Modul Perkuliahan X Ekonomi Politik Media
|
|
- Hamdani Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Modul ke: 11 Modul Perkuliahan X Ekonomi Politik Media Ekonomi Industri Media Radio Fakultas PASCA SARJANA Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., PhD Program Studi Magister Ilmu Komunikasi
2 Judul Sub Bahasan 1. Sejarah singkat industri radio 2. Pasar media radio 3. Kompetisi industri radio 4. Kepemilikan radio siaran 5. Masa depan industri radio siaran
3 Sejarah Singkat Kelayakan teknis dari komunikasi radio ditunjukkan pada tahun 1899 oleh penemu Italia Guglielmo (William) Marconi. Dia menunjukkan bahwa sebuah kapal di laut bisa mengirim dan menerima kode Morse (telegraf) sinyal dari sebuah situs di pantai. Marconi menciptakan sebuah perusahaan, Marconi Wireless, di London untuk kemungkinan mengembangkan secara komersial penemuannya. Namun ada perusahaan lain yang lebih terbentuk di tempat lain yang akan terbukti menjadi pesaing yang lebih efektif di bidang dari Marconi Wireless.
4 Di Jerman pada tahun 1904 para pemimpin utama dari manufaktur peralatan listrik, Siemens dan AEG (Allgemeine Electricitat Gesellschaft), membentuk perusahaan joint-venture Telefunken untuk mengembangkan teknologi komunikasi nirkabel. Untuk Amerika generasi baru sulit untuk menyadari bahwa di akhir abad kesembilan belas bahwa Amerika Serikat bukanlah pemimpin utama dalam teknologi. Jerman-lah yang menemukan industri manufaktur peralatan kimia dan listrik. Mesin pembakaran internal diciptakan tidak di Detroit atau di mana pun di Amerika melainkan oleh Otto di Jerman. Perusahaan mobil pertama juga adalah Daimler di Jerman. Ketika pemerintah AS menyita pabrik aspirin Bayer di New York selama Perang Dunia I itu menemukan bahwa tidak bisa menemukan pribadi Amerika untuk mengoperasikannya dan harus bergantung pada teknisi Jerman.
5 Kemunculan radio sebagai unit usaha besar yang penuh oersaingan mulai terjadi pada 1920 dengan berdirinya radio KDKA. Awalnya radio ini hanya meliput pemilihan presiden. Sumber keuntungannya bukan dari iklan, namun dari pengjualan radioradio di masyarakat. Program radio yang disponsori mulai diudarakan oleh stasiun WEAF pada Sejak itulah, radio mulai menayangkan iklan dan menjadikan iklan sebagai sumber pendapatan. Di Indonesia, cikal bakal radio siaran sudah ada sejak masa Prakemerdekaan. Pada 1911, fasilitas radio siaran milik angkatan laut mengudara di Sabang. Hingga akhir Perang Dunia Pertama, pemerintah kolonial Belanda melarang individu mendengar siaran radio. Bersamaan dengan mengendurnya pembatasan selama masa perang, para radio amatir mendirikan Masyarakat Radio Batavia yang sejak 1925 mengudara secara regular.
6 Pada 1937, pemerintah Belanda memberikan izin terbatas bagi Perikatan Perkumpulan Radio Ketimuran untuk menyiarkan materi sosial budaya. Di masa pendudukan Jepang, pemerintah Jepang menempatkan seluruh stasiun radio di bawah pengawasan Departemen propadanda dan Informasi, Sendenbu. Pada 11 September 1945, delapan stasiun radio lokal yang sebelumnya berada dalam pengawasan Jepang, mendirikan Radio Republik Indonesia (RRI). Sejak April 1946, RRI berada dalam naungan Departemen Penerangan.
7 Pasar Radio Pasar radio adalah khalayak atau pendengar dan iklan. Radio beroperasi dalam pasar duopoli. Dalam duaopoli satu orang atau satu perusahaan menguasai banyak stasiun radio dalam suatu pasar. Dari sisi pasar ini, di Amerika, radio mencapai masa keemasan (golden age) pada 1940-an. Di Indonesia, masa keemasan radio berlangsung sekitar tahun 1980-an, ketika pemerintah melarang TVRI menayangkan iklan, sehingga iklan beralih ke radio.
8 Setiap pekan, rata-rata lebih dari 225 juta atau 94 persen orang Amerika berusia 12 tahun ke atas mendengarkan radio. Pada harihari kerja antara pukul , 81 persen orang Amerika berusia 12 tahun ke atas mendengarkan radio. Sebagian besar orang Amerika pertama kali mendengar suatu berita melalui radio, terutama di dalam mobil. Namun, berdasarkan sejumlah data, jumlah pendengar radio di Amerika tidak bertambah, bahkan cenderung menurun. Data di atas bahwa 94 persen orang Amerika yang secara rutin mendengarkan radio sesungguhnya merupakan penurunan 1,6 persen dari 95,6 persen pada Data Edision Research (2007) menunjukkan antara tahun 2002 dan 2007, jumlah orang Amerika yang menganggap radio sebagai media utama menurun dari 26 persen menjadi 17 persen.
9 Kecenderungan menurunnya jumlah pendengar radio di Amerika, menurut kalangan industri radio sendiri, diakibatkan oleh meluasnya musik online, ketidakpuasan pendengar dengan program yang tidak imajinatif (unimaginative programming), dan hiperkomersialisme. Hiperkomersialisme ditunjukkan dengan panjangnya durasi iklan yang mencapai 12 menit per jam pada sejumlah stasiun radio.
10 Di Indonesia, antara 1970 dan 1980, jumlah pesawat radio yang digunakan meningkat enam kali lipat. Pada 1970 terdapat 2,5 juta pesawat radio, tahun 1980 ada 15 juta, dan tahun 1994 menjadi 28,8 juta. Lebih dari 3,1 juta radio portable terjual pada 1995 saja, menjadikan Indonesia salah satu pasar terbesar radio. Hingga pertengahan 1990-an, lebih dari setengah juta orang di Jakarta mendengar radio setiap hari. Pada 1994, terdapat sekitar 15 radio untuk 100 orang di Indonesia. Menurut data Roy Morgan Single Source (Oktober 2006-September 2007), radio menjangkau 39,3 persen penduduk Indonesia.
11 Di AS Pada 1929 perolehan iklan radio sebesar 40 juta dolar AS. Antara tahun , revenue dari iklan meningkat dari 40 juta dolar AS menjadi 155 juta dolar AS. Pada 1955 perolehan iklan radio mencapai 500 juta dolar AS. Pada 1969, perolehan iklan radio mencapai 1,2 miliar dolar AS. Menurut data Television Bureau Advertising 2006, dewasa ini iklan radio mencapai 20 miliar dolar AS. Di Indonesia, iklan radio mengalami booming pada 1980-an ketika pemerintah melarang penayangan iklan di TVRI. Belanja iklan media radio selama kurun waktu meningkat secara meyakinkan. Berdasarkan data Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI), pada 1986 belanja iklan radio menjadi Rp 23 miliar, tahun 1996 Rp 230 miliar, tahun 1997 Rp 206 miliar, tahun 1998 Rp 136 miliar, tahun 1999 Rp 187 miliar, tahun 2000 Rp 257 miliar, 2001 Rp 341 miliar, dan tahun 2002 menjadi Rp 658 miliar.
12 Kepemilikan Di AS Jumlah stasiun radio melonjak dari 605 pada tahun 1935 menjadi lebih dari di tahun 1955, dan meningkat lagi menjadi lebih dari pada Dewasa ini terdapat stasiun radio siaran yang beroperasi di seluruh Amerika: stasiun komersial yang beroperasi di gelolmbang AM, 6,266 radio komersial FM, dan radio nonkomersial FM. Di Amerika terdapat sejumlah korporasi pemilik stasiun radio siaran. Clear Channel memiliki stasiun, Cumulus 268 stasiun radio, dan Citadel 243 stasiun radio. Ketiga korporasi mengklaim menguasai 80 persen pendengar Amerika.
13 Konsentrasi kepemilikan ini mengundang kritik dari para pekerja radio maupun para intelektual. Aktivis dan intelektual media Robert McChesney menyebut konsentrasi kepemilikan sudah merusak radio. McChesney menyatakan radio telah menjadi mesin pencari keuntungan semata. Di Indonesia, hingga pertengahan 1990-an terdapat sekitar 700 stasiun radio. Banyak pengusaha yang mendirikan stasiun radio. Sejumlah korporasi atau konglomerasi besar menguasai banyak stasiun radio.
14 Kompetisi Stasiun radio tentu berkompetisi dengan sesama stasiun radio. Stasiun radio saling berkompetisi memperebutkan pendengar dan iklan. Di Indonesia, karena begitu banyaknya stasiun radio yang hingga pertengahan 1990-an mencapai 700 stasiun radio kompetisi di antara stasiun radio dalam memperebutkan pendengar dan pengiklan sangatlah ketat. Untuk mengurangi derajat kompetisi, stasiun radio mengukuhkan positioning tersendiri agar berbeda dengan stasiun radio lain.
15 Kompetisi Dengan media lain, stasiun radio terutama berkompetisi dengan televise, sejak pesawat televisii diciptakan. Kehadiran televisi mengakhiri masa keemasan radio. Di Amerika, kehadiran televisi menurunkan penghasilan radio dari iklan hingga 50 persen antara tahun 1945 hingga pertengahan 1950-an. Oleh karena itu, kehadiran televisi membuat orang meramalkan kematian radio (the end of radio). Pesaing radio lainnya datang dari musik online. Di Amerika, musik online menjadi salah satu penyebab turunnya pendapatan iklan radio dari 26 persen menjadi 17 persen antara tahun
16 Regulasi Di Amerika, telah terjadi deregulasi dalam industri radio. Federal Communication Commision (FCC) awalnya membatasi kepemilikan: satu orang atau perusahaan hanya boleh memiliki satu stasiun radio AM dan satu radio FM lokal, serta 7 radio AM dan & radio FM nasional. Telecommunication Act 1996 tidak membatasi kepemilikan stasiun radio. Telecommunication Act 1996 makin mengukuhkan radio sebagai industri. Lebih jauh, telecommunication Act menciptakan sistem duopoli: satu orang atau perusahaan memiliki dan mengatur banyak stasiun radio dalam ssuatu pasar.
17 Di Indonesia, pada 1970, keberadaan radio swasta disahkan, tetapi dengan kewajiban merelai berita RRI. Pada 1976 terbit Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 1976 tentang Radio Siaran Non-pemerintah yang mengatur kriteria kepemilikan (pemilik warganegara Indonesia, tak terlibat PKI, bukan penguus partai), melaksanakan fungsi sosial, tak boleh untuk politik). Pada 1971 lahir Keputusan Menhub tahun 1971 yang memberi kewenangan atas stasiun radio nonpemerintah kepada gubernur dan kopkamtib. Pada tahun yang sama lahir Keputusan Menteri Penerangan tahun 1971 tentang muatan lokal.
18 Undang-undang Penyiaran tahun 1997 menghilangkan pembatasan kepemilikan dan manajemen stasiun radio. Tidak ada larangan eksplisit terhadap mereka yang terlibat komunisme untuk memiliki radio. Tidak ada pula larangan bagi partai politik atau organisasi massa untuk berinvestasi di stasiun radio. Akan tetapi, kepemilikan asing tetap dilarang oleh undang-undang ini. Pasca Orde Baru lahir Undang-undang Penyiaran Nomor 32 tahun 2002 yang mengatur kepemilikan radio, modal, materi atau sisi siaran, frekuensi, dll. Undang-undang Penyiaran menegaskan radio sebagai industri, institusi ekonomi atau institusi komersial.
19 Saat ini industri radio merupakan industri yang mapan, dan punya masa depan yang menjanjikan. Apalagi, ongkos membangun radio siaran relatif murah. Di masa depan mungkin radio tak berbentuk konvensional berupa radio dengan gelombang frekuensi, tetapi berupa radio internet Masa Depan Sebagai media elektronik tertua, industri radio telah beradaptasi terhadap berbagai kekuatan yang mempengaruhi potensi ekonominya. Radio bukan hanya bertahan, tetapi juga makin kuat. Orang, ketika televisi muncul, meramalkan the end of radio. Tetapi, nyatanya radio tetap bertahan. Kelebihan radio membuatnya tak lekang di makan zaman. Radio bersifat personal, lokal, terfragmentasi, terspesialisasi (minimal dalam tataran positioning), serta bersifat mobile. Positioning atau spesialisasi akan mengurangi derajat kompetisi dalam industri radio siaran.
20 Referensi Albarian, Alan B, Media Economics: Understanding Markets, Industries, and Concept, Iowa: Iowa State University Press, Alexander, Alison et.al (ed), Media Economics: Theories and Practice, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publishers, Boediono. Ekonomi Makro, BPFE:Yogyakarta, 1984 Deliarnov, Ekonomi Politik. Erlangga; Jakarta, Didik J. Rachbini. Ekonomi Politik dan Teori Pilihan Publik. Ghalia Indonesia: Bogor, Kansong, Usman. Ekonomi Media : Pengantar Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Ghalia Indonesia Alex Sentosa. Masihkah radio Berjaya?
21 Referensi 8th Annual Video Competition Report. Federal Communications Commission. 14 Jan Hal. 87. Retrieved 29 Mar Federal Communications Commission. 31 Mar Retrieved 26 Apr Kennedy, Sam (4 March 2007). "Cable TV invented in Mahanoy City". The Morning Call (Allentown, PA). Laporan Market Intelligence: Perkembangan Industri TV Berbayar di Tengah Persaingan Ketat. November
22 Terima Kasih Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm
Modul Perkuliahan XIV Ekonomi Politik Media
Modul ke: 14 Modul Perkuliahan XIV Ekonomi Politik Media Ekonomi Industri Periklanan Fakultas PASCA SARJANA Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., PhD Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Judul Sub Bahasan
Lebih terperinciModul Perkuliahan II Ekonomi Politik Media
Modul ke: Modul Perkuliahan II Ekonomi Politik Media 2 PenSumber-Sumber Ekonomi Media dan Pasar Media Fakultas PASCA SARJANA Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., PhD Program Studi Magister Ilmu Komunikasi
Lebih terperinciModul Perkuliahan III Ekonomi Politik Media
Modul ke: 3 Modul Perkuliahan III Ekonomi Politik Media Kepemilikan Media Fakultas PASCA SARJANA Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., PhD Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Judul Sub Bahasan Prinsip,
Lebih terperinciModul Perkuliahan I Ekonomi Politik Media
Modul ke: Modul Perkuliahan I Ekonomi Politik Media 1 Pengantar Ekonomi Media Fakultas PASCA SARJANA Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., PhD Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Judul Sub Bahasan
Lebih terperinciModul Perkuliahan VIII Ekonomi Politik Media
Modul ke: 9 Modul Perkuliahan VIII Ekonomi Politik Media Ekonomi Industri Media Televisi Siaran Fakultas PASCA SARJANA Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., PhD Program Studi Magister Ilmu Komunikasi
Lebih terperinciModul Perkuliahan VIII Ekonomi Politik Media
Modul ke: 8 Modul Perkuliahan VIII Ekonomi Politik Media Ekonomi Industri Media Cetak (Surat Kabar) Fakultas PASCA SARJANA Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., PhD Program Studi Magister Ilmu Komunikasi
Lebih terperinciModul Perkuliahan X Ekonomi Politik Media
Modul ke: 10 Modul Perkuliahan X Ekonomi Politik Media Ekonomi Industri Media Televisi Berlangganan Fakultas PASCA SARJANA Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., PhD Program Studi Magister Ilmu Komunikasi
Lebih terperinciSL. Harjanta, S.IP, M.SI
SL. Harjanta, S.IP, M.SI Penyiaran (broadcasting) adalah keseluruhan proses penyampaian siaran yang dimulai dari penyiapan materi produksi, proses produksi, penyiapan bahan siaran, kemudian pemancaran
Lebih terperinciPOLA PENYIARAN SIARAN KEAGAMAAN PADA RADIO BIRAMA INDAH 103,7 FM KABUPATEN ACEH TAMIANG MUHAMMAD ZUHRI WAHYUDI
POLA PENYIARAN SIARAN KEAGAMAAN PADA RADIO BIRAMA INDAH 103,7 FM KABUPATEN ACEH TAMIANG SKRIPSI Diajukan Oleh : MUHAMMAD ZUHRI WAHYUDI Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kita. Menurut Berelson dan Steiner komunikasi adalah penyampaian informasi,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah satu hal yang tidak mungkin bisa lepas dari kehidupan kita. Menurut Berelson dan Steiner komunikasi adalah penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan
Lebih terperinciModul Perkuliahan V Ekonomi Politik Media
Modul ke: 6 Modul Perkuliahan V Ekonomi Politik Media Kritik radikal Atas Media Massa Fakultas PASCA SARJANA Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., PhD Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Judul Sub
Lebih terperinciSejarah radio. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Belum Diperiksa
Sejarah radio Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Sejarah radio adalah sejarah teknologi yang menghasilkan peralatan radio yang menggunakan gelombang radio. Awalnya sinyal
Lebih terperinciBangkitnya Pengembangan Televisi
Televisi Era 1930 Diawali adanya depresi ekonomi di Amerika Periode 1930-1935 banyak muncul gagasan besar mengenai jaringan dibidang broadcasting Penyiaran di 1935-1941 melihat pendapatan radio melonjak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi saat ini menuntut manusia untuk selalu tahu berbagai informasi. Media massa sebagai sarana informasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai jutaan pendengar, namun cara penyampaiannya. ditujukannya pada pendengar secara perorangan, dan komunikasi tersebut
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas penyiaran semata-mata bukan hanya merupakan kegiatan ekonomi, tetapi juga memiliki peran sosial yang tinggi sebagai media komunikasi. Menurut Ben H. Henneke,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1962 adalah TVRI ( Televisi Republik Indonesia). Selama 27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stasiun televisi yang pertama kali muncul di Indonesia yaitu pada tahun 1962 adalah TVRI ( Televisi Republik Indonesia). Selama 27 tahun, sejak berdirinya TVRI penduduk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seperti yang kita ketahui media massa saat ini mengalami perkembangan yang begitu cepat dan pesat. Ditandai dengan bermunculan berbagai macam media massa, baik itu
Lebih terperinciKomisi Penyiaran Indonesia PEDOMAN
Komisi Penyiaran Indonesia PEDOMAN GUGUS TUGAS PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN PEMBERITAAN, PENYIARAN, DAN IKLAN KAMPANYE PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA DAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar belakang Penelitian
PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi yang melahirkan konsekueansi logis bagi dunia penyiaran radio, maka dengan perkembangan daya pikir seorang manusia
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA PERATURAN TENTANG MAHA ESA. non-teknis. Lembaran. Indonesia. Nomor 4252); Tambahan. Nomor 3981); Nomor 4485); Nomor 4566);
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 27 /P/M.KOMINFO/8/2008 TENTANG UJI COBA LAPANGANN PENYELENGGARAAN SIARAN TELEVISI
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 17 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 17 TAHUN 2013
LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 17 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA SALATIGA b. c. bahwa untuk maksud tersebut pada huruf
Lebih terperinciLEMBAGA PENYIARAN. Click to edit Master subtitle style
LEMBAGA PENYIARAN Click to edit Master subtitle style Setiap stasiun penyiaran televisi atau radio tentunya memiliki wadah, dalam menjalankan fungsinya dalam melayani jasa penyiaran lembaga penyiaran televisi
Lebih terperinciKARYA ILMIYAH LINGKUNGAN BISNIS. Nama : Ahmad Hermantiyo NIM :
KARYA ILMIYAH LINGKUNGAN BISNIS Nama : Ahmad Hermantiyo NIM : 10.12.4809 Stimik Amikom Yogyakarta 2010/2011 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu titik terang yang bermula pada suatu kesederhanaan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDIRIAN DAN PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN KOMUNITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga saat ini ada 11 stasiun televisi nasional dan 230 lebih televisi lokal memancarkan siaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Di masa sekarang ini kita dengan mudah dapat menikmati penyiaran radio
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di masa sekarang ini kita dengan mudah dapat menikmati penyiaran radio dan telinga kita dimanjakan melalui bunyi-bunyian dan suara, karena adanya dampak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media massa merupakan alat yang digunakan masyarakat untuk mendapatkan suatu informasi. Di era globalisasi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan informasi
Lebih terperinciPerkembangan Ekspor dan Impor Kalimantan Selatan Bulan Oktober 2017
Perkembangan Ekspor dan Impor Kalimantan Selatan No. 065/11/63/Th. XXI, 15 November Perkembangan Ekspor dan Impor Kalimantan Selatan Ekspor Kalimantan Selatan bulan Oktober Naik 4,24 Persen dan Impor Naik
Lebih terperinciBAB II PENGATURAN TENTANG PENYIARAN DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG UNDANG PENYIARAN NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN
BAB II PENGATURAN TENTANG PENYIARAN DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG UNDANG PENYIARAN NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN A. Peraturan Perundang-Undangan tentang Perizinan Bagi Lembaga Penyiaran Dalam
Lebih terperinciDasar- dasar Penyiaran
Modul ke: Dasar- dasar Penyiaran AMPLITUDO MODULATON FREQUENCY MODULATON CARA KERJA PENERIMA RADIO Fakultas FIKOM Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan Template Modul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaanya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras
Lebih terperinciDAFTAR PM KOMINFO TERKAIT PERIZINAN DAN INVESTASI
DAFTAR PM KOMINFO TERKAIT PERIZINAN DAN INVESTASI No Nomor Regulasi Nama regulasi Status Regulasi Keterkaitan Keterangan I Peraturan Pemerintah I.1 52 Tahun 2000 Penyelenggaraan Telekomunikasi Dalam proses
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daya saing sebuah perusahaan dapat dicapai melalui akumulasi daya saing perusahaan dalam ekonomi global (Hitt et al, 2001). Untuk mencapai hal tersebut, sebuah perusahaan
Lebih terperincib. Zona-2 1) Izin Prinsip (Baru) Per Izin 1,315,000 2) Izin Tetap (Baru) Per tahun 927,000 3) Izin Perpanjangan Per tahun 1,190,000
A. BIAYA IZIN PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK 1. JASA PENYIARAN RADIO 1) Izin Prinsip (Baru) Per Izin 1,460,000 2) Izin Tetap (Baru) Per tahun 1,030,000 3) Izin Perpanjangan Per tahun
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL 2015
BADAN PUSAT STATISTIK No. 48/05/Th. XVIII, 15 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR APRIL MENCAPAI US$13,08 MILIAR Nilai ekspor Indonesia April mencapai US$13,08
Lebih terperinciMENGIDENTIFIKASI PERALATAN Teknologi Informasi dan Komunikasi. tik.com
MENGIDENTIFIKASI PERALATAN Teknologi Informasi dan Komunikasi http://mahir tik.com Telekomunikasi adalah komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan peralatan dan sistem komunikasi yang mentransmisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khalayak selalu berusaha untuk secara berkala menggunakan berbagai media
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti diketahui saat ini penggunaan berbagai jenis media massa mengalami berbagai peningkatan. Tingginya kebutuhan informasi ini membuat khalayak selalu berusaha
Lebih terperinciBERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Perubahan Data. Perizinan Penyiaran. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
No.1017, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Perubahan Data. Perizinan Penyiaran. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Informasi yang cepat dan mampu menjangkau khalayak telah menjadi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi yang cepat dan mampu menjangkau khalayak telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Sementara media televisi merupakan salah satu diantara media massa yang
Lebih terperinciHUKUM & ETIKA PENYIARAN
Modul ke: 03Fakultas Ilmu Komunikasi HUKUM & ETIKA PENYIARAN Perkembangan Hukum Penyiaran di Indonesia Dr (C) Afdal Makkuraga Putra Program Studi Broadcasting Perkembangan Penyiaran dan Hukum Penyiaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. program berita dan hiburan. Televisi menjadi media massa elektronik pilihan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah salah satu media massa elektronik yang bisa menampilkan program berita dan hiburan. Televisi menjadi media massa elektronik pilihan yang paling digemari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat ini dunia berada dalam era globalisasi informasi. Ramalan Marshall McLuhan pada tahun 1960-an bahwa kehidupan dunia akan merupakan suatu kehidupan desa yang mendunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui televisi akan selalu menjadi salah satu yang mudah diterima khalayak. Ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dari berbagai macam media massa yang ada saat ini, televisi merupakan salah satu yang menyita perhatian banyak audiens. Dengan begitu informasi yang disiarkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia saat ini sedang mengalami kemajuan, walaupun perkembangan tersebut dirasakan memiliki ketimpangan atau ketidakseimbangan pada pemerataan pembangunan
Lebih terperinciOleh Ketua KPID Sulsel Makassar, 26 Fabruari 2013
DASAR PEMIKIRAN PENERBITAN SURAT EDARAN KPID SULSEL TTG PENETAPAN HARI-HARI BESAR & AGENDA PUBLIK YANG PENTING DIBUATKAN ILM PADA MEDIA PENYIARAN DI SULAWESI SELATAN Oleh Ketua KPID Sulsel Makassar, 26
Lebih terperinciBISNIS MEDIA: KORPORASI MEDIA DAN KEPENTINGAN PUBLIK
Matakuliah Globalisasi Media Sesi 04 & 05 BISNIS MEDIA: KORPORASI MEDIA DAN KEPENTINGAN PUBLIK 1. Industri Media Kontemporer 2. Dua sisi: Profit dan Kepentingan Publik 3. Perkembangan Regulasi Media 4.
Lebih terperinciModul Perkuliahan VII Ekonomi Politik Media
Modul ke: 7 Modul Perkuliahan VII Ekonomi Politik Media Peta Teori Ekonomi Politik Media Fakultas PASCA SARJANA Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., PhD Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Judul Sub
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER 2011
BADAN PUSAT STATISTIK No. 66/11/Th.XIV, 1 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER MENCAPAI US$17,82 MILIAR Nilai ekspor Indonesia mencapai US$17,82
Lebih terperinciBaru sulit diperoleh, kecuali pada media bawah tanah (underground). Pada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan informasi dan komunikasi dari masa ke masa semakin maju dan berkembang semakin pesat, seiring peran media massa yang tidak hanya sebagai media
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SIKKA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA SIKKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIKKA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA SIKKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIKKA, Menimbang : a. bahwa lembaga penyiaran merupakan
Lebih terperinciMAKALAH KONSEP TEKNOLOGI. Teknologi Antena TV
MAKALAH KONSEP TEKNOLOGI Teknologi Antena TV Disusun oleh: Nama : Irma Nurmuslimah NRP : 11020037 Grup : 3K3 / Kimia Tekstil Dosen : Sajinu A.P., S. Teks., M. T. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL BANDUNG
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan banyak dipercaya oleh masyarakat. Masyarakat dapat melihat dunia tanpa harus keluar rumah,
Lebih terperinciSEJARAH KOMUNIKASI MASSA
Pengajar : Nuria Astagini SEJARAH KOMUNIKASI MASSA SESI-3 KOMUNIKASI MASSA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA 2014 Era Komunikasi Lisan Informasi dan Ilmu pengetahuan disebar luaskan melalui ucapan lisan oleh
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL TELEVISI KABUPATEN SINJAI
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL TELEVISI KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya The Wireless Telegraph Company yang didirikan oleh seorang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia. Dalam kegiatan sehari-harinya manusia tidak lepas dari komunikasi, baik secara verbal maupun secara non
Lebih terperinciPERAN PRODUCTION ASSISTANT PROGRAM 100% AMPUH DI GLOBAL TV
LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA PERAN PRODUCTION ASSISTANT PROGRAM 100% AMPUH DI GLOBAL TV Disusun oleh : Virgo Manggala D1409048 TUGAS AKHIR Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh
Lebih terperinciNo TGL PROGRAM PELANGGARAN TV SANKSI 1 20 Sept Menyiarkan Konvensi Partai Demokrat (15 September 2013) UU Penyiaran: Pasal 14 (1), Pasal 36 (4)
REKAP SANKSI KPI KEPADA LEMBAGA PENYIARAN (TV) TERKAIT PELANGGARAN PROGRAM DI MASA PEMILU 2014 (20 Sept 2013 9 Jul No TGL PROGRAM PELANGGARAN TV SANKSI 1 20 Sept Menyiarkan Konvensi Partai Demokrat (15
Lebih terperinci1 of 10 3/17/2011 4:26 PM
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi merupakan salah satu faktor terbesar penyebab meleburnya batas-batas ruang dan waktu. Pertukaran informasi menjadi sangat mudah dilakukan,
Lebih terperinciPusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Dwi Hastuti Puspitasari., Skom, MMSi TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Televisi digital (bahasa Inggris: Digital Television, DTV) adalah jenis TV yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyebarluaskan video, audio, dan signal data ke pesawat televisi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Tiada hari tanpa komunikasi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesanpesan dari sumber kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara mengenai perkembangan televisi pastinya terdapat banyak program,dan tidak semua program terlihat menarik. Oleh karena itu, untuk menciptakan sebuah program
Lebih terperinciTANTANGAN RRI MENGHADAPI ERA MASYARAKAT INFORMASI
TANTANGAN RRI MENGHADAPI ERA MASYARAKAT INFORMASI Oleh Ashadi Siregar ( 1 ) Tantangan bagi RRI dalam menghadapi era masyarakat informasi, perlu dicari jawabannya dengan melihat keberadaan RRI dalam hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. elektronik radio dan televisi. Khususnya untuk televisi, dunia broadcasting
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Broadcasting (penyiaran) merupakan salah satu bidang di media elektronik radio dan televisi. Khususnya untuk televisi, dunia broadcasting adalah dunia yang selalu
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN SWASTA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah hal mendasar yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal mendasar yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal tersebut muncul dan berkembang seiring dengan besarnya manfaat komunikasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Televisi dapat dikatakan telah mendominasi hampir semua waktu luang setiap
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi dapat dikatakan telah mendominasi hampir semua waktu luang setiap orang. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan pada masyarakat Amerika, ditemukan bahwa
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM. secara tetap dimulai tanggal 12 November 1962.
BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum TVRI 4.1.1 Sejarah TVRI TVRI resmi berdiri pada tanggal 24 Agustus 1962 dan beberapa kali mengalami perubahan status hukum institusinya sesuai dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi adalah proses pernyataan antara manusia, yang dinyatakan adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 1896, Guglielmo Marconi menciptakan wireless telegraph yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini media massa sudah menjadi konsumsi masyarakat setiap hari. Kebutuhan akan media massa semakin hari semakin meningkat. Meningkatnya kebutuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman globalisasi saat ini perkembangan dalam berbagai hal terjadi begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi. Perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teman penghibur ketika dalam perjalanan berkendaraan (Prayudha,2004:10).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi komunikasi dan informasi yang semakin berkembang menyebabkan arus informasi dapat berjalan dengan sangat cepat. Hal ini memungkinkan orang diseluruh dunia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu alasan orang masih mendengarkan radio adalah karena mereka masih memiliki kebutuhan akan musik. Sebelum tahun 1950-an, ketika televisi banyak menyedot perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik atau gelombang elektromagnetik. Gelombang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi.
Lebih terperinciModul Perkuliahan VII Komunikasi Massa
Modul ke: 7 Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Khalayak / Audiens Komunikasi Massa Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting Judul Sub Bahasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlomba memberikan yang terbaik bagi masyarakat, masyarakat modern seperti
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa pada era globalisasi seperti sekarang ini sangat dibutuhkan, pola pikir masyarakat yang semakin kritis membuat media massa harus berlomba memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Uses and Gratification adalah teori yang menjelaskan bahwa orang secara aktif mencari media dan muatan (isi) tertentu untuk menghasilkan sebuah kepuasan (West dan H.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial
Lebih terperinciPerkembangan Ekspor dan Impor Sulawesi Utara Oktober 2017
Perkembangan Ekspor dan Impor Provinsi Sulawesi Utara Oktober No. 97/11/71 Th. II, 15 November BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI UTARA Perkembangan Ekspor dan Impor Sulawesi Utara Oktober Neraca
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tentu saja Indonesia harus memiliki elemen-elemen yang bangsa agar lebih
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki penduduk yang besar. Keanekaragaman suku, agama, ras, dan budaya di dalamnya. Tentu saja Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Komunikasi mempunyai peran penting bagi manusia untuk berinteraksi dan saling berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berita menjadi hal yang penting sebelum berita tersebut ditayangkan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produksi suatu berita dalam sebuah media merupakan kegiatan yang dilakukan guna untuk memberikan suguhan berita yang sesuai dengan karakteristik suatu berita, sehingga
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER 2009
BADAN PUSAT STATISTIK No. 72/12/Th. XII, 1 Desember PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR Nilai ekspor Indonesia mencapai US$11,88 miliar atau mengalami peningkatan sebesar
Lebih terperinciBAB.I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi di era globalisasi, telah menyatu dalam kehidupan manusia
BAB.I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi di era globalisasi, telah menyatu dalam kehidupan manusia untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Peranan media massa sebagai wadah penghubung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap hari masyarakat mendapatkan informasi tentang kejadian-kejadian dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap hari masyarakat mendapatkan informasi tentang kejadian-kejadian dan segala bentuk peristiwa yang terjadi di belahan dunia melalui televisi. Kehadiran stasiun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam bidang teknologi dan informasi, hampir semua masyarakat baik yang berada di daerah pekotaan maupun yang
Lebih terperinciPETA MEDIA INDONESIA. Dyan Rahmiati. Mata kuliah : Hukum Media Massa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UB
PETA MEDIA INDONESIA Dyan Rahmiati Mata kuliah : Hukum Media Massa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UB Dandhy Laksono, WatchDoc, 2011 Pertumbuhan industri media dimanapun, berkaitan dengan sistem ekonomi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan tingkatan ekonomi serta umur sudah dapat menggunakannya. Internet adalah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini penggunaan internet sebagai salah satu media komunikasi dan informasi tidaklah asing lagi, setiap orang dari berbagai belahan dunia, suku, ras, budaya dan tingkatan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan telekomunikasi diawali dengan adanya penemuan telepon konvensional oleh Alexander Graham Bell tahun 1876. Dengan adanya penemuan ini maka telepon
Lebih terperinciModul Perkuliahan VII Komunikasi Massa
Modul ke: 9 Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Model Dampak / Pengaruh Komunikasi Massa Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting Judul Sub Bahasan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2011 NOMOR 6
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2011 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SIARAN PEMERINTAH DAERAH IJE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN mulai dinikmati oleh publik Amerika, yaitu ketika berlangsungnya World s
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan media yang digunakan dalam proses komunikasi massa di mana penyelenggara siaran merupakan komunikator dan khalayak pemirsa adalah komunikan. Penggunaan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN BERLANGGANAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN BERLANGGANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciKOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA (KPI) Nomor 240/SK/KPID-SS/03/2018 TENTANG
- 1 - KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA (KPI) DAERAH SULAWESI SELATAN Nomor 240/SK/KPID-SS/03/2018 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TERKAIT PERLINDUNGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi. Televisi adalah sebuah media elektronik yang menjadi benda warisan ciptaan manusia, yang
Lebih terperinci