error (MSE) dapat menyebabkan sebuah variasi yang besar terhadap kemampuan simulasi (R). 2. Berdasarkan perbandingan kemampuan simulasi maksimum dari gambar 4.23 sampai 4.26, kemampuan penyamarataan maksimum (R= ) telah dihasilkan pada RTP8-5 dan 8 neuron pada hidden layer. Perbandingan kemampuan penyamarataan maksimum sebuah jaringan telah dibuktikan pada gambar 4.23 sampai 4.26, dengan meningkatkan angka pada neuron di hidden layer hingga mencapai 8, kemampuan penyamarataannya juga meningkat. 3. Berdasarkan pengembangan model Artificial Neural Network dan kesesuaian pada bentuk variasi stabilitas marshall untuk aspal beton dengan kadar aspal, kadar agregat, dan kadar agregat hancur, maka dapat 115

44 diambil kesimpulan bahwa stabilitas marshall tidak dipengaruhi oleh satu parameter saja, tetapi berpengaruh terhadap setiap parameter atau campuran yang membentuk aspal tersebut. V.2 Saran Beberapa hal yang dapat menjadi saran sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini merupakan suatu metode lain yang digunakan untuk menentukan stabilitas marshall dengan cara meramalkan nilai stabilitas marshall yang akan terjadi jika menggunakan parameter atau bahan campuran yang sama. 2. Penganalisaan terhadap penggunaan neural network toolbox serta pengaruh dari banyak faktor seperti tipe agregat, filler, penambahan zat aditif dan angka untuk data pelatihan, dapat dijadikan sebagai penelitian selanjutnya untuk mengembangkan Artificial Neural Network. 116

PENENTUAN NILAI STABILITAS MARSHALL DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK RENDI PRATAMA SIREGAR

PENENTUAN NILAI STABILITAS MARSHALL DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK RENDI PRATAMA SIREGAR PENENTUAN NILAI STABILITAS MARSHALL DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil Disusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan komponan utama dala siklus hidrologi, dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan komponan utama dala siklus hidrologi, dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. UMUM Hujan merupakan komponan utama dala siklus hidrologi, dapat digambarkan bahwa hujan mempunyai hubungan dengan aliran. Oleh sebab itu, karakteristik hujan dan DAS sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stabilitas Marshall adalah kemampuan suatu campuran aspal untuk

BAB I PENDAHULUAN. Stabilitas Marshall adalah kemampuan suatu campuran aspal untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Stabilitas Marshall adalah kemampuan suatu campuran aspal untuk menerima beban sampai terjadi alir (flow) yang dinyatakan dalam kilogram, sedangkan alir (flow) adalah

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI. kegiatan manusia membuat penelitian dengan domain teknik informatika

BAB III. METODOLOGI. kegiatan manusia membuat penelitian dengan domain teknik informatika BAB III. METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Teknik informatika yang memiliki andil yang cukup besar dalam berbagai kegiatan manusia membuat penelitian dengan domain teknik informatika merupakan hal yang menarik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. dimulai dengan pengambilan data secara langsung dari kendaraan yang akan

BAB III PERANCANGAN SISTEM. dimulai dengan pengambilan data secara langsung dari kendaraan yang akan BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Secara Umum Pada permodelan dinamika dengan jaringan Syaraf tiruan, penelitian dimulai dengan pengambilan data secara langsung dari kendaraan yang akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengolahan Data dan Pembahasan Data yang dimiliki dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Suara gamelan Bonang 2. Bukan suara Gamelan Bonang (Gamelan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 14, terdiri dari tahap identifikasi masalah, pengumpulan dan praproses data, pemodelan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 44 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. ARIMA DENGAN SPSS Dalam riset ini digunakan nilai penutupan harian dari saham ANTM pada bulan november 2007 sampai desember 2007. Gambar 1: Data Close Saham Nov Dec 07

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Artificial Neural Network(ANN), Backpropagation(BP), Levenberg Marquardt (LM), harga emas, Mean Squared Error(MSE), prediksi.

ABSTRAK. Kata Kunci : Artificial Neural Network(ANN), Backpropagation(BP), Levenberg Marquardt (LM), harga emas, Mean Squared Error(MSE), prediksi. ABSTRAK Prediksi harga emas merupakan masalah yang sangat penting dalam menentukan pengambilan keputusan perdagangan dalam pertambangan. Prediksi yang akurat untuk pertambangan dapat memberikan keuntungan

Lebih terperinci

Implementasi Neural Network pada Matlab untuk Prakiraan Konsumsi Beban Listrik Kabupaten Ponorogo Jawa Timur

Implementasi Neural Network pada Matlab untuk Prakiraan Konsumsi Beban Listrik Kabupaten Ponorogo Jawa Timur P-ISSN 1411-0059 E-ISSN 2549-1571 Implementasi Neural Network pada Matlab untuk Prakiraan Konsumsi Beban Listrik Kabupaten Ponorogo Jawa Timur Niswatul Arifah T 1, Agus Murnomo 2, dan Agus Suryanto 3 Jurusan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Yang Digunakan Dalam melakukan penelitian ini, penulis membutuhkan data input dalam proses jaringan saraf tiruan backpropagation. Data tersebut akan digunakan sebagai

Lebih terperinci

4.1. Pengumpulan data Gambar 4.1. Contoh Peng b untuk Mean imputation

4.1. Pengumpulan data Gambar 4.1. Contoh Peng b untuk Mean imputation 4.1. Pengumpulan data Data trafik jaringan yang diunduh dari http://www.cacti.mipa.uns.ac.id:90 dapat diklasifikasikan berdasar download rata-rata, download maksimum, download minimum, upload rata-rata,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini di lakukan di PG. Kebon Agung. Tbk, Desa Kebon Agung Kec. Pakisaji, Kab. Malang, Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation 65 Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation Risty Jayanti Yuniar, Didik Rahadi S. dan Onny Setyawati Abstrak - Kecepatan angin dan curah

Lebih terperinci

PERBANDINGAN AKURASI ALGORITME PELATIHAN DALAM JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGGUNA KERETA API DI PULAU JAWA

PERBANDINGAN AKURASI ALGORITME PELATIHAN DALAM JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGGUNA KERETA API DI PULAU JAWA PERBANDINGAN AKURASI ALGORITME PELATIHAN DALAM JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGGUNA KERETA API DI PULAU JAWA Budho Setyonugroho 1), Adhistya Erna Permanasari 2), Sri Suning Kusumawardani

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 68 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini membahas tentang program yang telah dianalisis dan dirancang atau realisasi program yang telah dibuat. Pada bab ini juga akan dilakukan pengujian program. 4.1

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No. 1, Juni 2015 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Jaringan Syaraf Tiruan untuk Memprediksi Prestasi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 205 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 205 IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Syaraf Biologi Jaringan Syaraf Tiruan merupakan suatu representasi buatan dari otak manusia yang dibuat agar dapat mensimulasikan apa yang dipejalari melalui proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Yang Digunakan BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN Secara umum, gambaran data yang penulis peroleh dapat dilihat pada lampiran. Data tersebut adalah data hasil proses logging disajikan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Emas dahulu merupakan alat pembayaran transaksi ekonomi yang digunakan di suatu negara dengan negara lainnya. Sebagai alat tukar, emas dahulu memegang pengaruh yang

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE LOMBOK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE LOMBOK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE LOMBOK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Titik Misriati AMIK BSI Jakarta Jl. R.S Fatmawati No. 24 Pondok Labu, Jakarta Selatan titik.tmi@bsi.ac.id ABSTRACT

Lebih terperinci

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX Oleh: Intan Widya Kusuma Program Studi Matematika, FMIPA Universitas Negeri yogyakarta

Lebih terperinci

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN : PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PRODUKSI AIR MINUM MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS : PDAM TIRTA BUKIT SULAP KOTA LUBUKLINGGAU) Robi Yanto STMIK Bina Nusantara

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Feng PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK... 211 PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Tan

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION SKRIPSI

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION SKRIPSI PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION (Studi Kasus : Harga Penutupan Saham Unilever Indonesia Tbk. Periode September

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION Zulkarnain Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja

Lebih terperinci

ANALISIS TINGGI CURAH HUJAN BERDASARKAN KONDISI KLIMATOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

ANALISIS TINGGI CURAH HUJAN BERDASARKAN KONDISI KLIMATOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ANALISIS TINGGI CURAH HUJAN BERDASARKAN KONDISI KLIMATOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Yuzy Alfahnie 1, Very Dermawan 2, Lily Montarcih Limnatara 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL NEURAL NETWORK BACKPROPAGATION UNTUK PREDIKSI HARGA AYAM

PENERAPAN MODEL NEURAL NETWORK BACKPROPAGATION UNTUK PREDIKSI HARGA AYAM PENERAPAN MODEL NEURAL NETWORK BACKPROPAGATION UNTUK PREDIKSI HARGA AYAM Nanik Susanti 1* 1 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus

Lebih terperinci

PERANCANGAN SOFTSENSOR KADAR GAS BUANG PADA STACK HASIL KELUARAN HRSG (HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR) DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN

PERANCANGAN SOFTSENSOR KADAR GAS BUANG PADA STACK HASIL KELUARAN HRSG (HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR) DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN PERANCANGAN SOFTSENSOR KADAR GAS BUANG PADA STACK HASIL KELUARAN HRSG (HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR) DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN Oleh : Hera Firdhausa Katili 2409100073 Dosen Pembimbing : Dr.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 32 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas tentang analisis sistem melalui pendekatan secara terstruktur dan perancangan yang akan dibangun dengan tujuan menghasilkan model atau representasi

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 19 3. METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat digambarkan dalam suatu bagan alir seperti pada Gambar 8. Gambar 8 Diagram Alir Penelitian Pengumpulan Data

Lebih terperinci

STUDI DEFORMASI PERMANEN BETON ASPAL DENGAN PENAMBAHAN PARUTAN KARET SEPATU BEKAS. Ari Haidriansyah

STUDI DEFORMASI PERMANEN BETON ASPAL DENGAN PENAMBAHAN PARUTAN KARET SEPATU BEKAS. Ari Haidriansyah STUDI DEFORMASI PERMANEN BETON ASPAL DENGAN PENAMBAHAN PARUTAN KARET SEPATU BEKAS Disusun oleh : Ari Haidriansyah NRP : 9921062 Pembimbing : Santoso Urip Gunawan, Ir., MT UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. FRBFNN, Arsitektur FRBFNN, aplikasi FRBFNN untuk meramalkan kebutuhan

BAB III PEMBAHASAN. FRBFNN, Arsitektur FRBFNN, aplikasi FRBFNN untuk meramalkan kebutuhan BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini berisi mengenai FRBFNN, prosedur pembentukan model FRBFNN, Arsitektur FRBFNN, aplikasi FRBFNN untuk meramalkan kebutuhan listrik di D.I Yogyakarta. A. Radial Basis Function

Lebih terperinci

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.12 Desember 2015 ( ) ISSN:

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.12 Desember 2015 ( ) ISSN: PENGARUH JUMLAH KANDUNGAN FRAKSI BAHAN PENGISI TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON-LAPIS AUS BERGRADASI HALUS Windy J. Korua Oscar H. Kaseke, Lintong Elisabeth

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. viii

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. viii Muhammad Arif Santoso, 2015. Peramalan Penjualan Produk Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Extreme Learning Machine. Skripsi ini dibawah bimbingan Auli Damayanti,S.Si, M.Si dan Dr. Herry Suprajitno,

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK [1] Meishytah Eka Aprilianti, [2] Dedi Triyanto, [3] Ilhamsyah [1] [2] [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Perusahaan dalam era globalisasi pada saat ini, banyak tumbuh dan berkembang, baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun industri manufaktur. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran untuk penelitian ini seperti pada Gambar 9. Penelitian dibagi dalam empat tahapan yaitu persiapan penelitian, proses pengolahan

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Permintaan Produksi Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan (JST) Backpropagation

Peramalan Jumlah Permintaan Produksi Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan (JST) Backpropagation Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.2, Juni 2013, pp.174-179 ISSN 2302-495X Peramalan Jumlah Permintaan Produksi Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan (JST) Backpropagation Mira Febrina 1, Faula Arina

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN PARAMETER MARSHALL BETON ASPAL STANDAR DENGAN BETON ASPAL HASIL PEMANASAN ULANG AMRI NOVRIANTO

STUDI PERBANDINGAN PARAMETER MARSHALL BETON ASPAL STANDAR DENGAN BETON ASPAL HASIL PEMANASAN ULANG AMRI NOVRIANTO STUDI PERBANDINGAN PARAMETER MARSHALL BETON ASPAL STANDAR DENGAN BETON ASPAL HASIL PEMANASAN ULANG AMRI NOVRIANTO 9721056 Pembimbing : V. HARTANTO, Ir., M. Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Studi Literatur Studi ini dilakukan dengan cara mencari dan membaca berbagai literatur serta karya-karya penelitian mengenai topik penelitian yang sudah

Lebih terperinci

VARIASI AGREGAT LONJONG PADA AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan 1 1

VARIASI AGREGAT LONJONG PADA AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan 1 1 VARIASI AGREGAT LONJONG PADA AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan 1 1 Dosen Pada Jurusan Teknik Sipil Universitas Udayana E-mail : agusariawan17@yahoo.com

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM Ayu Trimulya 1, Syaifurrahman 2, Fatma Agus Setyaningsih 3 1,3 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

PEMILIHAN WARNA LIPSTIK BERDASARKAN INFORMASI USIA DAN WARNA KULIT DENGAN MENGGUNAKAN METODA ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

PEMILIHAN WARNA LIPSTIK BERDASARKAN INFORMASI USIA DAN WARNA KULIT DENGAN MENGGUNAKAN METODA ARTIFICIAL NEURAL NETWORK PEMILIHAN WARNA LIPSTIK BERDASARKAN INFORMASI USIA DAN WARNA KULIT DENGAN MENGGUNAKAN METODA ARTIFICIAL NEURAL NETWORK Bilqis Amaliah 1, Amethis Oktaorora 2 1,2 Teknik Informatika, FTIf - ITS,Surabaya

Lebih terperinci

PERAMALAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN AKAIKE INFORMATION CRITERION

PERAMALAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN AKAIKE INFORMATION CRITERION Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 20 (SNATI 20) ISSN: 19-5022 Yogyakarta, 16 Juni 20 PERAMALAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN AKAIKE INFORMATION CRITERION

Lebih terperinci

Key words: Artificial Neural Network, Exponential Smoothing, Prediction, Electrical Energy Need.

Key words: Artificial Neural Network, Exponential Smoothing, Prediction, Electrical Energy Need. PREDIKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK SULAWESI UTARA MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING Febry Hontong 1), Tritiya Arungpadang 2), Johan Neyland 3) Jurusan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

Contoh perencanaan Asbuton campuran panas. Sample of design mix with asbuton

Contoh perencanaan Asbuton campuran panas. Sample of design mix with asbuton Contoh perencanaan Asbuton campuran panas Sample of design mix with asbuton Dari data hasil uji dan perencanaan, diketahui : A design and test result data suggested : Asbuton : Jenis 5/20 dengan kadar

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH WAKTU CURING TERHADAP PARAMETER MARSHALL CAMPURAN AC - WC FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

STUDI PENGARUH WAKTU CURING TERHADAP PARAMETER MARSHALL CAMPURAN AC - WC FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG STUDI PENGARUH WAKTU CURING TERHADAP PARAMETER MARSHALL CAMPURAN AC - WC NUR HARISMANTO NRP : 0021089 Pembimbing : SILVIA SUKIRMAN, Ir. Pembimbing Pendamping : SAMUN HARIS, Ir., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SISTEM INFORMASI PREDIKSI KAPASITAS PEMBANGKIT LISTRIK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK (SEKTOR RUMAH TANGGA)

PEMODELAN DAN SISTEM INFORMASI PREDIKSI KAPASITAS PEMBANGKIT LISTRIK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK (SEKTOR RUMAH TANGGA) PEMODELAN DAN SISTEM INFORMASI PREDIKSI KAPASITAS PEMBANGKIT LISTRIK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK (SEKTOR RUMAH TANGGA) Salmawaty Tansa 1, Bambang Panji Asmara 2 Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN) JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN) Marihot TP. Manalu Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur dasar dan utama untuk menggerakkan roda perekonomian nasional, hal ini karena jalan memiliki peran penting dan strategis untuk mendorong

Lebih terperinci

ESTIMASI PERMEABILITAS RESERVOIR DARI DATA LOG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA FORMASI MENGGALA PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA

ESTIMASI PERMEABILITAS RESERVOIR DARI DATA LOG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA FORMASI MENGGALA PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA ESTIMASI PERMEABILITAS RESERVOIR DARI DATA LOG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA FORMASI MENGGALA PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA Liana Zamri *, Juandi M, Muhammad Edisar Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Data Untuk Analisis Jaringan Syaraf Tahapan pertama sebelum merancang model jaringan syaraf tiruan adalah menyiapkan data. Secara garis besar tahapan-tahapan dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION Eka Irawan1, M. Zarlis2, Erna Budhiarti Nababan3 Magister Teknik Informatika, Universitas Sumatera

Lebih terperinci

VARIASI AGREGAT LONJONG SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) ABSTRAK

VARIASI AGREGAT LONJONG SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) ABSTRAK Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 VARIASI AGREGAT LONJONG SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan 1 1 Dosen

Lebih terperinci

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 4, Oktober 2013 ISSN

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 4, Oktober 2013 ISSN PREDIKSI CURAH HUJAN BULANAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN BEBERAPA FUNGSI PELATIHAN BACKPROPAGATION (Studi Kasus: Stasiun Meteorologi Tabing Padang, Tahun 2001-2012) Cici Oktaviani, Afdal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agregat, dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat mekanis aspal dalam

BAB I PENDAHULUAN. agregat, dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat mekanis aspal dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal. Dalam campuran beraspal,aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel agregat, dan agregat

Lebih terperinci

ANALISIS TINGGI MUKA AIR BENGAWAN SOLO HILIR AKIBAT ADANYA FLOODWAY DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN JURNAL

ANALISIS TINGGI MUKA AIR BENGAWAN SOLO HILIR AKIBAT ADANYA FLOODWAY DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN JURNAL ANALISIS TINGGI MUKA AIR BENGAWAN SOLO HILIR AKIBAT ADANYA FLOODWAY DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR Ditujukan untuk memenuhi persyaratan

Lebih terperinci

Contoh perencanaan asbuton campuran panas. Sample of Design Mix with Asbuton

Contoh perencanaan asbuton campuran panas. Sample of Design Mix with Asbuton Contoh perencanaan asbuton campuran panas Sample of Design Mix with Asbuton Dari data hasil uji dan perencanaan, diketahui: A design and test result data suggested: Asbuton: Jenis 20/25 dengan kadar Bitumen

Lebih terperinci

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, Erlinda Ningsih 2 1 Dosen Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama 2 Mahasiswa Sistem Informasi, STMIK

Lebih terperinci

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation Anjar Wanto STIKOM Tunas Bangsa Pematangsiantar Pematangsiantar, Indonesia anjarwanto@amiktunasbangsa.ac.id

Lebih terperinci

STUDI PARAMETER MARSHALL CAMPURAN LASTON BERGRADASI AC-WC MENGGUNAKAN PASIR SUNGAI CIKAPUNDUNG Disusun oleh: Th. Jimmy Christian NRP:

STUDI PARAMETER MARSHALL CAMPURAN LASTON BERGRADASI AC-WC MENGGUNAKAN PASIR SUNGAI CIKAPUNDUNG Disusun oleh: Th. Jimmy Christian NRP: STUDI PARAMETER MARSHALL CAMPURAN LASTON BERGRADASI AC-WC MENGGUNAKAN PASIR SUNGAI CIKAPUNDUNG Disusun oleh: Th. Jimmy Christian NRP: 9921035 Pembimbing: Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL

Lebih terperinci

PREDIKSI KUALITAS AIR BERSIH PDAM KOTA PALU MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

PREDIKSI KUALITAS AIR BERSIH PDAM KOTA PALU MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION JIMT Vol. 4 No. Juni 207 (Hal 47-55) ISSN : 2450 766X PREDIKSI KUALITAS AIR BERSIH PDAM KOTA PALU MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION J.R. Mustakim, R. Ratianingsih 2 dan D. Lusiyanti 3,2,3 Program Studi

Lebih terperinci

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation Anjar Wanto STIKOM Tunas Bangsa Pematangsiantar Pematangsiantar, Indonesia anjarwanto@amiktunasbangsa.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkerasan jalan merupakan hal yang utama untuk menunjang dalam bertansportasi secara aman, nyaman dan mudah maka dari itu dibutuhkan perkerasan jalan yang memadai dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi yang semakin pesat ini banyak sekali perubahan perkembangan yang telah terjadi untuk membantu kehidupan masyarakat. Dalam perkembangan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au (bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR LAMPIRAN... xii. DAFTAR NOTASI...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR LAMPIRAN... xii. DAFTAR NOTASI... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii DAFTAR NOTASI... xiii INTISARI... xv ABSTRACT... xvi BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Dwi Marisa Midyanti Sistem Komputer Universitas Tanjungpura Pontianak Jl Prof.Dr.Hadari Nawawi, Pontianak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persen kerusakan jalan disebabkan oleh air. Sementara aggregat memiliki daya tarik yang

BAB I PENDAHULUAN. persen kerusakan jalan disebabkan oleh air. Sementara aggregat memiliki daya tarik yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Negara negara di Asia umumnya memiliki curah hujan dan kelembaban yang cukup tinggi sehingga agregat pada umumnya basah. Hal ini menyebabkan lebih dari

Lebih terperinci

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisa dan Kebutuhan Sistem Analisa sistem merupakan penjabaran deskripsi dari sistem yang akan dibangun kali ini. Sistem berfungsi untuk membantu menganalisis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Forecasting Forecasting (peramalan) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa yang akan datang. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan data historis dan memproyeksikannya

Lebih terperinci

PERANCANGAN PARAMETER TERBAIK UNTUK PREDIKSI PRODUKSI BAN GT3 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT PROPAGATION

PERANCANGAN PARAMETER TERBAIK UNTUK PREDIKSI PRODUKSI BAN GT3 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT PROPAGATION PERANCANGAN PARAMETER TERBAIK UNTUK PREDIKSI PRODUKSI BAN GT3 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT PROPAGATION Fitrisia, Adiwijaya, dan Andrian Rakhmatsyah Program Studi S1 Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Oleh: ABD. ROHIM (1206 100 058) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M. Isa Irawan, MT Jurusan Matematika

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 203-209 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD

Lebih terperinci

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT Havid Syafwan Program Studi Manajemen Informatika, Amik Royal, Kisaran E-mail: havid_syafwan@yahoo.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

PERMALAN HARGA GARAM KONSUMSI MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK FEEDFORWARD- BACKPROPAGATION (STUDI KASUS : PT. GARAM MAS, REMBANG, JAWA TENGAH)

PERMALAN HARGA GARAM KONSUMSI MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK FEEDFORWARD- BACKPROPAGATION (STUDI KASUS : PT. GARAM MAS, REMBANG, JAWA TENGAH) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-308 PERMALAN HARGA GARAM KONSUMSI MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK FEEDFORWARD- BACKPROPAGATION (STUDI KASUS : PT. GARAM

Lebih terperinci

UNNES Journal of Mathematics

UNNES Journal of Mathematics UJM 4 (1) (2015) UNNES Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm SISTEM PREDIKSI TAGIHAN LISTRIK USAHA JASA LAUNDRY MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Muhamad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang telah menjadi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang telah menjadi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan merupakan prasarana transportasi yang telah menjadi kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat. Dengan melihat peningkatan mobilitas penduduk yang sangat tinggi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perangkat keras komputer berkembang dengan pesat setiap tahunnya selalu sudah ditemukan teknologi yang lebih baru. Meskipun demikian masih banyak hal yang belum dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran BAB III METODE PENELITIAN Permasalahan yang akan dijawab atau tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk melakukan prakiraan beban listrik jangka pendek atau untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aspal sebagai salah satu bahan bitumen atau perekat untuk konstruksi jalan sudah lama digunakan secara luas dalam konstruksi jalan raya. Hal ini disebabkan aspal memiliki

Lebih terperinci

NEURAL NETWORK BAB II

NEURAL NETWORK BAB II BAB II II. Teori Dasar II.1 Konsep Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network) Secara biologis jaringan saraf terdiri dari neuron-neuron yang saling berhubungan. Neuron merupakan unit struktural

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LIMBAH HANCURAN GENTENG SEBAGAI ALTERNATIF AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN HOT ROLLED ASPHALT

PENGGUNAAN LIMBAH HANCURAN GENTENG SEBAGAI ALTERNATIF AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN HOT ROLLED ASPHALT PENGGUNAAN LIMBAH HANCURAN GENTENG SEBAGAI ALTERNATIF AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN HOT ROLLED ASPHALT Irwanto Sinaga NRP : 0221038 Pembimbing : Prof. Ir. Bambang Ismanto S, M.Sc, Ph.D FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol.18, No.4, Oktober 2015, hal 151-156 PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK Zaenal

Lebih terperinci

Akhmad Bestari, Studi Penggunaan Pasir Pantai Bakau Sebagai Campuran Aspal Beton Jenis HOT

Akhmad Bestari, Studi Penggunaan Pasir Pantai Bakau Sebagai Campuran Aspal Beton Jenis HOT Akhmad Bestari, Studi Penggunaan Pasir Pantai Bakau Sebagai Campuran Aspal Beton Jenis HOT STUDI PENGGUNAAN PASIR PANTAI BAKAU SEBAGAI CAMPURAN ASPAL BETON JENIS HOT ROLLED SHEET (HRS) AKHMAD BESTARI Dosen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang tinggi memberikan tantangan tersendiri bagi pelayanan fasilitas umum yang dapat mendukung mobilitas penduduk. Salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (AASHTO,1998) dan Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan tahun 2010.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (AASHTO,1998) dan Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan tahun 2010. BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini dilakukan di Laboratorium PT. Karya Murni Perkasa, Patumbak dengan menggunakan metode pengujian eksperimen berdasarkan pada pedoman perencanaan campuran

Lebih terperinci

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN: KAJIAN PERBEDAAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS ANTARA JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS AUS (HRS-WC) BERGRADASI SENJANG DENGAN YANG BERGRADASI SEMI SENJANG Giavanny Hermanus Oscar H. Kaseke, Freddy

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk pemakaian aplikasi yang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk pemakaian aplikasi yang 57 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Dalam bab ini, selain menjelaskan mengenai kebutuhan minimum untuk perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk pemakaian aplikasi yang dihasilkan, juga akan

Lebih terperinci

Unnes Journal of Mathematics

Unnes Journal of Mathematics UJM 2 (2) (2013) Unnes Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm PERBANDINGAN PREDIKSI HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DAN ARIMA Dwi Prisita

Lebih terperinci

PERENCANAAN MANHOURS C-CHECK MAINTENANCE PADA UNIT BASE MAINTENANCE PT. GMF AEROASIA

PERENCANAAN MANHOURS C-CHECK MAINTENANCE PADA UNIT BASE MAINTENANCE PT. GMF AEROASIA JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN MANHOURS C-CHECK MAINTENANCE PADA UNIT BASE MAINTENANCE PT. GMF AEROASIA

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS (PASIR BESI) PASUR BLITAR TERHADAP KINERJA HOT ROLLED SHEET (HRS) Rifan Yuniartanto, S.T.

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS (PASIR BESI) PASUR BLITAR TERHADAP KINERJA HOT ROLLED SHEET (HRS) Rifan Yuniartanto, S.T. PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS (PASIR BESI) PASUR BLITAR TERHADAP KINERJA HOT ROLLED SHEET (HRS) Rifan Yuniartanto, S.T. ABSTRAK Hot rolled sheet Wearing Course (HRS WC) adalah campuran lapis tipis

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI Oleh Nama : Januar Wiguna Nim : 0700717655 PROGRAM GANDA TEKNIK INFORMATIKA DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

PREDIKSI PENDAPATAN SEWA DENGAN DATA MINING PADA PERUSAHAAN XYZ

PREDIKSI PENDAPATAN SEWA DENGAN DATA MINING PADA PERUSAHAAN XYZ PREDIKSI PENDAPATAN SEWA DENGAN DATA MINING PADA PERUSAHAAN XYZ Meyliana; Christine Sanjaya; Agus Widodo; Marshall Martinus Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Bina Nusantara University Jln.

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN METODE PERAMBATAN BALIK UNTUK PERAMALAN HARGA DINAR DAN DIRHAM

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN METODE PERAMBATAN BALIK UNTUK PERAMALAN HARGA DINAR DAN DIRHAM APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN METODE PERAMBATAN BALIK UNTUK PERAMALAN HARGA DINAR DAN DIRHAM Gathut Nugroho 1), R. Rizal Isnanto 2), Ajub Ajulian Zahra 2) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SEMEN PADA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN

PENGARUH PENAMBAHAN SEMEN PADA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN PENGARUH PENAMBAHAN SEMEN PADA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN Kevin Chandra 1, Percy Tambran 2, Paravita Sri Wulandari 3, Harry Patmadjaja 4 ABSTRAK : Penggunaan Campuran Aspal Emulsi Dingin

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 31 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data (Data gathering). Pengumpulan data harus mampu mendeskripsikan data yang ada, serta memiliki kontribusi terhadap pengetahuan. Data yang tidak lengkap perlu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Hasil Model Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) Langkah-langkah untuk menentukan model terbaik Radial Basis Function

BAB IV PEMBAHASAN. A. Hasil Model Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) Langkah-langkah untuk menentukan model terbaik Radial Basis Function BAB IV PEMBAHASAN A. Hasil Model Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) Langkah-langkah untuk menentukan model terbaik Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) untuk diagnosis penyakit jantung

Lebih terperinci