Analisis Exergy, Optimasi Exergoeconomic dengan Metode Multiobjective, dan Optimasi Steam Ejector Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang Unit 4
|
|
- Iwan Gunardi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Analisis Exergy, Optimasi Exergoeconomic dengan Metode Multiobjective, dan Optimasi Steam Ejector Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang Unit 4 Septian Khairul Masdi, Nasruddin Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Indonesia Kampus Baru UI Depok, Jawa Barat, 16424, Indonesia Juni septiankhairulmasdi@gmail.com Abstrak Pada penelitian ini dilakukan lima jenis analisis pada PLTP Kamojang Unit 4, antara lain analisis exergy pada kondisi operasional, optimasi efisiensi exergy, optimasi ekonomi, optimasi exergoeconomic dengan tekanan wellhead sebagai variabel, dan optimasi steam ejector dengan aliran motive steam sebagai variabel. Perhitungan dilakukan dengan bantuan MATLAB. Karakteristik termodinamika uap panas bumi diasumsikan sama dengan karakteristik air yang didapatkan dari REFPROP. Tekanan wellhead 10 bar saat ini menghasilkan efisiensi exergy 31,91%. Optimasi efisiensi exergy menghasilkan tekanan wellhead 5,06 bar, efisiensi exergy 47,3%, dan biaya sistem US $ Optimasi ekonomi menghasilkan tekanan wellhead 11 bar, efisiensi exergy 22,13%, dan biaya sistem US $ Optimasi exergoeconomic menghasilkan 15 titik optimum. Optimasi steam ejector menghasilkan aliran motive steam 34,41 " lebih kecil dari aliran operasional saat ini 40,61 ". Abstract This study presents five analysis at Unit 4 Kamojang Geothermal Power Plant are exergy analysis at operational condition, exergy efficiency optimization, economic optimization, exergoeconomic optimization with wellhead pressure as a variable, and steam ejector optimization with mass flow of motive steam as a variable. Calculations are conducted by using the MATLAB. Thermodynamics characteristic of geothermal fluid assumed as water characteristic which get from REFPROP. Wellhead pressure operational condition 10 bar has exergy efficiency 31.91%. Exergy efficiency optimization has wellhead pressure 5.06 bar, exergy efficiency 47.3%, and system cost US$ 3,957,100. Economic optimization has well pressure 11 bar, exergy efficiency 22.13%, and system cost US$ 2,242,200. Exergoeconomic optimization has 15 optimum condition. Steam ejector optimization has mass flow of motive steam " smaller than the operational condition ". Keyword: dry steam power plant, exergoeconomic, exergy, multiobjective optimization, PLTP Kamojang Unit 4, steam ejector 1. Pendahuluan Energi panas bumi merupakan salah satu sumber daya energi yang dimiliki Indonesia dengan jumlah yang sangat besar. Di tahun 2010, berdasarkan potensinya sumber daya panas bumi Indonesia mencapai 29,038 GWe dengan cadangan terbukti sebesar 2,29 GWe. Dari cadangan terbukti tersebut, pemanfaatan untuk pembangkit listrik baru mencapai 1,23 GWe.
2 Dengan potensi yang sangat besar tersebut, energi panas bumi atau energi geotermal merupakan energi yang sangat menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat Indonesia di masa yang akan datang, khususnya untuk pembangkit listrik. Dalam Peraturan Presiden No. 5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN), telah ditetapkan bahwa target pangsa energi baru terbarukan sebesar 17% pada tahun 2025, dimana energi panas bumi ditargetkan memberikan kontribusi sebesar 5% terhadap konsumsi energi nasional sebesar 9,5 GWe. Saat ini penelitian tentang pembangkit listrik tenaga panas bumi mulai berkonsentrasi untuk meningkatkan energi yang didapatkan dari pembangkit dengan kondisi dan jumlah uap yang ada, bukan meningkatkan jumlah uap yang bisa dihasilkan dari sumur yang tersedia. Untuk meningkatkan efisiensi termal dari sebuah pembangkit listrik tenaga panas bumi kita bisa menggunakan analisis exergy dari pembangkit listrik tersebut. Dalam analisis exergy, sebuah sistem termal yang baik khususnya sistem pembangkit listrik tenaga panas bumi, merupakan sistem dengan nilai exergy destruction yang rendah. Dengan nilai exergy destruction yang rendah memberi arti bahwa dalam sistem tersebut losses energi yang terjadi sangat rendah, sehingga power yang bisa dihasilkan menjadi sangat besar. Desain dan kondisi operasional dari pembangkit sangat menentukan nilai exergy destruction-nya. Banyak cara untuk bisa mendapatkan nilai exergy destruction yang rendah, seperti menurunkan tekanan wellhead sehingga tekanan uap yang masuk ke dalam turbin akan berada dalam nilai yang rendah dan berakibat kepada power yang dihasilkan menjadi besar. Namun, tekanan uap yang rendah akan menambah beban kerja dari kondenser yang dilewati uap setelah keluar dari turbin. Daya yang dibutuhkan kondenser untuk mengkondensasikan uap semakin besar yang berakibat pada dana yang dikeluarkan akan membesar pula. Dilihat dari kondisi tersebut, kita bisa mendapatkan informasi bahwa nilai exergy destruction yang rendah akan meningkatkan efisiensi dari sistem termal, namun secara biaya tentunya tidak sedikit investasi yang harus dikeluarkan untuk mencapai kondisi berikut. Dalam sistem PLTP, tekanan exhaust turbin dan tekanan kondeser memiliki nilai dibawah tekanan atmosfer. Kondisi tersebut menyebabkan adanya udara dan material tak terkondensasi yang ke dalam sistem melalui kebocoran yang ada pada sambungan pipa. Steam ejector merupakan salah satu jenis gas removal system yang berfungsi untuk menghilangkan zat tersebut dari dalam sistem. Namun steam ejector membutuhkan aliran motive steam yang
3 cukup banyak untuk melaksanakan fungsinya. Ini merupakan sebuah kerugian karena uap panas bumi seharusnya dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Dengan mengambil Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang Unit 4 sebagai sistem termal, penelitian ini akan difokuskan ke dalam tiga hal. Pertama, menganalisis exergy dari sistem tersebut dengan kondisi operasional yang tengah berlangsung. Kedua, mengetahui kondisi operasional yang optimum dengan mempertimbangkan efisiensi exergy dan ekonomi yang dikenal dengan metode optimasi exergoeconomic. Ketiga, mengetahui jumlah minimal aliran motive steam tanpa mempengaruhi kinerja steam ejector. 2. PLTP Kamojang Unit 4 PLTP Kamojang Unit 4 memiliki 11 sumur dengan tekanan, temperatur, dan aliran massa yang berbeda-beda. Setelah digabung dalam sebuah aliran, fluida panas bumi memiliki tekanan sebesar 11,8 bar, temperatur sebesar C, dan aliran massa sebesar 134,4 ". Berikut merupakan kondisi 11 sumur PLTP Kamojang Unit 4: Tabel 1 Kondisi Sumur PLTP Kamojang Unit 4 Sumur Tekanan ("#) Temperatur ( ) Aliran Uap ( "# KMJ-59 18, ,57 KMJ-53 18, ,31 KMJ-57 18, ,92 KMJ-61 18, ,34 KMJ-58 18, ,39 KMJ-49 18, ,92 KMJ-48 19, ,45 KMJ-71 19, ,45 KMJ-69 19, ,8 KMJ-75 19, ,87 KMJ-76 19, ,85 Kondisi uap dari PLTP Kamojang Unit 4 merupakan vapor dominated. Namun, dalam sistem masih menggunakan separator untuk memisahkan fluida panas bumi dari material lainnya seperti CO 2 dan H 2 S. Dalam panas ini, uap panas bumi yang masuk ke dalam sistem dianggap dalam kondisi 100% vapour saturated. Berikut merupakan diagram skematik dari PLTP Kamojang Unit 4:
4 Gambar 1 Diagram skematik PLTP Kamojang Unit 4 3. Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak MATLAB R2010b dan REFPROP (Reference Fluid Thermodynamic and Transport Properties) versi 8.0 (NIST, 2007). Tekanan wellhead menjadi variabel yang akan dioptimasi dengan berbagai analisis. Menurut DiPippo (2011), produktivitas dry steam dalam wellhead valve mengikuti persamaan berikut: "#$% + "#$% = 1 (1) Dengan begitu, kita bisa mendapatkan aliran uap di titik 1 dengan persamaan: = "#$% 1 ( "#$% ) (2) Selain wellhead, turbin merupakan komponen penting lainnya yang harus dianalisis dalam optimasi pembangkit jenis dry steam power plant. Nilai termodinamika di titik 2 menjadi nilai menentukan dalam mendapatkan net power output sistem. Menurut DiPippo (2011), nilai h dan h bisa didapatkan melalui persamaan (8). Nilai h bisa didapatkan dengan persamaan: h = h + h h [ ] (3) Dengan bantuan Baumann rule, kita bisa mendapatkan nilai h dengan persamaan: dimana faktor A didefinisikan sebagai: h = [ ] (4) 0,425 (h h ) (5) 3.1 Analisis exergy Berikut merupakan flowchart metodologi penelitian analisis exergy:
5 Gambar 2 Metodologi penelitian analisis exergy Berikut merupakan flowchart metodologi penelitian optimasi exergy: Gambar 3 Metodologi penelitian optimasi exergy Berikut merupakan tabel ringkasan beberapa persamaan yang akan digunakan dalam penelitian analisis exergy: Tabel 2 Analisis exergy di setiap titik PLTP Kamojang Unit 4 Titik Input termodinamika Nilai exergy rate Input "#$% = " " = (h h ) sumur "#$% = 11,8 "# "#$% = 187,2
6 = "#$% 1 = dioptimasikan = berdasarkan nilai, kondisi vapour saturated =, = "#$%#&%' ℎ = ℎ + ℎ ℎ [ ] ] = (ℎ ℎ ) "#$% = (ℎ ℎ ) = ℎ ℎ [ ℎ = 0,425 (ℎ ℎ ) =, = "#$%#&%' = berdasarkan nilai, kondisi water saturated = 2050 " = 26,2 = 0,4 "# = = + ("#$%#&%' )(1 ) = berdasarkan nilai, kondisi water saturated = (ℎ ℎ ) = (ℎ ℎ ) = (ℎ ℎ ) " Dalam analisis exergy ini, kita akan menghitung exergy losses dari setiap komponen dengan nilai input yang berada dalam tabel di atas. Berikut merupakan persamaan exergy losses untuk setiap komponen sistem: Tabel 3 Exergy losses setiap komponen PLTP Kamojang Unit 4 Komponen Wellhead Turbin Kondenser Cooling tower Exergy losses " Selanjutnya, exergy losses tersebut akan kita jumlahkan untuk mendapatkan total exergy destruction sistem. Terakhir, kita mendapatkan Net Power Output sistem dengan melakukan proses pengurangan antara exergy input dengan total exergy destruction sistem. Berikut merupakan persamaan-persamaan yang digunakan untuk mendapatkan dua hal tersebut: Total exergy destruction ","#$ = ","##"# + ","#$%& + ","#$%#&%' (6) Total Net Power Output dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang Unit 4 "# = "#$% (","##"# + ","#$%& + ","#$%#&%' ) (7) Efisiensi Exergy Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang Unit 4
7 "#$% = "# "#$% (8) 3.2 Analisis Ekonomi Dalam metode optimasi exergoeconomic, setiap parameter yang dianalisis dalam analisis exergy berkaitan dengan nilai ekonomi yang harus dibayarkan. Secara sederhana, kenaikan keuntungan exergy yang didapat akan berbanding lurus dengan nilai ekonomi yang harus dibayarkan. Berikut merupakan metodologi penelitian optimasi biaya sistem: Gambar 4 Metodologi penelitian optimasi biaya sistem Biaya sistem terdiri dari dua komponen, yakni biaya investasi dan biaya operasional. investasi awal, total perkiraan biaya dihitung dengan menjumlahkan biaya per komponen melalui persamaan umum berikut (Smith, 2005): dimana: = biaya komponen yang dicari dengan kapasitas = biaya komponen yang diketahui dengan kapasitas = konstanta persamaan (bergantung pada komponen) = ( ) (9) Berikut merupakan variabel-variabel yang diketahui dan dibutuhkan dalam analisis ekonomi sistem pembangkit listrik tenaga panas bumi: Tabel 4 Analisis ekonomi PLTP Komponen Harga pasar (Estevez, 2012) Konstanta (Smith, 2005) Turbin 13 million USD (30 MW) 0,6 Kondenser - -
8 Biaya investasi awal untuk kondenser bergantung kepada luas permukaan dari kondenser tersebut. Berikut persamaan yang digunakan untuk mendapatkan biaya investasi awal kondenser (Estevez, 2012): "#$%#&%' = exp {11,967 0,8197 ln + 0,09005 ln } (10) Nilai A kita dapatkan melalui persamaan berikut: = ( ) ( ) (11) " "#$%#&%' "#$%#&%' Untuk biaya operasional, dalam penelitian ini biaya tersebut didefinisikan sebagai biaya perawatan pembangkit (maintenance), biaya perawatan kualitas uap, dan biaya perawatan sumur. Biaya ini kita asumsikan sebesar 0,028 USD/kWh (Estevez, 2012). Dengan kondisi-kondisi tersebut, kita bisa menghitung total biaya tahunan (total annual cost) dengan persamaan berikut: "#$ = "#$%& + "#$%#&%'. "# + 0,028 "# (12) Dalam persamaan tersebut, variabel CRF merupakan Capital Recovery Cost, diartikan sebagai faktor pengembalian modal dari biaya pembelian komponen per tahun (Bejan, 1996), dinyatakan sebagai: Keterangan: = suku bunga (interest rate) = waktu pemakaian (lifetime) "# = () () 3.3 Optimasi Exergoeconomic Optimasi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai tekanan wellhead yang optimum dari segi efisiensi exergy dan ekonomi. Terdapat tiga tahapan dalam optimasi exergoeconomic antara lain optimasi single objective untuk efisiensi exergy, optimasi single objective untuk biaya sistem, dan optimasi multiobjective dari segi efisiensi exergy dan biaya sistem. Berikut merupakan metodologi penelitian optimasi exergoeconomic: (13)
9 Gambar 5 Metodologi penelitian optimasi exergoeconomic 3.4 Optimasi Steam Ejector Dalam optimasi steam ejector, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah minimum motive steam yang harus dialirkan ke steam ejector agar udara dan material tak terkondesasi dapat keluar dari sistem PLTP Kamojang Unit 4. Jika dalam 3 analisis sebelumnya uap panas kita anggap dalam kondisi 100% vapour saturated, dalam analisis ini kita menganggap terdapat material dalam uap panas bumi yang dapat mengganggu kinerja turbin. Oleh karena itu, material tersebut harus dikeluarkan dari sistem dan dilepaskan ke atmosfer. Berikut merupakan diagram kerja dari removal gas system di PLTP Kamojang Unit 4. Gambar 6 Diagram skematik optimasi steam ejector
10 Fungsi objektif dalam optimasi ini memiliki tujuan untuk meminimalkan daya yang dibutuhkan steam ejector dalam melaksanakan fungsinya. Berikut persamaan fungsi objektif untuk optimasi steam ejector: = "## (14) """ Dalam melakukan optimasi steam ejector, kita memiliki beberapa fungsi constrain agar optimasi bisa berjalan dengan baik. Berikut merupakan beberapa fungsi constrain yang dapat digunakan: a. Hukum kekekalan massa + 0,3825 = "#$%#&'( + 0,123 (15) b. Rasio aliran dan tekanan Menurut Stoecker (1989), aliran uap yang menuju kondenser memiliki hubungan dengan tekanan kondensasi yang ada di inter kondenser. Hubungan tersebut dapat dituliskan dalam bentuk: c. Analisa perpindahan kalor,"#$,"#$ = 0,19 "#$% "#$%#&%' " Inter kondenser dalam sistem ini, bekerja layaknya kondenser pada umumnya, yaitu merubah fase fluida dari kondisi uap menjadi cair dengan cara melepaskan kalor. Dalam perpindahan kalor di kondenser berlaku persamaan berikut:, (16) "#$"# = "#$% + ( "#$%#&%' "#$% )(1 " ) (25) Menurut Stoecker (1989), terdapat hubungan antara temperatur saturasi dari suatu zat dengan tekanan saturasinya. Hubungan tersebut dituliskan dalam bentuk: ln = 18,6 "#$, atau dalam bentuk lain dapat dituliskan menjadi: = "#$, "," (26) (27) Dengan mensubstitusikan persamaan (27) ke persamaan (25), didapatkan sebuah persamaan baru untuk perpindahan kalor di kondenser dalam bentuk: (28)
11 5206,9 18,6 ln(0,5 "#$% "#$%#&%' ) 5206,9 26,2)(1 18,6 ln 0,5 "#$% "#$%#&%' = 26,2 + (, ","# "#, "#$ ) Berikut desain dari inter kondenser yang digunakan serta beberapa keterangan untuk menjelaskan persamaan (28): = 1,670 6,045 = 10,095 = 1,4 = 157,2 = 4,187 "#$"# "#$%&'( = 0,5 "#$% "#$%#&%' (Konsentrasi uap yang dibuang sebesar ". " " ". 50%) 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Analisis Kondisi Operasional Berikut merupakan kondisi operasional dari PLTP Kamojang Unit 4: Tabel 5 Kondisi operasional PLTP Kamojang Unit 4 Titik Aliran massa " ( ) Tekanan ("#) Temperatur ( ) Entalpi " ( ) " Entropi " ) ( Exergy (") ". Input 134,403 11, ,2 6, , ,2 3, ,35 0, ,7 7, ,35 0, ,34 0, , ,2 110,21 0, , , ,43 71,42 0,639 0,253 5 Lingku ngan Sumber: (PT. Pertamina Geothermal Energy) Pembangkit Listrik Kamojang Unit 4 dengan sumber berjumlah 11 buah, memiliki karakteristik uap panas bumi: aliran uap 134,403 ", tekanan 11,8 "#, dan temperatur 187. Karakteristik tersebut jika kita konversikan dalam bentuk nilai exergy, maka potensi exergy dari PLTP Kamojang Unit 4 sebesar kw. Berdasarkan data-data di tabel 5, terlihat bahwa saat ini PLTP Kamojang Unit 4 beroperasi dengan nilai tekanan
12 separator sebesar 10 bar. Aliran uap akan memasuki sistem dengan nilai 71,35 ". Datadata tersebut kemudian diolah untuk mendapatkan exergy losses komponen dan net power output di PLTP Kamojang Unit 4. Berikut tabel dan gambar yang menyajikan overall exergy PLTP Kamojang Unit 4 dengan kondisi operasional yang sedang berlangsung: Tabel 6 Overall exergy flow PLTP Kamojang Unit 4 dengan kondisi operasional yang sedang berlangsung Komponen Exergy losses (kw) Transmission Input kw Turbin 9002,8 Net kw Kondenser Efisiensi 31,91 % Total Optimasi Efisiensi Exergy Setelah kondisi operasional dianalisis, dilakukan optimasi untuk efisiensi exergy. Dengan range input tekanan wellhead dari 3,5-11 bar, grafik optimasi tidak terlalu terlihat begitu jelas. Secara sekilas nilai optimum tekanan wellhead berkisar antara 4,5 bar sampai 5,5 bar. Berikut merupakan grafik perbandingan tekanan wellhead terhadap net power output sistem dengan range input tekanan wellhead 4,5-5,5 bar. Perbandingan Tekanan dan Net Perbandingan Tekanan dan Net Gambar 7 Perbandingan tekanan wellhead dan efisiensi exergy sistem PLTP Kamojang Unit 4 dengan range 4,5 5,5 bar Dalam gambar 7terlihat bahwa terdapat sebuah titik puncak atau titik maksimum dari net power output sistem. Berikut ditampilkan analisis termodinamika dalam optimasi exergy PLTP Kamojang Unit 4.
13 Titik Tabel 7 Kondisi optimum PLTP Kamojang Unit 4 secara efisiensi exergy Aliran massa ( " ) Tekanan ("#) Temperatur ( ) Entalpi Entropi Exergy ( " " ( " ". (") input 134,403 11, ,2 6, ,4 5, , ,2 6, ,4126 0, ,27 7, ,4126 0, ,34 0, , ,2 110,21 0, , ,43 0, Lingkungan - 0, ,42 0,253 - Dengan nilai tekanan wellhead sebesar 5,06114 bar, aliran uap panas bumi yang memasuki sistem akan mencapai 121,4126 ". Meskipun secara tekanan uap terjadi penurunan yang drastis dari tekanan uap sumur, aliran uap yang memasuki sistem mencapai angka yang cukup tinggi. Dari aliran uap maksimal yang tersedia, 90%-nya masuk ke dalam sistem PLTP Kamojang Unit 4. Berikut disajikan analisis overall exergy flow dengan tekanan wellhead yang optimum secara efisiensi exergy. Tabel 8 Overall exergy flow PLTP Kamojang Unit 4 dengan kondisi optimum secara efisiensi exergy Komponen Exergy losses (kw) Transmission Input kw Turbin Net kw Kondenser Efisiensi 47,30 % Total Optimasi Ekonomi Berikut merupakan grafik yang menyajikan optimasi tekanan wellhead terhadap kebutuhan biaya sistem.
14 Perbandingan Tekanan dan Biaya Gambar 8 Perbandingan tekanan wellhead dan biaya sistem Biaya sistem akan mencapai nilai minimum ketika tekanan wellhead sebesar 11 bar. Biaya minimum sistem PLTP Kamojang Unit 4 mencapai nilai sebesar US $ Berikut ditampilkan analisis termodinamika di setiap titik PLTP Kamojang Unit 4 dengan tekanan wellhead optimum secara ekonomi. Titik Tabel 9 Kondisi optimum PLTP Kamojang Unit 4 secara ekonomi Aliran massa ( " ) Tekanan ("#) Temperatur ( ) Entalpi Entropi Exergy ( " " ( " ". (") input 134,403 11, ,2 6, , , ,2 6, ,6451 0, ,4 7, ,6451 0, ,34 0, , ,2 110,21 0, , ,43 0, Lingkungan - 0, ,42 0,253 - Dengan tekanan wellhead sebesar 11 bar, aliran uap yang akan memasuki sistem mencapai nilai 48,6451 ". Aliran massa yang mengalir sangat kecil dikarenakan tekanan aliran sangat besar. Dari potensi sebesar 134,403 ", hanya 36% yang masuk ke dalam sistem dalam setiap detiknya. Berikut disajikan analisis overall exergy flow dengan tekanan wellhead yang optimum secara ekonomi.
15 Tabel 10 Overall exergy flow PLTP Kamojang Unit 4 dengan kondisi optimum secara ekonomi Komponen Losses Transmission Input kw Turbin 6.308,5 Net kw Kondenser Efisiensi 22,13 % Total Dengan biaya sistem minimum, sistem dapat menghasilkan net power output sebesar kw dan efisiensi exergy sebesar 22,13%. Nilai tersebut lebih optimum 5,398% dari kondisi operasional dengan efisiensi exergy sebesar 31,91%. Exergy losses terbesar terjadi di transmisi sebesar kw. Exergy losses terkecil terjadi di turbin sebesar 6.308,5 kw. Berikut ditampilkan analisis biaya sistem dilihat dari tiap komponen yang ada dalam sistem. Tabel 11 Analisis ekonomi PLTP Kamojang Unit 4 dengan kondisi optimum secara ekonomi Komponen Cost (US $) Turbin ,4 Condenser ,858 Operation Total Optimasi Exergoeconomic Berbeda dari optimasi exergoeconomic sistem lainnya seperti cascade refrigeration system yang akan menuju ke satu titik optimum, optimasi exergoeconomic PLTP Kamojang Unit 4 menuju ke 15 titik optimum. Berikut merupakan grafik optimasi exergoeconomic PLTP Kamojang Unit 4 yang dilakukan dengan perangkat optimtool software MATLAB.
16 Gambar 9 Grafik optimasi exergoeconomic PLTP Kamojang Unit 4 Fungsi objektif 1 merupakan fungsi optimasi ekonomi, sedangkan fungsi objektif 2 merupakan fungsi optimasi efisiensi exergy. Berbeda dengan diagram pareto pada umumnya, diagram pareto optimasi exergoeconomic PLTP Kamojang Unit 4 berbentuk garis linear, tidak berbentuk garis lengkung dengan titik puncak mendekati titik nol. Hal ini diduga disebabkan oleh jumlah variabel optimasi yang hanya berjumlah satu buah. Jumlah variabel tersebut mengakibatkan tidak adanya kemungkinan bahwa suatu kondisi akan dicapai oleh kombinasi beberapa titik. Kombinasi inilah yang menyebabkan diagram pareto bisa berbentuk garis lengkung dengan titik puncak mendekati titik nol. Dalam optimasi exergoeconomic PLTP Kamojang Unit 4, satu kondisi hanya bisa dicapai oleh satu titik tanpa kombinasi titik yang lainnya. Hal inilah yang membuat diagram pareto yang dihasilkan hanya berbentuk garis lurus. Berikut merupakan 15 titik optimum secara efisiensi exergy dan biaya sistem yang didapatkan. Tabel 12 Kondisi optimum PLTP Kamojang Unit 4 secara exergoeconomic Tekanan ("#) Biaya (US $) 504, , , Net power output ("##)
17 4.5 Optimasi Steam Ejector Dari proses optimasi dengan bantuan perangkat optimtool software MATLAB, ketiga variabel dapat diketahui untuk mendapatkan daya minimum yang dibutuhkan steam ejector dalam melaksanakan fungsinya. Nilai variabel tersebut yaitu: Tabel 13 Kondisi operasional optimum optimasi steam ejector Variabel Kode variabel Nilai Aliran motive steam x(1) 34,415 " Tekanan kondenser x(2) 109,093 kpa Massa kondensat x(3) 34,672 " Dengan kondisi operasional tersebut, steam ejector hanya membutuhkan aliran motive steam sebesar 34,415 " atau sebanding dengan 4.060,97 Watt hour. Daya yang steam ejector lebih kecil 15% dari daya steam ejector yang dioperasionalkan saat ini. Tabel 14 Perbandingan steam ejector kondisi operasional dan optimum Parameter Operasional Optimum Aliran motive steam 40,61 " 34,415 " Kebutuhan daya 4.792,14 Watt hour 4.060,97 "## h"# 5. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa: 1. Penurunan tekanan wellhead dapat meningkatkan net power output dan efisiensi exergy sistem PLTP jenis dry steam power plant sampai mencapai titik maksimum. Setelah melewati titik maksimum, net power output dan efisiensi exergy akan mengalami penurunan. 2. Penurunan tekanan wellhead dapat meningkatkan kebutuhan biaya sistem PLTP jenis dry steam power plant sampai mencapai titik maksimum. Setelah melewati titik maksimum, biaya kebutuhan sistem akan mengalami penurunan. 3. Optimasi exergoeconomic tidak akan menuju ke satu titik optimum apablia variabel optimasi hanya berjumlah satu buah. 4. Penurunan tekanan kondensasi dapat mengurangi aliran motive steam pada gas removal system jenis steam ejector. Penurunan tekanan kondensasi dapat dilakukan dengan menurunkan fluida yang dikondensasikan 6. Referensi Agustina, Lina. (2013). Kajian Pemilihan Sistem Pembuangan Gas Tak Terkondensasi (Gas Removal System) di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Tesis: Institut Teknologi Bandung.
18 Ameri,. Amanpoour,. (2011). Energy and exergy analysis and optimization of a double flash power plant for Meshkin Shahr region. World Renewable Energy Congress 2011-Sweden. Balqis,. Indriawati,. dan Lelono. (2012). Optimasi Daya Listrik pada PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang, Jawa Barat. Jurnal Teknik POMITS Voli.1: Institut Teknologi Sepuluh November. Bejan A, Tsatsaronis, dan G., Moran, M. (1996). Thermal design and optimization. New York: John Wiley & Sons. Cengel, Y. dan Tuner, R.. (2005). Fundamentals of Thermal-fluid Sciences. 2nd ed., McGraw-Hill, New York. Dincer, I., Rosen, M.A. (2007) Exergi: Energy, Environtment, and Sustainable Development. Elsevier, All rights reserved. DiPippo R. (2011). Geothermal power plants, principles, applications, case studies and environmental impact. 3rd ed. Elsevier El-Emam,. Dincer Exergy and exergoeconomic analyses and optimization of geothermal organic Rankine cycle. Elsevier. Estevez, Jose. (2012). Geothermal Power Plant Projects in Central America: Technical and Financial Feasibility Assessment Model. Thesis: University of Iceland Ganjehsarabi,. Gungor,. Dincer,. (2012). Exergetic performance analysis of Dora II geothermal power plant in Turkey. Elsevier. Jalilinasrabady,. Itoi,. Valdimarsson,. dkk. (2012). Flash cycle optimization of Sabalan geothermal power plant employing exergy concept. Elsevier Jalilinasrabady,. Itoi,. Fujii,. Tanaka,. (2010). Energy and Exergy Analysis of Sabalan Geothermal Power Plant, IRAN. Proceedings World Geothermal Congress 2010 Bali, Indonesia, April Marler, Tim. (2005). A Study of Multi-Objective Optimization Methods. Jerman: Saarbrucken Pambudi,. Itoi,. Jalilinasrabady,. Jaelani. (2013).Exergy analysis and optimization of Dieng single-flash geothermal power plant. Elsevier Sholahudin. (2013). Optimasi thermoeconomic dan analisa sistem refrigerasi cascade dengan menggunakan variasi refrigeran. Skripsi: Universitas Indonesia Smith R. (2005) Chemical process: design and integration, 2nd ed. New York:John Wiley & Sons. Stoecker, Wilbert. (1980). Design of themal system. McGraw-Hill Kogakusha, 1980 Yari, Mortaza. (2009). Exergetic analysis of various types of geothermal power plants. Elsevier
TEKANAN FLASHING OPTIMAL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI SISTEM DOUBLE-FLASH
DOI: doi.org/10.21009/03.snf2017.02.ere.01 TEKANAN FLASHING OPTIMAL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI SISTEM DOUBLE-FLASH Rafif Tri Adi Baihaqi a), Hensen P. K. Sinulingga b), Muhamad Ridwan Hamdani
Lebih terperinciAnalisa Energi, Exergi dan Optimasi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Super Kritikal 660 MW Nasruddin*, Pujo Satrio
Analisa Energi, Exergi dan Optimasi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Super Kritikal 660 MW Nasruddin*, Pujo Satrio Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia Kampus UI Depok 16424
Lebih terperinciOptimasi Daya Listrik pada PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang, Jawa Barat
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Optimasi Daya Listrik pada PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang, Jawa Barat Eka Rachmania Dimitri Balqis, Katherin Indriawati, Bambang Lelono W.,
Lebih terperinciOptimisasi Teknologi Proses Geothermal Sistem Flash Steam pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Indonesia
Optimisasi Teknologi Proses Geothermal Sistem Flash Steam pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Indonesia Daril Ridho Zuchrillah 1, Renanto Handogo 1, *, Juwari 1 1 Teknik Kimia ITS Surabaya, Jalan
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo
B117 Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo Raditya Satrio Wibowo dan Prabowo Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System
32 BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System PLTP Gunung Salak merupakan PLTP yang berjenis single flash steam system. Oleh karena itu, seperti yang
Lebih terperinciAnalisa Efisiensi Isentropik dan Exergy Destruction Pada Turbin Uap Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi Analisa Efisiensi Isentropik dan Exergy Destruction Pada Turbin Uap Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap *Eflita Yohana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dewasa ini kelangkaan sumber energi fosil telah menjadi isu utama. Kebutuhan energi tersebut setiap hari terus meningkat. Maka dari itu, energi yang tersedia di bumi
Lebih terperinciMODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI SISTEM HYBRID FLASH-BINARY DENGAN MEMANFAATKAN PANAS TERBUANG DARI BRINE HASIL FLASHING
MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI SISTEM HYBRID FLASH-BINARY DENGAN MEMANFAATKAN PANAS TERBUANG DARI BRINE HASIL FLASHING Muhamad Ridwan Hamdani a), Cukup Mulyana b), Renie Adinda Pitalokha c),
Lebih terperinciOPTIMALISASI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER DENGAN MEMPERHATIKAN FLUIDA KERJA YANG DIGUNAKAN
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor OPTIMALISASI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER DENGAN MEMPERHATIKAN FLUIDA
Lebih terperinciBAB III APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI
BAB III APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi menjadi peran penting dalam menunjang kehidupan manusia. Ketersediaan energi Indonesia saat ini masih didominasi oleh energi fosil. Energi fosil Indonesia jumlahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Listrik merupakan salah satu energi yang sangat dibutuhkan oleh manusia pada era modern ini. Tak terkecuali di Indonesia, negara ini sedang gencargencarnya melakukan
Lebih terperinciOPTIMALISASI MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI TERINTEGRASI DENGAN MEMANFAATKAN BRINE HASIL FLASHING
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor OPTIMALISASI MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI TERINTEGRASI DENGAN
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure Ryan Hidayat dan Bambang
Lebih terperinciAnalisa Termoekonomi Pada Sistem Kombinasi Turbin Gas Uap PLTGU PT PJB Unit Pembangkitan Gresik
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Analisa Termoekonomi Pada Sistem Kombinasi Turbin Gas Uap PLTGU PT PJB Unit Pembangkitan Gresik Ika Shanti B, Gunawan Nugroho, Sarwono Teknik Fisika, Fakultas
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Tekanan Fluida Pemanas pada LPH terhadap Efisiensi dan Daya PLTU 1x660 MW dengan Simulasi Cycle Tempo
B107 Analisis Pengaruh Tekanan Fluida Pemanas pada LPH terhadap Efisiensi dan Daya PLTU 1x660 MW dengan Simulasi Cycle Tempo Muhammad Ismail Bagus Setyawan dan Prabowo Departemen Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciJurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi
Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi Lamsihar S. Tamba 1), Harmen 2) dan A. Yudi Eka Risano 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciANALISA ENERGI DAN EKSERGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP BANTEN 3 LONTAR
ANALISA ENERGI DAN EKSERGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP BANTEN 3 LONTAR Aries Karyadi 1), Chalilullah Rangkuti 2) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti E-mail: arieskaryadi@gmail.com
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang
Lebih terperinciPENGARUH REKUPERATOR TERHADAP PERFORMA DARI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor PENGARUH REKUPERATOR TERHADAP PERFORMA DARI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER
Lebih terperinciANALISA TERMODINAMIKA PADA SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP DENGAN VARIASI PEMBEBANAN DI UNIT PEMBANGKIT TENAGA UAP PT
ANALISA TERMODINAMIKA PADA SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP DENGAN VARIASI PEMBEBANAN DI UNIT PEMBANGKIT TENAGA UAP PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT IV CILACAP SKRIPSI Skripsi yang Diajukan untuk Melengkapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber panas bumi yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber panas bumi yang sangat besar. Hampir 27.000 MWe potensi panas bumi tersimpan di perut bumi Indonesia. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciANALISIS SIKLUS KOMBINASI TERHADAP PENINGKATAN EFFISIENSI PEMBANGKIT TENAGA
Jurnal Desiminasi Teknologi, Volume 2, No. 1, Januari 2014 ANALISIS SIKLUS KOMBINASI TERHADAP PENINGKATAN EFFISIENSI PEMBANGKIT TENAGA Sudiadi 1), Hermanto 2) Abstrak : Suatu Opsi untuk meningkatkan efisiensi
Lebih terperinciAnalisa Efisiensi Thermal Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong Unit 5 Dan 6 Di Tompaso
Jurnal Teknik Elektro dan Komputer vol 7 no 2, 2018, ISSN : 2301-8402 123 Analisa Efisiensi Thermal Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong Unit 5 Dan 6 Di Tompaso Gerry A. Kusuma, Glanny Mangindaan,
Lebih terperinciANALISA PERFORMASI PADA MENARA PENDINGIN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS EKSERGI
Jurnal Desiminasi Teknologi, Volume 2, No. 1, Januari 2014 ANALISA PERFORMASI PADA MENARA PENDINGIN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS EKSERGI Ozkar F. Homzah 1) Abstrak : Studi ini menyajikan metode analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Energi memiliki peranan penting dalam menunjang kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan energi terus meningkat. Untuk dapat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,
Lebih terperinciANALISA EKSERGI PLTP KAMOJANG 68 KAPASITAS 3 MW EXERGY ANALYSIS OF GEOTHERMAL POWER PLANT KAMOJANG 68, 3 MW IN CAPACITY
JRL Vol.7 No.2 Hal. 115-125 Jakarta, Juli 2011 ISSN : 2085.3866 No.376/AU1/P2MBI/07/2011 ANALISA EKSERGI PLTP KAMOJANG 68 KAPASITAS 3 MW Amiral Aziz Peneliti Konversi dan Konservasi Energi dan Team Panas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,
Lebih terperinciANALISA EFISIENSI EXERGI PADA HRSG (HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR) DI PLTGU
ANALISA EFISIENSI EXERGI PADA HRSG (HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR) DI PLTGU *Yongki Afrianto 1, MSK. Tony Suryo U. 2, Berkah Fajar T.K 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pemilik potensi energi panas bumi terbesar di dunia, mencapai 28.617 megawatt (MW) atau setara dengan 40% total potensi dunia yang tersebar
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN SIKLUS KALINA DENGAN CYCLE TEMPO 5.0
BAB III PEMODELAN SIKLUS KALINA DENGAN CYCLE TEMPO 5.0 3. SIKLUS KALINA 2 MW Sistem siklus Kalina 34 atau (KCS 34) digunakan dalam pembuatan pembangkat daya dan dirancang oleh Dr. Alexander Kalina yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL SIMULASI KCS 34
BAB IV ANALISIS HASIL SIMULASI KCS 34 4.1 KCS 34 HUSAVIC, ISLANDIA Pembangkit daya sistem siklus Kalina yang telah berjalan dan dilakukan komersialisasi didunia, yakni yang berada di negara Islandia. Akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik adalah energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia mencapai
Lebih terperinciPENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA NAMA : WARDA ISLAMIYAH NIM : 0910630104 PROGRAM STUDI : TEKNIK ENERGI ELEKTRIK JUDUL SKRIPSI :
Lebih terperinciMETODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PLTG unit pembangkit PT. Dian Swastatika
38 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PLTG unit pembangkit PT. Dian Swastatika Sentosa Tbk., yang berlokasi di Wisma Indah Kiat, Jl. Raya Serpong km
Lebih terperinciEFEKTIVITAS STEAM EJECTOR TINGKAT PERTAMA DI PLTP LAHENDONG UNIT 2
EFEKTIVITAS STEAM EJECTOR TINGKAT PERTAMA DI PLTP LAHENDONG UNIT 2 Brian Deril Kemur 1), Frans Sappu 2), Hengky Luntungan 3) Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Steam ejector tingkat
Lebih terperinciPENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR
PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR Arif Kurniawan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang; Jl.Raya Karanglo KM. 2 Malang 1 Jurusan Teknik Mesin, FTI-Teknik Mesin
Lebih terperinciPERFORMANSI SISTEM REFRIGERASI HIBRIDA PERANGKAT PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN REFRIGERAN HIDROKARBON SUBSITUSI R-22
PERFORMANSI SISTEM REFRIGERASI HIBRIDA PERANGKAT PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN REFRIGERAN HIDROKARBON SUBSITUSI Azridjal Aziz (1), Yazmendra Rosa (2) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol No. 2 Mei 214; 65-71 ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1 Anggun Sukarno 1) Bono 2), Budhi Prasetyo 2) 1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Metode Pengumpulan Data BAB II
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembangkit tenaga panas bumi (PLTP) setiap komponen berperan penting dalam proses pembangkitan termasuk sistem pendinginan yang memegang peranan vital dalam
Lebih terperinciPENGARUH KONFIGURASI STEAM JET EJECTOR - LRVP TERHADAP KINERJA PLTPB 55 MW TESIS FAJRI JAYAKELANA
PENGARUH KONFIGURASI STEAM JET EJECTOR - LRVP TERHADAP KINERJA PLTPB 55 MW TESIS Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional Oleh FAJRI
Lebih terperinciANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN
ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN Ilham Bayu Tiasmoro. 1), Dedy Zulhidayat Noor 2) Jurusan D III Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak Tahun 1961, Indonesia merupakan salah satu negara yang tergabung dalam OPEC (Organization Petroleum Exporting Countries), dimana anggotanya merupakan negara-negara
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air
Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air Arif Kurniawan Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang E-mail : arifqyu@gmail.com Abstrak. Pada bagian mesin pendingin
Lebih terperinciBAB II PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP)
9 BAB II PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) merupakan suatu pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga panas dari perut bumi dalam bentuk uap air dan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 1. Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2007 Mei 2008 di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Kampus IPB, Bogor. 2. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan
Lebih terperinciANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN
ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN 1 Amrullah, 2 Zuryati Djafar, 3 Wahyu H. Piarah 1 Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin, Politeknik Bosowa, Makassar 90245,Indonesia
Lebih terperinciPENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA
Jurnal Desiminasi Teknologi, Volume 3, No. 2, Juli 2015 ANALISIS PENGARUH VARIASI MODE KERJA TERHADAP PERFORMANSI MESIN REFRIGERASI KOMPRESI UAPWATER CHILLER TYPE WITH WATER COOLED CONDENSER DENGAN REFRIGERAN
Lebih terperinciKAJIAN SILICA SCALING PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (GEOTHERMAL)
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor KAJIAN SILICA SCALING PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (GEOTHERMAL)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam tugas akhir ini akan dilakukan perancangan bejana tekan vertikal dan simulasi pembebanan eksentrik pada nozzle dengan studi kasus pada separator kluster 4 Fluid
Lebih terperinciPenerapan Evaporative Cooling Untuk Peningkatan Kinerja Mesin Pengkondisian Udara Tipe Terpisah (AC Split)
Penerapan Evaporative Cooling Untuk Peningkatan Kinerja Mesin Pengkondisian Udara Tipe Terpisah (AC Split) Azridjal Aziz1,a *, Idral2,b, Herisiswanto3,b Rahmat Iman Mainil4,c, David Jenvrizen5,d 1,,2,3,4
Lebih terperinciKONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT
KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI, 2009 POTENSI ENERGI PANAS BUMI Indonesia dilewati 20% panjang dari sabuk api "ring of fire 50.000 MW potensi panas bumi dunia, 27.000 MW
Lebih terperinciANALISA COOLING SISTEM GE FRAME 9 PLTG SICANANG 120MW
ANALISA COOLING SISTEM GE FRAME 9 PLTG SICANANG 120MW oleh Yogi Sirodz Gaos 1 dan Candra Damis Widiawati 2 1Engineering and Devices for Energy Conversion Research Lab., Fakultas Teknik Universitas Ibn
Lebih terperinciTURBIN UAP. Penggunaan:
Turbin Uap TURBIN UAP Siklus pembangkitan tenaga terdiri dari pompa, generator uap (boiler), turbin, dan kondenser di mana fluida kerjanya (umumnya adala air) mengalami perubaan fasa dari cair ke uap
Lebih terperinciPerancangan Siklus Rankine Organik Untuk Pemanfaatan Gas Buang Pada PLTU di Indonesia
Jurnal Rekayasa Hijau No.2 Vol. I ISSN 2550-1070 Juli 2017 Perancangan Siklus Rankine Organik Untuk Pemanfaatan Gas Buang Pada PLTU di Indonesia Mohammad Azis M Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Industri,
Lebih terperinciSUMBER DAYA PANAS BUMI: ENERGI ANDALAN YANG MASIH TERTINGGALKAN
SUMBER DAYA PANAS BUMI: ENERGI ANDALAN YANG MASIH TERTINGGALKAN Oleh: Nenny Saptadji Lardello - Italy, 1913 Iceland, 1930 USA, 1962 New Zealand, 1958 Kamojang, 1917 1972 Kamojang, 1983 2005 dimanfaatkan
Lebih terperinciPengaruh Debit Udara Kondenser terhadap Kinerja Mesin Tata Udara dengan Refrigeran R410a
Pengaruh Debit Udara Kondenser terhadap Kinerja Mesin Tata Udara dengan Refrigeran R410a Faldian 1, Pratikto 2, Andriyanto Setyawan 3, Daru Sugati 4 Politeknik Negeri Bandung 1,2,3 andriyanto@polban.ac.id
Lebih terperinciSTUDI PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DENGAN SISTEM PENDINGIN UDARA MASUK GAS TURBIN DENGAN ABSORPTION CHILLER UNTUK UNIVERSITAS INDONESIA
STUDI PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DENGAN SISTEM PENDINGIN UDARA MASUK GAS TURBIN DENGAN ABSORPTION CHILLER UNTUK UNIVERSITAS INDONESIA Yusuf Satria Prihardana, Agung Subagio, Yulianto Sulistyo
Lebih terperinciAPLIKASI MODUL EVAPORATIVE COOLING AKTIF PADA AC SPLIT 1 PK
APLIKASI MODUL EVAPORATIVE COOLING AKTIF PADA AC SPLIT 1 PK Ahmad Wisnu Sulaiman 1, Azridjal Aziz 2, Rahmat Iman Mainil 3 Laboratorium Rekayasa Termal, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciSTUDI VARIASI LAJU PENDINGINAN COOLING TOWER TERHADAP SISTEM ORC (Organic Rankine Cycle) DENGAN FLUIDA KERJA R-123
1 STUDI VARIASI LAJU PENDINGINAN COOLING TOWER TERHADAP SISTEM ORC (Organic Rankine Cycle) DENGAN FLUIDA KERJA R-123 Alif Nur Firdaus dan Ary Bachtiar K.P. Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut
Lebih terperinciKAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PIPA KAPILER DAN KATUP EKSPANSI TERMOSTATIK PADA SISTEM PENDINGIN WATER-CHILLER
No. Vol. Thn.XVII April ISSN : 85-87 KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PIPA KAPILER DAN KATUP EKSPANSI TERMOSTATIK PADA SISTEM PENDINGIN WATER-CHILLER Iskandar R. Laboratorium Konversi Energi Jurusan Teknik
Lebih terperinciAnalisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padasistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage
Analisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padasistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage Sugiyono 1, Ir Sumpena, MM 2 1. Mahasiswa Elektro, 2. Dosen
Lebih terperinciPEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS LAUT BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS LAUT BAB I PENDAHULUAN Pembangkit listrik yang terdapat di Indonesia sebagian besar menggunakan sumber daya tidak terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik
Lebih terperinciKONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES
KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES 1. Umum Subagyo Rencana dan Evaluasi Produksi, PT. Kertas Leces Leces-Probolinggo, Jawa Timur e-mail: ptkl@idola.net.id Abstrak Biaya energi di PT. Kertas Leces (PTKL)
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :
LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC Nama Praktikan : Utari Handayani NPM : 140310110032 Nama Partner : Gita Maya Luciana NPM : 140310110045 Hari/Tgl Percobaan
Lebih terperinciPREDIKSI PENURUNAN KUALITAS UAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GEOTERMAL DIHUBUNGKAN DENGAN STRATEGI PEMELIHARAAN DIMASA YANG AKAN DATANG
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 17, No. 2, April 2014, hal 73-78 PREDIKSI PENURUNAN KUALITAS UAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GEOTERMAL DIHUBUNGKAN DENGAN STRATEGI PEMELIHARAAN DIMASA YANG AKAN DATANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Neraca Listrik Domestik Indonesia [2].
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini, kebutuhan listrik telah menjadi kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan listrik sendiri didasari oleh keinginan manusia untuk melakukan aktivitas lebih mudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
8 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Energi memiliki peranan penting dalam menunjang kehidupan manusia Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan akan energi pun terus meningkat Untuk dapat memenuhi
Lebih terperinciLTM TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA Pemicu
EFEK P&T, TITIK KRITIS, DAN ANALISI TRANSIEN Oleh Rizqi Pandu Sudarmawan [0906557045], Kelompok 3 I. Efek P dan T terhadap Nilai Besaran Termodinamika Dalam topik ini, saya akan meninjau bagaimana efek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang cukup penting bagi manusia dalam kehidupan. Saat ini, hampir setiap kegiatan manusia membutuhkan energi
Lebih terperinciOleh KNIK NEGERI MEDAN MEDAN
ANALISA PERPINDAHAN PANAS PADA KONDENSER DENGAN KAPASITAS AIR PENDINGIN 179001 M 3 /JAM STAR ENERGY GEOTHERMAL WAYANG WINDU LIMITED LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhii Sebagian Persyaratan n dalam
Lebih terperinciANALISIS PRODUKSI UAP PADA SISTEM MED PLANT. Engkos Koswara Teknik Mesin Universitas Majalengka Abstrak
ANALISIS PRODUKSI UAP PADA SISTEM MED PLANT Engkos Koswara Teknik Mesin Universitas Majalengka ekoswara.ek@gmail.com Abstrak MED plant merupakan sebuah bagian dari PLTU yang berfungsi untuk mengubah air
Lebih terperinciAnalisa Termodinamika Pengaruh Penurunan Tekanan Vakum pada Kondensor Terhadap Performa Siklus PLTU Menggunakan Software Gate Cycle
JURNAL TEKNIK POMITS 1 Analisa Termodinamika Pengaruh Penurunan Tekanan Vakum pada Kondensor Terhadap Performa Siklus PLTU Menggunakan Software Gate Cycle Slamet Hariyadi dan Atok Setiyawan Jurusan Teknik
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Pendingin Udara Masuk Gas Turbin 15 o C Menggunakan Absorption Chiller di PLTGU UBP PRIOK
Perencanaan Sistem Pendingin Udara Masuk Gas Turbin 15 o C Menggunakan Absorption Chiller di PLTGU UBP PRIOK Agung Subagio¹ ᵃ, Budihardjo, Rivaldo Garchia¹ Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA
BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA 3.1. Deskripsi Alat Adsorpsi Alat adsorpsi yang diuji memiliki beberapa komponan utama, yaitu: adsorber, evaporator, kondenser, dan reservoir (gbr. 3.1). Diantara
Lebih terperinciTeknik Lingkungan S1 TERMODINAMIKA LINGKUNGAN
Teknik Lingkungan S1 TERMODINAMIKA LINGKUNGAN Uraian Singkat Silabus Definisi dan pengertian dasar, sifat-sifat unsur murni, hukum pertama termodinamika untuk sistem tertutup, hukum pertama termodinamika,
Lebih terperinciDesain Proses Pengelolaan Limbah Vinasse dengan Metode Pemekatan dan Pembakaran pada Pabrik Gula- Alkohol Terintegrasi
Desain Proses Pengelolaan Limbah Vinasse dengan Metode Pemekatan dan Pembakaran pada Pabrik Gula- Alkohol Terintegrasi Disusun oleh : Iqbal Safirul Barqi 2308 100 151 Muhammad Fauzi 2308 100 176 Dosen
Lebih terperinciPENGARUH DEBIT ALIRAN AIR TERHADAP PROSES PENDINGINAN PADA MINI CHILLER
PENGARUH DEBIT ALIRAN AIR TERHADAP PROSES PENDINGINAN PADA MINI CHILLER Senoadi 1,a, A. C. Arya 2,b, Zainulsjah 3,c, Erens 4,d 1, 3, 4) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN COGENERATION PLANT. oleh Gas turbin yang juga terhubung pada HRSG. Tabel 3.1. Sample Parameter Gas Turbine
48 BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN COGENERATION PLANT 3.1. Sampel data Perhitungan Heat Balance Cogeneration plant di PT X saya ambil data selama 1 bulan pada bulan desember 2012 sebagai referensi, dengan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK SIMULASI SIKLUS RANKINE (STEAM POWER PLANT SYSTEM) SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN TERMODINAMIKA TEKNIK
Jurnal Mekanikal, Vol. 4 No. 1, Januari 2013: 337-344 ISSN 2086-3403 PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK SIMULASI SIKLUS RANKINE (STEAM POWER PLANT SYSTEM) SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN TERMODINAMIKA TEKNIK
Lebih terperinciPRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI
PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI Kode Unit : JPI.KE01.001.01 STANDAR KOMPETENSI Judul Unit: Menerapkan prinsip-prinsip
Lebih terperinciOPTIMASI JUMLAH FWH PADA SIKLUS RANKINE REGENERATIF
OPTIMASI JUMLAH FWH PADA SIKLUS RANKINE REGENERATIF Wahyu Linardi*, Wibowo Paryatmo** SMK Kodeco Simpang Empat, Kalimantan Selatan* Program Studi Magister Teknik Mesin, Universitas Pancasila, Jakarta**
Lebih terperinciPEMANFAATAN BOIL-OFF GAS (BOG) PADA COMBINED CYCLE PROPULSION PLANT UNTUK LNG CRRIER
PEMANFAATAN BOIL-OFF GAS (BOG) PADA COMBINED CYCLE PROPULSION PLANT UNTUK LNG CRRIER Tugas Akhir Ini Didedikasikan Untuk Pengembangan Teknologi LNG di Indonesia TRANSPORT Disusun oleh : PRATAMA NOTARIZA
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN KATUP EKSPANSI JENIS KAPILER DAN TERMOSTATIK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR PADA MESIN PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP HIBRIDA
PENGARUH PENGGUNAAN KATUP EKSPANSI JENIS KAPILER DAN TERMOSTATIK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR PADA MESIN PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP HIBRIDA Eko Saputra 1, Azridjal Aziz 2, Rahmat Iman Mainil 3 Laboratorium
Lebih terperinciPompa Air Energi Termal dengan Fluida Kerja Petroleum Eter. A. Prasetyadi, FA. Rusdi Sambada
Pompa Air Energi Termal dengan Fluida Kerja Petroleum Eter A. Prasetyadi, FA. Rusdi Sambada Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Kampus 3, Paingan, Maguwoharjo,
Lebih terperinciPerkiraan Luas Reservoir Panas Bumi dan Potensi Listrik Pada Tahap Eksplorasi (Studi Kasus Lapangan X)
Jurnal of Eart, Energy, Engineering ISSN: 2301 8097 Jurusan Teknik perminyakan - UIR Perkiraan Luas Reservoir Panas Bumi dan Potensi Listrik Pada Tahap Eksplorasi (Studi Kasus Lapangan X) Estimation Geothermal
Lebih terperinciRANCANG BANGUN TEMPORARY AIR CONDITIONER BERBASIS PENYIMPANAN ENERGI TERMAL ES
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3837 RANCANG BANGUN TEMPORARY AIR CONDITIONER BERBASIS PENYIMPANAN ENERGI TERMAL ES DESIGN AND CONSTRUCTION OF TEMPORARY AIR
Lebih terperinciPENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER
PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER Rianto, W. Program Studi Teknik Mesin Universitas Muria Kudus Gondangmanis PO.Box 53-Bae, Kudus, telp 0291 4438229-443844, fax 0291 437198
Lebih terperinciLTM TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA Pemicu
NERACA ENERGI DAN EFISIENSI POMPA Oleh Rizqi Pandu Sudarmawan [0906557045], Kelompok 3 I. Neraca Energi Pompa Bila pada proses ekspansi akan menghasilkan penurunan tekanan pada aliran fluida, sebaliknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia saat ini, hampir semua aktifitas manusia berhubungan dengan energi listrik.
Lebih terperinciBAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR
BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR Untuk mengenalkan aspek-aspek refrigerasi, pandanglah sebuah siklus refrigerasi uap Carnot. Siklus ini adalah kebalikan dari siklus daya uap Carnot. Gambar 1.
Lebih terperinciPerancangan Sistem Pengendalian Level Pada Steam drum dengan Menggunakan Kontroller PID di PT Indonesia Power Ubp Sub Unit Perak-Grati
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Perancangan Sistem Pengendalian Level Pada Steam drum dengan Menggunakan Kontroller PID di PT Indonesia Power Ubp Sub Unit Perak-Grati Rian Apriansyah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Di dunia industri terutama dibidang petrokimia dan perminyakan banyak proses perubahan satu fluida ke fluida yang lain yang lain baik secara kimia maupun non kimia.
Lebih terperinciBAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG
BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG 2007-2016 Dari keterangan pada bab sebelumnya, dapat dilihat keterkaitan antara kapasitas terpasang sistem pembangkit dengan
Lebih terperinciANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 3 September 2014; 72-77 ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3 Bachrudin Azis Mustofa, Sunarwo, Supriyo (1) Mahasiswa
Lebih terperinciSTUDI PEMBANGUNAN PLTP GUCI 1 X55MW JAWA TENGAH BERDASARKAN ASPEK TEKNIS, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN
TUGAS AKHIR STUDI PEMBANGUNAN PLTP GUCI 1 X55MW JAWA TENGAH BERDASARKAN ASPEK TEKNIS, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN Satrio Hanindhito 2207 100 549 Dosen Pembimbing 1. Ir. Syariffuddin Mahmudsyah M.Eng 2.Ir.
Lebih terperinciOleh : Dwi Dharma Risqiawan Dosen Pembimbing : Ary Bachtiar K.P, ST, MT, PhD
STUDI EKSPERIMEN PERBANDINGAN PENGARUH VARIASI TEKANAN MASUK TURBIN DAN VARIASI PEMBEBANAN GENERATOR TERHADAP PEFORMA TURBIN PADA ORGANIC RANKINE CYCLE Oleh : Dwi Dharma Risqiawan 2109100120 Dosen Pembimbing
Lebih terperinci