PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB DAN PROSES PEMBENTUKAN WARNA MERAH PADA SARANG BURUNG WALET (Aerodramus fuciphagus)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB DAN PROSES PEMBENTUKAN WARNA MERAH PADA SARANG BURUNG WALET (Aerodramus fuciphagus)"

Transkripsi

1 PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB DAN PROSES PEMBENTUKAN WARNA MERAH PADA SARANG BURUNG WALET (Aerodramus fuciphagus) Sunu Kuntjoro Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Negeri Surabaya ABSTRAK Ada tiga jenis warna sarang walet (Aerodramus fuciphagus) : putih, hitam dan merah. Sarang burung walet berwarna merah berharga paling mahal dan di alam dijumpai dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan dengan sarang yang lainnya. Saat ini penyebab dan proses pembentukan sarang merah belum diketahui, sehingga belum dapat ditingkatkan jumlahnya. Tahap pertama sarang walet diamati perubahan warna, kandungan gas di dalam ruangan diukur dengan gas Analyser, kandungan unsur kimia di lantai rumah walet dengan menggunakan INAA (Instrumen Neutron Activited Analysis). Penelitian dilakukan di dua rumah walet Desa Latsari Kec. Mojowarno, Kab. Jombang dan di Desa Jatisari Kec. Sambeng, Kab. Lamongan, Jawa Timur, Tahap kedua dilakukan uji pengaruh kondisi lingkungan terhadap perubahan warna sarang walet. uji pengaruh gas dengan memasukkan gas ke dalam gelas elenmeyer yang telah berisi sarang, dan uji pengaruh asam nitrat dengan memberi perlakuan perbedaan konsentrasi asam nitrat yang didedahkan pada sarang walet. Data dianalisis dengan ANOVA menggunakan program Statistica versi 7. Hasil penelitian tahap satu menunjukkan adanya perubahan warna secara bertahap dari putih (-), kuning muda (560 nm), kuning tua (600 nm), orange (640 nm), merah (650) dan merah tua (700nm). Warna merah tidak dapat diisolasi dengan menggunakan pelarut polar maupun non-polar. Burung walet (Aerodramus fuciphagus) yang ditandai menghasilkan sarang warna putih dalam waktu dua bulan dan memiliki dua butir telur yang menetas pada hari ke-15. Hasil penentuan kandungan gas menunjukkan bahwa ditemukan gas CO (91 ppm), CO 2 (4,85 %), O 2 (9,3 %), H 2 S (0,039 ppm), NH 3 (1,068 ppm), NO 2 (0,33 ppm). Hasil analisis unsur kimia didapatkan lima unsur kimia tertinggi yaitu Al (54,6 ppm), Mg (55 ppm), Na (10 ppm), Fe (23,7 ppm) dan K (17,2 ppm),. Sedangkan gas (NO 2, NH 3 ) dan senyawa asam nirat berpengaruh pada pembentukan warna merah pada sarang walet. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa faktor penyebab pembentukan sarang merah adalah gas NO 2 dan NH 3. Kata Kunci: Burung walet (Aerodramus fuciphagus), sarang walet merah PENDAHULUAN Sarang Walet adalah sarang yang dibangun oleh burung Walet (Aerodramus fuciphagus) dengan menggunakan air liur dan berfungsi untuk tempat kawin, meletakkan telur dan merawat anakan sampai dapat terbang. Pembangunan sarang membutuhkan waktu hari tergantung pada musim kawin (breeding season) (Medway, 1961; Nguyen Quang, 1994). Sejak Dinasti Tang ( M) sarang Walet sudah dikenal dapat dimakan (edible nest) karena dipercaya dapat menyembuhkan beberapa penyakit (Koon dan Cranbrook, 2002). Sarang Walet warna merah diminati konsumen karena dipengaruhi oleh kepercayaan mengenai warna merah yang mempunyai arti keberuntungan, kekayaan, kemakmuran. Jumlah sarang Walet warna merah yang sedikit (2%), menyebabkan harga sarang Walet warna merah lebih tinggi % dibandingkan dengan sarang putih (Koon dan Cranbrook, 2002). Sarang Walet ada yang berwarna putih, hitam dan merah. Sarang putih adalah sarang Walet yang terbuat dari 100% liur Walet, sarang hitam disebabkan sebagian besar bahan penyusun sarang terbuat dari bulu burung Walet biasanya dari jenis Aerodramus maximus. Namun demikian sarang merah hingga kini belum diketahui dengan pasti penyebab terbentuknya dan masih menjadi perdebatan para ahli (Patricia, 1996; Ingolf, 2004; Jordan, 2004; Henri, 2005; Massimo, 2005). Sarang merah sangat jarang ditemukan di rumahrumah budidaya burung Walet sehingga menyulitkan para peneliti untuk mengkaji faktor-faktor penyebab pembentukan sarang Walet warna merah. Selain itu ijin masuk ke dalam rumah budidaya burung Walet sulit didapat karena menyangkut rahasia dan keamanan budidaya. Feses Walet banyak ditemukan di lantai ruangan bersarang, karena induk dan anakan yang tinggal di dalam sarang akan keluar dari sarang untuk mengeluarkan fesesnya dan terkumpul di lantai (Nguyen, 1994). Banyaknya bahan organik di ditunjang dengan kelembaban ruang yang tinggi (80-90%) merupakan tempat ideal bagi perkembangan mikro organisme Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN:

2 (Tiwari, 1987). Mikro organisme yang menguraikan bahan organik akan menghasilkan beberapa gas sebagai hasil samping (Kampscreur, 2005; Denniston, 2008). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab pembentukan sarang merah burung Walet (Aerodramus fuciphagus). METODOLOGI 1. Kajian Sarang Walet a) Pengamatan Perkembangan Pembentukan Sarang Burung Walet Warna Merah Pengukuran sarang dilakukan setiap minggu selama 18 minggu dimulai terbentuknya pondasi sampai sarang kosong ditinggalkan anakan. Pengukuran warna sarang dilakukan dengan menggunakan peta warna (colorimeter) b) Isolasi Warna Merah pada Sarang Walet Upaya isolasi warna merah dilakukan dengan menggunakan senyawa pelarut polar dan non polar. Selanjutnya lima gram sarang merah dimasukkan ke dalam sepuluh ml senyawa pelarut (Heksana, Heptana, Sikloheptana, Benzena, Kloroform, Dietil eter, Etil asetat, Aseton, Etanol, Metanol, Air) selama satu jam, pelakukan diulang sebanyak tiga kali. Pengamatan dilakukan dengan memperhatikan perubahan warna dan fisik pada sarang merah. 2. Kajian Kondisi Lingkungan Sarang Merah a). Menentukan Kandungan Unsur Kimia di Lantai Ruangan Sarang Merah Penelitian dilakukan dengan menggunakan INAA (Instrumental Neutron Activation Analysis), pengujian sampel dilakukan dua kali dengan menggunakan radiasi panjang (60 menit) untuk mendeteksi unsur kimia Co, Eu, Fe, Hg, K, La, Na, Rb, Sr dan radiasi pendek (10 menit) untuk mendeteksi unsur kimia Al, Ba, Dy, Mg, Mn, Na, Ti, V. Satu unit INAA diaktifkan dengan tenaga satu Megawatt, sehingga memunculkan sumber neutron dari sampel yang diradiasi. Selama radiasi neutron, isotop yang dihasilkan akan selalu stabil dari unsur-unsur yang dilacak. Sampel ditrasformasikan ke dalam bentuk isotop radioaktif. Pengukuran dengan menggunakan gamma spectro yaitu dengan mengaktifkan radioisotop seperti As-76, Hg-197, Se-75. Selanjutnya satu sampel dari lantai sarang merah dan putih dianalisis dan dihitung dengan menggunakan program gamma spectrometry systems. Hasil analisis distandarkan dengan traceable standard reference material (SRM) untuk mengontrol dan menjamin selama proses analisis dan penghitungan. b) Menentukan Kandungan Gas di Ruang Bersarang Burung Walet Gas dihisap dengan alat perangkap gas (gas trap) dan ditampung dalam kantong plastik 20 liter. Uji gas CH 4 menggunakan alat Gas Analyzer Testo 350-XL. Pengukuran gas NO 2, CO 2, O 2, CO menggunakan alat portable emission analyzer merk ECOM 200 NP, uji gas NH 3 dengan metode uji Indophenol, uji gas Hidrogen Sulfida (H 2 S) dengan metode uji Methylene Blue. 3. Eksperimen Proses Pembentukan Warna Merah pada Sarang Burung Walet a) Pegujian Pengaruh Gas pada Pembentukan Warna Sarang Sarang walet diletakkan di dalam elenmeyer 500 ml kemudian dimasukkan gas murni CH 4 dengan konsentrasi 30 ppm pada elenmeyer dengan pengulangan tiga kali setiap perlakuan. Pembentukan warna sarang walet diamati setiap hari selama satu minggu dan dicatat perubahan warna. Hal yang sama dilakukan pada gas NH 3, CO 2, O 2, CO, SO 2, NO 2. Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk mengolah data yang diperoleh. b) Pengujian Pengaruh Pemberian Asam Nitrat pada Pembentukan Warna Sarang Walet Wadah dari plastik tembus pandang ukuran dua liter diisi 250 g feses walet, selanjutnya diteteskan satu ml asam nitrat pada feses walet. Sarang walet diletakkan di atas campuran asam nitrat dengan feses walet yang berjarak 15 cm dengan menggunakan kasa kawat ukuran 1x1 cm 2 dan ditopang kawat, kemudian wadah ditutup rapat dan setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Hal yang sama dilakukan pada volume asam nitrat dua, tiga dan empat ml. Untuk kontrol diteteskan lima ml asam nitrat pada wadah plastik tanpa ditambahkan feses serta penambahan 250 g feses tanpa ditambah asam nitrat. Pembentukan warna sarang walet diamati setiap hari sampai terbentuk warna. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA menggunakan program Statistica versi 7. HASIL a) Pembentukan Sarang Burung Walet Warna Merah Hasil penelitian tahap satu menunjukkan adanya perubahan warna secara bertahap dari putih (-), kuning muda (560 nm), kuning tua (600 nm), orange (640 nm), merah (650) dan merah tua (700nm) Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN:

3 Hasil analisis korelasi menunjukkan adanya hubungan antara kelembaban dimusim kemarau dengan perubahan warna sarang yang dinyatakan dengan r = 0,878, p = Gambar 1 Perubahan warna sarang merah di Jombang b) Isolasi warna merah pada sarang walet Uji kelarutan warna merah dari sarang walet menunjukkan bahwa sarang walet merah tidak dapat dilarutkan pada pelarut polar maupun non-polar. Warna sarang tetap berwarna merah dan tidak berubah warna menjadi putih. Tabel 1 Kelarutan sarang walet merah dan putih Kelarutan Sarang Walet No Pelarut Merah Putih 1. Heksana Heptana Sikloheptana Benzena Kloroform Dietil eter Etil asetat Aseton Etanol Metanol Air - - Keterangan (-) = tidak larut warna dan fisik 2) Kajian Burung Walet a) Kajian Kondisi Lingkungan Sarang Merah b) Menentukan Kandungan Unsur Kimia di Lantai Ruangan Sarang Merah dan Putih Hasil analisis unsur kimia di lantai sarang merah dan putih dengan menggunakan INAA (Instrumen Neutron Activated Analysis) didapatkan lima unsur kimia tertinggi yaitu : Al (54,6 ppm), Mg (55 ppm), Na (10 ppm), Fe (23,7 ppm) dan K (17,2 ppm), jika dibandingkan dengan kandungan unsur kimia yang sama dari lantai sarang putih yaitu : Al (6,24 ppm), Mg (2,11 ppm), Na (0,73 ppm), Fe (6,03 ppm) dan K (1,59 ppm). Tabel 2 Perbandingan komposisi unsur kimia di lantai antara sarang merah dan putih dengan sinar radiasi pendek (10 menit) dan panjang (60 menit) Unsur Radiasi Pendek (10 menit) Sarang merah (ppm) Sarang putih (ppm) Al 54,6 6,24 Ba 0,73 - Dy 3,8 - Mg 55 2,11 Mn 0,59 0,85 Na 10 0,73 Ti 3,3 - V 0,84 0,19 Radiasi Panjang (60 menit) Co 9,9 4,863 Eu 0, , Fe 23,70 6,036 Hg 0,029 0,044 K 17,20 1,589 La 0,028 0,0034 Na 10 1,178 Rb 0,072 - Sr 0,172 0,053 Cat : penelitian dilakukan di Universitas Wisconsin, USA c) Menentukan Kandungan Gas dalam Ruangan Sarang Merah Hasil penentuan kandungan gas di ruangan sarang merah menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya gas CH4 tetapi ditemukan rata-rata gas CO (84 ppm), CO2 (5,25 %), O2 (9,65 %), H2S (0,063 ppm), NH3 (1,266 ppm), NO2 (0,33 ppm) di dalam ruangan sarang merah. Gas-gas ini dihasilkan oleh beberapa reaksi baik secara kimiawi maupun biologi. Gambar 2 Hubungan kelembaban musim penghujan dan kemarau pada perubahan warna sarang Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN:

4 Tabel 3 Kandungan gas dalam ruangan sarang merah ulangan Rata- Metode No Parameter Satuan 1 2 rata Pengujian 1 Metana (CH 4) ppm Gas Analyser 2 Karbon Monoksida ppm Gas Analyser (CO) 3 Karbon Dioksida % 6,3 4,2 5,25 Gas Analyser (CO 2) 4 Oksigen (O 2) % 10,7 8,6 9,65 Gas Analyser 5 Hidrogen Sulfida ppm 0,048 0,078 0,063 Metylen Blue (H 2S) 6 Amonia (NH 3) ppm 1,764 0,768 1,266 Indophenol 7 Nitrogen dioksida (NO 2) ppm 0,32 0,34 0,33 Gas Analyser 3) Eksperimen Pembentukan Warna Merah pada Sarang Burung Walet a) Pengujian Pengaruh Gas pada Pembentukan Warna Sarang Walet Hasil pengujian dengan gas yang dimasukkan ke dalam elenmeyer untuk CH 4, CO 2, CO, O 2, SO 2 tidak menunjukkan adanya perubahan warna pada sarang burung walet selama pengamatan. Perubahan warna keruh atau abu-abu terjadi pada sarang yang diberi gas NH3 pada hari kelima. pada gas NO 2 terjadi perubahan warna kuning muda yang teramati pada hari ketiga. Tabel 4 Uji pengaruh gas terhadap perubahan warna sarang walet No Gas uji Warna Sarang 1 CH 4 Putih 2 CO 2 Putih 3 CO Putih 4 NH 3 Warna keruh / abu-abu (hari kelima) 5 O 2 Putih 6 SO 2 Putih 7 NO 2 Warna kuning muda (hari ketiga) b) Pengujian Pengaruh Asam Nitrat pada Pembentukan Warna Sarang Walet Uji pengaruh pemberian asam nitrat pada feses walet menunjukkan adanya perubahan warna sarang. Konsentrasi empat ml HNO 3 dan 250 g feses terbentuk warna merah pada hari kelima. Pendedahan sarang pada lima ml asam nitrat (tanpa feses) terbentuk warna kuning pada hari pertama dan tidak pernah berubah menjadi merah. Sebaliknya perlakuan feses tanpa penambahan HNO 3 tidak menyebabkan sarang berubah warna. Hasil analisis denga uji ANOVA didapatkan bahwa ada pengaruh yang signifikan, beda konsentrasi HNO 3 pada pembentukan warna sarang pada p-level 0,006. Pengamatan (hari) Tabel 5 Uji pengaruh pemberian HNO 3 Warna Sarang Walet (nm) HNO 3 (ml) (tanpa feses) 1 putih putih putih putih putih kuning (600) 2 putih putih putih putih kuning (600) kuning (600) 3 putih putih putih kuning (600) kuning (600) kuning (600) 4 putih putih kuning (600) kuning (600) orange (640) kuning (600) 5 putih kuning (600) PEMBAHASAN kuning (600) orange (640) merah (650) Menurut Massimo (2005) diduga warna merah sarang walet disebabkan masuknya unsur-unsur kimia selama proses pembuatan sarang, dalam pengujian perbedaan kandungan kimia sarang merah dan putih didapatkan perbedaan komposisi unsur Fe 60 ppm pada sarang merah dan 30 ppm pada sarang putih. Diduga Fe bertanggung jawab terhadap perubahan warna karena warna dasar Fe adalah kuning kemerahan. Tetapi setelah dilakukan uji pengaruh unsur kimia pada sarang walet tidak menunjukkan adanya perubahan warna pada sarang, sehingga dari eksperimen tersebut diduga unsur-unsur kimia tidak berpengaruh secara parsial terhadap perubahan warna sarang. Pembentukan warna kuning pada sarang walet diduga karena bereaksinya gas NO 2 dengan kandungan asam amino (tyrosine) yang ada pada sarang, reaksi ini dikenal dengan Xantoprotein acid reaction (James, 2008). Hal ini sesuai dengan pembentukan warna merah pada sarang walet yang didahului dengan terbentuknya warna kuning muda. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian lebih lanjut untuk membutikan peranan gas NO 2 mempunyai pengaruh pada pembentukan sarang merah. Pembentukan warna kuning dapat dilihat pada reaksi dibawah ini. Pada penelitian ini gas yang terbentuk berasal dari feses hasil ekskresi dari burung walet (insektivora) yang bahan makanannya lebih banyak berupa serangga (protein) (Tompkins, 2000), diduga pembentukan gas metana lebih sulit terjadi dari feses burung walet. Selain itu diperlukan kondisi anaerob untuk membentuk gas metana, penguraian senyawa organik dengan proses anaerobik akan menghasilkan biogas yang mengandung CH4, CO2 dan sejumlah kecil nitrogen, hidrogen dan hidrogen sulfida (Manurung, 2004). Sedangkan pada ruangan bersarang burung walet masih terdapat oksigen dari luar rumah walet. Gas CO biasanya terbentuk pada peristiwa pembakaran tidak sempurna, yaitu pembakaran karbon dalam udara yang jumlahnya terbatas. Gas CO dalam ruangan bersarang walet mungkin terjadi akibat pembakaran karbon-karbon organik di lantai ruangan sarang walet dengan kandungan udara terbatas (9,65%), kuning (600) Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN:

5 sehingga gas karbon monoksida terbentuk.hasil uji kadar gas CO2 rata-rata 5,25 %. Gas CO2 merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas bakteri, gas ini timbul sebagai hasil dari pernapasan aerob-anaerob. Senyawa-senyawa organik menghasilkan CO2 akibat penguraian oleh bakteri. Selain oleh bakteri, gas CO2 terbentuk dari sisa metabolisme yang dihasilkan oleh burung walet selama berada di dalam ruangan bersarang. Dalam penelitian ini gas O2 ditemukan dalam jumlah yang kecil (9,65%) diduga karena ruangan memiliki sedikit sirkulasi udara. Gas O2 digunakan untuk pernafasan burung walet dan digunakan bakteri yang ada di lantai untuk menguraikan feses. Pada hewan ureotelik seperti burung, NH3 diubah menjadi urea melalui peristiwa yang kompleks pada siklus urea dalam tubuh, sebelum diekskresikan oleh tubuh. Jadi, amonia yang beracun diubah menjadi urea yang tidak berbahaya bagi hewan ureotelik (Denniston, 2008). Hasil ekskresi urea ini, diuraikan menjadi amonium karbonat yang mudah terurai menjadi amonia, karbon dioksida dan air dengan bantuan enzim urease, (Denniston, 2008). Pembusukan bangkai serta penguraian sulfat ditempat-tempat yang berair juga menimbulkan banyak H2S (1,266 ppm), pembusukan zat-zat organik ini dibantu oleh bakteri yang banyak menghasilkan hidrogen sulfida, yaitu Desulfofibrio desulfuricans. (Denniston, 2008). Gas NO2 dihasilkan dari perombakan amonia oleh Bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus memperoleh energi dengan cara mengoksidasi ammonium karbonat (Koops, 1991 dan Kampschreur, 2005). Senyawa HNO2 akan terurai di udara menjadi gas NO 2 dan H 2 O. sehingga gas yang dihasilkan dari penguraian ammonia adalah gas NO 2 dan gas CO 2. Analisis data dengan menggunakan Anova menunjukan hasil yang signifikan pada p-level 0, yang menunjukkan bahwa feses mempengaruhi perubahan pembentukan warna sarang burung walet. Hal ini menunjukkan bahwa feses dengan kelembaban yang lebih tinggi (80%), pembentukan warna dapat berlangsung dengan lebih cepat. Tetapi tanpa adanya feses walet meskipun dengan kelembaban tinggi di ruangan ternyata tidak dapat menyebabkan pembentukan warna sarang walet. Sarang walet mengandung senyawa cincin aromatik (tyrosine) sebesar 10,1 Molar (Massimo, 2005), dan menurut James (2008) jika protein mengandung asam amino dengan cincin aromatik, maka protein tersebut berubah menjadi kuning apabila bereaksi dengan asam nitrat. Setelah menambahkan basa seperti amonia, campuran akan berubah menjadi berubah warna oranye kemerahan (James, 2008). Penyebab perubahan warna putih menjadi kuning disebabkan reaksi gas Nitrogen dioksida (NO 2 ) dengan tirosin dan berubah warna tirosin menjadi merah disebabkan bereaksi dengan gas amonia (NH 3 ). Simpulan 1) Faktor penyebab terbentuknya sarang merah di rumah Walet adalah adanya interaksi antar komponen dalam sistem lingkungan di dalam ruangan bersarang, seperti: sarang Walet, feses Walet, suhu dan kelembaban ruangan, bakteri Nitrosomonas, sehingga terbentuknya gas NO 2 dengan NH 3 yang akan mengubah sarang Walet warna putih menjadi merah. 2) Pembentukan warna merah pada sarang Walet terjadi secara bertingkat diawali dari warna putih, kuning muda, kuning tua, oranye, merah dan merah tua. Sarang burung Walet warna putih bereaksi dengan gas NO 2, akan berubah menjadi kuning, kemudian menjadi berwarna merah jika terpapar pada gas NH 3. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih tiada terhingga khususnya kepada Prof. Dr. Tati Suryati Syamsudin, Dr. Achmad Sjarmidi dan Prof. Dr. Ir. Ani Mardiastuti, M.Sc. atas masukan ilmu, saran, nasehat dan semangat yang diberikan kepada penulis selama pelaksanaan penelitian. Daftar Pustaka Henri A. Thomassen, Robert-Jan den Tex, Merijn A.G. de Bakker, G. David E. Povel Phylogenetic relationships amongst swifts and swiftlets: A multi locus approach. Molecular Phylogenetics and Evolution 37 (2005): Ingolf, L., Erik S Thermal Investigations of Some Bird Nests. Thermochimica Acta 415 (2004): Jordan, P., Kevin J., D. H. Clayton The evolution of echolocation in swiftlets. Journal of Avian Biology 35: Jordan, P., Kevin J., D. H. Clayton Phylogenetic relationships of the Papuan Swiflet Aerodramus papuensis and implications for the evolution of avian echolocation. British Ornithologists Union, Ibis, 147: Kampschreur. L, N.C.G. Tan, C. Picioreanu*, M.S.M. Jetten, I. Schmidt dan M.C.M. van Loosdrecht Role of nitrogen oxides in the metabolism of ammonia-oxidizingbacteria. The 11th Nitrogen Cycle Meeting. Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN:

6 Langham, N Breeding Biology of The Edible- Nest Swiftlet Aerodramus fuciphagus. IBIS 122: Massimo F. M Characterization of The Edible Bird s Nest The Caviar of The East Department of Food Science, Ontario Agricultural College, University of Guelph, Guelph, Ont., Canada N1G 2W1. Medway, L The Swiftlet (Collocalia) of Niah Cave, Serawak, IBIS 104, P Nguyen Quang, Jean F Influence of Cave, Microclimate and Nest Harvesting on The Breeding of The White-Nest Swiftlet Collocalia Fuciphaga Germani in Vietnam, Ibis 140: Patricia L. M. Lee, D. H. Clayton, Richard G., & Roderic D. M. P Does Behavior Reflect Phylogeny in Swiftlets (Aves: Apodidae)? A Test Using Cytochrome B Mitochondrial DNA Sequences (Molecular Systematicsynest Structureyecholocationy birds), Department of Zoology, University of Oxford, South Parks Road, Oxford OX1 3PS, United Kingdom. Thomas J. Goreau,' Warren A. Kaplan,' Steven C. Wofsy, Michael B. Mcelroy,Frederica W. Valois, 2 Dan Stanley W. Watson Production of N02- and N20 by Nitrifying Bacteria at Reduced Concentrations of Oxyge. Applied and Environmental Microbiology, Vol. 40, No. 3. Sept. 1980, p Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN:

PENGARUH LAJU PENUMPUKAN DAN KELEMBABAN FESES BURUNG WALET (Aerodramus fuciphagus) PADA PERUBAHAN WARNA SARANG WALET

PENGARUH LAJU PENUMPUKAN DAN KELEMBABAN FESES BURUNG WALET (Aerodramus fuciphagus) PADA PERUBAHAN WARNA SARANG WALET PENGARUH LAJU PENUMPUKAN DAN KELEMBABAN FESES BURUNG WALET (Aerodramus fuciphagus) PADA PERUBAHAN WARNA SARANG WALET Dwi Iriyani ( dwiiriyani@ut.ac.id) Universitas Terbuka, Jurusan Biologi Sunu Kuntjoro

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Biogas Biogas adalah gas yang terbentuk melalui proses fermentasi bahan-bahan limbah organik, seperti kotoran ternak dan sampah organik oleh bakteri anaerob ( bakteri

Lebih terperinci

BAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA

BAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA Siklus Biogeokimia 33 BAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA Kompetensi Dasar: Menjelaskan siklus karbon, nitrogen, oksigen, belerang dan fosfor A. Definisi Siklus Biogeokimia Siklus biogeokimia atau yang biasa disebut

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK OLEH: NAMA : ISMAYANI STAMBUK : F1 F1 10 074 KELOMPOK : III KELAS : B ASISTEN : RIZA AULIA JURUSAN FARMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein

I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein II. TUJUAN Tujuan dari percobaan ini adalah : 1. Menganalisis unsur-unsur yang menyusun protein 2. Uji Biuret pada telur III. DASAR

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Penggunaan Kamera IR-CCTV

PEMBAHASAN Penggunaan Kamera IR-CCTV PEMBAHASAN Penggunaan Kamera IR-CCTV Kendala utama penelitian walet rumahan yaitu: (1) rumah walet memiliki intensitas cahaya rendah, (2) pemilik tidak memberi ijin penelitian menggunakan metode pengamatan

Lebih terperinci

D. Ag 2 S, Ksp = 1,6 x E. Ag 2 CrO 4, Ksp = 3,2 x 10-11

D. Ag 2 S, Ksp = 1,6 x E. Ag 2 CrO 4, Ksp = 3,2 x 10-11 1. Garam dengan kelarutan paling besar adalah... A. AgCl, Ksp = 10-10 B. AgI, Ksp = 10-16 C. Ag 2 CrO 4, Ksp = 3,2 x 10-12 D. Ag 2 S, Ksp = 1,6 x 10-49 E. Ag 2 CrO 4, Ksp = 3,2 x 10-11 Jadi garam dengan

Lebih terperinci

BAB V PERHITUNGAN KIMIA

BAB V PERHITUNGAN KIMIA BAB V PERHITUNGAN KIMIA KOMPETENSI DASAR 2.3 : Menerapkan hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro serta konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia (stoikiometri ) Indikator : 1. Siswa dapat menghitung

Lebih terperinci

DAUR BIOGEOKIMIA 1. DAUR/SIKLUS KARBON (C)

DAUR BIOGEOKIMIA 1. DAUR/SIKLUS KARBON (C) DAUR BIOGEOKIMIA 1. DAUR/SIKLUS KARBON (C) Berkaitan dengan siklus oksigen Siklus karbon berkaitan erat dengan peristiwa fotosintesis yang berlangsung pada organisme autotrof dan peristiwa respirasi yang

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Berikut ini adalah hasil penelitian dari perlakuan perbedaan substrat menggunakan sistem filter undergravel yang meliputi hasil pengukuran parameter kualitas air dan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 KIMIA

Antiremed Kelas 10 KIMIA Antiremed Kelas 10 KIMIA Persiapan UAS 1 Kimia Doc Name: AR10KIM01UAS Version : 2016-07 halaman 1 01. Partikel berikut yang muatannya sebesar 19 1,6 10 C dan bermassa 1 sma (A) elektron (B) proton (C)

Lebih terperinci

Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius

Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi oleh: Yulfiperius Pendahuluan Alat-alat ukur : ph meter, oksigen meter, dan pengukur (probe) amonia. Alat-alat diatas amatlah berguna namun tidak murah.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi penelitian terlihat beragam, berikut diuraikan sifat kimia

Lebih terperinci

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X )

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X ) SKL 2 Menerapkan hukum-hukum dasar kimia untuk memecahkan masalah dalam perhitungan kimia. o Menganalisis persamaan reaksi kimia o Menyelesaikan perhitungan kimia yang berkaitan dengan hukum dasar kimia

Lebih terperinci

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK 1. Siklus Nitrogen Nitrogen merupakan limiting factor yang harus diperhatikan dalam suatu ekosistem perairan. Nitrgen di perairan terdapat

Lebih terperinci

PETA KONSEP LAJU REAKSI. Percobaan. Waktu perubahan. Hasil reaksi. Pereaksi. Katalis. Suhu pereaksi. Konsentrasi. Luas. permukaan.

PETA KONSEP LAJU REAKSI. Percobaan. Waktu perubahan. Hasil reaksi. Pereaksi. Katalis. Suhu pereaksi. Konsentrasi. Luas. permukaan. PETA KONSEP LAJU REAKSI Berkaitan dengan ditentukan melalui Waktu perubahan Dipengaruhi oleh Percobaan dari Pereaksi Hasil reaksi Konsentrasi Luas Katalis Suhu pereaksi permukaan menentukan membentuk mengadakan

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 Pilihlah jawaban yang paling benar LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 TATANAMA 1. Nama senyawa berikut ini sesuai dengan rumus kimianya, kecuali. A. NO = nitrogen oksida B. CO 2 = karbon dioksida C. PCl

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Kimia

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Kimia K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Kimia Hukum Dasar Perhitungan Kimia - Latihan Soal Doc. Name: RK13AR10KIM0801 Version : 2016-11 halaman 1 01. Pernyataan yang paling sesuai tentang hukum Lavoisier (A) Jumlah

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

Emas yang terbentuk sebanyak 20 gram, jika ArAu = 198, maka tentukan Ar M!

Emas yang terbentuk sebanyak 20 gram, jika ArAu = 198, maka tentukan Ar M! 1. Suatu senyawa mengandung kadar unsur (% berat) sebagai berikut : S = 35,97%; O = 62,9%; dan H = 1,13%. Rumus molekul senyawa tersebut adalah. 2. Gas hidrogen dapat dibuat dari reaksi antara logam magnesium

Lebih terperinci

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA Part I IKATAN KIMIA CHEMISTRY Summer Olympiad Camp 2017 - Kimia SMA 1. Untuk menggambarkan ikatan yang terjadi dalam suatu molekul kita menggunakan struktur Lewis atau 'dot and cross' (a) Tuliskan formula

Lebih terperinci

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar LOGO Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar Konsep Mol Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol. 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram C 12,

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN PEMAKAIAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOGAS

SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN PEMAKAIAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOGAS SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN PEMAKAIAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOGAS Oleh : Selly Meidiansari 3308.100.076 Dosen Pembimbing : Ir.

Lebih terperinci

STOKIOMETRI. Kimia Kelas X

STOKIOMETRI. Kimia Kelas X STOKIOMETRI Kimia Kelas X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 12 SURABAYA 2015 STOKIOMETRI STOKIOMETRI Pada materi stokiometri, kita akan mempelajari beberapa hal seperti persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara

Lebih terperinci

HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2

HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2 HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2 HUKUM DASAR KIMIA 1) Hukum Kekekalan Massa ( Hukum Lavoisier ). Yaitu : Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum

Lebih terperinci

Materi Pokok Bahasan :

Materi Pokok Bahasan : STOIKIOMETRI Kompetensi : Memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan serta menerapkan dalam perhitungan kimia. Memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya dan terbiasa menggunakan

Lebih terperinci

Soal 5 Jumlah mol dari 29,8 gram amonium fosfat ((NH4)3PO4) (Ar N = 14, H = 1, dan P = 31) adalah. A. 0,05 mol

Soal 5 Jumlah mol dari 29,8 gram amonium fosfat ((NH4)3PO4) (Ar N = 14, H = 1, dan P = 31) adalah. A. 0,05 mol Bank Soal Stoikiometri Kimia Bagian 2 Soal 1 Satu liter campuran gas terdiri dari 60% volume metana (CH4) dan sisanya gas etana (C2H6) dibakar sempurna sesuai reaksi: CH4 + 3 O2 2 CO2 + 2 H2O 2 C2H6 +

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi memiliki peran penting dan tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan manusia. Terlebih, saat ini hampir semua aktivitas manusia sangat tergantung pada energi.

Lebih terperinci

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA BANK SOAL SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI BIDANG KIMIA 1 BAB VI 1. Padatan NH 4 NO 3 diaduk hingga larut selama 77 detik dalam akuades 100 ml sesuai persamaan reaksi berikut: NH 4 NO 2 (s) + H 2 O (l) NH

Lebih terperinci

VIII. AKTIVITAS BAKTERI NITROGEN

VIII. AKTIVITAS BAKTERI NITROGEN VIII. AKTIVITAS BAKTERI NITROGEN TUJUAN 1. Mendemonstrasikan peran mikroba dalam proses pengubahan senyawa nitrogen organik menjadi ammonia (amonifikasi). 2. Mendemonstrasikan peran mikroba dalam biokonversi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Bakteri Anaerob pada Proses Pembentukan Biogas dari Feses Sapi Potong dalam Tabung Hungate. Data pertumbuhan populasi bakteri anaerob pada proses pembentukan biogas dari

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan,

PENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan, 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas air memegang peranan penting dalam bidang perikanan terutama untuk kegiatan budidaya serta dalam produktifitas hewan akuatik. Parameter kualitas air yang sering

Lebih terperinci

LOGO STOIKIOMETRI. Marselinus Laga Nur

LOGO STOIKIOMETRI. Marselinus Laga Nur LOGO STOIKIOMETRI Marselinus Laga Nur Materi Pokok Bahasan : A. Konsep Mol B. Penentuan Rumus Kimia C. Koefisien Reaksi D. Hukum-hukum Gas A. Konsep Mol Pengertian konsep mol Hubungan mol dengan jumlah

Lebih terperinci

Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol

Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol A. PENDAHULUAN Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol Hukum dasar kimia merupakan hukum dasar yang digunakan dalam stoikiometri (perhitungan kimia), antara lain: 1) Hukum Lavoisier atau hukum kekekalan massa.

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB IV STOIKIOMETRI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB IV STOIKIOMETRI No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 6 BAB IV STOIKIOMETRI A. HUKUM GAY LUSSAC Bila diukur pada suhu dan tekanan yang sama, volum gas yang bereaksi dan volum gas hasil reaksi berbanding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkurangnya cadangan sumber energi dan kelangkaan bahan bakar minyak yang terjadi di Indonesia dewasa ini membutuhkan solusi yang tepat, terbukti dengan dikeluarkannya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF Disusun Oleh : Prima W. Subagja 41204720109035 UNIVERSITAS NUSA BANGSA MIPA KIMIA 2010 ANALISIS KATION A. TUJUAN Mengidentifikasi suatu unsur kimia dalam cuplikan

Lebih terperinci

MODUL STOIKIOMETRI 1

MODUL STOIKIOMETRI 1 MODUL STOIKIOMETRI 1 1. Pengertian Mol Mol merupakan suatu satuan jumlah, yang berasal dari kata moles yang artinya sejumlah massa / sejumlah kecil massa, hampir sama dengan lusin. 1 mol = 6,02 X 10 23

Lebih terperinci

KIMIA TERAPAN STOIKIOMETRI DAN HUKUM-HUKUM KIMIA Haris Puspito Buwono

KIMIA TERAPAN STOIKIOMETRI DAN HUKUM-HUKUM KIMIA Haris Puspito Buwono KIMIA TERAPAN STOIKIOMETRI DAN HUKUM-HUKUM KIMIA Haris Puspito Buwono Semester Gasal 2012/2013 STOIKIOMETRI 2 STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi

Lebih terperinci

Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change

Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change Bab V Perhitungan Kimia Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change Jumlah permen dalam stoples dapat diketahui jika berat dari satu permen dan seluruh permen diketahui. Cara

Lebih terperinci

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI BAB V KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI Dalam ilmu fisika, dikenal satuan mol untuk besaran jumlah zat. Dalam bab ini, akan dibahas mengenai konsep mol yang mendasari perhitungan kimia (stoikiometri). A. KONSEP

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL. UjianTeori. Waktu: 100 menit

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL. UjianTeori. Waktu: 100 menit OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL UjianTeori Waktu: 100 menit Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara penghasil batubara yang cukup banyak. Sumber daya alam yang melimpah dapat dijadikan alternatif sebagai pemanfaatan

Lebih terperinci

MIKROBIOLOGI PANGAN TITIS SARI

MIKROBIOLOGI PANGAN TITIS SARI MIKROBIOLOGI PANGAN TITIS SARI Ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk mikroskopik Mikroorganisme atau jasad renik MIKROBIOLOGI Ukuran sangat kecil, hanya dapat diamati dengan bantuan mikroskop Spoilage

Lebih terperinci

Respirasi Anaerob (Fermentasi Alkohol)

Respirasi Anaerob (Fermentasi Alkohol) Respirasi Anaerob (Fermentasi Alkohol) I. TUJUAN Mengamati hasil dari peristiwa fermentasi alkohol II. LANDASAN TEORI Respirasi anaerob merupakan salah satu proses katabolisme yang tidak menggunakan oksigen

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Bakteri Penitrifikasi Sumber isolat yang digunakan dalam penelitian ini berupa sampel tanah yang berada di sekitar kandang ternak dengan jenis ternak berupa sapi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peradaban manusia terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Perubahan ini didorong oleh perkembangan pengetahuan manusia, karena dari waktu ke waktu manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan bakar utama berbasis energi fosil menjadi semakin mahal dan langka. Mengacu pada kebijaksanaan

Lebih terperinci

Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Kimia Kelas X Wacana berikut digunakan untuk menjawab soal no 1 dan 2. Ditentukan 5 unsur dengan konfigurasi

Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Kimia Kelas X Wacana berikut digunakan untuk menjawab soal no 1 dan 2. Ditentukan 5 unsur dengan konfigurasi Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Kimia Kelas X Wacana berikut digunakan untuk menjawab soal no 1 dan 2. Ditentukan 5 unsur dengan konfigurasi elektron sebagai berikut: P : 2 8 7 S : 2 8 8 Q : 2 8 8

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS AIR

PENENTUAN KUALITAS AIR PENENTUAN KUALITAS AIR Analisis air Mengetahui sifat fisik dan Kimia air Air minum Rumah tangga pertanian industri Jenis zat yang dianalisis berlainan (pemilihan parameter yang tepat) Kendala analisis

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION 1 LOGO Analisis Kation 2 Klasifikasi Kation Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari: Klorida (asam klorida) Sulfida, (H 2

Lebih terperinci

Oleh: Dosen Pembimbingh: Gaguk Resbiantoro. Dr. Melania Suweni muntini

Oleh: Dosen Pembimbingh: Gaguk Resbiantoro. Dr. Melania Suweni muntini Dosen Pembimbingh: Dr. Melania Suweni muntini Oleh: Gaguk Resbiantoro JURUSAN FISIKA Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh NopemberSurabaya 2011 PENDAHULUAN Latar Belakang

Lebih terperinci

TRY OUT SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2010 TIM OLIMPIADE KIMIA INDONESIA 2011 Waktu: 150 Menit PUSAT KLINIK PENDIDIKAN INDONESIA (PKPI) bekerjasama dengan LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR SSCIntersolusi

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) LEMBARAN SOAL 4 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

Bahan kimia : * Asam sulfat pekat 98%, Asam borat 2 % Natrium salisilat, Natrium nitroprusida, Natrium hypokhlorida, Natrium hidroksida, Kalium hidrog

Bahan kimia : * Asam sulfat pekat 98%, Asam borat 2 % Natrium salisilat, Natrium nitroprusida, Natrium hypokhlorida, Natrium hidroksida, Kalium hidrog Senyawa nitrogen yang terdapat didalam tumbuhan, sebagian besar adalah protein. Protein terdiri dari 50-55% unsur karbon, 6-8% hidrogen, 20-23% oksigen, 15-18% nitrogen dan 2-4 % sulfur. Protein rata-rata

Lebih terperinci

REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI

REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI Definisi Reduksi Oksidasi menerima elektron melepas elektron Contoh : Mg Mg 2+ + 2e - (Oksidasi ) O 2 + 4e - 2O 2- (Reduksi) Senyawa pengoksidasi adalah zat yang mengambil elektron

Lebih terperinci

PENGENALAN DAN PENANGANAN BAHAN-BAHAN KIMIA

PENGENALAN DAN PENANGANAN BAHAN-BAHAN KIMIA PENGENALAN DAN PENANGANAN BAHAN-BAHAN KIMIA I. PENDAHULUAN Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu tentang kehidupan secara sistematis, sehingga Biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara merupakan unsur yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan semuanya membutuhkan udara untuk mempertahankan hidupnya. Udara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dijumpai hampir di seluruh pelosok Indonesia. Menurut Thomassen (2006),

I. PENDAHULUAN. dijumpai hampir di seluruh pelosok Indonesia. Menurut Thomassen (2006), I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Burung walet sarang putih (Collocalia fuciphaga) dengan mudah dijumpai hampir di seluruh pelosok Indonesia. Menurut Thomassen (2006), famili Apodidae dijumpai di setiap

Lebih terperinci

Bab IV Hukum Dasar Kimia

Bab IV Hukum Dasar Kimia Bab IV Hukum Dasar Kimia Sumber: Silberberg, Chemistry :The Molecular Nature of Matter and Change Kalsium karbonat ditemukan pada beberapa bentuk seperti pualam, batu koral, dan kapur. Persen massa unsur-unsur

Lebih terperinci

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2! BAB 7 STOKIOMETRI A. Massa Molekul Relatif Massa Molekul Relatif (Mr) biasanya dihitung menggunakan data Ar masing-masing atom yang ada dalam molekul tersebut. Mr senyawa = (indeks atom x Ar atom) Contoh:

Lebih terperinci

Stoikiometri. OLEH Lie Miah

Stoikiometri. OLEH Lie Miah Stoikiometri OLEH Lie Miah 1 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KARAKTERISTIK MATERI KESULITAN BELAJAR SISWA STANDAR KOMPETENSI Memahami hukum-hukum dasar Kimia dan penerapannya dalam perhitungan

Lebih terperinci

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4. LIMBAH Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.B3 PENGERTIAN Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 18/1999 Jo.PP 85/1999

Lebih terperinci

Stoikiometri. Bab 3. Massa atom merupakan massa dari atom dalam satuan massa atom (sma). Secara Mikro atom & molekul.

Stoikiometri. Bab 3. Massa atom merupakan massa dari atom dalam satuan massa atom (sma). Secara Mikro atom & molekul. Bab 3 Stoikiometri Secara Mikro atom & molekul Secara Makro gram Massa atom merupakan massa dari atom dalam satuan massa atom (sma). Perjanjian internasional: 1 atom 12 C beratnya 12 sma Jika ditimbang

Lebih terperinci

EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit)

EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit) EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit) A. Pilihlah satu jawaban yang paling benar dengan memberi silang pada salah satu huruf di lembar jawab! 1. Di Indonesia, pengaturan lingkungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran

Lebih terperinci

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA 1. Asas Lavoiser atau kekekalan massa jumlah sebelum dan setelah reaksi kimia adalah tetap 2. Hukum Gas Ideal P V = nrt Dengan P adalah tekanan (atm),

Lebih terperinci

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic) PENGELOLAAN KUALITAS AIR DALAM KEGIATAN PEMBENIHAN IKAN DAN UDANG Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic) DISSOLVED OXYGEN (DO) Oksigen terlarut ( DO ) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang

Lebih terperinci

dari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron

dari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan didefenisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan jumlah, pertambahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi Indonesia yang terus meningkat dan keterbatasan persediaan energi yang tak terbarukan menyebabkan pemanfaatan energi yang tak terbarukan harus diimbangi

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA JAWABAN (DOKUMEN NEGARA) UjianTeori. Waktu: 100 menit

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA JAWABAN (DOKUMEN NEGARA) UjianTeori. Waktu: 100 menit OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA JAWABAN (DOKUMEN NEGARA) UjianTeori Waktu: 100 menit Kementerian Pendidikan Nasional Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Managemen Pendidikan Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak dunia. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak dunia. Meskipun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak dunia. Meskipun mempunyai sumber daya minyak melimpah, Indonesia masih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. ph 5,12 Total Volatile Solids (TVS) 0,425%

HASIL DAN PEMBAHASAN. ph 5,12 Total Volatile Solids (TVS) 0,425% HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Awal Bahan Baku Pembuatan Biogas Sebelum dilakukan pencampuran lebih lanjut dengan aktivator dari feses sapi potong, Palm Oil Mill Effluent (POME) terlebih dahulu dianalisis

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk lebih dari 237 juta jiwa, masalah kesehatan lingkungan di Indonesia menjadi sangat kompleks terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor seperti pariwisata, industri, kegiatan rumah tangga (domestik) dan sebagainya akan meningkatkan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran terhadap beberapa parameter kualitas pada

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran terhadap beberapa parameter kualitas pada IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kualitas Air Dari hasil pengukuran terhadap beberapa parameter kualitas pada masingmasing perlakuan selama penelitian adalah seperti terlihat pada Tabel 1 Tabel 1 Kualitas Air

Lebih terperinci

a.daur Air/H2O (daur/siklus hidrologi)

a.daur Air/H2O (daur/siklus hidrologi) Daur Biogeokimia : - pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup. - Dalam suatu ekosistem, materi pada setiap tingkat trofik tidak hilang. - Materi

Lebih terperinci

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN I. JUDUL PERCOBAAN : TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN II. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Membuat dan

Lebih terperinci

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1 ANALISIS PROTEIN Page 1 PENDAHULUAN Merupakan polimer yang tersusun atas asam amino Ikatan antar asam amino adalah ikatan peptida Protein tersusun atas atom C, H, O, N, dan pada protein tertentu mengandung

Lebih terperinci

Macam macam mikroba pada biogas

Macam macam mikroba pada biogas Pembuatan Biogas F I T R I A M I L A N D A ( 1 5 0 0 0 2 0 0 3 6 ) A N J U RORO N A I S Y A ( 1 5 0 0 0 2 0 0 3 7 ) D I N D A F E N I D W I P U T R I F E R I ( 1 5 0 0 0 2 0 0 3 9 ) S A L S A B I L L A

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS 6 LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS A. LARUTAN PENYANGGA B. HIDROLISIS Pada bab sebelumnya, kita sudah mempelajari tentang reaksi asam-basa dan titrasi. Jika asam direaksikan dengan basa akan menghasilkan

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Kimia

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Kimia K1 Revisi Antiremed Kelas 10 Kimia Stoikiometri - Soal Doc. Name:RK1AR10KIM0901 Version : 2016-10 halaman 1 1. Jika diketahui massa atom C-12= p gram dan massa 1 atom unsur X adalah a gram. Massa atom

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Data perubahan parameter kualitas air

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Data perubahan parameter kualitas air 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kualitas Air Kualitas air merupakan faktor kelayakan suatu perairan untuk menunjang kehidupan dan pertumbuhan organisme akuatik yang nilainya ditentukan dalam kisaran

Lebih terperinci

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd PENCEMARAN LINGKUNGAN Purwanti Widhy H, M.Pd Pengertian pencemaran lingkungan Proses terjadinya pencemaran lingkungan Jenis-jenis pencemaran lingkungan PENGERTIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN Berdasarkan UU Pokok

Lebih terperinci

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman PUPUK Out line 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman 4. Jenis pupuk 5. Proses pembuatan pupuk 6. Efek penggunaan pupuk dan lingkungan Definisi

Lebih terperinci

BAB III KESETIMBANGAN KIMIA. AH = 92 kj

BAB III KESETIMBANGAN KIMIA. AH = 92 kj BAB III KESETIMBANGAN KIMIA Amonia (NH 3 ) merupakan salah satu zat kimia yang paling banyak diproduksi. Amonia digunakan terutama untuk membuat pupuk, yaitu urea dan ZA. Penggunaan amonia yang lain, yaitu

Lebih terperinci

Massa atom merupakan massa dari atom dalam satuan massa atom (sma).

Massa atom merupakan massa dari atom dalam satuan massa atom (sma). Bab 3 Stoikiometri Secara Mikro atom & molekul Secara Makro gram Massa atom merupakan massa dari atom dalam satuan massa atom (sma). Perjanjian internasional: 1 atom 12 C beratnya 12 sma Jika ditimbang

Lebih terperinci

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013 Sejarah Biogas BIOGAS (1770) Ilmuwan di eropa menemukan gas di rawa-rawa. (1875) Avogadro biogas merupakan produk proses anaerobik atau proses fermentasi. (1884) Pasteur penelitian biogas menggunakan kotoran

Lebih terperinci

TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) SUB KIMIA FISIK. 16 Mei Waktu : 120menit

TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) SUB KIMIA FISIK. 16 Mei Waktu : 120menit OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) BIDANG KIMIA SUB KIMIA FISIK 16 Mei 2017 Waktu : 120menit Petunjuk Pengerjaan H 1. Tes ini terdiri atas

Lebih terperinci

C I N I A. Pengembangan Teknologi Purifikasi Biogas (Kandungan Gas H2S Dan CO2) dengan Mempergunakan Kombinasi Wet Scrubber-Batu Gamping

C I N I A. Pengembangan Teknologi Purifikasi Biogas (Kandungan Gas H2S Dan CO2) dengan Mempergunakan Kombinasi Wet Scrubber-Batu Gamping C I N I A The 2 nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016) Pengembangan Teknologi Purifikasi Biogas (Kandungan Gas H2S Dan CO2) dengan Mempergunakan Kombinasi Wet Scrubber-Batu

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4 1. Perubahan energi yang trjadi didalam kloropas adalah.... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4 Energi cahaya menjadi energi potensial Energi kimia menjadi energi gerak

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 Soal 1 ( 13 poin ) KOEFISIEN REAKSI DAN LARUTAN ELEKTROLIT Koefisien reaksi merupakan langkah penting untuk mengamati proses berlangsungnya reaksi. Lengkapi koefisien reaksi-reaksi

Lebih terperinci

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M. Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : 35410453 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.T TUGAS AKHIR USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN

Lebih terperinci

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU 2014. Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU 2014. Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1 CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU 2014 Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1 Pencemaran Udara Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia

Lebih terperinci

Produksi gasbio menggunakan Limbah Sayuran

Produksi gasbio menggunakan Limbah Sayuran Produksi gasbio menggunakan Limbah Sayuran Bintang Rizqi Prasetyo 1), C. Rangkuti 2) 1). Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti E-mail: iam_tyo11@yahoo.com 2) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Hukum Dasar Ilmu Kimia Sumber :

Hukum Dasar Ilmu Kimia Sumber : A Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier) Hukum Dasar Ilmu Kimia Sumber : wwwe-dukasinet Pernahkah Anda memperhatikan sepotong besi yang dibiarkan di udara terbuka, dan pada suatu waktu kita akan menemukan,

Lebih terperinci

Kesetimbangan Kimia. Bab 4

Kesetimbangan Kimia. Bab 4 Kesetimbangan Kimia Bab 4 Standar Kompetensi 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang memengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri Kompetensi

Lebih terperinci