BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Pada dasarnya yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Pada dasarnya yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu yang"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Proyek Konstruksi Pada dasarnya yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya manusia. Sehingga pengertian proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan/infrastruktur. Bangunan ini pada umumnya mencakup pekerjaan pokok yang termasuk di dalamnya bidang teknik sipil dan arsitektur, juga tidak jarang melibatkan disiplin ilmu lain seperti: teknik industri, teknik mesin, elektro dan lain sebagainya. Adapun bentuk bangunan yang dimaksud bisa berupa perumahan, perkantoran, apartemen, bendungan, terowongan, bangunan industri dan bangunan pendukung yang banyak digunakan untuk kepentingan masyarakat. Proyek konstruksi memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Jurnal Pelatihan HAMKI Tahun 2007): a. Terdiri dari unsur unsur dan komponen komponen yang melibatkan berbagai macam sumber daya. b. Mempunyai hubungan interpendensi yaitu unsur yang satu sering merupakan suatu yang bergantung kepada unsur yang lain. c. Mempunyai hubungan interelasi yaitu gerakan suatu unsur akan mempengaruhi unsur yang lainnya. d. Bersifat kompleks yaitu bukan merupakan kegiatan yang berulang-ulang (non repetitive). e. Mempunyai waktu awal dan waktu akhir (start and finish). f. Bersifat dinamis, selalu ada progress yang berkesinambungan.

2 Proyek konstruksi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis kelompok bangunan (Evianto 2002) yaitu : a. Bangunan gedung, contohnya: rumah, apartemen, hotel, rumah sakit, perkantoran dan lain-lain. b. Bangunan sipil, contohnya: jalan, jembatan, bendung, terowongan dan infra struktur lainnya. 2.2 Tim Manajemen Konstruksi Seperti telah dijelaskan di depan bahwa proyek konstruksi melibatkan berbagai macam sumber daya. Salah satu sumberr daya yang penting dalam konstruksi adalah sumber daya manusia (SDM). Keterlibatan beberapa orang atau badan/organisasi untuk mewujudkan suatu proyek konstruksi terdiri dari (Sutan Syah, 2004) : a. Pemilik Proyek (owner) b. Konsultan Perencana A/E (A/E consultant) c. Konsultan manajemen konstruksi (construction management/cm) d. Kontraktor (contractor) Peran kontraktor dalam manajemen proyek sangat berarti dan mempunyai andil besar pada proses terwujudnya proyek. Kontraktor dituntut harus mampu menyelesaikan suatu proyek dengan baik sehingga bisa memuaskan semua pihak yang berkepentingan terhadap proyek tersebut. Kriteria atau tolok ukur sukses pengelolaan proyek bagi kontraktor tidak lagi 3 (tiga) poin seperti tepat biaya, tepat waktu dan tepat mutu tetapi juga lingkungan kerja yang sehat dan pekerja yang selamat. Kontraktor sangat berkepentingan terhadap keselamatan pekerjanya. Hal tersebut dikarenakan dengan kondisi pekerja yang selamat dan sehat maka produktifitasnya akan tinggi ( Fahrudin R.E,2006)

3 Pembeli Jasa Investor/owner Kontrak Penjual Jasa Kontraktor Wajib Proyek Wajib Hak Membayar UM/termin tepat waktu & nilainya Bekerja dengan : Biaya hemat Mutu cermat Waktu tepat Pekerja selamat Hak Memanfaatkan bangunan sesuai fungsinya Memperoleh : Bangunan Profit Performance Meningkatkan profesionalisme Gambar 2.1 Hubungan Bisnis dalam kontrak konstruksi (Fahrudin, 2006) 2.3 Pengendalian Proyek Konstruksi Proyek konstruksi memiliki karakteristik unik yang tidak berulang. Proses yang terjadi pada suatu proyek tidak akan berulang pada proyek lainnya. Hal ini disebabkan oleh karena kondisi yang mempengaruhi suatu proses suatu konstruksi berbeda antara satu dengan yang lainnya. Pengendalian (kontrol) diperlukan untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan.tiap tahap pekerjaan harus dicek oleh pengawas lapangan untuk memastikan bahwa pekerjaan telah sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan. Dengan adanya perencanaan dan pengendalian yang baik terhadap setiap tahapan pekerjaan maka terjadinya kesalahan atau ketidak sesuaian yang bisa menyebabkan kegagalan mutu bisa dihindari. Untuk mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang tidak pasti dan mengatasi keterbatasan waktu manajemen dalam mengendalikan seluruh unsur pekerjaan proyek, maka diperlukan suatu konsep pengendalian yang efektif dan efisien.

4 Ada 3 (tiga) sasaran utama pengendalian proyek konstruksi yaitu tepat biaya, tepat mutu dan tepat waktu. Seperti telah disampaikan di bagian depan tulisan bahwa pembahasan akan difokuskan terhadap pengendalian mutu. Ketepatan mutu hanya akan bisa dicapai apabila pengendaliannya dilakukan dengan seksama pada setiap tahapan mulai dari kesesuaian material yang dipakai, kontrol shop drawing, pemilihan metode kerja, pengecekan lapangan dan lain-lain Proses Pengendalian Proses pengendalian berjalan daur hidup proyek guna mewujudkan kualitas yang baik di setiap tahap. Perencanaan dijadikan sebagai bahan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan. Bahkan acuan tersebut selanjutnya akan menjadi standar pekerjaan proyek yang bersangkutan yang meliputi spesifikasi teknik, anggaran dan jadwal. Pemantauan harus dilakukan selama masa pelaksanaan proyek agar kualitas/mutu yang dicapai bisa dievaluasi dievaluasi dengan benar. Hasil evaluasi sangat dibutuhkan untuk menentukan tindakan yang akurat untuk menangani permasalahan-permasalahan yang timbul selama masa konstruksi. Berdasarkann hasil evaluasi ini pula tindakan perbaikan dapat diputuskan dengan tepat. Proses tersebut dapat terlihat secara skematis seperti gambar berikut : Pelaksanaan Perencanaan Pemantauan Hasil Tindakan Koreksi Evaluasi Standard Gambar 2.2 Siklus pengendalian dalam proyek konstruksi

5 (Evianto, Wulfram I. Teori-Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi) Fungsi Pengendalian Proyek Fungsi pengendalian (controlling) berupa tindakan pengukuran kualitas penampilan dan penganalisaan serta pengevaluasian penampilan yang diikuti dengan tindakan perbaikan yang harus diambil terhadap penyimpangan yang terjadi diluar batas toleransi. Tindakan-tindakan tersebut antara lain : a. Mengukur kualitas hasil. b. Membandingkan hasil terhadap standar kualitas. c. Mengevaluasi penyimpangan yang terjadi. d. Memberikan saran-saran perbaikan. e. Menyusun laporan kegiatan. Manfaat dari fungsi pengendalian adalah memperkecil kemungkinan kesalahan yang terjadi dari segi kualitas, biaya maupun waktu Faktor faktor Penghambat Proses Pengendalian Mutu Walaupun sebagian besar menyadari bahwa pengendalian sangat penting, namun sering kali pada waktu pelaksanaannya pengendalian tersebut tidak berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Ada beberapa faktor penyebab kegagalan pengendalian mutu, yaitu: a. Faktor Proyek Proyek yang dimaksud di sini adalah proyek itu sendiri atau gambaran proyek yang dibuat oleh perencana. Pada proyek yang ukuran dan kompleksitasnya amat besar, melibatkan banyak organisasi di dalamnya ditambah lagi dengan banyaknya kegiatan yang saling terkait, maka akan timbul masalah besar dalam berkoordinasi dan berkomunikasi.

6 Kesulitan bisa juga timbul akibat pendefinisian struktur organisasi yang dibuat oleh owner atau perencana. b. Faktor Sumber Daya Manusia (SDM) Kelemahan sumber daya manusia mempunyai potensi besar terhadap ketidak efektifan jalannya pengendalian mutu suatu proyek konstruksi. Seberapa baiknya tatanan atau sistem pengendalian mutu tidak akan berarti apa bila SDM yang menjalankannya lemah sehingga tidak mampu mengaplikasikan sistem dengan baik. c. Faktor Lemahnya Sistem Pengendalian Mutu Sistem pengendalian mutu yang kurang baik akan sulit untuk mendapatkan hasil kerja yang seragam dengan mutu tinggi. Proyek-proyek dengan manajemen mutu pengendalian yang kurang bagus hasil kerjanya akan sangat tergantung kepada SDM ada di dalamnya. SDM yang handal dengan kepandaian dan kedisiplinannya akan menghasilkan hasil kerja dengan mutu yang tinggi. Sebaliknya SDM yang lemah maka mutu hasil kerjanya akan di bawah standar yang dikehendaki. Di sini keseragaman mutu menjadi sangat sulit untuk bisa dicapai Faktor-Faktor Pendukung Proses Pengendalian Efektifitas suatu pengendalian sangat erat hubungannya dengan mutu informasi yang diperoleh. Informasi yang tepat dan dapat mewakili kondisi sebenarnya di lapangan akan sangat berguna bagi penentuan solusi yang tepat dan mengenai sasaran. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan agar pengendalian bisa berjalan dengan efektif dan efisien, antara lain :

7 a. Ketepatan Waktu Pemantauan dan Penyampaian Laporan Pemantauan lapangan dan pelaporan yang tepat waktu sangat membantu jalannya proses pengendalian. Sebaliknya pemantauan dan pelaporan yang yang tidak tepat waktu akan berdampak pengendalian tidak tepat juga karena informasi yang masuk tidak sesuai dan tidak mewakili kondisi aktual di lapangan. b. Akses Antar Tingkat Yang Jelas Derajat kemudahan untuk mengakses dalam jalur pelaporan performa sangat berpengaruh terhadap efektifitas sistem pengendalian. Jalur pelaporan dari tingkat paling atas hingga paling bawah harus mudah dipahami dan jelas penyampaiannya. Dengan demikian seorang manajer bisa melacak dengan cepat bagian mana yang memiliki performa jelek dan dapat menentukan langkah pengendaliannya dengan tepat. c. Perbandingan Data Dengan Informasi yang Proporsional Data yang diperoleh dari pengamatan di lapangan harus mampu memberikan informasi yang proporsional. Jumlah data yang terlalu banyak namun hanya memberikan satu atau dua informasi sangatlah tidak efisien karena untuk mengolah data membutuhhkan tenaga dan banyak waktu, tidak sebanding deengan informasi yang didapatkan. d. Data dan Informasi Yang Dapat Dipercaya Kejujuran dan kedisiplinan pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek sangat dibutuhkan untuk mendapatkan data dan informasi yang terpercaya. Semua perjanjian dan kesepakatan yang telah dibuat harus ditepati. Contohnya: waktu pengiriman bahan dan alat. Spesifikasi yang telah ditetapkan, waktu pembayaran dan lain-lain. e. Obyektifitas Data Data yang dibuat harus benar-benar sesuai dengan kondisi lapangan. Asumsi pribadi, pendapat pribadi, kira-kira tidak boleh dimasukkan sebagai data hasil pengamatan.

8 2.3.5 Metode Pengendalian Mutu Definisi mutu menurut Imam Suharto adalah sifat atau karakteristik produk barang atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau pemakai (customers). Memenuhi mutu/kualitas merupakan sasaran pengelolaan proyek, dengan memenuhi persyaratan mutu produk konstruksi yang dihasilkan akan memenuhi standar mutu yang diharapkan berfungsi secara memuaskan dalam kurun waktu tertentu atau siap pakai. Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk mengendalikan mutu agar sesuai dengan perencanaan antara lain: a. Pengecekan gambar kerja/ shop drawing yang akan dipakai untuk pelaksanaan di lapangan. b. Pemeriksaan material yang hendak digunakan untuk memastikan bahwa material sesuai dengan spesifikasi yang ada. c. Mengevaluasi metoda kerja yang akan dijalankan di lapangan. d. Pemeriksaan / inspeksi lapangan saat pekerjaan dilaksanakan untuk memastikan bahwa pekerjaan sudah sesuai shop drawing, menggunakan material yang benar, dan dikerjakan sesuai dengan metoda kerja yang benar. Tabel 2.1 Ringkasan QA/QC Kegiatan Konstruksi

9 Sumber: Imam Soeharto, 2001 : 289, Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional 2.4 Jaminan Mutu / Kualitas Standar perencanaan serta pengendalian mengenai kualitas adalah bersifat mendasar baik untuk tahap No Kegiatan Tugas QA/QC 1 Menelaah ulang kontrak Mengkaji kesiapan lingkup kerja, standar, spesifikasi dan prosedur yang meliputi: Inspeksi dan testing Verifikasi Persetujuan Sertifikasi 2 Menelaah ulang program mutu Melengkapi program QA/QC kontraktor pelaksana 3 Meneliti perangkat QC kontraktor pelaksana Mengkaji kualitas dan kwantitas personil serta peralatan yang meliputi: Peralatan testing dan pengukuran Teknik dan metoda kerja yang dipakai 4 Mengendalikan material dan peralatan sub kontraktor dan siplier 5 Pemeriksaan selama instalasi / konstruksi untuk komponen unit Meneliti prosedur dan metode kerja yang dipakai, meliputi verivikasi dokumen (sertifikat) hasil pemeriksaan Memeriksa dipenuhinya spesifikasi dengan cara inspeksi dan testing 6 Pemeriksaan akhir Memeriksa dipenuhinya kriteria dan spesifikasi bagi unit secara keseluruhan 7 Uji coba operasi dan start-up Memantau pemenuhan kinerja (performance) instalasi sesuai kontrak 8 Audit dan perbaikan Meneliti segala pemeriksaan dan perbaikan apakah telah dilaksanakan dengan benar. desain maupun konstruksi suatu proyek. Mengenai aspek ini pada suatu proyek, disamping

10 berhubungan erat dengan biaya, rencana, pengadaan dan rekayasa nilai, secara tersendiri sudah selayaknya mendapat perhatian yang besar. Jaminan kualitas mencakup telaah ekonomi untuk memilih material dan metoda yang dimasukkan kedalam desain, dengan memastikan bahwa desain sesuai dengan pengkodean dan peraturan bangunan yang berlaku dan dengan mengendalikan konstruksi proyek itu untuk memastikan bahwa pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah dispesifikasikan dalam dokumen kontrak Konsep Dasar Kriteria kualitas akan mempengaruhi semua tahapan dari suatu proyek. Beberapa konsep dasar dan peristilahan umum yang sering dipergunakan dalam industri konstruksi adalah sebagai berikut (Amin,Mawardi, Jurnal kuliah manajemen konstruksi) : a. Definisi Rekayasa Kualitas : Istilah ini sering menguraikan tentang prosedur yang dipergunakan untuk memberikan jaminan bahwa rekayasa dan desain untuk suatu struktur yang telah berlangsung sesuai dengan kriteria yang telah direkomendasikan dan diwajibkan sebagaimana ditetapkan oleh asosiasi profesi dan spesialisasi yang berkaitan dengannya, otorisasi pengkodean bangunan dan sebagainya. Pengendalian Kualitas : Proses ini mencakup hal-hal berikut ini: Penetapan standar khusus untuk prestasi konstruksi, lazimnya melalui rencana konstruksi. Pengukuran variansi (penyimpangan) dari standar. Pengambilan tindakan untuk memperbaiki atau meminimalisir variasi yang merugikan.

11 Perencanaan untuk penyempurnaan standar itu sendiri serta agar segala sesuatunya sesuai dengan standar.. Jaminan Kualitas : Merupakan istilah yang lebih luas dan mencakup semua hal untuk penerapan dari standard an prosedur dalam upaya untuk menjamin bahwa suatu produk atau fasilitas dapat mamenuhi ataupun melebihi kriteria prestasi yang dikehendaki. b. Unsur Kualitas Karakteristik Kualitas : Karakteristik kualitas mencakup dimensi, warna, kekuatan, suhu, dan lain-lain. Kualitas Desain : Umumnya para perancang tidak hanya menspesifikasikan standar yang dikehendaki untuk karakteristik yang menentukan suatu produk, tetapi juga mencantumkan toleransi atau jangkauan menurut variasi yang dapat diterima terhadap standar tersebut. Kualitas Kesesuaian : Segera setelah kualitas desain telah dispesifikasikan, maka kualitas kesesuaian ini merupakan suatu tingkat dimana pekerjaan fisik yang dihasilkan adalah sesuai dengan standar. c. Sistem Kualitas Semua unsur dari kualitas di atas saling bergabung untuk menentukan kualitas dari produk akhir. Kualitas desain dipengaruhi oleh : Metode konstruksi lapangan yang sebenarnya, termasuk ketrampilan para pekerja, kemampuan perkakas dan kualitas bahan baku. Pengawasan yang mereka peroleh serta pengendalian manajemen yang dilaksanakan untuk mengarahkan pekerja agar sesuai dengan rencana spesifikasi. Inspeksi serta prosedur pengendalian kualitas yang diterapkan, termasuk pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh inspektur.

12 2.4.2 Organisasi Untuk Jaminan Kualitas Sasaran jaminan kualitas dari berbagai pihak berkaitan dengan proyek konstruksi berbeda-beda dan sering kali saling berselisih. a. Pemilik menghendaki memaksimalkan karakteristik kualitas yang bertalian dengan fungsi yang dimaksudkan dari suatu proyek namun dengan biaya yang wajar. b. Perancang menghendaki tingkat kualitas yang akan menjamin prestasi yang memuaskan serta memberikan nama baikbagi reputasi profesionalismenya. c. Kontraktor yang terutama dengan kontrak harga tetap akan tertarik untuk memenuhi spesifikasi dengan biaya langsung yang minimum. d. Instansi ekstern (indipenden) semakin hari semakin meningkat dalam upaya menetapkan standar untuk karakteristik itu Kegunaan Jaminan Kualitas Kegunaan penjamin kualitas bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan lebih lanjut dirinci sebagai berikut : a. Bagi Pemerintah Untuk menjaga dan meyakinkan agar metode konstruksi, material, dan peralatan kerja yang digunakan dalam membangun proyek memenuhi standar dan peraturan yang telah ditentukan. Hal ini ditujukan untuk melindungi kepentingan keamanan dan kesehatan masyarakat. Memberikan kesempatan pemeriksaan dan pengujian terhadap instalasi atau hasil proyek dari waktu ke waktu yang potensial dapat menyebabkan kerusakan dan kecelakaan. b. Bagi Pemilik Proyek

13 Memberikan kepercayaan dan keyakinan bahwa instalasi yang dibangun akan berfungsi sesuai dengan harapan dalam hal keselamatan, operasi, dan produksi selama kurun waktu yang telah ditentukan. Menyediakan dokumen bagi pihak pemerintah atau pihak lain yang memerlukan. Menyediakan data hasil-hasil inspeksi, pengetesan dan perbaikan pada bagian yang spesifik dari instalasi. Hal ini merupakan catatan yang berguna bagi kegiatan pemeliharaan. c. Bagi Perancang Instalasi Menjadi umpan balik pekerjaan desain engineering di masa depan. d. Bagi Kontraktor Bila mengikuti prosedur dan spesifikasi dengan tepat dan cermat akan menghasilkan pekerjaan sekali jadi. Hal ini berarti mencegah pekerjaan ulang (rework). Bila dilaksanakan dengan baik, akan mencegah mutu yang melebihi dari spesifikasi yang tercantum dalam kontrak, berarti mencegah pengeluaran yang tidak perlu. Bagi pemilik proyek bukan hal yang berlebihan jika dikatakan bahwa dengan adanya program QA/QC yang relatif mutalak diperlukan, untuk mencegah kemungkinan proyek menghasilkan produk yang mutu, jumlam, maupun jadwalnya tidak sesuai sasaran yang disebabkan oleh material atau peralatan di bawah standar. 2.5 Standar Operasional Prosedur (SOP) Manajemen Konstruksi PT Arkonin Visi dan Misi Perusahaan VISI Mengutamakan mutu dan pelayanan demi kepuasan pelanggan dan kepercayaan pelanggan

14 Menjadi tempat untuk berprestasi dan mengembangkan diri sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan pegawai. Meningkatkan kemampuan kompetitif melalui peningkatan profesionalisme, pengembangan jaringan dan pemanfaatan teknologi secara optimal Memberi kontribusi positif bagi pengembangan lingkungan MISI Menjadi konsultan yang terpercaya dan terdepan dalam inovasi di bidang jasa konstruksi khusus di bidang bangunan dan infrastruktur Tanggung Jawab Manajemen Proses : Kontrak Sasaran Menjadikan proyek yang didapatkan dikukuhkan dalam kontrak/spk sesuai dengan hasil klarifikasi dan negosiasi. Penanggung Jawab - Direktur : bertanggun jawab menandatangani dokumen kontrak / SPK. - Kadiv. Manajemen Proyek : bertanggung jawab atas kesesuaian isi kontrak berdasarkan hasil klarifikasi dan negosiasi. - Kabag Keuangan : menyimpan dan mendistribusikan kontrak kepada Direktur Kadept Marketing dan pemimpin proyek apabila diperlukan.

15 - Kabag Legal : bertanggung jawab terhadap kesesuaian isi dokumen dengan kaidah kaidah hukum yang berlaku. Aktivitas Utama : 1. Memeriksa isi dan kelengkapan kontrak. 2. Penandatanganan kontrak. 3. Mengarsip dan mendistribusikan kontrak kepada yang berkepentingan. Proses : Pelaksanaan Kerja Sasaran Menyelesaikan proyek sesuai dengan kontrak/spk. Penanggung Jawab - Direksi : bertanggung jawab terhadap kualitas pekerjaan dan mengendalikan keuangan & menjaga hubungan baik dengan pemberi tugas. - Pemimpin Proyek : bertanggung jawab mengkoordinir anggota team, progress dan kualitas pekerjaan sesuai kontrak/spk. - Engineers/staff : bertanggung jawab terhadap progress dan kualitas pekerjaan sesuai bidangnya masing masing. - Supporting : bertanggung jawab membantu pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan proyek dan Engineers/staff. Aktivitas Utama: 1. Mobilisasi Team Pelaksana Pekerjaan & koordinasi dibidang desain dan manajemenkan Konstruksi dengan costumer dan atau instansi terkait. 2. Menyusun rencana kerja.

16 3. Menyusun laporan & presentasi. 4. Survey. 5. Menyimpan arsip pekerjaan dalam bentuk print out dan digital. Proses : Manajemen Proyek Sasaran Menjaga ketertiban administrasi surat menyurat dan dokumen. Penanggung Jawab - Kadiv Manajemen Proyek : bertanggung jawab atas kelancaran proses dan pelaksanaan pekerjaan. - Pimpro/Project Manager : bertanggung jawab atas kejelasan informasi mengenai jadwal dan organisasi proyek baik intern dan extern. - Kabag RAB : menyiapkan dokumen anggaran biaya pada tahap marketing dan pelaksanaan proyek. - Supporting Staff : bertanggung jawab membantu pekerjaan yang diberikan oleh pimpro. Aktivitas Utama : 1. Membuat dokumen untuk kebutuhan marketing. 2. Membuat dokumen proposal. 3. Membantu dalam pembuatan dan penyusunan dokumen teknis. 4. Membuat Rencana Anggaran Biaya. 5. Membuat surat menyurat kebutuhan proyek dan marketing. 6. Mengatur pengadaan dan pengiriman dokumen proyek. 7. Pengarsipan dokumen dan surat menyurat.

17 Proses : Manajemen Mutu Sasaran Mengelola sistem manajemen mutu di PT. Akonin agar berjalan efektif sesuai dengan persyaratan ISO 9001:2000 dan berkesinambungan. Penanggung Jawab Perwakilan Manajemen : bertanggung jawab atas pengelolaan sistem manajemen mutu dan efektifitas penerapannya. Aktivitas Utama : Mengendalikan dokumen sistem mutu mencakup persetujuan, penerbitan, pendistribusian dan perubahannya. 1. Mengendalikan dan memelihara rekaman mutu. 2. Membuat program internal audit. 3. Melaporkan kinerja sistem manajemen mutu kepada Top manajemen secara berkala Sistem Manajemen Mutu Umum Untuk memenuhi persyaratan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 PT. Arkonin telah menetapkan rangkaian proses bisnis perusahaan yang telah diidentifikasi dan ditetapkan kriterianya di dalam dokumen sistem mutu PT. Arkonin. Sistem manajemen mutu tersebut harus ditetapkan, didokumentasikan, diterapkan, dipelihara dan secara terus menerus ditingkatkan keefektifannya untuk memberikan kontribusi secara menyeluruh dalam perusahaan. Landasan awal berjalannya proses bisnis perusahaan PT. Arkonin sebagai penyedia jasa konsultan adalah memberikan informasi penyelenggaraan proyek sesuai permintaan pelanggan dalam dokumen

18 gambar kerja, dan spesifikasi teknis hingga diserahkannya hasil proyek tersebut dan berakhir pada kepuasan pelanggan terhadap produk hasil proyek tersebut. Untuk mencapai produk hasil proyek yang memenuhi kepuasan pelanggan, maka telah diidentifikasi rantai proses bisnis utama perusahaan, yaitu : 1. Informasi proyek 2. Prakualifikasi 3. Tender 4. Persiapan proyek 5. Pelaksanaan kerja 6. Penyerahan produk Untuk mengelola proses bisnis utama tersebut perusahaan memerlukan proses bisnis pendukung, yaitu : 1. Pengelolaan Finansial 2. Pengelolaan Sumber Daya Manusia 3. Penyediaan sarana dan prasarana 4. Pembinaan vendor 5. Sistem manajemen mutu Setiap masing-masing aspek kegiatan dapat berinteraksi satu dengan lainnya, baik antara kegiatan proses bisnis utama dan proses pendukung lainnya. Kriteria model dan metode operasional proses bisnis tersebut diatur dan ditetapkan dalam dokumen sistem manajemen mutu yang harus selalu dipantau, juga dilakukan pengukuran dan analisa untuk mencapai target yang direncanakan, berlangsungnya perbaikan yang berkelanjutan serta kebutuhan untuk meningkatkan efektifitas proses bisnis tersebut secara keseluruhan. Bagian dari proses yang dikerjakan oleh pihak eksternal (vendor, suplier) harus tetap dikendalikan dan diidentifikasikan di dalam sistem manajemen mutu PT Arkonin.

19 2.5.4 Persetujuan Material Tujuan Persetujuan ini menetapkan merk, jenis, dan type material yang dipakai agar sesuai dengan spesifikasi yang ada. Ruang Lingkup Prosedur ini untuk menentukan material yang digunakan. Tanggung Jawab - Kontrak : Mengajukan contoh dan brosur material - Site Manager : Menandatangani pengajuan persetujuan material. - Site Engineering : Mengevaluasi, menyetujui dan menolak persetujuan material. - Perencana : Mengevaluasi, menyetujui dan menolak persetujuan material. Prosedur Lihat flow cart Lampiran - Form permohonan persetujuan material (PP-MK-02-L1.0) - Format persetujuan material (PP-MK-02-L2.0)

20 PENANGGUNG JAWAB FLOWCHART DOKUMEN MULAI KONTRAKTOR PENGAJUAN CONTOH MATERIAL NO EVALUASI OLEH MK MK YES EVALUASI OLEH PERENCANA PERENCANA YES NO EVALUASI OLEH PEMBERI TUGAS YES PERSETUJUAN PEMBERI TUGAS PELAKSANAAN SELESAI MK KONTRAKTOR

21 Gambar 2.3 : FLOW CART PERSETUJUAN MATERIAL Shop Drawing Tujuan Prosedur ini memperjelas gambar pelaksanaan agar tidak terjadi kesalahan pelaksanaan di lapangan pekerjaan oleh kontraktor. Ruang Lingkup Prosedur ini digunakan oleh MK dalam mengawasi pekerjaan di lapangan Tanggung Jawab dan Prosedur - Kontraktor a. Mengajukan Shop Drawing b. Merevisi Shop Drawing c. Melaksanakan Shop Drawing di lapangan. - Site Engineering a. Memeriksa Shop Drawing b. Menyetujuhi/menolak Shop Drawing - Site Manager a. Menanda tangani Shop Drawing - Perencana a. Memeriksa Shop Drawing (jika diperlukan) b. Menyetujui/menolak Shop Drawing (jika diperlukan)

22 Prosedur Lihat flow cart Lampiran - Form Persetujuan Shop Drawing (PP-MK-06-L1.0) PENANGGUNG JAWAB FLOWCHART DOKUMEN MULAI PENGAJUAN KONTRAKTOR NO REVIEW MK PERENCANA NO YES PERLU KE PERENCANA YES REVIEW YES PERSETUJUAN APPROVED MK + PERENCANA PELAKSANAAN NO SELESAI Gambar 2.4 : FLOW CART SHOP DRAWING

23 2.5.6 Persetujuan Pelaksanaan Tujuan Prosedur ini intuk menetapkan suatu pekerjaan sudah bisa dikerjakan. Ruang Lingkup Prosedur ini digunakan untuk menetapkan bole/tidak boleh suatu pekerjaan dilaksanakan. Tanggung Jawab dan Prosedur - Kontraktor a. Mengajukan ijin pelaksanaan b. Melaksanakan pekerjaan c. Melaksanakan tes hasil pekerjaan (apabila diperlukan) d. Memperbaiki jika ada kesalahan - Site Engineering a. Memeriksa kesiapan lapangan b. Menyetujuhi/menolak pelaksanaan lapangan - Site Manager a. Menanda tangani ijin pelaksanaan pekerjaan Prosedur Lihat flow cart

24 PENANGGUNG JAWAB FLOWCHART DOKUMEN MULAI KONTRAKTOR PENGAJUAN IJIN PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KESIAPAN LAPANGAN NO MK YES PERSETUJUAN PELAKSANAAN PELAKSANAAN PEKERJAAN MK PEKERJAAN SELESAI KONTRAKTOR TES HASIL PEKERJAAN YES PEKERJAAN SELANJUTNYA KONTRAKTOR NO PERINTAH PERBAIKAN ATAU BONGKAR TES HASIL PERBAIKAN NO MK YES SELESAI Gambar 2.5 : FLOW CART PERSETUJUAN PELAKSANAAN

25 2.6 Hipotesis Hipotesis utama penelitian ini adalah : Manajemen pengendalian mutu proyek Cik Ditiro Menteng Residence efektif dan efisien untuk mencapai sasaran tepat mutu pekerjaan struktur atas pada proyek tersebut. Sub hipotesis penelitian ini adalah : 1. Manajemen pengendalian mutu pekerjaan pasang bekisting proyek Cik Ditiro Menteng Residence efektif dan efisien untuk mencapai sasaran tepat mutu pekerjaan bekisting struktur atas pada proyek tersebut. 2. Manajemen pengendalian mutu pekerjaan pembesian proyek Cik Ditiro Menteng Residence efektif dan efisien untuk mencapai sasaran tepat mutu pekerjaan pembesian struktur atas pada proyek tersebut. 3. Manajemen pengendalian mutu pekerjaan pengecoran proyek Cik Ditiro Menteng Residence efektif dan efisien untuk mencapai sasaran tepat mutu pekerjaan pengecoran struktur atas pada proyek tersebut. 4. Manajemen pengendalian mutu bongkar bekisting proyek Cik Ditiro Menteng Residence efektif dan efisien untuk mencapai sasaran tepat mutu pekerjaan bekisting struktur atas pada proyek tersebut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Pada dasarnya yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya manusia. Sehingga pengertian

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS

BAB II PROSES BISNIS BAB II PROSES BISNIS 2.1 Proses Bisnis Utama Semua proses bisnis yang dijalankan PT X ditujukan langsung untuk melayani klien mulai dari proses mencari proyek sampai penyerahan produks. Jenis proses bisnis

Lebih terperinci

BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN 104 BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Temuan Dari pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan maka ditemukan 3 faktor risiko dominan yang paling berpengaruh terhadap kinerja kualitas pelaksanaan konstruksi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Proyek dengan segala ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilibatkan didalamnya merupakan salah satu upaya manusia dalam membangun kehidupannya. Suatu proyek

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Organisasi proyek adalah sekumpulan orang yang terorganisir yang memiliki ilmu dan keahlian yang berbeda-beda untuk melaksanakan tugas

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Dalam setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. Dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi 14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait dalam Proyek Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya, tentu banyak pihak pihak yang terkait satu sama lain.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai

Lebih terperinci

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan Kode Dokumentasi : M SPS SMK3 Halaman : 1 dari 2 J udul Dokumen : M - SPS - P2K3 Dokumen ini adalah properti dari PT SENTRA PRIMA SERVICES Tgl Efektif : 09 Februari 2015 Dibuat Oleh, Disetujui Oleh, Andhi

Lebih terperinci

Owner (Pemilik Proyek)

Owner (Pemilik Proyek) Owner (Pemilik Proyek) Konsultan Perencana Konsultan Pengawas Kontraktor (Pelaksana Proyek PIHAK TERKAIT seseorang atau instansi yang memiliki proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain

Lebih terperinci

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN O H T PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl.

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Pihak Pihak Yang Terkait Dengan Proyek 3.1.1. Pemilik Proyek / Owner Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instasi yang memiliki proyek atau

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 53 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Nabatindah Sejahtera adalah sebuah perusahaan nasional yang resmi didirikan di Jakarta, sejak tanggal

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Objek penelitian yang akan diteliti adalah penerapan pengakuan pendapatan kontrak dengan menggunakan metode persentase penyelesaian berdasarkan pendekatan fisik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Langkah pertama merancang pelaksanaan proyek ialah membaginya ke dalam kegiatan-kegiatan. Kegiatan perlu diidentifikasikan dan hubungan satu dengan yang lain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 WAKTU DAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK Kerja praktik dilaksanakan di P.T. Trimatra Jaya Persada selaku perusahaan nasional yang bergerak di bidang jasa konstruksi yaitu Konsultan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Proyek Konstruksi Proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya terbatas, untuk melaksanakan suatu kegiatan yang telah

Lebih terperinci

TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU

TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DAA 4.1 ahap Persiapan Pada tahap persiapan ini, perusahaan telah membentuk tim ISO dan mengadakan pelatihan-pelatihan yang bersifat umum untuk memahami konsep dasar sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Sistem Organisasi Proyek 3.2 Struktur Organisasi Proyek PEMBERI TUGAS (OWNER) PT.Kompas Media Nusantara MANAJEMEN KONSTRUKSI PT.Ciriajasa Cipta Mandiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2002), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumberdaya serta memiliki spesifikasi

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumberdaya serta memiliki spesifikasi BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifat nya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran

Lebih terperinci

1. PROJECT MANAGER (PM)

1. PROJECT MANAGER (PM) 1. PROJECT MANAGER (PM) Memastikan kegiatan Ijin Pelaksanaan yang dilakukan Kontraktor sudah benar. Melaksanakan tugas tugas tambahan yang diberikan Direksi. Dapat memahami atau membuat master schedule

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2005), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam

Lebih terperinci

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 ORGANISASI PROYEK Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegagalan pada Proyek Konstruksi Kegagalan konstruksi merupakan kegagalan yang bersifat teknis dan non teknis. Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek membutuhkan berbagai

Lebih terperinci

3.1 STRUKTUR ORGANISASI LAPANGAN Gambar.3.1 Struktur Organisasi Lapangan (Sumber : Proyek Lexington Residence PT. PP (Persero), Tbk) III -1 3.1.1 Project Manager (PM) Project manager adalah pihak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek adalah aktivitas sementara dari personil, material, serta sarana untuk menjadikan/mewujudkan sasaran-sasaran proyek dalam kurun waktu tertentu yang kemudian

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III Sistem Organisasi Dan Manajemen Proyek BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. ORGANISASI PROYEK Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin,memiliki keterbatasan

Lebih terperinci

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1. Latar Belakang Perusahaan PT. PRIMER EKA PROPERTI bergerak di bidang owner/pemilik proyek dengan berkantor pusat yang beralamat Jl. Gatot Subroto Km3 No.78, Cimone, Karawaci,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Garindo Mira Sejati adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor Mekanikal dan Elektrikal. Perusahaan ini didirikan dalam bentuk

Lebih terperinci

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MODUL DCE 10 SISTEM MANAJEMEN MUTU

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MODUL DCE 10 SISTEM MANAJEMEN MUTU 1 PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MODUL DCE 10 JUDUL MODUL SISTEM MANAJEMEN MUTU 2 NO KODE JUDUL MODUL 1. DCE - 01 UUJK Profesi dan Etos Kerja 2. DCE 02a Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja DCE 02b

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU Analisis yang dilakukan berdasarkan data dari bab 3 untuk proyek konstruksi tradisional dan bab 4 untuk proyek EPC diperoleh bahwa setiap proyek konstruksi mempunyai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Pada penelitian ini, dijelaskan secara singkat mengenai Pelaksanaan Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang merupakan sebuah proyek

Lebih terperinci

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK 2.1 DATA PROYEK A. Lokasi Proyek Proyek Apartemen Green Bay dibangun di atas pantai,lalu di urug dengan tanah dengan luas total sebesar m2 127.881 dengan detail

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI PERUSAHAAN KONSTRUKSI

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI PERUSAHAAN KONSTRUKSI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI PERUSAHAAN KONSTRUKSI I GUSTI AGUNG AYU ISTRI LESTARI ABSTRAK Fakultas Teknik Univ. Mahasaraswati Denpasar Tujuan utama dalam konstruksi adalah ketepatan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 12 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Artefak Arkindo berdiri sejak tahun 1992 dengan nama PT. Artefak Arsindo bidang pelayanan jasa konsultan perencanaan. Pada tahun 2000 adanya pergantian

Lebih terperinci

SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN 3.1. Struktur Organisasi Diagram 3.1 Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan 3.1.1. Organisasi dan pihak yang terkait Dalam organisasi proyek pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kegagalan Konstruksi Kegagalan konstruksi merupakan kegagalan yang bersifat teknis dan non teknis. Kegagalan ini dapat disebabkan karena kegagalan pada proses pengadaan barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisisi dan penegertian penghambat Kata penghambat dalam kamus besar bahasa indonesia diterjemahkan sebagai hal, keadaan atau penyebab lain yang menghambat (merintangi, menahan,

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Sistem organisasi memegang peranan cukup penting dalam sebuah proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat sistem organisasi

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya.

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya. BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya.

Lebih terperinci

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI 7.1 Pengertian Manajemen Konstruksi Manajemen adalah suatu metode atau teknik untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Proyek Kinerja Proyek merupakan bagaimana cara kerja proyek tersebut dengan membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak kerja yang disepakati

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Deskripsi PT Proxsis Manajemen Internasional

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Deskripsi PT Proxsis Manajemen Internasional 5 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Deskripsi PT Proxsis Manajemen Internasional PT Proxsis Manajemen Internasional merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konsultasi bisnis dan jasa. PT Proxsis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi saat proses pelaksanaan konstruksi. Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi saat proses pelaksanaan konstruksi. Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kegagalan Konstruksi Kegagalan konstruksi merupakan kegagalan yang dapat disebabkan karena kegagalan pada proses pengadaan barang atau jasa, atau kegagalan dapat juga terjadi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. konsultasi, pelatihan, penilaian independen dan outsourcing untuk perbaikan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. konsultasi, pelatihan, penilaian independen dan outsourcing untuk perbaikan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan PT Proxsis Manajemen Internasional merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konsultasi bisnis dan jasa. PT Proxsis Manajemen Internasional adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada beberapa area. Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (mode,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada beberapa area. Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (mode, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Bangunan Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal

Lebih terperinci

BAB 4 OPERASIONAL 4.1 Legalitas dan Persyaratan Lisensi

BAB 4 OPERASIONAL 4.1 Legalitas dan Persyaratan Lisensi BAB 4 OPERASIONAL 4.1 Legalitas dan Persyaratan Lisensi Membangun sebuah bisnis tentunya membutuhkan banyak persiapan. Selain modal dan sumber daya, hal penting yang perlu dipersiapkan adalah legalitas

Lebih terperinci

Tugas Individu Farmasi Industri. Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu

Tugas Individu Farmasi Industri. Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu Tugas Individu Farmasi Industri Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu Disusun Oleh : Eka Wahyu Lestari 14340004 Dosen : Drs. Kosasih, M.Sc., Apt. Program Profesi Apoteker

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT. BIKA SOLUSI PERDANA adalah perusahaan yang bergerak. pelanggan dan pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder), PT.

BAB IV PEMBAHASAN. PT. BIKA SOLUSI PERDANA adalah perusahaan yang bergerak. pelanggan dan pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder), PT. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. BIKA SOLUSI PERDANA adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa konsultasi dan pelatihan sistem manajemen dan teknologi. Perusahaan ini beroperasi dengan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Perencanaan Lapangan (Site Planning) Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana penunjang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dianggap sebagai akibat tidak dipenuhinya rencana jadwal yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dianggap sebagai akibat tidak dipenuhinya rencana jadwal yang telah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Penjadwalan Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah perencanaan dan penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Keterlambatan dapat dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN. secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN. secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN 6.1 Uraian Umum Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik

Lebih terperinci

Tugas Dan Tanggung Jawab Team Leader

Tugas Dan Tanggung Jawab Team Leader Tugas Dan Tanggung Jawab Team Leader 1. Membuat schedule kegiatan atau jadwal kegiatan pekerjaan. 2. Memonitor atau memantau progress pekerjaan yang dilakukan tenaga ahli. 3. Bertanggung jawab dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek konstruksi Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 161 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN 1. Penerapan Quality Assurance dari segi teknik dan ketepatan waktu oleh PT. Citra Dinamika Interindo pada pekerjaan desain interior di Hotel Sahid belum sepenuhnya

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata penghambat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diterjemahkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata penghambat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diterjemahkan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Pengertian Penghambat Kata penghambat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai hal, keadaan atau penyebab lain yang menghambat (merintangi, menahan,

Lebih terperinci

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Kontraktor Konsultan Perencana Pemilik Konsultan Pengawas Gambar 3.1. Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber:

Lebih terperinci

BAB III SURVEY KETERSEDIAAN DATA

BAB III SURVEY KETERSEDIAAN DATA BAB III SURVEY KETERSEDIAAN DATA 3.1. Rancangan Survey 3.1.1. Tujuan survey Survey ini didesain dengan tujuan untuk mengidentifikasi terhadap ketersediaan data primer berupa jenis-jenis data yang dianggap

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001 SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001 Materi yang terdapat dalam halaman ini adalah materi yang disampaikan dalam Pelatihan Audit Lingkungan yang diadakan atas kerja sama antara Departemen Biologi

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Penjadwalan Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah perencanaan dan penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Keterlambatan dapat dianggap sebagai

Lebih terperinci

penting. Keberhasilan suatu proyek pertama-tama sangat dipengaruhi oleh ketepatan

penting. Keberhasilan suatu proyek pertama-tama sangat dipengaruhi oleh ketepatan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Tinjauan Umum Peranan Manajer Proyek dalam industri jasa konstruksi adalah sangat penting. Keberhasilan suatu proyek pertama-tama sangat dipengaruhi oleh ketepatan pemilihan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan,

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan, BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan,kepemimpinan dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya

Lebih terperinci

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU -1- LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU 1. Lingkup Sistem Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proyek Pembangunan Gedung Kuningan City dibangun pada lahan seluas

BAB I PENDAHULUAN. Proyek Pembangunan Gedung Kuningan City dibangun pada lahan seluas BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Proyek Pembangunan Gedung Kuningan City dibangun pada lahan seluas 27.247 m2 yang terdiri dari apartement 50 lantai dengan luas 43.858,55 m2, office 41 lantai dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM AUDIT SISTEM ELEKTRONIK

PEDOMAN UMUM AUDIT SISTEM ELEKTRONIK -- 21 -- LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 201... TENTANG AUDIT PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK PEDOMAN UMUM AUDIT SISTEM ELEKTRONIK Penugasan Audit

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 PENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar

Lebih terperinci

A. PENGERTIAN PROYEK KONSTRUKSI

A. PENGERTIAN PROYEK KONSTRUKSI PROYEK KONSTRUKSI A. PENGERTIAN PROYEK KONSTRUKSI Suatu rangkaian kegiatan di bedakan atas dua jenis yaitu kegiatan rutin dan kegiatan proyek, yaitu : Kegiatan rutin adalah suatu kegiatan yang terus menerus

Lebih terperinci

USAHA YANG DAPAT DILAKUKAN KONTRAKTOR DALAM RANGKA MENINGKATKAN MUTU PROYEK

USAHA YANG DAPAT DILAKUKAN KONTRAKTOR DALAM RANGKA MENINGKATKAN MUTU PROYEK USAHA YANG DAPAT DILAKUKAN KONTRAKTOR DALAM RANGKA MENINGKATKAN MUTU PROYEK Oleh : Taufik Dwi Laksono Abstraksi Untuk dapat memperoleh kualitas yang baik maka pengendalian dan pengawasan terhadap pekerjaan

Lebih terperinci

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG ABSTRAK

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG ABSTRAK Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG Maksum Tanubrata 1 dan Deni Setiawan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasan Menurut Schermerhorn dalam Ernie dan Saefullah (2005: 317), mendifinisikan pengawasan merupakan sebagai proses dalam menetapkan ukuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Di dalam suatu proyek konstruksi terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan orang-orang yang terlibat di dalam proyek itu sendiri. Menurut Soeharto (1997),

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA PT. JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL

KERANGKA ACUAN KERJA PT. JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL KERANGKA ACUAN KERJA SUPERVISORY WORKS FOR T1 2 nd FLOOR REFURBISHMENT PT. JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL 1. PENDAHULUAN Lantai 2 gedung T1 PT. JICT saat ini digunakan untuk department ICT (Information

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan

BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK 6.1. Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kebutuhan

Lebih terperinci

Sehingga semua pihak merasa ikut memilki dan merasakan hasilnya. Pelatihan dan Kompetensi Kerja Sistem Manajemen K3 SMK3

Sehingga semua pihak merasa ikut memilki dan merasakan hasilnya. Pelatihan dan Kompetensi Kerja Sistem Manajemen K3 SMK3 Sertifikat SMK3 Sertifikat SMK3 PP 50 tahun 2012 adalah penghargaan terhadap komitmen perusahaan yang telah menjalankan sesi konsultasi dan audit SMK3 Sertifikat Sistem Manajemen K3 pp 50 tahun 2012 Untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi atau proyek. Pada proyek konstruksi TQM terdiri dari standart operating

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi atau proyek. Pada proyek konstruksi TQM terdiri dari standart operating BAB 1 PENDAHULUAN TQM atau Total Quality Management adalah strategi manajemen yang ditunjukan untuk menanamkan kesadaran kualitas pada semua proses dalam organisasi atau proyek. Pada proyek konstruksi

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Pengertian Proyek Menurut Nokes (2007), proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaanya dan waktu selesainya (dan biasanya

Lebih terperinci

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2000 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 :2008 4. 4.1 4.1 4.1 Sistem Manajemen Mutu Persyaratan Umum Apakah organisasi menetapkan dan mendokumentasikan sistem manajemen mutu

Lebih terperinci

5.1. Analisa Pengukuran Kinerja Supply Chain Pada Proyek Studi Kasus

5.1. Analisa Pengukuran Kinerja Supply Chain Pada Proyek Studi Kasus BAB V PENERAPAN INDIKATOR KINERJA SUPPLY CHAIN PADA PROYEK STUDI KASUS Pada bab 4 telah coba dikembangkan 10 (sepuluh) indikator penilaian kinerja supply chain yang didasarkan atas telaah terhadap studi

Lebih terperinci

Pengertian manajemen secara umum

Pengertian manajemen secara umum Pengertian manajemen secara umum 1. Manajemen sebagai suatu proses, maksud disini dapat dilihat dari bagaimana cara orang melakukan suatu proses untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih

Lebih terperinci

PROJECT PLANNING AND CONTROLLING GEDUNG RUSUNAWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN MS.PROJECT

PROJECT PLANNING AND CONTROLLING GEDUNG RUSUNAWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN MS.PROJECT Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat): 181-190 PROJECT PLANNING AND CONTROLLING GEDUNG RUSUNAWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN MS.PROJECT 1 Sanny Stephanie dan 2 Dwi Dinariana 1 Program S1

Lebih terperinci

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o BAB II DATA - DATA PROYEK 2.1 Pengertian Proyek Pengertian Proyek adalah suatu himpunan atau kumpulan kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, dimana memiliki suatu target kuantitatif

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA Menimbang : a. bahwa terjadinya kecelakaan di tempat kerja sebagian

Lebih terperinci