ALAT TUKAR DI PAPUA DAN KOMODITASNYA
|
|
- Hartanti Rachman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ALAT TUKAR DI PAPUA DAN KOMODITASNYA Marlin Tolla (Balai Arkeologi Jayapura) Abstract Exchange of goods that eventually led to trade in the coastal areas and central highlands of Papua occur because of increased demand for commodities. It is also caused by the infl uence of the contact that occurred between the inhabitants papua papua with residents from the outside. The exchange of goods conducted in Papua between the tribes who live in coastal regions and tribes in the mountainous areas in the beginning is made very simple without the use of a medium of exchange, ie, mutual exchange of goods with goods that are considered necessary by each party to the transaction in a place which been agreed. Then on the next period, then the familiar medium of exchange in transactions that ultimately the emergence of trade. This occurred after the entry of some of the infl uences brought by the party who began to explore commodities - commodities such as birds of paradise in Papua, masohi woods, slaves and other commodities. As for the goods as a means to exchange commodities mentioned above, among others: the goods are made from bronze, ceramic, metal, cloth of timor, and others. Along with the inclusion of these objects to the Papuans, the tribe - the tribal papua then started using some tools, which have value in their own trade, among others: stone axes, seashells, beads and others who until now is still used mainly in traditional ceremonies like marriage Keywords: Exchange, trades, commodities Pendahuluan Sejarah perdagangan di Indonesia sudah dimulai sejak zaman prasejarah terbukti dengan ditemukannya nekara, manik-manik dan alat-alat logam lainnya yang menyebar dari sabang hingga merauke (Mahmud,2002). Perdagangan tersebut terjadi karena adanya permintaan dari penduduk pribumi akan barang tersebut khususnya orang-orang yang dianggap terpandang atau mampu. Atau diperoleh karena adanya sistem persembahan yang biasa disebut dengan sistem resiprokal atau eperion. Sebagai contoh adalah manikmanik kaca Indo-pasifik yang menyebar di seluruh kawasan Indonesia hingga pasifik Papua Vol. 2 No. 1 / Juni
2 yang merupakan bukti nyata terjadinya perdagangan antar bangsa dan lebih meningkat berkat adanya hubungan maritim yang dilakukan dengan menggunakan kano atau perahu sejenisnya (Bellwood, 2000). Papua yang terbentang antara masa lalu dan masa sekarang cukup sarat akan perjalanan sejarah budaya khususnya dalam hal perdagangan. Proses perjalanan perdagangan tersebut merupakan hasil dari proses kontak budaya dengan berbagai komponen yang dimulai dari abad ke-8 sampai abad ke-16. Kontak yang terjadi pada periode ini merupakan kontak perdagangan yang terjadi antara penduduk Papua dengan penduduk dari daerah lain di kepulauan Indonesia maupun dari luar Nusantara. Adapun sumber yang menyebutkan adanya kontak dagang yang terjadi yakni diantaranya dari keterangan tertulis dalam sumber kerajaan Sriwijaya tahun 724 dan dalam sumber kerajaan Majapahit pada abad ke-14 terbukti dari burung cenderawasih yang dibawa oleh para duta raja Sri Indrawarman dari Sriwijaya untuk dipersembahkan kepada Kaisar Tiongkok. Dalam masa jaya Sriwijaya, Papua disebut Janggi oleh para penulis berita (Korm, 1926:120; Rouffaer 1915). Keterangan ini menggambarkan bahwa dalam lintas perdagangan Nusantara, Papua sudah menjadi salah satu tempat tujuan untuk mendapatkan komoditi tertentu seperti burung cenderawasih, kulit buaya, kayu masohi dan komoditi lainnya. Menurut Timbul Haryono (2010), proses perdagangan ditandai dengan adanya alat tukar. Sebelumnya transaksi yang dilakukan di kala itu belum memiliki kepastian mengenai nilai suatu benda yang dapat dijadikan sebagai alat ukur atas barang yang diperdagangkan. Pembahasan Komoditas dan Alat tukar adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Alat tukar digunakan untuk membayar komoditas dan begitupun sebaliknya atau dengan kata lain bentuk-bentuk perdagangan dilakukan untuk memperoleh komoditas dan juga faktor untuk mendapatkan alat tukar. Suku- suku yang berdiam baik di daerah pesisir maupun di daerah pegunungan Papua kaya akan komoditas tetapi sangat kekurangan dalam hal alat tukar. Pada masa belum dikenalnya alat tukar, transaksi dilakukan dengan barter yaitu menukarkan barang dengan barang. Ukuran yang digunakan adalah kebutuhan satu 56 Papua Vol. 2 No. 1 / Juni 2010
3 pihak akan barang tertentu yang dimiliki oleh pihak lain dan atas dasar itulah terjadi tawar-menawar dan kecocokan harga sehingga dapat dilakukan barter. Barang yang diperdagangkan umumnya adalah hasil pertanian, hewan ternak, perburuan serta kerajinan tangan. Hal ini bisa dilihat pada suku yang berdiam di pegunungan tengah antara lain suku Amungme, Suku Dani, Suku Moni dan ekagi yang saling mempertukarkan komoditi hasil daerah masing-masing. Suku Amungme mempunyai kulit kerang (cypraea moneta) di tukarkan dengan tembakau, noken, busur dan kapak dari suku Dani. Suku Dani mempunyai banyak babi kemudian ditukarkan dengan garam dari orang Moni dan suku Kamoro yang bermukim di daerah yang lebih rendah bagian selatan. Suku Amungme mempertukarkan tembakau, tebu, pisang dan keladi miliknya dengan ikan, parang, kapak, pisau, garam dan manik-manik dari suku Kamoro. Selain itu suku yang berada di Pegunungan Tengah Papua juga melakukan barter dengan suku yang berada di daerah pesisir dengan menukarkan masing-masing komoditas yang dimiliki. Barter menjadi awal dari hubungan antara suku di pegunungan dan pesisir dan selanjutnya digantikan dengan perdagangan dengan menggunakan alat tukar seperti kulit kerang, kapak batu, manik-manik, gelang kerang, dan beberapa benda lainnya. Alat tukar tersebut digunakan oleh suku-suku yang berdiam baik di daerah pesisir maupun di Pegunungan Tengah Papua. Dalam perdagangan lokal yang dilakukan oleh suku-suku di pegunungan tengah terdapat central place tertentu dalam hal ini suatu tempat yang disepakati bersama dimana mereka bertemu dan melakukan transaksi, dalam bahasa suku Kamoro tempat itu bernama Aikwa. Perdagangan antar suku ini cukup unik yakni pada saat melakukan transaksi mereka tidak saling menyapa, tetapi dilakukan dengan memakai bahasa isyarat. Dalam perdagangan ini juga terdapat pihak ketiga atau biasa disebut middle man yang bertugas mempertemukan dua pihak dalam bertransaksi. Gbr. 1 Barter yang dilakukan dengan saling menukarkan hasil kebun. Gbr. 2 Alat tukar kulit kerang (mege) yang digunakan untuk membeli ubi jenis talas (dokumentasi Balai Arkeologi Jayapura 2010) Papua Vol. 2 No. 1 / Juni
4 Meningkatnya kebutuhan akan komoditas yang berfungsi sebagai penanda status sosial sejalan dengan munculnya tatanan masyarakat di Papua yang menjadi faktor pendorong terjadinya pertukaran barang dan sekaligus perdagangan antar penduduk baik yang berada di daerah pesisir maupun masyarakat yang berdiam di daerah pegunungan. Mobilitas alat tukar dalam perdagangan yang dilakukan di daerah pesisir lebih cepat dibandingkan dengan daerah di sekitar pegunungan Papua. Hal ini terjadi disebabkan oleh faktor keletakan. Daerah pesisir lebih mudah diakses oleh setiap komponen baik yang berada dalam lingkup Nusantara maupun dari luar Nusantara, sedangkan daerah pegunungan Papua yang tingginya rata-rata m dpl sangat berat untuk ditaklukkan. Aktivitas perdagangan yang dilakukan baik di pesisir maupun di daerah pegunungan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain dalam hal ini ketersediaan bahan komoditi dan alat tukar yang menjadi alat pembayaran. Pada awalnya perdagangan dilakukan tanpa alat tukar dan hal ini khususnya dilakukan di daerah pegunungan/dataran tinggi Papua. Walaupun alat tukar di Nusantara mulai dikenal pada awal abad ke-3 Masehi namun ternyata hal ini tidak mempunyai banyak pengaruh di kawasan timur Indonesia khususnya di Papua. Berdasarkan data sejarah dan beberapa data yang berkaitan dengan itu maka diketahui bahwa ada beberapa tahapan gelombang yang datang ke Papua dan dimulai pada abad ke-8 Masehi yang dimulai dengan masuknya ras Austronesia ke Papua menduduki daerah pesisir Utara dimulai dari daerah Kepala Burung (Raja Ampat) sampai ke Papua New Guinea. Di daerah Raja Ampat terdapat beberapa peninggalan seperti nekara yang terbuat dari perunggu, di sekitar Danau Sentani ditemukan kapak perunggu serta beberapa daerah lainnya di pesisir utara Papua yang menjadi bukti masuknya pengaruh Dongson. Dengan adanya hal ini maka diperkirakan proses perdagangan di Papua yang melibatkan unsur di luar Nusantara telah mulai ada di Papua sejak masa prasejarah. 58 Papua Vol. 2 No. 1 / Juni 2010
5 Gbr. 3 Kapak Perunggu yang ditemukan di Kwadeware Sentani yang diperkirakan berasal dari Dongson (dokumentasi Balai Arkeologi Jayapura 2010) Pada abad-abad berikutnya setelah abad ke-8 Masehi, ketika kerajaan-kerajaan besar baik yang terdapat di pulau Jawa maupun di Sumatra seperti kerajaan Majapahit, Mataram dan Sriwijaya berada dalam masa keemasannya serta kedatangan orangorang Eropa seperti Spanyol, Portugis dan Belanda ke yang mencari komoditi di Papua menjadikan beberapa alat tukar seperti bahan yang terbuat dari kuningan, manik-manik, keramik, serta alat tukar lainnya masuk ke Papua. Baik yang berada pada bagian pesisir maupun di Pegunungan Tengah Papua. Adapun jenis-jenis alat tukar tradisional tersebut diatas mengalami perkembangan nilai baik pada masyarakat di daerah pesisir maupun di daerah pegunungan. Perkembangan nilai alat tukar dalam masyarakat Papua yang pada awalnya hanya sebagai alat pembayaran komoditi kemudian berfungsi untuk pembayaran mas kawin, pembayaran kepala, dan berbagai macam kegiatan adat lainnya. Hal ini dapat dilihat pada suku yang berdiam di Teluk Cendrawasih seperti Waropen, Yapen dan Biak, alat tukar yang dianggap memiliki Papua Vol. 2 No. 1 / Juni
6 nilai pada akhirnya dijadikan sebagai alat pembayaran mas kawin yaitu antara lain: piring besar yang terbuat dari keramik (rewanggua bawa/benbepon), gelang kerang (sampari), guci /porselin (mori-mori). Kemudian pada suku yang berdiam di sekitar Danau Sentani menggunakan kapak batu dan manik-manik sebagai mas kawin. Masing-masing alat tukar tersebut diatas mempunyai nilai tersendiri yang didasarkan atas ukuran, jenis, serta tanda-tanda fisik yang menyertai benda tersebut. Hal inilah yang menjadi ukuran untuk dilakukannya transaksi dalam upacara adat. Gbr. 4 Proses Penilaian Kapak Batu dan Manik-manik dalam Suku Sentani (dokumentasi Marlin Tolla 2010) Lain halnya yang terjadi pada suku Bauzi yang berdiam di sekitar aliran Sungai Mamberamo. Kulit buaya menjadi komoditas andalan dan sekaligus sebagai komponen utama yang membuka terjadinya kontak dengan daerah luar. Komoditi inilah yang kemudian menjadikan benda benda seperti masuknya benda yang terbuat dari besi, yang pada akhirnya menjadi barang yang begitu bernilai di sekitar aliran Sungai Mamberamo. Benda-benda yang terbuat dari besi memiliki nilai tukar yang sangat tinggi khususnya 60 Papua Vol. 2 No. 1 / Juni 2010
7 digunakan dalam pembayaran mas kawin hingga sekarang ini. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan komoditas di Nusantara, Papua kemudian menjadi salah satu pulau yang menjadi tujuan kedatangan para pemburu komoditas. Komoditi yang diperdagangkan antara masyarakat Papua dengan pemburu komoditas yaitu burung cenderawasih, kasuari, mambruk, kakatua, kayu masohi dan lainlain. Hal ini terjadi setelah pengenalan akan kemaritiman mulai dikenal hal ini didasarkan atas bukti-bukti yang ada di Nusantara, perdagangan antar bangsa semakin meningkat ketika memasuki awal masehi, karena sudah ditemukan pemukiman dan pelabuhan di daerah pesisir sehingga memudahkan dalam pendistribusian barang-barang yang diinginkan. Temuan gerabah arikamedu dari India di situs Pacung-Bali utara merupakan bukti kuat adanya perdangangan antar bangsa yang melibatkan saudagar asing di beberapa wilayah di Indonesia pada awal Masehi (Ardika,1991). Di Papua sendiri, keterampilan akan pelayaran dikenal oleh suku yang berdiam di sekitar daerah pesisir, contohnya adalah suku Biak yang melakukan pelayaran sampai ke ternate dan Maluku. Keterampilan berlayar yang dikenal oleh suku di daerah pesisir Papua menjadi salah satu pendorong masuknya barang-barang baru ke Papua contohnya adalah kain timor. Di daerah Kepala Burung khususnya pada suku Meybrat kain timor yang berasal dari kepulauan Nusa Tenggara menjadi salah satu komoditas yang mempunyai nilai yang tinggi baik sebagai alat tukar pada masa lalu maupun sebagai pembayaran mas kawin pada masa kini. Gbr. 5 Kain Timor (dokumentasi Balai Arkeologi Jayapura 2010) Papua Vol. 2 No. 1 / Juni
8 Selain itu, komoditi yang terdapat di Papua juga sangat diminati oleh pelancongpelancong dunia diantaranya adalah pedagang Cina dan Timur Tengah. Mereka menukarkan produk bawaan seperti keramik dengan hasil bumi khususnya burung cenderawasih, dan pala yang merupakan komoditi perdagangan terlaris pada masa itu di Papua. Pedagang Cina yang melakukan hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya dan Majapahit dan beberapa kerajaan lainnya di daerah Sulawesi dan Ternate kemudian memperluas aktivitasnya ke daerah Papua. Saat itulah keramik masuk ke suku-suku yang berdiam di daerah pesisir Teluk Cenderawasih seperti Waropen, Yapen dan Biak, alat tukar yang dianggap memiliki nilai yang pada akhirnya dijadikan sebagai alat pembayaran mas kawin yaitu antara lain: piring besar yang terbuat dari keramik, gelang kerang, guci porselin. Setelah menduduki fungsinya sebagai alat tukar, lambat laun barang-barang yang terbuat dari keramik menjadi barang yang begitu bergengsi yang kemudian dijadikan sebagai mas kawin sampai sekarang ini. Gbr.6 Kayu Masohi (Sumber: Muller 2008) 62 Papua Vol. 2 No. 1 / Juni 2010
9 Adanya keramik di Papua tidak lepas dari hubungannya dengan peningkatan akan permintaan barang mewah dalam lingkungan kerajaan-kerajaan besar di Nusantara yang terjadi pada masa Kerajaan Majapahit abad XIV yang dipenuhi sutera dan porselin dari Cina. Bahkan dikirim utusan khusus dengan gelar arya atau patih untuk melakukan perdagangan diplomatik dengan Cina. Perdagangan tersebut meningkat lebih pesat lagi ketika ada misi perjalanan Cina yang dipimpin Cheng Ho yang diutus oleh kaisar Yongle dari dinasti Ming untuk memperluas Ming di jalur perbatasan Cina yang berlangsung antara tahun (Wade, 2002). Misi tersebut akhirnya memunculkan kota-kota pelabuhan di sepanjang pantai utara Jawa yang terbentuk akibat adanya perdagangan sehingga menambah ramai arus perdagangan di Nusantara pada abad XV. Ramainya perdagangan dan kebutuhan akan rempah akhirnya memaksa bangsa-bangsa barat melakukan pelayaran sendiri untuk menemukan sumber rempah. Selain itu munculnya pelabuhan besar tidak hanya di terjadi di Jawa tetapi juga terdapat di kepulauan Sulawesi dan Maluku. Berdasarkan hal ini maka dari segi keletakan maka kedua pulau ini sangat dekat dengan Papua, hal inilah yang memudahkan barang-barang seperti keramik masuk ke Papua dan pada akhirnya menjadi benda yang mempunyai nilai tinggi khususnya pada suku yang berdiam di kawasan pesisir Papua. Gbr. 7. Piring Keramik (dokumentasi Balai Arkeologi Jayapura 2010) Papua Vol. 2 No. 1 / Juni
10 Penutup Pertukaran barang yang pada akhirnya memunculkan perdagangan di daerah pesisir dan Pegunungan Tengah Papua terjadi karena meningkatnya kebutuhan akan komoditas. Selain itu juga disebabkan oleh pengaruh dari kontak yang terjadi antar penduduk Papua dengan penduduk dari luar Papua. Pertukaran barang yang dilakukan di Papua antara suku yang bermukim di daerah pesisir dan suku di daerah pegunungan pada awalnya dilakukan dengan sangat sederhana tanpa penggunaan alat tukar, yakni saling menukarkan barang dengan barang yang dianggap diperlukan oleh masing-masing pihak yang melakukan transaksi di suatu tempat yang telah disepakati bersama. Selanjutnya pada masa-masa berikutnya, alat tukar kemudian di kenal dalam transaksi yang pada akhirnya memunculkan perdagangan. Hal ini terjadi setelah masuknya beberapa pengaruh yang dibawa oleh pihak yang mulai mengeksplorasi komoditi unggulan yang terdapat di papua seperti burung cenderawasih, kayu masohi, budak dan komoditas-komoditas lainnya. Adapun barang yang menjadi alat untuk ditukarkan dengan komoditi tersebut diatas antara lain: barang-barang yang terbuat dari perunggu, keramik, bahan-bahan yang terbuat dari besi, kain timor, dan lain-lain. Seiring dengan masuknya benda-benda tersebut ke Papua, suku asli Papua kemudian mulai menggunakan beberapa alat yang dianggap mempunyai nilai yang tinggi yang digunakan sebagai mas kawin antara lain: kapak batu, kulit kerang, manik-manik, piring keramik, kain timor dan benda lainnya yang pada awalnya digunakan sebagai alat tukar. 64 Papua Vol. 2 No. 1 / Juni 2010
11 DAFTAR PUSTAKA Ardika, I Wayan Archaeological Research in Northeastern Bali Indonesia Unpublished Ph.D Thesis. Canberra: Australian National University. Jejak-jejak Arkeologi Tentang Perdagangan dan Pertukaran di Kawasan Nusantara dalam Seminar Semarak Arkeologi II Bandung Juni Bellwood,Peter Prasejarah Kepulauan Indo-Malaysia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Haryono, Timbul Alat Tukar dalam Perdagangan Pada Masa Hindu Budha di Nusantara makalah dalam Seminar Semarak Arkeologi II, Bandung. Mahmud, M.Irfan Askripsi Keindonesian dalam Jaringan Nasional. Dalam Tradisi, Jaringan Maritim dan Sejarah Budaya: Perspektif Enoarkeologi Arkeologi Sejarah. Irfan Mahmud (ed.). Makassar: Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin. Muller, Kal Maluku: Indonesian Spice Islands. Singapore: Periplus Edition. Manguin,Pierre-Yves Dunia yang Ramai: Laut Cina dengan Jaringan Jaringannya dalam Citra Masyarakat Indonesia. Jakarta: Sinar Harapan. Mampioper,A Mengenal beberapa Aspek Hidup Suku Dani dan beberapa Suku lain di Pegunungan Tengah. Mansoben,R.J Sistem Politik Pria berwibawa di Irian Jaya; Suatu Komparatif Terhadap Lima Suku Bangsa. Jakarta: Universitas Indonesia (Tesis S2). Wade, Geoffrey Pertumbuhan Perdagangan Cina dalam Sejarah Modern Awal. Jakarta: Buku Antar Bangsa. Papua Vol. 2 No. 1 / Juni
12 Gerabah dari Kampung Ayapo, Sentani, Jayapura (dokumentasi Balai Arkeologi Jayapura 2010) 66 Papua Vol. 2 No. 1 / Juni 2010
KERAMIK SEBAGAI KOMODITAS PERDAGANGAN DI PULAU MISOOL KABUPATEN RAJA AMPAT
KERAMIK SEBAGAI KOMODITAS PERDAGANGAN DI PULAU MISOOL KABUPATEN RAJA AMPAT Bau Mene (Balai Arkeologi Jayapura, balar_jpr@yahoo.co.id) Abstract Ceramics in the presence of Misool Island, Raja Ampat attractive
Lebih terperinciSISTEM PERDAGANGAN TRADISIONAL DALAM KOMUNITAS ORANG BUYAKA
SISTEM PERDAGANGAN TRADISIONAL DALAM KOMUNITAS ORANG BUYAKA Elvis Kabey (Balitbangda Kabupaten Jayapura) Abstract The traditional trading system done by the Buyaka community who live around Sentani Lake
Lebih terperinciFUNGSI SIWOL BAGI KEHIDUPAN SUKU NGALUM
FUNGSI SIWOL BAGI KEHIDUPAN SUKU NGALUM Rini Maryone (Balai Arkeologi Jayapura) Abstract The trading activity in Indonesia, particularly in ancient Papua has depicted that the medium of exchange become
Lebih terperinciPERDAGANGAN BESI PADA MASYARAKAT BIAK NUMFOR
PERDAGANGAN BESI PADA MASYARAKAT BIAK NUMFOR Sonya M. Kawer (Balai Arkeologi Jayapura) Abstract A commerce is a transaction activity done by the seller and buyer. The Biaknese has recognized the trade
Lebih terperinciPERDAGANGAN MASA PRASEJARAH DI PAPUA (TINJAUAN BERDASARKAN TINGGALAN ARKEOLOGI)
PERDAGANGAN MASA PRASEJARAH DI PAPUA (TINJAUAN BERDASARKAN TINGGALAN ARKEOLOGI) Erlin Novita Idje Djami (Balai Arkeologi Jayapura) Abstract Prehistoric trade in Papua characterized by the existence of
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Katulistiwa. Sejak awal abad Masehi, Pulau Sumatera telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pulau Sumatera atau yang dahulu dikenal dengan nama Pulau Swarnadwipa merupakan pulau terbesar keenam di dunia yang memanjang dari 6 0 Lintang Utara hingga
Lebih terperinciINTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA
INTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA by: Dewi Triwahyuni INTERNATIONAL RELATIONS DEPARTMENT COMPUTER UNIVERSITY OF INDONESIA (UNIKOM) BANDUNG 2013 1 SOUTHEAST ASIA (SEA) 2 POSISI GEOGRAFIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan masyarakat masa lampau merupakan catatan sejarah yang sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau pegangan hidup bagi masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang damai, dimana agama ini mengajarkan keharusan terciptanya keseimbangan hidup jasmani maupun rohani sehingga dimanapun Islam datang selalu
Lebih terperinciGERABAH SITUS MANSINAM KAJIAN ETNOARKEOLOGI
GERABAH SITUS MANSINAM KAJIAN ETNOARKEOLOGI Klementin Fairyo (Balai Arkeologi Jayapura) Abstract The Process of vessels making in Mansinam site was not far too different with other places in Indonesia:
Lebih terperinciKAJIAN ARKEOLOGI KEWILAYAHAN PAPUA: HASIL-HASIL, STRATEGI DAN PROSPEK
KAJIAN ARKEOLOGI KEWILAYAHAN PAPUA: HASIL-HASIL, STRATEGI DAN PROSPEK M. Irfan Mahmud dan Hari Suroto (Balai Arkeologi Jayapura) Abstract Based on the results achieved demonstrate the scope of the research
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing yang sangat strategis, yang terletak di tengah-tengah jalur perdagangan yang menghubungkan antara
Lebih terperinciPERDAGANGAN PRA SRIWIJAYA DI PANTAI TIMUR SUMATERA SELATAN BERDASARKAN SITUS AIR SUGIHAN DAN KARANGAGUNG TENGAH
PERDAGANGAN PRA SRIWIJAYA DI PANTAI TIMUR SUMATERA SELATAN BERDASARKAN SITUS AIR SUGIHAN DAN KARANGAGUNG TENGAH Harry Octavianus Sofian (Balai Arkeologi Palembang) Abstract Trade in the Indonesian archipelago
Lebih terperinciJEJAK MIGRASI PENGHUNI PULAU MISOOL MASA PRASEJARAH
JEJAK MIGRASI PENGHUNI PULAU MISOOL MASA PRASEJARAH Klementin Fairyo (Balai Arkeologi Jayapura) Abstrack Humans and the environment are interrelated and inseparable. Environment provides everything and
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara. Luas wilayahnya 60 km. Kota ini berada ditepi Sungai Asahan, sebagai salah satu sungai terpanjang
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 3. PERADABAN AWAL INDONESIALatihan Soal 3.1. Menhir. Waruga. Sarkofagus. Dolmen
SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 3. PERADABAN AWAL INDONESIALatihan Soal 3.1 1. Bangunan megalithikum yang berbentuk batu bertingkat berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap nenek moyang disebut...
Lebih terperinciFUNGSI SISTEM MANIBOB DALAM KEHIDUPAN ORANG BIAK
FUNGSI SISTEM MANIBOB DALAM KEHIDUPAN ORANG BIAK Windy Hapsari (BPSNT Jayapura) Abstract For the Biak people, manibob means friend. Manibob is a trade relation, whereas manibob system is a system in which
Lebih terperinciFUNGSI KAPAK BATU PAPUA DALAM MEMPERSATUKAN KERAGAMAN
FUNGSI KAPAK BATU PAPUA DALAM MEMPERSATUKAN KERAGAMAN Rini Maryone (Balai Arkeologi Jayapura, balar_jpr@yahoo.co.id) Abstract Stone axe found at several prehistoric sites in Papua, shows the infl uence
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal 2.5. Nekara. Arca perunggu. Alat dari besi.
SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal 2.5 1. Kebudayaan Bascon Hoa bin adalah kebudayaan yang berasal dari wilayah Vietnam utara kemudian masuk ke Indonesia. Berikut
Lebih terperinciPENGARUH KOLONIAL BELANDA PADA SISTEM PERTANIAN MASYARAKAT NIMBORAN
PENGARUH KOLONIAL BELANDA PADA SISTEM PERTANIAN MASYARAKAT NIMBORAN Sonya Martha Kawer (Balai Arkeologi Jayapura) Abstract The Dutch Colonial Government came to Hollandia (Jayapura) around 1946, then they
Lebih terperinciBAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT
BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT A. Pengaruh Kebudayaan Islam Koentjaraningrat (1997) menguraikan, bahwa pengaruh kebudayaan Islam pada awalnya masuk melalui negara-negara
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Di dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan internasional Nusantara
BAB V KESIMPULAN Di dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan internasional Nusantara merupakan salah satu tempat tujuan maupun persinggahan bagi kapal-kapal dagang dari berbagai negara di dunia. Nusantara
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. populer didapati pada situs-situs masa prasejarah, khususnya masa bercocok-tanam.
148 BAB V KESIMPULAN Penelitian mengenai temuan gerabah pada suatu situs arkeologi dapat menjawab berbagai macam hal tentang kehidupan manusia di masa lampau. Gerabah cukup populer didapati pada situs-situs
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain sebagai cara untuk memahami eksistensinya sebagai manusia. Sebagai makhluk sosial,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Piring dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah wadah berbentuk bundar pipih dan sedikit cekung (atau ceper), terbuat dari porselen (seng, plastik), tempat meletakkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pulau-pulau besar dan Pulau Sumatera salah satunya. Pulau Sumatera memiliki
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang terdiri dari berbagai macam pulau-pulau besar dan Pulau Sumatera salah satunya. Pulau Sumatera memiliki kota-kota
Lebih terperinciBAB III MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA JALUR ISLAMISASI. 3.1 Proses Islamisasi dan Perkembangan Islam di Indonesia
BAB III MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA JALUR ISLAMISASI 3.1 Proses Islamisasi dan Perkembangan Islam di Indonesia Pada masa kedatangan dan penyebaran Islam di Indonesia terdapat beraneka ragam suku bangsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia, sehingga kemudian jalur perdagangan berpindah tangan ke para
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.2
SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.2 1. Persentuhan antara India dengan wilayah Nusantara didorong oleh berbagai faktor, salah satu faktor yang paling penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk kota terbesar ketiga di Indonesia. Tidak hanya besar dari segi wilayah, namun juga besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Tidak hanya menyebarkan di daerah-daerah yang menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan penyebaran agama-agama di Indonesia selalu meningkat, baik itu agama Kristen Katholik, Protestan, Islam, dan sebagainya. Tidak hanya menyebarkan
Lebih terperinciPenelaahan deskriptif dan grafis rumah tradisional di pemukiman etnik tertentu di Indonesia (2)
Matakuliah : R077 Arsitektur Tradisional Tahun : Sept - 009 Penelaahan deskriptif dan grafis rumah tradisional di pemukiman etnik tertentu di Indonesia () Pertemuan 4 PENGENALAN RUMAH TRADISIONAL SUKU-SUKU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayaran antar pulau di Indonesia merupakan salah satu sarana transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan pembangunan nasional yang berwawasan
Lebih terperinciPada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke
Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama
Lebih terperinciBeberapa fakta dari letak astronomis Indonesia:
Pengaruh Letak Geografis Terhadap Kondisi Alam dan Flora Fauna di Indonesia Garis Lintang: adalah garis yang membelah muka bumi menjadi 2 belahan sama besar yaitu Belahan Bumi Utara dan Belahan Bumi Selatan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. internasional, adanya kontrol terhadap labour dan hasil tanah serta sudah memilki
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nusantara adalah sebuah wilayah yang telah berkembang menjadi wilayah perdagangan internasional, karena sudah memiliki perniagaan regional dan internasional, adanya kontrol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aceh secara geografis terletak di jalur perdagangan Internasional yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aceh secara geografis terletak di jalur perdagangan Internasional yaitu selat malaka, banyaknya pelayaran dan pelabuhan di pantai Aceh membuat kapalkapal
Lebih terperinciMELAYU SEBAGAI AKAR TRADISI NUSANTARA. Harnojoyo. S.sos (Plt. Walikota Palembang)
MELAYU SEBAGAI AKAR TRADISI NUSANTARA Strategi Politik dalam Menciptakan Budaya Melayu Palembang Emas 2018 Harnojoyo. S.sos (Plt. Walikota Palembang) Elok budaya karena agama, Tegak Melayu karena budayanya,
Lebih terperinciKERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA
KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA STANDAR KOMPETENSI: 1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman
Lebih terperinciMIGRASI ETNIS TIONGHOA DI KABUPATEN YAPEN WAROPEN
MIGRASI ETNIS TIONGHOA DI KABUPATEN YAPEN WAROPEN Marlin Tolla (Balai Arkeologi Jayapura) Abstrack Migration by Tionghoa ethnic from the Chinese mainland especially southern part to the districts Yapen
Lebih terperinciKarakteristik Daerah Aliran Sungai Mamberamo Papua
Karakteristik Daerah Aliran Sungai Mamberamo Papua Disusun Oleh : Ridha Chairunissa 0606071733 Departemen Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia Daerah Aliran Sungai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerang, sekam padi, atau pecahan tembikar yang dihaluskan (grog), mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa Sentang adalah sebuah desa yang ada di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Sumatera Utara. Beberapa perempuan di Desa Sentang memiliki keahlian dalam membuat
Lebih terperinciGambar dan Nama Pakaian Adat dari 33 Daerah Provinsi di Indonesia Lengkap
Gambar dan Nama Pakaian Adat dari 33 Daerah Provinsi di Indonesia Lengkap Posted by melody achmad Posted on 6:43 AM with No comments Pakaian Adat Tradisional Indonesia Indonesia merupakan negara yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. - Arkeologika, benda koleksi merupakan benda objek penelitian ilmu arkeologi.
PENDAHULUAN BAB 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Museum Negeri Provinsi Papua telah dirintis sejak tahun 1981/ 1982 oleh Kepala Bidang Permuseuman, Sejarah dan Kepurbakalaan Departemen Pendidikan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Dalam kesempatan ini pula saya menyampaikan rasa bahagia dan ucapan rasa terima kasih kepada :
KATA PENGANTAR Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas sejarah yang berjudul Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Perdagangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. sudah tersebar diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Tembikar atau keramik atau porselen
BAB II LANDASAN TEORI Cina adalah Negara komunis yang terdiri dari hampir seluruh kebudayaan, sejarah dan geografis. Negara Cina memiliki banyak kebudayaan, namun salah satu kebudayaan yang paling terkenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Masalah. Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu Kotamadya dari 33 kabupaten
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu Kotamadya dari 33 kabupaten dan kota di Sumatera Utara. Tebing Tinggi memiliki luas daerah kurang dari 31 km² dan berjarak
Lebih terperinciPengemasan Benda Cagar Budaya sebagai Aset Pariwisata di Papua Klementin Fairyo, Balai Arkeologi Jayapura
Pengemasan Benda Cagar Budaya sebagai Aset Pariwisata di Papua Klementin Fairyo, Balai Arkeologi Jayapura Abstrak The packaging of archaeological remains is the way to advantage archaeological remains
Lebih terperinciALAT BATU DI PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA
ALAT BATU DI PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA Marlin Tolla (Balai Arkeologi Jayapura) Abstract The discovery of stone tools in prehistoric sites in the central highlands of Papua, especially in the Pegunungan Bintang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Klementin Fairyo
KERAMIK CINA BAGI ORANG BIAK-NUMFOR DI TELUK CENDERAWASIH: PENGGUNAAN DAN MAKNANYA (The Chinese Ceramics of Biaknese Numfor in Gulf of Cenderawasih: It s Use and Meaning) Klementin Fairyo Balai Arkeologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki sekitar 500 kelompok etnis, tiap etnis memiliki warisan budaya yang berkembang selama berabad-abad, yang dipengaruhi oleh kebudayaan India,
Lebih terperinciPRAKIRAAN TINGGI GELOMBANG
Jakarta, 12 Januari 2015 SELASA, 13 JANUARI 2015 GELOMBANG DAPAT TERJADI 2,0 M S/D 3,0 M DI : PERAIRAN BENGKULU DAN PULAU ENGGANO; PERAIRAN BAGIAN BARAT LAMPUNG, PERAIRAN KALIMANTAN BAGIAN BARAT, SELAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan simbol peradaban. Apabila sebuah budaya luntur dan tidak lagi dipedulikan oleh sebuah bangsa, peradaban bangsa tersebut tinggal menunggu waktu
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 22 Januari 2016 s/d 27 Januari 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 22 Januari 2016 s/d 27 Januari 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 22 Januari 2016 Jumat, 22 Januari 2016 PERAIRAN BAGIAN BARAT ACEH,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dituturkan di sejumlah wilayah di Indonesia, dan ada pula bahasa-bahasa etnik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara multibahasa. Ada bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi kenegaraan, ada bahasa Melayu lokal yang dituturkan di
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Peran Cheng Ho dalam proses perkembangan agama Islam di Nusantara pada tahun 1405-1433 bisa dikatakan sebagai simbol dari arus baru teori masuknya agama Islam
Lebih terperinciPRAKIRAAN TINGGI GELOMBANG
Jakarta, 25 Januari 2015 SENIN, 26 JANUARI 2015 GELOMBANG DAPAT TERJADI 2,0 M S/D 3,0 M DI : LAUT TIONGKOK SELATAN, PERAIRAN KEP. RIAU, PERAIRAN BAGIAN UTARA KEP. BANGKA, PERAIRAN BENGKULU, PERAIRAN BAGIAN
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 08 Maret 2016 s/d 13 Maret 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 08 Maret 2016
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 08 Maret 2016 s/d 13 Maret 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 08 Maret 2016 Selasa, 8 Maret 2016 Laut Andaman, Perairan Barat Aceh,
Lebih terperinciBAB 1: SEJARAH PRASEJARAH
www.bimbinganalumniui.com 1. Studi tentang kebudayaan adalah suatu studi yang mempelajari... (A) Gagasan-gagasan untuk mewujudkan tindakan dan artefak (B) Kesenian (C) Karya sastra dan cerita rakyat (D)
Lebih terperinciBENTUK DAN FUNGSI GERABAH KAWASAN DANAU SENTANI
BENTUK DAN FUNGSI GERABAH KAWASAN DANAU SENTANI Hari Suroto (Balai Arkeologi Jayapura) Abstract Based on the research done, earthenware is found in Sentani Lake. The earthenware which is found in pieces,
Lebih terperinciBUDAYA MARITIM NUSANTARA DAN GERAKAN KEMBALI KE LAUT
BUDAYA MARITIM NUSANTARA DAN GERAKAN KEMBALI KE LAUT Gusti Asnan (Jur. Sejarah, Fak. Ilmu Budaya, Univ. Andalas Padang gasnan@yahoo.com) Berbincang mengenai budaya maritim Nusantara sesungguhnya membincangkan
Lebih terperinciKERAMIK DALAM RITUS PENGUBURAN PADA MASYARAKAT NAPAN WAINAMI KABUPATEN NABIRE
KERAMIK DALAM RITUS PENGUBURAN PADA MASYARAKAT NAPAN WAINAMI KABUPATEN NABIRE Klementin Fairyo (Balai Arkeologi Jayapura, e-mail: fairyoklementin@yahoo.co.id) Abstract Ceramic plates are used as stock
Lebih terperinciMACAM-MACAM LETAK GEOGRAFI.
MACAM-MACAM LETAK GEOGRAFI. Macam-macam Letak Geografi Untuk mengetahui dengan baik keadaan geografis suatu tempat atau daerah, terlebih dahulu perlu kita ketahui letak tempat atau daerah tersebut di permukaan
Lebih terperinciSTUDI KOMPARATIF POLA MORFOLOGI KOTA GRESIK DAN KOTA DEMAK SEBAGAI KOTA PERDAGANGAN DAN KOTA PUSAT PENYEBARAN AGAMA ISLAM TUGAS AKHIR
STUDI KOMPARATIF POLA MORFOLOGI KOTA GRESIK DAN KOTA DEMAK SEBAGAI KOTA PERDAGANGAN DAN KOTA PUSAT PENYEBARAN AGAMA ISLAM TUGAS AKHIR Oleh : SEVINA MAHARDINI L2D 000 456 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN
Lebih terperinciMasyarakat perlu diberikan pelatihan mengenai caracara menyelamatkan diri saat bencana terjadi. Sebenarnya di Indonesia banyak perusahaan tambang dan
Dilihat dari kondisi geografisnya, Indonesia merupakan wilayah dengan ancaman bencana gempa bumi dan tsunami dengan intensitas yang cukup tinggi. Banyaknya gunung aktif serta bentuknya yang berupa negara
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 30 Januari 2016 s/d 04 Februari 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 30 Januari 2016 s/d 04 Februari 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 30 Januari 2016 Sabtu, 30 Januari 2016 BAGIAN BARAT LAMPUNG,
Lebih terperinciKERJASAMA KERAJAAN SRIWIJAYA DENGAN DINASTI TANG PADA TAHUN M
62 Kerjasama Kerajaan Sriwijaya dengan Dinasti Tang. Alan Saputra, Yunani Hasan. KERJASAMA KERAJAAN SRIWIJAYA DENGAN DINASTI TANG PADA TAHUN 683-740 M Alan Saputra, Yunani Hasan Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PANITIA NASIONAL PENYELENGGARA SAIL RAJA AMPAT TAHUN 2014
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PANITIA NASIONAL PENYELENGGARA SAIL RAJA AMPAT TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.
Lebih terperinciKAJIAN TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN TERNAK BABI. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua 2
KAJIAN TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN TERNAK BABI Batseba M.W. Tiro 1 dan Paskalis Th. Fernandez 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciARSITEKTUR DAN KEBUDAYAAN
ARSITEKTUR DAN KEBUDAYAAN PENGANTAR ARSITEKTUR MINGGU - 1 TIM DOSEN : AP, LS, VW, RN, OI, SR DAFTAR PUSTAKA Apa Itu Kebudayaan? Kebudayaan Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia yang dipunyainya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah usaha untuk memperluas, menjamin lalu lintas perdagangan rempah-rempah hasil hutan yang
Lebih terperinciBENDA MUATAN ASAL KAPAL TENGGELAM SITUS KARANG KIJANG BELITUNG: SURVEI AWAL ARKEOLOGI BAWAH AIR
BENDA MUATAN ASAL KAPAL TENGGELAM SITUS KARANG KIJANG BELITUNG: SURVEI AWAL ARKEOLOGI BAWAH AIR Harry Octavianus Sofian (Balai Arkeologi Palembang) Abstract Belitung island surrounded by two straits, the
Lebih terperinciSEJARAH PERDAGANGAN INTERNASIONAL. A. Sejarah perdagangan internasional
SEJARAH PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. Sejarah perdagangan internasional Perdagangan internasional itu sendiri sudah terjalin sejak masa kuno, ribuan tahun sebelum masehi yaitu perdagangan antarkerajaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial, setiap manusia diberikan akal dan pikiran yang berkembang serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Aristoteles (384-322 SM) Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, setiap manusia diberikan akal dan pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan,
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 21 Desember 2015 s/d 26 Desember 2015 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 21 Desember 2015 s/d 26 Desember 2015 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 21 Desember 2015 Senin, 21 Desember 2015 SELAT MALAKA, PERAIRAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tinggalan budaya masa lalu sebagai hasil kreativitas merupakan buah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tinggalan budaya masa lalu sebagai hasil kreativitas merupakan buah pikiran yang dapat berbentuk fisik (tangible) dan non-fisik (intangible). Tinggalan fisik
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 20 Januari 2017 s/d 24 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 20 Januari 2017 s/d 24 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 20 Januari 2017 Jumat, 20 Januari 2017 PERAIRAN SABANG - ACEH,
Lebih terperinciKebudayaan Masyarakat Prasejarah di Indonesia. SMA kelas X Semester 2 Tahun 2008/2009 Artmy Tirta Ikhwanto
Kebudayaan Masyarakat Prasejarah di Indonesia SMA kelas X Semester 2 Tahun 2008/2009 Artmy Tirta Ikhwanto Kebudayaan Masyarakat Prasejarah di Indonesia z Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Pra-aksara
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 17 Januari 2017 s/d 21 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 17 Januari 2017 s/d 21 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 17 Januari 2017 Selasa, 17 Januari 2017 PERAIRAN SABANG - ACEH,
Lebih terperinci6 Semua negara di Oceania, kecuali Australia dan Selandia Baru (New Zealand).
GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM 2013 24 Sesi NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG : 2 A. PENGERTIAN NEGARA BERKEMBANG Negara berkembang adalah negara yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi rendah, standar
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 26 Januari 2017 s/d 30 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 26 Januari 2017 s/d 30 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 26 Januari 2017 Kamis, 26 Januari 2017 Laut Andaman, Selat Malaka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Awal mula kedatangan orang-orang Tionghoa di Nusantara tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Awal mula kedatangan orang-orang Tionghoa di Nusantara tidak dapat dipastikan dengan jelas. Dimana itu semua hanya dapat dilihat dari adanya temuan-temuan hasil
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. 1.1 Multimedia Interaktif Flash Flip Book Pakaian Adat Betawi
1 BAB I Pendahuluan 1.1 Multimedia Interaktif Flash Flip Book Pakaian Adat Betawi Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 18 April 2016 s/d 22 April 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 18 April 2016
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 18 April 2016 s/d 22 April 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 18 April 2016 Senin, 18 April 2016 Laut Andaman, Laut Cina Selatan
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 29 Desember 2016 s/d 02 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 29 Desember 2016 s/d 02 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 29 Desember 2016 Kamis, 29 Desember 2016 Laut Andaman, Perairan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keramik Tiongkok dari dinasti Han (206 S.M 220 M). 1 Keramik di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan keramik asing di Indonesia dari berbagai negara sudah masuk ke Indonesia sejak jaman prasejarah, dibuktikan dengan temuan tertua berupa keramik Tiongkok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural, agama maupun geografis yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara multikultural terbesar di dunia, terdiri dari banyak suku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makna bagi dunianya melalui adaptasi ataupun interaksi. Pola interaksi merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia pada hakekatnya adalah makhluk yang mampu menciptakan makna bagi dunianya melalui adaptasi ataupun interaksi. Pola interaksi merupakan suatu cara, model, dan
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN HAYATI DAN KORIDOR EKOSISTEM PENTING DI SUMATERA. Herwasono Soedjito Pusat Penelitian Biologi - LIPI
KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN KORIDOR EKOSISTEM PENTING DI SUMATERA Herwasono Soedjito Pusat Penelitian Biologi - LIPI KEHATI INDONESIA Paling tidak terdapat 47 ekosistem buatan dan alam yang kemudian direklasifikasi
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 26 Januari 2016 s/d 31 Januari 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 26 Januari 2016 s/d 31 Januari 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 26 Januari 2016 Selasa, 26 Januari 2016 KEP. MENTAWAI, PERAIRAN
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Hubungan Malayu..., Daulat Fajar Yanuar, FIB UI, 2009
91 BAB 5 KESIMPULAN Pada masa Jawa Kuno, raja merupakan pemegang kekuasaan dan otoritas tertinggi dalam pemerintahan. Seorang raja mendapatkan gelarnya berdasarkan hak waris yang sifatnya turun-temurun
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 16 Januari 2017 s/d 20 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 16 Januari 2017 s/d 20 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 16 Januari 2017 Senin, 16 Januari 2017 KEP. MENTAWAI, PERAIRAN
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 17 April 2016 s/d 21 April 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Jakarta, 17 April 2016
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 17 April 2016 s/d 21 April 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 17 April 2016 Minggu, 17 April 2016 Laut Andaman, Laut CIna Selatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. telah berlangsung sejak zaman purba sampai batas waktu yang tidak terhingga.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan lalu lintas pelayaran antara Tionghoa dari Tiongkok dengan Nusantara telah berlangsung sejak zaman purba sampai batas waktu yang tidak terhingga. Berdasarkan
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 7. INDONESIA MASA ISLAMLATIHAN SOAL BAB 7
SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 7. INDONESIA MASA ISLAMLATIHAN SOAL BAB 7 1. Masuknya Islam ke Indonesia berasal dari Persia. Hal ini diperkuat dengan adanya... Bukti arkeologis tentang makam Sultan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan salah satu pusat perekonomian yang memiliki peranan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar merupakan salah satu pusat perekonomian yang memiliki peranan yang penting, karena mempertemukan penjual dan pembeli. Pembeli membutuhkan komoditas untuk memenuhi
Lebih terperinciKERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak
KERAJAAN DEMAK Berdirinya Kerajaan Demak Pendiri dari Kerajaan Demak yakni Raden Patah, sekaligus menjadi raja pertama Demak pada tahun 1500-1518 M. Raden Patah merupakan putra dari Brawijaya V dan Putri
Lebih terperinciPRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 14 Januari 2017 s/d 18 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 14 Januari 2017 s/d 18 Januari 2017 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Jakarta, 14 Januari 2017 Sabtu, 14 Januari 2017 0.5-1.25 m (Slight) : Laut
Lebih terperinciSMA A. TRADISI SEJARAH MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA
JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA X (SEPULUH) SEJARAH TRADISI SEJARAH MASA PRA AKSARA A. TRADISI SEJARAH MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA Tradisi masyarakat Indonesia masa pra-aksara Jejak
Lebih terperinciTRADISI BERBURU SUKU BAUZI DI MAMBERAMO RAYA (Hunter Tradition of Bauzi Tribe in Mamberamo Raya)
TRADISI BERBURU SUKU BAUZI DI MAMBERAMO RAYA (Hunter Tradition of Bauzi Tribe in Mamberamo Raya) Hari Suroto Balai Arkeologi Jayapura hariprimitiveart@gmail.com ABSTRACT Especially prehistoric tradition
Lebih terperinciT R A D E. Grafik 7.1/Figure 7.1. Volume Impor 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1, ,247 3,507 3,067 2,627 1,747
Trade T R A D E Grafik 7.1/Figure 7.1 Volume Ekspor dan Impor Menurut Pelabuhan di Jawa Barat Volume of Imports by Port in Jawa Barat (Ton/Tons) 2006 20100 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 000 4,247
Lebih terperinci