Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal Hadits dengan Model SAVI pada Mata Pelajaran Al-Qur an Hadits Kelas III di MI Darun Najah Tulangan Sidoarjo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal Hadits dengan Model SAVI pada Mata Pelajaran Al-Qur an Hadits Kelas III di MI Darun Najah Tulangan Sidoarjo"

Transkripsi

1 Volume 07, Nomor 01, Juni 2016 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal Hadits dengan Model SAVI pada Mata Pelajaran Al-Qur an Hadits Kelas III di MI Darun Najah Tulangan Sidoarjo Abstrak: Dalam pembelajaran menghafal hadits mata pelajaran Al- Qur an Hadits, guru sering menggunakan metode ceramah dan menugaskan siswa untuk menghafal yang ada dibuku LKS sehingga siswa terlihat sangat pasif dan membosankan. Pada saat apersepsi di pelajaran berikutnya peserta didik sudah banyak yang lupa, dari 12 peserta didik dalam satu kelas hanya 25% peserta didik yang masih mampu mengingat hadits yang sudah dipelajari. Adapun permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah apakah dengan menerapkan model pembelajaran SAVI dapat meningkatkan kemampuan menghafal hadits?. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan menghafal hadits siswa setelah diterapkan model SAVI. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak satu siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, tindakan, refleksi, dan revisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas III di MI Darun Najah Tulangan Sidoarjo. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu non tes (penilaian sikap, hafalan dan, unjuk kerja). Dari hasil analisis didapatkan bahwa ketuntasan belajar siswa pada saat pre test ketuntasan belajar siswa masih mencapai 25%. Sedangkan di siklus I ketuntasan belajar siswa mencapai 58,3%. Jadi peningkatan secara klasikal dari pre test yang dilakukan oleh guru dan siklus pertama yang dilakukan oleh peneliti sebanyak 33,3%. Kata Kunci: Kemampuan Menghafal Hadits, Al-Qur an Hadits, Model SAVI. PENDAHULUAN Salah satu materi yang terpenting adalah belajar membaca Al-Qur an, karena Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam (Suryani, 2012: 55). Oleh sebab itu

2 Siti Mariati - Amaliya Iranty Ningsih belajar Al-Qur an adalah suatu kewajiban. Mata pelajaran Al-Qur an-hadits di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis al-qur an dan hadits dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam al-qur an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan hadits-hadits tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan. Hal ini sejalan dengan misi pendidikan dasar adalah untuk: (1) pengembangan potensi dan kapasitas belajar peserta didik, yang menyangkut: rasa ingin tahu, percaya diri, keterampilan berkomunikasi dan kesadaran diri; (2) pengembangan kemampuan membaca, menulis, menghitung dan bernalar, keterampilan hidup, dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan terhadan Tuhan YME; serta (3) fondasi bagi pendidikan berikutnya. Di samping itu, juga mempertimbangkan perkembangan psikologis anak, bahwa tahap perkembangan intelektual anak usia 6-11 tahun adalah operasional konkrit (Piaget). Peserta didik pada jenjang pendidikan dasar juga merupakan masa social imitation (usia 6-9 tahun) atau masa mencontoh, sehingga diperlukan figur yang dapat memberi contoh dan teladan yang baik dari orang-orang sekitarnya (keluarga, guru dan teman-teman sepermainan), usia 9-12 tahun sebagai masa second star of individualisation atau masa individualisasi, dan usia tahun merupakan masa social adjustment atau penyesuaian diri secara sosial. Secara substansial mata pelajaran Al-Qur an-hadits memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mencintai kitab sucinya, mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam Al- Qur an-hadits sebagai sumber utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari. Menghafal hadits sangatlah penting. Karena Al - Quran dan Hadits sebagai pedoman hidup manusia yang utama. Al- Qur an adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril secara berangsur - angsur selama 23 tahun. (Mudasir, 2010: 15) mengatakan bahwa hadits adalah segalah perkataan, perbuatan dan ketetapan Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan hukum syara dan ketetapannya. Nabi Muhammad bersabda: Cintailah Allah yang telah mencurahkan nikmat pada kalian, cintailah aku (Muhammad) dikarenakan aku mencintai Allah, dan cintailah Ahlu Baitku. (HR. Baihaqi) (Thahir, 2014). Hadits ini menerangkan bahwa kita semua di anjurkan untuk mencintai beliau (Nabi Muhammad) tidak hanya sekedar mengikuti segala jejaknya namun juga dengan mengamalkan segala perkataan dan perbuatannya (Sunnah - Sunnahnya). Dengan demikian kita perlu menanamkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW melalui hadits hadits sederhana yang harus dikenalkan kepada anak-anak di usia dini, terutama ditingkatan MI. Bukan sekedar dikenalkan saja, akan tetapi hadits juga harus di hafal dan di terapkan oleh anak-anak usia dini di kehidupan sehari-hari 74 Jurnal

3 Pembelajaran PAI Melalui Model SAVI dengan haarapan agar anak-anak terbiasa melakukan perkatan dan perbuatan yang sesuai seperti Nabi Muhammad dan baik menrut agama Islam. Jika hadits sudah di kenalkan, di hafal dan di terapkan kepada anak-anak usia dini, maka mereka akan mudah mengingatnya walaupun sudah beranjak dewasa kelak. Pepatah mengatakan: Menuntut ilmu diwaktu kecil bagai mengukir di atas batu, sedangkan menuntut ilmu diwaktu tua bagai mengukir di atas air. Bukan hanya itu saja, apabila kita mengenalkan hadits kepada anak-anak apalagi menghafal dan menerapkan pada kehidupan sehari-hari pemahaman anak lebih mudah untuk kita bentuk dan arahkan ke tingkah laku yang lebih baik. Oleh karena itu, KKM mata pelajaran Al-Qur an hadits di MI Darun Najah yang di tetapkan dan harus dicapai adalah 7,5. Akan tetapi standar nilai ini masih sulit untuk di capai peserta didik di MI Darun Najah, banyak pembelajaran menghafal hadits Nabi yang ada di dalamnya. Peserta didik merasa kesulitan menghafal hadits dengan cepat dan tepat dari 12 peserta didik dalam satu kelas hanya 25% dari peserta didik yang masih mampu mengingat hadits yang sudah dipelajari. Artinya hanya 3 peserta didik yang masih mampu mengingat dan menghafal hadits dengan tepat dan benar. Setelah dianalisis, ternyata ditemukan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan peserta didik MI Darun Najah Sidoarjo dalam menghafal yakni: (1) kondisi kelas yang kurang kondusif, (2) pembelajaran materi yang tidak menantang (3) kurang tertariknya peserta didik dalam pembelajaran tersebut (4) peserta didik sering merasa bosan apabila guru menyuruhnya menghafalkan hadits terus menerus, apalagi mengingat beserta artinya dengan melengkapi hadits di soasoal ulangan (5) kurangnya peran peserta didik MI Darun Najah Sidoarjo dalam proses pembelajaran. Disamping itu, jika ditinjau dari kompetensi guru mengajar, guru di MI Darun Najah rata-rata lulusan Madrasah Aliyah dan 50% lulusan sarjana. Kelas 1 3 guru kelas dan kelas 4-6 guru mata pelajaran. Suasana pada saat pembelajaran Al-Qur an Hadits selalu tenang dan membosankan karena siswa hanya mendengarkan guru ceramah dan sesekali menghafalkan beberapa hadits yang ada di buku siswa. Alokasi waktu yang disediakan untuk pembelajaran Al-Qur an Hadits 2 JP/minggu. Sebelum mengajar pembelajaran berlangsung guru tidak menyiapkan RPP terlebih dahulu ataupun melihat dan membaca RPP terlebih dahulu. Biasanya peserta didik disuruh membuka buku pelajaran, diterangkan sekilas tentang hadits tersebut, membaca haditsnya lalu menghafal dan maju satu persatu didepan kelas. Seakan akan menghafal hadits dirasa tidak penting dan bapak/ibu guru juga sering tidak menindak lanjuti apa yang sudah peserta didik hafalkan. Dampaknya peserta didik akan bosan dalam mengikuti pelajaran tersebut, peserta didik juga hanya mampu menghafal pada saat pembelajaran berlangsung itu saja, satu pekan kemudian pada saat apersepsi untuk melafadzkan hadits yang sudah Jurnal 75

4 Siti Mariati - Amaliya Iranty Ningsih dihafalkan pada pembelajaran sebelumnya banyak yang sudah lupa dan tidak mampu mengingatnya lagi. Begitu juga pada saat ulangan harian, UTS, maupaun UAS. Peserta didik selalu merasa kesulitan untuk mengerjakan soal yang berisi perintah melengkapi hadits, baik berupa soal pilihan ganda maupun uraian. Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa masalah pembelaajaran menghafal hadits dikarenakan gurunya yang kurang kretif dan inovatif dalam menyampaikan pembelajaran karena mengajarkan Hadits pada mata pelajaran Al- Qur an Hadits hanya menggunakan metode ceramah dan sekedar menghafal saja. Dan pada saat pembelajaran gurunya juga belum mempersiapkan RPP terlebih dahulu. Oleh karena itu dalam meningkatkan kemampuan peserta didik MI darun Najah Kajeksan diperlukan upaya pengembangan dengan memilih dan menerapkan model pembelajaran tertentu yang sekaligus dapat menghasilkan peningkatan kemampuan menghafal hadits MI Darun Najah Kajeksan. Tidak bisa hanya dibaca lalu dihafal saja karena penyediaan pengalaman belajar adalah: 10% dari apa yang kita baca, 20 % dari apa yang kita dengar, 30 % dari apa yang kita lihat, 50 % dari apa yang kita lihat dan dengarkan, 70 % dari apa yang kita katakan, 90 % dari apa yang kita katakan dan lakukan. Tidak kalah pentingnya apabila kita mengucapkan kosa kata langsung kita praktekkan dengan gerakan tubuh menggabungkan antara bayangan, imajinasi, dan kreatifitas yang ada di otak kanan (Idawati, 2011). Hal ini sesuai dengan karakteristik peserta didik MI yang masih aktif dan selalu ingin pembelajaran yang menyenangkan. Jadi seorang guru harus membawa pembelajaran dengan menekankan keaktifan siswa untuk mengalami dan berlatih sendiri. Menghafal hadits pun juga seperti itu sebaiknya harus menyenangkan dan kita gunakan sumber dan alat pembelajaran dari anggota tubuh kita dan sekeliling kita. Setelah mempelajari berbagai model pembelajaran yang telah dikembangkan dan diaplikasikan dalam dunia pendidikan, maka secara hipotesis model pembelajaran yang memungkinkan dapat tercapainya kemampuan menghafal seperti yang disebutkan di atas adalah model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual). (Rusman, 2013: ) Pembelajaran SAVI diperkenalkan pertama kali oleh Dave Meier. Dave Meier menyajikan suatu sistem lengkap untuk melibatkan kelima indra dan emosi dalam proses belajar yang merupakan cara belajar secara alami yang dikenal dengan model SAVI, yaitu, Somasi, Auditori, Visual, dan Intelektual. Somatis artinya belajar dengan bergerak dan berbuat. Auditori, belajar dengan berbicara dan mendengar. Visual, artinya belajar mengamati dan menggambarkan. Intelektual, artinya belajar dengan memecahkan masalah dan menerangkan. 76 Jurnal

5 Pembelajaran PAI Melalui Model SAVI Pembelajaran SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan belajar yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara-cara yang berbeda. Mengkaitkan sesuatu dengan hakikat realitas yang non linear, non mekanis, kreatif dan hidup. Berdasarkan analisis peneliti, menghafal hadits hadits sederhana menggunakan model pembelajar SAVI memiliki peran untuk memudahkan belajar siswa terutama pada bidang studi Al-Qur an Hadits sebab model ini merupakan suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan membawa suasana pembelajaran menyenangkan. Menurut Gegne, untuk meningkatkan kualitas belajar sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan dan dipertahankan, seorang tenaga pengajar perlu menyelaraskan fase belajar yang dialami pembelajar dengan peristiwa pembelajaran yang perlu dikondisikan oleh pengajar, sehingga tiap fase belajar dapat menghasilkan suatu aktivitas (proses belajar) yang maksimal dalam diri si belajar. Berdasarkan latar belakang sebagaimana telah diuraikan di atas, maka dalam Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti memilih judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal Hadits dengan Model SAVI pada Siswa Kelas III Mata Pelajaran Al-Qur an Hadits di MI Darun Najah Tulangan Sidoarjo. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan menerapkan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual dapat meningkatkan kemampuan menghafal hadits peserta didik kelas MI Darun Najah pada mata pelajaran Al Qur an hadits semester genap tahun ajaran Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menghafal hadits peserta didik MI Darun Najah pada mata pelajaran Al qur an Hadits hingga mencapai nilai rata-rata kelas minimal 7,5. Adapun manfaat penelitian ini adalah; bagi penulis, penelitian ini mampu meningkatkan kemampuan dalam merancang strategi dan metode yang bervariasi dengan menerapkan model SAVI pada pembelajaran; Bagi peserta didik, untuk meningkatkan kemampuan menghafal hadits bagi peserta didik dalam proses pembelajaran mata pelajaran Al-Qur an Hadits; Bagi guru Al-Qur an Hadits, hasil PTK ini dapat menjadi masukan, menambah wawasan dn pengalaman serta memperkaya alternatif pilihan model pembelajaran sehingga guru Al-Qur an Hadits dapat memilih atau mengkombinasikan dengan,model lain untuk kepentingan peningkatan kualitas pada proses pembelajaran sehingga dpat meningkatkan kemampuan peserta didik; Bagi guru MI, sebagai guru MI khususnya di MI Darun Najah dapat memperleh informasi faktual PTK ini, dan dapat memanfaatkan dengan melakukan uji coba dengan setting kelas dan siswa yang lain; Bagi peneliti lain, hasil PTK ini dapat menjadi bahan refleksi untuk melakukan PTK lebih lanjut pada setting kelas, lokasi, waktu, dan subjek yang berbeda, sehingga keajegan model/metode SAVI dapat dibuktikan secara empiris. Jurnal 77

6 Siti Mariati - Amaliya Iranty Ningsih KERANGKA KONSEPTUAL Kemampuan Menghafal Dalam proses pembelajaran di sekolah kemampuan yang dimiliki setiap peserta didik dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana tingkat perkembangannya. Adapun kemampuan berasal dari kata mampu yang mempunyai arti dapat atau bisa. Menurut (Susanto, 2011: 97) menjelaskan bahwa istilah kemampuan merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil pembawahan dan latihan. Sedangkan ditinjau dari kamus bahasa Indonesia, kemampuan merupakan kesanggupan seseorang untuk berinteraksi disuatu masyarakat bahasa, antara lain mencakupi sopan santun memahami giliran bercakap-cakap. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kemampuan adalah kecakapan atau potensi menguasai sesuatu keahlian yang merupakan bahwa sejak lahir dalam melakukan pekerjaan. Kata menghafal berasal dari kata حفظا يحفظ حفظ yang berarti menjaga, dan melindungi (Yunus, 1990: 105). Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kata menghafal berasal dari kata hafal yang artinya telah masuk dalam ingatan tentang pelajaran atau dapat mengucapkan diluar kepaala tanpa melihat buku atau catatan lain (Anwar, 2003: 318). Kemudian mendapat awalan me- menjadi menghafal yang artinya adalah berusaha meresapkan kedalam pikiran agar selalu ingat. Kemampuan dalam menghafal adalah kesanggupan atau kecakapan seorang individu dalam menguasai suatu keahlian dan digunakan untuk mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan dengan menghafal yakni mengucapkan di luar kepala tanpa melihat buku atau catatan lain dalam pengajaran pelajaran tersebut. Mata Pelajaran Al-Qur an Hadits di Madrasah Ibtida iyah Mata pelajaran Al-Qur an Hadits di Madrasah Ibtida iyah adalah salah satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis Al- Qur an dan Hadits dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam Al-Qur an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan hadits-hadits tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan. Adapun ruang lingkup mata pelajaran Al-Qur an Hadits di Madrasah Ibtida iyah meliputi: (1) pengetahuan dasar membaca dan menulis Al-Qur an yang benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. (2) hafalan surah-surah pendek dalam Al- Qur an dan pemahaman sederhana tentang arti dan makna kandungannya, serta pengamalannya melalui keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. (3) pemahaman dan pengamalan melalui keteladanan dan pembiasaan mengenai hadis-hadis yang berkaitan dengan, kkeutamaaan membaca Al-Qur an, kebersihan, niat, menghormati orang tua, persaudaraan, silaturahmi, takwa, keutamaan 78 Jurnal

7 Pembelajaran PAI Melalui Model SAVI memberi, menyayangi anak yatim, salat berjamaah, ciri-ciri orang munafik, dan amal salih. Tujuan pembelajaran Al-Qur an-hadits di Madrasah Ibtidaiyah adalah agar siswa mampu membaca, menulis, menghafal, mengartikan, memahami, dan terampil melaksanakan isi kandungan Al-Qur an-hadits dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Inti ketakwaan itu ialah berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Model SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) Pembelajaran SAVI diperkenalkan pertama kali oleh Dave Meier. Dave Meier menyajikan suatu sistem lengkap untuk melibatkan kelima indra dan emosi dalam proses belajar yang merupakan cara belajar secara alami yang dikenal dengan model SAVI, yaitu, Somasi, Auditori, Visual, dan Intelektual (Rusman, 2013: ). Model SAVI dalam belajar memunculkan sebuah konsep belajar yang disebut Belajar Berbasis Aktivitas (BBA). Artinya, belajar dengan bergerak aktif dengan memanfaatkan indra sebanyak mungkin, dan membuat seluruh tubuh dengan pikiran terlibat dalam proses pembelajarn. Belajar model ini jauh lebih efektif daripada yang didasarkan pada prestasi, materi, dan media, sebab gerakan fisik meningkatkan proses mental. Bagian otak yang akan terkoneksi oleh gerakan fisik adalah konteks motor, dimana fungsi otak bagian ini untuk berfikir memecahkan masalah. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus menggabungkan antara gerakan fisik dan seluruh indra yang ada (Suyadi, 2013: 102). Somatis artinya belajar dengan bergerak dan berbuat. Auditori, belajar dengan berbicara dan mendengar. Visual, artinya belajar mengamati dan menggambarkan. Intelektual, artinya belajar dengan memecahkan masalah dan menrangkan. Menurut Meier (Sidjabat, 2009) mengajukan sejumlah prinsip pokok dalam belajar dengan menggunakan pendekatan SAVI, yaitu sebagai berikut: (1) belajar melibatkan seluruh tubuh dan pikiran, (2) belajar adalah berkreasi, bukan mengkonsumsi, (3) kerja sama membantu proses belajar, (3) pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan, (4) belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri, (5) emosi positif sangat membantu pembelajaran, (6) otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis. Model SAVI ini dilaksanakan dalam siklus pembelajaraan empat tahap (Rusman, 2013: ): (1) persiapan dengan tujuan menimbulkan minat siswa, memberikan mereka perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka ke dalam situasi optimal untuk belajar, (2) penyampaian untuk membantu siswa menemukan materi belajar yang baru dengan cara yang menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan panca indra, dan cocok untuk semua gaya belajar (3) pelatihan, dengan tujuan untuk membantu pembelajar Jurnal 79

8 Siti Mariati - Amaliya Iranty Ningsih mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan ketrampilan baru dengan berbagai cara. Indikator Ketercapaian Berdsarkan hasil pre test 12 siswa, rumusan masalah, dan tujuan penelitian ini, dapat ditetapkan indikator ketercapaian, yaitu: (1) terjadi peningkatan aktifitas siswa, (2) ketuntasan minimal yang diharapkan peneliti mencapai 50% siswa atau lebiih telah mampu menghafal hadits tentang persaudaraan dan minimal mencapai nilai 75. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini di laksanakan untuk melakukan penelitian pembelajaran di kelas dalam rangka perbaikan mutu pembelajaran. Di dalam PTK ini seorang guru harus intropeksi, bercermin, merefleksi, atau mengevaluasi dirinya sendiri sehingga kemampuannya sebagai seorang pengajar diharapkan cukup profesional. Dengan peningkatan kemampuan diri tersebut, secara tidak langsung berpengaruh terhadap peningkatan kualitas anak didiknya, baik dalam aspek penalaran, keterampilan, pengetahuan hubungan sosial maupun aspek-aspek yang lain yang bermanfaat bagi anak didik untuk menjadi dewasa. Dalam penelitian ini, peneliti bermitra dengan guru, yakni menggunakan bentuk kolaboratif. Ditinjau dari pendekatan yang digunakan, penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif digunakan untuk membuktikan apakah suatu teknik pembelajaran bisa diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Sedangkan penelitian kualitatif digunakan untuk mencari sumber yang paling umum. Menurut (Emzir, 2012: 37) menjelaskan analisis data kualitatif tergantung pada keterampilan integratif dari peneliti. Interprestasi diperlukan karena data yang dikumpulkan jarang berbentuk angka dan karena data kaya rincian dan panjang. Data ini berupa lembar pengamatan aktivitas siswa, aktivitas guru, wawancara. Penelitian ini di laksanakan di MI Darun Najah Kajeksan Tulangan Sidoarjo tahun pelajaran Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei semester genap Sedangkan subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas III sebanyak 12 orang dengan pokok bahasan menghafal hadits tentang persaudaraan. Rancangan Penelitian Peneliti menggunakan model penelitian tindakan kelas dalam melaksanakan meodel SAVI, guru sebagai observer dan peneliti sebagai guru dengan acuan model siklus PTK yang dikembangkan oleh Kurt Lewin, (Purwati, 2009: 12) yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri atas empat langkah pokok, yaitu: 1) 80 Jurnal

9 Pembelajaran PAI Melalui Model SAVI perencanaan (planning), 2) aksi atau tindakan (acting), 3) observasi (observing), dan 4) refleksi (reflecting). Secara keseluruhan, empat tahap andalan PTK tersebut membentuk suatu siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral. Seperti pada gambar di bawah ini. Identifikasi Masalah Perencanaan Refleksi Observasi Tindakan Siklus 1 Perencanan Ulang Gambar 1: Alur PTK model Kurt Lewin Tahapan-tahapan dalam siklus tersebut meliputi: pertama, sebelum melaksanakan tindakan, peneliti harus menyusun perencanaan (planning), yaitu dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan. Kedua, setelah perencanaan tersusun dengan rapi dan matang, barulah peneliti melaksanakan tindakan (acting) yang telah dirumuskan pada RPP pada situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Ketiga, pada tahapan ini guru dan peneliti melaksanakan pengamatan (observing) di kelas yang meliputi: (1) mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran; (2) memantau kegiatan diskusi/kerja sama antar siswa-siswi dalam kelompok; (3) mengamati kelancaran dalam menghafalkan tiap-tiap anak terhadap penguasaan materi pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK. (4) aktifitas guru (5) aktifiitas guru. Teknik Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara, catatan lapangan, penilaian non tes (penilaian sikap, hafalan dan penilaian unjuk kerja kelompok siswa). Jurnal 81

10 Siti Mariati - Amaliya Iranty Ningsih Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: Rencana Pelaksanaan Pelajaran), lembar observasi, lembar wawancara, lembar kegiatan siswa, lembar penilaian non tes (rubrik penilaian sikap, rubrik penilaian hafalan, dan rubrik penilaian unjuk kerja kelompok). Teknik Analisis Data Untuk mengetahui keaktifan suatu model dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisis data. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau prosentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa penilaian non tes yang terdiri dari: penilaian sikap, penilaian hafalan, dan penilaian unjuk kerja kelompok. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan kualitatif. Dari analisis ini data yang diperoleh akan diolah dan disnalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif yaitu, (1) data hasil pengamatan tentang aktifitas guru dalam mengajar dan siswa dalam mengajar, (2) data dari hasil tes belajar siswa untuk mengetahui kemampuan siswa menghafal hadits. Analisis ini menggunakan statistik sederhana untuk menilai non tes. Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi jumlah siswa yang ada dikelas tersebut sehingga diperoleh rata- rata tes formatif dapat dirumuskan: X = X N Keterangan X : Nilai rata-rata X : Jumlah semua nilai kuesioner siswa N : Jumlah siswa. Untuk ketuntasan belajar, ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai prosentase 50% dengan nilai 75. Untuk menghitung presentasi ketuntasan belajar di gunakan rumus sebagai berikut: P= Siswa yang tuntas belajar Siswa x 100 % HASIL ANALISIS DATA PENELITIAN PER-SIKLUS Siklus I Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mencari guru yang akan dijadikan kolaborasi untuk mencari masalah atau kesulitan yang dihadapi guru didlam kelas sebagai sumber PTK dan juga menjadi observer. 82 Jurnal

11 Pembelajaran PAI Melalui Model SAVI Mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran dengan menggunakan model SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual), lembar materi hadits persaudaraan, lembar observasi guru dan siswa, rubrik penilaian sikap, rubrik penilaian hafalan, dan rubrik unjuk kerja kelompok, rangkaian media. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2015 dikelas III dengan jumlah 12 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru dan guru kelas III MI Darun Najah tersebut bertindak sebagai pengamat. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran menggunakan model SAVI yang telah dipersiapkan yakni: 1. Penyampaian Peserta didik mendengarkan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan selama pembelajaran, yaitu menghafal hadits tentang persaudaraan. Kemudian peserta didik melihat dan mendengarkan guru melafadzkan hadits tentang persaudaraan dengan menggunkan gerakan tubuh yang sesuai dengan terjemahnya. (Auditori, Visual). Dalam tahap ini peserta didik sangat antusias mendengarkan dan menyimak gerakan guru. 2. Pelatihan Peserta didik melihat dan menirukan guru melafadzkan hadits tentang persaudaraan kembali perkata dengan menggunkan gerakan tubuh yang sesuai dengan terjemahnya. (Somatis, Auditory, Visual), pelafalan diulang beberapa kali sampai peserta didik hafal. Peserta didik melafadzkan hadits tentang sholat berjama ah beserta gerakannya secara individu dan bergantian dan peserta didik sangat senang mengikuti pembelajaran yang telah berlangsung. Kemudian guru membagi peserta didik menjadi 3 kelompok, peserta didik menyusun teks hadits tentang persaudaraan yang telah diacak dalam amplop pada lembar kerja yang diberikan oleh guru. (Intelektual). Didalam kegiatan ini menjadikan siswa tidak ramai dan bermain, akan tetapi peserta didik sibuk mengerjakan tufgas kelompok dengan mengingat lafadz hadits beserta terjemah dan gerakannya secara sempurna. 3. Penampilan Hasil Perwakilan 1 anak untuk menyampaikan hasil jawaban didepan kelas, siswa yang lain menanggapi hasil presentasi (melengkapi, mengkonfirmasi, dan menyangga). Kemudian guru memberi penguatan terhadap hasil jawaban peserta didik, sedangkan peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya tentang hasil diskusi yang belum mereka mengerti. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut: Jurnal 83

12 Siti Mariati - Amaliya Iranty Ningsih Tabel 1: Tabulasi Nilaian Hafalan Siswa Nilai Jumlah Siswa Ketuntasan Tuntas 93,3 2 Tuntas 86,7 1 Tuntas 80 1 Tuntas 73,3 2 Belum Tuntas 53,3 2 Belum Tuntas 46,7 1 Belum Tuntas Jumlah Seluruh Nilai 953,2 Jumlah siswa yang tuntas 7 Jumlah siswa yang belum tuntas 5 Rata-rata nilai siswa 79,4 Presentasi ketuntasan 58,3% Tabel 2: Tabulasi Nilai Sikap Siswa Nilai Jumlah Siswa Keterangan Tuntas 88,9 4 Tuntas 77,8 1 Tuntas 66,7 3 Belum Tuntas 55,6 1 Belum Tuntas 44,4 1 Belum Tuntas Jumlah Seluruh Nilai 933,5 Jumlah siswa yang tuntas 7 Jumlah siswa yang belum tuntas 5 Rata-rata nilai siswa 77,8 Presentasi ketuntasan 58,3% Tabel 3: Tabulasi Nilai Unjuk Kerja Kelompok Nilai Jumlah Siswa Keterangan Tuntas 88,9 4 Tuntas 55,6 4 Belum Tuntas Jumlah Seluruh Nilai 978 Jumlah siswa yang tuntas 4 Jumlah siswa yang belum tuntas 8 Rata-rata nilai siswa 81,5 Presentasi ketuntasan 66,7% 84 Jurnal

13 Pembelajaran PAI Melalui Model SAVI Tabel 4: Tabulasi Hasil Nilai Siswa pada Siklus I yang didapat dari Penjumlahan Nilai Hafalan, Sikap dan Unjuk Kerja Kelompok dibagi 3 Nilai Jumlah Siswa Ketuntasan Tuntas 92,6 1 Tuntas 90,3 2 Tuntas 86 1 Tuntas 76,3 1 Tuntas 72,6 1 Belum Tuntas 69,7 1 Belum Tuntas 69,4 1 Belum Tuntas 56,3 1 Belum Tuntas 51,1 1 Belum Tuntas Jumlah Seluruh Nilai 954,6 Jumlah siswa yang tuntas 7 Jumlah siswa yang belum tuntas 5 Rata-rata nilai siswa 79,55 Presentasi ketuntasan 58,3 % 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Tuntas Belum Tuntas Pra Siklus Siklus I Grafik 1: Perbandingan Presentase Ketuntasan Belajar Pra Siklus dan Siklus I Ketuntasan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah 50% siswa MI Darun Najah minimal mencapai nilai 75. Dari tabel dan grafik di atas di peroleh nilai rata-rata siswa 79,55 dan ketuntasan belajar siswa mencapai 58,3%. Hasil ini menunjukkan peningkatan yang sedikit lebih baik dari apa yang dialami guru mata pelajaran yang sebelumnya ketuntasan belajarnya masih mencapai 25%. Adanya peningkatan hasil belajar ini karena siswa lebih bersemangat untuk menghafal hadits melalui gerakan. Pada saat berkelompok untuk mengerjakan unjuk kerja siswa juga bersemangat mengerjakan karena sibuk mengingat-ingat hafalan hadits beserta terjemahannya serta isyarat gerakan dari hadits dan terjemahannya tersebut. Jurnal 85

14 Siti Mariati - Amaliya Iranty Ningsih Refleksi Dalam tahap ini akan dikaji apa yang terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan pembelajaran SAVI. Dari data-data yang diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut: (1) guru belum bisa mengelola waktu dengan baik karena membutuhkan waktu yang lama, melebihi alokasi waktu yang di sediakan. (2) model ini menuntut adanya guru yang sempurna dalam menyampaikan pembelajaran. (3) selama proses belajar mengajar semua pembelajaran sudah terlaksana dengan baik. Meskipun ada beberapa hal yang belum sempurna, tetapi prosentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar dari 25% menjadi 58,3% siswa yang tuntas. (4) berdasarkan hasil pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung siswa sangat aktif, tertarik dan bersemangat untuk menghafal serta tidak merasa membosankan hanya melihat buku, membaca dan menghafalnya seperti halnya yang di perintah guru dalam pembelajran sebelumnya. Perbedaannya dengan pembelajaran ini adalah siswa menghafal tanpa melihat dan membaca buku akan tetapi langsung menghafal lafadz beserta terjemahannya perkata/perlafadz melalui gerakan yang dibimbing guru. (5) siswa lebih termotivasi untuk belajar lebih baik. Revisi Adapun langkah perbaikan yang dilakukan pada siklus ini adalah peneliti telah menerapkan pembelajaran model SAVI melafadzkan dan menerjemahkan hadits tentang persaudaraan menggunakan gerakan tubuh dan bekerja kelompok sehingga peserta didik mampu menghafal hadits tentang persaudaraan beserta terjemahannya tapi lafadz/kata dan keseluruhannya dengan cepat, baik dan benar serta sempurna. Dilihat dari kativfitas siswa pada proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Maka tidak dibutuhkan revisi yang terlalu banyak, hanya saja kurang baik dalam mengelola waktu karena terlalu banyak membutuhkan waktu dan yang diperlukan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pembelajaran selanjutnya dapat tercapai dengan baik. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh peserta didik menunjukkan bahwa penerapan model SAVI berimplikasi positif dalam meningkatkan kemampuan menghafal siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin cepatnya menghafal hadits dengan mengingat gerakan yang telah dipraktekkan oleh guru dan siswa. Siswa lebih bersemangat untuk menghafal hadits melalui gerakan. Pada saat berkelompok untuk mengerjakan unjuk kerja siswa juga bersemangat mengerjakan karena sibuk mengingat-ingat hafalan hadits beserta terjemahannya serta isyarat gerakan dari hadits dan terjemahannya tersebut Terbukti dengan semakin nilai rata-rata siswa yang diperoleh 79,55 dan ketuntasan belajar siswa 58,3%. Hasil ini menunjukkan 86 Jurnal

15 Pembelajaran PAI Melalui Model SAVI peningkatan yang sedikit lebih baik dari apa yang dialami guru mata pelajaran yang sebelumnya ketuntasan belajarnya masih mencapai 25%.. Berdasarkan analisis data, diperoleh aktifitas siswa dalam proses pembelajaran SAVI dalam siklus ini mengalami peingkatan dari permasalahan sebelumnya. Hal ini berdampak positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam menghafal hadits. Dapat dilihat dari meningkatnya prosentase yang biasanya yang dicapai guru tersebut 25% namun pada pembelajaran ini mencapai 58,3%. Berdasarkan aktifitas data, diperoleh aktifitas siswa dalam proses pembelajaran menghafal hadits tentang persaudaraan menggunakan model SAVI yang yang paling dominan adalah pada saat siswa menghafal hadits melalui gerakan yang menjadikan semangat baru bagi anak untuk menghafal yang tidak membosankan, dan juga pada saat mereka mengerjakan lembar kegiatan menyusun hadits tentang persaudaraan dan terjemahannya siswa sangat antusias karena saling bersaing dan bekerja keras mencari jawaban dengan mengingat-ingat kemabali hadits tersebut beserta gerakannya. Sedangkan aktifitas guru selama pembelajaran berlangsung melaksanakan langkah-langkah pembelajaran menggunakan model SAVI dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul diantaranya aktifitas membimbing dalam menghafal melalui gerakan dengan penuh semangat dan nada yang tidak membosankan, mengamati siswa dalam pembelajaran tersebut melalui rubrik penilaian (penilaian sikap, hafalan, dan unjuk kerja), PENUTUP Kesimpulan Pembelajaran dengan menggunakan model SAVI memiliki dampak positif dalam meningkatkan aktifitas kemampuan menghafal hadits siswa MI Darun Najah yang ditandai pada saat pre test nilai rata-rata siswa 70,4 dan ketuntasan belajar siswa masih mencapai 25%. Sedangkan di siklus I rata-rata nilai siswa yang mencapai 79,55, sedangkan prosentase ketuntasan belajar siswa mencapai 58,3%. Jadi peningkatan secara klasikal dari pre test yang dilakukan oleh guru dan siklus pertama yang dilakukan oleh peneliti sebanyak 33,3%. Saran Model, strategi, metode untuk mengaktifkan siswa dikelas sekarang sudah banyak sekali, maka dari itu sebaiknya seorang guru harus kreatif untuk menggali dan mencari model-model pembelajaran yang kreatif dan innovatif sehingga mampu mengaktifkan siswa didalam kelas, pembelajaran menjadi menarik, bersemangat, siswa pun tidak,membosankan. Model SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Auditori) merupakan salah satu cara yang tepat dalam upaya meningkatkan kemampuan menghafal hadits siswa. Jurnal 87

16 Siti Mariati - Amaliya Iranty Ningsih Bagi bagi siswa-siswi MI Darun Najah, dengan pelaksanaan PTK ini, diharapkan kemampuan menghafal haditsnya dapat meningkat. sedangkan bagi peneliti perlu adanya penelitian tindakan lebih lanjut lagi, karena penelitian ini hanya dilakukan oleh peneliti selama 2 hari 1 hari untuk wawancara dan 1 hari lagi untk melakukan tindakan observasi dikelas. Sehingga didalamnya tentu masih ada beberapa kekurangan. Dan penelitian selanjutnya harus ada perbaiakn dan penempurnaan dari penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih maksimal lagi. DAFTAR PUSTAKA Ahmad Thahir, Ahmad Fikih Sunnah untuk Anak. Surakarta: Ziyad Visi Media. Desy anwar Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, cet. II. Surabaya: Amelia. Eni Purwati, dkk Penelitian Tindakan Kelas Paket 5. Surabaya: LAPIS PGMI. Khoirotul Idawati Teknik Menghafal Al-Quran Model File Komputer Metode Hanifida. Mahmud Yunus Kamus Arab-Indonesia, cet. II. Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wadzuhryah. Mudasir Ilmu Hadit. Bandung: Pustaka Setia. P. Joko Subagyo Metode Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Rusman Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Persada Rusman Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalme Gur. Jakarta: Rajawali Persada. Suharsimi Arikunto Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Suryani Hadits Tarbawi, Analisis Pedagogis Hadits-Hadits Nabi. Yogyakarta: Teras Suyadi Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya. Emzir Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers. 88 Jurnal

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an, karena Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam. Oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an, karena Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam. Oleh sebab BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu materi terpenting bagi umat Islam adalah belajar membaca Al-Qur an, karena Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam. Oleh sebab itu, belajar Al-Qur

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun ke lapangan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun ke lapangan BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada mata pelajaran Al-Qur an Hadits kelas III materi tentang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada mata pelajaran Al-Qur an Hadits kelas III materi tentang A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian kami lakukan di MI Darun Najah Kajeksan Tulangan Sidoarjo, pada mata pelajaran Al-Qur an Hadits kelas III materi tentang hadits sholat

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Membaca Surat-Surat Pendek melalui Strategi Partice-Rehearsal Pairs Pada Siswa Kelas III MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo

Peningkatan Keterampilan Membaca Surat-Surat Pendek melalui Strategi Partice-Rehearsal Pairs Pada Siswa Kelas III MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo Volume 07, Nomor 01, Juni 2016 Peningkatan Keterampilan Membaca Surat-Surat Pendek melalui Strategi Partice-Rehearsal Pairs Pada Siswa Kelas III MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo Abstrak: Latar belakang

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam rangka

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam rangka BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam rangka

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki 31 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS 35 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR), BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun ke lapangan

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun ke lapangan BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. terjun ke lapangan secara langsung pada saat guru dan peserta didik

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. terjun ke lapangan secara langsung pada saat guru dan peserta didik BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumusan bentuk-bentuk tingkah laku yang akan dimiliki peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. rumusan bentuk-bentuk tingkah laku yang akan dimiliki peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembelajaran al-qur an Hadits pada dasarnya merupakan rumusan bentuk-bentuk tingkah laku yang akan dimiliki peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. 21

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. 21 36 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. 20 PTK mempunyai karakteristik tersendiri

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27 39 BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. 1 Dan metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang sistematis dan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang sistematis dan BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan ilmiah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan ilmiah BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas atau yang lebih sering disebut dengan Penelitian

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan 40 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK) atau classroom action research, yang merupakan suatu upaya

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK) atau classroom action research, yang merupakan suatu upaya BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research, yang merupakan suatu upaya

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER Nur Waqi ah Guru SDN Tampungrejo Kec. Puri Kab. Mojokerto Email: nurwaqiah1961@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian adalah suatu cara yang dilakukan dalam penyelidikan suatu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian adalah suatu cara yang dilakukan dalam penyelidikan suatu BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang dilakukan dalam penyelidikan suatu masalah untuk mencari bukti dalam penelitian tersebut. Seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah suatu sistem, artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang berinterelasi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar. 35 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitihan Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan sumbangan nyata bagi

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. melakukan penelitian pembelajaran di kelas dalam rangka perbaikan mutu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. melakukan penelitian pembelajaran di kelas dalam rangka perbaikan mutu BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan- tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan- tindakan BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SDN 1 Ringinharjo Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Ringinharjo Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Dilihat dari segi geografisnya SDN 1 Ringinharjo

Lebih terperinci

Volume 07, Nomor 02, Desember 2016

Volume 07, Nomor 02, Desember 2016 Volume 07, Nomor 02, Desember 2016 Peningkatan Keterampilan Demonstrasi Materi Luqhata pada Mata Pelajaran Fiqih melalui Metode Modeling the Way Siswa Kelas VI-B MI At-Taqwa Kebonagung Sukodono Sidoarjo

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU Sakka, Yusuf Kendek dan Kamaluddin e-mail: sakha_rahma@yahoo.com Program Studi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

Volume 07, Nomor 01, Juni 2016

Volume 07, Nomor 01, Juni 2016 Volume 07, Nomor 01, Juni 2016 Peningkatan Keterampilan Membaca dalam Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan Menggunakan Strategi Information search bagi Siswa Kelas IV MI Mambaul Ulum Krian Sidoarjo

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. inggris disebut dengan istilah classroom action reseach. Dari nama tersebut

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. inggris disebut dengan istilah classroom action reseach. Dari nama tersebut 40 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. 32 Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kunandar menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kunandar menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru 20 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Kunandar menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Salatiga 01 yang terletak di Jln. Diponegoro 13 dan masuk di wilayah Kelurahan Salatiga Kecamatan Sidorejo

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. siklus terdiri atas empat langkah pokok yaitu : (1) Perencanaan (Planning),

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. siklus terdiri atas empat langkah pokok yaitu : (1) Perencanaan (Planning), 34 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan model Kurt Lewin dengan pendekatan kualitatif. Model Kurt Lewin itu dalam siklus terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu : keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu : keterampilan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu : keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut satu sama lain

Lebih terperinci

Rinendah Sihwinedar 16

Rinendah Sihwinedar 16 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, DAN INTELEKTUAL) PADA SISWA KELAS III SDN REJOAGUNG 01 SEMBORO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Rinendah Sihwinedar

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun kelapangan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun kelapangan BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas (PTK) sebenarnya diawali dari istilah action research atau penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas (PTK) sebenarnya diawali dari istilah action research atau penelitian BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Jenis Penelitian Munculnya istilah classroom action research atau penelitian tindakan kelas (PTK) sebenarnya diawali dari istilah action research atau penelitian tindakan.

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian tindakan BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. melakukan penelitian pembelajaran di kelas dalam rangka perbaikan mutu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. melakukan penelitian pembelajaran di kelas dalam rangka perbaikan mutu BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan untuk melakukan

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

Oleh Indah Fajrina

Oleh Indah Fajrina Pengaruh Model Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual) terhadap Kemampuan Bermain Drama pada Siswa Kelas XI MAN 1 Tanjung Pura Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Indah Fajrina 2102111011

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. Penelitian yang berjudul: Penerapan Strategi True Or False untuk

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. Penelitian yang berjudul: Penerapan Strategi True Or False untuk BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang berjudul: Penerapan Strategi True Or False untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Sumber Energi Panas Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 55 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Kunandar dalam bukunya Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jika akar permasalahan sudah diketahui, alternatif berikutnya adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jika akar permasalahan sudah diketahui, alternatif berikutnya adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tindakan yang mungkin dilakukan oleh guru terkait dengan permasalahan dalam proses pembelajaran adalah mencari akar permasalahan. Jika akar permasalahan sudah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING Jaka Nugraha & Choirul Nikmah Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya jaka.unesa@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. meningkatkan mutu pembelajaran di kelas 28. Dalam penelitian tindakan kelas,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. meningkatkan mutu pembelajaran di kelas 28. Dalam penelitian tindakan kelas, BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian memiliki makna dengan teknik penelitian, yakni merupakan cara peneliti untuk mendapatkan data yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Peningkatan Pemahaman Materi Sistem Peredaran Darah Manusia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Peningkatan Pemahaman Materi Sistem Peredaran Darah Manusia 75 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini dipaparkan hasil Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Peningkatan Pemahaman Materi Sistem Peredaran Darah Manusia Menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas. Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris Classroom Action

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas. Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris Classroom Action 51 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris Classroom

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana dalam proses pembimbingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana dalam proses pembimbingan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang mandiri, bertanggung

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA PENGGARIS RAPITUNG. Devi Afriyuni Yonanda Universitas Majalengka

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA PENGGARIS RAPITUNG. Devi Afriyuni Yonanda Universitas Majalengka PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA PENGGARIS RAPITUNG Devi Afriyuni Yonanda deviyonanda1990@gmail.com Universitas Majalengka Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan hasil peningkatan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan ini dilakukan untuk membenahi perbaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Tindakan Kelas Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dapat diartikan sebagai proses

Lebih terperinci

BAB III. Metode dan Rencana Penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini

BAB III. Metode dan Rencana Penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini 43 BAB III Metode dan Rencana Penelitian A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas, karena dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Reseacrh (CAR). Kunandar menjelaskan bahwa PTK adalah suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada hakikatnya merupakan kegiatan mendidik, mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada hakikatnya merupakan kegiatan mendidik, mengajar, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya merupakan kegiatan mendidik, mengajar, dan melatih yang ada dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 mencakup kegiatan bimbingan, mengajar,

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. metode penelitian tindakan kelas atau yang lebih sering disebut dengan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. metode penelitian tindakan kelas atau yang lebih sering disebut dengan BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas atau yang lebih sering disebut dengan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas atau yang lebih sering disebut dengan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN PADA HUKUM BACAAN MAD LAZIM MELALUI METODE DRILL. Siti Sofiyah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN PADA HUKUM BACAAN MAD LAZIM MELALUI METODE DRILL. Siti Sofiyah Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 3, Juli 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN PADA HUKUM BACAAN MAD LAZIM MELALUI METODE DRILL SD Negeri 02 Doro, Kabupaten

Lebih terperinci

Siti Solehah 35. Kata Kunci : Aktivitas Hasil Belajar, Sifat Wajib ALLAH, Strategi Pembelajaran Bernyanyi

Siti Solehah 35. Kata Kunci : Aktivitas Hasil Belajar, Sifat Wajib ALLAH, Strategi Pembelajaran Bernyanyi PENINGKATAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN SIFAT WAJIB ALLAH DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERNYANYI DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA KELAS 3 SDN SIDOMEKAR 08 JEMBER Siti Solehah 35 Abstrak

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dapat diartikan sebagai proses

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas (classroom action research). Berbagai definisi diketengahkan oleh pakar

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas (classroom action research). Berbagai definisi diketengahkan oleh pakar BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Berbagai definisi diketengahkan oleh pakar tentang

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas (PTK) dan istilah dalam bahasa inggris adalah Classroom Actions

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas (PTK) dan istilah dalam bahasa inggris adalah Classroom Actions BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK) dan istilah dalam bahasa inggris adalah Classroom

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM Tri Sari Wijayanti Guru IPA SMAN 7 Mataram E-mail:- ABSTRAK:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kajian Pembelajaran Langsung a. Pengertian Pembelajaran Langsung Menurut Arends (1997) model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. 1 Metode yang digunakan pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK) dengan tindakan berupa penggunaan metode Team Quiz, di mana metode tersebut

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK) dengan tindakan berupa penggunaan metode Team Quiz, di mana metode tersebut BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tindakan berupa penggunaan metode Team Quiz, di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau juga disebut dengan istilah Classroom Action Research. Penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru dapat menemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru dapat menemukan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang berjudul; Peningkatan hasil Belajar Matematika Materi Bilangan Romawi Dengan Menggunakan Metode Inquiry Kelas IV MI Al- Hidayah Margorejo

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN SAVI DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 4 GOLANTEPUS MEJOBO KUDUS TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Awal Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran Aqidah

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian ini menggabungkan penelitian kualitatif dan metode

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian ini menggabungkan penelitian kualitatif dan metode BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggabungkan penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif, metode kualitatif mendeskripsikan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan lingkungannya. Perubahan yang berarti bahwa. memimpin anak-anak membawa ke arah tujuan yang jelas.

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan lingkungannya. Perubahan yang berarti bahwa. memimpin anak-anak membawa ke arah tujuan yang jelas. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, dimana dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku dari individu,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.2014/2015 Martogi Bangun Sianturi Guru Mata Pelajaran Fisika SMA

Lebih terperinci

Setiana Solehah 1 dan Uyu Mu awwanah 2

Setiana Solehah 1 dan Uyu Mu awwanah 2 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENDENGARKAN PADA MATERI MENYAMPAIKAN KEMBALI ISI PENGUMUMAN YANG DIBACAKAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TERPADU TIPE TERSARANG (NESTED) Setiana Solehah 1 dan Uyu Mu awwanah

Lebih terperinci

Kata Kunci: Hasil Belajar, Al-Kausar, Mencari Pasangan. Utiatullaili Dinas Pendidikan Kota Pagar Alam Sumsel

Kata Kunci: Hasil Belajar, Al-Kausar, Mencari Pasangan. Utiatullaili Dinas Pendidikan Kota Pagar Alam Sumsel 189 JIP: Jurnal Ilmiah PGMI Volume 2, Nomor 2, Juli 2016 Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik dalam Menghafal Ayat-Ayat Pendek Al-Quran Surah Al-Kausar dengan Model Pembelajaran Mencari Pasangan di

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian classroom

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian classroom A. Metode Penelitian BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN Metode penelitian merupakan prosedur bagaimana penelitian dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian classroom action research atau

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan tindakan menggunakan model NHT, yang merupakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETRAMPILAN PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN METODE INQUIRI PADA SISWAKELAS II SD NEGERI DADIREJO 02 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN PATI

PENINGKATAN KETRAMPILAN PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN METODE INQUIRI PADA SISWAKELAS II SD NEGERI DADIREJO 02 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN PATI PENINGKATAN KETRAMPILAN PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN METODE INQUIRI PADA SISWAKELAS II SD NEGERI DADIREJO 02 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN PATI NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Berbagai definisi diketengahkan oleh pakar tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITAN. terdiri atas empat langkah pokok yaitu : (1) Perencanaan (Planning), (2)

BAB III PROSEDUR PENELITAN. terdiri atas empat langkah pokok yaitu : (1) Perencanaan (Planning), (2) 35 BAB III PROSEDUR PENELITAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan model Kurt Lewin dengan pendekatan kualitatif. Model Kurt Lewin itu dalam siklus terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Practice-Rehearsal Pairs, yang merupakan suatu inovasi yang akan diterapkan

BAB III METODE PENELITIAN. Practice-Rehearsal Pairs, yang merupakan suatu inovasi yang akan diterapkan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tindakan yang digunakan berupa pelaksanaan strategi Practice-Rehearsal

Lebih terperinci

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN SD Negeri 02 Wuluh

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA 12 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA Ponco Budi Raharjo Indri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS 51 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), menurut Isaac (1971) penelitian tindakan kelas ini didesain untuk memecahkan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Istilah penelitian tindakan kelas berasal dari kata action research

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Istilah penelitian tindakan kelas berasal dari kata action research BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk meneliti Kemampuan melakukan operasi hitung perkalian melalui media congklak materi tentang Operasi hitung Perkalian dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. istilah Inggrisnya Classroom Action Research (CAR). Nama CAR atau PTK

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. istilah Inggrisnya Classroom Action Research (CAR). Nama CAR atau PTK BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang istilah Inggrisnya Classroom Action Research (CAR). Nama CAR atau PTK sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan dari fakta dilapangan, siswa seringkali merasa cepat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan dari fakta dilapangan, siswa seringkali merasa cepat 20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan dari fakta dilapangan, siswa seringkali merasa cepat bosan ketika dihadapkan pada satu metode saja misalnya; metode ceramah. Hal tersebut biasanya akan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN PENDEKATAN SAVI SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 2 KEPOHBARU TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Endang Tri Bawani

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN PENDEKATAN SAVI SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 2 KEPOHBARU TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Endang Tri Bawani Abstrak: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN PENDEKATAN SAVI SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 2 KEPOHBARU TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Endang Tri Bawani Kemampuan menulis teks berita siswa kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Menurut Kunandar dalam bukunya Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun Hildayanti Anwar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS 46 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran

Lebih terperinci

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek 144 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 PEMANFAATAN SURAT KABAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SDN 1 TASIKMADU KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan masalah yang kompleks karena setiap individu yang belajar melibatkan aspek kepribadiannya, baik fisik maupun mental sehingga akan terjadi perubahan

Lebih terperinci

JEMBER TAHUN PELAJARAN

JEMBER TAHUN PELAJARAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MATERI MENGIDENTIFIKASIKAN CIRI- CIRI NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU BAGI

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. proses penelitian tersebut peneliti terjun lansung ke lapangan. sebagaimana

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. proses penelitian tersebut peneliti terjun lansung ke lapangan. sebagaimana 43 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Jenis Penelitian Tindakan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dalam proses penelitian tersebut peneliti terjun lansung ke lapangan. sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. kelas), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tindakan-tindakan tertentu

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. kelas), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tindakan-tindakan tertentu 31 BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menggunakan PTK (Penelitian Tindakan kelas), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tindakan-tindakan tertentu

Lebih terperinci