Psikologi Kepribadian I
|
|
- Teguh Indra Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODUL PERKULIAHAN Psikologi Kepribadian I Psikologi Kepribadian I Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi Agustini, M.Psi., Psikolog Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai pembahasan Trait Factor Theories. Ciri khusus kepribadian manusia. Kompetensi Mampu memahami tentang Pandangan Trait Factor Theoris.
2 Latar Belakang Pendahuluan Allport tidak setuju dengan teori psikoanalisis. Menurutnya manusia normal adalah mahkluk yang rasional yang diatur terutama oleh tujuan kesadarannya yang berakar dimasa kini dan masa yang akan datang, bukan dimasa lalu. Prinsip dasar tingkah laku adalah terus menerus bergerak mengalir. Karena itu konsep utama teori kepribadiannya menyangkut motivasi yang membuat orang bergerak. Arus aktivitas itu memiliki unsur yang tetap (trait) dan unsur yang berubah-ubah. Kecenderungan tingkah laku untuk berlanjut oleh alasan yang berbeda dengan motivasi awalnya. Kepribadian adalah organisasi dinamik dalam sistem psikofisik individu yang menentukan penyesuaiannya yang unik dengan lingkungannya. Suatu fenomena dinamik yang memiliki elemen psikologik dan fsiologik yang berkembang dan berubah yang memainkan peran aktif dalam berfungsinya individu. Definisi kepribadian ini memiliki 3 unsur pokok: 1. Istilah dynamic organization dipakai merangkum dua pengertian. kepribadian terusmenerus berkembang dan berubah dan didalam diri individu ada pusat organisasi yang mewadahi semua komponen kepribadian, menghubungkan satu dengan lainnya. 2. Istilah psychophysical systems menyiratkan bahwa kepribadian bukan hanya konstruk hipotik (yang dibuat oleh pengamat) tetapi merupakan fenomena nyata yang merangkum elemen mental dan neural, disatukan ke dalam unitas kepribadian. 3. Istilah determine mempertegas kembali bahwa kepribadian adalah sesuatu dan mengerjakan sesuatu, bukan sekedar konsep yang menjelaskan tingkah laku orang tetapi bagian dari individu yang berperan aktif dalam tingkah laku orang itu. Allport juga mempertimbangkan untuk tidak memakai istilah karakter dan temperamen sebagai sinonim personaliti. Menurutnya, character mengesankan suatu aturan tingkah lalu dimana orang atau perbuatannya akan dinilai, orang sering digambarkan memiliki character yang baik dan jelek. Karakter berseberangan dengan kepribadian yang menggambarkan deskripsi tingkah laku yang bebas dari penilaian (karakter adalah kepribadian yang menilai, dan kepribadian adalah karakter yang tidak menilai). Temperamen mengacu ke disposisi yang berkaitan erat dengan determinan biologik atau fisiologik. Jadi, hereditas memainkan peran penting dalam temperamen sebagai bahan baku bersama-sama, kecerdasan dan fisik membentuk kepribadian. 2 Agustini, M.Psi., Psikolog
3 Struktur Kepribadian 1. Sifat (Trait) Trait adalah predisposisi untuk merespon secara sama kelompok stimuli yang mirip, suatu struktur neuropsikik yang memiliki kemampuan untuk menjadikan banyak stimuli berfungsi ekuivalen dan memulai serta membimbing bentuk-bentuk tingkah laku yang adaptif dan ekspresif. Jadi, trait sebagai struktur neuropsikik membimbing orang untuk bertingkah laku yang konsisten lintas waktu dan tempat, merespon secara sama kelompok stimuli yang mirip. Allport menjelaskan sifat-sifat yang terpenting dari trait sebagai berikut: a. Nyata Trait itu bukan konsep abstrak tetapi obyek nyata, yakni struktur neuropsikis. Suatu hari nanti, neurofisiologi akan dapat menjelaskan bagaimana berlangsungnya proses integrasi, penjembatan, dan tahap urutan yang berhubungan dengan konstruk hipotik kita sekarang ini. b. Membuat banyak stimuli berfungsi ekuivalen Mengandung pengertian bahwa trait itu telah menetapkan orang untuk memandang berbagai stimulus memiliki makna yang sama dan merespon stimuli itu dengan tingkah laku mirip. c. Mengubah/menentukan tingkah laku Trait muncul bukan hanya kalau ada stimulus yag sesuai. Tenaga dorongnya bervariasi, traits yang kuat memiliki kekuatan motif untuk menggerakkan tingkah laku, mendorong orang mencari stimulus yang sesuai sehingga dapat menampung ekspresi trait itu. Trait yang lemah hanya berperan membimbing tingkah laku yang sudah siap untuk bergerak. d. Empirik Trait dapat disimpulkan melalui berbagai pembuktian empirik. Pertama, trait disimpulkan dari terjadinya tingkah laku berulang yang mempunyai makna yang sama, mengikuti rentangan stimulus tertentu yang memiliki makna yang sama. Kedua, trait disimpulkan berdasarkan keajegan tingkah laku. Namun keajegan ini tidak mutlak karena trait bisa disimpulkan dari kesatuan keselarasan yang lembut dari berbagai manifestasi tingkah laku individu. Ketiga, trait disimpulkan dari jawaban atau kegiatan merespon stimuli kuesioner. 3 Agustini, M.Psi., Psikolog
4 e. Kemandirian yang relatif Trait dapat dikenali bukan dari kemandiriannya yang kaku, tetapi dari kecenderungannya seputar operasi pengaruhnya. Tingkah laku dari suatu trait tertentu dipengaruhi oleh trait yang lain, saling tumpah tindih tanpa batas yang jelas. Allport membedakan antara trait umum dengan trait individual: 1). Trait Umum Adalah sifat-sifat yang dimiliki bersama oleh banyak orang, dipakai untuk membandingkan orang dari latar budaya yang berbeda. Sekelompok orang lebih suka terbuka atau lebih sopan dibanding kelompok lain. Asumsi yang mendasari trait ini adalah persamaan evolusi dan pengaruh sosial. 2). Traits Individual Merupakan manifestasi traits umum pada diri seseorang sehingga selalu unik bagi orang itu, konstruk neuropsikik yang membimbing, mengarahkan, dan memotivasi tingkah laku penyesuaian yang khas. Sifat unik itu merupakan gambaran yang tepat dari struktur kepribadian seseorang. Perbedaan antara trait umum dengan trait individual bukan sekedar bahwa trait umum berlaku disekelompk orang, sedang trait individual diterapkan khusus kepada individu orang perorang karena secara mendasar trait individual bisa ditempatkan sebagai subkategori atau aspek pengkhususan dari trait umum. 3). Traits - Habit - Atitude Allport secara cermat membedakan penggunaan istilah trait attitude-habit-type yang dalam kehidupan sehari-hari dianggap sinonim. Trait, attitude dan habit semua predisposisi, mereka bisa unik, mereka semua produk faktor genetik dan belajar dan masing-masing mungkin mengwali atau membimbing tingkah laku. Type bisa dianggap sebagai super ordinasi dari ketiga konsep lainnya: 4). Sifat (Trait) Adalah predisposisi untuk merepon secara sama sekelompok stimuli yang mirip, penentu kecenderungan yang bersifat umum, dapat dipakai dalam lebih banyak situasi dan memunculkan lebih banyak variasi respon. Trait merupakan kombinasi atau taraf umum dari dua habit atau lebih. 4 Agustini, M.Psi., Psikolog
5 5). Kebiasaan (Habit) Seperti traits tetapi sebagai penentu kecenderungan habit bersifat khusus, hanya dipakai untuk merespon situasi atau stimulus dan dari situasi atau stimulus itu. 6). Sikap (Attitude) Lebih umum dibanding habit tetapi kurang umum dibanding trait. Attitude terentang dari yang sangat spesifik sampai sangat umum, sedang trait selalu umum. Attitude berbeda dengan habit dan trait dalam hal sifatnya yang evaluatif. 7). Tipe (Type) Adalah kategori nomotetik dan konsep yang jauh lebih luas dibanding tiga konsep diatas. Sebagai suatu kategori, tipe akan mengelompokkan manusia menjadi beberapa jenis atau model tingkah laku. Tipe merangkum ketiga konsep yang lain, menggambarkan kombinasi trait-habit-attitude yang secara teoritik dapat ditemui pada diri seseorang. Namun manakala kita menganalisa individu dalam hal tipenya, kita kehilangan pengamatan mengenai sifat keunikannya. Karena tidak ada orang yang cocok dengan tipe secara sempurna, tipe menjadi pembeda artifial yang mengaburkan realita. 8). Trait dan Konsistensi Pribadi Allport mengumpulkan hampir kata, umumnya kata sifat dalam bahasa Inggris yang bermakna trait, tidak termasuk kata-kata majemuk yang menggabungkan beberapa sifat, seprti pecinta sejati atau haus kasih sayang. Kalau kata-kata yang maknanya berdekatan, kata yang maknanya hanya sementara, dan kata yang sangat evaluatif (misalnya: terhormat, menjijikkan, atau setan) dibuang, akan tertinggal sekitar 5000 kata yang benar-benar menggambarkan karakteristik seseorang. Kalau gambaranan trait seseorang merupakan kombinansi dari 10 dari 5000 kata itu, variasi sifat manusia menjadi tidak terbatas 9). Proprium (Proprius) Proprium adalah aspek kepribadian yang teoritisi lain memberi nama self atau ego, istilah yang Allport tidak mau memakainya, karena keduanya sudah diberi makna yang bermacammacam oleh banyak teoritisi. Proprium adalah sesuatu yang mengenainya kita secara sadar, sesuatu yang kita fikirkan sebagai bagian yang hayat, sentral, dan privat dari kehidupan kita sehingga menjadi inti dari kehidupan. Pengertian proprium ini mencakup semua aspek kepribadian yang menimbulkan kehidupan emosional individu menjadi berbeda-beda membuat kehidupan diri menjadi terpisah dari orang lain dan menciptakan unitas dari sikap, 5 Agustini, M.Psi., Psikolog
6 persepsi, dan tujuan hidup seseorang. Sebelum proprium muncul berkembang tidak ada kesadaran diri. Ketika bayi lahir, belum ada pemisahan ''aku'' dengan ''bukan aku'' belum ada perasaan kesadaran diri mereka mereaksi lingkungan secara otomatis dengan responnya. Ada delapan aspek proprium yang kemudian berkembang bertahan mulai bayi sampai dewasa sebagai berikut: Usia 0-3 tahun, berkembang 3 aspek proprium: 1. Aspek diri fisik (sense of bodily self). Muncul kesadaran tentang fisik. ''ini tanganku, ini jariku'' yang tampak dari usaha untuk memanipulasinya secara sengaja. 2. Aspek identitas diri yang berkesinambungan (sense of continuing self identity). Anak menyadari bahwa dirinya tetap orang yang sama walaupun terus berubah dan berkembang. Ditandai dengan mengenal ''nama diri'' sebagai identitas utama. 3. Aspek bangga diri (self esteem atau oride). mengembangkan perasaan bangga dengan kemampuan diri sendiri. Anak berjuang menjadi atau penyebab dari sesuatu, permainan membangun atau merusak, eksplorasi terhadap lingkungan. Usia 4-6 tahun muncul dua aspek proprium: 4 Aspek perluasan diri (extension of self), anak mulai menyadari keberadaan objek dan orang lain dan mengidentifikasi obyek-obyek yang menjadi bagian milik mereka. Anak mulai berbicara tentang ''mainanku, ayahku, sekolahku, dll.'' 5. Aspek gambaran sel (sel image), mencakup pandangan aktual dan ideal mengenai diri sendiri, bagaimana anak memandang diri sendiri dan harapannya mengenai bagaimana seharusnya dirinya. Pandangan aktual dan ideal ini berkembang melalui interaksi dengan orangtuanya yang membuat anak menjadi sadar mengenai apa yang menjadi harapannya dan tingkahlaku yang memenuhi harapan dan memberi kepuasan (atau tidak memenuhi harapan sehingga tidak memberi kepuasan. Usia 6-12 tahun 6. Aspek penguasaan rasional (sel as rational coper), muncul sesudah anak menyadari ia memiliki kemampuan berpikir rasional yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah. Anak menyadari dirinya dapat menangani masalah secara rasional dan logis. Usia Remaja 7. Aspek berusaha memiliki (propriate striving), yang mencakup tujuan jangka panjang (intention, long range purpose, & distant goal). Ini menjadi tahap akhir yakni kesadaran 6 Agustini, M.Psi., Psikolog
7 eksistensi diri dalam tujuan atau pencapaian jangka panjang. Pandangannya mengarah ke masa depan dan untuk itu dia menyususn rencana-rencana. Menurut Allport, baru ketika orang dapat membuat rencana berjangka panjang, bangunan self menjadi lengkap. Usia Dewasa 8. Diri sebagai si tahu (self as knower). Totalitas dari semua 7 aspek yang terdahulu, kesadaran tentang diri sendiri. Self bukan bagian yang terpisah dari kepribadian, bukan inti atau pusat yang kemudian mengatur, mengorganisir, dan menjalankan sistem kepribadian. Self bukan kepribadian dalam kepribadian atau homunculus (manusia kecil di dalam dada sebagai inti manusia) yang tidak dapat difahami sebagai sifat atau fungsi kepribadian secara umum. Namun tidak semua sifat kepribadian terwakili dalam proprium karena sifat-sifat yang tidak akrab dan tidak menjadi pusat tingkah laku tidak termasuk proprium. Motivasi Dua ciri teori motivasi dari Allport adalah penolakannya terhadap masa lalu sebagai elemen penting motivasi dan pendapatnya yang kuat mengenai pentingnya proses kognitif seperti tujuan (intention) dan rencana (planning) dari motivasi orang dewasa. Manusia pertama-tama adalah mahkluk sadar dan rasional yang berbuat berdasarkan keinginan primitif atau berdasarkan limbah pengalaman traumatik masa lalu. Indikator terbaik tentang apa yang akan dilakukan orang sekarang dan masa yang akan datang adalah intensi orang itu. Motif primitif mungkin berlaku pada bayi, namun sesudah dewasa terjadi perubahan. Motif yang membimbing tingkah laku dewasa berbeda total dengan motif yang membimbing tingkah laku bayi. Menurut Maslow, motivasi harus difahami dengan dasar sifat-sifat motivasi berikut: 1. Kontemporer (kekinian), hal masa lalu bisa menjadi motivasi hanya kalau kini juga menjadi kekuatan pendorong. 2. Pluralistik (kompleks), tidak dapat disederhanakan menjadi beberapa drive seperti mencari kenikmatan, mengurangi tegangan, atau kekuatan rasa aman. 3. Melibatkan proses kognitif, mmbuat perencanaan tujuan secara sadar. 4. Kongkrit dan yata, dibatasi secara kongkrit, bukan sesuatu yang abstrak. 7 Agustini, M.Psi., Psikolog
8 Otonomi Fungsional Otonomi fungsional (functional otonomy) memandang motif-motif orang dewasa beranekaragaman, mandiri sebagai sistem kontemporer, berkembang dari sistem anteseden tetapi secara fungsional tidak bergantung kepada sistem itu. Suatu aktivitas atau tingkah laku mungkin menjadi akhir atau tujuan dari tingkah laku itu sendiri, walaupun mula-mula terikat dengan alasan lain. Misalnya: tingkah laku membaca mula-mula terikat dengan tujuan memahami sesuatu, namun kemudian menjadi otonom - orang membaca karena ia ingin membaca dan puas dengan membaca (bukan puas karena pengetahuannya bertambah). Walaupun banyak tingkah laku dewasa tetap berlangsung berdasarkan prisnsip belajar sederhana, kemasakan diukur dari seberapa jauh motivasi seseorang menjadi fungsional otonom. Menurut Allport, ada dua tingkat otonom fungsional: 1. Otonom fungsional terbiasa (perseverative functional autonomy). Seperti adiksi, perbuatan yang diulang-ulang dan hal yang rutin. Perseverasi adalah kecenderungan suatu pengalaman mempengaruhi pengalaman berikutnya. Pemabuk akan minum alkohol tanpa alasan mengapa harus mabuk. Mula-mula remaja belajar merokok karena ingin ''menjadi hero'', tetapi sesudah itu ia merokok karena ia ingin merokok. 2. Otonomi funsional propriate (propriate functional autonomy). Seperti minat yang dipelajari, nilai-nilai, sentimen, tujuan, motif-motif pokok, disposisi pribadi, gambaran diri dan gaya hidup. Alkohol dan teka-teki silang mungkin menjadi ''ciri khusus diri'', tetapi hanya merupakan tampilan luar atau sisi perifer dari kepribadian, itu bukan proprium. Tingkah Laku yang Bukan Otonomi Fungsional Tidak semua tingkah lalu dapat dijelaskan memakai konsep otonomi fungsional. Allport mengemukakan ada 8 jenis tingkah laku yang tidak dibawah kontrol motif otonom fungsional, yakni: 1. Tingkah laku yang muncul dari dorongan biologis - makan, minum, tidur, bernafas dll. 2. Refleks - mengedip, mengangkat lutut, proses pencernaan dll. 3. Peralatan konstitusi - kecerdasan, bentuk tubuh, temperamen, kesehatan. 4. Habit, beberapa habit termasuk otonom fungsional, lainnya tidak ada motivasi sama sekali. 5. Tingkah laku yang bergantung kepada penguat primer (primary reinforcement). 8 Agustini, M.Psi., Psikolog
9 6. Motif yang terkait langsung dengan usaha mereduksi dorongan dasar. 7. Tingkah laku non produktif - kompulsi, fikasi, dan regresi. 8. Sublimasi - kalau motif yang asli disublimasikan ke motif yang lain. Prinsip-Prinsip Otonomi Propriate Otonomi fungsional propriate dapat diperjelas dengan memahami prinsip-prinsip kerjanya. Menurut Allport otonomi propriate berfungsi dengan memakai tiga prinsip kerja: 1. Mengorganisir tingkat energi (organizing energy level): Prinsip ini tidak memperjelas bagaiamana motif berkembang atau tertransformasi dari motif yang mendahuluinya. Motif baru atau motif lama yang laten, muncul ke permukaan karena dibutuhkan untuk membantu mengkonsumsi energi agar energi itu tidak dipakai untuk hal-hal yang membahayakan atau merusak. 2. Penguasaan atau kompetensi (mastry dan competence): Otonomi propriate mendoronng orang mencapai tingkat tertinggi dalam memuaskan motivasinya. Tidak cukup asal puas, orang dewasa yang sehat dan normal termotivasinya untuk melakukan yang terbaiknya dan efisien untuk mempertinggi tingkat kompetensi dan penguasaan. 3. Pola propriate (propriate patterning): Motif-motif propriate tidak saling terpisah satu dengan yang lain. Mereka saling bergantung dalam struktur self, dimana mereka bermukim. Jadi orang mengorganisasi proses persepsi dan kognitifnya disekitar self, memperluas self yang propriate dan menolak yang nonpropriate. Propriate adalah usaha untuk memiliki kepribadian yang konsisten dan integral. Hubungan anatar Otonomi dengan Motivasi lain Proporium tempat beradanya motivasi dan otonomi fungsional adalah fenomena yang berkembang sehingga mengesankan motivasi juga berhubungan dengan masa lalu. Propriumlah yang menentukan bentuk tingkah laku mana yang akan otonom. Proprium sendiri agar terus berkembang, masa yang akan datang, dan membuang motivasi masa lalu. Pada kebanyakan orang dewasa motifnya tidak lagi berhubungan secara fungsional dengan akar historis motif itu. Karena itulah Allport mengukur kemasakan dari seberapa jauh motivasi seseorang menjadi otonom (dari pengaruh motivasi masa lalu). Motivasi Sadar dan Tak Sadar Allport menekankan pentingnya motivasi sadar, lebih dari pakar kepribadian lainnya. Orang dewasa yang sehat umumnya sadar tehadap apa yang mereka kerjakan dan alasan 9 Agustini, M.Psi., Psikolog
10 mengapa mereka melakukannya. Namun Allport tidak mengabaikan eksistensi bahkan pentingnya proses tak sadar. Ia mengenali kenyataan adanya motivasi yang didorong oleh impuls masa anak-anak dan dorongan sublimasi. Menurutnya, hampir semua tingkah laku simtomatik itu terjadi melalui pengulangan otomatis, biasanya menyalahkan diri sendiri, dan dimotivasi oleh kecenderungan tak sadar. Tingkah semacam itu berasal dari masa kanakkanak dan menjadi tingkah laku kekanak-kanakan pada usia dewasa. Perkembangan Kepribadian Jelas dari bahasan otonomi fungsional bahwa Allport berpendapat ada perubahan signifikan antara anak-anak dengan orang dewasa. Orang mungkin bisa mengatakan Allport menawarkan dua teori terpisah mengenai kepribadian. Teori pertama adalah teori motivasi model sederhana, biologik, peredaan ketegangan, cocok untuk menjelaskan tingkah laku bayi. Teori kedua adalah model yang lebih komplek, dibutuhkan untuk menjelaskan tingkah laku orang dewasa. Disatu tempat (waktu) antara bayi dan dewasa ada transformasi lengkap walaupun tidak dengan tiba-tiba. Orang dewasa yang masak dan sehat secara kualitatif berbeda dengan bayi, alasan tigkah laku orang dewasa berbeda total dengan alasan tingkah laku bayi. 1. Perkembangan Masa Bayi Allport memandang bayi yang baru lahir sebagai mahkluk hereditas, primitive drive, dan reflex behaviour. Bayi tidak mempunyai kepribadian. Bayi membawa potensi tertentu seperti fisik dan temperamen tetapi pemenuhan potensi ini menunggu pertumbuhan dan maturasi. Tingkah laku bayi sebagian besar dapat dijelaskan sebagai kegiatan umum atau kumpulan respon-respon yang tidak jelas yang melibatkan semua sistem otot. Bayi dapat memberi respon spesifik dalam bentuk refleks, seperti mengisap da menelan. 2. Perembangan Masa Dewasa Penentu utama tingkah laku dewasa yang masak adalah seperangkat sifat (trait) yang terorganisir dan seimbang yang mengawali dan membimbing tingkah laku sesuai dengan prinsip otonomi fungsional. Bagaimana trait itu berkembang tidak penting bagi Allport karena dalam usia dewasa mereka memperoleh kekuatan motivasinya dari sumber kekinian. Masa lalu tidak penting, kecuali hal itu tampak dalam dnamik aktivitas masa kini. Secara umum, trait berfungsi dalam keadaan sadar dan rasional, mengikuti pola-pola perjuangan menjadi propriate. Jadi, untuk memahami orang dewasa harus dapat digambarkan lebih dahulu aspirasi an tujuan-tujaun hidupnya. Kualitas Kepribadian yang Masak 10 Agustini, M.Psi., Psikolog
11 Tidak semua orang dewasa mencapai maturitas sepenuhnya. Orang-orang yang mengalami gangguan melakukan perbuatan tanpa tahu mengapa pebuatan itu dilakukan, tingkah laku mereka lebih dekat hubungannya dengan peristiwa anak-anak alih-alih peristiwa masa kini atau masa yang akan datang. Tingkat seberapa besar fikiran dan keinginan sadar mengambil alih motivasi tak sadar dan tingkat seberapa jauh trait bebas dari asalnya yang kenak-kanakan adalah ukuran kenormalan dan kemasakan seseoran. 11 Agustini, M.Psi., Psikolog
12 Daftar Pustaka Alwisol (2012). Psikologi Kepribadian. Edisi Revisi. Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah-Malang. Feist, J., & Feist G (2012). Theories of Personality (7 th ed.) USA: MC Graw Hill. 12 Agustini, M.Psi., Psikolog
Psikologi Kepribadian I Trait Factor Theories
Modul ke: Psikologi Kepribadian I Trait Factor Theories Fakultas Psikologi Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Gordon Allport: Prinsip dasar tingkah laku:
Lebih terperinciPsikologi Kepribadian I
Modul ke: Psikologi Kepribadian I Fakultas Psikologi Kepribadian dan Konsep-Konsep yang Terkait Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Kepribadian Teori psikologi kepribadian
Lebih terperinciPsikologi Kepribadian I Teori Interpersonal Harry Stack Sullivan
Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Kepribadian I Teori Interpersonal Harry Stack Sullivan Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Struktur Kepribadian Dinamisme (the
Lebih terperinciPsikologi Kepribadian I Teori Psikososial Erik Erikson
Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Kepribadian I Teori Psikososial Erik Erikson Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Struktur Kepribadian Ego Kreatif Ego kreatif:
Lebih terperinciPsikologi Kepribadian I Teori Personologi Henry Murray
Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Kepribadian I Teori Personologi Henry Murray Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Pandangan Murray sangat holistik,
Lebih terperinciPsikologi Kepribadian I Sejarah Psikoanalisa Dasar & Teori Sigmund Freud
Modul ke: Psikologi Kepribadian I Sejarah Psikoanalisa Dasar & Teori Sigmund Freud Fakultas Psikologi Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pandangan Dasar Manusia Pandangan
Lebih terperinciPsikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung
Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Manusia dalam Pandangan Carl G. Jung
Lebih terperinciPsikologi Kepribadian I Object Relation Theories
Modul ke: Psikologi Kepribadian I Object Relation Theories Fakultas Psikologi Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Relasi Objek Teori Relasi Objek: 1. Pentingnya pola
Lebih terperinciIndividual Psychology
Individual Psychology Kepribadian menurut Allport : Organisasi dinamis dari sistem Psiko-Fisik manusia yang menentukan caranya yang khas untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta menentukan karakteristik
Lebih terperinciPandangan Teori Perkembangan Psikoanalisis menurut Sigmund Freuds
Pandangan Teori Perkembangan Psikoanalisis menurut Sigmund Freuds Sigmund Freud mengemukakan bahwa kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (precon scious), dan
Lebih terperinciSejarah dan Aliran-Aliran Psikologi
Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi Modul ke: Psikologi Modern Fakultas Psikologi Dra. Anna Amanah, Psi., MSi. www.mercubuana.ac.id Program Studi Psikologi Psikologi Modern Teori-teori kepribadian modern
Lebih terperinciTRAIT FACTOR THEORY EYSENCK, CATTELL, GOLDBERG. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi
Modul ke: 13 Yoanita Fakultas PSIKOLOGI TRAIT FACTOR THEORY EYSENCK, CATTELL, GOLDBERG Eliseba, M.Psi Program Studi Psikologi HANS EYSENCK Dasar umum sifat-sifat kepribadian berasal dari keturunan, dalam
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Penokohan Penokohan merupakan satu bagian penting dalam membangun sebuah cerita. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Tentang Kemandirian 2.1.1 Pengertian Kemandirian Pengertian mandiri berarti mampu bertindak sesuai keadaan tanpa meminta atau tergantung pada orang lain. Mandiri adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang berarti tidak dapat hidup tanpa orang lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri, baik terhadap
Lebih terperinciPsikologi Kepribadian I Humanistic Psychoanalysis
Modul ke: Psikologi Kepribadian I Humanistic Psychoanalysis Fakultas Psikologi Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Eric Fromm Pandangan Eric Fromm: Keberadaan manusia
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka
BAB II Tinjauan Pustaka Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang tinjauan pustaka, dimana dalam bab ini peneliti akan menjelaskan lebih dalam mengenai body image dan harga diri sesuai dengan teori-teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil ekspresi atau ungkapan kejiwaan seorang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan hasil ekspresi atau ungkapan kejiwaan seorang yang diekspresikan dalam wujud media tulis. Untuk itu, karya sastra dihasilkan melalui imajinasi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia kognitif anak-anak ialah kreatif, bebas dan penuh imajinasi. Imajinasi anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.
Lebih terperinciBAB 2 TINJUAN PUSTAKA. dan sebuah karakter unik yang memberikan konsistensi sekaligus individualis bagi
BAB 2 TINJUAN PUSTAKA 2.1 Kepribadian Secara umum kepribadian (personality) suatu pola watak yang relatif permanen, dan sebuah karakter unik yang memberikan konsistensi sekaligus individualis bagi perilaku
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Persepsi Mengenai PHBS 2.1.1. Pengertian Persepsi Individu satu dengan yang lainnya, tentu memiliki perbedaan dalam melihat serta memaknai sesuatu yang dilihatnya. Perbedaan
Lebih terperinciPsikologi Konseling Agustini, M.Psi., Psikolog MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Psikologi Konseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 12 61033 Agustini, M.Psi., Psikolog Abstract Dalam perkuliahan ini akan
Lebih terperinciPsikologi Konseling Konseling Berbasis Problem
Modul ke: Psikologi Konseling Konseling Berbasis Problem Fakultas Psikologi Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Konseling Berbasis Problem Konseling berbasis problem:
Lebih terperinciPeran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa
Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa 125120307111012 Pendahuluan Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki setiap individu dan anak. Karena
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. serta menukarkan produk yang bernilai satu sama lain (Kotler dan AB. Susanto,
II. LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Sikap 2.1.1 Pengertian Sikap Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan dan menawarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam pendidikan. Perguruan Tinggi diadakan dengan tujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Bekerja. Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Bekerja 1. Pengertian Motivasi Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar adalah motif ( motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu 1. Baros (2007) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh atribut produk terhadap terbentuknya citra merek (Brand Image) di PT. Radio Kidung Indah Selaras
Lebih terperinci2.1 Analisis Sikap II. LANDASAN TEORI Pengertian Sikap. Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
21 II. LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Sikap 2.1.1 Pengertian Sikap Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan dan menawarkan
Lebih terperinciKONSEP KOGNISI SOSIAL - BANDURA
5 KONSE KOGNISI SOSIA - BANDURA A. KONSE KOGNISI SOSIA ENANG KERIBADIAN Menurut Bandura, walaupun prinsip belajar cukup untuk menjelaskan dan meramalkan perubahan perilaku, namun prinsip tersebut harus
Lebih terperinciPsikologi Kepribadian I
MODUL PERKULIAHAN Psikologi Kepribadian I Psikologi Kepribadian I Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 12 61101 Agustini, M.Psi., Psikolog Abstract Dalam perkuliahan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepercayaan Diri 2.1.1 Pengertian Kepercayaan Diri Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin
Lebih terperinciTEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET
TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET A. Pengertian Kognitif Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan: pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami perubahan-perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, politik, ekonomi,
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang ditinjau secara
58 BAB 6 PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang ditinjau secara teoritis dan ilmiah. 6.1. Konsep Diri Dari hasil penelitian didapatkan mayoritas responden ( 97,06 % ) mempunyai
Lebih terperinciTEORI TEORI BELAJAR. Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN
TEORI TEORI BELAJAR Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memperoleh sebagaian besar dari kemampuannya melalui belajar. Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Dalam kehidupan, belum ada seorang manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain (www.wikipedia.com).
Lebih terperinciPendekatan-Pendekatan Psikologi Kepribadian. Adhyatman Prabowo, M.Psi
Pendekatan-Pendekatan Psikologi Kepribadian Adhyatman Prabowo, M.Psi Psikoanalisa Ego (Neo analisis) Behavioristik Kognitif Trait Humanistik Psikoanalisa Analogi: Manusia dipandang sebagai sekumpulan dorongan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penuh konflik. Pada masa ini remaja tumbuh dan berkembang baik secara fisik maupun psikis, perubahan terhadap pola perilaku dan juga
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Konsumen Motivasi berasal dari kata latin mavere yang berarti dorongan/daya penggerak. Yang berarti adalah kekuatan penggerak dalam diri konsumen yang memaksa bertindak
Lebih terperinciDiskusikanlah...! Genetik atau hasil belajar? Tunggal atau jamak? Kepribadian. Tetap atau Berubah? Ada atau tidak?
Teori Kepribadian Diskusikanlah...! Genetik atau hasil belajar? Tunggal atau jamak? Kepribadian Tetap atau Berubah? Ada atau tidak? Diskusikanlah...! Watak (Disposition) Kepribadian? Samakah? Karakter?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu istilah yang sering dilontarkan oleh berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap kehidupan suatu masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi adalah jenjang pendidikan yang merupakan lanjutan dari pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk mempersiapkan peserta
Lebih terperinciA. Proses Pengambilan Keputusan
A. Proses Pengambilan Keputusan a) Definisi Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan di antara berbagai alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu: (1) ada pilihan atas dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi timbal-balik dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Memulai suatu hubungan atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intensi Merokok
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Intensi Merokok 1. Intensi Merokok Intensi diartikan sebagai niat seseorang untuk melakukan perilaku didasari oleh sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi terhadap
Lebih terperinciModul ke: Pedologi. Gangguan Kepribadian. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.
Modul ke: Pedologi Gangguan Kepribadian Fakultas PSIKOLOGI Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id A. Defenisi Kepribadian Kata kepribadian (personality) sesungguhnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Memahami Masa
Lebih terperinciKepribadian Pola perilaku Memberikan karakter pada Pemikiran seseorang sepanjang waktu Motif dalam berbagai Emosi situasi berbeda relatif stabil
Teori Kepribadian Kepribadian Pola perilaku Pemikiran Motif Emosi Memberikan karakter pada seseorang sepanjang waktu dalam berbagai situasi berbeda relatif stabil Trait Cara-cara dan kebiasaan dalam Berperilaku
Lebih terperinciPSIKOMETRI. Pengantar Psikometri MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 01
MODUL PERKULIAHAN PSIKOMETRI Pengantar Psikometri Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 01 B41616BA Mutiara Pertiwi, M.Psi Abstract Modul ini berisi tentang pengantar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, dan lain-lain. Setiap tugas dipelajari secara optimal pada waktu-waktu tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di sepanjang kehidupannya sejalan dengan pertambahan usianya. Manusia merupakan individu
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada dilingkungannya hingga waktu tertentu.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Normative Social Influence 2.1.1 Definisi Normative Social Influence Pada awalnya, Solomon Asch (1952, dalam Hogg & Vaughan, 2005) meyakini bahwa konformitas merefleksikan sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif manusia dalam kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra seni kreatif menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang menjelaskan mengenai pengertian perkembangan, pengertian emosi, dan pengertian pendidikan anak usia dini. A. Pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, ia membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Pada masa bayi ketika
Lebih terperinciPSIKOLOGI SOSIAL 1 MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 03
MODUL PERKULIAHAN PSIKOLOGI SOSIAL 1 Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 03 MK10230 Irfan Aulia, M.Psi. Psi Abstract Dasar Dasar Perilaku Sosial mencakup tingkah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menolong merupakan salah satu tindakan yang diharapkan muncul dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menolong merupakan salah satu tindakan yang diharapkan muncul dalam kehidupan sehari-hari. Tindakan menolong ini berarti memberikan sesuatu yang dibutuhkan
Lebih terperinciMODEL TERAPI KONSELING. Teori dan Praktek
MODEL TERAPI KONSELING Teori dan Praktek Ragam model terapi konseling Terapi Psikoanalitik / Freud, Jung, Adler Terapi Eksistensial humanistik / May, Maslow, Frank Jourard Terapi Client-Centered / Carl
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
40 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif menurut Sugiyono disebut sebagai metode positivistik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bila arah pembangunan mulai memusatkan perhatian terhadap upaya peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di usia republik yang sudah melebihi setengah abad ini, sudah sepatutnya bila arah pembangunan mulai memusatkan perhatian terhadap upaya peningkatan kualitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik. Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin yaitu pro atau forward
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Kompetensi Interpersonal 1. Pengertian Kompetensi Interpersonal Menurut Mulyati Kemampuan membina hubungan interpersonal disebut kompetensi interpersonal (dalam Anastasia, 2004).
Lebih terperinciDIRI PRIBADI. Tentang Diri MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh. mengkomunikasikan tentang Diri Pribadi
MODUL PERKULIAHAN DIRI PRIBADI Presentasi diri; Pengetahuan diri pribadi; Berpikir mengenai diri pribadi; Harga diri pribadi; Penilaian diri pribadi; Diri pribadi sebagai sasaran prasangka Fakultas Program
Lebih terperinciKarakteristik manusia komunikan. Rahmawati Z
Karakteristik manusia komunikan Rahmawati Z Kenalilah Dirimu. Pemeran utama dalam proses komunikasi adalah manusia. Sebagai psikolog, kita memandang komunikasi justru pada perilaku manusia komunikasi.
Lebih terperinci2015 POLA ASUH PANTI ASUHAN AL-FIEN DALAM PENANAMAN KEMANDIRIAN ANAK
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pola asuh pada dasarnya merupakan suatu cara yang digunakan oleh orang dewasa kepada seorang anak dalam upaya mendidik anak tumbuh dan dapat beradaptasi
Lebih terperinciCHAPTER REPORT (CHAPTER TWO) The Personality Pattern (Personality Development, Elizabeth B. Hurlock)
CHAPTER REPORT (CHAPTER TWO) The Personality Pattern (Personality Development, Elizabeth B. Hurlock) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Dari Bapak Dr. H. A. Juntika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan mengalami perubahan-perubahan bertahap dalam hidupnya. Sepanjang rentang kehidupannya tersebut,
Lebih terperinciMANAJEMEN KEPRIBADIAN KEPALA SEKOLAH
1 MANAJEMEN KEPRIBADIAN KEPALA SEKOLAH Oleh: HERMANTO SP. Jurs Pend. Luar Biasa Fak. Ilmu Pendidikan UNY Telp (0274) 586168 Psw 317 HP 08121575726 atau (0274) 781 7575 Telp Rumah (0274) 882481 hermanuny@yahoo.com
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Body Image 1. Pengertian Body image adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Psikologi Tokoh Eko Prasetyo dalam Novel Jangan Ucapkan Cinta Karya
BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Penelitian Sebelumnya Seperti beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang dalam
Lebih terperinciKEPRIBADIAN OLEH : JOKO PURWANTO FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
KEPRIBADIAN OLEH : JOKO PURWANTO FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Organobiologis INDIVIDU ATLET Psiko-Edukatif Sosio-Kultural Spiritual ORGANOBIOLOGIS FUNGSI-FUNGSI : FISIK ANATOMI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Potensi yang dimiliki individu dapat tumbuh dan berkembang secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Potensi yang dimiliki individu dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Optimalisasi potensi ini dapat dicapai melalui
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)
MODUL PERKULIAHAN Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 03 MK61112 Aulia Kirana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa estetik. Pada masa vital anak menggunakan fungsi-fungsi biologisnya untuk
16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia prasekolah adalah usia yang rentan bagi anak. Pada usia ini anak mempunyai sifat imitasi atau meniru terhadap apapun yang telah dilihatnya. Menurut Yusuf (2003),
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Potter & Perry. kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya.
7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep diri 2.1.1. Pengertian Konsep diri Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu
Lebih terperinciKEMANDIRIAN REMAJA AKHIR PUTERI PASCA KEMATIAN AYAH
KEMANDIRIAN REMAJA AKHIR PUTERI PASCA KEMATIAN AYAH RIA SULASTRIANI Program Sarjana, Universitas Gunadarma Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam gambaran kemandirian remaja
Lebih terperinciBAB II TINJUAN PUSTAKA
BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Minat 1. Pengertian Minat yaitu suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciriciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginankeinginan atau kebutuhan-kebutuhannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas X. Hal ini terlihat dari jumlah pendaftar yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS
5 2.1 Pengertian Perilaku BAB II KAJIAN TEORITIS Perilaku adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus dari luar oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya interaksi antara individu
Lebih terperinciMenyampah' dari Perspektif Psikologi (2) Marselius Sampe Tondok Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya
Menyampah' dari Perspektif Psikologi (2) Marselius Sampe Tondok Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya Dipublikasikan pada Harian Surabaya Post, 20 Juli 2008 Kalau pada edisi lalu kita membahas perilaku
Lebih terperinciKepribadian dan Perilaku Konsumen
Kepribadian dan Perilaku Konsumen Definisi Kepribadian adalah ciri-ciri kejiwaan dalam diri yang menentukan dan mencerminkan bagaimana seseorang berespon terhadap lingkungannya Kepribadian cenderung mempengaruhi
Lebih terperinciDASAR DASAR PERILAKU SOSIAL
Modul ke: DASAR DASAR PERILAKU SOSIAL Hakekat manusia, pengertian motivasi, pendekatan dasar pada motivasi Fakultas Psikologi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang tua sejak anak lahir hingga dewasa. Terutama pada masa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mendidik anak dengan penuh kasih sayang adalah menjadi tanggung jawab orang tua sejak anak lahir hingga dewasa. Terutama pada masa globalisasi sa at ini, anak akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran memungkinkan siswa bersosialisasi dengan. menghargai perbedaan (pendapat, sikap, dan kemampuan prestasi) dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran memungkinkan siswa bersosialisasi dengan menghargai perbedaan (pendapat, sikap, dan kemampuan prestasi) dan berlatih untuk bekerja sama
Lebih terperinciGEJALA KONASI--MOTIVASI. PERTEMUAN KE 10
GEJALA KONASI--MOTIVASI PERTEMUAN KE 10 aprilia_tinalidyasari@uny.ac.id MOTIVASI Motivasi adalah sesuatu daya yang menjadi pendorong seseorang bertindak, dimana rumusan motivasi menjadi sebuah kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang permasalahan Setiap manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia pasti membutuhkan orang lain disekitarnya mulai dari hal yang sederhana maupun untuk hal-hal besar didalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan formal merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan formal merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia yang didapatkan lewat sekolah. Setiap orang yang bersekolah harus
Lebih terperinciPsikologi Kepribadian I. Psikologi Psikologi
MODUL PERKULIAHAN Psikologi Kepribadian I Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 03 61101 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan pembahasan mengenai pandangan
Lebih terperinciPsikologi Konseling Psychoanalysis Therapy and Person Center Therapy
Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Konseling Psychoanalysis Therapy and Person Center Therapy Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Psychoanalysis Therapy
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Remaja
TINJAUAN PUSTAKA Remaja Remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescent yang mempunyai arti tumbuh menjadi dewasa. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kegiatan yang paling pokok, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
10 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok, ini
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
MODUL PERKULIAHAN Perkembangan Sepanjang Hayat Adolescence: Perkembangan Psikososial Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh Psikologi Psikologi 03 61095 Abstract Kompetensi Masa remaja merupakan
Lebih terperinci