PERBANDINGAN NILAI TENGAH NOMOR SOMAKLON JAHE (Zingiber officinale Rosc.) DENGAN MENGGUNAKAN UJI LANJUT SCOTT-KNOTT HABIBAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBANDINGAN NILAI TENGAH NOMOR SOMAKLON JAHE (Zingiber officinale Rosc.) DENGAN MENGGUNAKAN UJI LANJUT SCOTT-KNOTT HABIBAH"

Transkripsi

1 PERBANDINGAN NILAI TENGAH NOMOR SOMAKLON JAHE (Zingiber officinale Rosc.) DENGAN MENGGUNAKAN UJI LANJUT SCOTT-KNOTT HABIBAH DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perbandingan Nilai Tengah Nomor Somaklon Jahe (Zingiber officinale Rosc.) dengan Menggunakan Uji Lanjut Scott-Knott adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juli 2014 Habibah NIM G

4 ABSTRAK HABIBAH. Perbandingan Nilai Tengah Nomor Somaklon Jahe (Zingiber officinale Rosc.) dengan Menggunakan Uji Lanjut Scott-Knott. Dibimbing oleh INDAHWATI dan I MADE SUMERTAJAYA. Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan tanaman rempah yang dimanfaatkan untuk obat herbal, bahan makanan dan minuman. Kendala besar yang menganggu produksi jahe adalah penyakit layu bakteri. Upaya yang paling efektif dan efisien dalam menangani masalah tersebut adalah dengan penggunaan varietas tahan. Balittro sebagai lembaga peneliti tanaman rempah dan obat, melakukan penelitian untuk memperoleh varietas tahan. Varietas tahan didapatkan dari somaklon jahe yang tahan terhadap penyakit layu bakteri. Lima populasi somaklon jahe, yaitu FA, FB, AC1, AC2, dan Fipla diuji ketahanannya terhadap serangan penyakit layu bakteri. Penelitian dilakukan terhadap tiga peubah respon, yaitu intensitas serangan penyakit, indeks penampilan tanaman (IPT) peubah pertumbuhan, dan IPT peubah produksi. Tujuan penelitian ini adalah mengelompokkan nilai tengah nomor somaklon jahe dengan uji lanjut Scott-Knott serta mengidentifikasi karakteristiknya pada tiga peubah respon. Uji lanjut Scott- Knott menunjukkan bahwa nomor jahe merah CJ2.8B paling toleran terhadap penyakit layu bakteri dengan rata-rata intensitas serangan penyakit sebesar 19.65%. Nomor somaklon jahe AC1.39B mempunyai pertumbuhan terbaik dengan rata-rata IPT peubah pertumbuhan sebesar Nomor somaklon jahe AC1.19B memiliki produksi terbaik dengan rata-rata IPT peubah produksi sebesar Berdasarkan klasifikasi pengelompokan ketiga peubah respon, AC1.19B merupakan nomor somaklon jahe toleran dan terbaik. Kata Kunci: indeks penampilan tanaman (IPT), intensitas serangan penyakit layu bakteri, nomor somaklon jahe, uji lanjut Scott-Knott ABSTRACT HABIBAH. Means Comparison of Ginger s Somaclone Number (Zingiber officinale Rosc.) with Scott-Knott Test. Supervised by INDAHWATI and I MADE SUMERTAJAYA. Ginger (Zingiber officinale Rosc.) is a herb plant used for herbal medicine, food and drink ingredient. Major obstacle that has been disrupting ginger production is bacterial wilt disease. Efforts are most effective and efficient to solve these problem is using tolerant varieties. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) as a research institution of spices and medical plants has been doing a research to obtain tolerant varieties. Tolerant varieties were obtained from ginger s somaclones which tolerant to bacterial wilt disease. Five somaclone populations, FA, FB, AC1, AC2, and Fipla were tested the resistance to bacterial wilt disease. Research conducted on three response variables, namely the intensity of the disease, the appearance of the plants index (IPT) of growth variables, and IPT of production variables. The objectives of this study were to group the

5 treatment means of ginger s somaclones number with Scott-Knott test and to identify the characteristics of the three response variables. Scott-Knott test further showed red ginger s number (CJ2.8B) is the most tolerant to bacterial wilt disease by the percentage intensity mean 19.65%. Ginger s somaclone number AC1.39B has the best growth with mean IPT of growth variables Ginger s somaclone number AC1.19B has the highest productivity with mean IPT of production variables Based on the classification of three grouping response variables, AC1.19B is the best and tolerant ginger somaclone number. Keywords: appearance of the plants index (IPT), ginger s somaclone number, intensity of bacterial wilt disease, Scott-Knott test

6

7 PERBANDINGAN NILAI TENGAH NOMOR SOMAKLON JAHE (Zingiber officinale Rosc.) DENGAN MENGGUNAKAN UJI LANJUT SCOTT-KNOTT HABIBAH Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statistika pada Departemen Statistika DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

8

9 Judul Skripsi : Perbandingan Nilai Tengah Nomor Somaklon Jahe (Zingiber officinale Rosc.) dengan Menggunakan Uji Lanjut Scott-Knott Nama : Habibah NIM : G Disetujui oleh Dr Ir Indahwati, MSi Pembimbing I Dr Ir I Made Sumertajaya, MSi Pembimbing II Diketahui oleh Dr Anang Kurnia, MSi Ketua Departemen Tanggal Lulus:

10 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia- Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian ini dilaksanakan sejak Februari 2014 dengan judul Perbandingan Nilai Tengah Nomor Somaklon Jahe (Zingiber officinale Rosc.) dengan Menggunakan Uji Lanjut Scott-Knott. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Indahwati, MSi dan Bapak Dr Ir I Made Sumertajaya, MSi selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Dr Otih Rostiana, MSc dan Ibu Dra Siti Fatimah S dari Kelompok Pemuliaan Tanaman, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat yang telah memberikan bantuan dan bimbingannya atas data yang digunakan. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, Keluarga Statistika 47, dan seluruh pihak yang telah membantu terselesainya karya ilmiah ini terima kasih atas doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Juli 2014 Habibah

11 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 METODOLOGI 2 Data 2 Metode Penelitian 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 6 Deskripsi Data 6 Pemeriksaan Asumsi Analisis Ragam 7 Analisis Ragam Rancangan Acak Kelompok 8 Perbandingan Nilai Tengah dengan Uji Lanjut Scott-Knott 9 Karakteristik Nomor Somaklon Jahe Berdasarkan Ketiga Peubah Respon 13 SIMPULAN 14 DAFTAR PUSTAKA 15 LAMPIRAN 16 RIWAYAT HIDUP 22

12 DAFTAR TABEL 1 Analisis ragam rancangan acak kelompok Statistik deskripsi peubah respon intensitas serangan penyakit, pertumbuhan, dan produksi Nilai peluang nyata dengan uji Kolmogorov-Smirnov pada ketiga peubah respon Nilai peluang nyata dengan uji Bartlett pada ketiga peubah respon Nilai F-hitung dan Nilai-P dari ketiga peubah respon Hasil pengelompokan nilai tengah nomor somaklon jahe berdasarkan peubah respon intensitas serangan penyakit Hasil pengelompokan nilai tengah nomor somaklon jahe berdasarkan respon IPT peubah pertumbuhan Hasil pengelompokan nilai tengah nomor somaklon jahe berdasarkan respon IPT respon peubah produksi Klasifikasi nomor somaklon jahe berdasarkan ketiga peubah respon DAFTAR GAMBAR 1 Deskripsi nomor somaklon jahe berdasarkan hasil pengelompokan uji lanjut Scott-Knott untuk intensitas serangan penyakit layu bakteri Deskripsi nomor somaklon jahe berdasarkan hasil pengelompokan uji lanjut Scott-Knott untuk IPT peubah pertumbuhan Deskripsi nomor somaklon jahe berdasarkan hasil pengelompokan uji lanjut Scott-Knott untuk IPT peubah produksi DAFTAR LAMPIRAN 1 Algoritma dan contoh perhitungan uji Lanjut Scott-Knott 16 2 Plot sisaan untuk peubah respon (a) intensitas serangan penyakit, (b) IPT peubah pertumbuhan, (c) IPT peubah produksi 19 3 Kode dan nilai tengah nomor somaklon jahe ketiga peubah respon 19 4 Statistik deskriptif intensitas serangan penyakit 20 5 Statistik deskriptif peubah pertumbuhan 20 6 Statistik deskriptif peubah produksi 20 7 Analisis ragam peubah respon intensitas serangan penyakit 21 8 Analisis ragam peubah respon intensitas serangan penyakit 21 9 Analisis ragam peubah respon intensitas serangan penyakit 21

13 PENDAHULUAN Latar Belakang Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan tanaman rempah yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan diantaranya obat herbal, antibakteri, mengobati radang, serta membuang racun dalam tubuh. Selain itu, jahe juga dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman. Menurut Kartasubrata (2010), volume permintaan ekspor jahe terus meningkat, namun tidak diiringi dengan mutu jahe yang memenuhi standar. Penolakan ekspor jahe terjadi disebabkan oleh pencemaran mikroorganisme yang tinggi. Penyakit layu bakteri pada jahe merupakan kendala besar yang belum teratasi sampai saat ini. Produksi jahe terganggu akibat adanya penyakit tersebut. Penyakit layu bakteri menimbulkan beberapa kerugian terhadap tanaman jahe diantaranya kerusakan pada morfologi tanaman, penurunan produksi, dan bahkan kematian. Penyakit tersebut ditimbulkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum. Menurut Syahid et al. (2011), salah satu upaya yang paling efektif dan efisien dalam mengatasi penyakit layu bakteri adalah dengan penggunaan varietas tahan. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), mulai tahun 2010 melakukan penelitian untuk memperoleh varietas tahan terhadap penyakit layu bakteri. Varietas tahan didapatkan dari somaklon jahe yang tahan terhadap penyakit tersebut. Somaklon adalah perbanyakan yang berasal dari sel tubuh dan sifatnya identik dengan sel tua. Somaklon jahe merupakan sel tanaman jahe hasil dari seleksi in vitro. Populasi somaklon jahe didapatkan berdasarkan cara seleksi in vitro yang berbeda. Lima populasi somaklon jahe hasil seleksi tersebut adalah FA, FB, AC1, AC2, dan FIPLA. Populasi somaklon jahe tersebut terdiri dari sejumlah nomor somaklon yang diperoleh dari hasil split populasi. Banyaknya nomor somaklon diperoleh berdasarkan produksi awal populasi somaklon jahe yang bervariasi. Nomor-nomor somaklon jahe tersusun atas dua macam rimpang, yaitu rimpang besar dan kecil. Perbedaan macam rimpang disebabkan karena pengaruh perlakuan dari seleksi in vitro. Nomor-nomor somaklon jahe yang terbentuk diharapkan memiliki karakteristik ketahanan, pertumbuhan, dan produksi yang berbeda-beda, sehingga perlakuan yang dibandingkan dalam penelitian ini adalah nomor somaklon jahe. Perbandingan nilai tengah perlakuan dapat dilakukan melalui analisis ragam yang dilanjutkan dengan uji-uji perbandingan berganda seperti uji Beda Nyata Terkecil, uji Tukey, dan uji Duncan. Namun hasil uji tersebut seringkali menghasilkan pengelompokan perlakuan yang tidak spesifik. Pembagian gugus nilai tengah perlakuan tidak sepenuhnya terpisah, ada perlakuan yang berada pada beberapa kelompok secara simultan, sehingga disebut sebagai tumpang tindih perlakuan. Uji lanjut Scott-Knott merupakan metode perbandingan nilai tengah perlakuan yang mengurutkan dan mengelompokkan nilai tengah kedalam kelompok-kelompok yang tidak saling tumpang tindih. Uji lanjut ini dapat digunakan untuk data dengan jumlah perlakuan besar (Jelihovschi dan Faria 2013). Pada penelitian ini dilakukan pengelompokan terhadap 29 nomor somaklon jahe dan sebuah pembanding, yaitu jahe merah (CJ2). Pengelompokan dilakukan

14 2 berdasarkan peubah respon intensitas serangan penyakit layu bakteri, indeks penampilan tanaman (IPT) peubah pertumbuhan, dan IPT peubah produksi. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengelompokkan nilai tengah nomor-nomor somaklon jahe dengan metode uji lanjut Scott-Knott pada masing-masing peubah respon. 2. Mengidentifikasi karakteristik nomor somaklon jahe berdasarkan peubah respon intensitas serangan penyakit, IPT peubah pertumbuhan, dan IPT peubah produksi. METODOLOGI Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari penelitian ketahanan nomor somaklon Jahe, kelompok peneliti pemuliaan tanaman, Balittro. Pada awal percobaan tahun 2010 jumlah nomor somaklon jahe ditambah dengan pembanding ada sebanyak 146 perlakuan. Pada percobaan ketiga, yaitu tahun 2012, jumlah nomor somaklon jahe ditambah dengan pembanding yang dicobakan menjadi 47 perlakuan. Berkurangnya jumlah perlakuan dikarenakan banyaknya nomor somaklon jahe yang mati akibat terkena penyakit layu bakteri. Akhir percobaan pada tahun 2013, jumlah nomor somaklon jahe ditambah dengan satu pembanding menjadi 30 perlakuan. Nomor somaklon jahe yang dikelompokan pada penelitian ini ada sebanyak 29 yang berasal dari lima populasi somaklon jahe (FA, FB, AC1, AC2, dan Fipla) ditambah dengan sebuah jahe merah (CJ2) sebagai pembanding. Data yang digunakan terdiri dari tiga macam data. Data serang penyakit yang diamati selama pengamatan dilakukan, yaitu sekitar sembilan bulan. Data pertumbuhan yang diamati pada 19 Februari 2013 saat umur tanaman berumur sekitar empat bulan. Data produksi yang diamati pada 23 Agustus 2013 saat tanaman siap dipanen, yaitu sekitar sembilan bulan. Rancangan percobaan yang digunakan pada data tersebut adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua blok. Data serang penyakit terdiri dari catatan jumlah tanaman mati akibat serangan penyakit layu bakteri dan jumlah amatan tanaman yang dicobakan pada masing-masing nomor somaklon jahe. Peubah pertumbuhan yang diamati adalah panjang batang (cm), tinggi tanaman (cm), panjang daun (cm), lebar daun (cm), tebal daun (cm), jumlah anakan, diameter batang (cm), dan jumlah daun. Peubah produksi, yaitu berat rimpang (gram), panjang rimpang (cm), lebar rimpang (cm), tinggi rimpang (cm), panjang propagul (cm), lebar propagul (cm), tebal propagul (cm), berat propagul (gram), dan jumlah propagul.

15 3 Metode Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data adalah: 1. Mempersiapkan tiga peubah respon. a. Menghitung persentase intensitas serangan penyakit layu bakteri pada masing-masing nomor somaklon jahe: b P = persentase intensitas serangan penyakit layu bakteri a = jumlah tanaman yang mati terkena serangan penyakit layu bakteri b = jumlah amatan tanaman b. Menghitung indeks penampilan tanaman (IPT) peubah pertumbuhan dan IPT peubah produksi dengan metode pendekatan pembobotan berdasarkan komponen utama (IPT3). Menurut Sumertajaya (2005), indeks penampilan tanaman (IPT) digunakan untuk menggabungkan respon ganda secara komprehensip, sehingga dapat menyederhanakan analisis. Metode penggabungan respon dengan menggunakan metode pembobotan berdasarkan komponen utama (IPT3), sangat bergantung pada besarnya kontribusi keragaman yang mampu dijelaskan oleh komponen utama. Banyaknya komponen utama yang dipilih berdasarkan persentase keragaman kumulatif. Tahapan analisis yang dilakukan pada pendekatan ini adalah: Vektor peubah yang diamati adalah y y y dengan p adalah banyaknya peubah respon yang akan digabungkan. i. Menghitung matriks korelasi ( ) dengan rumus sebagai berikut: r r r n y y y y r n [ r ] y y n y y dengan r adalah nilai korelasi antara peubah respon ke-i dengan peubah respon ke-j ; i = 1,2,...,p dan j = 1,2,...,p. ii. Mencari vektor ciri dan akar ciri dari persamaan ciri berikut: dengan ketentuan sebagai berikut: - Matriks korelasi digunakan ketika peubah-peubah yang dianalisis memiliki satuan yang berbeda. - Urutkan akar ciri-akar ciri 1 >... > p yang berpadanan dengan vektor ciri-vektor ciri,..., dengan kendala = 1 dan = 0. iii. Menentukan banyaknya komponen utama yang dipilih berdasarkan persentase keragaman kumulatif. Persentase keragaman kumulatif dapat dihitung sebagai berikut: Persentase keragaman komponen ke-i = x Persentase keragaman kumulatif q komponen = x

16 4 Penentuan bobot dilakukan sebagai berikut: x y x y x y x y x y x y x y x y x y dengan q p dan persentase keragaman kumulatif lebih dari 75%. Bobot untuk peubah respon ke-i diperoleh sebagai berikut: w x x x Respon gabungan (IPT3) adalah: w y w y w y Bobot masing-masing respon mencerminkan besarnya keragaman peubah asal yang dijelaskan oleh q komponen utama terpilih. 2. Melakukan pemeriksaan asumsi yang diperlukan dalam analisis ragam pada masing-masing peubah respon. Asumsi yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis ragam adalah kenormalan, kehomogenan ragam, dan sisaan percobaan saling bebas. Salah satu cara untuk mengatasi pelanggaran asumsi adalah dengan transformasi data. Transformasi data yang biasanya dilakukan adalah transformasi logaritma, akar kuadrat, dan arcsin (Mattjik dan Sumertajaya 2002). 3. Melakukan uji-f rancangan acak kelompok pada ketiga peubah respon. Menurut Mattjik dan Sumertajaya (2002), Rancangan Acak Kelompok (RAK) digunakan ketika keheterogenan unit percobaan berasal dari satu sumber keragaman. Selain itu, rancangan acak kelompok juga baik digunakan untuk mengatasi kesulitan dalam mempersiapkan unit percobaan homogen dalam jumlah yang besar. Rancangan Acak Kelompok ini tepat digunakan pada percobaan di lapangan. Menurut Casella (2008), pengelompokan pada RAK menimbulkan kehomogenan ragam dalam kelompok sehingga perbandingan perlakuan akan sangat tepat dilakukan. Model linier aditif secara umum dari rancangan satu faktor dengan rancangan acak kelompok dapat dituliskan sebagai berikut: Y ij μ τ i β j + Ԑ ij, Ԑ ij ~ N σ 2 ) keterangan : Y ij = Nilai amatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j μ = Rataan umum τ i = Pengaruh perlakuan ke-i, i = 1, 2, 3,..., t = Pengaruh kelompok ke-j, j = 1, 2,..., r β j Ԑ ij = Pengaruh acak dari perlakuan ke-i dan kelompok ke-j Hipotesis yang dapat diuji dari rancangan acak kelompok adalah pengaruh perlakuan dan pengaruh pengelompokan. Pengaruh perlakuan: H 0 : μ 1 =... = μ t = μ (tidak ada perbedaan antar nilai tengah nomor somaklon jahe) H 1 : Ǝ μ i μ (ada perbedaan nilai tengah nomor somaklon jahe)

17 5 Pengaruh pengelompokan: H 0 : β 1 =... = β r = 0 (kelompok tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati) H 1 : Ǝ β j 0 (ada kelompok yang memberikan pengaruh terhadap respon) Penguraian keragaman data adalah sebagai berikut: t r t r r t t r JKT = JKP + JKB + JKG Tabel 1 Analisis ragam rancangan acak kelompok Sumber Derajat Jumlah Kuadrat Tengah F-hitung Keragaman bebas (Db) Kuadrat (JK) (KT) Perlakuan t-1 JKP KTP = JKP/db p KTP/KTG Blok r-1 JKB KTB = JKB/db b KTB/KTG Galat (t-1)(r-1) JKG KTG = JKG/db g Total tr-1 JKT Kriteria Keputusan: Pengaruh perlakuan: Jika nilai F hitung lebih besar dari F α dbp,dbg maka hipotesis nol ditolak. Pengaruh pengelompokan: Jika nilai F hitung lebih besar dari F α dbb,dbg maka hipotesis nol ditolak. 4. Melakukan perbandingan nilai tengah perlakuan dengan uji lanjut Scott- Knott dengan menggunakan software R i package (ScottKnott_1.2-4). Menurut Scott dan Knott (1974), uji lanjut Scott-Knott mengelompokkan gugus nilai tengah perlakuan saling bebas, y, y,...,y yang diurutkan secara menurun/menaik dengan asumsi y ~ N μ i, σ y ) dan penduga ragam σ y adalah s y, dengan - s y σy ~ -. Hipotesis uji lanjut Scott-Knott adalah: H 0 μ i = μ, i = 1, 2,..., H 1 : μ i sama dengan salah satu dari m 1 atau m 2 dengan m 1 dan m 2 mewakili nilai tengah dua gugus yang belum diketahui Tahapan awal perhitungan dari uji lanjut Scott-Knott adalah menghitung jumlah kuadrat antar pasangan gugus dari nilai tengah perlakuan. Banyaknya yang terbentuk ada sebanyak -. Rumus jumlah kuadrat antar pasangan gugus ( ) adalah sebagai berikut: y dan y dengan y adalah nilai tengah perlakuan ke-i yang telah diurutkan,.

18 6 Tahapan selanjutnya adalah memilih nilai jumlah kuadrat antar pasangan gugus yang maksimum atau B 0 maksimum. Total nilai tengah pada gugus satu dilambangkan dengan, sedangkan adalah total nilai tengah pada gugus dua dengan dan banyaknya perlakuan pada gugus satu dan dua, sehingga. Statistik uji: - m s mum σ statistik uji menyebar 2 dengan derajat bebas v, dengan. - Ragam perlakuan σ adalah penduga kemungkinan maksimum dari σ r dengan r adalah banyaknya ulangan (kelompok). Jika s y penduga tak bias dari σ r r adalah, v adalah derajat bebas galat dan y adalah nilai tengah umum, maka σ dapat diformulasikan sebagai: y y vs y σ v J > 2 α db = ) maka tolak H 0, yaitu kedua gugus nilai tengah yang diuji dianggap tidak homogen. Prosedur perhitungan pada masing-masing gugus diulang sampai didapatkan hasil akhir semua kelompok nilai tengah yang terbentuk homogen. Perhitungan ini dihentikan ketika diambil keputusan terima H 0, yaitu < 2 α db = ) atau hanya terdapat satu perlakuan pada satu gugus. Ilustrasi perhitungan manual uji lanjut Scott- Knott dapat dilihat pada Lampiran Menarik kesimpulan hasil pengelompokan nilai tengah pada masing-masing peubah respon serta mengidentifikasi karakteristik nomor somaklon jahe berdasarkan hasil pengelompokan ketiga peubah respon. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Tabel 2 menyajikan statistik deskriptif dari peubah-peubah ketahanan, pertumbuhan, dan produksi. Hasil analisis deskriptif pada peubah respon intensitas serangan penyakit layu bakteri menghasilkan nilai minimum dan maksimum persentase intensitas serangan sebesar 19.65% dan 93.5%. Tiga nomor somaklon jahe yang memiliki intensitas serangan penyakit layu bakteri terendah adalah AC2.7K FB.39K CJ2.8B. Tiga nomor somaklon jahe yang memiliki nilai intensitas serangan penyakit layu bakteri tertinggi adalah AC1.5K FB.46B AC2.12K. Hasil statistik deskriptif terhadap delapan peubah pertumbuhan menunjukkan bahwa nomor somaklon jahe AC1.39B merupakan nomor somaklon yang memiliki nilai peubah pertumbuhan tertinggi. Nomor somaklon jahe tersebut

19 memiliki nilai tinggi pada lima peubah pertumbuhan, yaitu panjang batang, tinggi tanaman, lebar daun, diameter batang, dan jumlah daun. Selain AC1.39B, nomor somaklon jahe AC1.19B juga memiliki nilai pertumbuhan yang tinggi pada empat peubah pertumbuhan. Hasil statistik deskriptif pada peubah produksi menunjukkan bahwa nomor somaklon jahe AC1.19B dapat dikatakan memiliki nilai produksi tertinggi karena jahe tersebut memiliki nilai tinggi pada hampir semua peubah produksi kecuali pada panjang propagul dan jumlah propagul. Produksi tertinggi kedua terdapat pada nomor somaklon jahe AC1.39B yang memiliki nilai tinggi pada enam peubah produksi. Statistik deskriptif terhadap data serang penyakit, data pertumbuhan, dan data produksi lebih lengkap terdapat pada Lampiran 4, 5, dan 6. Tabel 2 Statistik deskripsi peubah respon intensitas serangan penyakit, pertumbuhan, dan produksi Peubah Rata-Rata Simp. Baku Tiga Terbesar Intensitas serangan senyakit AC1.5K, FB.46B, AC2.12K Peubah pertumbuhan Panjang batang AC1.39B, AC1.19B, AC2.4B Tinggi tanaman AC1.39B, AC1.19B, CJ2.8B Panjang daun CJ2.8B, AC1. 19B, AC2.7B Lebar daun AC1.19B, AC1.39B, FB.31B Tebal daun AC1.5K, AC1.3K, FB.31B Jumlah anakan AC2.7K, AC2.12K, AC1.15K Diameter batang AC1.39B, FB.31B, FB.7B Jumlah daun AC2.4B, AC1.39B, AC2.11K Peubah Produksi Berat rimpang AC1.19B, AC1.39B, AC2.4B Panjang rimpang AC1.19B, AC1.39B, AC2.7B Lebar rimpang AC1.19B, FB.46B, AC2.7K Tebal rimpang AC1.19B, AC2.9B, AC1.39B Panjang propagul AC1.19B, AC2.9B, AC1.39B Lebar propagul CJ2.8B, FB.31B, AC1.39B Tebal propagul CJ2.8B, AC1.19B, FB.31B Berat propagul AC1.19B, AC1.39B, AC2.4B 7 Pemeriksaan Asumsi Analisis Ragam Pemeriksaan asumsi analisis ragam dilakukan sebelum melakukan analisis ragam. Pemeriksaan asumsi analisis ragam dilakukan terhadap tiga peubah respon. Peubah respon tersebut adalah intensitas serangan penyakit layu bakteri, IPT peubah pertumbuhan, dan IPT peubah produksi. 1. Asumsi kenormalan Tabel 3 menunjukkan nilai peluang nyata (Nilai-P) dari ketiga peubah respon dari uji Kolmogorov-Smirnov. Sebelumnya pada peubah respon intensitas serangan penyakit dilakukan transformasi arcsin. Transformasi arcsin dilakukan karena data asal tidak memenuhi asumsi kenormalan.

20 8 Tabel 3 Nilai peluang nyata dengan uji Kolmogorov- Smirnov pada ketiga peubah respon Peubah Respon Nilai-P Intensitas serangan penyakit 0.15 IPT peubah pertumbuhan 0.15 IPT peubah produksi 0.15 Menurut Mattjik dan Sumertajaya (2002), transformasi arcsin dapat digunakan pada data persentase tanaman yang mati dalam suatu perlakuan. Persentase tanaman yang mati didapatkan dari hasil bagi banyaknya tanaman yang mati terhadap jumlah seluruh tanaman yang diamati. Setelah transformasi hasil pengujian menunjukkan bahwa peluang nyata lebih besar dari taraf nyata 5%. Peubah respon IPT peubah pertumbuhan dan IPT peubah produksi juga menunjukkan peluang nyata yang lebih besar dari taraf nyata 5%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ketiga peubah respon memenuhi asumsi kenormalan. 2. Asumsi kehomogenan ragam Pemeriksaan asumsi kehomogenan ragam dilakukan dengan menggunakan uji Bartlett. Nilai peluang nyata dari ketiga peubah respon hasil uji Bartlett dapat dilihat dari Tabel 4. Masing-masing peluang nyata lebih besar dari taraf nyata 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa ragam dalam perlakuan homogen pada masing-masing peubah respon. Tabel 4 Nilai peluang nyata dengan uji Bartlett pada ketiga peubah respon Peubah Respon Nilai-P Intensitas serangan penyakit IPT peubah pertumbuhan IPT peubah produksi Asumsi kebebasan sisaan Asumsi kebebasan sisaan pada ketiga peubah respon dilakukan dengan melihat plot antara sisaan dengan nilai dugaan respon. Pada ketiga plot terlihat bahwa sisaan menyebar secara acak, sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi kebebasan sisaan terpenuhi. Analisis Ragam Rancangan Acak Kelompok Tabel 5 menunjukkan hasil perhitungan analisis ragam dari ketiga peubah respon. Nilai F-hitung dan peluang nyata (nilai-p) pada peubah respon intensitas serangan penyakit adalah dan Nilai peluang nyata peubah respon tersebut lebih kecil dari taraf nyata 5%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan nilai tengah antara perlakuan pada peubah respon intensitas serangan penyakit layu bakteri yang diamati. Sama halnya dengan peubah respon intensitas serangan penyakit. Peubah respon IPT peubah pertumbuhan menunjukkan bahwa nilai peluang nyata sebesar 1.03e-9 lebih kecil dari taraf

21 nyata 5%, sehingga dapat dikatakan bahwa ada perbedaan respon diantara perlakuan (29 nomor somaklon jahe dan sebuah pembanding) terhadap IPT peubah pertumbuhan. Peubah respon IPT peubah produksi memiliki peluang nyata sebesar 2.21e-05 yang lebih kecil dari taraf nyata 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan respon diantara perlakuan terhadap IPT peubah produksi. Oleh karena itu, perbandingan nilai tengah dengan uji lanjut Scott-Knott dilakukan pada masing-masing peubah respon tersebut. Tabel 5 Nilai F-hitung dan Nilai-P dari ketiga peubah respon Peubah Respon F-hitung Nilai-P Intensitas serangan penyakit IPT peubah pertumbuhan e-9 IPT peubah produksi e-5 9 Perbandingan Nilai Tengah dengan Uji Lanjut Scott-Knott Perbandingan nilai tengah dengan uji lanjut Scott-Knott menghasilkan pengelompokan yang tidak saling tumpang tindih. Setiap nomor somaklon jahe masuk kedalam satu kelompok nilai tengah. Nilai tengah perlakuan diurutkan dari terbesar hingga terkecil. Perbedaan antar kelompok nilai tengah ditandai dengan perbedaan warna. Penamaan J1-J30 digunakan sesuai dengan urutan 30 kode nomor somaklon jahe yang diberikan oleh peneliti di Balittro. Gambar 1 Deskripsi nomor somaklon jahe berdasarkan hasil pengelompokan uji lanjut Scott-Knott untuk intensitas serangan penyakit layu bakteri Berdasarkan Gambar 1 disusun keanggotaan kelompok beserta karakteristiknya seperti tersaji pada Tabel 6. Semakin tinggi persentase intensitas serangan penyakit menunjukkan bahwa nomor somaklon jahe tersebut semakin rentan terhadap penyakit layu bakteri. Menurut peneliti di Balittro, tingkat ketahanan terhadap penyakit terdiri dari lima tingkatan, yaitu tahan (terserang 0%), agak tahan (terserang 1-20%), kurang tahan (terserang 21-40%), rentan (terserang 41-60%), dan sangat rentan (terserang >61%).

22 10 Tabel 6 Hasil pengelompokan nilai tengah nomor somaklon jahe berdasarkan peubah respon intensitas serangan penyakit Kelompok Anggota (Nomor somaklon jahe) Rata-Rata A AC1.5K, FB.46B, AC2.12K, FB.7B, FA.1K, 79.97% FB.31B, AC2.3K, FB.30K, AC1.33K, AC1.39B, Fipla.8K, AC2.4B, AC2.9K, AC2.9B, AC2.8K, FB.6K, AC1.18K B Fipla.2K, LE, AC1.26K, AC1.19B, AC2.11K, AC2.5K, AC2.7B, AC1.15K, AC1.3K, AC2.10K, AC2.2K, AC2.7K, FB.39K, CJ2.8B 48.98% Tabel 6 menunjukkan anggota kelompok yang terbentuk berdasarkan peubah respon intensitas serangan penyakit layu bakteri. Kelompok nilai tengah yang terbentuk terdiri dari dua kelompok. Kelompok A terdiri dari 17 nomor somaklon jahe dengan rata-rata persentase intensitas serangan sebesar 79.97%. Kelompok B terdiri dari 12 nomor somaklon ditambah 1 nomor jahe pembanding dengan rata-rata persentase intensitas serangan penyakit sebesar 48.98%. Besarnya persentase intensitas serangan penyakit layu bakteri dari nomor somaklon jahe yang tertinggi dan terendah pada kelompok A adalah AC1.5K (J8) sebesar 93.52% dan AC2.9K (J12) sebesar 68.54%, sehingga semua nomor somaklon jahe pada kelompok A termasuk pada tingkat ketahanan sangat rentan. Pada kelompok kedua yaitu kelompok B, hampir semua nomor somaklon jahe pada kelompok B termasuk kedalam tingkat ketahanan rentan, kecuali nomor somaklon jahe FB.39K (J4) yang termasuk pada tingkat kurang tahan dengan persentase intensitas sebesar 37.5% dan nomor jahe merah CJ2.8B (J30) yang termasuk pada tingkat agak tahan. Nomor jahe merah atau jahe pembanding, yaitu CJ2.8B memiliki nilai tengah persentase intensitas serangan penyakit layu bakteri terendah, yaitu sebesar 19.65%. Hal ini menunjukkan bahwa nomor jahe merah CJ2.8B merupakan nomor jahe pembanding yang paling toleran terhadap serangan penyakit layu bakteri. Nomor jahe merah CJ2.8B merupakan nomor jahe pembanding yang sudah teruji ketahanannya oleh Balittro terhadap serangan penyakit layu bakteri. Oleh karena itu, nomor somaklon jahe yang paling toleran terhadap serangan penyakit layu bakteri dibandingkan dengan nomor somaklon jahe lainnya adalah nomor somaklon jahe FB.39K.

23 11 Gambar 2 Deskripsi nomor somaklon jahe berdasarkan hasil pengelompokan uji lanjut Scott-Knott untuk IPT peubah pertumbuhan Pada perhitungan IPT peubah pertumbuhan dengan metode pendekatan IPT3, besarnya keragaman kumulatif dari dua komponen yang terpilih pada indeks penampilan tanaman (IPT) peubah pertumbuhan adalah 93.21%. Hal tersebut menunjukkan bahwa keragaman kedelapan peubah asal yang dapat dijelaskan oleh IPT peubah pertumbuhan adalah cukup tinggi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata IPT peubah pertumbuhan suatu nomor somaklon jahe yang tinggi menunjukkan karakteristik pertumbuhan dari nomor somaklon jahe tersebut juga tinggi. Berdasarkan Gambar 2, keanggotaan dan karakteristik masing-masing kelompok yang terbentuk dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Hasil pengelompokan nilai tengah nomor somaklon jahe berdasarkan respon IPT peubah pertumbuhan Kelompok Anggota (nomor somaklon jahe) Rata-Rata A AC1.39B B AC1.19B, CJ2.8B, AC2.4B C AC2.7B, FB.31B, FB.7B, FB.46B, AC2.7K, 9.76 AC2.12K, AC2.11K, AC2.9B, Fipla.8K, AC2.10K D AC2.9K, AC2.3K, Fipla.2K, AC2.5K, AC1.5K, 8.23 AC2.2K, AC1.33K, AC1.26K, FB.39K E AC1.18K, AC1.3K, AC2.8K, AC1.15K, FA.1K, FB.30K, FB.6K 6.77 Berdasarkan Tabel 7, nomor somaklon jahe AC1.39B (J15) memiliki nilai IPT peubah pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan nomor somaklon jahe lainnya, termasuk jahe pembanding atau nomor jahe merah CJ2.8B (J30). Oleh karena itu, nomor somaklon jahe AC1.39B memiliki karakteristik pertumbuhan yang terbaik. Pada urutan kedua, nomor somaklon jahe AC1.19B (J10) memiliki karakteristik pertumbuhan yang tinggi dengan nilai tengah IPT peubah pertumbuhan sebesar

24 12 Gambar 3 Deskripsi nomor somaklon jahe berdasarkan hasil pengelompokan uji lanjut Scott-Knott untuk IPT peubah produksi Keanggotaan dan karakteristik masing-masing kelompok pada Gambar 3 dapat dilihat lebih lanjut pada Tabel 8. Besarnya keragaman kumulatif dari dua komponen yang terpilih pada peubah respon IPT peubah produksi adalah 94.10%. Oleh karena itu, sama halnya dengan peubah respon IPT peubah pertumbuhan. nilai rata-rata IPT peubah produksi nomor somaklon jahe yang tinggi menunjukkan produksi nomor somaklon jahe tersebut juga tinggi. Tabel 8 Hasil pengelompokan nilai tengah nomor somaklon jahe berdasarkan respon IPT respon peubah produksi Kelompok Anggota (nomor somaklon jahe) Rata-Rata A AC1.19B B AC1.39B C AC2.4B, AC2.9B, AC2.7B, FB.31B, FB.46B, 9.44 CJ2.8B,FB.7B, AC2.7K D AC2.9K, AC2.12K, Fipla.8K, AC2.11K, FA.1K, AC2.10K, AC2.5K, AC2.3K, AC2.2K, FB.6K, AC1.26K, FB.39K, AC1.3K, AC1.15K, AC1.5K, Fipla.2K, AC1.33K, AC2.8K, AC1.18K, FB.30K 5.61 Nomor Somaklon jahe yang mempunyai karakterisitik produksi tertinggi adalah nomor somaklon AC1.19B (J10). Nomor somaklon jahe AC1.19B memiliki rata-rata nilai IPT peubah produksi tertinggi, yaitu sebesar Selain itu, nomor somaklon AC1.39B yang berada pada kelompok B memiliki nilai produksi yang kedua tertinggi. Berdasarkan Tabel 8, terlihat perbedaan yang nyata dari dua macam rimpang dari nomor-nomor somaklon jahe yang dikelompokkan. Nomor somaklon jahe yang mempunyai rimpang dengan ukuran besar (kode B) memiliki karakteristik produksi yang lebih tinggi dari nomor somaklon jahe yang memiliki rimpang kecil (kode K). Terlihat jelas bahwa seluruh nomor somaklon jahe yang termasuk pada kelompok D merupakan nomor somaklon jahe yang memiliki rimpang kecil.

25 13 Karakteristik Nomor Somaklon Jahe Berdasarkan Ketiga Peubah Respon Kriteria nomor somaklon jahe toleran dan terbaik adalah nomor somaklon jahe yang memiliki nilai intensitas serangan penyakit yang rendah dan juga IPT peubah pertumbuhan dan peubah produksi yang tinggi. Berdasarkan hasil pengkelompokan nilai tengah peubah respon intensitas serangan penyakit, nomor somaklon jahe yang termasuk pada kelompok B lebih diprioritaskan terpilih dari pada kelompok A. Berdasarkan peubah respon IPT peubah pertumbuhan dan peubah produksi, kelompok A lebih diprioritaskan dari kelompok B dan seterusnya. Klasifikasi pengelompokan nomor somaklon jahe berdasarkan ketiga peubah respon disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Klasifikasi nomor somaklon jahe berdasarkan ketiga peubah respon Intensitas Serangan Penyakit A B IPT Peubah Produksi A B C D A B C D IPT Peubah Pertumbuhan A B C D E AC1.39B AC2.4B AC1.19B CJ2.8B FB.7B FB.31B AC2.9B FB.46B Fipla.8K AC1.5K FA.1K AC2.12K AC2.3K FB.6K AC2.9K AC1.8K AC1.33K FB.30K AC2.8K AC2.7K AC2.7B AC2.10K FB.39K AC2.11K Fipla.2K AC1.26K AC2.2K AC2.5K AC1.3K AC1.15K Keterangan: Nilai tengah nomor somaklon jahe yang berada pada kelompok A lebih besar dari nilai tengah nomor somaklon jahe pada kelompok B dan seterusnya. Besarnya korelasi antara peubah respon IPT peubah pertumbuhan dengan IPT peubah produksi adalah 0.79, sehingga ada hubungan linear yang erat dan searah antara pertumbuhan dengan produksi. Nilai korelasi yang cukup tinggi menunjukkan bahwa ketika nilai pertumbuhan suatu nomor somaklon jahe tertentu tinggi maka produksi dari nomor somaklon jahe tersebut juga tinggi. Nilai korelasi antara intensitas serangan penyakit dengan IPT peubah pertumbuhan dan

26 14 juga korelasi antara intensitas serangan penyakit dengan IPT peubah produksi secara berurutan adalah dan Nilai korelasi yang negatif dan rendah menunjukkan bahwa terdapat hubungan linear yang tidak searah dan tidak erat diantara intensitas serangan penyakit dengan peubah respon IPT peubah pertumbuhan dan antara intensitas serangan penyakit dengan peubah respon IPT peubah produksi. Berdasarkan klasifikasi nomor somaklon jahe dari ketiga peubah respon tersebut, nomor somaklon jahe AC1.19B merupakan nomor somaklon jahe yang toleran dan terbaik. Nomor somaklon jahe AC1.19B memiliki nilai tengah persentase intensitas serangan sebesar 54.17%. IPT peubah produksi dan IPT peubah pertumbuhan sebesar Sebagai alternatif nomor somaklon jahe yang toleran dan terbaik lainnya dapat dipilih dari nomor somaklon jahe yang berada dalam kelompok B pada pengelompokan peubah respon intensitas serangan penyakit layu bakteri. Berdasarkan Tabel 9 terlihat dengan jelas bahwa karakteristik pertumbuhan dan produksi nomor somaklon jahe dengan rimpang dengan ukuran besar (kode B) lebih tinggi dibandingkan nomor somaklon jahe yang mempunyai rimpang ukuran kecil (kode K). Besarnya ukuran rimpang tidak menjamin tingkat ketahanan atau persentase intensitas serangan penyakit layu bakteri dari nomor somaklon jahe tersebut. Perbedaan macam rimpang hanya mempengaruhi pada karakteristik produksi dan pertumbuhan. Hal tersebut juga terlihat pada Tabel 9, nomor somaklon jahe rimpang besar dan rimpang kecil menyebar hampir sama besar pada dua kelompok berdasarkan peubah respon intensitas serangan penyakit layu bakteri. SIMPULAN Perbandingan nilai tengah nomor somaklon jahe dengan menggunakan uji lanjut Scott-Knott pada masing-masing peubah respon menghasilkan jumlah kelompok yang berbeda-beda. Berdasarkan peubah respon intensitas serangan penyakit layu bakteri ada dua kelompok yang terbentuk. Nomor jahe merah CJ2.8B merupakan nomor jahe yang paling tahan terhadap serangan penyakit dengan rata-rata intensitas serangan 19.65%. Pada peubah respon IPT peubah pertumbuhan ada lima kelompok yang terbentuk dengan nomor somaklon jahe AC1.39B merupakan nomor somaklon yang memiliki pertumbuhan terbaik dengan rata-rata sebesar Berdasarkan peubah respon indeks penampilan tanaman peubah produksi yang terdiri dari empat kelompok, nomor somaklon AC1.19B merupakan nomor somaklon yang memiliki produksi terbaik dengan rata-rata Berdasarkan klasifikasi pengelompokan dari ketiga peubah respon, nomor somaklon AC1.19B diduga merupakan nomor somaklon toleran dan terbaik dengan rata-rata intensitas serangan sebesar 54.17% dan rata-rata IPT peubah pertumbuhan dan produksi secara berurutan sebesar dan

27 15 DAFTAR PUSTAKA Casella G Statistical Design. New York (US): Springer. Jelihovschi EG, Faria JC ScottKnott: A Package for Performing the Scott- Knott Clustering Algorithm in R. The R Journal. 10(Y): 1-6. Kartasubrata J Sukses Budidaya Tanaman Obat. Bogor (ID): IPB Press Mattjik AA, Sumertajaya IM Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Ed ke-2. Bogor (ID): IPB Press. Scott AJ, Knott M Cluster Analysis Method for Grouping Means in The Analysis of Variance. Biometrics Journal. 30(3): Sumertajaya IM Kajian Pengaruh Inter Blok dan Interaksi pada Uji Lokasi Ganda dan Respon Ganda [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Syahid SF, Rostiana O, Aisyah S, Surachman D Somaklon JPB Produksi 30 TON/HA Toleran 70% Layu Bakteri. Laporan Teknis Penelitian Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. hal:

28 16 Lampiran 1 Algoritma dan contoh perhitungan uji Lanjut Scott-Knott Hipotesis: H 0 μ i = μ, i = ( nilai tengah homogen) H 1 μ i sama dengan salah satu dari m 1 atau m 2 dengan m 1 dan m 2 mewakili nilai tengah dua gugus yang belum diketahui Algoritma uji lanjut Scott-Knott adalah sebagai berikut: 1. Mengurutkan gugus nilai tengah perlakuan secara menurun/menaik 2. Menghitung jumlah kuadrat antar pasangan gugus B 0(i), i = 1, 2..., Menentukan nilai B 0 maksimum 4. Menghitung σ σ y y vs y v 5. Menghitung st t st u dan juga menentukan 2 α.db = m s mum σ Keputusan : Jika > 2 α.db) maka kedua gugus tidak homogen. Lakukan tahapan 1-5 untuk setiap anak gugus. Pengujian dihentikan jika < 2 α.db), yaitu diantara gugus nilai tengah homogen atau jika hanya ada satu perlakuan pada suatu gugus. Ilustrasi: Suatu percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan lima ulangan dan enam perlakuan. Setelah dilakukan analisis ragam disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan terhadap respon. Nilai tengah delapan perlakuan yang sudah diurutkan adalah 28.82, 23.98, 19.92, 18.70, 14.64, Jawab: Tabel Analisis ragam Sumber Ragam DB JK KT F P Perlakuan Galat Total Iterasi 1 Tahapan pertama: Mengurutkan nilai tengah perlakuan (secara menurun) = 6 dan v db t No Perlakuan Nilai tengah 1 J J J J J J ) No Perlakuan Nilai tengah 1 J J J J J J

29 17 Tahapan kedua: Menghitung jumlah kuadrat antar pasangan gugus B 0(i) dengan i = 1, 2,..., 5 B 0(i) = Gugus 1 vs Gugus 2 Tahapan ketiga: Menentukan nilai B 0 maksimum m s mum Sehingga Gugus 1 berisi perlakuan J1 dan J2 dan Gugus 2 berisi perlakuan J4, J6, J5, dan J3. Tahapan keempat: Menghitung σ s y r σ y y vs y v y vs y v Tahapan kelima: Menghitung st t st u m s mum σ dan menentukan 2 α,db= - ) db = - = - 2 α, db=5) = Keputusan: > 2 α,db=5) = Kesimpulan: Kedua gugus kelompok tidak homogen. Oleh karena itu, lakukan tahapan 1-5 untuk setiap pasangan gugus.

30 18 Hasil akhir: Pemisah B 0 Λ Db Tolak H 0 Tolak H 0 Terima H 0 Terima H 0 Tolak H 0 1 Kelompok A 12 λ Kelompok B λ Kelompok C 4653 λ Kelompok D

31 Lampiran 2 Plot sisaan untuk peubah respon (a) intensitas serangan penyakit, (b) IPT peubah pertumbuhan, (c) IPT peubah produksi 19 (a) (b) (c) Lampiran 3 Kode dan nilai tengah nomor somaklon jahe ketiga peubah respon Kode nomor somaklon jahe Intensitas serangan penyakit IPT peubah pertumbuhan IPT peubah produksi FA.1K (J1) FB.7B (J2) FB.31B (J3) FB.39K (J4) FB.6K (J5) Fipla.8K (J6) AC1.3K (J7) AC1.5K (J8) AC1.15K (J9) AC1.19B (J10) Fipla.2K (J11) AC1.18K (J12) AC1.26K (J13) AC2.2K (J14) AC1.39B (J15) AC2.3K (J16) AC24B (J17) AC2.7K (J18) AC2.7B (J19) AC2.5K (J20) FB.30K (J21) AC2.8K (J22) AC2.9B (J23) AC2.9K (J24) AC2.10K (J25) AC2.12K (J26) AC2.11K (J27) FB.46B (J28) AC1.33K (J29) CJ2.8B (J30)

32 20 Lampiran 4 Statistik deskriptif intensitas serangan penyakit Peubah Respon Intensitas Serangan Penyakit Statistik Deskriptif Min Maks Rata-Rata Simp. Baku Tiga terbesar Tiga Terkecil AC1.5K FB.46B AC2.12K AC2.7K FB.39K CJ2.8B Lampiran 5 Statistik deskriptif peubah pertumbuhan Peubah Pertumbuhan Statistik Deskriptif Maks Rata-Rata Simp. Baku Tiga terbesar Tiga Terkecil Panjang Batang AC1.39B AC1.19B C2.4B FA.1K FB.6K FB.30K Tinggi Tanaman AC1.39B AC1.19B CJ2.8B AC1.15K FB.6K FB.30K Panjang Daun CJ2.8B AC1. 19B AC2.7B AC1.15K FA.1K FB.6K Lebar Daun AC1.19B AC1.39B FB.31B AC2.8K AC1.15K FB.6K Tebal Daun AC1.5K AC1.3K FB.31B AC1.15K AC2.9K C1.33K Jumlah Anakan AC2.7K AC2.12K C1.15K FB.30K AC2.9B AC2.4B Diameter Batang AC1.39B FB.31B FB.7B AC2.8K AC1.3K FB.6K Jumlah Daun AC2.4B AC1.39B C2.11K FB.30K FB.6K AC1.15K Lampiran 6 Statistik deskriptif peubah produksi Peubah Produksi Statistik Deskriptif Min Maks Rata-Rata Simp. Baku Tiga terbesar Tiga Terkecil Berat Rimpang AC1.19B AC1.39B AC2.4B AC2.8K AC1.18K FB.30K Panjang Rimpang AC1.19B AC1.39B AC2.7B AC1.18K AC2.8K FB.30K Lebar Rimpang AC1.19B FB.46B AC2.7K FB.30K FA.1K AC2.8K Tebal Rimpang AC1.19B AC2.9B AC1.39B Fipla.2K FB.30K AC2.8K Panjang Propagul AC1.19B AC2.9B AC1.39B AC2.2K FB.30K AC2.8K Lebar Propagul CJ2.8B FB.31B AC1.39B AC1.33K AC1.18K C1.15K Tebal Propagul CJ2.8B AC1.19B FB.31B AC1.3K AC2.8K AC1.18K Berat Propagul AC1.19B AC1.39B AC2.4B AC1.33K AC1.18K AC2.8K Jumlah Propagul AC2.7K AC.12K Fipla.8K FA.1K AC2.7B FB.30K

33 21 Lampiran 7 Analisis ragam peubah respon intensitas serangan penyakit Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F-hitung Nilai-P Keragaman bebas (Db) Kuadrat (JK) Tengah (KT) Perlakuan Blok Galat Total S = R 2 = 80.17% R 2 (adj) = 59.66% Lampiran 8 Analisis ragam peubah respon IPT peubah pertumbuhan Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F-hitung Nilai-P Keragaman bebas (Db) Kuadrat (JK) Tengah (KT) Perlakuan Blok Galat Total S = R 2 = 92.31% R 2 (adj) = 84.36% Lampiran 9 Analisis ragam peubah respon IPT peubah produksi Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F-hitung Nilai-P Keragaman bebas (Db) Kuadrat (JK) Tengah (KT) Perlakuan Blok Galat Total S = R 2 = 83.33% R 2 (adj) = 66.09%

34 22 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 19 Agustus 1992 dari pasangan Bapak H.Tabroni dan Ibu Hj. Hamimah. Penulis merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Pendidikan pada tingkat perguruan tinggi ditempuh sejak diterima di Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor pada tahun Sebelumnya, penulis telah menyelesaikan pendidikannya di SD Insan Kamil Bogor, SMP Negeri 4 Bogor, dan SMA Negeri 2 Bogor. Selama masa perkuliahan, penulis aktif menjadi sekretaris departemen Database Center, Himpunan Profesi Gamma Sigma Beta IPB periode Bendahara departemen Database Center, Himpunan Profesi Gamma Sigma Beta periode 2012, dan Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa ORYZA (softballbaseball). Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum Metode Statistika pada alih tahun Di samping itu, penulis juga aktif dalam kepanitiaan, seperti Statistika Ria 2012 sebagai Anggota Divisi Kesekretariatan, dan Statis-trip 2012 sebagai Sekretaris I.

Acak Kelompok Lengkap (Randomized Block Design) Arum H. Primandari, M.Sc.

Acak Kelompok Lengkap (Randomized Block Design) Arum H. Primandari, M.Sc. Percobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Kelompok Lengkap (Randomized Block Design) Arum H. Primandari, M.Sc. Latar belakang Rancangan Acak kelompok adalah suatu rancangan acak yang dilakukan dengan mengelompokkan

Lebih terperinci

PERCOBAAN SATU FAKTOR: RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) Arum Handini Primandari, M.Sc.

PERCOBAAN SATU FAKTOR: RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) Arum Handini Primandari, M.Sc. PERCOBAAN SATU FAKTOR: RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) Arum Handini Primandari, M.Sc. PENGUJIAN HIPOTESIS Langkah-langkah pengujian hipotesis: 1) Merumuskan hipotesis 2) Memilih taraf nyata α 3) Menentukan

Lebih terperinci

Rancangan Petak Terpisah dalam RAL

Rancangan Petak Terpisah dalam RAL Rancangan Petak Terpisah dalam RAL KULIAH 11 PERANCANGAN PERCOBAAN (STK222) rahmaanisa@apps.ipb.ac.id Latar Belakang Sejarah : Rancangan ini awalnya berkembang pada bidang pertanian (Montgomery, 1997;

Lebih terperinci

Percobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Lengkap (RAL) Oleh: Arum Handini Primandari, M.Sc.

Percobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Lengkap (RAL) Oleh: Arum Handini Primandari, M.Sc. Percobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Lengkap (RAL) Oleh: Arum Handini Primandari, M.Sc. Rancangan Acak Lengkap (RAL) RAL merupakan rancangan paling sederhana di antara rancangan-rancangan percobaan baku.

Lebih terperinci

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

Bujur Sangkar Latin (Latin Square Design) Arum H. Primandari, M.Sc.

Bujur Sangkar Latin (Latin Square Design) Arum H. Primandari, M.Sc. Percobaan Satu Faktor: Rancangan Bujur Sangkar Latin (Latin Square Design) Arum H. Primandari, M.Sc. Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) Pada kondisi-kondisi tertentu, keheterogenan unit percobaan tidak

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 7 ANOVA (1)

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 7 ANOVA (1) STK511 Analisis Statistika Pertemuan 7 ANOVA (1) Metode Pengumpulan Data Metode Percobaan Memiliki keleluasaan untuk melakukan pengawasaan terhadap sumber-sumber keragaman data Dapat menciptakan jenis

Lebih terperinci

RANCANGAN ACAK LENGKAP DAN RANCANGAN ACAK KELOMPOK PADA BIBIT IKAN

RANCANGAN ACAK LENGKAP DAN RANCANGAN ACAK KELOMPOK PADA BIBIT IKAN RANCANGAN ACAK LENGKAP DAN RANCANGAN ACAK KELOMPOK PADA BIBIT IKAN Bayu Satria Adinugraha 1), Taswati Nova Wijayaningrum 2) 1,2) Akademi Statistika Muhammadiyah Semarang email: bayulindapw@gmail.com Abstract

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBOBOTAN KOMPONEN UTAMA UNTUK PEREDUKSIAN PEUBAH PADA ADDITIVE MAIN EFFECT AND MULTIPLICATIVE INTERACTION GERI ZANUAR FADLI

PENERAPAN PEMBOBOTAN KOMPONEN UTAMA UNTUK PEREDUKSIAN PEUBAH PADA ADDITIVE MAIN EFFECT AND MULTIPLICATIVE INTERACTION GERI ZANUAR FADLI PENERAPAN PEMBOBOTAN KOMPONEN UTAMA UNTUK PEREDUKSIAN PEUBAH PADA ADDITIVE MAIN EFFECT AND MULTIPLICATIVE INTERACTION GERI ZANUAR FADLI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rancangan Percobaan Rancangan percobaan merupakan suatu uji dalam atau deretan uji baik menggunakan statistika deskripsi maupun statistika inferensia, yang bertujuan untuk mengubah

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jalan H.R.

Lebih terperinci

Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL

Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL Kuliah 12 Perancangan Percobaan (STK 222) rahmaanisa@apps.ipb.ac.id Review Kapan rancangan split-plot digunakan? Apakah perbedaan split-plot dibandingkan dengan

Lebih terperinci

PERENCANAAN (planning) suatu percobaan untuk memperoleh INFORMASI YANG RELEVAN dengan TUJUAN dari penelitian

PERENCANAAN (planning) suatu percobaan untuk memperoleh INFORMASI YANG RELEVAN dengan TUJUAN dari penelitian 1 2 PERENCANAAN (planning) suatu percobaan untuk memperoleh INFORMASI YANG RELEVAN dengan TUJUAN dari penelitian MENGAPA PERLU DIRANCANG? Untuk mendapatkan penduga yang tidak berbias Untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Perancangan Percobaan Rancangan lingkungan: Rancangan Acak Lengkap (RAL), (RAK) dan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL), Lattice. Ade Setiawan 009 RAL Ade Setiawan 009 Latar Belakang RAK 3 Perlakuan Sama

Lebih terperinci

PENILAIAN CARA MENGAJAR MENGGUNAKAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (STUDI KASUS: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNPATTI)

PENILAIAN CARA MENGAJAR MENGGUNAKAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (STUDI KASUS: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNPATTI) Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan Maret 016 Volume 10 Nomor 1 Hal. 9 16 PENILAIAN CARA MENGAJAR MENGGUNAKAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (STUDI KASUS: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNPATTI) Elvinus R. Persulessy

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu tanah, Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu tanah, Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan GambutKebun Percobaan Laboratorium Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu tanah, Fakultas Pertanian dan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. HR. Soebrantas KM 15

Lebih terperinci

Tabel 4 Urutan dan penempatan bubu pada tali utama

Tabel 4 Urutan dan penempatan bubu pada tali utama 30 Penggunaan umpan digunakan secukupnya, pada penelitian ini digunakan sebanyak kurang lebih 50 gram cacing per kantong umpan. Kemudian kawat kasa tersebut ditusukkan pada besi yang digunakan untuk pemasangan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 7 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penanaman di lapangan dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikabayan Darmaga Bogor. Kebun percobaan memiliki topografi datar dengan curah hujan rata-rata sama dengan

Lebih terperinci

UJI KETAHANAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) HASIL RADIASI SINAR GAMMA (M 2 ) PADA CEKAMAN ALUMINIUM SECARA IN VITRO SKRIPSI OLEH:

UJI KETAHANAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) HASIL RADIASI SINAR GAMMA (M 2 ) PADA CEKAMAN ALUMINIUM SECARA IN VITRO SKRIPSI OLEH: UJI KETAHANAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) HASIL RADIASI SINAR GAMMA (M 2 ) PADA CEKAMAN ALUMINIUM SECARA IN VITRO SKRIPSI OLEH: Dinda Marizka 060307029/BDP-Pemuliaan Tanaman PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

III. MATERI DAN WAKTU

III. MATERI DAN WAKTU III. MATERI DAN WAKTU 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaa Fakultas Pertanian dan Pertenakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.Penelitian dilaksanakan pada

Lebih terperinci

PENDUGAAN DATA HILANG PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP DENGAN ANALISIS KOVARIAN

PENDUGAAN DATA HILANG PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP DENGAN ANALISIS KOVARIAN PENDUGAAN DATA HILANG PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP DENGAN ANALISIS KOVARIAN SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Statistika FSM UNDIP Oleh

Lebih terperinci

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS UBI JALAR (Ipomoea batatas L. Lam) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS JERAMI PADI SKRIPSI OLEH:

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS UBI JALAR (Ipomoea batatas L. Lam) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS JERAMI PADI SKRIPSI OLEH: RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS UBI JALAR (Ipomoea batatas L. Lam) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS JERAMI PADI SKRIPSI OLEH: ANDI SYAHPUTRA 110301004 BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROGRAM

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data perlakuan pada diameter

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data perlakuan pada diameter BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data perlakuan pada diameter batang tomat yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA)

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada

III. BAHAN DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

Lebih terperinci

RESPONS PEMBERIAN COUMARIN TERHADAP PRODUKSI MIKRO TUBER PLANLET KENTANG (Solanum tuberosum L.) VARIETAS GRANOLA SKRIPSI

RESPONS PEMBERIAN COUMARIN TERHADAP PRODUKSI MIKRO TUBER PLANLET KENTANG (Solanum tuberosum L.) VARIETAS GRANOLA SKRIPSI RESPONS PEMBERIAN COUMARIN TERHADAP PRODUKSI MIKRO TUBER PLANLET KENTANG (Solanum tuberosum L.) VARIETAS GRANOLA SKRIPSI OLEH: VIVI ULFIA HASNI / 090301191 BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA SKRIPSI OLEH : SARWITA LESTARI PANJAITAN 110301064/BUDIDAYA

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada bulan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dimulai pada bulan November 2014 sampai dengan Maret 2015 di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru Riau Jl. H.R. Soebrantas No.155

Lebih terperinci

Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)

Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Oke, kali ini saya akan menjelaskan bagaimana cara menggunakan uji Beda Nyata Terkecil atau sering disebut uji BNT. Seperti pada uji BNJ, Uji BNT sebenarnya juga sangat simpel.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Rancangan petak teralur (strip plot design) merupakan susunan petak-petak (plotplot)

TINJAUAN PUSTAKA. Rancangan petak teralur (strip plot design) merupakan susunan petak-petak (plotplot) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rancangan Petak Teralur Rancangan petak teralur (strip plot design) merupakan susunan petak-petak (plotplot) sebagai satuan percobaan yang terdiri dari plot baris untuk perlakuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari 2014 sampai dengan bulan Januari 2015.

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari 2014 sampai dengan bulan Januari 2015. 12 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari 2014 sampai dengan

Lebih terperinci

MODEL AMMI PERCOBAAN LOKASI GANDA PEMUPUKAN N, P, K

MODEL AMMI PERCOBAAN LOKASI GANDA PEMUPUKAN N, P, K , April 2009 p : 11-15 ISSN : 0853-8115 Vol 14 No.1 MODEL AMMI PERCOBAAN LOKASI GANDA PEMUPUKAN N, P, K Mohammad Masjkur 1 dan Niken Dyah Septiastuti Departemen Statistika FMIPA-IPB E-mail : 1 masjkur@gmail.com

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Perancangan Percobaan Ade Setiawan 009 Review RAL: Satuan percobaan homogen Keragaman Respons disebabkan pengaruh perlakuan RAK: Satuan percobaan heterogen Keragaman Respons disebabkan pengaruh Perlakuan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau selama 4 bulan di mulai dari

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 9 ANOVA (3)

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 9 ANOVA (3) STK511 Analisis Statistika Pertemuan 9 ANOVA (3) 9. ANOVA (3) Diagnosis Asumsi dalam Uji Hipotesis 1. bersifat bebas terhadap sesamanya. Nilai harapan dari nol, E 0 3. Ragam homogen, Var 4. Pola sebaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menguji kesamaan dari beberapa nilai tengah secara sekaligus diperlukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menguji kesamaan dari beberapa nilai tengah secara sekaligus diperlukan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Ragam Klasifikasi Satu Arah Untuk menguji kesamaan dari beberapa nilai tengah secara sekaligus diperlukan sebuah teknik yang disebut analisis ragam. Analisis ragam adalah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir, BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK FEBRIANI BANGUN 060307025 DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 25 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perairan Mempawah Hilir Kabupaten Pontianak Propinsi Kalimantan Barat, yang merupakan salah satu daerah penghasil

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 6 Uji Kebaikan Suai Khi-Kuadrat (Chi-Square Goodness of Fit Test) Uji kebaikan suai khi-kuadrat merupakan uji yang dilakukan untuk mengevaluasi apakah contoh yang terpilih mewakili populasi atau tidak.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER LATHIFATURRAHMAH SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Rekayasa Piranti Lunak Menurut Prahasta (2005, p223), rekayasa piranti lunak adalah sekumpulan aktifitas aktifitas kerja yang berkaitan erat dengan perancangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas pengertian metode klasifikasi berstruktur pohon, konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma CHAID, keakuratan dan kesalahan dalam

Lebih terperinci

Perbedaan Analisis Univariat dan Multivariat

Perbedaan Analisis Univariat dan Multivariat Perbedaan Analisis Univariat dan Multivariat Jika kita menganalisis data yang mempunyai lebih dari satu variabel, belum tentu analisis data tersebut dikategorikan analisis multivariat, bisa saja analisis

Lebih terperinci

PRAKTIKUM RANCANGAN PERCOBAAN KATA PENGANTAR

PRAKTIKUM RANCANGAN PERCOBAAN KATA PENGANTAR PRAKTIKUM RANCANGAN PERCOBAAN 2012-2013 1 KATA PENGANTAR Buku ini dibuat untuk membantu mahasiswa dalam mempelajari, melilih dan melakukan prosedur analisis data berdasarkan rancangan percobaan yang telah

Lebih terperinci

Pengacakan dan Tata Letak

Pengacakan dan Tata Letak Pengacakan dan Tata Letak 26 Pengacakan dan Tata Letak Pengacakan bisa dengan menggunakan Daftar Angka Acak, Undian, atau dengan perangkat komputer (bisa dilihat kembali pada pembahasan RAL/RAK/RBSL satu

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Hortikultura yang beralamat di Jl. Kaharudin Nasution KM 10, Padang Marpoyan

III. MATERI DAN METODE. Hortikultura yang beralamat di Jl. Kaharudin Nasution KM 10, Padang Marpoyan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Tanaman Pangan, Balai Benih Induk Hortikultura yang beralamat di Jl. Kaharudin Nasution KM 10, Padang Marpoyan Pekanbaru,

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERANCANGAN PERCOBAAN PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 SPLIT PLOT Tepat digunakan pada percobaan faktorial jika pengaruh salah satu faktor sudah bisa diprediksi

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERANCANGAN PERCOBAAN PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 SPLIT PLOT Tepat digunakan pada percobaan faktorial jika pengaruh salah satu faktor sudah bisa diprediksi

Lebih terperinci

DIAGNOSTIK SISAAN PADA MODEL LINIER RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP (RAKL) DUA FAKTOR SKRIPSI

DIAGNOSTIK SISAAN PADA MODEL LINIER RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP (RAKL) DUA FAKTOR SKRIPSI DIAGNOSTIK SISAAN PADA MODEL LINIER RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP (RAKL) DUA FAKTOR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

RANCANGAN ACAK KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG PARSIAL (RAKTLSP)

RANCANGAN ACAK KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG PARSIAL (RAKTLSP) RANCANGAN ACAK KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG PARSIAL (RAKTLSP) SKRIPSI Disusun oleh : GUSTRIZA ERDA 24010211140100 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015

Lebih terperinci

RESPON BEBERAPA VARIETAS PADI DAN PEMBERIAN AMELIORAN JERAMI PADI PADA TANAH SALIN

RESPON BEBERAPA VARIETAS PADI DAN PEMBERIAN AMELIORAN JERAMI PADI PADA TANAH SALIN RESPON BEBERAPA VARIETAS PADI DAN PEMBERIAN AMELIORAN JERAMI PADI PADA TANAH SALIN OKTAVIANUS SINURAYA 050307037 PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di PT. National Sago Prima, Selat Panjang, Riau. Kegiatan magang dilakukan pada bulan Februari-Juni 2011. Metode Pelaksanaan Kegiatan magang

Lebih terperinci

ANALISIS VARIAN DUA FAKTOR DALAM RANCANGAN PENGAMATAN BERULANG ( REPEATED MEASURES )

ANALISIS VARIAN DUA FAKTOR DALAM RANCANGAN PENGAMATAN BERULANG ( REPEATED MEASURES ) ANALISIS VARIAN DUA FAKTOR DALAM RANCANGAN PENGAMATAN BERULANG ( REPEATED MEASURES ) SKRIPSI Disusun Oleh: ALIF HARTATI J2E009036 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Perancangan Percobaan Pengertian dasar Faktor Taraf Perlakuan (Treatment) Respons Layout Percobaan & Pengacakan Penyusunan Data Analisis Ragam Perbandingan Rataan Pengertian dasar 3 Faktor: Variabel Bebas

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini bertempat dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini bertempat dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini bertempat dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Pertenakan UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai

Lebih terperinci

PENERAPAN AMMI RESPON GANDA DENGAN PEMBOBOTAN KOMPONEN UTAMA PADA UJI STABILITAS TANAMAN KUMIS KUCING ANNISA

PENERAPAN AMMI RESPON GANDA DENGAN PEMBOBOTAN KOMPONEN UTAMA PADA UJI STABILITAS TANAMAN KUMIS KUCING ANNISA PENERAPAN AMMI RESPON GANDA DENGAN PEMBOBOTAN KOMPONEN UTAMA PADA UJI STABILITAS TANAMAN KUMIS KUCING ANNISA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Rancangan Blok Terpisah (Split Blok)

Rancangan Blok Terpisah (Split Blok) Rancangan Blok Terpisah (Split Blok) KULIAH 13 PERANCANGAN PERCOBAAN (STK 222) rahmaanisa@apps.ac.id Rancangan Split Blok Kedua faktor merupakan petak utama Pengaruh yang ditekankan adalah pengaruh interaksi

Lebih terperinci

KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK TIDAK LENGKAP SEIMBANG DENGAN INTERGRADIEN

KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK TIDAK LENGKAP SEIMBANG DENGAN INTERGRADIEN KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK TIDAK LENGKAP SEIMBANG DENGAN INTERGRADIEN NOVIANTI, V. 1, ANISA 2, DAN SIRAJANG, N. 3 Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam,

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam, III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

IV. RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP

IV. RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP IV. RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP RAKL : paling luas digunakan cocok untuk percobaan lapangan Jumlah perlakuan tidak begitu besar, fleksibel dan sederhana Areal penurunan produktivitasnya dpt diduga

Lebih terperinci

UJI PERBEDAAN SISTEM JAJAR LEGOWO TERHADAP BEBERAPA VARIETAS TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA SAWAH TADAH HUJAN SKRIPSI SARLYONES KAFISA

UJI PERBEDAAN SISTEM JAJAR LEGOWO TERHADAP BEBERAPA VARIETAS TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA SAWAH TADAH HUJAN SKRIPSI SARLYONES KAFISA UJI PERBEDAAN SISTEM JAJAR LEGOWO TERHADAP BEBERAPA VARIETAS TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA SAWAH TADAH HUJAN SKRIPSI SARLYONES KAFISA 100301019 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGGUNAAN JAMUR ANTAGONIS

PENGGUNAAN JAMUR ANTAGONIS PENGGUNAAN JAMUR ANTAGONIS Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT LAYU (Fusarium oxysporum) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) SKRIPSI OLEH: ARIE RAMADHINA 070302034

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: JOGI HENDRO SIAHAAN/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

SKRIPSI. Oleh: JOGI HENDRO SIAHAAN/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP PENGARUH MEDIA TANAM TOP SOIL, DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG DAN KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TEMBAKAU DELI (Nicotiana tabacum L.) SKRIPSI Oleh: JOGI HENDRO SIAHAAN/ 100301068 AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 2, 71-81, Agustus 2001, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 2, 71-81, Agustus 2001, ISSN : PENANGANAN MULTIKOLINEARITAS (KEKOLINEARAN GANDA) DENGAN ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA Tatik Widiharih Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Abstrak Multikolinearitas yang tinggi diantara peubah-peubah bebas,

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan pada

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1. Litter Broiler sebanyak 35 kilogram, diperoleh dari CV. ISMAYA PS. Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1. Litter Broiler sebanyak 35 kilogram, diperoleh dari CV. ISMAYA PS. Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung. 17 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian 1. Litter Broiler sebanyak 35 kilogram, diperoleh dari CV. ISMAYA PS Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung. 2. Jerami

Lebih terperinci

DATA DAN METODE. Data

DATA DAN METODE. Data DATA DAN METODE Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder hasil percobaan padi varietas IR 64 yang dilaksanakan tahun 2002 pada dua musim (kemarau dan hujan). Lokasi penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN

PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN (Studi Kasus: Preferensi Mahasiswa Statistika IPB Angkatan 44, 45, dan 46 terhadap Minat Bidang Kerja) DONNY ARIEF SETIAWAN SITEPU

Lebih terperinci

METODOLOGI HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI HASIL DAN PEMBAHASAN 3 berada pada jarak sejauh tiga atau empat kali simpangan baku dari nilai tengahnya (Aunuddin 1989). Pendekatan pencilan dapat dilakukan dengan melihat plot peluang normal. Apabila terdapat loncatan vertikal

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Sumber Data

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Sumber Data 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian pengaruh periode hari bulan terhadap hasil tangkapan dan tingkat pendapatan nelayan bagan tancap dilakukan selama delapan bulan dari bulan Mei 2009 hingga Desember

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN MATODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013 di

III. BAHAN DAN MATODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013 di III. BAHAN DAN MATODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013 di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

Lebih terperinci

KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS SKRIPSI OLEH: WIWIK MAYA SARI /Pemuliaan Tanaman

KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS SKRIPSI OLEH: WIWIK MAYA SARI /Pemuliaan Tanaman KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa L.)TERHADAP CEKAMAN ALUMINIUM SKRIPSI OLEH: WIWIK MAYA SARI 080307008/Pemuliaan Tanaman PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Genetika) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

III. MATERI DAN METODE. Genetika) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kasa (Laboratorium Pemuliaan dan Genetika) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

III. MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca (greenhouse) Unit Pelaksana Teknis Dinas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca (greenhouse) Unit Pelaksana Teknis Dinas 15 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di rumah kaca (greenhouse) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pertanian Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan

Lebih terperinci

Sitti Fatimah Syahid, Otih Rostiana, Supriadi dan Tias Arlianti. (diterima 10 Febuari 2014, direvisi 10 September 2014, disetujui 28 November 2014)

Sitti Fatimah Syahid, Otih Rostiana, Supriadi dan Tias Arlianti. (diterima 10 Febuari 2014, direvisi 10 September 2014, disetujui 28 November 2014) OBSERVASI PERTUMBUHAN, HASIL RIMPANG DAN TINGKAT KETAHANAN SOMAKLON JAHE PUTIH BESAR TERHADAP PENYAKIT LAYU BAKTERI DI RUMAH KACA Observation of growth, yield and resistance level of ginger somaclones

Lebih terperinci

Rancangan Acak Lengkap (RAL) Completely Randomized Design Atau Fully Randomized Design

Rancangan Acak Lengkap (RAL) Completely Randomized Design Atau Fully Randomized Design Rancangan Acak Lengkap (RAL) Completely Randomized Design Atau Fully Randomized Design CIRI - CIRI R.A.L. : 1. Media atau bahan percobaan seragam (dapat dianggap se- ragam ) 2. Hanya ada satu sumber kera-

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) SKRIPSI OLEH :

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) SKRIPSI OLEH : PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) SKRIPSI OLEH : RIAN EKO PRADANA / 110301061 BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

Lebih terperinci

KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH

KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH ROZA AZIZAH PRIMATIKA, M.Si KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH Pengantar Salah satu komponen penting dalam perancangan percobaan adalah analisis ragam (anova) Komponen utama dalam menyusun analisis ragam

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan Simpang

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Agustus sampai November 2014 di Lahan Pertanian Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. Tabel 5 Jenis alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian

3 METODOLOGI. Tabel 5 Jenis alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian 3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Pembuatan kantong dan penutup kantong jaring dilaksanakan di laboratorium Alat Penangkap Ikan Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta pada bulan Juni sampai dengan Juli 2010.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, IPB yang berada pada ketinggian 220 m di atas permukaan laut dengan tipe tanah latosol. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SKRIPSI.

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SKRIPSI. RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SKRIPSI Oleh : SETIADI LAKSANA 050307032/BDP Pemuliaan Tanaman Skripsi Sebagai Salah

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl SKRIPSI OLEH: DEWI MARSELA/ 070301040 BDP-AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

Lebih terperinci

UJI DAN APLIKASI KOMPUTASI PARALEL PADA JARINGAN SYARAF PROBABILISTIK (PNN) UNTUK PROSES KLASIFIKASI MUTU BUAH TOMAT SEGAR

UJI DAN APLIKASI KOMPUTASI PARALEL PADA JARINGAN SYARAF PROBABILISTIK (PNN) UNTUK PROSES KLASIFIKASI MUTU BUAH TOMAT SEGAR UJI DAN APLIKASI KOMPUTASI PARALEL PADA JARINGAN SYARAF PROBABILISTIK (PNN) UNTUK PROSES KLASIFIKASI MUTU BUAH TOMAT SEGAR oleh: MOH. KHAWARIZMIE ALIM F14101030 2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. Sumber: Google maps (2011) Gambar 9. Lokasi penelitian

3 METODOLOGI. Sumber: Google maps (2011) Gambar 9. Lokasi penelitian 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan dengan pengumpulan data di lapangan sejak tanggal 16 Agustus 2011 hingga 31 September 2011 di Desa Kertajaya, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi,

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN BUD CHIP TEBU (Saccharum officinarum L.) SKRIPSI OLEH:

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN BUD CHIP TEBU (Saccharum officinarum L.) SKRIPSI OLEH: PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN BUD CHIP TEBU (Saccharum officinarum L.) SKRIPSI OLEH: ARIF AL QUDRY / 100301251 Agroteknologi Minat- Budidaya Pertanian Perkebunan PROGRAM

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, I. BAHAN DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada bulan

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH : MARIA MASELA S. SITANGGANG/ AGROEKOTEKNOLOGI

SKRIPSI OLEH : MARIA MASELA S. SITANGGANG/ AGROEKOTEKNOLOGI RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BIBIT KENTANG (Solanum tuberosum L.) DENGAN PERBEDAAN BOBOT BIBIT (G1) DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DI RUMAH KASSA SKRIPSI OLEH : MARIA MASELA S. SITANGGANG/ 090301196

Lebih terperinci

Bab II. Rancangan Acak Lengkap (RAL) Completed randomized design (CRD)

Bab II. Rancangan Acak Lengkap (RAL) Completed randomized design (CRD) Bab II. Rancangan Acak Lengkap (RAL) Completed randomized design (CRD) Rancangan yang paling sederhana Paling murah Pelaksanaan percobaan paling mudah Keabsahan kesimpulan paling rendah Untuk bahan atau

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode 23 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Agustus 2012. Perbanyakan benih dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di KP Leuwikopo. Pengujian benih dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

ANALISIS RAGAM SKOR KOMPONEN UTAMA PADA PERCOBAAN RESPONS-GANDA. Bahriddin Abapihi 1)

ANALISIS RAGAM SKOR KOMPONEN UTAMA PADA PERCOBAAN RESPONS-GANDA. Bahriddin Abapihi 1) Bahriddin Abapihi//Paradigma, Vol.15 No.1 Pebruari 2011 hlm.11 18 11 ANALISIS RAGAM SKOR KOMPONEN UTAMA PADA PERCOBAAN RESPONS-GANDA Bahriddin Abapihi 1) 1) Jurusan Matematika FMIPA, Universitas Haluoleo,

Lebih terperinci