MENINGKATKAN GERAK MOTORIK HALUS PADA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENINGKATKAN GERAK MOTORIK HALUS PADA"

Transkripsi

1 MENINGKATKAN GERAK MOTORIK HALUS PADA JARI JARI TANGAN MELALUI KETRAMPILAN KOLASE SISWA TUNA GRAHITA RINGAN KELAS II SLB C SHANTI YOGA KLATEN TAHUN PELAJARAN 2008/2009 JURNAL PENELITIAN Oleh: Yuni Sulistyaningsih NIM. X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

2 MENINGKATKAN GERAK MOTORIK HALUS PADA JARI JARI TANGAN MELALUI KETRAMPILAN KOLASE SISWA TUNA GRAHITA RINGAN KELAS II SLB C SHANTI YOGA KLATEN TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Oleh: Yuni Sulistyaningsih NIM. X Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Luar Biasa Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

3 LEMBAR PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapantim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Persetujuan Pembimbing Pembimbing I Pembimbing II Drs. Sudakiem, M.Pd Priyono, S.Pd. MSi NIP NIP

4 HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Pada hari : Tanggal : Tim Penguji Skripsi Nama Terang Tanda tangan Ketua : Drs. A. Salim Choiri, M.Kes Sekretaris :Drs. Maryadi, M.Ag Anggota : Drs. Sudakiem, M. Pd Anggota II : Priyono, S.Pd. MSi Disahkan Oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan, Prof.Dr.M Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP

5 ABSTRAK Yuni Sulistyaningsih,NIM. X , MENINGKATKAN GERAK MOTORIK HALUS PADA JARI JARI TANGAN MELALUI KETRAMPILAN KOLASE SISWA KELAS II TUNA GRAHITA RINGAN SLB - C SHANTI YOGA KLATEN. TAHUN PELAJARAN 2008/2009. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surakarta Sebelas Maret, Surakarta, Oktober Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan gerak motorik halus pada jari jari melalui ketrampilan kolase pada siswa tunagrahita ringan kelas II SLB C Shanti Yoga Klaten. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Subyek dalam penelitian ini berjumlah siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes dan dokumen. Teknik analisis data menggunakan deskriptif komparatif dan deskriptif kuantitatif. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan perencanaan,tindakan,pengamatan dan refleksi yang dilihat dari kondisi awal siswa, tindakan siklus 1 dan siklus 2, menemukan keuntungan, kelemahan serta peningkatan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kolase dapat meningkatkan kemampuan motorik halus terutama pada jari jari tangan siswa kelas II SLB C Shanti Yoga Klaten. Tahun pelajaran 2008/2009. Kata Kunci : Kolase meningkatkan gerak motorik halus

6 ABSTRACT Yuni Sulistyaningsih, NIM. X , IMPROVING THE PSYCOMOTOR COMPETENCY OF HAND FIGERS USING COLLAGE SKILL IN THE II MENTAL RETARDED GRADERS OF SLB C SHANTI YOGA KLATEN. SKOOL YEARS OF 2008/2009. Thesis, Surakarta : Teacher Trainingand Education Faculty, Surakarta Sebelas Maret University, October The objectiveof research is to improve the fine psychomotor of hand fingers in the III mild mental retarded graders of SLB C Shanti Yoga Klaten. This study belong to a classroom action research. The subject of research consisted of student. Tehnique of collecting data used was observation, test and document. Tehnique of analizyng data used was descriptive comparative and descriptive qualitative. The implementation of research started from : Planing, acting, observing, and reflecting viewed from the prior competency, cycles 1 and 2 action as well as findingweaknes, benefid and improvement. Considering the resultit can be concluded the college can improve the psychomotor competency of hand fingers in the mild mental retarded graders of SLB C Shanti Yoga Klaten Shcool Year of 2008/2009. Keywords : College improves the psychomotor competency.

7 MOTTO, hendaklah engkau bersikap tenang, maka sesungguhnya kebaikan itu dengan cara tidak tergesa-gesa (Terjemahan Hadis Riwayat Bukhari)

8 PERSEMBAHAN Karya ini dipersembahkan Kepada : Ibu dan ayah tercinta, Suamiku yang selalu mendorong keberhasilanku, Putra putriku, tersayang dan almamater.

9 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Bapak Prof.Dr. M.Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta 2. Bapak Drs. R.Indianto, M.Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP UNS Surakarta. Bapak Drs. A. Salim Choiri, M.Kes., Ketua Program Studi Pendidikan Luar Biasa Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP UNS Surakarta. Bapak Drs. Maryadi, M.Ag., selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Luar Biasa 5. Bapak Drs. Sudakiem, M.Pd, selaku Pembimbing I 6. Bapak Priyono, S.Pd. M.Pd., selaku Pembimbing II 7. Bapak Soeripto B.A., Kepala SLB C Shanti Yoga Klaten 8. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Walaupun disadari dalam penulisan skripsi ini masih ada kekurangan, namun diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan juga dunia pragmatika. Klaten, Oktober 2010 Penulis

10 DAFTAR ISI halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... C. Tujuan Penelitian... D. Manfaat Penelitian... BAB II KAJIAN PUSTAKA... 5 A Kajian Teori Tinjauan Tentang Anak Tuna Grahita... 5 a. Pengertian Anak Tuna Grahita... 5 b. Klasifikasi Anak Tuna grahita... 6 c. Karakteristik Anak Tuna Grahita Gerak Motorik Halus a. Pengertian Gerak Motorik Halus b. Faktor yang Mempengaruhi Motorik Halus Tinjauan tentang Ketrampilan Kolase a. Pengertian Ketrampilan Kolase b. Bahan yang digunakan... 1 c. Langkah langkah latihan Kolase... 1 d. Pelatihan Ketrampilan Kolase bagi Siswa Tuna Grahita Ringan... 1 B Kerangka Berpikir... 1 C. Perumusan Hipotesis Tindakan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu... 18

11 B. Subyek Penelitian C. Data dan Sumber Data D. Teknik Pengumpulan Data E. Teknik Pemeriksaan Validitas Data... 2 F. Teknik Analisis Data G. Indikator Kinerja / Keberhasilan H. Prosedur Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 A. Pelaksanaan Penelitian Siklus I 5 a. Perencanaan 5 b. Tindakan. 5 c. Pengamatan. 7 d. Refleksi Siklus II. a. Perencanaan.. b. Tindakan... c. Pengamatan 5 d. Refleksi... 7 B. Hasil Penelitian... 8 C. Pembahasan Hasil Penelitian.. 51 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5 A. Simpulan... 5 B. Saran. 5 DAFTAR PUSTAKA 55 LAMPIRAN 51

12 DAFTAR TABEL halaman Tabel 2.a Kemampuan Awal Siswa 80 Tabel 2b. Rekapitulasi Latihan Motorik Halus. 80 Tabel..a. Skor Kemampuan Motorik Halus Siklus I 81 Tabe.b Rekapitulasi Peningkatan Skor Pra Siklus ke Siklus I 82 Tabel 5 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran. 82 Tabel 6.a Skor Kemampuan Motorik Halus Siklus II. 8 Tabel 6.b Rekapitulasi Peningkatan Motorik Halus.8 Tabel 7 Peningkatan Skor Rata-rata Peningkatan Motorik Halus Siklus I dan Dan Siklus II 8 Tabel 8 Rekapitulasi Skor Rata-rata Peningkatan Motorik Halus Komulatif Per Siklus.. Tabel 9 Rekapitulasi Posentase Peningkatan Kemampuan Motorik Halus

13 DAFTAR GRAFIK halaman Grafik 1. Nilai Rata-rata Peningkatan Motorik Halus Per Siklus 85 Grafik 2. Prosentase Peningkatan Motorik Halus Secara Klasikal... 85

14 DAFTAR GAMBAR halaman Gambar 1. Foto Kegiatan Pelaksanaan Penelitian pra Siklus.. 86 Gambar 2. Foto Kegiatan Pelaksanaan Siklus I Gambar. Foto Kegiatan Pelaksanaan Siklu II 87

15 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran I. Jadwal Kegiatan Penelitian 58 Lampiran 2 Silabus.. 59 Lampiran Kisi Kisi Instrumen.. 60 Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ).. 61 Lampiran 5 Instrumen Penilaian Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II.. 62 Lampiran 6 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran.. 77 Lampiran 7 Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Pembelajaran. 78 Lampiran 8. Permohonan ijin Penelitian dari Kepala Sekolah SLB - C Shanti Yoga Klaten.. 79 Lampiran 9. Surat Pernyataan dari Observer Lampiran 10 Surat Permohonan Ijin Reasearch Kepada Rektor UNS. 76

16 ABSTRAK Yuni Sulistyaningsih,NIM. X , MENINGKATKAN GERAK MOTORIK HALUS PADA JARI JARI TANGAN MELALUI KETRAMPILAN KOLASE SISWA KELAS II TUNA GRAHITA RINGAN SLB - C SHANTI YOGA KLATEN.TAHUN PELAJARA 2008/2009. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surakarta Sebelas Maret, Surakarta, Oktober Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan gerak motorik halus pada jari jari melalui ketrampilan kolase pada siswa tunagrahita ringan kelas II SLB C Shanti Yoga Klaten. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Subyek dalam penelitian ini berjumlah siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes dan dokumen. Teknik analisis data menggunakan deskriptif komparatif dan deskriptif kuantitatif. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan perencanaan,tindakan,pengamatan dan refleksi yang dilihat dari kondisi awal siswa, tindakan siklus 1 dan siklus 2, menemukan keuntungan, kelemahan serta peningkatan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kolase dapat meningkatkan kemampuan motorik halus terutama pada jari jari tangan siswa kelas II SLB C Shanti Yoga Klaten. TahunPelajaran 2008/2009. Kata Kunci : Kolase meningkatkan gerak motorik halus

17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan ketrampilan motorik halus (fine motor skills) adalah aktivitas yang memerlukan pemakaian otot otot tangan. Sedangkan yang termasuk dalam aktivitas ini antara lain memegang benda kecil seperti manik manik, biji bijian, memegang pensil dengan benar. Menggunting, menempel, meremas kertas, mengikat tali sepatu, mengkancingkan baju, menarik resliting. Ketrampilan motorik halus sangat diperlukan oleh anak anak dalam persiapan mengerjakan tugas tugas di sekolah, hampir sepanjang hari anak anak di sekolah menggunakan ketrampilan motorik halus untuk kegiatan akademiknya, termasuk persiapan dalam menulis permulaan, mewarnai gambar, menggunting gambar dan menempelkannya di kertas. Dengan pesatnya kemajuan teknologi seperti sekarang ini, dimana komputer dan video games telah menguasai anak anak, menyebabkan mereka kurang menggunakan waktunya untuk permainan yang memakai motorik halus, terutama bagi anak anak yang normal. Keadaan semacam ini menyebabkan anak kurang berkembang otot otot halus pada jari tangannya. Keterlambatan perkembangan otot otot ini menyebabkan kesulitan pada anak pada saat memasuki bangku sekolah, sebab ketrampilan motorik halus sangat diperlukan dalam persiapan menulis permulaan ketika anak memasuki sekolah serta dalam aktivitas sehari hari. Berdasarkan kenyataan di lapangan terutama di kelas yang penulis asuh yaitu di kelas II CI SLB C Shanti Yoga Klaten anak menunjukkan keterlambatan dalam ketrampilan motorik halusnya, yang ditandai dengan kakunya jari jarinya, tangannya gemetar ketika menulis dan koordinasi mata dan tangannya tidak optimal. Hal ini dikarenakan gangguan keterlambatan tumbuh kembang dan diagnosa medik yang dialami anak tuna grahita. Menurut Sutjihati Sumantri ( 1996 : 8 ), menyebutkan bahwa anak tuna grahita adalah anak yang mempunyai commit kemampuan to user intelektual dibawah rata rata. 1

18 Muljono Abdurrahman ( 199 : 19 ), mendefinisikan anak tuna grahita adalah kata lain dari mental retardation, yang arti harfiahnya dari perkataan tuna adalah merugi sedangkan grahita artinya pikiran. Karakteristik anak tuna grahita ringan diantaranya :Keterbatasan intelegensi, keterbatasan sosial, keterbatasan fungsi fungsi mental lainnya seperti; memerlukan waktu yang lama untuk melaksanakan reaksi dengan situasi yang baru dikenalnya, keterbatasan dalam penguasaan bahasa, kurang mampu mempertimbangkan sesuatu. Semakin rendah intelektual seseorang maka kemampuan motoriknya akan rendah pula ( Sutjihati Sumantri : 1996 : 88 ). Bukti yang menguatkan dugaan tentang kuatnya hubungan antara ketrampilan motorik dengan tingkat kemampuan mental anak tuna grahita dikemukakan oleh Kral dan Stein dalam ( Sutjihati Sumantri : 1996 : 88 ) yang merangkum penelitian dari Amerika Serikat sejak tahun berkaitan dengan motorik anak tuna grahita, menyimpulkan bahwa Secara umum penampilan anak tuna grahita kurang memadai hampir pada semua tes kecakapan motorik jika dibandingkan dengan anak normal yang memiliki CA yang relative sama. Perbedaan yang mencolok pada koordinasi gerak yang kompleks dan yang memerlukan pemahaman. Untuk memaksimalkan ketrampilan motorik halus pada anak tuna grahita diperlukan latihan latihan yang tepat seperti, kemampuan melengkungkan telapak tangan membentuk cekungan (palmar arching), menggunakan jari telunjuk dan jempol untuk memegang suatu benda, sembari menggunakan jari tengah dan jari manis untuk kestabilan tangan (hand side separation), membuat bentuk lengkung dengan jempol dan telunjuk (open web space). Aktivitas kegiatan yang dilakukan untuk melatih motorik halusnya diawali dengan latihan yang paling sederhana misalnya dengan meremas kertas, merobek kertas dan membuat bola kertas dari remasan kertas tersebut. Aktivitas lainnya yaitu dengan merobek kertas berwarna, lalu menempelkannya pada kertas yang lain yang menjadi sebuah gambar berbentuk kolase. Kolase merupakan salah satu jenis latihan motorik halus dengan cara menyusun bahan bahan dari kulit commit telur atau to user kertas yang diberi warna, kemudian 2

19 ditempel pada sebuah gambar. Dengan melihat kertas yang ditempelkannya menjadi sebuah gambar yang menarik, sebagai hasil dari latihan motorik halusnya, maka anak tuna grahita akan merasa senang dan bersemangat untuk mengikuti latihan motorik halusnya, tanpa disadari anak telah melakukan latihan motorik halus, seperti ketika menjimpit kertas, mengelem dan menempelkannya di kertas. Metode kolase tepat untuk latihan ketrampilan motorik halus, terutama persiapan menulis permulaan bagi anak tuna grahita. Karena anak tuna grahita memiliki keterbatasan dalam ketrampilan motorik halus, maka diperlukan latihan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari hari seperti melipat jari, menggenggam menggariskan pensil di atas kertas agar tidak terputus putus. Kenyataan dilapangan ketrampilan kolase belum banyak digunakan untuk latihan motorik halus bagi anak tuna grahita, maka penulis berusaha meneliti masalah ketrampilan kolase sebagai latihan motorik yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari yang berguna bagi persiapan anak tuna grahita dalam melemaskan jari jari tangannya sebagai awal dari menulis permulaan anak tuna grahita ketika memasuki bangku sekolah. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu: Apakah ketrampilan kolase dapat meningkatkan gerak motorik halus pada jari jari tangan siswa tunagrahita ringan kelas II SLB C Shanti Yoga Klaten. C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan gerak motorik halus pada jari jari tangan melalui ketrampilan kolase pada siswa tunagrahita ringan kelas II SLB C Shanti Yoga Klaten.

20 D. Manfaat Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Bagi siswa a. Mendapatkan pengetahuan pengetahuan tentang kolase b. Mendapatkan ketrampilan dan pengalaman bermakna dalam membuat kolase 2.Bagi guru a. Meningkatkan pengetahuan atau wawasan baru dalam memperbaiki proses pembelajaran. b. Mendapatkan kepekaan dalam menemukenali permasalahan pembelajaran dan menentukan tindakan serta memecahkan masalah tersebut. c. Meningkatkan profesionalitas sebagai guru.

21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan Tentang Anak Tuna Grahita a. Pengertian Anak Tuna Grahita Tuna grahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata rata. Dalam kepustakaan bahasa asing digunakan istilah istilah mental retardation, mentally retarded, mental deficiency, mental defective, dan lain lain. (Sutjihati Sumantri, 1996:8). Kondisi kecerdasan anak tuna grahita yang dibawah rata ditandai oleh kecerdasan intelegensi dan ketidakmampuan dalam interaksi sosial, sukar mengikuti program pendidikan di sekolah biasa secara klasikal, oleh karena itu anak tuna grahita membutuhkan layanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak tersebut. Pendidikan khusus untuk anak tuna grahita dikenal dengan Sekolah Luar biasa bagian C atau SLB C. Perkembangan motorik anak tuna grahita tidak secepat anak normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesegaran jasmani anak terbelakang mental atau tuna grahita yang memiliki MA tahun sampai dengan 12 tahun dalam kategori kurang sekali, sedang anak normal pada umur yang sama ada dalam kategori kurang, menurut M. Umardjani dalam ( Sutjihati Sumantri, 1996 : 87 ). Menurut Kauffman dan Hallahan dalam( Sutjihati1996 : 8) menyebutkan, bahwa Keterbelakangan mental menunjukkan fungsi intelektual di bawah rata rata secara jelas dengan disertai ketidakmampuan dalam penyesuaian prilaku dan terjadi pada masa perkembangan. Keterbelakangan mental yang hanya sedikit saja tidak termasuk tuna grahita, seseorang dikatakan tuna grahita bukanlah dilihat dari IQnya saja tetapi perlu dilihat sampai sejauh mana anak itu dapat menyesuaikan perilaku / penyesuaian diri pada masa perkembangan maksudnya jika ketunagrahitaan ini terjadi setelah usia dewasa maka ia tidak tergolong tuna grahita ( Sutjihati Sumantri : 1996 : 8 ). Sedangkan menurut Muljono Abdurrahman (199:19), menyebutkan bahwa Tuna grahita adalah kata lain dari retardasi mental (mental retardation), yang arti harfiahnya dari perkataan tuna yang artinya merugi sedangkan grahita commit artinya to pikiran. user Tuna grahita ditandai oleh 5

22 kelemahan dalam berpikir dan bernalar, akibatnya anak memiliki kemampuan dan belajar dan adaptasi sosial berada dibawah rata rata. Seorang anak dikatakan menyandang tuna grahita bila perkembangan dan pertumbuhan mentalnya selalu di bawah normal, kalau dibandingkan dengan anak normal yang sebaya membutuhkan pendidikan khusus, bimbingan khusus, latihan khusus, supaya mentalnya dapat berkembang dan tumbuh sampai optimal, Mumpuniarti ( 2000 : 25 ). Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dalam hal ini yang dimaksud dengan anak tuna grahita adalah anak yang mengalami perkembangan mental dibawah normal, mengalami hambatan dan gangguan dalam segala hal seperti keterbatasan motorik, sosial, intelegensi, penguasaan bahasa dan sebagainya sehingga memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain. b. Klasifikasi Anak Tuna Grahita Klasifikasi anak tunagrahita dapat didinjau dari beberapa sudut pandang.berpijak dari konsep tersebut, ada beberapa klasifikasi anak tunagrahita menurut sudut pandang beberapa ahli antara lain menurut : Sutjihati Sumantri ( 1996:65 ), mengklasifikasikan anak tuna grahita sebagai berikut 1). Tuna Grahita Ringan Menurut Binet dalam ( Sutjihati Sumantri 1996 : 86 ) tuna grahita ringan disebut juga moron atau debil, memiliki IQ antara 68 52, sedangkan menurut Skala Wesleschler ( WISC ) IQ antara Perkembangan motorik anak tuna grahita mengalami keterlambatan,berdasarkan penelitian dalam ( Sutjihati Sumantri : 1996 : 88 ) menyatakan bahwa Semakin rendah kamampuan intelek seseorang anak maka akan semakin rendah pula kemampuan motoriknya, demikian pula sebaliknya. 2). Tuna Grahita Sedang Tuna grahita sedang disebut juga imbesil. Memiliki IQ 51 6 berdasarkan skala Binet, sedangkan menurut Skala Weischler ( WISCH ) memiliki IQ 5 0.Anak ini bisa mencapai perkembangan MA sampai kurang lebih 7 tahun, dapat mengurus dirinya sendiri, melindungi dirinya sendiri dari bahaya seperti kebakaran, berjalan di jalan raya, berlindung dari hujan, dan sebagainya. 6

23 ). Tuna Grahita Berat Tuna grahita berat atau disebut idiot, dapat dibedakan lagi menjadi kelompok yang berat dan sangat berat. menurut Binet, tuna grahita berat (severe) memiliki IQ antara 2 20 dan menurut WISC, antara Tuna grahita sangat berat memiliki IQ di bawah 19 menurut Binet dan IQ di bawah 2 menurut WISC. Kemampuan mental atau MA maksimal yang dapat diukur kurang dari tiga tahun. Memerlukan bantuan perawatan secara total dalam berpakaian, mandi, makan, dll. Bahkan memerlukan perlindungan diri sepanjang hidupnya. Berdasarkan uraian di atas, maka tuna grahita diklasifikasikan menjadi tuna grahita ringan yang disebut moron atau debil dengan IQ berdasar skala Binet, tuna grahita berat dengan IQ 51-6 dan tuna grahita berat dengan IQ 2 20 serta tuna grahita sangat berat dengan IQ di bawah 19 menurut skala Binet. Klasifikasi tuna grahita menurut Muljono Abdurrahman (199 : 19), berdasarkan klasifikasinya : 1).Klasifikasi Medis Biologis Menurut klasifikasi medis, tuna grahita dipandang sebagai akibat dari beberapa penyakit atau kondisi biologis yang tidak sempurna. Faktor penyebabnya menurut Grossman Etel ( 197 ) dalam bukunya Muljono Abdurrahman sebagai berikut : a) akibat infeksi b) akibat rudapaksa dan atau sebab fisik c) akibat gangguan metabolisme, pertumbuhan gigi ( nutrition ) d) akibat penyakit otak yang nyata ( kondisi post natal ) e) akibat penyakit. pengaruh prenatal yang tidak diketahui, f) akibat kelainan kromosomal, g) gangguan waktu kehamilan, h) pengaruh pengaruh lingkungan, dan i) akibat kondisi lain yang tak tergolongkan. 2). Klasifikasi sosial Psikologis Klasifikasi sosial psikologis menggunakan dua kriteria yaitu, psikometrik dan perilaku adaptif. Ada empat taraf mental menurut skala intelegensi Weschler, yaitu : a) retardasi mental ringan ( mild mental retardation ), IQ b) retadasi mental sedang ( moderate mental retardation ), IQ 0 5 c) retardasi mental berat ( severe mental retardation ), IQ 25 9, dan d) retardasi mental sangat berat ( profoun mental retardation ), IQ 2 ke bawah. Taraf retardasi berdasarkan perilaku adaptif terdiri dari : (1) ringan (2) sedang () berat () sangat berat 7

24 ). Klasifikasi untuk keperluan pembelajaran Tabel berikut ini menjelaskan perbedaan esensial untuk keperluan pembelajaran dari tiga taraf tuna grahita. Etiologi Mampu Didik Mampu Latih Mampu Rawat Terutama kombinasi Suatu variasi yang luas dari kondisi genetik dan kemiskinan sosial kekurangan atau gangguan neurologik glandular atau metabolic yang dapat ekonomi menyebabkan retardasi sedang dan berat Prevalensi Sekitar 10 dari 1000 orang Sekitar 2 dari 1000 orang Sekitar 1 dari 1000 orang Harapan Sekolah Akan memiliki kesulitan dalam program sekolah biasa, memerlukan adaptasi khusus untuk pendidikan yang sesuai Memerlukan adaptasi sebagian besar program pendidikan, terfokus pada ketrampilan memelihara diri sendiri dan ketrampilan sosial Memerlukan latihan dalam ketrampilan memelihara diri sendiri ( makan berpakaian dan toileting ) Harapan kedewasaan Melalui latihan dapat melakukan penyesuaian produktif pada pekerjaan yang tidak memerlukan ketrampilan taraf tinggi ( un Skilled or semisklilled level ) Dapat melakukan adaptasi social dan ekonomi di tempat kerja terlindung ( sheltered work shop ) untuk mengerjakan pekerjaan rutin di bawah pengawasan Akan selalu memerlukan perawatan (custodial care ) Berdasarkan uraian di atas tuna grahita dapat diklasifikasikan karena medis psikologis yang disebabkan oleh penyakit atau kondisi psikologis yang tidak sempurna, klasifikasi sosial psikologis yang menngunakan kriteria psikometrik dan perilaku adaptif dan klasifikasi untuk keperluan pembelajaran yaitu mampu didik, mampu latih dan commit mampu to user rawat. 8

25 Berdasarkan sudut pandang pendidikan yang dihubungkan dengan subyek penelitian yang dimaksud dengan tuna grahita ringan adalah suatu kondisi seseorang yang mempunyai IQ antara mengalami lambat perkembangan akademis dan motorik tetapi masih dapat mempelajari kemampuan dasar berupa membaca, berhitung dan menulis sederhana serta membutuhkan penanganan khusus yang sesuai dengan kondisi kebutuhannya. Mereka dapat dilatih dengan tugas tugas dalam kehidupan sehari hari dan dapat didriil dalam bidang sosial dan intelektual dalam batas batas tertentu. c. Karakteristik Anak Tuna grahita Jika dibandingkan anak normal pada umumnya penyandang tunagrahita mempunyai ciri yang berbeda beda,perbedaan yang paling prinsip pada anak tunagrahita dengan anak normal dapat dilihat dari segi intelektual dan sosialnya. Beberapa ahli member batasan karakteristik anak tunagrahita sebagai berikut: Menurut Sutjihati Sumantri (1996:85), ada beberapa karakteristik anak tuna grahita sebagai berikut : 1). Keterbatasan intelegensi Kapasitas anak tuna grahita terutama yang bersifat abstrak seperti berhitung, menulis dan membaca juga terbatas, kemampuan belajarnya cenderung tanpa pengertian atau cenderung belajar dengan membeo. 2). Keterbatasan sosial Anak tuna grahita cenderung bergaul dengan anak yang lebih muda usianya, ketergantungan terhadap orang tua sangat besar, tidak mampu memikul tanggung jawab sosial dengan bijaksana, sehingga mereka harus selalu dibimbing dan diawasi. Mereka mudah terpengaruh, cenderung melakukan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya. ). Keterbatasan fungsi fungsi mental lainnya Memerlukan waktu lebih lama untuk melaksanakan reaksi pada situasi yang belum dikenalnya, keterbatasan pnguasaan bahasa, kurang mampu untuk mempertimbangkan sesuatu, membedakan antara baik dan buruk, membedakan yang benar dan salah. Berdasarkan uraian di atas karakteristik anak tuna grahita adalah adanya keterbatasan intelegensi yang cenderung terbatas, sosialnya harus selalu dibimbing dan diawasi serta fungsi fungsi mental lainnya seperti 9

26 memerlukan waktu untuk mengenal lingkungannya, keterbatasan bahasa dan sulit membedakan antara yang baik dan buruk atau yang benar dan salah. 2. Tinjauan Tentang Motorik Halus a. Pengertian gerak Motorik halus Motorik halus merupakan bagian dari sensomotorik yaitu golongan dari rangsang sensoris (indra) dengan reaksi yang berupa gerakan gerakan otot (motorik) kemampuan sensomotorik terjadi adanya pengendalian kegiatan jasmani melalui syaraf pusat, urat syaraf dan otot otot yang terkoordinasi, sedangkan motorik halus terfokus pada pengendalian gerakan halus jari jari tangan dan pergelangan tangan. Berpijak dari konsep tersebut Hurlock Elisabet B(1990:150) menyatakan bahwa motorik halus sebagai pengendalian koordinasi yang lebih baik melibatkan kelompok otot yang lebih untuk menggenggam, melempar dan menangkap bola. Astati (1995:21), yang dimaksud dengan kemampuan motorik halus adalah gerakan yang hanya menggunakan otot otot tertentu saja dan dilakukan oleh otot otot kecil, membutuhkan koordinasi gerak dan daya konsentrasi yang baik. Dini P. Daeng Sari (1996:121) menyebutkan bahwa yang disebut motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot otot kecil atau halus, gerakan ini menuntut koordinasi mata dan tangan dan kemampuan pengendalian gerak yang baik yang memungkinkannya untuk melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerakannya. Kartini Kartono (1988:97) memberikan pengertian motorik halus adalah ketangkasan atau ketrampilan tangan, jari jari serta pergelangan tangan serta penguasaan terhadap otot otot dan urat wajah. Menurut Rusli Lutan (1988:997) kemampuan motorik halus adalah kemampuan untuk menggunakan otot kecil seperti jari tangan, lengan, yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dan tangan, contohnya seperti menulis dengan tangan. Menurut Sri Rumini (1987:5), Kemampuan motorik halus adalah kesanggupan untuk menggunakan commit otot to tangan user dengan baik terutama jari jari 10

27 tangan antara lain dengan menggerakkan pergelangan tangan, menggerakkan jari kaki, menggenggam, menjepit dengan ibu jari dan telunjuk. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas maka dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kemampuan motorik halus adalah ketangkasan atau penguasaan ketrampilan tangan anak tuna grahita ringan yang dinyatakan dalam bentuk skor tes kemampuan motorik seperti melipat jari. Menggenggam, memegang, menjepit dan menempel pecahan kulit telur pada sebuah gambar melalui ketrampilan kolase. b. Faktor yang mempengaruhi motorik halus Perkembangan motorik halus dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berbeda. Perbedaan perbedaan itu dilihat dari sudut pandang yang berbeda pula. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai perkembangan motorik halus diantaranya adalah Menurut Harlock Elisabet B ( 1990 : 15 ) faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik adalah sifat dasar genetik termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan sehingga anak yang IQ nya tinggi menunjukkan perkembangan motoriknya lebih cepat dibandingkan dengan anak normal atau di bawah normal. Adanya dorongan atau rangsangan untuk menggerakkan semua kegiatan tubuhnya akan mempercepat perkembangan motorik anak. Menurut Rusli Lutan ( 1988 : 22 ) faktor yang mempengaruhi motorik halus adalah : 1. Faktor internal adalah karakteristik yang melekat pada individu seperti tipe tubuh, motivasi atau atribut yang membedakan seseorang dengan orang lain. 2. Faktor eksternal adalah tempat diluar individu yang langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi penampilan seseorang, misalnya lingkungan pengajaran dan lingkungan sosial budaya. Berdasarkan pendapat di atas maka dalam penelitian ini faktor yang mempengaruhi kemampuan motorik halus adalah (1) Faktor internal yaitu kondisi mental lemah dapat menjadi hambatan belajar perkembangan motorik halus, (2) Faktor eksternal yaitu kondisi lingkungan sosial negatif yang dapat merugikan anak, sehingga kurang dorongan, rangsangan, kesempatan belajar 11

28 dan pengajaran yang tidak sesuai dengan kondisi siswa yang terhambat perkembangannya.. Tinjauan Tentang Ketrampilan Kolase a. Pengertian Ketrampilan Kolase Ketrampilan kolase merupakan kemampuan seseorang dalam menempelkan benda yang berupa pecahan kulit telur atau potongan kertas pada bidang gambar yang menghasilkan sebuah karya seni yang menarik, membuat kolase dibutuhkan koordinasi mata dan tangan serta konsentrasi sehingga kolase cocok untuk melatih siswa dalam meningkatkan kemampuan motorik halus. Menurut M Saleh Kasim ( 1981 : 9 ) kolase adalah menggambar dengan teknik tempelan. Gambar yang berbentuk bukanlah gambar jadi yang ditempelkan akan tetapi kulit telur atau bahan lain yang ditempelkan. Muharam E ( 199 : 8 ) menyatakan bahwa kolase adalah tehnik melukis dan mempergunakan warna warna kepingan batu, kaca, marmer, keramik, kayu, yang ditempelkan. Kolase merupakan bentuk gambar yang diwujudkan dengan menyusun kepingan warna yang diolesi lem kemudian ditempelkan pada bidang gambar. Budiono, MA ( 2005 : 15 ) mengartikan kolase sebagai artistit yang dibuat dari bahan yang ditempelkan pada permukaan gambar. Sunaryo A ( 2002 : 8 9 ) menyatakan ketrampilan kolase merupakan aktivitas yang penting dan kompleks. Berbagai unsure rupa yang berbeda karakternya dipadukan dalam suatu komposisi untuk mengekspresikan gagasan artistic atau makna tertentu. Susanto M. (2002 : 6), bahwa kata kolase dalam bahasa ingris disebut collage dalam bahasa Perancis yang berarti merekat. Selanjutnya kolase dipahami sebagai suatu tehnik seni menempel berbagai macam materi selain cat, seperti kertas, kain, kaca, logam, kulit telur dan lain sebagainya kemudian dikombinasi dengan penggunaan cat ( minyak ) atau teknik lainnya. Berdasarkan pengertian di atas jika dihubungkan dengan penelitian ini maka kolase adalah tehnik menempel commit to kulit user telur yang sudah diwarnai dan 12

29 ditempelkan di atas kertas karton yang sudah diberi gambar, tujuan dari teknik ini adalah untuk melatih ketrampilan motorik halus anak tina grahita supaya bisa menggerakkan jari jari tangannya dengan benar. b. Bahan yang digunakan dalam Latihan Ketrampilan Kolase Bahan yang akan digunakan dalam latihan ketrampilan kolase adalah : 1. Kertas kaku ( manila atau karton ) 2. Perekat ( lem ). Kulit telur yang akan ditempelkan ( kulit telur ini sebelumnya sudah diberi pewarna dan dijemur agar menjadi keras dan tidak lekas pecah ). c. Langkah langkah Latihan Ketrampilan Kolase Membuat ketrampilan kolase membutuhkan langkah yang terencana sehingga menghasilkan suatu karya dan peningkatan dari latihan tersebut. Langkah langkah latihan ketrampilan kolase menurut Budiono MA ( 2005 : 16 ) antara lain : 1). Merencanakan gambar yang akan dibuat 2). Menyediakan alat alat / bahan ). Menjelaskan dan mengenalkan nama alat alat yang digunakan untuk ketrampilan kolase dan bagaimana cara penggunaannya. ). Membimbing anak untuk menempelkan pecahan kulit telur pada gambar dengan cara menjimpit kulit telur, memberi perekat dengan lem lalu menempelkannya dengan lem. 5). Menjelaskan posisi untuk menempelkan kulit telur yang benar sesuai dengan bentuk gambar dan mendemonstrasikannya, sehingga hasil tempelannya tidak keluar garis. 6). Latihan hendaknya diulang ulang agar motorik halus anak terlatih karena ketrampilan kolase mencakup gerakan gerakan kecil seperti menjepit mengelem dan menempel benda yang kecil sehingga koordinasi jari jari tangan terlatih. d. Pelatihan Ketrampilan Kolase Bagi Tuna Grahita Ringan Pelaksanaan ketrampilan kolase bagi tunagrahita memerlukan perencanaan yang matang, karena tunagrahita mempunyai permasalahan dalam motorik halus. Pelatihan ketrampilan kolase bagi tuna grahita ringan menurut Muharam E ( 1992 : ) antara lain : 1

30 1). Merencanakan gambar Mengingat kemampuan motorik halus anak tuna grahita sangat lemah maka kegiatan menggambar dilakukan oleh guru / peneliti. Gambar yang dibentuk dapat berupa gambar bangun datar, binatang atau benda lain yang sederhana. Gambar ini dilukis di atas kertas karton ( kertas tebal ). 2). Menyiapkan alat latihan ketrampilan kolase. Beberapa alat yang harus disiapkan antara lain : a) Kertas karton yang sudah digambar b) Perekat ( lem ) c) Pecahan kulit telur yang sudah diberi pewarna ). Menjelaskan urutan latihan Urutan dalam latihan ketrampilan kolase tersebut antara lain : a) Menjimpiot pecahan kulit telur yang telah diberi warna b) Memberi perekat pada pecahan kulit telur yang telah diberi pewarna c) Menempelkan pecahan kulit telur yang telah diberi pewarna pada gambar yang sudah disiapkan oleh peneliti. ). Melatih ketrampilan kolase Ketrampilan kolase dengan urutan kerja diatas dilakukan dengan bimbingan peneliti pada saat pelajaran ketrampilan. Kulit telur yang dib\gunakan adalah kulit telur ayam petelur. Kulit telur ini sudah merupakan pecahan atau kepingan yang sudah diberi bermacam macam warna yang menarik. Dengan demikian diswa akan tertarik melakukan tugasnya, yang sekaligus akan melakukan latihan ketrampilan motorik halus pada jari jari tangannya dan menghasilkan suatu karya yang menarik bagi anak. Latihan ini dilakukan secara berulang sehingga motorik halus anak akan terlatih dengan baik. Persyaratan ketrampilan kolase menurut Susanto M. ( 2002 : 65 ), bahwa ketrampilan kolase harus mencakup perlakuan yaitu menjepit, mengelem dan menempel. Dalam perlakuan ini akan melatih koordinasi otot otot jari tangan secara perlahan lahan motorik halus anak akan terlatih dengan sendirinya. Dengan demikian anak bisa belajar untuk melemaskan jari jari tangan karena proses menempel benda benda dalam ukuran kecil. B. Kerangka Berpikir Tuna grahita ringan, atau yang sering disebut dengan the educable mentally retarded child, debil, atau moron dengan IQ sekitar 50 / / 75, merupakan salah satu jenis anak tuna grahita, Kemampuan motorik halus anak tersebut mengalami gangguan yang memerlukan bimbingan dan latihan khusus. 1

31 Ketrampilan motorik halus perlu diberikan pada anak tuna grahita, salah satu latihan ketrampilan motorik halus bagi anak tuna grahita adalah dengan ketrampilan kolase. Kolase merupakan salah satu latihan motorik halus dengan menempel sesuatu benda pada sebuah gambar ( dalam hal ini yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan kepingan atau pecahan kulit telur yang sudah diberi warna). Warna warni dari pecahan kulit telur akan menarik perhatian anak sehingga anak akan senang melakukannya, dengan demikian tanpa disadari anak telah sekaligus melatih ketrampilan motorik halusnya. Latihan ketrampilan kolase memiliki kelebihan diantaranya : a) ketrampilan kolase mudah dan menarik sehingga anak tidak bosan melakukannya b) mengajarkan pada anak untuk dapat memanfaatkan barang barang bekas disekitarnya menjadi sesuatu barang / karya atau kerajinan yang indah c) bahan dasar yang digunakan mudah didapat d) terjangkau oleh semua lapisan masyarakat karena biaya yang murah e) latihan ketrampilan kolase bisa sekaligus melatih ketrampilan motorik halusnya f) pemberian warna pada kulit telur menjadikan anak berkreasi dan tidak mudah bosan g) dengan menempel anak sekaligus latihan konsentrasinya. Pengamatan di lapangan menunjukkan anak tuna grahita mengalami kesulitan dalam koordinasi motorik halusnya, sehingga hal ini akan mengganggu atau menghambat perkembangannya terutama pada saat anak belajar menulis. Diperlukan benda nyata untuk membantu melatih motorik halus anak tunagrahita,maka yang dilakukan peneliti dalam hal ini adalah memilih ketrampilan kolase yang menggunakan media gambar yang ditempeli dengan pecahan pecahan kulit telur yang diberi warna. Ketrampilan semacam ini biasa disebut dengan kolase. Latihan motorik halus dengan ketrampilan kolase merupakan salah satu jenis latihan motorik halus dengan cara menyusun bahan bahan kulit telur yang ditempelkan pada bidang gambar menjadi sebuah kerajinan yang menarik. Adanya gambar dalam latihan menjadikan anak tertarik untuk melakukan latihan motorik halus, anak tidak mudah bosan, asyik dengan kegiatan menempel, dengan demikian otomatis terlatihlah motorik halusnya. Latihan ketrampilan kolase ini mampunyai kelebihan diantaranya commit : a). to ketrampilan user model kolase mudah dan 15

32 menarik perhatian anak dan tidak membosankan b) mengajarkan anak untuk dapat memanfaatkan barang barang bekas menjadi sebuah karya kerajinan yang menarik c). bahan dasar yang digunakan merupakan bahan bekas atau sisa yang mudah didapat d). terjangkau semua oleh lapisan masyarakat karena biaya yang murah e). latihan kolase memerlukan gerakan tangan maka anak akan terlatih gerakan motorik halusnya f). pemberian warna pada bahan yang digunakan akan menarik perhatian anak untuk berkreasi dan tidak lekas bosan g). dengan menempel dapat meningkatkan konsentrasinya. Strategi pembelajaran bagi anak tuna grahita memerlukan suatu metode khusus yang menarik, konkrit, mudah dan sederhana.hal ini bisa dilakukan guru dengan menciptakan suatu situasi yang tidak membosankan anak dengan kondisi belajar sambil bermain yang menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi anak tuna grahita, salah satu srategi yang digunakan untuk melatih ketrampilan motorik halus anak tuna grahita agar mampu menggerakkan jari jari tangannya adalah dengan memberikan latihan ketrampilan kolase. Tindakan yang dilakukan dalam meningkatkan kemampuan motorik halus pada siswa dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes yang diukur dengan instrument tes yang sudah ditentukan. Siswa melakukan kegiatan kegiatan berdasarkan instrument dan peneliti mengamati sambil mencatat hasil yang diperoleh siswa. Kegiatan yang dilakukan siswa dalam latihan ini dimulai dengan kegiatan pelemasan jari jari tangannya seperti; memegang, menggenggam, menjimpit, mewarnai, mengelem dan menempel pecahah kulit telur pada bidang gambar yang sudah disediakan sehingga menjadi sebuah gambar yang menarik. Peneliti mencatat, mengambil tindakan dan merefleksi hasil kegiatan yang dilakukan siswa yaitu mengerjakan ketrampilan kolase, dan pada akhirnya mengambil kesimpulan atas apa yang telah dicapai siswa. Berdasarkan perencanaan, pengamatan, pencatatan, tindakan, refleksi dan kesimpulan yang diambil peneliti, diperoleh hasil bahwa kolase terbukti bisa meningkatkan kemampuan motorik halus siswa kelas II SLB C Shanti Yoga Klaten. 16

33 Pembelajaran untuk latihan ketrampilan motorik halus pada siswa tuna grahita ringan kelas II SLB C Shanti Yoga Klaten dapat digambarkan sebagai berikut: Kondisi Awal Gerak motorik halus pada jari jari tangan siswa tunagrahita ringan kelas II SLB C Tindakan Guru memberikan ketrampilan kolase Kondisi Akhir Gerak motorik halus pada jari jari tangan siswa tunagrahita kelas II SLB-C Shanti Yoga Meningkat Berdasarkan skema yang digambarkan dia atas dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita ringan yang mengalami hambatan motorik halus terutama pada jari jari tangannya, jika dilatih dengan ketrampilan kolase menggunakan media gambar yang ditempeli pecahan pecahan kulit telur yang diberi warna akan mengalami peningkatan. 17

34 C. Perumusan Hipotesis Tindakan Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut : Ketrampilan kolase dapat meningkatkan gerak motorik halus pada jari jari tangan anak tuna grahita ringan kelas II SLB C Shanti Yoga Klaten. 18

35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa Tuna grahita/ SLB C Shanti Yoga Klaten, khususnya di kelas II C tuna grahita ringan yang merupakan tempat dimana subyek penelitian mengikuti proses belajar mengajar, terletak di jalan Merapi IA Klaten dengan pertimbangan (1) penelitian bisa dilakukan setiap saat atau setiap hari pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar, (2) Karena dilakukan pada saat proses belajar mengajar, maka tidak memerlukan waktu khusus sehingga bisa menghemat biaya dan waktu. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan yaitu bulan Maret sampai dengan bulan Juli tahun Jadwal kegiatan penelitian terlampir. B. Subyek Penelitian Pengertian subyek penelitan adalah orang, benda atau hal yang melekat pada variable penelitian dan yang ingin dikaji untuk diteliti oleh peneliti (Suharsimi Arikunto 2006:10), dalam subyek penelitian ini adalah siswa tuna grahita ringan yang mengalami gangguan motorik halus di kelas II SLB C Shanti Yoga yang berjumlah siswa, 2 laki laki dan 2 perempuan. Berdasarkan pengertian subyek di atas maka dalam penelitian ini yang menjadi subyek adalah anak tuna grahita ringan kelas II SDLB yang mengalami gangguan motorik, tidak mengalami ketunaan ganda dan aktif berangkat sekolah. C. Data Dan Sumber Data Sumber data adalah benda, hal atau tempat peneliti dapat mengamati, membaca, atau bertanya tentang data ( Suharsimi Arikunto, 1989 : 109 ). Yang menjadi sumber data pada penelitian ini adalah orang orang yang ada hubungannya dengan subyek penelitian commit to secara user langsung, sehingga diharapkan 19

36 dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi subyek penelitian Orang orang ini disebut informan, adapun arti dari informan menurut ( Lexy Moleong, 1989 : 90 ) adalah orang orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Adapun yang menjadi sumber data pada penelitian ini adalah : 1. Informan sebagai sumber data utama diantaranya : a. Guru kelas yang sekaligus bertindak sebagai peneliti b. Siswa tuna grahita ringan kelas II SLB C Shanti Yoga Klaten c. Orang tua 2. Informan sebagai data pendukung a. Kepala sekolah b. Teman teman subyek penelitian di sekolah c. Teman sejawat yang bertindak sebagai observer. D. Teknik Pengumpulan Data Tehnik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas dengan pengamatan atau observasi, tes, dokumen dan materi check list yang secara singkat sebagai berikut : 1.Observasi atau Pengamatan a. Pengertian Observasi merupakan kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera ( Suharsimi Arikunto,199:12 Menurut Mastur A.W.(1989:5) observasi adalah Aktivitas yang dilakukan secara sistematis, dan dengan disengaja, dengan menggunakan alat indera (terutama mata)terhadap kejadian-kejadianyang langsung ditangkap pada waktu kejadian itu terjadi. Menurut Sutrisno Hadi (2000:16) Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena fenomena yang diselidiki. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan commit cara to mengadakan user evaluasi dengan jalan 20

37 pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis, logis dan rasional mengenai fenomena fenomena yang teliti. b. Macam macam observasi Observasi dapat diklasifikasikan berdasarkan jenisnya. Menurut Winarno Surakhmad (1989:6) macam macam observasi dibedakan menjadi dua yaitu Teknik observasi langsung adalah teknik pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala gejala subyek yang diselidiki, sedangkan teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap gejala gejala subyek yang diselidiki dengan penggunaan sebuah alat. Menurut Sutrisno Hadi (2000:18) macam macam observasi antara lain : (1) Observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi obyek yang diteliti. (2) Observasi non partisipan, yaitu observasi yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap obyek yang diteliti. Menurut pendapat di atas dapat disimpukan bahwa jmacam macam observasi adalah sebagai berikut: (1) Observasi partisipan (2) Observasi non partisipan Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik observasi partisipan, dimana peneliti terlibat langsung dan ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh subyek penelitian. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data atau informasi yang lengkap, mendalam dan terinci. Untuk itu agar penelitian sesuai dengan tujuan penelitian, maka peneliti lebih dulu menentukan dan mengetahui dan menentukan apa apa yang harus diobservasi dan jenis fenomena apa yang perlu dicatat, sehingga apa yang diamati oleh peneliti hanya terfokus pada tujuan penelitian dan tidak meluas. Adapun data yang ingin diperoleh dari observasi ini adalah Pelaksanaan / pembelajaran guru dalam melatih ketrampilan motorik halus Pelaksanaan penilaian pengamatan menggunakan skor sebagai berikut: Skor 1: belum dapat, walaupun telah dibantu dan hasilnya tidak sesuai kriteria Skor 2: dapat, dengan bantuan tetapi hasilnya tidak sesuai kriteria Skor : dapat tanpa bantuan, hasilnya commit tidak to sesuai user kriteria 21

38 Skor : dapat, dengan bantuan hasilnya sesuai kriteria Skor 5: dapat, tanpa batuan hasinya sesuai criteria Keterangan Kriteria Skor Penilaian : Skor 1 50 ( Baik Sekali / BS ) Skor 1 0 ( Baik / B ) Skor 21 0 ( Cukup / C ) Skor ( Kurang ) Skor 1 10 ( Kurang Sekali / KS ) 2. Tes 1.Tes a. Pengertian Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yang berbentuk tes. Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil peningkatan yang diperoleh dalam pemberian tindakan. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:129) tes adalah suatu cara yang digunakan untuk mengukurkemampuan siswa, salah satunya adalah tes tertulis, dalam hal ini tes yang digunakan adalah untuk mengetahui kemampuan awal motorik halus anak. Sedangkan menurut Anas Sudijono (2005:66) Tes adalah Alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan tes adalah suatu teknik atau cara dalam rangka pengukuran atau penilaian yang didalamnya terdapat sejumlah pertanyaan / latihan diberikan kepada testee untuk mengetahui atau mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok dengan cara yang sudah ditentukan. Tes dapat digolongkan berdasarkan sudut pandang tertentu. Menurut Anas Sudijono (2005:7-7), bahwa penggolongan tes berdasarkan aspek psikis yang ingin diungkap adalah sebagai berikut: 1) Tes intelegensi yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang. 22

39 2) Tes kemampuan yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh testee. ) Tes sikap yaitu salah satu jenis tes yang dipergunakan untuk mengungkap predisposisi atau kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu respon tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu maupun obyek obyek tertentu. ) Tes kepribadian yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan mengungkap cirri cirri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya bersifat lahiriah, seperti gaya bicara, cara berpakaian, nada suara,hobi atau kesenangan dan lain lain. 5) Tes hasil belajar yaitu tes yang biasa digunakan untuk mengungkap tingkat pencapaian atau prestasi belajar. Menurut Anas Sudijono (2005:7),Bahwa penggolongan tes dilihat dari segi banyaknya orang yang mengikuti tes adalah sebagai berikut : 1).Tes individual yaitu tes dimana tester berhadapan dengan satu orang teste saja. 2) Tes kelompok yaitu tes dimana tester berhadapan dengan lebih dari satu orang teste. Menurut Anas Sudijono (2005:75), bahwa penggolongan tes dilihat dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara member jawaban adalah sebagai berikut: 1) Tes tertulis yaitu tes dimana tester dalam mengajukan butir butir pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan teste memberikan jawabannya juga secara tertulis. 2) Tes lisan yaitu tes yang dipergunakan untuk mengukur taraf kompetensi yang bersifat ketrampilan (psikomotorik), dimana penilaiannya dilakukan terhadap proses penyelesaian tugas dan hasil akhir yang dicapai teste setelah melaksanakan tugas tersebut. Berdasarkan pendapat diatas makadapat disimpulkan bahwa tes untuk mengukur kemampuan teste ada tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan. Peneliti menggunakan tes performance atau tes perbuatan tujuannya untuk mengetahui kemampuan motorik halus subyek dengan kegiatan ketrampilan kolase.tes perbuatan dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kemampuan siswa dalam menggunakan jari jari tangannya dalam melakukan latihan motorik halus dengan ketrampilan kolase. Tes dilaksanakan sebelum dan sesudah tindakan. Pelaksanaan tes commit dilakukan to user pada saat penelitian dilaksanakan 2

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil atau halus, gerakan ini menuntut koordinasi mata, tangan dan kemampuan pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan activities otot-otot kecil atau halus, gerakan ini menuntut koordinasi mata,tangan dan kemampuan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA BOLA DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BANGUN RUANG SISWA KELAS I TUNAGRAHITA SLB NEGERI KENDAL TAHUN 2009 / 2010

PENGGUNAAN MEDIA BOLA DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BANGUN RUANG SISWA KELAS I TUNAGRAHITA SLB NEGERI KENDAL TAHUN 2009 / 2010 PENGGUNAAN MEDIA BOLA DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BANGUN RUANG SISWA KELAS I TUNAGRAHITA SLB NEGERI KENDAL TAHUN 2009 / 2010 SKRIPSI Oleh SUDILAH NIM :X5108529 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN

PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI CERITA PENDEK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V DI SLB-ABC PUTRA MANUNGGAL TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata motor digunakan sebagai istilah merujuk pada hal, keadaan, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata motor digunakan sebagai istilah merujuk pada hal, keadaan, dan 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Defininisi Kemampuan Motorik halus Kata motor digunakan sebagai istilah merujuk pada hal, keadaan, dan kegiatan yang melibatkan otot- otot dan gerakan-gerakannya, juga kelenjar-

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR SISWA KELAS PERSIAPAN TUNARUNGU WICARA SLBN KENDAL TAHUN 2009 / 2010

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR SISWA KELAS PERSIAPAN TUNARUNGU WICARA SLBN KENDAL TAHUN 2009 / 2010 PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR SISWA KELAS PERSIAPAN TUNARUNGU WICARA SLBN KENDAL TAHUN 2009 / 2010 SKRIPSI Oleh SUHARDIYANA NIM : X5108532 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA FLASHCARD PADA ANAK AUTIS KELAS I DI SLB AUTIS ALAMANDA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA FLASHCARD PADA ANAK AUTIS KELAS I DI SLB AUTIS ALAMANDA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA FLASHCARD PADA ANAK AUTIS KELAS I DI SLB AUTIS ALAMANDA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Skripsi Oleh : TRI RETNO HASTUTI NIM : X5212229 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan dari anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan dari anak-anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan dari anak-anak normal pada umumnya. Salah satunya

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION

PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA PRESENTASI POWER POINT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS IV SDLB BINA PUTRA SALATIGA SEMESTER II TAHUN

Lebih terperinci

Disusun Oleh: ENDANG HARIYANTI X

Disusun Oleh: ENDANG HARIYANTI X UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KOSA KATA MELALUI MEDIA GAMBAR DAN KARTU KATA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III SDLB SARTIKA NGAWEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG WAKTU PADA JAM

PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG WAKTU PADA JAM PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG WAKTU PADA JAM DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI SIMULASI PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV SEMESTER I SLB NEGERI KENDAL TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: SUNARYO NIM

Lebih terperinci

AGUS WURYANTO NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

AGUS WURYANTO NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SENSOMOTORIK MELALUI PEMBELAJARAN OLAHRAGA KESEHATAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KELAS III SEMESTER I SLB/C YPCM BANYUDONO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 S K R I P S I Oleh:

Lebih terperinci

S K R I P S I. Oleh: Slamet Utomo NIM. X

S K R I P S I. Oleh: Slamet Utomo NIM. X PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KETERAMPILAN KOLASE PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS I SEMESTER I DI SLB BC BINADSIH KARANGANOM KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 S K R I P S I Oleh: Slamet Utomo

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI.

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh : M A R Y U N I NIM: X.5107549 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA

Lebih terperinci

: JUMADILAH NIM. X

: JUMADILAH NIM. X PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS SEBAGAI PERSIAPAN MENULIS PERMULAAN MELALUI KETERAMPILAN KOLASE PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 1 DI SLB NEGERI SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Skripsi Oleh : JUMADILAH

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN BINA DIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK TUNAGRAHITA KELAS III SLB-C BINA TARUNA MANISRENGGO KLATEN TAHUN PELAJARAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN BINA DIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK TUNAGRAHITA KELAS III SLB-C BINA TARUNA MANISRENGGO KLATEN TAHUN PELAJARAN PENERAPAN PEMBELAJARAN BINA DIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK TUNAGRAHITA KELAS III SLB-C BINA TARUNA MANISRENGGO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SKRIPSI Disusun Oleh ; ENDARYATI X 5107522 FAKULTAS

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI MEMBILANG BENDA 1-10 MELALUI MEDIA GRAFIS PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS DASAR II SEMESTER I DI SLB BC BINADSIH KARANGANOM KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA MAGNIT MELALUI ALAT PERAGA KIT IPA BAGI SISWA TUNADAKSA KELAS V SEMESTER II SLB/D YPAC SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: Sri Rahayuningsih

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEDIA ALAM SEKITAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEDIA ALAM SEKITAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEDIA ALAM SEKITAR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SISWA TUNADAKSA KELAS III SDLB YPAC SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: WARJIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudah bosan, sulit memecahkan suatu masalah dan mengikuti pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. mudah bosan, sulit memecahkan suatu masalah dan mengikuti pelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus salah satu tujuannya adalah agar anak dapat mengurus diri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain. Agar dapat mengurus

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA TUNA RUNGU WICARA KELAS I SLB ABCD YPALB CEPOGO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA TUNA RUNGU WICARA KELAS I SLB ABCD YPALB CEPOGO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA TUNA RUNGU WICARA KELAS I SLB ABCD YPALB CEPOGO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Skripsi Oleh : Etik Masfufah NIM: X.5107526 FAKULTAS

Lebih terperinci

HIMAWAN SEMARANG PADA SEMESTER 2 TAHUN

HIMAWAN SEMARANG PADA SEMESTER 2 TAHUN PENGGUNAAN ALAT PERAGA MODEL BANGUN DATAR DENGAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDLB C Hj. SOEMIYATI HIMAWAN SEMARANG

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : JUMAKIR NIM : X

SKRIPSI. Oleh : JUMAKIR NIM : X PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA FLASH CARD BAGI SISWA KELAS V C 1 SDLB KALIWUNGU KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 SKRIPSI Oleh : JUMAKIR

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS III SDN 1 KROBOKAN JUWANGI BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: Antonius Hari Suharto X7109126 FAKULTAS

Lebih terperinci

: SRI SUWANTI NIM: X

: SRI SUWANTI NIM: X PENERAPAN PROGRAM REMEDIAL PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN PENDEKATAN MULTISENSORI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PADA SISWA TUNA GRAHITA KELAS IV DI SLB ABCD YSD POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PENYIMPULAN PESAN MIND MAP PADA SISWA KELAS XII SEMESTER II DI SLBC YAKUT PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PENYIMPULAN PESAN MIND MAP PADA SISWA KELAS XII SEMESTER II DI SLBC YAKUT PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PENYIMPULAN PESAN PIDATO PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MIND MAP PADA SISWA KELAS XII SEMESTER II DI SLBC YAKUT PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CERITA MELALUI MEDIA ANIMASI BAGI SISWA KELAS VI SDLB C SWADAYA SEMARANG TAHUN 2013

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CERITA MELALUI MEDIA ANIMASI BAGI SISWA KELAS VI SDLB C SWADAYA SEMARANG TAHUN 2013 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CERITA MELALUI MEDIA ANIMASI BAGI SISWA KELAS VI SDLB C SWADAYA SEMARANG TAHUN 2013 SKRIPSI oleh: SUNARNI NIM: X5212224 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Theresia Widyastuti

SKRIPSI. Oleh : Theresia Widyastuti PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEKNIK PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH PADA SISWA TUNA GRAHITA KELAS III SLB-C YPALB KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SKRIPSI Oleh : Theresia Widyastuti

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KEMASAN I KECAMATAN SERENGAN KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : SITI RASYIDAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI nomor 22 dan 23 tahun 2006.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI nomor 22 dan 23 tahun 2006. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan adanya Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional RI dan Peraturan Pemerintah RI No 19 tahun 2005, dapat ditetapkan dengan Permendiknas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh DALIMIN X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Nopember 2013.

SKRIPSI. Oleh DALIMIN X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Nopember 2013. PENGGUNAAN ALAT PERAGA SEMPOA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN KELAS IV TUNAGRAHITA SEDANG DI SDLB DAWE KUDUS SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh DALIMIN

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DENGAN METODE SETS ( SCIENCE, ENVIRONMET, TECHNOLOGY AND SOCIETY) PADA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI KARANGPANDAN TAHUN 2011/2012 (Penelitian Tindakan Kelas)

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE INVENTORI MEMBACA INFORMAL BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS II PADA SEMESTER 1 SLB N KENDAL TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: SUMINAH X5211211 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

SKRIPSI MUHDI NIM. X

SKRIPSI MUHDI NIM. X PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA PERMULAAN MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PIAS-PIAS KATA PADA SISWA KELAS D2 SLB-C YPAALB PRAMBANAN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009 SKRIPSI MUHDI NIM. X5107556 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN METODE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03 BULU SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: PRIHATIN NURUL ASLAMIN K7109152 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA POP UP BOOK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS II SDN 1 WONOHARJO KEMUSU BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN MEDIA POP UP BOOK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS II SDN 1 WONOHARJO KEMUSU BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014 PENERAPAN MEDIA POP UP BOOK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS II SDN 1 WONOHARJO KEMUSU BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : DESTA SETYAWAN K7110037 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MATEMATIKA DENGAN KARTU BILANGAN TERHADAP SISWA TUNARUNGU KELAS 1 SEMESTER I DI SLB N KENDAL TAHUN 2012/2013

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MATEMATIKA DENGAN KARTU BILANGAN TERHADAP SISWA TUNARUNGU KELAS 1 SEMESTER I DI SLB N KENDAL TAHUN 2012/2013 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MATEMATIKA DENGAN KARTU BILANGAN TERHADAP SISWA TUNARUNGU KELAS 1 SEMESTER I DI SLB N KENDAL TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: MURGIYANTO X5211207 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh : Atut Yuliarni NIM : X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2015

SKRIPSI. Disusun Oleh : Atut Yuliarni NIM : X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2015 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUASAAN KOSA KATA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GAMBAR DAN KARTU KATA PADA SISWA KELAS II SEMESTER II TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB NEGERI BANJARNEGARA

Lebih terperinci

: TRI ESTU HAYUNINGTYAS X

: TRI ESTU HAYUNINGTYAS X PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBEDAKAN BANGUN DATAR MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS V SLB C IMMANUEL TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : TRI ESTU HAYUNINGTYAS

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENERAPAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGGAMBAR BENTUK PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA KELAS VIIA DI SMP ABDI NEGARA 2 PADAMARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Mohamad Irwan NIM. X3211013

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS DUA BANGUN DATAR SEDERHANA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA REALIA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS VI SLB ABC GIRI WIYATA DARMA WONOGIRI TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI PETORAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI OLEH:

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: WAHYU DWIANA SAFITRI X

SKRIPSI. Oleh: WAHYU DWIANA SAFITRI X PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL PADA SISWA LAMBAN BELAJAR KELAS IV SD PURBA ADHI SUTA PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM.

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM. 1 PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM Effi Kumala Sari ABSTRAK Perkembangan Motorik Halus anak di Taman Kanak-kanak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Aktivitas kehidupan sehari-hari tidak akan terlepas dari hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan tangan, hal itu menunjukkan betapa pentingnya perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggarannya pendidikan di Indonesia telah dijamin seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa : Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PENJUMLAHAN MELALUI MEDIA PERMAINAN KARTU BILANGAN BAGI ANAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PENJUMLAHAN MELALUI MEDIA PERMAINAN KARTU BILANGAN BAGI ANAK PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PENJUMLAHAN MELALUI MEDIA PERMAINAN KARTU BILANGAN BAGI ANAK TUNA GRAHITA RINGAN KELAS VI SEMESTER II SDLB NEGERI KALIWUNGU KUDUS TAHUN 2012 / 2013 Skripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di TK Marhamah Hasanah yang terletak di Jl. Terusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di TK Marhamah Hasanah yang terletak di Jl. Terusan 54 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di TK Marhamah Hasanah yang terletak di Jl. Terusan Kopo No. 301 kecamatan Margahayu kabupaten Bandung. Subjek dalam

Lebih terperinci

MOZAIK SEBAGAI MEDIA PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 1 SDLB-C SLB NEGERI 2 YOGYAKARTA SKRIPSI

MOZAIK SEBAGAI MEDIA PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 1 SDLB-C SLB NEGERI 2 YOGYAKARTA SKRIPSI MOZAIK SEBAGAI MEDIA PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 1 SDLB-C SLB NEGERI 2 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU RAODATUL MUNAWARA 1 ABSTRAK Masalah dalam tulisan ini adalah apakah ada hubungan kegiatan montase dengan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SUHU DAN KALOR SKRIPSI OLEH : FRISKA AMBARWATI K2311029 FAKULTAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : AULIA DIAN PERTIWI K

SKRIPSI. Oleh : AULIA DIAN PERTIWI K PENGARUH PENGGUNAAN PERMAINAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN MENULIS KATA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IX SLB C SETYA DARMA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012-2013 SKRIPSI Oleh : AULIA

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas III SD Negeri 03 Tunggulrejo Kecamatan Jumantono kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011)

Lebih terperinci

THE EFFECT OF EGGSHELL MOSAIC TRAINING TOWARD FINE MOTOR SKILLS OF CHILDREN WITH INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITY (IDD)

THE EFFECT OF EGGSHELL MOSAIC TRAINING TOWARD FINE MOTOR SKILLS OF CHILDREN WITH INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITY (IDD) THE EFFECT OF EGGSHELL MOSAIC TRAINING TOWARD FINE MOTOR SKILLS OF CHILDREN WITH INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITY (IDD) (Pengaruh Penggunaan Mozaik Kulit Telur Terhadap Kemampuan Motorik Halus

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR HEADSTAND DALAM SENAM LANTAI PADA SISWA KELAS V MI NEGERI MULUR KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Anak Tunagrahita Sedang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Anak Tunagrahita Sedang BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Anak Tunagrahita Sedang 1. Pengertian Anak Tunagrahita Sedang Anak tunagrahita sedang biasa disebut dengan anak mampu latih, artinya anak masih mampu dilatih keterampilan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN BASA KRAMA ALUS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PURWOSARI WONOGIRI

PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN BASA KRAMA ALUS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PURWOSARI WONOGIRI PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN BASA KRAMA ALUS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PURWOSARI WONOGIRI TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: TRI WIRATNA K7109190

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS 5 SDN KARANGASEM IV NO. 204 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH: SETYARI HERLIA

Lebih terperinci

Oleh : ADITYA WEGA PRIMANDIKA NIM. K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Oleh : ADITYA WEGA PRIMANDIKA NIM. K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PENERAPAN MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA KELAS XI IPS 4SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 Oleh : ADITYA WEGA PRIMANDIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada umumnya adalah upaya membantu peserta. didik dalam merealisasikan berbagai potensi atau kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada umumnya adalah upaya membantu peserta. didik dalam merealisasikan berbagai potensi atau kemampuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan pada umumnya adalah upaya membantu peserta didik dalam merealisasikan berbagai potensi atau kemampuan yang dimilikinya secara optimal. Salah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : GIRI WIARTO K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juni 2013.

SKRIPSI. Oleh : GIRI WIARTO K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juni 2013. PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : GIRI WIARTO

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI MENGELOMPOKKAN BANGUN DATAR SEDERHANA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS D1/C1 SLB NEGERI SALATIGA SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan anak bermain mempunyai arti yang penting. Bermain merupakan ciri khas anak. Bermain akan menghilangkan kejenuhan anak dan membuat anak menemukan kesenangan,

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM IRAMA TANPA ALAT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM IRAMA TANPA ALAT UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM IRAMA TANPA ALAT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA PESERTA DIDIK KELAS VII F SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Amy Mukaromatun L K

SKRIPSI. Oleh: Amy Mukaromatun L K PENERAPAN MODEL KREATIF-PRODUKTIF DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MATERI SUHU, KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN 2015/2016 SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO : Komunikasi adalah cara atau fasilitas penting yang wajib kita lakukan kapanpun,

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO : Komunikasi adalah cara atau fasilitas penting yang wajib kita lakukan kapanpun, MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO : Komunikasi adalah cara atau fasilitas penting yang wajib kita lakukan kapanpun, di manapun dan dengan siapapun. Terutama disaat ada masalah, ataupun untuk mencegah biar tidak

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR ILUSTRASI

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR ILUSTRASI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR ILUSTRASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SABRANGLOR No. 78 JEBRES SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : NOVA

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBUTSIR DENGAN MENGGUNAKAN PLAYDOUGH DI PAUD KAMBOJA KOTA GORONTALO JURNAL OLEH

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBUTSIR DENGAN MENGGUNAKAN PLAYDOUGH DI PAUD KAMBOJA KOTA GORONTALO JURNAL OLEH MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBUTSIR DENGAN MENGGUNAKAN PLAYDOUGH DI PAUD KAMBOJA KOTA GORONTALO JURNAL OLEH NINING DENGO NIM : 153 411 097 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X7 SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 o l e h: MIKE DEVY PERMATASARI K8409039

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN, PENGURANGAN, DAN HASIL BELAJAR TENTANG OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN SODAKOM PADA SISWA KELAS III SDN 01 GEBYOG, MOJOGEDANG, KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: WIDHI ASTUTI K

SKRIPSI. Oleh: WIDHI ASTUTI K PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN PERKALIAN PADA SISWA KELAS V SLB-C SETYA DARMA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: WIDHI ASTUTI

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBUATGARIS TEGAK, DATAR, MIRING, LENGKUNG DENGAN MENGGUNTING MELALUI

NASKAH PUBLIKASI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBUATGARIS TEGAK, DATAR, MIRING, LENGKUNG DENGAN MENGGUNTING MELALUI NASKAH PUBLIKASI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBUATGARIS TEGAK, DATAR, MIRING, LENGKUNG DENGAN MENGGUNTING MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI TUGU 2 CAWAS KLATEN TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN LOMBA MEMINDAHKAN BENDA

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN LOMBA MEMINDAHKAN BENDA PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN LOMBA MEMINDAHKAN BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI CEPAT 60 METER PADA S ISWA KELAS V S D NE GERI 01 PESUCE N KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA KEMBALI

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA KEMBALI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA KEMBALI (PTK pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri Gumpang 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016)

Lebih terperinci

Keywords: ball throwing basic movement, game.

Keywords: ball throwing basic movement, game. THE ATTEMPT OF IMPROVING BALL THROWING BASIC MOVEMENT COMPETENCY BY APPLYING THE GAME LEARNING MODEL IN THE IV GRADERS OF SD MUHAMMADIYAH 6 KAMPUNG SEWU OF JEBRES SUBDISTRICT OF SURAKARTA Siti Ngaliyah

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI Disusun oleh: INDAH WAHYU NINGRUM K7109103 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

SKRIPSI Oleh : DARYANTI NIM : X

SKRIPSI Oleh : DARYANTI NIM : X PENERAPAN METODE CERITA BERGAMBARUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS III DI SDLB C1 WIDYA BHAKTI SEMARANG SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh : DARYANTI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai dari tanggal 8 april 2011 hingga 30 april Dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai dari tanggal 8 april 2011 hingga 30 april Dengan 75 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dimulai dari tanggal 8 april 2011 hingga 30 april 2011. Dengan subjek 5 anak, tidak ada kelompok kontrol karena polpulasi hanya

Lebih terperinci

Oleh : AYUB RIDWAN SYAH K

Oleh : AYUB RIDWAN SYAH K UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MERODA SENAM LANTAI MELALUI PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL DAN TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS XI 1 SMK NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 Oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami masalah dalam belajar,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami masalah dalam belajar, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami masalah dalam belajar, hanya saja masalah tersebut ada yang ringan dan ada juga yang masalah pembelajarannya

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMUKUL BOLA KASTI

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMUKUL BOLA KASTI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMUKUL BOLA KASTI MELALUI MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SELOGIRI KEC. KARANGGAYAM KAB. KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI GULING BELAKANG PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANG SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: SUTOMO NIM.

Lebih terperinci

Artikel Publikasi Ilmiah, Diajukan Sebagai salah satu persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

Artikel Publikasi Ilmiah, Diajukan Sebagai salah satu persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE DENGAN BAHAN BEKAS PADA ANAK KELOMPOK B TK BA AISYIYAH BLANCERAN KLATEN TAHUN AJARAN 2014/2015 Artikel Publikasi Ilmiah, Diajukan Sebagai salah

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A Indah Putri Murdhani Nurul Khotimah PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai

Lebih terperinci

XI MIA 2 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

XI MIA 2 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DENGAN METODE PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BERMAIN KASTI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BERMAIN KASTI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BERMAIN KASTI MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PAJANG II NO. 171 LAWEYAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : JOSEP SAPUTRA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan sebagai salah satu aspek dalam meningkatkan sumber daya manusia yang terus diperbaiki dan direnovasi dari segala aspek. Pendidikan sebagai tempat pertumbuhan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MODEL GROUP INVESTIGATION

PEMBELAJARAN MODEL GROUP INVESTIGATION PEMBELAJARAN MODEL GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS LEARNING COMMUNITY DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP SOSIAL SISWA KELAS X 1 SMA N 3 BOYOLALI SKRIPSI

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA PICTORIAL RIDDLE

PENERAPAN MEDIA PICTORIAL RIDDLE PENERAPAN MEDIA PICTORIAL RIDDLE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA SMA NEGERI 1 PONOROGO KELAS X-8 PADA MATERI OPTIKA TAHUN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : UMARYANI NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user

SKRIPSI. Oleh : UMARYANI NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SAMBUNG MELALUI PENDEKATAN LATIHAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 SIRANGKANG KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI Oleh : UMARYANI NIM: X4711255 FAKULTAS

Lebih terperinci

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Bahasa Indonesia. Oleh: Wisnu Nugroho Aji S

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Bahasa Indonesia. Oleh: Wisnu Nugroho Aji S Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi dengan Metode Inquiry Discovery Learning dan Penggunaan Media Video pada Siswa Kelas VII G SMP Negeri 3 Colomadu TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: K

SKRIPSI. Oleh: K PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA DENGAN MEDIA FLASH CARD AKSARA JAWA PADAA ANAK TUNALARAS KELAS III SLB E BHINA PUTERA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: RISNA PRIMANINGTYAS

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN SOAL CERITA DALAM MATEMATIKA KELAS III SDN MOJOREJO 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa: BAB I PENDAHULUAN PENGARUH PERMAINAN RABA RASA (TACTILE PLAY) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI (Penelitian Pre Eksperimen di TK PGRI Parungponteng Kecamatan Parungponteng Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata rata. Tuna

BAB I PENDAHULUAN. anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata rata. Tuna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuna grahita Ringan adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata rata. Tuna grahita adalah kata lain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif dengan desain PTK. Peneliti memilih penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif dengan desain PTK. Peneliti memilih penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Berdasarkan jenisnya, penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian kualitatif dengan desain PTK. Peneliti memilih penelitian yang dimaksudkan

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH LIES ROOSNA WARDHANY X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2014 commit to user

SKRIPSI OLEH LIES ROOSNA WARDHANY X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2014 commit to user UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI I GARUNG KABUPATEN WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI OLEH LIES ROOSNA WARDHANY X4712562 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR FOREHAND

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR FOREHAND PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR FOREHAND DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SDN KUMESU 03 TAHUN 2013/2014 SKRIPSI oleh : ARIS PURWANTO NIM

Lebih terperinci