IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. INVESTIGASI SISTEM Agrowisata merupakan salah satu usaha bidang pertanian yang memiliki potensi menunjang pembangunan agribisnis. Peluang pengembangan usaha agrowisata di Indonesia memiliki prospek yang cukup menjanjikan, hal ini dikarenakan tingginya minat masyarakat terhadap jenis wisata agro. Beberapa usaha agrowisata yang cukup terkenal antara lain Taman Buah Mekarsari (Cileungsi, Bogor), perkebunan apel Kusuma Agrowisata (Batu Malang), Taman Bunga Nusantara (Cipanas, Cianjur) dan Kebun Raya Bogor (Bogor). Selain agrowisata yang sudah dikelola pada skala industri oleh pemerintah ataupun instansi, usaha agrowisata juga telah dilakukan pada skala kecil oleh petani seperti yang dilakukan oleh para petani strwberry di daerah Ciwidey Bandung dan para petani anggota Kelompok Usaha Bersama Agribisnis (KUBA) di Malang yang membudidayakan tanaman salak. Dari beberapa jenis usaha agrowisata, agrowisata untuk tanaman bunga dan buah-buahan merupakan jenis agrowisata yang lebih banyak diminati. Untuk menunjang kegiatan usaha agrowisata diperlukan beberapa faktor pendukung dimana salah satunya adalah faktor teknologi. Dalam sebuah penelitian tentang rancangan kawasan sentra pengembangan (KSP) salak yang dilakukan oleh Kelompok Usaha Bersama Agribisnis (KUBA) di Malang, salah satu sasaran yang ingin dicapai adalah pengembangan sistem teknologi informasi sebagai salah satu faktor penunjang kegiatan agribisnis. Agrowisata sebagai bagian dari agribisnis memanfaatkan tanaman sebagai objek wisata. Dalam kaitannya sebagai objek wisata, setiap individu tanaman diusahakan memiliki kwalitas yang baik agar dapat menjadi daya tarik yang menarik minat para pengunjung. Untuk mendapatkan kwalitas tanaman yang baik dilakukan proses budidaya yang intensif terhadap setiap individu tanaman. Proses budidaya yang intensif dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana melakukan recording dan monitoring tanaman. 11

2 Berdasarkan investigasi yang dilakukan melalui studi pustaka terhadap beberapa literatur diketahui bahwa proses budidaya beberapa tanaman (terutama tanaman tahunan) memiliki kesamaan kegiatan budidaya. Kesamaan ini menjadi dasar asumsi untuk mengeneralisasi kegiatan budidaya tanaman agrowisata yang berupa tanaman buah tahunan (data kegiatan budidaya beberapa tanaman buah menahun disajikan pada Lampiran 1). Dari hasil investigasi juga diketahui terjadi kegiatan monitoring terhadap individu tanaman. Dalam kegiatan monitoring tersebut terjadi proses pencatatan dan penyimpanan data terhadap tiap-tiap individu tanaman. Jumlah tanaman yang banyak dan beragamnya jenis data yang dicatat dari tiap individu tanaman mengakibatkan jumlah data yang dikelola menjadi besar. Sistem pencatatan dan penyimpanan data secara manual (dalam bentuk hardcopy) menjadi kurang efektif karena sistem manual tidak memungkinkan untuk saling berbagi data sehingga beberapa data yang sama harus dicatat berulangkali dan mengakibatkan redudansi data. Selain itu, besarnya jumlah data yang dicatat dan disimpan menyulitkan proses retrieving data sehingga proses pengelolaan data menjadi kurang efisien. Untuk memudahkan proses pencatatan, penyimpanan dan pengelolaan data diperlukan mekanisme manajemen data terkomputerisasi agar lebih efektif dan efisien. Perancangan Sistem Data Record Individu Tanaman bertujuan untuk membuat sistem basis data yang terstruktur agar data-data yang disimpan tepat guna, mencegah redudansi data dan juga memungkinkan saling berbagi data dengan aplikasi lainnya sehingga sistem menjadi lebih efektif. User interface merupakan fasilitias yang dirancang untuk memudahkan pengguna dalam proses updating dan retrieving data dibandingkan sistem recording data secara manual. Dalam proses investigasi dilakukan studi kelayakan untuk mengetahui kelayakan sistem yang didasarkan pada aspek operasional dan teknis. 1. Kelayakan Operasional Secara operasional sistem yang dibangun mempertimbangkan beberapa aspek, antara lain: a. Sistem dibangun menjadi satu program komputer yang utuh dalam format.exe sehingga program dapat diinstall tanpa pengguna harus ahli 12

3 dalam menggunakan software Visual Basic atau software basis data yang digunakan untuk membangun sistem ini. b. User interface dirancang dengan prinsip user friendly untuk memudahkan pengguna berinteraksi dengan sistem. c. Sistem yang dikembangkan memberi kemudahan dalam pembaharuan data (updating) melalui user interface yang disediakan sehingga tidak dibutuhkan operator khusus yang ahli mengenai sistem basis data. Sistem yang dibangun dapat dioperasikan oleh pengguna dengan kemampuan komputer tingkat dasar. Tingkat dasar yang dimaksud dalam tulisan ini adalah kemampuan mengoperasikan komputer dan berinteraksi dengan software siap pakai seperti software berformat.exe. Saat ini sumber daya manusia yang berkemampuan seperti yang dimaksud cukup tersediannya, sehingga dari aspek operasional sistem tidak akan ada kendala. 2. Kelayakan Teknis Sistem dibangun dalam format executeble file (.exe) sehinnga dapat diinstal pada unit komputer tanpa harus menginstall software pembagun sistem yaitu Microsoft Visual Basic dan Microsoft Acces. Sistem yang dibangun dapat bekerja dengan baik pada unit komputer dengan spesifikasi processor Pentium IV, RAM 128 MB dan sistem operasi Windows XP. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi komputer terkini dan beragamnya varian komputer dengan berbagai harga maka spesifikasi yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem ini dapat dikategorikan spesifikasi yang minimum. Dengan demikian sistem yang dibangun memenuhi studi kelayakan teknis. 13

4 B. ANALISIS SISTEM Pada tahap analisis sistem, dilakukan identifikasi kebutuhan pengguna dan indentifikasi fungsional sistem. 1. Identifikasi Kebutuhan Dalam identifikasi kebutuhan, hal yang menjadi acuan adalah siapakah yang akan menggunakan sistem dan informasi yang dibutuhkan untuk membuat sistem yang berguna untuk pengguna tersebut. Sistem ini dapat digunakan oleh perorangan maupun oleh lembaga atau instansi yang berkepentingan dalam kegiatan budidaya tanaman, baik budidaya beskala berkebun oleh petani ataupun skala industri. Sistem ini memberikan fungsi pencatatan yang dapat dijadikan acuan dalam proses monitoring kegiatan budidaya tanaman. Berdasarkan studi pustaka terhadap beberapa literatur diperoleh data-data kegiatan budidaya yang umum dilakukan pada budidaya tanaman tahunan yang dijadikan acuan penentuan jenis informasi yang dibutuhkan oleh pengguna (tabel kegiatan budidaya beberapa tahunan pada Lampiran 1). Dari proses investigasi tentang kebutuhan informasi pengguna sistem, diperoleh jenis-jenis informasi yang dibutuhkan sebagai berikut: a. Informasi identitas tanaman Informasi identitas tanaman meliputi data-data tanggal tanam, nama tanaman, varietas tanaman dan lokasi tanaman tersebut. b. Informasi kegiatan perawatan Informasi kegiatan perawatan yang dibutuhkan berupa data tanggal terjadinya suatu perawatan terhadap tanaman dan jenis perawatan yang dilakukan. c. Informasi kegiatan pemupukan Informasi kegiatan pemupukan mencatat data-data tanggal pemupukan, jenis-jenis pupuk yang diberikan serta dosis setiap pupuk yang diberikan. d. Informasi penyakit tanaman dan penanggulanggannya Informasi ini mencatat data-data tanggal terjadinya suatu penyakit, jenis penyakit yang terjadi dan obat-obat yang diberikan untuk menanggulangi beserta dosisnya. 14

5 e. Informasi kegiatan produksi Informasi yang dibutuhkan berupa data-data tanggal pemanenan (pemetikan buah) dan jumlah buah yang dihasilkan. 2. Identifikasi Fungsional Secara khusus sistem ini dirancang dan dibangun berdasarkan kebutuhan pada proses budidaya tanaman agrowisata. Namun secara umum sistem ini dapat dipergunakan dalam proses budidaya tanaman lain selama memiliki proses budidya yang sama. Dengan demikian sistem ini dapat dipergunakan secara luas oleh perusahaan, instansi, kelompok usaha tani, petani dan pihak-pihak lain yang berkaitan dalam kegiatan monitoring proses budidaya tanaman. Tujuan pengembangan sistem ini adalah untuk mencatat, menyimpan dan mengelola data-data tanaman yang dapat digunakan dalam proses monitoring tanaman. Untuk keperluan tersebut sistem ini menyediakan fungsi-fungsi sebagai berikut: a. Fungsi Pemasukan Data untuk melakukan entry data kedalam sistem. b. Fungsi Edit Data untuk memodifikasi data yang tersimpan dalam sistem. c. Fungsi Hapus Data untuk menghapus data yang tersimpan dalam sistem. d. Fungsi Cetak Data untuk mencetak laporan dari data-data dalam sistem. e. Fungsi penelusuran data untuk memudahkan pencarian data yang dibutuhkan pengguna C. DESAIN SISTEM 1. Desain Basis Data Desain basis data sistem ini dibangun menggunakan Microsoft Access Basis data yang dibangun terdiri dari 12 tabel yang saling berelasi membangun satu basis data yang utuh. Berikut adalah struktur data dari tabel-tabel yang terlibat dalam basis data ini: a. Data identitas tanaman Tabel Tanaman (Tabel 1) merupakan basis data yang menyimpan data-data identitas tanaman. Data-data yang dicatat adalah data nama 15

6 tanaman, varietas tanaman, lokasi tanaman dan tanggal penanaman. Lokasi tanaman dilapang dinyatakan dalam bentuk koordinat XY. Primary key yang ditetapkan adalah id_tanaman. Tabel 1. Struktur Tabel Tanaman Nama Field Tipe Data Keterangan id_tanaman Text ID tabel tanggal_tanam Tanggal Tanggal penanaman nama_tanaman Text Nama tanaman varietas Text Varietas lokasi Text Lokasi tanaman b. Data pada kegiatan pemupukan Data-data pemupukan terkait kegiatan pemupukan dirancang dalam tiga tabel, yaitu Tabel Pupuk, Tabel Pemupukan dan Tabel Pemupukan Detail. Struktur tabel-tabel tersebut berturut-turut dinyatakan pada Tabel 2, Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 2. Struktur Tabel Pupuk Nama Field Tipe Data Keterangan id_pupuk Text ID tabel jenis_pupuk Text Jenis pupuk nama_pupuk Text Merek dagang pupuk satuan Text Jenis satuan Tabel Pupuk (Tabel 2) merupakan tabel basis pupuk. Basis data ini menyimpan data-data mengenai jenis pupuk, nama/merek dagang pupuk dan jenis satuan besaran yang digunakan dalam pemberian dosis pupuk. id_pupuk digunakan sebagai primary key tabel basis data pupuk. 16

7 Tabel 3. Struktur Tabel Pemupukan Nama Field Tipe Data Keterangan id_pemupukan Text ID tabel tanggal Tanggal Tanggal pemupukan id_tanaman Text ID tabel Tabel 4. Struktur Tabel Pemupukan Detail Nama Field Tipe Data Keterangan id_pemupukan Text ID tabel id_pupuk Text ID tabel jumlah Long Integer Dosis yang diberikan Tabel Pemupukan (Tabel 3) merupakan tabel basis data kegiatan pemupukan. Basis data ini mencatat waktu terjadinya kegiatan pemupukan terhadap setiap individu tanaman tertentu. Primary key yang ditetapkan adalah id_pemupukan sehingga setiap kegiatan pemupukan bersifat unik untuk setiap kegiatan pemupukan walaupun tanaman yang dipupuk adalah tanaman yang sama dipupuk pada tanggal berbeda atau tanaman berbeda yang dipupuk pada tanggal yang sama. Tabel Pemupukan Detail (Tabel 4) adalah tabel basis data yang mencatat dosis pupuk yang diberikan pada setiap kegiatan pemupukan. c. Data pada kegiatan Perawatan Data kegiatan perawatan dirancang dalam tiga tabel, yaitu Tabel Perawatan (Tabel 5), Tabel Perawatan Detail (Tabel 6) dan Tabel Jenis Perawatan (Tabel 7). Tabel 5. Struktur Tabel Perawatan Nama Field Tipe Data Keterangan id_tanaman Text ID tabel id_perawatan Text ID tabel tanggal Tanggal Tanggal perawatan 17

8 Tabel Perawatan (Tabel 5) merupakan tabel basis data yang mencatat waktu terjadinya kegiatan perawatan. id_perawatan ditetapkan sebagai primary key tabel untuk menyatakan bahwa setiap kegiatan perawatan adalah unik untuk setiap waktu terjadinya perawatan dan individu tanaman yang mendapatkan perawatan. Tabel 6. Struktur Tabel Perawatan Detail Nama Field Tipe Data Keterangan id_perawatan Text ID tabel id_jenis_perawatan Text ID tabel Tabel 7. Struktur Tabel Jenis Perawatan Nama Field Tipe Data Keterangan id_jenis_perawatan Text ID tabel jenis_perawatan Text Jenis perawatan Tabel Perawatan Detail (Tabel 6) digunakan sebagai penghubung Tabel Perawatan dengan Tabel Jenis Perawatan yang merupakan basis data jenis-jenis perawatan (Tabel 7). Id_perawatan dan id_jenis perawatan ditetapkan sebagai primary key. d. Data terkait penyakit tanaman dan penanggulanggannya Data terkait penyakit berisi data-data penyakit yang terjadi pada tanaman dan data-data obat yang digunakan untuk penanggulangannya. Data-data tersebut dirancang dalam tiga tabel, yaitu Tabel Penyakit (Tabel 8), Tabel Obat (Tabel 9), dan Tabel Pengobatan Detail (Tabel 10). Tabel 8. Struktur Tabel Penyakit Nama Field Tipe Data Keterangan id_penyakit Text ID tabel nama_penyakit Text Nama/jenis penyakit 18

9 Tabel Penyakit (Tabel 8) adalah basis data jenis-jenis penyakit dengan id_penyakit digunakan sebagai primary key tabel. Tabel 9. Struktur Tabel Obat Nama Field Tipe Data Keterangan id_obat Text ID tabel jenis_obat Text Jenis obat nama_obat Text Merek dagang obat satuan Text Jenis satuan Tabel Obat (Tabel 9) merupakan tabel basis data obat. Basis data ini menyimpan data-data mengenai jenis obat, nama/merek dagang obat dan jenis satuan besaran yang digunakan dalam pemberian dosis obat. id_obat digunakan sebagai primary key tabel basis data obat. Tabel Pengobatan (Tabel 10) merupakan tabel basis data kegiatan pengobatan. Basis data ini mencatat waktu terjadinya kegiatan pengobatan terhadap setiap individu tanaman tertentu. Jenis penyakit, jenis obat dan dosis obat yang diberikan pada proses pengobatan dicatat kedalam basis data pada Tabel Pengobatan Detail (Tabel 11). Tabel 10. Struktur Tabel Pengobatan Nama Field Tipe Data Keterangan id_pengobatan Text ID tabel tanggal Tangggal Tanggal pengobatan id_tanaman Text ID tabel Tabel 11. Struktur Tabel Pengobatan Detail Nama Field Tipe Data Keterangan id_pengobatan Text ID tabel id_penyakit Text ID tabel id_obat Text ID tabel dosis_obat Long Integer Dosis yang diberikan 19

10 e. Data pada kegiatan produksi Tabel Produksi (Tabel 12) merupakan basis data terkait data-data mengenai jumlah buah yang dihasilkan tanaman. Pada tabel produksi terdapat dua grade yaitu: 1) buah grade A, yaitu buah yang memenuhi standard kwalitas yang ditetapkan pengguna; dan 2) buah kategori lainnya, yaitu buah yang tidak memenuhi standard grade A. Untuk kegiatan agrowisata pada umumnya buah yang diharapkan untuk dijadikan sebagai objek wisata panen adalah buah-buah yang ada pada grade A. Tabel 12. Struktur Tabel Produksi Nama Field Tipe Data Keterangan id_produksi Text ID tabel id_tanaman Text ID tabel tanggal Tanggal Tanggal pemanenan grade_a Long Integer Jumlah grade A (kg) lainnya Long Integer Jumlah selain grade A (kg) Tabel-tabel basis data yang dirancang dihubungkan sedemikian rupa agar dapat menghasilkan informasi yang diiginkan. Hubungan (relationship) antar tabel secara umum seperti terlihat pada Gambar Desain Proses Desain proses adalah perancangan proses yang terjadi pada sistem dalam mengolah masukan dari pengguna dan basis data menjadi keluaran yang dibutuhkan oleh pengguna. Keluaran yang dihasilkan oleh sistem nantinya akan dipergunakan untuk keperluan monitoring tanaman. a. Informasi Identitas Tanaman Informasi identitas tanaman disimpan didalam basis data pada tabel Tanaman. Kegiatan recording dan monitoring identitas tanaman dilakukan melalui tabel ini berdasarkan fungsional yang disediakan oleh sistem. 20

11 Gambar 2. Relasi Tabel Basis Data b. Monitoring Kegiatan Pemupukan Untuk menghasilkan informasi mengenai kegiatan pemupukan melibatkan 4 tabel basis data yakni, Tabel Tanaman, Tabel Pupuk, Tabel Pemupukan dan Tabel Pemupukan Detail. Ketiga tabel tersebut berinteraksi berdasarkan relasi seperti pada Gambar 2. Pada tabel Tanaman, id_tanaman digunakan sebagai primary key dan berelasi dengan tabel Pemupukan dengan jenis relasi one to many (1 to ). Pada tabel Pemupukan yang menjadi primary key adalah id_pemupukan, sehingga relasi ini menyatakan bahwa setiap tanaman dapat memiliki lebih dari satu data pemupukan karena setiap pemupukan adalah unik untuk setiap tanggal pemupukan pada tanaman yang sama. Dari tabel Pemupukan ke tabel Pemupukan Detail terhubung melalui primary key id_pemupukan dengan relasi one to many yang menyatakan setiap pemupukan pada tanggal yang sama dapat dilakukan dengan beberapa jenis pupuk sekaligus. Pada tabel Pemupukan Detail, id_pupuk dan id_pemupukan ditetapkan sebagai primary key untuk mencegah data pupuk yang sama dimasukkan berulangkali pada satu tanggal pemupukan terhadap tanaman yang sama. Tabel Pupuk merupakan basis data yang 21

12 menyimpan data-data pupuk dan diberikan relasi one to many dengan tabel Pemupukan Detail agar data pupuk dapat digunakan berulangkali pada berbagai kegiatan pemupukan. Gambar 3. Relasi data untuk menghasilkan monitoring kegiatan pemupukan tanaman Dari interaksi antar tabel seperti yang terlihat pada Gambar 2 dapat diperoleh keluaran informasi tentang: identitas tanaman yang dipupuk, waktu terjadi pemupukan, jenis pupuk yang digunakan dan dosis pupuk yang diberikan. Proses untuk menghasilkan informasi tersebut dilakukan oleh sistem berdasarkan rule yang dibangun pada bahasa perograman. Informasi-informasi tersebut dapat dipergunakan untuk monitoring kegiatan peupukan tanaman. c. Monitoring Kegiatan Perawatan Informasi kegiatan perawatan berkaitan dengan 4 tabel basis data yaitu, Tabel Tanaman, Tabel Perawatan, Tabel Perawatan Detail dan Tabel Jenis Perawatan. Relasi antara ketiga tabel terlihat pada Gambar 3. 22

13 Gambar 4. Relasi data untuk menghasilkan monitoring kegiatan perawatan tanaman. Tabel Jenis Perawatan merupakan basis data yang menyimpan datadata jenis perawatan dan diberi primary key id_jenis_perawatan. Data-data pada tabel Jenis Perawatan dapat digunakan oleh tabel Perawatan melalui tabel Perawatan Detail sebagai penguhubung. Tabel Perawatan Detail merupakan basis data yang menyimpan data jenis perawatan yang dilakukan pada satu waktu kegiatan perawatan, dimana id_perawatan dan id_jenis_perawatan ditetapkan sebagai primary key agar jenis perawatan yang sama apabila dilakukan pada waktu yang sama tidak dicatat sebagai dua data yang berbeda sehingga mengakibatkan redudansi data. Relasi antar tabel Perawatan Detail dengan tabel Perawatan adalah many to one untuk menyatakan dalam satu kali kegiatan perawatan dapat dilakuan beberapa jenis perawatan sekaligus. Relasi antara tabel Perawatan, Jenis Perawatan, dan Perawatan Detail menghasilkan data mengenai waktu terjadinya kegiatan perawatan dan jenis perawatan yang dilakukan yang kemudian disebut sebagai data kegiatan perawatan. Data ini kemudian dihubungkan dengan basis data tanaman pada tabel Tanaman dengan relasi many to one untuk menyatakan bahwa setiap tanaman dapat memiliki lebih dari satu data 23

14 kegiatan perawatan yang berbeda. Interaksi data kegiatan perawatan dengan data identitas tanaman yang terdapat tabel Tanaman menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk monitoring perawatan tanaman. Informasi yang digunakan dalam proses monitoring perawatan, yaitu: identitas tanaman yang mendapat perawatan (nama, varietas dan lokasi), waktu terjadinya perawatan dan jenis peawatan yang dilakukan. d. Monitoring Penyakit Tanaman Dan Penanggulangannya Data-data yang digunakan dalam proses monitoring penyakit tanaman disimpan dalam 5 tabel basis data yang saling berelasi seperti terlihat pada Gambar 4. Tabel Tanaman dihubungkan dengan relasi one to many dengan tabel Pengobatan karena satu tanaman dapat mengalami lebih dari satu kali kegiatan pengobatan. Tabel Penyakit yang merupakan basis data jenis penyakit dan tabel Obat sebagai basis data jenis obat dihubungkan dengan relasi one to many terhadap tabel Pengobatan Detail agar masing masing data pada tabel Penyakit dan tabel Obat dapat digunakan berulangkali oleh tabel Pengobatan Detail. Gambar 5. Relasi data untuk menghasilkan monitoring penyakit tanaman dan penanggulangan yang dilakukan 24

15 Tabel Pengobatan Detail adalah basis data yang menyimpan data jenis penyakit, jenis obat dan dosis obat pada setiap kegiatan pengobatan. Pada tabel Pengobatan Detail, id_pengobatan, id_penyakit dan id_obat digunakan sebagai primary key agar setiap data pengobatan memiliki data jenis penyakit yang berbeda atau jenis obat berbeda. Dari rule yang diguanakan pada bahasa pemrograman, relasi 5 tabel diatas menghasilkan keluaran informasi yang dapat digunakan untuk monitoring penyakit tanaman dan penanggulangannya, yaitu: identitas tanaman (nama, varietas dan lokasi), tanggal terjadinya pengobatan, jenis obat yang digunakan dan dosis yang diberikan. e. Monitoring produksi Informasi mengenai kegiatan produksi diperoleh dari interaksi 2 tabel basis data (Gambar 5), yaitu Tabel Tanaman dan Tabel Produksi. Informasi yang dihasilkan adalah: waktu pemanenan, tanaman yang dipanen, lokasi tanaman dan hasil pemanenan berdasarkan kwalitasnya. id_produksi ditetapkan sebagai primary key karena setiap satu kegiatan panen dicatat sebagai satu data yang unik. Tabel Tanaman dan tabel Produksi memiliki relasi one to many karena setiap tanaman mungkin dipanen berulangkali pada waktu yang berbeda dan setiap tanaman pada satu areal mungkin dipanen tidak secara serentak pada waktu yang sama. Gambar 6. Relasi data untuk menghasilkan monitoring produksi tanaman 25

16 3. DESAIN USER INTERFACE Desain user interface dilakukan dengan bahasa pemrograman komputer menggunakan software Microsoft Visual Basic 6.0. User interface dirancang untuk memberikan akses kepada fungsi fungsional sistem yang dirancang, yakni fungsi input data, fungsi edit data, fungsi hapus data, fungsi cetak data dan fungsi pencarian data. Halaman user interface dirancang secara user friendly sehingga mempermudah interaksi pengguna dengan sistem. Struktur pengaksesan user interface berdasarkan menu dapat dilihat pada Gambar 6. Menu Utama Tanaman Pemupukan Pemupukan Detail pemupukan Perawatan Perawatan Detail Perawatan Pengobatan Pengobatan Detail Pengobatan Produksi Jenis Obat Jenis Penyakit Jenis Perawatan Jenis Pupuk Keluar Gambar 7. Struktur User Interface 26

17 D. IMPLEMENTASI SISTEM Implemetasi sistem yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengoperasian basis data yang telah dirancang menggunakan media user interface yang dibangun menggunakan bahasa programvisual Basic Versi 6. Pengujian implementasi system dilakukan untuk menguji coba fungsi-fungsi yang dimiliki oleh sistem sesuai dengan desain proses yang ditetapkan. Tujuan dari pengujian sistem ini adalah untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari sistem ini serta pengembangan yang mungkin dilakukan. Dengan dilakukan pengujian maka akan diketahui apabila terdapat kesalahan dalam pemrograman. 1. User Interface Menu Utama Halaman Menu Utama muncul saat program pertama kali dijalankan (Gambar 8). Dari halaman ini pengguna dapat memilih menu-menu yang akan membuka halaman user interface berikutnya. Selain menu yang ditampilkan dalam bentuk tombol, pilihan menu juga terdapat dalam bentuk drop down menu yang terdapat pada kiri atas halaman. Pada saat pengguna telah memilih salah satu menu, pengguna dapat mengakses pilihan lain pada menu utama dengan meng-klik drop down menu pada kiri atas halaman tanpa harus kembali ke halaman Menu Utama. Gambar 8. Tampilan halaman Menu Utama 27

18 2. User InterfaceTanaman Tampilan Halaman Tanaman merupakan hasil running program (proses sistem) bila pengguna memilih menu Tanaman. Halaman Tanaman menyajikan data-data mengenai tanaman, yaitu data nama tanaman, varietas tanaman, tanggal tanam, asal bibit dan lokasi tanaman. Data lokasi tanaman disajikan berupa koordinat XY pada lokasi di lapang. Tampilan halaman tanaman seperti terlihat pada Gambar 9. Gambar 9. Tampilan halaman Menu Tanaman Proses fungsional yang terdapat pada halaman tanaman,yaitu: a. Fungsi Input Data Fungsi untuk menambah data baru pada basis data dapat dilakukan dengan menekan tombol Tambah pada halaman user interface. Pada saat memasukkan data baru pengguna harus memberikan ID Tanaman baru yang unik (belum digunakan oleh tanaman lain). Apabila ID yang digunakan telah digunakan oleh tanaman lain maka sistem akan menampilkan pesan peringatan bahwa data yang dimasukkan salah dan data tidak akan bisa disimpan. Apabila data yang dimasukkan sudah benar 28

19 dapat disimpan kedalam basis data dengan menekan tombol Simpan atau membatalkan perubahan data dengan menekan tombol Batal. b. Fungsi Edit Data Untuk mengubah data yang sudah tersimpan dalam basis data dilakukan dengan terlebih dahulu memilih data yang ingin diubah kemudian menekan tombol Edit. Untuk memilih data yang akan diubah dapat menggunakan fasilitas pencarian data atau memilih data dalam tabel yang ditayangkan oleh sistem pada saat itu dan kemudian menekan tombol Edit. Setelah selesai melakukan perubahan data, data dapat disimpan kembali dengan menekan tombol Simpan atau membatalkan perubahan data dengan menekan tombol Batal. c. Fungsi Penghapusan Data: Untuk menghapus data dilakukan dengan memilih data yang akan dihapus kemudian menekan tombol Hapus. Untuk memilih data dapat dilakukan dengan fasilitas pencarian data atau memilih pada tabel apabila tersedia. d. Fungsi Cetak Data: Tombol Cetak pada halaman user interface akan mencetak semua data yang dipanggil dan ditampilkan pada tabel dalam bentuk laporan. Apabila perangkat komputer yang digunakan terhubung dengan Printer maka laporan dapat dicetak menjadi bentuk hardcopy. Contoh laporan seperti terlihat pada Gambar 10. e. Fungsi Pencarian Data Fungsi pencarian data untuk me-retrieve data yang diinginkan. Untuk mencari data pengguna terlebih dahulu memilih kriteria pencarian yang disediakan, yaitu pencarian berdasarkan: 1) ID tanaman, 2) Tanggal tanama, 3) Varietas tanaman, 4) Asal bibit, dan 5) Lokasi tanaman. Setelah memilih kriteria pencarian pengguna memasukkan kata kunci pencarian lalu menekan tombol Cari untuk menampilkan semua data yang bersesuaian dengan kata kunci pencarian yang dimasukkan. Tombol Tampilkan Semua berfungsi untuk kembali dari proses pencarian dan menampilkan semua data secara umum. 29

20 Gambar 10. Contoh laporan pengobatan detail. 3. User Interface Pemupukan Halaman Pemupukan (Gambar 11) dihasilkan oleh proses sistem apabila pengguna memilih menu pemupukan. Halaman ini menyajikan datadata yang berhubungan dengan kegiatan pemupukan. Pada halaman pemupukan terdapat dua sub menu, yaitu Pemupukan dan Detail Pemupukan (Gambar 12). Sub menu Pemupukan berkaitan dengan kegiatan pemupukan, yaitu tanggal pemupukan dan identitas tanaman (ID tanaman, varietas serta lokasinya). Pada halaman ini terdapat fungsi sistem untuk input data, edit data, pecarian data dan pencetakan data. Tombol-tombol yang digunakan untuk melakukan fungsi tersebut sama dengan tombol-tombol pada halaman Tanaman begitu juga dengan prosesnya secara umum. 30

21 Gambar 11. Tampilan halaman Menu Pemupukan Untuk proses penambahan data baru, data baru yang dapat ditambahkan pada halaman ini adalah data Tanggal Pemupukan dan ID Pemupukan, sedangkan data ID tanaman pengguna memilih melalui drop down menu pada kolom ID tanaman yang secara otomatis akan menampilkan data yang berkaitan untuk kolom varietas dan lokasi. ID pemupukan bersifat unik sehingga apabila ID baru yang dimasukkan telah digunakan oleh data lain sistem akan menampilkan pesan bahwa terjadi kesalahan pengisian data dan data baru tidak dapat disimpan. 31

22 Gambar12. Tampilan halaman Menu Detail Pemupukan Detail Pemupukan mencakup informasi pupuk yang digunakan pada proses pemupukan, yakni nama pupuk (merk dagang), jenis pupuk serta dosis yang diberikan. Data-data baru yang dapat dimasukkan pada halaman ini adalah data jumlah (dosis) pupuk. Untuk ID Pemupukan dan ID Pupuk pengguna memilih salah satu data yang disediakan oleh drop down menu pada setiap kolom. Kolom Nama-Jenis akan secara otomatis terisi sesuai data yang yang tersimpan pada basis data berdasarkan ID Pupuk yang dipilih pada drop down menu. Fungsi untuk penambahan, penyimpanan, perbaikan, penghapusan data dilakukan dengan tombol-tombol seperti pada halaman sebelumnya dengan proses yang sama. 4. User Interface Perawatan Halaman Perawatan tediri dari dua sub menu, yaitu Perawatan (Gambar 13) dan Detail Perawatan (Gambar 14). Tombol-tombol yang digunakan untuk melakukan fungsional sistem dirancang sama seperti pada halaman pemupukan, demikian juga untuk fungsi umum yaitu fungsi pemasukan, 32

23 perbaikan dan penghapusan data tersedia dengan rancangan yang sama. Keseragaman format ini ditujukan untuk memudahkan pengguna dalam mengoperasikan basis data. Gambar 13. Tampilan halaman Menu Perawatan Sub menu Perawatan berkaitan dengan data-data kegiatan perawatan, yaitu tanggal pemupukan dan ID pemupukan serta data-data identitas tanaman, yaitu ID tanaman, varietas dan lokasi tanaman. Data-data baru yang dapat ditambahkan pada halaman ini adalah Tanggal Perawatan dan ID Perawatan. ID perawatan bersifat unik sehingga data ID baru yang dimasukkan harus ID baru yang tidak sedang dipergunakan oleh data lain. Pada kolom ID Tanaman terdapat drop down menu untuk memilih data ID Tanaman dari basis data Tanaman. Setelah data-data kegiatan pemupukan disimpan dilakukan pemasukan data jenis perawatan pada halaman Detail Perawatan. Data jenis perawatan dimasukkan dengan memilih data yang tersimpan pada basis data jenis-jenis perawatan. Apabila jenis perawatan yang dilakukan belum terdata pada basis 33

24 data jenis-jenis perawatan maka pengguna harus memasukkan data tersebut melalui halaman Jenis Perawatan. Gambar 14. Tampilan halaman Menu Detail Perawatan 5. User Interface Pengobatan Halaman Pengobatan terdiri dari dua sub menu, yaitu Pengobatan dan Detail Pengobatan. Pengobatan (Gambar 15.) mancakup data-data kegiatan pengobatan berupa data identitas tanaman dan tanggal terjadinya pengobatan. Detail Pengobatan (Gambar 16.) berisi data jenis penyakit yang diderita pada saat dilakukan pengobatan dan data obat (nama obat dan jenis obat) serta dosis yang diberikan. Pada halaman ini data ID Penyakit dipilih dari daftar yang sudah tersimpan pada basis data. Apabila data yang diinginkan belum tersimpan di basis data maka pengguna harus memasukkan data tersebut melalui halaman Jenis Penyakit. Hal yang sama belaku terhadap data ID Obat dimana pemasukan data obat dilakukan melalui halaman Jenis Obat. 34

25 Gambar 15. Tampilan halaman Menu Pengobatan Gambar 16. Tampilan halaman Menu Detail Pengobatan 35

26 7. User Interface Obat Halaman Obat menampilkan basis data obat. Data ditampilkan dalam bentuk tabel berupa ID obat, jenis obat, nama obat (merk dagang), dan satuan besaran yang digunakan. Satuan besaran perlu didata karena tidak semua obat menggunakan besaran yang sama. Satuan tersebut dapat dalam bentuk mililiter atau liter untuk jenis cair, sendok untuk jenis serbuk, butir atau buah untuk jenis butiran. Tampilan halaman Obat seperti pada Gambar 16. Fungsi yang dapat dilakukan pada halaman obat, sama seperti fungsifungsi yang dirancang pada halaman sebelumnya yaitu fungsi penambahan, penyimpanan, perbaikan, penghapusan data. Pencarian data obat dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas pencarian yang tersedia. Gambar 17. Tampilan halaman Menu Jenis Obat 8. User Interface Jenis Penyakit Halaman Jenis Penyakit menampilkan basis data penyakit tanaman. Data yang ditampilkan adalah ID Penyakit dan Nama Penyakit. Pada halaman ini pengguna dapat memasukkan, mengubah dan menghapus data 36

27 pada data base penyakit. Tampilan halaman Jenis Penyakit terlihat pada Gambar 18. Gambar 18. Tampilan halaman Menu Jenis Penyakit 9. User Interface Jenis Perawatan Halaman Jenis Perawatan menampilkan basis data jenis perawatan. Data yang ditampilkan adalah ID Jenis Perawatan dan Nama Perawatan. Pada halaman ini pengguna dapat menambah, mengedit dan menghapus data jenis perawatan. Tampilan halaman Jenis Perawatan terlihat pada Gambar 19. Berdasarkan penelusuran terhadap data-data pada pustaka bacaan, terdapat beberapa kegiatan perawatan sejenis namun dilakukan untuk tujuan yang berbeda atau dilakukan berdasarkan fase-fase tertentu yang berbeda. Sebagai contoh adalah kegiatan pemangkasan pada tanaman belimbing. Pada tanaman belimbing terdapat 3 jenis pemangkasan yaitu, pemangkasan bentuk, pemangkasan ranting dan cabang serta pemangkasan untuk peremajaan (penjelasan masing-masing kegiatan disajikan pada Lampiran 1). Dalam pencatatan kedalam basis data ketiga pemangkasan tersebut dicatat sebagai tiga data yang berbeda sehingga masing-masing kegiatan diberi ID 37

28 Perawatan yang berbeda. Cara penyimpanan data seperti ini juga berlaku bagi jenis perawatan lain yang memiliki lebih dari satu kegiatan sejenis dimana penamaan dan ID yang diberikan ditentukan sendiri oleh pengguna. Gambar 19. Tampilan halaman Menu Jenis Perawatan 10. User Interface Jenis Pupuk Halaman Obat menampilkan data base pupuk. Pada halaman ini pengguna dapat menambah, mengedit dan manghapus data pada basis data pupuk. Data ditampilkan dalam bentuk tabel berupa ID pupuk, jenis pupuk, nama pupuk (merk dagang), dan satuan jumlah pupuk. Tampilan halaman Pupuk seperti pada Gambar 19. Fungsi-fungsi tombol yang tersedia pada halaman ini sama seperti pada halaman sebelumnya untuk memberi akses fungsional sistem dengan proses yang sama secara umum. 38

29 Gambar 20. Tampilan halaman Menu Jenis Pupuk 11. User Interface Produksi Halaman produksi berisi data-data mengenai kegiatan pemanenan dan hasil panen. Data-data yang ditampilkan adalah identitas tanaman (nama tanaman, varietas tanaman dan lokasi tanaman), tanggal panen dan jumlah produksi. Jumlah produksi terdiri dari dua jenis, yaitu: 1) Grade A, untuk tanaman yang memenuhi standar kwalitas yang ditetapkan oleh pengguna, dan 2) Lainnya, untuk tanaman yang tidak termasuk Grade A. Tampilan halaman Produksi seperti terlihat pada Gambar

30 Gambar 21. Tampilan halaman Menu produksi Proses implementasi sistem dilakukan pada komputer PC AMD Sempron(tm) 1.67 GHz, RAM 256 MB dan sistem operasi Microsoft Windows XP Profesional SP2. Dari hasil uji coba diketahui sistem dapat berjalan sesuai dengan fungsi yang dirancang. Hierarki menu yang ditampilkan oleh sistem sesuai dengan hierarki yang dirancang (Gambar 7). Fungsional sistem pada setiap halaman user interface dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan output seperti yang diharapkan. E. PERAWATAN SISTEM Salah satu aktivitas dari tahap perawatan sistem adalah mengevaluasi, dan memodifikasi sistem yang telah dibangun. Modifikasi atau perbaikan sistem dilakukan sesuai dengan perkembangan kebutuhan pengguna sistem. Pada sistem ini tidak disediakan fasilitas modifikasi yang dapat langsung dilakukan oleh pengguna karena sistem telah dibuat dalam format executeble file (.exe). Modofikasi sistem dapat dilakukan dengan mencopy source program. Perawatan yang dilakukan adalah berupa updating data agar data-data 40

31 yang digunakan sesuai dan relevan dengan kebutuhan pengguna. Fungsional yang disediakan oleh sistem, yaitu fungsi input data, edit data dan hapus data, memungkin dilakukan proses perawatan sistem untuk meng-update data agar sesuai dan relevan dengan kondisi yang ada di lapangan saat itu. 41

SISTEM DATA RECORD TANAMAN. Oleh : CHRISTO OSVALDO DAMANIK F

SISTEM DATA RECORD TANAMAN. Oleh : CHRISTO OSVALDO DAMANIK F SISTEM DATA RECORD TANAMAN Oleh : CHRISTO OSVALDO DAMANIK F14102118 2010 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR SISTEM DATA RECORD TANAMAN SKRIPSI Sebagai salah

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. Pengujian merupakan bagian yang penting dalam siklus pembangunan

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. Pengujian merupakan bagian yang penting dalam siklus pembangunan BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM 5.1. Pengujian Pengujian merupakan bagian yang penting dalam siklus pembangunan perangkat lunak. Pengujian dilakukan untuk menjamin kualitas dan juga mengetahui

Lebih terperinci

MULYADI, IR, M.SI DOSEN TETAP STMIK NURDIN HAMZAH JAMBI ABSTRAK I. PENDAHULUAN

MULYADI, IR, M.SI DOSEN TETAP STMIK NURDIN HAMZAH JAMBI ABSTRAK I. PENDAHULUAN APLIKASI PEMOGRAMMAN DELPHI 7 DAN MICROSOFT ACCES 2007 DALAM PENGOLAHAN DATA PRESENSI PEGAWAI PADA KANTOR BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROPINSI JAMBI MULYADI, IR, M.SI moelyadiroesly@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI. komponen sistem yang diimplementasikan dan mengetahui kelemahan dari

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI. komponen sistem yang diimplementasikan dan mengetahui kelemahan dari BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI 5.1. Pengujian Pengujian merupakan bagian yang terpenting dalam siklus pembangunan perangkat lunak. Pengujian dilakukan untuk untuk memeriksa kekompakan antara komponen

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. dan pengujian merupakan langkah yang dilakukan setelah melakukan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. dan pengujian merupakan langkah yang dilakukan setelah melakukan 75 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Berdasarkan perancangan software pada bab sebelumnya, maka dihasilkan sebuah aplikasi fingerscan untuk keamanan ruang kelas. Implementasi dan pengujian merupakan langkah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Program Adapun hasil dan pembahasan sistem akuntanasi piutang pada PT. Pertamina UPMS 1 Medan adalah seperti berikut : IV.1.1 Tampilan Input 1. Login Adapun hasil

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. Pengujian sistem dimaksudkan untuk menguji semua element element

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. Pengujian sistem dimaksudkan untuk menguji semua element element 74 BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM 5.1. Pengujian Pengujian sistem dimaksudkan untuk menguji semua element element perangkat lunak yang dibuat apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan. 5.1.1.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil IV.1.1. Halaman Form Login Adapun tampilan form login dapat dilihat pada gambar IV.1.: Gambar IV.1. Halaman Form Login Form login berfungsi untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. juga mengetahui kelemahan dari perangkat lunak. Tujuan dari pengujian ini

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. juga mengetahui kelemahan dari perangkat lunak. Tujuan dari pengujian ini 76 BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Pengujian Pengujian merupakan bagian yang palimg penting dalam siklus pembangunan perangkat lunak. Pengujian dilakukan untuk menjalin kualitas dan juga mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. dilakukan pengujian terhadap sistem yang baru dan akan dilihat kekurangankekurangan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. dilakukan pengujian terhadap sistem yang baru dan akan dilihat kekurangankekurangan BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap sistem yang baru. Tahapan ini dilakukan setelah perancangan selesai dilakukan dan selanjutnya akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB IV HASIL DAN UJICOBA BAB IV HASIL DAN UJICOBA IV.1. Tampilan Hasil Hasil tampilan program aplikasi sistem informasi laporan pendapatan rawat jalan yang dirancang dapat dilihat pada gambar berikut ini: IV.1.1. Tampilan Input

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Kebutuhan Program Untuk menjalankan aplikasi ini ada beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi oleh pengguna. Spesifikasi kebutuhan berikut ini merupakan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SITEM. metode pengujian dan pelaksanaan pengujian.

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SITEM. metode pengujian dan pelaksanaan pengujian. BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SITEM 5.1. Pengujian Pengujian merupakan metode yang dilakukan untuk menjelaskan mengenai pengoperasian perangkat lunak yang terdiri dari perangkat pengujian, metode pengujian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. Analisis Sistem ini merupakan penguraian dari suatu sistem pengolahan aplikasi

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. Analisis Sistem ini merupakan penguraian dari suatu sistem pengolahan aplikasi BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Sistem Analisis Sistem ini merupakan penguraian dari suatu sistem pengolahan aplikasi yang utuh kedalam berbagai bagian-bagian komponennya serta hubungan antar

Lebih terperinci

BAB V IMLEMENTASI SISTEM. sistem kedalam bentuk coding bahasa pemprograman, selain implementasi dalam

BAB V IMLEMENTASI SISTEM. sistem kedalam bentuk coding bahasa pemprograman, selain implementasi dalam 5.1 Implementasi BAB V IMLEMENTASI SISTEM Tahap implementasi sistem merupakan tahap meletakkan perancangan sistem kedalam bentuk coding bahasa pemprograman, selain implementasi dalam instansi perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. data, selanjutnya melakukan tahapan sebagai berikut: menyajikan suatu rancangan langkah kerja dari sistem yang baru.

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. data, selanjutnya melakukan tahapan sebagai berikut: menyajikan suatu rancangan langkah kerja dari sistem yang baru. BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN Pada proses penyusunan laporan kerja praktik peneliti melakukan proses penghimpunan data yang akan digunakan sebagai dasar kebutuhan sistem penjualan bahan kimia. Penghimpunan

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEKERJAAN. Pada proses penyusunan laporan kerja praktik peneliti melakukan

DESKRIPSI PEKERJAAN. Pada proses penyusunan laporan kerja praktik peneliti melakukan DESKRIPSI PEKERJAAN Pada proses penyusunan laporan kerja praktik peneliti melakukan proses penghimpunan data yang akan digunakan sebagai dasar kebutuhan sistem pelayanan pengelolaan obat. Penghimpunan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. yang harus dipenuhi untuk menguji coba user interface serta

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. yang harus dipenuhi untuk menguji coba user interface serta BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 1.1 Kebutuhan Implementasi sistem Kebutuhan sistem merupakan tahap penjelasan mengenai kebutuhankebutuhan yang harus dipenuhi untuk menguji coba user interface serta menjalankan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Setelah tahap perancangan dilakukan dan sudah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dalam bab ini penulis akan mengimplementasikan sistem dari perancangan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Rancangan Pada sub bab spesifikasi rancangan ini akan dibahas mengenai spesifikasi perangkat lunak dan spesifikasi perangkat keras. 4.1.1 Spesifikasi Perangkat

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 69 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Pakar Spesifikasi sistem (hardware dan software) sangat perlu diperhatikan agar prototipe sistem pakar dapat berjalan dengan baik. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1. Implementasi Pada tahap ini merupakan langkah dimana setelah perancangan, pembangunan, dan pengujian maka tahap selanjutnya yaitu mengimplementasikan sebuah

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem

BAB III PEMBAHASAN. Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem BAB III PEMBAHASAN 3.1. Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Hardware dan Software Dalam pembuatan program aplikasi ini digunakan komputer dengan spesifikasi hardware sebagai berikut: 1) Processor : Pentium IV 2.80

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pembahasan yang kami lakukan pada kerja praktek di PT. Malayandi Tour & Travel hanya mengenai karyawan tetap saja.

BAB III PEMBAHASAN. Pembahasan yang kami lakukan pada kerja praktek di PT. Malayandi Tour & Travel hanya mengenai karyawan tetap saja. BAB III PEMBAHASAN 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem adalah proses penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya yang bertujuan untuk mengidentifkasi dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan Dunia Informasi saat ini semakin cepat memasuki berbagai bidang, sehingga banyak lembaga yang berusaha meningkatkan usahanya. Salah satu perkembangan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP APLIKASI. tahapan pengembangan sistem menurut Jogiyanto (2005 : 433). Tahapan yang

BAB III KONSEP APLIKASI. tahapan pengembangan sistem menurut Jogiyanto (2005 : 433). Tahapan yang BAB III KONSEP APLIKASI 3.1 Analisis Sistem Sebagai alternatif pemecahan masalah untuk dapat melengkapi dan memenuhi segala aspek dalam merancang sistem yang dipakai, penulis memakai tahapan pengembangan

Lebih terperinci

KASUS : SISTEM INFORMASI TRANSAKSI SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI

KASUS : SISTEM INFORMASI TRANSAKSI SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI KASUS : SISTEM INFORMASI TRANSAKSI SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI 1. Pokok Permasalahan : Sistem yang selama ini diterapkan koperasi yaitu dengan menggunakan sistem simpan pinjam secara manual. Dalam perkembangannya

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Processor Intel Pentium IV atau lebih tinggi. Memory RAM 256 Mb atau lebih tinggi. Minimal Hardisk 8 Gb atau lebih

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Processor Intel Pentium IV atau lebih tinggi. Memory RAM 256 Mb atau lebih tinggi. Minimal Hardisk 8 Gb atau lebih BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Dukungan Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan untuk perancangan aplikasi VB 6.0 dan ArcView. Processor Intel Pentium IV atau lebih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 61 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Penulis merancang program sistem pakar untuk menentukan klasifikasi kendaraan bermotor menggunakan metode forward chaining dengan menggunakan bahasa pemogram

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Adapun hasil sistem informasi akuntansi jasa kontraktor adalah seperti berikut : 1. Form Login Adapun hasil form Login dapat dilihat pada gambar IV.1 berikut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 77 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Penulis merancang program sistem pakar untuk menentukan klasifikasi kendaraan bermotor menggunakan metode forward chaining dengan menggunakan bahasa pemogram

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA SISTEM

BAB IV HASIL DAN UJI COBA SISTEM BAB IV HASIL DAN UJI COBA SISTEM IV.1 Tampilan Program Adapun hasil dan pembahasan sistem informasi piutang pada CV. Mitra Cahaya Abadi adalah seperti berikut : IV.1.1 Tampilan Input 1. Login Adapun hasil

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk menjalankan alat bantu normalisasi ini dibutuhkan sarana perangkat keras

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk menjalankan alat bantu normalisasi ini dibutuhkan sarana perangkat keras BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Sistem Untuk menjalankan alat bantu normalisasi ini dibutuhkan sarana perangkat keras dan piranti lunak sebagai berikut : Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis Sistem ini merupakan penguraian dari perangkat lunak Hikmah

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis Sistem ini merupakan penguraian dari perangkat lunak Hikmah BAB IV AALISIS DA PERACAGA SISTEM 4.. Analisis Sistem Analisis Sistem ini merupakan penguraian dari perangkat lunak Hikmah Aplications yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL RANCANGAN

BAB IV HASIL RANCANGAN BAB IV HASIL RANCANGAN 4.1 Perancangan Kebutuhan Sistem Dalam merancang Sistem Monitoring Tunjangan Kinerja Biro Keuangan dan Perlengkapan, Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian dibutuhkan beberapa

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. INVESTIGASI SISTEM Pada tahap investigasi sistem dilakukan perumusan masalah sehingga kebutuhan untuk membangun sistem informasi panen dan produksi padi (Sipaprodi) menjadi

Lebih terperinci

BAB V. Pengujian dan Impelentasi Sistem. adanya kesalahan kesalahan. Untuk itu dilakukan tahap pengujian, kesalahan

BAB V. Pengujian dan Impelentasi Sistem. adanya kesalahan kesalahan. Untuk itu dilakukan tahap pengujian, kesalahan BAB V Pengujian dan Impelentasi Sistem 5.1. Pengujian Tahap pengujian sangat perlu dilakukan dengan tujuan agar tidak terdapat adanya kesalahan kesalahan. Untuk itu dilakukan tahap pengujian, kesalahan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Setelah tahap analisa dan perancangan selesai, maka untuk selanjutnya adalah melakukan pengimplementasian dari analisis dan rancangan yang ada dan selanjutnya melakukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Sub bab ini akan membahas tentang analisis sistem yang akan dibangun. Sub bab ini juga membahas teknik pemecahan masalah yang menguraikan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. perangkat keras yang dibutuhkan sebagai berikut: a. Processor Intel Pentium 4 atau lebih tinggi;

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. perangkat keras yang dibutuhkan sebagai berikut: a. Processor Intel Pentium 4 atau lebih tinggi; BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem informasi geografi untuk aplikasi ini terbagi menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 4.1.1 Perangkas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan perbandingan dari sistem pemotongan pajak dengan Net Method dan Gross Up Method pada DPRD Provinsi Sumatera Utara. IV.1.1.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 INPUT OUTPUT PROSES SISTEM (IPO) Berikut merupakan tabel IPO sistem monitoring tanaman : Tabel 1. IPO sistem monitoring tanaman agrowisata tanaman belimbing manis Tujuan Input

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dari sistem terdiri dari kebutuhan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dari sistem terdiri dari kebutuhan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Implementasi Tahap implementasi merupakan tahap penerapan dari hasil analisis dan desain sistem yang telah dibuat sebelumnya. Sebelum melakukan tahap implementasi,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 1.1. Analisis Kebutuhan Sistem Analisis adalah tahap awal dalam membuat sistem baru. Langkah awal adalah melakukan wawancara dan pengamatan. Pengamatan dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI. Pengujian program adalah pengujian dimana user memasukan data ke

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI. Pengujian program adalah pengujian dimana user memasukan data ke 74 BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI 5.1. Pengujian Pengujian program adalah pengujian dimana user memasukan data ke dalam sistem informasi yang sudah dibuat. Dengan adanya pengujian ini maka data

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Implementasi sistem dilakukan setelah Bab III yaitu perancangan dan pembuatan program aplikasi selesai dilakukan. Implementasi sistem kali ini akan menggambarkan

Lebih terperinci

U K D W BAB I PENDAHULUAN

U K D W BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengetahui nilai angka kredit guru itu sangat penting, karena untuk menilai mutu atau kualitas kinerja dari setiap guru, selain itu angka kredit juga berguna

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Perancangan sistem adalah sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari perancangan sistem informasi service car pada Toyota Auto 2000 Medan Berbasis Client Server yang dibangun.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Sistem Informasi Data Statistik Pembuatan KTP Pada Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Medan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 37 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Perancangan adalah suatu kegiatan membuat pola teknis atau bentuk teknis sistem berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan pada kegiatan analisis. Tujuan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN DATA REKAM MEDIS RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN PEMOGRAMAN VISUAL FOXPRO-9

PENGOLAHAN DATA REKAM MEDIS RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN PEMOGRAMAN VISUAL FOXPRO-9 PENGOLAHAN DATA REKAM MEDIS RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN PEMOGRAMAN VISUAL FOXPRO-9 Syamsul Kamal Apikes Iris Padang Email : skamal090499@gmail.com ABSTRAK Pengolahan data Rekam Medis bagi suatu rumah sakit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Adapun hasil dan pembahasan system informasi sumber daya manusia pada PT. Sarana Agro Nusantara adalah sebagai berikut : IV.1.1. Tampilan Input 1. Form

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Pembahasan mengenai hasil mencakup spesifikasi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) serta tampilan output perangkat lunak. IV.1.1.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI. dan perangkat lunak adalah sebagai berikut.

BAB IV IMPLEMENTASI. dan perangkat lunak adalah sebagai berikut. 42 BAB IV IMPLEMENTASI 4.1 Kebutuhan Sistem Untuk dapat menjalankan aplikasi ini maka diperlukan perangkat keras dan perangkat lunak dengan kondisi dan persyaratan tertentu agar aplikasi dapat berjalan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem penjualan dan stok barang. Dengan menganalisis prosedur sistem yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem penjualan dan stok barang. Dengan menganalisis prosedur sistem yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai tahap yang bertujuan untuk memahami sistem, mengetahui kekurangan sistem dan menentukan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. dibutuhkan Hardware dan software untuk menggunakan program Sistem Informasi

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. dibutuhkan Hardware dan software untuk menggunakan program Sistem Informasi BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 5.1 Sistem yang Digunakan Implementasi sistem merupakan prosedur pemakaian program. Selain itu dibutuhkan Hardware dan software untuk menggunakan program Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. fungsi sistem bekerja dengan baik dan mencari kesalahan yang mungkin terjadi pada

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. fungsi sistem bekerja dengan baik dan mencari kesalahan yang mungkin terjadi pada 76 BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM 5.1. Pengujian Pengujian adalah proses yang bertujuan untuk memastikan apakah semua fungsi sistem bekerja dengan baik dan mencari kesalahan yang mungkin terjadi

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1. Implementasi Kegiatan implementasi atau penerapan dilakukan dengan dasar yang telah direncanakan dalam rencana implementasi. Pada penerapan sistem yang diusulkan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. penyewaan film berupa DVD asli (original) dan blu-ray. Rental Bioskop Rumah ini

BAB III PEMBAHASAN. penyewaan film berupa DVD asli (original) dan blu-ray. Rental Bioskop Rumah ini BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Perusahaan 3.1.1. Sejarah Perusahaan Rental DVD Bioskop Bioskop adalah usaha yang bergerak dalam bidang jasa penyewaan film berupa DVD asli (original) dan blu-ray. Rental

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG. Mutiara Afie Ardhini

SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG. Mutiara Afie Ardhini SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG Mutiara Afie Ardhini - 21070114120053 LAPORAN TUGAS BESAR SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG Tugas ini disusun untuk memenuhi Tugas Besar Mata Kuliah Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. Implementasi perancangan pada sistem informasi perparkiran

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. Implementasi perancangan pada sistem informasi perparkiran 61 BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1 Implementasi Implementasi perancangan pada sistem informasi perparkiran dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0, dengan basis data

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. keras, form program yang sesuai, query yang digunakan, pemrograman dan

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. keras, form program yang sesuai, query yang digunakan, pemrograman dan BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Lingkungan Implementasi Implementasi aplikasi ini meliputi kebutuhan perangkat lunak, perangkat keras, form program yang sesuai, query yang digunakan, pemrograman dan pengujian

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Perancangan

Bab 3 Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan dan Desain Sistem Metode rekayasa perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah metode prototyping. Metode prototyping adalah metode

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. menggunakan program Aplikasi Pemesanan untuk Jasa Amal pada Yayasan Dana

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. menggunakan program Aplikasi Pemesanan untuk Jasa Amal pada Yayasan Dana BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 5.1 Implementasi Sistem Berikut ini adalah hardware dan software yang dibutuhkan untuk menggunakan program Aplikasi Pemesanan untuk Jasa Amal pada Yayasan Dana Sosial

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada aplikasi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. informasi dalam membuat Aplikasi Pemeliharaan Sarana (Pengadaan).

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. informasi dalam membuat Aplikasi Pemeliharaan Sarana (Pengadaan). BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Prosedur Kerja Praktek Dalam pengumpulan data sebagai bahan penyusunan laporan dan penyelesaian masalah dalam kerja praktek ini, dilakukan dengan magang selama kurang lebih

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Sistem setelah dianalisis dan dirancang, maka sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap implementasi adalah tahap dimana sistem informasi telah digunakan oleh

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 53 BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Defenisi Implementasi Sistem Defenisi impelementasi sistem adalah langkah-langkah atau prossedur yang dilakukan dalam menyelesaikan desain sistem yang telah disetujui,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Aplikasi Implementasi merupakan suatu penerapan perancangan aplikasi yang dapat dimengerti oleh mesin dengan spesifikasi perangkat lunak (software) dan

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. Pengujian perangkat lunak ini menggunakan metode pengujian black box.

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. Pengujian perangkat lunak ini menggunakan metode pengujian black box. 65 BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM 5.1. Pengujian Pengujian perangkat lunak ini menggunakan metode pengujian black box. Pengujian black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak

Lebih terperinci

BAB V. Pengujian dan Impelentasi Sistem

BAB V. Pengujian dan Impelentasi Sistem 66 BAB V Pengujian dan Impelentasi Sistem 5.1. Pengujian Pengujian sistem dimaksudkan untuk menguji semua elemen elemen perangkat lunak yang dibuat apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan. 5.1.1. Rencana

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini dibahas mengenai implementasi aplikasi yang telah dibuat dan evaluasi terhadap aplikasi Multivariate Statistical Process Control. 4.1 Spesifikasi Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Penjelasan sistem dan perkembangan IT secara umum 1.2. Maksud dan Tujuan Maksud dari penulisan Tugas Akhir Tujuan penulisan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Program

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI SISTEM. terhadap sistem inventaris hardware serta sistem pengolahan data hardware

BAB IV DESKRIPSI SISTEM. terhadap sistem inventaris hardware serta sistem pengolahan data hardware 30 4.1 Identifikasi Masalah Sebelum proses analisa BAB IV DESKRIPSI SISTEM dilakukan, tahapan yang terlebih dahulu dilakukan adalah identifikasi permasalahan yang terdiri dari survey, wawancara kepada

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. bagaimana cara penggunaannya. Bahasa pemograman yang digunakan dalam

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. bagaimana cara penggunaannya. Bahasa pemograman yang digunakan dalam BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1 Implementasi Tahap implementasi adalah tahapan penerapan sistem untuk dapat dioperasikan. Pada tahapan ini dijelaskan mengenai sistem yang dirancang dan bagaimana

Lebih terperinci

BAB V TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB V TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Pengujian Sistem Pengujian dapat berarti proses untuk memeriksa apakah suatu perangkat lunak yang dihasilkan sudah dapat dijalankan sesuai dengan standar tertentu.

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. perancangan dan pengkodean dari perangkat lunak itu sendiri.

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. perancangan dan pengkodean dari perangkat lunak itu sendiri. BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM 5.1. Pengujian Pengujian merupakan bagian yang tidak kalah pentingnya dalam siklus pembangunan perangkat lunak. Pengujian dilakukan untuk menjamin kualitas dan juga

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap Implementasi Sistem

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap Implementasi Sistem BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Setelah tahap penganalisaan dan perancangan, maka langkah selanjutnya dalam membangun sebuah sistem informasi adalah menguji apakah sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan.

Lebih terperinci

DASAR DASAR MICROSOFT ACCESS

DASAR DASAR MICROSOFT ACCESS BASISDATA Basisdata (database) adalah sekumpulan data tentang satu atau lebih kelompok komponen atau individu. Contoh: basisdata untuk buku perpustakaan, video, software, toko, rumah sakit/klinik, dan

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk merancang dan membuat Sistem Informasi Jurnal Penerimaan Siswa Baru jenjang Sekolah Menengah Atas di Kabupaten X untuk menggantikan

Lebih terperinci

BAB II ANALISA DAN RANCANGAN. kebutuhan dari objek yang dibangun antara lain sistem pendukung,

BAB II ANALISA DAN RANCANGAN. kebutuhan dari objek yang dibangun antara lain sistem pendukung, BAB II ANALISA DAN RANCANGAN 2.1 Analisa Kebutuhan dari Sistem Komponen-komponen yang diperlukan untuk menganalisis kebutuhan dari objek yang dibangun antara lain sistem pendukung, pengguna (user) dan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 54 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Program 4.1.1 Spesifikasi Kebutuhan Program Spesifikasi Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan untuk merancang sistem ini adalah : Processor

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Tahapan selanjutnya dalam perancangan sistem adalah tahapan implementasi sistem. Dalam tahap implementasi sistem terdapat beberapa kegiatan yang lakukan, antara lain : pengujian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat lunak ini dibagi menjadi dua,yaitu kebutuhan hardware dan kebutuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat lunak ini dibagi menjadi dua,yaitu kebutuhan hardware dan kebutuhan 86 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kebutuhan Sistem Fase implementasi sistem merupakan fase untuk mengeksekusi perangkat lunak yang telah dirancang pada bab sebelumnya. Kebutuhan sistem ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Masalah Tahapan pertama yang dilakukan dalam membangun sebuah aplikasi adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada pada CV. Bina Rukun. Proses mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sesuai dengan sistem informasi akuntansi yang dibangun.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sesuai dengan sistem informasi akuntansi yang dibangun. BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Dalam implementasinya secara konsep desain didapat alur sistem (system flow), diagram alur data (DFD), serta diagram relasi antar table (entity

Lebih terperinci

Flow System. Diperiksa oleh CSO. Surveyor menganalisa Permohonan. Memenuhi Syarat. Input ke Computer Dan dicetak Oleh ADM. Kelengkapan Kredit

Flow System. Diperiksa oleh CSO. Surveyor menganalisa Permohonan. Memenuhi Syarat. Input ke Computer Dan dicetak Oleh ADM. Kelengkapan Kredit Flow System 1 Nasabah Baru Calon Nasabah mengisi Formulir Diperiksa oleh CSO Surveyor menganalisa Permohonan Calon Nasabah melengkapi persyaratan Ya Memenuhi Syarat Tidak Dilanjutkan? Tidak Ya Input ke

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 85 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Instalasi Software Dalam penulisan tugas akhir ini, pembuatan program dibuat menggunakan aplikasi pendukung seperti : Web Server, aplikasi pengolahan monitoring

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 45 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Laporan skripsi ini mencoba untuk membuat sebuah perancangan aplikasi permainan Color Memory menggunakan metode Brute Force. Dalam proses pembuatan aplikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 System Flow Katalog Koleksi dan Presensi Pengunjung Perpustakaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 System Flow Katalog Koleksi dan Presensi Pengunjung Perpustakaan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV ini akan menjelaskan hasil pembuatan rancang bangun aplikasi katalog dan presensi pada perpustakaan Gereja Kristen Indonesia Sulung Bajem Demak. Hasil dari pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. perancangan dan desain yang telah dibuat. Kebutuhan sistem terdiri atas dua

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. perancangan dan desain yang telah dibuat. Kebutuhan sistem terdiri atas dua BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Kebutuhan Sistem Implementasi sistem merupakan tahap untuk menjalankan perangkat lunak yang telah dianalisis dan dirancang pada bab sebelumnya. Dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. berkaitan dan berinteraksi yang bertanggung jawab dalam memproses input

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. berkaitan dan berinteraksi yang bertanggung jawab dalam memproses input BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem merupakan kumpulan dari beberapa elemen yang saling berkaitan dan berinteraksi yang bertanggung jawab dalam memproses input sehingga menghasilkan sebuah output

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Implementasi aplikasi diharapkan dapat memberikan kemudahan kepada pengguna untuk menunjang proses bisnis yang berjalan pada CV. Bangun Guna Sejahtera dalam

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI..Net 2005 dan menggunalan SQL Server 2005 sebagai database.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI..Net 2005 dan menggunalan SQL Server 2005 sebagai database. BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Impementasi Sistem Tahap implementasi program merupakan suatu tahap penerapan dari analisa dan perancangan sistem yang telah dibuat sebelumnya. Aplikasi uang dibangun,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK Berdasarkan hasil analisis sistem yang sedang berjalan pada BKKKS Provinsi Jawa Timur, pencatatan data organisasi yang masih dilakukan secara manual. Mengacu pada permasalahan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dari Sistem Informasi Geografi(SIG) ini adalah sebagai berikut:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dari Sistem Informasi Geografi(SIG) ini adalah sebagai berikut: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Hardware Spesifikasi minimum hardware yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi dari Sistem Informasi Geografi(SIG) ini adalah

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI. A. Lingkungan Implementasi. Dalam hal kegiatan implementasi sistem ini adapun yang

BAB V IMPLEMENTASI. A. Lingkungan Implementasi. Dalam hal kegiatan implementasi sistem ini adapun yang BAB V IMPLEMENTASI A. Lingkungan Implementasi Dalam hal kegiatan implementasi sistem ini adapun yang meliputi kebutuhan didalamnya adalah perangkat lunak, perangkat keras, listing program yang sesuai,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Penggunaan komputer dalam mengolah data dari tiap transaksi yang terjadi mampu

Lebih terperinci