HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Ida Budiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan bentuknya asap cair ini termasuk insektisida nabati berbentuk cair, cara penggunaannya dapat menggunakan tambahan pengencer maupun tanpa pengencer. Berdasarkan sifat dan cara kerjanya, insektisida dapat memberikan efek pingsan/mati, pengusir (repelan), dan penarik (atraktan). Asap cair ini merupakan senyawa yang dapat menguap apabila dipanaskan, sehingga cara kerjanya pun melalui sistem pernafasan atau langsung melalui sistem saraf pusat. Asap cair grade 2 yang dihasilkan dari pembakaran tempurung kelapa dan proses pirolisis berwarna bening kekuningan dan berbau khas seperti asap. Tabel 2 Jumlah lalat yang tetap di kandang A setelah ± 3.21 b ± 1.52 c 13. ± 2. c.67 ± 1.15 a ± 6.8 b 6.67 ± 1.15 ab 4.33 ±.58 b 3.33 ± 1.15 b ± 1.15 a 5. ± 2. a 1. ± 1. a.67 ±.58 a ± 2.3 b 8.67 ±.58 b 6.33 ± 2.3 b 5. ± 2. b 5. ±. c 5. ±. d 5. ±. d 5. ±. c Tabel 3 Persentase rata- rata jumlah lalat yang tetap di kandang A setelah b 35.2 c 26 c 1.2 a 75 7 b 13.2 ab 8.6 b 6.6 b a 1 a 2 a 1.2 a b 17.2 b 12.6 b 1 b 1 c 1 d 1 d 1 c
2 Gambar 8 Grafik persentase rata-rata yang tetap di kandang A setelah Tabel 2 menunjukkan persentase jumlah lalat yang tetap di kandang A setelah 15, 3, 45 dan 6 menit berkontak dengan asap cair konsentrasi,,, dan kontrol. Secara statistik terlihat pada menit ke-15 konsentrasi, dan berbeda nyata dengan konsentrasi. Pada menit ke-3 konsentrasi terlihat tidak berbeda nyata dengan konsentrasi dan. terlihat berbeda nyata dengan konsentrasi, dan. Pada menit ke-45 konsentrasi dan terlihat berbeda nyata dengan konsentrasi lainnya, tetapi konsentrasi tidak berbeda nyata dengan konsentrasi. Pada menit ke-6 konsentrasi dan terlihat berbeda nyata dengan konsentrasi dan. Dari keseluruhan hasil rata-rata, dapat dilihat untuk jumlah lalat yang tetap bertahan di kandang A paling banyak pada konsentrasi pada menit ke-15. Hal ini diduga karena kepekatan asap cair konsentrasi belum memberikan efek untuk lalat. Tetapi pada menit berikutnya, semua konsentrasi dari asap cair menunjukkan jumlah lalat yang tetap di kandang A yang menurun drastis. Semua konsentrasi di setiap waktu terlihat berbeda nyata dengan kontrol, hal ini disebabkan karena kontrol tidak memiliki efek apapun terhadap lalat. Sehingga lalat tidak pingsan maupun tidak pindah ke kandang lain. Pada tahap ini konsentrasi adalah konsentrasi yang terbaik karena lalat yang tetap berada di kandang paling sedikit diantara konsentrasi yang lain.
3 Tabel 4 Jumlah lalat yang terusir setelah berkontak dengan asap cair ± 1.52 b 3.67 ±.58 d 4. ±. c ± 6.2 b ±. b 2.67 ±.58 c 4. ±. c 4.33 ±.58 a ±.58 ab 1.67 ±.58 b 2. ±. b 2. ±. a ±.58 ab 1.67 ±.58 b 1.67 ±.58 b 1.67 ±.58 a. ±. a. ±. a. ±. a. ±. a Tabel 5 Persentase rata-rata jumlah lalat yang terusir setelah b 7.2 d 8 c 28.6 b 75 4 b 5.2 c 8 c 8.6 a ab 3.2 b 4 b 4 a ab 3.2 b 3.2 b 3.2 a a a a a Gambar 9 Grafik persentase rata-rata yang terusir setelah Tabel 4 menunjukkan persentase jumlah lalat yang terusir dari kandang A setelah 15, 3, 45 dan 6 menit berkontak dengan asap cair
4 21 konsentrasi,,, dan kontrol. Secara statistik terlihat pada menit ke-15 konsentrasi dan, persentase jumlah lalat yang terusir dari kandang A tidak berbeda nyata dengan konsentrasi dan. Pada menit ke-3 konsentrasi dan berbeda nyata dengan konsentrasi dan konsentrasi. Pada menit ke-45 konsentrasi dan berbeda nyata dengan konsentrasi dan konsentrasi. Pada menit ke-6 konsentrasi berbeda nyata dengan konsentrasi, dan. Dapat dilihat jumlah lalat yang terusir paling banyak terdapat pada konsentrasi dalam waktu 6 menit. Pada penelitian Juanda 6, uji repelansi menggunakan ekstrak rosemary, didapatkan juga hasil daya repelensi yang paling tinggi pada konsentrasi % menit ke-6. Semakin tinggi konsentrasi maka daya repelan akan semakin meningkat (Juanda 6). Tabel 6 Jumlah lalat yang pingsan setelah berkontak dengan asap cair ± 1.73 b ± 1.52 b 33. ± 2. b 35. ± 7. b ±.58 b 4.67 ± 1.52 c ±.58 c ±.58 c ±.58 d ± 1.52 d 47. ± 1. d ±.58 c ± 2.64 c ±.58 c 42. ± 1.73 c ± 1.52 c. ±. a. ±. a. ±. a. ±. a Tabel 7 Persentase rata-rata lalat yang pingsan setelah 1 16 b 57.2 b 66 b 7 b b 81.2 c 83.2 c 84.6 c d 86.6 d 94 d 94.6 c 25 3 c 79.2 c 84 c 86.6 c a a a a
5 Gambar 1 Grafik persentase rata-rata yang pingsan setelah Tabel 6 menunjukkan persentase rata-rata yang pingsan di seluruh kandang setelah 15, 3, 45 dan 6 menit berkontak dengan asap cair konsentrasi,,, dan kontrol. Secara statistik terlihat pada menit ke-15 konsentrasi dan, persentase rata-rata lalat yang pingsan berbeda nyata dengan konsentrasi dan konsentrasi. Pada menit ke-3 konsentrasi tidak berbeda nyata dengan konsentrasi, tetapi berbeda nyata dengan konsentrasi dan. Pada menit ke-45 masih terlihat hasil yang sama seperti menit ke-3. Pada menit ke-6 konsentrasi berbeda nyata dengan konsentrasi lainnya. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa konsentrasi dimenit ke-6 tidak berbeda nyata dengan konsentrasi dan konsentrasi, tetapi pada konsentrasi lalat yang pingsan lebih banyak dibanding dengan konsentrasi lainnya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Daya tolak ekstrak daun pandan wangi (P. amaryllifolius) terhadap nyamuk Ae. aegypti pada berbagai konsentrasi.
Percent IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Daya tolak ekstrak daun pandan wangi (P. amaryllifolius) terhadap nyamuk Ae. aegypti pada berbagai konsentrasi. Untuk mengetahui daya tolak ekstrak daun pandan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Konsentrasi efektif daun sirih sebagai penolak nyamuk Ae. aegypti pada lengan uji
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Konsentrasi efektif daun sirih sebagai penolak nyamuk Ae. aegypti pada lengan uji Untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun sirih (P. bettle) yang efektif terhadap
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil pengujian dan analisa limbah plastik PP (Polypropyline).
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil pengujian dan analisa limbah plastik PP (Polypropyline). Gambar 4.1 Reaktor Pengolahan Limbah Plastik Alat ini melebur plastik dengan suhu 50 300 C kapasitas produksi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Pengujian Variasi sudut kondensor dalam penelitian ini yaitu : sudut 0 0, 15 0, dan 30 0 serta aliran air dalam kondensor yaitu aliran air searah dengan laju
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memiliki potensi perikanan terbesar ketiga dengan jumlah produksi ,84
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi sumber daya perikanan laut cukup besar. Kota Bandar Lampung merupakan daerah yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan pada masyarakat dan mempelajari upaya untuk. penanggulangan dan pencegahannya (Notoadmodjo, 2011).
1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Ilmu kesehatan lingkungan adalah ilmu yang mempelajari dinamika hubungan interaktif antara sekelompok manusia atau masyarakat dan berbagai perubahan komponen lingkungan
Lebih terperinciPENGARUH EKSTRAK BUNGA KENANGA
PENGARUH EKSTRAK BUNGA KENANGA (Canangium odoratum) DAN BUNGA KAMBOJA KUNING (Plumeria acuminata) TERHADAP MORTALITAS NYAMUK RUMAH (Culex quenquiefasciatus) Ana Ulfia Hidayati 1, Suhirman 2, dan Dwi wahyudiati
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. protein yang lebih baik bagi tubuh dibandingkan sumber protein nabati karena mengandung
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging merupakan bahan makanan hewani yang digemari oleh seluruh lapisan masyarakat karena rasanya yang lezat dan mengandung nilai gizi yang tinggi. Daging merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. selama penyimpanan (teroksidasinya senyawa fenol, perubahan warna), kurang praktis dalam penanganan, distribusi dan aplikasinya.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Redestilat asap cair tempurung kelapa merupakan hasil pemurnian asap cair dengan tujuan memisahkan sisa tar hasil pirolisis dan menghilangkan poliaromatik hidrokarbon
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA
Kode/Nama Rumpun Ilmu: 431/ Teknik Mesin (dan Ilmu Permesinan Lain) HALAMAN SAMPUL LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA OPTIMASI BENTUK KONDENSOR PADA ALAT PEMBUAT ASAP CAIR (LIQUID SMOKE) Tahun ke 1
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari pengujian briket dengan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Pabrik Arang Batok dan Asap Cair, Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Pengujian kandungan kimia distilat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi Bahan Tumbuhan Sumber Insektisida Nabati Hasil ekstraksi menggunakan metode maserasi yang terbanyak diperoleh dari biji S. mahagoni, diikuti daun T. vogelii, biji A.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Perancangan Reaktor Pirolisis Pada reaktor pirolisis alat ini dibuat menggunakan 2 tabung freon bekas yang tidak terpakai karena menggunakan tabung yang sudah
Lebih terperinciFeri Hartini 1 dan Yahdi 2 1 Jurusan Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram 2 Dosen Jurusan Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram.
POTENSI EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata, L.) SEBAGAI INSEKTISIDA KUTU DAUN PERSIK (Myzus persicae, Sulz) PADA DAUN TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens) Feri Hartini 1 dan Yahdi 2 1 Jurusan Tadris
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk eksperimen semu (Quasi ekspperiment) yaitu meneliti
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis penelitian Penelitian ini berbentuk eksperimen semu (Quasi ekspperiment) yaitu meneliti efektifitas ekstrak kulit durian (Durio zibethinus Murr) dalam pengendalian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakann penyakit yang. berkaitan erat dengan kenaikan populasi vektor Aedes aegypty.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakann penyakit yang berkaitan erat dengan kenaikan populasi vektor Aedes aegypty. Menurut Wijana, (1982) Ae. aegypty adalah satu-satunya
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan untuk membuat asap cair disebut juga alat pirolisator yang terdiri dari pembakar bunsen, 2 buah kaleng berukuran besar dan yang lebih
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. nabati yang penting di Indonesia. Kelapa minyak sawit mengandung kurang lebih
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Cangkang Kelapa Sawit Kelapa Sawit (Elleis Guinensis) merupakan salah satu sumber minyak nabati yang penting di Indonesia. Kelapa minyak sawit mengandung kurang lebih 80% pericarp
Lebih terperinciUJI PENGGUNAAN ASAP CAIR UNTUK MENGURANGI BAU PADA LIMBAH PENCUCIAN IKAN DENGAN METODE THRESHOLD ODOR TEST. Aditya W Dwi Cahyo
UJI PENGGUNAAN ASAP CAIR UNTUK MENGURANGI BAU PADA LIMBAH PENCUCIAN IKAN DENGAN METODE THRESHOLD ODOR TEST Aditya W Dwi Cahyo 3304.100.037 Aktifitas pencucian ikan menghasilkan bau Bau dampak pencemaran
Lebih terperinciBab IV Pembahasan. Pembuatan Asap cair
Bab IV Pembahasan Asap cair yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pirolisis tempurung kelapa, yaitu suatu proses penguraian secara kimia bahan organik melalui proses pemanasan pada suhu
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Dalam penelitian pengeringan kerupuk dengan menggunakan alat pengering tipe tray dengan media udara panas. Udara panas berasal dari air keluaran ketel uap yang sudah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Ikan tongkol (Euthynnus affinis) segar diperoleh dari TPI (Tempat Pelelangan Ikan) kota Gorontalo. Bahan bakar yang digunakan dalam pengasapan ikan adalah batok sabut kelapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Minyak merupakan trigliserida yang tersusun atas tiga unit asam lemak, berwujud cair pada suhu kamar (25 C) dan lebih banyak mengandung asam lemak tidak jenuh sehingga
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016 di Laboratorium Proteksi
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016 di Laboratorium Proteksi Fakultas Pertanian dan Laboratorium Farmasetika Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. poliaromatik hidrokarbon / PAH (Panagan dan Nirwan, 2009). Redestilat asap cair
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asap cair tempurung kelapa merupakan hasil pirolisis tempurung kelapa yang komponen penyusunnya berupa selulosa, hemiselulosa dan lignin, yang dimurnikan dengan proses
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi hasil pertanian yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi hasil pertanian yang keberadaannya sangat penting dan dibutuhkan di Indonesia. Tanaman karet sangat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Randemen Arang Tempurung Kelapa
26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Rendemen Arang Briket Tempurung Kelapa Nilai rata-rata rendemen arang bertujuan untuk mengetahui jumlah arang yang dihasilkan setelah proses pirolisis. Banyaknya arang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi penting dan terbesar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi penting dan terbesar di Indonesia. Lampung adalah salah satu sentra perkebunan karet di Indonesia. Luas areal
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PKM-P. ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI REPELAN LALAT HIJAU (Chrysomya sp.) DI TEMPAT PENGASINAN IKAN.
3 LAPORAN AKHIR PKM-P ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI REPELAN LALAT HIJAU (Chrysomya sp.) DI TEMPAT PENGASINAN IKAN Disusun Oleh: Muhammad Viqih B04090066 2009 Nur Hidayat B04090083 2009 Imran Sukri
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
14 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Minyak Atsiri Surian (Toona Sinensis Roemor) Minyak atsiri Surian ini didapatkan dengan cara penyulingan menggunakan metode air dan uap atau biasanya disebut metode kukus.
Lebih terperinciEFEK ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA TERHADAP LALAT RUMAH (Musca domestica) RIO ASYARI
EFEK ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA TERHADAP LALAT RUMAH (Musca domestica) RIO ASYARI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan
Lampiran 1. Flow Chart Pelaksanaan Penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong, dibubut dan dikikir bahan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terdapat di seluruh dunia. Sekitar 95% dari berbagai jenis lalat yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lalat rumah (Musca domestica) merupakan salah satu spesies serangga yang banyak terdapat di seluruh dunia. Sekitar 95% dari berbagai jenis lalat yang dijumpai di sekitar
Lebih terperinci3. Pagar rumah dalam kurun waktu tertentu lama-lama akan berkarat. Hal tersebut menunjukkan sifat materi secara...
1. Berikut ini yang merupakan sifat adalah.. SMP kelas 7 - KIMIA BAB 1. MATERI Latihan Soal 1.2 Kereaktifan Kekerasan Titik beku Magnetisasi Kunci Jawaban : A Pembahasan : Perubahan adalah adalah perubahan
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR TEKNOLOGI PEMBUATAN ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI PESTISIDA ORGANIK DAN PENGAWET PANGAN ALAMI YANG MURAH DAN APLIKATIF
LAPORAN AKHIR TEKNOLOGI PEMBUATAN ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI PESTISIDA ORGANIK DAN PENGAWET PANGAN ALAMI YANG MURAH DAN APLIKATIF Oleh Dr. Masrid Pikoli, M.Pd. Prof. Dr. Ishak Isa, M.Si. Hendri
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian yang dilaksanakan adalah eksperimental laboratoris dengan jenis before and after test control group design. 4.2 Sampel dan Besar Sampel
Lebih terperinciPEMBUATAN ASAP CAIR DARI SAMPAH ORGANIK SEBAGAI BAHAN PENGAWET MAKANAN
Modul: PEMBUATAN ASAP CAIR DARI SAMPAH ORGANIK SEBAGAI BAHAN PENGAWET MAKANAN I. DESKRIPSI SINGKAT S aat ini isu lingkungan sudah menjadi isu nasional bahkan internasional, dan hal-hal terkait lingkungan
Lebih terperinciArang Tempurung Kelapa
Arang Tempurung Kelapa Mengapa harus arang tempurung? Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), terutama minyak tanah, membuat masyarakat mencari alternatif lain untuk keperluan memasak. Salah satu yang
Lebih terperinciTEKNOLOGI ASAP CAIR DARI TEMPURUNG KELAPA, TONGKOL JAGUNG, DAN BAMBU SEBAGAI PENYEMPURNA STRUKTUR KAYU
TEKNOLOGI ASAP CAIR DARI TEMPURUNG KELAPA, TONGKOL JAGUNG, DAN BAMBU SEBAGAI PENYEMPURNA STRUKTUR KAYU S.P. Abrina Anggraini Program Studi Teknik Kimia, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang Jl. Telaga
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Sementara analisis dengan menggunakan instrumen dilakukan
Lebih terperinciSTUDI PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TIGA JENIS ARANG PRODUK AGROFORESTRY DESA NGLANGGERAN, PATUK, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENDAHULUAN
C8 STUDI PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TIGA JENIS ARANG PRODUK AGROFORESTRY DESA NGLANGGERAN, PATUK, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh : Veronika Yuli K. Alumni Fakultas Kehutanan Universitas
Lebih terperinciEKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap
EKSTRAKSI Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan substansi dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, dapat dibedakan dua macam ekstraksi yaitu
Lebih terperinciLampiran 1. Tekstur Buah Alpukat pada hari ke-3
Lampiran 1. Tekstur Buah Alpukat pada hari ke-3 Tabel Data Hasil Pengamatan Perlakuan Ulangan Total Rerata (N) 1 2 3 K 0 L 1 4,7 4,2 4,6 13,5 4,5 K 0 L 2 4,3 4,6 4,6 13,5 4,5 K 0 L 3 4,5 4,5 4,2 13,2 4,4
Lebih terperinciOPTIMASI PEMBUATAN ASAP CAIR DARI SEKAM PADI DAN APLIKASINYA SEBAGAI PUPUK TANAMAN HIDROPONIK
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.2 ; November 2015 OPTIMASI PEMBUATAN ASAP CAIR DARI SEKAM PADI DAN APLIKASINYA SEBAGAI PUPUK TANAMAN HIDROPONIK *JAKA DARMA JAYA 1, AKHMAD ZULMI 2, DIKY WAHYUDI
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil pengujian dan analisa limbah plastik HDPE ( High Density Polyethylene ). Gambar 4.1 Reaktor Pengolahan Limbah Plastik 42 Alat ini melebur plastik dengan suhu 50 300
Lebih terperinciPT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.
Jl. Raya Merak Km. 7 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Telp. (0254) 570-42, Fax. (0254) 57-458 0 April 2007 7 November 204 PAGE OF 6 BAGIAN- : IDENTIFIKASI PERUSAHAAN DAN PRODUK KIMIA Nama produk Kimia :
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian bersifat eksperimen. Dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pada percobaan ini terdapat 6 taraf perlakuan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, FMIPA
16 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Lampung, bulan Desember 2013 - Januari 2014. B. Alat dan Bahan Adapun
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2014 di
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2014 di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah explanatori research dan pelaksanaanya menggunakan metode Eksperimen Kuasi. [21] Hal ini berfungsi untuk menjelaskan
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Asap cair merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa,
Lebih terperinciSISTEM DAUR ULANG ANTI NYAMUK ELEKTRIK DENGAN MENGGUNAKAN KULIT DURIAN (Durio zibethinus Murr) UNTUK PENGENDALIAN NYAMUK AEDES AEGYPTI
SISTEM DAUR ULANG ANTI NYAMUK ELEKTRIK DENGAN MENGGUNAKAN KULIT DURIAN (Durio zibethinus Murr) UNTUK PENGENDALIAN NYAMUK AEDES AEGYPTI Asna Umar, Helina Jusuf, Lintje Boekoesoe 1 asnaumarkesmas@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuh subur di Indonesia. Semua bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa (Cocos nucifera) merupakan salah satu tanaman tropis yang tumbuh subur di Indonesia. Semua bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan mulai dari akar, batang, buah,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Pengujian Variasi sudut kondensor dalam penelitian ini yaitu : 0 0, 15 0, dan 30 0 serta aliran air dalam kondensor yaitu aliran air searah dengan laju uap (parallel
Lebih terperinciVI. PEMBUATAN PESTISIDA NABATI. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP
PEMBUATAN PESTISIDA NABATI VI. PEMBUATAN PESTISIDA NABATI Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP MODUL-06 Department of Dryland Agriculture Management, Kupang State Agriculture Polytechnic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jambu biji (Psidium guajava L.) adalah salah satu komoditas buah yang prospektif. Tanaman jambu biji telah menyebar luas, terutama di daerah tropik. Saat
Lebih terperinciLampiran 1. Alur Pembuatan Ekstrak Buah Mengkudu. 12 Kg Buah mengkudu dipotong tipis- tipis
Lampiran 1. Alur Pembuatan Ekstrak Buah Mengkudu 12 Kg Buah mengkudu dipotong tipis- tipis Dikeringkan dalam lemari pengering dengan suhu 40-50 о C, selama ± 5 hari Potongan-potongan yang sudah kering
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengganggu kenyamanan hidup manusia karena meninggalkan bau yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecoa merupakan salah satu jenis serangga pemukiman yang sering mengganggu kenyamanan hidup manusia karena meninggalkan bau yang tidak sedap, pembawa patogen penyakit,
Lebih terperinciPreparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.
Preparasi Sampel Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3 siti_marwati@uny.ac.id Penarikan Sampel (Sampling) Tujuan sampling : mengambil sampel yang representatif untuk penyelidikan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG
RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG Idrus Abdullah Masyhur 1, Setiyono 2 1 Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasila,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu masalah kesehatan yang sangat penting karena kasus-kasus yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit tropis yang mengancam manusia di berbagai negara tropis dan menjadi salah satu masalah kesehatan yang
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :
Pengaruh Suhu Aktivasi Terhadap Kualitas Karbon Aktif Berbahan Dasar Tempurung Kelapa Rosita Idrus, Boni Pahlanop Lapanporo, Yoga Satria Putra Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Tanjungpura, Pontianak
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Sampel Buatan Pada prosedur awal membuat sampel buatan yang digunakan sebagai uji coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. volatile. Definisi minyak atsiri adalah senyawa yang pada umumnya berwujud
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak atsiri lazim dikenal dengan nama minyak mudah menguap atau volatile. Definisi minyak atsiri adalah senyawa yang pada umumnya berwujud cair dan diperoleh dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan, baik itu kehidupan manusia maupun kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Air adalah merupakan bahan yang sangat vital
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya di era modern ini banyak hasil pengolahan ikan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai banyak kekayaan alamnya terutama laut. Berbagai macam spesies sudah teridentifikasi dan bahkan terdapat beberapa
Lebih terperinciPENDAHULUAN. hemiselulosa dan lignin dan telah dikondensasi. Asap cair masih mengandung
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asap cair merupakan hasil pirolisis bahan yang mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin dan telah dikondensasi. Asap cair masih mengandung senyawa tar dan polisiklis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. Nyamuk Aedes aegypti merupakan salah satu vektor. yang membawa penyakit demam berdarah dengue.
BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Nyamuk Aedes aegypti merupakan salah satu vektor yang membawa penyakit demam berdarah dengue. Nyamuk ini dapat tumbuh pesat di Indonesia karena Indonesia termasuk negara
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram alir penelitian 16
BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut : a. Tahap desain proses dan teknologi b. Tahap perancangan teknologi ( pirolisator
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MATERIAL DAN DESAIN BLOK REM KOMPOSIT
BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MATERIAL DAN DESAIN BLOK REM KOMPOSIT Analisis dilakukan dengan membandingkan parameter komposisi modifikasi material terhadap kekuatan mekanik dari spesimen serta koefisien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produksi kubis di Indonesia banyak mengalami hambatan, di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan produksi kubis di Indonesia banyak mengalami hambatan, di antaranya disebabkan serangan hama tanaman. Banyak hama yang menyerang tanaman kubis, salah satunya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penting dalam sejarah industri, bukan saja untuk keperluan sehari-hari seperti
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persediaan natrium karbonat (Na 2 CO 3 ) dan natrium oksida (Na 2 O) merupakan isu penting dalam sejarah industri, bukan saja untuk keperluan sehari-hari seperti sabun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi yang sangat tinggi pada saat ini menimbulkan suatu pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu mengurangi pemakaian bahan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
19 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Data rata-rata parameter uji hasil penelitian, yaitu laju pertumbuhan spesifik (LPS), efisiensi pemberian pakan (EP), jumlah konsumsi pakan (JKP), retensi protein
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kerbau adalah hewan tergolong memamah biak subkeluarga bovinae dan
TINJAUAN PUSTAKA Daging Kerbau Kerbau adalah hewan tergolong memamah biak subkeluarga bovinae dan mempunyaikebiasaan berendam di sungai dan lumpur. Ternak kerbau merupakan salah satu sarana produksi yang
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan selama dua bulan yaitu pada bulan Mei sampai dengan Juni 205, bertempat di Kandang Percobaan Program Studi Peternakan
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)
LAMPIRAN 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992) METODE PENGUJIAN Sebanyak 5 gram sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Untuk pengujianan total oksalat ke dalam Erlenmeyer ditambahkan larutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu sumber protein yang dikonsumsi oleh sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telur adalah salah satu sumber protein yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat dan merupakan produk peternakan yang memberikan sumbangan terbesar bagi tercapainya
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
31 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Perlakuan Terhadap Daya Ikat Air (DIA) Daging Ayam Petelur Afkir Rata-rata hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi sari buah stroberi (Fragaria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penularan penyakit pada manusia melalui vektor serangga dikenal sebagai arthropodborne diseases atau sering disebut sebagai vektorborne disease. Penyakit ini merupakan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. L Kadar Protein Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan bahwa penambahan gula aren dengan formulasi yang berbeda dalam pembuatan kecap manis air kelapa
Lebih terperinciPENGARUH JENIS KAYU BERBEDA TERHADAP MUTU IKAN SELAIS (Cryptopterus bicirchis) ASAP. Oleh : Abstrak
1 PENGARUH JENIS KAYU BERBEDA TERHADAP MUTU IKAN SELAIS (Cryptopterus bicirchis) ASAP Oleh : Fara Adipa Sitompul 1), Mirna Ilza 2), Desmelati 2) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penyakit paru kronik (Kurniawidjaja,2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paru-paru merupakan alat ventilasi dalam sistem respirasi bagi tubuh, fungsi kerja paru dapat menurun akibat adanya gangguan pada proses mekanisme faal yang salah satunya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. limbah yang apabila tanpa pengolahan lebih lanjut akan sangat berbahaya bagi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengolahan VCO merupakan suatu kegiatan yang menghasilkan limbah yang apabila tanpa pengolahan lebih lanjut akan sangat berbahaya bagi lingkungan. Limbah hasil pengolahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sirih hijau (Piper betle L.) sebagai pengendali hama Plutella xylostella tanaman
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai efektivitas pestisida nabati daun sirih hijau (Piper betle L.) sebagai pengendali hama Plutella xylostella tanaman sawi (Brassica juncea
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kebutuhan hidup yang semakin tinggi, manusia cenderung untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kebutuhan hidup yang semakin tinggi, manusia cenderung untuk bekerja lebih keras, menguras tenaga dan fikiran tanpa memperhatikan kemampuan tubuhnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyediaan bahan pangan pokok terutama ketergantungan masyarakat yang besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia saat ini menghadapi masalah yang serius berkaitan dengan usaha penyediaan bahan pangan pokok terutama ketergantungan masyarakat yang besar terhadap padi,
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. menghasilkan tingkat penolakan yang tidak berbeda nyata dibandingkan dengan
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Tingkat penolakan hama kutu beras Hasil penelitian menunjukkan dosis ekstrak daun pandan wangi kering dan daun pandan wangi segar memberikan pengaruh nyata terhadap
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah spent bleaching earth dari proses pemurnian CPO yang diperoleh dari PT. Panca Nabati Prakarsa,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Bahan Baku Karet Crepe
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi Bahan Baku 4.1.2 Karet Crepe Lateks kebun yang digunakan berasal dari kebun percobaan Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Ciomas-Bogor. Lateks kebun merupakan
Lebih terperinciBAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD
BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD Kalor dan Perpindahannya BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD 1. Apa yang dimaksud dengan kalor? 2. Bagaimana pengaruh kalor pada benda? 3. Berapa jumlah kalor yang diperlukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan di. Berdasarkan data Dinas Kesehatan kota Bandar Lampung Januari hingga 14
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Menurut Depkes RI Jumlah kasus DBD pada tahun 2010 sebanyak 156.086 kasus dengan jumlah kematian
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan: (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keras (jawa: pelok) dan enak di makan. Di dalam daging buah tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah mangga banyak dikenal dan disukai orang dimana-mana. Mangga termasuk buah tempurung, pada bagian yang paling luar terdapat kulit, kemudian di lanjutkan daging buah
Lebih terperinciUJI EFEKTIVITAS MINYAK ATSIRI BUNGA KENANGA (Canangium odoratum Baill) TERHADAP DAYA BUNUH LARVA NYAMUK Culex quinquefasciatus SKRIPSI
UJI EFEKTIVITAS MINYAK ATSIRI BUNGA KENANGA (Canangium odoratum Baill) TERHADAP DAYA BUNUH LARVA NYAMUK Culex quinquefasciatus SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD
BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD 1. Apa yang dimaksud dengan kalor? 2. Bagaimana pengaruh kalor pada benda? 3. Berapa jumlah kalor yang diperlukan untuk perubahan suhu benda? 4. Apa yang dimaksud dengan
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan untuk melihat onset, durasi, kematian dan tahapan anestesi Acepromazine (ACP). Selanjutnya, hasil penelitian dengan menggunakan ACP yang diberikan secara
Lebih terperinciGambar 6. Kerangka penelitian
III. BAHAN DAN METODOLOGI A. Bahan dan Alat Bahan baku yang digunakan adalah kayu secang (Caesalpinia sappan L) yang dibeli dari toko obat tradisional pasar Bogor sebagai sumber pigmen brazilein dan sinapic
Lebih terperinci