TINJAUAN PUSTAKA. Kambing

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA. Kambing"

Transkripsi

1 TINJAUAN PUSTAKA Kambing Taksonomi ternak kambing domestikasi adalah ordo Ungulata, sub-ordo Artiodactyla, famili Bovidae, sub-famili Caprinae, genus Capra, dan spesies Capra hircus (Williamson dan Payne, 1993). Menurut Blakely dan Bade (1992), kambing merupakan hewan pertama yang didomestikasi manusia. Kambing berasal dari hewan liar (Capra hircus aegagrus) yang hidup di daerah yang sangat sulit dan berbatu. Pada permulaannya diperkirakan para pemburu membawa pulang anak kambing hasil buruan. Anak-anak kambing tersebut dipelihara di desa sebagai hewan kesayangan kemudian dimanfaatkan untuk diambil susu, daging dan kulitnya. Kambing banyak ditemukan di desa-desa yang masih primitif. Kambing adalah sub-spesies kambing liar yang secara alami tersebar di Asia Barat Daya dan Eropa. Kambing liar tersebar dari Spanyol ke arah timur sampai India dan dari India ke utara sampai Mongolia dan Siberia. Habitat yang disukai kambing adalah daerah pegunungan yang berbatu-batu. Kambing sudah dijinakkan manusia sejak tahun sebelum masehi. Kambing merupakan hewan memamah biak yang berukuran sedang. Kambing liar jantan maupun betina memiliki sepasang tanduk, namun tanduk kambing jantan lebih besar. Pada umumnya kambing memiliki jenggot, dahi cembung, ekor agak ke atas, dan berbulu lurus dan kasar. Panjang tubuh kambing liar, adalah 1,3-1,4 m, dengan panjang ekor cm. Bobot badan kambing betina berkisar kg, sedangkan kambing jantan dapat mencapai 120 kg. Bangsa kambing dibedakan menjadi tipe pedaging dan tipe penghasil susu (Admin, 2007). Keberadaan Kambing di Indonesia Ternak kambing tersebar luas di daerah tropis dan subtropis, karena memiliki sifat toleransi tinggi terhadap bermacam-macam hijauan pakan ternak, rerumputan dan dedaunan. Kemampuan adaptasi kambing yang luas memungkinkan kambing dapat hidup berkembang biak dalam berbagai keadaan lingkungan. Domestikasi kambing terjadi sejak zaman purba di Asia Tenggara. Manusia bermigrasi pada zaman prasejarah bersama ternak kambing dan ternak lain dari pusat-pusat domestikasi kambing (Sudono dan Abdulgani, 2002). 3

2 Ternak kambing yang dipelihara peternak umumnya merupakan ternak lokal. Kambing lokal yang berkembang biak dengan baik di Indonesia, yaitu kambing Kacang dan kambing Peranakan Etawah (PE). Selain itu terdapat kambing lokal lain seperti kambing Gembrong, Kosta, Marica, Jawarandu dan Bligon (Subandryo dan Anggraeni, 1997). Pemeliharaan kambing di Indonesia masih ditujukan untuk produksi daging, sedangkan produksi susu merupakan produksi sekunder. Menurut Devendra dan Burns (1994), kambing berfungsi sebagai ternak penghasil daging, susu, kulit, bulu dan kotoran. Sebanyak 99% ruminansia kecil di Indonesia dipelihara pada skala peternakan rakyat (Sodiq dan Sumaryadi, 2002) dan umumnya dilakukan oleh petani penggarap dengan jumlah 2-10 ekor (Devendra dan Burns, 1994). Kambing Perah Kambing perah merupakan jenis kambing yang dapat memproduksi susu dengan jumlah melebihi kebutuhan anaknya (Atabany, 2002). Kambing perah yang biasa dipelihara adalah kambing-kambing lokal seperti kambing Etawah, Peranakan Etawah dan kambing Jawarandu. Kambing-kambing tersebut merupakan bangsa kambing perah yang dapat hidup di daerah tropis. Menurut Blakely dan Bade (1992), kambing perah sering dianggap sebagai ternak miniatur atau bentuk kecil sapi perah. Ukuran tubuh kambing perah hanya sepersepuluh dari sapi. Ukuran kecil dari kambing ini memudahkan pemeliharaan dan dapat dipelihara dalam skala kecil maupun dalam skala industri. Kambing perah dikembangbiakan dan diseleksi sejak dahulu untuk menghasilkan susu dalam jumlah banyak. Kambing memiliki karakteristik yang unik dalam memproduksi susu. Bila sapi memiliki empat puting dan empat ambing yang terpisah, maka kambing hanya memiliki dua ambing dan dua puting saja. Kambing perah sangat efisien dalam memproduksi susu. Tujuh ekor kambing dapat menghasilkan susu yang sama banyaknya dengan produksi satu ekor sapi perah, tetapi jumlah pakan 10 ekor kambing akan sama dengan jumlah pakan satu ekor sapi (Blakely dan Bade, 1992). Kambing Etawah Kambing Etawah berasal dari daerah Etawah yaitu antara sungai Yamuna dan Chambal di Provinsi Uttar Pradesh, India dengan nama kambing Jamnapari, namun di Indonesia lebih dikenal dengan nama kambing Etawah. Persilangan dari kambing 4

3 Etawah lainnya adalah kambing Peranakan Etawah (PE) dan Jawarandu sebagai penghasil susu. Indonesia mengimpor kambing Etawah pertama kali dari India pada tahun 1908 (Sudono dan Abdulgani, 2002). Kambing ini termasuk kambing dwiguna, yaitu sebagai penghasil daging dan susu (Banarjee, 1982). Warna bulu kambing ini tidak seragam, biasanya berwarna belang putih, merah atau coklat. Bobot badan jantan dewasa berkisar antara kg dan betina kg. Panjang daun telinga cm dengan lebar 7-13 cm dan telinga melipat serta terkulai dengan bagian pangkal menguncup. Profil muka cembung dengan rahang atas lebih pendek dari rahang bawah. Ukuran ambing besar dengan puting berbentuk botol. Kaki berukuran panjang dan terdapat rambut panjang terutama pada bagian paha belakang. Kambing Etawah digunakan secara luas untuk meningkatkan mutu kambing asli yang lebih kecil diberbagai negara seperti Malaysia dan Indonesia. Menurut Devendra dan Burns (1994), produksi susu kambing Etawah berkisar 1,5-3,5 kg per ekor per hari dengan kadar lemak 5,2% atau kg selama masa laktasi sekitar 261 hari. Peranakan Etawah (PE) Kambing PE merupakan kambing hasil persilangan antara kambing lokal Indonesia dengan kambing lokal dari India, yaitu antara kambing Kacang dan kambing Etawah, sehingga memiliki sifat diantara kedua tetua kambing tersebut (Atabany, 2001). Kambing PE merupakan kambing tipe dwiguna yang dapat menghasilkan susu dan dapat menghasilkan daging. Kambing PE di pulau Jawa, terutama di Jawa Timur dan Jawa Tengah telah lebih dahulu dibudidayakan dibandingkan dengan di Jawa Barat. Kambing dikembangkan dan dijadikan sebagai usaha sambilan di Jawa Barat dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan hijauan yang tersedia. Karakteristik kambing PE menurut Markel dan Subandryo (1997) adalah kuping menggantung ke bawah dengan panjang cm, tinggi badan antara cm, bobot jantan sekitar 40 kg dan betina sekitar 35 kg. Kambing PE jantan berbulu di bagian atas dan bawah leher, rambut pundak dan paha belakang lebih lebat dan panjang. Kambing PE betina memiliki rambut panjang hanya pada bagian paha belakang. Warna rambut kambing PE terdiri atas kombinasi coklat sampai 5

4 hitam atau abu-abu (Sudono dan Abulgani, 2002) dan muka cembung (Hardjosubroto, 1994). Pakan Ternak Menurut Sofyan et al. (2000), bahan makanan ternak dapat dibagi ke dalam dua golongan berdasarkan kandungan serat kasar, yaitu bahan penguat (konsentrat) dan hijauan. Konsentrat adalah satu atau campuran bahan makanan ternak yang banyak mengandung zat makanan utama (protein, lemak, atau karbohidrat) dan mempunyai serat kasar kurang dari 18%. Hijauan adalah satu atau campuran makanan ternak yang mempunyai kadar serat kasar lebih besar dari 18%. Bahan pakan alami untuk ternak ruminansia adalah hijauan, baik berupa rumput-rumputan maupun leguminosa. Di negara tropis dengan suhu tanah cukup panas, rumputrumputan dapat tumbuh sepanjang tahun. Iklim Tropis hanya terbagi menjadi musim hujan dan kemarau. Puncak produksi biasanya dicapai pada saat musim hujan. Komposisi nutrisi hijauan makanan ternak sangat bervariasi dan tergantung pada banyak hal, diantaranya adalah spesies tanaman, umur tanaman, iklim dan pemupukan. Kandungan nutrisi rumput lapang bervariasi tergantung dari jenis dan komposisi rumput. Konsumsi Pakan Menurut Blakely dan Bade (1992), kambing merupakan jenis ruminansia yang lebih efisien daripada domba atau sapi. Kambing dapat mengkonsumsi bahan kering yang relatif lebih banyak untuk ukuran tubuhnya (5%-7% dari berat badan). Atabany (2002) menyatakan bahwa kambing lokal (bangsa kambing pedaging dan kambing perah) di daerah tropis yang diberi makan sekenyangnya, mempunyai konsumsi bahan kering harian berkisar 1,8%-4,7% dari berat badan. Bila dibandingkan dengan sapi yang dapat mengkonsumsi bahan kering 2%-3% dari berat badan, kambing mampu mengkonsumsi bahan kering relatif lebih banyak untuk ukuran tubuhnya. Kambing perah mengkonsumsi bahan kering seharusnya 5%-7% dari berat badan, akan tetapi kambing perah daerah sejuk yang hidup di daerah tropis mempunyai kisaran konsumsi bahan kering 2,8%-4,9% dari berat badan. Kambing laktasi membutuhkan protein lebih banyak daripada kambing jantan dewasa dan induk kering. Kambing jantan aktif dan induk laktasi membutuhkan protein 15%- 18%. 6

5 Sudono dan Abulgani (2002) menyatakan bahwa ransum yang dimakan kambing tergantung pada ukuran tubuh, bangsa kambing, umur, dan jenis kelamin. Hijauan pakan ternak untuk kambing dewasa tanpa pemberian konsentrat berkisar antara 5-8 kg per ekor per hari. Campuran hijauan makanan ternak yang terdiri atas berbagai macam dedaunan dan rumput-rumputan lebih baik daripada hijauan pakan ternak yang hanya terdiri atas satu jenis hijauan, karena kekurangan zat makanan pada bahan pakan ternak yang satu dapat dipenuhi bahan pakan ternak yang lain. Atabany (2002) menyatakan bahwa hijauan segar yang dikonsumsi induk laktasi merupakan 10% dari berat hidup, sedangkan konsentrat 2% dari berat badan. Total pakan segar yang dapat dikonsumsi induk laktasi kambing perah adalah 8-10 kg per ekor per hari. Pada suhu yang lebih rendah daripada kebutuhan optimumnya, ternak akan mengkonsumsi ransum lebih banyak karena sebagian energi ransum akan diubah menjadi panas untuk mengatasi suhu lingkungan yang lebih rendah (Leeson, 1986). Siregar (1982) menyatakan bahwa iklim dapat mempengaruhi penggunaan pakan maupun status faali ternak, sehingga kecepatan pertumbuhan ataupun bentuk produktivitas lain akan ikut dipengaruhi. Pengaruh ketinggian tempat dari permukaan laut terhadap penggunaan pakan dan status faali ternak berakibat pada pertumbuhan. Bayong (2004) menyatakan bahwa hewan domestik sangat bergantung pada ketersediaan pakan. Faktor iklim secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan ternak yang berkaitan dengan ketersediaan rumput atau tanaman pakan. Kecocokan pembiakan hewan terhadap iklim bergantung pada mutu atau kualitas gizi rumput dan jumlah pakan yang tersedia secara alami atau yang dapat ditanam dalam kondisi iklim tersebut. Produksi ternak bergantung pada iklim, manajemen, pemberian pakan, dan peternakan. Tatalaksana berternak seperti kualitas dan kuantitas pakan ternak dipengaruhi oleh aspek iklim. Susu dan Kualitas Susu Rahman et al. (1992) menyatakan bahwa secara kimia, susu didefinisikan sebagai emulsi lemak dalam air yang mengandung gula, garam-garam, mineral dan protein dalam bentuk suspensi koloidal. Saleh (2004) menyatakan bahwa air susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia karena kelezatan dan komposisi gizi yang ideal dan mengandung semua zat yang dibutuhkan tubuh. 7

6 Semua zat makanan yang dikandung air susu dapat diserap darah dan dimanfaatkan tubuh. Sebagai bahan makanan/minuman, air susu sapi mempunyai nilai gizi yang tinggi, karena mengandung unsur-unsur kimia yang dibutuhkan tubuh seperti kalsium, fosfor, vitamin A, vitamin B dan riboflavin dalam jumlah tinggi. Komposisi gizi (protein, mineral dan vitamin yang tinggi) yang mudah dicerna menjadikan susu sebagai sumber bahan makanan yang fleksibel, sehingga dapat memenuhi keinginan dan selera konsumen. SNI (Badan Standarisasi Nasional, 1998) susu segar adalah susu yang berasal dari ambing induk kambing sehat dan diperoleh dengan cara yang benar. Susu kambing merupakan hasil sekresi dari ambing kambing sebagai makanan anaknya. Clark (2001) menyatakan bahwa komposisi susu kambing lebih lengkap dalam hal kandungan protein, lemak, vitamin (A, B kompleks, C) dan mineral (kalsium, fosfor, magnesium, potassium dan tembaga) dibandingkan dengan susu sapi dan susu manusia. Menurut Devendra dan Burn (1994) kandungan protein susu kambing lebih tinggi dibandingkan dengan susu manusia dalam kaitannya dengan jumlah kalori. Energi total yang dikandung dalam susu kambing sebanyak 50% berasal dari lemak, dan masing-masing 25% dari laktosa serta protein sedangkan proporsi dalam susu manusia adalah 55% dari lemak, 38% laktosa dan 7% dari protein. Komposisi susu kambing secara umum dapat dilihat pada Tabel 1. 8

7 Tabel 1. Komposisi Susu Kambing per 100 g Komposisi Jumlah Satuan Air 87 g Energi 68 kkal Energi 288 kj Protein 3,4 g Total Lemak 3,8 g Karbohidrat 4,4 g Serat 0 g Ampas 0,8 g Mineral Kalsium (Ca) 133 mg Besi (Fe) 0,05 mg Magnesium (Mg) 13,97 mg Fosfor (P) 110 mg Potassium (K) 204 mg Sodium (Na) 49 mg Seng (Zn) 0,3 mg Tembaga (Cu) 0,04 mg Mangan (Mn) 0,018 mg Selenium (Se) 1,4 mcg Vitamin Vitamin C (Asam karbonat) 1,29 mg Thiamin 0,048 mg Riboflavin 0,138 mg Niacin 0,227 mg Sumber: Moeljanto dan Wirjantan (2002) Produksi Susu Kambing Phalepi (2004) menyatakan bahwa produksi susu dipengaruhi mutu genetik, umur induk, ukuran dimensi ambing, bobot hidup, lama laktasi, tatalaksana yang diberlakukan pada ternak (perkandangan, pakan, kesehatan), kondisi iklim setempat, daya adaptasi ternak dan aktivitas pemerahan. Faktor lain yang berpengaruh terhadap 9

8 produksi susu adalah proses penyusuan, yang dapat meningkatkan produksi susu induk dan akan menurun tajam ketika anak disapih (Hastono, 2003). Produksi susu pada ternak yang umurnya lebih tua lebih tinggi dari ternak yang umurnya muda, sebab ternak muda masih mengalami proses pertumbuhan. Pendistribusian zat-zat makanan pada ternak-ternak muda hanya sebagian yang digunakan untuk produksi susu dan sebagian lagi untuk pertumbuhan termasuk kelenjar ambing yang masih pada tahap perkembangan (Phalepi, 2004). Produksi susu akan meningkat sejak induk beranak dan akan turun hingga akhir masa laktasi (Blakely dan Bade, 1992). Puncak produksi susu akan dicapai pada hari ke setelah beranak (Devendra and Burns, 1994). Sutama (1994) menyatakan bahwa produksi susu kambing PE berkisar 1,5-3,5 l per ekor per hari. Menurut Sudono dan Abulgani (2002), produksi susu kambing PE cukup rendah, yaitu berkisar 0,5 0,9 l per ekor per hari. Atabany (2002) menyatakan bahwa produksi susu kambing berkisar 1-3 kg per ekor per hari, tergantung pada bangsa kambing, masa laktasi, suhu lingkungan, pakan, jumlah anak perkelahiran dan tatalaksana pemeliharaan. Jumlah pemerahan setiap hari berpengaruh terhadap produksi susu. Produksi susu meningkat 40% pada pemerahan dua kali sehari daripada pemerahan satu kali. Produksi susu lebih tinggi 5%-20% pada pemerahan tiga kali sehari daripada dua kali dan pemerahan empat kali lebih tinggi 5%-10% daripada pemerahan tiga kali. Kambing betina dengan berat 55 kg akan memproduksi lebih dari 200 kg susu dalam sekali laktasi dengan lama laktasi 305 hari. Blakely dan Bade (1992) menyatakan bahwa susu kambing terkenal karena kandungan nutrisi dan nilai medisnya sejak jaman dahulu. Dibandingkan dengan susu sapi, susu kambing memiliki karakteristik berwarna lebih putih dan globul lemak susu lebih kecil dan beremulsi dengan susu. Lemak harus dipisahkan dengan mesin pemisah (mechanical separator), karena lemak tersebut tidak dengan sendirinya muncul di atas permukaan. Lemak susu kambing lebih mudah dicerna. Curd protein susu kambing lebih lunak sehingga lebih memungkinkan untuk dibuat keju yang spesial. Susu kambing mengandung kalsium, fosfor, vitamin A, E dan B kompleks yang lebih tinggi. Susu kambing dapat diminum oleh orang yang alergi 10

9 minum susu sapi (lactose intolerant) dan untuk orang-orang yang mengalami gangguan pencernaan. Iklim Menurut Handoko (1995), cuaca adalah nilai sesaat dari atmosfer serta perubahan dalam jangka pendek (kurang dari satu jam hingga 24 jam) di suatu tempat tertentu di bumi. Iklim adalah sintesis atau kesimpulan dari perubahan nilai unsur-unsur cuaca (hari demi hari dan bulan demi bulan) dalam jangka panjang dari suatu tempat atau pada suatu wilayah. Iklim dapat terbentuk karena rotasi dan revolusi bumi dan perbedaan lintang geografi serta lingkungan fisik. Perbedaan ini menyebabkan perbedaan penyerapan panas matahari oleh bumi sehingga memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan di bumi. Beberapa unsur yang mempengaruhi keadaan cuaca dan iklim suatu daerah atau wilayah adalah suhu atau temperatur udara, tekanan udara, angin, kelembaban udara, dan curah hujan. Lebih dari sepertiga bagian dari muka bumi mempunyai iklim tropis, atau dengan kata lain iklim tropis merupakan bagian yang terbesar di muka bumi (Bayong, 2004). Sifat-sifat iklim di daerah tropis, seperti di Indonesia, tergolong panas dan lembab. Hal ini ditandai dengan kelembaban udara rata-rata di atas 60%, curah hujan rata-rata di atas mm/tahun dan perbedaan antara suhu siang dan malam hari berkisar antara C. Iklim tropis terletak diantara 23,5 0 LU dan 23,5 0 LS namun tidak semua daerah yang terletak di lintang tropika memiliki iklim tropika. Iklim topika merupakan sebuah tipe iklim yang dicirikan dengan suhu dan kelembaban yang tinggi sepanjang tahun (Bayong, 2004). Suhu Lingkungan Menurut Kartasapoetra (2006), suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan termometer. Satuan suhu yang biasa digunakan adalah derajat Celsius ( o C), sedangkan di Inggris dan beberapa negara lain dinyatakan dalam derajat Fahrenheit ( o F). Perbedaan suhu antara berbagai tempat di bumi secara umum ditentukan oleh letak lintang, ketinggian tempat, dan kondisi lingkungan. Bayong (2004) menyatakan bahwa suhu udara berubah sesuai dengan tempat dan waktu. Suhu maksimum pada umumnya terjadi sesudah tengah hari, biasanya antara jam dan jam 14.00; sedangkan suhu minimum terjadi pada jam waktu lokal atau sekitar matahari terbit. 11

10 Letak Lintang Semakin ke arah kutub, semakin rendah suhu udara. Semakin jauh dari ekuator, intensitas penyinaran matahari semakin rendah, sehingga suhu semakin rendah. Penurunan suhu karena lintang disebabkan oleh semakin rendahnya intensitas penyinaran matahari pada daerah kutub. Pada daerah tropis, intensitas penyinaran matahari sangat tinggi karena posisinya tegak lurus dengan daerah tersebut. Semakin ke arah kutub, sudut datang sinar matahari semakin kecil, sehingga intensitas penyinaran matahari semakin rendah (Handoko, 1995). Sudut datang sinar matahari akan mempengaruhi suhu. Sinar yang tegak lurus akan membuat suhu lebih panas daripada yang datangnya miring (Kartasapoetra, 2006). Ketinggian Tempat Semakin tinggi letak suatu tempat, maka semakin rendah suhu udaranya. Siregar (l982) memberikan batasan bahwa daerah dataran rendah memiliki ketinggian tempat berkisar antara m dari permukaan laut (m dpl) dan daerah dataran sedang berkisar antara m dpl. Payne (1970) menyatakan bahwa suhu udara harian rata-rata akan menurun 1,7 o C untuk setiap peningkatan ketinggian tempat 305 m dpl. Berdasarkan hasil pengukuran, rata-rata tingkat penurunan tersebut adalah 0,65 0 C setiap kenaikan ketinggian 100 m. Semakin jauh dari permukaan bumi, semakin berkurang jumlah molekul udara dan semakin rendah tumbukan antara molekul, sehingga suhu udara pun semakin rendah. Hal tersebut menyebabkan suhu udara pegunungan lebih rendah dibanding daerah pantai (Handoko, 1995). Kondisi Lingkungan Suhu suatu tempat juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan permukaan bumi. Suhu akan cenderung lebih rendah pada daerah yang masih bervegetasi lebat dibanding dengan daerah terbuka. Hal ini terjadi karena tumbuhan memiliki daya serap lebih besar dibanding dengan daerah terbuka, sehingga energi yang dipantulkan akan lebih kecil dibanding dengan daerah terbuka (Handoko, 1995). Menurut Kartasapoetra (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi suhu di permukaan bumi ialah jumlah radiasi yang diterima per tahun, per hari, dan per musim; pengaruh daratan atau lautan; pengaruh sudut datang sinar matahari; pengaruh ketinggian tempat; pengaruh angin secara tidak langsung; pengaruh panas laten, yaitu panas 12

11 yang disimpan dalam atmosfer; pengaruh penutup tanah, yaitu tanah yang ditutup vegetasi yang mempunyai suhu lebih rendah daripada tanah tanpa vegetasi serta pengaruh tipe tanah, tanah gelap indeks suhunya lebih tinggi. Bayong (2004) menyatakan iklim tidak hanya mempengaruhi tanaman, tetapi dipengaruhi juga oleh tanaman. Hutan yang lebat dapat menambah kelembaban udara melalui transpirasi. Bayangan dari pepohonan dapat mengurangi suhu udara sehingga penguapan menjadi kecil. Kelembaban Udara Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air (Handoko, 1995). Kelembaban relatif dinyatakan dengan persen (%), sedangkan kelembaban mutlak dinyatakan dengan g/m 3. Angin selain dapat menurunkan suhu lingkungan juga dapat menurunkan kelembaban. Handoko (1995) menyatakan bahwa kelembaban akan lebih kecil jika suhu udara meningkat dan sebaliknya kelembaban makin tinggi bila suhu udara lebih rendah. Siregar (1982) menyatakan bahwa kelembaban udara harian rata-rata antara dua lokasi pada ketinggian tempat yang berbeda (137 m dpl dan 925 m dpl) tidak menunjukkan perbedaan. Menurut Kartasapoetra (2006), kelembaban udara tertinggi dicapai pada musim hujan dan terendah pada musim kemarau di Indonesia. Disamping itu, kelembaban dipengaruhi juga oleh pohon pelindung, terutama apabila pohon rapat. Bayong (2004) menyatakan bahwa kelembaban nisbi berubah sesuai dengan tempat dan waktu. Menjelang tengah hari kelembaban nisbi berangsur-angsur turun kemudian pada sore hari sampai menjelang pagi bertambah besar. Kelembaban banyak berhubungan dengan suhu, curah hujan dan angin. Kondisi yang Ideal untuk Ternak Daerah beriklim ideal (comfort zone) ialah suatu daerah yang beriklim normal bagi kehidupan hewan, sehingga hewan dapat hidup nyaman di lingkungan dan tidak perlu beradaptasi. Daerah bersuhu kritis ialah daerah yang memiliki suhu di atas atau di bawah normal, sehingga memaksa hewan yang tinggal pada lingkungan tersebut harus beradaptasi. Suhu kritis tersebut dapat mengakibatkan hewan menjadi agak stres (Handoko, 1995). 13

12 Mamalia adalah hewan berdarah panas (homeotherms). Kebanyakan mamalia seperti manusia, binatang ternak dan binatang berkulit tebal mempunyai suhu tubuh sekitar 100 o F (37,8 0 C). Kenaikan atau penurunan suhu beberapa derajat mengakibatkan kematian pada mamalia. Daerah batas ambang atas kritis berkisar o F (39,4-44,4 0 C). Produktivitas hewan dipengaruhi faktor-faktor lingkungan. Suhu dan kelembaban udara merupakan dua elemen yang memiliki pengaruh yang besar terhadap produktivitas hewan (Mc Dowell et al., 1970). Zona optimum suhu udara untuk sapi, kerbau, kambing dan domba sekitar C dan kelembaban udara antara 60%-70% (Mc Dowel et al., 1970). Siregar (1982) menyatakan bahwa pertumbuhan atau bentuk produktivitas lain dari ternak adalah merupakan hasil interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan meliputi penggunaan makanan dan ketinggian tempat dari permukaan laut. Bayong (2004) menyatakan bahwa unsur iklim yang mempengaruhi ternak adalah suhu, curah hujan, kelembaban nisbi, tekanan atmosfer, angin, badai dan cahaya. Suhu adalah unsur paling penting. Suhu yang tinggi biasanya mengurangi produksi ternak. Produksi susu sapi menurun pada suhu tinggi dengan suhu optimum adalah sekitar 50 o F (10 o C). Suhu sangat dingin juga berpengaruh pada penurunan produksi ternak, karena energi tubuh banyak dipakai untuk melawan kedinginan. 14

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Kambing 2.1.1. Kambing Kacang Menurut Mileski dan Myers (2004), kambing diklasifikasikan ke dalam : Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Upafamili Genus Spesies Upaspesies

Lebih terperinci

PRODUKSI SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) BERDASARKAN KETINGGIAN TEMPAT PEMELIHARAAN SKRIPSI RUSMAN

PRODUKSI SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) BERDASARKAN KETINGGIAN TEMPAT PEMELIHARAAN SKRIPSI RUSMAN PRODUKSI SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) BERDASARKAN KETINGGIAN TEMPAT PEMELIHARAAN SKRIPSI RUSMAN DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Lebih terperinci

Sejarah Kambing. Klasifikasi Kambing. Filum : Chordota (Hewan Tulang Belakang) Kelas : Mamalia (Hewan Menyusui)

Sejarah Kambing. Klasifikasi Kambing. Filum : Chordota (Hewan Tulang Belakang) Kelas : Mamalia (Hewan Menyusui) Sejarah Kambing Kambing lokal (Capra aegagrus hircus) adalah sub spesies dari kambing liar yang tersebar di Asia Barat Daya dan Eropa. Kambing merupakan suatu jenis binatang memamah biak yang berukuran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kambing Kambing Etawah

TINJAUAN PUSTAKA Kambing Kambing Etawah TINJAUAN PUSTAKA Kambing Ternak kambing berasal dari kambing liar yang didomestikasi sebagai ruminansia kecil dari ordo Ungulata, sub-ordo Artiodactila, family Bovidae, subfamily Caprinae, genus Capra

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan mamalia yang termasuk dalam ordo artiodactyla, sub ordo

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan mamalia yang termasuk dalam ordo artiodactyla, sub ordo 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kambing Kambing merupakan mamalia yang termasuk dalam ordo artiodactyla, sub ordo ruminansia, famili Bovidae, dan genus Capra atau Hemitragus (Devendra dan Burn, 1994). Kambing

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Peternakan Sri Murni

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Peternakan Sri Murni HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Setiap peternakan memiliki karakteristik tersendiri baik dari segi sejarah pendirian dan tujuan dari pendirian peternakan serta topografi dan letak koordinat. Perincian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Kambing Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah dikenal secara luas di Indonesia. Ternak kambing memiliki potensi produktivitas yang cukup

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing

TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing Kambing diklasifikasikan ke dalam kerajaan Animalia; filum Chordata; subfilum Vertebrata; kelas Mammalia; ordo Artiodactyla; sub-ordo Ruminantia; familia Bovidae; sub-familia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Peranakan Ettawa (PE) merupakan hasil perkawinan antara kambing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Peranakan Ettawa (PE) merupakan hasil perkawinan antara kambing BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Peranakan Ettawa Kambing Peranakan Ettawa (PE) merupakan hasil perkawinan antara kambing Kacang dengan kambing Ettawa sehingga mempunyai sifat diantara keduanya (Atabany,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Boer Jawa (Borja) Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan antara kambing Afrika lokal tipe kaki panjang dengan kambing yang berasal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Pemeliharaan sapi perah bertujuan utama untuk memperoleh produksi susu yang tinggi dan efisien pakan yang baik serta mendapatkan hasil samping berupa anak. Peningkatan produksi

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Sapi Perah Fries Holland (FH) Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai klasifikasi taksonomi sebagai berikut : Phylum Subphylum Class Sub class Infra class

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kambing Kambing Perah

TINJAUAN PUSTAKA Kambing Kambing Perah TINJAUAN PUSTAKA Kambing Kambing merupakan hewan yang sangat penting dalam pertanian subsisten karena kemampuanya yang unik untuk mengadaptasikan dan mempertahankan dirinya dalam lingkungan-lingkungan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Lemak (%)

TINJAUAN PUSTAKA. Lemak (%) TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein (FH) Bangsa sapi perah Fries Holland berasal dari North Holland dan West Friesland yaitu dua propinsi yang ada di Belanda. Kedua propinsi tersebut merupakan

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Sapi perah Sapi perah (Bos sp.) merupakan ternak penghasil susu yang sangat dominan dibanding ternak perah lainnya dan sangat besar kontribusinya dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nutfah (Batubara dkk., 2014). Sebagian dari peternak menjadikan kambing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nutfah (Batubara dkk., 2014). Sebagian dari peternak menjadikan kambing 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ternak Kambing Kambing adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak dipelihara oleh peternakan rakyat dan merupakan salah satu komoditas kekayaan plasma nutfah (Batubara

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kambing merupakan hewan-hewan pertama yang didomestikasi. oleh manusia. Diperkirakan pada mulanya pemburu-pemburu membawa

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kambing merupakan hewan-hewan pertama yang didomestikasi. oleh manusia. Diperkirakan pada mulanya pemburu-pemburu membawa PENDAHULUAN Latar Belakang Kambing merupakan hewan-hewan pertama yang didomestikasi oleh manusia. Diperkirakan pada mulanya pemburu-pemburu membawa pulang anak kambing dari hasil buruannya. Anak-anak kambing

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang terregistrasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang terregistrasi 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kambing 1. Kambing Boer Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang terregistrasi selama lebih dari 65 tahun. Kata "Boer" artinya petani. Kambing Boer

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum BBPTU-HPT Baturraden Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang ada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dari tahun ke tahun yang terus meningkat

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dari tahun ke tahun yang terus meningkat 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Seiring dengan pertambahan penduduk dari tahun ke tahun yang terus meningkat yakni pada tahun 2011 berjumlah 241.991 juta jiwa, 2012 berjumlah 245.425 juta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu sebanyak-banyaknya, disamping hasil lainnya. Macam - macam sapi perah yang ada di dunia adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi potong pada umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu sapi lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi potong merupakan

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi perah termasuk kedalam famili Bovidae dan ruminansia yang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi perah termasuk kedalam famili Bovidae dan ruminansia yang II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Sapi Perah Sapi perah termasuk kedalam famili Bovidae dan ruminansia yang mempunyai tanduk berongga. Sapi perah Fries Holland atau juga disebut Friesian Holstein

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking TINJAUAN PUSTAKA Itik Peking Itik peking adalah itik yang berasal dari daerah China. Setelah mengalami perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking dapat dipelihara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Protein hewani merupakan zat makanan yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin meningkat seiring dengan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak Kambing. penghasil daging, susu, maupun keduanya (dwiguna) dan kulit. Kambing secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak Kambing. penghasil daging, susu, maupun keduanya (dwiguna) dan kulit. Kambing secara BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ternak Kambing Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah dikenal secara luas di Indonesia. Ternak kambing memiliki potensi produktivitas yang cukup tinggi.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Kambing Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar Nasional Indonesia nomor 01-3141-1998 didefinisikan sebagai cairan yang berasal dari ambing ternak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Ettawa (asal india) dengan Kambing Kacang yang telah terjadi beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Ettawa (asal india) dengan Kambing Kacang yang telah terjadi beberapa 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing Peranakan Ettawa (PE) merupakan hasil persilangan antara Kambing Ettawa (asal india) dengan Kambing Kacang yang telah terjadi beberapa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berkuku genap dan memiliki sepasang tanduk yang melengkung. Kambing

II. TINJAUAN PUSTAKA. berkuku genap dan memiliki sepasang tanduk yang melengkung. Kambing II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Peranakan Etawa (PE) Kambing merupakan hewan domestikasi tertua yang telah bersosialisasi dengan manusia lebih dari 1000 tahun. Kambing tergolong pemamah biak, berkuku

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan mamalia yang termasuk Ordo Artiodactyla, Subordo

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan mamalia yang termasuk Ordo Artiodactyla, Subordo II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Kambing Peranakan Etawah Kambing merupakan mamalia yang termasuk Ordo Artiodactyla, Subordo Ruminansia, Famili Bovidae, dan Genus Capra atau Hemitragus (Devendra dan Burns,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Penambahan daun Som Jawa pada ransum menurunkan kandungan serat kasar dan bahan kering ransum, namun meningkatkan protein kasar ransum. Peningkatan protein disebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Sapi perah yang dipelihara di Indonesia pada umumnya adalah Friesian Holstein (FH) dan Peranakan Friesian Holstein (PFH) (Siregar, 1993). Sapi FH memiliki ciri-ciri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Jawarandu (Bligon) merupakan kambing hasil persilangan antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Jawarandu (Bligon) merupakan kambing hasil persilangan antara 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Potensi Kambing Jawarandu Kambing Jawarandu (Bligon) merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Kacang dengan kambing Peranakan Etawa (PE). Kambing jenis ini mampu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Usaha Peternakan Sapi Perah Iklim dan Cuaca Pengaruh Iklim terhadap Produktivitas Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA Usaha Peternakan Sapi Perah Iklim dan Cuaca Pengaruh Iklim terhadap Produktivitas Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Usaha Peternakan Sapi Perah Keuntungan usaha peternakan sapi perah adalah peternakan sapi perah merupakan usaha yang tetap, sapi perah sangat efisien dalam mengubah pakan menjadi protein

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu Masa laktasi adalah masa sapi sedang menghasilkan susu, yakni selama 10 bulan antara saat beranak hingga masa kering kandang. Biasanya peternak akan mengoptimalkan reproduksi

Lebih terperinci

lagomorpha. Ordo ini dibedakan menjadi dua famili, yakni Ochtonidae (jenis

lagomorpha. Ordo ini dibedakan menjadi dua famili, yakni Ochtonidae (jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah kelinci Menurut Kartadisatra (2011) kelinci merupakan hewan mamalia dari family Leporidae yang dapat ditemukan di banyak bagian permukaan bumi. Dulunya, hewan ini adalah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kabupaten Kaur, Bengkulu. Gambar 1. Peta Kabupaten Kaur

TINJAUAN PUSTAKA Kabupaten Kaur, Bengkulu. Gambar 1. Peta Kabupaten Kaur TINJAUAN PUSTAKA Kabupaten Kaur, Bengkulu (Sumber : Suharyanto, 2007) Gambar 1. Peta Kabupaten Kaur Kabupaten Kaur adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Bengkulu. Luas wilayah administrasinya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lampung merupakan daerah yang berpotensi dalam pengembangan usaha

I. PENDAHULUAN. Lampung merupakan daerah yang berpotensi dalam pengembangan usaha I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lampung merupakan daerah yang berpotensi dalam pengembangan usaha peternakan, salah satu jenis ternak yang cocok dikembangkan adalah kambing. Pada tahun 2010 dan 2011,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Salah satu bangsa sapi bangsa sapi perah yang dikenal oleh masyarakat adalah sapi perah Fries Holland (FH), di Amerika disebut juga Holstein Friesian disingkat Holstein, sedangkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sangat populer di kalangan petani di Indonesia. Devendra dan Burn (1994)

TINJAUAN PUSTAKA. sangat populer di kalangan petani di Indonesia. Devendra dan Burn (1994) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Kacang Kambing Kacang merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang sangat populer di kalangan petani di Indonesia. Devendra dan Burn (1994) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha diversifikasi pangan dengan memanfaatkan daging kambing

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha diversifikasi pangan dengan memanfaatkan daging kambing PENDAHULUAN Latar Belakang Usaha diversifikasi pangan dengan memanfaatkan daging kambing dapat menjadi salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi protein hewani di Indonesia. Kambing merupakan

Lebih terperinci

KAMBING. Oleh : Tatok Hidayatul Rohman. Linnaeus, 1758

KAMBING. Oleh : Tatok Hidayatul Rohman. Linnaeus, 1758 KAMBING Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Filum: Kelas: Ordo: Familia: Subfamili: Genus: Spesies: Subspesies: Animalia Chordata Mammalia Artiodactyla Bovidae Caprinae Capra C.

Lebih terperinci

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah : BUDIDAYA SAPI POTONG I. Pendahuluan. Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing asli Indonesia dengan populasi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing asli Indonesia dengan populasi yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kambing Kacang Kambing Kacang merupakan kambing asli Indonesia dengan populasi yang cukup banyak dan tersebar luas di wilayah pedesaan. Menurut Murtidjo (1993), kambing Kacang memiliki

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Chen et al., 2005). Bukti arkeologi menemukan bahwa kambing merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Chen et al., 2005). Bukti arkeologi menemukan bahwa kambing merupakan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Perkembangan Ternak Kambing Kambing (Capra hircus) merupakan salah satu jenis ternak yang pertama dibudidayakan oleh manusia untuk keperluan sumber daging, susu, kulit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia dengan kelezatan dan komposisinya yang ideal karena susu mengandung semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Semua

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Domba

TINJAUAN PUSTAKA. Domba TINJAUAN PUSTAKA Domba Domba merupakan ternak yang pertama kali didomestikasi, dimulai dari daerah Kaspia, Iran, India, Asia Barat, Asia Tenggara dan Eropa sampai ke Afrika. Ternak domba secara umum termasuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia tetapi sudah

TINJAUAN PUSTAKA. lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia tetapi sudah II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Lokal di Indonesia Menurut Hardjosubroto (1994) bahwa sapi potong asli indonesia adalah sapi-sapi potong yang sejak dulu sudah terdapat di Indonesia, sedangkan sapi lokal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar dipelihara setiap negara sebagai sapi perahan (Muljana, 2010). Sapi FH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar dipelihara setiap negara sebagai sapi perahan (Muljana, 2010). Sapi FH 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Friesian Holstien Sapi FH telah banyak tersebar luas di seluruh dunia. Sapi FH sebagian besar dipelihara setiap negara sebagai sapi perahan (Muljana, 2010). Sapi FH

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul dan Klasifikasi Domba Bangsa Domba di Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul dan Klasifikasi Domba Bangsa Domba di Indonesia TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul dan Klasifikasi Domba Domestikasi domba diperkirakan terjadi di daerah pegunungan Asia Barat sekitar 9.000 11.000 tahun lalu. Sebanyak tujuh jenis domba liar yang dikenal terbagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Jawarandu Kambing Jawarandu merupakan bangsa kambing hasil persilangan kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil persilangan pejantan

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi perah secara umum merupakan penghasil susu yang sangat dominan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi perah secara umum merupakan penghasil susu yang sangat dominan 8 II KAJIAN KEPUSTAKAAN.1. Sapi Perah Sapi perah secara umum merupakan penghasil susu yang sangat dominan dibanding ternak perah lainnya dan sangat besar kontribusinya dalam memenuhi kebutuhan konsumsi

Lebih terperinci

AD1. FAKTOR IKLIM 1. FAKTOR IKLIM 2. FAKTOR KESUBURAN TANAH 3. FAKTOR SPESIES 4. FAKTOR MANAJEMEN/PENGELOLAAN 1. RADIASI SINAR MATAHARI

AD1. FAKTOR IKLIM 1. FAKTOR IKLIM 2. FAKTOR KESUBURAN TANAH 3. FAKTOR SPESIES 4. FAKTOR MANAJEMEN/PENGELOLAAN 1. RADIASI SINAR MATAHARI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI HMT FAKTOR UTAMA YANG BERPENGARUH TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN KUALITAS HMT ADALAH : 1. FAKTOR IKLIM 2. FAKTOR KESUBURAN TANAH 3.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS IKLIM INDONESIA Pengertian Iklim Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Imbangan Hijauan Daun Singkong (Manihot

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. terdiri atas dua sub spesies yaitu kerbau liar dan kerbau domestik. Kerbau

KAJIAN KEPUSTAKAAN. terdiri atas dua sub spesies yaitu kerbau liar dan kerbau domestik. Kerbau II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Tinjauan Umum Kerbau Kerbau adalah hewan ruminansia dari sub famili Bovidae yang berkembang di banyak bagian dunia dan diduga berasal dari daerah India. Kerbau domestikasi atau

Lebih terperinci

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR Oleh: Iis Soriah Ace dan Wahyuningsih Dosen Jurusan Penyuluhan Peternakan, STPP Bogor ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-2

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-2 PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-2 Komposisi dan Nutrisi Susu Zat makanan yang ada dalam susu berada dalam 3 bentuk yaitu a) sebagai larutan sejati (karbohidrat, garam anorganik

Lebih terperinci

BANGSA-BANGSA KAMBING PERAH

BANGSA-BANGSA KAMBING PERAH BANGSA-BANGSA KAMBING PERAH TIK : Setelah mengikuti kuliah ke-6 ini mahasiswa dapat menjelaskan tipebangsa kambing perah Sub Pokok Bahasan : 1. Asal-usul bangsa kambing eropa 2. Sifat masing-masing bangsa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein Peternakan Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein Peternakan Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein Sapi perah Fries Holland (FH) merupakan bangsa sapi perah yang banyak dipelihara di Indonesia. Bangsa sapi ini bisa berwarna putih dan hitam ataupun merah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan hewan ternak perah lainnya. Keunggulan yang dimiliki sapi perah tersebut membuat banyak pengusaha-pengusaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipelihara dengan tujuan menghasilkan susu. Ciri-ciri sapi FH yang baik antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipelihara dengan tujuan menghasilkan susu. Ciri-ciri sapi FH yang baik antara 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Menurut Blakely dan Bade (1998) sapi perah adalah jenis sapi yang dipelihara dengan tujuan menghasilkan susu. Ciri-ciri sapi FH yang baik antara lain sistem dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Madura merupakan hasil persilangan antara sapi Bali (Bos sondaicus)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Madura merupakan hasil persilangan antara sapi Bali (Bos sondaicus) 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penampilan Produksi Sapi Madura Sapi Madura merupakan hasil persilangan antara sapi Bali (Bos sondaicus) dengan sapi PO maupun sapi Brahman, turunan dari Bos indicus. Sapi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan PENDAHULUAN Latar Belakang Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan strategis untuk dikembangkan di Indonesia. Populasi ternak sapi di suatu wilayah perlu diketahui untuk menjaga

Lebih terperinci

Faktor-faktor Pembentuk Iklim Indonesia. Perairan laut Indonesia Topografi Letak astronomis Letak geografis

Faktor-faktor Pembentuk Iklim Indonesia. Perairan laut Indonesia Topografi Letak astronomis Letak geografis IKLIM INDONESIA Pengertian Iklim Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun dan meliputi wilayah yang luas. Secara garis besar Iklim dapat terbentuk karena adanya: a. Rotasi dan revolusi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Tempat Penelitian 4.1.1. Sejarah UPTD BPPTD Margawati Garut Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Domba atau disingkat UPTD BPPTD yaitu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kambing

TINJAUAN PUSTAKA. Kambing TINJAUAN PUSTAKA Kambing Kambing merupakan hewan yang pertama kali didomestikasi dan dipelihara oleh manusia untuk memproduksi daging, susu, kulit, dan serat (Gall, 1981). Kambing telah didomestikasi sejak

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asal-Usul dan Klasifikasi Domba Domba yang dijumpai saat ini merupakan hasil domestikasi yang dilakukan manusia. Pada awalnya domba diturunkan dari 3 jenis domba liar, yaitu Mouflon

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Persebaran Kambing Peranakan Ettawah (PE) galur lainnya dan merupakan sumber daya genetik lokal Jawa Tengah yang perlu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Persebaran Kambing Peranakan Ettawah (PE) galur lainnya dan merupakan sumber daya genetik lokal Jawa Tengah yang perlu 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persebaran Kambing Peranakan Ettawah (PE) Kambing PE pada awalnya dibudidayakan di wilayah pegunungan Menoreh seperti Girimulyo, Samigaluh, Kokap dan sebagian Pengasih (Rasminati,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tumbuhan tersebut. Suatu komunitas tumbuhan dikatakan mempunyai

I. PENDAHULUAN. tumbuhan tersebut. Suatu komunitas tumbuhan dikatakan mempunyai 1 I. PENDAHULUAN Keanekaragaman tumbuhan menggambarkan jumlah spesies tumbuhan yang menyusun suatu komunitas serta merupakan nilai yang menyatakan besarnya jumlah tumbuhan tersebut. Suatu komunitas tumbuhan

Lebih terperinci

RINGKASAN PENDAHULUAN

RINGKASAN PENDAHULUAN POTENSI SUSU KAMBING SEBAGAI OBAT DAN SUMBER PROTEIN HEWANI UNTUK MENINGKATKAN GIZI PETANI ATMIYATI Balai Penelitian Terak, P.O. Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Pengembangan budidaya ternak kambing sangat

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI Oleh : Nama : Rudi Novianto NIM : 10.11.3643 STRATA SATU TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 A. Abstrak Jambu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan produksi protein hewani untuk masyarakat Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh peningkatan penduduk, maupun tingkat kesejahteraan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian Suhu dan Kelembaban HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Suhu dalam kandang saat penelitian berlangsung berkisar antara 26,9-30,2 o C. Pagi 26,9 o C, siang 30,2 o C, dan sore 29,5 o C. Kelembaban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Lokal Domba pada umumnya dipelihara sebagai penghasil daging (Edey, 1983). Domba Lokal yang terdapat di Indonesia adalah Domba Ekor Tipis, Priangan dan Domba Ekor Gemuk.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan adalah ternak kambing. Kambing merupakan ternak serba guna yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan adalah ternak kambing. Kambing merupakan ternak serba guna yang 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Salah satu komoditas kekayaan plasma nutfah nasional di sub sektor peternakan adalah ternak kambing. Kambing merupakan ternak serba guna yang dapat memproduksi susu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kambing tipe dwiguna yaitu sebagai penghasil daging dan susu (tipe

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kambing tipe dwiguna yaitu sebagai penghasil daging dan susu (tipe 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan hasil persilangan antara kambing Etawah (asal India) dengan lokal, yang penampilannya mirip Etawah tetapi

Lebih terperinci

Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya

Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya 1. Faktor Genetik : Faktor dalam yang sifatnya turun temurun + 2. Faktor lingkungan: - Tanah - Air - Lingkungan - udara (iklim) Iklim-------- sifat/peradaban

Lebih terperinci

5/4/2015. Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya

5/4/2015. Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya 1. Faktor Genetik : Faktor dalam yang sifatnya turun temurun + 2. Faktor lingkungan: - Tanah - Air - Lingkungan - udara (iklim) Iklim-------- sifat/peradaban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian Provinsi Jambi Secara geografis terletak pada 00 o 45-02 o 45 lintang selatan dan antara 101 o 10 sampai 104 o 55 bujur timur. Sebelah Utara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat yang semakin meningkat, sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Jawarandu Kambing Jawarandu merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Peranakan Etawa dengan kambing Kacang. Kambing ini memiliki komposisi darah kambing

Lebih terperinci

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN Ternak kambing sudah lama diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai usaha sampingan atau tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (baik daging, susu,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Faktor manajemen lingkungan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ternak. Suhu dan kelembaban yang sesuai dengan kondisi fisiologis ternak akan membuat

Lebih terperinci

PRODUKSI DAN KUALITAS SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) PADA KONDISI TATALAKSANA YANG BERBEDA SKRIPSI JUNAIDI HAKIM RANGKUTI

PRODUKSI DAN KUALITAS SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) PADA KONDISI TATALAKSANA YANG BERBEDA SKRIPSI JUNAIDI HAKIM RANGKUTI PRODUKSI DAN KUALITAS SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) PADA KONDISI TATALAKSANA YANG BERBEDA SKRIPSI JUNAIDI HAKIM RANGKUTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Sub-divisi: Angiospermae,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sejalan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya protein hewani untuk memenuhi kebutuhan gizi, permintaan masyarakat akan produkproduk peternakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan manusia. Untuk meningkatkan produktivitas ternak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan manusia. Untuk meningkatkan produktivitas ternak 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Peternakan adalah suatu kegiatan usaha untuk meningkatkan biotik berupa hewan ternak dengan cara meningkatkan produksi ternak yang bertujuan untuk memenuhi

Lebih terperinci

5 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan dan kualitas susu yang masih rendah saat ini merupakan permasalahan yang harus diatasi oleh Pemerintah Republik Indonesia. Diperlukan inovasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan kebutuhan daging sapi lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan daging sapi. Ternak sapi,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kemangi (Ocimum basilicum Linn.) sebagai Tanaman Herbal. Tanaman Kemangi ( Ocimum basilicumlinn.) merupakan

TINJAUAN PUSTAKA Kemangi (Ocimum basilicum Linn.) sebagai Tanaman Herbal. Tanaman Kemangi ( Ocimum basilicumlinn.) merupakan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kemangi (Ocimum basilicum Linn.) sebagai Tanaman Herbal Tanaman Kemangi ( Ocimum basilicumlinn.) merupakan tanaman perdu yang tumbuh baik didaerah tropis. Kemangi merupakan tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Sapi Sapi menurut Blakely dan Bade (1992), diklasifikasikan ke dalam filum Chordata (hewan bertulang belakang), kelas Mamalia (menyusui), ordo Artiodactile (berkuku atau berteracak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lampung (2009), potensi wilayah Provinsi Lampung mampu menampung 1,38

I. PENDAHULUAN. Lampung (2009), potensi wilayah Provinsi Lampung mampu menampung 1,38 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan daerah yang memiliki potensi untuk pengembangan usaha peternakan. Menurut data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung (2009),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bahan Pakan Bahan pakan sapi perah terdiri atas hijauan dan konsentrat. Hijauan adalah bahan pakan yang sangat disukai oleh sapi. Hijauan merupakan pakan yang memiliki serat

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Sapi Potong Sapi potong adalah jenis sapi yang khusus dipelihara untuk digemukkan karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup baik. Sapi

Lebih terperinci

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Perkembangan Domba Asia merupakan pusat domestikasi domba. Diperkirakan domba merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi oleh manusia kira-kira

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Performa Produksi Bobot Badan Akhir dan Pertambahan Bobot Badan Harian Bobot badan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui performa produksi suatu ternak. Performa produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Ternak babi bila diklasifikasikan termasuk ke dalam kelas Mamalia, ordo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Ternak babi bila diklasifikasikan termasuk ke dalam kelas Mamalia, ordo BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Babi Babi adalah binatang yang dipelihara dari dahulu, dibudidayakan, dan diternakkan untuk tujuan tertentu utamanya untuk memenuhi kebutuhan akan daging atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelinci New Zealand White Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk. (2015) kelinci dapat mengubah dan memanfaatkan bahan pakan kualitas rendah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan kg, panjang badan

TINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan kg, panjang badan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Bali Sapi bali adalah sapi lokal Indonesia keturunan banteng yang telah didomestikasi. Sapi bali banyak berkembang di Indonesia khususnya di pulau bali dan kemudian menyebar

Lebih terperinci