KONSEP DOKUMEN KESIAPSIAGAAN DAN KEDARURTAN NUKLIR PLTN MURIA
|
|
- Lanny Darmali
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KONSEP DOKUMEN KESIAPSIAGAAN DAN KEDARURTAN NUKLIR PLTN MURIA Sunardi, Sudi Ariyanto ABSTRAK KONSEP DOKUMEN KESIAPSIAGAAN DAN KEDARURTAN NUKLIR PLTN MURIA. Dokumen Kesiapsiagaan dan Kedaruratan Nuklir PLTN Muria 1000 MWe ini disusun dalam rangka untuk memastikan tersedianya kesiapan dan kemampuan penanggulangan kedaruratan nuklir secara tepat waktu, terkelola, terkendali, dan terkoordinasi dalam kondisi operasi normal muaupun kondisi darurat. Selain itu dokumen ini diusun untuk memenuhi salah satu persyaratan perizinan operasi reaktor nuklir sebagaimana dinyatakan Pasal 15 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2006 tentang Perizinan Reaktor Nuklir. Tingkat program kesiapsiagaan nuklir dalam dokumen ini disusun berdasarkan hasil kajian potensi bahaya radiologi Kategori I sesuai dengan Peraturan Kepala BAPETEN No.1 Tahun 2010 tentang Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Kedaruratan Nuklir. Tujuan penyususunan konsep dokumen ini untuk memberikan dasar bagi Pemegang Izin PLTN Muria untuk melaksanakan penanggulangan kedaruratan nuklir akibat kejadian kecelakaan nuklir dari operasi PLTN. Organisasi yang terlibat dalam kesiapsiagaan dan penanggulangan kedaruraratan nuklir ini pemegang ijin harus berkoordinasi dengan Pemda setempat, BPBD, Kepolisian, Rumah sakit dan dinas-dinas yang terkait. Dokumen program kesiapsiagaan nuklir ini meliputi infrastruktur dan fungsi penanggulangan. Infrastruktur terdiri atas unsur berikut: organisasi, koordinasi, fasilitas dan peralatan, prosedur penanggulangan; dan pelatihan dan/atau gladi kedaruratan nuklir. Sedangkan fungsi penanggulangan meliputi identifikas, pelaporan dan pengaktifan, tindakan mitigasi, tindakan perlindungan segera, tindakan perlindungan untuk petugas penanggulangan, pekerja dan masyarakat; dan/atau pemberian informasi dan instruksi pada masyarakat. Kata kunci : Kesiapsiagaan, kedaruratan nuklir ABSTRACT DRAFT DOCUMENT CONCEPT OF NUCLEAR EMERGENCY PREPAREDNESS MURIA NPP. This document arranged for determine readiness and ability nuclear preparedness ecsxact manner in time, manage, control, in normal condition and up normal in licensing operational NPP. This document arranged for fulfill condition with PERKA BAPETEN Number The objective this document propose for give foundation owner Muria NPP in bring off nuclear emergency preparedness Muria NPP from accident NPP operation. Owner must be coordination with local government, BPBD, police, hospital. Contains Document concept nuclear emergency preparedness Muria NPP, infrastructure from organization, coordination, equipment and facility, procedure, preparedness function with identification, report, mitigation and give information and instruction for people. Key words : nuclear preparedness, emergency 1. PENDAHULUAN Dalam rangka memenuhi kebutuhan energi listrik, khususnya Jawa Bali, Indonesia berencana mendirikan Pemangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di wilayah Muria Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Dengan adanya PLTN, maka haruslah semua semua persyaratam awal maupun akhir harus dipenuhi termasuk mempersiapkan dokumen kesiapsiagaan dan kedaruratan nuklir untuk memenuhi salah satu persyaratan perizinan ISSN
2 operasi reaktor nuklir sebagaimana dinyatakan Pasal 15 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2006 tentang Perizinan Reaktor Nuklir. Tingkat program kesiapsiagaan nuklir dalam dokumen ini disusun berdasarkan hasil kajian potensi bahaya radiologi Kategori I sesuai dengan Peraturan Kepala BAPETEN No.1 Tahun 2010 tentang Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Kedaruratan Nuklir. Dokumen Kesiapsiagaan dan Kedaruratan Nuklir ini disiapkan untuk PLTN Muria yang berkapasitas 1000 MWe yang akan dibangun di tapak Ujung Lemahabang, Desa Balong, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara. Tapak tersebut terletak di bagian utara semenanjung Muria di Propinsi Jawa Tengah dengan koordinat ' 40'' Lintang Selatang dan ' 20" Bujur Timur. Kondisi iklim di daerah ini termasuk dalam Kategori Kelas A (tropis). Curah hujan di Semenanjung Muria rata-rata 0,0 mm pada musim kemarau dan 714,5 mm pada musim hujan. Kelembaban udara relatif berada dalam kisaran 73% 91%, sedangkan kelembaban udara relatif rata-rata sekitar 65%. Aliran angin di lokasi tapak dipengaruhi oleh angin muson barat pada musim hujan dan angin muson timur pada musim kemarau. Kecepatan angin rata-rata per bulan pada ketinggian 10 meter adalah antara 6,5 m/detik dan 9,4 m/detik. Untuk ketinggian 40 meter, kecepatan angin rata per bulan adalah 10,6 14,8 m/detik. Arah angin pada ketinggian 10 m terdistribusi merata antara sektor barat daya (SW) dan selatan-barat daya (SSW), yaitu sebesar 9,8% dan 8,6%, dan sektor timur laut (NE) dan timur-timur laut (ENE), yaitu 8,4% masing-masing. Pada ketinggian 40 m, arah angin terletak pada sektor selatan dan selatan-timur laut dengan persentase 9,9% dan 9,6%. Semenanjung Muria terletak di bagian tengah dari sisi utara pulau Jawa. Semenanjung ini menjorok ke Laut Jawa dari daerah Kabupaten Kudus yang terletak sekitar 50 km timur-laut Semarang. Semenanjung Muria memiliki lebar sekitar 50 km pada arah timur-barat dan 45 km pada arah utaraselatan. Luasan semenanjung berkisar km 2, dimana terdapat tiga kabupaten, yaitu Pati di sebelah timur, Jepara disebelah barat, dan Kudus di sebelah selatan. Desa-desa di sekitar tapak Ujung Lemahabang terdiri dari desa Balong dan Tubanan (Kecamatan Kembang) dan Bumiharjo (Kecamatan Keling). Desa-desa tersebut merupakan lokasi penting terhadap dampak radiologik PLTN. Menurut data kependudukan tahun 2008, populasi pada radius 5 km dari tapak adalah orang dengan densitas populasi 491 orang/km 2. Sedangkan untuk radius 25 km, populasinya adalah orang dan densitas populasi 864 orang/km 2. Program kesiapsiagaan nuklir ini memberikan dasar bagi Pemegang Izin PLTN Muria untuk melaksanakan penanggulangan kedaruratan nuklir akibat kejadian kecelakaan nuklir dari operasi PLTN. Kesiapsiagaan nuklir bertujuan untuk memastikan tersedianya kesiapan dan kemampuan penanggulangan kedaruratan nuklir untuk menanggulangi kedaruratan nuklir secara tepat waktu, terkelola, terkendali, dan terkoordinasi dalam kondisi operasi normal maupun kondisi darurat. Penanggulangan kedaruratan nuklir dilaksanakan untuk a. mengendalikan situasi; b. mencegah atau memitigasi konsekuensi di tempat atau sumber kejadian; c. mencegah terjadinya efek deterministik terhadap kesehatan pekerja dan masyarakat; d. melakukan pertolongan pertama dan mengelola penanganan korban luka radiasi; e. mencegah terjadinya efek stokastik pada populasi; f. mencegah terjadinya efek nonradiologi pada individu dan populasi; dan g. melindungi harta benda dan lingkungan. Pemegang ijin PLTN Muria wajib berkoordinasi dengan instansi lain yang terkait dalam pelaksanaan kesiapsiagaan dan penanggulangan kedaruratan nuklir apabila dampak dari kedaruratan meluas sampai ke luar instalasi. Organisasi yang terlibat meliputi antara lain: a. Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara; b. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara; ISSN
3 c. Kepolisian Sektor Jepara; d. Dinas pemadam kebakaran Kabupaten Jepara; dan e. Rumah Sakit Umum Jepara dan Jawa Tengah. Dokumen Kesiapsiagaan dan Kedaruratan Nuklir berlaku bagi PLTN Muria baik dalam kondisi normal maupun darurat. Dokumen program kesiapsiagaan nuklir ini meliputi infrastruktur dan fungsi penanggulangan. Infrastruktur terdiri atas unsur berikut: a. organisasi; b. koordinasi; c. fasilitas dan peralatan; d. prosedur penanggulangan; dan/atau e. pelatihan dan/atau gladi kedaruratan nuklir. Fungsi penanggulangan terdiri atas unsur berikut: a. identifikasi, pelaporan, dan pengaktifan; b. tindakan mitigasi; c. tindakan perlindungan segera; d. tindakan perlindungan untuk petugas penanggulangan, pekerja dan masyarakat; dan/atau e. pemberian informasi dan instruksi pada masyarakat. Dalam hal terjadi ekskalasi kedaruratan nuklir ke luar tapak, pemegang ijin berkoordinasi dengan instansi lain yang terkait seperti tersebut di atas dan dokumen ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari program kesiapsiagaan nuklir tingkat daerah. Dalam penyusunan konsep kesiapsiagaan Nuklir PLTN Muria ini banyak dasar hukum yang digunakan baik itu Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, Peraturan Menteri dalam Negeri, Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Peraturan Kepala BAPETEN diantaranya adalah : 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenagan Nukliran 2. Undang-undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana 3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1975 tentang Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2008 tentang Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir 7. Keppres No. 49 Tahun 1986 Ratifikasi Konvensi tentang Perlindungan Fisik Bahan Nuklir. 8. Keppres No. 106 Tahun 2001 Ratifikasi Konvensi Tentang Keselamatan Nuklir. 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah 10. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana; 11. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 1 Tahun 2010 tentang Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Kedaruratan Nuklir ISSN
4 2. PEMBAHASAN Dalam dokumen kesiapsiagaan nuklir ini perlu sekali diperlukan kode dan standard karena di Indonesia masih banyak kekurangan hal-hal yang terkait dengan teknologi, keselamatan, dan sebagianya yang berhubungan dengan nuklir. Kode dan standar yang digunakan antara lain : IAEA Safety Standard Series, No. SF-1 : Fundamental Safety Principles, No. SSG-9: Seismic Hazards In Site Evaluation For Nuclear Installations, No. SSG-2: Deterministic Safety Analysis for Nuclear Power Plants, No. NS-G-2.15: Severe Accident Management Programmes for Nuclear Power Plants Safety Guide, NS-G-3.6: Geotechnical Aspects of Site Evaluation and Foundations for Nuclear Power Plants, Safety Guide, No. NS-G-2.1: Fire Safety in the Operation of Nuclear Power Plants Safety Guide Insfrastruktur Kesiapsiagaan nuklir memerlukan suatu insfrastruktur yang lengkap untuk menunjang pelaksanaan tugas baik dalam kesiapsiagaan maupun bila terjadi sesuatu bencana nuklir, baik yang skala rendah maupun skala berat, insfrastruktru tersebut terdiri dari : Organisasi; Koordinasi; Fasilitas Dan Peralatan; Prosedur Penanggulangan Pelatihan / Gladi Kedaruratan Nuklir Pengendali operasi Pengendali operasi adalah petugas proteksi radiasi/ petugas lain yang ditunjuk oleh pemegang izin dan bertanggung jawab mengendalikan operasi penanggulangan kedaruratan nuklir dg tugas : mengumpulkan Informasi awal perihal Kecelakaan yang terjadi; melaporkan informasi awal kepada ketua penanggulangan kedaruratan nuklir; ISSN
5 melakukan koordinasi satuan pelaksana di lapangan dalam pelaksanaan pemulihan awal, operasi pembersihan, perlindungan terhadap petugas penanggulangan dan langkah langkah perlindungan lainnya; memberikan masukan dan rekomendasi dalam penanggulangan kedaruratan kepada ketua penanggulangan kedaruratan nuklir; dan mengawasi dan mengkoordinasikan pelaksana operasi dalam melakukan tugasnya. Pelaksana operasi Pelaksana operasi adalah pekerja radiasi yang ditunjuk oleh pemegang izin untuk datang pertama kali di lokasi kecelakaan dan bertanggung jawab melakukan penanggulangan kedaruratan nuklir yg meliputi TP melakukan tindakan pemantauan dan survei radiologi terhadap tempat kejadian perkara, masyarakat, dan lingkungan. Tim Medis, melaksanakan tindakan penanggulangan awal dan tanggapdarurat medis pada korban, memisahkan korban terkontaminasi dari yang tidak terkontaminasi, menetapkan daerah triage, serta membawa korban ke rumah sakit; Tim Pemadam Kebakaran, melaksanakan tindakan pemadaman kebakaran, dan membantu pelaksanaan pertolongan pertama; Satuan Pengaman, melakukan tindakan penanggulangan awal, menetapkan dan mengamankan daerah kecelakaan, dan membantu pelaksanaan tindakan evakuasi Pengkaji Radiologi Pengkaji radiologi yang diemban oleh BATAN memimpin tim radiologi yang berada di lokasi kecelakaan dan bertanggung jawab mengkaji bahaya radiologi, memberikan dukungan proteksi radiasi bagi pelaksana operasi dan memberikan rekomendasi tindakan perlindungan kepada pengendali operasi. Tugas pengkaji radiologi : survei lapangan di lokasi kecelakaan, mengendalikan kontaminasi; merumuskan rekomendasi langkah-langkah perlindungan; melaksanakan koordinasi penanganan penemuan kembali sumber, dekontaminasi dan penanganan limbah radioaktif; dan melakukan estimasi dan mencatat dosis yang diterima oleh masyarakat dan/atau petugas penanggulangan. Koordinasi Koordinasi meliputi: sistem hubungan kerja antar organisasi yang terkait dalam fungsi penanggulangan kedaruratan nuklir; prosedur koordinasi dengan organisasi terkait lain (contohnya pemberitahuan dan permintaan bantuan); dan perjanjian atau dokumen tertulis dengan organisasi atau pihak-pihak terkait lain untuk melaksanakan tindakan penanggulangan kedaruratan nuklir. Fasilitas dan peralatan Sarana pendukung fasilitas dan peralatan Peralatan penanggulangan Fasilitas penanggulangan Pusat kendali tanggap darurat ISSN
6 Penyediaan Fasilitas dan Peralatan Pelatihan dan gladi kedaruratan nuklir Perencanaan Pelatihan Organisasi tanggap darurat nasional KETUA OTDN (KEPALA BNPB) BAPETEN Ka. Pusat Perencana Operasi Daputi BNPB Ka. Pusat Data dan Informasi Daputi BNPB Pendukung Operasional Investigasi Pelaksana teknis TTNI POLRI Responder Kementan - POLRI Kemenkes - PMK Kemenkp - AGD Kemenhub Pengkaji Radiologi Kemensos - BATAN BPOM -NUBIKA KLH -BMKG KEMENDAGRI, Kemenpu, Basarnas Indentifikasi, Pemberitahuan dan Pengaktifan Memasang sistem peralatan yang dapat memicu tindakan tanggap kedaruratan berdasarkan klasifikasi kecelakaan secara konsisten. Semua organisasi tanggap kedaruratan memulai fungsi tanggap kedaruratan berdasarkan klasifikasi yang sesuai, dan konsisten. Adanya kriteria yang jelas dapat digunakan untuk menentukan setiap tingkat klasifikasi (fasilitas, lokal, nasional) dan organisasi yang bertanggung jawab untuk mengakses informasi yang ada terhadap kriteria aktivasi dan memutuskan untuk mengaktivasi organisasi kedaruratan. Ini juga termasuk prosedur tindakan awal yang diajukan dengan segera oleh personel seperti saat mereka tiba di lokasi tugas. Semua organisasi penanggulangan yang terlibat dalam tanggap kedaruratan awal mempunyai alat komunikasi untuk mengaktifkan anggotanya, berdasarkan pemberitahuan dari fasilitas. Peralatan komunikasi tersebut meliputi handy talky, mobile phone, pager, untuk menjangkau petugas penanggulangan setiap saat. Organisasi berperan sangat penting dalam hal pengurangan dampak, pemberitahuan, penaksiran dan implementasi tindakan perlindungan mendesak harus diikut-sertakan. Tindakan Mitigasi Tindakan Mitigasi ini bertujuan untukmencegah, mengendalikan dan mengurangi hal-hal sbb: mencegah eskalasi bahaya radiologis; mengembalikan fasilitas atau instalasi ke keadaan selamat dan stabil; mengurangi potensi lepasan zat radioaktif atau paparan radiasi, dan; mengurangi dampak lepasan zat radioaktif atau paparan radiasi; ISSN
7 mengurangi dampak psikologis masyarakat Tinadak yang juga sangat penting adalah : Tindakan perlindungan segera adalah kemampuan untuk: melakukan evakuasi, pemberian tempat berlindung sementara, dan menyediakan tablet yodium; menjamin keselamatan anggota masyarakat di dalam tapak dalam hal terjadi kedaruratan nuklir atau radiologi melalui tindakan: Memberi peringatan kepada anggota masyarakat di dalam tapak akan adanya kedaruratan; Memberi peringatan kepada anggota masyarakat di dalam tapak untuk mengambil tindakan segera setelah pernyataan keadaan kedaruratan; Menghitung jumlah orang yang berada di dalam tapak; Mencari dan menemukan orang yang mungkin belum dihitung; Mengambil tindakan perlindungan segera; dan Memberikan pertolongan pertama. Pemberian Informasi dan Instruksi kepada masyarakat Pemberian Informasi Dan Instruksi Pada Masyarakat adalah kemampuan memberikan informasi yang berguna, tepat waktu, benar, konsisten dan tepat kepada masyarakat, menanggapi informasi yang tidak benar dan rumor, dan menanggapi permintaan informasi dari masyarakat atau media informasi cetak dan elektronik lain. Penanggulangan kedaruratan tingkat instalasi; Pada penanggulangan kedaruratan tingkat Instalasi, Pemegang Izin atau PIN PLTN menetapkan zona perencanaan kedaruratan nuklir dan menginformasikan serta berkoordinasi dengan pemerintah daerah di sekitar tapak dan instansi terkait, setelah memperoleh persetujuan dari BAPETEN. Penanggulangan kedaruratan tingkat daerah; Pada penanggulangan kedaruratan tingkat Daerah, program kesiapsiagaan nuklir disusun oleh Pemegang Izin (PIN PLTN) yang persiapannya dibantu oleh instansi terkait serta dikoordinir oleh BPBD menggunakan pedoman yang telah diberikan oleh Kepala BAPETEN. Penanggulangan kedaruratan tingkat nasional. Pada penanggulangan kedaruratan tingkat Nasional, Program kesiapsiagaan nuklir tingkat nasional disusun oleh Pemegang Izin atau Pengusaha Instalasi PLTN bersama-sama BAPETEN, dan instansi terkait serta dikoordinir oleh BNPB dan BAPETEN. KESIMPULAN Dengan adanya dokumen ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi PIN untuk menyiapkan, dan melaksanakan tanggap darurat dalam operasi PLTN kondisi normal maupun terjadi kecelakaan Namun kondissi di Indonesia saat ini belum sepenuhnya dapat dipenuhi karena dari masing-masing daerah belum menyiapkan untuk susunan dokumen kesiapsiagaan nuklir PLTN Muria baik infrastrukturnya maupun kondisi pemerintahan daerah. ISSN
8 DAFTAR PUSTAKA 1. IAEA, Method for Developing Arrangements for Response Nuclear or Radiological Emergency, IAEA TECDOC 953-Viena, IAEA, Safety Standard Series, Preparedness and Response for a Nuclear or Radiological Emergency, GSR-2, Viena, BAPETEN, Konsepsi RPP Sistim Kesiapsiagaan Nuklir Nasional, IAEA ERPREV Team, Resume Final Report Emergency Preparedness Review Indonesia, 1999 DISKUSI 1. Pertanyaan dari Sdr. Dedy Priambodo (PPEN BATAN) Membaca susunan konsep dokumen kesiapsiagaan nuklir PLTN Muria itu kelihatannya sudah komplit, tapi apakah sudah benar-benar terkoordinasi seperti organisasi tanggap darurat nasional dan organisasi tingkat kawasan? Jawaban : Susunan konsep kesiapsiagaan nuklir PLTN Muria itu memang belum lengkap namun diusahakan mengikuti referensi Perka. BAPETEN No. 1 tahun 2010 yang merupakan regulasi yang menjadi acuan atau petunjuk. Susunan yang belum sempurna itu kebanyakan terletak pada koordinasi organisasi tanggap darurat nasional maupun kawasan/local dari susunan tersebut baru dalam daftar susunan belum ada kontak satu sama lain, karena memang seperti yang dikeluhkan BAPETEN bahwa di tingkat nasional belum satu pemahaman satu sama lain. Juga karena keterbatasan waktu, maka alur evakuasi kalau betul-betul terjadi kecelakaan belum ada dan perhitungan besar radiasi di titik-titik yang perlu belum juga didapatkan karena keterbatasan software. ISSN
EVALUASI KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INSTALASI RADIOMETALURGI BERDASARKAN PERKA BAPETEN NOMOR 1 TAHUN 2010
No. 07 / Tahun IV April 2011 ISSN 1979-2409 EVALUASI KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INSTALASI RADIOMETALURGI BERDASARKAN PERKA BAPETEN NOMOR 1 TAHUN 2010 Budi Prayitno, Suliyanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG KESIAPSIAGAAN DAN PENANGGULANGAN KEDARURATAN NUKLIR
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG KESIAPSIAGAAN DAN PENANGGULANGAN KEDARURATAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang
Lebih terperinci2015, No Tenaga Nuklir tentang Penatalaksanaan Tanggap Darurat Badan Pengawas Tenaga Nuklir; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 te
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.234, 2015 BAPETEN. Tanggap Darurat. Penatalaksanaan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENATALAKSANAAN TANGGAP DARURAT BADAN PENGAWAS
Lebih terperinciPENYUSUNAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL
PENYUSUNAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Suliyanto, Muradi Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan 15310, Telp (021)
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 05-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 05-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinci2012, No Instalasi Nuklir, Reaktor Nuklir, dan Bahan Nuklir adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Keten
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.107, 2012 NUKLIR. Instalasi. Keselamatan. Keamanan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5313) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciSISTEM KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INDONESIA
SISTEM KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INDONESIA Sebuah Tinjauan terhadap Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Sistem Kesiapsiagaan Nuklir Nasional (RPP SKNN) Oleh: Dedik Eko Sumargo Direktorat Keteknikan dan
Lebih terperinciPEDOMAN ORGANISASI TANGGAP DARURAT NUKLIR NASIONAL (OTDNN)
Seri Pedoman PEDOMAN ORGANISASI TANGGAP DARURAT NUKLIR NASIONAL (OTDNN) DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR 2015 Halaman : 1 dari 34 I LATAR BELAKANG Keselamatan, keamanan, dan ketentraman,
Lebih terperinciSTUDI KESELARASAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR TINGKAT FASILITAS/ INSTALASI NUKLIR PTBN TERHADAP PERKA BAPETEN NO.1 TAHUN 2010
STUDI KESELARASAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR TINGKAT FASILITAS/ INSTALASI NUKLIR PTBN TERHADAP PERKA BAPETEN NO.1 TAHUN 2010 Muradi, Sjafruddin Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK STUDI
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENATALAKSANAAN TANGGAP DARURAT BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENATALAKSANAAN TANGGAP DARURAT BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciUPAYA PENGENALAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR PADA DESA SIAGA
UPAYA PENGENALAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR PADA DESA SIAGA ANTHONY SIMANJUNTAK Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang 15310, Banten Telp. 021.7560908, Faks. 7560573 Abstrak
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinci2016, No Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 1 Tahun 2010 tentang Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Kedaruratan Nuklir; 5.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2040, 2016 BATAN. Nuklir. Program Kesiapsiagaan. Penanggulangan Kedaruratan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM
Lebih terperinciPEDOMAN PERENCANAAN KESIAPSIAGAAN DAN PENANGGULANGAN KEDARURATAN REAKTOR NUKLIR
DIREKTORAT KETEKNIKAN DAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR Prosedur Penunjukan lembaga kursus bidang ketenaganukliran No Dokumen: RND/PD/DKKN/09/0 PEDOMAN PERENCANAAN KESIAPSIAGAAN DAN PENANGGULANGAN KEDARURATAN REAKTOR
Lebih terperinciKEDARURATAN NUKLIR DI INDONESIA DAN PENANGGULANGANNYA
ISSN 1979-2409 Kedaruratan Nuklir di Indonesia dan Penanggulangannya (Budi Prayitno) KEDARURATAN NUKLIR DI INDONESIA DAN PENANGGULANGANNYA Budi Prayitno Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 106, 2006 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4668) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciORGANISASI KESIAPSIAGAAN NUKLIR BATAN YOGYAKARTA DAN PENANGANAN FASILITAS PTAPB PASCA GEMPA BUMI
ORGANISASI KESIAPSIAGAAN NUKLIR BATAN YOGYAKARTA DAN PENANGANAN FASILITAS PTAPB PASCA GEMPA BUMI M. Yazid, Elisabeth.S, Sudjatmoko Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Badan Tenaga Nuklir Nasional
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA
KP PERKA- 24 OKT 2014 RANCANGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA DIREKTORAT PENGATURAN PENGAWASAN INSTALASI DAN BAHAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG SATUAN TANGGAP DARURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG SATUAN TANGGAP DARURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : a. bahwa untuk mencegah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinci2 instalasi nuklir adalah instalasi radiometalurgi. Instalasi nuklir didesain, dibangun, dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga pemanfaatan tenaga
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 107) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI
Lebih terperinciBadan Tenaga Nuklir Nasional 2012
BATAN B.38 ANALISIS KONSEKUENSI KECELAKAAN PARAH PRESSURIZED WATER REACTOR DENGAN BACKWARDS METHOD Dr. Ir. Pande Made Udiyani Dr. Jupiter Sitorus Pane, M.Sc Drs. Sri Kuntjoro Ir. Sugiyanto Ir. Suharno,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciB.74 SEBARAN UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA SEKITAR TAPAK POTENSIAL KRAMATWATU SEBAGAI PERTIMBANGAN DALAM EVALUASI TAPAK PLTN BANTEN TIM PENELITI: Dr.
B.74 SEBARAN UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA SEKITAR TAPAK POTENSIAL KRAMATWATU SEBAGAI PERTIMBANGAN DALAM EVALUASI TAPAK PLTN BANTEN TIM PENELITI: Dr. June Mellawati, M.Si Dra. Heni Susiati, M.Si Ir. Hadi Suntoko
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.389, 2015 BAPETEN. Reaktor Nondaya. Keselamatan. Penilaian. Verifikasi. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciFORMAT DAN ISI LAPORAN PENILAIAN KESELAMATAN BERKALA KONDISI TERKINI STRUKTUR, SISTEM, DAN KOMPONEN
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA FORMAT DAN
Lebih terperinciPENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009
PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009 L.Kwin Pudjiastuti, Syahrir,Untara, Sri widayati*) ABSTRAK PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN
Lebih terperinciPedoman Penyusunan Program Kedaruratan PLB3
Pedoman Penyusunan Program Kedaruratan PLB3 oleh: Kasubdit Tanggap Darurat dan Pemulihan Non Institusi DIREKTORAT PEMULIHAN KONTAMINASI DAN TANGGAP DARURAT LIMBAH B3 DIRJEN PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR TENTANG PROGRAM KESIAPSIAGAAN DAN PENANGGULANGAN KEDARURATAN NUKLIR
- 1 - RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR TENTANG PROGRAM KESIAPSIAGAAN DAN PENANGGULANGAN KEDARURATAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DALAM UTILISASI DAN MODIFIKASI REAKTOR NONDAYA
SALINAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DALAM UTILISASI DAN MODIFIKASI REAKTOR NONDAYA DENGAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan faktor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi, sosial maupun peningkatan kualitas hidup. Oleh karena itu kecukupan persediaan energi secara berkelanjutan
Lebih terperinciHIMPUNAN PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PENANAMAN MODAL TAHUN 2014
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL HIMPUNAN PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PENANAMAN MODAL TAHUN 2014 BUKU III Biro Peraturan Perundang-undangan, Humas dan Tata Usaha Pimpinan BKPM 2015 DAFTAR ISI 1. PERATURAN
Lebih terperinciPELUANG DAN TANTANGAN BATAN SEBAGAI ORGANISASI PENDUKUNG TEKNIS DI BIDANG PROTEKSI RADIASI
PELUANG DAN TANTANGAN BATAN SEBAGAI ORGANISASI PENDUKUNG TEKNIS DI BIDANG PROTEKSI RADIASI Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN Jalan Lebak Bulus Raya No.49, Kotak Pos 7043 JKSKL, Jakarta
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN
BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 2.1. Sejarah Singkat Organisasi Tahun 1954 1957 : Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktif: Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktif dilatarbelakangi oleh adanya
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBERITA NEGARA. BAPETEN. Reaktor Nondaya. Keselamatan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.653, 2012 BAPETEN. Reaktor Nondaya. Keselamatan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DALAM UTILISASI
Lebih terperinciJAMINAN MUTU UNTUK PERSIAPAN PEMBANGUNAN PLTN
JAMINAN MUTU UNTUK PERSIAPAN PEMBANGUNAN PLTN Syahrudin PSJMN-BATAN, Kawasan PUSPIPTEK, GD71, Lt.2,Cisauk, Tangerang Abstrak Jaminan Mutu untuk Persiapan Pembangunan PLTN. Standar sistem manajemen terus
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPROSEDUR PENANGGULANGAN KEDARURATAN NUKLIR DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR
PROSEDUR PENANGGULANGAN KEDARURATAN NUKLIR DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR Budi Prayitno, Suliyanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PROSEDUR PENANGGULANGAN KEDARURATAN NUKLIR PUSAT
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN STATUS POTENSI BENCANA
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN POTENSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciKRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI
Halaman 1 dari 1 KRONOLOGI DOKUMEN Tanggal Revisi Ke Keterangan (Tuliskan sub-bab & perihal yang diubah serta alasan perubahan) 14-10-2011 0 Penentuan baru 25-11-2013 1 Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun
Lebih terperinciOLEH : Dra. Suyati INSPEKSI FASILITAS RADIASI DAN INSPEKSI FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF ZAT RADIOAKTIF
INSPEKSI OLEH : Dra. Suyati I.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN UU No 10/97 Ps. 4 : Pemerintah membentuk Badan pengawas yang bertugas melaksanakan pengawasan terhadap segala kegiatan pemanfaatan tenaga
Lebih terperinciSTATUS MUTAKHIR MEN GENAl KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INDONESIA. Dedik Eko Sumargo Biro Perencanaan - BAPETEN
Scminar Tahunan Pcngawasan Pemanfa lan Tc"aga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003 ISSN 1693-7902 STATUS MUTAKHIR MEN GENAl KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INDONESIA Dedik Eko Sumargo Biro Perencanaan - BAPETEN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang
Lebih terperinciKAJIAN PROTEKSI RADIASI DALAM PENGOPERASIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) BERDASARKAN NS-G-2.7
KAJIAN PROTEKSI RADIASI DALAM PENGOPERASIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) BERDASARKAN NS-G-2.7 Helen Raflis, Liliana Yetta Pandi Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.672, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Radiasi Proteksi. Keselamatan. Pemanfaatan. Nuklir. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinci2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pencarian dan Pertolongan adalah segala usaha dan
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.113, 2017 HANKAM. Pencarian dan Operasi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6061) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22
Lebih terperinciFORMAT DAN ISI LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN DEKOMISIONING. A. Kerangka Format Laporan Pelaksanaan Kegiatan Dekomisioning URAIAN INSTALASI
LAMPIRAN V PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2011... TENTANG DEKOMISIONING INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR FORMAT DAN ISI LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN DEKOMISIONING A. Kerangka Format
Lebih terperinci1. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat SUBSTANSI MATERI
1. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat Modul Diklat Basic PKP-PK 1.1 1.2 Pengertian tentang gawat darurat bandar udara 1.1.1 Kondisi bandar udara dibawah batas normal Gawat darurat adalah kondisi dimana
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,
BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 64 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN LOGISTIK, PERALATAN DAN KEMUDAHAN AKSES PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciKAJIAN PENERAPAN BUDAYA KESELAMATAN DI IEBE
Hasil-hasil Penelitian ESN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 KAJIAN PENERAPAN BUDAYA KESELAMATAN DI IEBE ABSTRAK KAJIAN PENERAPAN SUOAYA KESELAMATAN lese. Kajian Suatu kajian terhadap penerapan budaya keselamatan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 74, 2007 LINGKUNGAN HIDUP. Tenaga Nuklir. Keselamatan. Keamanan. Pemanfaatan. Radioaktif. Radiasi Pengion.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penciptaan energi nuklir menarik untuk dikaji karena dalam setiap pembelahan inti akan terjadi pelepasan energi yang besar. Contohnya, pada pembelahan satu inti uranium
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinci2 Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir tentang Keamanan Sumber Radioaktif; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (L
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.654, 2015 BAPETEN. Radioaktif. Sumber. Keamanan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN
Lebih terperinciPERANAN KONVENSI KESELAMATAN NUKLIR DALAM UPAYA PENINGKATAN KESELAMATAN PLTN SECARA GLOBAL
ABSTRAK PERANAN KONVENSI KESELAMATAN NUKLIR DALAM UPAYA PENINGKATAN KESELAMATAN PLTN SECARA GLOBAL Yusri Heni N.A. 1, Suhartono Zahir 2, Amil Mardha 3. 1. P2STPIBN BAPETEN. 2. Deputi PI BAPETEN. 3. DP2IBN-BAPETEN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci*39525 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 27 TAHUN 2002 (27/2002) TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Copyright (C) 2000 BPHN PP 27/2002, PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF *39525 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 27 TAHUN 2002 (27/2002) TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciKETENTUAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI DAN BAHAN NUKLIR
KETENTUAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI DAN BAHAN NUKLIR Agus Yudhi P, Midiana Ariethia, Efa Aunurrofiq, Dahlia C. Sinaga Direktorat Pengaturan Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir Badan Pengawas
Lebih terperinciPROGRAM PERATURAN DALAM PENGAWASAN PLTN UNTUK MENYONGSONG PEMBANGUNAN PLTN 1)
PROGRAM PERATURAN DALAM PENGAWASAN PLTN UNTUK MENYONGSONG PEMBANGUNAN PLTN 1) Amil Mardha, Khoirul Huda dan Anri Amaldi Ridwan Direktorat Pengaturan Pengawasan Instalasi Dan Bahan Nuklir Badan Pengawas
Lebih terperinci2. PERSYARATAN UNTUK PENGKAJIAN KESELAMATAN DALAM PROSES PERIJINAN REAKTOR RISET
2. PERSYARATAN UNTUK PENGKAJIAN KESELAMATAN DALAM PROSES PERIJINAN REAKTOR RISET KRITERIA DAN TANGGUNG-JAWAB PENGKAJIAN 201. Untuk suatu reaktor riset yang akan dibangun (atau mengalami suatu modifikasi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 27 ayat (2) Undang-undang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciKAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (SML) DALAM SISTEM MANAJEMEN TERINTEGRASI UNTUK KESELAMATAN INSTALASI NUKLIR
KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (SML) DALAM SISTEM MANAJEMEN TERINTEGRASI UNTUK KESELAMATAN INSTALASI NUKLIR Nur Tri Harjanto ABSTRAK KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LlNGKUNGAN (SML) DALAM
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI ADMINISTRASI. Instansi Nuklir. Bahan Nuklir. Perizinan. Pemanfaatan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 8) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciPENENTUAN ZONA KEDARURATAN NUKLIR LUAR TAPAK (OFF-SITE) DI INDONESIA
PENENTUAN ZONA KEDARURATAN NUKLIR LUAR TAPAK (OFF-SITE) DI INDONESIA Pande Made Udiyani, Sri Kuntjoro Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir - BATAN Gd.80 Puspiptek Serpong email: pmade-u@batan.go.id
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 52, 2002 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4202) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciASPEK KESELAMATAN PADA PENGANGKUTAN BAHAN NUKLIR DENGAN KENDARAAN DARAT
ASPEK KESELAMATAN PADA PENGANGKUTAN BAHAN NUKLIR DENGAN KENDARAAN DARAT Suhaedi Muhammad Pusat Teknologi Keselamatan Dan Metrologi Radiasi BATAN Pasar Jum at email : suhaedi.muhammad@yahoo.com Rimin Sumantri
Lebih terperinciKETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1
KETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1 Dewi Prima Meiliasari, Zulfiandri, dan Taruniyati Handayani Direktorat Pengaturan Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir ABSTRAK.
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 27 ayat (2) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran,
Lebih terperinciBUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
1 BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang :
Lebih terperinciSISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI B.Y. Eko Budi Jumpeno Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN Jalan Cinere Pasar Jumat, Jakarta 12440 PO Box 7043 JKSKL, Jakarta 12070 PENDAHULUAN Pemanfaatan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Keselamatan radiasi merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah kesehatan manusia maupun lingkungan yang berkaitan dengan pemberian perlindungan kepada seseorang
Lebih terperinciUPAYA/TINDAKAN HUKUM DALAM PENGAWASAN KEGIATAN PEMANFAATAN KETENAGANUKLIRAN : Preventif, Represif dan Edukatif
UPAYA/TINDAKAN HUKUM DALAM PENGAWASAN KEGIATAN PEMANFAATAN KETENAGANUKLIRAN : Preventif, Represif dan Edukatif Amil Mardha Direktorat Peraturan Keselamatan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Lebih terperinciPROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT
PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT 1. TUJUAN Sebagai pedoman untuk menghadapi keadaan darurat. Untuk menyelamatkan jiwa manusia, lingkungan dan asset perusahaan.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 27 ayat (2) Undang-undang
Lebih terperinciKEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.844, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BATAN. Unit Kerja. Rinvian Tugas. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN
Lebih terperinciPROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT
PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT 1. TUJUAN Untuk memastikan semua personil PT XXXXXXX bertindak dalam kapasitas masing-masing selama aspek-aspek kritis dari suatu keadaan darurat. 2. RUANG LINGKUP Prosedur
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN... TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN... TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 27 ayat (2) Undangundang
Lebih terperinciPERIZINAN REAKTOR DAYA NON KOMERSIAL
PERIZINAN REAKTOR DAYA NON KOMERSIAL Direktorat Perizinan Instalasi dan Bahan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir Jakarta, 11 November 2015 LINGKUP : PENDAHULUAN PENGAWASAN TENAGA NUKLIR PERIZINAN REAKTOR
Lebih terperinci2015, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.696, 2015 KEMENHAN. TNI. Penanggulangan Bencana. Pelibatan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELIBATAN TNI
Lebih terperinciBERITA NEGARA. BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Laporan. Analisis Keselamatan Reaktor Nondaya. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
No.758, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Laporan. Analisis Keselamatan Reaktor Nondaya. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR I. UMUM Pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia meliputi berbagai
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN INSTALASI NUKLIR NON REAKTOR
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN INSTALASI NUKLIR NON REAKTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang
Lebih terperinci