BAB II DESKRIPSI PROYEK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DESKRIPSI PROYEK"

Transkripsi

1 BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Terminologi Judul Judul dari proyek yang akan dirancang adalah Pusat Bimbingan Belajar Ganesha Operation Medan, dimana proyek ini akan berfungsi sebagai sebuah lembaga pendidikan informal yang bertujuan untuk memberikan bimbingan materi pelajaran sekolah kepada murid yang kurang mampu mengikuti materi pembelajaran yang telah diajarkan ataupun diberikan oleh pihak lembaga formal seperti sekolah. Di dalam judul Pusat Bimbingan Belajar Ganesha Operation Medan, terdapat beberapa pengertian utama yaitu : Pusat adalah bagian terpenting dari sebuah kegiatan atau organisasi; Suatu tempat dimana sesuatu yang menarik aktifitas atau fungsi akan terkumpul atau terkonsentrasi. Bimbingan adalah sebuah proses dimana sekelompok orang akan memberikan bantuan atau pengarahan dengan tujuan menghindari atau mengatasi kesulitan - kesulitan yang terdapat di dalam kehidupan, sehingga individu tersebut dapat mencapai kesejahteraannya. Belajar adalah sebuah perubahan di dalam pemahaman siswa yang sifatnya relatif tetap dimana hal tersebut terjadi sebagai akibat dari adanya pengalaman atau latihan. Ganesha Operation adalah nama dari sebuah lembaga bimbingan belajar terkemuka di Indonesia yang didirikan pada tahun 1984 di Bandung, dimana tujuannya adalah membantu murid-murid untuk lulus menuju ke PTN yang diinginkan. Medan adalah nama dari sebuah ibukota di provinsi Sumatera Utara, dimana kata ini pada judul proyek ditujukan untuk menunjukan lokasi proyek. Jadi, dari beberapa pengertian utama yang telah dijelaskan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian umum dari Pusat Bimbingan Belajar Ganesha Operation Medan adalah sebuat tempat / wadah pendidikan yang dapat memberikan bimbingan pembelajaran kepada masyarakat kota Medan khususnya anak-anak yang masih berada di dalam usia sekolah dimana dalam hal tempat ini secara khusus akan difungsikan sebagai kawasan / tempat 9

2 berkumpulnya beberapa cabang - cabang dari Ganesha Operation yang telah ada di kota Medan sehingga menjadi satu kesatuan bimbingan belajar Ganesha Operation. 2.2 Tinjauan Umum Pada bagian tinjauan umum akan dibahas tentang lembaga bimbingan belajar secara umum dan bimbingan belajar Ganesha Operation secara keseluruhan Sejarah Umum Perkembangan Bimbingan Belajar Pendidikan merupakan institusi yang paling penting bagi kelangsungan hidup manusia. Menurut Undang Undang sistem pendidikan nasional Nomor 20 tahun 2003, jalur pendidikan dapat dibagi atas 3 jalur yaitu jalur pendidikan formal, pendidikan non formal dan pendidikan informal. Dan bila ditinjau dari jalur yang telah disebutkan dalam UU No.20 tahun 2003 maka dapat disimpulkan bahwa lembaga bimbingan belajar termasuk jalur pendidikan non formal karena pengertian dari pendidikan non formal menurut undang-undang No. 20 Tahun 2003 adalah semua pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah baik yang dilembagakan maupun yang tidak dilembagakan. Bagi masyarakat Indonesia, kehadiran pendidikan non formal tentu saja di latar belakangi oleh adanya angapan bahwa pendidikan formal dirasa sudah tidak efektif lagi dalam pembelajaran bagi sang siswa dan pendidikan formal yang semakin terperinci hanya akan menjadikan seseorang untuk dapat menguasai beberapa bidang tertentu. Perkembangan pendidikan non formal terus berkembang seiring dengan perkembangan waktu, yang hingga saat ini perkembangannya dapat kita lihat melalui munculnya banyak lembaga pendidikan non formal baik berupa kursus maupun bimbingan belajar yang berada di kota Medan ini sendiri maupun di seluruh Indonesia. Dalam sejarah perkembangan pendidikan non formal hingga saat ini, perkembangan pendidikan non formal di Indonesia terdiri atas beberapa periode, yakni periode masa sebelum pejajahan, masa penjajahan, masa awal kemerdekaan (masa agresi), orde pembangunan dan masa reformasi. Adanya keperiodisasian waktu tentunya memaksa pendidikan non formal untuk terus berkembang mengikuti perkembangan yang telah ada 10

3 sehingga yang pada akhirnya memunculkan beberapa lembaga bimbingan belajar di Indonesia. Kemunculan lembaga bimbingan belajar sesudah masa reformasi mendapat dukungan yang cukup besar dari masyarakat Indonesia yang ditandai dengan munculnya semangat dari para siswa yang berlomba-lomba untuk masuk dan duduk di PTN favorit mereka Sejarah Umum Bimbingan Belajar Ganesha Operation Di tengah tengah persaingan industri yang tajam dalam industri bimbingan belajar, tepatnya pada tanggal 1 Mei 1984, bimbingan belajar Ganesha Operation didirikan oleh Dr. Ir. Bob Foster. Latar Belakang berdirinya bimbingan belajar Ganesha Operation ini adalah disebabkan oleh adanya jembatan yang terputus dari jalinan hubungan informasi Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan dunia Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Melihat adanya kasus seperti ini maka Dr. Ir. Bob Foster mengambil peluang kesempatan ini untuk mendirikan sebuah lembaga bimbingan belajar yang bertujuan untuk mengisi jembatan dunia antara dunia belajar SMA dengan dunia PTN. Hal tersebut dilakukan dengan menggunakan cara memberikan informasi mengenai jurusan PTN (prospek dan tingkat persaingannya), pemberian materi pelajaran yang sesuai dengan ruang lingkup bahan ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru dan pemberian metode-metode inovatif den kreatif dalam menyelesaikan soal-soal tes masuk PTN sehingga kelulusan siswa SMA di PTN menjadi semakin tinggi. Dengan adanya latar belakang seperti itu, yang kemudian itu juga didorong oleh dukungan dari para murid yang ingin menduduki PTN favorit maka pada tahun 1984 Bimbingan Belajar Ganesha Operation mulai beroperasi di daerah Bandung. Pada awal pembukaan bimbingan belajar Ganesha Operation, Bob Foster mengemukakan bahwa visi dari lembaga bimbingan belajar Ganesha Operation adalah menjadi lembaga bimbingan belajar yang terbesar dan terbaik se Indonesia. Selain visi yang dikemukakan, Bob Foster juga membuat misi untuk lembaga bimbingan belajar ini, dimana misi dari lembaga bimbingan belajar Ganesha Operation adalah : 11

4 Mencerdaskan kehidupan bangsa Meningkatkan mutu pendidikan nasional Meningkatkan budaya belajar masyarakat Menghasilkan siswa berprestasi tingkat nasional dan internasional Melakukan inovasi pembelajaran Perkembangan Bimbingan Belajar Ganesha Operation Setelah keberhasilan yang diraih oleh bimbingan belajar Ganesha Operation pada tahun 1984 hingga 1992 di Bandung, lembaga inipun kemudian melanjutkan keberhasilannya dengan membuka cabang pertama di kota Denpasar pada tahun Keberhasilan dari bimbingan belajar Ganesha Operation mulai memuncak pada tahun 1995, karena sejak tahun inilah pertumbuhan jumlah murid di bimbingan belajar ini menjadi tidak terbendung lagi. Hal tersebut disebabkan oleh adanya image yang kuat yang diberikan oleh bimbingan belajar ini di mata masyarakat sehingga membuat dimanapun cabang dari bimbingan belajar ini dibuka akan langsung diserbu dan disambut dengan baik oleh masyarakat kota tersebut terutama dari kalangan para siswa SMA. Keadaan seperti ini membuat Bob Foster berpikir untuk lebih mengembangkan penyebaran cabang dari bimbingan belajar ini hingga ke seluruh Nusantara, yang pada akhirnya, tahun 1998, bimbingan belajar Ganesha Operation dibawa oleh Bob Foster untuk menginjakkan kakinya di kota Medan. Di kota Medan, bimbingan belajar Ganesha Operation pertama kali dilokasikan di Jln. Hayam Wuruk dan Jln. Abdulah Lubis. Pemilihan lokasi ini dipertimbangkan berdasarkan kedekatan lokasi bimbingan belajar dengan universitas yang paling terkenal di kota Medan yaitu USU (Universitas Sumatera Utara). Dengan adanya pertimbangan kedekatan lokasi bimbingan belajar dengan USU dan sejarah pertama kali bimbingan belajar Ganesha Operation ini didirikan di kota Medan maka hingga saat ini Ganesha Operation yang berlokasi di Hayam Wuruk pun diputuskan untuk dijadikan sebagai pusat dari cabang bimbingan belajar Ganesha Operation untuk kawasan kota Medan. Bagi kota Medan sendiri, adanya bimbingan belajar seperti ini tentunya merupakan awal 12

5 yang sangat tepat untuk merantaikan kembali jalur yang telah terputus antara Perguruan Tinggi dan Sekolah Menengah Atas. Kemunculan bimbingan belajar Ganesha Operation mendapat sambutan yang sangat baik dari masyarakat kota Medan, yang dapat kita tinjau melalui fakta yang ada bahwa pada setiap tahunnya satu per satu cabang dari bimbingan belajar Ganesha Operation pun mulai dibuka dan dioperasikan. Pengoperasian dari bimbingan belajar ini terjadi bukanlah semata-mata untuk mencari ketenaran namun terjadi sebagai akibat dari pertambahan jumlah murid di bimbingan belajar ini. Dengan adanya pertambahan jumlah murid yang cukup besar disertai dengan lokasi tempat tinggal murid yang berbeda-beda menyebabkan cabangcabang dari bimbingan belajar Ganeha Operation pun ikut beroperasi dengan menyebar ke seluruh kota Medan. Persebaran dari cabang bimbingan belajar Ganesha Operation Medan pertama kali dimulai dari pusat bimbingan belajar Ganesha Operation di Jln. Hayam Wuruk yang kemudian disusul oleh cabang di Jln. Abdulah Lubis yang kemudian dilanjutkan dengan kemunculan cabang di Jln. Pancing yang berlanjut ke cabang di Jln. S.M. Raja, cabang di Jln. Iskandar Muda, cabang di Jln. K.L. Yos Sudarso dan hingga akhirnya pada cabang di Jln. A.H. Nasution. Abdullah Lubis A.H. Nasution K.L.Yos Sudarso Pusat GO Cab.Medan Iskandar Muda Pancing S.M. Raja Gambar 2.1. Perkembangan cabang bimbingan belajar GO di Medan Hingga saat ini, tahun 2012, di kota Medan telah berdiri 17 unit cabang bimbingan belajar Ganesha Operation dengan jumlah murid 13

6 JUMLAH MURID berjumlah sekitar 8500 orang (pada saat dilakukan survey), dimana jumlah murid yang paling banyak berada pada pusat dari lembaga bimbingan belajar cabang Ganesha Operation Medan, yaitu di Ganesha Operation Hayam Wuruk. Pertambahan murid di bimbingan belajar ini setiap tahunnya diperkirakan akan mencapai sekitar 11,44%, dimana perkembangan setiap tahunnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : X diperkirakan akan mencapai TAHUN AJARAN perkembangan jumlah murid 3 tahun terakhir Gambar 2.2. Perkembangan jumlah murid di Ganesha Operation Medan Keterangan : Tahun 2006/2007 : 6500 orang siswa Tahun 2007/2008 : 7150 orang siswa Tahun 2008/2009 : 8000 orang siswa Tahun 2009/2010 : 8500 orang siswa Tahun 2010/2011 : orang siswa Tahun 2011/2012 : 8500 orang siswa sampai saat dilakukan survey dan diperkirakan akan mencapai orang siswa pada saat berakhirnya ujian SNMPTN Kondisi Pusat Bimbingan Belajar Ganesha Operation cabang Medan (Jln. Hayam Wuruk) Bimbingan Belajar Ganesha Operation merupakan salah satu dari 3 lembaga bimbingan belajar yang terbesar, yang telah berkembang dan menyebar hingga ke seluruh Indonesia, dan bila kita tinjau keberadaannya di kota Medan sendiri, lembaga bimbingan belajar 14

7 Ganesha Operation sudah mendirikan 17 unit cabang yang dimana lokasi dari cabang bimbingan belajar ini telah tersebar hampir di beberapa kecamatan besar di kota Medan. Dengan keberadaan cabang yang begitu banyak tentu saja akan dimonitori oleh 1 unit pusat, yang dimana pusat dari cabang ini memiliki tugas untuk mengurusi segala masalah yang terdapat pada cabang-cabang lain yang terdapat pada kawasan tersebut. Dimana dalam hal ini, pusat dari bimbingan belajar Ganesha Operation cabang Medan ditetapkan berada di Jln. Hayam Wuruk No. 7A-C, yang mana pemilihan / pemutusan GO Hayam Wuruk sebagai pusat cabang kota Medan dikaitkan dengan sejarah pertama kali bimbingan belajar ini menginjakan kakinya di kota Medan. Ke - 17 unit cabang bimbingan belajar Ganesha Operation yang dioperasikan pada setiap tahunnya ditempatkan dan dilokasikan berdasarkan atas beberapa Kriteria. Kriteria yang dimaksud tersebut berupa kriteria : Pencapaian, dimana lembaga bimbingan belajar harus mudah diakses oleh murid baik dengan mengunakan alat transportasi pribadi maupun angkutan umum Kedekatan dengan sekolah, dimana letak lembaga imbingan belajar haruslah berada dalam daerah yang dekat dengan sekolah - sekolah yang menjadi tempat pembelajaran formal bagi para siswa Berdasarkan kriteria peletakan tersebut maka muncullah beberapa cabang dari bimbingan belajar Ganesha Operation di lokasi yang disebutkan di bawah ini : 1. Jln. Hayam Wuruk No 7 A-C, yang merupakan pusat dari bimbingan belajar Ganesha Operation cabang Medan 2. Jln. Abdullah Lubis No Jln. Sisingamangaraja No 365 A-C 4. Jln. H.M Yamin No 253 C 5. Jln. H.M Yamin No Jln. K.L. Yos Sudarso No 69A 7. Jln. K.L. Yos Sudarso No 48C 8. Jln. Iskandar Muda No 151 A 9. Jln. Pancing No

8 10. Jln. A.H. Nasution, Komp. Griya Milala Blok A No Jln. A.H. Nasution No 25 C 12. Jln. Marelan Raya Pasar IV No Jln. Kapten Muslim Komplek Griya Riatur Indah Blok A No 87A 14. Jln. Kapten Muslim Komplek Griya Riatur Indah Blok A No 72A 15. Jln. Srwiwijaya No 14 / Jln. Setiabudi No 121A 17. Jln. Syailendra No 21-PQ Dengan keberadaan cabang yang cukup banyak di kota Medan, bimbingan belajar Ganesha Operation yang pada awal operasinya hanya dikhususkan untuk menawarkan bimbingan belajar bagi murid dari kalangan SMA pun segera mengalami pergantian cara marketing, dimana pergantian yang dimaksud adalah dengan cara mengganti pasar peminatnya menjadi semua jenis kalangan murid baik murid dari kalangan SD, SMP maupun SMA. Meskipun telah terjadi pergantian sistem tersebut, namun lembaga bimbingan belajar ini tetap lebih menjadi pilihan utama bagi para siswa kalangan SMA, dimana hal ini dapat kita tinjau melalui data jumlah murid di bimbingan belajar ini,sampai saat survey dilakukan, keseluruhan muridnya mencapai 8500 orang, yang terdiri atas 700 orang murid SD, 1800 orang murid SMP, 5500 orang murid SMA dan 500 orang alumni. Dari hasil survey yang dilakukan terhadap jumlah murid, maka dilakukan juga penelitian terhadap asal - usul sekolah dan letak tempat tinggal murid yang melakukan pembelajaran di pusat bimbingan belajar Ganesha Operation cabang Medan. Ternyata dari hasil survey yang dilakukan, murid yang melakukan pembelajaran disana umumnya berasal dari berbagai sekolah, dimana asal sekolah dari murid paling banyak di lembaga bimbingan belajar ini berasal dari : SD : SD Sei Petani Percobaan / Percontohan SMP : SMP Negeri 1 (Sunggal), SMP Santo thomas 1, SMP AL Azhar, SMP Harapan 1, SMP Methosidt 1 SMA : SMA Sutomo 1 Medan, SMA Negeri 1 Medan, SMA Negeri 3 Medan, SMA Negeri 4, SMA Santo Thomas 1, SMA Methosidt 2, SMA Harapan 1, SMA Dharmawangsa, SMA Al Azhar 16

9 Bimbingan Belajar Ganesha Operation menjadi pilihan utama bagi murid kalangan SMA karena seperti yang telah dijelaskan pada latar belakang bahwa pada mulanya bimbingan belajar ini hanya dibuat khusus untuk membimbing siswa SMA untuk menuju ke bangku perguruan tinggi dan merantaikan kembali hubungan jembatan yang terputus antara dunia SMA dengan dunia PTN. Sistem pembelajaran yang dilakukan di bimbingan belajar Ganesha Operation Medan terdiri atas 2 sistem pembelajaran dimana pada waktu yang telah ditentukan para murid harus mengikuti sistem pembelajaran di dalam ruang kelas dan pada waktu di luar jam pembelajaran maka para siswa akan belajar di luar ruang kelas yaitu pada ruangan yang disebut dengan ruang diskusi. Di dalam ruangan kelas murid - murid akan diberikan penjelasan dan pemahaman tentang materi pembelajaran; sedangkan pada saat murid berada di ruangan diskusi murid - murid akan dihadapkan pada sejumlah soal, yang dimana hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa dalam pemahaman mereka tentang materi yang telah diajarkan di dalam ruangan kelas. Dengan adanya sistem pembelajaran seperti itu, maka pada bimbingan belajar Ganesha Operation terdapat 2 buah ruangan utama yang berfungsi sebagai penunjang utama kegiatan di bimbingan belajar ini, ruangan yang dimaksud yaitu ruangan kelas dan ruangan diskusi. Pada pusat bimbingan belajar Ganesha Operation cabang Medan ini sendiri telah terdapat sekurang-kurangnya 20 unit ruangan kelas dengan kapasitas setiap kelas terdiri dari 16 orang, sedangkan untuk ruangan diskusi yang terletak berderet di sepanjang koridor menuju ruangan kelas sekurang-kurangnya terdapat 10 buah meja dengan kapasitas setiap meja terdiri atas 8 orang. Selain ruangan yang berfungsi sebagai penunjang kegiatan utama di bimbingan belajar ini, juga terdapat beberapa ruangan pendukung pada pusat bimbingan belajar Ganesha Operation cabang Medan. Ruangan yang dimaksud tersebut dapat berupa : Ruang pimpinan, yang terdiri dari ruang kep.cabang dan kep.unit Ruang akademik, yang merupakan tempat pengaturan absensi 17

10 Ruang administrasi dan pendaftaran R. Percetakan soal dan materi pembelajaran R. Loker (tutor) Ruang teknologi / computer (pengolahan materi dan soal) Ruang kelas Ruang diskusi KM / WC Gudang Pos Security Area parkir Gambar 2.3. Suasana ruang diskusi yang terletak pada koridor ruang kelas Gambar 2.4. Suasana ruang kelas Gambar 2.5. Suasana ruang teknologi Gambar 2.6. Suasana ruang akademik Gambar 2.7. Suasana ruang pendaftaran dan administrasi 18

11 Gambar 2.8. Suasana lapangan Ganesha Operation Gambar 2.9. Suasana ruang diskusi Peran Bimbingan Belajar Ganesha Operation bagi Masyarakat Kota Medan Peran dari bimbingan Belajar Ganesha Operation bagi Masyarakat kota medan, tentu saja dapat dilihat dari kontribusi yang telah diberikan oleh bimbingan belajar ini kepada masyarakat. Dimana dapat disebutkan bahwa bimbingan belajar Ganesha Operation telah memainkan peran yang begitu penting dan berarti dalam pendidikan masyarakat kota medan karena melalui bimbingan belajar inilah beribu-ribu siswa SMA di kota Medan telah berhasil lulus dan duduk di PTN favorit mereka sesuai dengan pengerahan yang matang. Peran yang diberikan oleh bimbingan belajar Ganesha Operation kepada masyarakat kota Medan, khususnya para siswa kalangan SMA meliputi : Membantu para siswa mengatasi kesulitan belajar melalui bimbingan dan arahan dari para staf pengajar (tutor) yang telah berkualitas dan berwawasan luas Memberikan informasi pendidikan PTN yang dibutuhkan oleh para siswa dengan baik dan jelas Memberikan strategi bersaing bagi para siswa sehingga menjadi mampu bersaing dalam ujian masuk di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dengan adanya kemampuan bersaing tentu saja akan membuat para siswa untuk sukses memasuki atau menduduki SMP, SMA dan PTN favorit dan terkemuka sesuai dengan yang mereka inginkan 19

12 Meningkatkan prestasi para siswa sehingga diperoleh hasil ujian yang sangat memuaskan Membantu para siswa untuk belajar secara lebih efektif dan efisien Struktur Organisasi Bimbingan belajar Ganesha Operation Struktur Organisasi dari bimbingan belajar Ganesha Operation cabang Medan adalah sebagai berikut : 1 orang kepala cabang, yang bertugas untuk mengatur seluruh cabang-cabang yang ada di kota Medan dan umumnya posisi ini hanya terdapat pada pusat cabang Medan. Bagi kawasan kota Medan, kepala cabang berkedudukan di GO Jln. Hayam Wuruk. 1 orang kepala bagian, yang terdapat di masing - masing unit cabang dari bimbingan belajar Ganesha Operation. Dimana kepala bagian memiliki tugas untuk mengatur segala masalah yang terdapat pada unit cabang Ganesha Operation yang sedang dipimpinnya 6 orang pengajar mata pelajaran belajar untuk setiap unit kelas / kelompok diskusi, yang bertugas untuk membimbing, mengajarkan ataupun memberikan arahan kepada para siswa dalam mengerjakan materi pemahaman 2 orang Customer Service untuk setiap unit cabang bimbingan belajar Ganesha Operation, yang bertugas untuk mengatur kegiatan administrasi pada cabang bimbingan belajar tersebut 1 orang Operasional ( OB ) untuk setiap 4 unit ruang kelas, yang bertugas untuk membersihkan ruangan kelas dan ruang-ruang lainnya yang terdapat pada bimbingan belajar tersebut. Pengajar (Tutor) Kepala Cabang Kepala Bagian (Kepala Unit) Customer Service Operasional (OB) Gambar Struktur Organisasi Pusat bimbingan belajar GO Medan 20

13 2.3 Lokasi Usulan Proyek Dalam mengusulkan lokasi proyek diperlukan beberapa data yang dapat menunjangnya, data yang dimaksud tersebut dapat berupa data umum lokasi proyek dan kriteria yang harus dipenuhi dalam pemilihan lokasi. II.3.1 Data Umum Lokasi Proyek Lokasi proyek secara garis besar berada pada kawasan kota Medan, Sumatera utara, Indonesia. Yang dimana bila kita deskripsikan secara lebih jelas maka akan terlihat data letak geografis dari kota Medan seperti berikut : Nama kota : Medan Luas : Hektar ( 265,10 km² ) atau dapat dikatakan + 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara Letak : LU dan BT Ketinggian : 2,5 37,5 meter di atas permukaan laut Batas site : berbatasan dengan Kab. Deli Serdang Iklim : tropis,dengan suhu minimum 23 C-24 C dan suhu maksimum 30,6 C 33,1 C Kelembaban udara rata-rata : % Kecepatan angin rata-rata : 0,42 m/sec Laju penguapan tiap bulannya : 100,6 mm Gambar Peta Pulau Sumatera 21

14 II.3.2 Persyaratan dan Kriteria Pemilihan Lokasi Sesuai dengan sifat dan kebutuhan dari Pusat Bimbingan Belajar Ganesha Operation Medan ini, maka dalam dasar pemilihan lokasi untuk proyek ini didasarkan pada beberapa kriteria, dimana kriteria yang dimaksud dapat ditunjukkan pada tabel di bawah ini : Tabel 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi No. Kriteria Pemilihan Lokasi Keterangan 1. Tata Guna Lahan Lokasi proyek harus sesuai dengan penggunaan tata guna lahan yang telah ditetapkan di dalam peraturan RTRW kota Medan. 2. Akses Lokasi proyek harus mudah dan dapat dicapai dari berbagai arah dengan segala alternatif misalnya : dengan kendaraan pribadi, kendaraan umum ataupun berjalan kaki. 3. Segi Lingkungan Mengingat fungsi dari proyek ini merupakan sarana pendidikan, maka lingkungan yang dipilih haruslah lingkungan yang tenang dan berdekatan dengan kawasan sekolah formal, baik sekolah tingkatan SD, SMP maupun SMA. 4. Sarana dan Prasarana Pendukung Pada lokasi proyek haruslah dilengkapi dengan fasilitas infrastruktur seperti listrik, air bersih, saluran kota, sarana telekomunikasi, serta jaringan jalan yang baik. Rencana Umum Tata Ruang dan Kota (RUTRK) Kota Medan sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat distribusi, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi jasa kepariwisataan, dan pusat perdagangan regional dan internasional, maka dalam pelaksanaan studi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kotamadya Medan menetapkan adanya 2 pusat pelayanan kota yang didukung oleh 8 subpusat pelayanan kota, dimana 22

15 tujuan pembuatan pusat dan subpusat pelayanan adalah mengoptimalkan pembangunan di setiap wilayah atau sector yang dilingkupinya. Adapun penjelasan mendetail tentang pembagian dan perincian dari pusat pelayanan dan subpusat pelayanan kota Medan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Pusat pelayanan kota Tabel 2.2. Pembagian pusat pelayanan kota Medan Pusat Pelayanan Wilayah Pelayanan Peruntukan Lahan Kota Pusat Kota Medan Bagian Utara - Kota Medan, Kec. Medan Polonia, Kec. Medan Baru, Kec. Medan Petisah, Kec. Medan Timur, Kec. Medan Barat, Kec. Medan Kota - Provinsi Sumatera Utara - Internasional - Kota Medan bagian Utara - Provinsi Sumatera Utara - Regional - Pusat kegiatan perdagangan / bisnis - Pusat kegiatan jasa dan kegiatan provinsi dan kota - Pusat pelayanan ekonomi - Pusat kegiatan jasa dan perdagangan regional - Pusat pelayanan transportasi - Pusat kegiatan sosial-budaya - Pusat kegiatan industri - Pusat pertahanan keamanan Subpusat pelayanan kota Tabel 2.3. Pembagian subpusat pelayanan kota Medan Subpusat Pelayanan Kota Wilayah Pelayanan Peruntukan Lahan Medan Belawan Medan Belawan, tepatnya di stasiun kereta api Pelabuhan Belawan lama - Pusat pelayanan transportasi laut - Pusat kegiatan bongkar muat dan ekspor-impor - Pusat pelayanan pertahanan - Pusat kegiatan industri - Pusat kegiatan perikanan 23

16 Subpusat Pelayanan Kota Medan Labuhan Medan Marelan Medan Perjuangan Medan Area Medan Helvetia Medan Selayang Wilayah Pelayanan Medan Labuhan, tepatnya persimpangan Jln. Marelan dan Jln. Yos Sudarso, diantara Kel. Pekan Labuhan dengan Kel. Martubung Medan Marelan, tepatnya persimpangan Jln. Marelan Raya dan Jln. Ahmad Budin di Kel.Terjun - Medan Perjuangan - Medan Tembung - Medan Area - Medan Kota, kecuali Kel. Pusat Pasar, Kel. Pasar Baru dan Kel. Mesjid - Medan Amplas, tepatnya persimpangan terminal Amplas - Medan Helvetia, antara rel kereta api dan Jln. Gaperta - Medan Petisah, kecuali Kel. Petisah Tengah dan Sekip - Medan Selayang, tepatnya di sekitar simpang Pemda - Medan Tuntungan - Medan Johor - Medan Baru, kecuali Kel. Darat dan Kel. Petisah Hulu Peruntukan Lahan - Pusat kegiatan jasa dan perdagangan - Pusat pelayanan transportasi - Pusat pelayanan kesehatan - Pusat kegiatan perdagangan kebutuhan pokok - Pusat kegiatan rekreasi dan wisata - Pusat kegiatan perdagangan / bisnis - Pusat pelayanan olahraga - Pusat pelayanan ekonomi - Pusat pelayanan transportasi - Pusat pelayanan ekonomi - Pusat pelayanan transportasi wilayah bagian barat - Pusat kegiatan sosial-budaya - Pusat pelayanan pertahanan keamanan - Pusat kegiatan perdagangan / bisnis - Pusat pendidikan 24

17 Subpusat Pelayanan Wilayah Pelayanan Peruntukan Lahan Kota Medan Timur - Medan Timur, tepatnya di sekitar jembatan laying - Pusat kegiatan perdagangan / bisnis Pulo Bryan; kecuali - Pusat pelayanan transportasi Kel.Gg Buntu dan (TOD) Persiapan Perintis - Medan Deli - Medan Timur, kecuali Kel. - Pusat kegiatan sosial-budaya - Pusat pelayanan pertahanan keamanan Silalas dan Kesawan Dari tabel penjelasan tentang pusat pelayanan dan subpusat pelayanan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan kawasan perencanaan dapat digambarkan seperti peta di bawah ini : Gambar Struktur ruang kota Medan 25

18 Berdasarkan tinjauan pusat dan subpusat pelayanan Kota Medan, maka wilayah yang cocok untuk dikembangkan sebagai lokasi proyek pembangunan ini adalah subpusat pelayanan kota Medan Selayang, dimana pada subpusat pelayanan wilayah ini ditujukan sebagai wilayah pusat pendidikan sehingga sesuai untuk dibangun sarana pendidikan. II.3.3 Pemilihan Lokasi Site Dari hasil analisa pusat dan subpusat pelayanan di atas, maka dapat diambil 3 alternatif lokasi yang sesuai dengan kecamatan yang terdapat dalam cakupan wilayah subpusat pelayanan Medan Selayang. Ketiga alternatif lokasi yang dimaksud adalah : 1. Alternatif Lokasi A Kecamatan : Medan Baru Kelurahan : Babura Luas Tapak : ± 1,45 Ha Batas batas site : o Utara : Jln. Sei Bekala o Timur : Jln. D.I Panjaitan o Barat : Jln. Sei Batang Serangan o Selatan : Jln. Sei Tuntung SITE Gambar Alternatif Lokasi A Lokasi A : Jln. Sei Bekala 26

19 2. Alternatif Lokasi B Kecamatan : Medan Baru Kelurahan : Merdeka Luas Tapak : ± 1,05 Ha Batas batas site : o Utara : Jln. Sei Petani, AIA dan ADIRA o Timur : Jln. Iskandar Muda o Barat : Jln. Sei Bagerpang o Selatan : Jln. SITE Gambar Alternatif Lokasi B Lokasi B : Jln. Iskandar Muda 3. Lokasi C Kecamatan : Medan Baru Kelurahan : Merdeka Luas Tapak : ± 1 Ha Batas batas site : o Utara : Jln. o Timur : Jln. Iskandar Muda o Barat : Jln. Sei Bagerpang o Selatan : Politeknik 27

20 SITE Gambar Alternatif Lokasi C Lokasi C : Jln. Iskandar Muda Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan tentang karakteristik lokasi dari ketiga alternatif lokasi yang telah disebutkan di atas : Karakteristik Lokasi Luas lahan Pencapaian ke Lokasi Pengenalan Entrance Tabel 2.4. Analisa alternatif Lokasi Lokasi Lokasi A Jln. Sei Bekala (3) ± 1,45 ha (2) Sedang, karena dapat diakses dengan kendaraan pribadi atau berjalan kaki setelah menggunakan angkutan umum (1) Kurang baik karena tidak berada di pinggir jalan Lokasi B Jln. Iskandar Muda (2) ± 1,05 ha (3) Mudah, karena dapat diakses dengan kendaraan pribadi ataupun angkutan umum (3) Sangat Baik karena dikelilingi jalur sirkulasi Lokasi C Jln. Iskandar Muda (1) ± 1 ha (3) Mudah, karena dapat diakses dengan kendaraan pribadi ataupun angkutan umum (2) Baik karena berada di daerah jalur dua arah 28

21 Karakteristik Lokasi Lokasi A Jln. Sei Bekala Lokasi Lokasi B Jln. Iskandar Muda Lokasi C Jln. Iskandar Muda Fungsi Pendukung sekitar lokasi (3) Sekolah, taman, sarana ibadah dan perumahan (2) Ruko komersial dan perumahan (2) Ruko komersial dan perumahan RUTRK (sarana pendidikan) (3) Sesuai (3) Sesuai (3) Sesuai Fungsi eksisting Kedekatan dengan sekolah Kontur Tingkat kebisingan (2) Perumahan kumuh (3) Dekat (3) Relatif datar (3) Rendah (3) Lahan kosong dan perumahan kumuh (2) Sedang (3) Relatif datar (1) Tinggi (3) Lahan kosong dan perumahan kumuh (2) Sedang (3) Relatif datar (1) Tinggi TOTAL PERINGKAT Keterangan : : cukup 2 : baik 3 : baik sekali Kesimpulan : Berdasarkan analisa yang telah dilakukan terhadap 3 alternatif lokasi yang dipilih, terlihat bahwa tabel penilaian menunjukkan bahwa lokasi A merupakan lokasi yang paling sesuai untuk dijadikan sebagai site untuk proyek Pusat Bimbingan Belajar Ganesha Operation Medan. II.3.4 Deskripsi Proyek Sebagai Tapak Rancangan Adapun data mengenai tapak perancangan, antara lain : Kasus Proyek : Pusat Bimbingan Belajar Ganesha Operation Medan Status Proyek : Fiktif 29

22 Pemilik Proyek : Pihak Swasta,Bimbingan Belajar Ganesha Operation Lokasi Tapak : Jln. Sei Bekala, Kel. Babura, Kec. Medan Baru Luas Tapak : ± 1,45 Ha Batas Tapak Batas Utara : Jln. Sei Bekala Batas Timur : Jln. D.I. Panjaitan Batas Selatan : Jln. Sei Tuntung Batas Barat : Jln. Sei Batang Serangan Kontur : Relatif datar KDB : 65,5% Gambar Lokasi proyek 30

23 Ketinggian maksimal : 5 lantai GSB Jln. D.I. Panjaitan : 8 m Jln. Sei Batang Serangan : 6 m Keadaan eksisting : - Lahan merupakan lahan yang terdiri dari bangunan pemukiman kumuh - Lahan dikelilingi oleh jalur sirkulasi yang berupa jalan lingkungan dan jalan kota, namun lahan tidak berada pada pingiran jalan besar - Konsisi topografi lahan relatif datar Potensi Lahan : Terletak di inti kota Sistem pencapaian dan sirkulasi yang lumayan lancar dan baik walaupun tidak berada pada pingiran jalan Suasana lingkungan yang tenang dan nyaman yang didukung adanya fasilitas RTH Terletak berdekatan dengan cabang bimbingan belajar Ganesha Operation yang memiliki jumlah murid terbanyak Di dekat kawasan lokasi tapak terdapat 5 cabang bimbingan belajar Ganesha Operation Gambar Letak penyebaran GO di Kecamatan Medan Baru Di sebelah lokasi tapak terdapat 1 unit sekolah SD dan 1 unit sekolah TK Di dekat kawasan lokasi tapak terdapat 11 unit sekolah SMP, 11 unit sekolah SMA, 1 unit sekolah TK dan 17 unit sekolah SD ( daftar sekolah dapat dilihat pada lampiran) 31

24 Di kawasan kecamatan lokasi tapak terdapat sekitar 29 unit sekolah SD, 16 unit sekolah SMP, 6 unit sekolah SMA, dan 1 unit sekolah SMK Gambar Letak penyebaran sekolah di Kecamatan Medan Baru 2.4 Studi Kelayakan Berdasarkan hasil analisa pusat dan subpusat pelayanan, didapatlah kesimpulan bahwa pada subpusat pelayanan kota Medan Selayang, yang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan dalam Perda No.13 Tahun 2011 tentang RTRW kota Medan Tahun , wilayah pada sub pelayanan ini dapat difungsikan sebagai wilayah pengembangan pusat pendidikan. Di dalam subpusat pelayanan kota Medan Selayang tercakup beberapa kecamatan yaitu Kecamatan : Medan Selayang, tepatnya di sekitar simpang Pemda Medan Tuntungan Medan Johor Medan Baru kecuali Kel.Darat dan Kel.Petisah Hulu Dari hasil tersebut maka dapat diputuskan bahwa lokasi site akan dipilih dari ke-4 kecamatan yang telah disebutkan di dalam subpusat Medan Selayang. Ditambah dengan data dari survey statistik yang dilakukan terhadap jumlah cabang bimbingan belajar Ganesha Operation di kota Medan, didapatlah 32

25 kesimpulan bahwa pada terdapat sebuah kecamatan yang mempunyai jumlah cabang dan murid terbanyak yaitu Kec. Medan baru. Oleh karena pertimbangan itu diputuskanlah Kec. Medan Baru sebagai kecamatan lokasi site. Gambar Letak penyebaran GO di Kota Medan Dari gambar peta penyebaran bimbingan belajar Ganesha Operation kota Medan di atas dapat terlihat bahwa di kota Medan telah tersebar 17 unit cabang bimbingan belajar Ganesha Operation, yang dimana letaknya telah tersebar di 8 kecamatan besar. Dari ke-8 kecamatan besar tersebut terdapat sebuah kecamatan yang merupakan tempat kedudukan dari pusat bimbingan belajar Ganesha Operation cabang kota Medan, yaitu Kec. Medan Baru. Pada kawasan Kec. Medan Baru ini sendiri telah terdapat 4 buah cabang dengan 1 buah pusat cabang Medan. Untuk lebih jelasnya, letak dari penyebaran bimbingan belajar Ganesha Operation di kota Medan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : 33

26 Tabel 2.5. Persebaran jumlah murid dan cabang GO di Kota Medan Nama Kecamatan Alamat cabang Ganesha Operation Jumlah murid GO (cabang) Total jumlah murid GO (kecamatan) Jumlah cabang Medan - Jln. H.M. Yamin No 253 C 370 orang 995 orang 3 buah Tembung - Jln. H.M. Yamin No 48 C - Jln. Pancing No orang 300 orang Medan - Jln. K.L. Yos Sudarso No 315 orang 675 orang 2 buah Barat 69 A - Jln. K.L. Yos Sudarso No 360 orang 48 C Medan - Jln. Hayam Wuruk No orang 5 buah Baru A-C (pusat cabang orang Medan) - Jln. Abdullah Lubis No orang - Jln. Iskandar Muda No 315 orang 151 A - Jln. Sriwijaya No 14 / orang - Jln. Syailendra No 21 PQ 350 orang Medan - Jln. A.H. Nasution, Komp 305 orang 625 orang 2 buah Amplas Griya Milala Blok A No 10 - Jln. A.H. Nasution No 320 orang 25C Medan - Jln. Kapten Muslim 310 orang 685 orang 2 buah Helvetia Komp. Griya Riatur Indah Blok A No 87A - Jln. Kapten Muslim 375 orang Komp. Griya Riatur Indah Blok A No 72A Medan Sunggal Jln. Setia Budi No 121A 330 orang 330 orang 1 buah Medan Marelan Medan Kota Jln. Marelan Raya Pasar IV No.146 Jln. Sisingamangaraja No 365 AC 350 orang 350 orang 1 buah 815 orang 815 orang 1 buah 34

27 4% 8% 7% Persebaran jumlah murid di cabang GO Medan 4% 10% 12% 47% 8% M.Tembung M.Barat M.Baru M.Amplas M.Helvetia M. Sunggal M.Marelan M.Kota Dari tabel dan diagram diatas dapat ditunjukkan bahwa pada Kec. Medan Baru selain merupakan kecamatan dengan jumlah cabang terbanyak, namun juga merupakan kecamatan dengan jumlah murid terbanyak karena di Bimbingan Belajar Ganesha Operation kecamatan inilah akan ditampung semua jenis kalangan murid khususnya kalangan alumni (murid yang tidak lulus), dimana umumnya jumlah alumni mencapai sekitar orang. 12% Persebaran cabang GO di kota Medan 12% 6% 6% 6% M.Tembung M.Baru M.Helvetia M.Marelan 29% 17% M.Barat M.Amplas M.Sunggal M.Kota Gambar Diagram persebaran jumlah murid dan cabang GO di Kota Medan 12% 2.5 Tinjauan Fungsi II.5.1. Deskripsi Pengguna Pengguna dari bangunan Pusat Bimbingan Belajar Ganesha Operation Medan dapat digolongkan atas beberapa golongan yaitu : Murid bimbingan belajar Yang dimaksud dengan murid bimbingan belajar yaitu semua siswa dari kalangan SD, SMP dan SMA yang sedang mengikuti bimbingan belajar di lembaga bimbingan belajar Ganesha Operation. Namun hal tersebut tidak mengecualikan para alumni yang tidak berhasil lulus di perguruan favorit mereka, sehingga mereka kembali lagi untuk mengikuti bimbingan belajar. Orang Tua Murid Yang dimaksud dengan orang tua murid adalah semua orang yang mempunyai hubungan erat / darah dengan siswa yang sedang mengikuti bimbingan belajar di Ganesha Operation. Satf Pengajar (Tutor) 35

28 Yang dimaksud dengan staf pengajar (tutor) adalah orang yang mempunyai tugas dan wewenang untuk membimbing ataupun mengajarkan materi kepada murid murid yang sedang mengikuti bimbingan belajar. Customer Service Yang dimaksud dengan Customer Service adalah orang yang bertugas untuk mengurusi segala kegiatan administrasi yang terdapat pada cabang bimbingan belajar ia berada. Tugas yang dimaksud terdiri dari tugas pengaturan jadwal belajar, jadwal pengajaran, jadwal try-out dan lain sebagainya. Kepala Cabang / Kepala Unit Yang dimaksud dengan kepala cabang adalah orang yang ditunjuk dan mempunyai wewenang dalam mengurusi semua kegiatan yang terjadi di dalam bimbingan belajar Ganesha Operation. Operasional Yang dimaksud dengan pihak operasional adalah pihak yang ditunjuk untuk menjaga keamanan dan kebersihan pada cabang bimbingan belajar Ganesha Operation. II.5.2. Deskripsi Kegiatan 1) Kelompok kegiatan Utama 1.1 Kegiatan Belajar - Mengajar Di dalam kegiatan belajar - mengajar terdapat 3 kegiatan umum yaitu kegiatan pembelajaran, kegiatan diskusi dan kegiatan TRY- OUT. Kegiatan Pembelajaran Yang dimaksud dengan kegiatan pembelajaran adalah kegiatan dimana para murid akan diajarkan / diberikan pengetahuan tentang materi pembelajaran oleh staff pengajar (tutor); dimana kegiatan ini umumnya selalu dilakukan di dalam sebuah ruangan kelas, yang didalamnya sudah difasilitasi dengan sarana dan prasarana seperti meja, kursi dan papan tulis. Kegiatan diskusi 36

29 Kegiatan diskusi di dalam sebuah bimbingan belajar melibatkan peran antara para staff pengajar (tutor) dengan para murid. Dalam pengertiannya dimana persepsi fungsi dan pelaksanaanya akan tetap sama saja dengan kegiatan pembelajaran, hanya saja memiliki perbedaan dalam teknik pemahaman materi dan waktu pelaksanaan kegiatannya; sebagaimana pengertian dari kegiatan diskusi memiliki arti yang berbeda jika ditinjau oleh pihak yang berbeda. Bagi murid bimbingan belajar, kegiatan diskusi adalah kegiatan dimana para murid akan berkumpul dengan temanteman bimbingan belajar ataupun staff pengajar (tutor) yang berwenang untuk membahas soal dari materi yang telah diajarkan di dalam kegiatan pembelajaran. Umumnya kegiatan ini dilakukan setelah kegiatan pembelajaran berakhir atau di luar dari hari kegiatan pembelajaran (intensive). Bagi staff pengajar (tutor), kegiatan diskusi adalah kegiatan dimana para staff pengajar (tutor) akan berkumpul untuk membahas materi yang akan diajarkan dan didiskusikan, sistem pengajaran dan sistem pendiskusian yang akan dilakukan kepada para murid. Umumnya kegiatan ini dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. Kegiatan TRY-OUT Yang dimaksud dengan kegiatan TRY-OUT adalah kegiatan dimana lembaga bimbingan belajar akan mengadakan ujian setiap bulannya / minggunya untuk mengevaluasi hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan oleh para muridnya. 1.2 Kegiatan Bimbingan Di dalam kegiatan bimbingan terdapat beberapa kegiatan umum yaitu kegiatan konselling dan kegiatan seminar. Kegiatan Konselling Yang dimaksud dengan kegiatan konselling yaitu kegiatan dimana para staff pengajar (tutor) dari lembaga bimbingan belajar akan melakukan konsultasi dengan bertatap muka secara langsung dengan para : 37

30 Murid bimbingan belajar untuk memberikan motivasi dan membahas tentang potensi / bakat yang terdapat di dalam dirinya sehingga diharapkan dengan adanya kegiatan seperti ini potensi dan bakat dari sang siswa dapat lebih diarahkan dan dikembangkan orang tua murid untuk membahas : prestasi yang dimiliki oleh sang murid sehingga orang tua juga dapat ikut serta memantau dan berperan dalam peningkatan prestasi sang murid. potensi ataupun bakat yang dimiliki oleh sang murid sehingga orang tua juga dapat ikut serta berperan dalam mengembangkan bakat dan potensi yang ada di dalam diri sang murid Kegiatan seminar Yang dimaksud dengan kegiatan seminar adalah kegiatan dimana lembaga bimbingan belajar akan mendatangkan beberapa ahli motivasi ataupun alumni yang telah sukses untuk datang memberikan testimoni ataupun motivasi kepada para murid. Kegiatan seminar dilakukan dengan tujuan agar muridmurid menjadi semakin percaya diri dan termotivasi untuk maju. 2) Kelompok Kegiatan Penunjang Di dalam kelompok kegiatan penunjang terdapat 2 kelompok kegiatan utama yaitu kegiatan rekreasi dan kegiatan komersial. 2.1 Kegiatan Rekreasi Yang dimaksud dengan kegiatan rekreasi adalah kegiatan dimana para pengguna bangunan akan merasakan bahwa kegiatan ini dapat memberikan rasa santai dan rileks bagi pelakunya namun secara tidak langsung juga telah memberikan pengetahuan kepada pengunanya. Kegiatan rekreasi yang dimaksud pada bangunan bimbingan belajar akan diisi oleh ruang komputer (multimedia) dan kantin. 2.2 Kegiatan Komersial 38

31 Yang dimaksud dengan kegiatan komersial adalalah segala kegiatan yang dapat memberikan keuntungan bagi pihak pengelolanya, dimana kegiatan komersial di lembaga bimbingan belajar ini akan diisi oleh toko buku yang fungsinya untuk mendukung fungsi dari bangunan bimbingan belajar sehingga waktu yang akan dibuang oleh para pelajar untuk menunggu jemputan dapat dimanfaatkan untuk datang melihat buku-buku pengetahuan. 3) Kelompok Kegiatan Pengelolaan Kegiatan yang termasuk di dalam kelompok ini meliputi : Kegiatan administrasi Kegiatan pengolahan materi dan soal Kegiatan percetakan materi dan soal Kegiatan pendaftaran 4) Kelompok Kegiatan Teknis Kegiatan yang termasuk di dalam kelompok ini meliputi kegiatan : Yang berhubungan dengan maintenance (perawatan) Yang berhubungan dengan kegiatan mekanikal dan elektrikal 5) Kelompok Kegiatan Pelayanan Kegiatan yang termasuk di dalam kelompok ini meliputi : Parkir dan sirkulasi kendaraan baik pengunjung, murid maupun kendaraan staff pengajar (tutor) ataupun pihak pengelola Sirkulasi dan kegiatan loading / unloading barang II.5.3. Deskripsi Kebutuhan Ruang Deskripsi kebutuhan ruang pada proyek bangunan Pusat Bimbingan Belajar Ganesha Operation Medan akan dijelaskan pada tabel di bawah ini : 39

32 No Kelompok 1. Kegiatan Utama (belajar dan bimbingan) Sarana Fisik Gedung Bimbingan Belajar Tabel 2.6. Kebutuhan ruang bangunan Bimbingan Belajar Kegiatan Ruang (Umum) Kebutuhan Ruang Pemakai Kegiatan ruang Belajar - Hall (Lobby) - Murid Melakukan kegiatan belajar - R.Kelas - Tutor mengajar dan berdiskusi - R.Diskusi - Kep.cabang /Kep.unit - R. Informasi dan pendaftaran - KM/WC Persiapan - R.Tutor - Tutor Mempersiapkan dan edukasi - R.Rapat Tutor - Kep.cabang / Kep.Unit membahas materi yang akan - KM/WC diajarkan dan didiskusikan TRY-OUT - R.Try Out ( R.Kelas) - Tutor Melakukan kegiatan evaluasi - Hall (Lobby) - Murid prestasi dan pemahaman - KM/WC - Kep.cabang / Kep.Unit materi - CS Gedung Publik - Hall (Lobby) - Tutor Berdiskusi, berbagi informasi, Konselling konsultasi - R. Seminar (R.diskusi) - Murid memberikan masukan dan - Gudang Alat - Orang Tua Murid seminar - KM/WC 40

33 No Kelompok 2. Kegiatan Penunjang (Rekreasi dan Komersial) 3. Kegiatan Pengelolaan Kegiatan Sarana Ruang Fisik (Umum) Kebutuhan Ruang Pemakai Kegiatan ruang Privat - R. Konsultasi - Tutor Berdiskusi, memberikan konsultasi - Hall (Lobby) - KM/WC - Murid - Orang Tua Murid informasi dan masukan Kantin Istirahat - Kantin - Tutor Melakukan kegiatan penjualan - Dapur - Murid makanan - Gudang - Orang Tua Murid - Kep. cabang / Kep.Unit - Karyawan Toko Buku Komersial - Hall (Lobby) - Murid Melakukan kegiatan penjualan - Area Penjualan - Tutor buku - Area Kasir - Karyawan - Gudang - Orang Tua Murid Gedung Administratif - R. Kep.Cabang / Unit - Tutor Melakukan kegiatan Adminstrasi (Bimbingan - R. Teknologi - Kep. Cabang pembuatan materi dan soal, belajar) - R. Akademik - Kep. Unit percetakan materi dan soal, - R. Percetakan - CS serta pengamatan terhadap - R. Arsip - OB pelaksanaan akademik - R. Tunggu (Tamu) - R. OB 41

34 No Kelompok 4. Kegiatan Teknis 5. Kegiatan pelayanan Kegiatan Sarana Ruang Fisik (Umum) Kebutuhan Ruang Pemakai Kegiatan ruang Administratif - R. karyawan - Pengelola Melakukan pengamatan (Toko Buku) - Karyawan terhadap kegiatan toko buku Gedung Mekanikal - R. Pompa Staff Operasional Mengecek keadaan mesinmesin Operasional dan - R. Genset serta memperbaikinya Elektrikal - R. Trafo jikalau terdapat kerusakan - R. Panel Parkiran Area Parkir - Roda 2 - Murid Memarkirkan kendaraan - Roda 4 - Tutor beroda - Kep.Cabang/Kep.Unit - Staff Pengelola - Pengunjung 42

35 II.6 Studi Banding Proyek Sejenis Di dalam pembahasan sub bab ini akan dibahas tentang studi banding yang dilakukan dengan proyek yang memiliki fungsi sejenis dengan bangunan proyek, dimana lokasi dari studi banding masih berada dalam jangkauan kawasan kota Medan. Kriteria pemilihan studi banding didasarkan pada ketenaran, skala pembelajaran serta image yang diberikan bimbingan belajar tersebut terhadap masyarakat kota medan. Berikut ini adalah beberapa bimbingan belajar yang dijadikan sebagai objek studi banding. II.6.1. Bimbingan Belajar EQUINOX Bimbingan Belajar Equinox merupakan salah satu lembaga bimbingan belajar yang terletak di dekat kawasan sekolah, lebih tepatnya berada di sekitar daerah kawasan sekolah SD Sutomo 1 Medan. Bimbingan Belajar ini belokasi di Jln. Thamrin no 131. Bimbingan Belajar Equinox menawakan bimbingan belajar bagi murid dari kalangan SD, SMP dan SMA; dimana keseluruhan muridnya mencapai 95 orang, yang terdiri dari 35 orang murid SD, 18 orang murid SMP dan 42 orang murid SMA. Dari hasil survey yang dilakukan terhadap bimbingan belajar ini di dapatlah data tentang asal Mayoritas dari sekolah murid yang mengikuti bimbingan belajar di bimbingan ini umumnya berasal dari sekolah yang terletak dekat dengan keberadaannya, yang lebih jelasnya dapat dilihat pada keterangan di bawah ini : SD : SD Sutomo 1 Medan SMP : SMP Sutomo 1 Medan SMA : SMA Sutomo 1 Medan Bimbingan Belajar Equinox menjadi pilihan para murid-murid yang bersekolah di dekatnya karena para murid tidak perlu membuang waktu secara sia-sia untuk menunggu jemputan dari orang tua mereka yang sibuk, melainkan mereka dapat menggunakan waktu tersebut untuk mendapatkan pengetahuan dengan mengikuti bimbingan belajar. Sistem pembelajaran yang dilakukan di Bimbingan Belajar Equinox dibagi atas 2 sistem dimana murid SMP dan SMA akan melakukan pembelajaran di dalam ruangan kelas, sedangkan murid SD akan 43

36 melakukan pembelajaran di dalam ruangan kelas dan di koridor dari ruangan kelas. Pemisahan ruangan seperti ini dilakukan karena sebagian dari murid SD ada yang merasa terganggu dengan cara pembelajaran dari sesama murid SD lainnya. Ruangan kelas yang ada di Bimbingan Belajar Equinox berjumlah 4 unit, dimana setiap ruangan kelas hanya berkapasitas maksimal 16 orang. Sedangkan untuk ruangab belajar yang terletak berderet di sepanjang koridor yang dikhusukan untuk murid SD berjumlah 4 buah meja dengan kapasitas setiap meja maksimal 8 orang. Ruangan-ruangan yang terdapat pada Bimbingan Belajar EQUINOX yaitu : Ruang administrasi dan pendaftaran, terletak pada lt.1, yang menjadi pemisah antara ruang tunggu yang satu dengan yang lainnya. Ruang pembelajaran yang terbagi menjadi ruangan kelas dan ruangan di sepanjang koridor ruangan kelas. Ruang pembelajaran dari bimbingan belajar ini terletak pad lt.2 dan lt.3. KM / WC, yang terdapat pada setiap lantai R. tunggu, yang terletak pada lt.1 Gambar Suasana ruangan belajar murid SD Gambar Suasana ruangan kelas 44

37 Gambar Suasana ruang tunggu Gambar Suasana Ruang Administrasi Gambar Tampak depan Bimbingan Belajar Equinox II.6.2. Bimbingan Belajar SSC Bimbingan Belajar SSC merupakan salah satu dari 3 lembaga bimbingan belajar yang telah berkembang dan menyebar ke seluruh pelosok Indonesia. Di kota Medan ini sendiri, Bimbingan Belajar SSC sudah mendirikan 4 buah cabang, dimana pusat dari bimbingan belajar SSC di kota Medan berlokasi di Jl.Iskandar Muda No 22D. Bimbingan Belajar SSC menawakan bimbingan belajar bagi murid dari kalangan SMP dan SMA; dimana keseluruhan muridnya mencapai 1300 orang, yang terdiri dari 180 orang murid SMP dan sisanya adalah murid SMA. Dari hasil survey yang dilakukan terhadap bimbingan belajar SSC maka didapatlah data tentang Mayoritas asal usul sekolah murid yang mengikuti bimbingan belajar di bimbingan ini. Berikut ini adalah data tentang asal sekolah murid yang mengikuti bimbingan di SSC: 45

38 SMP : SMP Santo Mas 1, SMP Negeri SMA : SMA Negeri 1, SMA Negeri 2, SMA Negeri 3, SMA Negeri 4, SMA Negeri 5, SMU 15, SMA Sutomo 1 Medan, SMA Santo Mas 1, SMA Methosist 2, SMA Al Azhar Sistem pembelajaran yang dilakukan di Bimbingan Belajar SSC dibagi atas 2 sistem dimana sistem pembelajaran akan dilakukan di dalam ruangan kelas dan sistem diskusi akan dilakukan di koridorkoridor bimbingan belajar ini yang mana tidak dipisahkan antara meja yang satu dengan yang lainnya. Ruangan kelas yang terdapat pada Bimbingan Belajar SSC berjumlah 14 unit, yang dimana setiap kelas berkapasitas orang. Sedangkan untuk ruangan diskusi yang terdapat di bimbingan belajar SSC berjumlah 7 buah meja dengan kapasitas setiap meja maksimal 10 orang. Ruangan - ruangan yang terdapat pada Bimbingan Belajar SSC antara lain : Ruang administrasi dan pendaftaran, yang terletak di sebelah ruang tunggu Ruang kelas, yang tersebar pada lt.1 dan lt.2 Ruang diskusi, yang tersebar di koridor lt.1 Ruang komputer (pengolahan soal), yang terletak di sebelah ruang pengelola Ruang rapat. Ruang rapat dari bimbingan belajar ini dibagi atas 2 yaitu ruang rapat untuk para tutor dan ruang rapat untuk para pengelola. Ruang Pengelola (pimpinan) Ruang Tunggu KM / WC Gambar Suasana Ruang kelas Gambar Ruang Komputer 46

39 Gambar Ruang administrasi Gambar Ruang Tunggu Gambar Ruang diskusi Gambar Tampak depan SSC II.6.3. Johnson Bimbingan Belajar Johson Bimbingan Belajar merupakan salah satu lembaga bimbingan belajar di kota Medan yang menawarkan program bimbingan belajar sebagai persiapan untuk melanjutkan studi ke Luar Negeri. Selain program persiapan ke luar negeri, Johnson bimbingan belajar juga menawarkan bimbingan belajar seperti mata pelajaran matematika, fisika dan kimia untuk murid SD, SMP dan SMA. Murid - murid di bimbingan belajar ini mayoritas berasal dari sekolah swasta dan sekolah internasional. Johnson Bimbingan belajar menjadi salah satu bimbingan belajar yang terkemuka di kota Medan karena prestasi yang telah dicapai oleh murid - murid yang belajar dibimbingnya sehingga mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi mereka di negara - negara tetangga. Hingga saat ini telah berdiri setidaknya 4 cabang dari Johnson Bimbingan Belajar di kota Medan ini, dimana pusat dari cabang bimbingan belajar ini berlokasi di Jln. Kalimantan. Cabang dari 47

40 bimbingan belajar ini diberdirikan satu per satu seiring dengan bertambahnya jumlah murid setiap tahunnya terutama pada saat akan menjelang ujian beasiswa ASEAN, NTU, NUS, ACS dan SCGS. Karena banyaknya cabang dari Johnson Bimbingan Belajar yang telah ada di kota medan maka peneliti melakukan survey ke salah satu cabang yang baru saja dibuka 6 tahun yang lalu, dimana cabang ini berlokasi di Komp. Multatuli. Cabang disini memiliki sedikit perbedaan dengan cabang bimbingan belajar jhonson lainnya karena di lokasi cabang ini terdapat area ruang tunggu dan kantin dimana pada cabang lain tidak memiliki fasilitas seperti ini. Hingga sampai saat survey dilakukan, Johnson Bimbingan Belajar yang berlokasi di Komp. Multatuli telah memiliki murid sekitar 275 orang yang terdiri dari 124 murid sekolah swasta, 138 murid sekolah internasional dan 13 orang murid yang sedang mengikuti paket persiapan beasiswa. Sistem pembelajaran yang dilakukan di Jhonson bimbingan belajar berupa sistem pembelajaran di dalam ruang kelas dimana setiap ruangan kelas memiliki jumlah kapasitas murid yang berbeda-beda. Ada kalanya ruangan tersebut berkapasitas 12 orang, 6 orang ataupun 15 orang dimana hal tersebut tergantung dari jumlah murid yang akan mengikuti jadwal pembelajaran pada saat itu. Ruangan - ruangan yang terdapat di JOHNSON Bimbingan Belajar cabang Multatuli yaitu sebagai berikut : Ruang administrasi Ruang pendaftaran dan informasi 15 unit ruang kelas yang terdiri dari : 8 unit kelas dengan kapasitas 12 orang 5 unit kelas dengan kapasitas 6 orang 2 unit kelas dengan kapasitas 15 orang Kantin R.Tunggu, yang dilengkapi dengan rak sepatu dan papan pengumuman Toilet 48

41 Gambar Suasana Ruang kelas Gambar Ruang Tunggu & Kantin Gambar Kantor administrasi Gambar Tampak depan Johnson Bimbingan Belajar cabang Multatuli II.6.4. Bimbingan Belajar Smartland Bimbingan Belajar Smartland merupakan salah satu lembaga bimbingan belajar yang berlokasi di dalam komplek perumahan. Lokasi 49

42 perumahan yang dijadikan sebagai lokasi bimbingan belajar ini adalah perumahan Komp. Cemara Asri karena di perumahan ini juga terdapat sebuah sekolah internasional yang telah terkemuka yaitu Sekolah Chandra Kusuma. Di dalam komplek perumahan ini, Bimbingan Belajar Smartland telah mendirikan 2 (dua) buah cabang, dimana pusat dari bimbingan belajar Smartland berlokasi di Jln. Cemara Boulevard Blok C-6 No 18, Komp. Cemara Asri. Bimbingan Belajar Smartland menawakan bimbingan belajar bagi murid kalangan SD, SMP dan SMA; dimana keseluruhan muridnya mencapai 100 orang, yang terdiri dari 50 orang di cabang dan 50 orang di pusat. Ke 50 orang murid yang berada di pusat tersebut terdiri dari 9 orang murid SD, 27 orang murid SMP dan 12 orang murid SMA. Dari hasil survey yang dilakukan terhadap bimbingan belajar Smartland maka didapatlah data tentang Mayoritas asal usul sekolah murid yang melakukan pembelajaran di bimbingan ini, dimana pada umumnya murid di bimbingan belajar ini berasal dari sekolah internasional yang terdiri dari sekolah Singapore Internasional Academy, Chandra Kusuma dan Piaget. Selain sekolah internasional yang telah disebutkan diatas, terdapat juga beberapa murid yang berasal dari sekolah nasional terkemuka di kota Medan seperti sekolah Sutomo 1 dan Methodist. Sistem pembelajaran yang dilakukan di Bimbingan Belajar Smartland merupakan sistem pembelajaran diskusi dimana murid-murid akan diajarkan materi secara private dan langsung oleh sang guru (staff pengajar) tanpa harus menunggu kedatangan murid - murid lainnya. CABANG PUSAT Gambar Tampak depan Bimbingan belajar Smartland 50

43 Ruangan - ruangan yang terdapat pada Bimbingan Belajar Smartland adalah : Ruang pembelajaran, yang terdiri dari 6 buah meja dengan kapasitas setiap meja maksimal 6 orang Ruang pendaftaran dan informasi Ruang Tunggu KM / WC Gambar Suasana Ruang pembelajaran Gambar Ruang Tunggu Gambar Ruang Informasi dan Administrasi II.6.5. Bimbingan Belajar Virya Academy Bimbingan Belajar Virya Academy merupakan salah satu lembaga bimbingan belajar yang belokasi di kawasan Jln. Belitung. Bimbingan belajar ini boleh dikatakan tergolong salah satu lembaga bimbingan belajar yang baru dan mulai berkembang karena jumlah murid yang 51

44 melakukan pembelajaran di bimbingan belajar ini masih belum mencapai angka ratusan. Bimbingan Belajar Virya Academy menawakan bimbingan belajar untuk murid kalangan SMP dan SMA; dimana mata pelajaran yang diajarkan hanyalah seputar mata pelajaran eksakta seperti mata pelajaran matematika, fisika, kimia dan akuntansi. Keseluruhan murid yang telah mengikuti bimbingan belajar di Virya Academy berkisar sekitar 40 orang, yang terdiri dari 25 orang murid SMA dan 15 orang murid SMP. Dari hasil survey yang dilakukan terhadap bimbingan belajar ini didapatlah data tentang Mayoritas asal sekolah murid seperti berikut : SMP : SMP Sutomo 1 Medan dan SMP Methodist 2 Medan SMA : SMA Sutomo 1 Medan dan SMA Methodhist 2 Medan Bimbingan Belajar Virya Academy menjadi pilihan bagi para muridmurid karena sistem pembelajaran yang ditawarkan oleh bimbingan ini. Sistem pembelajaran yang dimaksud yaitu sistem pembelajaran diskusi dimana para murid-murid akan diajarkan materi secara private dan langsung oleh sang guru tanpa harus menunggu kedatangan muridmurid lainnya. Ruangan - ruangan yang terdapat pada Bimbingan Belajar Virya Academy yaitu : Ruang pembelajaran, yang hanya terdiri dari 6 buah meja dengan kapasitas tiap meja 5 orang. KM / WC R. tunggu Gambar Suasana Ruang pembelajaran di Virya Academy 52

BAB II TINJAUAN PROYEK

BAB II TINJAUAN PROYEK BAB II TINJAUAN PROYEK 2.1. Tinjauan Umum Bangunan Pet Station Medan merupakan bangunan yang mempunyai fungsi sebagai penjualan hewan-hewan peliharaan, pusat pelayanan kesehatan dan perawatan hewan-hewan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan dewasa ini merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kota pastinya memiliki nilai sejarah tersendiri, dimana nilai sejarah ini yang menjadi kebanggaan dari kota tersebut. Peristiwa peristiwa yang telah terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. : Kelurahan Pulo Brayan Lama (Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan Medan Deli)

BAB I PENDAHULUAN. : Kelurahan Pulo Brayan Lama (Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan Medan Deli) BAB I PENDAHULUAN Kota Medan merupakan kota yang berada di posisi strategis IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle) dari keadaan itu pula kota Medan menjadi salah satu Kawasan Strategis Nasional.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior Peningkatan kualitas hidup suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya, hal tersebut dapat dikembangkan melalui pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Pemerintah Kota Medan Gambaran umum kondisi kota Medan memuat perkembangan kondisi Kota Medan sampai saat ini, capaian hasil pembangunan kota sebelumnya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN II. 1. Umum Ujung Berung Regency merupakan perumahan dengan fasilitas hunian, fasilitas sosial dan umum, area komersil dan taman rekreasi. Proyek pembangunan perumahan

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Landasan dasar program perencanaan dan perancangan ini merupakan suatu kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan atau archipelago terbesar di dunia dengan lebih dari 2/3 luasnya terdiri dari wilayah perairan. Indonesia dikenal sebagai negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kebijakan Tata Ruang Nasional menempatkan Metropolitan Mebidang-Ro sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) sekaligus sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) dengan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Umum Proyek ini merupakan proyek fiktif yang diirencanakan pada lahan kosong yang berada di Jalan Soekarno-hatta dan diperuntukan untuk pertandingan renang internasional dan

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. Lembaga bimbingan belajar adalah salah satu lembaga pendidikan di bawah

I. Pendahuluan. Lembaga bimbingan belajar adalah salah satu lembaga pendidikan di bawah 1 I. Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Lembaga bimbingan belajar adalah salah satu lembaga pendidikan di bawah pengolahan swasta yang bergerak dalam bidang jasa peningkatan dan pengembangan kemampuan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1. Konsep Dasar Perencanaan Konsep perencanaan revitalisasi pasar merupakan kesimpulan dari analisis perencanaan revitalisasi pasar. Konsep perencanaan Revitalisasi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN II. 1 Keadaan Geografi Kelurahan II. 1. 1 Situasi Kelurahan Mangga Kelurahan Mangga terletak atau termasuk dalam wilayah Kecamatan Tuntungan. Kelurahan ini adalah pemukiman

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Berikut adalah tabel program kebutuhan ruang pada proyek Sekolah Menengah Terpadu:

BAB IV ANALISIS. Berikut adalah tabel program kebutuhan ruang pada proyek Sekolah Menengah Terpadu: BAB IV ANALISIS 4.1. Analisis Fungsional 4.1.1. Analisis Organisasi Ruang Pengorganisasian ruang-ruang pada proyek ini dikelompokkan berdasarkan fungsi ruangnya. Ruang-ruang dengan fungsi yang sama sedapat

Lebih terperinci

PERSEBARAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA MEDAN. Mbina Pinem 1. Abstrak

PERSEBARAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA MEDAN. Mbina Pinem 1. Abstrak PERSEBARAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA MEDAN Mbina Pinem 1 Abstrak Permukiman kumuh sampai sekarang masih merupakan permasalahan penting bagi kota-kota di Indonesia, karena jumlah dan luasnya semakin meningkat.penelitian

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan di galakkannya kembali pemberdayaan potensi kelautan maka sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

Lebih terperinci

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL 4.1.1. Studi Pelaku Kegiatan Galeri Batik berskala Kawasan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pekalongan

Lebih terperinci

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN Daerah pemukiman perkotaan yang dikategorikan kumuh di Indonesia terus meningkat dengan pesat setiap tahunnya. Jumlah daerah kumuh ini bertambah dengan kecepatan sekitar

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG 6.1. Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Dari analisa yang dilakukan dalam Bab V, berikut adalah perhitungan perkiraan kebutuhan besaran

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Medan merupakan salah satu kota di Indonesia yang berada di Pulau Sumatera, Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung berada pada ketinggian sekitar 791 meter di atas permukaan laut (dpl). Morfologi tanahnya terbagi dalam dua hamparan, di sebelah utara relatif berbukit

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan metode statistik deskriptif. Penelitian kuantitatif merupakan jenis penelitian yang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 TERMINOLOGI JUDUL Judul proyek yang akan di rancang adalah Medan international exhibition center. Adapun pengertian dari medan international exhibition center dapat di uraikan

Lebih terperinci

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6 BAB IV ANALISA PERANCANGAN 4. Analisa Tapak Luas Tapak : ± 7.840 m² KDB : 60 % ( 60 % x 7.840 m² = 4.704 m² ) KLB :.5 (.5 x 7.840 m² =.760 m² ) GSB : 5 meter Peruntukan : Fasilitas Transportasi 4.. Analisa

Lebih terperinci

Bab III. Analisis. Aktivitas yang Dilakukan Ruang 1. Pengunjung. duduk & membaca. mengambil kembali tas & jaket. membeli. makan

Bab III. Analisis. Aktivitas yang Dilakukan Ruang 1. Pengunjung. duduk & membaca. mengambil kembali tas & jaket. membeli. makan Bab III. Analisis 3. 1 Analisis Fungsional 3. 1. 1 Program Kegiatan Pada perpustakaan, selain memperhatikan kegiatan manusia diperhatikan pula kegiatan barang. Perpindahan barang, dalam hal ini koleksi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA BAB III ANALISIS 3.1 Analisis tapak Stasiun Gedebage terletak di Bandung Timur, di daerah pengembangan pusat primer baru Gedebage. Lahan ini terletak diantara terminal bis antar kota (terminal terpadu),

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK. edukasi, tempat pertunjukkan/teater dan retail UKM. Medan Art Centre terdiri

BAB II DESKRIPSI PROYEK. edukasi, tempat pertunjukkan/teater dan retail UKM. Medan Art Centre terdiri BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Terminologi Judul Medan Art Centre merupakan penggabungan dari 3 fungsi, yaitu tempat edukasi, tempat pertunjukkan/teater dan retail UKM. Medan Art Centre terdiri dari 3 kata

Lebih terperinci

LAMPIRAN V KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN. Kualitas yang diharapkan

LAMPIRAN V KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN. Kualitas yang diharapkan LAMPIRAN V KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN Zona (berdasarkan Kawasan Lindung Kawasan Hutan Manggrove (Hutan Bakau Sekunder); Sungai, Pantai dan Danau; Rel Kereta Api pelindung ekosistim bakau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK

BAB II TINJAUAN OBJEK 18 BAB II TINJAUAN OBJEK 2.1. Tinjauan Umum Stasiun Kereta Api Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 dan 43 Tahun 2011, perkeretaapian terdiri dari sarana dan prasarana, sumber daya manusia, norma,

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Pelaku Kegiatan Pengguna bangunan terminal adalah mereka yang secara langsung melakukan ativitas di dalam terminal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Hans Dian Sintong

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Hans Dian Sintong BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Bandar udara merupakan tempat moda pemrosesan penumpang dan bagasi, untuk pertemuan dengan pesawat dan moda transportasi darat. Sebagai instansi yang memberikan fasilitas

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 60 BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Analisis Perencanaan 1. Tata Guna Lahan Berikut analisis tata guna lahan: TANAH KOSONG DAN PESWAHAN KOMPLEKS PERUMAHAN (RENCANA KOMPLEKS PERUMAHAN) TINGGI

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI TERMINAL Terminal merupakan titik dimana penumpang dan barang masuk atau keluar dari sistem jaringan transportasi. Ditinjau dari sistem jaringan transportasi secara keseluruhan, terminal merupakan simpul

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Analisa Makro Lokasi Gedung : Bridging Campus Binus University Gambar 3.1 Lokasi Bridging Campus Sumber : google images Alamat : Jl. Alam Sutera Boulevard No. 1, Alam Sutera

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

6.1 Program Dasar Perencanaan

6.1 Program Dasar Perencanaan BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TIDAR DI KOTA MAGELANG 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Kelompok Ruang Luar ruangan (m 2 ) A. Kelompok Ruang Luar 1 - Area Penurunan Penumpang

Lebih terperinci

Lampiran I Skematik Proses Perijinan. Universitas Sumatera Utara

Lampiran I Skematik Proses Perijinan. Universitas Sumatera Utara 61 Lampiran I Skematik Proses Perijinan 62 1. SISTEM PENGAGENDAAN PADA BUKU IJIN LAMPIRAN II KEPUTUSAN KEPALA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN TANGGAL : 25 JANUARI 2010 No. Urut Tanggal Diterbitkan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1 Kondisi Administratif Gambar 3.1. Peta Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sekitarnya Sumber : www.jogjakota.go.id Daerah Istimewa Yogyakarta terletak antara 7 30' - 8 15' lintang

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Skema Aerotropolis

Gambar 1.1 Skema Aerotropolis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aerotropolis adalah pengembangan dari konsep aerocity yang tergolong paling modern dalam pembangunan dan pengelolaan bandara dewasa ini. Dalam konsep aerocity, bandara

Lebih terperinci

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN 4 BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN 1.1 Faktor Tapak dan Lingkungan Proyek Kasus proyek yang dibahas disini adalah kasus proyek C, yaitu pengembangan rancangan arsitektural model permukiman

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK

BAB III DESKRIPSI PROYEK 39 BAB III DESKRIPSI PROYEK A. Gambaran Umum 1. Lokasi Dalam pemilihan lokasi proyek terdapat beberapa pertimbangan utama yaitu regulasi, analisis visibilitas, dan fasilitas lingkungan. Berikut pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan. BAB III METODE PERANCANGAN Pada perancangan hotel resort dalam seminar ini merupakan kajian berupa penjelasan dari proses perancangan yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram...

Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram... DAFTAR ISI Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi selalu menjadi masalah yang dihadapi oleh kota-kota besar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi selalu menjadi masalah yang dihadapi oleh kota-kota besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi selalu menjadi masalah yang dihadapi oleh kota-kota besar. Usaha pemerintah dalam memecahkan masalah transportasi banyak dilakukan melalui pemecahan sektoral,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2. 1. Deskripsi Umum Nama proyek : Bandung Automotif center Status : Proyek Fiktif Fungsi bangunan : Bangunan komersil bidang otomotif Sumber dana : Pemerintah daerah (BPD) Lokasi

Lebih terperinci

by N a d j m a A c h m a d _ Arena Olahraga (Sportainment) Dosen Pembimbing : Ir. HARI PURNOMO, M.BDG.SC

by N a d j m a A c h m a d _ Arena Olahraga (Sportainment) Dosen Pembimbing : Ir. HARI PURNOMO, M.BDG.SC by N a d j m a A c h m a d _ 3 2. 0 6 1 0 0. 0 8 0 Arena Olahraga (Sportainment) Dosen Pembimbing : Ir. HARI PURNOMO, M.BDG.SC Arena Olahraga (Sportainment) Why??? AKTIVITAS YANG PADAT Lupa akan pentingnya

Lebih terperinci

1. Penumpang ANALISA LAHAN PABRIK KARET. 2. Pengunjung 3. Pengantar. 6. Pedagang / penyewa stan JEMBATAN SUTOYO JALAN SUTOYO PEMUKIMAN

1. Penumpang ANALISA LAHAN PABRIK KARET. 2. Pengunjung 3. Pengantar. 6. Pedagang / penyewa stan JEMBATAN SUTOYO JALAN SUTOYO PEMUKIMAN LATAR BELAKANG Sektor transportasi merupakan salah satu hal terpenting mencapai standar kehidupan tinggi. Dan transportasi mempunyai peranan penting memantapkan perwujudan dan perkembangan kawasan kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang terletak di Pulau Jawa. Aktivitas ekonomi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA 3.1 TINJAUAN UMUM WILAYAH YOGYAKARTA 3.1.1 Kondisi Geografis dan Aministrasi Kota Yogyakarta terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa dengan luas 32,50 km2. Kota

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Sekolah merupakan salah satu bagian penting dalam proses pendidikan nasional dalam meningkatkan kualitas sember daya manusia. Universitas Negeri Yogyakarta sebagai bagian dari komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angkutan umum perkotaan merupakan bagian dari sistem transportasi perkotaan yang memegang peranan sangat penting dalam mendukung mobilitas masyarakat. Peranan tersebut

Lebih terperinci

TINJAUAN PULO CANGKIR

TINJAUAN PULO CANGKIR BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK ) IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK ) Bagus Ahmad Zulfikar 1) ; Lilis Sri Mulyawati 2), Umar Mansyur 2). ABSTRAK Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Kota Medan merupakan kota yang berada di posisi strategis IMT-GT (Indonesia- Malaysia-Thailand Growt Triangle) dari keadaan itu pula kota Medan menjadi salah satu Kawasan Strategis Nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi Fisik

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi Fisik BAB I PENDAHULUAN Mahasiswa adalah calon guru, maka sudah selayaknya mahasiswa memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang memadai dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berangkat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN Dalam analisa perencanaan dan perancangan arsitektur, terdapat beberapa hal yang harus di pertimbangkan antara lain: Aspek manusia/pengguna Aspek bangunan/fisik Aspek lingkungan/lokasi

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar Mengacu pada TOR sayembara, performance arsitektur diharapkan dapat tampil sebagai sebuah karya arsitektur yang mengandung kriteria: Mengangkat kearifan lokal / local genius

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern. BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern. B. PENGERTIAN JUDUL v Terminal : Perhentian (bus, kereta api, dan sebagainya) penghabisan,

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga 19 BAB IV KONDISI UMUM 4.1. Letak, Batas, dan Luas Tapak TPU Tanah Kusir merupakan pemakaman umum yang dikelola oleh Suku Dinas Pemakaman Jakarta Selatan di bawah Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Medan merupakan Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Sebagai daerah otonom dan memiliki status sebagai Kota Metropolitan, pembangunan Kota Medan

Lebih terperinci

REDESAIN PELABUHAN ULEE LHEUE SEBAGAI PELABUHAN FERRY INTERNASIONAL DI BANDA ACEH

REDESAIN PELABUHAN ULEE LHEUE SEBAGAI PELABUHAN FERRY INTERNASIONAL DI BANDA ACEH LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN PELABUHAN ULEE LHEUE Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : RAMADHANI GURUH PRASETYO

Lebih terperinci

BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang

BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang Setelah mendapatkan data dan menganalisisnya, hal yang kami lakukan selanjutnya adalah merancang program ruang. hal yang pertama yang kami lakukan adalah mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI 3.1 Deskripsi Umum Lokasi Lokasi perancangan mengacu pada PP.26 Tahun 2008, berada di kawasan strategis nasional. Berda satu kawsan dengan kawasan wisata candi. Tepatnya

Lebih terperinci

Berdasarkan, Juknis LLAJ, Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur:

Berdasarkan, Juknis LLAJ, Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur: TERMINAL Dalam pencapaian pembangunan nasional peranan transportasi memiliki posisi yang penting dan strategi dalam pembangunan, maka perencanaan dan pengembangannya perlu ditata dalam satu kesatuan sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISA. Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan

BAB III ANALISA. Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan BAB III ANALISA 3.1 Analisa Tapak 3.1.1 Batas Tapak Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan Batas-batas tapak antara lain sebelah barat merupakan JL.Jend.Sudirman dengan kondisi berupa perbedaan level

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kwala Bekala pada awalnya merupakan wilayah Kabupaten Deli Serdang. Kemudian, sesuai peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973 tentang Perluasan Daerah

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN 5.1. Program Dasar perencanaan Program dasar perencanaan pada kampus II Pondok Pesantren Futuhiyyah terdiri

Lebih terperinci

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BANDAR UDARA TUNGGUL WULUNG CILACAP 5.1. Dasar Studi Besaran Studi besaran ruang lebih terinci dan dianalisa berdasarkan standar dan asumsi.

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan 5.1.1 Aspek Fungsional Pengelompokan berdasarkan area aktivitas besar : Pelatihan pelatihan kerja (teori&praktek) uji sertifikasi,informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. di atas permukaan laut dengan topografi datar (rata). Suhu udara pertahun berkisar

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. di atas permukaan laut dengan topografi datar (rata). Suhu udara pertahun berkisar BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Kota Medan Kotamadya Medan adalah salah satu ibukota provinsi yang terbesar penduduknya di Indonesia. Letak Kota Medan berada di bagian timur Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN BAHASAN

BAB 3 ANALISA DAN BAHASAN BAB 3 ANALISA DAN BAHASAN 3.1 Analisa Makro 3.1.1 Aspek lingkungan Penentuan aspek lingkungan untuk tempat pembelajaran anak usia dini harus diperhatikan, berdasarkan peraturan pemerintah harus berada

Lebih terperinci

berbagai pertimbangan, yaitu : jalur sirkulasi, kondisi lahan dan lingkungan,

berbagai pertimbangan, yaitu : jalur sirkulasi, kondisi lahan dan lingkungan, BAB IV KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perencanaan 4.1.1. Konsep Pemilihan Lokasi Terminal Pada Bab III dalam pembahasan mengenai pemilihan lokasi terminal telah diuraikan dan

Lebih terperinci

DATA-DATA TEKNIK SARANA DAN PRASARANA

DATA-DATA TEKNIK SARANA DAN PRASARANA DATADATA TEKNIK SARANA DAN PRASARANA Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Dishubkominfo Kota Metro masih sangat terbatas, terutama untuk pelayanan angkutan umum di Terminal dan Pengujian Kendaraan Bermotor.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab I ini merupakan pendahuluan yang akan menjelaskan mengenai latar belakang permasalahan yang menjadi dasar pertimbangan dalam penyusunan laporan ini. Dari latar belakang permasalahan

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROYEK. Data umum dari proyek perancangan ini adalah sebagai berikut : Kel. Mengger Kec. Bandung Kidul

DESKRIPSI PROYEK. Data umum dari proyek perancangan ini adalah sebagai berikut : Kel. Mengger Kec. Bandung Kidul BANDUNG ICE SKATING CENTER II. DESKRIPSI PROYEK 2.1 Umum Data umum dari proyek perancangan ini adalah sebagai berikut : a. Lokasi : Jl. Batu Nunggal Indah Kel. Mengger Kec. Bandung Kidul b. Luas Lahan

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM DASAR PERANCANGAN

BAB III PROGRAM DASAR PERANCANGAN BAB III PROGRAM DASAR PERANCANGAN A. Lokasi 1. Pengenalan Lokasi Gambar 3.1 Peta Kota Gorontalo Kota Gorontalo terletak di pulau Sulawesi yang berada pada posisi 00 0 28 17-00 0 35 56 LU dan 122 0 59 44-123

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Menurut Direktur Jendral Darat (1998), keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara, sedang berhenti adalah keadaan tidak bergerak suatu

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Jakarta Timur 3.1.1.1. Letak Geografis Kotamadya Jakarta Timur Kotamadya Jakarta Timur merupakan salah satu Kotamadya yang berada

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Provinsi D.I. Yogyakarta 3.1.1. Keadaan Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta terletak diantara 110 0 00-110 0 50 Bujur Timur dan antara 7 0 33-8 0 12 Lintang

Lebih terperinci

Tahun 2015 tentang Penanggulangan Kemiskinan. BAB III : Analisis Proses Penyusunan Peraturan Daerah Kota

Tahun 2015 tentang Penanggulangan Kemiskinan. BAB III : Analisis Proses Penyusunan Peraturan Daerah Kota Dalam bab ini akan diuraikan tentang profil Kota Medan, profil Bappeda Kota Medan, serta uraian isi dari Peraturan daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Kemiskinan. BAB III : Analisis

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbesar dengan kedudukan geopolitis yang strategis dikarunia Tuhan keanekaragaman kekayaan alam dan budaya yang istimewa, yang menjadi sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Kendaraan tidak mungkin bergerak terus-menerus, akan ada waktunya kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau biasa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN IV.1. Analisa Tapak dan Lingkungan IV.1.1 Data Fisik Tapak PETA LOKASI / SITE Utara - 19 - Data fisik tapak / kondisi tapak saat ini tidak banyak berbeda dengan apa yang akan

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A34201023 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN YULIANANTO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang lebih dari 2/3 wilayahnya berupa perairan. Dari zaman nenek moyang bangsa Indonesia sudah mengenal dan menggunakan transportasi

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen BAB II ANALISIS TAPAK Tujuan kegiatan dari survei yaitu mengumpulkan Data dan Fakta, maka pada metode selanjutnya yang kami lakukan yaitu analisa. Metode yang berlanjut dan berkesinambungan inilah yang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci