BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS"

Transkripsi

1 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS KAJIAN PUSTAKA A. Resource-Based Theory Resource-Based Theory (RBT) merupakan salah satu teori yang diterima secara luas di bidang manajemen stratejik ((Newbert,2007). RBT pertama kali disampaikan oleh Wernerfelt (1984) dalam artikel pionernya berjudul A Resource-based view of the firm yang menggabungkan ide distinctive competencies nya Selznick (1957) dan karya Penrose (1959) tentang definition of the firm as a system of productive resources (Nothnangel,2008) Edith Penrose adalah salah satu ahli pertama yang mengakui pentingnya sumber daya untuk daya saing perusahaan. Pada tahun 1959, dia menyatakan : A firm s growth, both internally and then eksternally through merger, acquisition, and diversification, is due to manner in which its resource are employed, a firm consist of a collection of productive resources these resources may only contribute to a firm s competitive position to the extent that they are exploited in such a manner that their potentially valuable services are made available to the firm. Resource-Based Theory menyatakan bahwa perusahaan memiliki sumber daya yang dapat menjadikan perusahaan memiliki keunggulan bersaing dan mampu mengarahkan perusahaan untuk memiliki kinerja jangka panjang yang baik. Resource yang berharga dan langka dapat diarahkan untuk menciptakan keunggulan bersaing, sehingga resource yang dimiliki mampu bertahan lama dan

2 10 mudah ditiru, ditransfer, dan digantikan (Ulum,2015). Barney dan Arikan (2001) menyatakan bahwa resource are the tangible and intangible assets firm use to conceive of and implement their strategie.. Menurut Pulic dan Kolakovic (2003), setiap perusahaan memiliki knowledge yang unik, keterampilan, nilai dan solusi intangible resources yang dapat ditransformasikan menjadi nilai pasar. Pengelolaan sumber daya intangible dapat membantu perusahaan untuk mencapai keunggulan bersaing, meningkatkan produktivitas, dan nilai pasar. Wernerfelt (1984) di kutip dalam Widarjo (2011) menjelaskan bahwa menurut pandangan Resource-Based Theory perusahaan akan semakin unggul dalam persaingan usaha dan mendapatkan kinerja keuangan yang baik dengan cara memiliki, menguasai, dan memanfaatkan aset-aset strategis yang penting (aset berwujud dan tidak berwujud). B. Signalling Theory Signalling theory pada dasarnya concern dengan penurunan asimetri informasi diantara dua pihak (Spence,2002). Teori pensinyalan berkaitan dengan bagaimana mengatasi masalah yang timbul dari asimetri informasi dalam setting social. Hal ini menunjukkan bahwa asimetri informasi dapat dikurangi jika pihak yang memiliki informasi dapat mengirim sinyal kepada pihak terkait. Sebuah sinyal dapat menjadi suatu tindakan yang dapat diamati, atau struktur yang diamati, yang digunakan untuk menunjukkan kharakteristik tersembunyi (kualitas) dari signaler tersebut. Pengiriman sinyal tersebut biasanya didasarkan pada asumsi bahwa itu harus menguntungkan bagi signaler (misalnya menunjukkan

3 11 kualitas yang lebih tinggi dari produk dibandingkan dengan pesaingnya) (An et al, 2011). Signalling Theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak diluar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan, atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini, maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat, dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi (Ulum,2015). Pengungkapan sukarela informasi IC akan menjadi media yang sangat efektif bagi perusahaan untuk menyampaikan sinyal kualitas superior yang mereka miliki terkait kepeilikan IC yang signifikan untuk penciptaan kesejahteraan di masa yang akan datang (Guthrie dan Petty, 2000; Whiting dan Miller, 2008). Khususnya bagi mereka yang memiliki basis IC yang kuat, pengungkapan sukarela IC akan membedakan mereka dari perusahaan-perusahaan dengan kualitas yang lebih rendah. Seringkali diyakini bahwa pemberian sinyal tentang atribut IC, misalnya pengungkapan melalui laporan tahunan, akan menghasilkan beberapa keuntungan bagi perusahaan. (Vergauwen dan Alem,2005; Singh dan Van-der-Zahn,2008).

4 12 Teori sinyal menyatakan bahwa terdapat kandungan informasi pada pengungkapan suatu informasi yang dapat menjadi sinyal bagi investor dan pihak potensial lainnya dalam mengambil keputusan ekonomi. Suatu pengungkapan dikatakan mengandung informasi apabila dapat memicu reaksi pasar, yaitu dapat berupa perubahan harga saham atau abnormal return. Apabila pengungkapan tersebut memberikan dampak positif berupa kenaikan harga saham, maka pengungkapan tersebut merupakan sinyal positif. Namun, jika pengungkapan tersebut memberikan dampak negatif, maka pengungkapan tersebut merupakan sinyal negatif. Berdasarkan teori ini, maka suatu pengungkapan laporan tahunan perusahaan merupakan informasi yang penting dan dapat mempengaruhi investor dalam proses pengambilan keputusan (Octama, 2011) C. Intellectual Capital 1. Definisi Intellectual Capital Istilah dari modal intelektual pertama kali dipublikasikan oleh John Kenneth Galbraith pada tahun 1969 (Bontis, 1998). Galbraith berpandangan bahwa modal intelektual bukan sekedar aset tidak berwujud yang statis, melainkan suatu proses ideologis. Terdapat beragam definisi modal intelektual yang dinyatakan oleh berbagai penulis dalam berbagai literatur dan jurnal penelitian. Beberapa peniliti/penulis memberikan definisi dan pengertian yang beragam tentang IC. Brooking (1996) misalnya mendefinisikan IC sebagai berikut : IC is the term given to the combined intangible assets of market, Intellectual property, human-cenred and infrastructure- which enable the company to function.

5 13 Roos et al. (1997) menyatakan bahwa : IC includes all the processes and the assets which are not normally shown on the balance-sheet and all the intangible assets (trademarks,patent, and brands) which modern accounting methods consider, Sedangkan Bontis (1998) mengakui bahwa : IC is elusive but once its discovered and exploited, it may provide an organisation with a new resource base from which to compete and win. The Society of Management Accountants of Canada (SMAC) mendefinisikan Intellectual Capital sebagai berikut In Balance Sheet, intellectual assets are those knowledge-based items, which the company owns which prodused a future stream of benefits for the company (IFAC (1998) dalam Ardhan,dkk (2015). Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD,1999) yang menjelaskan IC sebagai nilai ekonomi dari dua katagori tak berwujud, yaitu organizational (structural) capital dan human capital. Lebih tepatnya, organizational (structural) capital mengacu pada hal seperti system software, jaringan distribusi, dan rantai pasokan. Human capital meliputi sumber daya manusia di dalam organisasi (yaitu sumber daya tenaga kerja/karyawan) dan sumber daya eksternal yang berkaitan dengan organisasi seperti konsumen dan supplier. IC umumnya diidentifikasikan sebagai perbedaan antara nilai pasar perusahaan (bisnis perusahaan) dan nilai aset perusahaan tersebut atau dari financial capital. Hal ini berdasarkan suatu observasi bahwa sejak akhir 1980-an,

6 14 nilai pasar dari bisnis kebanyakan dan secara khusus adalah bisnis yang berdasar pengetahuan telah menjadi lebih besar dari nilai yang dilaporkan dalam laporan keuangan berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh akuntan (Roslender dan Fincham, 2001). Intellectual Capital mencakup semua pengetahuan karyawan, organisasi, dan kemampuan mereka untuk menciptakan nilai tambah yang menyebabkan keunggulan kompetitif berkelanjutan. Intellectual Capital merupakan sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang nantinya akan memberikan keunggulan dimasa depan yang dilihat dari kinerja perusahaan tersebut (Yulistina, 2011). Roos et al (1997) menyatakan bahwa IC meliputi seluruh proses dan aset yang tidak secara normal. Nampak di neraca dan semua intangible assets (trademarks, patent, dan brands) yang menjadi perhatian metode akuntansi modern. Sedangkan Bontis (1998) mengakui bahwa IC adalah clusive, namun ketika IC dapat ditemukan dan dieksploitasi, maka ia akan menjadi sumber daya baru bagi organisasi untuk memenangkan persaingan. 2. Elemen-elemen Intellectual capital Salah satu definisi IC yang banyak digunakan adalah yang ditawarkan oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD,1999) yang menjelaskan IC sebagai nilai ekonomi dari dua katagori tak berwujud, yaitu organizational (structural) capital dan human capital. Lebih tepatnya, organizational (structural) capital mengacu pada hal seperti system software, jaringan distribusi, dan rantai pasokan. Human capital meliputi sumber daya

7 15 manusia di dalam organisasi (yaitu sumber daya tenaga kerja/karyawan) dan sumber daya eksternal yang berkaitan dengan organisasi seperti konsumen dan supplier. Sering kali istilah IC diperlakukan sebagai sinonim dari intangible asset. (Ulum,2009) Sedangkan IFAC (1998) mengklasifikasikan IC dalam tiga kategori, yaitu : (1) Organizational Capital, (2) Relational Capital, dan (3) Human Capital. Bontis et al (2000) dikutip pada Ulum (2015) menyatakan secara umum, para peneliti mengidentifikasi tiga konstruk utama dari intellectual capital, yaitu : Human Capital (HC), Stuctural Capital (SC), dan Customer Capital (CC). Selain itu, banyak praktisi yang menyatakan bahwa intellectual capital terdiri dari tiga elemen utama (Stewart, 1998; Sveiby, 1997; Saint-Onge, 1996; ) dikutip dalam Tarigan (2011) yaitu : a. Human Capital (modal manusia) Human Capital merupakan lifeblood dalam intellectual capital. Disinilah sumber innovation dan improvement, tetapi merupakan komponen yang sulit untuk diukur. Human capital juga merupakan tempat bersumbernya pengetahuan yang sangat berguna, keterampilan, dan kompetensi dalam suatu organisasi atau perusahaan. Human capital mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orangorang yang ada dalam perusahaan tersebut. Menurut Bontis et al. (2000), secara sederhana human capital merepresentasikan individual knowledge stock suatu organisasi yang

8 16 dipresentasikan oleh karyawannya. Human capital merupakan kombinasi dari genetic inheritance; education; experience; and attitude tentang kehidupan dan bisnis. Human Capital didefinisikan sebagai kualifikasi, pengetahuan, dan keterampilan karyawan dalam memproduksi barang dan jasa serta kemampuan untuk dapat berhubungan dengan pelanggan. HC mempresentasikan modal pengetahuan individu organisasi yang dipresentasikan oleh karyawannya (Bontis, Keow, dan Richardson, 2000 dalam Ardhan (2015). b. Structural Capital atau Organizational Capital (modal organisasi) Menurut Bontis et al. (2000) menyatakan stuctural capital meliputi seluruh non-human strorehuses of knowledge dalam organisasi. Termasuk dalam hal ini adalah data base, organizational charts, process manuals, strategies, routines, dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar daripada nilai materialnya. Structural Capital meliputi seluruh pengetahuan selain pengetahuan yang dimiliki sumber daya manusia dalam organisasi seperti sistem informasi, struktur organisasi, proses manual, strategi perusahaan, rutinitas kegiatan, dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar dari nilai materialnya (Bontis, Keow, dan Richardson, 2000 dalam Ardhan dkk (2015). c. Costumer Capital Menurut Bontis et al (2000), Costumer Capital memiliki tema utama yaitu pengetahuan yang melekat dalam marketing channels dan customer relationship dimana suatu organisasi mengembangkannya melalui jalannya bisnis (Bontis et al, 2000). Elemen ini merupakan komponen modal intelektual yang memberikan nilai

9 17 secara nyata. Customer Capital merupakan hubungan yang harmonis/association network yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari para pemasok yang andal dan berkualitas, berasal dari pelanggan yang loyal dan merasa puas akan pelayanan perusahaan yang bersangkutan, berasal dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar. Customer Capital dapat muncul dari berbagai bagian diluar lingkungan perusahaan yang dapat menambah nilai bagi perusahaan tersebut. 3. Pengukuran Intellectual Capital Value Added Intellectual Coefficient (VAIC ) Kunci untuk sukses adalah dalam penciptaan sebab dan akibat hubungan antara dua format penciptaan nilai (tangible dan intangible form). Harus dikatakan bahwa salah satu tantangan utama bagi manajemen adalah menciptakan kondisi yang akan membuka peluang generasi sukses nilai intangible (seperti :pengetahuan, layanan, pengalaman, keuntungan, kecepatan, kualitas, kesan) dan transformasinya kepada format tangible (seperti : pendapatan, laba, nilai tambah, pangsa pasar, nilai pasar) Intellectual Capital merupakan salah satu aset tidak berwujud yang sangat bernilai dan juga dibutuhkan oleh pihak eksternal salah satunya yaitu investor, namun pengakuan intellectual capital tidak terdapat dalam Laporan Keuangan. Untuk melakukan pengukuran terhadap intellectual capital bukanlah hal yang mudah. Terbatasnya ketentuan standar akuntansi tentang IC mendorong para ahli

10 18 untuk membuat model pengukuran dan pelaporan IC. Salah satu model pengukuran dampak dari pengelolaan IC yang sangat popular di berbagai negara adalah Value Added Intellectual Coefficient (VAIC TM ) yang dikembangkan oleh Pulic (1998). Asumsinya, jika perusahaan memiliki IC yang baik, dan dikelola dengan baik pula, maka tentu akan ada dampak yang ditimbulkannya. Dampak itulah yang kemudian diukur oleh Pulic dengan VAIC TM, sehingga dengan demikian VAIC TM lebih tepat disebut sebagai ukuran kinerja IC (Intellectual Capital Performance / ICP) yang oleh Mavridis (2004), Kamath (2007) dan Ulum (2009) disebut sebagai Bussines Performance Indicator (BPI) (Ulum,2015). Pulic (1998) mengembangkan metode VAIC TM yang digunakan untuk mengukur efisiensi nilai tambah terhadap intellectual capital perusahaan. Metode VAIC, dikembangkan oleh Pulic (1998) dan didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible assets) yang dimiliki perusahaan (Wijayanti, 2013). Value Added Intellectual Coefficient ( VAIC TM ) merupakan salah satu pengukuran dengan metode tidak langsung untuk mengukur seberapa dan bagaimana efisiensi modal intelektual dan modal karyawan menciptakan nilai yang berdasarkan pada hubungan tiga komponen utama, yaitu capital employed, human capital, dan structural capital. Keunggulan metode VAIC adalah data yang dibutuhkan relatif mudah diperoleh dari berbagai sumber dan jenis perusahaan. Data yang dibutuhkan untuk menghitung berbagai rasio tersebut

11 19 adalah angka-angka keuangan yang standar yang umumnya tersedia dari laporan keuangan perusahaan. Alternatif pengukuran IC lainnya terbatas hanya menghasilkan indikator keuangan dan non-keuangan yang unik yang hanya untuk melengkapi profil suatu perusahaan secara individu. Indikator-indikator tersebut, khususnya indikator non-keuangan, tidak tersedia atau tidak tercatat oleh perusahaan yang lain (Tan et al., 2007). Pulic (IBEC,2003) menyatakan bahwa dua sumber daya kunci yang menciptakan nilai tambah di dalam perusahaan adalah capital employed dan intellectual capital. Intellectual capital terdiri dari human capital dan structural capital. Model VAIC ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added (VA). Value added adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation). VA dihitung sebagai selisih antara output dan input (Pulic, 1999). Output merepresentasikan revenue dan mencakup seluruh produk dan jasa yang dijual di pasar, sedangkan Input mencakup seluruh beban yang digunakan dalam memperoleh revenue. Hal yang terpenting dalam model ini adalah bahwa beban karyawan (labour expense) tidak termasuk dalam Input (Tan et al., 2007). Karena peran aktifnya dalam proses value creation, intellectual potential (yang direpresentasikan dengan labour expense) tidak dihitung sebagai biaya (cost) dan tidak masuk dalam komponen Input. Sebab, aspek kunci dalam model Pulic adalah memberlakukan tenaga kerja sebagai entitas penciptaan nilai (value creating entity).

12 20 Secara ringkas, Value added (VA) dipengaruhi oleh efisiensi dari tiga jenis input yang dimiliki oleh perusahaan, antara lain : Human Capital (HC), Capital Employed (CE), dan Structural Capital (SC) (Tan et al., 2007) dalam muna (2014).

13 21 1. Human Capital Efficiency (HCE) Human Capital Efficiency (HCE) menunjukkan berapa banyak value added yang dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Hubungan antara VA dan HC mengindikasikan kemampuan dari HC untuk menciptakan nilai di dalam perusahaan. Konsisten dengan para penulis IC lainya, Pulic berargumen bahwa total salary dan wages cost adalah indikator human capital perusahaan (Ulum,2015) Semakin banyak value added dihasilkan dari setiap rupiah yang dikeluarkan oleh perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan telah mengelola sumber daya manusia secara maksimal sehingga menghasilkan tenaga kerja berkualitas yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. 2. Structural Capital Efficiency (SCE) Structural Capital Efficiency (SCE) menunjukkan kontribusi structural capital (SC) dalam penciptaan nilai. SCE mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. SC bukanlah ukuran yang independen sebagaimana HC dan SC dependen terhadap value creation (Pulic, 2000) Artinya, semakin besar kontribusi HC dalam value creation, maka akan semakin kecil kontribusi SC dalam hal tersebut. 3. Capital Employed Efficiency (CEE) Capital Employed Efficiency (CEE) menggambarkan seberapa banyak value added yang dihasilkan dari modal fisik yang digunakan. Menurut Pulic (1998), Perusahaan akan terlihat lebih baik dalam memanfaatkan CE (Capital

14 22 Employed)-nya jika 1 unit dari CE menghasilkan return lebih besar daripada perusahaan lain. Kemampuan perusahaan dalam mengelola CE dengan baik merupakan bagian dari intellectual capital perusahaan tersebut. D. Leverage (Debt) Ratio Salah satu faktor penting dalam unsur pendanaan adalah hutang (leverage). Solvabilitas (leverage) digambarkan untuk melihat sejauh mana aset perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan modal sendiri. Menurut Hery (2015:190) rasio solvabilitas atau rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan utang. Dengan kata lain, rasio solvabilitas atau rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar beban utang yang harus ditanggung perusahaan dalam rangka pemenuhan aset. Dalam arti luas, rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Rasio solvabilitas atau leverage yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Seberapa besar utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktiva yang dimilikinya (Kasmir, 2010:112). Leverage menunjukkan proporsi atas pemakaian utang dalam membiayai investasinya (Safitri.dkk,2015). Peneliti menggunakan Debt to Asset Ratio (DAR) sebagai leverage, karena rasio ini mampu memberikan informasi kepada para investor sebagai bahan pertimbangan sebelum melakukan investasi. Informasi mengenai adanya penggunaan utang oleh perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi investor karena dengan adanya penggunaan

15 23 utang tersebut artinya perusahaan tersebut memiliki kondisi yang baik dalam memperoleh laba. E. Return Saham Return Ekspetasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh untuk masa yang akan datang. Salah satu faktor yang membuat para investor menanamkan modalnya saat berinvestasi adalah return yang tinggi, dengan return yang tinggi maka investor berharap akan mendapatkan imbalan yang tinggi atas investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh para investor tergantung oleh instrument yang digunakan (Eduardus, 2010). Menurut Jogiyanto (2014), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa Return realisasian atau return yang telah terjadi dan return ekspestasian atau return yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. F. Penelitian Terdahulu Tan et al. (2007) melakukan pengujian terhadap pengaruh intellectual capital terhadap financial return dalam 150 perusahaan yang terdaftar di bursa efek Singapore dengan metode Partial Least Square (PLS). Tan et al. (2007) menggunakan return on equity (ROE), earning per share (EPS), dan annual stock return (ASR) sebagai ukuran kinerja keuangan perusahaan. Hasilnya konsisten dengan penelitian Chen et al (2005) bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, baik masa kini maupun masa mendatang; rata-rata pertumbuhan Intellectual capital berhubungan positif dengan kinerja perusahaan di masa mendatang, dan kontribusi intellectual capital terhadap kinerja perusahaan berbeda berdasarkan jenis industrinya.

16 24 Ulum (2008) melakukan penelitian terhadap 130 perusahaan perbankan di Indonesia dengan metode Partial Least Square (PLS). Sektor perbankan digunakan karena karyawannya dianggap lebih homogen dibandingkan sektor ekonomi lainnya (Kubo dan Saka dalam Ulum, 2008). Hasilnya menunjukkan bahwa intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan masa kini maupun kinerja keuangan perusahaan di masa datang, namun rata-rata 20 pertumbuhan intellectual capital tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan di masa datang. Artinah dan Muslih (2011) meneliti komponen-komponen intellectual capital yang dikaitkan dengan capital gain pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian tersebut adalah HCE, SEE, SCE, dan VAIC TM tidak berpengaruh terhadap capital gain. Yudhanti dan Santi (2011) juga melakukan penelitian yang sejenis pada perusahaan jenis industri bank, asuransi dan jasa yang listing di BEI. Namun, dalam penelitian tersebut pengukuran intellectual capital tidak menggunakan model Pulic, melainkan menggunakan ukuran eksternal perusahaan yang proksikan dengan market to book value yang kemudian dihubungkan dengan kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan EBIT dan asset turnover. Penelitian tersebut juga menggunakan variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan (size) yang diproksikan jumlah karyawan dan jenis industri dengan menggunakan dummy variabel yang menyajikan tiga jenis industi dalam sektor jasa. Hasil daripenelitian tersebut menunjukkan bahwa EBIT industri asuransi lebih besar dibandingkan dengan bank, dan EBIT industri jasa lebih rendah dibandingkan

17 25 dengan bank. Sedangkan untuk produktivitas asset menunjukkan bahwa ATO industri asuransi lebih besar dibandingkan dengan bank, dan ATO industri jasa lebih besar dibandingkan dengan bank. Fidhayanti dan Dewi (2012) juga meneliti tentang return saham yang dikaitkan dengan nilai perusahaan, kinerja perusahaan dan kesempatan bertumbuh perusahaan pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI. Dalam penelitian tersebut kinerja perusahaan diproksikan dengan ROE dan menghasilkan bahwa ROE berpengaruh terhadap return saham. Sedangkan Fathi et al., (2013) dalam penelitiannya pada perusahaan Iran yang listing di Tehran Stock Exchange (TSE) menambahkan ROE dan growth revenue sebagai proksi dari kinerja keuangan dan kemudian menghubungkannya dengan intellectual capital dan komponennya. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa VAHU dan VACA tidak berpengaruh terhadap GR. Ilham dkk (2013) meneliti perusahaan wholesale and retail yang terdaftar di BEI. Dalam penelitian tersebut Ilham dkk (2013) meneliti komponenkomponen VAIC TM terhadap EPS yang menjadi proksi dari kinerja keuangan. Hasil dari penelitian tersebut adalah komponen-komponen VAIC TM berpengaruh terhadap EPS. Wijayanti (2013) menghubungkan Value Added Intellectual Capital (VAIC ) dengan harga saham melalui kinerja keuangan pada perusahaan perbankan. Hasil dari penelitian tersebut adalah komponen-komponen Intellectual capital (VAIC ) secara tidak langsung berpengaruh terhadap harga saham melalui kinerja keuangan (EPS). Hal ini menunjukkan bahwa ketika sebuah

18 26 perusahaan mengungkapkan intellectual capital (VAIC ) dalam laporan keuangannya akan menjadi sebuah nilai tambah bagi perusahaan yang nantinya juga akan tercermin dari tingginya harga saham perusahaan. Sedangkan Penelitian terdahulu yang telah menemukan bukti bahwa terdapat hubungan antara kinerja perusahaan dan return saham, antara lain Adystya, dkk (2013), Fidhayatin dan Dewi (2012), Wajid Khan, et al. (2013) Khan et al. (2013) meneliti return saham dan hasil dari penelitian tersebut adalah return on equity ratio, cash flow ratio, earning per share dan time interest earned ratios berpengaruh positif terhadap return saham. Adystya dkk (2013) yang melakukan penelitian serupa pada perusahaan Industri Automotive and Allied Products Di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh secara signifikan terhadap return saham secara simultan. Sedangkan secara parsial, Retun On Equity (ROE) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham, sedangkan variable lainya tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Ardhan, dkk (2015) melakukan penelitian Analisa Pengaruh Intellectual Capital dan Inventory Turnover terhadap Profitabilitas Perusahaan. Hasil pengujian atas hipotesis 1 menunjukkan bahwa secara parsial variabel value added human capital secara signifikan mempengaruhi profitabilitas, tetapi nilai negatif, variabel structural capital value added secara signifikan mempengaruhi profitabilitas, dan variabel value added capital employed secara signifikan mempengaruhi profitabilitas. Hasil pengujian atas hipotesis 2 menunjukkan

19 27 bahwa secara parsial variabel inventory turnover tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas. Hasil pengujian atas hipotesis 3 menunjukkan bahwa ada perbedaan antara perusahaan yang menggunakan cost leadership strategy dengan perusahaan yang menggunakan differentiation strategy. Variabel value added human capital, structural capital value added, value added capital employed, dan inventory turnover secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas

20 28 Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Researcher Variabel Independen Dependen Lain Alat Analisis Hasil Tan et al. VAIC TM ROE Partial IC berpengaruh (2007) EPS Least positif terhadap ASR Square kinerja perusahaan, (PLS) baik masa kini maupun masa Mendatang rata-rata pertumbuhan IC berhubungan positif dengan kinerja Perusahaan di masa mendatang kontribusi IC terhadap kinerja perusahaan berbeda berdasarkan jenis industrinya Ulum VAIC TM ROA Partial IC berpengaruh Dkk ATO Least terhadap kinerja keuangan (2008) GR Square perusahaan (PLS) masa kini maupun kinerja keuangan perusahaan di masa datang, namun RO GIG tidak berpengaruh Terhadap kinerja keuangan Perusahaan Budi HCE, Capital Analisis HCE, SEE, Artinah dan SEE, Gain Regresi VAIC TM Ahmad SCE, - Ganda berpengaruh

21 29 Muslih VAIC TM terhadap (2011) gain Ceicilia Market- EBIT Variabel Regresi Intellectual capital Bintang to-book Dan kontrol: berganda pada perusahaan Hari Value Asset Sizedan Linear jenis industri jasa Yudhanti turno- Jenis menunjukkan ada dan Josepha Ver Industry pengaruh dalam C. Shanti kinerja keuangan (2011) perusahaan. Septy Market Return multiple Market book Kurnia To Saham Linier value ratio, Return Fidhayatin book value regression On Equity ratio, dan Nurul ratio, capital expenditure Hasanah Return to book value asset Uswati On - Berpengaruh Dewi Equity, terhadap return (2012) Rasio saham secara Capital Expendit Ure Book Value Asset Simultan Secara parsial, Market to book value ratio, Return On Equity Berpengaruh terhadap return saham dan rasio capital expenditure to book value asset tidak berpengaruh terhadap return Saham Dr. Saeed HCE, ROA, regression - VAIC TM dan SCE Fathi, et al. SEE, ROE, Models berpengaruh positif (2013) SCE, GR terhadap ROA, VAIC TM ROE, GR - HCE,CEE berpengaruh positif terhadap ROA, ROE HCE,CEE tidak

22 30 berpengaruh terhadap GR HCE, EPS Regresi HCE,SEE,SCE Muhammad SCE, Linier berpengaruh positif Ilham, dkk CEE - terhadap EPS berganda (2013) Puput VAIC TM Harga Variabel Regresi Intellectual capital Wijayanti Saham inter- Linier (VAIC ) secara (2013) vening: berganda tidak langsung ROE, EPS Untuk Berpengaruh variabel terhadap harga inter- saham melalui Vening kinerja keuangan yaitu path (EPS) analysis Winda Price Return - Linier Price Earning Adystya, Earning Saham Regresi Ratio (PER) dkk (2013) Ratio Berganda Return On Equity (PER), (ROE), dan Return Earning Per Share On (EPS) berpengaruh Equity secara signifikan (ROE), terhadap return Dan saham secara Earning simultan. Per Return On Equity Share (ROE) memiliki (EPS) pengaruh yang signifikan terhadap return saham, sedangkan variabel lainya tidak berpengaruh signifikan secara parsial. Wajid Debt to Stock ordinary Debt to Equity Khan, et al. equity, Return Least Return On Equity - (2013) return on Square ratio,cash flow

23 31 Jendra Dasse Ardhan dan Saarce Elsye Hatane (2015) Equity ratio, cash flow ratio, Earning per share and time Interest Earned Ratios VAHU STVA VACA ITO RONOA Moderating variable : Differentiation Strategy, Cost Leadership Strategy. multiple linear ratio,earning per share and time interest earned ratios berpengaruh positif terhadap return saham -VAHU STVA VACA berpengaruh positif terhadap RONOA - ITO tidak berpengaruh terhadap RONOA - terdapat perbedaan antara perusahaan yang menggunakan cost leadership strategy dengan perusahaan yang menggunakan differentiation strategy Sumber: data sekunder yang diolah, 2015

24 32 G. Rerangka Pemikiran Berdasarkan penjelasan sebelumnya, gambar berikut merupakan rerangka pemikiran penelitian ini. Rerangka pemikiran mengenai hubungan antara elemenelemen Intellectual Capital (VAIC TM ) yaitu Human Capital Efficiency, Stuctural Capital Efficiency, dan Capital Employed Efficiency yang merupakan variabel independen dan Rasio Leverage sebagai variabel kontrol dengan return saham sebagai variabel dependen Gambar 2.1. Rerangka Pemikiran SCE CEE DAR HCE = Human Capital Efficiency CEE = Capital Employed Efficiency SCE = Structural Capital Efficiency DAR = Debt to Asset Ratio

25 33 H. Hipotesis Pengaruh Intellectual Capital terhadap Return Saham Penilaian saham secara akurat dapat meminimalkan resiko sekaligus membantu investor mendapatkan keuntungan wajar, mengingat investasi saham di pasar modal merupakan jenis investasi yang beresiko tinggi namun menjanjikan keuntungan relatif besar. Namun para investor ini tidak menyadari akan adanya hal lain yang dapat menjadi pengaruh dari harga saham perusahaan, yaitu intellectual capital dengan melihat bagian intellectual capital statement (ICS) dari perusahaan. Intellectual capital dibagi menjadi 3 bagian yaitu human capital, structure capital, dan customer capital. Ketiga bagian dari intellectual capital sangat mempengaruhi kinerja keuangan dari perusahaan. Jika kinerja keuangan dari perusahaan baik maka akan ada dampak yang baik terhadap harga saham perusahaan. (Wijayanti,2013) Berdasarkan Signaling theory, kandungan informasi pada pengungkapan suatu informasi dapat menjadi sinyal bagi investor dan pihak potensial lainnya dalam mengambil keputusan ekonomi. Dengan demikian, pengungkapan intellectual capital bagi perusahaan mampu menjadi sinyal bagi investor ketika ingin menanamkan modal dalam bentuk saham di perusahaan emiten. Hal tersebut disebabkan bahwa intellectual capital dapat mempengaruhi kinerja perusahaan yang akan berpengaruh terhadap perubahan harga saham dan return saham. Perubahan harga saham dan return saham merupakan sinyal bagi investor.

26 34 1. Pengaruh Human capital Efficiency (HCE) terhadap Return Saham Human capital merupakan salah satu komponen dari modal intelektual yang berupa pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan seseorang yang dapat digunakan untuk menghasilkan layanan profesional. Human capital diukur dengan sebuah indikator yaitu Human capital Efficiency (HCE). HCE menunjukkan berapa banyak value added (VA) yang dapat dihasilkan oleh suatu perusahaan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja (Ulum,2008) Human capital mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orangorang yang ada dalam perusahaan tersebut. Dengan memiliki sumber daya yang berkualitas, perusahaan dapat mengeksploitasi secara maksimal kemampuan karyawannya dengan baik dan dapat menjadi value added bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan meningkatnya kinerja perusahaan maka diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan stakeholder terhadap going concern perusahaan sehingga return saham turut meningkat. Semakin tinggi HCE akan semakin tinggi pula return saham yang diperoleh investor. Oleh karena itu, Human Capital Efficiency (HCE) berpengaruh terhadap return saham. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan dengan hipotesis sebagai berikut: H 1 : Human Capital Efficiency (HCE) berpengaruh terhadap Return Saham

27 35 2. Pengaruh Structural Capital Efficiency (SCE) terhadap Return Saham Hubungan ketiga adalah Structural Capital Efficiency (SCE) yang menunjukkan kontribusi structural capital (SC) dalam penciptaan nilai. SCE mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. SC bukanlah ukuran yang independen sebagaimana SC. Sebagaimana HC, ia dependen terhadap value creation (Pulic,2000a). Artinya semakin besar kontribusi HC dalam value creation, maka akan semakin kecil kontibusi SC dalam hal tersebut. Structural capital merupakan kemampuan organisasi atau perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan. Structural Capital mencakup semua pengetahuan dalam perusahaan selain pengetahuan yang ada pada modal manusia, mencakup database, bagan organisasi, proses manual, strategi, rutinitas dan sesuatu yang nilainya lebih tinggi dibandingkan nilai materi (Bontis et al. 2000). Dengan demikian, stuktur perusahaan yang baik dan mendukung bagi perusahaan akan menjadi value added dan mampu meningkatkan kinerja perusahaan dan pada akhirnya akan meningkatkan return saham. Semakin tinggi SCE akan semakin tinggi pula return saham yang diperoleh investor. Oleh karena itu, Structural Capital Efficiency (SCE)

28 36 berpengaruh positif terhadap return saham. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan dengan hipotesis sebagai berikut: H 2 : Structural Capital Efficiency (SCE) berpengaruh terhadap Return Saham 3. Pengaruh Capital Employed Efficiency (CEE) terhadap Return Saham Hubungan lainnya dari VA adalah capital employed (CE), Capital Employed Efficiency (CEE) adalah indikator dari VA yang diciptakan oleh physical capital. Pulic (1998) mengasumsikan bahwa jika 1 unit dari CE menghasilkan return yang lebih besar dari perusahaan lain, maka berarti perusahaan tersebut lebih baik dalam memanfaatkan CE nya. Dengan demikian, pemanfaatan CE yang lebih baik merupakan dari IC perusahaan Capital employed juga merupakan salah satu modal intelektual yang nmenggambarkan berapa banyak value added perusahaan yang dihasilkan dari modal finansial dan modal fisik. Pengelolaan modal secara maksimal akan meningkatkan value added yang akan meningkatkan kinerja perusahaan pula. Peningkatan kinerja tersebut akan berdampak terhadap return saham yang akan diperoleh investor. Pulic (2004) berpendapat bahwa untuk memiliki gambaran yang luas tentang efisiensi seluruh sumber daya, penting untuk mengambil modal finansial dan modal fisik (capital employed) sebagai salah satu pertimbangan. (Ulum, 2015). Semakin tinggi CEE akan semakin tinggi pula return saham yang diperoleh investor. Oleh karena itu, Capital Employed Efficiency (CEE)

29 37 berpengaruh terhadap return saham. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan dengan hipotesis sebagai berikut: H 3 : Capital Employed Efficiency (CEE) berpengaruh terhadap Return Saham

BAB II. oleh perusahaan. Modal intelektual (IC) pada umumnya didefinisikan sebagai

BAB II. oleh perusahaan. Modal intelektual (IC) pada umumnya didefinisikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intellectual Capital 2.1.1 Pengertian Intellectual Capital Modal intelektual (IC) merupakan salah satu sumber daya yang di miliki oleh perusahaan. Modal intelektual (IC) pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beserta persamaan dan perbedaannya yang mendukung penelitian ini:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beserta persamaan dan perbedaannya yang mendukung penelitian ini: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang diungkap pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu beserta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Shareholder Theory Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah bertindak untuk kepentingan meningkatkan nilai (value) dari pemegang saham. Jika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Stakeholder Pada teori ini, manajemen perusahaan melakukan aktivitas-aktivitas yang diharapkan para stakeholders dan melaporkannya kepada mereka. Kelompok stakeholders inilah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan menggunakan metode VAIC dari Pulic terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka Teori dan Penurunan Hipotesis 1. Rerangka Teori a. Teori Stakeholder Teori yang mendasari penelitian ini, yaitu stakeholder theory yang merupakan teori yang paling tepat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Wernerfelt pada tahun 1984 dalam artikel pionernya berjudul A Resourcesbased

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Wernerfelt pada tahun 1984 dalam artikel pionernya berjudul A Resourcesbased BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Resource Based Theory Resources Based Theory (RBT) pertama kali disampaikan oleh Wernerfelt pada tahun 1984 dalam artikel pionernya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business)

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan makin ketatnya persaingan antar perusahaan akibat adanya pasar bebas dan globalisasi yang menuntut perusahaan untuk mengubah strategi bisnisnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di dunia bisnis pada era modern saat ini, menuntut perusahaan untuk lebih inovatif, dalam menggunakan teknologi baru dan keterampilan karyawan dibandingkan

Lebih terperinci

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PERBANKAN. Damar Asih Dwi

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PERBANKAN. Damar Asih Dwi Akuntansi.Jakarta: Erlangga PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PERBANKAN Damar Asih Dwi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh bukti empiris tentang pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam bidang ekonomi membawa dampak perubahan yang cukup signifikan terhadap pengelolaan suatu bisnis dan penentuan strategi bersaing. Para pelaku bisnis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era ekonomi modern saat ini menuntut persaingan ketat dalam penciptaan nilai. Seluruh perusahaan berusaha melakukan pengelolaan modalnya demi meningkatkan nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebuah organisasi diharapkan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebuah organisasi diharapkan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Teori Stakeholder Teori stakeholder lebih mempertimbangkan posisi para stakeholder yang dianggap powerfull daripada hanya posisi shareholder

Lebih terperinci

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP RETURN

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP RETURN PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP RETURN SAHAM MELALUI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2010-2012 SKRIPSI Diajukan sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PENELITIAN, DAN HIPOTESIS. Resources Based Theory dipelopori oleh Penrose (1959) yang mengemukakan

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PENELITIAN, DAN HIPOTESIS. Resources Based Theory dipelopori oleh Penrose (1959) yang mengemukakan BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PENELITIAN, DAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Resources Based Theory (RBT) Resources Based Theory dipelopori oleh Penrose (1959) yang mengemukakan bahwa sumber daya

Lebih terperinci

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL (IC) TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi pada Perusahaan Transportasi yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013) Oleh : Anggi Irani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Andry Kurniawan (2014) Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Stakeholder Teori stakeholder menjelaskan bahwa perusahaan melayani tujuan publik yang lebih luas yaitu untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian-penelitian terdahulu. Berikut ini uraian dari beberapa penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian-penelitian terdahulu. Berikut ini uraian dari beberapa penelitian 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini menggunakan acuan dengan keterkaitan teori dari penelitian-penelitian terdahulu. Berikut ini uraian dari beberapa penelitian terdahulu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah yang meliputi masyarakat primitif, masyarakat pertanian, masyarakat industri dan masyarakat informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2010), dengan perubahan yang terjadi ini, perusahaan-perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. (2010), dengan perubahan yang terjadi ini, perusahaan-perusahaan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi yang tengah kita alami saat ini, hampir semua sektor mengalami perubahan dan perkembangan, salah satu sektor yang tak luput turut mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perekonomian dunia berkembang dengan begitu pesatnya, yang antara lain ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, tingkat daya saing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Intellectual Capital (IC) Ketertarikan akan IC bermula ketika Tom Stewart, pada Juni 1991, menulis sebuah artikel ( Brain Power - How Intellectual Capital Is Becoming America s

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan. Dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan. Dalam menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman pada saat ini menyebabkan terjadinya globalisasi dan ekonomi inovasi telah menghasilkan ekonomi global yang memiliki tingkat persaingan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital di Indonesia mulai berkembang setelah munculnya PSAK No.

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital di Indonesia mulai berkembang setelah munculnya PSAK No. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam era globalisasi terakhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik dalam skala kecil, menengah maupun besar dan juga menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intellectual terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar. Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intellectual terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar. Tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan berhubungan dengan topik tentang Intellectual Capital antara lain : 1. Novelina Yunita (2012) Topik dalam penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah 11520100 PENDAHULUAN Modal intelektual sebenarnya mencakup hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based business) saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based business) saat ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based business) saat ini, investasi pada intellectual capital menjadi salah satu hal yang penting dalam kesuksesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perekonomian dunia telah berkembang dengan begitu pesatnya yang antara lain ditandai dengan kemajuan dibidang teknologi informasi, persaingan dan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori Ada 6 teori yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu teori Stakeholder, Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis), Resources Based Theory (RBT), Knowledge

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Saat ini perekonomian dunia telah berkembang dengan pesat, yaitu ditandai dengan adanya kemajuan di bidang teknologi, persaingan yang ketat, dan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Intellectual Capital (IC) terhadap Return

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Intellectual Capital (IC) terhadap Return BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang Pengaruh Intellectual Capital (IC) terhadap Return Saham dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Transportasiyang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi dan persaingan yang ketat pada saat ini mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya agar dapat terus bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi saat ini pertumbuhan perekonomian dunia telah berkembang. Perusahaan-perusahaan harus dengan cepat mengubah cara strategi bisnisnya supaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan pesatnya pesaingan dalam era globalisasi, organisasi dituntut agar mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak dampak perubahan yang signifikan terhadap pengelolaan suatu bisnis sehingga membutuhkan banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh persaingan. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang mendorong pada era globalisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Resources based theory menyatakan bahwa sumber daya perusahaan adalah

BAB II LANDASAN TEORI, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Resources based theory menyatakan bahwa sumber daya perusahaan adalah 7 BAB II LANDASAN TEORI, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Resources Based Theory (RBT) Resources based theory menyatakan bahwa sumber daya perusahaan adalah heterogen, tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis menutut perusahaan perusahaan untuk mengubah cara mereka dalam menjalankan bisnisnya agar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku Kepentingan.

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku Kepentingan. 8 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Teori Pemangku Kepentingan Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku Kepentingan. Teori pemangku kepentingan lebih mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja manajemen dari berbagai aspek. Penilaian kinerja merupakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja manajemen dari berbagai aspek. Penilaian kinerja merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dari waktu ke waktu perusahaan selalu ingin meningkatkan keuntungan yang didapatnya dari kegiatan bisnis yang dijalankan. Perusahaan terus berupaya untuk

Lebih terperinci

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN, PERTUMBUHAN DAN NILAI PASAR PADA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN, PERTUMBUHAN DAN NILAI PASAR PADA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN, PERTUMBUHAN DAN NILAI PASAR PADA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh derajat S2

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini membentuk iklim persaingan yang ketat bagi perusahaan-perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Agar dapat bertahan, perusahaan harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Resources Based Theory (RBT) Resource based theory adalah teori yang menjelaskan tentang kinerja perusahaan akan optimal jika perusahaan memiliki keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya, dari bisnis yang didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perlakuan bisnis di zaman sekarang menghadapi tantangan yang sangat berat dan beragam. Persaingan antar pelaku bisnis yang meningkat serta bertambahnya tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era ekonomi global saat ini, pertumbuhan perekonomian berkembang dengan pesat yang ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi. Dan ditambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dengan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan adanya perkembangan zaman, semua sektor mengalami perubahan dan perkembangan, salah satu sektor yang mengalami perkembangan paling signifikan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams,

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan selisih antara nilai pasar dan nilai buku perusahaan mendapat perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams, 2003).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat perusahaan-perusahaan yang mengunakan tenaga kerja (labor-based

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat perusahaan-perusahaan yang mengunakan tenaga kerja (labor-based BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi, inovasi teknologi,informasi yang begitu cepat di peroleh dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa perusahaan-perusahaan untuk mengubah cara mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital.

BAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya fenomena perdagangan bebas yang menciptakan struktur ekonomi global menyebabkan arus lalu lintas barang, jasa, modal dan tenaga kerja dapat berpindah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian dunia dan Indonesia sedang mengalami pergeseran kompetisi dari perekonomian yang berbasis sumber daya (resource-based economy) menjadi perekonomian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Stakeholder Theory (Teori Stakeholder) hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Individu, kelompok,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Stakeholder Theory (Teori Stakeholder) hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Individu, kelompok, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Stakeholder Theory (Teori Stakeholder) Stakeholder merupakan individu, sekompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas yang mengharuskan setiap negara harus siap dengan adanya persaingan dunia bisnis yang semakin meningkat. Hadirnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari resources-based business menjadi knowledge based business. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dari resources-based business menjadi knowledge based business. Organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi, inovasi, teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya dari resources-based

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri dengan kinerja yang baik diharapkan berdampak pada kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri dengan kinerja yang baik diharapkan berdampak pada kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi globlalisasi saat ini menuntut pelaku ekonomi bersaing sangat ketat, cara kerja yang solid akan menghasilkan kinerja yang bagus. Tidak dapat dipungkiri dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, sektor bisnis mengalami perkembangan yang sangat pesat. Persaingan antar perusahaan berubah menjadi sangat ketat. Persaingan tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi memberi perubahan pada seluruh aspek kehidupan, dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, gaya hidup, sistem pertukaran informasi dan perubahan

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL INTELLEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

PENGARUH MODAL INTELLEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PENGARUH MODAL INTELLEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Nama Mahasiswa Rudy Hartoyo NPM : 13209814 Kelas : 4EA06 Pembimbing : Dr,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bontis et al. (2000) menyatakan bahwa secara umum, para peneliti

BAB II LANDASAN TEORI. Bontis et al. (2000) menyatakan bahwa secara umum, para peneliti BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Modal Intelektual Bontis et al. (2000) menyatakan bahwa secara umum, para peneliti mengidentifikasi tiga konstruk utama dari IC, yaitu: Human Capital (HC),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Kecenderungan kesuksesan perusahaan perbankan secara umum senantiasa

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Kecenderungan kesuksesan perusahaan perbankan secara umum senantiasa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi informasi yang berkembang pesat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Seiring berkembangnya teknologi informasi maka persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pun harus mengubah pola manajemen dari pola manajemen. Pengetahuan telah diakui sebagai komponen bisnis yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pun harus mengubah pola manajemen dari pola manajemen. Pengetahuan telah diakui sebagai komponen bisnis yang penting dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam era globalisasi terakhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik dalam skala kecil, menengah maupun besar dan juga menghasilkan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ASEAN Economic Community (AEC) merupakan kesepakatan di bidang ekonomi sebagai upaya meningkatkan perekonomian di kawasan ASEAN dengan membentuk pasar tunggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Knowledge-based economy adalah sebuah istilah yang luas digunakan untuk mendeskripsikan ekonomi global masa kini (Ting dan Lean, 2009). Knowledge-based economyditandai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan di dunia usaha saat ini semakin ketat, terutama sejak memasuki era globalisasi yang memungkinkan perdagangan antarnegara semakin mudah dilakukan.

Lebih terperinci

terhadap kinerja keuangan perusahaan yang dilihat dari sisi profitabilitas. Najibullah (2005) meneliti intellectual capital dan tiga komponennya

terhadap kinerja keuangan perusahaan yang dilihat dari sisi profitabilitas. Najibullah (2005) meneliti intellectual capital dan tiga komponennya PENDAHULUAN Sejak tahun 1990-an, perhatian terhadap praktik pengelolaan aset tidak berwujud telah meningkat drastis baik dalam bidang teknologi informasi, manajemen, sosiologi maupun akuntansi (Artinah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini disebabkan adanya globalisasi serta teknologi informasi yang setiap tahunnya berkembang. Berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi global ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi global ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ekonomi global ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru yang berbasis pengetahuan dan perkembangan yang paling signifikan terjadi pada sektor bisnis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman sekarang, perkembangan teknologi meningkat secara pesat. Agar dapat terus bertahan dengan cepat perusahaan-perusahaan mengubah dari bisnis yang didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi maka perusahaan dituntut untuk merubah cara kerja

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi maka perusahaan dituntut untuk merubah cara kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin ketat dari segi produk, inovasi, serta kemajuan teknologi maka perusahaan dituntut untuk merubah cara kerja mereka dari bisnis yang

Lebih terperinci

Jl. Tamansari No.1 Bandung

Jl. Tamansari No.1 Bandung Prosiding Akuntansi ISSN: 2460-6561 Pengaruh Intellectual Capital, Modal Kerja, dan Financial Leverage terhadap Profitabilitas Perusahaan Effect of Intellectual Capital, Working Capital and Financial Leverage

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan (ROA dan ROE ) dan nilai pasar perusahaan (MtBV)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena baru dalam struktur perekonomian dunia antara lain ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. fenomena baru dalam struktur perekonomian dunia antara lain ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang telah terjadi banyak perubahan dengan pesatnya, apalagi dengan maraknya perdagangan bebas yang melahirkan fenomena baru dalam struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai aset berwujud yang bisa dinilai dengan satuan moneter,

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai aset berwujud yang bisa dinilai dengan satuan moneter, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan akan memberikan seluruh informasi bagi para pengguna yang menjelaskan mengenai kinerja keuangan perusahaan. Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi penelitian terdahulu adalah untuk mengetahui hasil-hasil yang nantinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi penelitian terdahulu adalah untuk mengetahui hasil-hasil yang nantinya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam membuat sebuah penelitian dibutuhkan sebuah penelitianpenelitian terdahulu untuk menjadi sebuah landasan dan acuan bagi penelitian ini. Fungsi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik ke arah dominasi pengetahuan dengan penerapan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik ke arah dominasi pengetahuan dengan penerapan manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dewasa ini memunculkan perubahan pandangan mengenai sumber daya yang bersifat stratejik bagi perusahaan. Perubahan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak perusahaan dituntut agar bisa berkembang dengan inovasi inovasi terbaru untuk menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak berwujud (intangible asset) telah meningkatkan secara dramatis. Salah satu pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif apabila dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif apabila dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi mengalami kemajuan yang amat pesat. Hal ini berdampak pada semakin ketatnya persaingan bisnis antar perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh semakin pesat ditandai dengan berkembangnya teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh semakin pesat ditandai dengan berkembangnya teknologi informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiringnya perkembangan zaman, perkembangan ekonomi telah tumbuh semakin pesat ditandai dengan berkembangnya teknologi informasi yang semakin maju dan dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 45 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan. Penelitian dilakukan pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 (butir 2) tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 (butir 2) tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Perbankan Defenisi bank berdasarkan Undang-Undang No. 10 tahun 1998 pada pasal 1 (butir 2) tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk meningkatkan produksi atau asset berwujud. Namun seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk meningkatkan produksi atau asset berwujud. Namun seiring dengan 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perkembangan inovasi teknologi dan persaingan yang semakin tinggi pada saat ini harus mendorong perusahaan untuk melakukan perubahan strategi bisnis mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran teknologi yang begitu pesat serta pertumbuhan jaringan komputer

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran teknologi yang begitu pesat serta pertumbuhan jaringan komputer BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi telah membuka begitu banyak pasar dan pesaing baru, penyebaran teknologi yang begitu pesat serta pertumbuhan jaringan komputer yang luar biasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa dasawarsa terakhir teknologi informasi telah menumbuhkan suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu pengetahuan dan teknologi telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang

BAB III METODE PENELITIAN. laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan menjadi semakin tinggi dan tidak dapat di

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan menjadi semakin tinggi dan tidak dapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi pada saat sekarang ini menyebabkan terjadinya persaingan antar perusahaan menjadi semakin tinggi dan tidak dapat di hindarkan. Dalam menghadapi

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam menjalankan usahanya, perusahaan memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran kepada para pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan bagi masyarakat (Kartika dan Hatane, 2013). besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (PSAK No.

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan bagi masyarakat (Kartika dan Hatane, 2013). besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (PSAK No. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia. Karena berfungsi sebagai intermediary institution yaitu lembaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika yang terjadi dalam dunia bisnis pada abad-21 ini telah menciptakan persaingan bisnis yang ketat di antara perusahaan. Agar perusahaan bisa terus bertahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk. memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk. memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset yang dimiliki perusahaan seperti surat

Lebih terperinci

THE IMPACT OF INTELLECTUAL CAPITAL ON BANKS GO PUBLIC S MARKET VALUE AND FINANCIAL PERFORMANCE LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX)

THE IMPACT OF INTELLECTUAL CAPITAL ON BANKS GO PUBLIC S MARKET VALUE AND FINANCIAL PERFORMANCE LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX) THE IMPACT OF INTELLECTUAL CAPITAL ON BANKS GO PUBLIC S MARKET VALUE AND FINANCIAL PERFORMANCE LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX) Mulyo DARMAWAN F.0208091 Juan Suam Toro Fakultas Ekonomi UNS ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. TEORI - TEORI 1. Pengertian, Karakteristik, dan Pengukuran Intellectual Capital a. Pengertian Intellectual Capital Hingga saat ini definisi intellectual capital seringkali

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Intangibles telah dirujuk sebagai goodwill, (ASB, 1997; IASB, 2004), dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Intangibles telah dirujuk sebagai goodwill, (ASB, 1997; IASB, 2004), dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Intellectual Capital Intangibles telah dirujuk sebagai goodwill, (ASB, 1997; IASB, 2004), dan IC adalah bagian dari goodwill. Dewasa ini, sejumlah skema

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari segi aktiva berwujudnya tetapi perusahaan mulai melihat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. dari segi aktiva berwujudnya tetapi perusahaan mulai melihat dari sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya perekonomian di dunia yang semakin pesat berdampak pada majunya kegiatan bisnis di Indonesia. Persaingan bisnis yang semakin ketat ini, membuat banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan. Menurut (Suntoso 1999 dalam Wadhikorin, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan. Menurut (Suntoso 1999 dalam Wadhikorin, 2010). 1 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Zaman globalisasi pelaku bisnis dihadapi tantangan yang sangat berat dan beragam. Persaingan antar pelaku bisnis yang meningkat serta bertambahnya tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kegiatan bisnisnya

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kegiatan bisnisnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi dan perdangangan bebas telah terjadi dan setiap negara harus siap dengan adanya persaingan di dunia bisnis yang kian kompetitif. Meningkatnya persaingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan kegiatan mereka. Sumber daya dan kemampuan internal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan kegiatan mereka. Sumber daya dan kemampuan internal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Resource Based Theory Sumber daya dapat dianggap sebagai input yang memungkinkan perusahaan untuk melakukan kegiatan mereka. Sumber daya dan kemampuan internal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan ini akan lebih menerapkan manajemen pengetahuan (knowlegde

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan ini akan lebih menerapkan manajemen pengetahuan (knowlegde BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi global saat ini pertumbuhan perekonomian berkembang dengan pesat ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi. Persaingan bisnis yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keunggulan bersaing. Intellectual capital adalah materi intelektual-pengetahuan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keunggulan bersaing. Intellectual capital adalah materi intelektual-pengetahuan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Intellectual Capital 1. Pengertian Intelectual Capital Menurut Stewart (1998) intellectual capital adalah jumlah semua hal yang diketahui dan diberikan oleh semua orang dalam

Lebih terperinci