SISTEM DATA RECORD TANAMAN. Oleh : CHRISTO OSVALDO DAMANIK F

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM DATA RECORD TANAMAN. Oleh : CHRISTO OSVALDO DAMANIK F"

Transkripsi

1 SISTEM DATA RECORD TANAMAN Oleh : CHRISTO OSVALDO DAMANIK F DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2 SISTEM DATA RECORD TANAMAN SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh : CHRISTO OSVALDO DAMANIK F DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

3

4 RIWAYAT HIDUP PENULIS Penulis merupakan anak kedua dari dari bapak yang bernama Alexander Damanik dan ibu bernama Marsianna Saragih yang dilahirkan di Galang pada tanggal 27 September Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Inpres Merek pada tahun Penulis lalu melanjutkan pendidikan menengah di SLTP Negeri 4 P. Siantar dan tamat pada tahun Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan tingkat atas di SMU Negeri 4 P. Siantar dan tamat pada tahun Pada tahun 2002, penulis melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) diterima di Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan memilih Sub Program Studi Teknik Sistem Informatika Pertanian. Selama menjadi mahasiswa di Institut Pertanian Bogor, menjadi anggota di Himpunan Profesi Mahasiswa Teknik Pertanian (HIMATETA). Penulis juga aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) IPB di Komisi Literatur. Selain itu, penulis juga berpartisipasi di beberapa kepanitiaan kegiatan kampus organisasi mahasiswa daerah asal (OMDA). Penulis melakukan praktek lapangan di PTPN 4 Dolok Ilir, Sumatera Utara pada tahun 2005 dengan tema Penerapan Aspek Keteknikan Pertanian Pada Produksi Crude Palm Oil di PTP Nusantara 4 Kebun Dolok Ilir, Sumatera Utara. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian, penulis menyelesaikan Skripsi yang berjudul Sistem Data Record Tanaman.

5 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi Sistem Data Record Tanaman. Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan yang begitu berharga dari orang-orang yang berada di sekitar penulis. Penulis megucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Ir. Emmy Darmawati, Msi. sebagai dosen pembimbing atas arahan, bimbingan, dan motivasinya kepada penulis selama menjalani masa perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini. 2. Prof. Dr. Ir. Bambang Pramudya M.Eng sebagai dosen penguji skripsi. 3. Ir. Parlaungan Adil Rangkuti sebagai dosen penguji skripsi. 4. Bapak, Ibu, Kakak, Lae Girsang dan adikku yang telah memberikan kasih sayang, doa, serta dukungan secara moril dan materil kepada penulis dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi. 5. Armiastho Miaz atas bantuannya dalam pemrograman Visual Basic. 6. Prima Damanik, Krisna Purba, Marintan Sitompul, Lisbeth Manurung dan Firdaus Simanjuntak atas doa, dukungan, dorongan dalam penyelesaian skripsi ini, dan juga kebersamaan selama ini. 7. Rekan-rekan TEP 39 atas kebersamaan dan pembelajaran selama masa studi. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Atas segala kekurangan yang ada dalam penulisan skripsi ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Bogor, September 2010 Penulis

6 CHRISTO OSVALDO DAMANIK. F Sistem Data Record Tanaman. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Emmy Darmawati, MSi. RINGKASAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan alam dan hayati beragam yang jika dikelola dengan tepat dapat menjadi salah satu andalan perekonomian Indonesia. Komoditas pertanian dengan keanekaragaman hayatinya yang bernilai tinggi serta diperkuat oleh kekayaan kultural yang sangat beragam mempunyai daya tarik kuat sebagai agrowisata. Pada budidaya tanaman agrowisata, proses budidaya tidak dilakukan secara massal ataupun seragam untuk semua tanaman, melainkan budidaya secara khusus per individu tanaman. Untuk mempermudah kegiatan monitoring dan pencatatan data pada budidaya tanaman agrowisata diperlukan sistem data record berbasis komputer. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengembangkan sistem data record tanaman berbasis komputer yang diharapkan dapat membantu kegiatan budidaya dan produksi tanaman. Metode yang digunakan dalam pembangunan sistem adalah dengan pendekatan System Development Life Cycle (SDLC) yang meliputi beberapa tahapan yaitu investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem dan perawatan sistem. Berdasarkan investigasi yang dilakukan melalui studi pustaka terhadap beberapa literatur diketahui bahwa proses budidaya beberapa tanaman (terutama tanaman tahunan) memiliki kesamaan kegiatan budidaya. Kesamaan ini menjadi dasar asumsi untuk mengeneralisasi kegiatan budidaya tanaman agrowisata yang berupa tanaman buah tahunan. Dari hasil investigasi diketahui bahwa dalam kegiatan budidaya tanaman tahunan terdapat kegiatan yang dilakukan secara berulang selama umur produktifnya. Kegiatan yang berulang masuk kedalam kegiatan monitoring tanaman. Monitoring tanaman sangat dibutuhkan terutama untuk tanaman buah tahunan yang menjadi objek wisata pada kegaiatan agrowisata. Dalam kegiatan monitoring tersebut terjadi proses pencatatan dan penyimpanan data terhadap tiap-tiap individu tanaman. Jumlah tanaman yang banyak dan beragamnya jenis data yang dicatat dari tiap individu tanaman mengakibatkan jumlah data yang dikelola menjadi besar. Sistem pencatatan dan penyimpanan data secara manual (dalam bentuk hardcopy) menjadi kurang efektif karena sistem manual tidak memungkinkan untuk saling berbagi data sehingga beberapa data yang sama harus dicatat berulangkali dan mengakibatkan redudansi data. Selain itu, besarnya jumlah data yang dicatat dan disimpan menyulitkan proses retrieving data sehingga proses pengelolaan data menjadi kurang efisien. Untuk memudahkan proses pencatatan, penyimpanan dan pengelolaan data diperlukan mekanisme manajemen data terkomputerisasi agar lebih efektif dan efisien. Pada proses investigasi juga dilakukan uji kelayakan sistem terhadap kelayakan operasional dan kelayakan teknis. Selanjutnya dilakukan analisis sistem untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi apa saja yang dibutuhkan untuk membangun sistem dan keluaran yang

7 dibutuhkan oleh pengguna sistem sistem. Hasil analisa sistem adalah teridentifikasinya data-data yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan monitoring tanaman buah tahunan. Data-data tersebut dibuat dalam bentuk basis data yang dibangun menggunakan Microsoft Access. Basis data dibangun dari 12 tabel data dalam bentuk relational data base. Ke dua belas tabel tersebut adalah tabel Tanaman, tabel Pupuk, tabel Pemupukan, tabel Pemupukan Detil, tabel Perawatan, tabel Perawatan Detil, tabel Jenis Perawatan, tabel Penyakit, tabel Obat, tabel Pengobatan, tabel Pengobatan Detil dan tabel Produksi.Lalu pada tahap desain sistem dilakukan perancangan database, user interface, dan proses yang berlangsung pada sistem agar dapat melakukan tujuan fungsional yang diharapkan dari sistem. Implementasi basis data dilakukan dengan membangun user interface dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0. User interface ditujukan untuk sarana komunikasi antara basis data dengan pengguna. Pengujian terhadap implementasi basis data dilakukan dengan menjalankan program dan basis data pada komputer dengan spesifikasi prosessor AMD sempron 1,67 GHz, RAM 256 MB, pada sistem operasi Windows XP professional SP2. Hasil pengujian menunjukkan bahwa program telah berjalan sesuai dengan komunikasi yang dirancang dalam bentuk menu utama dan sub menu.

8 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v I. PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. TUJUAN... 2 II. TINJAUAN PUSTAKA... 3 A. Agrowisata... 3 B. Basis Data... 4 C. Sistem Manajemen Basis Data... 6 D. Monitoring... 7 III. METODE PENELITIAN... 8 A. WAKTU DAN TEMPAT... 8 B. ALAT DAN BAHAN... 8 C. PROSEDUR PENELITIAN... 8 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. INVESTIGASI SISTEM Kelayakan Operasional Kelayakan Teknis B. ANALISIS SISTEM Identifikasi Kebutuhan Identifikasi Fungsional C. DESAIN SISTEM Desain Basis Data Desain Proses Desain User Interface D. IMPLEMENTASI SISTEM User Interface Halaman Utama User Interface Tanaman i

9 3. User Interface Pemupukan User Interface Perawatan User Interface Pengobatan User Interface Obat User Interface Jenis Penyakit User Interface Jenis Perawatan User Interface Jenis Pupuk User Interface Pupuk E. PERAWATAN SISTEM V. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ii

10 DAFTAR TABEL Tabel 1. Struktur Tabel Tanaman Tabel 2. Struktur Tabel Pupuk Tabel 3. Struktur Tabel Pemupukan Tabel 4. Struktur Tabel Pemupukan Detail Tabel 5. Struktur Tabel Perawatan Tabel 6. Struktur Tabel Perawatan Detail Tabel 7. Struktur Tabel Jenis Perawatan Tabel 8. Struktur Tabel Penyakit Tabel 9. Struktur Tabel Obat Tabel 10. Struktur Tabel Pengobatan Tabel 11. Struktur Tabel Pengobatan Detail Tabel 12. Struktur Tabel Produksi iii

11 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Tahapan-tahapan dalam System Development Life Cycle... 9 Gambar 2. Relasi Tabel Basis Data Gambar 3. Relasi data untuk menghasilkan monitoring kegiatan pemupukan Gambar 4. Relasi data untuk menghasilkan monitoring kegiatan perawatan Gambar 5. Relasi data untuk menghasilkan monitoring penyakit Gambar 6. Relasi data untuk menghasilkan monitoring produksi Gambar 7. Struktur User Interface Gambar 8. Tampilan halaman Menu Utama Gambar 9. Tampilan halaman Menu Tanaman Gambar 10. Contoh laporan pengobatan detail Gambar 11. Tampilan halaman Menu Pemupukan Gambar 12. Tampilan halaman Menu Detail Pemupukan Gambar 13. Tampilan halaman Menu Perawatan Gambar 14. Tampilan halaman Menu Detail Perawatan Gambar 15. Tampilan halaman Menu Pengobatan Gambar 16. Tampilan halaman Menu Detail Pengobatan Gambar 17. Tampilan halaman Menu Jenis Obat Gambar 18. Tampilan halaman Menu Jenis Penyakit Gambar 19. Tampilan halaman Menu Jenis Perawatan Gambar 20. Tampilan halaman Menu Jenis Pupuk Gambar 21. Tampilan halaman Menu produksi iv

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Kegiatan Budidaya Beberapa Tanaman Tahunan..44 Lampiran 2. Kode Program v

13 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan alam dan hayati beragam yang jika dikelola dengan tepat dapat menjadi salah satu andalan perekonomian Indonesia. Komoditas pertanian (mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan) dengan keanekaragaman hayatinya yang bernilai tinggi serta diperkuat oleh kekayaan kultural yang sangat beragam mempunyai daya tarik kuat sebagai obyek agrowisata. Agrowisata merupakan salah satu usaha bidang pertanian yang memiliki potensi menunjang pembangunan agribisnis dan menjadi sebuah produk yang memliki daya saing global. Kegiatan agrowisata memanfaatkan usaha agro sebagai objek wisata dengan tujuan memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha bidang pertanian. Peluang perkembangan agrowisata di Indonesia masih terbuka lebar mengingat potensi kekayaan alam dan hayati di Indonesia yang cukup tinggi. Dengan semakin tingginya minat masyarakat pada wisata agro (agrowisata), dipandang dari sisi ekonomis, agrowisata berpotensi menjadi salah satu produk andalan kegiatan agribisnis. Perkembangan agrowisata terkait erat pada beberapa faktor yang salah satunya adalah faktor penerapan teknologi tepat guna pada proses budidaya tanaman. Berbeda dari budidaya tanaman secara umum, proses budidaya tanaman agrowisata membutuhkan perhatian yang lebih intensif. Hal dikarenakan dalam kegiatan agrowisata tanaman merupakan obyek utama yang menjadi daya tarik bagi pengunjung, sehingga tanaman diusahakan agar selalu berada pada kondisi yang baik dan berkwalitas tinggi. Untuk mendapatkan tanaman yang berkwalitas tinggi, budidaya tanaman agrowisata tidak dilakukan secara seragam untuk semua tanaman seperti pada pertanian pada umumnya, melainkan budidaya intensif per individu tanaman. Setiap individu tanaman memerlukan perlakuan yang spesifik berdasarkan kebutuhannya. Untuk dapat 1

14 mengetahui kondisi dan kebutuhan tanaman dilakukan monitoring dan pencatatan data setiap tanaman. Untuk mempermudah kegiatan monitoring dan pencatatan data diperlukan sistem data record berbasis komputer. Dengan adanya sistem data record berbasis komputer diharapkan mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam proses budidaya tanaman, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi optimal. Mengingat tanaman berfungsi sebagai objek wisata, kualitas tanaman yang baik dengan tingkat produktifitas yang tinggi akan meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung. Selain itu data-data yang tercatat juga dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. B. TUJUAN Tujuan penelitian ini adalah : 1. Membagun basis data kegiatan budidaya tanaman khususnya pada kegiatan perawatan tanaman. 2. Membangun aplikasi sistem data record individu tanaman untuk monitoring perawatan tanaman. 2

15 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Agrowisata Agrowisata merupakan bagian dari obyek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai obyek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian. Jadi agrowisata pada prinsipnya merupakan kegiatan industri yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung di tempat wisata yang diselenggarakan. Agrowisata adalah wisata yang memanfaatkan obyek-obyek pertanian (Tritawinata dan Fachruddin, 1998). Arifin (2004) mendefenisikan kegiatan agrowisata sebagai salah satu kegiatan rekreasi alam dan ruang terbuka, baik secara aktif maupun pasif. Menurut Budianto (2002) agrowisata boleh dianggap sebagai produk sampingan agroindustri, yang sesungguhnya dapat menjadi pilar penting dalam agroekonomi sebab dari wisata ini dapat diraup penghasilan tambahan yang menjanjikan jika industri ini disiapkan dan dikelola dengan baik agar aman, sehat dan menyenangkan. Secara umum ruang lingkup dan potensi agrowisata yang dapat dikembangkan berupa: a. Kebun raya, daya tarik yang dapat ditawarkan kepada wisatawan mencakup kekayaan flora (pohon-pohonan, bunga-bungaan dan jenis tumbuhan lain), keindahan pemandangan serta kesegaran udara. b. Perkebunan, daya tarik yang ditawarkan berupa daya tarik historis dari perkebunan tersebut, pemandangan, udara segar, cara tradisional dalam pola tanam, pemeliharaan, pengelolaan serta perkembangan teknik pengelolaan. c. Tanaman pangan dan hortikultura, daya tarik yang ditawarkan berbagai proses kegiatan mulai dari kegiatan pra-panen hingga pascapanen. d. Perikanan, daya tarik yang ditawarkan berbagai proses budidaya perikanan. 3

16 B. Basis Data Basis data (database) adalah suatu kumpulan data komputer yang terintegrasi, diatur dan disimpan menurut suatu cara yang memudahkan pengambilan kembali (McLeod, 1995). Septanto (1997) mendefinisikan basis data sebagai kumpulan dari informasi yang berhubungan dengan obyek atau tujuan khusus. Ditegaskan pula oleh Sutanta (1996), bahwa basis data merupakan suatu kumpulan data yang terhubung dan disimpan secara bersamasama pada suatu media, sehingga mudah untuk digunakan atau ditampilkan kembali. Menurut Kristanto (2000), basis data adalah kumpulan file-file yang saling berelasi, relasi tersebut ditunjukkan dengan kunci dari tiap file yang ada. Kumpulan file-file tersebut mempunyai kaitan antara satu file dengan file yang lain sehingga membentuk satu bangunan data untuk menginformasikan suatu obyek dalam batasan tertentu. Basis data adalah sekumpulan data yang disimpan dalam format yang dibakukan dan dirancang sedemikian rupa untuk bisa digunakan secara bersama-sama oleh pengguna (Gerarld V. Post, 1999). Secara lengkap, pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan (objektif) seperti berikut ini: 1. Kecepatan dan kemudahan (speed) Pemanfaatan basis data dapat memungkinkan operator untuk menyimpan data atau melakukan perubahan atau manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut dengan lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan secara manual (non elektronis) atau secara elektronis (tetapi tidak dalam bentuk penerapan basis data, misalnya dalam bentuk spread sheet atau dokumen teks biasa). 2. Efisiensi ruang penyimpanan (space) Karena keterkaitan yang erat antar kelompok data dalam sebuah basis data, maka redundasi (pengulangan) data pasti akan selalu ada. Banyaknya redundasi tentu akan memperbesar ruang penyimpanan (baik di memori utama maupun memori sekunder) yang harus disediakan. Dengan basis data, efisiensi/optimalisasi penggunaan ruang penyimpanan dapat dilakukan, karena operator dapat melakukan penekanan jumlah redundasi data, baik 4

17 dengan menerapkan sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasirelasi (dalam bentuk file) antar kelompok data yang saling berhubungan. 3. Keakuratan (Accuracy) Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama dengan penerapan aturan/batasan (constraint) tipe data, domain data, keunikan data, dan sebagainya, secara ketat dapat diterapkan dalam sebuah basis data, sangat berguna untuk menekan ketidakakuratan pemasukan/penyimpanan data. 4. Ketersediaan (Availability) Pertumbuhan data (baik dari sisi jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan waktu akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Padahal tidak semua data itu selalu digunakan/dibutuhkan. Karena itu operator dapat memilah adanya data utama/master/referensi, data transaksi, data histori hingga data kadaluarsa. Data yang sudah jarang atau bahkan tidak pernah lagi digunakan, dapat diatur untuk dilepaskan dari sistem basis data yang sedang aktif (menjadi off-line) baik dengan cara penghapusan atau dengan memindahkannya ke media penyimpanan off-line (seperti removable disk, atau tape). Di sisi lain, karena kepentingan pemakaian data, sebuah basis data dapat memiliki data yang tersebar di banyak lokasi geografis. 5. Kelengkapan (Completeness) Lengkap/tidaknya data yang yang dikelola dalam sebuah basis data bersifat relatif (baik terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu). Dalam sebuah basis data, disamping data operator juga harus menyimpan stuktur (baik yang mendefinisikan objek-objek dalam basis data maupun definisi detail dari tiap objek, seperti struktur file/tabel atau indeks). Untuk mengakomodasi kebutuhan kelengkapan data yang semakin berkembang, operator tidak hanya dapat menambah record-record data, tetapi juga dapat melakukan perubahan struktur dalam basis data, baik dalam bentuk penambahan objek baru (tabel) atau dengan penambahan field-field baru pada suatu tabel. 5

18 6. Keamanan (Security) Memang ada sejumlah sistem (aplikasi) pengelola basis data yang tidak menerapkan aspek keamanan dalam penggunaan basis data. Tetapi untuk sistem yang besar dan serius, aspek keamanan juga dapat diterapkan dengan ketat. Kita dapat menentukan siapa-siapa (pemakai) yang boleh menggunakan basis data beserta objek-objek di dalamnya dan menentukan jenis-jenis operasi apa saja yang boleh dilakukan. 7. Kebersamaan pemakaian (Sharability) Pemakai basis data seringkali tidak terbatas pada satu pemakai saja, atau di satu lokasi saja atau oleh satu sistem/aplikasi saja. Basis data yang dikelola oleh sistem (aplikasi) yang mendukung lingkungan multi user, akan dapat memenuhi kebutuhan ini, tetapi tetap dengan menjaga/menghindari terhadap munculnya persoalan baru seperti inkonsistensi data (karena data yang sama diubah oleh banyak pemakai pada saat yang bersamaan) atau kondisi deadlock (karena ada banyak pemakai yang saling menunggu untuk menggunakan data) (Fathansyah, 1999). C. Sistem Manajemen Basis Data Sistem Manajemen Basis Data (SMBD) merupakan kumpulan file yang saling berkaitan bersama dengan program untuk pengelolanya (Kristanto, 2000 di dalam Rukmono, 2004). Basis data adalah kumpulan datanya, sedangkan program pengelolanya berdiri sendiri dalam satu paket program yang kormesial untuk membaca, mengisi, menghapus dan melaporkan data dalam basis data. Program tersebut menyediakan berbagai fasilitas operasi untuk memasukkan data ke dalam basis data, melacak dan memodifikasi data dalam basis data, mendefinisikan data baru, memutakhirkan data, mengkonversi data, serta mengolah data menjadi informasi yang diperlukan. Koleksi terpadu program utilitas ini dapat dipandang sebagai lapisan antar (interface) antara pengguna dengan data yang tersimpan dalam basis data. 6

19 Menurut Waljiyanto(2000), kegunaan utama sistem basis data adalah pemakai mampu menyusun suatu pandangan abstraksi data. Basis data pada umumnya digunakan oleh beberapa pemakai untuk kepentingan pengguna yang berbeda pula. Data yang diperlukan bisa saja secara eksplisit tersimpan dalam data, ataupun pemakai harus melakukan pemrosesan sendiri untuk memperoleh data atau informasi yang diinginkan. Dengan demikian data menjadi terintegrasi dalam sistem basis data. D. Monitoring Menurut Dahlan (1998) dalam Widarto (1999) monitoring dapat diartikan sebagai kegiatan mengamati dan mengawasi yang dilakukan secara terus menerus atau berlaku di setiap tingkatan manajemen atau pengelola suatu kegiatan, untuk memastikan bahwa pengadaan atau penggunaan input, hasil yang ditargetkan dan tindakan-tindakan lainnya yang diperlukan dilaksanakan sesuai dengan rencana. Tujuan monitoring adalah: 1. Untuk meyakinkan bahwa masukan dan keluaran telah berjalan sesuai dengan perencanaan. 2. Untuk membuat dokumen tentang kegunaaan masukan, aktivitas dan hasil. 3. Untuk menjaga deviasi dari tujuan awal dan hasil yang diharapkan. Monitoring juga merupakan kegiatan yang teratur dan berkesinambungan dan dilakukan pada waktu suatu kegiatan sedang berlangsung sehingga sebenarnya monitoring adalah evaluasi di saat kegiatan sedang berlangsung. 7

20 III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan mulai Desember 2008 sampai dengan Oktober 2009 di Bagian Sistem Manajemen dan Mekenisasi Pertanian FATETA IPB. B. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Alat yang dipergunakan dalam penelitian ini: 1. PC (AMD Sempron(tm) 1.67 GHz, RAM 256 MB) 2. Sistem Operasi Microsoft Windows XP Profesional SP 2 3. Visual Basic MS Office Access Bahan Bahan yang digunakan untuk membangun sistem ini adalah data-data sekunder bersumber pada pustaka bacaan berupa tulisan populer, jurnal ilmiah dan literatur. C. PROSEDUR PENELITIAN Metode perancangan sistem informasi yang digunakan pada penelitian ini adalah System Development Life Cycle (SDLC). Terdapat lima tahapan dalam SDLC, yaitu investigasi, analisis, desain, implementasi, dan perawatan, tersaji pada Gambar 1. Berikut adalah penjelasan dari tiap tahap. 1. Investigasi Sistem Penentuan masalah dan studi kelayakan untuk menentukan kelayakan terhadap sistem yang akan dibangun. Ruang lingkup sistem basis data yang dibangun pada penelitian ini adalah untuk operasional monitoring individu tanaman, maka studi kelayakan yang dilakukan adalah kelayakan operasional dan teknis dari sistem basis data. 2. Analisis Sistem Menganalisis sistem berarti menentukan kebutuhan untuk semua komponen utama dari suatu sistem informasi, tetapi secara khusus perhatian 8

21 ditujukan pada kebutuhan output, input, proses, data dan lingkup proses (O Brien, 1999). Analisis sistem yang dilakukan meliputi identifikasi kebutuhan user dan identifikasi fungsional sistem. Proses analisis dapat dilakukan dengan cara memecah sistem menjadi beberapa bagian sub-sistem untuk kemudian dianalisis fungsi dan tujuan yang ingin dicapai dari setiap sub-sistem. Investigasi Sistem Analisis Sistem Desain Sistem Implementasi Sistem Perawatan Sistem Gambar 1. Tahapan-Tahapan Dalam System Development Live Cycle (O Brien, 1999) 3. Desain Sistem Tahap desain sistem menyangkut tiga kegiatan yaitu, desain basis data, desain proses dan desain user interface. a. Desain Basis Data Desain basis data merupakan kegiatan invetarisasi data dan pembangunan file-file data ke dalam bentuk file data yang efektif untuk memudahkan administrator data dalam mengimplementasikan program aplikasi. Basis data dibangun menggunakan Microsoft Access

22 b. Desain Proses Desain proses yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi rancangan masukan, keluaran, editing dan proses pencarian data. Pada tahap ini dibangun relasi antar file data yang telah dihasilkan di tahap desain basis data untuk menghasilkan operasional data yang efisien. Pembangunan relasi antar file data dilakukan menggunakan software Microsoft Visual Basic 6.0 c. Desain User Interface Aktivitas desain user interface berfokus pada dukungan terhadap interaksi antara pengguna dan aplikasi berbasis komputernya. Desainer berkonsentrasi pada bentuk desain dari sistem monitoring dengan tujuan untuk memberikan kemudahan penggunakan berinteraksi dengan sistem melalui layar monitor. 4. Implementasi Sistem Implementasi sistem dilakukan dengan menguji coba sistem basis data yang telah dibangun. Parameter uji yang digunakan adalah proses berjalannya sistem sesuai dengan desain proses yang ditetapkan pada tahap desain proses. 5. Perawatan Sistem Perawatan sistem yang dimaksud pada penelitian ini adalah tersedianya fasilitas updating data untuk merawat keakuratan dan keterbaruan data yang dihasilkan. 10

23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. INVESTIGASI SISTEM Agrowisata merupakan salah satu usaha bidang pertanian yang memiliki potensi menunjang pembangunan agribisnis. Peluang pengembangan usaha agrowisata di Indonesia memiliki prospek yang cukup menjanjikan, hal ini dikarenakan tingginya minat masyarakat terhadap jenis wisata agro. Beberapa usaha agrowisata yang cukup terkenal antara lain Taman Buah Mekarsari (Cileungsi, Bogor), perkebunan apel Kusuma Agrowisata (Batu Malang), Taman Bunga Nusantara (Cipanas, Cianjur) dan Kebun Raya Bogor (Bogor). Selain agrowisata yang sudah dikelola pada skala industri oleh pemerintah ataupun instansi, usaha agrowisata juga telah dilakukan pada skala kecil oleh petani seperti yang dilakukan oleh para petani strwberry di daerah Ciwidey Bandung dan para petani anggota Kelompok Usaha Bersama Agribisnis (KUBA) di Malang yang membudidayakan tanaman salak. Dari beberapa jenis usaha agrowisata, agrowisata untuk tanaman bunga dan buah-buahan merupakan jenis agrowisata yang lebih banyak diminati. Untuk menunjang kegiatan usaha agrowisata diperlukan beberapa faktor pendukung dimana salah satunya adalah faktor teknologi. Dalam sebuah penelitian tentang rancangan kawasan sentra pengembangan (KSP) salak yang dilakukan oleh Kelompok Usaha Bersama Agribisnis (KUBA) di Malang, salah satu sasaran yang ingin dicapai adalah pengembangan sistem teknologi informasi sebagai salah satu faktor penunjang kegiatan agribisnis. Agrowisata sebagai bagian dari agribisnis memanfaatkan tanaman sebagai objek wisata. Dalam kaitannya sebagai objek wisata, setiap individu tanaman diusahakan memiliki kwalitas yang baik agar dapat menjadi daya tarik yang menarik minat para pengunjung. Untuk mendapatkan kwalitas tanaman yang baik dilakukan proses budidaya yang intensif terhadap setiap individu tanaman. Proses budidaya yang intensif dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana melakukan recording dan monitoring tanaman. 11

24 Berdasarkan investigasi yang dilakukan melalui studi pustaka terhadap beberapa literatur diketahui bahwa proses budidaya beberapa tanaman (terutama tanaman tahunan) memiliki kesamaan kegiatan budidaya. Kesamaan ini menjadi dasar asumsi untuk mengeneralisasi kegiatan budidaya tanaman agrowisata yang berupa tanaman buah tahunan (data kegiatan budidaya beberapa tanaman buah menahun disajikan pada Lampiran 1). Dari hasil investigasi juga diketahui terjadi kegiatan monitoring terhadap individu tanaman. Dalam kegiatan monitoring tersebut terjadi proses pencatatan dan penyimpanan data terhadap tiap-tiap individu tanaman. Jumlah tanaman yang banyak dan beragamnya jenis data yang dicatat dari tiap individu tanaman mengakibatkan jumlah data yang dikelola menjadi besar. Sistem pencatatan dan penyimpanan data secara manual (dalam bentuk hardcopy) menjadi kurang efektif karena sistem manual tidak memungkinkan untuk saling berbagi data sehingga beberapa data yang sama harus dicatat berulangkali dan mengakibatkan redudansi data. Selain itu, besarnya jumlah data yang dicatat dan disimpan menyulitkan proses retrieving data sehingga proses pengelolaan data menjadi kurang efisien. Untuk memudahkan proses pencatatan, penyimpanan dan pengelolaan data diperlukan mekanisme manajemen data terkomputerisasi agar lebih efektif dan efisien. Perancangan Sistem Data Record Individu Tanaman bertujuan untuk membuat sistem basis data yang terstruktur agar data-data yang disimpan tepat guna, mencegah redudansi data dan juga memungkinkan saling berbagi data dengan aplikasi lainnya sehingga sistem menjadi lebih efektif. User interface merupakan fasilitias yang dirancang untuk memudahkan pengguna dalam proses updating dan retrieving data dibandingkan sistem recording data secara manual. Dalam proses investigasi dilakukan studi kelayakan untuk mengetahui kelayakan sistem yang didasarkan pada aspek operasional dan teknis. 1. Kelayakan Operasional Secara operasional sistem yang dibangun mempertimbangkan beberapa aspek, antara lain: a. Sistem dibangun menjadi satu program komputer yang utuh dalam format.exe sehingga program dapat diinstall tanpa pengguna harus ahli 12

25 dalam menggunakan software Visual Basic atau software basis data yang digunakan untuk membangun sistem ini. b. User interface dirancang dengan prinsip user friendly untuk memudahkan pengguna berinteraksi dengan sistem. c. Sistem yang dikembangkan memberi kemudahan dalam pembaharuan data (updating) melalui user interface yang disediakan sehingga tidak dibutuhkan operator khusus yang ahli mengenai sistem basis data. Sistem yang dibangun dapat dioperasikan oleh pengguna dengan kemampuan komputer tingkat dasar. Tingkat dasar yang dimaksud dalam tulisan ini adalah kemampuan mengoperasikan komputer dan berinteraksi dengan software siap pakai seperti software berformat.exe. Saat ini sumber daya manusia yang berkemampuan seperti yang dimaksud cukup tersediannya, sehingga dari aspek operasional sistem tidak akan ada kendala. 2. Kelayakan Teknis Sistem dibangun dalam format executeble file (.exe) sehinnga dapat diinstal pada unit komputer tanpa harus menginstall software pembagun sistem yaitu Microsoft Visual Basic dan Microsoft Acces. Sistem yang dibangun dapat bekerja dengan baik pada unit komputer dengan spesifikasi processor Pentium IV, RAM 128 MB dan sistem operasi Windows XP. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi komputer terkini dan beragamnya varian komputer dengan berbagai harga maka spesifikasi yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem ini dapat dikategorikan spesifikasi yang minimum. Dengan demikian sistem yang dibangun memenuhi studi kelayakan teknis. 13

26 B. ANALISIS SISTEM Pada tahap analisis sistem, dilakukan identifikasi kebutuhan pengguna dan indentifikasi fungsional sistem. 1. Identifikasi Kebutuhan Dalam identifikasi kebutuhan, hal yang menjadi acuan adalah siapakah yang akan menggunakan sistem dan informasi yang dibutuhkan untuk membuat sistem yang berguna untuk pengguna tersebut. Sistem ini dapat digunakan oleh perorangan maupun oleh lembaga atau instansi yang berkepentingan dalam kegiatan budidaya tanaman, baik budidaya beskala berkebun oleh petani ataupun skala industri. Sistem ini memberikan fungsi pencatatan yang dapat dijadikan acuan dalam proses monitoring kegiatan budidaya tanaman. Berdasarkan studi pustaka terhadap beberapa literatur diperoleh data-data kegiatan budidaya yang umum dilakukan pada budidaya tanaman tahunan yang dijadikan acuan penentuan jenis informasi yang dibutuhkan oleh pengguna (tabel kegiatan budidaya beberapa tahunan pada Lampiran 1). Dari proses investigasi tentang kebutuhan informasi pengguna sistem, diperoleh jenis-jenis informasi yang dibutuhkan sebagai berikut: a. Informasi identitas tanaman Informasi identitas tanaman meliputi data-data tanggal tanam, nama tanaman, varietas tanaman dan lokasi tanaman tersebut. b. Informasi kegiatan perawatan Informasi kegiatan perawatan yang dibutuhkan berupa data tanggal terjadinya suatu perawatan terhadap tanaman dan jenis perawatan yang dilakukan. c. Informasi kegiatan pemupukan Informasi kegiatan pemupukan mencatat data-data tanggal pemupukan, jenis-jenis pupuk yang diberikan serta dosis setiap pupuk yang diberikan. d. Informasi penyakit tanaman dan penanggulanggannya Informasi ini mencatat data-data tanggal terjadinya suatu penyakit, jenis penyakit yang terjadi dan obat-obat yang diberikan untuk menanggulangi beserta dosisnya. 14

27 e. Informasi kegiatan produksi Informasi yang dibutuhkan berupa data-data tanggal pemanenan (pemetikan buah) dan jumlah buah yang dihasilkan. 2. Identifikasi Fungsional Secara khusus sistem ini dirancang dan dibangun berdasarkan kebutuhan pada proses budidaya tanaman agrowisata. Namun secara umum sistem ini dapat dipergunakan dalam proses budidaya tanaman lain selama memiliki proses budidya yang sama. Dengan demikian sistem ini dapat dipergunakan secara luas oleh perusahaan, instansi, kelompok usaha tani, petani dan pihak-pihak lain yang berkaitan dalam kegiatan monitoring proses budidaya tanaman. Tujuan pengembangan sistem ini adalah untuk mencatat, menyimpan dan mengelola data-data tanaman yang dapat digunakan dalam proses monitoring tanaman. Untuk keperluan tersebut sistem ini menyediakan fungsi-fungsi sebagai berikut: a. Fungsi Pemasukan Data untuk melakukan entry data kedalam sistem. b. Fungsi Edit Data untuk memodifikasi data yang tersimpan dalam sistem. c. Fungsi Hapus Data untuk menghapus data yang tersimpan dalam sistem. d. Fungsi Cetak Data untuk mencetak laporan dari data-data dalam sistem. e. Fungsi penelusuran data untuk memudahkan pencarian data yang dibutuhkan pengguna C. DESAIN SISTEM 1. Desain Basis Data Desain basis data sistem ini dibangun menggunakan Microsoft Access Basis data yang dibangun terdiri dari 12 tabel yang saling berelasi membangun satu basis data yang utuh. Berikut adalah struktur data dari tabel-tabel yang terlibat dalam basis data ini: a. Data identitas tanaman Tabel Tanaman (Tabel 1) merupakan basis data yang menyimpan data-data identitas tanaman. Data-data yang dicatat adalah data nama 15

28 tanaman, varietas tanaman, lokasi tanaman dan tanggal penanaman. Lokasi tanaman dilapang dinyatakan dalam bentuk koordinat XY. Primary key yang ditetapkan adalah id_tanaman. Tabel 1. Struktur Tabel Tanaman Nama Field Tipe Data Keterangan id_tanaman Text ID tabel tanggal_tanam Tanggal Tanggal penanaman nama_tanaman Text Nama tanaman varietas Text Varietas lokasi Text Lokasi tanaman b. Data pada kegiatan pemupukan Data-data pemupukan terkait kegiatan pemupukan dirancang dalam tiga tabel, yaitu Tabel Pupuk, Tabel Pemupukan dan Tabel Pemupukan Detail. Struktur tabel-tabel tersebut berturut-turut dinyatakan pada Tabel 2, Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 2. Struktur Tabel Pupuk Nama Field Tipe Data Keterangan id_pupuk Text ID tabel jenis_pupuk Text Jenis pupuk nama_pupuk Text Merek dagang pupuk satuan Text Jenis satuan Tabel Pupuk (Tabel 2) merupakan tabel basis pupuk. Basis data ini menyimpan data-data mengenai jenis pupuk, nama/merek dagang pupuk dan jenis satuan besaran yang digunakan dalam pemberian dosis pupuk. id_pupuk digunakan sebagai primary key tabel basis data pupuk. 16

29 Tabel 3. Struktur Tabel Pemupukan Nama Field Tipe Data Keterangan id_pemupukan Text ID tabel tanggal Tanggal Tanggal pemupukan id_tanaman Text ID tabel Tabel 4. Struktur Tabel Pemupukan Detail Nama Field Tipe Data Keterangan id_pemupukan Text ID tabel id_pupuk Text ID tabel jumlah Long Integer Dosis yang diberikan Tabel Pemupukan (Tabel 3) merupakan tabel basis data kegiatan pemupukan. Basis data ini mencatat waktu terjadinya kegiatan pemupukan terhadap setiap individu tanaman tertentu. Primary key yang ditetapkan adalah id_pemupukan sehingga setiap kegiatan pemupukan bersifat unik untuk setiap kegiatan pemupukan walaupun tanaman yang dipupuk adalah tanaman yang sama dipupuk pada tanggal berbeda atau tanaman berbeda yang dipupuk pada tanggal yang sama. Tabel Pemupukan Detail (Tabel 4) adalah tabel basis data yang mencatat dosis pupuk yang diberikan pada setiap kegiatan pemupukan. c. Data pada kegiatan Perawatan Data kegiatan perawatan dirancang dalam tiga tabel, yaitu Tabel Perawatan (Tabel 5), Tabel Perawatan Detail (Tabel 6) dan Tabel Jenis Perawatan (Tabel 7). Tabel 5. Struktur Tabel Perawatan Nama Field Tipe Data Keterangan id_tanaman Text ID tabel id_perawatan Text ID tabel tanggal Tanggal Tanggal perawatan 17

30 Tabel Perawatan (Tabel 5) merupakan tabel basis data yang mencatat waktu terjadinya kegiatan perawatan. id_perawatan ditetapkan sebagai primary key tabel untuk menyatakan bahwa setiap kegiatan perawatan adalah unik untuk setiap waktu terjadinya perawatan dan individu tanaman yang mendapatkan perawatan. Tabel 6. Struktur Tabel Perawatan Detail Nama Field Tipe Data Keterangan id_perawatan Text ID tabel id_jenis_perawatan Text ID tabel Tabel 7. Struktur Tabel Jenis Perawatan Nama Field Tipe Data Keterangan id_jenis_perawatan Text ID tabel jenis_perawatan Text Jenis perawatan Tabel Perawatan Detail (Tabel 6) digunakan sebagai penghubung Tabel Perawatan dengan Tabel Jenis Perawatan yang merupakan basis data jenis-jenis perawatan (Tabel 7). Id_perawatan dan id_jenis perawatan ditetapkan sebagai primary key. d. Data terkait penyakit tanaman dan penanggulanggannya Data terkait penyakit berisi data-data penyakit yang terjadi pada tanaman dan data-data obat yang digunakan untuk penanggulangannya. Data-data tersebut dirancang dalam tiga tabel, yaitu Tabel Penyakit (Tabel 8), Tabel Obat (Tabel 9), dan Tabel Pengobatan Detail (Tabel 10). Tabel 8. Struktur Tabel Penyakit Nama Field Tipe Data Keterangan id_penyakit Text ID tabel nama_penyakit Text Nama/jenis penyakit 18

31 Tabel Penyakit (Tabel 8) adalah basis data jenis-jenis penyakit dengan id_penyakit digunakan sebagai primary key tabel. Tabel 9. Struktur Tabel Obat Nama Field Tipe Data Keterangan id_obat Text ID tabel jenis_obat Text Jenis obat nama_obat Text Merek dagang obat satuan Text Jenis satuan Tabel Obat (Tabel 9) merupakan tabel basis data obat. Basis data ini menyimpan data-data mengenai jenis obat, nama/merek dagang obat dan jenis satuan besaran yang digunakan dalam pemberian dosis obat. id_obat digunakan sebagai primary key tabel basis data obat. Tabel Pengobatan (Tabel 10) merupakan tabel basis data kegiatan pengobatan. Basis data ini mencatat waktu terjadinya kegiatan pengobatan terhadap setiap individu tanaman tertentu. Jenis penyakit, jenis obat dan dosis obat yang diberikan pada proses pengobatan dicatat kedalam basis data pada Tabel Pengobatan Detail (Tabel 11). Tabel 10. Struktur Tabel Pengobatan Nama Field Tipe Data Keterangan id_pengobatan Text ID tabel tanggal Tangggal Tanggal pengobatan id_tanaman Text ID tabel Tabel 11. Struktur Tabel Pengobatan Detail Nama Field Tipe Data Keterangan id_pengobatan Text ID tabel id_penyakit Text ID tabel id_obat Text ID tabel dosis_obat Long Integer Dosis yang diberikan 19

32 e. Data pada kegiatan produksi Tabel Produksi (Tabel 12) merupakan basis data terkait data-data mengenai jumlah buah yang dihasilkan tanaman. Pada tabel produksi terdapat dua grade yaitu: 1) buah grade A, yaitu buah yang memenuhi standard kwalitas yang ditetapkan pengguna; dan 2) buah kategori lainnya, yaitu buah yang tidak memenuhi standard grade A. Untuk kegiatan agrowisata pada umumnya buah yang diharapkan untuk dijadikan sebagai objek wisata panen adalah buah-buah yang ada pada grade A. Tabel 12. Struktur Tabel Produksi Nama Field Tipe Data Keterangan id_produksi Text ID tabel id_tanaman Text ID tabel tanggal Tanggal Tanggal pemanenan grade_a Long Integer Jumlah grade A (kg) lainnya Long Integer Jumlah selain grade A (kg) Tabel-tabel basis data yang dirancang dihubungkan sedemikian rupa agar dapat menghasilkan informasi yang diiginkan. Hubungan (relationship) antar tabel secara umum seperti terlihat pada Gambar Desain Proses Desain proses adalah perancangan proses yang terjadi pada sistem dalam mengolah masukan dari pengguna dan basis data menjadi keluaran yang dibutuhkan oleh pengguna. Keluaran yang dihasilkan oleh sistem nantinya akan dipergunakan untuk keperluan monitoring tanaman. a. Informasi Identitas Tanaman Informasi identitas tanaman disimpan didalam basis data pada tabel Tanaman. Kegiatan recording dan monitoring identitas tanaman dilakukan melalui tabel ini berdasarkan fungsional yang disediakan oleh sistem. 20

33 Gambar 2. Relasi Tabel Basis Data b. Monitoring Kegiatan Pemupukan Untuk menghasilkan informasi mengenai kegiatan pemupukan melibatkan 4 tabel basis data yakni, Tabel Tanaman, Tabel Pupuk, Tabel Pemupukan dan Tabel Pemupukan Detail. Ketiga tabel tersebut berinteraksi berdasarkan relasi seperti pada Gambar 2. Pada tabel Tanaman, id_tanaman digunakan sebagai primary key dan berelasi dengan tabel Pemupukan dengan jenis relasi one to many (1 to ). Pada tabel Pemupukan yang menjadi primary key adalah id_pemupukan, sehingga relasi ini menyatakan bahwa setiap tanaman dapat memiliki lebih dari satu data pemupukan karena setiap pemupukan adalah unik untuk setiap tanggal pemupukan pada tanaman yang sama. Dari tabel Pemupukan ke tabel Pemupukan Detail terhubung melalui primary key id_pemupukan dengan relasi one to many yang menyatakan setiap pemupukan pada tanggal yang sama dapat dilakukan dengan beberapa jenis pupuk sekaligus. Pada tabel Pemupukan Detail, id_pupuk dan id_pemupukan ditetapkan sebagai primary key untuk mencegah data pupuk yang sama dimasukkan berulangkali pada satu tanggal pemupukan terhadap tanaman yang sama. Tabel Pupuk merupakan basis data yang 21

34 menyimpan data-data pupuk dan diberikan relasi one to many dengan tabel Pemupukan Detail agar data pupuk dapat digunakan berulangkali pada berbagai kegiatan pemupukan. Gambar 3. Relasi data untuk menghasilkan monitoring kegiatan pemupukan tanaman Dari interaksi antar tabel seperti yang terlihat pada Gambar 2 dapat diperoleh keluaran informasi tentang: identitas tanaman yang dipupuk, waktu terjadi pemupukan, jenis pupuk yang digunakan dan dosis pupuk yang diberikan. Proses untuk menghasilkan informasi tersebut dilakukan oleh sistem berdasarkan rule yang dibangun pada bahasa perograman. Informasi-informasi tersebut dapat dipergunakan untuk monitoring kegiatan peupukan tanaman. c. Monitoring Kegiatan Perawatan Informasi kegiatan perawatan berkaitan dengan 4 tabel basis data yaitu, Tabel Tanaman, Tabel Perawatan, Tabel Perawatan Detail dan Tabel Jenis Perawatan. Relasi antara ketiga tabel terlihat pada Gambar 3. 22

35 Gambar 4. Relasi data untuk menghasilkan monitoring kegiatan perawatan tanaman. Tabel Jenis Perawatan merupakan basis data yang menyimpan datadata jenis perawatan dan diberi primary key id_jenis_perawatan. Data-data pada tabel Jenis Perawatan dapat digunakan oleh tabel Perawatan melalui tabel Perawatan Detail sebagai penguhubung. Tabel Perawatan Detail merupakan basis data yang menyimpan data jenis perawatan yang dilakukan pada satu waktu kegiatan perawatan, dimana id_perawatan dan id_jenis_perawatan ditetapkan sebagai primary key agar jenis perawatan yang sama apabila dilakukan pada waktu yang sama tidak dicatat sebagai dua data yang berbeda sehingga mengakibatkan redudansi data. Relasi antar tabel Perawatan Detail dengan tabel Perawatan adalah many to one untuk menyatakan dalam satu kali kegiatan perawatan dapat dilakuan beberapa jenis perawatan sekaligus. Relasi antara tabel Perawatan, Jenis Perawatan, dan Perawatan Detail menghasilkan data mengenai waktu terjadinya kegiatan perawatan dan jenis perawatan yang dilakukan yang kemudian disebut sebagai data kegiatan perawatan. Data ini kemudian dihubungkan dengan basis data tanaman pada tabel Tanaman dengan relasi many to one untuk menyatakan bahwa setiap tanaman dapat memiliki lebih dari satu data 23

36 kegiatan perawatan yang berbeda. Interaksi data kegiatan perawatan dengan data identitas tanaman yang terdapat tabel Tanaman menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk monitoring perawatan tanaman. Informasi yang digunakan dalam proses monitoring perawatan, yaitu: identitas tanaman yang mendapat perawatan (nama, varietas dan lokasi), waktu terjadinya perawatan dan jenis peawatan yang dilakukan. d. Monitoring Penyakit Tanaman Dan Penanggulangannya Data-data yang digunakan dalam proses monitoring penyakit tanaman disimpan dalam 5 tabel basis data yang saling berelasi seperti terlihat pada Gambar 4. Tabel Tanaman dihubungkan dengan relasi one to many dengan tabel Pengobatan karena satu tanaman dapat mengalami lebih dari satu kali kegiatan pengobatan. Tabel Penyakit yang merupakan basis data jenis penyakit dan tabel Obat sebagai basis data jenis obat dihubungkan dengan relasi one to many terhadap tabel Pengobatan Detail agar masing masing data pada tabel Penyakit dan tabel Obat dapat digunakan berulangkali oleh tabel Pengobatan Detail. Gambar 5. Relasi data untuk menghasilkan monitoring penyakit tanaman dan penanggulangan yang dilakukan 24

37 Tabel Pengobatan Detail adalah basis data yang menyimpan data jenis penyakit, jenis obat dan dosis obat pada setiap kegiatan pengobatan. Pada tabel Pengobatan Detail, id_pengobatan, id_penyakit dan id_obat digunakan sebagai primary key agar setiap data pengobatan memiliki data jenis penyakit yang berbeda atau jenis obat berbeda. Dari rule yang diguanakan pada bahasa pemrograman, relasi 5 tabel diatas menghasilkan keluaran informasi yang dapat digunakan untuk monitoring penyakit tanaman dan penanggulangannya, yaitu: identitas tanaman (nama, varietas dan lokasi), tanggal terjadinya pengobatan, jenis obat yang digunakan dan dosis yang diberikan. e. Monitoring produksi Informasi mengenai kegiatan produksi diperoleh dari interaksi 2 tabel basis data (Gambar 5), yaitu Tabel Tanaman dan Tabel Produksi. Informasi yang dihasilkan adalah: waktu pemanenan, tanaman yang dipanen, lokasi tanaman dan hasil pemanenan berdasarkan kwalitasnya. id_produksi ditetapkan sebagai primary key karena setiap satu kegiatan panen dicatat sebagai satu data yang unik. Tabel Tanaman dan tabel Produksi memiliki relasi one to many karena setiap tanaman mungkin dipanen berulangkali pada waktu yang berbeda dan setiap tanaman pada satu areal mungkin dipanen tidak secara serentak pada waktu yang sama. Gambar 6. Relasi data untuk menghasilkan monitoring produksi tanaman 25

38 3. DESAIN USER INTERFACE Desain user interface dilakukan dengan bahasa pemrograman komputer menggunakan software Microsoft Visual Basic 6.0. User interface dirancang untuk memberikan akses kepada fungsi fungsional sistem yang dirancang, yakni fungsi input data, fungsi edit data, fungsi hapus data, fungsi cetak data dan fungsi pencarian data. Halaman user interface dirancang secara user friendly sehingga mempermudah interaksi pengguna dengan sistem. Struktur pengaksesan user interface berdasarkan menu dapat dilihat pada Gambar 6. Menu Utama Tanaman Pemupukan Pemupukan Detail pemupukan Perawatan Perawatan Detail Perawatan Pengobatan Pengobatan Detail Pengobatan Produksi Jenis Obat Jenis Penyakit Jenis Perawatan Jenis Pupuk Keluar Gambar 7. Struktur User Interface 26

39 D. IMPLEMENTASI SISTEM Implemetasi sistem yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengoperasian basis data yang telah dirancang menggunakan media user interface yang dibangun menggunakan bahasa programvisual Basic Versi 6. Pengujian implementasi system dilakukan untuk menguji coba fungsi-fungsi yang dimiliki oleh sistem sesuai dengan desain proses yang ditetapkan. Tujuan dari pengujian sistem ini adalah untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari sistem ini serta pengembangan yang mungkin dilakukan. Dengan dilakukan pengujian maka akan diketahui apabila terdapat kesalahan dalam pemrograman. 1. User Interface Menu Utama Halaman Menu Utama muncul saat program pertama kali dijalankan (Gambar 8). Dari halaman ini pengguna dapat memilih menu-menu yang akan membuka halaman user interface berikutnya. Selain menu yang ditampilkan dalam bentuk tombol, pilihan menu juga terdapat dalam bentuk drop down menu yang terdapat pada kiri atas halaman. Pada saat pengguna telah memilih salah satu menu, pengguna dapat mengakses pilihan lain pada menu utama dengan meng-klik drop down menu pada kiri atas halaman tanpa harus kembali ke halaman Menu Utama. Gambar 8. Tampilan halaman Menu Utama 27

40 2. User InterfaceTanaman Tampilan Halaman Tanaman merupakan hasil running program (proses sistem) bila pengguna memilih menu Tanaman. Halaman Tanaman menyajikan data-data mengenai tanaman, yaitu data nama tanaman, varietas tanaman, tanggal tanam, asal bibit dan lokasi tanaman. Data lokasi tanaman disajikan berupa koordinat XY pada lokasi di lapang. Tampilan halaman tanaman seperti terlihat pada Gambar 9. Gambar 9. Tampilan halaman Menu Tanaman Proses fungsional yang terdapat pada halaman tanaman,yaitu: a. Fungsi Input Data Fungsi untuk menambah data baru pada basis data dapat dilakukan dengan menekan tombol Tambah pada halaman user interface. Pada saat memasukkan data baru pengguna harus memberikan ID Tanaman baru yang unik (belum digunakan oleh tanaman lain). Apabila ID yang digunakan telah digunakan oleh tanaman lain maka sistem akan menampilkan pesan peringatan bahwa data yang dimasukkan salah dan data tidak akan bisa disimpan. Apabila data yang dimasukkan sudah benar 28

41 dapat disimpan kedalam basis data dengan menekan tombol Simpan atau membatalkan perubahan data dengan menekan tombol Batal. b. Fungsi Edit Data Untuk mengubah data yang sudah tersimpan dalam basis data dilakukan dengan terlebih dahulu memilih data yang ingin diubah kemudian menekan tombol Edit. Untuk memilih data yang akan diubah dapat menggunakan fasilitas pencarian data atau memilih data dalam tabel yang ditayangkan oleh sistem pada saat itu dan kemudian menekan tombol Edit. Setelah selesai melakukan perubahan data, data dapat disimpan kembali dengan menekan tombol Simpan atau membatalkan perubahan data dengan menekan tombol Batal. c. Fungsi Penghapusan Data: Untuk menghapus data dilakukan dengan memilih data yang akan dihapus kemudian menekan tombol Hapus. Untuk memilih data dapat dilakukan dengan fasilitas pencarian data atau memilih pada tabel apabila tersedia. d. Fungsi Cetak Data: Tombol Cetak pada halaman user interface akan mencetak semua data yang dipanggil dan ditampilkan pada tabel dalam bentuk laporan. Apabila perangkat komputer yang digunakan terhubung dengan Printer maka laporan dapat dicetak menjadi bentuk hardcopy. Contoh laporan seperti terlihat pada Gambar 10. e. Fungsi Pencarian Data Fungsi pencarian data untuk me-retrieve data yang diinginkan. Untuk mencari data pengguna terlebih dahulu memilih kriteria pencarian yang disediakan, yaitu pencarian berdasarkan: 1) ID tanaman, 2) Tanggal tanama, 3) Varietas tanaman, 4) Asal bibit, dan 5) Lokasi tanaman. Setelah memilih kriteria pencarian pengguna memasukkan kata kunci pencarian lalu menekan tombol Cari untuk menampilkan semua data yang bersesuaian dengan kata kunci pencarian yang dimasukkan. Tombol Tampilkan Semua berfungsi untuk kembali dari proses pencarian dan menampilkan semua data secara umum. 29

42 Gambar 10. Contoh laporan pengobatan detail. 3. User Interface Pemupukan Halaman Pemupukan (Gambar 11) dihasilkan oleh proses sistem apabila pengguna memilih menu pemupukan. Halaman ini menyajikan datadata yang berhubungan dengan kegiatan pemupukan. Pada halaman pemupukan terdapat dua sub menu, yaitu Pemupukan dan Detail Pemupukan (Gambar 12). Sub menu Pemupukan berkaitan dengan kegiatan pemupukan, yaitu tanggal pemupukan dan identitas tanaman (ID tanaman, varietas serta lokasinya). Pada halaman ini terdapat fungsi sistem untuk input data, edit data, pecarian data dan pencetakan data. Tombol-tombol yang digunakan untuk melakukan fungsi tersebut sama dengan tombol-tombol pada halaman Tanaman begitu juga dengan prosesnya secara umum. 30

43 Gambar 11. Tampilan halaman Menu Pemupukan Untuk proses penambahan data baru, data baru yang dapat ditambahkan pada halaman ini adalah data Tanggal Pemupukan dan ID Pemupukan, sedangkan data ID tanaman pengguna memilih melalui drop down menu pada kolom ID tanaman yang secara otomatis akan menampilkan data yang berkaitan untuk kolom varietas dan lokasi. ID pemupukan bersifat unik sehingga apabila ID baru yang dimasukkan telah digunakan oleh data lain sistem akan menampilkan pesan bahwa terjadi kesalahan pengisian data dan data baru tidak dapat disimpan. 31

44 Gambar12. Tampilan halaman Menu Detail Pemupukan Detail Pemupukan mencakup informasi pupuk yang digunakan pada proses pemupukan, yakni nama pupuk (merk dagang), jenis pupuk serta dosis yang diberikan. Data-data baru yang dapat dimasukkan pada halaman ini adalah data jumlah (dosis) pupuk. Untuk ID Pemupukan dan ID Pupuk pengguna memilih salah satu data yang disediakan oleh drop down menu pada setiap kolom. Kolom Nama-Jenis akan secara otomatis terisi sesuai data yang yang tersimpan pada basis data berdasarkan ID Pupuk yang dipilih pada drop down menu. Fungsi untuk penambahan, penyimpanan, perbaikan, penghapusan data dilakukan dengan tombol-tombol seperti pada halaman sebelumnya dengan proses yang sama. 4. User Interface Perawatan Halaman Perawatan tediri dari dua sub menu, yaitu Perawatan (Gambar 13) dan Detail Perawatan (Gambar 14). Tombol-tombol yang digunakan untuk melakukan fungsional sistem dirancang sama seperti pada halaman pemupukan, demikian juga untuk fungsi umum yaitu fungsi pemasukan, 32

45 perbaikan dan penghapusan data tersedia dengan rancangan yang sama. Keseragaman format ini ditujukan untuk memudahkan pengguna dalam mengoperasikan basis data. Gambar 13. Tampilan halaman Menu Perawatan Sub menu Perawatan berkaitan dengan data-data kegiatan perawatan, yaitu tanggal pemupukan dan ID pemupukan serta data-data identitas tanaman, yaitu ID tanaman, varietas dan lokasi tanaman. Data-data baru yang dapat ditambahkan pada halaman ini adalah Tanggal Perawatan dan ID Perawatan. ID perawatan bersifat unik sehingga data ID baru yang dimasukkan harus ID baru yang tidak sedang dipergunakan oleh data lain. Pada kolom ID Tanaman terdapat drop down menu untuk memilih data ID Tanaman dari basis data Tanaman. Setelah data-data kegiatan pemupukan disimpan dilakukan pemasukan data jenis perawatan pada halaman Detail Perawatan. Data jenis perawatan dimasukkan dengan memilih data yang tersimpan pada basis data jenis-jenis perawatan. Apabila jenis perawatan yang dilakukan belum terdata pada basis 33

46 data jenis-jenis perawatan maka pengguna harus memasukkan data tersebut melalui halaman Jenis Perawatan. Gambar 14. Tampilan halaman Menu Detail Perawatan 5. User Interface Pengobatan Halaman Pengobatan terdiri dari dua sub menu, yaitu Pengobatan dan Detail Pengobatan. Pengobatan (Gambar 15.) mancakup data-data kegiatan pengobatan berupa data identitas tanaman dan tanggal terjadinya pengobatan. Detail Pengobatan (Gambar 16.) berisi data jenis penyakit yang diderita pada saat dilakukan pengobatan dan data obat (nama obat dan jenis obat) serta dosis yang diberikan. Pada halaman ini data ID Penyakit dipilih dari daftar yang sudah tersimpan pada basis data. Apabila data yang diinginkan belum tersimpan di basis data maka pengguna harus memasukkan data tersebut melalui halaman Jenis Penyakit. Hal yang sama belaku terhadap data ID Obat dimana pemasukan data obat dilakukan melalui halaman Jenis Obat. 34

47 Gambar 15. Tampilan halaman Menu Pengobatan Gambar 16. Tampilan halaman Menu Detail Pengobatan 35

48 7. User Interface Obat Halaman Obat menampilkan basis data obat. Data ditampilkan dalam bentuk tabel berupa ID obat, jenis obat, nama obat (merk dagang), dan satuan besaran yang digunakan. Satuan besaran perlu didata karena tidak semua obat menggunakan besaran yang sama. Satuan tersebut dapat dalam bentuk mililiter atau liter untuk jenis cair, sendok untuk jenis serbuk, butir atau buah untuk jenis butiran. Tampilan halaman Obat seperti pada Gambar 16. Fungsi yang dapat dilakukan pada halaman obat, sama seperti fungsifungsi yang dirancang pada halaman sebelumnya yaitu fungsi penambahan, penyimpanan, perbaikan, penghapusan data. Pencarian data obat dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas pencarian yang tersedia. Gambar 17. Tampilan halaman Menu Jenis Obat 8. User Interface Jenis Penyakit Halaman Jenis Penyakit menampilkan basis data penyakit tanaman. Data yang ditampilkan adalah ID Penyakit dan Nama Penyakit. Pada halaman ini pengguna dapat memasukkan, mengubah dan menghapus data 36

49 pada data base penyakit. Tampilan halaman Jenis Penyakit terlihat pada Gambar 18. Gambar 18. Tampilan halaman Menu Jenis Penyakit 9. User Interface Jenis Perawatan Halaman Jenis Perawatan menampilkan basis data jenis perawatan. Data yang ditampilkan adalah ID Jenis Perawatan dan Nama Perawatan. Pada halaman ini pengguna dapat menambah, mengedit dan menghapus data jenis perawatan. Tampilan halaman Jenis Perawatan terlihat pada Gambar 19. Berdasarkan penelusuran terhadap data-data pada pustaka bacaan, terdapat beberapa kegiatan perawatan sejenis namun dilakukan untuk tujuan yang berbeda atau dilakukan berdasarkan fase-fase tertentu yang berbeda. Sebagai contoh adalah kegiatan pemangkasan pada tanaman belimbing. Pada tanaman belimbing terdapat 3 jenis pemangkasan yaitu, pemangkasan bentuk, pemangkasan ranting dan cabang serta pemangkasan untuk peremajaan (penjelasan masing-masing kegiatan disajikan pada Lampiran 1). Dalam pencatatan kedalam basis data ketiga pemangkasan tersebut dicatat sebagai tiga data yang berbeda sehingga masing-masing kegiatan diberi ID 37

50 Perawatan yang berbeda. Cara penyimpanan data seperti ini juga berlaku bagi jenis perawatan lain yang memiliki lebih dari satu kegiatan sejenis dimana penamaan dan ID yang diberikan ditentukan sendiri oleh pengguna. Gambar 19. Tampilan halaman Menu Jenis Perawatan 10. User Interface Jenis Pupuk Halaman Obat menampilkan data base pupuk. Pada halaman ini pengguna dapat menambah, mengedit dan manghapus data pada basis data pupuk. Data ditampilkan dalam bentuk tabel berupa ID pupuk, jenis pupuk, nama pupuk (merk dagang), dan satuan jumlah pupuk. Tampilan halaman Pupuk seperti pada Gambar 19. Fungsi-fungsi tombol yang tersedia pada halaman ini sama seperti pada halaman sebelumnya untuk memberi akses fungsional sistem dengan proses yang sama secara umum. 38

51 Gambar 20. Tampilan halaman Menu Jenis Pupuk 11. User Interface Produksi Halaman produksi berisi data-data mengenai kegiatan pemanenan dan hasil panen. Data-data yang ditampilkan adalah identitas tanaman (nama tanaman, varietas tanaman dan lokasi tanaman), tanggal panen dan jumlah produksi. Jumlah produksi terdiri dari dua jenis, yaitu: 1) Grade A, untuk tanaman yang memenuhi standar kwalitas yang ditetapkan oleh pengguna, dan 2) Lainnya, untuk tanaman yang tidak termasuk Grade A. Tampilan halaman Produksi seperti terlihat pada Gambar

52 Gambar 21. Tampilan halaman Menu produksi Proses implementasi sistem dilakukan pada komputer PC AMD Sempron(tm) 1.67 GHz, RAM 256 MB dan sistem operasi Microsoft Windows XP Profesional SP2. Dari hasil uji coba diketahui sistem dapat berjalan sesuai dengan fungsi yang dirancang. Hierarki menu yang ditampilkan oleh sistem sesuai dengan hierarki yang dirancang (Gambar 7). Fungsional sistem pada setiap halaman user interface dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan output seperti yang diharapkan. E. PERAWATAN SISTEM Salah satu aktivitas dari tahap perawatan sistem adalah mengevaluasi, dan memodifikasi sistem yang telah dibangun. Modifikasi atau perbaikan sistem dilakukan sesuai dengan perkembangan kebutuhan pengguna sistem. Pada sistem ini tidak disediakan fasilitas modifikasi yang dapat langsung dilakukan oleh pengguna karena sistem telah dibuat dalam format executeble file (.exe). Modofikasi sistem dapat dilakukan dengan mencopy source program. Perawatan yang dilakukan adalah berupa updating data agar data-data 40

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. INVESTIGASI SISTEM Agrowisata merupakan salah satu usaha bidang pertanian yang memiliki potensi menunjang pembangunan agribisnis. Peluang pengembangan usaha agrowisata di Indonesia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. d. Perikanan, daya tarik yang ditawarkan berbagai proses budidaya perikanan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. d. Perikanan, daya tarik yang ditawarkan berbagai proses budidaya perikanan. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Agrowisata Agrowisata merupakan bagian dari obyek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai obyek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN BAHAN BAKU DAN PERENCANAAN PRODUKSI DI PERUSAHAAN JAMU MENARA, BOGOR. Oleh : ARMIASTHO ADI SAPUTRO F

SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN BAHAN BAKU DAN PERENCANAAN PRODUKSI DI PERUSAHAAN JAMU MENARA, BOGOR. Oleh : ARMIASTHO ADI SAPUTRO F SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN BAHAN BAKU DAN PERENCANAAN PRODUKSI DI PERUSAHAAN JAMU MENARA, BOGOR Oleh : ARMIASTHO ADI SAPUTRO F14102112 2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

MULYADI, IR, M.SI DOSEN TETAP STMIK NURDIN HAMZAH JAMBI ABSTRAK I. PENDAHULUAN

MULYADI, IR, M.SI DOSEN TETAP STMIK NURDIN HAMZAH JAMBI ABSTRAK I. PENDAHULUAN APLIKASI PEMOGRAMMAN DELPHI 7 DAN MICROSOFT ACCES 2007 DALAM PENGOLAHAN DATA PRESENSI PEGAWAI PADA KANTOR BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROPINSI JAMBI MULYADI, IR, M.SI moelyadiroesly@yahoo.com

Lebih terperinci

Bayangkan dunia tanpa basis data : Dunia Pendidikan Pertanyaan-pertanyaan berikut ini banyak dijumpai di lingkungan pendidikan : Berapakah jumlah maha

Bayangkan dunia tanpa basis data : Dunia Pendidikan Pertanyaan-pertanyaan berikut ini banyak dijumpai di lingkungan pendidikan : Berapakah jumlah maha BASIS DATA PENGANTAR BASIS DATA Bayangkan dunia tanpa basis data : Dunia Pendidikan Pertanyaan-pertanyaan berikut ini banyak dijumpai di lingkungan pendidikan : Berapakah jumlah mahasiswa yang mengikuti

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Sistem setelah dianalisis dan dirancang, maka sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap implementasi adalah tahap dimana sistem informasi telah digunakan oleh

Lebih terperinci

BAB I DATABASE. Data adalah representasi dari fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek yang

BAB I DATABASE. Data adalah representasi dari fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek yang BAB I DATABASE 1.1 Pengertian database Data adalah representasi dari fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek yang sedang ditinjau (manusia, barang, peristiwa, hewan, konsep, keadaan, dsb), dan direkam

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia yang merupakan negara agraris, memiliki wilayah yang luas untuk usaha pertanian. Selain diperuntukkan sebagai budidaya dan produksi komoditi pertanian serta perkebunan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan Dunia Informasi saat ini semakin cepat memasuki berbagai bidang, sehingga banyak lembaga yang berusaha meningkatkan usahanya. Salah satu perkembangan

Lebih terperinci

markas / tempat berkumpul / tempat bersarang / gudang

markas / tempat berkumpul / tempat bersarang / gudang Definisi Basis Data (1) BASIS DATA representasi dari fakta dunia yang mewakili suatu obyek yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya. markas / tempat berkumpul

Lebih terperinci

Database. Pertemuan ke-1

Database. Pertemuan ke-1 Database Pertemuan ke-1 Definisi Basis Data (1) BASIS DATA?? Definisi Basis Data (1) DATA?? Informasi?? BECA NINA 769819 Nina dengan NPM 769819 Tertabrak BECA Informasi BECA 769819 NINA Data Definisi Basis

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. dilakukan pengujian terhadap sistem yang baru dan akan dilihat kekurangankekurangan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. dilakukan pengujian terhadap sistem yang baru dan akan dilihat kekurangankekurangan BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap sistem yang baru. Tahapan ini dilakukan setelah perancangan selesai dilakukan dan selanjutnya akan

Lebih terperinci

Definisi Basis Data (1)

Definisi Basis Data (1) Chapter 1 Definisi Basis Data (1) BASIS + DATA Representasi dari fakta dunia yang mewakili suatu obyek yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya. Markas / tempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Jogiyanto 2001: 1) Sistem adalah suatu jaringan dari prosedur-prosedur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Jogiyanto 2001: 1) Sistem adalah suatu jaringan dari prosedur-prosedur 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Definisi sistem ada dua pendekatan yaitu menekankan pada prosedur dan yang menekankan pada komponen atau elemen. Untuk pendekatan yang menekankan pada prosedur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Penggunaan komputer dalam mengolah data dari tiap transaksi yang terjadi mampu

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. Pengujian merupakan bagian yang penting dalam siklus pembangunan

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. Pengujian merupakan bagian yang penting dalam siklus pembangunan BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM 5.1. Pengujian Pengujian merupakan bagian yang penting dalam siklus pembangunan perangkat lunak. Pengujian dilakukan untuk menjamin kualitas dan juga mengetahui

Lebih terperinci

BAB III KONSEP APLIKASI. tahapan pengembangan sistem menurut Jogiyanto (2005 : 433). Tahapan yang

BAB III KONSEP APLIKASI. tahapan pengembangan sistem menurut Jogiyanto (2005 : 433). Tahapan yang BAB III KONSEP APLIKASI 3.1 Analisis Sistem Sebagai alternatif pemecahan masalah untuk dapat melengkapi dan memenuhi segala aspek dalam merancang sistem yang dipakai, penulis memakai tahapan pengembangan

Lebih terperinci

Modul Praktikum Basis Data 4 Relasi Table

Modul Praktikum Basis Data 4 Relasi Table Modul Praktikum Basis Data 4 Relasi Table Pokok Bahasan Membuat hubungan beberapa table. Edit Relational Menghapus relational Melakukan pengolahan data dari table yang terintegrasi dalam ERD. Studi Kasus

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dari sistem terdiri dari kebutuhan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dari sistem terdiri dari kebutuhan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Implementasi Tahap implementasi merupakan tahap penerapan dari hasil analisis dan desain sistem yang telah dibuat sebelumnya. Sebelum melakukan tahap implementasi,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Setelah tahap perancangan dilakukan dan sudah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dalam bab ini penulis akan mengimplementasikan sistem dari perancangan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem

BAB III PEMBAHASAN. Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem BAB III PEMBAHASAN 3.1. Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari II TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata didefinisikan sebagai kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas manusia, pariwisata

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem penjualan dan stok barang. Dengan menganalisis prosedur sistem yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem penjualan dan stok barang. Dengan menganalisis prosedur sistem yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai tahap yang bertujuan untuk memahami sistem, mengetahui kekurangan sistem dan menentukan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. Analisis Sistem ini merupakan penguraian dari suatu sistem pengolahan aplikasi

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. Analisis Sistem ini merupakan penguraian dari suatu sistem pengolahan aplikasi BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Sistem Analisis Sistem ini merupakan penguraian dari suatu sistem pengolahan aplikasi yang utuh kedalam berbagai bagian-bagian komponennya serta hubungan antar

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perancangan dapat diimplementasikan dalam tahap-tahap sebagai berikut :

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perancangan dapat diimplementasikan dalam tahap-tahap sebagai berikut : BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Berdasarkan perancangan sistem yang dibuat sebelumnya, maka perancangan dapat diimplementasikan dalam tahap-tahap sebagai berikut : 4.1. Implementasi Aplikasi Untuk menjalankan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran tertentu

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. keras, form program yang sesuai, query yang digunakan, pemrograman dan

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. keras, form program yang sesuai, query yang digunakan, pemrograman dan BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Lingkungan Implementasi Implementasi aplikasi ini meliputi kebutuhan perangkat lunak, perangkat keras, form program yang sesuai, query yang digunakan, pemrograman dan pengujian

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Sistem setelah dianalisa dan dirancang, maka sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap implementasi adalah tahap dimana sistem yang dibuat telah digunakan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk menjalankan alat bantu normalisasi ini dibutuhkan sarana perangkat keras

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk menjalankan alat bantu normalisasi ini dibutuhkan sarana perangkat keras BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Sistem Untuk menjalankan alat bantu normalisasi ini dibutuhkan sarana perangkat keras dan piranti lunak sebagai berikut : Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer berasal dari bahasa latin computer yang berarti menghitung. Dalam bahasa Inggris komputer berasal dari kata to compute yang artinya menghitung.

Lebih terperinci

Basis Data Adalah.. Kumpulan file/table/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis

Basis Data Adalah.. Kumpulan file/table/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis SISTEM BASIS DATA Basis Data Adalah.. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa supaya dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah Kumpulan data yang

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG. Mutiara Afie Ardhini

SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG. Mutiara Afie Ardhini SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG Mutiara Afie Ardhini - 21070114120053 LAPORAN TUGAS BESAR SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG Tugas ini disusun untuk memenuhi Tugas Besar Mata Kuliah Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Program Adapun hasil dan pembahasan sistem akuntanasi piutang pada PT. Pertamina UPMS 1 Medan adalah seperti berikut : IV.1.1 Tampilan Input 1. Login Adapun hasil

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Sistem setelah dianalisa dan dirancang, maka sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap implementasi adalah tahap dimana sistem yang dibuat telah digunakan

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. Pengujian sistem dimaksudkan untuk menguji semua element element

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. Pengujian sistem dimaksudkan untuk menguji semua element element 74 BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM 5.1. Pengujian Pengujian sistem dimaksudkan untuk menguji semua element element perangkat lunak yang dibuat apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan. 5.1.1.

Lebih terperinci

SIPAVAR : Sistem Pakar Penentuan Varietas Tanaman Padi Sawah

SIPAVAR : Sistem Pakar Penentuan Varietas Tanaman Padi Sawah SIPAVAR : Sistem Pakar Penentuan Varietas Tanaman Padi Sawah Salman Widodo a, Setyo Pertiwi b, dan Abdul Karim Makarim c a Alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB b Fakultas Teknologi Pertanian IPB c Balai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Adapun hasil Perancangan Penerapan Data Mining Pada Pengujian Sample Barang Menggunakkan Metode Decision Tree. yang sudah dibuat, dapat dilihat dibawah ini pada bab

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI. komponen sistem yang diimplementasikan dan mengetahui kelemahan dari

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI. komponen sistem yang diimplementasikan dan mengetahui kelemahan dari BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI 5.1. Pengujian Pengujian merupakan bagian yang terpenting dalam siklus pembangunan perangkat lunak. Pengujian dilakukan untuk untuk memeriksa kekompakan antara komponen

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. dan pengujian merupakan langkah yang dilakukan setelah melakukan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. dan pengujian merupakan langkah yang dilakukan setelah melakukan 75 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Berdasarkan perancangan software pada bab sebelumnya, maka dihasilkan sebuah aplikasi fingerscan untuk keamanan ruang kelas. Implementasi dan pengujian merupakan langkah

Lebih terperinci

KASUS : SISTEM INFORMASI TRANSAKSI SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI

KASUS : SISTEM INFORMASI TRANSAKSI SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI KASUS : SISTEM INFORMASI TRANSAKSI SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI 1. Pokok Permasalahan : Sistem yang selama ini diterapkan koperasi yaitu dengan menggunakan sistem simpan pinjam secara manual. Dalam perkembangannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tugas tak bisa dipisahkan dari dunia perkuliahan dan dunia mahasiswa. sumber tersebut adalah perpustakaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. tugas tak bisa dipisahkan dari dunia perkuliahan dan dunia mahasiswa. sumber tersebut adalah perpustakaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia perkuliahan, tugas merupakan hal wajib bagi mahasiswa. Setiap mahasiswa tanpa terkecuali pasti pernah mendapatkan tugas yang harus dikerjakan, baik itu

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. menggunakan Aplikasi Pengelolaan Data Anak Tuna Grahita yaitu:

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. menggunakan Aplikasi Pengelolaan Data Anak Tuna Grahita yaitu: 5. BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 5.1 Sistem Yang Digunakan Berikut ini adalah hardware dan software yang dibutuhkan untuk menggunakan Aplikasi Pengelolaan Data Anak Tuna Grahita yaitu: a. Software

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. jadwal implementasi yang berlangsung selama kurang lebih 2 bulan : (lihat tabel 4.1)

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. jadwal implementasi yang berlangsung selama kurang lebih 2 bulan : (lihat tabel 4.1) BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Jadwal Implementasi Untuk mempermudah proses implementasi pada perusahaan, maka dibuat jadwal implementasi yang berlangsung selama kurang lebih 2

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Perancangan sistem adalah sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 53 BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Defenisi Implementasi Sistem Defenisi impelementasi sistem adalah langkah-langkah atau prossedur yang dilakukan dalam menyelesaikan desain sistem yang telah disetujui,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PENJUALAN DAN PERSEDIAAN pada RUDI AGENCY

SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PENJUALAN DAN PERSEDIAAN pada RUDI AGENCY SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PENJUALAN DAN PERSEDIAAN pada RUDI AGENCY Oleh : Sofian Horas H Siregar, (sofyanhoras@gmail.com) Dosen Pembimbing : Rinci Kembang Hamsari Program studi : Sistem Informasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model) BAB II PENGEMBANGAN SISTEM BASIS DATA Bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai arsitektur sistem basis data dan pengembangan sistem basis data. Sistem basis data tidak berdiri sendiri, tetapi selalu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB IV HASIL DAN UJICOBA BAB IV HASIL DAN UJICOBA IV.1. Tampilan Hasil Hasil tampilan program aplikasi sistem informasi laporan pendapatan rawat jalan yang dirancang dapat dilihat pada gambar berikut ini: IV.1.1. Tampilan Input

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sesuai dengan sistem informasi akuntansi yang dibangun.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sesuai dengan sistem informasi akuntansi yang dibangun. BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Dalam implementasinya secara konsep desain didapat alur sistem (system flow), diagram alur data (DFD), serta diagram relasi antar table (entity

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Data Pengertian data adalah : Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh langsung

Lebih terperinci

BASIS DATA SKEMA BASIS DATA

BASIS DATA SKEMA BASIS DATA BASIS DATA SKEMA BASIS DATA BASIS DATA? Basis : Kumpulan / Gudang Data : Fakta tentang obyek, orang dan lain-lain yg dinyatakan dengan nilai (angka, simbol dll) DEFINISI BASIS DATA Basis Data: Himpunan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Rancangan Pada sub bab spesifikasi rancangan ini akan dibahas mengenai spesifikasi perangkat lunak dan spesifikasi perangkat keras. 4.1.1 Spesifikasi Perangkat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PENJUALAN DAN PEMBELIAN PADA SAKURA MOTOR Erik Sebastian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan Semakin berkembangnya teknologi informasi, pemakaian komputer sebagai pengolah dan pemroses data sangat diperlukan dalam sebuah instansi perusahaan atau

Lebih terperinci

IV. ANALISIS PAKET PROGRAM EXEMIL 1.0

IV. ANALISIS PAKET PROGRAM EXEMIL 1.0 IV. ANALISIS PAKET PROGRAM EXEMIL 1.0 A. Deskripsi Sistem Sistem Informasi Eksekutif Perencanaan dan Pengembangan Industri Susu (Exemil 1.0) merupakan suatu paket program yang menampilkan sistem informasi

Lebih terperinci

U K D W BAB I PENDAHULUAN

U K D W BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengetahui nilai angka kredit guru itu sangat penting, karena untuk menilai mutu atau kualitas kinerja dari setiap guru, selain itu angka kredit juga berguna

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini dibahas mengenai implementasi aplikasi yang telah dibuat dan evaluasi terhadap aplikasi Multivariate Statistical Process Control. 4.1 Spesifikasi Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Kebutuhan Program Untuk menjalankan aplikasi ini ada beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi oleh pengguna. Spesifikasi kebutuhan berikut ini merupakan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI. A. Lingkungan Implementasi. Dalam hal kegiatan implementasi sistem ini adapun yang

BAB V IMPLEMENTASI. A. Lingkungan Implementasi. Dalam hal kegiatan implementasi sistem ini adapun yang BAB V IMPLEMENTASI A. Lingkungan Implementasi Dalam hal kegiatan implementasi sistem ini adapun yang meliputi kebutuhan didalamnya adalah perangkat lunak, perangkat keras, listing program yang sesuai,

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Sistem setelah dianalisa dan dirancang, maka sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap implementasi sistem ini merupakan tahap meletakkan perancangan sistem

Lebih terperinci

Materi 2 PERANCANGAN BASIS DATA (PBD) 3 SKS Semester 5 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2014 Nizar Rabbi Radliya

Materi 2 PERANCANGAN BASIS DATA (PBD) 3 SKS Semester 5 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2014 Nizar Rabbi Radliya Materi 2 PERANCANGAN BASIS DATA (PBD) 3 SKS Semester 5 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2014 Nizar Rabbi Radliya nizar.radliya@yahoo.com Nama Mahasiswa NIM Kelas Kompetensi Dasar Memahami sistem basis data dan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Processor Intel Pentium IV atau lebih tinggi. Memory RAM 256 Mb atau lebih tinggi. Minimal Hardisk 8 Gb atau lebih

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Processor Intel Pentium IV atau lebih tinggi. Memory RAM 256 Mb atau lebih tinggi. Minimal Hardisk 8 Gb atau lebih BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Dukungan Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan untuk perancangan aplikasi VB 6.0 dan ArcView. Processor Intel Pentium IV atau lebih

Lebih terperinci

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi Pencatatan Penjualan Secara manual Pada Toko Buku Penuntun Palembang

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi Pencatatan Penjualan Secara manual Pada Toko Buku Penuntun Palembang BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Pencatatan Penjualan Secara manual Pada Toko Buku Penuntun Palembang Toko Buku merupakan salah satu toko yang berkembang di masyarakat Indonesia. Kehadirannya kini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Pendahuluan 1.2 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Pendahuluan 1.2 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Pendahuluan Kehadiran teknologi informasi memang dirasakan manfaatnya dalam mempermudah kegiatan dan kerja manusia dalam melakukan pekerjaannya. Lembaga bisnis pastilah

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PERPUSTAKAAN PADA SEKOLAH VIANNEY SKRIPSI. Oleh. Steve Wilan Alfredo Sumual

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PERPUSTAKAAN PADA SEKOLAH VIANNEY SKRIPSI. Oleh. Steve Wilan Alfredo Sumual ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PERPUSTAKAAN PADA SEKOLAH VIANNEY SKRIPSI Oleh Steve Wilan Alfredo Sumual 1301039145 Lingawati 1301041276 Kelas / Kelompok : 07 PET / 04 Universitas Bina Nusantara

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk implementasi pada Oke Bakery ada spesifikasi-spesifikasi yang dibutuhkan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk implementasi pada Oke Bakery ada spesifikasi-spesifikasi yang dibutuhkan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Rencana Implementasi Untuk implementasi pada Oke Bakery ada spesifikasi-spesifikasi yang dibutuhkan sehingga program aplikasi dapat berjalan. Berikut adalah spesifikasinya.

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumberdaya perikanan 2.2 Sistem informasi

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumberdaya perikanan 2.2 Sistem informasi 4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumberdaya perikanan Sumberdaya adalah sesuatu yang berguna dan bernilai pada kondisi kita menemukannya. Secara umum sumberdaya alam dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu: (1)

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Tahapan Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Tahapan Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret hingga November 2010, dengan kegiatan pengumpulan data perijinan kapal penangkap ikan yang bersumber dari Direktorat

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4. BAB II LANDASAN TEORIDASAN TEORI. dengan Microsoft Access 2000 sebagai database. Implementasi program

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4. BAB II LANDASAN TEORIDASAN TEORI. dengan Microsoft Access 2000 sebagai database. Implementasi program 36 BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4. BAB II LANDASAN TEORIDASAN TEORI 4.1. Implementasi Dalam tahap ini dijelaskan mengenai implementasi perangkat lunak yang dibangun,dikembangkan menggunakan pemrograman

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI RESTORAN

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI RESTORAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI RESTORAN Rin Rin Meilani Salim Jurusan Sistem Informasi STMIK Mikroskil rinrin.meilani@gmail.com Abstrak Pengelolaan data yang baik pada sebuah restoran sangat diperlukan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. informasi telah digunakan oleh pengguna. Sebelum benar-benar bisa digunakan

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. informasi telah digunakan oleh pengguna. Sebelum benar-benar bisa digunakan BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Tujuan Implementasi Sistem Sistem setelah dianalisa dan dirancang, maka sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap implementasi adalah tahap dimana sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pengantar Dewasa ini fungsi komputer semakin dimanfaatkan dalam segala bidang. Baik di bidang pendidikan, bisnis, ataupun penelitian. Penggunaan komputer kini tidak lagi terbatas

Lebih terperinci

PEMBUATAN APLIKASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN POLIKLINIK UPN VETERAN JAWA TIMUR SKRIPSI

PEMBUATAN APLIKASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN POLIKLINIK UPN VETERAN JAWA TIMUR SKRIPSI PEMBUATAN APLIKASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN POLIKLINIK UPN VETERAN JAWA TIMUR SKRIPSI Diajukan Oleh : ACHMAD SYARIFUDDIN NPM. 0634010260 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Sistem setelah dianalisa dan dirancang, maka sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap implementasi sistem ini merupakan tahap meletakkan perancangan sistem

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA TUJUAN PEMBELAJARAN

SISTEM BASIS DATA TUJUAN PEMBELAJARAN SISTEM BASIS DATA TUJUAN PEMBELAJARAN Ruang lingkup mengenai mata kuliah SBD Perbedaan sistem file tradisional dengan sistem file basis data dan keterbatasannya. Konsep dasar basis data, istilah-istilah

Lebih terperinci

Tujuan Intruksional Khusus

Tujuan Intruksional Khusus APLIKASI BASIS DATA Tujuan Intruksional Khusus : Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa akan dapat : Menjelaskan apa yang disebut aplikasi basis data, menjelaskan komponen sistem aplikasi basis data,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Pembahasan mengenai hasil mencakup spesifikasi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) serta tampilan output perangkat lunak. IV.1.1.

Lebih terperinci

PENGOLAHAN DATA REKAM MEDIS RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN PEMOGRAMAN VISUAL FOXPRO-9

PENGOLAHAN DATA REKAM MEDIS RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN PEMOGRAMAN VISUAL FOXPRO-9 PENGOLAHAN DATA REKAM MEDIS RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN PEMOGRAMAN VISUAL FOXPRO-9 Syamsul Kamal Apikes Iris Padang Email : skamal090499@gmail.com ABSTRAK Pengolahan data Rekam Medis bagi suatu rumah sakit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan perbandingan dari sistem pemotongan pajak dengan Net Method dan Gross Up Method pada DPRD Provinsi Sumatera Utara. IV.1.1.

Lebih terperinci

TUGAS KELAS PTIK 03 REKAYASA PERANGKAT LUNAK SRS SISTEM KOPERASI SIMPAN PINJAM RAHMATANG PTIK 03 PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

TUGAS KELAS PTIK 03 REKAYASA PERANGKAT LUNAK SRS SISTEM KOPERASI SIMPAN PINJAM RAHMATANG PTIK 03 PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER TUGAS KELAS PTIK 03 REKAYASA PERANGKAT LUNAK SRS SISTEM KOPERASI SIMPAN PINJAM RAHMATANG 1329040112 PTIK 03 PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Potensi kepariwisataan di Indonesia sangat besar. Sebagai negara tropis dengan sumberdaya alam hayati terbesar ketiga di dunia, sangat wajar bila pemerintah Indonesia memberikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil IV.1.1. Halaman Form Login Adapun tampilan form login dapat dilihat pada gambar IV.1.: Gambar IV.1. Halaman Form Login Form login berfungsi untuk melakukan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN SAYURAN UNTUK KEGIATAN PENYULUH DI BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN (BALITSA) Oleh : SANDY OLIVIA F

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN SAYURAN UNTUK KEGIATAN PENYULUH DI BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN (BALITSA) Oleh : SANDY OLIVIA F RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN SAYURAN UNTUK KEGIATAN PENYULUH DI BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN (BALITSA) Oleh : SANDY OLIVIA F 14103042 2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pengantar Perkembangan teknologi komputer saat ini sangatlah cepat sehingga komputer banyak digunakan di berbagai bidang. Dalam bidang usaha, penggunaan komputer dapat mempermudah

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. lingkungan implementasi, pengkodean, dan interface dari aplikasi sistem tersebut.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. lingkungan implementasi, pengkodean, dan interface dari aplikasi sistem tersebut. BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Tahap implementasi dan pengujian sistem, dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada sub bab ini akan dijelaskan implementasi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI REKAM MEDIK DI POLIKLINIK PT. AIR MANCUR. Oleh: Dahlan Susilo Teknik Informatika, Universitas Sahid Surakarta

SISTEM INFORMASI REKAM MEDIK DI POLIKLINIK PT. AIR MANCUR. Oleh: Dahlan Susilo Teknik Informatika, Universitas Sahid Surakarta SISTEM INFORMASI REKAM MEDIK DI POLIKLINIK PT. AIR MANCUR Oleh: Dahlan Susilo Teknik Informatika, Universitas Sahid Surakarta ABSTRAKSI Perkembangan teknologi informasi telah mendorong manusia untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perangkat lunak adalah perintah ( program komputer ) yang bila dieksekusi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perangkat lunak adalah perintah ( program komputer ) yang bila dieksekusi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perangkat Lunak Perangkat lunak adalah perintah ( program komputer ) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan, struktur data yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Penjelasan sistem dan perkembangan IT secara umum 1.2. Maksud dan Tujuan Maksud dari penulisan Tugas Akhir Tujuan penulisan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Hasil Hasil akhir dari pelaksanaan penelitian tugas akhir ini yaitu berupa suatu aplikasi pengolahan data penjualan kendaraan pada PD. Rezeki Palembang yang di buat menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Hardware dan Software Dalam pembuatan program aplikasi ini digunakan komputer dengan spesifikasi hardware sebagai berikut: 1) Processor : Pentium IV 2.80

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 54 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Program 4.1.1 Spesifikasi Kebutuhan Program Spesifikasi Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan untuk merancang sistem ini adalah : Processor

Lebih terperinci

BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Penerapan Sistem Basis Data pada PT.Global Health membutuhkan 3 macam spesifikasi

BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Penerapan Sistem Basis Data pada PT.Global Health membutuhkan 3 macam spesifikasi BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Penerapan Sistem Basis Data pada PT.Global Health membutuhkan 3 macam spesifikasi sistem yaitu spesifikasi computer,personil dan sisi keamanan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi dengan baik adalah : a. Prosesor Intel Pentium IV atau lebih tinggi

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi dengan baik adalah : a. Prosesor Intel Pentium IV atau lebih tinggi BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi perangkat keras minimum yang digunakan untuk dapat menjalankan aplikasi dengan baik adalah : a. Prosesor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 61 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Penulis merancang program sistem pakar untuk menentukan klasifikasi kendaraan bermotor menggunakan metode forward chaining dengan menggunakan bahasa pemogram

Lebih terperinci

IV. PEMODELAN SISTEM. A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01

IV. PEMODELAN SISTEM. A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01 IV. PEMODELAN SISTEM A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01 Sistem penunjang keputusan pengarah kebijakan strategi pemasaran dirancang dalam suatu perangkat lunak yang dinamakan EssDSS 01 (Sistem Penunjang Keputusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baik. Basis data digunakan secara luas karena basis data memberikan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. baik. Basis data digunakan secara luas karena basis data memberikan banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi komputer sudah berkembang pesat dalam era kehidupan ini dan banyak digunakan untuk mengolah informasi yang berkembang dengan pesat dan secara terus-menerus.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. berkaitan dan berinteraksi yang bertanggung jawab dalam memproses input

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. berkaitan dan berinteraksi yang bertanggung jawab dalam memproses input BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem merupakan kumpulan dari beberapa elemen yang saling berkaitan dan berinteraksi yang bertanggung jawab dalam memproses input sehingga menghasilkan sebuah output

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. dapat siap untuk dioperasikan. Dalam implementasi aplikasi tes penentuan kelas

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. dapat siap untuk dioperasikan. Dalam implementasi aplikasi tes penentuan kelas 69 BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Tahap implementasi sistem ini merupakan tahap meletakan sistem supaya dapat siap untuk dioperasikan. Dalam implementasi aplikasi tes penentuan kelas untuk siswa baru ini ada

Lebih terperinci