STUDI PROSES EKSTRAKSI MINERAL TEMBAGA MENGGUNAKAN GELOMBANG MIKRO DENGAN VARIASI DAYA DAN WAKTU RADIASI
|
|
- Hartono Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI PROSES EKSTRAKSI MINERAL TEMBAGA MENGGUNAKAN GELOMBANG MIKRO DENGAN VARIASI DAYA DAN WAKTU RADIASI Nur Rosid Aminudin*, Sungging Pintowantoro** *Mahasiswa Jurusan Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS **Dosen Jurusan Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ABSTRAK Batuan tembaga merupakan batuan yang banyak ditemukan di Indonesia, baik dari persentase logam tembaganya rendah hingga persentase yang tinggi. Penelitian ini menawarkan metode ekstraksi logam tembaga dengan memanfaatkan gelombang mikro dari microwave sebagai pembangkit panasnya. Penelitian ini menggunakan batuan tembaga jenis kalkopirit dengan persentase awal sebesar 11,32%. Kemudian direaksikan dengan silica sebagai flux dan diradiasi dengan gelombang mikro dengan variasi daya 1000 Watt dan 2000 Watt dan lama penyinaran selama 40, 50 dan 60 menit. Hasil dari penelitian ini bahwa persentase tembaga mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan daya yang digunakan proses ekstraksi dan lama penyinaran dengan gelombang mikro. Pada proses dengan daya 1000 watt dan waktu radiasi 40, 50 dan 60 menit didapatkan kenaikan persentase Cu masing-masing menjadi 23,6%,27,6%,dan 29,57%. Sedangkan pada daya 2000 Watt didapatkan persentase Cu masing-masing 30,3%, 31,7% dan 22,8%. Kata kunci : Ekstraksi, chalcopyrite, gelombang mikro, Daya, waktu radiasi. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang kaya akan mineral dan tambang yang mana persebarannya hampir diseluruh pelosok alam Indonesia. Akan tetapi barang tambang yang dimiliki Indonesia tidak serta merta langsung dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, tetapi harus melalui tahap pengolahan terlebih dahulu untuk mendapatkan logam murninya. Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, kebutuhan tembaga nasional mengalami peningkatan dengan adanya pertumbuhan ekonomi masyarakat dan jumlah penduduk. Proses ekstraksi tembaga yang selama ini dilakukan kebanyakan masih menggunakan metode konvensional yang dirasa metode-metode tersebut masih kurang efisien. Contohnya proses ekstraksi yang menggunakan proses pyrometallurgi (proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur tinggi). Dimana pada proses ini memiliki beberapa kelemahan misalnya menghabiskan bahan bakar yang sangat banyak, prosesnya memakan waktu yang cukup lama dan sangat kompleks. Selain itu, kerugian yang terbesar dari proses ini adalah dihasilkannya gas SO 2 (Sulfur Dioksida) yang sangat berbahaya dan dapat menyebabkan hujan asam yang merusak lingkungan. Kedua,proses ekstraksi secara hydrometalurgi (proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur yang relatif rendah dengan cara pelindian media cairan). Proses hydrometalurgi memiliki kelemahan seperti tidak semua mineral dapat diproses melalui metode ini dan waktu pelarutannya memerlukan waktu yang lama. Sehingga diperlukan suatu alternatif proses yang lebih efisien dan ramah terhadap lingkungan. Dengan latar belakang hal tersebut kini saatnya dikembangkan metode-metode ekstraksi yang ramah lingkungan, mempunyai nilai efisiensi tinggi dan harga produksi rendah. (Davenport dkk,2002) Sebuah metode ekstraksi yang belakangan ini dikembangkan para ahli metalurgi ialah metode ekstraksi tembaga
2 dengan pemanfaatan energi panas gelombang mikro dari microwave. Metode ini dapat menghasilkan logam tembaga murni yang diekstraksi baik dari konsentrat maupun langsung dari bijih tembaga. Dimana pada metode ini panas dibangkitkan secara internal akibat getaran molekul-molekul target oleh gelombang mikro. Karena karakter gelombang mikro yang dapat menembus molekul target, maka pemanasan dengan gelombang mikro berlangsung secara serentak. Oleh karena itu pemanasan dengan menggunakan gelombang mikro dapat berlangsung sangat cepat. Berbagai penelitian penggunaan gelombang mikro pada proses ekstraksi metalurgi secara langsung menunjukkan bahwa gelombang mikro sangat efektif karena mengasilkan panas yang stabil dan tidak menimbulkan limbah seperti ekstraksi yang menggunakan media pemanas konvensional. (Kazi E. Haque,1998). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui mekanisme proses ekstraksi tembaga dari bentuk ore menggunakan energi gelombang mikro, mengetahui pengaruh variasi dan variasi waktu penyinaran sample terhadap peningkatan persentase kandungan tembaga. Alat yang digunakan dalam proses reduksi yaitu Microwave oven 2450 MHz, cawan dengan volume 30 ml dan batu tahan api. Pada penelitian ini digunakan variabel daya penyinaran dan waktu radiasi dengan gelombang mikro. Dimana daya yang digunakan sebesar 1000 dan 2000 Watt dan waktu radiasinya ialah selama 40, 50, dan 60 menit. METODOLOGI Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah silika dari PT Smelting, Gresik dan konsentrat tembaga yang berasal dari PT Newmont Nusa Tenggara. Silika yang digunakan dalam percobaan ini digerus hingga 120 mesh. Tabel 1. Komposisi Konsentrat Tembaga Komposisi Persentase (%) Cu 11,32 Si 8,5 K 0,8 Ca 0,4 Cr 0,88 Mn 2,79 Fe 29,5 Zn 6,01 S 30,5 Mo 6,2 Tabel 2. Komposisi Kimia Pasir Silika Senyawa Jumlah(%) SiO₂ 85% Al₂O₃ 5% MgO 5% Moisture 5% Gambar 3 Diagram Alir penelitian
3 HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kenaikan persentase Cu dengan variasi input daya dan waktu penyinaran gelombang mikro maka dilakukan uji XRF pada ore Cu yang telah diekstraksi. Hasil Uji XRF pada ekstraksi mineral kalkopirit dengan berbagai daya yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini. Tabel 4. Hasil uji XRF kalkopirit setelah proses ekstraksi Daya (Watt) Waktu (menit) Cu 23,6 27,6 29,57 30,3 31,7 22,8 Al 7,9 8 3,4 3,3 3,5 2,9 Si 19,3 28,2 27,6 12,1 14,7 21,3 P 0,77 0,91 0,68 0,56 0,5 0,54 K 0,58 0,72 0,46 0,48 0,42 0,4 Ca 5,46 4,27 5,45 2,8 2,7 2,09 Ti 0,5 0,59 0,3 0,32 0,38 0,22 Mn 0,06 0,05 0,04 0,08 0,06 0,06 Fe 32,5 24,5 34,1 44,8 40,9 42,6 Berdasarkan data yang diperoleh dari pengujian XRF yang disajikan pada tabel 4 diatas, peningkatan kandungan Cu pada mineral kalkopirit dengan lama penyinaran 40 menit dengan menggunakan input daya 1000 watt yaitu sebesar 23,6%, maka peningkatannya sebesar 108,5% dari persentase awal sebelum perlakuan sebesar 11,32%. Sedangkan pada penggunaan daya sebesar 2000 watt dengan waktu yang sama kenaikan kandungan sekitar 167,7 % dimana persentase Cu yang terbentuk sekitar 30,3% dengan persentase sebelum proses sebesar 11,32%. Peningkatan persentase Cu juga terjadi pada sampel dengan lama penyinaran gelombang mikro selama 50 menit dengan variasi daya 1000 Watt dan 2000 Watt. Pada sampel dengan penggunaan daya 1000 Watt, peningkatan persentase Cu sebesar 143,8% yang semula persentase Cu sebesar 11,32% menjadi 27,6%. Sedangkan pada sampel dengan daya 2000 Watt dengan waktu yang sama, peningkatan persentase Cu sebesar 180,03% dimana persentase Cu yang terbentuk sebesar 31,7% dari persentase semula sebesar 11,31%. Pada sampel berikutnya yaitu dengan menggunakan lama waktu penyinaran 60 menit dengan variasi daya 1000 Watt dan 2000 Watt. Pada pemakaian daya 1000 Watt, peningkatan persentase Cu sebesar 161,2% dari persentase Cu semula 11,32% menjadi 29,57%. Sedangkan pada penggunaan daya 2000 Watt peningkatan persentase Cu tidak begitu besar bila dibandingkan dengan peningkatan pada sample yang lainnya. Peningkatannya sebesar 101,41% dari yang semula persentasenya 11,32% menjadi 22,8%. Hal ini menyebabkan grafik peningkatan persentase Cu dengan kenaikan daya listrik yang digunakan tidak linier. Karena dalam proses ekstraksi dengan menggunakan daya 2000 Watt dan dengan menggunakan waktu radiasi 60 menit crusible yang digunakan melting dan menjadikan sample bercampur dengan bahan pembentuk crusible. Sehingga dalam pengujian dapat menurunkan persentase Cu dalam persen gram yang sama. Dari data dan penjelasan mengenai persentase Cu hasil dari proses ekstraksi diatas, maka apabila dibentuk dalam bentuk grafik tampak dalam gambar grafik 4.1 dibawah ini. Gambar 4. Grafik Kenaikan Cu pada Berbagai daya dan waktu radiasi Pada pengujian XRF tersebut, pesentase unsur dapat diketahui secara kwantitatif. Untuk mengetahui persentase unsur yang terkandung secara kwalitatif maka dilakukan pengujian XRD. Dengan menggunakan difraktometer type phylips
4 PW3710 BASED yang ada di lingkungan ITS. Uji XRD bertujuan untuk mengidentifikasi adanya proses ekstraksi Cu yang terjadi. Pada gambar 4 dapat dilihat perbandingan pada grafk XRD dimana puncak-puncak yang terbentuk pada lama penyinaran 40 menit dengan daya 1000 dan 2000 watt sedikit mengalami perbedaan. Gambar 5. Hasil XRD 1000 dan 2000 watt dengan penyinaran selama 40 menit Gambar 6. Hasil XRD 1000 dan 2000 watt dengan penyinaran selama 50 menit. Gambar 7. Hasil XRD 1000 dan 2000 watt dengan penyinaran selama 60 menit. Pada proses dengan menggunakan daya 1000 Watt, proses ekstraksi yang terjadi belum maksimal, hal ini dapat diketahui dengan masih tingginya silica (SiO 2 ) yang terkandung dalam sampel. Hal ini dikarenakan dalam grafik dalam perbandingan daya yang digunakan masih didapatkan peak silika yang tinggi pada sudut 26. Peak ini merupakan peak dari silika berdasarkan data dari JCPDS (Joint Committee on Powder Diffraction Standards) No Selain ditemukan peak silica (SiO 2 ) pada sudut 26, juga ditemukan adanya peak silica (SiO 2 ) pada sudut 21 sesuai dengan data dari JCPDS (Joint Committee on Powder Diffraction Standards) No Walaupun proses dalam ekstraksi dengan variasi daya 1000 watt dan dengan waktu radiasi 40 menit ini belum maksimal, namun sudah didapatkan adanya peak Cu yaitu pada peak dengan sudut 43,2 yang berdasarkan data dari JCPDS (Joint No Dan juga didapatkan adanya peak dari FeS pada sudut 29 dimana yang sesuai dengan data dari JCPDS (Joint No Sedangkan difraktogram pada daya 2000 watt dan waktu penyinaran selama 40 menit tidak jauh berbeda dengan daya 1000 watt. Difraktogram memperlihatkan bahwa peak tertinggi dari hasil XRD merupakan silica (SiO 2 ) sesuai dengan data JCPDS (Joint No Namun pada grafik, keberadaan dari peak silica (SiO 2 ) pada sudut 26 sudah mengalami penurunan yang sangat drastis. Hal ini berarti SiO 2 pada daya 2000 watt ini sudah mengalami reaksi. Selain hal tersebut, pada penggunaan daya 2000 Watt ini telah nampak adanya peak dari Cu 2 S pada sudut 36 yang mana sudah sesuai dengan JCPDS (Joint No Peak unsur Cu pada daya 1000 terbentuk pada sudut 43,2 yang berdasarkan data dari JCPDS (Joint Committee on Powder Diffraction Standards) No Untuk mengidentifikasi fasa yang terbentuk pada sampel dengan daya 1000 dan 2000 watt dengan waktu penyinaran gelombang mikro selama 50 dan 60 menit, maka dilakukan cara yang sama seperti pada sampel sebelumnya yaitu sampel hasil ekstraksi dengan daya 1000 dan 2000 watt selama 40 menit.
5 Pada pengujian ini juga melakukan pengujian Scanning Electron Microscope SEM-EDX dari mineral kalkopirit dengan tujuan untuk mengetahui struktur mikro dan mengetahui persebaran dari mineral tembaga dari hasil proses ekstraksi. Selain dapat digunakan untuk melakukan pengujian struktur mikro, SEM juga dapat digunakan untuk menguji komposisi kimia pada daerah yang terdapat unsur Cu. Karena SEM yang digunakan telah terintegrasi dengan EDX(Energy Dispersi X-RAY Spectrometry). Sehingga dapat digunakan untuk mengetahui persebaran unsur Cu pada sampel yang telah dilakukan proses ekstraksi. Gambar 8. berikut ini gambar hasil pengujian EDX pada sampel proses ekstraksi dengan daya 1000 Watt dan 2000 Watt dengan lama waktu penyinaran gelombang mikro 40, 50 dan 60 menit. A C B Gambar 8 a) Hasil SEM 40 menit b). Hasil SEM 50 menit c). Hasil SEM 60 menit Pada pengujian SEM EDX yang ditunjukkan pada gambar 8 diatas bahwa tiap area yang ditandai sebagian besar terkandung unsur Cu, O, Si, dan Fe. Pada gambar SEM diatas tampak bahwa permukaan sample mengalami perubahan. Itu berarti bahwa dalam proses ekstraksi tersebut sudah terjadi reaksi karena dapat dilihat dari permukaanpermukaan sampelnya dibawah SEM. KESIMPULAN dan SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan analisis data yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Gelombang mikro dapat digunakan untuk sumber pembangkit panas alternatif dalam proses ekstraksi mineral tembaga. 2. Variasi daya pada proses ekstraksi mineral tembaga(kalkopirit) berpengaruh terhadap persentase hasil proses ekstraksi. Waktu radiasi 40 menit, daya 1000 dan 2000 watt persentase dari Cu 23.6% dan 30,3 %. Waktu radiasi 50 menit, daya 1000 dan 2000 Watt persentase Cu 27,6% 31,7 %. Sedangkan waktu radiasi 60 menit, daya 1000 dan 2000 Watt, persentasenya 29,57% dan 22,3%. Kenaikan persentase Cu tertinggi pada daya 2000 Watt dengan waktu 50 menit. 3. Variasi Waktu radiasi gelombang micro pada proses berpengaruh terhadap peningkatan persentase Cu hasil ekstraksi. Pada Daya 1000 Watt dengan variasi 40, 50 dan 60 menit masing-masing persentasenya ialah 23,6%, 27,6% dan 29,57%. Sedangkan pada penggunaan daya 2000 Watt untuk 40, 50 dan 60 menit masingmasing persentasenya ialah 30,3%, 31,7% dan 22,3 %. Kenaikan persentase Cu tertinggi pada penggunaan waktu radiasi 50 menit dengan daya 2000 watt. 1.2 Saran Untuk penelitian selanjutnya ada beberapa saran yang dapat diperhatikan: 1. Dilakukan uji mineralogi untuk menentukan presentase mineral tembaga(kalkopirit) walaupun sample yang digunakan sama dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Karena setiap mineral yang didapatkan dalam tanah, perentasenya kemungkinan berubah walaupun letak mineralnya bergeser beberapa meter saja. 2. Penggunaan crusible yang berpenampang lebih luas dan tahan dengan temperatur kerja yang tinggi. 3. Harus disediakan Oksigen inlet, karena dalam proses ekstraksi mineral tembaga oksigen tidak mencukupi apabila hanya bergantung dari oksigen dari udara bebas saja. 4. Dilakukan pengujian DSC-TGA untuk mengetahui perubahan senyawa yang terjadi atas pengaruh thermal dengan
6 kenaikan temperatur yang sempit agar lebih akurat. 5. Peralatan pembaca temperature kerja pada mikrowave disarankan untuk menggunakan thermocouple yang langsung bersentuhan pada bahan baku reduksi agar lemih akurat dan dicatat kenaikan temperatur tiap dengan range yang pendek. DAFTAR PUSTAKA 1. Amanto, H., Daryanto Ilmu Bahan. Jakarta: PT. Bina Aksara. 2. Chunpeng, L., Yousheng, X., dan Yixin, H Application Of Microwave Radiation To Extractive Metallurgy Vol.6. Chin. J. Met. Sci. Technology. 3. Davenport W.G, dkk Extractive Metallurgical Of Copper. Oxford: Pergamon. 4. Haque, Kazi E. Microwave Energy For Mineral Treatment Processes A Brief Review, CANMET, 555 Booth Street, Ottawa, Ontario, Canada K1A 0G1, International Journal Of Mineral Processing, 57_1999, Harahsheh, M. A, dkk The Influence Of Microwaves On The Leaching Kinetics Of Chalcopyrite. Minerals Engineering Harashsheh, M. A., Kingman, S. W Microwave-Assisted Leaching A Review. Hydrometallurgy Krishnan, Hari, D.B Mohanty dan K.D Sharma The Effect of Microwave Irradiations on the Leaching of Zinc from Bulk Sulphide Concentrates Produced from Rampura-Agucha Tailings. Hydrometallurgy Martono bagus Pengaruh Daya Dan Lama Penyinaran Gelombang Mikro Pada Ekstraksi Kalkopirit (Cufes 2 ) Terhadap Peningkatan Kadar Cu Dengan Gelombang Mikro.Surabaya: ITS-Surabaya 9. Nadlif Masfuk Pengaruh jenis dan komposisi bahan bakar terhadap peningkatan kadar Cu pada ekstraksi chalkopirit PT. Freeport Indonesia dengan menggunakan gelombang Mikro.Surabaya: ITS-Surabaya 10. Mc. Gill and Walkiewicz, Pickles, C. A. Microwaves In Extractive Metallurgy Part 1 Review of Fundamentals, Departement of Mining Engineering, Queen s University, Goodwin Hall, Kingston, Ontario, Canada K7L 3N6. Minerals Engineering 22 (2009) Samouhus, M., Hutcheon, R., dan Paspaliaris, I Microwave Reduction Of Copper (II) Oxide and Malachite Concentrate. Minerals Engineering Suteja, A Bahan Tambang Indonesia. Jakarta: Gramedia. 14. T. Uslu, T. Atalay and A. I. Arol.Effect of microwave heating on magnetic separation of pyrite.colloids and Surfaces A: Physicochem. Eng. Aspects 225 (2003) 161_/167.
Studi Proses Ekstraksi Mineral Tembaga Menggunakan Gelombang Mikro Dengan Variasi Waktu Radiasi Dan Jenis Reduktor
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 F-87 Studi Proses Ekstraksi Mineral Tembaga Menggunakan Gelombang Mikro Dengan Variasi Waktu Radiasi Dan Jenis Reduktor I Putu Rian Utanaya Murta,
Lebih terperinciPengaruh Variasi Waktu Radiasi Pada Proses Ekstraksi Tembaga Dari Kalkopirit Dengan Menggunakan Microwave Batch Furnace
JURNAL TEKNIK POMITS Vol 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Pengaruh Variasi Waktu Radiasi Pada Proses Ekstraksi Tembaga Dari Kalkopirit Dengan Menggunakan Microwave Batch Furnace Ade Wicaksono dan Sungging Pintowantoro
Lebih terperinciStudy Proses Reduksi Mineral Tembaga Menggunakan Gelombang Mikro dengan Variasi Daya dan Waktu Radiasi
LOGO Study Proses Reduksi Mineral Tembaga Menggunakan Gelombang Mikro dengan Variasi Daya dan Waktu Radiasi Nur Rosid Aminudin 2708 100 012 Dosen Pembimbing: Dr. Sungging Pintowantoro,ST.,MT Jurusan Teknik
Lebih terperinciANALISIS UKURAN PARTIKEL CAMPURAN ( PASIR BESI, BATUBARA DAN CaO ) DAN LAMA PENYINARAN GELOMBANG MIKRO PADA REDUKSI BESI OKSIDA
ANALISIS UKURAN PARTIKEL CAMPURAN ( PASIR BESI, BATUBARA DAN CaO ) DAN LAMA PENYINARAN GELOMBANG MIKRO PADA REDUKSI BESI OKSIDA Herman Sandy Wicaksono (2707100041) Jurusan Teknik Material dan Metalurgi,
Lebih terperinciStudi Rancang Bangun Microwave Batch Furnace Untuk Proses Ekstraksi Kalkopirit Dengan Variasi Ukuran Partikel
Studi Rancang Bangun Microwave Batch Furnace Untuk Proses Ekstraksi Kalkopirit Dengan Variasi Ukuran Partikel Rendy Adriyant dan Sungging Pintowantoro Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciSTUDI RANCANG BANGUN MICROWAVE BATCH FURNACE UNTUK PROSES REDUKSI PASIR BESI DENGAN OPTIMASI LAMA RADIASI
STUDI RANCANG BANGUN MICROWAVE BATCH FURNACE UNTUK PROSES REDUKSI PASIR BESI DENGAN OPTIMASI LAMA RADIASI Oleh : Yuhandika Yusuf (2709100083) Dosen Pembimbing : Dr. Sungging Pintowantoro S.T., M.T. JURUSAN
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN FLUX DOLOMITE PADA PROSES CONVERTING PADA TEMBAGA MATTE MENJADI BLISTER
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-xxxx Print) 1 PENGARUH PENAMBAHAN FLUX DOLOMITE PADA PROSES CONVERTING PADA TEMBAGA MATTE MENJADI BLISTER Girindra Abhilasa dan Sungging
Lebih terperinciStudi Proses Reduksi Mineral Mangan Menggunakan Gelombang Mikro Dengan Variasi Daya dan Waktu Radiasi
Studi Proses Reduksi Mineral Mangan Menggunakan Gelombang Mikro Dengan Variasi Daya dan Waktu Radiasi LOGO Fathan Bahfie 2708 100 066 Dosen Pembimbing: Dr. Sungging Pintowantoro,ST., MT. www.themegallery.com
Lebih terperinciREDUKSI PASIR BESI MENGGUNAKAN ENERGI GELOMBANG MIKRO
REDUKSI PASIR BESI MENGGUNAKAN ENERGI GELOMBANG MIKRO Muhammad Ansar Nasir (2707100060) Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Lebih terperinciSTUDI REDUKSI RUTILE (TiO 2 ) DARI PASIR BESI MENGGUNAKAN GELOMBANG MIKRO DENGAN VARIABEL WAKTU PENYINARAN GELOMBANG MIKRO
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 STUDI REDUKSI RUTILE (TiO 2 ) DARI PASIR BESI MENGGUNAKAN GELOMBANG MIKRO DENGAN VARIABEL WAKTU PENYINARAN GELOMBANG MIKRO
Lebih terperinciSTUDI EKSTRAKSI RUTILE (TiO 2 ) DARI PASIR BESI MENGGUNAKAN GELOMBANG MIKRO DENGAN VARIABEL WAKTU PENYINARAN GELOMBANG MIKRO
STUDI EKSTRAKSI RUTILE (TiO 2 ) DARI PASIR BESI MENGGUNAKAN GELOMBANG MIKRO DENGAN VARIABEL WAKTU PENYINARAN GELOMBANG MIKRO IGA A RI H IMANDO 2710 100 114 D O SEN P E MBIMBING SUNGGING P INTOWA N T ORO,
Lebih terperinciPASI NA R SI NO L SI IK LI A KA
NANOSILIKA PASIR Anggriz Bani Rizka (1110 100 014) Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat Triwikantoro M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Lebih terperinciPENINGKATAN KADAR NIKEL BIJIH LIMONIT MELALUI PROSES REDUKSI SELEKTIF DENGAN VARIASI WAKTU DAN PERSEN REDUKTOR
PENINGKATAN KADAR NIKEL BIJIH LIMONIT MELALUI PROSES REDUKSI SELEKTIF DENGAN VARIASI WAKTU DAN PERSEN REDUKTOR Muhammad Ikhwanul Hakim 1,a, Andinnie Juniarsih 1, Iwan Setiawan 2 1 Jurusan Teknik Metalurgi,
Lebih terperinciABSTRAK ABSTRAK. Kata kunci : Pasir Besi, Microwave, Reduksi
Instut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 1 Analisa Proses Reduksi Besi Oksida Dengan Variasi Reduktor ( Arang, Batubara, Graf ) dan lama penyinaran Menggunakan Gelombang Mikro Dimas Nur Muharram 1,
Lebih terperinciStudi Proses Reduksi Pasir Besi Menggunakan Gelombang Mikro Dengan Variasi Waktu Radiasi dan Berat Total Bahan Reduksi Menggunakan Reduktor Grafit
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 16 1 Studi Proses Reduksi Pasir Besi Menggunakan Gelombang Mikro Dengan Variasi Waktu Radiasi dan Berat Total Bahan Reduksi Menggunakan Reduktor Grafit Widya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan
27 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material FMIPA Universitas Lampung. Uji
Lebih terperinciKorosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam, khusunya di dunia body automobiles.
JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biomassa, Lembaga Penelitian Universitas Lampung. permukaan (SEM), dan Analisis difraksi sinar-x (XRD),
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian berikut: Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir Mulai Persiapan alat dan bahan Meshing 100 + AAS Kalsinasi + AAS
Lebih terperinciKARAKTERISASI PELINDIAN PRODUK PEMANGGANGAN ALKALI (FRIT) DALAM MEDIA AIR DAN ASAM SULFAT
KARAKTERISASI PELINDIAN PRODUK PEMANGGANGAN ALKALI (FRIT) DALAM MEDIA AIR DAN ASAM SULFAT Vanessa I. Z. Nadeak 1, Suratman 2, Soesaptri Oediyani 3 [1]Mahasiswa Jurusan Teknik Metalurgi Universitas Sultan
Lebih terperinciEfek Substitusi Semen dengan Limbah Padat Industri Pupuk PT. Petrokimia terhadap Kuat Lentur Genteng Beton di PT.
Efek Substitusi Semen dengan Limbah Padat Industri Pupuk PT. Petrokimia terhadap Kuat Lentur Genteng Beton di PT. Varia Usaha Beton Oleh : Yultino Syaifullah F 3110030087 M. Rohim Lathiif 3110030091 Pembimbing
Lebih terperinciHariadi Aziz E.K
IMMOBILISASI LOGAM BERAT Cd PADA SINTESIS GEOPOLIMER DARI ABU LAYANG PT. SEMEN GRESIK Oleh: Hariadi Aziz E.K. 1406 100 043 Pembimbing: Ir. Endang Purwanti S,M.T. Lukman Atmaja, Ph.D. MIND MAP LATAR BELAKANG
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. dibutuhkan suatu material yang memiliki kualitas baik seperti kekerasan yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin pesat, dibutuhkan suatu material yang memiliki kualitas baik seperti kekerasan yang tinggi, porositas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus dibayar oleh umat manusia berupa pencemaran udara. Dewasa ini masalah lingkungan kerap
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MATERIAL SEMEN BERBAHAN DASAR INSINERASI LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN TEKNOLOGI HIDROTERMAL
PENGEMBANGAN MATERIAL SEMEN BERBAHAN DASAR INSINERASI LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN TEKNOLOGI HIDROTERMAL Ade Ramos Ferdinand *, Agus Tri Prasetyo, Athanasius Priharyoto Bayuseno Magister Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciANALISIS FASA KARBON PADA PROSES PEMANASAN TEMPURUNG KELAPA
ANALISIS FASA KARBON PADA PROSES PEMANASAN TEMPURUNG KELAPA Oleh : Frischa Marcheliana W (1109100002) Pembimbing:Prof. Dr. Darminto, MSc Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut
Lebih terperinciKristalisasi Silika Xerogel dari Sekam Padi
JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 12 NOMOR 1 PEBRUARI 2016 Kristalisasi Silika Xerogel dari Sekam Padi M. Zamrun Firihu dan I Nyoman Sudiana Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN
Laporan Tugas Akhir PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN Nama Mahasiswa : I Made Pasek Kimiartha NRP
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap pembuatan magnet barium ferit, tahap karakterisasi magnet
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR- BATAN Bandung meliputi beberapa tahap yaitu tahap preparasi serbuk, tahap sintesis dan tahap analisis. Meakanisme
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI PENAMBAHAN H 2 SO 4 PADA SINTESIS TONER TERHADAP BENTUK, UKURAN PARTIKEL DAN SUSEPTIBILITAS MAGNETIK
PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN H 2 SO 4 PADA SINTESIS TONER TERHADAP BENTUK, UKURAN PARTIKEL DAN SUSEPTIBILITAS MAGNETIK Yuni Chairun Nisa 1, Siti Zulaikah, Nandang Mufti Jurusan Fisika, Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Batu bara + O pembakaran. CO 2 + complex combustion product (corrosive gas + molten deposit
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemadaman listrik yang dialami hampir setiap daerah saat ini disebabkan kekurangan pasokan listrik. Bila hal ini tidak mendapat perhatian khusus dan penanganan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa, Laboratorium Kimia Instrumentasi
Lebih terperinci1 Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga
Ekstraksi Titanium Dioksida (TiO 2 ) Berbahan Baku Pasir Besi dengan Metode Hidrometalurgi Luthfiana Dysi Setiawati 1, Drs. Siswanto, M.Si 1, DR. Nurul Taufiqu Rochman, M.Eng 2 1 Departemen Fisika, Fakultas
Lebih terperinciJurusan Teknik Material dan Metalurgi Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013
Girindra Abhilasa 2710 100 096 Dosen Pembimbing : Sungging Pintowantoro S.T., M.T., Ph.D Jurusan Teknik Material dan Metalurgi Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging optimal pada sintesis zeolit dari abu sekam padi pada temperatur kamar
Lebih terperinciSintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi
Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi NURUL ROSYIDAH Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Pendahuluan Kesimpulan Tinjauan Pustaka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi pada saat ini dan pada masa kedepannya sangatlah besar. Apabila energi yang digunakan ini selalu berasal dari penggunaan bahan bakar fosil tentunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Industri besi baja merupakan basic industry yang merupakan penopang pembangunan suatu bangsa. Dari tahun ke tahun tingkat produksi baja dunia terus mengalami peningkatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia telah banyak memanfaatkan logam untuk berbagai keperluan di dalam hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa digunakan sebagai
Lebih terperinciPERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADUAN Co-Cr-Mo-C-N PADA PERLAKUAN AGING
PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADUAN Co-Cr-Mo-C-N PADA PERLAKUAN AGING Kisnandar 1, Alfirano 2, Muhammad Fitrullah 2 1) Mahasiswa Teknik Metalurgi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2) Dosen Teknik
Lebih terperinciPELINDIAN NIKEL DAN BESI PADA MINERAL LATERIT DARI KEPULAUAN BULIHALMAHERA TIMUR DENGAN LARUTAN ASAM KLORIDA
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VII Penguatan Profesi Bidang Kimia dan Pendidikan Kimia Melalui Riset dan Evaluasi Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA FKIP UNS Surakarta, 18 April
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi serbuk. 3.2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang kecenderungan pemakaian bahan bakar sangat tinggi sedangkan sumber bahan bakar minyak bumi yang di pakai saat ini semakin menipis. Oleh karena itu,
Lebih terperinciANALISA KINETIKA REAKSI PROSES REDUKSI LANGSUNG BIJIH BESI LATERIT SKRIPSI. Oleh Rosoebaktian Simarmata
ANALISA KINETIKA REAKSI PROSES REDUKSI LANGSUNG BIJIH BESI LATERIT SKRIPSI Oleh Rosoebaktian Simarmata 04 04 04 06 58 DEPARTEMEN TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GANJIL
Lebih terperinciPELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS
PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS Rizky Prananda(1410100005) Dosen Pembimbing Dosen Penguji : Suprapto, M.Si, Ph.D : Ita Ulfin S.Si, M.Si Djoko Hartanto, S.Si, M.Si Drs. Eko Santoso,
Lebih terperinciAKTIVASI ABU LAYANG BATUBARA DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN TIMBAL DALAM PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING
AKTIVASI ABU LAYANG BATUBARA DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN TIMBAL DALAM PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING Widi Astuti 1, F. Widhi Mahatmanti 2 1 Fakultas Teknik, 2 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Produk keramik adalah suatu produk industri yang sangat penting dan berkembang pesat pada masa sekarang ini. Hal ini disebabkan oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian batubara sebagai sumber energi telah menjadi salah satu pilihan di Indonesia sejak harga bahan bakar minyak (BBM) berfluktuasi dan cenderung semakin mahal.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di lab. Fisika Material, Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA PERCOBAAN
BAB IV HASIL DAN ANALISA PERCOBAAN 4.1 HASIL PENGUJIAN MATERIAL Langkah pertama yang dilakukan sebelum penelitian ini dimulai adalah melakukan pengujian material penyusun geopolimer (precursor dan activator)
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
15 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pembuatan Arang Aktif dari Sekam Padi Arang sekam yang telah diaktivasi disebut arang aktif. Arang aktif yang diperoleh memiliki ukuran seragam (210 µm) setelah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan
6 didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 3.3.3 Sintesis Kalsium Fosfat Sintesis kalsium fosfat dalam penelitian ini menggunakan metode sol gel. Senyawa kalsium fosfat diperoleh dengan mencampurkan serbuk
Lebih terperinciPengaruh Temperatur Solution Treatment dan Aging terhadap Fasa Dan Kekerasan Copperized-AISI 1006
A253 Pengaruh Temperatur Solution Treatment dan Aging terhadap Fasa Dan Kekerasan Copperized-AISI 1006 Widia Anggia Vicky, Sutarsis, dan Hariyati Purwaningsih Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen secara kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian ini menjelaskan proses degradasi fotokatalis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tanpa disadari pengembangan mesin tersebut berdampak buruk terhadap
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mesin pada mulanya diciptakan untuk memberikan kemudahan bagi manusia dalam melakukan kegiatan yang melebihi kemampuannya. Umumnya mesin merupakan suatu alat yang berfungsi
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri yang cukup berkembang di Indonesia saat ini adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu industri yang cukup berkembang di Indonesia saat ini adalah industri baja. Peningkatan jumlah industri di bidang ini berkaitan dengan tingginya kebutuhan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 ALAT DAN BAHAN Pada penelitian ini alat-alat yang digunakan meliputi: 1. Lemari oven. 2. Pulverizing (alat penggerus). 3. Spatula/sendok. 4. Timbangan. 5. Kaca arloji
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit Penelitian ini menggunakan zeolit alam yang berasal dari Lampung dan Cikalong, Jawa Barat. Zeolit alam Lampung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Slag (terak) merupakan limbah industri yang sering ditemukan pada proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Slag (terak) merupakan limbah industri yang sering ditemukan pada proses peleburan logam. Slag berupa residu atau limbah, wujudnya berupa gumpalan logam, berkualitas
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan uji aktivitas katalis Pt/Zr-MMT serta aplikasinya sebagai katalis dalam konversi sitronelal menjadi mentol
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pengembangan sumber energi alternatif saat ini terus digiatkan dengan tujuan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan sumber energi alternatif saat ini terus digiatkan dengan tujuan untuk mengatasi masalah kekurangan sumber energi akibat cadangan sumber energi fosil yang semakin
Lebih terperinciBAB IV DATA HASIL PENELITIAN
BAB IV DATA HASIL PENELITIAN 4.1. DATA KARAKTERISASI BAHAN BAKU Proses penelitian ini diawali dengan karakterisasi sampel batu besi yang berbentuk serbuk. Sampel ini berasal dari kalimantan selatan. Karakterisasi
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III. 1. Tahap Penelitian Penelitian ini terbagai dalam empat tahapan kerja, yaitu: a. Tahapan kerja pertama adalah persiapan bahan dasar pembuatan LSFO dan LSCFO yang terdiri
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengantar Penelitian ini pada intinya dilakukan dengan dua tujuan utama, yakni mempelajari pembuatan katalis Fe 3 O 4 dari substrat Fe 2 O 3 dengan metode solgel, dan mempelajari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Al yang terbentuk dari 2 (dua) komponen utama yakni silika ( SiO ) dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 3 3 Mullite ( AlO.SiO ) merupakan bahan keramik berbasis silika dalam sistem Al yang terbentuk dari (dua) komponen utama yakni silika ( SiO ) dan O3 SiO alumina ( Al
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 38 3.2. ALAT DAN BAHAN 3.2.1 Alat Gambar 3.2 Skema Peralatan Penelitian Die Soldering 3.2.2 Bahan Bahan utama
Lebih terperinciPEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON
PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON Maria 1, Chris 2, Handoko 3, dan Paravita 4 ABSTRAK : Beton pozzolanic merupakan beton dengan penambahan material
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.
BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Data Pengujian. 4.1.1. Pengujian Kekerasan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metoda Rockwell C, pengujian kekerasan pada material liner dilakukan dengan cara penekanan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen. 3.1 Tempat Penelitian Seluruh kegiatan dilakukan di Laboratorium pengembangan keramik Balai Besar Keramik, untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental dan pembuatan keramik film tebal CuFe 2 O 4 dilakukan dengan metode srcreen
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
47 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengantar Penelitian ini bertujuan untuk menunjukan pengaruh suhu sintering terhadap struktur Na 2 O dari Na 2 CO 3 yang dihasilkan dari pembakaran tempurung kelapa. Pada
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining
BAB II PEMBAHASAN II.1. Electrorefining Electrorefining adalah proses pemurnian secara elektrolisis dimana logam yangingin ditingkatkan kadarnya (logam yang masih cukup banyak mengandung pengotor)digunakan
Lebih terperincidengan panjang a. Ukuran kristal dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan Debye Scherrer. Dilanjutkan dengan sintering pada suhu
6 Dilanjutkan dengan sintering pada suhu 900⁰C dengan waktu penahanannya 5 jam. Timbang massa sampel setelah proses sintering, lalu sampel dikarakterisasi dengan menggunakan XRD dan FTIR. Metode wise drop
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pengolahan konsentrat tembaga menjadi tembaga blister di PT. Smelting dilakukan menggunakan proses Mitsubishi. Setelah melalui tiga tahapan proses secara sinambung,
Lebih terperinciELECTROWINNING Cu UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN HIDRO ELEKRO METALURGI ARDI TRI LAKSONO
ELECTROWINNING Cu HIDRO ELEKRO METALURGI ARDI TRI LAKSONO 3334100485 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN 2013 2 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...... 1 DAFTAR ISI... 2 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciPemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol
Pemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol Oleh : Ferlyna Sari 2312 105 029 Iqbaal Abdurrokhman 2312 105 035 Pembimbing : Ir. Ignatius Gunardi, M.T NIP 1955
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram alir penelitian
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bubuk magnesium oksida dari Merck, bubuk hidromagnesit hasil sintesis penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran lingkungan oleh logam berat menjadi masalah yang cukup serius seiring dengan penggunaan logam berat dalam bidang industri yang semakin meningkat. Keberadaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 ANALISIS MINEROLOGI DAN KOMPOSISI KIMIA BIJIH LIMONITE Tabel 4.1. Komposisi Kimia Bijih Limonite Awal Sampel Ni Co Fe SiO 2 CaO MgO MnO Cr 2 O 3 Al 2 O 3 TiO 2 P 2 O 5 S
Lebih terperinciOleh: ARUM KARTIKA SARI
Efek Suhu Kalsinasi pada Penggunaan Lumpur Alum IPA sebagai Adsorben untuk Menurunkan Konsentrasi Seng (Zn 2+ ) pada Limbah Cair Industri Elektroplating Oleh: ARUM KARTIKA SARI 3307 100 043 Pembimbing:
Lebih terperinciGambar 4.7. SEM Gelas BG-2 setelah perendaman di dalam SBF Ringer
Porositas Gambar 4.7. SEM Gelas BG-2 setelah perendaman di dalam SBF Ringer Dari gambar 4.6 dan 4.7 terlihat bahwa partikel keramik bio gelas aktif berbentuk spherical menuju granular. Bentuk granular
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di Laboratorium Fisika Material FMIPA Unila, Laboratorium Kimia Instrumentasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara penghasil batubara yang cukup banyak. Sumber daya alam yang melimpah dapat dijadikan alternatif sebagai pemanfaatan
Lebih terperinciUJI KEMURNIAN KOMPOSISI BATU KAPUR TUBAN DENGAN ANALISIS RIETVELD DATA DIFRAKSI SINAR-X
UJI KEMURNIAN KOMPOSISI BATU KAPUR TUBAN DENGAN ANALISIS RIETVELD DATA DIFRAKSI SINAR-X Sahriar Nur Aulia H Jurusan Fisika-FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya 60111, Indonesia Email:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Silikon dioksida (SiO 2 ) merupakan komponen utama di dalam pasir kuarsa yang terdiri dari unsur silikon dan oksigen, biasanya di temukan di alam pada pasir kuarsa,
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. peralatan sebagai berikut : XRF (X-Ray Fluorecense), SEM (Scanning Electron
BAB V HASIL PENELITIAN Berikut ini hasil eksperimen disusun dan ditampilkan dalam bentuk tabel, gambar mikroskop dan grafik. Eksperimen yang dilakukan menggunakan peralatan sebagai berikut : XRF (X-Ray
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012
26 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012 sampai Desember 2012 di Laboratorium Fisika Material, Laboratorium
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I
DAFTAR ISI ABSTRAK... Error! Bookmark not ABSTRACT... Error! Bookmark not KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR ISTILAH... v DAFTAR SINGKATAN
Lebih terperinciPenentuan Energi Ball Mill dengan Menggunakan Metode Indeks Kerja Bond. Jl. Tamansari No. 1 Bandung
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Penentuan Energi Ball Mill dengan Menggunakan Metode Indeks Kerja Bond 1 Teja Sukmana 1 Prodi Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung, Jl.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Fisika Kimia Abu Terbang Abu terbang adalah bagian dari sisa pembakaran batubara berupa bubuk halus dan ringan yang diambil dari tungku pembakaran yang mempergunakan bahan
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA ITB sejak September 2007 sampai Juni 2008. III.1 Alat dan Bahan Peralatan
Lebih terperinciANALISA KEGAGALAN U FIRE TUBE HEATER TREATER SANTAN TERMINAL CHEVRON INDONESIA COMPANY
ANALISA KEGAGALAN U FIRE TUBE HEATER TREATER SANTAN TERMINAL CHEVRON INDONESIA COMPANY Disusun oleh : Dyan Ratna Mayangsari Jurusan Teknik Material dan Metalurgi Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung tapioka merk ROSE BRAND". Dari hasil analisa bahan baku (AOAC,1998), diperoleh komposisi
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN ANALISIS
BAB IV DATA DAN ANALISIS 4.1 Karakterisasi Abu Ampas Tebu ( Sugarcane Ash ) 4.1.1 Analisis Kimia Basah Analisis kimia basah abu ampas tebu (sugarcane ash) dilakukan di Balai Besar Bahan dan Barang Teknik
Lebih terperinciJURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2015
JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2015 EKSTRAKSI LOGAM KROMIUM (Cr) DAN TEMBAGA (Cu) PADA BATUAN ULTRABASA DARI DESA PUNCAK MONAPA KECAMATAN LASUSUA KOLAKA UTARA MENGGUNAKAN LIGAN POLIEUGENOL
Lebih terperinciSKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X )
SKL 2 Menerapkan hukum-hukum dasar kimia untuk memecahkan masalah dalam perhitungan kimia. o Menganalisis persamaan reaksi kimia o Menyelesaikan perhitungan kimia yang berkaitan dengan hukum dasar kimia
Lebih terperinciBAB IV HASIL dan PEMBAHASAN
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Sintesis Padatan ZnO dan CuO/ZnO Pada penelitian ini telah disintesis padatan ZnO dan padatan ZnO yang di-doped dengan logam Cu. Doping dengan logam Cu diharapkan mampu
Lebih terperinciPENGARUH UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI SEBAGAI BAHAN PENYERAP RADAR PADA FREKUENSI X DAN Ku BAND
PENGARUH UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI SEBAGAI BAHAN PENYERAP RADAR PADA FREKUENSI X DAN Ku BAND Oleh : Henny Dwi Bhakti Dosen Pembimbing : Dr. Mashuri, M.Si PENDAHULUAN Latar Belakang Dibutuhkannya
Lebih terperinci