BAB V PEMBAHASAN. keinginan. Hal ini sesuai dengan asal katanya elektif yang berarti pilihan
|
|
- Sucianty Johan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V PEMBAHASAN A. Hasil Evaluasi Blok Elektif FK UNS Hasil penelitian menunjukkan informan memiliki variasi dalam mendefinisikan blok elektif, namun terdapat dua definisi yang disepakati para informan. Informan mendefinisikan blok elektif adalah blok pilihan sesuai keinginan. Hal ini sesuai dengan asal katanya elektif yang berarti pilihan (KBBI, 2015). Berdasarkan definisi tersebut informan merasa pilihan dari blok elektif di FK UNS masih kurang untuk menunjang minat dari mahasiswa di FK UNS. Peneliti mengambil contoh pada FK Universitas Indonesia terdapat tujuh belas (17) pilihan blok elektif (FKUI, 2016), pada FK Universitas Gajah Mada terdapat sebelas (11) pilihan blok elektif (FKUGM, 2016), pada FK Universitas Andalas terdapat enam (6) pilihan blok elektif (FKUNAND, 2016) dibandingkan FK UNS memiliki variasi blok elektif yang lebih beragam bagi mahasiswa. Informan juga mendefinisikan blok elektif sebagai blok praktikal dimana topik pilihan blok elektif dinilai mengarah ke praktisi dari ilmu kedokteran. Sesuai yang diterangkan oleh Thoha (2003) terdapat faktor internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang. Beberapa faktor internal tersebut adalah harapan atau keinginan dan kebutuhan serta minat. Pada penelitian ini informan memperlihatkan bahwa harapan tinggi akan ilmu yang akan didapatkan pada blok elektif pilihannya membuat rasa kecewa 36
2 37 dengan pelaksanaan blok semakin besar saat harapan tersebut tidak tercapai. Salah satu informan gizi juga memperlihatkan hal tersebut. Kebutuhan akan teori yang lebih mendalam disalah satu bidang kedokteran membuat rasa kecewa informan semakin tinggi saat materi tersebut tidak didapatkan. Lingkungan belajar adalah gabungan unsur-unsur lingkungan sekitar mahasiswa dalam proses perkuliahan yang menciptakan kondisi yang kondusif dalam pembelajaran. Unsur-unsur tersebut adalah kondisi ruangan kelas, media pembelajaran, bahkan kondisi interpersonal dari sesama mahasiswa dan dosen (Lisiswanti dan Saputra, 2015). Kondisi kelas disini juga berhubungan dengan apakah kelas kondusif berdasarkan banyaknya jumlah mahasiswa di kelas atau ruang praktikum. Informan menjelaskan kekurangan blok elektif yang lainnya adalah jumlah mahasiswa yang diterima di blok elektif tidak dibatasi. Hal ini memungkinan peserta blok terlalu banyak tanpa adanya fasilitas yang memadai. Dari informasi itu salah satu alternatif yang bisa dipertimbangkan di FK UNS adalah diberlakukannya sistem kuota. Hal ini dapat membuat suasana kelas maupun praktikum kondusif sesuai kapasitas fasilitas yang ada di blok tersebut. Media merupakan wahana penyalur informasi belajar. Gerlach dan Ely (dalam Haryoko, 2009) mengatakan media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat mahasiswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Salah
3 38 satu media yang saat ini sering digunakan dalam proses mengajar adalah media audio-visual. Media audio-visual adalah media penyampai informasi yang memiliki karateristik audia (suara) dan visual (gambar). Media audio-visual dibagi menjadi dua yaitu audio-visual diam dan audio-visual gerak. Audio-visual diam adalah media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slide), film bingkai suara dan cetak suara (Haryoko, 2009). Hasil evaluasi konten blok elektif di FK UNS secara umum telah baik, namun masih terdapat kekurangan pada beberapa blok seperti blok gizi dalam hal slide dosen. Informan merasakan bahwa slide dosen gizi masih kurang menarik. Hal ini seperti yang diterangkan dalam Haryoko (2009), efektivitas pembelajaran media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan mahasiswa ketika membaca teks yang bergambar atau moving, informan gizi tidak merasakan hal tersebut. Informan menilai slide dosen yang berjumlah hingga ratusan tersebut tidak diikuti dengan gambar-gambar penunjang yang harusnya dapat ditampilkan dalam perkuliahan. Semangat belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar, mendapatkan ilmu, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman. Semangat belajar ini timbul saat mahasiswa tertarik akan sesuatu yang sesuai dengan kebutuhannya ataupun merasa apa yang dipelajari akan bermakna kelak. Mahasiswa yang memiliki semangat belajar akan terdorong untuk belajar lebih baik daripada mereka yang tidak (Setiawan, 2010).
4 39 Kekurangan dalam blok olahraga berada pada konten tugas blok. Blok olahraga memiliki dua tugas selama pelaksanaan bloknya. Informan menjelaskan salah satu tugasnya telah dijelaskan pada kuliah sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Setiawan (2010), saat mahasiswa merasa tugas tersebut tidak memberikan manfaat, semangat belajar mahasiswa akan menurun. Dari hasil penelitian, didapatkan adanya kekurangan dalam proses blok elektif. Ketiga blok elektif yang ada di FK UNS semuanya memiliki kekurangan dalam hal waktu penempatan blok tumpang tindih skripsi, nilai kurang transparan, dan tugas blok tanpa feedback. Sunarsih (2009) menjelaskan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor internal atau endogen dan faktor eksternal atau eksogen. Faktor internal diantaranya faktor fisiologis dan psikologis, sedangkan faktor eksternal diantaranya faktor sosial dan non-sosial. Faktor non-sosial seperti alat bantu belajar mengajar, metode mengajar, dan faktor udara, cuaca, tempat, dan waktu. Waktu menjadi salah satu faktor yang dapat mengganggu proses belajar jika waktu tersebut kurang seperti yang dijelaskan informan. Waktu pelaksanaan blok elektif bersamaan dengan pengerjaan skripsi sehingga informan merasa waktunya terbagi oleh dua hal yang sama pentingnya dan terasa kurang. Menurut hasil penelitian Paly (2014) sistem transparansi nilai bertujuan untuk memotivasi mahasiswa lebih giat dalam belajar. Manfaat dari transparansi nilai dalam proses belajar mengajar adalah mahasiswa akan
5 40 mengetahui kelemahan dan kelebihan metode belajar yang diterapkannya. Hal tersebut dirasakan pula oleh para informan pada penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga blok elektif FK UNS belum menerapkan transparansi nilai yang baik. Berdasarkan penelitian Al-Haqwi (2010) terdapat 5 faktor yang dirasakan oleh mahasiswa dapat mempengaruhi kemampuan belajar yaitu penyediaan pengalaman belajar klinik otentik, organisasi yang baik dari sesi klinis, isu-isu yang berkaitan dengan kasus klinis, supervisi yang baik dan keterampilan belajar siswa sendiri. Menurut pandangan dosen pada penelitian Al-Haqwi (2010) terdapat 3 faktor yang mempengaruhi kemampuan belajar yaitu organisasi masalah, supervisi yang sesuai dan menyediakan pengalaman otentik. Dari dua pandangan yang berbeda tersebut supervisi menjadi salah satu faktor yang disepakati dapat mempengaruhi kemampuan belajar. Dalam penelitian Al-Haqwi (2010) feedback yang baik, sering dan segera termasuk ke dalam faktor supervisi. Hal tersebut dirasakan pula oleh informan. Informan merasa tugas dapat memberikan manfaat yang lebih baik jika diberikan feedback dari dosen yang bersangkutan, namun dalam pelaksanaan blok elektif FK UNS berbeda. Ketiga blok elektif FK UNS memberikan tugas tanpa adanya feedback.
6 41 B. Keterbatasan Penelitian Beberapa kendala yang didapatkan pada penelitian ini, yang pertama pengambilan data FGD dilakukan setelah dilaksanakannya blok elektif, dimana secara teori evaluasi tahap pertama paling baik dilaksanakan selama proses blok (Kirkpatrick dalam Amin & Eng, 2003). Hal tersebut dilakukan agar masukan dari peserta dapat dievaluasi segera oleh pihak pelaksana. Kendala yang kedua, FGD dilakukan hanya sekali disebabkan oleh keterbatasan waktu dikarenakan mahasiswa yang telah melalui blok elektif cenderung mempersiapkan koas sehingga sulit mendapatkan informan. Hal ini dapat menyebabnya data lebih bersifat subjektif dari yang sebenarnya.
7
BAB I PENDAHULUAN. ditemukan permasalahan-permasalahan baru di masyarakat, salah satunya pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini seiring dengan perkembangan jaman di Indonesia maupun dunia, ditemukan permasalahan-permasalahan baru di masyarakat, salah satunya pada bidang kesehatan. Munculnya
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Lebih terperinciTujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
Tabel 1. Rata-rata nilai pratikum dan teori dalam tiga tahun terahir Tahun Ajaran Nilai praktikum Nilai Teori Nilai ahir 1999/2000 : 56,47 56,47 56,47 2000/2001 : 55,56 60,34 62,36 2001/2002 : 58,90 62,81
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau, pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah sebuah perantara atau
Lebih terperinciBAB III ANALISA MASALAH
BAB III ANALISA MASALAH 3.1 MASALAH FISIK MENYANGKUT PROGRAM FASILITAS 3.1.1 Organisasi Ruang Dan Alur Sirkulasi Sekolah Kegiatan belajar mengajar disekolah merupakan aktifitas rutin harian bagi seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedokteran dengan sistem integrasi berbagai multidisiplin ilmu dalam sebuah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Problem Based Learning (PBL) telah populer di pendidikan kedokteran dengan sistem integrasi berbagai multidisiplin ilmu dalam sebuah kasus (Barral dan Buck, 2013). Problem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) dari masa ke masa semakin pesat. Fenomena ini mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dari masa ke masa semakin pesat. Fenomena ini mengakibatkan adanya persaingan dalam berbagai
Lebih terperinciMEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)
MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.
Lebih terperinciPenggunaan Film Kartun Dalam Pengajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Kemampuan Mendengar. di STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Uluwiyah Mojokerto
Penggunaan Film Kartun Dalam Pengajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Kemampuan Mendengar di STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Uluwiyah Mojokerto (Studi Eksperimen) Resume Tesis Oleh : M.Saiful Bahri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik serta psikologis siswa (Peraturan Pemerintah, 2005).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan aktivitas pendidik atau guru secara terprogram melalui desain instruksional agar peserta didik dapat belajar secara aktif dan lebih menekankan
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN SILABUS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN SILABUS Program : Kedokteran Studi Blok : Gizi Klinik Tim Blok : 1. Drs. Widardo, MSc 2. Drg. Suhanantyo, MSi.Med 3. Dr. Budiyanti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar para siswa atau sering disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang membahas mengenai segala sesuatu tentang alam secara sistematis, bukan hanya penguasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan proses yang melibatkan berbagai unsur agar tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu penting sekali bagi setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial guna menjamin perkembangan dan kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Fungsi dan tujuan penddikan
Lebih terperinciBAB I BAB I PENDAHULUAN
BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan jadwal mata kuliah Universitas Sebelas Maret selama ini dilakukan dengan Sistem Generate Jadwal UNS, namun berdasarkan surat keputusan konsil kedokteran
Lebih terperinciMEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH
MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH PENGERTIAN MEDIA Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar Media
Lebih terperinciALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Mata kuliah : Pengembangan Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Dosen Pengampu : Tabah Subekti, M.Pd Nama Kelompok : 1. Dodo Prastyoko 2. Anggi
Lebih terperinciOLEH: MUFIDA NOFIANA K
INTEGRASI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL INSTRUCTION DENGAN METODE KERJA KELOMPOK PADA STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI Skripsi OLEH: MUFIDA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. afektif. Kompetensi kognitif, keterampilan, dan afektif harus diuji dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kedokteran yang berdasarkan pada kompetensi mencakup tiga ranah (domain) yang saling terintegrasi yaitu kognitif, keterampilan, dan afektif. Kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi tersebut. Menurut Undang-Undang Nomor 43 tahun 2009 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Pemasalahan Arsip merupakan urat nadi pada sebuah organisasi, karena arsip merupakan sebuah rekaman dari segala kegiatan atau aktivitas kerja yang ada di organisasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku seseorang yang dipengaruhi oleh pengalaman. Sebagaimana dikemukakan oleh Triyanto (2009:7) menyatakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Media Secara etimologi, kata media merupakan bentuk jamak dari medium, yang berasal dan bahasa Latin medius yang berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Achmad Munib, 2004:34). Pendidikan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai
Lebih terperinciRizmada Azzahra 1) 1) Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara, Indonesia. 1) ABSTRAK
ANALISIS PEMBUATAN VIDEO MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH PEMBELAJARAN MENYIMAK OLEH MAHASISWA KELAS A SEMESTER V PRODI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE Rizmada Azzahra 1) 1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman ditandai dengan kemajuan teknologi, dituntut untuk dapat mengikuti kemajuan teknologi yang telah ada. Begitu halnya dengan jenjang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana
12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana guru harus menyelidiki hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam
Lebih terperinciPUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU BAHASA
MEDIA PEMBELAJARAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU BAHASA MARET, 2004 PENGERTIAN MEDIA MEDIA ADALAH PERANTARA ATAU PENGANTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stres dalam belajar adalah perasaan yang dihadapi oleh seseorang ketika
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres dalam belajar adalah perasaan yang dihadapi oleh seseorang ketika terdapat tekanan-tekanan. Tekanan-tekanan tersebut berhubungan dengan belajar dan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa. Faktor-faktor internal ini meliputi fisiologis dan psikologis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Electronic Learning atau yang biasa disingkat dengan e-learning merupakan cara baru yang terdapat pada dunia pendidikan, dimana proses belajar mengajar menggunakan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS VIDEO IPB KARYA UNTUK NEGERI DALAM MERUBAH PERSEPSI SISWA TENTANG PERTANIAN
30 EFEKTIVITAS VIDEO IPB KARYA UNTUK NEGERI DALAM MERUBAH PERSEPSI SISWA TENTANG PERTANIAN Pertanian merupakan salah satu sektor utama yang memiliki kontribusi dalam pembangunan. Kebutuhan pokok manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang membosankan dan bahkan ada yang sampai membenci. Hal ini,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak siswa yang menganggap., bahwa matematika itu adalah mata pelajaran yang membosankan dan bahkan ada yang sampai membenci. Hal ini, disebabkan kesulitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. professional, karena pengelolaan tenaga kerja secara professional merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kepegawaian dan sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur dan memanfaatkan karyawan atau pengawai, sehingga dapat berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah Negara. Lewat pendidikan, sebuah Negara bisa dinilai tingkat kemakmurannya. Makin baik pendidikan
Lebih terperinciA. Latar Belakang dan Permasalahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Setiap kegiatan yang dilakukan oleh suatu instansi pasti menghasilkan arsip, volume arsip yang dihasilkan akan semakin banyak selama instansi masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Skills Lab merupakan tempat mahasiswa dapat. melatih keterampilan medis untuk mencapai kompetensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skills Lab merupakan tempat mahasiswa dapat melatih keterampilan medis untuk mencapai kompetensi yang diperlukan sebagai dokter (Kevin, 2010). Disebutkan dalam Standar
Lebih terperinciAECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar,
AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu: 1. Pesan; didalamnya mencakup kurikulum dan mata pelajaran.
Lebih terperinciPengertian dan Klasifikasi Media Pendidikan
Pengertian dan Klasifikasi Media Pendidikan KOMUNIKASI YANG BERHASIL F F F MEDIA F Media Kata jamak dari medium (dari bahasa latin) yang artinya perantara (between). Makna umumnya adalah apa saja yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dalam pengelolaan keuangan negara. yang bersifat umum meliputi penetapan arah, kebijakan umum, strategi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kementerian Keuangan merupakan instansi pemerintah yang mempunyai peranan vital di dalam negara Indonesia untuk membantu melakukan pembangunan perekonomian. Peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini membahas tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat hasil penelitian yang dapat dilihat dibawah ini. A.
Lebih terperinciKeywords: Audiovisual media, writing skills, folklore
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KEMBALI ISI DONGENG DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL BAGI SISWA KELAS III SDN 2 MRANTI KABUPATEN PURWOREJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015/2016 Khoirum Radityawati 1, Suripto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata budaya diyakini memiliki manfaat positif secara ekonomi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata budaya diyakini memiliki manfaat positif secara ekonomi dan sosial budaya. Jenis pariwisata ini dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat lokal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK. UGM) menerapkan metode Problem Based Learning (PBL)
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) menerapkan metode Problem Based Learning (PBL) dalam proses belajar mengajar sejak tahun 2002. Metode ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana diungkapkan oleh Wahyu Setiawan (1996 :4-5) bahwa daya serap siswa kelas IV Sekolah Dasar terhadap konsep-konsep volume rendah. Selain itu Soedjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan mulai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan mulai tingkat sekolah dasar sampai tingkat menengah atas. Mata pelajaran IPS mempunyai peran yang penting
Lebih terperinciVerbal Simbol visual Visual Radio Film Tv Wisata Demonstrasi partisipasi Observasi Pengalaman langsung
A. Pengertian Media Hand Out TEP-PLB MEDIA PENDIDIKAN (Ishartiwi-UNY) 1. Kata media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. 2. AECT (1977): Membatasi media sebagai segala
Lebih terperinciAnnisa Ratna Sari MEDIA PEMBELAJARAN
Annisa Ratna Sari MEDIA PEMBELAJARAN APA YANG PERLU DIKETAHUI & DIPAHAMI GURU TENTANG MEDIA? Media sebagai alat komunikasi efektivitas PBM Fungsi media mencapai tujuan pendidikan & pembelajaran Seluk-beluk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
197 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil-hasil penelitian, temuan-temuan dan pembahasan maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan secara umum dan kesimpulan yang mengacu pada pertanyaan-pertanyaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. memasuki lapangan pekerjaan baik melalui jenjang karier, menjadi tenaga kerja di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia merupakan syarat untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu (knowing) ataupun menghafal (memorizing) tetapi dituntut untuk memahami konsep biologi. Untuk kurikulum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam kehidupan. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional pada dewasa ini diarahkan pada taraf hidup dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional pada dewasa ini diarahkan pada taraf hidup dan sumber daya manusia yang berkualitas dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Peningkatan kualitas
Lebih terperinciKEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Proses belajar mengajar dapat diartikan juga sebagai proses komunikasi. Dalam proses komunikasi ini terjadi urutan pemindahan informasi (pesan) dari sumber
Lebih terperinciMakalah. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Pendidikan Fisika
Makalah Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Fisika Peran Program PhET dalam Pembelajaran Fisika Nama Kelompok: Thoha Firdaus (1208041073) Irnin Agustina D.A (1208041076) Dessy Wahyuningrum (1208041082)
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Fenomena perempuan bercadar merupakan sebuah realitas sosial yang terjadi di tengah masyarakat kita. Fenomena yang terjadi secara alamiah dalam setting dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkomunikasi merupakan suatu hal yang mendasar bagi semua orang. Banyak orang yang menganggap bahwa berkomunikasi itu suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Namun,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT ANGKET UJI KEPRAKTISAN MEDIA PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBASIS ICT
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT ANGKET UJI KEPRAKTISAN MEDIA PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBASIS ICT OLEH : REFNITA (14175056) DOSEN : Prof. Dr. Festiyed, M.S Dr. Usmeldi, M.Pd Rio Anshari, S.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kurikulum nya masing-masing. Standar Kompetensi Dokter ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Konsil Kedokteran Indonesia (2012) standar Konsil Kedokteran Indonesia adalah standar minimal kompetensi lulusan pendidikan kedokteran yang berlaku secaara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tugasnya, serta beberapa perilaku lain yang merupakan sifat-sifat kemanusiaan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Selama berabad-abad lamanya sejarah manusia telah beradaptasi dengan berbagai metode pengobatan dan perkembangannya. Salah satu hal yang konsisten dalam perjalanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menuntut peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran. Guru
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia. Perkembangan pendidikan di era globalisasi saat ini tidak lepas dari perkembangan ilmu
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Data Kompetensi Guru dalam Menggunakan Media Pembelajaran. Kemampuan guru memanfaatkan media sangat menunjang keberhasilan dalam pembelajaran. Guru
Lebih terperinciMEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media
MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA Tim Dosen Media TUJUAN PENDIDIKAN Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dengan manusia lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana untuk pengembangan diri. Dalam undang undang RI No. 32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu hal penting untuk menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Pendidikan sangat penting diperlukan oleh manusia sebagai sarana untuk pengembangan
Lebih terperinci2. Studi dan analisis geografi meliputi analisis gejala manusia dengan gejala alam, penyebarannya, interaksi dan interelasinya dalam ruang.
RUANG LINGKUP GEOGRAFI 1. Geografi sebagai idang ilmu pengetahuan selalu melihat keseluruhan gejala dalam ruang dengan memperhatikan secara mendalam tiap aspek yang menjadi komponen keseluruhan tadi. 2.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Media Media adalah suatu sarana yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Hakikat IPA Tujuan Pembelajaran IPA
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam 2.1.1. Hakikat IPA Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena alam dan segala sesuatu yang ada di alam.ipa
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan Berdasarkan analisis dan penambahan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan antara motivasi intrinsik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengaruh positif baik bagi guru maupun bagi peserta didik. Bagi guru adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar mengajar merupakan proses komunikasi yang terjadi antara guru dengan murid, agar proses komunikasi tersebut dapat berjalan dengan baik dan dapat tercapai dengan
Lebih terperinci2015 PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL BERBASIS FILM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 yang mulai diterapkan di persekolahan mengharapkan proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi juga semakin mendorong usaha-usaha ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu dan teknologi juga semakin mendorong usaha-usaha ke arah pembaharuan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan tugasnya, guru diharapkan dapat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
168 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah disampaikan dalam bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Berdasarkan hasil
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. data yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya. Peneliti juga memberikan
89 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini, peneliti memberikan kesimpulan dan rekomendasi berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini. Kesimpulan berikut diambil dari hasil analisis data yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. website bermunculan dengan aneka corak dan ragamnya. Mulai dari website yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Website merupakan kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar, data animasi, suara, video atan gabungan dari semuanya. Beragam website bermunculan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.I Kesimpulan 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan adanya peningkatan kemampuan kolaboratif (komunikasi, kolaborasi, peran dan tanggung jawab,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam pembelajaran ke arah paradigma konstruktivisme. Sebagaimana dikemukakan oleh Rusman dan Dewi (2009 : 174) menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN. memperhatikan keberadaannya. Arsip sebagai rekaman kegiatan baik di instansi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN Dewasa ini, permasalahan kearsipan belum banyak diperhatikan oleh masyarakat. Arsip memiliki begitu banyak manfaat, terlebih lagi bila mau memperhatikan
Lebih terperinciKemampuan peserta. Daya Serap Peserta. Kemampuan pengajar. Efektifitas alat bantu pengajaran. Alat Bantu Pengajaran
Kemampuan peserta Kemampuan pengajar Daya Serap Peserta Efektifitas alat bantu pengajaran 2 Penglihatan 82% Pendengaran 11 % Penciuman 1 % Pencecapan 2,5 % Perabaan 3,5 % 3 10 % dari apa yang dibaca 20
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang saling berinteraksi di dalamnya, salah satu komponen tersebut adalah sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari komponen lain yang saling berinteraksi di dalamnya, salah satu komponen tersebut adalah sumber belajar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi yang berkembang cepat sangat mendukung optimalisasi
14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi yang berkembang cepat sangat mendukung optimalisasi proses pembelajaran baik ditingkat sekolah maupun dalam kehidupan seharihari. Perkembangan teknologi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pelajaran fisika telah diperkenalkan kepada siswa di Sekolah Dasar (SD) dan di
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelajaran fisika telah diperkenalkan kepada siswa di Sekolah Dasar (SD) dan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) secara umum dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap orang dimanapun dan kapan pun orang itu berada. Pendidikan sangat penting, karena tanpa adanya pendidikan manusia akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, yang sebelumnya pembelajaran berbasis pengajar (teacher-centered
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki prinsip kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan siswa diharapkan mampu untuk belajar mandiri. Tetapi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kebiasaan hidup sehat. Yang dipelajari dalam belajar gerak adalah pola-pola
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani dan kesehatan secara umum bertujuan membantu siswa maupun mahasiswa untuk meningkatkan kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan gerak dasar serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di Fakultas Kedokteran Universitas McMaster Kanada pada tahun 1969, selanjutnya banyak fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setingkat dengan perguruan tinggi (Siswoyo, 2007). Berdasarkan Indonesian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa adalah individu yang memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir, serta kerencanaan dalam bertindak dan sedang menuntut ilmu
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan Pembelajaran berbasis masalah mata kuliah mikrobiologi ternyata dapat
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Pembelajaran berbasis masalah mata kuliah mikrobiologi ternyata dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap masalah-masalah klinis yang ada di sekitar
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
28 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Pemikiran Pesan tentang penyakit Chikungunya yang dikemas dalam bentuk media video, dirancang untuk mengungkapkan berbagai aspek video yang dapat
Lebih terperinciTUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :
TUJUAN PENDIDIKAN: Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama dalam membantu siswa untuk membangun sikap positif dalam belajar, membangkitkan rasa
Lebih terperinciPeran Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia di PGSD.
Peran Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia di PGSD 1 Biya Ebi Praheto, 2 Andayani, 3 Muhammad Rohmadi, 4 Nugraheni Eko Wardani 1 Dosen Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan masa depan pada zaman globalisasi. Manusia tidak bisa lepas dari pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah banyak memberi pengaruh pada dunia pendidikan, yaitu untuk meningkatkan kualitas proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap atau perilaku siswa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pendidikan dapat ditingkatkan dengan melakukan perubahan pola pikir yang digunakan sebagai landasan pelaksanaan kurikulum. Pada masa lalu proses belajar mengajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. TSI II Prigen ini merupakan Safari Park terbesar di Asia yang berlokasi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taman Safari Indonesia II Prigen Jawa Timur merupakan salah satu lembaga konservasi flora dan fauna terbesar di Indonesia. Hanya saja, permasalahan yang tampak
Lebih terperinci