ANALISIS RISIKO PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KAMPUNG KANDANG, DESA TEGAL, KECAMATAN KEMANG, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS RISIKO PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KAMPUNG KANDANG, DESA TEGAL, KECAMATAN KEMANG, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT"

Transkripsi

1 ANALISIS RISIKO PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KAMPUNG KANDANG, DESA TEGAL, KECAMATAN KEMANG, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT MANGAPUL DAVID H DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Risiko Produksi pada Peternakan Ayam Broiler di Desa Tegal, Kampung Kandang, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2013 Mangapul David NRP H

3

4 ABSTRAK MANGAPUL DAVID. Analisis Risiko Produksi pada Peternakan Ayam Broiler di Desa Tegal, Kampung Kandang, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dibimbing oleh NETTI TINAPRILLA. Sub sektor penghasil utama komoditas pertanian adalah daging, susu, dan telur. Usaha peternakan ayam broiler menjadi salah satu usaha yang memiliki potensi di Kabupaten Bogor. Kabupaten Bogor merupakan salah satu sentra produksi ayam broiler di Jawa Barat yang pertumbuhannya mencapai 7.75 persen. Fluktuasi produksi ayam broiler menunjukkan adanya risiko produksi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sumbersumber risiko produksi, menganalisis probabilitas sumber-sumber risiko, dan menganalisis dampak sumber-sumber risiko produksi di Kampung Kandang. Analisis risiko produksi ayam broiler menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan, wawancara, diskusi, dan kuesioner dengan para peternak, sementara data sekunder diperoleh dari literatur yang relevan. Metode analisis data adalah analisis deskriptif data dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Sumber risiko yang ditemukan pada produksi ayam broiler adalah perubahan cuaca, penyakit, dan predator. Penyakit adalah sumber risiko yang memiliki kemungkinan dan dampak yang paling besar, yaitu sebesar persen dan Rp Hasil pemetaan risiko menunjukkan bahwa ada jenis strategi manajemen, yaitu strategi preventif dan strategi mitigasi. Dalam melakukan strategi yang diusulkan sebaiknya peternak mengutamakan strategi untuk mengurangi dampak dan probabilitas oleh sumber risiko penyakit. Kata kunci : Analisis risiko prtoduksi, sumber risiko, broiler ABSTRAK MANGAPUL DAVID. Production Risk Analysis on Broiler Farm in Tegal Village, Kemang Sub District, Bogor District, West Java. Supervised by NETTI TINAPRILLA. Poultry is an important sub sector in contributing to GDP. One of poultry commodities which has big potential is broiler farm. Bogor District is one of broiler production central in West Java with growth rate about 7.75%. Meanwhile, broiler production in Bogor District is fluctuation. The purpose of this research is to analyze the risk of production sources, analyze the probability of risk source, and analyze the impact of risk sources in Kampung Kandang. Risk analysis broiler production was examined using primary data and secondary data. Primary data obtained through observation, interviews, discussions, and questionnaires with the farmers, while the secondary data obtained from the relevant literature. Method of data analysis on this research use descriptive analysis of the data using qualitative and quantitative risk analysis using the data. The sources of risk found broiler production is a weather, disease, and predators. Disease are a source of risk that may occur and the greatest impact, amounting to percent and Rp The results of mapping risk indicate that there are two kinds of management strategies such as preventive and mitigation strategies. In conducting a proposed strategy, the farmers should do strategy by prioritizing strategy that is caused by a source of risk of disease Keywords: Production risk analysis, risk sources, broiler

5 ANALISIS RISIKO PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA TEGAL, KAMPUNG KANDANG, KECAMATAN KEMANG KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT MANGAPUL DAVID Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

6 Judul Skripsi : Analisis Risiko Produksi pada Peternakan Ayam Broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Nama : Mangapul David NRP : H Disetujui oleh Dosen Pembimbing Dr. Ir. Netti Tinaprilla, MM. NIP Diketahui oleh Ketua Departemen Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS. NIP Tanggal Lulus:

7 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2013 ini ialah risiko produksi, dengan judul Analisis Risiko Produksi pada Peternakan Ayam Broiler di Desa Tegal, Kampung Kandang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir, Netti Tinaprilla, MM selaku pembimbing, serta Ibu Dr. Ir. Anna Faryanti, M.Si yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Kiman, Bapak Ichwan, Bapak Aslih, Bapak Sudrajat, Bapak Jayadi, Bapak Iskandar, Bapak Jahidin, Bapak Rukma, Bapak Nugraha, Bapak Hasyim selaku responden selama masa penelitian dan Deine Isti Anandansya dan Khitmatul Nizhah yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada orang tua, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, September 2013 Mangapul David

8 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL iii DAFTAR GAMBAR iii DAFTAR LAMPIRAN iv PENDAHULUAN 1 Latar Belakang... 1 Perumusan Masalah... 4 Tujuan Penelitian... 6 Kegunaan Penelitian... 6 Ruang Lingkup Penelitian... 6 TINJAUAN PUSTAKA 7 Peternakan Ayam Broiler... 7 Keberhasilan Usaha Ternak Ayam Broiler... 8 Lahan... 8 Kandang dan Peralatan Kandang... 8 DOC Sumber Risiko Produksi Ayam Broiler... Error! Bookmark not defined. Risiko Produksi Peternakan Ayam Broiler... Error! Bookmark not defined. Strategi Penanganan Risiko Peternakan Ayam BroilerError! Bookmark not defined. KERANGKA PEMIKIRAN Error! Bookmark not defined. Kerangka Pemikiran Teoritis... Error! Bookmark not defined. Konsep Dasar Risiko... Error! Bookmark not defined. Analisis Risiko... Error! Bookmark not defined. Kategori Risiko... Error! Bookmark not defined. Pemetaan Risiko Penanganan Risiko Alur Pemikiran Operasional METODE PENELITIAN 19 Lokasi dan Waktu Data dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data... Error! Bookmark not defined. Metode Analisi Data... Error! Bookmark not defined. Analisis Deskriptif... Error! Bookmark not defined. Analisis Kemungkinan Terjadinya Risiko... Error! Bookmark not defined. Analisis Dampak Risiko... Error! Bookmark not defined. Pemetaan Risiko... Error! Bookmark not defined.

9 Penanganan Risiko... Error! Bookmark not defined. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Gambaran Umum Desa Tegal Letak Administratif dan Kondisi Wilayah Kondisi Demografi Karakteristik Responden Umur Responden Tingkat Pendidikan Skala Usaha Luas Kandang Pengalaman Usaha Proses Budidaya Ayam Ras Pedaging... Error! Bookmark not defined. Pra Produksi... Error! Bookmark not defined. Proses Budidaya... Error! Bookmark not defined. ANALISIS RISIKO PRODUKSI AYAM BROILER Error! Bookmark not defined. Identifikasi Sumber-Sumber Risiko Produksi... Error! Bookmark not defined. Analisis Probabilitas Risiko Produksi Analisis Dampak Risiko Produksi Pemetaan Risiko Produksi... Error! Bookmark not defined. Strategi Penanganan Risiko Produksi... Error! Bookmark not defined. KESIMPULAN DAN SARAN 47 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA 48

10 DAFTAR TABEL 1 Produksi nasional daging, susu, dan telur tahun Kontribusi daging ayam broiler terhadap total produksi nasional daging tahun Tingkat konsumsi daging (Kg/Kapita/Tahun) di Indonesia tahun Harga rata-rata komoditi daging hasil ternak di Jawa Barat bulan Februari tahun Perkembangan populasi ayam broiler (ekor) tahun di Kabupaten Bogor 3 6 Fluktuasi tingkat mortalitas pada salah satu peternakan ayam broiler di Desa Tegal tahun Pengaruh kepadatan ruang terhadap berat badan dan tingkat mortalitas ayam broiler 9 8 Jenis data dan sumber data... Error! Bookmark not defined. 9 Penggunaan lahan di Desa Tegal, Kampung Kandang tahun Pengelompokan penduduk Desa Tegal berdasarkan usia tahun Pengelompokan penduduk Desa Tegal berdasarkan pendidikan Tahun Karakteristik responden peternak di Desa Tegal berdasarkan Suhu ideal pemeliharaan ayam broiler... Error! Bookmark not defined. 14 Probabilitas sumber risiko di Desa Tegal Dampak kerugian peternak responden di Desa Tegal akibat sumber risiko cuaca Dampak kerugian peternak responden di Desa Tegal akibat sumber risiko predator... Error! Bookmark not defined. 17 Dampak kerugian peternak responden di Desa Tegal akibat sumber risiko penyakit... Error! Bookmark not defined. 18 Analisis dampak risiko produksi pada peternakan ayam broiler di Desa Tegal... Error! Bookmark not defined. 19 Analisis status risiko produksi peternakan ayam broiler di Desa Tegal.. Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR 1 Tingkat fluktuasi mortalitas pada salah satu usaha peternakan ayam broiler di Desa Tegal tahun Proses pengelolaan risiko perusahaan Alur pemikiran operasional Peta risiko... Error! Bookmark not defined. 5 Preventif risiko... Error! Bookmark not defined. 6 Mitigasi risiko... Error! Bookmark not defined. 7 Hasil pemetaan sumber-sumber risiko produksi pada peternakan ayam broiler di, Kampung Kandang, Desa Tegal... Error! Bookmark not defined.

11 8 Usulan strategi preventif pada peternakan ayam broiler di Desa Tegal... Error! Bookmark not defined. 9 Usulan strategi mitigasi pada peternakan ayam broiler di Desa Tegal... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN 1 Hasil analisis dampak sumber penyakit... Error! Bookmark not defined. 2 Hasil analisis probabilitas sumber penyakit... Error! Bookmark not defined. 3 Hasil analisis dampak sumber predator... Error! Bookmark not defined. 4 Hasil analisis probabilitas sumber predator... Error! Bookmark not defined. 5 Hasil analisis dampak sumber cuaca... Error! Bookmark not defined. 6 Hasil analisis probabilitas sumber cuaca... Error! Bookmark not defined. 7 Jumlah kematian ayam broiler berdasarkan sumber risikoerror! Bookmark not defined. 8 Jumlah kematian ayam broiler berdasarkan sumber risikoerror! Bookmark not defined. 9 Tingkat fluktuatif kematian ayam pada peternakan Bapak Iskandar, Bapak Jahidin, dan Bapak Rukma... Error! Bookmark not defined. 10 Tingkat fluktuatif kematian ayam pada peternakan Bapak Nugraha, Bapak Hasyim, dan Bapak Kiman... Error! Bookmark not defined. 11 Tingkat fluktuatif kematian ayam pada peternakan Bapak Ichwan, Bapak Aslih, Bapak Sudrajat, dan Bapak Jayadi Pemberian sekam pada lantai kandang Pembersihan tempat pakan dan minum Pengadaan DOC Pemanas kandang dengan menggunakan kompor gas Pemanas kandang dengan menggunakan tungku kayu bakar Ciri-ciri ayam yang mengalami sakit Ciri ayam yang mengalami cuaca panas... Error! Bookmark not defined. 19 Tempat penyimpanan pakan ayam pada salah satu peternakan di Kampung Kandang, Desa Tegal... Error! Bookmark not defined. 20 Proses pembersihan tempat pakan dan minum ayamerror! Bookmark not defined. 21 Proses pemeliharaan ayam di Kampung Kandang, Desa Tegal... Error! Bookmark not defined.

12 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris dengan kontribusi sektor pertanian dalam Produk Domestik Bruto yang cukup besar. Sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan. Sub sektor peternakan perlu dikembangkan karena sub sektor ini dapat memberikan kontribusi besar untuk pertanian Indonesia. Kontribusi sub sektor peternakan terhadap pertanian Indonesia ditentukan oleh seberapa besar kemampuan pelaku di sub sektor ini mengembangkan usaha peternakan tersebut agar mempunyai prospek yang baik di pasar. Terkait dengan hal tersebut, maka sub sektor peternakan yang akan dikembangkan di masa yang akan datang diharapkan mampu menghasilkan produk-produk yang dapat bersaing di pasar. Sub sektor peternakan adalah penghasil utama komoditi daging, susu, dan telur. Tiga komoditi ini menjadi andalan dan tolok ukur perkembangan peternakan khususnya di Indonesia. Tabel 1 menggambarkan perkembangan produksi daging, susu, dan telur di Indonesia Tahun Tabel 1 Produksi Nasional dan Perkembangan Produksi Daging, Susu, dan Telur Tahun Tahun Daging Telur Susu r (%) r (%) (000 Ton) (000 Ton) (000 Ton) r (%) * Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, 2013 (diolah) Tabel 1, menunjukkan perkembangan produksi antara ketiga produk andalan subsektor peternakan yaitu daging, susu, dan telur. Jika diambil perbandingan diantara ketiganya, maka daging merupakan komoditi terbesar dari hasil peternakan. Pada tahun 2012 kuantitas produksi daging di Indonesia sebesar ton, lebih besar dari jumlah produksi telur yang hanya sebesar ton dan produksi susu sebesar ton. Total produksi daging selalu

13 mengalami kenaikan setiap tahun, kecuali pada tahun 2005 mengalami penurunan sebesar persen. Meskipun pernah mengalami penurunan, secara total produksi daging masih lebih besar dibandingkan telur dan susu. Angka statistik pada Tabel 1 juga mengindikasikan bahwa daging merupakan komoditi utama dan terbesar dari sub sektor peternakan. Saat ini budidaya ayam broiler semakin digemari karena proses pembudidayaan yang relatif lebih cepat jika dibandingkan dengan sapi ataupun hewan lain yang juga dibudidayakan untuk diambil dagingnya, hal tersebut dapat dilihat tingginya kontribusi produksi nasional daging ayam broiler terhadap total produksi nasional daging di Indonesia. Salah satu sentra pembudidayaan ayam broiler di Indonesia adalah Provinsi Jawa Barat. Tabel 2 memperlihatkan kontribusi total kuantitas daging ayam broiler terhadap produksi daging di Jawa Barat. Tabel 2 Kontribusi Daging Ayam Broiler Terhadap Total Produksi Jawa Barat Daging Tahun No Tahun DagingAyam Broiler Produksi Daging Kontribusi (%) Sumber : Direktorat Jendral Peternakan, 2013 (diolah) Berdasarkan Tabel 2, daging yang dihasilkan ayam broiler memberikan kontribusi sangat besar bagi pengadaan daging. Pada Tahun 2012 kontribusi daging ayam ras mencapai angka persen, hal ini jelas mengindikasikan bahwa ayam broiler merupakan jenis ternak yang sangat penting bagi perekonomian ataupun kehidupan masyarakat. Kuantitas produksi yang besar ini merupakan potensi yang harus dikelola dengan baik agar usaha peternakan ayam broiler dapat terus berkembang di masa yang akan datang. Berdasarkan data yang di peroleh tingkat konsumsi daging per kapita di Indonesia, tingkat konsumsi ayam mengalami peningkatan pertumbuhan konsumsi setiap tahunnya. Tingkat pertumbahan konsumsi ayam yang cukup tinggi dapat di lihat dari Tabel 3 berikut Tabel 3 Tingkat Pertumbuhan Konsumsi Daging (Kg / Kapita / Tahun) di Indonesia Tahun Komoditi Pertumbuhan(%) Sapi /Beef Cattle Kambing / Goat Babi / Pork Ayam / Chicken Daging lainnya / Other Meat Sumber : Direktorat Jendral Peternakan, 2013 (diolah) Faktor penting lainnya yang menyebabkan ayam broiler tinggi peminatnya adalah harga daging yang relatif lebih murah dibandingkan dengan daging sapi

14 ataupun daging kambing. Tabel 4 menampilkan harga beberapa jenis daging ternak di Jawa Barat, yang dapat menjadi alasan minat masyarakat memilih mengkonsumsi daging ayam. Tabel 4 Harga Rata-Rata Komoditi Daging Hasil Ternak di Jawa Barat bulan Februari Tahun 2013 Komoditi Harga rata- rata (rupiah/ kg) Peternak Konsumen Daging sapi murni Daging kambing / domba Daging ayam ras Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, 2013 Tabel 4 menunjukkan bahwa harga daging ayam broiler lebih murah dibandingkan dengan harga daging sapi maupun daging kambing atau domba. Untuk mendapatkan setiap 1 kilogram daging broiler dibutuhkan Rp Harga tersebut lebih murah dibandingkan dengan harga 1 kilogram daging sapi berbagai jenis dan daging kambing atau daging domba perkilogramnya. Dengan demikian secara ekonomis konsumen lebih cenderung untuk mengkonsumsi daging ayam broiler dari pada daging sapi atau kambing. Provinsi Jawa barat memiliki beberapa kabupaten yang menjadi daerah sentra produksi dan salah satunya adalah Kabupaten Bogor. Pemilihan Kabupaten Bogor didasarkan kepada trend pertumbuhan populasi di daerah ini yang semakin tinggi. Secara statistik populasi ayam broiler sejak tahun 2008 hingga tahun 2011 terus meningkat. Trend pertumbuhan populasi ayam broiler juga selalu positif sejak tahun Jika dihitung sejak tahun 2008 sampai dengan 2011 kenaikkan populasi ayam broiler sudah mencapai 31 persen dan rata kenaikan sebesar 7.75 persen setiap tahun. Angka yang sangat besar ini mengindikasikan bahwa Kabupaten Bogor memiliki potensi yang besar terutama secara kuantitas produksi. Angka kenaikkan populasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Perkembangan Populasi Ayam Broiler (ekor) Tahun di Kabupaten Bogor Tahun Populasi r (%) Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2013 (diolah) Pengembangan usaha ternak ayam broiler akan berhasil apabila peternak mampu mengelola usaha ternaknya dengan baik. Pengelolaan usaha ternak ayam broiler harus ditunjang dengan kemampuan manajemen yang baik, mulai dari manajemen produksi, keuangan, sumberdaya manusia, dan manajemen pemasaran. Peternak sebagai pengambil keputusan bisnis harus memiliki kompetensi yang baik untuk mengelola seluruh perusahaan, yang akan berpengaruh besar terhadap keberhasilan usahanya. Kemampuan manajemen yang baik harus ditunjang

15 dengan infrastruktur peternakan yang memadai. Infrastruktur yang memadai dapat ditunjukkan dengan kemudahan akses keluar dan masuk peternakan, jaringan listrik dan telepon, sumber air, tersedianya peralatan dan lain-lain. Pada usaha peternakan ayam broiler biasanya terdapat beberapa kendala. Kendala tersebut dapat berupa tingginya tingkat risiko yang dihadapi. Risiko yang sering ditemukan dalam usahaternak ayam broiler ini adalah risiko produksi, dan risiko harga. Pengelolaan usahaternak khususnya ayam broiler selalu dihadapkan pada risiko, karena itu pelaku bisnis ini harus disertai dengan pengetahuan dan kemampuan dalam meminimalkan risiko. Kemampuan mengelola risiko yang baik sangat diperlukan peternak untuk meminimalkan risiko, sehingga usaha ini dapat memberikan keuntungan sesuai yang diharapkan peternak. Manajemen risiko adalah alat bantu bagi peternak dalam proses pengambilan keputusan. Manajemen yang diterapkan oleh para peternakan di Desa Tegal haruslah efektif agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Salah satu sumber risiko pada peternakan ayam penyakit yang menyerang ayam broiler. Penyakit pada peternakan ayam yang sangat merugikan para peternak adalah penyakit flu burung yang menyebabkan kematian pada ayam. Penyakit flu burung di Jakarta mengakibatkan kematian pada ayam hingga mencapai ekor pada tahun Berdasarkan data yang diperoleh dari Ditjen Peternakan, jumlah kematian unggas akibat virus flu burung pada periode Januari Februari 2004 mencapai 4.80 juta ekor sementara untuk periode Januari Juli 2005 tercatat ekor dan selama Mei Desember 2005 kematian unggas mencapai 3 ribu ekor. Kematian ayam yang cukup besar akibat dari virus flu burung menyebabkan banyak peternakan yang mengalami kerugian hingga harus menutup peternakan. Perumusan Masalah Peternakan yang berada di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang merupakan peternakan yang bergerak di usaha peternakan ayam broiler. Sama seperti usaha pertanian lainnya usaha peternakan ayam broiler tersebut memiliki berbagai macam risiko dan salah satu risiko yang di hadapinya adalah risiko produksi. Adanya tingkat mortalitas yang berfluktuasi pada setiap angkatan menunjukkan akan adanya risiko produksi yang dialami pada peternakan ayam broiler yang berada di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang. Sumber risiko produksi adalah perubahan cuaca dan iklim yang semakin tidak menentu sebagai dampak dari global warming. Perubahan cuaca dan iklim yang tidak menentu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ternak ayam broiler. Saat musim hujan, suhu udara di dalam kandang menjadi dingin, dan udara dalam kandang menjadi lembab. Sebaliknya dimusim kemarau, suhu udara di dalam kandang menjadi panas, kadar karbondioksida meningkat dan udara dalam kandang terasa lebih pengap. Kondisi seperti ini sulit dihindari dan mengakibatkan kematian dengan tingkat mortilitas yang cukup tinggi. Pada dasarnya suhu potensial untuk pemeliharaan ayam broiler adalah sebesar C (Rasyaf 2007). Sumber risiko produksi selain cuaca dan iklim adalah penyakit dan parasit yang berbahaya. Ayam broiler sangat rentan terhadap gangguan dari berbagai

16 macam penyakit dan parasit. Salah satu penyebab rentannya ayam broiler terhadap penyakit adalah karena perubahan cuaca dan iklim yang tidak menentu akhir-akhir ini. Penyakit yang menyerang ayam broiler pada usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor adalah cronic respiratory disease, infectious bursal disease, colibacillosis, dan newcastle disease. Tabel 6 di bawah ini akan menggambarkan fluktuasi tingkat mortalitas ayam broiler pada salah satu peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang pada 6 periode terakhir yang secara umum bersumber dari perubahan cuaca dan beberapa penyakit yang menyerang setiap musimnya. Tabel 6 Tingkat Mortalitas pada Salah Satu Peternakan Ayam Broiler di Desa Tegal Tahun 2012 Angkatan Jumlah Tingkat Jumlah Jumlah DOC awal Mortalitas Panen (ekor) Kematian (ekor) (ekor) (%) 1 (Jan-Feb 2012) (Mar-Apr 2012) (Mei-Jun 2012) (Jul-Agt 2012) (Sep-Okt 2012) (Nov-Des 2012) Sumber : Manajemen Salah Satu Peternakan Ayam Broiler Desa Tegal Tahun 2012 Tingkat mortalitas ayam broiler pada salah satu peternak ayam broiler di Desa Tegal terhitung sangat tinggi. Pada angkatan 3 angka tingkat mortalitas sampai 7.91 persen, dan pada angkatan terakhir yaitu angkatan 6 tingkat mortalitas mencapai 7.09 persen Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des Batas Maximal (%) Tinkat Mortalitas (%) Gambar 1 Tingkat Mortalitas pada Salah Satu Usaha Peternakan Ayam Broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang Tahun 2012 Tingginya angka mortalitas tersebut menjadi dasar untuk melakukan penelitian analisis risiko pada peternakan ayam broiler milik di Kampung

17 Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Berdasarkan kondisi peternakan yang telah dipaparkan di atas, maka beberapa permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Sumber - sumber risiko produksi pada peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang? 2. Berapa besar probabilitas dan dampak risiko produksi dalam kegiatan usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang? 3. Bagaimana alternatif strategi yang diterapkan untuk mengatasi risiko produksi yang dihadapi oleh usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang? Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengidentifikasi sumber-sumber risiko produksi selain sumber yang sudah ditemukan pada penelitian-penelitian sebelumnya pada peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang. 2. Menganalisis probabilitas dan dampak setiap risiko produksi pada usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang. 3. Menganalisis alternatif strategi yang diterapkan untuk mengatasi risiko produksi yang dihadapi oleh usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang. Kegunaan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang dalam mengambil suatu keputusan bisnis, sehinga usaha ini dapat mengambil keputusan yang stategis dan tepat sasaran. 2. Sebagai bahan informasi dan rujukan untuk penelitian selanjutnya, dimana penelitian selanjutnya dapat lebih baik dan bisa menganalisis lebih dalam lagi berkaitan dengan penulisan ilmiah khususnya tentang risiko dalam usaha peternakan ayam broiler. 3. Penelitian ini juga bermanfaat bagi penulis sebagai wadah dalam menerapkan teori risiko agribisnis yang telah dipelajari selama masa perkuliahan. Ruang Lingkup Penelitian

18 Produk yang akan dikaji dan diteliti dalam penelitian ini adalah ayam broiler yang dibudidayakan oleh para peternak di Desa Tegal, KampungKandang, Kabupaten Bogor. Kajian masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah identifikasi risiko produksi, sumber-sumber risiko dan dampak dari risiko tersebut. Penelitian ini memerlukan beberapa data berupa data produksi satu periode terakhir, data DOC, maupun data hasil panen. TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Ayam Broiler Usaha peternakan ayam broiler saat ini berkembang sangat pesat, baik dari segi skala usaha maupun dari segi tingkat efisiennya. Banyak para pelaku usaha menekuni usaha peternakan ayam broiler, baik secara sistem mandiri maupun secara sistem plasma. Alasannya adalah selain jumlah permintaan daging ayam yang terus meningkat, perputaran modal yang sangat cepat merupakan daya tarik tersendiri bagi para pelaku usaha untuk menekuni usaha peternakan ayam broiler ini. Alasan lainnya adalah tersedianya faktor-faktor produksi dalam jumlah yang banyak. Khusus untuk usaha peternakan ayam broiler dengan sistem plasma, faktor-faktor produksi seperti DOC, pakan, obat-obatan, vaksinasi, dan vitamin tidak harus dibayar langsung. Faktor-faktor produksi tersebut sudah bisa dipakai untuk diproduksi selama masa produksi yaitu selama hari dan baru bisa dibayar setelah ayam broiler dipanen. Usaha peternakan ayam broiler dapat digolongkan kedalam beberapa bagian. Menurut Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 472/Kpts/TN.330/6/96, usaha peternakan terbagi menjadi tiga kategori, yaitu peternakan rakyat, pengusaha kecil peternakan, dan pengusaha peternakan. Peternakan rakyat adalah peternak yang mengusahakan budidaya ayam dengan jumlah populasi maksimal ekor per periode. Pengusaha kecil peternakan adalah peternak yang membudidayakan ayam dengan jumlah populasi maksimal ekor per periode. Sedangkan untuk pengusaha peternakan adalah peternak yang membudidayakan ayam dengan jumlah populasi melebihi ekor per periode. Khusus untuk Pengusaha Peternakan, dapat menerima bimbingan dan pengawasan dari pemerintah. Hal tersebut ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 16 Tahun 1977 tentang usaha peternakan. Peraturan pemerintah ini menjelaskan bahwa Menteri bertanggung jawab dalam bidang peternakan atau pejabat yang ditunjuk olehnya berkewajiban melakukan bimbingan dan pengawasan atas pelaksanaan perusahaan-perusahaan peternakan. Agribisnis khususnya peternakan dapat dilihat dari empat sub sistem agribisnis peternakan yaitu hulu, budidaya, hilir dan penunjang. Sub sistem agribisnis hulu meliputi seluruh proses produksi sapronak (sarana produksi ternak) seperti DOC, pakan, obat-obatan serta peralatan- peralatan peternakan. Sub sistem budidaya ternak berkaitan dengan proses produksi ternak dengan menggunakan input yang dihasilkan oleh subsistem hulu untuk menghasilkan output yang siap diolah dan dipasarkan. Sub sistem hilir meliputi kegiatan pengolahan produk yang

19 dihasilkan oleh sub sistem budidaya ternak menjadi produk olahan dan produk akhir. Sedangkan sub sistem penunjang adalah sub sistem yang menunjang keberhasilan ketiga sub sistem diatas. Sub sistem penunjang ini dapat berupa lembaga keuangan bank mapun non bank, lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga pendidikan dan pelatihan, transportasi, komunikasi, dan kebijakankebijakan pemerintah. Keberhasilan Usaha Ternak Ayam Broiler Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam produksi ayam broiler terbagi menjadi dua, yaitu faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel. Faktor produksi tetap terdiri dari lahan, kandang, dan peralatan. Sedangkan faktor produksi variabel terdiri dari DOC, pakan, obat-obatan, vaksin, vitamin, sekam, air, listrik, bahan bakar untuk pemanas dan tenaga kerja (Aziz 2009). Lahan Pemilihan lokasi lahan peternakan penting untuk kelangsungan usaha agar berjalan dengan baik. Hal ini menjadi sesuatu yang harus diperhatikan oleh peternak, sebab akhir-akhir ini lokasi peternakan sudah berebut areal dengan kepentingan lain seperti perumahan dan industri berbagai macam barang. Panduan penetuan lokasi peternakan sesuai dengan kriteria-kriteria yang baik sesuai panduan beternak ayam pedaging (Rasyaf 2007). a. Lokasi lahan untuk peternakan ayam broiler sebaiknya jauh dari keramaian, jauh dari lokasi perumahan atau dipilih tempat yang sunyi. Suasana yang tenang sangat diperlukan oleh ayam yang pada dasarnya mudah terkejut dan stress. Tujuan dari pemilihan lokasi jauh dari perumahan penduduk adalah agar penduduk tidak mengganggu peternakan yang membutuhkan ketenangan serta sebaliknya keberadaan peternakan tidak mengganggu kehidupan penduduk dengan adanya polusi. b. Lokasi lahan peternakan sebaiknya tidak jauh dari pusat pasokan bahan baku dan lokasi pemasaran. Hal ini berhubungan dengan dengan akses transportasi. Apabila akses sudah baik, maka persyaratan ini tidak terlalau penting. c. Lokasi lahan yang dipilih untuk peternakan sebaiknya termasuk areal agribisnis agar terhindar dari penggusuran. Hal ini sebaiknya disesuaikan dengan peraturan daerah setempat. Kandang dan Peralatan Kandang Hal yang perlu diperhatikan dalam pendirian kandang diantaranya adalah arah kandang, ukuran kandang, ventilasi kandang, dan sistem alas kandang. Arah kandang sebaiknya mengarah ke timur atau terbit matahari dan sisi lainya menghadap arah terbenam matahari. Penyesuaian arah ini bertujuan untuk mengurangi kepengapan dalam kandang dan mencegah pertumbuhan bibit penyakit, kutu atau kelembaban yang disebabkan alas lantai yang basah.

20 Ukuran kandang dapat dibagi menjadi luas ruang kandang, lebar kandang dan tinggi kandang. Luas ruang kandang untuk ayam broiler di Indonesia adalah 10 ekor/m2. Dengan demikian luas ruang yang disediakan tinggal dikalikan dengan jumlah ayam yang akan dipelihara dalam kandang tersebut (Rasyaf 2007). Sebagai contoh, apabila direncanakan akan memelihara ekor ayam broiler, maka luas lantai yang akan dibutuhkan sebagai berikut Lebar kandang maksimal 4 m, kecuali bila di tengah-tengah kandang terdapat jalan tengah maka dapat lebih lebar, akan tetapi maksimal kandang memiliki lebar 11 m. Kandang dengan jalan tengah biasanya digunakan untuk peternakan ayam broiler bibit, tetapi peternakan ayam broiler komersial (final stock) jarang mempergunakan jalan tengah. Sedangkan untuk tinggi kandang berkaitan erat dengan besarnya kandang. Ketinggian kandang dari lantai sampai atap teratas minimal 7 m, dan ketinggian kandang dari lantai sampai tinggi atap terendah minimal 4 m. Ketinggian kandang mempengaruhi ventilasi, temperatur kandang, dan biaya pembuatan kandang. Tabel 7 menggambarkan pengaruh kepadatan ruang dalam kandang terhadap berat badan dan mortalitas ayam broiler. Tabel 7 Pengaruh Kepadatan Ruang Terhadap Berat Badan dan Tingkat Mortalitas Ayam Broiler Kepadatan ruang (ekor/m 2 ) Rata rata Berat badan ayam (kg) Mortalitas (%) Sumber : Rasyaf (2007) disederhanakan dari North 1978 Tabel 7 tersebut menunjukkan bahwa berat badan ayam harus selalu terkontrol agar tingkat mortalitas ayam tidak tinggi. Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahawa tingkat kematian ayam pada tingkat kepadatan yang telah ditentukan dengan berat rata-rata ayam yang semakin tinggi dapat mengurangi tingkat mortalitas. Apabila berat badan ayam 1.70 kg dengan kepadatan kandang 33 ekor/m 2 akan menimbulkan tingkat mortalitas 5.80 persen. Angka tersebut cukup tinggi karena apabila dimisalkan dalam suatu kandang terdiri dari ekor ayam maka 58 ekor ayam diprediksi akan mati. Siklus udara dalam kandang juga sangat penting, karena itu keberadaan ventilasi merupakan hal utama yang harus diperhatikan dalam pembuatan kandang. Ada dua macam ventilasi bantuan atau ventilasi tambahan yaitu ventilasi

21 bantuan negatif dan ventilasi bantuan positif. Ventilasi bantuan negatif adalah penambahan kipas yang berfungsi menyedot udara busuk dari sisi kandang sementara udara segar masuk dari sisi lain. Ventilasi bantuan positif adalah penambahan kipas yang berfungsi menghembuskan angin segar ke dalam kandang dan udara busuk di dalam kandang kemungkinan akan terdesak ke luar (Rasyaf 2007). Sistem alas lantai untuk pemeliharaan anak ayam dikenal dengan tiga macam sistem lantai yang dapat digunakan, antara lain sistem alas litter, sistem alas berlubang dan sistem campuran. Sistem alas litter berupa lantai semen atau tanah yang dipadatkan kemudian di atasnya ditaburkan kulit padi atau sekam padi. Sistem alas berlubang terbuat dari bahan kawat atau bambu. Sistem lantai ini jarang digunakan untuk peternakan ayam broiler, namun mengingat semakin terbatasnya tanah sistem ini diperkirakan akan semakin digemari peternak. DOC Day Old Chick (DOC) adalah komoditas unggulan perunggasan hasil persilangan dari jenis-jenis ayam berproduktifitas tinggi yang memiliki nilai ekonomis tinggi (Rasyaf 2007). Salah satu ciri khas yang dimiliki komoditas ini adalah memiliki pertumbuhan yang sangat cepat. DOC merupakan faktor produksi utama dalam usaha ternak ayam broiler. Beberapa ciri DOC yang berkualitas baik diantaranya adalah bebas dari penyakit, bobot tidak kurang dari 37 gram, DOC terlihat aktif, berbulu cerah, kakinya besar dan basah, tampak segar, tidak ada cacat fisik, dan tidak ada lekatan tinja di duburnya. DOC yang baik akan menghasilkan ayam broiler dewasa yang baik pula, dimana daging ayam broiler mengandung protein hewani yang tinggi. Selain itu DOC yang berkualitas juga dapat dilihat dari tingkat mortalitas yang rendah, dengan standar tingkat mortalitassebesar 4-5 persen dari total populasi per periode (Fadilah et al 2007). Sumber Risiko Produksi Ayam Broiler Pada kajian penelitian terdahulu, peneliti mengambil beberapa penelitian yang terkait dengan topik penelitian yang akan dilakukan saat ini yaitu penelitian dengan topik analisis risiko. Selain topik penelitian, peneliti juga mengkaji analisis sumber risiko yang di hadapi oleh para peternak. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui sumber risiko yang dihadapi antara penelitian terdahulu yang pernah ada dengan penelitian yang akan dilakukan ini, sehingga dapat menunjukkan adanya persamaan maupun perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian (Pinto 2011) menyatakan bahwa sumber risiko yang dihadapi pada penelitiannya terdapat 4 jenis sumber risiko produksi yaitu kepadatan ruang, perubahan cuaca, predator, dan penyakit. Penelitian (Amelia 2012) menyatakan sumber risiko yang dihadapi memiliki tiga sumber risiko yaitu ayam broiler yang afkir, serangan penyakit, dan kondisi cuaca. Penyakit pada ayam broiler selalu menjadi kendala dalam pengembangan bisnis ini, atau dengan kata lain usaha ini tidak terlepas dari beberapa penyakit ayam. Penyebab dari penyakit cukup kompleks, mulai dari bakteri, virus,

22 protozoa, dan parasit. Beberapa penyakit ayam yang popular di Indonesia antara lain Cronic respiratory disease, coryza, Newcastle disease (ND) atau sering disebut tetelo, gumboro, berak darah, colibacillosis, dan avian influenza yang menjadi musuh menakutkan bagi peternak akhir-akhir ini (Rasyaf 2007). Akan tetapi pada setiap peternakan jenis penyakit yang menyerang tidak selalu sama. Ini terjadi pada penelitian (Solihin 2009) dan (Aziz 2009). Penelitian (Solihin 2009) dilakukan pada peternakan ayam broiler CV AB Farm Kecamatan Bojonggenteng, Sukabumi. Jenis penyakit yang menyrang ayam pada peternakan ini antara lain cronic respiratory disease atau penykit pernafasan, colibasilus yang disebabkan oleh oksigen dalam kandang yang berkurang baik karena manajemen kandang terutama manajemen buka tutup tirai, sehingga sirkulasi udara kurang lancar dan ayam menghirup oksigen yang mengandung amoniak. Penyakit colibasilus juga disebabkan oleh sekam atau alas lantai yang basah. Penyakit lain terjadi pada masim pancaroba adalah ND atau tetelo, CRD kompleks dan coccidiosis, runting stunting syndrome (kekerdilan) yang timbul lebih disebabkan karena kualitas DOC yang kurang baik.. Sedangkan pada penelitian (Aziz 2009) pada peternakan ayam broiler milik Bapak Rahmat di Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, penyakitnya yang menyerang ayam broiler pada peternakan ini yaitu nutritional deficiency (penyakit defisiensi nutrisi), pullorum disease (penyakit berak putih), coccidiosis (berak darah), flowl cholera (berak hijau), dan ND atau tetelo. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya ditemukan sumber risiko usaha peternakan ayam broiler yang paling sering di temui akibat dari faktor cuaca, iklim dan penyakit. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Solihin, Aziz, Pinto, dan Amelia. Risiko Produksi Peternakan Ayam Broiler Risiko merupakan kemungkinan kejadian yang akan menimbulkan dampak kerugian. Dalam menjalankan suatu bisnis, setiap keputusan selalu mengandung risiko. Oleh sebab itu kejelian menanggapi dan meminimalisir risiko merupakan hal wajib yang harus dilakukan setiap perusahaan. Terutama agribisnis yang merupakan usaha dengan makhluk hidup sebagai objek usaha akan sangat membutuhkan penanganan risiko yang efektif. Risiko dalam agribisnis diantaranya risiko produksi, disini dapat dilihat dalam hal produk yaitu produk tersebut gagal panen, dan rendahnya kualitas produk. Selanjutnya risiko pasar dapat terjadi karena rendahnya harga jual, bargaining position perusahaan yang rendah dan ketidaktersediaan pasar. Selanjutnya risiko dalam hal teknologi seperti rusaknya mesin dan alat-alat pertanian. Selain itu risiko yang sering dihadapi oleh dunia agribisnis yaitu risiko pendanaan seperti kredit macet. Agribisnis peternakan khususnya beternak ayam broiler cenderung memiliki tingkat risiko yang tinggi. Fluktuasi harga input maupun output menjadi faktor yang paling besar penyebab risiko. Penelitian yang dilakukan (Robi ah 2006) dan (Herawati 2011) sesuai dengan pernyataan diatas dimana penelitian robi ah menyatakan bahwa tingginya tingkat risiko yang dihadapi usahaternak ayam broiler pada Sunan Kudus Farm adalah sebesar Tingginya tingkat risiko tersebut dikarenakan fluktuasi harga input (pakan dan DOC) dengan struktur pasar oligopoly, fluktuasi harga output dengan struktur pasar persaingan tidak

23 sempurna serta fluktuasi hasil produksi yang bergantung pada kondisi alam yang menyebabkan risiko yang dihadapi tinggi. Penelitian (Herawati 2001) juga menyatakan bahwa biaya biaya paling besar yang dikeluarkan CV Pekerja Keras dalam produksinya adalah biaya pakan sebesar persen dan DOC sebesar persen. Sedangkan biaya obat dan vaksin, biaya tenaga kerja, biaya sewa kandang dan biaya lain-lain relatif kecil yaitu sebesar 4.06 persen, 1.34 persen, 1.23 persen dan 0.33 persen. Risiko produksi pada peternakan ayam broiler tergolong besar, perubahan cuaca dan penyakit menjadi hal yang paling berpengaruh terhadap risiko produksi. Hal ini sesuai dengan penelitian (Aziz 2009) tentang analisis risiko dalam usaha ternak ayam broiler studi kasus peternakan ayam broiler milik Bapak Rahmat di Desa Tapos Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor. Hasil dari penelitian ini adalah usaha tersebut memiliki produksi dan sosial yang berakibat pendapatan berfluktuasi tajam. Khusus untuk risiko produksi disebabkan oleh cuaca, iklim dan penyakit. Pada dasarnya risiko produksi yang disebabkan oleh penyakit dan keadaan cuaca tidak hanya menyerang usahaternak ayam broiler akan tetapi hal ini juga terdapat pada usaha agribisnis secara keseluruhan. Strategi Penanganan Risiko Peternakan Ayam Broiler Penelitian (Pinto 2011) menyatakan trategi preventif yang diusulkan peneliti untuk sumber risiko kepadatan ruang adalah pemakaian ventilasi bantuan. Hal ini bertujuan agar udara busuk yang ada di dalam kandang dapat terusir dan tidak mengganggu perkembangan ayam. Usulan strategi preventif berikutnya yaitu untuk mengurangi probabilitas penyakit. Strategi preventif yang diusulkan adalah meningkatkan kedisplinan anak kandang dalam menjaga sarana prasarana seperti sumur sebagai sumber air minum serta menjaga perlakuan yang bersifat operasional agar tetap steril. Selain itu untuk menghindari tumbuh berkembangnya kutu dan parasit lainnya, peternakan Bapak Restu disarankan untuk melakukan penyemprotan menggunakan insectysida. Cuaca yang berada pada kuadran 3 juga diusulkan menggunakan strategi preventif, yaitu dengan mendisiplinkan anak kandang dalam buka tutup tirai, hal ini bertujuan perubahan cuaca tidak dirasakan langsung oleh ayam. Selain itu. strategi mitigasi juga diusulkan peneliti bagi peternakan ayam broiler milik Bapak Restu untuk mengurangi dampak dari sumber risiko penyakit. Penelitian (Aziz 2009) alternatif manajemen risiko yang dapat diterapkan adalah mendatangkan tim medis yang dikepalai oleh seorang dokter hewan yang bertanggung jawab penuh terhadap kesehatan ayam secara keseluruhan. Adanya tim medis ini diharapkan dapat meminimalkan tingkat mortalitas akibat penyakit yang mewabah di usaha peternakan. Alternatif manajemen risiko yang dapat juga diterapkan oleh usaha peternakan adalah memperbaiki teknologi dalam hal pengaturan sirkulasi kandang. Perbaikan teknologi dalam hal pengaturan sirkulasi kandang dapat meminimalkan tingkat mortalitas akibat cuaca dan iklim yang tidak menentu. Beberapa hal yang dapat dilakukan diantaranya adalah membuat air deflector, memasang insulasi di atap kandang (Roof Insulation), dan memasang kipas angin.

24 KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini disusun melalui kerangka pemikiran, yang berasal dari penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Berikut adalah kerangka pemikiran teoritis yang akan dijelaskan secara terperinci. Konsep Dasar Risiko Definisi risiko sangat beragam dimana masing-masing definisi tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga setiap definisi tersebut dapat saling mengisi satu sama lain. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) menyebutkan bahwa risiko adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan dan membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Pengertian lain tentang risiko menurut Darmawi (2006) adalah penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan. Ketidakpastian (uncertainty) merupakan kondisi yang menyebabkan tumbuhnya risiko. Ketidakpastian tersebut akan timbul karena berbagai sebab antara lain: jarak waktu dimulai perencanaan suatu kegiatan sampai kegiatan itu berakhir, keterbatasan tersedianya informasi yang diperlukan, dan keterbatasan pengetahuan, keterampilan, dan teknik pengambilan keputusan. Kountur (2006) menjelaskan bahwa risiko adalah kemungkinan kejadian yang merugikan. Terkait dengan definisi tersebut, Roumasset (1979) menjelaskan bahwa terdapat tiga unsur yang terkait dalam sebuah risiko. Ketiga unsur tersebut adalah kejadian, kemungkinan, dan akibat. Apabila diuraikan lebih jauh maka masih ada tiga unsur lagi yang dapat menjadi penentu besaran suatu risiko. Unsur pertama adalah eksposur, yaitu sesuatu yang berhubungan dengan peluang keterlibatan pada suatu atau beberapa kejadian. Semakin terekspos sesuatu, maka risikonya semakin besar. Unsur kedua adalah waktu, semakin lama sesuatu terekspos maka risikonya semakin besar. Unsur ketiga adalah rentan, semakin mudah rusak sesuatu maka risikonya semakin besar. Risiko bisa dikatakan sebagai suatu ketidakpastian mengenai kejadian kerugian (Rejda, 2001). Terkait dengan risiko dan ketidakpastian, Roumasset (1979) menjelaskan bahwa kondisi risiko dan ketidakpastian dapat dibedakan berdasarkan ada tidaknya probabilitas yang dapat dijadikan pegangan atas kemungkinan terjadinya suatu kejadian. Risiko didefinisikan sebagai situasi dimana kemungkinan hasil dari suatu peristiwa yang sifatnya acak dapat ditentukan dan besarnya probabilitas dari setiap peristiwa tersebut telah diketahui. Adapun ketidakpastian adalah situasi dimana hasil dari suatu kegiatan dapat diketahui namun tingkat probabilitasnya tidak dapat diestimasi.

25 Menurut Siregar (1995), risiko dapat diklasifikasikan menjadi empat bentuk risiko berdasarkan jenisnya, yaitu risiko keuangan dan non keuangan, risiko statis dan dinamis, risiko fundamental dan khusus, serta risiko murni dan spekulatif. 1. Risiko Keuangan dan Non Keuangan Risiko keuangan dan non keuangan adalah jenis risiko yang ditinjau dari penyebabnya. Risiko keuangan adalah jenis risiko yang disebabkan oleh faktorfaktor keuangan seperti perubahan harga, perubahan mata uang, dan perubahan tingkat suku bunga. Risiko keuangan terjadi karena dilaksanakannya keputusankeputusan yang terpenting mengenai banyaknya modal yang akan dipakai dan sumber-sumber mana yang akan dipilih. Risiko ini berhubungan dengan pelaksanaan keputusan-keputusan di bidang keuangan baik itu mencakup metode pembiayaan investasi, pembiayaan operasional, maupun pembiayaan lain. Sedangkan risiko non keuangan adalah risiko-risiko yang berada di luar risiko keuangan seperti risiko yang disebabkan oleh manusia, teknologi, alam, dan sebagainya. 2. Risiko Statis dan Risiko Dinamis Risiko dinamis merupakan risiko yuang disebabkan karena adanya perubahan dalam perekonomian. Perubahan tersebut mencakup perubahan tingkat harga, keinginan konsumen, pendapatan, pengeluaran, dan teknologi yang akan menyebabkan para pelaku usaha mengalami kerugian. Risiko statis adalah risiko yang bersifat tetap dan dapat terjadi meskipun tidak terjadi perubahan dalam perekonomian. Risiko ini dapat disebabkan oleh bencana alam dan perbuatan manusia yang menyebabkan kerusakan sarana dan prasarana, perubahan hak milik akibat ketidakjujuran atau pengabaian hak. 3. Risiko Fundamental dan Risiko Khusus Risiko fundamental adalah risiko kerugian yang mengenai dan dirasakan oleh masyarakat secara keseluruhan. Sedangkan risiko khusus adalah risiko di luar kegiatan manusia yang kerugiannya hanya dirasakan oleh beberapa individu saja. 4. Risiko Murni dan Risiko Spekulatif Risiko murni dan spekulatif adalah jenis risiko berdasarkan akibat yang ditimbulkannya. Risiko murni adalah risiko yang hanya mengakibatkan kerugian saja. Sedangkan risiko spekulatif disebabkan pada keadaan dimana terdapat kemungkinan kerugian dan juga terdapat kemungkinan adanya keuntungan. Kedua kemungkinan ini bersifat saling meniadakan, maka tidak mungkin keduanya terjadi secara bersama-sama. Beberapa ukuran risiko yang dapat digunakan adalah nilai variance, standard deviation, dan coefficient variation. Nilai variance diperoleh dari hasil pendugaan fungsi produksi. Standard deviation diperoleh dari akar kuadrat nilai variance sedangkan coefficient variation diperoleh dari rasio antara standard deviation dengan expected return (Hanafi 2006). Analisis Risiko Analisi risiko berhubungan dengan teori pengambilan keputusan (decision theory). Individu diasumsikan untuk bertindak rasional dalam

26 mengambilkeputusan bisnis. Alat analisis yang umumnya digunakan dalam menganalisismengenai pengambilan keputusan yang berhubungan dengan risiko yaitu expected utility model (Hanafi 2006). Analisis mengenai pengambilan keputusan yangberhubungan dengan risiko dapat menggunakan expected utility model. Model inidigunakan karena adanya kelemahan yang terdapat pada expected return model,yaitu bahwa yang ingin dicapai oleh seseorang bukan nilai (return) melainkankepuasan (utility). Jika dilihat dari sikap pembuat keputusan dalam menghadapi risiko dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori (Hanafi 2006) yaitu sebagai berikut: 1. Pembuat keputusan yang takut terhadap risiko (risk averter). Sikap ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan ragam (variance) dari keuntungan maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menaikkan keuntungan yang akan diharapkan yang merupakan ukuran tingkat kepuasan. 2. Pembuat kuputusan yang netral terhadap risiko (risk neutral). Sikap ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikkan ragam (variance) dari keuntungan maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menurunkan atau menaikkan keuntungan yang diharapkan. 3. Pembuat keputusan yang berani terhadap risiko (risk taker). Sikap ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikkan ragam (variance) dari keuntungan maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menurunkan keuntungan yang diharapkan. Fluktuasi harga dan hasil produksi akan menyebabkan fluktuasi pendapatan. Ukuran yang dapat digunakan untuk melihat besarnya risiko yang dihadapi suatu usaha adalah dengan mengetahui terlebih dahulu besar ragamnya (variance) atau simpangan baku (standard deviation) dari pendapatan bersih per periode atau return. Dimana jika risiko tinggi maka return juga akan meningkat ataupun sebaliknya. Beberapa ukuran risiko yang dapat digunakan adalah nilai variance, standard deviation, dan coefficient variation. Nilai variance diperoleh dari hasilpendugaan fungsi produksi. Standard deviation diperoleh dari akar kuadrat nilai variance sedangkan coefficient variation diperoleh dari rasio antara standard deviation dengan expected return (Hanafi 2006). Kategori Risiko Risiko dapat dikategorikan dari sudut pandang penyebab timbulnya risiko, akibat yang ditimbulkan (Kountur 2008), namun pada sub bab ini hanya akan menjelaskan tentang risiko berdasarkan sudut pandang penyebabnya saja, karena penelitian ini lebih mendekati sudut pandang tersebut. Risiko jika dilihat dari sudut pandang penyebab terjadinya risiko, ada dua macam risiko yaitu risiko keuangan dan risiko operasional. Risiko keuangan adalah risiko yang disebabkaban oleh faktor-faktor keuangan seperti harga, tingkat bunga, dan nilai tukar. Sedangkan risiko operasional adalah risiko-risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor non keuangan seperti manusia, teknologi dan alam. Suatu perusahaan akan selalu dihadapkan dengan berbagai macam risiko operasional seperti kualitas produk, produk yang rusak atau mati, bencana alam,

27 hujan badai dan lain-lain. Oleh sebab itu manusia, teknologi dan alam dapat dikatakan sebagai sumber risiko operasional. Pemetaan Risiko Pemetaan risiko dilakukan berdasarkan hasil dari prioritas risiko. Prioritas risiko ditentukan atas dasar hasil perkalian antaran probabilitas dan dampak yang terjadi akibat oleh suatu risiko tertentu. Probabilitas (%) Kuadran 1 Kuadran 2 Besar Kuadran 3 Kuadran 4 Kecil Dampak (Rp) Kecil Besar Gambar 1. Peta Risiko Sumber: (Kountur 2008) Kuadran 1 merupakan kuadran dimana risiko memiliki probabilitas yang tinggi, akan tetapi dampak yang ditimbulkan kecil. Kuadran 2 merupakan risiko yang memiliki probabilitas yang tinggi dan dampak yang disebabkan juga tinggi. Pemetaan risiko pada kuadran 3 adalah risiko yang memiliki probabilitas yang kecil dan dampak yang disebabkan juga kecil. Kuadran 4 merupakan kuadran dimana risiko memiliki probabilitas yang kecil akan tetapi dampak yang disebabkan besar. Penanganan Risiko Penanganan risiko adalah suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Karena itu perlu terlebih dahulu memahami tentang konsep-konsep yang dapat memberi makna, cakupan yang luas dalam rangka memahami proses penangan tersebut. Hal ini sesuai dengan defenisi yang di tetapkan oleh (Darmawi 2005). Cara-cara yang digunakan penangan untuk menangani berbagai permasalahan yang disebabkan oleh adanya risiko merupakan defenisi manajemen risiko menurut (Kountur 2008). Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh kemampuan manajemen menggunakan berbagai sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya penanganan risiko yang baik, segala

28 kemungkinan kerugian yang dapat menimpa perusahaan dapat diminimalkan sehingga biaya menjadi lebih kecil dan pada akhirnya perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Selanjutnya Kountur mengatakan dalam menangani risiko yang ada dalam perusahaan diperlukan suatu proses yang dikenal dengan istilah proses pengelolaan risiko. Proses manajemen atau pengelolaan risiko dapat dilakukan dengan mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang dihadapi perusahaan, kemudian mengukur risiko-risiko yang telah teridentifikasi untuk mengetahui seberapa besar kemungkunan terjadinya risiko dan seberapa besar konsekuensi dari risiko tersebut. Tahap berikutnya yaitu dengan menanganirisikorisiko tersebut yang selanjutnya dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana manajemen risiko telah diterapkan. Identifikasi Risiko Evaluasi Pengukuran Risiko Penanganan Risiko Gambar 2 Proses Pengelolaan Risiko Perusahaan Sumber : (Kontur, 2008) Ada empat cara menangani risiko menurut (Kountur 2008), yaitu dengan cara menerima atau menghadapi risiko, menghindari risiko, mengendalikan risiko dan mengalihkan risiko. Mengendalikan risiko yaitu mengelola risiko dengan meminimalkan risiko melalui pencegahan, sedangkan mengalihkan risiko dapat dilakukan dengan mengalihkan kepada pihak lain seperti asuransi, hedging, leasing, outsourcing dan kontrak. Alternatif penanganan risiko pada produk pertanian dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan diversifikasi usaha, integrasi vertikal, kontrak produksi, kontrak pemasaran, perlindungan nilai dan asuransi. Alur Pemikiran Operasional Ayam broiler merupakan salah satu komoditas peternakan yang potensial untuk dikembangkan. Hal utama yang menjadi alasan peternak untuk mengembangkan usaha ini adalah karena faktor ekonomis, sebab ayam ini memiliki siklus produksi yang relatif pendek dan relatif menguntungkan. Selain dengan siklus produksi yang relative pendek pada peternak berminat mengembangkan usaha peternakan ayam broiler dikarenakan faktor permintaan pasar yang cukup tinggi. Kebutuhan masyarakat yang tinggi akan daging merupakan pemicu pertumbuhan usaha peternakan ayam broiler. Salah satu peternakan ayam broiler dari 10 peternak di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat memiliki

29 jumlah populasi ayam broiler sebanyak ekor. Pada peternakan tersebut ditugaskan 1 orang anak kandang untuk melakukan kegiatan operasional seharihari. Kegiatan operasional mulai dari pemberian pakan, minuman, obat-obatan, pengaturan suhu kandang dan pengaturan sirkulasi udara kandang. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor menghadapi kendala dalam kegiatan budidayanya yaitu risiko produksi, hal ini disebabkan oleh kondisi cuaca, serangan predator penyakit dan parasit. Indikasi risiko produksi pada salah satu peternakan peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang dilihat dari adanya fluktuasi tingkat mortalitas ayam. Untuk mengetahui tingkat risiko dapat dianalisis dengan menggunakan metode analisis risiko dengan mengkaji faktor penyebab atau sumber risiko produksi. Untuk meminimalkan risiko yang ada, dapat dilakukan analisis risiko produksi dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu berupa observasi, wawancara dan diskusi dengan pihak perusahaan. Selanjutnya dianalisis strategi yang dilakukan untuk mengatasi risiko produksi yang baik dan efektif bagi peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang agar permasalahan yang terkait dengan risiko produksi dapat diminimalkan. Alur kerangka pemikiran konseptual pada penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3 Usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang bertujuan memperoleh profit sesuai yang maksimum Menyebabkan Adanya risiko produksi Peternakan ayam broiler tidak dapat berporduksi secara Optimal Z Score dan VaR Perlu dilakukan analisis probabilitas dan dampak risiko Dampak Risiko = Jumlah Kematian Ayam x Harga Jual Sumber-sumber risiko: Perubahan Cuaca Hama dan Penyakit Kesalahan Penanganan Kualitas DOC Predator Sumber Risiko Lainnya Pemetaan risiko berdasarkan dampak dan probabilitas Strategi penanganan Risiko Produksi di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang Diagram Kontur

30 METODE PENELITIAN Gambar 3 Alur Pemikiran Operasional Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada 10 usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kampung Kadang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang merupakan salah satu sentra produksi peternakan ayam broiler di Kabupaten Bogor. Kapasitas peternakan para responden berbeda-beda berkisar ekor sampai ekor setiap peternak. Pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu pada bulan Maret-Juni Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, kedua data ini bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data primer diperoleh melalui wawancara, pengamatan secara langsung, dan pengisian kuesioner. Proses wawancara dan pengisian kuesioner dilakukan dengan pemilik usaha peternakan, kepala kandang, anak kandang, dan pihak yang terkait dengan usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang. Data primer ini diantaranya berupa teknik pengelolaan risiko atau manajemen risiko yang dilakukan oleh usaha peternakan. sedangkan data sekunder diperoleh melalui jurnal peternakan ayam, Direktorat Jenderal Peternakan, Dinas Peternakan Jawa Barat, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, perpustakaan LSI IPB, buku-buku ekonomi dan pertanian. Data sekunder ini diantaranya adalah data jumlah produksi ayam ras pedaging, jumlah populasi ayam ras pedaging, jumlah konsumsi daging ayam, harga DOC, pakan, dan obat-obatan, harga jual output, dan laporan keuangan usaha peternakan ayam broiler milik Bapak Kiman berupa laporan biaya per periode produksi, laporan pendapatan per periode produksi. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara, diskusi, dan melalui kuesioner. Proses penentuan responden dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan responden memiliki kapabilitas untuk memberikan data-data yang akurat. Beberapa pihak yang menjadi responden dalam penelitian ini antara lain, manajer yang menjadi sumber untuk mendapatkan data produksi dan pendapatan peternakan. Sumber kedua yaitu mandor yang menjadi kepala kandang, karena mandor merupakan orang yang

31 mengawasi perkembangan pada setiap harinya sehingga memiliki kapabititas untuk memberikan data mengenai pemakaian input-input produksi seperti pakan, obat-obatan, vaksin ayam dan beberapa input lainnya. Sedangkan responden terakhir yaitu anak kandang yang memiliki pengalaman dalam teknik pemeliharaan ayam. Observasi dilakukan dengan pencatatan langsung yang dilakukan setiap hari selama satu siklus oleh peneliti dan responden pada penelitian tersebut. Pencatatan dilakukan pada sepuluh peternak di lokasi penelitian tentang jumlah kematian ayam dan penyebab kematiannya. Penentuan 10 peternak dilakukan berdasarkan salah satu sumber responden yang memberikan informasi tentang peternak lainnya yang mempunyai kapasitas produksi yang hampir sama. Wawancara, diskusi, dan pengisian kuesioner dilakukan untuk memperoleh data mengenai gambaran umum lokasi penelitian, manajemen risiko yang telah dijalankan peternak, data harga-harga input dan output. Data primer dan data sekunder yang telah didapatkan kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui pengaruh risiko terhadap pendapatan dan strategi mengatasi risiko yang diterapkan oleh usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal Kabupaten Bogor. Metode Analisis Data Data primer dan data sekunder yang diperoleh akan dijadikan ukuran dalam penelitian ini. Kedua data ini akan diolah dan dianalisis melalui beberapa metode analisis yang digunakan. Metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian disajikan dalam Tabel 8. Tabel 8 Jenis Data No Jenis Data Sumber PIC Keterangan 1 Primer Komoditas Harga DOC Harga ayam Tingkat Kematian Penyebab Kematian 2 Sekunder Data Produksi Data Harga Profil Desa Peternak Peternak Peternak Peternak Peternak Dirjen Peternakan Dinas Peternakan Kantor Kelurahan Peternak Peternak Peternak Peternak Peternak Peneliti Peneliti Humas Maret 2013 April Juni 2013 April Juni 2013 April Juni 2013 April Juni 2013 Maret 2013 Maret 2013 Mei 2013 Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis risiko. Analisis risiko digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yang kedua, yaitu menganalisis seberapa besar probability dan dampak risiko produksi pada usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, data untuk analisis ini menggunakan data kuantitatif. Sumber data kuantitatif adalah laporan biaya, penerimaan dan pendapatan usaha per periode. Laporan ini dapat memberikan informasi mengenai data yang dicari, karena penilaian risiko dugunakan dengan mengukur nilai penyimpangan terhadap return dari suatu asset. Return dihitung

32 dari rata-rata pendapatan bersih yang diterima usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor dari satu periode pengamatan yaitu sebanyak satu periode dari 10 peternak. Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama dan ketiga, yaitu menganalisis sumber-sumber risiko yang ada pada peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor dan alternatif manajemen risiko yang diterapkan untuk mengatasi risiko yang dihadapi oleh usaha peternakan ayam broiler Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Adapun data yang digunakan untuk analisis ini adalah data kualitatif. Sumber data kualitatif diperoleh melalui kuesioner dan wawancara dengan pihak perusahaan. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis sumber-sumber risiko dan alternatif manajemen risiko yang diterapkan oleh usaha peternakan ayam broiler Kampung Kandang, Desa Tegal, Kabupaten Bogor untuk meminimalkan risiko dan ketidakpastian yang dihadapi. Penentuan awal sumber-sumber risiko di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kabupaten Bogor dilakukan dengan wawancara terhadap para responden, yang kemudian dilakukan penyaringan untuk penentuan sumber-sumber risiko yang akan di analisis. Manajemen risiko yang diterapkan berdasarkan pada penilaian peternak sebagai pengambil keputusan secara subjektif. Identifikasi ini dilakukan untuk melihat apakah manajemen risiko yang diterapkan efektif untuk meminimalkan risiko. Hal tersebut didasarkan pada tingkat risiko yang dihadapi oleh usaha peternakan ayam Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Analisis Kemungkinan Terjadinya Risiko Risiko dapat diukur jika diketahui kemungkinan terjadinya risiko dan besarnya dampak risiko terhadap perusahaan. Ukuran pertama dari risiko adalah besarnya kemungkinan terjadinya yang mengacu pada seberapa besar probabilitas risiko akan terjadi. Metode yang digunakan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya risiko adalah metode nilai standar atau z-score. Metode ini dapat digunakan apabila ada data historis dan berbentuk kontinus (desimal). Probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko dibagi menjadi dua bagian, yaitu besar dan kecil. Penentuan batas probabilitas yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada Kountur, 2008 yaitu 20 persen. Risiko yang probabilitasnya diatas 20 persen atau lebih dianggap sebagai kemungkinan besar, sedangkan dibawah 20 persen dianggap sebagai kemungkinan kecil (Kountur 2008). Pada penelitian ini, yang akan dihitung adalah kemungkinan terjadinya risiko pada kegiatan produksi adalah data produksi ayam broiler dari 10 peternak pada satu siklus terakhir. Penghitungan data produksi untuk menganalisis kemungkinan terjadinya risiko dengan jumlah kapasitas yang berbeda-beda akan dilakukan konversi data ke dalam ekor dengan pertimbangan sebagian besar kapasitas ayam pada responden dalam penelitian ini adalah ekor. Hal

33 tersebut dilakukan untuk mengatasi kevalidan data yang digunakan. Menurut (Kountur 2008), langkah yang perlu dilakukan untuk melakukan perhitungan kemungkinan terjadinya risiko menggunakan metode ini dan aplikasinya pada usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor adalah: 1. Menghitung rata-rata kejadian berisiko (kematian ayam). Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata kematian ayam broiler yang diproduksi adalah: Dimana: = Nilai rata-rata dari kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal (ekor). xi = Nilai per periode kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal (ekor) n = Jumlah responden peternakan ayam broiler di Desa Tegal 2. Menghitung nilai standar deviasi dari kejadian berisiko. s = Dimana: s = Standar deviaasi dari kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal xi = nilai per periode dari kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal = Nilai rata-rata dari kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal n = Jumlah responden peternakan ayam broiler di Desa Tegal 3. Menghitung z-score z = Nilai z-score dari kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal X = Batas risiko yang dianggap masih dalam taraf normal dalam peternakan ayam broiler di Desa Tegal = Nilai rata-rata dari kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal s = Standar deviasi dari kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal Jika hasil z-score yang diperoleh bernilai negatif, maka nilai tersebut berada di sebelah kiri nilai rata-rata pada kurva distribusi normal dan sebaliknya jika nilai z=score positif, maka nilai tersebut berada di sebelah kanan kurva distribusi z (normal). 4. Mencari probabilitas terjadinya risiko produksi Setelah nilai z-score dari produksi peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor diketahui, maka, selanjutnya dapat dicari probabilitas terjadinya risiko produksi yang diperoleh dari

34 Tabel distribusi z (normal) sehingga dapat diketahui berapa persen kemungkinan terjadinya keadaan dimana produksi ayam broiler mendatangkan kerugian. Analisis Dampak Risiko Metode yang paling efektif digunakan dalam mengukur dampak risiko adalah VaR (Value at Risk). VaR adalah kerugian terbesar yang mungkin terjadi dalam rentang waktu tertentu yang diprediksikan dengan tingkat kepercayaan tertentu. Penggunaan VaR dalam mengukur dampak risiko hanya dapat dilakukan apabila terdapat data historis sebelumnya. Analisis ini dilakukan untuk mengukur dampak dari risiko pada kegiatan produksi ayam broiler pada peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. kejadian yang dianggap merugikan berupa penurunan produksi sebagai akibat dari trjadinya sumber-sumber risiko. Dalam menghitung VaR terlebih dahulu dihitung jumlah kematian ayam setiap periode. Penghitungan data kematian selama masa produksi dengan jumlah kapasitas yang berbeda-beda pada setiap peternak dilakukan konversi data dengan kapasitas ekor, penentuan konversi tersebut dilakukan atas dasar pertimbangan sebagian besar kapasitas peternakan pada responden adalah ekor. Hal tersebut dilakukan untuk mengatasi kevalidan data yang digunakan Jumlah kematian ayam broiler tersebut kemudian dikalikan dengan harga yang terjadi pada periode yangsama dan dikali berat rata-rata yang terjadi pada periode yang sama. Setelah didapat angka kerugian dari masing-masing periode kemudian dijumlahkan dandihitung rata-ratanya, setelah itu dicarai berapa besar nilai standar deviasi ataupenyimpangan. Penentuan nilai yang membatasi dampak besar dan kecil adalah sebesar Rp Nilai Rp diambil berdasarkan setengah dari tingkat mortalitas standar menurut Rasyaf, 2007 yaitu 5 persen yang dikalikan dengan berat rata-rata panen sebesar 1,6 kilogram, dan hasilnya dikalikan dengan harga pada saat kondisi normal yaitu sebesar Rp per kilogram. Hasil perkalian tersebut di dapatkan Rp yang kemudian di konfirmasikan terhadap para responden peternak di Desa Tegal, untuk dilakukan pembulatan menjadi Rp Jadi, sumber risiko dengan dampak lebih besar dari Rp akan masuk kedalam kategori dampak besar dan begitu pula sebaliknya. Proses terakhir menetapkan batas toleransi kevalidan dan mencari nilai VaR. Menurut (Kountur 2008), VaR dapat dihitung dengan rumus berikut: VaR = Dimana: VaR= Dampak kerugian yang ditimbulkan oleh kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal (rupiah) = Nilai rata-rata kerugian akibat kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal z = Nilai z yang diambil dari tabel distribusi nirmal dengan alfa 5 persen peternakan ayam broiler di Desa Tegal

35 s n = Standar deviasi kerugian akibat kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal = Banyaknya kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal Pemetaan Risiko Menurut (Kountur 2008), sebelum dapat menangani risiko, hal yang terlebih dahulu perlu dilakukan adalah membuat peta risiko. Peta risiko adalah gambaran mengenai posisi risiko pada suatu peta dari dua sumbu, yaitu sumbu vertikal yang menggambarkan probabilitas dan sumbu horizontal yang menggambarkan dampak, ataupun sebaliknya. Contoh layout peta risiko dapat dilihat pada Gambar 4. Probabilitas (%) Besar Kuadran 1 Kuadran 2 Kecil Kuadran 3 Kuadran 4 Dampak (Rp) Kecil Besar Gambar 4 Peta Risiko Sumber : (Kountur, 2008) Probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko dibagi menjadi dua bagian, yaitu besar dan kecil. Penentuan batas probabilitas yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada Kountur, 2008 yaitu 20 persen. Risiko yang probabilitasnya diatas 20 persen atau lebih dianggap sebagai kemungkinan besar, sedangkan dibawah 20 persen dianggap sebagai kemungkinan kecil (Kountur 2008). Dampak risiko juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu besar dan kecil. Pembagian batas kecildan besarnya dampak risiko di ambil dari kerugian rata-rata peternak yang dialami selama satu siklus selama penelitian dilakukan. Penentuan batas dampak risiko pada penelitian tersebut berdasarkan pada setengah dari tingkat mortalitas standar yang mengacu pada Rasyaf, 2005 yaitu 5 persen dikalikan dengan berat rata-rata pada saat panen sebesar 1.6 kilogram, dan hasilnya dikalikan dengan harga pada saat kondisi normal yaitu sebesar Rp per kilogram. Hasil perkalian tersebut didapatkan sebesar Rp yang kemudian di konfirmasikan terhadap para responden peternakn di Desa Tegal untuk dilakukan pembulatan menjadi Rp Sumber risiko dengan

36 dampak di atas Rp akan menjadi sumber risiko yang memiliki dampak yang besar, sedangkan sumber risiko yang memiliki dampak di bawah Rp akan menjadi sumber risiko yang memiliki dampak yang kecil. Status Risiko Setelah melakukan analisis kemungkinan terjadinya risiko dan analisis dampak risiko, dilakukan analisis status risiko. Analisis status risiko yang dilakukan pada penelitian ini didapat dari hasil perkalian antara hasil analisis kemungkinan terjadinya risikodan hasil analisis dampak risiko. Rumus yang digunakan untuk mendapatkan status risiko yaitu sebagai berikut : Status Risiko = Probabilitas Risiko x VaR Status Risiko yang didapatkan diurutkan berdasarkan hasil perkalian yang paling besar. Hasil perkalian yang didapatkan digunakan untuk memprioritaskan penanganan suatu risiko. Penanganan Risiko Berdasarkan hasil pemetaan risiko, maka selanjutnya dapat ditetapkan strategi penanganan risiko yang sesuai. Terdapat dua strategi yang dapat dilakukan untuk menangani risiko, yaitu: 1. Penghindaran Risiko (Preventif) Strategi preventif dilakukan untuk risiko yang tergolong dalam probabilitas risiko yang besar. Strategi preventif akan menangani risiko yang berada pada kuadran 1 dan 2. Penanganan risiko dengan menggunakan strategi preventif, maka risiko yang ada pada kuadran 1 akan bergeser menuju kuadran 3 dan risiko yang berada pada kuadran 2 akan bergeser menuju kuadran 4 (Kountur 2008). Penanganan risiko menggunakan strategi preventif dapat dilihat pada Gambar 5. Probabilitas (%) Besar Kuadran 1 Kuadran 2 Kuadran 3 Kuadran 4 Kecil Dampak (Rp) Kecil Besar Gambar 5 Preventif Risiko Sumber : (Kountur, 2008)

37 2. Mitigasi Risiko Strategi mitigasi digunakan untuk meminimalkan dampak risiko yang terjadi. Risiko yang berada pada kuadran dengan dampak yang besar diusahakan dengan menggunakan strategi mitigasi dapat bergeser ke kuadran yang memiliki dampak risiko yang kecil. Strategi mitigasi akan menangani risiko sedemikian rupa sehingga risiko yang berada pada kuadran 2 bergeser ke kuadran 1 dan risiko yang berada pada kuadran 4 bergeser ke kuadran 3. Strategi mitigasi dapat dilakukan dengan metode diversifikasi, penggabungan, dan pengalihan risiko (Kountur 2008). Mitigasi risiko dapat dilihat pada Gambar 6. Probabilitas (%) Besar Kuadran 1 Kuadran 2 Kecil Kuadran 3 Kuadran 4 Dampak (Rp) Kecil Besar Gambar 6 Mitigasi Risiko Sumber : (Kountur, 2008) GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Umum Desa Tegal Letak Administratif dan Kondisi Wilayah Desa Tegal merupakan salah satu desa dari 8 desa lainnya yang terletak di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Secara wilayah, Desa Tegal memiliki luas sekitar Ha dengan areal sawah sebesar Ha dan areal darat sebesar Ha. Desa ini berbatasan sebelah utara dengan Desa Babakan Kecamatan Ciseeng. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Pondok Udik Kecamatan Kemang, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pabuaran Kecamatan Kemang, dan berbatasan sebelah barat dengan Desa Cibeteng, Kecamatan Ciseeng. Banyak lahan yang berada di Desa Tegal dimanfaatkan masyarakat untuk berbagai macam aktivitas, mulai dari pertanian, perumahan, pendidikan, bahkan

38 sarana perkantoran. Dominasi lahan di Desa Tegal banyak dimanfaatkan sebagai lahan permukiman dan pekarangan dengan luas Ha atau sekitar 51.51%, kemudian perkebunan / ladang sebesar Ha atau 22.25% dan sawah / kolam empang Ha atau 16.45%. Kondisi lahan di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang banyak digunakan sebagai lahan permukiman / pekarangan mendukung desa ini untuk banyak ditempati sehingga mengakibatkan memiliki banyak penduduk. Di daerah ini juga terdapat beberapa perumahan yang berdiri berdampingan dengan permukiman warga bahkan untuk menuju desa ini juga melalui kawasan Perumahan Kahuripan Parung. Data tersebut menunjukan bahwa wilayah Desa Tegal banyak dipergunakan untuk permukiman dan pekarangan sehingga memungkinkan desa ini memiliki banyak penduduk dengan total kepala keluarga (KK). Tabel 9 Penggunaan Lahan di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang Tahun 2012 No Peruntukan Lahan Luas (Ha) Persentase (%) 1 Peternakan dan Kolam Empang Perkebunan / Ladang Jalan Umum Pemakaman Umum Pemukiman dan pekarangan Pengembangan Perumahan Perkantoran Lapangan Olahraga Sarana Pendidikan Sarana Ibadah Lainnya Jumlah Sumber : Kantor Desa Tegal, Tahun 2012 (data diolah) Kondisi Demografi Kampung Kandang, Desa Tegal memiliki jumlah penduduk jiwa yang terdiri dari kepala keluarga. Jumlah penduduk tersebut terbagi dari laki-laki dan perempuan. Distribusi penduduk di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogoe berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 10. Data distribusi penduduk di bawah menunjukakan bahwa jumlah penduduk di Desa Tegal, Kampung Kandang, Kabupaten Bogor yang berada pada usia produktif yaitu penduduk yang berusia 15 sampai 64 tahun sebanyak jiwa. Jumlah penduduk di Desa Tegal berdasarkan data Kantor Desa Tegal pada Tahun 2012 adalah jiwa, dengan demikian persen penduduk di Desa Tegal berada pada usia produktif. Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa penduduk di Desa Tegal yang produktif lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk yang tidak produktif. Data penduduk yang berada pada usia yang produktif merupakan suatu potensi sumber daya manusia yang berada di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.

39 Tabel 10 Pengelompokan Penduduk Desa Tegal Berdasarkan Usia Tahun 2012 Usia (Tahun) Jumlah (Jiwa) 0-4 tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun 152 >75 tahun 76 Sumber : Kantor Desa Tegal, Tahun 2012 (data diolah) Tingkat pendidikan di Desa Tegal masih tergolong rendah. Mayoritas penduduk di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor memiliki tingkat pendidikan tidak tamat SMP. Dari total jiwa penduduk Desa Tegal hanya 75 jiwa yang menyelesaikan pendidikan hingga tingkat sarjana. Tingkat pendidikan yang tergolong masih rendah di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor akan mempengaruhi tingkat masyarakat yang bekerja sebagai karyawan. Dengan tingkat pendidikan yang masih tergolong rendah, masyarakat di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang banyak yang bekerja dengan cara wirausaha sebagai petani maupun peternak. Informasi distribusi penduduk di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor berdasarkan tingkat pendidikan pada Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 11 berikut Tabel 11 Pengelompokan Penduduk Desa Tegal Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2012 Pendidikan Jumlah (Jiwa) Tidak Tamat Sekolah Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat Akademi 146 Tamat Perguruan Tinggi 75 Sumber : Kantor Desa Tegal, Tahun 2012 (data diolah) Tingkat pendidikan yang rendah di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor juga berpengaruh pada profesi masyarakat di Desa Tegal tersebut. pekerjaan mayoritas penduduk di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor adalah petani dan petani peternak tanah.

40 Karakteristik Responden Pemilihan karakteristik responden sangat mempengaruhi akan kevalidasitan data yang akan digunakan. Pemilihan responden pada penelitian ini dilakukan secara purposive. Karakteristik responden pada penelitian yang dilakukan dapat terbagi menjadi 4 karakteristik yaitu karakteristik berdasarkan usia, pendidikan, skala usaha, dan pengalaman. Karakteristik responden tersebut dapat dilihat pada tabel 12 di bawah ini. Tabel 12 Daftar Karakteristik Responden Peternak di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang No Nama Usia Pendidikan SkalaUsaha (ekor) Pengalaman (Tahun) 1 Bapak Kiman 33 SMA Bapak Ichwan 39 Sarjana Bapak Aslih 31 SMP Bapak Sudrajat 48 SMA Bapak Jayadi 44 SMA Bapak Iskandar 51 SMP Bapak Jahidin 33 Akademi Bapak Rukma 52 SMA Bapak Nugraha 42 Akademi Bapak Hasyim 37 Sarjana Umur Responden Responden pada penelitian ini minimal sudah memulai usaha peternakan ayam ras pedaging minimal selama 5 tahun. Usia peternak ayam ras pedaging yang menjadi responden penelitian ini diantara tahun. Usia seseorang sangat berpengaruh terhadap kondisi biologis dan psikologis seseorang. Pengalaman yang dimiliki seseorang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menghadapi permasalahan dan pengambilan keputusan. Responden pada penelitian ini adalah pemilik dari sepuluh kandang peternakan ayam ras pedaging yang menjadi objek dalam penelitian ini. Pemilik dari ke sepuluh kandang tersebut terdiri dari bapak Kiman, bapak Ichwan, bapak Aslih, bapak Sudrajat, bapak Jayadi, bapak Iskandar, bapak Jahidin, bapak Rukma, bapak Nugraha dan bapak Hasyim. Usia respoden berada pada kisaran 29 hingga 55 tahun. Tujuh dari sepuluh responden tersebut berusia diantara tahun. Responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 12. Tingkat Pendidikan Salah satu penentu kualitas sumberdaya manusia adalah tingkat pendidikan. Kualitas individu seseorang pada dasarnya berbanding lurus dengan tingkat pendidikan orang tersebut. Pendidikan diperlukan pada semua sektor

41 ekonomi termasuk usaha peternakan ayam ras pedaging. Tingkat pendidikan setiap responden dapat dilihat pada table 12. Skala Usaha Proses budidaya ayam ras pedaging dilakukan di dalam kandang. Luas kandang dalam proses budidaya ayam ras pedaging harus sesuai dengan jumlah produksi. Luas kandang ideal dalam budidaya ayam ras pedaging adalah, setiap 1 m 2 maksimal ditempati oleh sepuluh ekor ayam. Jika jumlah ayam yang dipelihara melebihi kapasitas kandang akan mempengaruhi pertumbuhan ayam yang dipelihara. Luas kandang sebagian besar responden peternak ayam pada Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor adalah 28 m x 17 m. Dalam penelitian yang dilakukan skala usaha para responden tidak selalu sama. Skala usaha para responden dalam penelitian yang dilakukan tergolong dalam usaha kecil. Skala usaha yang dilakukan oleh para responden adalah ekor dan ekor perkandangnya. Keterbatasan modal menjadi faktor utama yang menyebabkan variasi skala usaha pada setiap peternak. Skala usaha pada setiap responden di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan kemang dapat dilihat pada tabel 12. Pengalaman Usaha Pengalaman seseorang biasanya dihubungkan dengan waktu yang telah dihabiskan seseorang untuk melakukan sesuatu. Semakin banyak waktu yang telah dihabiskan orang tersebut untuk melakukan satu bidang tertentu maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut semakin berpengalaman. Pengalaman dalam beterenak ayam juga dipengaruhi seberapa lama orang tersebut menjalankan usaha peternakan ayam. Pengetahuan seseorang tentang peternakan ayam ras pedaging juga dipengaruhi oleh pengalaman tersebut. Responden pada penelitian ini memiliki pengalaman dalam budidaya ayam ras pedaging yang beragam.pada tabel 12 diatas menunjukkan bahwa para peternak yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah orang-orang yang cukup berpengalaman di bidang peternakan ayam ras pedaging. Pra Produksi Proses Budidaya Ayam Ras Pedaging Tahap pra produksi adalah tahapan mulai dari persiapan kandang hingga kandang siap digunakan untuk memelihara DOC. Persiapan kandang sangat perlu karena akan berpengaruh pada perkembangan ayam dan juga kesehatan ayam. tahap pra produksi meliputi persiapan kandang dan peralatan lainnya, selain itu sterilisasi peralatan juga perlu diperhatikan agar ayam terhindar dari berbagai virus penyebab penyakit. Tahapan pra produksi yang dilakukan seluruh responden sama yaitu dimulai dari membersihkan lantai kandang, menyiram lantai dengan kapur,

42 menyemprot anti-biotik, dan pemberian sekam padi. Selain itu perlu juga dibuat peralatan yang dapat melindungi ayam dari hujan dan juga angin. Selain persiapan kandang, perlu juga dilakukan persiapan peralatan berupa tempat pakan, tempat minum, pemanas,dan juga pendingin. Selain pengadaan tempat pakan dan minum, kebersihan tempat pakan dan minum juga sangat perlu diperhatikan. Karena tempat pakan dan minum yang tidak bersih akan menjadi sumber virus yang dapat menyebabkan penyakit pada ayam. Waktu yang diperlukan dalam kegiatan pra produksi ayam ras pedaging adalah selama dua minggu atau kurang lebih 15 hari.ang Pembersihan kandang meliputi pencucian kandang mulai dari lantai, dinding hingga layar kandang. pencucian kandang dilakukan dengan menggunakan air dan sabun (deterjen). Setelah kandang bersih, tahapan selanjutnya adalah sterilisasi kandang. sterilisasi kandang dilakukan dengan menggunakan kapur dan penyemprotan anti-biotik. Penyemprotan antibiotic pada kandang dilakukan untuk membersihkan kutu dan bakteri-bakteri lain yang ada di kandang. Selain penyemprotan antibiotik dilakukan juga pengapuran yang berfungsi untuk mensterilkan kandang dari serangga-serangga. 1. Pembersihan Peralatan Pakan dan Minum Kebersihan tempat pakan dan minum sangat penting diperhatikan dalam usaha peternakan ayam ras pedaging. Tempat pakan dan minuman yang tidak bersih akan menjadi sumber munculnya bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada ayam. Proses pembersian tempat pakan dan tempat minum dilakukan diluar kandang. Pencucian dilakukan dengan campuran desinfektan. Pencucian tempat pakan dan minum ayam harus memperhatikan juga kualitas air yang digunakan untuk mencuci peralatan peralatan tersebut. Peralatan kandang yang sudah dibersihkan kemudian dikeringkan lalu disimpan kembali sebelum digunakan. Penyimpanan tempat pakan dan minum ayam juga harus memperhatikan kebersihan tempat penyimpanannya. Tempat penyimpanan tempat pakan dan minum pada salah satu peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Lampiran Pemberian Sekam Pada Lantai Peberian sekam pada lantai berfungsi sebagai penghangat, penyerap cairan sehingga ayam terhindar dari suhu dingin dan kerusakan di bagian kaki dan dada akibat cairan yang menggenang pada lantai kandang. Ketebalan sekam yang baik adalah sepuluh sentimeter. Pemberian sekam dilakukan dua hari sebelum DOC masukan ke dalam kandang. Pemberian sekam pada kandang ayam di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Lampiran Persiapan Tempat Pakan, Tempat Minum, Pemanas Ruangan Tempat pakan dan minum yang sudah dibersihkan dan dikeringkan kemudian dimasukkan ke dalam kandang. jumlah tempat pakan dan minum disesuaikan dengan jumlah DOC yang akan dipelihara. 100 ekor DOC membutuhkan satu buah tempat pakan dan tempat minum. Selain peralatan pakan dan minum, peternak juga perlu mempersiapkan pemanas untuk mengantisipasi suhu yang terlalu dingin. Pada peternakan ayam ras pedaging yang ada di Desa Tegal, pemanas yang digunakan adalah tungku dengan bahan bakar kayu dan kompor gas. Pemilihan kayu sebagai bahan bakar karena harga yang murah dan tersedia di sekitar kandang. selain alat pemanas, sedangkan

43 pemakaian alat pemanas dengan menggunakan kompor gas di pilih karena suhu di kandang lebih stabil menggunakan kompor gas. Pemanas kandang yang digunakan di peternakan di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Proses Budidaya Proses budidaya ayam broiler merupakan tahapan pengadaan DOC hingga tahap ayam siap jual. Pada proses budidaya dilakukan pemberian pakan dan minum, vaksinisasi, pemberian vitamin dan obat-obatan serta melakukan pemanasan atau pendinginan suhu. 1. Pengadaan DOC (Day Old Chick) DOC merupakan anak ayam yang baru ditetaskan. Pada usaha peternakan ayam tahap awal proses budidaya adalah pengadaan DOC. DOC masuk ke kandang dua sampa tiga hari setelah sekam ditebar di lantai kandang. Hal yang perlu diperhatikan adalah kualitas dan jumlah DOC yang dipasok. Peternak ayam ras pedaging yang menjadi responden pada penelitian ini membeli DOC dengan jenis CP 707 dari perusahaan yang sama. Perusahaan tersebut adalah PT.Japfa. Pemilihan produsen DOC tersebut didasarkan pada ketersediaan DOC dan kemudahan dalam memperoleh DOC tersebut. Jumlah DOC yang dibutuhkan peternak ayam ras pedaging tersebut adalah sekitar ekor hingga ekor pada setiap kandang. Setiap meter persegi kandang diisi dengan 10 ekor DOC. Salah satu pengadaan DOC pada salah satu peternak di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Lampiran 5. Pada proses pengadaan DOC mempunyai faktor yang cukup besar untuk keberhasilan selama proses produksi berlangsung. Hal tersebut dipengaruhi oleh factor kualitas DOC tersebut. Kualitas DOC tersebut dapat menjadi factor pemicu dari risiko produksi berupa penyakit. 2. Pemberian Pakan dan Minuman Pakan dan minuman adalah faktor paling menentukan dalam pertumbuhan ayam ras pedaging. Zat dan nutrisi yang dibutuhkan oleh ayam dalam masa pertumbuhan adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Pemberian pakan dilakukan pada pagi, siang dan sore hari. Karyawan harus memastikan bahwa tempat pakan dan minum ayam tidak sampai kosong. Kontrol terhadap minuman ayam juga perlu dilakukan agar tidak sampai membasahi lantai sekam karena dapat menjadi sumber munculnya penyakit pada ayam. Pakan yang digunakan terdiri dari dua jenis. Ayam dengan usian nol hingga 20 Hari digunakan pakan jenis BR 11 yang memiliki tekstur lebih halus. Setelah ayam berumur diatas 20 hari maka pakan yang digunakan adalah BR 12. Pakan ayam tersebut diperoleh peternak dari tempat yang berbeda beda, seperti Sari Pakan, PT.Japfa, dan ada juga yang membeli pakan dari toko pakan di Pasar Ciseeng. Jumlah pakan yang dibutuhkan adalah 2,5 kg pakan untuk setiap ekor ayam mulai dari DOC hingga panen. Pada proses pemberian pakan dan minum selama proses produksi terdapat factor risiko produksi yang diakibatkan oleh tidak steril tempat makan maupun minum yang digunakan.

44 3. Pemberian Vaksin, Vitamin dan Obat-Obatan Ayam memerlukan vaksin yaitu berupa bibit penyakit yang sudah dilemahkan untuk menjaga kekebalan tubuh ayam terhadap beberapa penyakit. Proses pemberian vaksin pada peternakan yang menjadi obejek penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu pemberian vaksin mata pada saat usia ayam empat hari. Vaksin yang digunakan untuk mata adalah IB 1. Setelah ayam berumur 12 Hari kembali diberikan vaksin yang dicampur ke minuman ayam yaitu vaksin ND Pemanas Ruangan Ayam merupakan hewan yang sensitif terhadap perubahan suhu. Pemanas ruangan dapat mempengaruhi tingkat kematian pada ayam selama proses produksi. Pada saat DOC baru datang, pemanasan ruangan sangat penting karena DOC membutuhkan udara yang hangat khususnya pada malam hari. Pemanasan udara juga dilakukan oada saat suhu dingin kususnya pada musim penghujan. Pada peternakan yang menjadi objek penelitian ini, pemanasan suhu dilakukan dengan menggunakan kayu bakar dan kompor gas. Alasan penggunaan kayu bakar adalah karena lebih hemat biaya sedangkan peternak yang menggunakan kompor gas mempertimbangkan kestabilan suhu yang lebih stabil jika menggunakan kompor gas dibandingkan dengan menggunakan kayu bakar. Suhu ideal pada budidaya ayam ras pedaging dapat dilihat pada Tabel 15 berikut Tabel 13 Suhu Ideal Pemeliharaan Ayam Broiler Umur (Hari) Suhu ( 0 C) Sumber : Peternakan Ayam Broiler di Desa Tegal, Kontrol Kontrol sangat penting dilakukan pada peternakan ayam tas pedaging. kontrol terdiri dari kontrol terhadap peralatan seperti tempat pakan dan minum dan kontrol terhadap tirai kandang. tirai kandang perlu diperhatikan dan digunakan seperlunya saja karena dapat menghambat sirkulasi udara di kandang tersebut. Penyakit pada ayam juga perlu diperhatikan, dimana ayam yang sudah terkena penyakit perlu segera dilakukan penanganan dan juga dipisahkan dari ayam lain agar menghindari risiko kematian yang disebabkan oleh penyebaran penyakit. 6. Panen Panen pada peternakan yang menjadi tempat penelitian ini dilakukan pada saat bobot ayam 1.4 kg hingga 1.6 kg. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai bobot tersebut adalah 25 hingga 30 hari. Penangkapan ayam dilakukan ketika pembeli yang berasal dari perusahaan pemotongan atau pedagang pengumpul datang ke peternakan. Harga jual ayam disesuaikan dengan harga ayam yang berlaku di pasaran.

45 Pada saat melakukan panen harus diperhatikan cara melakukan pemanenannya. Proses pemanenan ayam dapat meningkatkan kematian ayam yang dikarenakan ayam menderita stres pada saat melakukan pemanenan. ANALISIS RISIKO PRODUKSI AYAM BROILER Identifikasi Sumber-Sumber Risiko Produksi Penyebab kematian ayam selama masa produksi dapat diakibatkan oleh faktor-faktor yang berbeda. Identifikasi faktor- faktor penyebab kematian ayam selama masa produksi dapat dilihat pada Lampiran 7 dan Lampiran 8. Identifikasi sumber-sumber risiko porduksi yang terdapat pada usaha peternakan ayam broiler Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang dilakukan dengan pengamatan langsung, wawancara dan menganalisis laporan produksi peternakan ayam broiler di Desa Tegal. Alur kegiatan produksi ayam broiler pada peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang dimulai dari tahap pemanasan, pertumbuhan, panen serta pasca panen. Secara umum risiko produksi peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang berupa kematian ayam yang dibudidayakan. Risiko tersebut terjadi disebabkan oleh beberapa sumber risiko. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan secara langsung, wawancara, dan analisis produksi terhadap proses pemeliharaan ayam broiler di Desa Tegal, maka dapat disimpulkan beberapa hal yang teridentifikasi sebagai sumber timbulnya risiko produksi. Pada bab pembahasan ini, sebelum penjabaran tentang sumbersumber risiko produksinya terlebih dahulu dilihat faktor yang menyebabkan timbulnya sumber risiko produksi tersebut. Hal yang menjadi perhatian dan peranan penting dalam identifikasi sumber-sumber risiko produksi yaitu keberadaan sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia selalu memiliki peranan penting dalam setiap kegiatan manusia tidak terkecuali kegiatan bisnis seperti yang dijalankan oleh peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang. Kegiatan bisnis selalu memberdayakan teknologi dalam menjalankan usahanya. Meskipun suatu bisnis telah menggunakan teknologi modern, namun keberadaan sumberdaya manusia akan tetap menjadi prioritas penting, apalagi bisnis tersebut dilakukan dengan menggunakan teknologi yang masih sederhana, tentu akan lebih membutuhkan kedisiplinan dan keuletan sumberdaya manusianya. Berdasarkan pemaparan di atas disimpulkan bahwa timbulnya beberapa sumber risiko di bawah ini berkaitan erat dengan keberadaan sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia tidak dikategorikan menjadisumber risiko namun menjadi faktor yang mendorong timbulnya beberapa sumber risiko produksi, karena ketidakdisplinan sumberdaya manusia tersebut tidak memberikan dampak langsung terhadap kematian ayam, tetapi memberikan kontribusi atas timbulnya sumber risiko produksi. Beberapa faktor yang menjadi sumber risiko produksi pada peternakan ayam broiler di Desa Tegal diantaranya adalah cuaca, predator, dan penyakit. Proses identifikasi harus melihat bagaimana urutan terjadinya beberapa sumber risiko karena sumber risiko yang terjadi saling berhubungan dan tidak bisa dipisah satu sama lain.

46 Berdasarkan urutan sumber risiko yang terjadi pada satu waktu, maka dapat ditentukan sumber risiko yang menyebabkan kematian ayam pada waktu yang sama. Salah satu contoh urutan sumber risiko yang terjadi pada satu waktu adalah cuaca dengan penyakit. Sebelum munculnya penyakit yang menyerang pembudidayaan ayam broiler, cuaca telah berpengaruh terlebih dahulu terhadap kematian ayam sehingga meskipun ayam yang berada di dalam kandang tidak terkena penyakit tetapi kematian ayam kemungkinan besar akan tetap terjadi. Berdasarkan contoh dan pemaparan di atas maka sangat dibutuhkan kejelian dan ketelitian dalam proses identifikasi sumber risiko dan seberapa besar pengaruh sumber risiko tersebut terhadap kematian ayam. Penjelasan dari kelima sumber risiko produksi yang teridentifikasi pada peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang dan pengaruh keberadaan sumberdaya manusia terhadap timbulnya sumber risiko produksi tersebut dijelaskan dibawah ini. 1. Cuaca Musim hujan yang terjadi cukup ekstrim khususnya di Bogor sangat berdampak negatif terhadap usaha ini, selain itu cuaca Bogor yang sering berubahubah dari hujan ke panas menjadi sumber risiko produksi yang sangat dirasakan dampaknya secara umum bagi peternakan ayam broiler di Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Hal tersebut dikarenakan musim hujan dan cuaca panas akan mempengaruhi kondisi tubuh ayam. Ketahanan tubuh ayam akan sangat menurun apabila terjadi perubahan cuaca yang cukup ekstrim tersebut. Kondisi tubuh ayam pada musim hujan yang rentan terhadap penyakit, tentu saja akan menyebabkan kerugian bagi para peternak ayam di Desa Tegal, Kmpung Kandang, Kecamatan Kemang. Karena pada cuaca seperti itu tingkat mortalitas ayam akan menjadi lebih tinggi. Siklus alam yang secara alami berubah-ubah dari hujan ke panas menjadikan hal tersebut tidak dapat dihindari dan akan berulang setiap tahunnya, sehingga para peternak ayam broiler hanya dapat berusaha untuk meminimalisir kerugian yang akan ditimbulkan dengan beberapa upaya-upaya tertentu. Bentuk upaya yang dapat dilakukan oleh pihak peternakan adalah dengan selalu memberikan Pro Herba-C apabila terjadi hujan karena udara didalam kandang akan menjadi lebih dingin dan lembab. Pro Herba-C memiliki kasiat dapat meningkatkan suhu tubuh ayam yang telah kedinginan karena hujan, dan nafsu makan ayam yang sebelumnya sempat berkurang karena udara dingan akan kembali meningkat. Selain itu para peternak ayam melakukan upaya dengan memberikan radio pada setiap kandangnya. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah kematian ayam yang diakibatkan oleh suara petir. Dengan diberikan radio di setiap kandang akan membuat ayam terbiasa dengan adanya suara, hal tersebut yang dapat memperkecil kematian ayam karena sudah terbiasa akan suara. 2. Predator Predator merupakan organisme pengganggu atau pemangsa. Peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kecamatan Kemang berdiri diatas lahan terbuka yang dibangun kandang-kandang pemeliharaan. Sehingga kemungkinan terdapatnya serangan predator cukup besar. Organisme yang menjadi predator pemangsa bagi peternakan ayam broiler ini adalah musang dan anjing. Pemangsa ini kebanyakan melakukan kegiatannya pada malam hari sehingga para anak kandang cukup kesulitan untuk mendeteksi dan melakukan pencegahan. Hal yang menjadi pendukung stabilitas predator tersebut

47 adalah karena lingkungan peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang sebagian besar masih alami dan memiliki banyak pepohonan. Satu-satunya cara yang dilakukan oleh anak kandang selama ini adalah dengan mengecek kondisi keadaan kandang lebih sering pada malam hari. Proses identifikasi kematian yang disebabkan oleh predator ini tidak terlalu sulit, karena predator tersebut tidak memakan semua bagian tubuh ayam. Oleh sebab itu penghitungan kematian ayam yang karena serangan predator menjadi jauh lebih mudah. Kematian ayam yang terjadi karena keberadaan predator berdasarkan hasil wawancara dengan para responden peternak ayam di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kecamatan Kemang yaitu terjadi pada setiap peternak ayam. Serangan predator ini sering terjadi pada waktu umur ayam masih dibawah 2 minggu karena pemangsa lebih leluasa untuk memangsa, sebab ayam yang masih kecil tidak dapat menghindar atau takut. Ayam yang masih kecil dengan bobot tubuh yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan pemangsa tidak akan memberikan perlawanan terhadap serangan predator, sehingga predator akan lebih leluasa dalam menjalankan aksinya. Sedangkan apabila ayam sudah lebih dari 2 minggu atau sudah memiliki bobot yang besar, predator tersebut juga takut untuk memangsa ayam ini. Pergerakan ayam yang terkejut pada waktu masuknya predator ke dalam kandang akan memberikan efek takut terhadap predator tersebut, terlebih lagi bobot ayam yang besar menjadikan predator enggan untuk memakan korbannya itu. Namun karena pada waktu ayam broiler umur di bawah 2 minggu selalu terjadi serangan predator maka hal tersebut menunjukkan frekuensi terjadinya risiko produksi yang disebabkan serangan predator ini sangat tinggi dan mengindikasikan perlunya penanganan yang lebih signifikan terhadap serangan predator. 3. Penyakit Penyakit yang menyerang ayam broiler merupakan salah satu faktor terbesar penyebab mortalitas. Ada beberapa jenis penyakit yang meyerang pada peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang yaitu cronic respiratory disease (CRD), coryza (snot), infectious bursal disease (gumoro), dan colibacillosis (omphalitis). Penyakit ayam ini kebanyakan disebabkan oleh virus dan bakteri. Selain itu ada beberapa factor pendukung penyebaran penyakit diantaranya perubahan kelembaban dan temperatur lingkungan, perubahan musim, kebersihan kandang dan peralatan, kualitas ransum serta keadaan ayam. Kemunculan penyakit menjadi sumber risiko yang teridentifikasi pada peternakan ayam broiler di Desa Tegal berhubungan erat dengan sumber daya manusia dan sarana prasarana yang ada pada peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kecamatan Kemang. Kebersihan peralatan, sumber air dan struktur kandang terindikasi menjadi factor terbesar penyebab terjadi penyakit yang menyerang ayam pada peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kecamatan Kemang. Peralatan seperti tempat pakan dan minum tidak dibersihkan pada waktu pemberian pakan dan minum buat ayam dan cenderung kotor. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang anak kandang, kegiatan sterilisasi peralatan ini tidak begitu penting menurut anak kandang khususnya tempat minum, asalkan air yang diberikan tidak terlihat keruh. Selain itu proses pemberian minum yang tidak steril juga merupakan faktor pendukung lain. Kegiatan ini dilakukan dengan

48 memasukkan tempat minum yang sebelumnya sudah kotor karena dipakai ke dalam tong penampungan air minum. Hal ini akan sangat merugikan bagi perkembangan ayam. Perlakuan seperti ini tentu saja akan sangat berbahaya karena tempat minum yang akan kembali digunakan telah terkontaminasi kotoran. Analisis Probabilitas Risiko Produksi Hasil identifikasi terhadap sumber-sumber risiko produksi pada usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang memberi informasi bahwa ada empat jenis sumber risiko produksi. Berikut ini adalah analisis probabilitas terhadap masing-masing sumber risiko tersebut untuk mengetahui seberapa besar probabilitas dan kemungkinan terjadinya risiko dari masing-masing sumber risiko yang ada pada peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang. Analisis probabilitas ini dilakukan untuk mengetahui mana saja sumber risiko yang kemungkinan terjadinya kecil dan mana sumber risiko yang kemungkinan terjadinya besar, sehingga kemudian dapat ditentukan prioritas penanganannya. Data-data yang digunakan untuk melakukan analisis probabilitas ini adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan para peternak ayam dan juga dari laporan produksi peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang dalam satu siklus produksi yang dilakukan mulai dari Mei 2013 sampai Juni Sementara itu, penentuan kondisi, batas, serta jumlah yang digunakan untuk perhitungan analisis probabilitas berdasarkan perhitungan peternak yang mengacu pada realitas yang terjadi pada periodeperiode sebelumnya. Perhitungan analisis ini mengunakan metode z-score yang tersaji pada Lampiran 6. Tabel 14 Probabilitas Sumber Risiko di Desa Tegal No Sumber Risiko Produksi Probabilitas (%) 1 Cuaca Predator Penyakit Berdasarkan tabel 16 tersebut, terlihat probabilitas dari masing-masing sumber risiko. Apabila diurutkan dari probabilitas terbesar, maka sumber risiko penyakit memiliki tingkat probabilitas terbesar yaitu 91.62% diikuti oleh sumber risiko cuaca 70.19% kemudian predator dengan tingkat probabilitas 69.50%. Proses perhitungan probabilitas dari sumber risiko ini adalah dengan mengidentifikasi berapa kematian yang disebabkan oleh salah satu sumber risiko. Kemudian jumlah kematian tersebut ditotalkan dan dihitung rata-ratanya. Bagian terpenting dari perhitungan probabilitas adalah penetapan batas normal yang diperoleh oleh para responden peternakan. Angka batas normal ini menjadi sangat penting karena probabilitas tersebut adalah perhitungan seberapa menyimpang kematian ayam yang disebabkan oleh salah satu sumber risiko dari batas normal yang telah ditentukan. Jadi, apabila probabilitas penyakit sebesar 91.62% berarti kematian ayam pada peternakan di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang yang mati diakibatkan oleh penyakit melebihi batas normal yang telah di tetapkan yaitu 150 ekor adalah sebesar persen.

49 Probabilitas risiko yang diakibatkan oleh sumber risiko penyakit menempati posisi tertinggi, hal ini dikarenakan pada setiap peternakan ayam di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang selalu ada kematian ayam broiler dengan jumlah cukup tinggi yang disebabkan oleh penyakit. Jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit inipun cukup banyak dengan rata-rata kematian pada setiap peternak di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang sebesar 234 ekor. Batas normal kematian ayam broiler akibat penyakit yang ditentukan oleh para peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang rata-rata adalah 150 ekor dari jumlah populasi setiap periodenya berdasarkan nilai rata-rata pengalaman setiap peternakan ayam di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang pada periode produksi terdahulu. Nilai z untuk sumber risiko produksi berupa penyakit yang diperoleh dari hasil perhitungan menggunakan metode z-score adalah sebesar Nilai z yang bertanda negatif menunjukkan bahwa nilai tersebut berada di sebelah kiri dari nilai rata-rata di kurva distribusi normal. Nilai z untuk sumber risiko produksi predator tersebut apabila dipetakan pada Tabel distribusi z akan menunjukkan nilai yaitu Nilai menunjukkan bahwa probabilitas kematian ayam boiler akibat penyakit di bawah 150 ekor adalah 8.40 persen. Besarnya probabilitas risiko kematian melebihi batas normal diantaranya disebabkan oleh cronic respiratory disease (CRD), coryza (snot), infectious bursal disease (gumoro), dan colibacillosis (omphalitis). Selanjutnya untuk sumber risiko yang memiliki probabilitas terbesar kedua adalah perubahan cuaca. Perubahan cuaca yang cukup ekstrim khususnya pada daerah Bogor dapat menyebabkan dampak negatif terhadap perkembangan ayam broiler, bahkan dapat meyebabkan kematian. Probabilitas kematian ayam boiler akibat perubahan cuaca adalah sebesar Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan terjadinya kematian ayam broiler yang disebabkan oleh perubahan cuaca di bawah batas normal yaitu sebesar persen. Batas normal kematian ayam broiler pada peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang yang ditentukan oleh para peternak ayam broiler adalah sebesar 10 ekor. Angka 10 ini diambil dari rata-rata kematian ayam broiler setiap periodenya pada setiap peternak ayam di Desa Tegal yang disebabkan oleh perubahan cuaca. Nilai z yang diperoleh untuk sumber risiko perubahan cuaca setelah dihitung menggunakan metode z-score adalah sebesar Nilai z yang bertanda positif menunjukkan bahwa nilai tersebut berada di sebelah kanan dari nilai ratarata di kurva distribusi normal. Nilai z untuk sumber risiko produksi perubahan cuaca tersebut apabila dipetakan pada Tabel distribusi z akan menunjukkan nilai yaitu Nilai menunjukkan bahwa probabilitas kematian ayam boiler akibat perubahan cuaca di bawah 10 ekor adalah persen. Perubahan cuaca yang sering terjadi di Bogor merupakan suatu faktor alam, sehingga terjadinya sumber risiko tersebut sulit untuk dihindari bahkan dapat dikatakan tidak dapat dihindari oleh para peternak ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang. Perubahan cuaca ini sangat mempengaruhi ketahanan tubuh ayam, nafsu makan dan dapat menyebabkan kematian pada ayam. Oleh karena itu sangat diperlukan upaya yang dapat mengurangi kematian ayam broiler yang disebabkan oleh perubahan cuaca.

50 Kematian yang disebabkan oleh predator yang menyerang ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang menempati urutan ketiga dari segi tingkat probablitasnya. Probabilitas kematian yang disebabkan oleh serangan predator melebihi batas normal yang ditentukan oleh para peternak ayam broiler di Desa Tegal adalah sebesar persen. Batas normal yang ditentukan adalah sebesar 45 ekor berdasarkan nilai rata-rata dari setiap batas kematian yang di akibatkan oleh predator dari 10 peternak. Nilai z yang diperoleh untuk sumber risiko produksi serangan predator sebesar Nilai z yang bertanda positif menunjukkan bahwa nilai tersebut berada di sebelah kanan dari nilai rata-rata di kurva distribusi normal. Nilai z untuk sumber risiko produksi serangan predator tersebut apabila dipetakan pada Tabel distribusi z akan menunjukkan nilai yaitu Nilai menunjukkan bahwa probabilitas kematian ayam boiler akibat serangan predator di bawah 45 ekor adalah persen. Besarnya probabilitas risiko kematian melebihi batas normal yang ditentukan diantaranya disebabkan proses produksi dilakukan di dalam kandang yang masih terbuat dari bambu yang rentan lapuk dan patah, sehingga memudahkan predator tersebut memasuki kandang. Selain itu upaya untuk memberantas predator tersebut masih belum dilakukan oleh pihak peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang. Analisis Dampak Risiko Produksi Sumber-sumber risiko produksi yang teridentifikasi dalam kegiatan budidaya ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang selalu berdampak negatif bagi kelangsungan usaha ini. Dampak negatif tersebut dapat berupa kerugian finansial. Dengan demikian apabila terjadi risiko produksi yang diakibatkan oleh sumber-sumber risiko tersebut, kerugian yang diderita dapat diperkirakan. Besarnya kerugian yang diperkirakan tentunya tidak akan 100 persen tepat sesuai dengan kejadian dilapangan, maka dari itu dilakukan penetapan besarnya kerugian dengan suatu tingkat keyakinan. Perhitungan dampak risiko yang terjadi pada peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang dilakukan dengan menggunakan metode Value at Risk (VaR). Perhitungan yang dilakukan terhadap dampak risiko produksi yang terjadi pada peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang menggunakan tingkat keyakinan 95 persen dan 5 persen sisanya adalah galat atau error. Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui perkiraan kerugian yang akan diderita pihak peternakan di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang. Data yang digunakan dalam perhitungan ini adalah laporan produksi pada responden peternakan ayam broiler dan pengamatan langsung di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang. Dampak risiko produksi pada peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang dimulai dengan perhitungan dari sumber risiko produksi cuaca. Kematian ayam broiler yang disebabkan oleh pengaruh cuaca sangat berfluktuasi. Oleh karena dampak yang diberikan juga tidak besar. Kasus kematian ayam karena pengaruh cuaca pada peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang tercatat pada setiap

51 peternakan di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang pada siklus produksi Mei 2013-Juni Hasil wawancara dengan para pihak peternakan dan analisis laporan produksi di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang yaitu jumlah kematian ayam yang disebabkan oleh pengaruh cuaca mulai dari 10 responden peternak dapat dilihat pada Tabel 17 berikut. Tabel 15 Dampak Kerugian Peternak Responden di Desa Tegal Akibat Sumber Risiko Cuaca No Nama Kerugian (ekor) Kerugian (Rp) 1 Bapak Kiman Bapak Ichwan Bapak Aslih Bapak Sudrajat Bapak Jayadi Bapak Iskandar Bapak Jahidin Bapak Rukma Bapak Nugraha Bapak Hasyim Dampak risiko dari pengaruh cuaca dihitung dengan menggunakan metode VaR yang menghasilkan nilai Rp dengan tingkat keyakinan 95 persen. Nilai VaR berarti kerugian maksimal yang diderita akibat adanya pengaruh cuaca adalah sebesar Rp , akan tetapi ada kemungkinan 5 persen kerugian lebih besar dari angka tersebut. Serangan predator dapat menimbulkan kematian terhadap ayam broiler yang dibudidayakan peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang. Kasus kematian ayam karena keberadaan predator pada peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang tercatat pada setiap peternakan di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang. Jumlah kematian ayam yang disebabkan oleh predator mulai dari setiap 10 responden peternak di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang dapat dilihat pada Table 18 berikut. Tabel 16 Dampak Kerugian Peternak Responden di Desa Tegal Akibat Sumber Risiko Predator No Nama Kerugian (ekor) Kerugian (Rp) 1 Bapak Kiman Bapak Ichwan Bapak Aslih Bapak Sudrajat Bapak Jayadi Bapak Iskandar Bapak Jahidin Bapak Rukma Bapak Nugraha Bapak Hasyim

52 Dampak risiko dari sumber predator dihitung dengan menggunakan metode VaR yang menghasilkan nilai Rp dengan tingkat keyakinan 95 persen. Nilai VaR berarti kerugian maksimal yang diderita akibat adanya predator adalah sebesar Rp , akan tetapi ada kemungkinan 5 persen kerugian lebih besar dari angka tersebut. Sumber risiko ketiga yaitu penyakit yang menyebabkan kematian pada ayam. Penyakit yang sering menyerang ayam di peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang terdiri 4 jenis yaitu cronic respiratory disease, infectious bursal disease, colibacillosis, dan newcastle disease. Dari keempat jenis penyakit tersebut, penyakit yang lebih sering menyerang adalah cronic respiratory disease dan colibacillosis. Perkiraan jumlah ayam yang mati masing-masing pada setiap responden peternak ayam di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang secara berurutan akibat adanya penyakit dapat dilohat pada Tabel 19 berikut. Tabel 17 Dampak Kerugian Peternak Responden di Desa Tegal Akibat Sumber Risiko Penyakit No Nama Kerugian (ekor) Kerugian (Rp) 1 Bapak Kiman Bapak Ichwan Bapak Aslih Bapak Sudrajat Bapak Jayadi Bapak Iskandar Bapak Jahidin Bapak Rukma Bapak Nugraha Bapak Hasyim Perhitungan terhadap dampak risiko dari sumber penyakit yang dilakukan dengan metode VaR menghasilkan nilai Rp dengan tingkat keyakinan 95 persen. Nilai VaR berarti kerugian maksimal yang diderita akibat adanya penyakit adalah sebesar Rp , akan tetapi ada kemungkinan 5 persen kerugian lebih besar dari angka tersebut. Tabel 18 Hasil Analisis Dampak Risiko Produksi pada Peternakan Ayam Broiler di Desa Tegal No Sumber Risiko Produksi Dampak (Rp) 1 Cuaca Predator Penyakit Pada Tabel 20 di atas dapat di lihat perbandingan dampak terjadinya risiko produksi yang disebabkan oleh masing-masing sumber risiko produksi. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa sumber risiko penyakit memberikan dampak yang paling besar yaitu Rp Angka tersebut mengindikasikan bahwa penyakit merupakan sumber risiko yang paling berpengaruh terhadap usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa

53 Tegal, Kecamatan Kemang, akan tetapi dampak risiko yang berasal dari sumber risiko yang lain harus tetap diperhatikan oleh para peternak ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang walaupun dampaknya terhitung lebih kecil. Hasil dari perhitungan dampak risiko produksi selanjutnya akan dikombinasikan dengan hasil perhitungan analisis probabilitas risiko dari masing-masing sumber risiko produksi. Hal tersebut bertujuan untuk melihat gambaran bagaimana status masing-masing sumber risiko serta posisinya pada peta risiko. Pemetaan Risiko Produksi Probabilitas dan dampak dari masing-masing sumber risiko produksi pada peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang telah dianalisis dan dihitung nilainya. Urutan proses selanjutnya yang akan dilakukan sebelum merumuskan strategi penanganan risiko adalah melakukan pengukuran risiko sehingga akan menghasilkan status risiko dan peta risiko. Status risiko adalah ukuran yang menunjukkan tingkatan risiko dari beberapa sumber risiko produksi yang telah terlebih dahulu diidentifikasi. Nilai dari status risiko diperoleh dari hasil perkalian antara probabilitas risiko dan dampak risiko dari masing-masing sumber risiko. Status risiko dari masing-masing sumber risiko produksi yang ada pada peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang disajikan pada Tabel 21. Tabel 19 Hasil Analisis Status Risiko Produksi Peternakan Ayam Broiler di Desa Tegal No Sumber Risiko Produksi Probabilitas Dampak (Rp) Status Risiko (%) 1 Cuaca Predator Penyakit Berdasarkan Tabel 21 di atas terlihat bagaimana tingkatan status risiko mulai dari yang paling kecil sampai yang terbesar. Penyakit merupakan sumber risiko produksi dengan status risiko terbesar dengan nilai diikuti dengan predator sebesar dan terakhir perubahan cuaca dengan nilai Berdasarkan hasil tersebut sebaiknya dalam melakukan strategi penanganan risiko lebih mengutamakan strategi yang memiliki status risiko yang tertinggi, yaitu sumber risiko penyakit. Sebelum peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang dapat melakukan penanganan atas adanya risiko tersebut, proses selanjutnya yang harus dilakukan adalah pembuatan peta risiko yang akan menunjukkan posisi risiko pada peta risiko, yang akan berguna untuk menentukan strategi penanganan risiko yang efektif. Berdasarkan Tabel 21 dapat dilihat bahwa total kerugian rata-rata yang dialami oleh setiap peternak yang melakukan usaha peternakan di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kabupaten Bogor adalah Rp Total kerugian rata-rata pada setiap peternak ini merupakan 8.98 % dari total penerimaan dengan penerimaan yang didapatkan dari ekor di kalikan harga jual rata-rata yaitu

54 Rp /kg ayam broiler pada saat panen. Jumlah kerugian rata-rata tersebut tidak mengganggu dalam usaha peternakan ayam broiler karena kerugian rata-rata tersebut tidak melebihi 10 % dari total penerimaan. Peta risiko merupakan gambaran tentang posisi risiko pada suatu peta. Peta risiko memilik dua sumbu vertikal dan horizontal. Sumbu vertical menggambarkan probabilitas dan sumbu horizontal merupakan dampak. Kedua sumbu tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu besar dan kecil. Batas antara dampak dan probabilitas bernilai besar dan kecil ditentukan dari rata-rata batas normal setiap responden di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang dan berdasarkan batas standar tingkat probabilitas pada perusahaan berdasarkan teori yang telah di dapatkan. Sedangkan nilai yang membatasi dampak besar dan kecil adalah sebesar Rp Nilai Rp diambil berdasarkan setengah dari tingkat mortalitas standar menurut Rasyaf, 2007 yaitu 5 persen yang dikalikan dengan berat rata-rata panen sebesar 1,6 kilogram, dan hasilnya dikalikan dengan harga pada saat kondisi normal yaitu sebesar Rp per kilogram. Hasil perkalian tersebut di dapatkan Rp yang kemudian di konfirmasikan terhadap para responden peternak di Desa Tegal, untuk dilakukan pembulatan menjadi Rp Jadi, sumber risiko dengan dampak lebih besar dari Rp akan masuk kedalam kategori dampak besar dan begitu pula sebaliknya. Peta risiko memiliki empat kuadran yang memisahkan probabilitas besar dan kecil serta dampak besar dan kecil. Berdasarkan hasil perhitungan probabilitas dan dampak pada proses sebelumnya, maka selanjutnya akan dilakukan pemetaan sumber-sumber risiko pada peta risiko yang dapat dilihat pada Gambar 7. Probabilitas (%) Besar Predator Cuaca Penyakit 20% Kecil Kecil Besar Dampak (Rp) Gambar 7 Hasil Pemetaan Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Peternakan Ayam Broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang Berdasarkan Gambar 10, dapat dilihat bagaimana posisi dari masingmasing sumber risiko pada peta risiko. Hasil pemetaan sumber risiko di atas menunjukkan bahwa setiap sumber risiko yang terjadi pada peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang memiliki

55 probabilitas tinggi yang berada diatas 20 persen. Cuaca dan predator berada pada kuadran 1 yang merupakan tempat untuk sumber risiko produksi yang memiliki probabilitas besar dengan dampak yang kecil. Kuadran 2 yang merupakan tempat untuk sumber risiko yang memiliki probabilitas dan dampak yang besar diisi oleh sumber risiko penyakit. Hasil pemetaan risiko yang dilakukan menentukan strategi yang tepat untuk pengendalian risiko produksi yang dihadapi peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang. Strategi Penanganan Risiko Produksi Setelah melakukan identifikasi dan pengukuran risiko proses selanjutnya yang harus dilakukan adalah merumuskan usulan strategi untuk menangani risiko produksi yang dihadapi. Usulan strategi penenganan risiko produksi akan dirumuskan berdasarkan posisi dari masing-masing sumber risiko produksi pada peta risiko yang telah dibuat agar menghasilkan strategi penanganan yang tepat. 1. Strategi Preventif Strategi preventif dilakukan untuk menangani sumber risiko produksi yang terletak pada kuadran 1 dan 2, yaitu risiko predator, perubahan cuaca, dan penyakit. Usulan strategi preventif untuk menangani kedua sumber risiko produksi tersebut adalah sebagai berikut: a. Sumber risiko predator Predator yang menyerang ayam pada peternakan ayam broiler di Desa Tegal terdapat beberapa jenis diantaranya musang, kucing, dan anjing. Predator dengan mudah memangsa ayam yang berada di dalam kandang karena beberapa kandang di Desa Tegal tersebut tidak dilengkapi dengan kawat dan hanya berdinding bambu. Serangan predator ini sering terjadi pada setiap periode produksi. Lingkungan sekitar kandang yang masih terbilang alami menjadi habitat alami bagi predator khususnya musang dan kucing. Hal tersebut menjadi potensi serangan predator tersebut menjadi lebih besar. Selain itu serangan predator juga lebih sering dilakukan pada malam hari, sehingga sulit bagi para anak kandang untuk mendeteksi serangan predator tersebut. Oleh karena itu strategi preventif yang diusulkan untuk mencegah serangan predator ini. Menurut Drh. Berlianagara A.H, pencegahan kematian ayam akibat serangan hama dan predator dapat dilakukan dengan memasang jaring kawat pada seluruh bagian kandang dan memasang perangkap terhadap musang. Penggunaan jaring kawat ini bertujuan untuk menghalangi predator memasuki kandang. Bahan dasar kawat yang berupa besi ini diperkirakan lebih kuat sehingga sulit bagi predator untuk merusaknya. Selain itu pemasangan perangkap terhadap predator di harapkan dapat mengurangi jumlah predator yang dapat masuk ke dalam kandang peternakan. Strategi preventif tambahan yang dapat dilakukan adalah dengan pengontrolan terhadap keberadaan dan perkembangbiakan predator khususnya musang karena musang merupakan predator yang lebih cocok dengan strategi preventif ini. Pengontrolan musang ini dapat dilakukan dengan memburu musang atau menembaknya. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan pada saat setelah panen agar tidak mengganggu pembudidaya ayam broiler itu sendiri. Hasil dari kegiatan pengontrolan ini diharapkan dapat mengurangi risiko produksi karena keberadaan predator.

56 b. Sumber risiko perubahan cuaca Sumber risiko perubahan cuaca di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang dapat menyebabkan kematian pada ayam. Hal tersebut terjadi di karenakan setelah terjadi hujan terdapat genangan air di kandang. Genangan tersebut dapat menyebabkan kematian pada ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal. Selain itu panas suhu udara akibat cuaca juga dapat mengakibatkan stress pada ayam dan dapat mengakibatkan kematian pada ayam. Strategi preventif yang dapat dilakukan adalah melakukan pembersihan secara intensif terhadap kandang setelah terjadi hujan. Selain itu, menurut Riyansyah Iqbal Saputra seorang yang mempunyai keahlian di bidang ayam broiler mengatakan bahwa pencegahan kematian yang diakibatkan oleh panasnya cuaca dapat dicegah dengan melakukan sirkulasi kandang yang baik dan melakukan system buka tutup tirai kandang dengan menyesuaikan dengan kondisi cuaca. c. Sumber risiko penyakit Timbulnya penyakit yang menyerang ayam terjadi karena beberapa faktor, antara lain sanitasi yang dilakukan oleh anak kandang kurang begitu baik, sumur yang menjadi sumber air minum ayam tidak terawat dan cenderung kotor, proses pemberian air minum yang tidak steril dan yang terakhir adalah struktur bentuk kandang yang beralaskan tanah dan bertingkat mengakibatkan mudah berkembangnya virus atau bakteri penyebab penyakit. Beberapa hal yang dapat mengurangi probabilitas terjadinya risiko produksi penyakit harus dimulai dari sebelum DOC memasuki kandang sampai panen ayam selesai. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Drh. H. Cahyan Sofyadi, M. Sc, MM yang merupakan salah seorang pakar dalam usaha budidaya ayam broiler di Departemen Pertanian, upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat kematian akibat penyakit dapat dilakukan dengan melakukan biosecurity yang ketat. Langkah-langkah biosecurity yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengafkiran pada ayam yang terinfeksi penyakit, melakukan pembersihan kandang dengan tekanan air yang tinggi dan melakukan penyemprotan kandang dengan menggunakan desinfektan, kemudian melakukan pengosongan kandang minimal 2 (dua) minggu setelah kandang dibersihkan. Penyakit yang meyerang ayam broiler pada petenakan di Desa Tegal antara lain cronic respiratory disease (CRD), coryza (snot), infectious bursal disease (gumoro), dan colibacillosis (omphalitis). Strategi yang diusulkan mengacu pada kepada departemen pertanian bahwa untuk mengurangi kerugian akibat dari serangan beberapa penyakit dapat dilakukan dengan menggunakan obat atau vaksin secara intensif dan menggunakan berbagai macam jenis obat, maksudnya agar menghindari kemungkinan kekebalan (immunosuppressant) virus atau bakteri penyebab penyakit tersebut. Selama ini sebagian besar peternak di Desa Tegal cenderung memakai obat untuk 1 jenis penyakit. Contohnya untuk mengobati ayam yang terkena penyakit colibacillosis (omphalitis) peternakan ayam broiler Bapak Jayadi hanya memakai 1 jenis obat yaitu tetrasiklin, padahal selain tetresiklin masih terdapat obat lain yaitu streptomisin dan neomisin. Jenis penyakit lain seperti cronic respiratory disease (CRD / ngorok) pada petenakan ayam broiler Bapak Ichwan memakai obat mycomas, sedangkan obat untuk penyakit tersebut dapat menggunakan tetraclorin, bacytracyn maupun baytrit.

57 Keberadaan SDM yang ada pada peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang sangat dibutuhkan untuk dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh sumber risiko produksi penyakit. Bentuk kontribusi SDM yaitu agar anak kandang lebih cepat tanggap untuk pemberian obat apabila terlihat ada ayam yang terkena penyakit. Selama ini anak kandang harus menunggu perintah dari manajer dalam penentuan jenis obat yang akan dipakai sekaligus akan memperlambat pemberian obat apabila obat yang akan dipakai tidak tersedia di kandang. Berdasarkan pengalaman peternak di Kampung Kandang, kualitas DOC yang digunakan oleh para peternak juga akan mempengaruhi tingkat rentannya ayam terhadap risiko penyakit selama masa produksi. Salah satu cara untuk mengurangi tingkat probabilitas yang tinggi kematian ayam akibat sumber risiko penyakit adalah dengan menggunakan kualitas DOC yang baik, agar ayam yang diusahakan tidak rentan terhadap serangan penyakit. Strategi tersebut diharapkan dapat mengurangi tingkat probabilitas kematian ayam akibat penyakit. Strategi preventif yang diusulkan bertujuan untuk mencegah terjadinya risiko produksi yang disebabkan oleh sumber-sumber risiko produksi yang ada pada peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang. Upaya pencegahan terjadinya risiko produksi tersebut diharapkan dapat menurunkan probabilitas terjadinya risiko produksi dari besar menjadi kecil. Usulan strategi preventif pada peta risiko dapat dilihat pada Gambar 8 berikut. Probabilitas (%) Besar Melakukan sistem buka tutp tirai pada kandang dan pembersihan kandang setelah hujan. Membuat jaring kawat pada kandang Memasang perangkap terhadap 20% predator Melakukan biosecurity. Pemberian vaksin, vitamin, dan obat yang bervariasi. Menggunakan kualitas DOC yang baik Kecil Kecil Besar Dampak (Rp) Gambar 8 Usulan Strategi Preventif pada Peternakan Ayam Broiler di Desa Tegal 2. Strategi Mitigasi Strategi mitigasi dilakukan untuk menangani sumber risiko produksi yang terdapat pada kuadran 2 dan 4. Pada kuadran 4 tidak terdapat sumber risiko produksi yang harus ditangani, sedangkan pada kuadran 2 sumber risiko yang ditangani dengan strategi mitigasi adalah penyakit.

58 Penyakit yang meyerang ayam broiler pada petenakan di Desa Tegal antara lain cronic respiratory disease (CRD), coryza (snot), infectious bursal disease (gumoro), dan colibacillosis (omphalitis). Strategi yang diusulkan untuk mengurangi kerugian akibat dari serangan beberapa penyakit ini adalah dengan melakukan kontrak terhadap pemasok DOC. Kontrak yang dilakukan dengan pemasok DOC terhadap para peternak jika jumlah kematian ayam yang dialami oleh para peternak melebihi dari batas yang di tentukan maka dapat diindikasikan bahwa kualitas DOC menjadi salah satu pemicu penyakit pada ayam. Strategi mitigasi lainnya yang dapat dilakukan oleh para peternak adalah dengan melakukan asuransi terhadap usaha yang dijalankannya. Asuransi dapat dilakukan oleh para peternak dengan mengajukan asuransi usahanya terhadap pihak asuransi yang bergerak di bidang agribisnis. Strategi mitigasi dengan melakukan asuransi ini diharapkan dapat mengurangi dampak yang diakibatkan oleh kematian ayam akibat sumber risiko penyakit. Hasil dari usulan strategi mitigasi di atas diharapkan dapat meminimalisir kematian ayam akibat penyakit, sehingga dampak kerugian yang akan diderita oleh para peternak ayam di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang akibat terjadinya peningkatan mortalitas ayam dapat dikurangi. Usulan strategi mitigasi risiko pada peta risiko dapat dilihat pada Gambar 9 tersebut Probabilitas (%) Besar Melakukan kontrak terhadap pemasok DOC terhadap peternak. Melakukan asuransi terhadap pihak asuransi di bidang agribisnis. 20% Kecil Kecil Besar Dampak (Rp) Gambar 9 Usulan Strategi Mitigasi pada Peternakan Ayam Broiler di Desa Tegal Strategi yang diusulkan untuk petenakan ayam broiler di Desa Tegal sebaiknya lebih mengutamakan risiko yang berada pada kuadran 2 yaitu sumber risiko penyakit karena memiliki status risiko yang tertinggi. Hal tersebut dilakukan karena sumber risiko penyakit memiliki status risiko yang tertinggi. Akan tetapi risiko yang berada pada kuadran 1 tidak dapat diabaikan begitu saja. Karena pada dasarnya semua sumber risiko haruslah mendapatkan perhatian bagi pihak peternakan untuk mencapai keberhasilan dalam usaha. Usulan strategi

59 penanganan terhadap risiko yang berada pada kuadran 1 akan lebih mengutamakan aspek preventif atau pencegahan terjadinya risiko tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penulisan kajian analisis risiko produksi pada peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kecamatan Kemang adalah sebagai berikut: 1. Terdapat 3 jenis sumber risiko produksi pada peternakan ayam broiler di Desa Tegal yaitu perubahan cuaca, predator dan penyakit. 2. Sumber risiko penyakit memiliki tingkat probablitas terbesar yaitu dan yang terkecil adalah predator sebesar persen. Sumber risiko produksi yang memberikan dampak terbesar adalah sumber risiko penyakit. 3. Terdapat dua alternatif strategi yang diusulkan adalah strategi preventif dan strategi mitigasi. Saran Alternatif strategi yang diusulkan adalah strategi preventif dan mitigasi. Strategi preventif yang sebaiknya dilakukan oleh peternakan di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang adalah melakukan sistem buka tutp tirai pada kandang dan pembersihan kandang setelah hujan, membuat jaring kawat pada kandang, memasang perangkap terhadap predator, melakukan biosecurity, pemberian vaksin, vitamin, dan obat yang bervariasi, dan menggunakan kualitas DOC yang baik. Sedangkan strategi mitigasiyang sebaiknya dilakukan oleh para peternakan di Kampung Kandang adalah melakukan kontrak terhadap pemasok DOC terhadap peternak dan melakukan asuransi terhadap pihak asuransi di bidang agribisnis. Dalam melakukan strategi yang diusulkan sebaiknya peternak melakukan strategi dengan mengutamakan strategi yang diakibatkan oleh sumber risiko penyakit. Hal tersebut dikarenakan tingkat kematian tertinggi pada peternakan di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang diakibatkan oleh sumber risiko produksi penyakit. Agar usulan strategi yang diberikan dapat memberikan hasil yang diinginkan, maka dibutuhkan koordinasi dari seluruh aspek manajemen peternakan di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang mulai dari manajer, kepala kandang dan anak kandang. Kontribusi manajer para peternakan di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang dapat dilakukan dengan pemberian insentif bagi anak kandang yang berprestasi. Prestasi anak kandang tersebut dapat dinilai dari kematian ayam setiap kandangnya sehingga ada motifasi lebih dari para anak kandang untuk menjaga dan merawat kandangnya. Kepala kandang di setiap peternakan Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang yang mengawasi kegiatan sehari-hari di peternakan harus

60 melakukan pengontrolan terhadap kegiatan operasional. Kepala kandang harus dapat memastikan para anak kandang melakukan kegiatan operasional secara steril, karena selama ini para anak kandang di beberapa peternakan di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang cenderung tidak memperhatikan aspek kebersihan khususnya dalam pemberian air minum. Hal lain yang berhubungan dengan air minum yaitu keberadaan sumur yang ada di lingkungan peternakan. Sumur yang cenderung kotor dan tidak terurus harus segera dibersihkan, oleh karena itu pembersihan sumur sebagai sumber air merupakan hal yang mutlak dilakukan untuk menjaga kebersihan air. DAFTAR PUSTAKA Amelia R Analisis Risiko Produksi Ayam Broiler pada Peternakan Bapak Maulid di Kelurahan Karang Anyar Kecamatan Bukit Baru Kota Palembang. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Anggraini PD Analisis Risiko Usaha Peternakan Sapi Perah Studi Kasus dikelurahan Kebun Pedes, Bogor. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Aziz FA Analisis Risiko dalam Usaha Ternak Ayam Broiler Studi Kasus Usaha Peternakan X di Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Darmawi H Manajemen Risiko. Jakarta: PT.Bumi Aksara. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat Perkembangan populasi ayam broiler di Kabupaten Bogor. Jawa Barat: Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat Direktorat jenderal Peternakan Kontribusi Nasional ayam broiler. Jakarta: Direktorat Jenderal Peternakan Direktorat Jenderal Peternakan Total Produksi Nasional Daging. Jakarta: Direktorat Jenderal Peternakan. Drollete S.A Understanding Agricultural Risk. Department of Applied Economics Utah State University. Fadilah, R, Agustin P, Sjamsirul A, dan Eko P Sukses Beternak Ayam Broiler. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta. Hanafi, M Manajemen Risiko. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Manajemen YKPN.

61 Herawati Kajian Ekonomi Perusahaan Peternakan Ayam Ras Pedaging dengan Analisa Biaya Produksi dan Pendapatan Kasus CV, Pekerja Keras, Bogor. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Kountur, R Manajemen Risiko. Jakarta: Abdi Tandur. Kountur, R Mudah Memahami Manajemen Rsiko Perusahaan. Jakarta:Penerbit PPM. Pinto B Analisis Risiko Produksi pada Peternakan AyamBroiler Milik Bapak Restu di Desa Cijayanti, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Rasyaf, M Beternak Ayam Pedaging. Jakarta: Penebar Swadaya. Redja, G.E Principle of Risk Management and Insurance. Seven Edition. Addison Wesley Longman, Inc. United States of America. Robi ah, S Manajemen Risiko Usaha Peternakan Broiler pada Sunan Kudus Farm di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Roumasset, Boussard dan Singh Risk, Uncertainty and Agricultural Development. Southeast Asian Regional Centre for Graduate Study and Research in Agricultural Philippines. Siregar, R Konsep Dasar Risiko Suatu Pendekatan Manajemen. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Solihin M Risiko Produksi dan Harga serta Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Peternakan Ayam Broiler CV AB Farm Kecamatan Bojonggenteng Sukabumi. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

62 Lampiran

63 Lampiran 1 Pembersihan Tempak Makan dan Minum Ayam Lampiran 2 Pemberian Sekam padaa Lantai Kandang

64 Lampiran 3 Pemanas Kandang dengan Menggunakan Tungku Kayu Bakar Lampiran 4 Pemanas Kandang dengan Menggunakan Kompor Gas

65 Lampiran 5 Pengadaan DOC D Lampiran 6 Hasil Analisis Probabilitas Sumber Risiko Cuaca No Peternak 1 Bapak Kiman 2 Bapak Ichwan 3 Bapak Aslih 4 Bapak Sudrajat 5 Bapak Jayadi 6 Bapak Iskandar 7 Bapak Jahidin 8 Bapak Rukma 9 Bapak Nugraha 10 Bapak Hasyim Jumlah Rata-Rataa X Z Nilai Z pada Tabel Probabilitas Risiko (%) Jumlah Kematian (Ekor)

66 Lampiran 7 Hasil Analisis Probabilitas Sumber Risiko Predator No Peternak Jumlah Kematian (Ekor) 1 Bapak Kiman 25 2 Bapak Ichwan 45 3 Bapak Aslih 8 4 Bapak Sudrajat 45 5 Bapak Jayadi 46 6 Bapak Iskandar 40 7 Bapak Jahidin 47 8 Bapak Rukma 49 9 Bapak Nugraha Bapak Hasyim 43 Jumlah Rata-Rata X Z Nilai Z pada Tabel Probabilitas Risiko (%) Lampiran 8 Hasil Analisis Probabilitas Sumber Risiko Penyakit No Peternak Jumlah Kematian (Ekor) 1 Bapak Kiman Bapak Ichwan Bapak Aslih Bapak Sudrajat Bapak Jayadi Bapak Iskandar Bapak Jahidin Bapak Rukma Bapak Nugraha Bapak Hasyim 301 Jumlah Rata-Rata X Z Nilai Z pada Tabel Probabilitas Risiko (%)

67 Lampiran 9 Hasil Analisis Dampak Sumber Risiko Cuaca No Peternak Jumlah Kematian (Ekor) Kerugian (kg) harga / kg Kerugian (Rp) 1 Bapak Kiman Rp 458,240 2 Bapak Ichwan Rp 115,840 3 Bapak Aslih Rp 29,120 4 Bapak Sudrajat Rp 409,920 5 Bapak Jayadi Rp 264,960 6 Bapak Iskandar Rp 384,800 7 Bapak Jahidin Rp 59,520 8 Bapak Rukma Rp 89,760 9 Bapak Nugraha Rp 180, Bapak Hasyim Rp 90,240 Jumlah Rp 2,082,880 Rata-Rata Rp 208,288 S Rp 159,526 Z VaR Rp ,332 Lampiran 10 Hasil Analisis Dampak Sumber Risiko Predator No Peternak Jumlah Kematian (Ekor) Kerugian (kg) Harga / kg Kerugian (Rp) 1 Bapak Kiman Rp 716,000 2 Bapak Ichwan Rp 1,303,200 3 Bapak Aslih Rp 232,960 4 Bapak Sudrajat Rp 1,317,600 5 Bapak Jayadi Rp 1,354,240 6 Bapak Iskandar Rp 1,184,000 7 Bapak Jahidin Rp 1,398,720 8 Bapak Rukma Rp 1,466,080 9 Bapak Nugraha Rp 1,143, Bapak Hasyim Rp 1,293,440 Jumlah Rp 11,409,280 Rata-Rata Rp 1,140,928 S Rp 380,835 Z VaR Rp ,339,179 Lampiran 11 Hasil Analisis Dampak Sumber Risiko Penyakit No Peternak Jumlah Kematian (Ekor) Kerugian (kg) Harga / kg Kerugian (Rp) 1 Bapak Kiman Rp 8,649,280 2 Bapak Ichwan Rp 5,270,720 3 Bapak Aslih Rp 7,483,840 4 Bapak Sudrajat Rp 5,651,040 5 Bapak Jayadi Rp 5,122,560 6 Bapak Iskandar Rp 5,446,400 7 Bapak Jahidin Rp 8,273,280 8 Bapak Rukma Rp 4,757,280 9 Bapak Nugraha Rp 9,354, Bapak Hasyim Rp 9,054,080 Jumlah Rp 69,063,360 Rata-Rata Rp 6,906,336 S Rp 1,826,679 Z VaR Rp ,857,249

68 Lampiran 12 Jumlah Kematian Ayam Broiler Berdasarkan Sumber Risiko Umur Bapak Kiman Bapak Ichwan Bapak Aslih Bapak Sudrajat Bapak Jayadi Kematian Keterangan Kematian Keterangan Kematian Keterangan Kematian Keterangan Kematian Keterangan = 0; 2 = 8; 3 = = 0; 2 = 0; 3 = = 0; 2 = 0; 3 = = 0; 2 = 3; 3 = = 0; 2 = 0; 3 = = 0; 2 = 4; 3 = = 0; 2 = 8; 3 = = 0; 2 = 0; 3 = = 0; 2 = 1; 3 = = 0; 2 = 0; 3 = = 0; 2 = 2; 3 = = 0; 2 = 4; 3 = = 0; 2 = 1; 3 = = 0; 2 = 9; 3 = = 0; 2 = 8; 3 = = 0; 2 = 8; 3 = = 8; 2 = 0; 3 = = 43; 2 = 0; 3 = = 11; 2 = 5; 3 = = 0; 2 = 4; 3 = = 0; 2 = 0; 3 = = 2; 2 = 6; 3 = = 18; 2 = 0; 3 = = 19; 2 = 6; 3 = = 0; 2 = 6; 3 = = 16; 2 = 2; 3 = = 11; 2 = 7; 3 = = 25; 2 = 2; 3 = = 20; 2 = 3; 3 = = 11; 2 = 0; 3 = = 24; 2 = 0; 3 = = 3; 2 = 3; 3 = = 19; 2 = 1; 3 = = 9; 2 = 2; 3 = = 9; 2 = 0; 3 = = 8; 2 = 6; 3 = = 9; 2 = 8; 3 = = 40; 2 = 3; 3 = = 13; 2 = 8; 3 = = 3; 2 = 13; 3 = = 2; 2 = 10; 3 = = 20; 2 = 4; 3 = = 18; 2 = 0; 3 = = 10; 2 = 1; 3 = = 17; 2 = 4; 3 = = 6; 2 = 0; 3 = = 10; 2 = 0; 3 = = 9; 2 = 0; 3 = = 12; 2 = 0; 3 = = 8; 2 = 7; 3 = = 60 ; 2 = 4; 3 = = 12; 2 = 4; 3 = = 0; 2 = 0; 3 = = 13; 2 = 2; 3 = = 12; 2 = 0; 3 = = 68; 2 = 6; 3 = = 26; 2 = 0; 3 = = 4; 2 = 0; 3 = = 17; 2 = 4; 3 = = 23; 2 = 0; 3 = = 56; 2 = 0 ; 3 = = 29; 2 = 0; 3 = = 12; 2 = 0; 3 = = 13; 2 = 0; 3 = = 19; 2 = 4; 3 = = 66; 2 = 0; 3 = = 10; 2 = 0; 3 = = 8; 2 = 0; 3 = = 7; 2 = 1; 3 = = 13; 2 = 0; 3 = = 38; 2 = 0; 3 = = 9; 2 = 1; 3 = = 14; 2 = 0; 3 = = 5; 2 = 0; 3 = = 10; 2 = 0; 3 = = 84 ; 2 = 0; 3 = = 4; 2 = 0; 3 = = 7; 2 = 1; 1 = = 8; 2 = 0; 3 = = 8; 2 = 0; 3 = = 24; 2 = 0; 3 = = 6; 2 = 0; 3 = = 3; 2 = 0; 3 = = 12; 2 = 0; 3 = = 13; 2 = 0; 3 = = 16; 2 = 0; 3 = = 2; 2 = 0; 3 = = 9; 2 = 0; 3 = = 6; 2 = 0; 3 = = 8; 2 = 0; 3 = = 10; 2 = 0; 3 = = 4; 2 = 0; 3 = = 10; 2 = 0; 3 = = 4; 2 = 0; 3 = = 4; 2 = 0; 3 = = 18; 2 = 0; 3 = = 9; 2 = 0; 3 = = 7; 2 = 0; 3 = = 5; 2 = 0; 3 = = 2; 2 = 0; 3 = = 26 ; 2 = 0; 3 = = 0; 2 = 0; 3 = = 2; 2 = 0; 3 = = 4; 2 = 0; 3 = = 1; 2 = 0; 3 = = 38; 2 = 0; 3 = = 3; 2 = 0; 3 = = 4; 2 = 0; 3 = = 1; 2 = 0; 3 = = 3; 2 = 0; 3 = = 16; 2 = 0; 3 = = 1; 2 = 0; 3 = = 1; 2 = 0; 3 = = 4; 2 = 0; 3 = = 5; 2 = 0; 3 = = 10; 2 = 0; 3 = = 4; 2 = 0; 3 = = 4; 2 = 0; 3 = = 0; 2 = 0; 3 = = 4; 2 = 0; 3 = = 8; 2 = 0; 3 = = 0; 2 = 0; 3 = = 0; 2 = 0; 3 = = 0; 2 = 0; 3 = = 1; 2 = 0; 3 = = 6; 2 = 0; 3 = = 0; 2 = 0; 3 = = 0; 2 = 0; 3 = = 4; 2 = 0; 3 = = 0; 2 = 0; 3 = Keterangan: 1 = Sumber Penyakit 2 = Sumber Predator 3 = Sumber Cuaca

69 Lampiran 13 Jumlah Kematian Ayam Broiler Berdasarkan Sumber Risiko Umur Bapak Iskandar Bapak Jahidin Bapak Rukma Bapak Nugraha Bapak Hasyim Kematian Keterangan Kematian Keterangan Kematian Keterangan Kematian Keterangan Kematian Keterangan = 0; 2 = 0; 3 = = 0; 2 = 0; 3 = = 0; 2 = 0; 3 = = 0; 2 = 0; 3 = = 0; 2 = 0; 3 = = 0; 2 = 2; 3 = = 0; 2 = 0; 3 = = 0; 2 = 0; 3 = = 0; 2 = 6; 3 = = 0; 2 = 0; 3 = = 2; 2 = 6; 3 = = 0; 2 = 18; 3 = = 0; 2 = 7; 3 = = 0; 2 = 2; 3 = = 0; 2 = 8; 3 = = 3; 2 = 0; 3 = = 0; 2 = 16; 3 = = 0; 2 = 8; 3 = = 14; 2 = 3; 3 = = 0; 2 = 7; 3 = = 9; 2 = 4; 3 = = 74; 2 = 6; 3 = = 0; 2 = 0; 3 = = 8; 2 = 7; 3 = = 0; 2 = 8; 3 = = 11; 2 = 0; 3 = = 82; 2 = 0; 3 = = 6; 2 = 8; 3 = = 12; 2 = 8; 3 = = 4; 2 = 4; 3 = = 18; 2 = 8; 3 = = 38; 2 = 2; 3 = = 9; 2 = 7; 3 = = 4; 2 = 4; 3 = = 12; 2 = 1; 3 = = 9; 2 = 3; 3 = = 50; 2 = 12; 3 =0 4 1 = 3; 2 = 0; 3 = = 4; 2 = 0; 3 = = 8; 2 = 3; 3 = = 5; 2 = 4; 3 = = 74; 2 = 16; 3 = = 9; 2 = 6; 3 = = 15; 2 = 0; 3 = = 8; 2 = 2; 3 = = 7; 2 = 3; 3 = = 40; 2 = 4; 3 = = 8; 2 = 3; 3 = = 15; 2 = 5; 3 = = 30; 2 = 4; 3 = = 18 ; 2 = 0; 3 = = 32; 2 = 8; 3 = = 12; 2 = 0; 3 = = 17; 2 = 0; 3 = = 21; 2 = 2; 3 = = 9; 2 = 9; 3 = = 18; 2 = 0; 3 = = 21; 2 = 0; 3 = = 14; 2 = 0; 3 = = 24; 2 = 3; 3 = = 16; 2 = 0 ; 3 = = 28; 2 = 10; 3 = = 8; 2 = 0; 3 = = 21; 2 = 2; 3 = = 17; 2 = 1; 3 = = 8; 2 = 1; 3 = = 22; 2 = 0; 3 = = 13; 2 = 0; 3 = = 10; 2 = 0; 3 = = 15; 2 = 0; 3 = = 19; 2 = 0; 3 = = 14; 2 = 0; 3 = = 19; 2 = 5; 3 = = 19; 2 = 0; 3 = = 18; 2 = 0; 3 = = 8; 2 = 0; 3 = = 20; 2 = 0; 3 = = 13; 2 = 0; 1 = = 33; 2 = 0; 3 = = 19; 2 = 0; 3 = = 14; 2 = 0; 3 = = 18; 2 = 2; 3 = = 8; 2 = 3; 3 = = 21; 2 = 0; 3 = = 19; 2 = 0; 3 = = 11; 2 = 0; 3 = = 8; 2 = 0; 3 = = 5; 2 = 2; 3 = = 12; 2 = 0; 3 = = 20; 2 = 0; 3 = = 6; 2 = 0; 3 = = 14; 2 = 0; 3 = = 4; 2 = 0; 3 = = 29; 2 = 0; 3 = = 12; 2 = 0; 3 = = 4; 2 = 0; 3 = = 2; 2 = 0; 3 = = 3; 2 = 0; 3 = = 19; 2 = 0; 3 = = 30; 2 = 0; 3 = = 3; 2 = 0; 3 = = 4; 2 = 0; 3 = = 6; 2 = 0; 3 = = 13; 2 = 1; 3 = = 13; 2 = 0; 3 = = 0; 2 = 0; 3 = = 8; 2 = 0; 3 = = 0; 2 = 0; 3 = = 9; 2 = 0; 3 = = 9; 2 = 0; 3 = = 4; 2 = 0; 3 = = 6; 2 = 0; 3 = = 8; 2 = 0; 3 = = 8; 2 = 0; 3 = = 10; 2 = 0; 3 = = 0; 2 = 0; 3 = = 4; 2 = 0; 3 = = 4; 2 = 0; 3 = = 5; 2 = 0; 3 = = 8; 2 = 0; 3 = = 0; 2 = 0; 3 = = 0; 2 = 0; 3 = = 5; 2 = 0; 3 = = 4; 2 = 0; 3 = = 4; 2 = 0; 3 = Keterangan: 1 = Sumber Penyakit 2 = Sumber Predator 3 = Sumber Cuaca

70 Lampiran 14 Tingkat Fluktuatif Kematian Ayam pada Peternakan Bapak Iskandar, Bapak Jahidin, dan Bapak Rukma Bapak Iskandar 25 Bapak Jahidin 20 Bapak Rukma Lampiran 15 Tingkat Fluktuatif Kematian Ayam pada Peternakan Bapak Nugraha, Bapak Hasyim, dan Bapak Kiman Bapak Nugraha Bapak Hasyim Bapak Kiman

71 Lampiran 16 Tingkat Fluktuatif Kematian Ayam pada Peternakan Bapak Ichwan, Bapak Aslih, Bapak Sudrajat, dan Bapak Jayadi Bapak Ichwan Bapak Aslih Bapak Sudrajat Bapak Jayadi

72 Lampiran 17 Ciri-Ciri Ayam yang Mengalami Sakit Lampiran 18 Ciri Ayam yang Mengalami Cuacaa Panas Lampiran 19 Tempat Penyimpanann Pakan Ayam pada Salah Satu Peternakan di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang

73 Lampiran 20 Proses Pembersihan Tempat Pakan dan Minum Ayam Lampiran 21 Proses Pemeliharaan Ayam di Kecamatan Kemang Kampung Kandang, Desa Tegal,

74 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 18 Maret 1990 dari pasangan (Alm) Bapak dr. Mangara Oloan Mamora dan Ibu Lenora Hutapea. Penulis merupakan anak kelima dari lima bersaudara. Sekolah menengah pertama penulis ditempuh di SMP Negeri 1 Kota Bogor, Jawaa Barat dan diselesaikan pada tahun Penulis melanjutkan pendidikan menengah tingkat atas pada tahun 2005 di SMA Negeri 1 Kota Bogor, Jawa Barat dan dapat diselesaikan pada tahun Padaa tahun 2008 penulis melanjutkan tingkat pendidikan di Program Diploma Institut Pertaniann Bogor, pada Program Keahlian Manajemen Agribisnis dan mendapatkan gelar Ahli Madya pada tahun Padaa tahun penulis diterima di Program Alih Jenis Institut Pertanian Bogor Fakultas Ekonomi Manajemen Departemen Agribisnis untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi. Selama masa perkuliahan di Program Alih Jenis Institut Pertanian Bogor Fakultas Ekonomi Manajemen Departemen Agribisnis penulis meraih gelar juara 1 pada saat kegiatan sportakuler padaa cabang olahraga bola basket.

ANALISIS RISIKO PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM BROILER MILIK BAPAK RESTU DI DESA CIJAYANTI, KECAMATAN BABAKAN MADANG, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS RISIKO PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM BROILER MILIK BAPAK RESTU DI DESA CIJAYANTI, KECAMATAN BABAKAN MADANG, KABUPATEN BOGOR ANALISIS RISIKO PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM BROILER MILIK BAPAK RESTU DI DESA CIJAYANTI, KECAMATAN BABAKAN MADANG, KABUPATEN BOGOR SKRIPSI BONA PINTO H34096011 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO DALAM USAHATERNAK AYAM BROILER (Studi Kasus Usaha Peternakan X di Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor)

ANALISIS RISIKO DALAM USAHATERNAK AYAM BROILER (Studi Kasus Usaha Peternakan X di Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor) ANALISIS RISIKO DALAM USAHATERNAK AYAM BROILER (Studi Kasus Usaha Peternakan X di Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor) Oleh FAISHAL ABDUL AZIZ H34066044 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang) 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO DALAM USAHATERNAK AYAM BROILER (Studi Kasus Usaha Peternakan X di Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor)

ANALISIS RISIKO DALAM USAHATERNAK AYAM BROILER (Studi Kasus Usaha Peternakan X di Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor) ANALISIS RISIKO DALAM USAHATERNAK AYAM BROILER (Studi Kasus Usaha Peternakan X di Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor) Oleh FAISHAL ABDUL AZIZ H34066044 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) subsektor

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Risiko Risiko menunjukkan situasi, dimana terdapat lebih dari satu kemungkinan dari suatu keputusan dan peluang dari kemungkinan-kemungkinan

Lebih terperinci

RISIKO PRODUKSI AYAM RAS PEDAGING PADA PETERNAKAN DI KECAMATAN PAMIJAHAN, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT RYANDI SIMANJUNTAK

RISIKO PRODUKSI AYAM RAS PEDAGING PADA PETERNAKAN DI KECAMATAN PAMIJAHAN, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT RYANDI SIMANJUNTAK RISIKO PRODUKSI AYAM RAS PEDAGING PADA PETERNAKAN DI KECAMATAN PAMIJAHAN, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT RYANDI SIMANJUNTAK DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian Pada dasarnya kegiatan produksi pada pertanian mengandung berbagai risiko dan ketidakpastian dalam pengusahaannya. Dalam kegiatan

Lebih terperinci

Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam. Informasi Utama :

Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam. Informasi Utama : Nov 10 Des-10 Jan-11 Feb-11 Mar-11 Apr-11 Mei-11 Jun-11 Jul-11 Agust-11 Sep-11 Okt-11 Nop-11 Edisi : 11/AYAM/TKSPP/2011 Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam Informasi Utama : Harga daging ayam di pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian dari pertumbuhan industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan. Sub sektor peternakan perlu dikembangkan karena sub sektor ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu aktivitas ekonomi dalam agribisnis adalah bisnis peternakan. Agribisnis bidang ini utamanya dilatarbelakangi oleh fakta bahwa kebutuhan masyarakat akan produk-produk

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sub sektor pertanian yang mempunyai potensi yang sangat baik untuk menopang pembangunan pertanian di Indonesia adalah subsektor peternakan. Di Indonesia kebutuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Agribisnis peternakan memberikan banyak kontribusi bagi bangsa Indonesia yaitu sebagai penyedia lapangan pekerjaaan dan berperan dalam pembangunan. Berdasarkan data statistik

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontribusi sektor peternakan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional antara tahun 2004-2008 rata-rata mencapai 2 persen. Data tersebut menunjukkan peternakan memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA (Studi Kasus Peternak Plasma dari Tunas Mekar Farm di Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor, Jawa Barat) SKRIPSI MUHAMAD LUCKY MAULANA

Lebih terperinci

RISIKO PRODUKSI DAN HARGA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETERNAKAN AYAM BROILER CV AB FARM KECAMATAN BOJONGGENTENG - SUKABUMI

RISIKO PRODUKSI DAN HARGA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETERNAKAN AYAM BROILER CV AB FARM KECAMATAN BOJONGGENTENG - SUKABUMI RISIKO PRODUKSI DAN HARGA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETERNAKAN AYAM BROILER CV AB FARM KECAMATAN BOJONGGENTENG - SUKABUMI SKRIPSI MUHAMAD SOLIHIN H34067016 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan. Pengembangan sub sektor peternakan perlu untuk dilakukan karena sub

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan berperan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber : Santoso dan Sudaryani (2009)

II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber : Santoso dan Sudaryani (2009) II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler Usaha peternakan ayam broiler telah banyak berkembang di Indonesia. Hal ini ditandai dengan kecenderungan peningkatan jumlah produksi daging ayam

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep dan Definisi Risiko Menurut Frank Knight, risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis

Lebih terperinci

PENGANTAR. Latar Belakang. Peternakan merupakan salah satu subsektor yang berperan penting dalam

PENGANTAR. Latar Belakang. Peternakan merupakan salah satu subsektor yang berperan penting dalam PENGANTAR Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu subsektor yang berperan penting dalam perekonomian nasional. Pada tahun 2014 subsektor peternakan berkontribusi tehadap Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi dan Konsep Risiko Secara sederhana, risiko diartikan sebagai kemungkinan kejadian yang merugikan, sedangkan ketidakpastian merupakan

Lebih terperinci

II. ISI 2.1. Pra Produksi Penyiapan Sarana (Kandang) Persiapan peralatan dan ayam

II. ISI 2.1. Pra Produksi Penyiapan Sarana (Kandang) Persiapan peralatan dan ayam I. PENDAHULUAN Usaha peternakan ayam ras petelur saat ini berkembang sangat pesat, baik dari segi skala usaha maupun dari jumlah peternakan yang ada. Beberapa alasan peternak untuk terus menjalankan usaha

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini akan dijelaskan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian antara lain mengenai konsep risiko dan teori lainnya. Teori-teori

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Risiko Dalam menjalankan kehidupan, risiko merupakan bagian yang tidak dapat dihindari. Menurut Kountur (2004), risiko didefinisikan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Konsep Risiko Istilah risiko (risk) dan ketidakpastian (uncertainty) sering digunakan secara bersamaan atau bahwa risiko sama dengan ketidakpastian.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal.  [20 Pebruari 2009] I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dengan kondisi daratan yang subur dan iklim yang menguntungkan. Pertanian menjadi sumber mata pencaharian sebagian penduduk dan berkontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agroindustri adalah usaha untuk mengolah bahan baku hasil pertanian menjadi berbagai produk yang dibutuhkan konsumen (Austin 1981). Bidang agroindustri pertanian dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ryandi Simanjutak (2013) dengan judul Risiko Produksi Apyam broiler Pada Peternakan Di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten

Lebih terperinci

Bab 5 Indeks Nilai Tukar Petani Kabupaten Ciamis

Bab 5 Indeks Nilai Tukar Petani Kabupaten Ciamis Bab 5 Indeks Nilai Tukar Petani Kabupaten Ciamis Sektor pertanian memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi daerah, walaupun saat ini kontribusinya terus menurun dalam pembentukan Produk Domestik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan pembangunan pertanian pada masa sekarang adalah dengan meletakkan masyarakat sebagai pelaku utama (subyek pembangunan), bukan lagi sebagai obyek pembangunan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat, harga yang

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat, harga yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia maka semakin meningkat pula kebutuhan bahan makanan, termasuk bahan makanan yang berasal dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Peternakan adalah kegiatan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi. Peternakan merupakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang PENDAHULUAN Latar Belakang Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang sering diterapkan di pedesaan terutama di daerah yang memiliki potensi memelihara ayam broiler. Pola kemitraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Ayam broiler merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging. Ayam

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO HARGA, RISIKO PENJUALAN DAN RISIKO PENDAPATAN PADA USAHA PEMOTONGAN AYAM NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS RISIKO HARGA, RISIKO PENJUALAN DAN RISIKO PENDAPATAN PADA USAHA PEMOTONGAN AYAM NASKAH PUBLIKASI ANALISIS RISIKO HARGA, RISIKO PENJUALAN DAN RISIKO PENDAPATAN PADA USAHA PEMOTONGAN AYAM NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : AYU NIKEN INDRASARI B100100047 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki

I. PENDAHULUAN. Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging, konversi pakan sangat irit, siap dipotong pada

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR Abel Gandhy 1 dan Dicky Sutanto 2 Surya University Tangerang Email: abel.gandhy@surya.ac.id ABSTRACT The

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI PADA USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER BERMITRA DAN MANDIRI DI KABUPATEN SERANG PROPINSI BANTEN FANI PURWANTI

ANALISIS RISIKO PRODUKSI PADA USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER BERMITRA DAN MANDIRI DI KABUPATEN SERANG PROPINSI BANTEN FANI PURWANTI ANALISIS RISIKO PRODUKSI PADA USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER BERMITRA DAN MANDIRI DI KABUPATEN SERANG PROPINSI BANTEN FANI PURWANTI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Langkah awal dalam menganalisis suatu risiko adalah dengan melakukan identifikasi pada risiko dan sumber risiko yang dihadapi oleh suatu perusahaan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat,

I. PENDAHULUAN an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan usaha ternak ayam di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1970 an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat, yang kemudian mendorong

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Definisi dan Konsep Risiko Menurut Frank Knight yang dikutip dalam Robison dan Barry (1987), risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pembuat

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI AYAM BROILER PADA PETERNAKAN BAPAK MAULID DI KELURAHAN KARANG ANYAR KECAMATAN BUKIT BARU KOTA PALEMBANG

ANALISIS RISIKO PRODUKSI AYAM BROILER PADA PETERNAKAN BAPAK MAULID DI KELURAHAN KARANG ANYAR KECAMATAN BUKIT BARU KOTA PALEMBANG ANALISIS RISIKO PRODUKSI AYAM BROILER PADA PETERNAKAN BAPAK MAULID DI KELURAHAN KARANG ANYAR KECAMATAN BUKIT BARU KOTA PALEMBANG SKRIPSI RIZKI AMELIA H 34080043 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam menopang perekononiam masyarakat. Pembangunan sektor

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam menopang perekononiam masyarakat. Pembangunan sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang memiliki peranan penting dalam menopang perekononiam masyarakat. Pembangunan sektor ini dapat diwujudkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Teknologi mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Teknologi mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Menurut Xiaoyan dan Junwen (2007), serta Smith (2010), teknologi terkait erat dengan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini, merupakan hasil penelusuran teori-teori terdahulu terkait dengan pengertian risiko,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut (Muhammad Rasyaf. 2002).

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut (Muhammad Rasyaf. 2002). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peternakan merupakan salah satu dari lima subsektor pertanian. Peternakan adalah kegiatan memelihara hewan ternak untuk dibudidayakan dan mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Ben s Fish Farm di Kampung Cimanggu Tiga, Desa Ciaruteun Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan komoditas pertanian serta sebagian besar penduduknya adalah petani. Sektor pertanian sangat tepat untuk dijadikan sebagai

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai potensi perikanan cukup besar. Hal ini ditunjukkan dengan kontribusi Jawa Barat pada tahun 2010 terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan ribuan pulau yang mempunyai potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di Indonesia telah memberikan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Bapak Maulid yang terletak di Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Bukit Baru, Kota Palembang, Provinsi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini terdiri dari definisi risiko, sumber dan kategori risiko, sikap individu terhadap risiko, pengukuran

Lebih terperinci

I Peternakan Ayam Broiler

I Peternakan Ayam Broiler I Peternakan Ayam Broiler A. Pemeliharaan Ayam Broiler Ayam broiler merupakan ras ayam pedaging yang memiliki produktivitas tinggi. Ayam broiler mampu menghasilkan daging dalam waktu 5 7 minggu (Suci dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya dipanen pada umur 5 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya dipanen pada umur 5 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Ras Pedaging (Broiler) Ayam Ras pedaging (Broiler) adalah ayam jantan dan betina muda yang umumnya dipanen pada umur 5 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT SKRIPSI NUR AMALIA SAFITRI H 34066094 PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor perikanan menjadi bagian yang sangat penting dalam pembangunan nasional mengingat potensi perairan Indonesia yang sangat besar, terutama dalam penyediaan bahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian secara keseluruhan, dimana sub sektor ini memiliki nilai strategis dalam pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan umum Ayam Broiler Ayam broiler adalah istilah untuk menyebut strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki sifat ekonomis, dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan persentase kenaikan jumlah penduduk yang tinggi setiap tahunnya. Saat ini, Indonesia menempati posisi ke-4 dalam

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu penalaran dari peneliti yang didasarkan atas pengetahuan, teori dan dalil dalam upaya menjawab tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. energi, vitamin dan mineral untuk melengkapi hasil-hasil pertanian. Salah

BAB I PENDAHULUAN. energi, vitamin dan mineral untuk melengkapi hasil-hasil pertanian. Salah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Fungsi terbesar produk peternakan adalah menyediakan protein, energi, vitamin dan mineral untuk melengkapi hasil-hasil pertanian. Salah satu nutrisi penting asal produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti karbohidrat, akan tetapi juga pemenuhan komponen pangan lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. seperti karbohidrat, akan tetapi juga pemenuhan komponen pangan lain seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk dari tahun ke tahun menjadikan kebutuhan pangan juga semakin meningkat. Pemenuhan kebutuhan pangan tersebut tidak hanya terbatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa melaksanakan produksi, perdagangan dan distribusi produk

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa melaksanakan produksi, perdagangan dan distribusi produk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan peternakan merupakan tanggung jawab bersama antaran pemerintah, masyarakat dan swasta. Pemerintah menyelenggarakan pengaturan, pembinaan, pengendalian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling

I. PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, selain ikan dan telur, guna memenuhi kebutuhan akan protein.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging, 1 BAB I PENDAHULUAN Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging, mengalami pasang surut, terutama pada usaha kemitraan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya fluktuasi harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peternakan adalah bagian dari agribisnis yang mencakup usaha-usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. Peternakan adalah bagian dari agribisnis yang mencakup usaha-usaha atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peternakan adalah bagian dari agribisnis yang mencakup usaha-usaha atau tingkah laku bisnis pada usaha pengelolaan sarana produksi peternakan, pengelolaan budidaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi sosial negara sedang berkembang dengan membantu membangun struktur ekonomi dan sosial yang kuat (Partomo,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Peternakan merupakan sektor andalan bagi perekonomian nasional Indonesia.

PENDAHULUAN. Peternakan merupakan sektor andalan bagi perekonomian nasional Indonesia. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan merupakan sektor andalan bagi perekonomian nasional Indonesia. Pada tahun 2007, sektor peternakan mampu memberikan kontribusi yang cukup baik bagi Produk Domestik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan peternakan saat ini, menunjukan prospek yang sangat cerah dan mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi pertanian Indonesia. Usaha peternakan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis menjelaskan mengenai teori-teori yang digunakan dalam penelitian yang berguna untuk membantu menjelaskan secara deskriptif

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Tipe Data dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Tipe Data dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Natalia Nursery. Perusahaan ini merupakan perusahaan pribadi yang memiliki dua lahan budidaya yaitu di Desa Tapos,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam penghasil daging dalam jumlah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam penghasil daging dalam jumlah yang 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Pembibit Ayam broiler merupakan ayam penghasil daging dalam jumlah yang banyak dengan waktu yang cepat. Tipe ayam pembibit atau parent stock yang ada sekarang

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tomat Cherry 2.2 Penelitian Terdahulu

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tomat Cherry 2.2 Penelitian Terdahulu II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tomat Cherry Tomat (Lycopersicon esculentum) termasuk dalam famili Solanaceae. Tomat varietas cerasiforme (Dun) Alef sering disebut tomat cherry yang didapati tumbuh

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam segi sumberdaya dan kualitas, sehingga dapat menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan negara. Saat ini

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sangat luas dan juga sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Komoditas pertanian merupakan bagian dari sektor pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mempunyai peranan dalam memanfaatkan peluang kesempatan kerja.

I. PENDAHULUAN. mempunyai peranan dalam memanfaatkan peluang kesempatan kerja. 1.1. Latar Belakang Penelitian I. PENDAHULUAN Usaha perunggasan di Indonesia telah menjadi sebuah industri yang memiliki komponen lengkap dari sektor hulu sampai ke hilir. Perkembangan usaha tersebut memberikan

Lebih terperinci

Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam

Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam Sep-10 Okt-10 Nov 10 Des-10 Jan-11 Feb-11 Mar-11 Apr-11 Mei-11 Jun-11 Jul-11 Agust-11 Sep-11 Edisi : 9/AYAM/TKSPP/ Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam Informasi Utama : Harga daging ayam di pasar domestik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turut meningkatkan angka permintaan produk peternakan. Daging merupakan

BAB I PENDAHULUAN. turut meningkatkan angka permintaan produk peternakan. Daging merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesejahteraan yang meningkat pada masyarakat Indonesia diikuti peningkatan kesadaran akan pemenuhan gizi khususnya protein hewani juga turut meningkatkan angka permintaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbunan daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (Siregar et al, 1981).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbunan daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (Siregar et al, 1981). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler adalah ayam hasil dari rekayasa teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging dengan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Peneilitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Ternak Cibinong yang bermitra dengan CV Tunas Mekar Farm (TMF) di Kecamatan Ciluar, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di perusahaan Anisa Adenium, yang berada di Bekasi Timur, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilaksanakan secara sengaja

Lebih terperinci

TERNAK AYAM KAMPUNG PELUANG USAHA MENGUNTUNGKAN

TERNAK AYAM KAMPUNG PELUANG USAHA MENGUNTUNGKAN TERNAK AYAM KAMPUNG PELUANG USAHA MENGUNTUNGKAN Peluang di bisnis peternakan memang masih sangat terbuka lebar. Kebutuhan akan hewani dan produk turunannya masih sangat tinggi, diperkirakan akan terus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan konsumsi protein hewani pun meningkat setiap

I. PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan konsumsi protein hewani pun meningkat setiap I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peningkatan jumlah penduduk serta semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat menyebabkan konsumsi protein hewani pun meningkat setiap tahunnya. Konsumsi protein

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan protein hewani,

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan protein hewani, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan protein hewani, mengakibatkan meningkatnya produk peternakan. Broiler merupakan produk peternakan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Secara umum, ternak dikenal sebagai penghasil bahan pangan sumber protein

I. PENDAHULUAN. Secara umum, ternak dikenal sebagai penghasil bahan pangan sumber protein 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Secara umum, ternak dikenal sebagai penghasil bahan pangan sumber protein hewani yang dibutuhkan bagi hidup, tumbuh dan kembang manusia. Daging, telur, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging ayam merupakan salah satu daging yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, karena banyak mengandung protein dan zat-zat

Lebih terperinci

Karya Ilmiah Bisnis ayam jawa super online

Karya Ilmiah Bisnis ayam jawa super online Nama : Rizal Alan Yahya Kelas : S1-SI-09 NIM : 11.12.6004 Tugas : Lingkungan Bisnis Karya Ilmiah Bisnis ayam jawa super online 1 A. Abstrak Tujuan dari pembuatan toko online ini adalah untuk pengembangan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko Sutawi (2008) mengemukakan bahwa kemitraan merupakan salah satu upaya untuk menekan risiko yang dihadapi petani. Dengan cara mengalihkan

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI SUSU SAPI SEGAR PADA USAHA BAPAK H. APUT, KEBON PEDES, KOTA BOGOR, JAWA BARAT IRMA NURMALASARI

ANALISIS RISIKO PRODUKSI SUSU SAPI SEGAR PADA USAHA BAPAK H. APUT, KEBON PEDES, KOTA BOGOR, JAWA BARAT IRMA NURMALASARI ANALISIS RISIKO PRODUKSI SUSU SAPI SEGAR PADA USAHA BAPAK H. APUT, KEBON PEDES, KOTA BOGOR, JAWA BARAT IRMA NURMALASARI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian, yaitu mengenai konsep risiko dan teori lainnya yang berkaitan

Lebih terperinci

Brooding Management. Danang Priyambodo

Brooding Management. Danang Priyambodo Brooding Management Danang Priyambodo Tujuan Brooding manajemen memiliki tujuan untuk menyediakan lingkungan pemeliharaan yang nyaman dan sehat secara efisien dan ekonomis bagi anak ayam agar pertumbuhannya

Lebih terperinci