BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Clustering dalam Data Mining Konsep dasar data mining adalah menemukan informasi tersembunyi dalam sebuah basis data dan merupakan bagian dari Knowledge Discovery in Databased (KDD) untuk menemukan informasi dan pola yang berguna dalam data (Durham, 2003). Data mining mencari informasi baru, berharga dan berguna dalam sekumpulan data dengan melibatkan komputer dan manusia serta bersifat iteratif baik melalui proses yang otomatis ataupun manual. Secara umum sifat data mining adalah: a. Predictive: menghasilkan model berdasarkan sekumpulan data yang dapat digunakan untuk memperkirakan nilai data yang lain. Metode yang termasuk dalam prediktif data mining adalah: - Klasifikasi: pembagian data ke dalam beberapa kelompok yang telah ditentukan sebelumnya. - Regresi: memetakan data ke suatu prediction variable. - Time Series Analisys: pengamatan perubahan nilai atribut dari waktu ke waktu. b. Descriptive: mengidentifikasi pola atau hubungan dalam data untuk menghasilakn informasi baru. Metode yang termasuk dalam Descriptive Data Mining adalah: - Clustering: identifikasi kategori untuk mendeskripsikan data. - Association Rules: pemetaan data ke dalam subset dengan deskripsi sederhana. - Sequence Discovery: identifikasi pola sekuensial dalam data. Clustering membagi data menjadi kelompok-kelompok atau cluster berdasarkan suatu kemiripan atribut-atribut diantara data tersebut (Durham, 2003). Karakteristik tiap cluster tidak ditentukan sebelumnya, melainkan tercermin dari kemiripan data yang terkelompok di dalamnya. Oleh sebab itu hasil clustering seringkali perlu diinterprestasikan oleh pihak-pihak yang benar-benar mengerti

2 mengenai karakter domain data tersebut. Selain digunakan sebagai metode yang independen dalam data mining, clustering juga digunakan dalam pra-pemrosesan data sebelum data diolah dengan metode data mining yang lain untuk meingkatkan pamahaman terhadap domain data. Karakteristik terpenting dari hasil clustering yang baik adalah suatu instance data dalam suatu cluster lebih mirip dengan instance lain di dalam clustering tersebut daripada dengan instance di luar dari clustering itu. Ukuran kemiripan (similarity measure) tersebut bisa bermacam-macam dan mempengaruhi perhitungan dalam menentukan anggota suatu cluster. Jadi tipe data yang akan di-cluster (kuantitatif atau kualitatis) juga menentukan ukuran apa yang tepat digunakan dalam suatu algoritma. Selain kemiripan antar data dalam suatu cluster, clustering juga dapat dilakukan berdasarkan jarak antar data atau cluster yang satu dengan yang lain. Ukuran jarak (distance atau dissimilarity measure) yang merupakan kebalikan dari ukuran kemiripan ini juga banyak ragamnya dan penggunaaya juga tergantung pada tipe data yang akan di-cluster. Kedua ukuran ini bersifat simetris, dimana jika A dikatakan mirip dengan B maka dapat disimpulkan bahwa B mirip dengan A. Ada beberapa macam rumus perhitungan jarak antara cluster. Untuk tipe data numerik, sebuah data det X beranggotakan X 1 Є X, i = 1,..., n, tiap item direpresentasekan sebagai vektor X 1 = {X i1, X i2, X im } dengan m sebagai jumlah dimensi dari item. Rumus-rumus yang biasa digunakan sebagai ukuran jarak antara X i dan X j untuk data numerik ini antara lain: a. Euclidean Distance xx iiii xx iiii Ukuran ini sering digunakan dalam clustering karena sederhana. Ukuran ini memiliki masalah jika skala nilai atribut yang satu sangat besar dibandingkan nilai atribut laiya. Oleh sebab itu, nilai-nilai atribut sering dinormalisasi. b. City Block Distance atau Manhatta Distance xx iiii xx jjjj (1) (2)

3 Jika tiap item digambarkan sebagai sebuah titik dalam grid, ukuran jarak ini merupakan banyak sisi harus dilewati suatu titik untuk mencapai titik yang lain seperti halnya dalam sebuah peta jalan. c. Minkwoski Metric xx iiii xx iiii pp 1 pp Ukuran ini merupakan bentuk umum dari Euclidean Distance dan Manhatta Distance. Euclidean Distance adalah kasus dimana nilai p = 2 sedangkan Manhatta Distance merupakan bentuk Minkwoski dengan p = 1. Dengan demikian, lebih banyak nilai numerik yang dapat ditempatkan pada jarak terjauh di antara 2 vektor. Seperti pada Euclidean Distance dan juga Manhattan Distance, ukuran ini memiliki masalah jika salah satu atribut dalam vektor memiliki rentang yang lebih besar dibanding atribut-atribut laiya. d. Cosine Corelation (ukuran kemiripan dari model Euclidean n-dimensi) mm kk=1 xx iiii. xx jjjj mm xx 2 iiii 2 kk=0 xx jjjj Ukuran ini bagus digunakan pada data dengan tingkat kemiripan tinggi walaupun sering pula digunakan bersama pendekatan lain untuk membatasi dimensi dari permasalahan. Dalam mendefenisikan ukuran jarak antara cluster yang digunkan beberapa algoritma untuk menentukan cluster mana yang terdekat, perlu dijelaskan mengenai atribut-atribut yang menjadi referensi dari suatu cluster. Untuk suatu cluster Km berisi N item {X m1, X m2,..., X nm }: - Centroid: suatu besaran yang dihitung dari rata-rata nilai dari setiap item dari suatu cluster menurut rumus: CC mm = ii =1 xx mmmm (5) NN - Medoid: item yang letaknya paling tengah. Metode-metode untuk mencari jarak antara cluster: - Single Link: jarak terkecil antara suatu elemen dalam suatu cluster dengan elemen lain di cluster yang berbeda. (3) (4)

4 - Comple Link: jarak rata-rata antar satu elemen dalam suatu cluster dengan elemen lain di cluster yang berbeda. - Average: jarak rata-rata antar satu elemen dalam suatu cluster dengan elemen lain di cluster yang berbeda. - Centoid: jarak antara centroid dari tiap cluster dengan centoid cluster laiya. - Medoid: jarak antara medoid dari tiap cluster denga medoid cluster laiya. 2.2 Algoritma Clustering Secara umum pembagian algoritma clustering dapat digambarkan sebagai berikut: Clustering Hierarchical Partitional Clustering Large Data Agglomerative Divisive Gambar 2.1 Kategori Algoritma Clustering Hierarchical clustering menentukan sendiri jumlah cluster yang dihasilkan. Hasil dari metode ini adalah suatu struktur data berbentuk pohon yang disebut dendogram dimana data dikelompokkan secara bertingkat dari yang paling bawah dimana tiap intance data merupakan satu cluster sendiri, hingga tingkat paling atas dinamakan keseluruhan data membentuk satu cluster besar berisi cluster-cluster seperti gambar 2.2

5 1 2 3 A B C D E 4 Gambar 2.2 Dendogram Divisive hierarchical clustering mengelompokkan data dari kelompok yang terbesar hingga ke kelompok yang terkecil, yaitu masing-masing instance dari kelompok data tersebut. Sebaliknya, agglomerative hierarchical clustering mulai mengelompokkan data dari kelompok yang terkecil hingga kelompok yang terbesar. Beberapa algoritma yang menggunakan metode ini adalah: Robust Clustering Using Links (ROCK), Chameleon, Cobweb, Shared Nearest Neighbor (SNN). Partitional clustering yang mengelompokkan data ke dalam k cluster dimana k adalah banyaknya cluster dari input user. Kategori ini biasanya memerlukan pengetahuan yang cukup mendalam tentang data dan proses bisnis yang memanfaatkaya unuk mendapatkan kisaran nilai input yang sesuai. Beberapa algoritma yang masuk dalam kategori diantara lain : K-Means, Fuzzy C-Means, Clustering Large Aplications (CLARA), Expectation Maximation (EM), Bond Energy Algorithm (BEA), algoritma Genetika, Jaringan Saraf Tiruan. Clustering Large Data, dibutuhkan untuk melakukan clustering pada data yang volumenya sangat besar sehingga tidak cukup ditampung dalam memori komputer pada suatu waktu. Biasanya untuk mengatasi masalah besarnya volume data, dicari teknik-teknik untuk meminimalkan berapa kali algoritma harus membaca seluruh data. Beberapa algoritma yang masuk dalam kategori ini antara lain: Balance Iteratif Reducing and clustering using hierarchies (BIRCH), Density Based Spatial Clustering of Application With Noise (DCSCAN), Clustering Categorical Data Using Summaries (CACTUS).

6 2.3 Algoritma C-Means Pada proses clustering sacara klasik (misalnya pada Clustering K-Means), pembentukan partisi dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap obyek berada tepat pada satu partisi, karena sebenarnya obyek tersebut terletak di antara 2 atau lebih partisi yang lain. Pada logika algoritma, metode yang dapat digunkana untuk melakukan pengelompokan sejumlah data dikenal dengan nama algoritma clustering. Algoritma Clustering lebih alami jika dibandingkan dengan clustering secara klasik. Suatu algoritma clustering dikatakan sebagai algoritma clustering jika algoritma tersebut menggunakan parameter strategis adaptasi secara soct competitive. Sebagian besar algoritma clustering didasarkan atas optimasi fungsi obyektif atau modifikasi dari fungsi obyektif tersebut (Kusumadewi. S, Hartati. S. 2006). Salah satu teknik algoritma clustering adalah Algoritma C-Means. Algoritma C- Means adalah suatu teknik clustering data yang keberadaan tiap-tiap data dalam suatu cluster ditentukan oleh nilai/derajat keanggotaan tertentu. Teknik ini pertama kali diperkenalkan Jim Bezdek pada tahun 1981 (Kusumadewi. S, Hartati. S. 2006). Berbeda dengan teknik clustering secara klasik (dimana suatu obyek hanya akan menjadi anggota dari beberapa cluster. Batas-batas cluster dalam Algoritma C-Means adalah lunak (soft). Kosep dasar Algoritma C-Means, pertama kali adalah menentukan pusat cluster yang menandai lokasi rata-rata untuk tiap-tiap cluster. Pada kondisi awal, pusat cluster ini masih belum akurat. Tiap-tiap data memiliki derajat keanggotaan untuk tiap-tiap cluster. Dengan cara memperbaiki pusat cluster dan nilai keanggotaan tiap-tiap data secara berulang, maka akan terlihat bahwa pusat cluster akan bergerak menuju lokasi yang tepat. Perulangan ini didasarkan pada minimasi fungsi obyektif. Fungsi obyektif yang digunakan pada Algoritma C-Means adalah (Kusrini, 2006): JJ ww (UU, VV; XX) = (μμ iiii ) ww (dd iiii ) 2 dengan w Є [1, ], cc kk=1 (6) dd iiii = dd(xx kk vv ii ) = mm jj =1 xx kkkk vv iiii 1 2 (7)

7 x adalah data yang akan di clustering: xx 11 xx 1mm xx = (8) xx 1 xx dan v adalah matriks pusat cluster : vv 11 vv 1mm xx = (9) vv mm1 vv nilai J w terkecil adalah yang terbaik, sehingga: J w * (U *, V * ; X) = min J (U, V, X) (10) Jika d ik > 0,, k; w > 1 dan X setidaknya memiliki m elemen, maka (U,V) Є M fm x R mp dapat meminimasi J w hanya jika: μμ iiii = mm XX iiii VV kkkk 2 jj =1 dan VV kkkk = 1 ww 1 mm mm XX iiii VV kkkk 2 kk=1 jj =1 1 ww 1 ; 1 ii mm; 1 kk (11) (μμ iiii )ww XX iiii (μμ iiii ) ww ; 1 ii mm; 1 jj mm (12) Algoritma C-Means diberikan sebagai berikut (Kusumadewi, et al, 2006): 1. Menentukan data yang akan di clustering X, berupa matriks berukuran n x m (n = jumlah sampel data, m = atribut setiap data), X ij = data sampel ke-i (i = 1,2,..., n), atribut ke-j (j = 1,2,..., mm). 2. Menentukan: - Jumlah cluster = c - Pangkat = w - Maksimal interaksi = Maxlter - Error terkecil yang diharapkan = - Fungsi objektif awal = Po = 0 - Interasi awal = t = 1

8 3. Membangkitkan bilangan random µ ik i=1,2,3,..., n: k=1,2,3,.., c: sebagai elemenelemen matriks partisi awal U. Menghitung jumlah setiap kolom: cc QQ ii = μμ iiii kk Dengan j=1,2,..,n Menghitung: 4. Menghitung pusat cluster ke-k: V kj, dengan k=1,2,...c: dan j=1,2,...m VV kkkk = (μμ iiii )ww. XX iiii (μμ iiii ) ww 5. Menghitung fungsi objektif pada interasi ke-t: cc mm PP tt = XX iiii VV kkkk 2 (μμ iiii ) ww kk=1 jj =1 6. Menghitung perubahan matriks partisi: μμ iiii = mm XX iiii VV kkkk 2 jj =1 1 ww 1 cc mm XX iiii VV kkkk 2 kk=1 jj =1 1 ww 1 Dengan : i = 1,2,..., n: dan k = 1,2,,...,c 7. Memeriksa kondisi berhenti: - Jika: ( Pt Pt - 1 < ξ) atau (t > Max) maka berhenti - Jika tidak: t = t + 1, mengulang langkah ke-4 (13) (14) (15) (16) 2.4 Cluster Analysis (Variance) Digunakan untuk mengukur nilai hasil penyebaran data-data hasil clustering ada dua macam (Ridho Barakbah, 2009), yaitu: 1. Variance within cluster: Tipe varian ini mengacu pada jarak antar anggota pada cluster yang sama. 2. Variance between cluster : Tipe varian ini mengacu pada jarak antar cluster.

9 Ada dua ketentuan apabila menentukan cluster ideal menggunakan cara perbandiangan Variance within Cluster V w ) dan Variance between Cluster (V b ) yaitu sebagai berikut: a. Berdasarkan nilai minimum VV = VV WW VV BB (17) Keterangan: V = nilai variance Vw = nilai variance between cluster VB = nilai variance between cluster Cluster yang disebut ideal adalah cluster yang memiliki nilai variance yang paling kecil. b. Berdasarkan nilai maksimum VV = VV BB VV WW (18) Keterangan: V = nilai variance V w = nilai variance within cluster V B = nilai variance between cluster Cluster yang disebut ideal adalah cluster yang memiliki variance yang paling besar. Sebelum mencari nilai variance (V), perlu dicari nilai variance within cluster (V w ) dan nilai variance between cluster (V B ) (Ali, Modul ajar cluster analysis). a. Variance within Cluster (V w ) VV WW = 1 kk NN kk ( 2 ii 1). VV ii (19)

10 Keterangan: N = jumlah semua data k = jumlah cluster n i = jumlah data pada cluster ke-i V 2 i = variance pada cluster ke-i Sebelum menghitung variance within perlu menghitung nilai V 2 i. Keterangan: VV CC 2 = 1 CC CC 1 dd ii dd ii 2 (20) V 2 c = variance pada cluster c c = 1...k, dimana k = jumlah cluster n c = jumlah data pada cluster c d i = data ke-i pada suatu cluster d l = rata-rata dari data pada suatu cluster b. Variance between Cluster (V B ) VV BB = 1 kk 1 kk ii dd ll dd 2 (21) Keterangan: d = rata-rata dari d i 2.5 Riset-riset Terkait Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan beberapa riset terkait yang dijadikan yang membuat penelitian berjalan lancar. Adapun riset-riset terkait tersebut adalah:

11 Tabel 2.3 Riset Terkait No Judul Riset Nama Peneliti Dan Tahun Algoritma/ Metode yang digunakan Hasil Penelitian 1 Penentuan Bahar, 2011 Algoritma Penentun jurusan di jurusan sekolah C-Means Sekolah Menengah Atas menengah atas dengan algoritma fuzzy C-Means 2 Implementasi Algoritma Clustering ISMC dan FCM 3 Studi Tentang Metode C-Means Cluster dan Fuzzy C-Means Cluster Serta Aplikasinya Pada Kasus Pengelompokkan Desa/ Kelurahan Berdasarkan Status Ketertinggalan 4 Penggunaan dengan algoritma C- Means memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi dibanding dengan metode penentuan jurusan secara manual. Ri Handayani, et Algoritma Bahwa algoritma FSMC al ISMC dan lebih mampu FCM menghasilkan cluster yang homogen dibanding ISMC Sukim, 2011 C-Means Metode C-Means lebih halus dalam mempartisi cluster. Hal ini karena tiap objek dilengkapi dengan derajat keanggotaan ke pusat cluster yang terbentuk, tapi ruing time algoritma C-Means terhadap banyaknya cluster tidak linier Lailil C-Means dan Metode Fuzzy C-Means Indeks Validitas Muflikhah, 2011 K-Means lebih baik dari pada Pada Algoritma fuzzy K-Means Fuzzy C-Means dikarenakan adana

12 Clustering Untuk penyimpangan pada Pengklasteran pengklasteran dengan Dokumen metode K-Means. Agar supaya pengklasteran dokumen optimal, telah diaplikasikan indeks validitas. 5 Deteksi Kepala Dwi Puspita C-Means dan Segmentasi Janin Pada Handayani K-Means menggunakan metode Gambar USG Tjandrasa, 2011 FCM dengan Informasi Menggunakan spesial mampu Fuzzy C-Means mengurangi noise pada dengan Informasi gambar USG kepala Spesial dan janin dibanding dengan Iterative menggunakan metode K- Randomized Means Hough Transform (IRHT) 6 Implementasi Beni Ilham Single Kelebihan metode Metode Single Priyambodo, et Linkage manual yaitu Linkage Untuk al kekurangan Menentukan pembentukan cluster Kinerja Agent dibanding dengan Pada Call Center metode Single Linkage Berbasis Asterisk dilihat dari perhitungan For JAVA variance. 2.6 Perbedaan Dengan Riset Yang Lain Dalam penelitian ini menggunakan Algoritma C-Means dan Cluster Analysis (Variance) dengan berbagai data yang akan diolah dan juga menggunakan alat bantu berupa software Visual Basic sehingga dapat langsung diterapkan untuk penyelesaian masalah tingkat akurasi yang rendah.

13 2.7 Kontribusi Riset Dalam penelitian ini digunakan dua Algoritma C-Means dan Cluster Analysis (Variance) yang saling mengisi yang diharapkan dari penelitian ini dapat menentukan berapa sesungguhnya cluster yang ideal yang terbentuk dari range data yang akan di clustering.

PENENTUAN NILAI PANGKAT PADA ALGORITMA FUZZY C- MEANS

PENENTUAN NILAI PANGKAT PADA ALGORITMA FUZZY C- MEANS PENENTUAN NILAI PANGKAT PADA ALGORITMA FUZZY C- MEANS WULAN ANGGRAENI wulangussetiyo@gmail.com Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Indraprasta PGRI Abstract. The purpose of this study was to

Lebih terperinci

P PENENTUAN JURUSAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS. Oleh : BAHAR. Tesis diajukan sebagai salah satu syarat

P PENENTUAN JURUSAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS. Oleh : BAHAR. Tesis diajukan sebagai salah satu syarat PENENTUAN JURUSAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS Oleh : BAHAR P31.2008.00539 Tesis diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Komputer PROGRAM PASCA SARJANA

Lebih terperinci

PENENTUAN JURUSAN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DISESUAIKAN DENGAN MINAT SISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS

PENENTUAN JURUSAN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DISESUAIKAN DENGAN MINAT SISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS PENENTUAN JURUSAN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DISESUAIKAN DENGAN MINAT SISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS Altanova Reza¹, Abdul Syukur², M. Arief Soeleman³ 123 Pascasarjana Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode Clustering Clustering adalah metode penganalisaan data, yang sering dimasukkan sebagai salah satu metode Data Mining, yang tujuannya adalah untuk mengelompokkan data

Lebih terperinci

DATA MINING DAN WAREHOUSE A N D R I

DATA MINING DAN WAREHOUSE A N D R I DATA MINING DAN WAREHOUSE A N D R I CLUSTERING Secara umum cluster didefinisikan sebagai sejumlah objek yang mirip yang dikelompokan secara bersama, Namun definisi dari cluster bisa beragam tergantung

Lebih terperinci

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS Budi Susanto ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS Text dan Web Mining - FTI UKDW - BUDI SUSANTO 1 Tujuan Memahami konsep analisis clustering Memahami tipe-tipe data dalam clustering Memahami beberapa algoritma

Lebih terperinci

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS DI UNIVERSITAS MEGOW PAK TULANG BAWANG

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS DI UNIVERSITAS MEGOW PAK TULANG BAWANG Page 158 Jurnal TIM Darmajaya Vol. 01 No. 02 Oktober 2015 PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS DI UNIVERSITAS MEGOW PAK TULANG BAWANG Muhardi 1 Nisar 2 1 Universitas Megow Pak 2 MTI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sebuah aplikasi berupa Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) mulai dikembangkan pada tahun 1970. Decision Support Sistem (DSS) dengan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010 PERBANDINGAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR (KNN) dan METODE NEAREST CLUSTER CLASSIFIER (NCC) DALAM PENGKLASIFIKASIAN KUALITAS BATIK TULIS Nesi Syafitri 1 ABSTRACT Various problem that are related to classification

Lebih terperinci

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS Text dan Web Mining - FTI UKDW - BUDI SUSANTO 1 ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS Budi Susanto (versi 1.3) Text dan Web Mining - FTI UKDW - BUDI SUSANTO 2 Tujuan Memahami konsep analisis clustering Memahami

Lebih terperinci

CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN

CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN Fitri Wulandari, Rinto Setiawan Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Lebih terperinci

LABORATORIUM DATA MINING JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA. Modul II CLUSTERING

LABORATORIUM DATA MINING JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA. Modul II CLUSTERING LABORATORIUM DATA MINING JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Modul II CLUSTERING TUJUA PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mempunyai pengetahuan dan kemampuan dasar dalam

Lebih terperinci

Penerapan Metode Fuzzy C-Means dengan Model Fuzzy RFM (Studi Kasus : Clustering Pelanggan Potensial Online Shop)

Penerapan Metode Fuzzy C-Means dengan Model Fuzzy RFM (Studi Kasus : Clustering Pelanggan Potensial Online Shop) 157 Penerapan Metode Fuzzy C-Means dengan Model Fuzzy RFM (Studi Kasus : Clustering Pelanggan Potensial Online Shop) Elly Muningsih AMIK BSI Yogyakarta E-Mail : elly.emh@bsi.ac.id Abstrak Berkembangnya

Lebih terperinci

Klasifikasi Risiko Bahaya Kehamilan dengan Metode Fuzzy C-Means

Klasifikasi Risiko Bahaya Kehamilan dengan Metode Fuzzy C-Means Klasifikasi Risiko Bahaya Kehamilan dengan Metode Fuzzy C-Means Yunita Permatasari Jurusan Informatika, Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami 36 A Kentingan Surakarta 57126 permatasari.yunita@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Data Mining BAB 2 - LANDASAN TEORI. Aplikasi dan analisis..., Andina Budiarti, FASILKOM UI, 2006

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Data Mining BAB 2 - LANDASAN TEORI. Aplikasi dan analisis..., Andina Budiarti, FASILKOM UI, 2006 BAB 2 LANDASAN TEORI Data mining sebagai salah satu proses eksplorasi dan analisis data memiliki banyak metode dengan kegunaannya masing-masing. Clustering dan association rules merupakan dua di antara

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul Vol. 1 No. 2 Desember 2015, Samarinda, Indonesia ISBN :

Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul Vol. 1 No. 2 Desember 2015, Samarinda, Indonesia ISBN : Clustering Data Status Tugas Belajar Dan Ijin Belajar Menggunakan Metode Fuzzy C-Means (Studi Kasus : Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur) Fevin Triyas Rantika 1, Indah Fitri Astuti, M.Cs

Lebih terperinci

Implementasi Fuzzy C-Means untuk Clustering Data dalam Sistem Informasi Promosi (Studi Kasus : UKSW)

Implementasi Fuzzy C-Means untuk Clustering Data dalam Sistem Informasi Promosi (Studi Kasus : UKSW) Implementasi Fuzzy C-Means untuk Clustering Data dalam Sistem Informasi Promosi (Studi Kasus : UKSW) Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penambangan Data (Data Mining) Penambangan data (Data Mining) adalah serangkaian proses untuk menggali nilai tambah dari sekumpulan data berupa pengetahuan yang selama ini

Lebih terperinci

CLUSTERING LULUSAN MAHASISWA MATEMATIKA FMIPA UNTAN PONTIANAK MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS

CLUSTERING LULUSAN MAHASISWA MATEMATIKA FMIPA UNTAN PONTIANAK MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS Buletin Ilmiah Mat. Stat. Dan Terapannya (Bimaster) Volume 02, No.1(2013), hal. 21-26 CLUSTERING LULUSAN MAHASISWA MATEMATIKA FMIPA UNTAN PONTIANAK MENGGUNAKAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS Cary Lineker Simbolon,

Lebih terperinci

Clustering. Virginia Postrel

Clustering. Virginia Postrel 8 Clustering Most of us cluster somewhere in the middle of most statistical distributions. But there are lots of bell curves, and pretty much everyone is on a tail of at least one of them. We may collect

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Algoritma Fuzzy C-Means dan K-Means

Analisis Perbandingan Algoritma Fuzzy C-Means dan K-Means Analisis Perbandingan Algoritma Fuzzy C-Means dan K-Means Yohannes Teknik Informatika STMIK GI MDD Palembang, Indonesia Abstrak Klasterisasi merupakan teknik pengelompokkan data berdasarkan kemiripan data.

Lebih terperinci

Tipe Clustering. Partitional Clustering. Hirerarchical Clustering

Tipe Clustering. Partitional Clustering. Hirerarchical Clustering Analisis Cluster Analisis Cluster Analisis cluster adalah pengorganisasian kumpulan pola ke dalam cluster (kelompok-kelompok) berdasar atas kesamaannya. Pola-pola dalam suatu cluster akan memiliki kesamaan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DETEKSI OUTLIER PADA ALGORITMA HIERARCHICAL CLUSTERING

IMPLEMENTASI DETEKSI OUTLIER PADA ALGORITMA HIERARCHICAL CLUSTERING IMPLEMENTASI DETEKSI OUTLIER PADA ALGORITMA HIERARCHICAL CLUSTERING Yoga Bhagawad Gita 1, Ahmad Saikhu 2 1,2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan untuk menunjang dalam proses pembuatan tugas akhir ini.

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan untuk menunjang dalam proses pembuatan tugas akhir ini. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan untuk menunjang dalam proses pembuatan tugas akhir ini. 2.1 CLUSTERING Clustering adalah proses pengelompokkan suatu

Lebih terperinci

KLASIFIKASI SISWA KELAS UNGGULAN MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS

KLASIFIKASI SISWA KELAS UNGGULAN MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS KLASIFIKASI SISWA KELAS UNGGULAN MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS Nunik Mariastuti Wijilestari, Moch. Hariadi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 60

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Mining Faktor penentu bagi usaha atau bisnis apapun pada masa sekarang ini adalah kemampuan untuk menggunakan informasi seefektif mungkin. Penggunaan data secara tepat karena

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Data Mining Data Mining adalah proses pencarian pengetahuan dari suatu data berukuran besar melalui metode statistik, machine learning, dan artificial algorithm. Hal yang paling

Lebih terperinci

Pengenalan Pola. Klasterisasi Data

Pengenalan Pola. Klasterisasi Data Pengenalan Pola Klasterisasi Data PTIIK - 2014 Course Contents 1 Konsep Dasar 2 Tahapan Proses Klasterisasi 3 Ukuran Kemiripan Data 4 Algoritma Klasterisasi Konsep Dasar Klusterisasi Data, atau Data Clustering

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penerapan algoritma hierarchical clustering dan k-means untuk pengelompokan desa tertinggal.

Lebih terperinci

KLASIFIKASI USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) SEKTOR INDUSTRI DENGAN METODE FUZZY C-MEANS CLUSTERING WILAYAH KOTA CILEGON

KLASIFIKASI USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) SEKTOR INDUSTRI DENGAN METODE FUZZY C-MEANS CLUSTERING WILAYAH KOTA CILEGON Seminar Nasional IENACO 213 ISSN: 2337-39 KLASIFIKASI USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) SEKTOR INDUSTRI DENGAN METODE FUZZY C-MEANS CLUSTERING WILAYAH KOTA CILEGON Ratna Ekawati 1),Nurul Yulis 2) 1) Jurusan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS (FCM) PADA PENENTUAN LOKASI PENDIRIAN LOKET PEMBAYARAN AIR PDAM SALATIGA

PENERAPAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS (FCM) PADA PENENTUAN LOKASI PENDIRIAN LOKET PEMBAYARAN AIR PDAM SALATIGA PENERAPAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS (FCM) PADA PENENTUAN LOKASI PENDIRIAN LOKET PEMBAYARAN AIR PDAM SALATIGA Trevi Meri Andriyani 1, Lilik Linawati 2, Adi Setiawan 3 1 Mahasiswa Program Studi Matematika

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Non-Hirarki Cluster (K-Means Cluster) 4.1.1 Print Output dan Analisa Output A. Initial Cluster Center Initial Cluster Centers Cluster 1 2 Kenyamanan 2 5 Kebersihan 3 5 Luas_Parkir

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PENGKLASTERAN UNTUK MENENTUKAN BIDANG TUGAS AKHIR MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA PENS BERDASARKAN NILAI

PENGGUNAAN METODE PENGKLASTERAN UNTUK MENENTUKAN BIDANG TUGAS AKHIR MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA PENS BERDASARKAN NILAI PENGGUNAAN PENGKLASTERAN UNTUK MENENTUKAN BIDANG TUGAS AKHIR MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA PENS BERDASARKAN NILAI Entin Martiana S.Kom,M.Kom, Nur Rosyid Mubtada i S. Kom, Edi Purnomo Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

METODE CLUSTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS. Oleh : Nengah Widya Utami

METODE CLUSTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS. Oleh : Nengah Widya Utami METODE CLUSTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS Oleh : Nengah Widya Utami 1629101002 PROGRAM STUDI S2 ILMU KOMPUTER PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2017 1. Definisi Clustering

Lebih terperinci

DATA MINING CLUSTERING DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS UNTUK PENGELOMPOKAN JADWAL KEBERANGKATAN DI TRAVEL PT. XYZ TASIKMALAYA

DATA MINING CLUSTERING DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS UNTUK PENGELOMPOKAN JADWAL KEBERANGKATAN DI TRAVEL PT. XYZ TASIKMALAYA DATA MINING CLUSTERING DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS UNTUK PENGELOMPOKAN JADWAL KEBERANGKATAN DI TRAVEL PT. XYZ TASIKMALAYA Aseptian Nugraha, Acep Irham Gufroni, Rohmat Gunawan Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis pada jaman sekarang, para pelaku bisnis senantiasa selalu berusaha mengembangkan cara-cara untuk dapat mengembangkan usaha mereka dan memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mobilitas adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dalam gaya hidup masyarakat sekarang ini. Serangkaian aktifitas menuntut seseorang untuk berada di suatu tempat bahkan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS (FCM) PADA PENENTUAN LOKASI PENDIRIAN LOKET PEMBAYARAN AIR PDAM SALATIGA

PENERAPAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS (FCM) PADA PENENTUAN LOKASI PENDIRIAN LOKET PEMBAYARAN AIR PDAM SALATIGA PENERAPAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS (FCM) PADA PENENTUAN LOKASI PENDIRIAN LOKET PEMBAYARAN AIR PDAM SALATIGA Trevi Meri Andriyani 1, Lilik Linawati 2, Adi Setiawan 1 Mahasiswa Program Studi Matematika FSM

Lebih terperinci

Kata kunci: Cluster, Knowledge Discovery in Database, Algoritma K-Means,

Kata kunci: Cluster, Knowledge Discovery in Database, Algoritma K-Means, K- Pembentukan cluster dalam Knowledge Discovery in Database dengan Algoritma K-Means Oleh: Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY,email: andayani@uny.ac.id Abstrak Pembentukan cluster merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisis cluster merupakan salah satu alat yang penting dalam pengolahan data statistik untuk melakukan analisis data. Analisis cluster merupakan seperangkat metodologi

Lebih terperinci

Data Mining dengan Algoritma Fuzzy C-Means Clustering Dalam Kasus Penjualan di PT Sepatu Bata

Data Mining dengan Algoritma Fuzzy C-Means Clustering Dalam Kasus Penjualan di PT Sepatu Bata Data Mining dengan Algoritma Fuzzy C-Means Clustering Dalam Kasus Penjualan di PT Sepatu Bata Cakra Ramadhana 1, Yohana Dewi Lulu W 2, Kartina Diah K. W. 3 1,2 Program Studi Sistem Informasi, Politeknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Traveling Salesmen Problem (TSP) Travelling Salesman Problem (TSP) merupakan sebuah permasalahan optimasi yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan seperti routing. Masalah

Lebih terperinci

Break Even Point Estimation Using Fuzzy Cluster(FCM)

Break Even Point Estimation Using Fuzzy Cluster(FCM) Break Even Point Estimation Using Fuzzy Cluster(FCM) Stefant Cristian, Kartina Diah Kusuma W, S.T., Dadang Syarif SS, S.Si, M.Sc. Politeknik Caltex Riau Jl. Umban Sari No. 1, Phone: 0761-53939, Fax: 0761-554224

Lebih terperinci

BAB 2 PENELITIAN TERKAIT DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 PENELITIAN TERKAIT DAN LANDASAN TEORI BAB 2 PENELITIAN TERKAIT DAN LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terkait Ada beberapa penelitian terkait dengan penggunaan Data Mining metode cluster dengan menggunakan Algoritma Fuzzy C-Means untuk dapat mengelompokkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Clustering adalah proses di dalam mencari dan mengelompokkan data yang memiliki kemiripan karakteristik (similarity) antara satu data dengan data yang lain. Clustering

Lebih terperinci

PENGKLASIFIKASIAN LULUSAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO BERDASARKAN NILAI IPK DENGAN METODE FUZZY CLUSTERING. M. Rodhi Faiz

PENGKLASIFIKASIAN LULUSAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO BERDASARKAN NILAI IPK DENGAN METODE FUZZY CLUSTERING. M. Rodhi Faiz Rodhi Faiz, Pengklasifikasian Lulusan Jurusan Teknik Elektro Berdasarkan Nilai Ipk Dengan Metode Fuzzy Clustering PENGKLASIFIKASIAN LULUSAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO BERDASARKAN NILAI IPK DENGAN METODE FUZZY

Lebih terperinci

Melihat Pengaruh Cuaca Terhadap Penyakit Demam Berdarah Di Banjarbaru menggunakan Fuzzy C-Means

Melihat Pengaruh Cuaca Terhadap Penyakit Demam Berdarah Di Banjarbaru menggunakan Fuzzy C-Means Melihat Pengaruh Cuaca Terhadap Penyakit Demam Berdarah Di Banjarbaru menggunakan Fuzzy C-Means Muhammad Halim 1, Andi Farmadi 2, H. Irwan Budiman 3 1,2,3 Prodi Ilmu Komputer FMIPA UNLAM Jl. A. Yani Km

Lebih terperinci

PENGKLASIFIKASIAN MAHASISWA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO YANG MENGIKUTI MATA KULIAH RANGKAIAN LISTRIK DENGAN METODE FUZZY CLUSTERING. M.

PENGKLASIFIKASIAN MAHASISWA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO YANG MENGIKUTI MATA KULIAH RANGKAIAN LISTRIK DENGAN METODE FUZZY CLUSTERING. M. Rodhi Faiz, Pengklasifikasian Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Yang Mengikuti Mata Kuliah Rangkaian Listrik Dengan Metode Fuzzy Clustering PENGKLASIFIKASIAN MAHASISWA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO YANG MENGIKUTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, konsep data mining semakin dikenal sebagai tools penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, konsep data mining semakin dikenal sebagai tools penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat ini, konsep data mining semakin dikenal sebagai tools penting dalam manajemen informasi karena jumlah informasi yang semakin besar jumlahnya. Data mining sendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Penelitian mengenai segmentasi pasar pada sebuah perusahaan telah banyak digunakan dengan tujuan untuk mengetahui strategi pasar yang baik dan dapat menguntungkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan analisa datadan algoritma Fuzzy C-Means untuk mangetahui pola perilaku konsumen. 2.1. Pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data menjadi sesuatu yang sangat berharga saat ini. Tidak hanya badan pemerintah saja, perusahaan-perusahaan saat ini pun sangat membutuhkan informasi dari data yang

Lebih terperinci

MODEL DATA MINING CAPAIAN PEMBELAJARAN. N. Tri Suswanto Saptadi. Definisi Kategori Model Naïve Bayesian k-nearest Neighbor Clustering 12/4/2015

MODEL DATA MINING CAPAIAN PEMBELAJARAN. N. Tri Suswanto Saptadi. Definisi Kategori Model Naïve Bayesian k-nearest Neighbor Clustering 12/4/2015 1 MODEL DATA MINING N. Tri Suswanto Saptadi CAPAIAN PEMBELAJARAN Definisi Kategori Model Naïve Bayesian k-nearest Neighbor Clustering 1 3 Definisi Mining : proses atau usaha untuk mendapatkan sedikit barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Knowledge Discovery in Database (KDD) dan Data Mining Banyak orang menggunakan istilah data mining dan knowledge discovery in databases (KDD) secara bergantian untuk menjelaskan

Lebih terperinci

Analisis Cluster, Analisis Diskriminan & Analisis Komponen Utama. Analisis Cluster

Analisis Cluster, Analisis Diskriminan & Analisis Komponen Utama. Analisis Cluster Analisis Cluster Analisis Cluster adalah suatu analisis statistik yang bertujuan memisahkan kasus/obyek ke dalam beberapa kelompok yang mempunyai sifat berbeda antar kelompok yang satu dengan yang lain.

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) utama indonesia memiliki beraneka ragam jenis wisata yang menarik wisatawan domestik dan wisatawan asing. Banyaknya

Lebih terperinci

Proses mengelompokkan suatu set objek ke dalam kelompok-kelompok objek yang sejenis. Bentuk yang paling umum digunakan adalah unsupervised learning

Proses mengelompokkan suatu set objek ke dalam kelompok-kelompok objek yang sejenis. Bentuk yang paling umum digunakan adalah unsupervised learning CLUSTERING DEFINISI Clustering : Proses mengelompokkan suatu set objek ke dalam kelompok-kelompok objek yang sejenis Bentuk yang paling umum digunakan adalah unsupervised learning # Unsupervised learning

Lebih terperinci

Penerapan Fuzzy C-Means untuk Deteksi Dini Kemampuan Penalaran Matematis

Penerapan Fuzzy C-Means untuk Deteksi Dini Kemampuan Penalaran Matematis Scientific Journal of Informatics Vol., No., November 015 p-issn 407-7658 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sji e-issn 460-0040 Penerapan Fuzzy C-Means untuk Deteksi Dini Kemampuan Penalaran Matematis

Lebih terperinci

Break Even Point Estimation Using Fuzzy Cluster(FCM)

Break Even Point Estimation Using Fuzzy Cluster(FCM) SNTIKI III 2011 ISSN : 2085-9902 1 Break Even Point Estimation Using Fuzzy Cluster(FCM) Stefant Cristian, Kartina Diah Kusuma W, S.T., Dadang Syarif SS, S.Si, M.Sc. Politeknik Caltex Riau Jl. Umban Sari

Lebih terperinci

Pengelompokan Data Guru Untuk Pemilihan Calon Pengawas Satuan Pendidikan Menggunakan Metode Fuzzy C-Means dan Kohonen Self Organizing Maps

Pengelompokan Data Guru Untuk Pemilihan Calon Pengawas Satuan Pendidikan Menggunakan Metode Fuzzy C-Means dan Kohonen Self Organizing Maps Pengelompokan Data Guru Untuk Pemilihan Calon Pengawas Satuan Pendidikan Menggunakan Metode Fuzzy C-Means dan Kohonen Self Organizing Maps Muslem 1, Eko Mulyanto Yuniarno 2, I Ketut Eddy Purnama 3 Magister

Lebih terperinci

Cluster Analysis. Hery Tri Sutanto. Jurusan Matematika MIPA UNESA. Abstrak

Cluster Analysis. Hery Tri Sutanto. Jurusan Matematika MIPA UNESA. Abstrak S-17 Cluster Analysis Hery Tri Sutanto Jurusan Matematika MIPA UNESA Abstrak Dalam analisis cluster mempelajari hubungan interdependensi antara seluruh set variabel perlu diteliti. Tujuan utama analisis

Lebih terperinci

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM)

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM) SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM) Jani Kusanti Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik Elektro dan Informatika Universitas Surakarta (UNSA),

Lebih terperinci

MENENTUKAN NILAI AKHIR KULIAH DENGAN FUZZY C-MEANS

MENENTUKAN NILAI AKHIR KULIAH DENGAN FUZZY C-MEANS MENENTUKAN NILAI AKHIR KULIAH DENGAN FUZZY C-MEANS Arwan Ahmad Khoiruddin, S.Kom. Staf Pengajar Jurusan Tekn Informata, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia arwan@fti.uii.ac.id ABSTRACT

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN MINAT BACA MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE K-MEANS

PENGELOMPOKAN MINAT BACA MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE K-MEANS Jurnal Ilmiah ILKOM Volume 8 mor (Agustus 16) ISSN: 87-1716 PENGELOMPOKAN MINAT BACA MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE K-MEANS Widya Safira Azis 1 dan Dedy Atmajaya 1 safiraazis18@gmail.com dan dedy.atmajaya@umi.ac.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang terdiri dari komponen-komponen atau sub sistem yang berorientasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. yang terdiri dari komponen-komponen atau sub sistem yang berorientasi untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Gondodiyoto (2007), sistem adalah merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen atau sub sistem yang berorientasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Pada penelitian yang dilakukan oleh (Chen, Sain, & Guo, 2012) berfokus untuk mengetahui pola penjualan, pelanggan mana yang paling berharga, pelanggan mana yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. linier, varian dan simpangan baku, standarisasi data, koefisien korelasi, matriks

BAB II KAJIAN TEORI. linier, varian dan simpangan baku, standarisasi data, koefisien korelasi, matriks BAB II KAJIAN TEORI Pada bab II akan dibahas tentang materi-materi dasar yang digunakan untuk mendukung pembahasan pada bab selanjutnya, yaitu matriks, kombinasi linier, varian dan simpangan baku, standarisasi

Lebih terperinci

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS VISUALISASI DATA MULTIDIMENSI MENGGUNAKAN METODE FUZZY C-MEANS

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS VISUALISASI DATA MULTIDIMENSI MENGGUNAKAN METODE FUZZY C-MEANS SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS VISUALISASI DATA MULTIDIMENSI MENGGUNAKAN METODE FUZZY C-MEANS Amin Wahyono 1, Mauridhi Hery Purnomo 2, dan Surya Sumpeno 3 Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.6. Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan atau neural network merupakan suatu sistem informasi yang mempunyai cara kerja dan karakteristik menyerupai jaringan syaraf pada

Lebih terperinci

Pemanfaatan Algoritma FCM Dalam Pengelompokan Kinerja Akademik Mahasiswa

Pemanfaatan Algoritma FCM Dalam Pengelompokan Kinerja Akademik Mahasiswa Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Pemanfaatan Algoritma FCM Dalam Pengelompokan Kinerja Akademik Mahasiswa Aidina Ristyawan 1), Kusrini 2), Andi Sunyoto

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Fuzzy Clustering Untuk Penentuan Jurusan Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK Negeri 1 Rambah )

Penerapan Algoritma Fuzzy Clustering Untuk Penentuan Jurusan Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK Negeri 1 Rambah ) Riau Journal Of Computer Science Vol.1/No.1/2015 : 84-91 84 Penerapan Algoritma Fuzzy Clustering Untuk Penentuan Jurusan Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK Negeri 1 Rambah ) Basorudin Program Studi Teknik

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA SISWA BARU SEKOLAHMENENGAH KEJURUAN UNTUK CLUSTERING JURUSAN

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA SISWA BARU SEKOLAHMENENGAH KEJURUAN UNTUK CLUSTERING JURUSAN PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA SISWA BARU SEKOLAHMENENGAH KEJURUAN UNTUK CLUSTERING JURUSAN Fauziah Nur1, Prof. M. Zarlis2, Dr. Benny Benyamin Nasution3 Program Studi Magister Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Latar Belakang PENDHULUN Listrik merupakan sumber daya yang sangat dibutuhkan saat ini. Penggunaan listrik setiap tahun, bahkan setiap bulan terus meningkat. Hal ini dibuktikan dengan selalu bertambahnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Customer Relationship Management (CRM) CRM adalah perpaduan antara teori, metode, teknik, kompetensi dan software enterprise untuk mengembangkan jangka panjang perusahaan dengan

Lebih terperinci

KOMBINASI ALGORITMA AGGLOMERATIVE CLUSTERING DAN K-MEANS UNTUK SEGMENTASI PENGUNJUNG WEBSITE

KOMBINASI ALGORITMA AGGLOMERATIVE CLUSTERING DAN K-MEANS UNTUK SEGMENTASI PENGUNJUNG WEBSITE KOMBINASI ALGORITMA AGGLOMERATIVE CLUSTERING DAN K-MEANS UNTUK SEGMENTASI PENGUNJUNG WEBSITE Yudha Agung Wirawan, Dra.Indwiarti,M.Si, Yuliant Sibaroni,S.SI., M,T Program Studi Ilmu Komputasi Fakultas Informatika

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA ALGORITMA K-MEANS DENGAN FUNGSI KERNEL POLYNOMIAL UNTUK KLASTERISASI OBJEK DATA

PENINGKATAN KINERJA ALGORITMA K-MEANS DENGAN FUNGSI KERNEL POLYNOMIAL UNTUK KLASTERISASI OBJEK DATA PENINGKATAN KINERJA ALGORITMA K-MEANS DENGAN FUNGSI KERNEL POLYNOMIAL UNTUK KLASTERISASI OBJEK DATA Heri Awalul Ilhamsah Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo Madura Kampus Universitas Trunojoyo

Lebih terperinci

dengan Algoritma K Means

dengan Algoritma K Means K Pembentukan cluster dalam Knowledge Discovery in Database dengan Algoritma K Means Oleh: Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY,email: andayani@uny.ac.id Abstrak Pembentukan cluster merupakan

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS DENGAN BERBAGAI RUANG WARNA

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS DENGAN BERBAGAI RUANG WARNA SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS DENGAN BERBAGAI RUANG WARNA Kamil Malik Jurusan Teknik Informatika STT Nurul Jadid Paiton nomor1001@gmail.com Andi Hutami Endang Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sistem Rekomendasi Sistem rekomendasi adalah alat dan teknik perangkat lunak yang bisa memberikan saransaran untuk item yang sekiranya bermanfaat bagi pengguna (Ricci, et al.,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CLUSTERING UNTUK MEMETAKAN POTENSI TANAMAN KEDELAI DI JAWA TENGAH DENGAN ALGORITMA FUZZY C- MEANS

PENERAPAN METODE CLUSTERING UNTUK MEMETAKAN POTENSI TANAMAN KEDELAI DI JAWA TENGAH DENGAN ALGORITMA FUZZY C- MEANS 1 PENERAPAN METODE CLUSTERING UNTUK MEMETAKAN POTENSI TANAMAN KEDELAI DI JAWA TENGAH DENGAN ALGORITMA FUZZY C- MEANS Indra Setiawan 1 1 Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro Semarang E-mail :

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE K-MEANS PADA PENERIMAAN SISWA BARU

IMPLEMENTASI METODE K-MEANS PADA PENERIMAAN SISWA BARU PROYEK TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI METODE K-MEANS PADA PENERIMAAN SISWA BARU (Studi Kasus : SMK Pembangunan Nasional Purwodadi) Disusun oleh: Novian Hari Pratama 10411 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

TEMU KEMBALI INFORMASI BERDASARKAN LOKASI PADA DOKUMEN YANG DIKELOMPOKKAN MENGGUNAKAN METODE CENTROID LINKAGE HIERARCHICAL

TEMU KEMBALI INFORMASI BERDASARKAN LOKASI PADA DOKUMEN YANG DIKELOMPOKKAN MENGGUNAKAN METODE CENTROID LINKAGE HIERARCHICAL TEMU KEMBALI INFORMASI BERDASARKAN LOKASI PADA DOKUMEN YANG DIKELOMPOKKAN MENGGUNAKAN METODE CENTROID LINKAGE HIERARCHICAL Nadia Damayanti 1, Nur Rosyid Mubtada i, S.Kom, M.Kom 2, Afrida Helen S.T, M.Kom

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Tinjauan Pustaka Penelitian terkait metode clustering atau algoritma k-means pernah di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Tinjauan Pustaka Penelitian terkait metode clustering atau algoritma k-means pernah di BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian terkait metode clustering atau algoritma k-means pernah di lakukan oleh Muhammad Toha dkk (2013), Sylvia Pretty Tulus (2014), Johan

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA FUZZY C-MEANS CLUSTERING UNTUK PENGELOMPOKKAN LULUSAN

APLIKASI ALGORITMA FUZZY C-MEANS CLUSTERING UNTUK PENGELOMPOKKAN LULUSAN APLIKASI ALGORITMA FUZZY C-MEANS CLUSTERING UNTUK PENGELOMPOKKAN LULUSAN Abdul Aziz, S.Si, M.Si. Abstrak Teknik Fuzzy c-means clustering termasuk dalam salah satu keluarga clustering. Seperti teknik clustering

Lebih terperinci

Dosen, Institut Pertanian Bogor. Alumni Instiitut Pertanian Bogor

Dosen, Institut Pertanian Bogor.   Alumni Instiitut Pertanian Bogor Jurnal Media Infotama Vol. 14 No. 1, Februari 2018 31 Perbandingan Hasil Pengelompokan menggunakan Analisis Cluster Berhirarki, K-Means Cluster, dan Cluster Ensemble (Studi Kasus Data Indikator Pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. menerapkan metode clustering dengan algoritma K-Means untuk penelitiannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. menerapkan metode clustering dengan algoritma K-Means untuk penelitiannya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Salah satu cara untuk mengetahui faktor nilai cumlaude mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta adalah dengan menerapkan

Lebih terperinci

PEMBANGKITAN ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS (FCM) CLUSTERING UNTUK DIAGNOSA RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

PEMBANGKITAN ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS (FCM) CLUSTERING UNTUK DIAGNOSA RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) PEMBANGKITAN ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS (FCM) CLUSTERING UNTUK DIAGNOSA RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) Resti Ludviani 1, Candra Dewi, Dian Eka Ratnawati Program Studi Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

Enigma Journal of Infotmatic (ENJOI 2016) ISSN :

Enigma Journal of Infotmatic (ENJOI 2016) ISSN : b 1 Kombinasi Fuzzy C-Means Clustering dan MADM Model Yager Untuk Menentukan Kelompok UKT (Studi Kasus Universitas Sembilanbelas November Kolaka) Muhammad Nurtanzis Sutoyo 1 dan Andi Tenri Sumpala 2 12

Lebih terperinci

MEMANFAATKAN ALGORITMA K-MEANS DALAM MENENTUKAN PEGAWAI YANG LAYAK MENGIKUTI ASESSMENT CENTER UNTUK CLUSTERING PROGRAM SDP

MEMANFAATKAN ALGORITMA K-MEANS DALAM MENENTUKAN PEGAWAI YANG LAYAK MENGIKUTI ASESSMENT CENTER UNTUK CLUSTERING PROGRAM SDP MEMANFAATKAN ALGORITMA K-MEANS DALAM MENENTUKAN PEGAWAI YANG LAYAK MENGIKUTI ASESSMENT CENTER UNTUK CLUSTERING PROGRAM SDP Page 87 Iin Parlina 1, Agus Perdana Windarto 2, Anjar Wanto 3, M.Ridwan Lubis

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA KUALITAS GIZI BAYI DI INDONESIA

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA KUALITAS GIZI BAYI DI INDONESIA PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA KUALITAS GIZI BAYI DI INDONESIA Diajeng Tyas Purwa Hapsari Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ring road Utara, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta 55281 Email :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Scot Morton adalah orang yang pertama kali mengartikulasikan konsep Decision Support System (DSS), mendefenisikan DSS sebagai sistem berbasis komputer

Lebih terperinci

Fuzzy C-means Clustering menggunakan Cluster Center Displacement

Fuzzy C-means Clustering menggunakan Cluster Center Displacement Fuzzy C-means Clustering menggunakan Cluster Center Displacement Fitri Hidayah Sundawati 1), Jadi Suprijadi 2), Titi Purwandari 3) 1) Mahasiswa Statistika Terapan, UniversitasPadjadjaran-Indonesia 2) Pengajar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Clustering Analysis Clustering analysis merupakan metode pengelompokkan setiap objek ke dalam satu atau lebih dari satu kelompok,sehingga tiap objek yang berada dalam satu kelompok

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN K-MEANS, FUZZY K- MEANS, DAN TWO STEP CLUSTERING. Lathifaturrahmah

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN K-MEANS, FUZZY K- MEANS, DAN TWO STEP CLUSTERING. Lathifaturrahmah JPM IAIN Antasari Vol. 02 No. 1 Juli Desember 2014, h. 39-62 PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN K-MEANS, FUZZY K- MEANS, DAN TWO STEP CLUSTERING Abstrak Analisis gerombol merupakan salah satu metode peubah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian eksperimen, yaitu melakukan implementasi algoritma Fuzzy C-Means dalam pengelompokan berdasarkan data

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGENALAN POLA UNTUK MENGEVALUASI HASIL PEMBELAJARAN DENGAN METODE FUZZY C-MEANS

IMPLEMENTASI PENGENALAN POLA UNTUK MENGEVALUASI HASIL PEMBELAJARAN DENGAN METODE FUZZY C-MEANS SYSTEMIC Vol. 02, No. 02, Desember 2016, 23-28 IMPLEMENTASI PENGENALAN POLA UNTUK MENGEVALUASI HASIL PEMBELAJARAN DENGAN METODE FUZZY C-MEANS Ilham Program Studi Sistem Informasi, Jurusan Teknologi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Menggunakan Metode Fuzzy C-Means Clustering, dapat diambil kesimpulan

BAB V PENUTUP. Menggunakan Metode Fuzzy C-Means Clustering, dapat diambil kesimpulan BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari serangkaian uji coba dan analisa yang telah dilakukan pada aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pengadaan Buku Perpustakaan STIKOM Surabaya Menggunakan Metode Fuzzy C-Means

Lebih terperinci

Penentuan Tempat Inap dan Paket Makan pada Penginapan di Kepulauan Karimunjawa Menggunakan Metode Fuzzy Clustering Means

Penentuan Tempat Inap dan Paket Makan pada Penginapan di Kepulauan Karimunjawa Menggunakan Metode Fuzzy Clustering Means Penentuan Tempat Inap dan Paket Makan pada Penginapan Penentuan Tempat Inap dan Paket Makan pada Penginapan di Kepulauan Karimunjawa Menggunakan Metode Fuzzy Clustering Means Dwi Kusrianto Putro, Suhartono,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA... DAFTAR LAMBANG... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA... DAFTAR LAMBANG... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR LAMBANG... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... INTISARI... ABSTRACT...

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsumsi, Finansial, semakin menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan seiring terus berkembangnya suatu negara. Transaksi, jual, beli, sudah menjadi kata yang sangat

Lebih terperinci