LAPORAN KERJA PRAKTEK 8

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KERJA PRAKTEK 8"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN UMUM PLTU SURALAYA II.1. Sejarah Berdirinya PLTU Suralaya Pada waktu terjadinya krisis energi yang melanda dunia tahun 1973, terjadi embargo minyak oleh negara-negara arab terhadap Amerika Serikat dan negaranegara industri lainnya dan disusul keputusan OPEC (organisasi negara-negara pengeksor minyak) untuk menaikkan BBM lima kali lipat. Belajar dari pengalaman, maka pemerintah mencari sumber energi pengganti BBM. Sehingga salah satu jalan yang ditempuh adalah pengalihan ke bahan bakar batubara. Dalam rangka memenuhi peningkatan kebutuhan akan tenaga listrik khususnya di pulau jawa sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah serta untuk meningkatkan pemanfaatan sumber energi primer dan diversifikasi sumber energi primer untuk pembangkit tenaga listrik, maka PLTU Suralaya dibangun dangan menggunakan batubara sebagai bahan bakar utama yang merupakan sumber energi primer kelima disamping energi air, minyak bumi dan panas bumi. Sejarah berdirinya PT Indonesia Power dimulai pada awal tahun 1990-an, pemerintah indonesia mempertimbangkan perlunya deregulasi pada sektor ketenagalistrikan. PT Indonesia Power merupakan salah satu anak perusahaan PT PLN (persero) yang dahulu bernama PLN Pembangkit Tenaga Listrik Jawa Bali (PJB I), menjalankan bisnis utama dibidang pembangkitan tenaga listrik Jawa dan Bali serta memasok sekitar 30-40% dari kebutuhan tenaga listrik Jawa-Bali. Diawali dengan berdirinya Paiton Swasta I, yang dipertegas dengan dikeluarkannya Kepres No. 37 tahun 1992, tentang pemanfaatan sumber dana swasta melalui pembangkit-pembangkit listrik swasta, kemudian pada akhir tahun 1993 Menteri Pertambangan dan Energi menerbitkan kerangka dasar kebijakan (sasaran dan kebijakan sub sektor ketenaga listrikan) yang merupakan pedoman jangka panjang restrukturisasi sektor ketenagalistrikan. Sebagai tahap awal, pada tahun 1994 PLN diubah statusnya dari perum menjadi persero. Setahun kemudian, tepatnya tanggal 3 Oktober 1995, PLN LAPORAN KERJA PRAKTEK 8

2 (persero) membentuk 2 anak perusahaan dengan tujuan untuk memisahkan misi sosial dan misi komersial dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu: 1. PT Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali yang berpusat di Surabaya 2. PT Indonesia Power yang berpusat di Jakarta PT Indonesia Power memiliki sejumlah unit pembangkit dan fasilitas-fasilitas pendukungnya. Pembangkit-pembangkit tersebut memanfaatkan teknologi modern berbasis komputer dengan menggunakan beragam jenis energi primer, air, minyak bumi, batubara, gas alam dan sebagainya. Kapasitas daya yang dimiliki pembangkit-pembangkit PT Indonesia Power adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Kapasitas Terpasang per Unit Bisnis Pembangkit (sumber: power.co.id) Unit Bisnis Pembangkitan Kapasitas (MW) Suralaya 3.400,00 Priok 1.444,08 Saguling 797,36 Kamojang 360,00 Mrica 306,44 Semarang 1.414,16 Perak Grati 864,08 Bali 335,07 Total Indonesia Power 8.921,19 LAPORAN KERJA PRAKTEK 9

3 Gambar 2.1. Lokasi Unit pembangkitan PT Indonesia Power (sumber: power.co.id) Dengan daya terpasang sebesar 8.921,19 MW, PT Indonesia Power menjadi pemasok listrik terbesar di Indonesia dan terbesar ketiga di Dunia.. Beropersinya PLTU Suralaya diharapkan akan menambah kapasitan dan keadalan tenaga listrik di pulau Jawa-Bali yang terhubung dalam sistem interkoneksi se-jawa dan Bali, dan juga untuk mensukseskan program pemerintah dalam rangka untuk penganekaragaman sumber energi primer untuk pembangkit tenaga listrik sehingga lebih menghemat BBM, juga meningkatkan kemampuan bangsa Indonesia dalam menyerap teknologi maju, penyediaan lapangan kerja, peningkatan taraf hidup masyarakat dan pengembangan wilayah sekitarnya sekaligus meningkatkan produksi dalam negeri. Berdirinya PLTU Suralaya melalui tiga tahap, yaitu diantaranya adalah: Tahap I : Membangun dua unit PLTU yaitu Unit 1 dan Unit 2 yang masingmasing berkapasitas 400 MW. Dimana pembangunannya dimulai pada bulan Mei 1980 sampai dengan Juni 1985 dan telah beroperasi sejak tahun 1984, tepatnya pada tanggal 4 April 1984 untuk Unit 1 dan 26 Maret 1985 untuk Unit 2. LAPORAN KERJA PRAKTEK 10

4 Tahap II : Membangun dua unit PLTU yaitu Unit 3 dan Unit 4 yang masingmasing berkapasitas 400 MW. Dimana pembangunannya dimulai pada bulan Juni 1985 sampai dengan Desember 1986 dan telah beroperasi sejak 6 Februari 1989 untuk Unit 3 dan 6 November 1989 untuk Unit 4. Tahap III : Membangun tiga PLTU, yaitu Unit 5, 6 dan 7 yang masing-masing berkapasitas 600 MW. Pembangunannya dimulai sejak bulan januari 1993 dan telah beroperasi pada Oktober 1996 untuk Unit 5, untuk Unit 6 pada April 1997 dan Oktober 1997 untuk Unit 7. Dengan kapasitas terpasang MW sebagai berikut : 1. Unit 1-4 = 4 X 400 MW = MW 2. Unit 5-7 = 3 X 600 MW = MW Total = MW Dalam pembangunannya secara keseluruhan dibangun oleh PLN Proyek Induk Pembangkit Termal Jawa Barat dan Jakarta Raya dengan konsultan asing dari Montreal Enginering Company (Monenco) Canada untuk Unit 1 sampai dengan 4sedangkan untuk Unit 5 sampai dengan Unit 7 dari Black & Veatch International (BVI) Amerika Serikat. Dengan melaksanakan pembangunan proyek PLTU Suralaya dibantu oleh beberapa kontraktor lokal dan kontraktor asing. II.2. Lokasi dan Luas Wilayah PLTU Suralaya PLTU Suralaya terletak di Desa Suralaya, Kecamatan Pulau Merak, Banten, yaitu 20 km ke arah barat dari Jakarta menuju pelabuhan ferry Merak dan 7 km ke arah utara dari pelabuhan Merak. Luas area PLTU Suralaya adalah ± 254 ha, yang terdiri : 1. Gedung sentral seluas 30 ha. 2. Ash Valley seluas 8 ha 3. Komplek perumahan seluas 30 ha 4. Coal yard seluas 20 ha LAPORAN KERJA PRAKTEK 11

5 5. Tempat penyimpanan alat-alat berat seluas 2 ha 6. Switch yard seluas 6,3 ha 7. Gedung kantor seluas 0,3 ha 1 Main fuel oil. 2. tank CW pump -7# 13. Administration building 4. Stacks 5. Boiler house -7# 16. Turbine gen. House -7 #1 7. Control room -7 #1 8. CW canna discharge kv switch l yard 10 Simulator building 11 Security building 12 Prjecoffic PLN 13 t subs. e EHV 14 New t Building storage 15 Old recalime ST. 16 New r reclaime ST. r Coal open storage Setlemenbasi 718 t Semi perm. n JETTY 19 Oil JETTY 20 DERMAGA I 21 CW intake culverts 22 DERMAGA II 23 Ash conveyor 24 Ash disposal area 25 Water treatment area 26 Chlorination plant 27 H2 plant 28 Old storage 29 Coal conveyor 30 -Ro Ro Jetty kv S Y Gambar 2.2. Layout PLTU Suralaya (sumber: power.co.id) II.3. Proses Pembangkitan Listrik PLTU Suralaya Bahan bakar yang digunakan di PLTU Suralaya adalah batubara. Batubara dibawa menggunakan kapal kemudian dikeruk dengan menggunakan stacker reclaimer (1), dan selanjutnya diangkut dengan konveyor menuju penyimpan sementara (temporary stock) dengan melalui telescopic chute (2) untuk kemudian dikirim ke boiler. Selanjutnya batubara tersebut ditransfer melalui junction house (3) ke scrapper conveyor (4) lalu ke coal bunker (5). Diteruskan ke coal feeder LAPORAN KERJA PRAKTEK 12

6 (6) yang berfungsi mengatur jumlah aliran ke pulverizer (7) dimana batubar digiling sesuai kebutuhan menjadi serbuk yang sangat halus seperti tepung. Serbuk batubara ini dicampur dengan udara panas dari primary air fan (8) dan dibawa ke coal burner (9) yang menghembuskan batubara tersebut kedalam ruang bakar untuk proses pembakaran dan terbakar seperti gas untuk merubah air menjadi uap. Udara panas yang digunakan oleh P.A. Fan dipasok dari F.D. Fan (10) yang menekan udara panas setelah dilewatkan melalui air heater (11). F.D. Fan juga memasok udara ke Coal Burner untuk mendukung proses pembakaran. Hasil proses pembakaran yang terjadi menghasilkan limbah berupa abu dalam perbandingan 14:1. Abu yang jatuh kebagian bawah boiler secara periodik dikeluarkan dan disimpan. Gas hasil pembakaran dihsap keluar dari boiler oleh I.D. Fan (12) dan dilewatkan melalui electrostatic precipitator (13) yang menyerap 99,5% dari abu terbang dan debu dengan sistem electrode yang dihembuskan ke cerobong asap atau stack (14). Abu dan debu kemudian dikumpukan dan diambil dengan alat pneumatic gravity conveyor yang digunakan sebagai material bahan pembuatan jalan dan bahan bangunan (con block). Panas yang dihasilkan dar pembakaran bahan bakar diserap oleh pipa-pipa penguap atau water walls menjadi uap jenuh atau uap basah yang selanjutnya dipanaskan dengan super heater (15). Kemudian uap tersebut dialirkan ke turbin tekanan tinggi H.P. Turbine (16), dimana uap tersebut ditekan melalui nosel kesudu-sudu turbin. Tenaga dari uap menghantam sudu-sudu turbin dan membuat turbin berputar. Setelah melalui H.P. Turbine, uap dikembalikan ke Boiler untuk dipanaskan ulang di Reheater (17) sebelum uap tersebut digunakaan di I.P. Turbine (18) dan L.P. Turbin (19). Sementara itu, uap bekas dikembalikan menjadi air condensor (23) dengan sea water (26) yang dipasok oleh C.W. Pump (32). Air kondensasi akan digunakan kembali di Boiler. Air dipompakan dari kondensor dengan menggunkaan condensat extraction pump (24), dipanaskan lagi oleh L.P. Heater (25), dinaikkan ke Deaerator (27). Tangki pemanas kemudian dipompa oleh boiler feed pump (28) melalui H.P. Heater (29), dimana air tersebut dipanaskan lebih lanjut sebelum masuk ke Boiler pada economizer (30). Kemudian air masuk ke Steam Drum (31). Poros turbin tekanan rendah LAPORAN KERJA PRAKTEK 13

7 dikopel dengan rotor generator (20). Rotor elektromagnit berbentuk silinder ikut berputar apabila turbin berputar. Generator dibungkus dalam stator generator (21). Stator ini digulung dengan menggunakan batang tembaga. Listrik dihailkan dalam batangan tembaga pada stator oleh elektromagnet rotor melaliu perputaran dari medan magnet. Tegangan listrik 23kv kemudian dinaikkan menjadi volt dengan generator transformer (22). Gambar 2.3. Proses Pembangkitan Listrik (sumber: power.co.id) II.4.Siklus Air dan Uap Untuk menghasilkan uap yang bertekanan dan bertemperatur tinggi pada boiler perlu diisikan air murni yang dihasilkan dari proses pemurnian air laut yang dilakukan di Desalination Plant. Sebelum air diisikan kedalam Boiler, terlebih dahulu air tersebut diproses di Demineralisasi Plant. Tujuannya adalah untuk menurunkan kadar ion dalam air yang akan digunakan dalam siklus. Dalam suatu Pusat Pembangkit, sirkulasi air dan uap di dalam Boiler/Turbin berada dalam satu siklus tertutup. Air dan uap tersebut dipergunakan secara berulang-ulang. Begitu uap melewati turbin dan diekspansikan, uap tersebut LAPORAN KERJA PRAKTEK 14

8 dikondensasikan kembali menjadi air didalam Kondensor. Air hasil kondensasi ini dikenal dengan nama air kondensat. Sistem air pengisi merupakan bagian dari loop, dimana air kondensat dikeluarkan dari Kondensor dan kemurnian, temperature dan tekanannya dinaikkan agar kualitas air memenuhi syarat kembali ke Boiler. Condensation Pump bekerja memompakan air menuju Main Air Ejector yaitu komponen yang berfungsi untuk membuat vacuum pada Kondensor dengan cara melewatkan uap dari auxiliary steam, selanjutnya air kondensat menuju Gland Condensor. Gland steam berfungsi sebagai perapat supaya udara tidak masuk ke turbin. Hal ini dilakukan dengan cara melewatkan uap juga dari auxilary steam. Pemanas awal tekanan rendah (LP Heater 1, 2, 3), Deaerator, dan Pemanas awal tekanan tinggi (HP Heater 5, 6, 7) adalah pemanas-pemanas awal terhadap fluida kerja atau air umpan (feed water) sebelum ditampung di Steam Drum. Steam/ uap yang digunakan sebagai pemanas diambil dari uap keluaran Turbin tekanan rendah (LP Turbine 1, 2). LP Turbine 1 dan LP Turbine 2 memiliki 4 tingkatan. Uap dari tingkat pertama LP Turbine 1 dan 2 digunakan untuk memanaskan Deaerator. LP Heater 3 memanfaatkan steam keluaran LP Turbine 1 tingkat 2 dan LP Turbine 2 tingkat 2, LP Heater 2 memanfaatkan steam keluaran LP Turbin 1 tingkat 3 dan steam bekas pemanasan pada LP Heater 3, selanjutnya LP Heater 1 memanfaatkan setam keluaran LP Turbine 2 tingkat 3 dan steam bekas pemanasan pada LP Heater 2, kemudian steam bekas keluaran LP Heater 1 dipompakan kedalam aliran yang berada diantara LP Heater 1 dan 2. Air yang telah melewati LP Heater 1, 2, 3, dan Deaerator selain berfungsi sebagai pemanas awal Deaerator juga berfungsi sebagai perlakuan/ treatment fluida untuk mengikat udara dengan menggunakan cairan kimia. Selanjutnya air dipompakan menuju Pemanas Awal Tekanan Tinggi (HP Heater 5, 6, 7). HP Heater 7 memanaskan fluida kerja dengan memanfaatkan steam keluaran HP Turbine tingkat 1, HP Heater 6 memanaskan fluida kerja dengan memanfaatkan steam keluaran IP Turbine tingkat 1 dan steam bekas pemanasan di HP Heater 7, HP Heater 5 memanaskan fluida kerja dengan LAPORAN KERJA PRAKTEK 15

9 memanfaatkan steam keluaran IP Turbine tingkat 2 dan steam bekas pemanasan di HP Heater 6. Selanjutnya steam bekas pemanasan di HP Heater 5 dimanfaatkan untuk memanaskan Deaerator. HP Heater berkonstruksi tipe pipa, dimana air pengisi mengalir melalui pipa dan dipanaskan oleh uap yang mengalir disekitar pipa. Deaerator modern terdiri dari dua bagian, yaitu bagian de-aerating dan tangki penyimpanan. Gas-gas yang tidak terkondensasikan dikeluarkan dari sisi atas deaerating dan stelah melalui Kondensor Ventilasi (Vent Condensor) kemudian kembali ke Kondensor utama untuk dikeluarkan dari sistem oleh pompa vakum/ejektor. Fluida kerja keluaran HP Heater 5, 6, 7 dialirkan menuju Economizer (pemanasan awal sebelum masuk ke Boiler dengan memanfaatkan gas bekas pembakaran dalam Boiler). Fluida Kerja kemudian ditampung dalam Steam Drum/Main Drum, kemudian melewati Down Comer dan Wall Tube. Wall Tube terpasang di 4 (empat) sisi dinding Boiler sehingga perpindahan panas disini berlangsung secara Radiasi, didalam Wall Tube sirkulasi air dan uap berlangsung secara alamiah karena perbedaan density antara air dan steam. II.5.Siklus Batubara dan Abu Batubara yang dibongkar dari kapal selanjutnya diangkut dengan menggunakan Conveyor menuju tempat penyimpanan sementara (Temporary Stock). Dan selanjutnya batubara tersebut dibawa ke Coal Bunker diteruskan ke Coal Feeder yang berfungsi mengatur jumlah aliran batubara ke Mill Pulverizer. Di dalam Mill Pulverizer, batubara ini dihancurkan dari diameter 5 cm menjadi serbuk yang sangat halus seperti tepung dengan ukuran 200 mesh. Serbuk batubara ini dicampur dengan udara primer, yaitu udara panas yang bersumber dari Primary Air Fan. Udara ini dimanfaatkan untuk mendorong batubara dari Pulverizer melalui Coal Pipe menuju ke Coal Burner di boiler untuk proses pembakaran. LAPORAN KERJA PRAKTEK 16

10 Dalam Coal Burner, batubara dan udara primer dicampur dengan udara sekunder yang dipanaskan di dalam Secondary Air Heater dan dialirkan oleh Force Draft Fan. Dalam proses pembakaran persentase perbandingan udara adalah 20% udara primer dan 80% udara sekunder. Kemudian setelah terjadi pembakaran dihasilkan limbah abu. Abu tersebut terdiri dari 80 % Fly Ash yang terbang terbawa aliran gas buang dan 20% berupa Bottom Ash yang jatuh ke dasar boiler. Fly ash terbawa melewati Electrostatic Prescipitator akibat tarikan Induce Draft Fan. Induce Draft Fan berfungsi untuk menghisap abu terbang hasil pembakaran dan menjaga tekanan boiler pada -10 mm WG, supaya jika terjadi kebocoran pada boiler, api tidak tersembur keluar boiler. Electrostatic Prescipitator berfungsi untuk menangkap 99,5% Fly Ash dengan sistem elektrode dan 0,5% sisanya dibuang melalui cerobong (Stack). Dari 99,5% Fly Ash itu dikumpulkan dan diambil dengan alat Pneumatic Gravity Conveyor pada unit 1-4 dan pada unit 5-7 menggunakan kompresor. Abu tersebut digunakan sebagai material untuk bahan pembuat jalan, beton semen dan bahan bangunan (conblock). Untuk menjaga agar abu yang dikeluarkan dari cerobong tidak terakumulasi di daerah yang sempit, cerobong untuk unit 1-4 dibuat setinggi 200 meter, dan cerobong untuk unit 5-7 dibuat setinggi 275 m. Sedangkan Bottom Ash jatuh di dasar boiler ditampung oleh bak SDCC (Submerged Drag Chain Conveyor). Abu Bottom Ash ini juga digunakan sebagai material untuk bahan pembuat jalan, beton semen dan bahan bangunan (conblock). II.6.Dampak Lingkungan Untuk menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan, PLTU Suralaya dilengkapi dengan sarana pengendalian dan pemantauan secara terus menerus agar memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh pemerintah dalam hal ini Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 02/MENLH/1988 tanggal 19 Januari 1988 tentang nilai ambang batas dan No. 13/MENLH/1995 tanggal 7 LAPORAN KERJA PRAKTEK 17

11 Maret 1995 tentang baku mutu emisi sumber tidak bergerak. Oleh karena itu PLTU Suralaya dilengkapi dengan peralatan: 1. Electrostatic Precipitator, yaitu alat penangkap abu hasil sisa pembakaran dengan efisiensi 99,5% 2. Cerobong asap setinggi 200 meter dan 275 meter agar kandungan debu dan gas sisa pembakaran sampai ground level masih dibawah ambang batas. 3. Sewage treatment dan neutralizing basin atau pegolahan limbah cair agar tidak mencemari lingkungan. 4. Peredam suara untuk mengurangi kebisingan yang ditimbulkan oleh suara mesin produksi. 5. Alat-alat pemantau lingkungan hidup 6. Condensate water discharge cannal sepanjang 1,8 km dengan volume aliran 1400 m 3 per detik dan sistem saluran terbuka agar suhu air normal kembali 7. Pemasangan stack emission 8. Penggunaan low NO x burner II.7. Komponen Utama dan Prinsip Kerja Komponen-komponen utama PLTU Suralaya adalah : 1. Boiler atau ketel uap 2. Turbin 3. Generator 4. Exciter 5. Condensor 6. Pemanas 7. Pompa air pengisi ketel (Boiler Feedwater Pump) 1. Prinsip Kerja Boiler Prinsip kerja boiler secara umum adalah sebagai berikut : LAPORAN KERJA PRAKTEK 18

12 Air dialirkan dari kondensor ke pemanas awal tekanan rendah ( L.P. heater), oleh Condensate Extraction Pump. Selanjutnya air dialirkan ke pemanas awal tekanan tinggi ( H.P. Heater ), oleh pompa air pengisi (Boiler Fedwater Pump). Kemudian air masuk ke dalam ketel dan diubah menjadi uap kering di superheater. Uap kering inilah yang masuk dan memutar turbin tekanan tinggi ( H.P. Turbine ). Uap yang keluar H.P. Turbine akan masuk ke reheater, lalu masuk dan memutar turbine tekanan menengah ( I.P. Turbine ). Dari I.P. Turbine ini, uap akan langsung masuk dan memutar turbin tekanan rendah ( L.P. Turbine), tanpa mengalami pemanasan lagi. Selanjutnya uap masuk ke kondenser dan dikondensasikan dengan menggunakan pendingin air laut dan dipompakan kembali oleh pompa kondensat ke L.P. Heater. 2. Data Teknik Komponen Utama PLTU Suralaya a. Data teknik peralatan PLTU Suralaya Unit Boiler Pabrik Pembuat : Babcock & Wilcox, Canada : Natural circulation single drum Kapasitas : 1168 ton uap/jam Tekanan uap keluar superheater: 174 kg/cm 2 Suhu uap keluar superheater : 540 o C Tekanan uap keluar reheater : 39,9 kg/cm 2 Bahan bakar utama : batubara Bahan bakar cadangan : minyak residu Bahan bakar penyalaan awal : minyak solar 2. Turbin : Tandem Compound Double Exhaust LAPORAN KERJA PRAKTEK 19

13 Kapasitas : 400 MW Tekanan uap masuk : 169 kg/cm 2 Temperatur uap masuk : 538 o C Tekanan uap keluar : 56 mmhg Kecepatan putar : 3000 rpm Jumlah tingkat : 3 tingkat Turbin tekanan tinggi : 12 sudu Turbin tekanan menengah : 10 sudu Turbin tekanan rendah 1 : 2 x 8 sudu Turbin tekanan rendah 2 : 2 x 8 sudu 3. Generator Listrik Kecepatan putaran : 3000 rpm Jumlah fasa : 3 Frekuensi : 50 Hz Tegangan : 23 kv KVA keluaran : 741 MVA KW : kw Arus : A Faktor daya : 0,85 Hubungan singkat : 0,5 Media pendingin : Gas Hidrogen Tekanan gas : 4 kg/cm 2 Volume gas : 80 cm 3 Tegangan penguat medan : 500 V Rasio : Y 4. Sistem Eksitasi a. Penguat medan tanpa sikat (brushless exciter) LAPORAN KERJA PRAKTEK 20

14 : Total enclosed Kecepatan putar : 3000 rpm Tegangan : 500 V Arus : 4800 A kw keluaran : 2400 kw b. Penyearah (rotating rectifier) Pabrik pembuat : Mitsubishi heavy Industries, : Penyearah Silikon (Silicon Rectifier) KW keluaran : 2400 kw Arus : 500 A Tegangan : 400 V c. Penguat Medan AC (AC Exciter) : Rotating Armature KVA keluaran : 2700 kva Tegangan : 410 V Jumlah fasa : 3 Frekuensi : 250 Hz d. Penguat Medan bantu (Pilot Exciter) : Permanent magnetic field KVA keluaran : 30 kva Tegangan : 170 V Jumlah fasa : 3 Frekuensi : 400 Hz LAPORAN KERJA PRAKTEK 21

15 Arus : 102 A Faktor daya : 0,95 e. Lain-lain Dioda silikon : SR 200 DM Sekering : 1200 A, 1 detik Kondensor : 0,6 μf 5. Pulverizer (Penggiling batubara) Pabrik pembuat : Babcok & Wilcox, Canada : MPS 89N Kapasitas : kg/jam Kelembaban Batubara : 23,6 % Kelembutan hasil gilingan : 200 Mesh Kecepatan putar : 23,5 rpm Motor penggerak : 522 kw/6 kv/706 A/50Hz 6. Pompa Pengisi Ketel (Boiler Feed Pump) Pabrik pembuat : Ingersollrand, Canada : 65 CHTA 5 stage Kapasitas : 725 Ton/Jam NPSH : 22,2 m Tekanan : 216 kg/cm 2 Motor penggerak : 6338,5 kw/6 kv/50hz/3 Fasa 7. Pompa Air Pendingin (Condensate Water pump) : Vertical mixed flow Kapasitas : m 3 /jam Discharge Head : 12,5 m Tekanan : 0,8 kg/cm 2 LAPORAN KERJA PRAKTEK 22

16 Motor penggerak : 1300 kw/6 kv/50hz/3 Fasa 8. Transformator Generator : Oil immersed two winding out door Daya semu : / / kva Tegangan Primer : 23 kv Arus Primer : 7080/9440/11800 A Tegangan sekunder : 500 kv Arus sekunder : 326/434/543 A Frekuensi : 50 Hz Jumlah fasa : 3 Uji tegangan tinggi : 1550 kv Uji tegangan rendah : 125 kv Uji tegangan netral : 125 kv Prosentase Impedansi : 11,66 %-11,69% 9. Penangkap Abu (Electrostatic Precipitator) Pabrik pembuat : Wheelaborator, Canada Jumlah aliran gas : m 3 /jam Temperatur gas : C Kecepatan aliran gas : 1,47 m/s electroda : isodyne & star type-unit 1&2, coil typeunit 3&4 Tegangan elektroda : 55 kv DC Efisiensi : 99,5% Jumlah abu tangkapan : 11,2 ton/jam 10. Cerobong (Stack) Jumlah : 2 buah (untuk 4 unit) LAPORAN KERJA PRAKTEK 23

17 Tinggi : 200 m Diameter luar bagian bawah : 22,3 m Material Cerobong : Beton dan dibagian dalamnya terdapat 2 aliran gas berdiameter 5,5 m Suhu gas masuk cerobong : ± C Kecepatan aliran gas : ± 2 m/s Diameter luar bagian atas : 14 m Diameter pipa gas buang : 5,5 m b. Data teknik peralatan PLTU Suralaya Unit Ketel (boiler) Pabrik Pembuat : Babcock & Wilcox, Canada : Natural circulation single drum radiant wall out door Kapasitas : kg uap/jam Tekanan uap keluar superheater: 174 kg/cm 2 Suhu uap keluar superheater : 540 o C Tekanan uap keluar reheater : 59 kg/cm 2 (desain) Bahan bakar utama : batubara Bahan bakar penyalaan awal : minyak solar 2. Turbin : Tandem Compound quadruple exhaust condensing and reheat Kapasitas : 600 MW Tekanan uap masuk : 169 kg/cm 2 Temperatur uap masuk : 538 o C LAPORAN KERJA PRAKTEK 24

18 Tekanan uap keluar Kecepatan putar Jumlah tingkat Turbin tekanan tinggi Turbin tekanan menengah Turbin tekanan rendah 1 Turbin tekanan rendah 2 : 68 mmhg : 3000 rpm : 3 tingkat : 10 sudu : 7 sudu : 2 x 7 sudu : 2 x 7 sudu 3. Generator Listrik Kecepatan putaran : 3000 rpm Jumlah fasa : 3 Frekuensi : 50 Hz Tegangan : 23 kv KVA keluaran : 767 MVA KW : kw Arus : A Faktor daya : 0,85 Hubungan singkat : 0,58 pada 706 MVA Media pendingin : Gas Hidrogen Tekanan gas : 5 kg/cm 2 Volume gas : 125 cm 3 Tegangan penguat medan : 590 V Rasio : Y 4. Sistem Eksitasi a. Penguat medan tanpa sikat (brushless exciter) : Total enclosed LAPORAN KERJA PRAKTEK 25

19 Kecepatan putar : 3000 rpm Tegangan : 590 V Arus : 5593 A kw keluaran : 3300 kw b. Penyearah (rotating rectifier) Pabrik pembuat : Mitsubishi heavy Industries, : Penyearah Silikon (Silicon Rectifier) KW keluaran : 3300 kw Arus : 550 A Tegangan : 590 V c. Penguat Medan AC (AC Exciter) : Rotating Armature KVA keluaran : 3680 kva Tegangan : 480 V Jumlah fasa : 3 Frekuensi : 200 Hz d. Penguat Medan bantu (Pilot Exciter) : Permanent magnetic field KVA keluaran : 20 kva Tegangan : 125 V Jumlah fasa : 3 Frekuensi : 400 Hz Arus : 160 A Faktor daya : 0,95 e. Lain-lain Dioda silikon : FD 500 DH 60 LAPORAN KERJA PRAKTEK 26

20 Sekering Kondensor : 800 A, 1 detik : 0,6 μf 5. Pulverizer (Penggiling batubara) Pabrik pembuat : Babcok & Wilcox, Canada : MPS 89N Kapasitas : kg/jam Kelembaban Batubara : 28,3 % Kelembutan hasil gilingan : 200 Mesh Kecepatan putar : 23,5 rpm Motor penggerak : 522 kw/3,3 kv/158 A/50Hz 6. Pompa Pengisi Ketel (Boiler Feed Pump) Pabrik pembuat :Mitsubishi Heavy Industries, :Horizontal, centrifugal double cage Kapasitas :1410 Ton/Jam Head total :2.670 m Motor penggerak Turbin BFP :5720 rpm Motor Listrik :5960 kw/10 kv/50 Hz/3 Fasa/1480 rpm 7. Pompa Air Pendingin (Condensate Water pump) Pabrik pembuat : Babcock & Wilcox, Canada Kapasitas : 180 m 3 /jam Discharge Head : 45,2 m Tekanan : 2 kg/cm 2 Motor penggerak : 1300 kw/10,5 kv/50hz/3 Fasa 8. Transformator Generator LAPORAN KERJA PRAKTEK 27

21 : Oil immersed two winding out door Daya semu : / / kva Tegangan Primer : 23 kv Arus Primer : A Tegangan sekunder : 500 kv Arus sekunder : 791 A Frekuensi : 50 Hz Jumlah fasa : 3 Uji tegangan tinggi : 1550 kv Uji tegangan rendah : 125 kv Uji tegangan netral : 125 kv Prosentase Impedansi : 11,9 % pada 685 MVA 9. Penangkap Abu (Electrostatic Precipitator) Pabrik pembuat : Lodge Cotrell, USA Jumlah aliran gas : m 3 /jam Temperatur gas : C Kecepatan aliran gas : 1,47 m/s electroda : Square twisted element Tegangan elektroda : 65 kv DC Efisiensi : 99,5% Jumlah abu tangkapan : 25 ton/jam Arus elektroda : 1400 ma 10. Cerobong (Stack) Jumlah Tinggi Diameter luar bagian bawah : 3 buah (untuk 3 unit) : 275 m : 25 m LAPORAN KERJA PRAKTEK 28

22 Material Cerobong terdapat Suhu gas masuk cerobong Kecepatan aliran gas Diameter luar bagian atas Diameter pipa gas buang : Beton dan dibagian dalamnya 2 aliran gas berdiameter 6,5 m : ± C : ± 2 m/s : 14 m : 6,5 m LAPORAN KERJA PRAKTEK 29

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PLTU SURALAYA

BAB II TINJAUAN UMUM PLTU SURALAYA BAB II TINJAUAN UMUM PLTU SURALAYA 2.1 Sejarah Berdirinya PLTU Suralaya PT. Indonesia Power merupakan salah satu anak perusahaan PT. PLN (Persero) yang dahulunya bernama PLN pembangkitan Tenaga Listrik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PLTU SURALAYA

BAB II TINJAUAN UMUM PLTU SURALAYA BAB II TINJAUAN UMUM PLTU SURALAYA 2.1. Sejarah Berdirinya PLTU Suralaya Pada waktu terjadinya krisis energi yang melanda dunia tahun 1973, terjadi embargo minyak oleh negara-negara arab terhadap Amerika

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PLTU DI INDONESIA

IV. GAMBARAN UMUM PLTU DI INDONESIA 27 IV. GAMBARAN UMUM PLTU DI INDONESIA 4.1. Proses Produksi Listrik PLTU Suralaya PLTU Suralaya merupakan PLTU pertama yang dibangun di Indonesia, berbahan bakar utama batubara dan merupakan PLTU terbesar

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA ANALISA SISTEM KONTROL LEVEL DAN INSTRUMENTASI PADA HIGH PRESSURE HEATER PADA UNIT 1 4 DI PLTU UBP SURALAYA. Disusun Oleh : ANDREAS HAMONANGAN S (10411790) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

Steam Power Plant. Siklus Uap Proses Pada PLTU Komponen PLTU Kelebihan dan Kekurangan PLTU

Steam Power Plant. Siklus Uap Proses Pada PLTU Komponen PLTU Kelebihan dan Kekurangan PLTU Steam Power Plant Siklus Uap Proses Pada PLTU Komponen PLTU Kelebihan dan Kekurangan PLTU Siklus dasar yang digunakan pada Steam Power Plant adalah siklus Rankine, dengan komponen utama boiler, turbin

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT. Indonesia Power PT.Indonesia Power merupakan salah satu anak perusahan PT. PLN (Persero) yang dahulu bernama PLN Pembangkit Tenaga Listrik Jawa Bali (PJB

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine

Lebih terperinci

BAB III ELECTROSTATIC PRECIPITATOR

BAB III ELECTROSTATIC PRECIPITATOR BAB III ELECTROSTATIC PRECIPITATOR 3.1 Gambaran Umum Elektrostatik merupakan salah satu cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang medan listrik statik. Elektrostatik diaplikasikan dalam dunia industri,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Energi Alamraya Semesta adalah PLTU yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar. Batubara yang digunakan adalah batubara jenis bituminus

Lebih terperinci

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing, Pengoperasian pltu PERSIAPAN COLD START PLTU 1. SISTEM AUXILIARY STEAM (UAP BANTU) FUNGSI : a. Menyuplai uap ke sistem bahan bakar minyak pada igniter untuk mengabutkan bahan bakar minyak (Atomizing sistem).

Lebih terperinci

Apa itu PLTU? Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah pembangkit yang mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik.

Apa itu PLTU? Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah pembangkit yang mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Apa itu PLTU? Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah pembangkit yang mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah Generator

Lebih terperinci

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG 1. SIKLUS PLTGU 1.1. Siklus PLTG Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut : Pertama, turbin gas berfungsi

Lebih terperinci

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air

Lebih terperinci

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI, 2009 POTENSI ENERGI PANAS BUMI Indonesia dilewati 20% panjang dari sabuk api "ring of fire 50.000 MW potensi panas bumi dunia, 27.000 MW

Lebih terperinci

BAB II ISI. 2.1 Komponen Penting PLTU Penanganan Batubara

BAB II ISI. 2.1 Komponen Penting PLTU Penanganan Batubara BAB I PENDAHULUAN Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), merupakan salah satu andalan pembangkit tenaga listrik yang menjadi jantung untuk kegiatan industry. Salah satu bahan bakar PLTU adalah batubara.

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DATA. Pusat Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) Muara Karang terletak ditepi pantai

BAB III PENGUMPULAN DATA. Pusat Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) Muara Karang terletak ditepi pantai BAB III PENGUMPULAN DATA 3.1. PLTU Muara Karang. Pusat Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) Muara Karang terletak ditepi pantai Teluk Jakarta, di Muara Karang. Kapasitas terpasang total PLTU Muara Karang sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik).

BAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik). BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam

Lebih terperinci

BAB 3 STUDI KASUS 3.1 DEFINISI BOILER

BAB 3 STUDI KASUS 3.1 DEFINISI BOILER BAB 3 STUDI KASUS 3.1 DEFINISI BOILER Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk merubah fasa air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan memanaskan air

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Kerja PLTU Batubara PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan, karena efisiensinya tinggi sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis.

Lebih terperinci

SISTEM PENGUKURAN KUANTITAS BATUBARA PADA INSTALASI PENYALURAN BAHAN BAKAR

SISTEM PENGUKURAN KUANTITAS BATUBARA PADA INSTALASI PENYALURAN BAHAN BAKAR LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKITAN SURALAYA 5 MARET 2008 26 MARET 2008 SISTEM PENGUKURAN KUANTITAS BATUBARA PADA INSTALASI PENYALURAN BAHAN BAKAR diajukan oleh 1. Amir Faisal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori PLTGU atau combine cycle power plant (CCPP) adalah suatu unit pembangkit yang memanfaatkan siklus gabungan antara turbin uap dan turbin gas. Gagasan awal untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Indonesia Power UP. Suralaya merupakan perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan batubara sejak tahun 1984 sebagai bahan bakar utama pembangkitan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem kerja PLTU Sistem PLTU merupakan sistem pembangkit energi listrik yang memiliki empat komponen utama, yaitu : ketel, turbin, kondensor dan pompa. Ketel berfungsi sebagai

Lebih terperinci

MAKALAH PEMBANGKIT LISRIK TENAGA UAP

MAKALAH PEMBANGKIT LISRIK TENAGA UAP MAKALAH PEMBANGKIT LISRIK TENAGA UAP Oleh IRHAS MUFTI FIRDAUS 321 11 030 YULIA REZKY SAFITRI 321 11 078 HARDIANA 321 11 046 MUH SYIFAI PIRMAN 321 11 034 PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Lebih terperinci

1. Bagian Utama Boiler

1. Bagian Utama Boiler 1. Bagian Utama Boiler Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya: 1. Furnace Komponen ini merupakan tempat pembakaran

Lebih terperinci

Kata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik

Kata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik Makalah Seminar Kerja Praktek SIMULASI PLC SEDERHANA SEBAGAI RESPRESENTASI KONTROL POMPA HIDROLIK PADA HIGH PRESSURE BYPASS TURBINE SYSTEM Fatimah Avtur Alifia (L2F008036) Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

SISTEM KONTROL PADA HIGH PRESSURE TURBINE BYPASS VALVE. Oleh: Meilia Safitri (L2F008061) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

SISTEM KONTROL PADA HIGH PRESSURE TURBINE BYPASS VALVE. Oleh: Meilia Safitri (L2F008061) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro SISTEM KONTROL PADA HIGH PRESSURE TURBINE BYPASS VALVE Oleh: Meilia Safitri (L2F008061) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro -Abstrak- PT. INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKITAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PLTU merupakan sistem pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan energi panas bahan bakar untuk diubah menjadi energi listrik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses PLTU dibutuhkan fresh water yang di dapat dari proses

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses PLTU dibutuhkan fresh water yang di dapat dari proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap, untuk menghasilkan uap dibutuhkan air yang dipanaskan secara bertahap melalui beberapa heater sebelum masuk ke boiler untuk dipanaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Uap Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan mesin konversi energi yang merubah energi kimia dalam bahan bakar batubara menjadi energi listrik.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KANDUNGAN KARBON TETAP PADA BATUBARA TERHADAP EFISIENSI KETEL UAP PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2

ANALISIS PENGARUH KANDUNGAN KARBON TETAP PADA BATUBARA TERHADAP EFISIENSI KETEL UAP PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 1 No. 1 Januari 016; 1-6 ANALISIS PENGARUH KANDUNGAN KARBON TETAP PADA BATUBARA TERHADAP EFISIENSI KETEL UAP PLTU TANJUNG JATI B UNIT Sudjito, Program Studi Teknik Konversi

Lebih terperinci

Bagian dan Cara Kerja PLTU

Bagian dan Cara Kerja PLTU Rabu, 26 Januari 2011 Bagian dan cara kerja PLTU Bagian dan Cara Kerja PLTU 1. Boiler/Ketel Uap PLTU Paiton, Jawa Timur Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) terdiri dari beberapa system utama, yaitu :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus PLTU Proses produksi listrik di PLTU dalam pelaksanaannya melalui beberapa tahapan proses. Tahapan tersebut saling berhubungan satu sama lain menjadi siklus. Secara garis

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK 3.1 Konfigurasi PLTGU UBP Tanjung Priok Secara sederhana BLOK PLTGU UBP Tanjung Priok dapat digambarkan sebagai berikut: deaerator LP Header Low pressure HP header

Lebih terperinci

ANALISIS KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP ( PLTU ) UNIT 3 DAN 4 GRESIK

ANALISIS KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP ( PLTU ) UNIT 3 DAN 4 GRESIK Wahana Teknik Vol 02, Nomor 02, Desember 2013 Jurnal Keilmuan dan Terapan teknik Hal 70-80 ANALISIS KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP ( PLTU ) UNIT 3 DAN 4 GRESIK Wardjito, Sugiyanto

Lebih terperinci

Gambar 2.2 Flow Diagram PLTP Kamojang

Gambar 2.2 Flow Diagram PLTP Kamojang BAB II GAMBARAN UMUM PLTP UBP KAMOJANG 2.1 Definisi PLTP Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal ( Panas Bumi ) yang kita sebut dengan PLTP adalah sebuah instalasi yang merubah energi panas menjadi energi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motor Induksi 3 Fasa Motor induksi 3 fasa adalah mesin yang mengubah energi listrik arus bolak-balik (AC) 3 fasa menjadi energi mekanis berupa putaran. Motor induksi merupakan

Lebih terperinci

Efisiensi PLTU batubara

Efisiensi PLTU batubara Efisiensi PLTU batubara Ariesma Julianto 105100200111051 Vagga Satria Rizky 105100207111003 Sumber energi di Indonesia ditandai dengan keterbatasan cadangan minyak bumi, cadangan gas alam yang mencukupi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Metodologi penelitian ini menjelaskan tentang tahap-tahap yang dilakukan dalam suatu penelitian. Metode harus ditetapkan sebelum penelitian dilakukan, sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tenaga listrik adalah Boiler (Steam Generator) atau yang biasanya disebut ketel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tenaga listrik adalah Boiler (Steam Generator) atau yang biasanya disebut ketel BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Boiler Salah satu peralatan yang sangat penting di dalam suatu pembangkit tenaga listrik adalah Boiler (Steam Generator) atau yang biasanya disebut ketel uap. Alat ini merupakan

Lebih terperinci

LISTRIK GENERATOR AC GENERATOR DAN MOTOR

LISTRIK GENERATOR AC GENERATOR DAN MOTOR LISTRIK GENERATOR AC GENERATOR DAN MOTOR CARA KERJA GENERATOR AC JARINGAN LISTRIK LISTRIK SATU PHASE LISTRIK TIGA PHASE MOTOR LISTRIK Konversi energi listrik menjadi energi mekanikyang terjadi pada bagian

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Ir. Teguh Yuwono Ir. Syariffuddin M, M.Eng. Oleh : ADITASA PRATAMA NRP :

Dosen Pembimbing : Ir. Teguh Yuwono Ir. Syariffuddin M, M.Eng. Oleh : ADITASA PRATAMA NRP : STUDI PENENTUAN KAPASITAS MOTOR LISTRIK UNTUK PENDINGIN DAN PENGGERAK POMPA AIR HIGH PRESSURE PENGISI BOILER UNTUK MELAYANI KEBUTUHAN AIR PADA PLTGU BLOK III (PLTG 3x112 MW & PLTU 189 MW) UNIT PEMBANGKITAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini perubahan terjadi di berbagai bidang antara lain bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, stranspotasi, telekomunikasi termasuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil BAB II LANDASAN TEORI II.1 Teori Dasar Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat atau bejana yang disusun untuk mengubah air menjadi uap dengan jalan pemanasan, dimana energi kimia diubah menjadi energi panas.

Lebih terperinci

ANALISA HEAT RATE DENGAN VARIASI BEBAN PADA PLTU PAITON BARU (UNIT 9)

ANALISA HEAT RATE DENGAN VARIASI BEBAN PADA PLTU PAITON BARU (UNIT 9) EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 1 Januari 2014; 23-28 ANALISA HEAT RATE DENGAN VARIASI BEBAN PADA PLTU PAITON BARU (UNIT 9) Agus Hendroyono Sahid, Dwiana Hendrawati Program Studi Teknik Konversi

Lebih terperinci

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Di Susun Oleh: 1. VENDRO HARI SANDI 2013110057 2. YOFANDI AGUNG YULIO 2013110052 3. RANDA MARDEL YUSRA 2013110061 4. RAHMAT SURYADI 2013110063 5. SYAFLIWANUR

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol No. 2 Mei 214; 65-71 ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1 Anggun Sukarno 1) Bono 2), Budhi Prasetyo 2) 1)

Lebih terperinci

Bab III CUT Pilot Plant

Bab III CUT Pilot Plant Bab III CUT Pilot Plant 3.1 Sistem CUT Pilot Plant Skema proses CUT Pilot Plant secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 3.1. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa sistem CUT dibagi menjadi beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. listrik dimana generator atau pembangkit digerakkan oleh turbin dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. listrik dimana generator atau pembangkit digerakkan oleh turbin dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap Pembangkit listrik tenaga uap adalah sistem yang dapat membangkitkan tenaga listrik dimana generator atau pembangkit digerakkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68 ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3 Sunarwo, Supriyo Program Studi Teknik Konversi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Siklus Air dan Uap Siklus air dan uap di PLTU 3 Jawa Timur Tanjung Awar Awar sebagai tinjauan pustaka awal dan pembahasan awal yang nantinya akan merujuk ke unit kondensor. Siklus

Lebih terperinci

Sekilas Pembangkit Listrik Batu Bara Oleh : Muhammad Ari Mukhlason *)

Sekilas Pembangkit Listrik Batu Bara Oleh : Muhammad Ari Mukhlason *) Bismillahirrahmaanirrahiim Sekilas Pembangkit Listrik Batu Bara Oleh : Muhammad Ari Mukhlason *) PROYEK pemerintah pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW tahap pertama sudah beberapa tahun berjalan.

Lebih terperinci

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA LISTRIK

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA LISTRIK GLOSSARY GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA LISTRIK Ash Handling Adalah penanganan bahan sisa pembakaran dan terutama abu dasar yang

Lebih terperinci

TES TERTULIS. 1. Terkait Undang-Undang RI No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Bab XI Pasal 2 apa kepanjangan dari K2 dan berikut tujuannya?

TES TERTULIS. 1. Terkait Undang-Undang RI No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Bab XI Pasal 2 apa kepanjangan dari K2 dan berikut tujuannya? TES TERTULIS KODE UNIT : KTL.PO.20.111.02 JUDUL UNIT : Mengoperasikan Peralatan Air Condensate (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN : Tes tertulis ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan pemahaman

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR KONDENSOR

BAB III TEORI DASAR KONDENSOR BAB III TEORI DASAR KONDENSOR 3.1. Kondensor PT. Krakatau Daya Listrik merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Krakatau Steel yang berfungsi sebagai penyuplai aliran listrik bagi PT. Krakatau Steel

Lebih terperinci

PLTU (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP)

PLTU (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP) PLTU (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP) I. PENDAHULUAN Pusat pembangkit listrik tenaga uap pada saat ini masih menjadi pilihan dalam konversi tenaga dengan skala besar dari bahan bakar konvensional menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan karena efisiensinya tinggi sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis. PLTU

Lebih terperinci

BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA

BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA 2.1. Peningkatan Kualitas Batubara Berdasarkan peringkatnya, batubara dapat diklasifikasikan menjadi batubara peringkat rendah (low rank coal) dan batubara

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Banjarmasin. (pp. 1-2). Banjarmasin. Kelautan ITS Surabaya. (pp. 2). Surabaya. Sciences Conference, The Netherlands.

DAFTAR PUSTAKA. Banjarmasin. (pp. 1-2). Banjarmasin. Kelautan ITS Surabaya. (pp. 2). Surabaya. Sciences Conference, The Netherlands. DAFTAR PUSTAKA 1. Apriyanti, V., Pasek, A.D., Abdurrachim, Adriansyah, W., & Abdurrahman, R., (2015). Perancangan Perangkat Eksperimen Kondensasi Kontak Langsung Dengan Keberadaan Non Condensable Gas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Listrik merupakan salah satu energi yang sangat dibutuhkan oleh manusia pada era modern ini. Tak terkecuali di Indonesia, negara ini sedang gencargencarnya melakukan

Lebih terperinci

ANALISA PEMBEBANAN DAN BIAYA PRODUKSI ENERGI LISTRIK PADA PLTU BATUBARA

ANALISA PEMBEBANAN DAN BIAYA PRODUKSI ENERGI LISTRIK PADA PLTU BATUBARA ANALISA PEMBEBANAN DAN BIAYA PRODUKSI ENER LISTRIK PADA PLTU BATUBARA Tomy Hidayat Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 100 Depok 16424 telp (021) 78881112,

Lebih terperinci

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU BAB III TURBIN UAP PADA PLTU 3.1 Turbin Uap Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang digunakan

Lebih terperinci

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) A. Pengertian PLTG (Pembangkit listrik tenaga gas) merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan gas untuk memutar turbin dan generator. Turbin dan generator adalah

Lebih terperinci

Pembangkit Listrik Tenaga Air dan Uap (PLTA & PLTU)

Pembangkit Listrik Tenaga Air dan Uap (PLTA & PLTU) MODUL PERKULIAHAN Pembangkit Listrik Tenaga Air dan Uap (PLTA & PLTU) Fakultas Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 11 A5116EL, MT Abstract Penjabaran tentang sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. akhirnya akan mengakibatkan bertambahnya persaingan khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. akhirnya akan mengakibatkan bertambahnya persaingan khususnya BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. Perkembangan itu ditandai dengan berkembangnya ilmu dan teknologi yang akhirnya akan mengakibatkan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBANGUNAN PLTU MADURA KAPASITAS 2 X 200 MW SEBAGAI PROGRAM MW PT. PLN BAGI PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PULAU MADURA

ANALISIS PEMBANGUNAN PLTU MADURA KAPASITAS 2 X 200 MW SEBAGAI PROGRAM MW PT. PLN BAGI PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PULAU MADURA ANALISIS PEMBANGUNAN PLTU MADURA KAPASITAS 2 X 200 MW SEBAGAI PROGRAM 10.000 MW PT. PLN BAGI PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PULAU MADURA OLEH : MUHAMMAD KHAIRIL ANWAR 2206100189 Dosen Pembimbing I Dosen

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR

ANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR ANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR Jamaludin, Iwan Kurniawan Program Studi Teknik mesin, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISA PRESTASI KERJA TURBIN UAP PADA BEBAN YANG BERVARIASI

ANALISA PRESTASI KERJA TURBIN UAP PADA BEBAN YANG BERVARIASI ANALISA PRESTASI KERJA TURBIN UAP PADA BEBAN YANG BERVARIASI Soelaiman, Sofyan, Novy Priyanto Jurusan Mesin, Universitas Muhammadiyah Jakarta Abstrak. Kebutuhan konsumen akan daya listrik bervariasi dari

Lebih terperinci

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian HRSG HRSG (Heat Recovery Steam Generator) adalah ketel uap atau boiler yang memanfaatkan energi panas sisa gas buang satu unit turbin gas untuk memanaskan air dan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan di PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan, yang ada di Desa Tarahan, Kecamatan Ketibung, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3

ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 3 September 2014; 72-77 ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3 Bachrudin Azis Mustofa, Sunarwo, Supriyo (1) Mahasiswa

Lebih terperinci

Studi Pembangunan PLTU 2x60 MW di Kabupaten Pulang Pisau berkaitan dengan Krisis Energi di Kalimantan Tengah

Studi Pembangunan PLTU 2x60 MW di Kabupaten Pulang Pisau berkaitan dengan Krisis Energi di Kalimantan Tengah Studi Pembangunan PLTU 2x60 MW di Kabupaten Pulang Pisau berkaitan dengan Krisis Energi di Kalimantan Tengah oleh: Alvin Andituahta Singarimbun 2206 100 040 DosenPembimbing 1: Ir. Syarifuddin M, M.Eng

Lebih terperinci

BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR

BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR UBOH Banten 3 Lontar merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang memiliki kapasitas daya mampu 315 MW sebanyak 3 unit jadi total daya mampu PLTU Lontar 945 MW. PLTU secara

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1 SPESIFIKASI TURBIN Turbin uap yang digunakan pada PLTU Kapasitas 330 MW didesain dan pembuatan manufaktur dari Beijing BEIZHONG Steam Turbine Generator Co., Ltd. Model

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dunia, kebutuhan manusia yang harus dipenuhi secara global juga meningkat termasuk kebutuhan akan energi. Kemajuan dibidang

Lebih terperinci

Oleh : Pressa Perdana S.S Dosen Pembimbing Ir. Syarifuddin Mahmudsyah, M.Eng - Ir. Teguh Yuwonoi -

Oleh : Pressa Perdana S.S Dosen Pembimbing Ir. Syarifuddin Mahmudsyah, M.Eng - Ir. Teguh Yuwonoi - STUDI PEMANFAATAN BIOMASSA AMPAS TEBU (DAN PERBANDINGAN DENGAN BATU BARA) SEBAGAI BAHAN BAKAR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP 1X3 MW DI ASEMBAGUS, KABUPATEN SITUBONDO (STUDI KASUS PABRIK GULA ASEMBAGUS)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. generator. Steam yang dibangkitkan ini berasal dari perubahan fase air

BAB 1 PENDAHULUAN. generator. Steam yang dibangkitkan ini berasal dari perubahan fase air BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan energi panas dari uap kering (steam) untuk memutar turbin sehingga dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB III APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI

BAB III APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI BAB III APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap

Lebih terperinci

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui

Lebih terperinci

Permasalahan. - Kapasitas terpasang 7,10 MW - Daya mampu 4,92 MW - Beban puncak 31,75 MW - Defisit daya listrik 26,83 MW - BPP sebesar Rp. 1.

Permasalahan. - Kapasitas terpasang 7,10 MW - Daya mampu 4,92 MW - Beban puncak 31,75 MW - Defisit daya listrik 26,83 MW - BPP sebesar Rp. 1. STUDI PEMBANGUNAN PLTU MAMUJU 2X7 MW DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS, EKONOMI DAN LINGKUNGAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL SULAWESI BARAT Yanuar Teguh Pribadi NRP: 2208100654 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II PROFIL UNIT PEMBANGKITAN MUARA KARANG

BAB II PROFIL UNIT PEMBANGKITAN MUARA KARANG BAB II PROFIL UNIT PEMBANGKITAN MUARA KARANG 2.1 Gambaran Umum Unit pembangkit Muara Karang dioperasikan pertama kali pada tahun 1979. Pada awalya dikelola oleh PT Pembangkit dan Penyaluran Jawa Bagian

Lebih terperinci

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara PERANCANGAN HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) YANG MEMANFAATKAN GAS BUANG TURBIN GAS DI PLTG PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN DAN PENYALURAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR BELAWAN Tekad Sitepu, Sahala Hadi

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. bagian dari deregulasi sektor ketenagalistrikan di Indonesia. Diawali dengan

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. bagian dari deregulasi sektor ketenagalistrikan di Indonesia. Diawali dengan BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Singkat PT. Indonesia Power Keberadaan Indonesia Power sebagai perusahaan pembangkitan merupakan bagian dari deregulasi sektor ketenagalistrikan di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Boiler Longchuan Boiler Longchuan adalah boiler jenis thermal yang dihasilkan dari air, dengan sirkulasi untuk menyalurkan panasnya ke mesin-mesin produksi. Boiler Longchuan mempunyai

Lebih terperinci

Tugas khusus Adi Kunchoro

Tugas khusus Adi Kunchoro Tugas khusus Adi Kunchoro 03111003045 EJEKTOR A. Fungsi Ejektor Ejektor merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan udara atau gas gas yang tidak dapat dikondensasikan di tempat-tempat vakum. Ejektor

Lebih terperinci

MAKALAH PEMBANGKIT LISRIK TENAGA GAS (PLTG) DAN PEMBANGKIT LISRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

MAKALAH PEMBANGKIT LISRIK TENAGA GAS (PLTG) DAN PEMBANGKIT LISRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU) MAKALAH PEMBANGKIT LISRIK TENAGA GAS (PLTG) DAN PEMBANGKIT LISRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU) Oleh IRHAS MUFTI FIRDAUS 321 11 030 YULIA REZKY SAFITRI 321 11 078 HARDIANA 321 11 046 MUH SYIFAI PIRMAN 321 11

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI KETEL UAP DENGAN KAPASITAS 260 TON/JAM DAN TEKANAN 86 BAR DI UNIT 3 PADA PLTU SEKTOR PEMBANGKIT BELAWAN

ANALISA PERFORMANSI KETEL UAP DENGAN KAPASITAS 260 TON/JAM DAN TEKANAN 86 BAR DI UNIT 3 PADA PLTU SEKTOR PEMBANGKIT BELAWAN ANALISA PERFORMANSI KETEL UAP DENGAN KAPASITAS 260 TON/JAM DAN TEKANAN 86 BAR DI UNIT 3 PADA PLTU SEKTOR PEMBANGKIT BELAWAN LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan, karena efisiensinya tinggi sehingga menghasilkan energi listrik

Lebih terperinci

FOULING DAN PENGARUHNYA PADA FINAL SECONDARY SUPERHEATER PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2

FOULING DAN PENGARUHNYA PADA FINAL SECONDARY SUPERHEATER PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2 FOULING DAN PENGARUHNYA PADA FINAL SECONDARY SUPERHEATER PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2 F Gatot Sumarno (1), Wahyono (2), Ova Imam Aditya (3), (1), (2) Dosen Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Simulator Pengertian simulator adalah program yg berfungsi untuk menyimulasikan suatu peralatan, tetapi kerjanya agak lambat dari pada keadaan yg sebenarnya. Atau alat untuk melakukan

Lebih terperinci

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS Pratama Akbar 4206 100 001 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS PT. Indonesia Power sebagai salah satu pembangkit listrik di Indonesia Rencana untuk membangun PLTD Tenaga Power Plant: MAN 3 x 18.900

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pembangkit Listrik Tenaga Uap merupakan pembangkit yang memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik. Pembangkit

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Dasar dari teknologi turbin gas adalah pemanfaatan energi dari gas bersuhu % sebagai pendingin, antara lain

BAB II TEORI DASAR. Dasar dari teknologi turbin gas adalah pemanfaatan energi dari gas bersuhu % sebagai pendingin, antara lain BAB II TEORI DASAR 2.1 PLTG (Open Cycle) Dasar dari teknologi turbin gas adalah pemanfaatan energi dari gas bersuhu tinggi hasil pembakaran campuran bahan bakar dengan udara tekan. Udara tekan dihasilkan

Lebih terperinci

TUGAS III MAKALAH TERMODINAMIKA

TUGAS III MAKALAH TERMODINAMIKA TUGAS III MAKALAH TERMODINAMIKA DISUSUN OLEH: KELOMPOK 7 Budi Jasmanto 111031098 Seto Ario Dewonggo 111031110 Syahrul Hidayah 111031114 Ahmad Fadli 111031115 Hindratmo 111031117 Rahmad Dani Suprayogi 111031119

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PT. PJB (PEMBAKITAN JAWA BALI) UP MUARA KARANG

BAB II TINJAUAN UMUM PT. PJB (PEMBAKITAN JAWA BALI) UP MUARA KARANG BAB II TINJAUAN UMUM PT. PJB (PEMBAKITAN JAWA BALI) UP MUARA KARANG 2.1 Gambaran Umum PT.PJB PT pembangkitan jawa-bali (pjb) adalah anak perusaan PT PLN (persero) yang didirikan pada 3 oktober 1995 dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modern ini, Indonesia sudah banyak mengembangkan kegiatan pendirian unit -

BAB I PENDAHULUAN. modern ini, Indonesia sudah banyak mengembangkan kegiatan pendirian unit - BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan kebutuhan listrik. Untuk mengatasi hal ini, maka pemerintah Indonesia melaksanakan kegiatan percepatan

Lebih terperinci

MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU) MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU) DEFINISI PLTGU PLTGU merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga gas dan uap. Jadi disini sudah jelas ada dua mode pembangkitan. yaitu pembangkitan

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR

BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR 38 BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR 3.1 Unit Station Transformator (UST) Sistem PLTU memerlukan sejumlah peralatan bantu seperti pompa, fan dan sebagainya untuk dapat membangkitkan tenaga

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES digilib.uns.ac.id BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES 3.1. Spesifikasi Alat Utama 3.1.1 Mixer (NH 4 ) 2 SO 4 Kode : (M-01) : Tempat mencampurkan Ammonium Sulfate dengan air : Silinder vertical dengan head

Lebih terperinci