BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan jenisnya maka gedung merupakan aset berwujud.
|
|
- Sudomo Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya maupun kegiatan khusus. Berdasarkan jenisnya maka gedung merupakan aset berwujud. Seperti halnya dengan tubuh manusia, setiap properti termasuk gedung sangat membutuhkan pemeliharaan agar pemanfaatan dari properti tersebut dapat mencapai tujuan dan sasaran dari pembangunan tersebut. Pengertian properti dalam konteks pemeliharaan ialah semua aspek fisik dari properti tersebut yang karena faktor usia dan aktifitas pemanfaatannya menyebabkan kualitas fisik bangunan dan fasilitas fisik lain yang melekat dalam pemanfaatan bangunan tersebut mengalami penurunan. Jika tidak dilakukan upaya pencegahan maka pada suatu ketika kondisi bangunan dan fasilitas tersebut akan berada pada kondisi tidak layak pakai. Dikutip dari sebuah artikel majalah konstruksi pada tahun 1999 mengenai Ilmu ekonomi teknik bagi optimasi perawatan gedung durasi pemeliharaan bangunan meliputi 80.1%, pembuatan konsep 10%, perencanaan 6.6% dan konstruksi 3.3% dari umur total bangunan. Tingkat persentase pada tahap pemeliharaan bangunan merupakan yang tertinggi bila dibandingkan dengan tahap lainnya, hal ini menunjukkan bahwa tahap pemeliharaan gedung tersebut, 1
2 2 sangat penting dilakukan secara rutin dan periodik, dengan adanya pemeliharaan yang rutin maka diharapkan bila terjadi kerusakan tidak memerlukan biaya perbaikan/ pemeliharaan yang tinggi, bahkan dengan penerapan sistem manajemen yang baik diharapkan dapat mencegah kerusakan yang terjadi, sehingga tidak mengeluarkan biaya perbaikan. Di Indonesia sistem manajemen tersebut masih belum banyak di implementasikan secara total, baik di tingkat korporasi maupun di tingkat pemerintahan. Ketidaktahuan atau ketidakpedulian sebagian besar manajemen perusahaan akan pentingnya pengelolaan asset secara terintegrasi, mungkin juga dipicu oleh minimnya informasi serta literatur yang mengupas masalah ini. Banyak perusahaan masih menganggap manajemen aset secara fisik adalah sama seperti yang dikemukaan di awal, hanyalah sekedar alat pengelolaan daftar aset. Anggapan yang kurang tepat lainnya adalah bahwa pengelolaan fisik aset sepenuhnya sudah diserahkan kepada Departemen Pemeliharaan (maintenance), padahal baik daftar aset maupun pengelolaan aset fisik oleh Maintenance Department hanyalah bagian kecil dari Physical Asset Management. Realita di lapangan menunjukkan banyak kasus yang sebenarnya dimulai dari salah kelola dan salah urus masalah aset, sehingga berdampak kerugian yang tidak sedikit. Sebagai contoh optimalisasi sumber daya tidak bisa dilakukan secara maksimal karena tidak teridentifikasi dengan jelas, sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu alat produksi sudah saatnya untuk diganti atau masih layak untuk di kelola. Pertanyaan berikutnya kalau harus di kelola kapan waktu yang tepat untuk melakukan hal tersebut dan kalau harus diganti apakah dengan jenis alat yang sama atau ada alternatif lain yang lebih baik. Keputusan akan
3 3 pilihan-pilihan tersebut hanya bisa terjawab dengan tepat bila memiliki informasi/ data yang jelas tentang aset tersebut. Manajemen resiko adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan aset, seperti sulitnya pemerintah menghitung jumlah kerugian yang di derita akibat adanya bencana atau sebuah perusahaan yang kesulitan ketika harus menaksir kerugian akibat pabriknya kebakaran. Ini tidak akan terjadi jika kita memiliki database manajemen aset yang selalu terupdated/terbarui setiap saat. Di samping itu, berdasarkan hasil prasurvey diperoleh tanggapan dari beberapa pihak tentang bagaimana pengelolaan atau manajemen aset dari gedung pemerintahan, maka rata- rata berpendapat bahwa manajemen aset pada gedung pemerintahan memiliki manajemen yang berbeda-beda. Kantor pemerintahan di kota Medan, implementasi untuk manajemen gedung sudah diterapkan, seperti aset gedung kantor Walikota, kantor Gubernur dan kantor DJP Wilayah Sumut I. Melalui pengamatan ditemukan bahwa pemanfaatan luas lantai dan fasilitas belum optimal pada gedung kantor pemerintahan di bawah kebijakan Kementerian Dalam Negeri sedangkan pada gedung kantor pemerintahan di bawah kebijakan Kementrian Keuangan sudah optimal padahal gedung-gedung tersebut merupakan gedung dengan jenis dan berfungsi sama yaitu sebagai gedung kantor pemerintahan, namun terdapat perbedaan dalam optimalisasi pemanfaatan luas lantai dan fasilitasnya. Kantor Walikota dan Kantor Gubernur di bawah kebijakan yang sama sedangkan kantor DJP Wilayah Sumut I di bawah kebijakan lain yang berbeda dengan kantor Walikota dan Gubernur. Meskipun kantor Walikota dan Gubernur di bawah kebijakan yang sama, terdapat beberapa perbedaan dalam manajemen
4 4 aset gedungnya, sedangkan kantor DJP Wilayah Sumut I dengan kebijakan yang berbeda tentu juga memiliki manajemen gedung yang berbeda. Melalui persamaan kebijakan pada kantor Walikota dan Gubernur perlu kiranya dianalisis hal yang menyebabkan adanya perbedaan tersebut dan melalui perbedaan kebijakan dengan kantor DJP Wilayah Sumut I, walaupun dengan sifat yang sama yaitu sebagai kantor pemerintahan maka perlu untuk di analisis bagaimana perkembangannya kini dan perbandingan perbedaan dari manajemen aset dari gedung - gedung kantor pemerintahan tersebut. 1.2 Perumusan Masalah Pokok masalah yang akan dicari berdasarkan dari permasalahan yang ditemukan terhadap perbedaan kualitas manajemen bangunan gedung pemerintahan dengan kebijakan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Keuangan. Berdasarkan uraian tersebut, maka di cari pemecahan masalah melalui batasan dan perumusan masalah yaitu : 1. Apakah fungsi-fungsi dari manajemen dan pemeliharaan gedung berpengaruh optimal terhadap manajemen aset gedung kantor pemerintahan? 2. Bagaimana sistem pengelolaan gedung kantor pemerintahan yang efektif? 3. Bagaimana perbandingan manajemen aset gedung kantor pemerintahan? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penulisan ini, yaitu: 1. Menganalisis pengaruh dari fungsi manajemen dan pemeliharaan gedung terhadap ketahanan gedung, resiko dan nilai dari aset tersebut
5 5 2. Untuk mengetahui dan memperoleh sistem pengelolaan pemerintahan yang efektif. 3. Menganalisis perbandingan manajemen aset gedung kantor pemerintahan 1.4 Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat dari beberapa hal, di antaranya 1. Dapat menjadi referensi tambahan mengenai properti khususnya bidang manajemen aset gedung. 2. Dapat memotivasi para pimpinan, karyawan bagian umum atau rumah tangga, pimpinan manajemen aset gedung dan tim pelaksana manajemen gedung untuk meninjau dan menanggapi kembali perihal sistem manajemen aset secara lebih mendetail lagi.
BAB I PENDAHULUAN. oleh manajemen baik pada tingkat operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan database yaitu sistem informasi mempunyai manfaat yang besar bagi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi saat ini akan sejalan dengan perkembangan teknologi informasi yang mendorong terjadinya perubahan berbagai ilmu, baik dalam kajian
Lebih terperinciSistem Pengelolaan Energi pada Pabrik/Bangunan yang Ditunjuk
Sistem Pengelolaan Energi pada Pabrik/Bangunan yang Ditunjuk Departemen Pengembangan Energi Alternatif & Efesieni (DEDE), Kementerian Energi berwenang untuk mengatur dan mengawasi pabrik/bangunan yang
Lebih terperinciGUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 43 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 43 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATAKERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penjualan maka semakin besar pula pendapatan yang diperoleh perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penjualan merupakan pembelian suatu barang atau jasa dari suatu pihak kepada pihak lainnya dengan mendapatkan keuntungan dari pihak tersebut. Penjualan juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1. Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru Provinsi Riau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangunan gedung merupakan tempat penting bagi manusia untuk melakukan kegiatannya sehingga tercapai berbagai hal yang diinginkan. Pesatnya pembangunan bangunan gedung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pemerintah, baik pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai aset negara yang sangat melimpah, baik aset sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun aset milik negara yang di kelola oleh pemerintah, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tercapainya tujuan dari perusahaan, jika sumber daya manusia tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan tercapainya tujuan dari perusahaan, jika sumber daya manusia tidak didukung dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak institusi pemerintah maupun swasta masih menganggap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak institusi pemerintah maupun swasta masih menganggap manajemen aset secara fisik dan non-fisik sekedar instrument pengelolaan daftar aset saja. Kenyataan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dunia konstruksi semakin cepat dan pesat. Dalam pekerjaan sebuah proyek
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhaan ekonomi Indonesia yang semakin baik membuat perkembangan dunia konstruksi semakin cepat dan pesat. Dalam pekerjaan sebuah proyek dibutuhkan perencanaan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI
IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI Azham Umar Abidin 1, Fahmi R. Putranto 2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Departemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikatakan badan usaha tersebut juga berkembang dengan baik. Produktivitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia kerja usaha di era globalisasi ini, karyawan merupakan aset yang paling penting dalam proses berjalannya suatu badan usaha, karyawan memiliki fungsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di masa sekarang Teknologi Informasi (TI) sangat berkembang. Dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di masa sekarang Teknologi Informasi (TI) sangat berkembang. Dalam kehidupan sehari-hari pun semua serba terkomputerisasi. Seperti di sekolahsekolah, kantor, pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada pihak lainnya dengan mendapatkan keuntungan dari pihak tersebut.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penjualan merupakan pembelian suatu barang atau jasa dari suatu pihak kepada pihak lainnya dengan mendapatkan keuntungan dari pihak tersebut. Penjualan juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecelakaan kerja yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan banyaknya korban
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyaknya kecelakaan yang terjadi pada pekerja khususnya pada pekerja bangunan sering diakibatkan karena pihak pelaksana jasa kurang memprioritaskan keselamatan dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung merupakan unsur pelaksana. bertanggung jawab kepada Walikota Bandar Lampung melalui Sekretaris
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang melaksankan urusan pemerintahan daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas
Lebih terperinciGUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSAT LAYANAN AUTIS PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. memerlukan penyimpanan dan pemeliharaan secara terpusat seperti Records Center.
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Arsip dinamis inaktif merupakan arsip yang frekuensi penggunaannya bagi penyelenggaraan organisasi sudah menurun. Arsip tersebut sudah tidak lagi disimpan pada masing- masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi persaingan bisnis yang sangat ketat, untuk dapat berhasil atau sekedar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini perusahaan-perusahaan property semakin berkembang. Dalam menghadapi persaingan bisnis yang sangat ketat, untuk dapat berhasil atau sekedar bertahan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti perangkat
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (KBBI, 2005:854).
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. SMK Negeri 2 Langsa dapat disimpulkan sebagai berikut: secara Profesional yang tercantum pada Misi sekolah
78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang Implementasi Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam Pengelolaan Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi dan prestasi kerja yang optimal bagi organisasi.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor penting dalam suatu organisasi. Pemanfaatan Sumber Daya Manusia yang efektif akan dapat mempertahankan
Lebih terperinci2018, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.22, 2018 KEMENPU-PR. Bantuan Pembangunan dan Pengelolaan Rumah Susun. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01/PRT/M/2018
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di jaman yang semakin maju ini, banyak bermunculan konstruksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di jaman yang semakin maju ini, banyak bermunculan konstruksi bangunan yang bersifat modern. Hal itu tentu saja membuat suatu bangunan membutuhkan perawatan yang lebih
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 61 2013 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 105 TAHUN 2011 TENTANG
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 105 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN RINCIAN TUGAS POKOK UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan pembangunan infrastruktur di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang baik, untuk periode tahun tertentu pertumbuhan ini terlihat sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dapat membantu komunikasi dari top manajemen hingga ke bagian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen pengetahuan pada awalnya diterapkan dalam dunia bisnis yang dapat membantu komunikasi dari top manajemen hingga ke bagian operasional untuk memperbaiki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. K3 menjadi salah satu bagian penting dalam dunia pekerjaan dewasa ini.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang K3 menjadi salah satu bagian penting dalam dunia pekerjaan dewasa ini. Efisiensi biaya dan peningkatan keuntungan semakin diperhatikan seiring dengan penekanan resiko
Lebih terperinciWALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI SALINAN
BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 14 TAHUN 2004 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG
bidang TEKNIK ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG YATNA SUPRIYATNA Jurusan Teknik Sipil Universitas Komputer Indonesia Pesatnya pembangunan gedung-gedung baru umumnya tidak disertai dengan peningkatan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERAWATAN ASET DAN FASILITAS GEDUNG UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (Studi Kasus di Jurusan Teknik Industri)
TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERAWATAN ASET DAN FASILITAS GEDUNG UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (Studi Kasus di Jurusan Teknik Industri) Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi
Lebih terperinciGUBERNUR KEPULAUAN RIAU
GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 27 TAHUN 2007 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS KANTOR DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU, Menimbang : a.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 17/PRT/M/2010 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENDATAAN BANGUNAN GEDUNG
MENTERI PEKERJAAN UMUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 17/PRT/M/2010 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENDATAAN BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan tanah untuk tempat tinggal dan kegiatan aktifitas lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan penduduk di perkotaan yang sangat tinggi mengakibatkan meningkatnya kebutuhan tanah untuk tempat tinggal dan kegiatan aktifitas lainnya. Selain itu, meningkatnya
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,
PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 16/PRT/M/2010 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMERIKSAAN BERKALA BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PEKERJAAN UMUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 16/PRT/M/2010 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMERIKSAAN BERKALA BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Peralatan sebagai sarana pendukung bagi terselenggaranya aktifitas
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Peralatan sebagai sarana pendukung bagi terselenggaranya aktifitas pemerintahan sangatlah penting sebagai proses penyelenggaraan kegiatan administrasi kantor pemerintahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menghadapi semakin beratnya tugas dan tanggung jawab, Bagian Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung telah berupaya meningkatkan kualitas sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN KOTA MEDAN
PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN KOTA MEDAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN Menimbang : a. bahwa sesuai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia berlangsung sangat pesat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan berdirinya
Lebih terperinci-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG
-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,
PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dunia bisnis telekomunikasi telepon seluler semakin berkembang pesat di Indonesia. Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi telepon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari secara penuh, masih terdapat
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah ekonomi selalu menarik perhatian besar dari individu atau masyarakat, dan berbagai cara telah dilakukan untuk memecahkan masalah yang sulit ini. Realitanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Bangunan gedung memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Bangunan gedung memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan manusia terutama untuk melakukan aktivitas sehari-hari sehingga bangunan tersebut perlu dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjang pembangunan nasional. Dalam ruang lingkup yang lebih kecil, utama berjalannya sebuah organisasi atau perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesuksesan suatu perusahaan sangat tergantung dengan aktivitas dan kreativitas sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan tersebut. Sumber daya manusia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelengkapan fasilitas bangunannya merupakan representasi dari aktifitas orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan bangunan gedung untuk berbagai aktifitas semakin meningkat dari waktu ke waktu. Dari tahun ke tahun selalu bermunculan bangunan fasilitas yang baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan teknologi informasi bertumbuh dengan sangat pesat dan telah menjadi suatu elemen yang sangat penting dalam kehidupan. Adanya kemajuan teknologi
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS RUSUNAWA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sehat melalui pelayanan kesehatan yang bermutu dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah fasilitas pelayanan kesehatan sekunder atau tersier dengan karakteristik tersendiri, yaitu padat modal, padat teknologi dan multiprofesi. Keberadaan
Lebih terperinciWALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU
WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 98 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN
Lebih terperinciWALIKOTA TARAKAN PERATURAN WALIKOTA TARAKAN NOMOR 11 TAHUN 2009 T E N T A N G
WALIKOTA TARAKAN PERATURAN WALIKOTA TARAKAN NOMOR 11 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN KOTA TARAKAN WALIKOTA TARAKAN Menimbang : bahwa dengan
Lebih terperinci2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sistem Peradilan Pidana Anak adalah keseluruhan pr
No.40, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA HUKUM. SPPA. Koordinasi. Pemantauan. Evaluasi. Pelaporan. Tata Cara. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6027) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahaya kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga penjalaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dipandang sebagai aset perusahaan yang penting, karena manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia dipandang sebagai aset perusahaan yang penting, karena manusia merupakan sumber daya yang dinamis dan selalu dibutuhkan dalam tiap proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Agar mencapai tujuan perusahaan yang efektif dan efisien, sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan faktor utama dalam perkembangan suatu perusahaan. Agar mencapai tujuan perusahaan yang efektif dan efisien, sumber daya manusia dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan industri saat ini, dan perkembangan sarana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada perkembangan industri saat ini, dan perkembangan sarana pembangunan, terutama pembangunan gedung sangatlah pesat. Maka tingkat kesulitan untuk mengelola dan menjalankan
Lebih terperinciMobil Dinas Ditarik, Anggota DPRD Kota Medan Dapat Uang Segini Sebagai Tunjangan Transport
Mobil Dinas Ditarik, Anggota DPRD Kota Medan Dapat Uang Segini Sebagai Tunjangan Transport Sumbergambar:http://www.tribunnews.com TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Peraturan Daerah (Perda) Kota Medan yang mengatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu perusahaan terdapat beberapa sumber daya yang dapat dimanfaatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu perusahaan terdapat beberapa sumber daya yang dapat dimanfaatkan guna mencapai beberapa tujuan yang diinginkan perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah
Lebih terperinciLampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional. 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer. telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat
L1 Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional No. Pertanyaan Y T Keterangan 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat diselesaikan tepat waktu dan
Lebih terperinciWALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
Lebih terperinciWALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinci1.1. LATAR BELAKANG. Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010
Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Proyek Konstruksi Menurut Gould (2002), proyek konstruksi juga dapat didefenisikan sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Proyek Konstruksi Menurut Gould (2002), proyek konstruksi juga dapat didefenisikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan uan untuk mendirikan ikan suatu bangunan nan yang membutuhkan
Lebih terperinciBUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciWALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 112 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 112 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN
Lebih terperinciPEDOMAN KEAMANAN LINGKUNGAN FISIK PUSKESMAS KREBET BAB I PENDAHULUAN
PEDOMAN KEAMANAN LINGKUNGAN FISIK PUSKESMAS KREBET BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keamanan adalah kebutuhan dasar manusia yang merupakan prioritas kedua berdasarkan kebutuhan fisiologis dalam Hierarkhi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 3 1.3
Lebih terperinciWALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU
WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 104 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 31 Juli 2002 perihal penerapan Good Corporate Governance atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 pada tanggal 31 Juli 2002 perihal penerapan Good Corporate Governance atau disebut Tata Kelola
Lebih terperinciJ udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan
Kode Dokumentasi : M SPS SMK3 Halaman : 1 dari 2 J udul Dokumen : M - SPS - P2K3 Dokumen ini adalah properti dari PT SENTRA PRIMA SERVICES Tgl Efektif : 09 Februari 2015 Dibuat Oleh, Disetujui Oleh, Andhi
Lebih terperinciWALIKOTA TANGERANG SELATAN
SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA, BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciWALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 43 TAHUN 2015
SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM
Lebih terperinciURAIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA MADIUN No Jabatan Tugas :
URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA MADIUN No 1. Kepala Satuan Memimpin, merumuskan, mengatur, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan teknis
Lebih terperincibantuan hukum, pengkajian hukum serta dokumentasi,
Bagian Kedua Kepala Biro Hukum Pasal 24 (1) Kepala Biro Hukum mempunyai tugas pokok membantu Asisten Daerah Tata Praja dalam rangka pembinaan, koordinasi, evaluasi, dan perumusan kebijakan di bidang hukum
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Beberapa jenis pemeliharaan berdasarkan British Standard Institute (1984) BS 3811 : 1984 Glossary of Maintenance Management Terms in Terotechnology : 1. Pemeliharaan terencana
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dari suatu properti atau usaha. Pembuatan asumsi tersebut berkaitan dengan
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Analisis Discounted Cash Flow (DCF) adalah teknik pembuatan model keuangan yang didasarkan pada asumsi mengenai prospek pendapatan dan biaya dari suatu properti atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun lebih dari itu, kegiatan mengelola
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai individu yang terlibat dalam modernisasi, kegiatan mengelola asset yang dimiliki bukan lagi sekedar bagaimana asset tersebut dimanfaatkan untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penerbitan. Perusahaan ini menerbitkan majalah Griya Asri, Smart Living, Skala+,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang P.T. Griya Asri Prima merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penerbitan. Perusahaan ini menerbitkan majalah Griya Asri, Smart Living, Skala+, dan beberapa buku
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Grafik Pengunjung Internet Tahun
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, tujuan tugas akhir, lingkup tugas akhir, metodologi tugas akhir dan sistematika penulisan tugas akhir. 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN
Lebih terperinciS A L I N A N. No. 151, 2016 BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 151 TAHUN 2016 TENTANG
1 S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 151 TAHUN 2016 NOMOR 151 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGELOLA KAWASAN EKOSISTEM
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... vi. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xvi BAB I... 1 1.1. Latar Belakang Masalah... 1 1.2. Rumusan Masalah... 6 1.3. Batasan Masalah... 6 1.4. Tujuan Masalah...
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA INDIVIDU
1. JABATAN : SEKRETARIS DINAS 2. TUGAS : 3. FUNGSI : a.melaksanakan koordinasi perencanaan, evaluasi dan pelaporan program Dinas Bina Marga, pengelolaan urusan kepegawaian, urusan umum yang meliputi kegiatan
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT
SALINAN NOMOR 24/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan rasa aman menjadi hal penting yang perlu diperhatikan dan di tunjang dalam setiap aspek kehidupan manusia. Setiap individu memerlukan rasa aman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan organisasi yang menjadi asset dan mempunyai peranan penting adalah sumber daya manusia. Dalam konteks yang lebih luas, manusia merupakan penggerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan pengawasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyawan adalah asset utama perusahaan yang menjadi pelaku yang aktif dari setiap aktifitas organisasi. Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan
Lebih terperinci50001, BAB I PENDAHULUAN
Rancangan Penilaian Sistem Manajemen Energi di PT. Semen Padang dengan Menggunakan Pendekatan Integrasi ISO 50001, Sistem Manajemen Semen Padang (SMSP) dan Permen ESDM No. 14 Tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciPedoman Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan
1 2 4 Jakarta, Desember 2016 Kepada yang terhormat, 1. Pimpinan Tinggi Pratama di Direktorat Jenderal Cipta Karya; 2. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum dan
Lebih terperinciWALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI
SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa dengan
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2017 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2017 TENTANG BESARAN SEWA PEMANFAATAN ASET MILIK PEMERINTAH DAERAH UNTUK MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT
PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin bervariasinya jenis makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat serta pola makan dan pola hidup yang semakin kurang sehat, membawa berbagai dampak dibidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kemajuan teknologi komputer dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mengelolah data telah banyak dimanfaatkan bagi setiap orang yang memerlukan. Banyak perusahaan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinci