PETUALANGAN MALAM ANJALI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PETUALANGAN MALAM ANJALI"

Transkripsi

1 Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa PETUALANGAN MALAM ANJALI Nama Mahasiswa : Nama Pembimbing : Dr. Nuning Yanti Damayanti, Dipl.Art Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB nadnad.anindita@yahoo.com Kata Kunci : Anjali, cetak tinggi, mimpi, naratif, surealis Abstrak Cara hidup manusia yang semakin modern dimasa kini menekankan pentingnya kualitas pendidikan dan pembentukan keluarga kecil yang mapan secara ekonomi, sehingga memiliki hanya satu anak menjadi pilihan banyak keluarga modern. Oleh masyarakat awam anak tunggal distereotipkan secara general sebagai manusia yang manja, egois dan tidak mampu bersosialisasi dengan baik. Selain kenyataan bahwa seorang anak tunggal tidak akan pernah mengalami sebuah interaksi dengan orang lain sebagai saudara kandung, orang tua adalah orang terdekat dalam kehidupannya, terutama dalam proses pertumbuhan. Anak tunggal memiliki kekhawatiran yang sangat besar menyangkut keberadaan orangtua, dan ketakutan untuk menopang dan membahagiakan orangtua seorang diri di masa depan. Penulis sebagai seorang anak tunggal ingin mengkritisi gambaran stereotip negatif sebagai permasalahan sosial dimasyarakat tersebut tidaklah semua benar melalui narasi-narasi kecilnya dan pemikiran tersebut juga menyebabkan munculnya keinginan untuk mengangkatnya menjadi permasalahan yang ingin ditampilkan dalam karya tugas akhir. Visualisasi karya tugas akhir ini merupakan imaginasi akan mimpi mimpi anak tunggal yang dirancang melalui proses observasi terhadap sejumlah anak tunggal lainnya, yang ternyata memiliki kesamaan mimpi dan harapannya. Harapan yang sama untuk memiliki saudara, gambaran mimpi dengan objek-objek khayalan dan benda-benda terdekat sebagai pengganti saudara dalam keseharian semasa kecil. Konsep estetik yang ditampilkan adalah dengan menghadirkan sosok anak perempuan kecil pada setiap karya yang diberi nama Anjali bermakna penghargaan (tribute) dan sosok mainan bebek bernama Sathi yang berati pendamping (companion) diadaptasi dari bahasa Sansekerta. Karya divisualisasikan menjadi gambaran tujuh (7) mimpi melalui pendekatan stilasi dan gaya naratif serta gaya simbolis surealis ditampilkan dengan visualisasi cetak grafis yaitu teknik cetak tinggi cukilan diatas medium MDF ( hardboard ), kemudian dicetakan pada kertas dengan komposisi warna hitam putih saja, agar menyiratkan kesan mimpi yang misterius dan kesan perasaan sendu melankolis seorang anak tunggal. Diharapkan karya tugas akhir ini menjadi alternatif sebuah karya seni yang dapat menggugah apresiator memahami keberadaan anak tunggal yang berjuang hidup tanpa saudara. Abstract Modern people way of life emphasizes the importance of educational quality and the establishment of financially secure small family, then having only one child is many modern families choice. Only children themselves are stereotyped by the community as spoiled, selfish, and unsociable human beings. Besides the fact that an only child will never have an interaction with other people as siblings, parents are the closest people in their life, especially in the growth process. An only child has a very big concern regarding to the presence of their parents, and a very big fear to sustain a happy life for their parents alone in the future. The author as an only child herself would like to criticize the negative stereotypical image as a social problem in the community which is not all true through her narratives and those thoughts also led to the emergence of a desire to promote this problems through her final project work. Visualization of this final project is the work of the imaginations about an only child s dream. Those imaginations are designed through an observation process to a number of other only children, who turned out to have the same problems and hopes. The same hope to have siblings and a dream picture with imaginary everyday life objects which subtitutes the presence of siblings. The aesthetic concept is shown by presenting the figure of a little girl in every piece, named "Anjali " which means award ( tribute ) and a rubber duck toy figure named Sathi which means a friend ( companion ) adapted from Sanskrit. The artwork is visualized through the work of seven ( 7 ) dreams with stylized approach and narrative, symbolic and surrealist style, displayed with the printmaking s relief print technique on MDF board, then printed on paper with black and white color composition, that implies mysterious and melancholy impression of an only child s dream. This final project work is expected to be an alternative to a work of art that can inspire appreciators to understand more about the existence of an only child who struggled to live without siblings. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 1

2 1. Pendahuluan Penulis dilahirkan dalam keluarga kecil yang hanya beranggotakan tiga orang sebagai seorang anak tunggal, suatu hal yang umum ditemukan dalam kehidupan masyarakat modern. Semasa kecil penulis seringkali kesepian merasa iri melihat teman-temannya yang bersaudara, dan selalu berdoa untuk dikaruniai adik. Dengan semakin bertambahnya usia, penulis mulai merasakan kekhawatiran mengenai masa depan dimana ia harus mampu menopang orang tua dan ketakutan akan kepergian orang tua yang meninggalkannya seorang diri. Penulis kemudian banyak berdialog dengan anak-anak tunggal lain dan menemukan kesamaan dalam hal kekhawatiran tersebut, bahwa sesungguhnya permasalahan yang dihadapi oleh penulis adalah permasalahan general yang dihadapi anak-anak tunggal lainnya. Penemuan tersebut menjadi latar belakang yang mengantarkan penulis pada ide awal tema ini menjadi karya tugas akhir. Diluar diri anak tunggal, masyarakat awam memiliki pendapat-pendapat yang sulit sekali diubah mengenai anak tunggal. Pendapat tersebut mencakup pernyataan bahwa anak tunggal adalah manusia yang manja, egois dan kekanak-kanakan. Stereotip tersebut tidak pernah lepas dari kehidupan anak tunggal, yang bahkan dikatakan tidak memiliki kemampuan bersosialisasi dengan baik dan sulit berteman. Meskipun berbagai penelitian membuktikan pendapat-pendapat tersebut sama sekali tidak benar, stereotip tersebut tetap melekat. Untuk menyampaikan permasalahan tersebut, penulis menarasikan pengalaman anak tunggal melalui imajinasi akan mimpi dari seorang tokoh anak tunggal yang bernama Anjali. Anjali memiliki arti tribute atau suatu persembahan diadopsi dari bahasa Sansekerta, merupakan nama yang dipilihkan penulis bagi karakter anak perempuan yang diciptakannya sebagai pemimpi dalam karya ini. Nama tersebut mencerminkan peran besar Anjali sebagai seorang perwakilan atas permasalahan-permasalahan anak tunggal yang nantinya dinarasikan melalui mimpi-mimpinya, dimana sesuai namanya, Anjali merupakan suatu tribute atau persembahan oleh penulis kepada dirinya sendiri dan anak-anak tunggal lainnya. Selain Anjali, penulis menciptakan tokoh seeekor bebek karet bernama Sathi, yang memiliki arti companion atau teman diadopsi dari bahasa Sansekerta, sebagai pendamping Anjali. Mimpi adalah fenomena harian yang erat hubungannya dengan kehidupan. Ia tidak lepas dari kesadaran kita dan menampilkan hal-hal yang biasa kita lihat, orang-orang yang pernah dijumpai sebelumnya, dan lingkungan yang referensinya dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Mimpi berada diluar kenyataan dan realita, namun visualnya dapat membekas dan menjadi suatu realita baru. Mimpi-mimpi yang terasa sangat nyata tersebut sering kali berusaha ditafsirkan sebagai suatu ramalan akan masa depan, dan perasaan deja vu saat kemudian kita merasa pernah melakukan sesuatu yang belum pernah kita lakukan sebelumnya, dan kita menyadari bahwa kita pernah melakukannya dalam mimpi. Visualisasi mimpi Anjali sebagai seorang anak tunggal yang ingin disampaikan oleh penulis melalui karya Tugas Akhirnya ini adalah cermin pengalaman pribadi penulis dan anak-anak tunggal lainnya yang berdialog dengan penulis. Anak-anak tunggal tersebut berasal dari keluarga dan latar belakang yang berbeda-beda, namun saat dijabarkan memiliki banyak kesamaan. Penulis mempertanyakan jati diri dan arti dari eksistensi dirinya sebagai seorang anak tunggal melalui visual mimpi-mimpi dari sosok Anjali. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 2

3 2. Proses Studi Kreatif Petualangan Malam Anjali Rumusan Masalah 1. Bagaimana penulis meleburkan diri dalam karya ini? 2. Bagaimana memvisualisasikan kegelisahan, kekhawatiran, dan harapan anak tunggal dalam metafora dan simbol-simbol mimpi?. Landasan Teori Pengalaman anak-anak tunggal yang penulis kumpulkan datanya melalui wawancara dan studi, teori mimpi, psikologis anak tunggal, literatur mengenai teknik cukil kayu, drawing, simbol, surealisme, dan seniman referensi. Batasan Masalah Imajinasi visual mengenai mimpi-mimpi berdasarkan pengalaman penulis dan anak tunggal lain yang memiliki pengalaman serupa dengan penulis sebagai seorang anak tunggal Tujuan Berkarya 1. Pelengkap syarat mata kuliah Tugas Akhir Seni Grafis SR Berbagi narasi-narasi kecil yang merupakan wacana seni rupa kontemporer saat ini mengenai permasalahan anak tunggal, serta memperbaiki pemahaman masyarakat yang salah terhadap anak tunggal. Proses Berkarya 1. Pembuatan sketsa berukuran kecil dan karya drawing eksplorasi 2. Memperbesar ukuran sketsa dengan scan dan print untuk acuan gambar 3. Sketsa dipindahkan ke atas pelat mdf dengan tracing menggunakan karbon 4. Pelat mdf dicukil 5. Pelat dicetak ke atas kertas dengan mesin cetak. Karya akhir dan kesimpulan Bagan 2.1 Proses Studi Kreatif Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 3

4 3. Hasil Studi dan Pembahasan Karya Cukil Kayu Rangkaian seri karya cukil kayu Babak 1 hingga Babak 7 merupakan visualisasi dari narasi Anjali tentang mimpinya yang berbunyi demikian : Suatu waktu aku terbang bersama harapan dalam tiap gigi tanggalku, memohon peri gigi mengabulkan doaku dan mengejar burung-burung bangau yang kupercaya membawa makhluk mungil yang nantinya akan menjadi adikku. Namun sekeras apapun aku menjerit dan memohon, burung-burung itu terbang jauh. Dalam kecewa aku terjatuh menembus awanawan dan kakiku menyentuh hamparan pasir yang halus. Aku berlari menyusur pantai yang sangat panjang, menendang air dan pasir dalam bumi yang semakin bergetar sementara rintik hujan mulai turun. Ku terus berlari dibawah barisan payung-payung yang berusaha melindungiku dari hujaman rintik hujan yang keras dan tajam, namun sia-sia karena mereka penuh lubang. Di tengah debur ombak dan riak air kulihat seekor bebek kecil yang tidak berdaya, kuangkat dia dari air dan aku sebut dia adik dan teman seperjalananku, Sathi namanya. Bersama Sathi aku menjelajah lautan dan kami temukan sebuah rangkaian ayunan kokoh di tengah laut. Kami terus bermain semakin tinggi dan tinggi hingga aku khawatir Sathi jatuh dan hilang ditelan lautan. Aku menoleh dan memastikan ia masih diatas ayunannya, rasa lega menyelimutiku. Sebuah perahu datang menjemput kami dan gelembung-gelembung sabun menyapu dan membawa kami menyelam bersama ratusan gelembung lain. Aku melayangkan pandangku pada gelembung-gelembung tersebut, belajar bahwa memang aku dilahirkan berbeda dari mereka yang orangtuanya melahirkan lebih dari satu anak. Aku melihat interaksi mereka satu sama lain lalu dengan sedih mengidamkan interaksi tersebut, dan Sathi membuatku terhibur. Gelembung kami pecah satu demi satu hingga aku dan Sathi mendarat pada sepeda roda satu diatas sebuah balkon kayu yang menyerupai labirin. Hiu-hiu berenang bebas diluar, bersama dengan bom dan dinamit yang telah disulut. Di sepanjang labirin aku melihat berbagai jebakan dan senjata yang diletakkan sedemikian rupa oleh pemiliknya dan berandai-andai akan maksudnya. Sebuah bom meledak dan segalanya buyar. Kugenggam Sathi erat-erat sementara kami melayang dan mendarat di atas atap sebuah rumah boneka. Di sekitar kami melayang pula rumah-rumah boneka lain yang cantik-cantik, namun aku berpegang erat dan merasa aman tentram dengan rumah boneka tempat aku mendarat. Rumah tersebut membawaku dan mendaratkanku dan Sathi diatas tempat berpijak yang stabil yaitu atap sebuah komidi putar tua. Komidi putar tersebut masih kokoh berlawanan dengan bentuknya yang reyot seakan telah dihempas angin dan badai selama puluhan tahun bersama dengan seisi taman ria tua yang porakporanda. Rasa sepi menyelimuti hatiku. Namun kini aku ada di atas komidi putar itu dan aku berharap dia dan taman ria itu tidak kesepian lagi, bersamaku dan Sathi dalam sebuah mimpi malam yang panjang. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 4

5 Petualangan Malam Anjali : Babak 1 Gambar 3.1 Babak1 60 x 100 cm, cukil kayu dicetak diatas kertas Canson C a Grain, 2013 Suatu waktu aku terbang bersama harapan dalam tiap gigi tanggalku, memohon peri gigi mengabulkan doaku dan mengejar burung-burung bangau yang kupercaya membawa makhluk mungil yang nantinya akan menjadi adikku. Namun sekeras apapun aku menjerit dan memohon, burung-burung itu terbang jauh. Dalam karya Babak 1, penulis menampilkan alegori yang diambilnya dari buku dongeng barat anak-anak. Burung bangau yang dalam banyak dongeng dilambangkan sebagai pembawa bayi, dan peri gigi sebagai peri yang dapat mengabulkan harapan saat gigi tanggal kita diletakkan dibawah bantal saat tidur malam. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 5

6 Petualangan Malam Anjali : Babak 2 Gambar 3.2 Babak 2 60 x 100 cm, cukil kayu dicetak diatas kertas Canson C a Grain, 2013 Dalam kecewa aku terjatuh menembus awan-awan dan kakiku menyentuh hamparan pasir yang halus. Aku berlari menyusur pantai yang sangat panjang, menendang air dan pasir dalam bumi yang semakin bergetar sementara rintik hujan mulai turun. Ku terus berlari dibawah barisan payung-payung yang berusaha melindungiku dari hujaman rintik hujan yang keras dan tajam, namun sia-sia karena mereka penuh lubang. Di tengah debur ombak dan riak air kulihat seekor bebek kecil yang tidak berdaya, kuangkat dia dari air dan aku sebut dia adik dan teman seperjalananku, Sathi namanya. Dalam Babak 2, pantai yang panjang menyimbolkan suatu penantian yang lama (akan kehadiran saudara), dan payung berlubang sebagai simbol dari salahnya pendapat masyarakat awam bahwa anak tunggal selalu dalam perlindungan dan kasih sayang yang berlebihan dari orang tuanya. Payung berlubang pula menyimbolkan bahwa anak tunggal tidak selalu hidup nyaman dan tentram dibawah perlindungan orang tua tanpa beban hidup apapun. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 6

7 Petualangan Malam Anjali : Babak 3 Gambar 3.3 Babak 3 60 x 100 cm, cukil kayu dicetak diatas kertas Canson C a Grain, 2013 Bersama Sathi aku menjelajah lautan dan kami temukan sebuah rangkaian ayunan kokoh di tengah laut. Kami terus bermain semakin tinggi dan tinggi hingga aku khawatir Sathi jatuh dan hilang ditelan lautan. Aku menoleh dan memastikan ia masih diatas ayunannya, rasa lega menyelimutiku. Dalam Babak 3, lautan merupakan simbol dari dunia dan kehidupan yang luas, dimana seorang anak tunggal hanyalah satu titik dari milyaran titik air di lautan, sama seperti semua orang lain. Ayunan merupakan alegori dari kebahagiaan semasa kecil, dan visual ikan diambil dari mainan pancingan yang umum dimiliki anak-anak era 90an. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 7

8 Petualangan Malam Anjali : Babak 4 Gambar 3.4 Babak 4 60 x 100 cm, cukil kayu dicetak diatas kertas Canson C a Grain, 2013 Sebuah perahu datang menjemput kami dan gelembung-gelembung sabun menyapu dan membawa kami menyelam bersama ratusan gelembung lain. Aku melayangkan pandangku pada gelembung-gelembung tersebut, belajar bahwa memang aku dilahirkan berbeda dari mereka yang orangtuanya melahirkan lebih dari satu anak. Aku melihat interaksi mereka satu sama lain lalu dengan sedih mengidamkan interaksi tersebut, dan Sathi membuatku terhibur. Gelembung sabun melambangkan pula permainan sehari-hari di masa kecil, yang selain hal tersebut bentuk bulatnya yang menutup sempurna melambangkan suatu tembok yang tidak dapat ditembus. Seorang anak tunggal hanya bisa memandang interaksi yang dimiliki oleh anak-anak lain yang bersaudara melalui dinding transparan tersebut, dan menerima kenyataan bahwa memang ia dilahirkan dalam situasi keluarga yang berbeda. Perahu dalam banyak legenda dapat diartikan sebagai kendaraan yang membawa kita ke dunia seberang, dan dalam karya ini berkonteks membawa kita ke dunia seberang yang tidak terjangkau oleh seorang anak tunggal, yaitu interaksi persaudaraan tersebut. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 8

9 Petualangan Malam Anjali : Babak 5 Gambar 3.5 Babak 5 60 x 100 cm, cukil kayu dicetak diatas kertas Canson C a Grain, 2013 Gelembung kami pecah satu demi satu hingga aku dan Sathi mendarat pada sepeda roda satu diatas sebuah balkon kayu yang menyerupai labirin. Hiu-hiu berenang bebas diluar, bersama dengan bom dan dinamit yang telah disulut. Di sepanjang labirin aku melihat berbagai jebakan dan senjata yang diletakkan sedemikian rupa oleh pemiliknya dan berandai-andai akan maksudnya. Sebuah bom meledak dan segalanya buyar. Alegori berupa jebakan tikus, bom, dinamit, palu raksasa, anvil dan ikan hiu melambangkan berbagai jebakan dalam dunia dan realitas sehari-hari yang diambil dari kartun Tom and Jerry. Dalam perjalanannya beranjak dewasa, seorang anak tunggal akan semakin menyadari betapa dunia penuh dengan kejahatan, ancaman dan bahaya. Hal tersebut menjadi suatu kekhawatiran yang paling mendasar saat anak tunggal ketakutan akan kepergian orang tua, dan meninggalkannya seorang diri dalam dunia yang penuh dengan ancaman tersebut. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 9

10 Petualangan Malam Anjali : Babak 6 Gambar 3.6 Babak 6 60 x 100 cm, cukil kayu dicetak diatas kertas Canson C a Grain, 2013 Kugenggam Sathi erat-erat sementara kami melayang dan mendarat di atas atap sebuah rumah boneka. Di sekitar kami melayang pula rumah-rumah boneka lain yang cantik-cantik, namun aku berpegang erat dan merasa aman tentram dengan rumah boneka tempat aku mendarat. Rumah boneka merupakan benda yang sangat diidamkan kebanyakan anak perempuan pada era 90an, dan penulis menggunakannya sebagai simbol dari rumah yang sesungguhnya. Seorang anak tidak bisa memilih dimana ia akan dilahirkan, dalam keluarga yang seperti apa dan dalam rumah yang seperti apa. Namun ia akan terikat pada rumah dan keluarga tersebut. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 10

11 Petualangan Malam Anjali : Babak 7 Gambar 3.7 Babak 7 60 x 100 cm, cukil kayu dicetak diatas kertas Canson C a Grain, 2013 Rumah tersebut membawaku dan mendaratkanku dan Sathi diatas tempat berpijak yang stabil yaitu atap sebuah komidi putar tua. Komidi putar tersebut masih kokoh berlawanan dengan bentuknya yang reyot seakan telah dihempas angin dan badai selama puluhan tahun bersama dengan seisi taman ria tua yang porakporanda. Rasa sepi menyelimuti hatiku. Namun kini aku ada di atas komidi putar itu dan aku berharap dia dan taman ria itu tidak kesepian lagi, bersamaku dan Sathi dalam sebuah mimpi malam yang panjang. Taman ria yang ditinggalkan tersebut merupakan lambang dari kesendirian, dalam Babak 7 ini Anjali dikisahkan telah menerima kenyataan bahwa ia dilahirkan sebagai seorang anak tunggal, dan pada waktunya orang tuanya pula akan pergi dan meninggalkannya sendiri di dunia ini, tangguh dan kokoh seperti taman ria tersebut. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 11

12 Karya Drawing Selain karya cukil kayu, penulis menciptakan karya drawing dalam prosesnya menggali kembali memori akan objek-objek dan benda keseharian dalam masa kecil yang digunakannya sebagai alegori dan simbol dalam karya-karya cukil kayunya. Karya drawing dibuat sepanjang proses pengerjaan karya cukil kayu, dengan pensil 2B hingga 6B diatas kertas Canson C a Grain. Gambar 3.8 Memori Berharga, berbagai ukuran, drawing diatas kertas Canson C a Grain, 2013 Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 12

13 4. Penutup / Kesimpulan Berangkat dari pengalaman personal, penulis mengangkat permasalahannya dalam rangkaian narasi kecil yang pula mewakili narasi-narasi anak tunggal lain. Narasi kecil tersebut menjadi hal yang penting untuk diangkat karena kondisi sosial dewasa ini dimana banyak keluarga yang memilih untuk memiliki satu anak saja. Dengan wacana seni rupa kontemporer kini yang banyak mengangkat permasalahan dalam bentuk narasi kecil dan mulai meninggalkan narasi-narasi besar, penulis mengambil bagiannya dengan usahanya merubah pandangan yang salah terhadap anak-anak tunggal melalui narasi kecilnya. Ruang mimpi Anjali dipilih penulis untuk mengungkapkan kegundahannya akan posisinya sebagai seorang anak tunggal karena dalam imajinasinya akan mimpi tersebut ia bebas menggunakan berbagai unsur rupa surealis, simbol dan alegori. Penulis memanfaatkan suasana mimpi yang sendu, melankolik namun memiliki rasa magis yang kuat. Mimpi merupakan suksesi harapan dan memori masa kecil yang terepresi, sehingga simbol dan alegori yang digunakannya berasal dari benda keseharian dan kenangan masa kecil. Penulis telah menempuh proses panjang selama menekuni teknik yang dipilihnya yaitu cukil kayu, dimana penulis belajar untuk hidup dengan lebih sistematis. Cukil kayu membawa penulis dalam suasana berkarya yang kontemplatif karena dengan prosesnya yang panjang : sketsa, tracing, mencukil, dan mencetak. Proses tersebut memampukan penulis berdamai dengan kegundahan dan permasalahan yang dihadapinya. Melalui narasi kecilnya penulis berusaha mencerminkan kompleksitas persoalan budaya dunia secara global, dalam hal ini permasalahan anak tunggal dengan stereotip yang negatif. Ia berharap narasi kecil yang berangkat dari permasalahan personal ini dapat menyampaikan aspirasinya, dan membawa perubahan. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 13

14 Ucapan Terima Kasih Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam Tugas Akhir Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Ibu Dr. Nuning Yanti Damayanti, Dipl.Art. Daftar Pustaka - Metz, Christian. 1982, The Imaginary Signifier; Psychoanalysis and the Cinema, Amerika Serikat : Indiana University Press - Leighton, Clare.1944, Wood-engraving and Woodcuts, London : The Studio Ltd. - Tressider, Jack. 2004, The Complete Dictionary of Symbols; In Myth, Art and Literature, London : Duncan Baird Publishers - Wilson, Jacqueline. 2004, The Suitcase Kid, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 14

REPRESENTASI KEINDAHAN ALAM BENDA

REPRESENTASI KEINDAHAN ALAM BENDA Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa REPRESENTASI KEINDAHAN ALAM BENDA Nama Mahasiswa : Della Aprilia Lestari Art Nama Pembimbing : Dr. Nuning Y. Damayanti, Dipl. Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa,

Lebih terperinci

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB III GAGASAN BERKARYA BAB III GAGASAN BERKARYA 3.1 Tafsiran Tema Karya untuk Tugas Akhir ini mempunyai tema besar Ibu, Kamu dan Jarak. Sebuah karya yang sangat personal dan dilatar belakangi dari pengalaman personal saya. Tema

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Salam Bhakti, 2014 Gedung Sundial Kota Baru Parahyangan Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Salam Bhakti, 2014 Gedung Sundial Kota Baru Parahyangan Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Waktu merupakan seluruh rangkaian saat ketika proses keadaan berada atau berlangsung. Manusia modern menganggap waktu adalah hal yang berharga, setiap aktifitas

Lebih terperinci

DESAIN ALAT BANTU PENGAYAAN PENDIDIKAN BACA TULIS ANAK JALANAN

DESAIN ALAT BANTU PENGAYAAN PENDIDIKAN BACA TULIS ANAK JALANAN Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain DESAIN ALAT BANTU PENGAYAAN PENDIDIKAN BACA TULIS ANAK JALANAN Triana Hapsari Dr. Agus Sachari, M.Sn. Program Studi Sarjana Desain Produk, Fakultas Seni Rupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Gagasan atau ide merupakan hal yang harus dimiliki seorang pencipta karya seni dalam proses penciptaan karya seni. Subjektifitas dari seorang

Lebih terperinci

STUDI MEMORI: IDENTITAS DIRI. 1. Pendahuluan. Kata Kunci: Bermain, Kreativitas, Proses Kreasi.

STUDI MEMORI: IDENTITAS DIRI. 1. Pendahuluan. Kata Kunci: Bermain, Kreativitas, Proses Kreasi. STUDI MEMORI: IDENTITAS DIRI Nama Mahasiswa : Satrio Yudho P. Nama Pembimbing : Oco Santoso, M.Sn. Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan

Lebih terperinci

SENI RUPA MODERN INDONESIA : ANAGLYPH 3D

SENI RUPA MODERN INDONESIA : ANAGLYPH 3D Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa SENI RUPA MODERN INDONESIA : ANAGLYPH 3D Nama Mahasiswa : Wingki Adhi Pratama Nama Pembimbing : Drs. Tisna Sanjaya, M.Sch. Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni grafis sudah jarang diminati, terutama yang masih menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Seni grafis sudah jarang diminati, terutama yang masih menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni grafis sudah jarang diminati, terutama yang masih menggunakan proses manual di zaman yang serba digital seperti sekarang ini. Kita tidak dapat mengelak,

Lebih terperinci

BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoritis BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teoritis Penulis mengangkat karya yang bertemakan masa kanak-kanak dalam penciptaan karya seni grafis, karena masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin

BAB I PENDAHULUAN. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin terdengar biasa di telinga, sebutan yang sepintas telah biasa didengar di berbagai tempat

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berkarya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berkarya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkarya Tuhan, iman, agama, dan kepercayaan pada saat sekarang ini kembali menjadi satu hal yang penting dan menarik untuk diangkat dalam dunia seni rupa, dibandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Ide dalam proses penciptaan karya seni dapat diperoleh dari hasil pengalaman pribadi maupun pengamatan lingkungan. Kemudian, melalui proses

Lebih terperinci

PEMAHAMAN DIRI MENGENAI DEFENSE MECHANISM MELALUI BAHASA UNGKAP METAFOR

PEMAHAMAN DIRI MENGENAI DEFENSE MECHANISM MELALUI BAHASA UNGKAP METAFOR Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa PEMAHAMAN DIRI MENGENAI DEFENSE MECHANISM MELALUI BAHASA UNGKAP METAFOR Hilma Sophia Aminudin TH Siregar, M.Sn Program Studi Sarjana Seni Rupa Fakultas Seni Rupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Tikus termasuk dalam mamalia kecil, memiliki setidaknya 28 famili. Tikus dimasukkan dalam Ordo Rodentia yang artinya Hewan Pengerat. Ada sekitar

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN 28 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Pemilihan Ide Pengkaryaan Bagan 3.1. Proses berkarya penulis 29 Seni adalah manifestasi atau perwujudan keindahan manusia yang diungkapkan melalui penciptaan

Lebih terperinci

DI ANTARA MEREKA YANG MENATAP

DI ANTARA MEREKA YANG MENATAP DI ANTARA MEREKA YANG MENATAP Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa Meutia Gita Soraya Dr. Nuning Yanti Damayanti, Dipl. Art Program Studi Sarjana Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan 1 A. Latar Belakang Penciptaan BAB I PENDAHULUAN Pengembangan dan penelitian adalah hal yang terus bergulir di segala aspek terutama pada aspek-aspek yang krusial dalam pembentukan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa kecil seniman hingga kehidupan pribadi kerap menjadi inspirasi dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa kecil seniman hingga kehidupan pribadi kerap menjadi inspirasi dalam proses BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Masa kecil seniman hingga kehidupan pribadi kerap menjadi inspirasi dalam proses penciptaan sebuah karya seni. Dan ini dialami oleh beberapa seniman dunia

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis A. Pemilihan Ide Pengkaryaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Lingkungan Pribadi Ide Lingkungan Sekitar Kontemplasi Stimulasi Sketsa Karya Proses Berkarya Apresiasi karya Karya Seni Bagan 3.1 Proses

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN

A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN Pendidikan karakter di Indonesia sedang marak dibicarakan dan menjadi sebuah tanggung jawab kita semua. Pendidikan di Indonesia saat ini sedang dihadapkan

Lebih terperinci

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teori Penulis menjadikan burung hantu sebagai sumber tema dalam penciptaan karya seni karena burung hantu memiliki beragam

Lebih terperinci

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Noand Hegask Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Kisah-kisah pendek dan sajak rumpang Diterbitkan melalui: Nulisbuku.com Darah Biasanya keluar rumah Saat tengah malam Sambil menangis Hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam siklus hidupnya tidak dapat melepaskan diri dari busana. Busana merupakan salah satu penunjang yang digunakan manusia agar bisa berinteraksi dan berkomunikasi

Lebih terperinci

Analysis of Song Lyric and Its Application in Language Style and Poetry Learning in Primary School

Analysis of Song Lyric and Its Application in Language Style and Poetry Learning in Primary School p-issn: 2477-3859 e-issn: 2477-3581 JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DASAR The Journal of Innovation in Elementary Education http://jipd.uhamka.ac.id/index.php/jipd Volume 1 Number 1 November 2015 9-14 Analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Perwujudan Karya Pengalaman dari para ahli merupakan hal yang sangat berharga untuk dipelajari. Khususnya dalam hal pembuatan karya, pengalaman sangat berperan penting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa kecil perupa hingga dewasa banyak terinspirasi oleh informasi yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa kecil perupa hingga dewasa banyak terinspirasi oleh informasi yang di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Masa kecil perupa hingga dewasa banyak terinspirasi oleh informasi yang di dapat dari seniman dengan karya instalasi, membaca biografi, cerita fiksi dan

Lebih terperinci

III. DATA PERANCANGAN A. Kelompok Data berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan Media cetak adalah sebuah media yang memiliki fungsi sebagai penyampaian informasi yang memiliki manfaat dan terkait

Lebih terperinci

PERHIASAN KONTEMPORER DENGAN SISTIM BONGKAR PASANG UNTUK WANITA URBAN

PERHIASAN KONTEMPORER DENGAN SISTIM BONGKAR PASANG UNTUK WANITA URBAN Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain PERHIASAN KONTEMPORER DENGAN SISTIM BONGKAR PASANG UNTUK WANITA URBAN Emiria Larasati Drs. Adhi Nugraha, MA, Ph.D Program Studi Sarjana Desain Produk, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khas musik yang dingin, gelap, melankolis, tragis, dan beratmosfir suram. Black

BAB I PENDAHULUAN. khas musik yang dingin, gelap, melankolis, tragis, dan beratmosfir suram. Black BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Black Metal dikenal sebagai salah satu aliran musik yang mempunyai ciri khas musik yang dingin, gelap, melankolis, tragis, dan beratmosfir suram. Black Metal

Lebih terperinci

LEBURAN INTUISI IMAJINATIF

LEBURAN INTUISI IMAJINATIF LEBURAN INTUISI IMAJINATIF Nama Mahasiswa : Siddhartha Kandahdjaja Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa Nama Pembimbing : Dr. Tisna Sanjaya, M. Sch. Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa, Fakultas

Lebih terperinci

hidup yang sebenarnya tidak hidup. Namun, selalu terlihat sangat nyata. Kadang aku bertanya, apa mungkin yang ku lihat di langit itu adalah apa yang

hidup yang sebenarnya tidak hidup. Namun, selalu terlihat sangat nyata. Kadang aku bertanya, apa mungkin yang ku lihat di langit itu adalah apa yang I Pengantar Kau tahu seluas apa itu langit? Langit itu sangat luas, selama apapun kita memandang ke atas, langit selalu terlihat lapang. Sangat luas. Bahkan jika awan-awan menutupi warna kebiruan langit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tema yang diangkat ini sebenarnya terinspirasi dari buku karangan Lewwis

BAB I PENDAHULUAN. Tema yang diangkat ini sebenarnya terinspirasi dari buku karangan Lewwis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tema yang diangkat ini sebenarnya terinspirasi dari buku karangan Lewwis Carol: Alice in wonderland. Buku ini memiliki kesan yang mendalam dalam memori saya, sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Riset Ide Kemunafikan merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan forming dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tema Karya yang di Angkat Penulis mengangkat bentuk visualisasi gaya renang indah ke dalam karya seni grafis karena berenang merupakan salah satu bagian

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Teknis Buku 5.1.1 Jenis Cover Untuk cover buku menggunakan hard cover yang dilapisi kertas dengan laminating doff untuk memberikan kesan lembut dan ramah bagi pembacanya.

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1. Fakta Kunci 1) Cerita yang mengandung pesan moral merupakan cerita yang digemari oleh masyarakat Indonesia. 2) Robot merupakan salah satu karakter yang

Lebih terperinci

TUGAS ARTIKEL TENTANG PERANCANGAN FILM KARTUN

TUGAS ARTIKEL TENTANG PERANCANGAN FILM KARTUN TUGAS ARTIKEL TENTANG PERANCANGAN FILM KARTUN SISTEM INFORMASI Oleh: GERARDUS PRIMA WELBY (09.12.3687) JURUSAN SISTEM INFORMASI STMIK AMIKOM JOGJAKARTA 2011 Animasi Tradisional Pada zaman dahulu kala,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Semua orang di dunia ini pasti akan membutuhkan teman atau seseorang yang dapat diajak untuk berbagi. Berbagi semua pengalaman yang baik maupun yang buruk.

Lebih terperinci

A. Implementasi Teoritik

A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Lebah Madu adalah serangga kaya manfaat, dalam klasifikasi dunia binatang, lebah dimasukan dalam Ordo Hymenoptera yang artinya sayap bening.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Persoalan identitas, baik itu yang bersifat kolektif atau personal, telah menjadi isu penting dalam perdebatan yang dimunculkan oleh teori posmodern. Ideologi-ideologi

Lebih terperinci

III. PROSES PENCIPTAAN

III. PROSES PENCIPTAAN III. PROSES PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Dunia virtual dalam media sosial memang amat menarik untuk dibahas, hal ini pulalah yang membuat penulis melakukan sebuah pengamatan, perenungan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan yang diperoleh dari Kerja Praktek. Kerja praktek adalah sebuah program yang mempersiapkan setiap mahasiswa

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan yang diperoleh dari Kerja Praktek. Kerja praktek adalah sebuah program yang mempersiapkan setiap mahasiswa BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan yang diperoleh dari Kerja Praktek Kerja praktek adalah sebuah program yang mempersiapkan setiap mahasiswa menjadi pribadi yang siap untuk terjun ke dalam dunia

Lebih terperinci

The Growing Sadness. 1. Pendahuluan. Kata Kunci : faktor psikologis, lanskap, lukisan, manusia, metaphor

The Growing Sadness. 1. Pendahuluan. Kata Kunci : faktor psikologis, lanskap, lukisan, manusia, metaphor The Growing Sadness Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa Maya Juniarti Hegar Dikdik Sayahdikumullah Ph.D Program Studi Sarjana Seni Rupa Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: mayajuniartihegar@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA A. Implementasi Teoritis Mengamati anak-anak baik dalam kehidupan dirumah ataupun diluar rumah, memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa kecil

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. faktor yaitu faktor latar belakang, lingkungan dan pendidikan penulis.

BAB V PENUTUP. faktor yaitu faktor latar belakang, lingkungan dan pendidikan penulis. 104 BAB V PENUTUP Tugas akhir ini merupakan tulisan laporan karya seni rupa yang harus diselesaikan sebagai suatu bentuk pertanggung jawaban penulis terhadap studi pada jenjang Strata Satu (S-1) di Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan Karya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan Karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Karya Pada dasarnya manusia punya dua sifat bahkan multi complex 1 baik sifat atau pemikirannya, walaupun pada dasarnya mampu bersosialisasi tapi cenderung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 41 BAB III METODE PENCIPTAAN Hari ini perkembangan pengetahuan dan pemikiran umat manusia dipengaruhi oleh teknologi yang mampu mempengaruhi semua aspek, terutama terhadap perkembangan seni rupa saat ini.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1. Batasan Masalah Karya seni mempunyai pengertian sangat luas sehingga setiap individu dapat mengartikannya secara berbeda. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, karya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan 305 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penjelasan yang terkait dengan keberadaan seni lukis

Lebih terperinci

diri kita, menyembunyikan semua kenyataan yang mungkin menyakitkan dan membuat kita dibenci orang ketika

diri kita, menyembunyikan semua kenyataan yang mungkin menyakitkan dan membuat kita dibenci orang ketika Black N White persahabatanku 63 TOPENG ITU... Topeng yang dipakai untuk menyelimuti kebenaran dari diri kita, menyembunyikan semua kenyataan yang mungkin menyakitkan dan membuat kita dibenci orang ketika

Lebih terperinci

SISYPHEAN. 1. Pendahuluan. Kata Kunci : Kehidupan, Manusia, Sisyphean, Spiritualitas,

SISYPHEAN. 1. Pendahuluan. Kata Kunci : Kehidupan, Manusia, Sisyphean, Spiritualitas, SISYPHEAN Nama Mahasiswa : Kusbandono Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa Nama Pembimbing : Dr Nuning Yanti Damayanti, Dipl. Art. Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis Alasan penulis mengangkat momen keluarga sebagai sumber ide dalam penciptaan seni grafis, sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan YME yang telah memberi

Lebih terperinci

PERANCANGAN KAMPANYE TENTANG PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK MELALUI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL

PERANCANGAN KAMPANYE TENTANG PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK MELALUI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR PERANCANGAN KAMPANYE TENTANG PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK MELALUI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL Disusun Guna Melengkapi dan Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Seni Rupa Program

Lebih terperinci

Kesengsaraan adalah aku! Apakah ia kan mencampur kesedihannya atas jalinan persahabatan dengan sahabat lainnya yang serupa? Apakah ia tidak kesepian

Kesengsaraan adalah aku! Apakah ia kan mencampur kesedihannya atas jalinan persahabatan dengan sahabat lainnya yang serupa? Apakah ia tidak kesepian AKU AKU AKU Kesengsaraan adalah aku! Apakah ia kan mencampur kesedihannya atas jalinan persahabatan dengan sahabat lainnya yang serupa? Apakah ia tidak kesepian lantaran ia adalah teladan didunia yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X

BAB III METODE PENCIPTAAN. cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X BAB III METODE PENCIPTAAN A. Visualisasi Karya Karya lukis ini sebanyak 4 karya. Karya pertama berukuran 125 cm X 140 cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X 50 cm,

Lebih terperinci

2015 PENCIPTAAN KARAKTER SUPERHERO SEBAGAI SUMBER GAGASAN BERKARYA SENI LUKIS

2015 PENCIPTAAN KARAKTER SUPERHERO SEBAGAI SUMBER GAGASAN BERKARYA SENI LUKIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Tokoh pahlawan atau superhero Indonesia sepertinya sudah lama sekali hilang di dunia perfilman dan media lainnya di tanah air. Tidak bisa dipungkiri, hal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah karya seni yang diciptakan tidak lepas dari emosional, tekanan psikologis, kepribadian, bahkan dari pengalaman seseorang yang menciptakan karya seni tersebut. Tekanan-tekanan

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Wijaya Kusuma PENCIPTA : Cokorda Alit Artawan, S.Sn.,M.Sn PAMERAN PAMERAN SENI RUPA Exchange Program ISI Art Exhibition (Okinawa Prefectural University

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dalam hubungannya dengan kehidupan, sastra adalah wujud tertulis yang

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dalam hubungannya dengan kehidupan, sastra adalah wujud tertulis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan seni cipta antara perpaduan imajinasi pengarang dan pengalaman kehidupan yang ada disekitarnya, mungkin pernah ia alami sendiri. Dalam hubungannya

Lebih terperinci

PERJALANAN PAHAM : HUBUNGAN ANTARA AKU DAN IBUKU

PERJALANAN PAHAM : HUBUNGAN ANTARA AKU DAN IBUKU Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Senirupa PERJALANAN PAHAM : HUBUNGAN ANTARA AKU DAN IBUKU Muhammad Vilhamy Aminudin T.H. Siregar, S.Sn., M.Sn. Program Studi Sarjana Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain

Lebih terperinci

TANPA TEMBOK.

TANPA TEMBOK. Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa TANPA TEMBOK Nama Mahasiswa : Anatasof WIrapraja Nama Pembimbing : Dr. Tisna Sanjaya M.Sch Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurysta Tresna Sundi, 2014 Kajian Visual Desain Pada Kaos Pariwisata Pantai Pangandaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurysta Tresna Sundi, 2014 Kajian Visual Desain Pada Kaos Pariwisata Pantai Pangandaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pangandaran merupakan salah satu Kabupaten yang baru terbentuk pada tahun 2012. Terbentuknya Kabupaten Pangandaran sebagai pemekaran dari kabupaten Ciamis-Jawa

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki

II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan Serangga bersayap sisik ini biasanya memiliki sayap yang sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang bersayap indah, terdapat beberapa

Lebih terperinci

BAB III. A. Implementasi Teoritis

BAB III. A. Implementasi Teoritis BAB III A. Implementasi Teoritis Penciptaan karya seni merupakan usaha untuk merealisasikan suatu keinginan, pikiran, perasaan dan sebuah harapan tertentu yang ada dalam batin seniman yang diwujudkan melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Seni 1. Pengertian Seni Menurut Soedarso (1988: 16-17) bahwa kata seni berasal dari bahasa Sansekerta sani yang berarti pemujaan, palayanan, donasi, permintaan atau mata pencaharian

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator. Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn

DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator. Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2017 DESKRIPSI KARYA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan Perancangan desain produk furnitur rak buku dengan gaya pop art, furnitur yang dibuat ialah furnitur rak buku dengan menampilkan berbagai macam

Lebih terperinci

Ariesty Kartika. Kerangka Jiwa

Ariesty Kartika. Kerangka Jiwa Ariesty Kartika Kerangka Jiwa Kerangka Jiwa Oleh: Ariesty Kartika Copyright 2015 by Ariesty Kartika Cover Picture By: Kahfiya Hasbi 2 ;hingga kata berujung pada kita Dan akhirnya Ini adalah kumpulan coretan

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Kucing adalah hewan yang memiliki karakter yang unik dan menarik. Tingkah laku kucing yang ekspresif, dinamis, lincah, dan luwes menjadi daya

Lebih terperinci

BAB III GAGASAN KARYA DAN PROSES BERKARYA

BAB III GAGASAN KARYA DAN PROSES BERKARYA BAB III GAGASAN KARYA DAN PROSES BERKARYA 3.1 Gagasan Karya Setelah melihat fenomena-fenomena pada bab sebelumnya, maka gagasan karya penulis ini muncul sebagai ungkapan mengkritisi fenomena-fenomena tersebut.

Lebih terperinci

.satu. yang selalu mengirim surat

.satu. yang selalu mengirim surat .satu. yang selalu mengirim surat Bunyi klakson motor berwarna oranye, dengan teriakan khas Pos! setiap hari selalu aku nantikan. Mata tak lepas dari balik pagar besi lusuh bewarna coklat tua. Ketika pagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. keluar dari kegelisahan tersebut. Ide/gagasan itu muncul didorong oleh keinginan

BAB III METODE PENCIPTAAN. keluar dari kegelisahan tersebut. Ide/gagasan itu muncul didorong oleh keinginan 33 BAB III METODE PENCIPTAAN Setiap orang pasti mempunyai kegelisahan terhadap suatu persoalan yang ada didalam dirinya ataupun dilingkungan sekitar, sehingga menumbuhkan gagasan untuk keluar dari kegelisahan

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Sebuah karya seni dapat terlihat dari dorongan perasaan pribadi pelukis. Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya. Hal itu di awali

Lebih terperinci

BAB ll METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Beberapa desainer ada yang bergerak di dunia design toys atau bisa disebut Urban toys, tema yang mereka ambil biasanya karakter pribadi, tokoh kartun, superhero,

Lebih terperinci

ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS

ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR DiajukanuntukMemenuhiSebagianPersyaratan GunaMeraihGelarSarjanaSeni Program StudiSeniRupaMurni Oleh : OKI SETIYAWAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya dihasilkan dari imajinasi dan temporer seniman. Batasan dari cetak tradisional,

BAB I PENDAHULUAN. karya dihasilkan dari imajinasi dan temporer seniman. Batasan dari cetak tradisional, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni grafis tradisional ditengah arus kemajuan dibidang percetakan. Cetak tradisional mampu mempertahankan eksistensinya di masyarakat, karena sebuah karya

Lebih terperinci

Simbol dan Repetisi bersama Albert Yonathan Febrina Anindita (F) berbincang dengan seniman Albert Yonathan (A)

Simbol dan Repetisi bersama Albert Yonathan Febrina Anindita (F) berbincang dengan seniman Albert Yonathan (A) Simbol dan Repetisi bersama Albert Yonathan Febrina Anindita (F) berbincang dengan seniman Albert Yonathan (A) Dikenal sebagai seniman perwakilan Indonesia di Venice Biennale 2013, Albert Yonathan menunjukkan

Lebih terperinci

DICIPTAKAN OLEH: TJOKORDA UDIANA NINDHIA PEMAYUN

DICIPTAKAN OLEH: TJOKORDA UDIANA NINDHIA PEMAYUN DESKRIPSI PENCIPTAAN KARYA MONUMENTAL SENI PATUNG JUDUL KARYA: P E M B U R U Di publikasikan melalui pameran seni patung dan seni lukis bersama, bertempat di Taman Budaya Bali (Art Centre), Tanggal Pameran:

Lebih terperinci

Bintang Pembuka. Kepada orang-orang yang tidak pernah naik keatas atap rumahnya untuk sekedar melihat betapa indahnya bintang-bintang.

Bintang Pembuka. Kepada orang-orang yang tidak pernah naik keatas atap rumahnya untuk sekedar melihat betapa indahnya bintang-bintang. Bintang Pembuka Kepada orang-orang yang tidak pernah naik keatas atap rumahnya untuk sekedar melihat betapa indahnya bintang-bintang. Kepada orang-orang yang belum pernah merasakan nikmatnya menatap bintang

Lebih terperinci

BUKU ILUSTRASI INTERAKTIF HURUF HIJAIYAH

BUKU ILUSTRASI INTERAKTIF HURUF HIJAIYAH BUKU ILUSTRASI INTERAKTIF HURUF HIJAIYAH Dianda Primalita Drs. Oki Hamka Suyatna Program Studi Sarjana Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: diandaprimalita@yahoo.com

Lebih terperinci

PUSAT PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK TUNANETRA

PUSAT PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK TUNANETRA Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain PUSAT PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK TUNANETRA Ignatius Deo Grasianto ; Dra. Dona Saphiranti, MT. Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa

Lebih terperinci

MENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa

MENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa MENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa Keith Johnstone (1999) menjelaskan bahwa mendongeng atau bercerita (storytelling) merupakan produk seni budaya kuno. Hampir semua suku bangsa di dunia memiliki tradisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Perkembangan dunia kesenirupaan saat ini sudah sangat pesat sekali dengan inovasi bahan dan media dari karya seni rupa yang sudah beragam dan kadang tidak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 145 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan (Patung Tokoh Seniman Popo Iskandar, Barli Sasmitawinata, Ibing Kusmayatna, Darso, dan Asep Sunandar Sunarya) adalah judul yang penulis buat dalam skripsi

Lebih terperinci

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai BAB III A. Implementasi Teoritis Bunga merupakan bagian pada tanaman yang memiliki bentuk dan warna yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai pembiakan pada tanaman, juga dianggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini keberadaan teko keramik telah mengalami banyak pergeseran

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini keberadaan teko keramik telah mengalami banyak pergeseran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini keberadaan teko keramik telah mengalami banyak pergeseran dari segi fungsi dan nilai terutama pada teko-teko yang ada dalam rumah masyarakat modern. Teko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prio Rionggo, 2014 Proses Penciptaan Desain Poster Dengan Tema Bandung Heritage

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prio Rionggo, 2014 Proses Penciptaan Desain Poster Dengan Tema Bandung Heritage BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desain Komunikasi Visual (DKV) yang sebelumnya popular dengan sebutan Desain Grafis selalu melibatkan unsur-unsur seni rupa (visual) dan disiplin komunikasi, Semenjak

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. DESAIN BENTUK DASAR Sebelum memasuki proses ini, Sebelumnya penulis berkordinasi dengan dosen pembimbing mengenai desain yang seperti apa yang nantinya akan diproduksi. Penilaian

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP DESAIN. kata Dance yang di flip horizontal, dan kemudian menjadi salah satu karakter dalam film animasi yang penulis buat.

BAB 5 KONSEP DESAIN. kata Dance yang di flip horizontal, dan kemudian menjadi salah satu karakter dalam film animasi yang penulis buat. BAB 5 KONSEP DESAIN 5.1 Desain Title Untuk desain title, penulis menggunakan font " HaloHandletter" yang memiliki cita rasa klasik dan elegan. Warna yang + kata Dance yang di flip horizontal, dan kemudian

Lebih terperinci

Disusunoleh : GITA SEPTIFANI

Disusunoleh : GITA SEPTIFANI PERANAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM PROSES BELAJARMENGAJARANTARA GURU DAN MURID TUNA LARASSLBN (SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI) SALATIGA Disusunoleh : GITA SEPTIFANI 362010025 SKRIPSI Diajukankepada Program

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. Pemilihan suatu gagasan yang diwujudkan kedalam karya seni berawal

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. Pemilihan suatu gagasan yang diwujudkan kedalam karya seni berawal BAB V PENUTUP Pemilihan suatu gagasan yang diwujudkan kedalam karya seni berawal dari berbagai pengalaman yang dicermati dari lingkungan sosialnya. Seperti hadirnya ruang interaksi dalam kehidupan bermasyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 46 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Persiapan 1. Ide Berkarya Kegemaran sejak kecil penulis mengamati tingkah laku dan bentuk binatang sekitar yang unik, menjadikan penulis untuk memperluas lagi pengetahuan

Lebih terperinci

DESAIN KATALOG PAMERAN TUGAS AKHIR MAHASISWA FSRD ISI DENPASAR SEMESTER GENAP

DESAIN KATALOG PAMERAN TUGAS AKHIR MAHASISWA FSRD ISI DENPASAR SEMESTER GENAP KONSEP KARYA DESAIN KATALOG PAMERAN TUGAS AKHIR MAHASISWA FSRD ISI DENPASAR SEMESTER GENAP 2012/2013 (Tema Pameran : Eksistensi Seni Rupa Dan Desain Dalam Ajeg Bali) Tim Katalog: Drs. I Nengah Sudika Negara,

Lebih terperinci

Misi:Menjelajah ke Luar Kelas

Misi:Menjelajah ke Luar Kelas Misi:Menjelajah ke Luar Kelas Inspirasi topik dan pelajaran untuk semua umur Oleh Misi: Menjelajah Selamat datang di ke Luar Kelas Yth. Para Pengajar, Buku ini akan mengubah cara siswa Anda melihat dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian terlahir dari ekspresi dan kreativitas masyarakat yang dilatarbelakangi oleh keadaan sosial budaya, ekonomi, letak geografis, pola kegiatan keseharian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizky Nugaraha,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizky Nugaraha,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia adalah Suku Sunda. Dengan populasi yang tersebar di seluruh Indonesia dan peranannya di masyarakat serta ciri khasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penciptaan Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu untuk browsing internet atau menonton televisi dan film-film yang cenderung menampilkan

Lebih terperinci

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus SATU Love is that condition in which the happiness of another person is essential to your own - ROBERT A. HEINLEIN Kenapa Mama harus pergi? tanya seorang anak berusia sekitar delapan tahun. Mama harus

Lebih terperinci