ARTIKEL. Oleh I Wayan Widiarta NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ARTIKEL. Oleh I Wayan Widiarta NIM"

Transkripsi

1 ARTIKEL Judul Komunitas Muslim Sasak Bayan di Banjar Dinas Kampung Anyar, Bukit, Karangasem, Bali (Latar Belakang Sejarah dan Potensinya Bagi Sumber Belajar Sejarah di SMA) Oleh I Wayan Widiarta NIM JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA

2 Komunitas Muslim Sasak Bayan di Banjar Dinas Kampung Anyar, Bukit, Karangasem, Bali (Latar Belakang Sejarah dan Potensinya Bagi Sumber Belajar Sejarah di SMA) Oleh I Wayan Widiarta, Dr. Tuty Maryati, M.Pd, Dra. Desak Made Oka Purnawati, M.Hum Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Pendidikan Ganesha E mail: widiarta22@gmail.com, tuty.maryati_ragil@yahoo.com, okapurna@yahoo.com ABSTRAK `Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui bagaimana sejarah keberadaan Komunitas Muslim Sasak di Banjar Dinas Kampung Anyar, Desa Bukit, Karangasem, Bali, (2) mengetahui bagaimana hubungan Kerajaan Karangasem dengan Komunitas Muslim Sasak di Banjar Dinas Kampung Anyar Desa Bukit dalam konteks yang masih bertahan hingga saat ini, (3) mengetahui aspek aspek apa saja dari keberadaan Komunitas Muslim Sasak di Banjar Dinas Kampung Anyar Desa Bukit yang dapat di gunakan sebagai sumber belajar Sejarah di SMA. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian sejarah dengan langkah langkah yakni, (1), Heuristik (teknik penentuan informan, observasi, wawancara, dan dokumen), (3) Kritik (kritik eksternal dan kritik internal), (4) Interpretasi, (5) Historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) latar belakang berdirinya Komunitas Muslim Sasak Bayan di Kampung Anyar, Desa Bukit, Karangasem, Bali tak bisa dilepaskan dari sejarah Kerajaan Karangasem yang melakukan perluasan kekuasaan ke Lombok (Seleparang dan Pejanggik) yang kemudian membawa tawanan politik berupa orang orang Sasak, (2) keberadaan perkampungan Islam yang ada di Karangasem merupakan suatu kesatuan dengan Puri Karangasem. Masyarakat Kampung Islam di sekitar Puri Karangasem menempati posisi posisi tertentu yang berada di sekitar puri atau ibukota kerajaan. Hal ini secara alami menjadi benteng besar yang dapat dipakai sebagai pertahanan kota. Hingga saat ini masyarakat Kampung Anyar masih terikat dengan Kerajaan Karangasem dalam bentuk hubungan patron klien. (3) aspek aspek yang bisa di kembangkan menjadi sumber belajar sejarah dari keberaan Komunitas Muslim Sasak Bayan di Kampung Anyar yakni, (1) aspek kognitif, (2) aspek afektif, (3) aspek psikomotorik. Kata Kunci: Komunitas, Muslim Sasak Bayan, Sumber Belajar Sejarah ABSTRACT This study aims to: (1) knowing how historical existence Sasak Muslim community in Kampung Banjar Anyar Department, Bukit Desa, Karangasem, Bali, (2) determine how the relationship with the Kingdom of Karangasem Sasak Muslim community in Banjar Anyar village Kampung Bukit Office in context still survive to this day, (3) determine aspects - what aspect of existence Sasak Muslim community in Banjar Anyar village Kampung Bukit Office that can be used as a learning resource in school history. The method used in this research is the study of history by step - a step that is, (1), heuristic (technique of determining the informant, observations, interviews, and documents), (3) Criticism (external criticism and internal criticism), (4) Interpretation, (5) Historiography. The results showed that (1) the background of the establishment of the Muslim community in Kampung Anyar Sasak Bayan, Hill Village, Karangasem, Bali can not be separated from the history of the Kingdom of Karangasem who perform extended powers to Lombok (Seleparang and Pejanggik) which then takes the form of the political prisoners - Sasak people, (2) the existence of Islamic villages in Karangasem is a unity with Puri Karangasem. Ohoislam community around Puri Karangasem positions - certain positions that were around the castle or the royal capital. This is naturally a huge fortress that can be used as a defense of the city. Until now, people in Kampung Anyar still bound by the Kingdom of Karangasem in the form of patron - client. (3) aspects - aspects that can be developed into a source of learning the history of keberaan Sasak Muslim community in Kampung Anyar Bayan namely, (1) cognitive, (2) the affective aspects, (3) psychomotor aspects. Keywords: Community, Sasak Muslim Bayan, Learning Resources History 2

3 PENDAHULUAN Sejarah tentang masuknya komunitas nonbali yang masih bertahan hingga saat ini adalah Komunitas Muslim yang ada di Karangasem. Komunitas Muslim Sasak yang ada di Desa Bukit saat ini ditunjukkan oleh adanya kampung yang berdasarkan oleh kesamaan etnis Sasak Bayan. Di Karangasem ada hal yang berbeda di bandingkan dengan kabupaten lain di Bali. Kampung kampung Islam/Muslim didominasi oleh kampung dengan komunitas etnis Sasak. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah penguasaan Kerajaan Karangasem atas Lombok. Di Kabupaten Karangasem terdapat 26 kampung muslim seperti: Bukit Tabuan, Kampung Anyar, Karang Sasak, Tibulaka Sasak, Tihing Jangkrik, Karang Cermen, Nyuling, Ujung Pesisi, Ujung Sumbawa, Ujung Desa, Segara Katon, Dangin Sema, Bangras, Karang Langko, Karang Tohpati, Kampung Amlapura (termasuk Rembang, Geria Tegeh), Karang Tebu, Jeruk Manis, Gelumpang Suci, Karang Sokong, Telaga Mas, Kecicang, Kedokan, Saren Jawa, Sindu, dan Buitan (Mashad, 2014:170). Proses terbentuknya komunitas Islam di Bali awalnya selalu dikaitkan dengan kedatangan orang orang Jawa. Padahal Islam masuk ke Bali juga telah dilakukan orang Sasak, Arab dan lainnya di luar komunitas Jawa. Dhurorudin Mashad (2014) secara umum menyatakan bahwa kedatangan muslim generasi paling awal ini dilakukan orang Jawa sebelum masa pemerintahan Dalem Waturengong ( ) atau tepatnya era Dalem Ketut Ngelesir ( ) yang bertepatan era Hayam Wuruk memerintah Majapahit ( ). Saat itu Dalem Ketut Ngelesir menghadiri kunjungan ke Majapahit ketika Prabu Hayam Wuruk mengadakan konferensi kerajaan kerajaan vasal (taklukan) dari di seluruh Nusantara di awal 1380an. Ketika kembali ke Gelgel Dalem Ketut Ngelesir diberi Prabu Hayam Wuruk 40 orang pengiring yang semuanya beragama Islam (2014:119). Pengikut inilah yang kemudian mendirikan perkampungan Islam di Gelgel. Sumber lain yakni Anak Agung Gde Putra Agung (2013) membagi Islam masuk ke Bali menjadi tiga periode. Pertama pada masa pemerintahan Raja Gelgel Dalem Ketut Ngelesir. Kedua kedatangan orang orang Islam di Bali dapat dikatakan sebagai 3 bagian Islamisasi, sebagaimana yang di lakukan oleh penguasa Demak terhadap Jawa dan daerah daerah lain di Nusantara yang di sebarkan oleh Wali Songo. Namun Islamisasi pertama yang dilakukan di Bali mengalami kegagalan akibat Dalem Waturenggong menolak masuk Islam. Ketiga berlanjut dengan motif yang berbeda dengan sebelumnya. Arus deras migrasi orang orang Bugis Makasar pasca Perang Makasar tahun 1669, setelah mereka menderita kekalahan perang dan tidak ingin di bawah hegemoni VOC (Vereenigde Oost Indiche Compagnie). Kedatangan para migrasi Bugis Makasar yang mendarat dan menyebar di daerah daerah pantai, menghidupkan kegiatan perekonomian yang kemudian diikuti penyebaran agama Islam. Pada periode kolonial dan pasca kemerdekaan, arus migrasi orang orang Islam ke Bali lebih bermotif ekonomi. Pembukaan perkebunan oleh pemerintah kolonial Belanda di beberapa daerah di Bali, membutuhkan banyak tenaga kerja perkebunan sehingga pihak Belanda mendatangkan tenaga kerja dari Jawa dan Madura. Pasca kemerdekaan, terutama periode perkembangan pesat sektor pariwisata di Bali sejak tahun 1970 an telah menarik minat tenaga kerja buruh bangunan dan jasa wisata dari Jawa dan daerah daerah lain di Indonesia (2013:227). Masuknya orang orang Islam di Bali khususnya di setiap daerah tentu saja berbeda beda. Yang menyebabkan Islam masuk ke Bali berbeda beda adalah proses masuknya dan yang membawa masuk. Seperti masuknya Nyama Selam Pegayaman karena pengikut yang dibawa oleh I Gusti Ngurah Panji Sakti dari Blambangan Jawa Timur, di tempatkan di daerah pegatepan sebagi pasukan Islam inti kerajaan Panji Sakti (Simpen, dalam Babad Buleleng). Sedangkan saat terjadi perang antara kerajaan Mengwi dengan kerajaan Badung, raja Pemecutan Badung menggunakan Nyama Selam yang tinggal di Pulau Serangan sebagai pasukan tangan kanan, sehingga selanjutnya ditempatkan di Kepaon Badung (sekitar tahun 1891). Hingga kini sejarah persahabatan bermula dari kongsi politik menjadi persaudaraan yang di sebut Nyama Selam Kepaon. Sedangkan Nyama Selam Loloan merupakan pasukan inti kerajaan Negara, merupakan Nyama Selam migrasi dari

4 daerah Makasar pada abad ke 17, yaitu saat terjadinya penundukan kerajaan Makasar (dengan perjanjian Bongaya) oleh VOC, kondisi ini mengakibatkan terjadinya diaspora suku Bugis Makasar (beragama Islam) sampai ke daerah Loloan dan Pulau Serangan (lihat Wijaya, 2004). Kampung Nyama Selam Kecicang di Karangasem, juga terikat dengan persaingan politik di Lombok Barat antara Hindu dengan Nyama Selam (Pageh dkk, 2013:30). Masuknya Islam di Kabupaten Karangasem lebih lanjut di lakukan pada saat penaklukan Kerajaan Penjanggik dan Seleparang di Lombok. Ketika I Gusti Anglurah Ktut Karang mengakhiri masa pemerintahannya, ia menyerahkan kekuasaannya kepada ketiga putranya yang laki laki untuk memerintah bersama sama (Putra Agung, 2001:45). Pada masa pemerintahan tiga bersaudara yaitu: I Gusti Anglurah Wayan Karangasem, I Gusti Anglurah Nengah Karangasem dan I Gusti Anglurah Ketut Karangasem yang telah berhasil meluaskan kekuasaannya ke Lombok pada tahun Setelah berhasil menaklukkan Lombok, Raja Karangasem kembali ke Bali membawa beberapa orang orang Sasak yang beragama Islam. Orang orang Sasak ini kemudian digunakan sebagai pasukan dari Kerajaan Karangasem. Sebagai imbalannya Raja Karangasem memberikan tanah kepada orang Sasak di sekitar Puri Karangasem. Salah satu komunitas yang paling dekat dengan pihak Puri Karangasem adalah Komunitas Kampung Anyar yang lokasi pemukimannya berdekatan dengan Pura Bukit. Di Kampung Anyar dihuni oleh keturunan langsung dari Suku Sasak Lombok yakni keluarga Datuk Bayan. Keluarga Datuk Bayan ini datang setelah kerajaan Karangasem berhasil menaklukkan Pejanggik dan Seleparang dengan membawa 11 keluarga Sasak mereka adalah keluarga Datuk Bayan. Keluarga Sasak ini sampai sekarang beranak pinak dan tinggal di kampung Anyar, dan mereka ditugaskan membantu kebersihan Pura Bukit, juga sebagi pemikul Bende dari Seleparang, di kala pujawali Ida Bhetara Alit Sakti di Pura Bukit (Ketut Agung, 1992:89). Dalam hubungannya dalam pengajaran sejarah, guru sejarah dituntut bisa memenuhi kemampuan kemampuan seperti berikut: guru sejarah harus memiliki 4 kualitas prima, kualitas prima yang di maksud adalah guru sejarah harus memupuk rasa senang membaca peristiwa peristiwa sejarah. Tanpa membaca maka guru sejarah tersebut miskin terhadap ilmu ilmu kesejarahan. Memiliki pengetahuan luas tentang kebudayaan. Guru sejarah dituntut untuk punya pengetahuan yang meluas dan mendalam tentang berbagai aspek kebudayaan, baik kebudayaan rohani maupun kebudayaan material. Selanjutnya, guru sejarah seyogyanya juga adalah pengabdi perubahan. Ini berarti bahwa guru sejarah harus selalu menyadari salah satu watak utama sejarah, yaitu perubahan. Seorang guru sejarah hendaknya tanggap terhadap permasalahan masyarakat. Cara mengajar sejarah yang hanya berkisar di lingkungan kelas saja dan dengan materi dari hukum teks saja akan menyebabkan murid murid terasing dari permasalahan masyarakat. Ini membawa konsekuensi perlunya guru sejarah mengembangkan apa yang sering disebut history beyonce the classroom atau pelajaran sejarah di luar kelas. (Widja, 1989:16). Dalam kurikulum 2013 guru sejarah diberikan peluang dalam memanfaatkan sumber belajar sejarah yang ada di sekitar lingkungan siswa. Sehingga pembelajaran sejarah akan semakin menarik siswa dalam mengikuti pelajaran sejarah. Kajian tentang keberadaan Komunitas Muslim Sasak di Kerajaan Karangasem sangat penting dilakukan karena komunitas tersebut memiliki keterkaitan dengan masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia khususnya di Kabupaten Karangasem. Selain menjadi bukti masuk dan berkembangnya Islam di Karangasem Komunitas Muslim di Kerajaan Karangasem juga memiliki potensi sebagai sumber belajar sejarah di SMA kelas X semester II dalam mata pelajaran sejarah wajib hal ini bisa di lihat pada kurikulum 2013 pada materi Bukti bukti Kehidupan pengaruh Islam yang masih ada pada saat ini, Kompetensi Dasar Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Islam dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini dengan Kompetensi Dasar (KD) Mengidentifikasi karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan kerajaan Islam di Indonesia dan

5 menunjukkan contoh bukti bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini. Kajian tentang komunitas salah satu agama, khususnya Muslim sudah banyak di lakukan. Salah satu kajian mengenai komunitas Muslim adalah Model Intergrasi Masyarakat Multietnik Nyama Bali Nyama Selam Belajar dari Enclaves Muslim di Bali yang di tulis oleh I Made Pageh dkk. Tulisan ilmiah tersebut mengkaji mengenai upaya untuk memahami tentang kemajemukan atau keanekaragaman etnis yang ada di masyarakat Indonesia pada umumnya, dan Bali pada khususnya, yang dahulunya tidak berkaitan satu dengan yang lainnya, namun dengan melalui proses sejarah dan migrasi yang cukup panjang akhirnya dapat merajut menjadi sebuah bangsa Indonesia. Kemudian I Wayan Widiyanta (2012) menulis tentang Tradisi Megibung Pada Nyama Selam di Banjar Saren Jawa, Desa Budakeling, Kabupaten Karangasem Bali tradisi megibung ini bukan hanya dilakukan oleh umat Hindu saja namun dilakukan juga oleh umat Muslim. Tradisi megibung pada Nyama Selam menanamkan kerukunan hidup beragama di Banjar Saren Jawa, Desa Budakeling, Kabupaten Karangasem. Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah sebagai berikut (1) Bagaimana sejarah keberadaan Komunitas Muslim Sasak di Banjar Dinas Kampung Anyar, Desa Bukit, Karangasem, Bali?, (2) Bagaimana hubungan Kerajaan Karangasem dengan Komunitas Muslim Sasak di Banjar Dinas Kampung Anyar Desa Bukit dalam konteks yang masih bertahan hingga saat ini?, (3) Aspek aspek apa saja dari keberadaan Komunitas Muslim Sasak di Banjar Dinas Kampung Anyar Desa Bukit yang dapat di gunakan sebagai sumber belajar Sejarah di SMA?. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah. Adapun langkah langkah dalam metode penelitian sejarah yakni, 1) Heuristik yang terdiri dari Teknik Penentuan Informan, dalam teknik penentuan informan peneliti menggunakan informan kunci yakni Bapak Burhanudin selaku klian Banjar Dinas Kampung Anyar dan salah satu warga Kampung Anyar yakni Ahmad Suhaini. Selain mengenai sejarah berdirinya Kampung Anyar informasi juga di peroleh dari Kepala Desa Bukit yakni I 5 Wayan Putu Suyasa dan I Wayan Sepel mengenai keadaan Desa Bukit. Peneliti juga menggunakan Drs. I Wayan Merta Jiwa, beliau memberikan informasi mengenai penggunaan media di SMA. Observasi, Aspek aspek yang di observasi adalah keadaan lingkungan di sekitar Kampung Anyar yang meliputi kondisi geografis Kampung Anyar dan perilaku manusia yang meliputi kehidupan dan mata pencarian masyarakat Kampung Anyar. Selain itu juga peneliti mengamati bagaimana pola interaksi dan komunikasi masyarakat Muslim Sasak Bayan dengan masyarakat Hindu di Desa Bukit. Selain hal hal tersebut peneliti juga meneliti bentuk bangunan masjid dan budaya yang dianut oleh komunitas Sasak Bayan yang masih bertahan hingga saat ini. Wawancara, Wawancara menggunakan sejumlah pertanyaan pertanyaan yang memiliki kaitan dengan latar belakang berdirinya Komunitas Muslim Sasak Bayan di Kampung Anyar Desa Bukit. Dokumen, Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dokumen dokumen seperti babad, profil desa, monografi desa, dan arsip arsip yang memiliki kaitan mengenai bagaimana latar belakang berdirinya Komunitas Muslim Sasak Bayan di Kampung Anyar Desa Bukit dan kondisi Desa Bukit. Dengan dokumen itu nantinya penulis dapat menyusun bagaimana latar belakang berdirinya Komunitas Muslim Sasak Bayan di Kampung Anyar Desa Bukit sehingga dapat digunakan sebagai sumber belajar sejarah di SMA. 3) Kritik yang di dalamnya terdapat Kritik eksternal dan kritik internal, 4) Interpretasi, 5) Historiografi yakni menyusun cerita mengenai latar belakang berdirinya Komunitas Muslim Sasak Bayan di Kampung Anyar, Desa Bukit, Karangasem. HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah Komunitas Muslim Sasak Bayan di Kampung Anyar, Desa Bukit, Karangasem 1) Munculnya Kerajaan Karangasem dan Penguasaan Atas Pulau Lombok Sejarah berdirinya Kampung Anyar tak bisa dilepaskan dari sejarah Kerajaan Karangasem yang melakukan perluasan kekuasaan ke Lombok. Menurut Anak Agung Ketut Agung (1992) dan Anak Agung Gde Putra Agung (2001), Kerajaan Karangasem lahir pada tahun 1661 M. Pada

6 awalnya Kerajaan Karangasem di bawah dominasi Kerajaan Gelgel. Tetapi seiring dengan terjadinya intrik politik di Puri Gelgel yang diikuti pemberontakan dan Puri kemudian di pindahkan ke Semarapura, kemunculan Kerajaan Karangasem yang awalnya merupakan kerajaan bawahan kemudian karena kontrol yang lemah akhirnya menjadi negara merdeka tetapi masih mengakui Klungkung sebagai penguasa tertinggi di Bali. Sebelumnya pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong (abad XV) Kerajaan Gelgel mengalami puncak kebesarannya. Daerah kekuasaannya di luar Bali meliputi: Lombok, Sumbawa, dan Blambangan. Setelah Dalem Waturengong meninggal, ia digantikan oleh dua orang putranya yang belum dewasa, yaitu yang sulung bernama I Dewa Pemayun, kemudian setelah diangkat menjadi raja bergelar Dalem Bekung dan yang lebih kecil bernama I Dewa Anom Sagening. Karena umurnya yang masih muda, dalam menjalankan pemerintah mereka didampingi oleh lima orang yaitu: I Dewa Gedong Arta, I Dewa Anggungan, I Dewa Nusa, I Dewa Bangli, dan I Dewa Pagedangan. Jabatan Patih Agung pada saat itu dipegang oleh I Gusti Arya Batanjeruk dan semua kebijakan pemerintahan ada di tangan Patih Agung Batanjeruk. Situasi ini lama kelamaan menimbulkan ketidakpuasan di kalangan pejabat kerajaan. Tampaknya gelagat Batanjeruk untuk mengambil alih kekuasaan dari tangan kedua raja yang masih muda itu telah diketahui oleh penasihat raja Dang Hyang Astapaka. Penasihat raja ini telah menasihati Batanjeruk agar tidak melakukan hal yang membahayakan, karena pengikut raja cukup kuat. Namun, nasihat Dan Hyang Astapaka itu tidak dihiraukan oleh Batanjeruk sehingga ia memberontak oleh karena itulah Batanjeruk kemudian meninggalkan istana Gelgel menuju desa bernama Budakeling yang terletak di daerah Karangasem sekarang. Proses terjadinya kerajaan kerajaan lain di Bali, selain Klungkung sebenarnya telah dimulai sejak zaman Dalem Segening di Gelgel. Tetapi setelah Puri Gelgel pindah ke Semarapura dengan naiknya Ida I Dewa Agung Jambe sebagai Raja, ekstensi dari kerajaan kerajaan lepas dari dominasi Klungkung, makin menjadi nyata. Yang jelas Kerajaan Karangasem telah lahir disekitar tahun M. Dengan I Gusti Anglurah Ketut Karang sebagai Raja I. Beliau ini adalah keturunan I Gusti Arya Pangeran Nyuh Aya, treh Arya Kepakisan yang menurunkan I Gusti Arya Batanjeruk, Patih Agung yang memberontak terhadap Dalem di Gelgel. Dalam perkembangannya hegemoni kerajaan Karangasem meliputi Lombok sejak tahu 1692 M. Dengan I Gusti Anglurah Ketut Karang sebagai Raja I. Asal usul Raja raja yang memerintah Kerajaan Karangasem berawal dari pada masa Kerajaan Karangasem ada di bawah kekuasaan Kerajaan Gelgel, dan pemerintahan dipegang oleh I Dewa Karangmala yang berkedudukan di Batuaya. Tentang peralihan kekuasaan dari I Dewa Karangmala ke dinasti Batanjeruk, tidak di sebutkan dalam sumber tertulis secara lengkap. Berdasarkan sumber tradisi lisan, setelah berselang beberapa lama dari meninggalnya Batanjeruk, I Dewa Karangmla tertarik kepada janda Batanjeruk yang pada saat itu tinggal di kediaman Dang Hyang Astapaka. Ia ingin meminang sang janda agar mengajukan satu syarat yaitu setelah perkawinannya berlangsung agar I Dewa Karangmala mau mengangkat putranya menjadi penguasa di Karangasem. Permintaannya itu dipenuhi oleh I Dewa Karangmala, sehingga beberapa bulan kemudian pemerintahannya diserahkan kepada I Gusti Oka. Mulailah saat itulah penguasa di Karangasem dipegang oleh dinasti Batanjeruk. I Gusti Oka atau dikenal juga dengan sebutan Pangeran Oka mempunyai tiga orang istri. Dari ketiga istrinya itu lahirlah enam orang putra. Seorang di antaranya bernama I Gusti Nyoman Karang, lahir dari istrinya yang pangarep, dan dialah yang menggantikan kedudukan ayahnya sebagai raja. Sejak pemerintahan kedua orang raja tersebut diatas, tidak ada sumber yang dapat memberikan keterangan mengenai kegiatan yang mereka lakukan. Baru kemudian setelah pemerintahan I Gusti Anglurah Ktut Karang sebagai raja Karangasem III, tampaknya lebih teratur dari keadaan sebelumnya. Ia diperkirakan sebagi pendiri Puri Amlaraja yang kemudian bernama Puri Kelodan pada pertengahan abad XVII. Ia berputra empat orang, tiga orang laki laki dan satu orang perempuan. Putranya yang tertua bernama I Gusti Anglurah Wayan Karangasem, I Gusti Anglurah Nengah Karangasem, I Gusti Ayu

7 Nyoman Rai dan I Gusti Anglurah Ketut Karangasem. Ketika I Gusti Anglurah Ktut Karang mengakhiri masa pemerintahannya, ia menyerahkan kekuasaannya kepada ketiga putranya yang laki laki untuk memerintah bersama sama yakni I Gusti Anglurah Made Karang, ia digantikan oleh tiga orang putranya Gusti Anglurah Made Karangasem Sakti yaitu I Gusti Anglurah yaitu I Gusti Anglurah Made Karangasem yang wafat (Dewata) di Pesaren Anyar, Karangasem, I Gusti Anglurah Nyoman Karangasem, Dewata di Bale Ukiran, Karangasem, dan I Gusti Anglurah Ketut Karangasem, Dewata di Petandakan, Karangasem. Sistem pemerintahan secara kolektif ini merupakan hal yang lazim berlaku dalam birokrasi tradisional di Kerajaan Karangasem. Di bawah pemerintahan mereka, Karangasem semakin menanjak. Beberapa faktor penting yang menyebabkan kekuasaan Kerajaan Karangasem semakin meluas: pertama, Kerajaan Gelgel sebagai pusat pemerintahan di Bali yang pada masa pemerintahan Dalem Dimade mengalami kemerosotan. Banyak wilayah kekuasaannya di luar Bali membebaskan diri, sedangkan situasi di dalam negeri terpecah belah. Kedua, situasi politik di Bali antara tahun memberikan kesempatan kepada kerajaan kerajaan yang sebelumnya menjadi taklukkan (vasal), membebaskan diri dari kekuasaan raja tertinggi (sesuhunan) yang pusat kerajaannya pindah dari Gelgel ke Klungkung. Kerajaan Karangasem meluaskan kekuasaannya ke timur yaitu Lombok pada tahun 1692, dan membantu Kerajaan Buleleng menaklukkan Blambangan pada tahun Ketiga, kekuatan spiritual yang bersumber pada kualitas supranatural sang pemimpin, melahirkan tipe kekuasaan yang kharismatik, yaitu kepercayaan yang menghubungkan keturunan raja dengan dewa. Hal ini merupakan suatu keunikan yang dimiliki oleh keturunan raja raja di Kerajaan Karangasem sehingga dapat membawa Kerajaan Karangasem ke puncak kebesarannya, dan menjadikan sebuah kerajaan yang terhormat, terutama di Bali dan Lombok. 2) Pentingnya Lombok Bagi Kerajaan Karangasem Menurut Babad Lombok, nama Lombok berasal dari nama seorang Raja 7 yang pernah menguasai seluruh Pulau Lombok pada zaman dahulu. Dalam kakawin Negarakertagama karangan pujangga Majapahit, Prapanca, Lombok Barat disebut dengan Lombok Mirah. Sedangkan Lombok bagian Timur dengan Sasak Adi karena di bagian Timur ini pada zaman dulu ditumbuhi hutan belantara yang lebat sekali, sampai sesak. Dari sini asal nama Sasak, dari Seksek. Kira kira pada abad ke 12 setelah masa Anak Wungsu memerintah di Bali, Pulau Lombok dapat ditaklukkan oleh Bali. Ini terbukti dari adanya sebuah kentongan perunggu di Desa Pujungan (Tabanan) yang bertuliskan huruf kwadrat yang berbunyi: Sasak dana Prian, sirih jayaniara. Kata kata ini mengingatkan akan kemenangan Bali atas Sasak (Ktut Agung, 1992:79). Selanjutnya dalam Babad Sangupati, Pulau Lombok disebut dengan meneng = sepi. Dalam Babad ini yang di sebut Pangeran Sangupati (Sang Utpati) tiada lain adalah Danghyang Nirarta, yang pernah datang ke Lombok pada tahun 1530 M. Patih Gajah Mada yang datang ke Lombok pada tahun 1345, menyebut Pulau Lombok dengan nama Selepawis yang berarti sela = batu, pawis = ditaklukkan. Maka setelah itu timbullah nama Seleparang yang berarti Sela = batu dan parang = karang (parangan). Namun ini semua berasal dari bahasa Sanskerta, maka itu terjadi semua itu ialah semasa zaman Hindu. Ternyata nama Seleparang yang meliputi seluruh Pulau Lombok sudah dipergunakan sejak zaman Prabu Rangkesari sampai datang agama Islam ke sana. Agama Islam baru dikembangkan di Lombok pada permulaan abad ke 16. Sebelum ini kebudayaan dan agama berada di bawah pengaruh Majapahit, dengan menyebutkan nama agama Ciwa Budha. Yang membawa agama Islam ke Lombok ialah Sunan Prapen, putra dari Sunan Giri di Jawa. Yang pertama tama diislamkan ialah Kerajaan Lombok sebelah timur. Dari sini awalnya menyebar ke kerajaan kerajaan tetangga seperti Langko, Pejanggik, Parwa, Sarwadadi, Bayan, Sokon dan Sasak. Rakyat yang tidak mau masuk Islam lari ke gunung gunung. Karena Islam masuk dengan jalan kekerasan maka yang menjadi Islam kebanyakan kaum prianya, sedangkan para

8 wanitanya tetap terpaku dengan kepercayaan lama yang disebutnya Budakeling seperti terdapat di Pajarakan, Ganjar, dan Tebango. Pada tahun 1640 datang pula ke Lombok penganut Islam Sunan Kalijaga, yang bernama Sunan Pengging. Ajaran Islam ini membawa aliran Sufi, dan ini dianggap menjauhkan masyarakat dari Syariat Islam. Pangeran Pengging dikenal pula dengan nama Pangeran Mangkubumi. Beliau kawin dengan seorang putri Kerajaan Parwa, yang konon menimbulkan kekecewaan pada Kerajaan Gowa di Sulawesi. Dengan alasan ini Gowa menyerang Lombok pada tahun 1640 itu, dan Pangeran Mangkubumi Hijrah ke Bayan. Disitu dikembangkan aliran Sufinya, berbaur dengan kebudayaan Majapahit, yang akhirnya menjadi pusat kekuatan suatu aliran yang disebut waktu telu. 3) Seleparang Pejangik Jatuh dan Eksodus Orang Sasak Proses penaklukan Karangasem terhadap Lombok berlangsung sejak jatuhnya Kerajaan Seleparang pada tahun 1691 sampai tahun 1740, pada tahun 1740 diperkirakan seluruh Kerajaan Lombok sudah dapat dikuasai oleh Kerajaan Karangasem. Setelah berhasil menaklukkan Lombok I Gusti Anglurah Ketut Karangasem kembali pulang ke Bali untuk melaporkan kemenangannya di Lombok pada Raja Karangasem Rakanda I Gusti Anglurah Nengah Karangasem. Beliau pulang membawa oleh oleh tanda kemenangan berupa bende (berupa gong) mulanya digunakan sebagai genderang perang oleh Kerajaan Seleparang. Juga dibawa sebuah periuk besar dari tembaga juga berasal dari Kerajaan Seleparang, yang hingga kini semua itu masih di pergunakan sebagai pusaka di Pura Bukit. Disamping itu ada lelancang terbuat dari emas (tempat sirih untuk raja) asal dari Datuk Pejanggik, juga dikeramatkan di Pura Bukit. Ada lagi 11 keluarga orang Sasak ikut di bawa ke Karangasem, mereka adalah keluarga Datuk Bayan. Keluarga Sasak ini sampai sekarang beranak pinak tetap tinggal di Kampung Anyar (di sebelah timur Pura Bukit), dan mereka di tugaskan ikut membantu kebersihan Pura Bukit, juga sebagai pemikul bende dari Seleparang itu, dikala pujawali Ida Bhetara Alit Sakti di Pura Bukit. 8 Hubungan Kerajaan Karangasem dengan Komunitas Muslim Sasak Bayan Kampung Anyar yang Masih Bertahan Hingga Saat Ini Keberadaan perkampungan Islam yang ada di Karangasem merupakan suatu kesatuan dengan Puri Karangasem. Masyarakat Kampung Islam di sekitar Puri Karangasem menempati posisi posisi tertentu yang berada di sekitar puri atau ibukota kerajaan. Hal ini secara alami menjadi benteng besar yang dapat dipakai sebagai pertahanan kota. Perkampungan Islam yang berada di Karangasem kebanyakan terdiri dari orang orang Sasak yang beragama Islam Watu Telu. Mereka datang ke Karangasem menanamkan kekuasaan di Pulau Lombok. Akibat terjalinnya hubungan antara Kerajaan Karangasem Bali dengan Kerajaan Karangasem Sasak, Orang Sasak secara berangsur angsur datang ke Karangasem dan kebanyakan dari mereka itu sebagai tetadtadan raja atau sebagai pengiring. Bukti yang menyebutkan migrasi orang orang Lombok ke Bali adalah salah satu perkampungan di Desa Bukit yaitu Kampung Anyar. Pada masa pemerintahan Raja I Gusti Anglurah Made Karangasem Sakti beberapa tanah perkebunan di sekitar (labe pura) diberikan kepada orang Sasak sebagai tempat tinggal mereka. Di dalam prasasti Betare Alit Sakti disebutkan bahwa tugas orang Sasak dalam hubungannya dengan Pura Bukit adalah sebagai pengayah (pekerja) dan sebagai tukang sapu. Selain ikut serta dalam menjaga kebersihan pura, orang orang Sasak ini juga ikut dalam acara odalan di Pura Bukit. Keberadaan orang orang Sasak di Karangasem bukan sebatas hanya sebagai prajurit atau sebagai benteng bila mana ada ancaman yang sewaktu waktu membahayakan puri. Namun orang orang Sasak ini di gunakan untuk mengawasi musuh musuh dari luar Kerajaan Karangasem, seperti contohnya orang orang Islam di Candikuning merupakan orang orang yang di utus oleh raja Karangasem untuk mengawasi Kerajaan Mengwi di Badung. Begitu juga halnya mengenai keberadaan orang Sasak di Kampung Anyar Desa Bukit bukan sekedar sebagai juru ayah di Pura Bukit tetapi di gunakan oleh Raja Karangasem untuk

9 mengawasi orang orang Seraya. Hal ini memiliki kaitan, dimana Orang orang Seraya adalah tameng (pasukan inti) Kerajaan Karangasem. Raja Karangasem khawatir dengan pemberontakan yang di lakukan oleh orang orang Seraya. Maka dari itu Orang orang Sasak di berikan tanah sakap oleh pihak Puri Karangasem di Kampung Anyar yang di sebelah baratnya adalah Desa Seraya. Pada awal abad ke 19, Raja Karangasem yang memerintah pada waktu itu pernah mengeluarkan kebijakan yang salah satunya mengenai penempatan orang orang Sasak di Karang Anyar, Karang Sasak, dan Bukit Tabuan. Hal ini salah satu yang mempengaruhi perkembangan masyarakat Islam di Karangasem. Perkembangan masyarakat Muslim selalu di ikuti dengan pendirian masjid sebagai tempat shalat yang di pakai setiap hari merupakan bangunan utama selain tempat tinggal. Keberadaan bangunan masjid masjid di Karangasem mengikuti pola penempatan masyarakat Islam yang mengelilingi Puri Karangasem. Bagi pihak Puri Karangasem, sangat menguntungkan karena keberadaan masyarakat Islam yang berada di sekeliling puri menjadi benteng pertahanan. Masyarakat Islam di Karangasem juga tidak merasa dirugikan dengan penempatan tersebut karena izin mendapatkan tanah atau menempati daerah yang telah di tentukan oleh Raja Karangasem merupakan titah yang harus ditaati (Putra Agung, 2001:231) Aspek yang Bisa Digunakan Sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA Pada Komunitas Muslim Sasak Bayan di Kampung Anyar Berdasarkan quesioner dan pendapat siswa di SMA N 1 Amlapura kelas XI MIPA 1 mengenai pandangan mereka terhadap mata pelajaran sejarah sangat positif. Dari quesioner yang di sebarkan kepada siswa sekitar 83,87 % siswa menyatakan bahwa mata pelajaran sejarah adalah pelajaran yang menarik. Sedangkan sisanya sekitar 6,12 % menyatakan bahwa pelajaran sejarah adalah pelajaran sangat menarik Hal tersebut didukung dengan cara menjelaskan guru di dalam kelas sangat menarik hati siswa. Sekitar 26% siswa menyatakan bahwa cara guru menjelaskan di dalam kelas sangat menarik, 64,51% 9 siswa menyatakan menarik dan sisanya 10% menyatakan tidak menarik. Walaupun pandangan siswa terhadap mata pelajaran sejarah positif, guru sejarah harus menggunakan media untuk lebih menarik minat siswa terhadap pelajaran siswa. Guru sejarah dalam mengajar di dalam kelas sangat jarang sekali menggunakan media atau alat untuk mengajar. Maka dari itu guru sejarah dalam mengajar harus menggunakan media pembelajaran dalam mengajar di dalam kelas. Materi sejarah mengenai sejarah masuknya Islam ke Indonesia sudah banyak ada sumbernya. Namun materi materi tersebut hanya membahas sejarah masuknya Islam ke Indonesia secara umum saja, hanya menyangkut Islam yang ada di Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Diterapkannya kurikulum 2013 memberikan peluang buat guru guru sejarah untuk menggunakan sumber sejarah yang ada di lingkungan sekitar siswa sebagai sumber belajar sejarah. Keberadaan Komunitas Muslim Sasak Bayan di Desa Bukit merupakan salah satu sumber belajar sejarah yang dapat digunakan di sekolah. Keberadaan komunitas Muslim ini belum di ekspos keberadaannya, akan tetapi keberadaan komunitas ini memiliki potensi yang bisa di gunakan sebagai sumber belajar sejarah. Hal ini berkaitan dengan bagaimana proses masuknya muslim di Kabupaten Karangasem. Guru bisa menggunakan komunitas ini agar pelajaran sejarah menjadi lebih menarik bagi siswa. Maka dari itu dirasa sangat penting untuk mengetahui aspek aspek apa saja yang dapat dikembangkan dalam komunitas Muslim tersebut dan bisa digunakan sebagai sumber belajar sejarah. Terkait dalam Materi Pokok mengenai Bukti bukti Kehidupan pengaruh Islam yang masih ada pada saat ini dan terkait dengan KD (Kompetensi Dasar) Mengidentifikasi karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan kerajaan Islam di Indonesia dan menunjukkan contoh bukti bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini. Aspek aspek yang dapat dikembangkan di dalam Komunitas Muslim Sasak Bayan di Kampung Anyar Desa Bukit menjadi sumber belajar sejarah adalah sebagai berikut:

10 (1) Aspek Kognitif Kurikulum 2013 memberikan peluang bagi guru dan siswa untuk menambah wawasan mengenai fakta fakta dan sumber belajar sejarah yang ada di lingkungan siswa. Salah satu sumber sejarah yang bisa di manfaatkan guru dan siswa sebagi sumber belajar sejarah adalah keberadaan Komunitas Muslim Sasak Bayan di Kampung Anyar, Desa Bukit, Karangasem, Bali. Keberadaan komunitas ini erat kaitannya dengan penaklukan Lombok yang di lakukan oleh Raja Karangasem. Pada saat itu Kerajaan Karangasem di bawah pemerintahan tiga bersaudara yakni I Gusti Anglurah Nengah Karangasem, I Gusti Anglurah Wayan Karangasem, dan I Gusti Anglurah Ketut Karangasem telah berhasil membawa Kerajaan Karangasem mengalami masa keemasannya pada sekitar tahun Setelah Lombok (Kerajaan Seleparang dan Pejanggik) berhasil di taklukkan Raja Karangasem yang diikuti dengan membawa orang orang yang berasal dari Lombok sebagai tawanan politik untuk menetap di Karangasem. Orang orang Sasak ini diberikan tanah di pelabe Pura Bukit di Desa Bukit. Sejarah masuknya orang orang Lombok terutama yang memiliki keyakinan berbeda, agama Islam di Kampung Anyar Desa Bukit dapat memberikan kontribusi terhadap materi mata pelajaran sejarah. Proses masuknya orang orang Muslim Sasak Bayan yang membentuk komunitas di Kampung Anyar ini di kaitkan dalam materi proses masuknya Islam ke Indonesia. Proses masuknya Islam ke Indonesia bukan hanya melalui perkawinan, perdagangan, budaya dan lain sebagainya namun bisa juga melalui faktor politik, Komunitas Muslim Sasak Bayan di Kampung Anyar salah satunya. Komunitas Muslim Sasak Bayan di Kampung Anyar Desa Bukit ini dapat di masukkan ke dalam sejarah wajib di kelas X semester genap dalam materi Zaman Perkembangan Kerajaan Kerajaan Islam di Indonesia (Teori teori masuk dan berkembangnya Islam, Kerajaan kerajaan Islam, Bukti bukti Kehidupan pengaruh Islam yang masih ada pada saat ini). Hal ini memberikan kontribusi agar mata pelajaran sejarah menjadi mata pelajaran yang menarik minat siswa. Agar nantinya pelajaran sejarah tidak menjadi kering, 10 kekurangan sumber belajar hanya memberikan fakta fakta itu itu saja, sehingga Komunitas Muslim Sasak di Kampung Anyar Desa Bukit bisa menjadi salah satu alternatif menarik minat siswa untuk belajar sejarah. Keberadaan Komunitas Muslim Sasak Bayan di Kampung Anyar Desa Bukit ini bila di kaitkan dalam Kompetensi Inti dalam kurikulum 2013 maka masuk dalam Kompetensi Inti 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Karena Komunitas Muslim Sasak Bayan di Kampung Anyar ini dapat memberikan wawasan yang lebih bagi siswa terhadap materi masuknya Islam. (2) Aspek Afektif Negara Indonesia adalah negara besar yang di dalamnya ada berbagai macam suku, ras, agama, dan budaya. Keberadaan hal tersebut merupakan berkah bagi Negara Indonesia sendiri, namun bila tidak bisa menjaganya maka timbul perpecahan. Negara Indonesia tidak lagi menjadi negara yang seutuhnya dalam satu kesatuan namun menjadi negara yang terkotak kotak. Untuk menghindari hal terebut maka di perlukan adanya toleransi di Indonesia. Untuk menanamkan toleransi tentu saja sekolah menjadi tempat yang sangat yang tepat selain lingkungan sekitar siswa dan keluarga. Rasa untuk saling menghargai antar teman yang memiliki keyakinan yang berbeda, budaya dan ras sangat penting untuk di lakukan. Indonesia sendiri banyak sekali contoh contoh toleransi antara umat beragama tidak terkecuali di Kabupaten Karangasem sendiri. Di Kabupaten Karangasem sendiri banyak sekali penduduk yang memiliki keyakinan berbeda hidup saling berdampingan. Salah satunya adalah Komunitas Muslim Sasak Bayan yang ada di Kampung Anyar, Desa Bukit. Perkampungan tersebut berada di Desa Bukit yang mayoritas penduduknya adalah

11 beragama Hindu dari 13 Banjar Dinas hanya 5 saja yang memeluk ajaran Islam sisanya adalah Hindu. Ke 13 banjar tersebut hidup saling berdampingan walaupun mereka berbeda keyakinan. Kurikulum 2013 menekankan pada siswa untuk saling menghargai hal ini termuat dalam KI (Kompetensi Inti) nomor 2 yaitu Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Dalam Kompetensi Inti tersebut menekannya siswa untuk saling menghargai dan toleran terhadap lingkungan sekitar siswa. Komunitas Muslim Sasak Bayan di Kampung Anyar Desa Bukit bisa menjadi contoh secara real. Komunitas ini hidup dalam komunitas yang mayoritas penduduk Hindu. Namun kenyataannya Komunitas Muslim Sasak Bayan hidup rukun dengan Komunitas Hindu yang ada di Desa Bukit. Mereka bisa hidup dengan rukun dan bergandengan tangan satu dengan yang lainnya walaupun berbeda keyakinan. Dengan adanya Komunitas Muslim Sasak Bayan di Kampung Anyar Desa Bukit Kabupaten Karangasem dapat memberikan gambaran kepada siswa bahwa Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai macam suku, ras, budaya dan agama. (3) Aspek Psikomotorik Agar pelajaran sejarah tidak menjadi pelajaran yang membosankan maka guru sejarah bisa menggunakan siswa untuk melakukan metode pembelajaran inovatif karya wisata. Dimana guru bisa mengajak siswa untuk terjun langsung ke sumber belajar sejarah yang ada di lingkungan sekitar siswa. Salah satu yang dapat di kunjungi keberadaan Kampung Muslim Sasak Bayan di Kampung Anyar, Desa Bukit, Kabupaten Karangasem, Bali. Kampung Anyar tersebut dapat memberikan gambaran bagaimana masuknya Islam ke Bali terutama di Karangasem. Siswa juga dapat di berikan tugas mengenai keberadaan Komunitas Muslim Sasak Bayan tersebut dalam bentuk Karya Ilmiah. Selain meningkatkan minat siswa terhadap 11 pelajaran sejarah. Metode pembelajaran inovatif karya wisata ini dapat mengasah kemampuan menulis siswa untuk menghasilkan karya ilmiah. Bukan berarti belajar sejarah hanya berada di dalam kelas saja akan tetapi juga bisa belajar di luar kelas. Hal ini juga bermanfaat melatih dan mengasah kemampuan siswa untuk memiliki sifat bertanggung jawab, jujur, disiplin dalam melakukan pelajaran di luar kelas. Bila di kaitkan dalam kurikulum 2013 aspek psikomotorik ini masuk dalam KI 1 yakni Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Dan KI 4 yakni Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di uraikan pada bab sebelumnya mengenai Komunitas Muslim Sasak Bayan di Banjar Dinas Kampung Anyar, Bukit, Karangasem, Bali (Latar Belakang Sejarah dan Potensinya Bagi Sumber Belajar Sejarah di SMA), maka dapat di simpulkan sebagi berikut. Islam masuk ke Karangasem melalui penaklukan yang di lakukan oleh Raja Karangasem I Gusti Anglurah Ketut Karangasem terhadap dua kerajaan besar di Lombok yakni Kerajaan Pejanggik dan Kerajaan Seleparang. Keberhasilan menaklukkan Lombok Raja Karangasem membawa tawanan tawanan politik yakni orang orang Sasak Lombok. Mereka ini kemudian di tempatkan di Desa Bukit yang kemudian di berikan tanah labe pura. Kemudian sebagai gantinya orang orang Sasak Lombok ini di suruh untuk menjaga dan merawat Pura Bukit yang ada di Desa Bukit.

12 Keberadaan bangunan masjid masjid di Karangasem mengikuti pola penempatan masyarakat Islam yang mengelilingi Puri Karangasem. Bagi pihak Puri Karangasem, sangat menguntungkan karena keberadaan masyarakat Islam yang berada di sekeliling puri menjadi benteng pertahanan. Keberadaan Komunitas Muslim Sasak Bayan di Banjar Dinas Kampung Anyar, Bukit, Karangasem, Bali dapat di gunakan sebagai sumber belajar sejarah di SMA. Adapun aspek aspek yang bisa dikembangkan sebagai sumber belajar sejarah di SMA untuk memenuhi tuntutan kurikulum 2013, yakni: (1) Aspek Kognitif, keberadaan Komunitas Muslim Sasak Bayan memberikan kontribusi pengetahuan mengenai bagaimana proses masuknya Islam ke Bali khususnya di Kabupaten Karangasem. Karena selama ini proses masuknya Islam ke Indonesia hanya di jelaskan secara umum saja. (2) Aspek Afektif, pembelajaran sejarah bukan hanya di dalam kelas saja akan tetapi bisa belajar di lingkungan sekitar siswa. Pembelajaran di luar kelas bertujuan untuk memberikan gambaran bagaimana cara hidup bermasyarakat di masyarakat. Keberadaan Komunitas Muslim Sasak Bayan yang berdampingan dengan Komunitas Hindu memberikan gambaran kepada siswa untuk hidup saling toleran antar sesama warga Indonesia yang berbeda keyakinan, budaya, ras. (3) Aspek Afektif, sejarah adalah kejadian di masa lalu yang di susun ulang sehingga dapat di gunakan sebagai sumber belajar sejarah. Dalam hal ini tentu saja sejarah memiliki metode yang dapat digunakan guna menyusun kejadian di masa lalu sehingga dapat dinikmati sampai sekarang. Apa bila metode ini di terapkan dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas maka 12 mampu melatih siswa keterampilan siswa untuk menyelesaikan masalah dan menyusun kejadian di mas lalu. UCAPAN TERIMA KASIH Selesainya penelitian ini tidak terlepas dari adanya dukungan, bantuan, bimbingan, motivasi serta semangat baik dalam spiritual, moral dan material. Tidak lupa dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sedalamdalamnya kepada Beliau, Ibu Dr. Tuty Maryati, M.Pd selaku dosen Pembimbing I yang telah memberi arahan, petunjuk dan bimbingan serta nasehat yang tak henti henti dalam pelaksanaan penelitian ini sampai pada penyusunan artikel ini, Ibu Dra. Desak Made Oka Purnawati, M.Hum, selaku dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan masukan dan dorongan semangat serta bimbingan tanpa bosan bosannya sehingga penelitian ini terselesaikan sampai pada penyusunan artikel ini, Bapak Ketut Sedana Arta, S.Pd, M.Pd, selaku dosen Pembimbing III dan Penguji dalam penelitian ini yang telah banyak memberikan saran masukan dan petunjuk yang positif selama pelaksanaan penelitian sampai pada penyusunan artikel ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, atas segala motivasi, dukungan, semangat, petunjuk, dan segala kebaikan yang begitu besar nilainya sehingga karya ini dapat terselesaikan dan bermanfaat nantinya. Semoga Tuhan yang Maha Esa selalu menguatkan kita semua. DAFTAR RUJUKAN Ardhana, I Ketut dan Trisila, Slamat ANAK AGUNG GDE PUTRA AGUNG Sejarawan dan Budayawan Bali. Denpasar: Pustaka Larasan Agung, Anak Agung Ketut Kupu Kupu Kuning yang Terbang di Selat Lombok. Denpasar: Upada Sastra Asyhar, Rayandra Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi Jakarta

13 Agung S, Leo dan Wahyuni, Wahyuni Perencanaan Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak Mashad, Dhurorudin Muslim Bali Mencari Kembali Harmoni yang Hilang. Jakarta: Pustaka Al Kautsar Sjamsuddin, H Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak Putra Agung, Anak Agung Gde PERALIHAN SISTEM BIROKRASI DARI Tradisional KE Kolonial. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR Pageh, I Made dkk, Model integrasi Masyarakat Multietnik Nyama Bali- Nyama Selam Belajar dari Enclaves Muslim di Bali. Denpasar: Pustaka Larasan Widja, I Gde Dasar Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah. Jakarta: Depdikbud 13

ARTIKEL. Judul. Oleh : Rini Anggraini, Nim JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL

ARTIKEL. Judul. Oleh : Rini Anggraini, Nim JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL ARTIKEL Judul BULAN SABIT DI KOTA SEMARAPURA (STUDI TENTANG LATAR BELAKANG MASUKNYA ISLAM DI KAMPUNG LEBAH, KLUNGKUNG, BALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH LOKAL DI SMA) Oleh : Rini Anggraini,

Lebih terperinci

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa Jerman

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa Jerman KELAS : X Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa Jerman KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

Lebih terperinci

KELAS: X. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KELAS: X. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 20. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/ MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) KELAS: X KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) 1. Menghayati

Lebih terperinci

44. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK

44. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK 44. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA (WAJIB)

SILABUS MATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA (WAJIB) SILABUS MATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA (WAJIB) Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 21 JAKARTA Kelas : XI Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) KOMPETENSI INTI DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

ANALISIS KETERKAITAN KI - KD DENGAN IPK DAN MATERI PEMBELAJARAN

ANALISIS KETERKAITAN KI - KD DENGAN IPK DAN MATERI PEMBELAJARAN No. Dokumen : F/751/WKS1/P/3 No. Revisi : 0 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2016 ANALISIS KETERKAITAN KI - KD DENGAN IPK DAN MATERI PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Godean Mata Pelajaran : Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) merupakan salah satu pelajaran yang memiliki peran penting dari proses pendidikan. Melalui pembelajaran

Lebih terperinci

1. Penyelesaian persamaan linier tiga variabel dengan metode eliminasi

1. Penyelesaian persamaan linier tiga variabel dengan metode eliminasi Bahan ajar A. Kompetensi Inti KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,

Lebih terperinci

4. Menentukan Himpunan Penyelesaian untuk Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

4. Menentukan Himpunan Penyelesaian untuk Sistem Persamaan Linear Dua Variabel BAHAN AJAR A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama,

Lebih terperinci

SILABUS AKUNTANSI KEUANGAN

SILABUS AKUNTANSI KEUANGAN SILABUS AKUNTANSI KEUANGAN Satuan Pendidikan : Bidang Keahlian : Bisnis dan Manajemen Program Keahlian : Keuangan Paket Keahlian : Kelas /Semester : XI /1 Kompetensi Inti: KI 1: Menghayati dan mengamalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XII / 5 (lima) : Matematika : Peminatan

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR. MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.)

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR. MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.) MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.) DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT BALAI PENGEMBANGAN BAHASA DAERAH DAN KESENIAN 2013 DRAFT-1 DAN MATA PELAJARAN

Lebih terperinci

46. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEJARAH INDONESIA SMA/MA/SMK/MAK

46. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEJARAH INDONESIA SMA/MA/SMK/MAK 46. KOMPETENSI INTI DAN SEJARAH INDONESIA SMA/MA/SMK/MAK KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.

Lebih terperinci

12. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR EKONOMI SMA/MA

12. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR EKONOMI SMA/MA 12. KOMPETENSI INTI DAN EKONOMI SMA/MA KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XII / 5 (lima) : Matematika : Peminatan

Lebih terperinci

KALOR DAN PERPINDAHANNYA

KALOR DAN PERPINDAHANNYA LEMBAR KERJA SISWA Berbasis Scientific Approach KALOR DAN PERPINDAHANNYA FISIKA KELAS X SMA / MA ZURNIATI RSA1C312012 UNIVERSITAS JAMBI NAMA KELAS NIS ALAMAT Lembar Kerja Siswa KALOR DAN PERPINDAHANNYA

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA (WAJIB)

SILABUS MATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA (WAJIB) SILABUS MATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA (WAJIB) Satuan Pendidikan : SMA/SMK Kelas : X Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 5 (lima) Mata Pelajaran : Matematika Program : Wajib Pokok Bahasan : Barisan dan Deret

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA )/MADRASAH ALIYAH (MA)/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA )/MADRASAH ALIYAH (MA)/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) KELAS: X KOMPETENSI INTI DAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA )/MADRASAH ALIYAH (MA)/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 6 (enam) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Trigonometri

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)/MADRASAH ALIYAH (MA)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)/MADRASAH ALIYAH (MA) KOMPETENSI INTI DAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)/MADRASAH ALIYAH (MA) KELAS: X KERAJINAN KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati

Lebih terperinci

41. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK

41. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK 41. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMAN 1 Singosari : Sejarah Peminatan : XI IPS/Ganjil : Kerajaan-Kerajaan Besar Indonesia pada Masa

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 6 (enam) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Integral

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XI / 1 (satu) : Matematika : Umum : Komposisi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 4 (empat) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Integral 1 Alokasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 3 (tiga) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Barisan dan Deret

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 5 (lima) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Barisan dan Deret

Lebih terperinci

SILABUS PRODUKTIF MULTIMEDIA

SILABUS PRODUKTIF MULTIMEDIA SILABUS PRODUKTIF MULTIMEDIA Mata Pelajaran Kelas Kompetensi Inti : Produktif Multimedia (C2) : X : Dasar Desain Grafis 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 5 (lima) Mata Pelajaran : Matematika Program : Wajib Pokok Bahasan : Matriks 3 Alokasi

Lebih terperinci

ANALISIS SILABUS MATA PELAJARAN

ANALISIS SILABUS MATA PELAJARAN ANALISIS SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan : SMK Program Keahlian : Teknik Mesin Paket Keahlian : Teknik Fabrikasi Logam Mata Pelajaran : Gambar Teknik Kelas : XI smt 1 dan 2 : 72 Jam Pelajaran

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 3 (tiga) Mata Pelajaran : Matematika Program : Wajib Pokok Bahasan : Barisan dan Deret

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 6 (enam) Mata Pelajaran : Matematika Program : Wajib Pokok Bahasan : Geometri Ruang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : X / 2 (dua) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Peluang 1 Alokasi

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARANPENGOLAHAN CITRA DIGITAL (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

SILABUS MATA PELAJARANPENGOLAHAN CITRA DIGITAL (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) SILABUS MATA PELAJARANPENGOLAHAN CITRA DIGITAL (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) Satuan Pendidikan Kelas : SMK / MAK :XII Kompetensi Inti I-1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. I-2. Menghayati

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA) MATA PELAJARAN GEOGRAFI

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA) MATA PELAJARAN GEOGRAFI KOMPETENSI INTI DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA) MATA PELAJARAN GEOGRAFI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2016 KOMPETENSI INTI DAN GEOGRAFI SMA/MA KELAS: X Tujuan kurikulum

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA ARAB KELAS X

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA ARAB KELAS X KOMPETENSI INTI DAN BAHASA ARAB KELAS X KELAS X KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Arab sebagai bahasa pengantar komunikasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 5 (Lima) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Transformasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XI / 3 (tiga) : Matematika : Wajib :

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 6 (enam) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Trigonometri

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 3 (tiga) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Lingkaran 1 Alokasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XII / 5 (lima) : Matematika : Wajib :

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 6 (enam) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Geometri

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XI / 3 (tiga) : Matematika : MIPA : Polinomial

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 4 (empat) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Integral 1 Alokasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XII / 5 (lima) : Matematika : Umum :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai suatu institusi pendidikan, sekolah beralih fungsi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengalihan fungsi sekolah menurut

Lebih terperinci

KISI KISI UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Nomor Jenis. Pengertian biosfer 1

KISI KISI UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Nomor Jenis. Pengertian biosfer 1 KISI KISI UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Nama Sekolah : MA Negeri Cibaliung Mata Pelajaran : Geografi Kelas/ Program : XI / IPS Semester : Ganjil Kompetensi Inti : KI 1 Menghayati

Lebih terperinci

TAMAN WISATA PURA MERU CAKRANEGARA LOMBOK

TAMAN WISATA PURA MERU CAKRANEGARA LOMBOK North TAMAN WISATA PURA MERU CAKRANEGARA LOMBOK 1 2 Arah Sembahyang 3 4 Petunjuk/Legend: 1. Meru. 2. Pesimpangan. 3. Balai Banten dan Pawedana. 4. Candi Bentar. Gambar Pola Tata Ruang Pura Meru Sumber

Lebih terperinci

50. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR GEOGRAFI SMA/MA

50. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR GEOGRAFI SMA/MA 50. KOMPETENSI INTI DAN GEOGRAFI SMA/MA KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut

Lebih terperinci

55. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA DAN SASTRA JEPANG SMA/MA

55. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA DAN SASTRA JEPANG SMA/MA 55. KOMPETENSI INTI DAN BAHASA DAN SASTRA JEPANG SMA/MA KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN GAMBAR INTERIOR DAN EKSTERIOR BANGUNAN GEDUNG

SILABUS MATA PELAJARAN GAMBAR INTERIOR DAN EKSTERIOR BANGUNAN GEDUNG SILABUS MATA PELAJARAN GAMBAR INTERIOR DAN EKSTERIOR BANGUNAN GEDUNG Satuan Pendidikan : SMK/MAK Kelas : XII Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : X / 2 (dua) : Matematika : Umum : Limit

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : X / 1 (satu) : Matematika : Peminatan

Lebih terperinci

43. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK

43. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK 43. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XI / 3 (tiga) : Matematika : Umum : Program

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 4 (empat) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Materi Pokok : Turunan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : X / 1 (satu) : Matematika : Peminatan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 5 (lima) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Matriks

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 6 (enam) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Integral

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XII / 5 (lima) : Matematika : Peminatan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Materi Pokok Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XI / 3 (tiga) : Matematika : MIPA : Irisan

Lebih terperinci

Alokasi Waktu. Sumber Belajar

Alokasi Waktu. Sumber Belajar Satuan Pendidikan : SMK/MAK Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Kelas : XII (dua belas) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 01

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 01 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 01 KOMPETENSI INTI: KI.1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI.2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu Pertemuan ke : SMK NEGERI 1 SEYEGAN : Gambar Teknik : XI/1 : 1 x pertemuan (2 JP) : 1 (satu) A. Kompetensi Inti

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : X / 2 (dua) : Matematika : Peminatan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XI / 3 (tiga) : Matematika : Wajib :

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA NEGERI 1 MERTOYUDAN : Seni Budaya (Seni Musik) : XI /satu : Mengaransir Lagu : 1

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN: ANTROPOLOGI (PEMINATAN BAHASA)

SILABUS MATA PELAJARAN: ANTROPOLOGI (PEMINATAN BAHASA) SILABUS MATA PELAJARAN: ANTROPOLOGI (PEMINATAN BAHASA) Satuan Pendidikan : SMA Kelas /Semester : X/1 2 Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan

Lebih terperinci

51. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEJARAH SMA/MA

51. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEJARAH SMA/MA 51. KOMPETENSI INTI DAN SEJARAH SMA/MA KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XI / 4 (empat) : Matematika : Umum :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Penelitian terhadap karya sastra penting

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 4 (empat) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Turunan Fungsi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : X / 1 (satu) : Matematika : Umum : Matriks

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 5 (lima) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Matriks 3 Alokasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : X / 2 (dua) : Matematika : Umum : Barisan

Lebih terperinci

KOMUNITAS ISLAM DI DESA GELGEL, KLUNGKUNG, BALI (LATAR BELAKANG SEJARAH, PENINGGALAN, DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA)

KOMUNITAS ISLAM DI DESA GELGEL, KLUNGKUNG, BALI (LATAR BELAKANG SEJARAH, PENINGGALAN, DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA) ARTIKEL Judul KOMUNITAS ISLAM DI DESA GELGEL, KLUNGKUNG, BALI (LATAR BELAKANG SEJARAH, PENINGGALAN, DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA) Oleh Putu Adi Sutama NIM. 1114021030 JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : X / 2 (dua) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Geometri Ruang 1

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN No. Dokumen : F/751/WKS1/P/4 No. Revisi : 0 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2016 SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Godean Kelas : X (sepuluh) Kompetensi Inti :

Lebih terperinci

ARTIKEL. Judul. Pemertahanan Tradisi Gebug Ende di Desa Pakraman Seraya, Karangasem, Bali, dan Potensinya Sebagai Sumber belajar Sejarah di SMA.

ARTIKEL. Judul. Pemertahanan Tradisi Gebug Ende di Desa Pakraman Seraya, Karangasem, Bali, dan Potensinya Sebagai Sumber belajar Sejarah di SMA. ARTIKEL Judul Pemertahanan Tradisi Gebug Ende di Desa Pakraman Seraya, Karangasem, Bali, dan Potensinya Sebagai Sumber belajar Sejarah di SMA Oleh Desak Made Suprayanti 1014021014 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

Lebih terperinci

LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK ( L K P D ) Satuan Pendidikan. : Energi Potensial Pegas. KI. 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK ( L K P D ) Satuan Pendidikan. : Energi Potensial Pegas. KI. 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK ( L K P D ) Satuan Pendidikan Kelas/Semester Hari/Tanggal Alokasi Waktu Judul : SMA : XI/1(Gasal) : Senin/09-Oktober-2017 : 1 x 35 Menit : Energi Potensial Pegas A. Kompetensi

Lebih terperinci

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak KERAJAAN DEMAK Berdirinya Kerajaan Demak Pendiri dari Kerajaan Demak yakni Raden Patah, sekaligus menjadi raja pertama Demak pada tahun 1500-1518 M. Raden Patah merupakan putra dari Brawijaya V dan Putri

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 6 (enam) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Geometri

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 3 (tiga) Mata Pelajaran : Matematika Program : Wajib Pokok Bahasan : Matriks 2 Alokasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XI / Genap Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 3 (tiga) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Matriks 2 Alokasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu Pertemuan ke : SMK NEGERI 1 SEYEGAN : Gambar Teknik : XI/1 : 1 x pertemuan (2 JP) : 4 (empat) A. Kompetensi Inti

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 21 JAKARTA

SILABUS MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 21 JAKARTA SILABUS MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 21 JAKARTA Kelas : XI Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 :

Lebih terperinci

SILABUS ETIKA PROFESI

SILABUS ETIKA PROFESI SILABUS ETIKA PROFESI Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 61 JAKARTA Bidang Keahlian : Bisnis dan Manajemen Program Keahlian : Keuangan Paket Keahlian : Akuntansi/Perbankan/Perbankan Syariah Kelas /Semester

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XI / 3 (tiga) Mata Pelajaran : Matematika Program : MIPA Materi Pokok : Lingkaran 2 Alokasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA NEGERI 1 MERTOYUDAN : Seni Budaya (Seni Musik) : XI /satu : tangga nada mayor : 1

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu Pertemuan ke : SMK NEGERI 1 SEYEGAN : Gambar Teknik Fabrikasi Logam : XI/1 : 1 x pertemuan (2 JP) : 5 (lima) A.

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN: SOSIOLOGI (PEMINATAN ILMU-ILMU SOSIAL)

SILABUS MATA PELAJARAN: SOSIOLOGI (PEMINATAN ILMU-ILMU SOSIAL) SILABUS MATA PELAJARAN: SOSIOLOGI (PEMINATAN ILMU-ILMU SOSIAL) Satuan pendidikan Kelas : SMA/MA : XI Kompetensi Inti : KI 1 KI 2 KI 3 KI 4 : Menghayati mengamalkan ajaran agama yang dianutnya : Menghayati

Lebih terperinci

13. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SOSIOLOGI SMA/MA

13. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SOSIOLOGI SMA/MA 13. KOMPETENSI INTI DAN SOSIOLOGI SMA/MA KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS PENETAPAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL

ANALISIS PENETAPAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL . Dokumen : F/1/WKS1/P/6. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2016 ANALISIS KRITERIA MINIMAL Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Godean Mata Pelajaran : Pendidikan Kearganegaraan Kelas/ Program : X/ IPS &

Lebih terperinci

Berdasarkan definisi di atas, maka pertidaksamaan linear dua variabel dapat dinyatakan dalam bentuk:

Berdasarkan definisi di atas, maka pertidaksamaan linear dua variabel dapat dinyatakan dalam bentuk: BAHAN AJAR A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama,

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAN KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/SMK/MA/MAK)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAN KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/SMK/MA/MAK) KOMPETENSI INTI DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAN KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/SMK/MA/MAK) MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : X / 2 (dua) Mata Pelajaran : Matematika Program : Peminatan MIPA Pokok Bahasan : Trigonometri

Lebih terperinci