MEMBERDAYAKAN METAKOGNISI DALAM PEMBELAJARAN. Muhfahroyin*)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MEMBERDAYAKAN METAKOGNISI DALAM PEMBELAJARAN. Muhfahroyin*)"

Transkripsi

1 MEMBERDAYAKAN METAKOGNISI DALAM PEMBELAJARAN Muhfahroyin*) Abstrak Metacognition is thinking about thinking, it is essential processing to successful learning because it enables individuals to better managing their cognitive skills and to determine strengthness and weaknesses that can be corrected by constructing new cognitive skills. Almost anyone who can perform a skill is capable of metacognition, that is thinking about how they perform that skill. Promoting metacognition begins with building an awareness among learners that metacognition exists, differs from cognition, and increases academic success. The next step is to teach strategies, and more importantly, to help students construct explicit knowledge about when and where to use strategies. Empowering metacognition can be started by building awareness of student that metacognition is exist, differs from condition of cognition which has been owned, and can increase successful learning and academic success. Pendahuluan Tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2003). Perkembangan dunia pendidikan yang semakin meningkat dewasa ini menunjukkan semakin tinggi tingkat kepedulian pemerhati maupun praktisi pendidikan untuk memajukan dunia pendidikan. Dari bermacam-macam aspek pendidikan, khususnya belajar dan pembelajaran selalu memunculkan inovasi pendekatan dan strategi yang diupayakan memberdayakan potensi peserta didik sebagaimana amanat Tujuan Pendidikan Nasional tersebut. Seiring dengan hal tersebut, paradigma teaching (pengajaran) bergeser pada paradigma learning (pembelajaran) yang menuntut guru mengaktifkan dan memberdayakan siswa untuk belajar secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. *) Dosen PNS Kopertis Wilayah II DPK pada FKIP UM Metro. 1

2 Mengembangkan potensi peserta didik dapat dilakukan oleh guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran dan siswa selaku peserta didik untuk memahami potensi yang dimilikinya. Guru dan siswa dapat mengembangkan kemampuan metakognitif untuk menunjang keberhasilan aspek kognitif yang harus dikuasainya. Membelajarakan dan melatihkan kemampuan metakognitif dapat dilakukan dengan menyelenggarakan pembelajaran dengan strategi metakognitif. Dengan strategi metakognitif dapat membantu siswa membangun kognisi ketika pembelajaran berlangsung guna keberhasilan dalam belajarnya. Suatu strategi pembelajaran yang inovatif dan fleksibel dapat digunakan oleh guru untuk memberdayakan kemampuan siswa untuk merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi belajar mereka. Deskripsi Metakognisi Metakognisi didefinisikan sebagai kemampuan memahami dan memonitor pemikiran melalui asumsi-asumsi dan implikasinya dalam melakukan aktivitas (Lee dan Baylor, 2006). Metakognisi merupakan kemampuan berpikir tentang hal-hal yang dipikirkan (thinking about thinking). Menurut Kuhn (2000) metakognisi terdiri atas pengetahuan metakognisi dan pengaturan metakognisi. Pengetahuan metakognisi digunakan dalam pengaturan metakognisi. Pengetahuan metakognitif dapat diketahui ketika seseorang menyadari kemampuan kognitifnya, kemudian pengetahuan tersebut digunakan untuk mengontrol proses-proses kognitif. Livingston (1997) membagi metakognisi menjadi tiga variabel, yaitu pengetahuan individu, strategi, dan tugas. Variabel-variabel ini dapat dikontrol bila seseorang menyadari hal-hal yang dipikirkan dan dilakukan. Lee dan Baylor (2006) menjelaskan bahwa metakognisi memiliki empat komponen utama, yaitu, pertama,merencanakan (planning), termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan merencanakan belajar secara hati-hati, menetapkan tujuan belajar, menentukan urutan belajar, menggunakan strategi belajar, dan harapanharapan saat belajar. Kedua, memonitor (monitoring), yaitu mengarah pada aktivitas moderat yang bersamaan dengan kemajuan belajar, seperti kemampuan membuat dan menjawab pertanyaan diri sendiri selama proses pembelajaran berlangsung. Ketiga, mengevaluasi (Evaluation), kategori ini adalah kemampuan melakukan penilaian terhadap kemajuan belajar diri sendiri. Keempat, merevisi (revising), meliputi kemampuan memodifikasi rencana, tujuan, strategi, dan pendekatan-pendekatan belajar yang telah dilakukan sebelumnya. 2

3 Lee dan Baylor (2006) menekankan bahwa metakognisi harus dilatih untuk menjadi keterampilan yang akan menuntun siswa untuk belajar dan menemukan pengetahuan sendiri. Siswa yang memiliki tingkatan metakognisi tinggi akan menunjukkan keterampilan metakognitif yang baik, seperti merencanakan (planning), memonitor proses belajar (monitoring), dan mengevaluasi (evaluation) kognisi yang dimilikinya. Hal ini senada dengan standar proses pada standar nasional pendidikan, bahwa proses pembelajaran meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pemantauan (Depdiknas, 1995; 2007). Strategi Metakognitif dalam Pembelajaran Dalam pembelajaran, strategi metakognitif terbagi menjadi tiga kelompok. Pertama kesadaran, meliputi kemampuan mengidentifikasi apa yang telah diketahui, menentukan tujuan belajar, mempertimbangkan alat bantu belajar, mempertimbangkan bentuk tugas, memotivasi, dan menentukan tingkat kecemasan. Kedua, perencanaan, meliputi kegiatan memperkirakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, merencanakanwaktu belajar dalam suatu jadwal, membuat checklist aktivitas yang dilakukan, mengambil langkah yang diperlukan dalam belajar dengan strategi metakognitif. Ketiga, pemantauan dan refleksi, meliputi kegiatan pengawasan dalam proses pembelajaran, pemantauan dengan pertanyaan sendiri, memberikan umpan balik, dan menjaga konsentrasi dan motivasi. Memberdayakan metakognisi dalam pembelajaran berati melatih siswa untuk berkembang menjadi pebelajar mandiri (self-regulated learner), mendorong siswa menjadi manajer kelas atas dirinya sendiri, menjadi penilai atas pemikiran dan memantau pembelajaran yang dilaksanakan (Eggen dan kauchak, 1996; Peters, 2000). Metakognisi pada dasarnya merupakan keterkaitan antara aspek afektif dengan kognitif. Memberdayakan metakognisi berarti memberdayakan integrasi aspek afektif dan kognitif tersebut (Branch dan Oberg, 2004). Guru, dalam hal ini sebagai fasilitator pembelajaran, hendaknya memberdayakan metakognisi siswa melalui strategi-strategi metakognitif. Strategi metakognitif terindikasi dari proses-proses berurutan yang menempatkan komponenkomponen metakognisi sebagai bagian dari motivasi dan arahan guru terhadap siswa dalam setiap pembelajaran. Guru melatih keterampilan siswa dalam hal perencanaan 3

4 dan pemantauan aktivitas-aktivitas kognitif dan evaluasi terhadap hasil setiap aktivitas belajar yang dilakukan. Aktivitas perencanaan yang dapat diberdayakan oleh guru, misalnya menentukan tujuan dan analisis tugas, hal ini akan membantu siswa mengaktivasi pengetahuan yang relevan sehingga mempermudah pengorganisasian dan pemahaman materi kajian. Aktivitas pemantauan yang dapat diberdayakan misalnya perhatian ketika sedang membaca, siswa membuat pertanyaan dan menjawabnya untuk menguji diri sendiri. Menurut Pintrich et al (1991) aktivitas-aktivitas ini akan membantu peningkatan prestasi belajar siswa, karena secara kontinyu siswa melakukan pengawasan dan mengoreksi perilakunya sendiri dalam menyelesaikan tugas. Berikut ini ilustrasi siswa yang memberdayakan metakognisi dalam pembelajaran biologi. Ketika siswa mempelajari materi biologi khusunya materi pokok pertumbuhan dan perkembangan organisme, maka siswa akan bertanya pada dirinya sendiri konsep-konsep yang mendukung materi tersebut, seperti sel, jaringan, organ, dan sistem organ, ditinjau dari aspek morfologis, anatomis, maupun fisiologis. Apakah konsep-konsep tersebut telah dipelajari? Lebih lanjut apakah yang telah dipelajari telah dipahami dan dimengerti? Bila belum, apakah rencana yang akan dikembangkan? Berapa lama waktu yang akan digunakan? Apakah yang dibutuhkan? Strategi apa yang dapat digunakan? Bagaimana mengevaluasi pengetahuan atas konsep yang akan dipelajarinya? Bila sudah, apakah pemahamannya telah tuntas? Apakah pemahaman tersebut benar-benar mendukung dalam mempelajari materi pokok pertumbuhan dan perkembangan organisme? Dari ilustrasi tersebut dapat dijelaskan bahwa siswa belajar secara kognitif ketika harus menguasai dan memahami materi pokok pertumbuhan dan perkembangan organisme, demikian juga siswa telah memberdayakan kemampuan metakognitif ketika berpikir tentang pengetahuan yang ada dalam pikirannya. Dalam hal ini siswa bertanya kepada dirinya sendiri, kemudian berlatih menjawab dengan sejujurnya. Dari jawaban ini menimbulkan reaksi untuk menindaklanjuti (follow up) dalam tindakan dan mengevaluasinya untuk kepentingan merevisi perencanaan ulang yang akan dilakukan. 4

5 Proses metakognisi akan mengaktivasi dan mengarahkan arus informasi selama pembelajaran. Proses ini membantu siswa mengidentifikasi tugas, mengawasi dan mengevaluasi kemajuan pekerjaannya, mengalokasikan sumber daya yang dimiliki, menentukan langkah yang akan ditempuh, dan memprediksi hasil yang akan diperoleh. Dari tulisan singkat ini, penulis mengajak para guru dan pendidik pada umumnya untuk memberdayakan metakognisi, baik untuk diri sendiri maupun untuk siswa sebagai peserta didik. Strategi pembelajaran yang dapat dipergunakan untuk memberdayakan metakognisi dapat dikembangkan dari cooperative learning, active learning, quantum learning, contextual teaching and learning, pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif dan menyenangkan (PAIKEM), dan strategi pembelajaran inovatif lainnya. Evaluasi Kemampuan Metakognisi Untuk mengetahui kemampuan metakognisi yang telah diberdayakan dalam pembelajaran, guru dapat melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) maupun penelitian kuasi eksperimental untuk mengukur peningkatan metakognisi siswa di kelasnya. Salah satu intrumen yang dapat diadaptasi dan digunakan adalah Metacognitive Awareness Inventory (MAI) (Schraw dan Dennison,1994). Instrumen ini menekankan pada pentingnya ukuran kesadaran metakognitif pada siswa. Melalui inventori ini dapat diungkap mengenai kemampuan merencanakan belajar, kemampuan awal yang telah dimiliki siswa, strategi belajar yang paling sesuai untuk siswa, pemahaman siswa tentang tujuan belajar, strategi siswa dalam mengatur waktu belajar, dan kemampuan siswa melakukan evaluasi belajarnya. Metakognisi sangat penting diberdayakan pada siswa dalam pembelajaran untuk kesuksesan akademik. Kemampuan metakognisi yang diberdayakan dengan baik memungkinkan individu untuk lebih baik mengatur kondisi kognitif dan mengetahui kelemahan-kelemahannya, sehingga dapat diperbaiki dengan membangun kondisi kognisi baru. Setiap siswa dapat diberdayakan kemampuan metakognisinya, sehingga terlatih menjadi kebiasaan melakukan keterampilan metakognitis. Siswa akan memahami situasi yang sedang dipikirkan, siswa menjadi terlatih bagaimana mereka mengelola dan melakukan kemampuan kognisi. 5

6 Penutup Memberdayakan metakognisi dapat dimulai dengan membangunan satu kesadaran siswa bahwa metakognisi ada, berbeda dengan kondisi kognisi yang telah dimiliki, dan dapat meningkatkan sukses akademik. Memberdayakan metakognisi menjadi salah satu faktor yang berperan penting untuk memberdayakan potensi kognisi peserta didik dalam pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas dalam kehidupan siswa sehari-hari secara kontekstual. Demikian, semoga bermanfaat. DAFTAR PUSTAKA Branch, J. L., & Oberg, D Focus on inquiry: A teacher s guide to implementing inquiry-based learning. Edmonton, AB: Alberta Learning. pdfs/foi_draft.pdf Depdiknas Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendididikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendididikan. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas Peraturan Menteri Pendidikan nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Jakarta: Depdiknas. Eggen and Kauchak Educational Psychology: Windows on Classroom. Allyn and Bacon. Imel, S. (2002). Metacognitive Skills for Adult Learning. Trends and Issues Alert. No Peters Does Constructivist Epistemology Have a Place in Nurse Education. Jurnal of Nurse Education 39 No. 4 p Pintrich, P. R., and E.V. De Groot Motivational and Self-Regulated Learning Components of Classroom Academic Performance. Journal of Educational Psychology 82(1): Pintrich, P. R., et. al A Manual for the Use of the Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ). Technical Report No. 91-b-004. Michigan: University of Michigan. Pintrich, P. R The Role of Motivation in Promoting and Sustaining Self- Regulated Learning. International Journal of Educational Research 31(6): Schraw Metacognition. Background Brief. OLRC News Summer literacy.kent.edu/ohioeff/resources/06newsmetacognition.doc Schraw, G. & Dennison, R. S Assessing Metacognitive Awareness. Contemporary Educational Psychology, 19,

HUBUNGAN METAKOGNISI, EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

HUBUNGAN METAKOGNISI, EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA HUBUNGAN METAKOGNISI, EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA Quroyzhin Kartika Rini 1 Ursa Majorsy 2 Ratna Maharani Hapsari 3 Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma { 1 quroyzhin,

Lebih terperinci

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS PENGETAHUAN METAKOGNITIF UNTUK MEMPERSIAPKAN GENERASI ABAD KE-21

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS PENGETAHUAN METAKOGNITIF UNTUK MEMPERSIAPKAN GENERASI ABAD KE-21 PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS PENGETAHUAN METAKOGNITIF UNTUK MEMPERSIAPKAN GENERASI ABAD KE-21 Binar Azwar Anas Harfian FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang email: binar.azwar@gmail.com Abstrak Isu

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 POTENSI JIGSAW IV SEBAGAI STRATEGI PEMBELAJARAN BIOLOGI YANG MEMBERDAYAKAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PADA KEMAMPUAN AKADEMIK BERBEDA Suratno Pend. Biologi FKIP Universitas Jember Email: ratnobio@yahoo.com

Lebih terperinci

OLEH: NILA ANGGRENI E1M

OLEH: NILA ANGGRENI E1M ANALISIS KEMAMPUAN METAKOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN KIMIA MATERI HIDROLISIS GARAM KELAS XI IPA SMAN 7 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep-konsep dalam materi pelajaran kimia mempunyai keterkaitan satu

BAB I PENDAHULUAN. Konsep-konsep dalam materi pelajaran kimia mempunyai keterkaitan satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep-konsep dalam materi pelajaran kimia mempunyai keterkaitan satu dengan yang lainnya, sehingga bila guru kurang kreatif dalam mengolah materi subjek ini

Lebih terperinci

KESADARAN METAKOGNITIF

KESADARAN METAKOGNITIF KESADARAN METAKOGNITIF Rinaldi Universitas Negeri Padang e-mail: naldiunp@gmail.com Abstrack: Metacognitive awareness. Metacognitive is essential for successful learning as it allows individuals to manage

Lebih terperinci

Jiniari Apriska Dewi 2, Suratno 3, Iis Nur Asyiah 4

Jiniari Apriska Dewi 2, Suratno 3, Iis Nur Asyiah 4 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN REQUEST (RESUME, QUESTION, INVESTIGATION, SOLUTION AND PRESENTATION) TERHADAP KETERAMPILAN METAKOGNISI SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN IPA Jiniari Apriska Dewi 2, Suratno 3,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di sekolah memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu, masalah pendidikan selalu mendapat perhatian dari berbagai pihak. Pada

Lebih terperinci

KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI ASAM BASA DI SMAN 1 PACET KELAS XI

KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI ASAM BASA DI SMAN 1 PACET KELAS XI KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI ASAM BASA DI SMAN 1 PACET KELAS XI STUDENT METACOGNITIVE SKILL THROUGH INQUIRY LEARNING MODELS IN ACID BASE MATTER IN SMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN. jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan temuan penelitian ini, dapat ditarik simpulan sebagai berikut.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan temuan penelitian ini, dapat ditarik simpulan sebagai berikut. 155 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan temuan penelitian ini, dapat ditarik simpulan sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan langsung positif yang signifikan kecerdasan dengan pengetahuan

Lebih terperinci

Unesa Journal Of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp , September 2014

Unesa Journal Of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp , September 2014 KORELASI ANTARA KETERAMPILAN METAKOGNISI DENGAN HASIL BELAJAR HIDROLISIS GARAM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE DI MAN MOJOSARI CORRELATION BETWEEN METACOGNITIVE SKILL WITH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ferri Wiryawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ferri Wiryawan, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan ilmu pengetahuan di abad 21 menuntut seorang individu untuk memiliki kemampuan berkompetensi yang sangat tinggi. Persaingan yang terjadi dilapangan

Lebih terperinci

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.2, pp , May 2015

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.2, pp , May 2015 KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 SUMENEP STUDENT METACOGNITIVE SKILLS THROUGH

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF DAN HASIL BELAJAR ANTARA SISWA BERKEMAMPUAN AKADEMIK TINGGI DAN RENDAH

PERBANDINGAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF DAN HASIL BELAJAR ANTARA SISWA BERKEMAMPUAN AKADEMIK TINGGI DAN RENDAH Wacana Didaktika Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains p-issn : 2337-9820 PERBANDINGAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF DAN HASIL BELAJAR ANTARA SISWA BERKEMAMPUAN AKADEMIK TINGGI DAN RENDAH ABSTRAK:

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN METAKOGNISI DENGAN HASIL BELAJAR KONSEP MOL

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN METAKOGNISI DENGAN HASIL BELAJAR KONSEP MOL Jurnal Pembelajaran Kimia Vol. 2, No. 1, Juni 2017, hal. 1-8 OJS Universitas Negeri Malang HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN METAKOGNISI DENGAN HASIL BELAJAR KONSEP MOL Rini Wijayanti a, Suhadi Ibnu b, Muntholib

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA KETERAMPILAN METAKOGNITIF DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMAN 1 DAWARBLANDONG, MOJOKERTO

KORELASI ANTARA KETERAMPILAN METAKOGNITIF DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMAN 1 DAWARBLANDONG, MOJOKERTO KORELASI ANTARA KETERAMPILAN METAKOGNITIF DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMAN 1 DAWARBLANDONG, MOJOKERTO (CORRELATION BETWEEN METACOGNITIVE SKILLS WITH STUDENT LEARNING OUTCOMES AT SMAN 1 DAWARBLANDONG,

Lebih terperinci

Bagaimana Cara Guru Matematika Meningkatkan Kecakapan Mengenal Diri Sendiri Para Siswa? Fadjar Shadiq

Bagaimana Cara Guru Matematika Meningkatkan Kecakapan Mengenal Diri Sendiri Para Siswa? Fadjar Shadiq Bagaimana Cara Guru Matematika Meningkatkan Kecakapan Mengenal Diri Sendiri Para Siswa? Fadjar Shadiq Setiap orang, siapapun dia akan memiliki kekurangan dan kelebihan sendirisendiri. Konsep kecakapan

Lebih terperinci

MEMBANGUN KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI STRATEGI METAKOGNITIF MATEMATIKA

MEMBANGUN KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI STRATEGI METAKOGNITIF MATEMATIKA ISBN: 978-602-70471-1-2 165 MEMBANGUN KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI STRATEGI METAKOGNITIF MATEMATIKA Karlimah Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN METAKOGNISI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI ASSESMEN PEMECAHAN MASALAH DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI

ANALISIS KEMAMPUAN METAKOGNISI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI ASSESMEN PEMECAHAN MASALAH DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI ANALISIS KEMAMPUAN METAKOGNISI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI ASSESMEN PEMECAHAN MASALAH DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI Merry Chrismasta SIMAMORA 1), Jodion SIBURIAN 1), GARDJITO 1) 1) Program Studi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X4 SMAI MA ARIF SINGOSARI - MALANG - JAWA TIMUR Humila Ainun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. didefinisikan sebagai pemikiran tentang pemikiran (thinking about

BAB II KAJIAN TEORI. didefinisikan sebagai pemikiran tentang pemikiran (thinking about BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Metakognisi Istilah metakognisi diperkenalkan oleh John Flavell, seorang psikolog dari Universitas Stanford pada sekitar tahun 1976 dan didefinisikan

Lebih terperinci

Rosi Kurniawati Tino Leonardi, M. Psi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya

Rosi Kurniawati Tino Leonardi, M. Psi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya Hubungan Antara Metakognisi dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga yang Aktif Berorganisasi di Organisasi Mahasiswa Tingkat Fakultas Rosi Kurniawati Tino Leonardi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan. dalam perkembangan anak (Suryosubroto, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan. dalam perkembangan anak (Suryosubroto, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai

Lebih terperinci

PENERAPAN GUIDED INQUIRY

PENERAPAN GUIDED INQUIRY PENERAPAN GUIDED INQUIRY DISERTAI MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : PURWO ADI NUGROHO K 4308109

Lebih terperinci

PERBEDAAN SELF REGULATED LEARNING ANTARA MAHASISWA TINGKAT AWAL (2015) DAN TINGKAT AKHIR (2013) DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

PERBEDAAN SELF REGULATED LEARNING ANTARA MAHASISWA TINGKAT AWAL (2015) DAN TINGKAT AKHIR (2013) DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PERBEDAAN SELF REGULATED LEARNING ANTARA MAHASISWA TINGKAT AWAL (2015) DAN TINGKAT AKHIR (2013) DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Karina Restu Dwi Utami, Pingkan C.B.Rumondor, S.Psi, M.psi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya di Indonesia yang ditandai dengan adanya pembaharuan maupun eksperimen guna terus mencari kurikulum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan potensi diri setiap orang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan potensi diri setiap orang. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan potensi diri setiap orang. Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

Lebih terperinci

Jurnal Pembelajaran Sains VOLUME 1 NOMOR 1, AGUSTUS 2017

Jurnal Pembelajaran Sains VOLUME 1 NOMOR 1, AGUSTUS 2017 Jurnal Pembelajaran Sains VOLUME 1 NOMOR 1, AGUSTUS 2017 http://journal2.um.ac.id/index.php/ e-issn: 2527-9157 KESADARAN METAKOGNITIF MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS SRIWIJAYA PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan belajar bagi peserta didik tidak hanya menuntut kemampuan akedemik (hard skill), peserta didik juga dituntut untuk dapat meningkatkan kemampuan personalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan dewasa ini semakin berkembang. Pendidikan disebut sebagai kunci dari kemajuan Negara. Pendidikan dapat meningkatkan pola pikir seseorang.

Lebih terperinci

Keywords: STAD, Social Skill, Civic Education

Keywords: STAD, Social Skill, Civic Education PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS IV SDN MUNGGU TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh: Ikhwati Nurjanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan aspek utama dalam pembentukan moral suatu bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan, kecakapan, ketelitian, keuletan,

Lebih terperinci

PELIBATAN METAKOGNISI DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA. Oleh: Mustamin Anggo (Dosen Pendidikan Matematika FKIP Unhalu Kendari)

PELIBATAN METAKOGNISI DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA. Oleh: Mustamin Anggo (Dosen Pendidikan Matematika FKIP Unhalu Kendari) PELIBATAN METAKOGNISI DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA Oleh: Mustamin Anggo (Dosen Pendidikan Matematika FKIP Unhalu Kendari) Abstrak Metakognisi memainkan peran penting dalam mendukung kesuksesan siswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Konseptual. 1. Metakognitif. Menurut Flavell (1976) yang dikutip dari Yahaya (2005), menyatakan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Konseptual. 1. Metakognitif. Menurut Flavell (1976) yang dikutip dari Yahaya (2005), menyatakan 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1. Metakognitif Menurut Flavell (1976) yang dikutip dari Yahaya (2005), menyatakan bahwa metakognisi merujuk pada kesadaran pengetahuan seseorang yang berkaitan

Lebih terperinci

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA 70 Regulasi Diri Dalam Belajar Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 83 Jakarta Utara REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA Nurhasanah 1 Moch. Dimyati, M.Pd 2 Dra. Meithy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permendikbud No. 103 Tahun 2014, pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Hal tersebut dapat terlihat dari Undang-Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Hal tersebut dapat terlihat dari Undang-Undang Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Hal tersebut dapat terlihat dari Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KETERAMPILAN BERPIKIR MAHASISWA MELALUI PENGEMBANGAN PERANGKAT PERKULIAHAN KIMIA DASAR BERBASIS METAKOGNITIF

PEMBERDAYAAN KETERAMPILAN BERPIKIR MAHASISWA MELALUI PENGEMBANGAN PERANGKAT PERKULIAHAN KIMIA DASAR BERBASIS METAKOGNITIF PEMBERDAYAAN KETERAMPILAN BERPIKIR MAHASISWA MELALUI PENGEMBANGAN PERANGKAT PERKULIAHAN KIMIA DASAR BERBASIS METAKOGNITIF EMPOWERMENT OF STUDENT S THINKING SKILLS THROUGH DEVELOPMENT INSTRUCTIONAL MATERIALS

Lebih terperinci

Metakognisi dan Usaha Mengatasi Kesulitan dalam Memecahkan Masalah Matematika Kontekstual

Metakognisi dan Usaha Mengatasi Kesulitan dalam Memecahkan Masalah Matematika Kontekstual Metakognisi dan Usaha Mengatasi Kesulitan dalam Memecahkan Masalah Matematika Kontekstual Mustamin Anggo Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Haluoleo E-mail: mustaminanggo@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 RAMBAH HILIR

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 RAMBAH HILIR PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 RAMBAH HILIR Mustopa *), Hardianto 1), Suwandi 2) 1&2) Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk dipelajari oleh setiap siswa baik pada tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, maupun

Lebih terperinci

PERBEDAAN METAKOGNITIF SISWA MELALUI METODE THINK PAIR SQUARE DAN METODE PROBLEM SOLVING PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS X

PERBEDAAN METAKOGNITIF SISWA MELALUI METODE THINK PAIR SQUARE DAN METODE PROBLEM SOLVING PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS X Feryd Permana, Wibawanto; Perbedaan Metakognitif Siswa Melalui Metode Think Pair Square Dan Metode Problem Solving Pada Mata Pelajaran TIK Kelas X PERBEDAAN METAKOGNITIF SISWA MELALUI METODE THINK PAIR

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI METAKOGNISI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENGIDENTIFIKASI PROFIL METAKOGNISI SISWA SMA KELAS X

PENERAPAN STRATEGI METAKOGNISI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENGIDENTIFIKASI PROFIL METAKOGNISI SISWA SMA KELAS X http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/gravity ISSN 2442-515x, e-issn 2528-1976 GRAVITY Vol. 2 No. 2 (2016) PENERAPAN STRATEGI METAKOGNISI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENGIDENTIFIKASI PROFIL METAKOGNISI

Lebih terperinci

Profil Metakognisi Siswa Smp Dalam Memecahkan Masalah Open-Ended (Studi Kasus Ditinjau dari Tingkat Kemampuan Siswa )

Profil Metakognisi Siswa Smp Dalam Memecahkan Masalah Open-Ended (Studi Kasus Ditinjau dari Tingkat Kemampuan Siswa ) SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Profil Metakognisi Siswa Smp Dalam Memecahkan Masalah Open-Ended (Studi Kasus Ditinjau dari Tingkat Kemampuan Siswa ) Muhammad Sudia FAKULTAS

Lebih terperinci

Key Word: Metacognitive Awareness, Project-based Learning, Environtmental Polution

Key Word: Metacognitive Awareness, Project-based Learning, Environtmental Polution ASIMILASI, Jan, 2014, I:1, 2-3 1 KESADARAN METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA POKOK BAHASAN PENCEMARAN LINGKUNGAN Rizky Sandy Adhitama 1, Kusnadi 2, Bambang Supriatno 3 1) Rachmi

Lebih terperinci

Oleh: RIDA FITRIA NIM. E1M

Oleh: RIDA FITRIA NIM. E1M HUBUNGAN ANTARA HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM BASA DENGAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 GERUNG TAHUN AJARAN 2015/2016 JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa: kecerdasan peserta didik semata, tetapi juga untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa: kecerdasan peserta didik semata, tetapi juga untuk mengembangkan semua 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kemajuan bangsa Indonesia. Dengan demikian bangsa Indonesia dapat menciptakan sumber daya manusia

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU Desi Fitria 1, Pebriyenni 1, Asrul Thaher 2 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Rahmatiah33makassar@gmail.com

Lebih terperinci

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM Penerapan Model Pembelajaran Metakognitif untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Singaraja Tahun Pelajaran 2011/2012 Oleh I Putu Budhi Sentosa, NIM 1015057117 Jurusan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA Sri Mahidar Kanjun SD Negeri 054931 Batu Melenggang, kab. Langkat Abstract: This study aims to determine the improvement

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat penting dalam mempersiapkan warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk. penting pada penentuan kemajuan suatu bangsa. Sesuai dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk. penting pada penentuan kemajuan suatu bangsa. Sesuai dengan tujuan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting bagi sumber daya manusia. Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan manusia yang berkualitas pula sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Metakognitif tentang cara berpikir siswa dalam membangun strategi untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Metakognitif tentang cara berpikir siswa dalam membangun strategi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Metakognitif tentang cara berpikir siswa dalam membangun strategi untuk memecahkan masalah. Keterampilan metakognitif adalah kemampuan siswa untuk mengontrol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan bermoral. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan bermoral. Untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin menuntut peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan bermoral. Untuk menciptakan sumber daya manusia

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : VITA ANGGUN CAHYANI K4308059 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan masyarakat saat ini semakin berkembang, perkembangan tersebut ditandai dengan adanya kemajuan pada bidang teknologi, pengetahuan, dan seni, sehingga menuntut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 19 Bandung, Jawa Barat. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 3 SMA N 19 Bandung yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan wadah mencerdaskan kehidupan bangsa sebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan wadah mencerdaskan kehidupan bangsa sebab 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan wadah mencerdaskan kehidupan bangsa sebab melalui pendidikan tercipta sumber daya manusia yang terdidik dan mampu menghadapi perkembangan zaman

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN METAKOGNISI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA PGRI 1 PUNGGUR MELALUI PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING (GUIDE INQUIRY)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN METAKOGNISI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA PGRI 1 PUNGGUR MELALUI PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING (GUIDE INQUIRY) MENINGKATKAN KEMAMPUAN METAKOGNISI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA PGRI 1 PUNGGUR MELALUI PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING (GUIDE INQUIRY) Elys Hadizah Muhfahroyin Pendidikan Biologi FKIP Universitas

Lebih terperinci

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan nasional adalah suatu proses belajar dan pembelajaran yang terencana sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan merupakan wadah kegiatan

Lebih terperinci

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Kemampuan Metakognitif dengan Karakteristik dan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Tingkat Empat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung Tahun Akademik

Lebih terperinci

Diah Pitaloka Handriani SMP Negeri 1 Surakarta

Diah Pitaloka Handriani SMP Negeri 1 Surakarta 22-200 IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI LINGKUNGAN KELAS VII H SMP NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu ilmu yang mendidik yang harus ada dan dimiliki setiap manusia, agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF PADA KONSEP SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF PADA KONSEP SISTEM REPRODUKSI MANUSIA Jurnal Biologi Edukasi Edisi 11, Volume 5 Nomor 2, Desember 2013, hal 54-59 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF PADA KONSEP SISTEM REPRODUKSI MANUSIA Implementation

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : LAKSMI PUSPITASARI K4308019

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metakognisi adalah keterampilan untuk mengontrol ranah atau aspek kognitif.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metakognisi adalah keterampilan untuk mengontrol ranah atau aspek kognitif. 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Metakognisi Metakognisi adalah keterampilan untuk mengontrol ranah atau aspek kognitif. Huit dalam Kuntjojo (2009: 1) mengatakan bahwa: metakognisi meliputi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF DENGAN RETENSI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI SMA KOTA MALANG

HUBUNGAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF DENGAN RETENSI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI SMA KOTA MALANG HUBUNGAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF DENGAN RETENSI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI SMA KOTA MALANG Khofifatu Nurisya 1), Aloysius Duran Corebima 2), Fatchur Rohman

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: 978-602-60401-3-8 UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA KONSEP JARINGAN TUMBUHAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING Nafisah Hanim Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses perubahan atau pendewasaan manusia, berasal dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak biasa menjadi biasa, dari tidak paham menjadi paham

Lebih terperinci

IPRIADI MUHFAHROYIN. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

IPRIADI MUHFAHROYIN. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MA NEGERI 2 METRO SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012 IPRIADI MUHFAHROYIN Pendidikan Biologi FKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab (Pasal 3, Undang-undang nomor 20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab (Pasal 3, Undang-undang nomor 20 tahun 2003). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional Indonesia berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945, yang bertujuan untuk berkembangnya

Lebih terperinci

SEMNAS_PENGARUH SRL_AIMA, IFA

SEMNAS_PENGARUH SRL_AIMA, IFA Report generated on Wednesday, Aug 2, 2017, 11:38 AM Page 1 of 9 DOCUMENT SEMNAS_PENGARUH SRL_AIMA, IFA SCORE 100 ISSUES FOUND IN THIS TEXT 0 of 100 PLAGIARISM 0% Contextual Spelling Grammar Punctuation

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE, KETERAMPILAN METAKOGNITIF, DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SMA

PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE, KETERAMPILAN METAKOGNITIF, DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SMA PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE, KETERAMPILAN METAKOGNITIF, DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SMA Sri Amnah S. FKIP Universitas Islam Riau, Jl. Kaharudin Nst. 114 Marpoyan Pekanbaru e-mail: Sriamnah_uir@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD Oleh: Faisal Rahman Luthfi 1, Suripto 2, Harun Setyo Budi 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret E-mail: luthfifaisal@ymail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, baik ekonomi, Iptek, sosial, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, baik ekonomi, Iptek, sosial, maupun budaya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu dari empat tujuan negara yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa ini. Satu dari empat tujuan negara yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI PICTURE AND PICTURE DENGAN MEDIA POWERPOINT

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI PICTURE AND PICTURE DENGAN MEDIA POWERPOINT PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI PICTURE AND PICTURE DENGAN MEDIA POWERPOINT Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA IMPLEMENTATION OF GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL ON BUFFER

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Penerapan Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa melalui Peningkatan Kemampuan Metakognisi dalam Memahami Materi Perkembangan Peserta Didik Rita Eka Izzaty Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global sekarang ini menuntut individu untuk berkembang menjadi manusia berkualitas yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya merupakan syarat mutlak bagi pengembangan sumber daya manusia dalam menuju masa depan yang lebih baik. Melalui pendidikan dapat dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Soft Skills dalam pendidikan adalah suatu hal yang harus dicermati bersama oleh semua pihak mulai dari struktur teratas yakni kementerian pendidikan dan kebudayaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi informasi dan komunikasi berkembang secara cepat seiring dengan globalisasi sehingga interaksi dan penyampaian informasi akan berkembang dengan cepat.

Lebih terperinci

PENGARUH KEMAMPUAN SISWA TERHADAP PEROLEHAN KOGNITIF DAN METAKOGNITIF PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH KEMAMPUAN SISWA TERHADAP PEROLEHAN KOGNITIF DAN METAKOGNITIF PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI Berk. Penel. Hayati Edisi Khusus: 3E (31 35), 2009 PENGARUH KEMAMPUAN SISWA TERHADAP PEROLEHAN KOGNITIF DAN METAKOGNITIF PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI Endang Susantini Universitas Negeri Surabaya E-mail: endangsusantini@ymail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode survey explanatory, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode survey explanatory, yaitu penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode survey explanatory, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan instrumen penelitian (angket)

Lebih terperinci

PENGETAHUAN METAKOGNISI DALAM MENYELESAIKAN MASALAH LIMIT

PENGETAHUAN METAKOGNISI DALAM MENYELESAIKAN MASALAH LIMIT Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENGETAHUAN METAKOGNISI DALAM MENYELESAIKAN MASALAH LIMIT Pathuddin 1 Mahasiswa S3 Universitas Negeri Surabaya 1 pathuddinsapa@yahoo.co.id 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hella Jusra, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hella Jusra, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah merupakan suatu gambaran keadaan dengan hubungan dua atau lebih informasi yang diketahui dan informasi lainnya yang dibutuhkan yang dapat menimbulkan

Lebih terperinci

Penggunaan Model Pembelajaran Examples Non-Examples untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK Negeri 1 Bireun

Penggunaan Model Pembelajaran Examples Non-Examples untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK Negeri 1 Bireun 28 Penggunaan Model Pembelajaran Examples Non-Examples untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK Negeri 1 Bireun Budiono SMK Negeri 1 Bireun email: budionosmkbir@gmail.com ABSTRAK Kualitas pembelajaran

Lebih terperinci

Endang Susantini Jurusan Biologi - FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Endang Susantini Jurusan Biologi - FMIPA Universitas Negeri Surabaya EFEKTIVITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS STRATEGI METAKOGNITIF DITINJAU DARI KEMAMPUAN SISWA DAN KATEGORI SEKOLAH Endang Susantini Jurusan Biologi - FMIPA Universitas Negeri Surabaya email:

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEBERHASILAN PROSES PEMBELAJARAN SISWA SD KOTA TERNATE MELALUI PEMBERDAYAAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGGI

UPAYA PENINGKATAN KEBERHASILAN PROSES PEMBELAJARAN SISWA SD KOTA TERNATE MELALUI PEMBERDAYAAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGGI UPAYA PENINGKATAN KEBERHASILAN PROSES PEMBELAJARAN SISWA SD KOTA TERNATE MELALUI PEMBERDAYAAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGGI SAID HASAN 1 1 Dosen Pada Program Studi Pendidikan Biologi Email : saidhasan_2012@yahoo.com

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI LIFE SKILL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KARTIKATAMA METRO

PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI LIFE SKILL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KARTIKATAMA METRO PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI LIFE SKILL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KARTIKATAMA METRO Muhfahroyin Pendidikan biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro E-mail: muhfahroyin@yahoo.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan berperan penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan merupakan kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendukung meningkatnya sendi-sendi kehidupan dalam negara tersebut, salah satu faktor pertama dan

Lebih terperinci

Oleh : Destyana Ayu Wulandari A

Oleh : Destyana Ayu Wulandari A OPTIMALISASI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI STRATEGI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP N 3 POLOKARTO TAHUN AJARAN 2015/2016 PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai

Lebih terperinci

BIOLOGY EDUCATION FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION UNIVERSITY OF RIAU

BIOLOGY EDUCATION FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION UNIVERSITY OF RIAU 1 THE IMPLEMENTATION OF GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL TO INCREASE STUDENT SCIENCE SKILL PROCESS IN SCIENCE SUBJECT AT CLASS VII G SMPN 23 PEKANBARU IN ACADEMIC YEAR 2015/2016 Endah Kurnia Sari, Dr.Evi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher center learning) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher center learning) menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pendidikan terjadi perubahan paradigma dari pengajaran tradisional menuju pengajaran baru dapat berupa perubahan fokus pendidikan dari pembelajaran yang berpusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut sumber daya manusaia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia juga merupakan syarat

Lebih terperinci