HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 6 Uji Kebaikan Suai Khi-Kuadrat (Chi-Square Goodness of Fit Test) Uji kebaikan suai khi-kuadrat merupakan uji yang dilakukan untuk mengevaluasi apakah contoh yang terpilih mewakili populasi atau tidak. Hipotesis yang diuji pada penelitian ini adalah : H 0 : Proporsi warna kulit luar, warna kulit dalam, dan warna daging kategorik pada contoh sama dengan populasi. H 1 : Proporsi warna kulit luar, warna kulit dalam, dan warna daging kategorik pada contoh tidak sama dengan populasi. Statistik ujinya adalah : r hitung [( i i) i i ] O i = frekuensi amatan pada kategori ke-i E i = np i ; yaitu nilai harapan pada kategori ke-i jika H 0 benar n = ukuran contoh p i = proporsi kategori ke-i ; i = 1,...,r r = banyaknya kategori Kriteria penolakan H 0 : Tolak H 0 jika hitung lebih besar dari tabel dengan derajat bebas (r 1) dengan taraf nyata α (Daniel 1990). HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 248 aksesi ubi kayu. Peubah yang diamati adalah peubah kategorik dan numerik. Peubah kategorik terdiri atas warna kulit luar, warna kulit dalam, warna daging. Peubah numerik terdiri atas Indeks Panen (IP), panjang tangkai daun, jumlah lobus daun, panjang lobus, lebar lobus, tinggi tanaman, diameter batang, berat brangkasan, berat umbi besar, dan berat umbi kecil. a) Warna Kulit Luar b) Warna Kulit Dalam c) Warna Daging Gambar 3 Persentase warna kulit luar, warna kulit dalam, dan warna daging

2 7 Hasil analisis deskriptif pada Gambar 3 menunjukkan bahwa warna cokelat dengan persentase 90.3%, mendominasi warna kulit luar. Pada warna kulit dalam terdapat dua warna dominan, dengan persentase sebesar 49.2% dan 42.7%. Dua warna yang dominan tersebut adalah warna gading dan warna putih. Warna daging terdiri dari warna gading, warna kuning, dan warna putih. Warna putih juga mendominasi warna daging dengan persentase sebesar 80.6%. Peubah numerik Tabel 1 Deskripsi tanaman ubi kayu Rata-rata Simpangan baku Tabel 1 merupakan deskripsi dari peubah numerik ubi kayu, yang berupa rata-rata, simpangan baku, nilai minimum, dan nilai maksimum dari tiap peubah seluruh koleksi. Koleksi ubi kayu yang terdapat di BB Biogen memiliki tinggi rata-rata sekitar 2.72 meter dengan diameter sekitar 2 cm. Selain itu, ubi kayu yang ada di BB Biogen memiliki tangkai daun yang cukup panjang, yaitu sekitar 29 cm dan memiliki jumlah daun pertangkai kurang lebih 8 helai. Lebar untuk tiap helai daun sekitar 4.6 cm dan memiliki panjang daun untuk tiap helai kurang lebih 19 cm. Berat untuk umbi yang berukuran besar sekitar 3 kg dan untuk umbi berukuran kecil kurang lebih 0.4 kg. Akan tetapi, diantara 248 aksesi tersebut, terdapat aksesi yang tidak memiliki umbi yang berukuran kecil. Min Maks Indeks Panen (%) Panjang tangkai daun (cm) Jumlah lobus daun Panjang lobus (cm) Lebar lobus (cm) Tinggi tanaman (cm) Diameter batang (cm) Berat brangkasan (kg) Berat umbi besar (kg) Berat umbi kecil (kg) Identifikasi Gerombol Ubi Kayu Berdasarkan Nilai BIC Banyaknya gerombol maksimum yang terbentuk pada tahap pertama ditentukan oleh rasio perubahan BIC. Banyaknya gerombol maksimum sama dengan banyaknya gerombol yang memiliki rasio perubahan BIC lebih kecil dari 0.04 untuk pertama kali. Berdasarkan Lampiran 1, banyaknya gerombol yang memiliki rasio perubahan BIC lebih kecil dari 0.04 adalah empat gerombol, sehingga gerombol maksimum yang terbentuk pada tahap pertama sebanyak empat gerombol.

3 8 Gambar 4 Rasio perubahan jarak Penentuan gerombol optimal dilakukan dengan menggunakan rasio perubahan jarak. Apabila rasio perubahan jarak R(j 1 )/R(j 2 ) lebih besar dari 1.15, maka gerombol optimal sama dengan j 1. Jika rasio perubahan jarak lebih kecil dari 1.15, maka gerombol optimal sama dengan maksimum (j 1,j 2 ). Berdasarkan Gambar 4, rasio perubahan jarak yang memiliki nilai terbesar terjadi pada saat terbentuk 2 gerombol dengan nilai dan pada saat terbentuk 3 gerombol dengan nilai Rasio antara kedua nilai tersebut adalah Rasio kedua nilai tersebut lebih besar dari 1.15, sehingga gerombol optimal yang terbentuk sebanyak dua gerombol. Seluruh koleksi tanaman ubi kayu terdistribusi ke dalam dua gerombol yang terbentuk, yang ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 2 Distribusi hasil penggerombolan Banyaknya aksesi Persentase Gerombol % Gerombol % Total % Untuk pengelompokan yang menghasilkan dua gerombol, karakteristik masing-masing gerombol ditampilkan pada Lampiran 2 hing-ga Lampiran 5. Lampiran 2 merupakan karakteristik masing-masing gerombol untuk peubah numerik, sedangkan Lampiran 3 hingga Lampiran 5 merupakan karakteristik masing-masing gerombol untuk peubah kategorik. Berdasarkan Lampiran 2, tanaman ubi kayu yang terdapat pada gerombol dua mempunyai tinggi sekitar 274 cm, lebih tinggi dibandingkan gerombol satu. Akan tetapi, diameter batang pada gerombol dua tidak terlalu memiliki perbedaan yang cukup jauh dengan gerombol satu. Umbi kecil yang dimiliki gerombol dua cukup besar dengan berat sekitar 0.4 kg, sedangkan umbi kecil pada gerombol satu memiliki memiliki berat sekitar 0.3. Tangkai daun pada gerombol satu lebih panjang dibandingkan gerombol dua. Gerombol satu memiliki tangkai daun dengan panjang sekitar 29 cm, sedangkan panjang tangkai daun pada gerombol dua kurang lebih 27 cm. Jumlah lobus daun untuk kedua gerombol tidak memiliki perbedaan cukup jauh yaitu sekitar 7 helai. Akan tetapi, panjang lobus yang dimiliki gerombol satu lebih panjang

4 dibandingkan gerombol dua. Panjang lobus pada gerombol satu kurang lebih 19 cm, sedangkan pada gerombol dua kurang lebih 18 cm. Lebar lobus, berat brangkasan, dan berat umbi besar pada gerombol satu tidak memiliki perbedaan terlalu jauh dengan gerombol dua. Berdasarkan Lampiran 3 hingga Lampiran 5, karakteristik gerombol satu yaitu warna paling dominan untuk warna kulit luar adalah warna cokelat dengan persentase sebesar 86.2%, warna paling dominan untuk warna daging adalah warna putih dengan persentase sebesar 70.3%, dan warna yang paling dominan untuk warna kulit dalam adalah warna gading dengan persentase sebesar 84.1%. Karakteristik gerombol dua yaitu warna paling dominan untuk warna kulit luar adalah warna cokelat dengan persentase sebesar 96.1%, warna paling dominan untuk warna daging adalah warna putih dengan persentase sebesar 95.1%, dan warna paling dominan untuk warna kulit dalam warna putih dengan persentase 100%. 9 Identifikasi Gerombol Ubi Kayu dengan Tiga Gerombol dan Empat Gerombol Gerombol optimal yang dihasilkan berdasarkan langkah-langkah dari analisis gerombol dua tahap adalah dua gerombol. Setelah memperoleh gerombol tersebut, kemudian dilakukan penarikan contoh acak berlapis dengan pengulangan sepuluh kali tanpa pengembalian. Banyaknya contoh yang diambil dari setiap gerombol sekitar 10% dari total koleksi dalam gerombol tersebut. Berdasarkan sepuluh set contoh yang diperoleh dihitung MD% dan VD%. Setelah itu, MD% dan VD% yang diperoleh dari tiap contoh dihitung rata-ratanya. Rata-rata dari MD% dan VD% yang diperoleh adalah dan Apabila dibandingkankan dengan penelitian yang dilakukan Imaniar (2011), yang menghasilkan sembilan gerombol, nilai MD% dan VD% adalah dan Gerombol yang dihasilkan dari penelitian sebelumnya lebih banyak dan nilai MD% dan VD% yang diperoleh lebih kecil. Semakin kecil nilai MD% dan VD% yang diperoleh, maka strategi penarikan yang dipilih merupakan strategi penarikan contoh yang baik dalam menentukan koleksi inti. Berdasarkan hal tersebut, penulis pun mencoba menghitung nilai MD% dan VD% mulai dari tiga gerombol dan empat gerombol. Penentuan tiga gerombol dan empat gerombol ini ditentukan berdasarkan gerombol maksimum yang dihasilkan dari gerombol dua tahap. Gerombol maksimum yang dihasilkan dari gerombol dua tahap adalah empat gerombol, sehingga penetapan gerombol yang mungkin dilakukan adalah tiga gerombol dan empat gerombol. Penetapan gerombol ini dilakukan untuk membandingkan gerombol mana yang mempunyai MD% dan VD% yang paling kecil. Pendistribusian gerombol ubi kayu untuk tiga gerombol dan empat gerombol ditampilkan pada Tabel 3 dan Tabel 4.

5 10 Tabel 3 Distribusi hasil penggerombolan dengan penetapan 3 gerombol Banyaknya aksesi Persentase Gerombol % Gerombol % Gerombol % Total % Tabel 4 Distribusi hasil penggerombolan dengan penetapan 4 gerombol Banyaknya aksesi Persentase Gerombol % Gerombol % Gerombol % Gerombol % Total % Perbandingan Evaluasi Kebaikan Koleksi Inti Perbandingan evaluasi kebaikan koleksi inti dilakukan dengan cara menghitung nilai MD% dan VD% untuk peubah numerik, dan melakukan uji kebaikan suai khi-kuadrat untuk peubah kategorik. Gambar 5 dan Gambar 6 merupakan grafik nilai MD% dan VD% untuk setiap ulangan penarikan dari dua, tiga, dan empat gerombol. Secara umum, nilai MD% maupun VD% untuk empat gerombol lebih kecil dibandingkan dua dan tiga gerombol, namun nilai MD% lebih beragam dari ulangan ke ulangan dibandingkan VD%. Gambar 5 Nilai MD% untuk pengulangan penarikan contoh

6 11 Gambar 6 Nilai VD% untuk pengulangan penarikan contoh Nilai MD% dan VD% yang diperoleh dari setiap pengulangan penarikan contoh pada tiap gerombol yang terbentuk, kemudian dihitung rata-ratanya. Nilai MD% dan VD% yang telah dihitung rata-ratanya ditampilkan pada Tabel 5. Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa nilai MD% dan VD% terkecil terdapat pada empat gerombol. Tabel 5 Rata-rata nilai MD% dan VD% MD% VD% 2 Gerombol Gerombol Gerombol Hasil dari uji kebaikan suai khi-kuadrat peubah kategorik sebanyak sepuluh kali ulangan pada penetepan dua, tiga, dan empat gerombol ditampilkan pada Tabel 6. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dari dua gerombol dan empat gerombol, proporsi warna kulit luar, warna kulit dalam, dan warna daging dari sepuluh set contoh sama dengan proporsi populasi dengan taraf nyata 5%. Berdasarkan nilai MD% dan VD% terkecil, didukung oleh hasil uji kebaikan suai, dapat dikatakan penarikan contoh acak berlapis pada empat gerombol lebih baik dibandingkankan dengan penarikan contoh acak berlapis pada dua dan tiga gerombol. Tabel 6 Persentase Terima H 0 Warna kulit luar Warna kulit dalam Warna daging 2 Gerombol 100% 100% 100% 3 Gerombol 90% 90% 100% 4 Gerombol 100% 100% 100%

7 12 Karakteristik Empat Gerombol Terpilih Berdasarkan perbandingan evaluasi kebaikan koleksi inti yang telah dibahas sebelumnya, diperoleh empat gerombol merupakan penetapan yang terbaik. Karakteristik empat gerombol ditampilkan pada Lampiran 6 hingga Lampiran 9. Lampiran 7 hingga Lampiran 9 merupakan peubah kategorik yang terdiri atas tiga peubah, yaitu warna kulit luar, warna kulit dalam, dan warna daging. Pada Lampiran 7, dapat dilihat warna paling dominan untuk warna kulit luar pada tiap gerombol adalah warna cokelat. Warna daging yang ditampilkan pada Lampiran 8 menunjukkan warna paling dominan pada gerombol satu adalah warna gading dan warna kuning dengan persentase sebesar 53.7% dan 46.3%, sedangkan untuk gerombol dua, gerombol tiga, dan gerombol empat didominasi oleh warna putih. Warna kulit dalam yang ditanpilkan pada Lampiran 9 menunjukkan warna dominan pada gerombol satu, gerombol dua, dan gerombol empat adalah warna gading, sedangkan untuk gerombol tiga warna paling dominan adalah warna putih. Lampiran 6 merupakan hasil analisis deskriptif dari peubah numerik peubah numerik. Berdasarkan Lampiran 6 menunjukkan ubi kayu yang berada pada gerombol satu memiliki tanaman yang tinggi dibandingkan gerombol dua, gerombol tiga, dan gerombol empat. Tinggi tanaman ubi kayu pada gerombol satu sekitar 279 cm. Walaupun memiliki tanaman yang lebih tinggi, tetapi gerombol yang memiliki tangkai daun lebih panjang terdapat pada gerombol empat, dengan panjang kurang lebih 30 cm. Jumlah lobus daun untuk tiap gerombol hampir sama, yaitu sekitar 7 helai. Gerombol empat juga memiliki daun yang lebih panjang dan lebih lebar dibandingkan gerombol lain. Panjang lobus dan lebar lobus pada gerombol empat adalah sekitar 20 cm dan 5 cm. Batang ubi kayu untuk keempat gerombol memiliki besar yang hampir sama, begitu pula dengan berat brangkasan dan berat umbi besar. Akan tetapi, ubi kecil yang dimiliki gerombol tiga lebih berat dibandingkan tiga gerombol lainnya. Karakteristik Koleksi Inti yang Terpilih Koleksi inti yang dipilih merupakan contoh dengan nilai MD% dan VD% paling kecil dari sepuluh kali ulangan penarikan contoh. Hal ini juga didukung oleh hasil perhitungan uji kebaikan suai khi-kuadrat. Nilai hitung peubah warna kulit luar dengan nilai lebih kecil dari tabel dengan nilai 3.841, sehingga dapat dikatakan bahwa persentase peubah warna kulit luar pada contoh sama dengan populasi dengan taraf nyata 5%. Nilai hitung peubah warna kulit dalam adalah , sedangkan peubah warna kulit dalam adalah tabel Berdasarkan nilai tersebut, dapat dilihat nilai hitung lebih kecil dari tabel, sehingga dapat dikatakan bahwa persentase peubah warna kulit dalam pada contoh sama dengan populasi dengan taraf nyata 5%. Pada warna daging, diperoleh hitung ( ) lebih kecil dari (5.991), sehingga dapat dikatakan bahwa tabel persentase peubah warna daging pada contoh sama dengan populasi dengan taraf nyata 5%. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa persentase warna kulit luar, warna kulit dalam, dan warna daging pada contoh sama dengan populasi dengan taraf nyata 5%. Anggota koleksi inti yang terpilih adalah aksesi 1, 9, 14,

8 22, 24, 35, 49, 58, 67, 85, 98, 126, 136, 143, 148, 152, 158, 173, 190, 204, 210, 211, 224, 228, dan 233. Karakteristik dari koleksi inti yang terpilih disajikan pada Gambar 7 dan Tabel a) Warna Kulit Luar b) Warna Kulit Dalam c) Warna Daging Gambar 7 Persentase warna kulit luar, warna kulit dalam, dan warna daging pada koleksi inti yang terpilih Gambar 7 merupakan sebaran persentase dari peubah kategorik koleksi inti ubi kayu. Gambar 7 menunjukkan persentase dari warna kulit luar, warna kulit dalam, dan warna daging. Warna yang terdapat pada warna kulit luar adalah warna cokelat dan warna cokelat muda. Pada koleksi inti ubi kayu, warna cokelat merupakan warna yang dominan yang terdapat pada warna kulit luar, dengan persentase sebesar 92%. Warna kulit dalam yang tersedia pada seluruh koleksi yang ditampilkan pada Gambar 3 antara lain, warna gading, warna merah, warna merah muda, dan warna putih, sedangkan pada koleksi, warna yang tersedia antara lain warna gading, warna merah, dan warna putih. Seperti halnya pada seluruh koleksi yang ditampilkan pada Gambar 3, pada koleksi inti terdapat dua warna dominan pada warna kulit dalam, dengan persentase sebesar 48% dan 44%. Dua warna yang dominan tersebut adalah warna gading dan warna putih. Warna daging terdiri dari warna gading, warna kuning, dan warna putih. Pada warna daging, warna putih merupakan warna yang dominan, dengan persentase sebesar 80%. Peubah numerik Tabel 7 Statistik deskriptif koleksi inti tanaman ubi kayu Rata-rata contoh Simpangan baku contoh Rata-rata populasi Simpangan baku populasi Indeks Panen (%) Panjang tangkai daun (cm) Jumlah lobus daun Panjang lobus (cm) Lebar lobus (cm) Tinggi tanaman (cm) Diameter batang (cm) Berat brangkasan (kg) Berat umbi besar (kg) Berat umbi kecil (kg)

9 14 Tabel 7 merupakan statistik deskriptif dari peubah numerik koleksi inti ubi kayu. Pada Tabel 7 juga ditampilkan kembali nilai rata-rata contoh dan nilai ratarata populasi pada Tabel 1. Perbandingan nilai rata-rata contoh dan nilai rata-rata populasi menunjukkan hampir seluruh peubah tidak memiliki perbedaan rataan yang terlalu jauh. Hanya terdapat satu peubah yang memiliki perbedaan rata-rata yang cukup jauh dari rata-rata populasi, yaitu peubah tinggi tanaman. Hal ini disebabkan karena keragaman yang cukup tinggi dalam peubah tinggi tanaman. SIMPULAN Berdasarkan hasil evaluasi kebaikan koleksi inti, nilai MD% dan VD% terkecil terdapat pada penetapan empat gerombol. Koleksi inti yang terpilih merupakan contoh dari penetapan empat gerombol. Contoh yang terpilih merupakan contoh dengan nilai MD% dan VD% paling kecil dari sepuluh kali ulangan penarikan contoh. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan penarikan contoh acak berlapis pada gerombol yang terbentuk menjadi empat gerombol lebih baik dibandingkankan dengan penarikan contoh acak berlapis pada dua gerombol yang merupakan gerombol optimum hasil penggerombolan dua tahap. DAFTAR PUSTAKA Bacher J, Wenzig K, Vogler M SPSS Two Step Cluster A First Evaluation [Internet]. [diunduh 2013 Desember 31]. Tersedia pada : Brown AHD, Hodgkin T, Morale EAV, Van Hintum Th.JL Core Collection of Plant Genetic Resources. New York (US) : J Wiley. Hal Daniel WW Applied Nonparametric Statistics 2 nd Edition. Boston (US) : PWS-KENT. Imaniar L Cluster Analysis Creating a Core Collection of Cassava (Manihot Esculenta C.) Germplasm [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Mattjik AA, Sumertajaya IM Sidik Peubah Ganda dengan Menggunakan SAS. Bogor (ID) : IPB Pr. Hu J, Zhu J, Xu H M Methods of Constructing by Stepwise Clustering with Three Sampling Strategies Based On The Genotype Values of Crops. Hangzhou (CN) : Theor Appl. Genet, 101, Schiopu D Applying TwoStep Cluster Analysis for Identifying Bank ustomers Profile UniversităŃii Petrol Gaze din Ploiesti, 62(3): SPSS Inc The SPSS Two Step Cluster Component. A scalable component to segment your customers more effectively. White paper technical report [Internet]. [diunduh 2013 November 27]. Tersedia pada : Studnicki M, Madry W, Kociuba W The efficiency and effectiveness of sampling strategies used to develop a core collection for the Polish spring

ANALISIS GEROMBOL DUA TAHAP UNTUK PENENTUAN KOLEKSI INTI TANAMAN UBI KAYU DYAH AYUNING PAWESTRI

ANALISIS GEROMBOL DUA TAHAP UNTUK PENENTUAN KOLEKSI INTI TANAMAN UBI KAYU DYAH AYUNING PAWESTRI ANALISIS GEROMBOL DUA TAHAP UNTUK PENENTUAN KOLEKSI INTI TANAMAN UBI KAYU DYAH AYUNING PAWESTRI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN

Lebih terperinci

2. Menentukan koleksi inti ubi kayu dan mengevaluasi kebaikan koleksi inti yang diperoleh. METODE. Data

2. Menentukan koleksi inti ubi kayu dan mengevaluasi kebaikan koleksi inti yang diperoleh. METODE. Data 2 2. Menentuan olesi inti ubi ayu dan mengevaluasi ebaian olesi inti yang dieroleh. METODE Data Data yang digunaan dalam enelitian ini berasal dari Kelomo Peneliti Pengelolaan Sumberdaya Geneti (Kelti

Lebih terperinci

Penggunaan Analisis Two Step Clustering untuk Data Campuran. Two Step Clustering Analysis for Combination Data

Penggunaan Analisis Two Step Clustering untuk Data Campuran. Two Step Clustering Analysis for Combination Data Penggunaan Analisis Two Step Clustering untuk Data Campuran Charles E. Mongi 1 1 PS Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi Manado, charlesmongi@ymail.com Abstrak Penggerombolan adalah proses mengelompokkan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA IAIN ANTASARI BANJARMASIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TWO STEP CLUSTER (Studi Kasus Angkatan 2012/2013)

KARAKTERISTIK MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA IAIN ANTASARI BANJARMASIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TWO STEP CLUSTER (Studi Kasus Angkatan 2012/2013) JPM IAIN Antasari Vol. 01 No. 1 Juli Desember 2013, h. 21-30 KARAKTERISTIK MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA IAIN ANTASARI BANJARMASIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TWO STEP CLUSTER Sessi Rewetty Rivilla (Ketua),

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN K-MEANS, FUZZY K- MEANS, DAN TWO STEP CLUSTERING. Lathifaturrahmah

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN K-MEANS, FUZZY K- MEANS, DAN TWO STEP CLUSTERING. Lathifaturrahmah JPM IAIN Antasari Vol. 02 No. 1 Juli Desember 2014, h. 39-62 PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN K-MEANS, FUZZY K- MEANS, DAN TWO STEP CLUSTERING Abstrak Analisis gerombol merupakan salah satu metode peubah

Lebih terperinci

PENGGEROMBOLAN KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA BERDASARKAN FASILITAS KESEHATAN DASAR MENGGUNAKAN METODE TWO STEP CLUSTER

PENGGEROMBOLAN KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA BERDASARKAN FASILITAS KESEHATAN DASAR MENGGUNAKAN METODE TWO STEP CLUSTER Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 121 129 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENGGEROMBOLAN KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA BERDASARKAN FASILITAS KESEHATAN DASAR MENGGUNAKAN METODE TWO

Lebih terperinci

PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP SEKOLAH TINGKAT SMP/MTS BERDASARKAN INDIKATOR PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR ANGGI BUDI PRATIWI

PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP SEKOLAH TINGKAT SMP/MTS BERDASARKAN INDIKATOR PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR ANGGI BUDI PRATIWI PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP SEKOLAH TINGKAT SMP/MTS BERDASARKAN INDIKATOR PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR ANGGI BUDI PRATIWI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

5 Departemen Statistika FMIPA IPB

5 Departemen Statistika FMIPA IPB Suplemen Responsi Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 5 Departemen Statistika FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referensi Waktu Uji Khi-Kuadrat Uji Kebebasan Uji Kehomogenen Uji Kebaikan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Muji Mulyo, Desa Muara Putih, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Muji Mulyo, Desa Muara Putih, Kecamatan III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Muji Mulyo, Desa Muara Putih, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, dimulai November 2010 sampai September 2011. 3.2

Lebih terperinci

BAB 4 PENGERTIAN DAN STATISTIK UKUR Muhammad Nur Aidi

BAB 4 PENGERTIAN DAN STATISTIK UKUR Muhammad Nur Aidi BAB 4 PENGERTIAN DAN STATISTIK UKUR Muhammad Nur Aidi 4.1. Pengertian Kehidupan dan kegiatan makhluk hidup berada di setiap ruang di muka bumi. Banyak persoalan yang dapat timbul terkait ruang, salah satunya

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar, 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar, Lampung Selatan mulai Maret 2013 sampai dengan Maret 2014. 3.2 Bahan dan

Lebih terperinci

Sri Indra Maiyanti, Endro Setyo Cahyono, Weni Winata. Universitas Sriwijaya

Sri Indra Maiyanti, Endro Setyo Cahyono, Weni Winata. Universitas Sriwijaya APLIKASI METODE TWO STEP CLUSTER UNTUK PENGELOMPOKKAN MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA (STUDI KASUS : MAHASISWA ANGKATAN 2010) Sri Indra Maiyanti, Endro Setyo

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Varetas Adira-1

Lampiran 1. Deskripsi Varetas Adira-1 LAMPIRAN 39 Lampiran 1. Deskripsi Varetas Adira-1 Adira-1 Dilepas tahun : 1978 Nomor seleksi klon : W-78 Asal : Persilangan Mangi/Ambon, Bogor 1957 Hasil rata-rata : 22 t/ha umbi basah Umur : 7 10 bulan

Lebih terperinci

G3K2 G1K1 G2K3 G2K2. 20cm. Ulangan 2 20cm G3K3 G3K1 G3K2. Ulangan 3 20cm. 20cm G1K1 G1K3 G1K2

G3K2 G1K1 G2K3 G2K2. 20cm. Ulangan 2 20cm G3K3 G3K1 G3K2. Ulangan 3 20cm. 20cm G1K1 G1K3 G1K2 Lampiran 1 : Bagan Plot Penelitian 1 G3K2 20cm G2K3 G1K1 G3K1 G2K2 G1K3 G3K3 20cm G2K1 G1K2 2 20cm G2K2 20cm G3K3 G1K2 G2K1 20cm G3K1 G1K3 G2S3 G3K2 G1K1 3 20cm G3K3 20cm G1K1 G2K3 G3K1 20cm G1K3 G2K1

Lebih terperinci

Sebaran frekuensi varietas untuk karakteristik warna hipocotyl Jumlah varietas

Sebaran frekuensi varietas untuk karakteristik warna hipocotyl Jumlah varietas 5 tanaman, jumlah polong per tanaman, tangkai polong per tanaman, panjang polong, jumlah biji per polong, berat biji per tanaman, dan berat 1 biji sebagai peubah penjelas. 3. Pada semua peubah kualitatif

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan hipotesis nolnya adalah antar peubah saling bebas. Statistik ujinya dihitung dengan persamaan berikut:

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan hipotesis nolnya adalah antar peubah saling bebas. Statistik ujinya dihitung dengan persamaan berikut: . Menyiapkan gugus data pencilan dengan membangkitkan peubah acak normal ganda dengan parameter µ yang diekstrimkan dari data contoh dan dengan matriks ragam-peragam yang sama dengan data contoh. Proses

Lebih terperinci

METODE CHAID UNTUK PENENTUAN KOLEKSI INTI TANAMAN KACANG HIJAU ACHMAD SYAIFUL

METODE CHAID UNTUK PENENTUAN KOLEKSI INTI TANAMAN KACANG HIJAU ACHMAD SYAIFUL METODE CHAID UNTUK PENENTUAN KOLEKSI INTI TANAMAN KACANG HIJAU ACHMAD SYAIFUL DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 RINGKASAN ACHMAD SYAIFUL.

Lebih terperinci

6 Departemen Statistika FMIPA IPB

6 Departemen Statistika FMIPA IPB Suplemen Responsi Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 6 Departemen Statistika FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referensi Waktu Uji Kebaikan Suai Khi- Kuadrat untuk Sebaran Kontinu dan Uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 12 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam Kamojang, Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Kegiatan pengambilan data di

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN

PELAKSANAAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan Disiapkan lahan dengan panjang 21 m dan lebar 12 m yang kemudian dibersihkan dari gulma. Dalam persiapan lahan dilakukan pembuatan plot dengan 4 baris petakan dan

Lebih terperinci

PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata) DI PERAIRAN TELUK BANTEN KARTIKA ADI PRATIWI

PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata) DI PERAIRAN TELUK BANTEN KARTIKA ADI PRATIWI PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata) DI PERAIRAN TELUK BANTEN KARTIKA ADI PRATIWI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

STATISTIK PERTEMUAN XI

STATISTIK PERTEMUAN XI STATISTIK PERTEMUAN XI Topik Bahasan: Analisis Ragam (ANOVA) Universitas Gunadarma 1. Pendahuluan Metode hipotesis dengan menggunakan distribusi z dan distribusi t efektif untuk uji hipotesis tentang perbedaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST)

Lampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST) Lampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST) Perlakuan Persentase Hidup (%) 0% 100 25% 100 50% 100 75% 100 Total

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan

BAHAN DAN METODE. Bahan 15 BAHAN DAN METODE Bahan Model Populasi Hipotetik Pada penelitian ini akan digunakan pendekatan simulasi untuk mengevaluasi efektivitas algoritma TwoStep Cluster, sebagai mana dinyatakan pada tujuan penelitian.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, IPB yang berada pada ketinggian 220 m di atas permukaan laut dengan tipe tanah latosol. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian dimulai bulan November 2009 sampai dengan bulan Mei 2010. Kondisi curah hujan selama penelitian berlangsung berada pada interval 42.9 mm sampai dengan 460.7

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peubah-peubah yang Digunakan dalam Analisis Gerombol

Lampiran 1. Peubah-peubah yang Digunakan dalam Analisis Gerombol L A M P I R A N 9 Lampiran 1. Peubah-peubah yang Digunakan dalam Analisis Gerombol Kategori Peubah Peubah Keterangan (satuan) Tipe Peubah Keterangan Umum Desa/Kelurahan X 1 Letak geografis desa/kelurahan

Lebih terperinci

Karakterisasi Beberapa Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Plasma Nutfah Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.)

Karakterisasi Beberapa Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Plasma Nutfah Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) Karakterisasi Beberapa Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Plasma Nutfah Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) Nani Zuraida Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun Balai Benih Induk Hortikultura Provinsi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun Balai Benih Induk Hortikultura Provinsi 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun Balai Benih Induk Hortikultura Provinsi Lampung, desa Sekincau, Lampung Barat mulai dari bulan April 2012 sampai

Lebih terperinci

KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN

KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.4, Nopember 2013, 17-22 ISSN: 2303-1751 KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN I MADE ANOM ARIAWAN 1, I PUTU EKA NILA KENCANA 2, NI LUH PUTU

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat B. Bahan dan Alat C. Tahapan Penelitian 1. Persiapan bahan

III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat B. Bahan dan Alat C. Tahapan Penelitian 1. Persiapan bahan III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2009 hingga Mei 2009. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BEBERAPA GENOTIPE UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz.) SKRIPSI OLEH : RIA ARTA JUNISTIA AET PEMULIAAN TANAMAN

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BEBERAPA GENOTIPE UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz.) SKRIPSI OLEH : RIA ARTA JUNISTIA AET PEMULIAAN TANAMAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BEBERAPA GENOTIPE UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz.) SKRIPSI OLEH : RIA ARTA JUNISTIA 120301005 AET PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada November 2011 sampai April 2012 dan bertempat di Kebun Manggis Cicantayan-Sukabumi dengan ketinggian tempat sekitar 500-700 m dpl (di atas

Lebih terperinci

SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan

SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan 45 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Metode TwoStep Cluster menghasilkan gerombol yang sama dengan populasi sebenarnya apabila semua peubah kriteria penggerombolan bersifat kontinu; kecuali pada situasi data

Lebih terperinci

Terima hipotesis Tidak membuat kesalahan Kesalahan tipe II Tolak hipotesis Kesalahan tipe I Tidak membuat kesalahan

Terima hipotesis Tidak membuat kesalahan Kesalahan tipe II Tolak hipotesis Kesalahan tipe I Tidak membuat kesalahan PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis Statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. Dengan mengambil suatu sampel acak dari populasi tersebut dan menggunakan informasi yang dimiliki

Lebih terperinci

4. HASIL PENELITIAN 4.1. Pengamatan Selintas Serangan Hama dan Penyakit Tanaman Keadaan Cuaca Selama Penelitian

4. HASIL PENELITIAN 4.1. Pengamatan Selintas Serangan Hama dan Penyakit Tanaman Keadaan Cuaca Selama Penelitian 4. HASIL PENELITIAN Hasil pengamatan yang disajikan dalam bab ini diperoleh dari dua sumber data pengamatan, yaitu pengamatan selintas dan pengamatan utama. 4.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan penelitian Ulangan I Ulangan II Ulangan III Ulangan IV

Lampiran 1. Bagan penelitian Ulangan I Ulangan II Ulangan III Ulangan IV Lampiran 1. Bagan penelitian Ulangan I Ulangan II Ulangan III Ulangan IV P0V1 P0V1 P0V1 P0V1 P1V1 P1V1 P1V1 P1V1 P2V1 P2V1 P2V1 P2V1 P3V1 P3V1 P3V1 P3V1 P4V1 P4V1 P4V1 P4V1 P0V2 P0V2 P0V2 P0V2 P1V2 P1V2

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN WORTEL VARIETAS LOKAL GIPANAS DAN NO. B 951-1

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN WORTEL VARIETAS LOKAL GIPANAS DAN NO. B 951-1 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN WORTEL VARIETAS LOKAL GIPANAS DAN NO. B 951-1 Oleh NINA ADRIAN1 A 20 1432 JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1987 RINGKASAN NINA ADRIAN1

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN WORTEL VARIETAS LOKAL GIPANAS DAN NO. B 951-1

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN WORTEL VARIETAS LOKAL GIPANAS DAN NO. B 951-1 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN WORTEL VARIETAS LOKAL GIPANAS DAN NO. B 951-1 Oleh NINA ADRIAN1 A 20 1432 JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1987 RINGKASAN NINA ADRIAN1

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Penanda Morfologi

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Penanda Morfologi 36 HSIL DN PEMHSN nalisis Penanda Morfologi Penanda morfologi meliputi karakter bentuk, ukuran, warna untuk daun dan buah. Variasi kedudukan daun terlihat pada posisi tegak, terbuka dan terkulai. Letak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantiatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Upaya peningkatan produksi ubi kayu seringkali terhambat karena bibit bermutu kurang tersedia atau tingginya biaya pembelian bibit karena untuk suatu luasan lahan, bibit yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek Populasi/ Sampel, dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Cimahi, yang beralamat di Jl. Kamarung No. 69 Km 1,5 Cimahi Utara,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Jagung University Farm IPB Jonggol, Bogor. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Tanah, Departemen Tanah, IPB. Penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... I. PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... I. PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... iii iv I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang dan Masalah... 1 1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5 1.3 Landasan Teori... 5 1.4 Kerangka Pemikiran...

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 10 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di pekarangan warga di Kecamatan Jumantono, Kecamatan Karanganyar dengan dua jenis tanah yang berbeda yaitu tanah Latosol (Desa

Lebih terperinci

10 Departemen Statistika FMIPA IPB

10 Departemen Statistika FMIPA IPB Suplemen Responsi Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK35) 0 Departemen Statistika FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referensi Waktu Tabel Kontingensi Struktur peluang tabel kontingensi Perbandingan

Lebih terperinci

Resume Regresi Linear dan Korelasi

Resume Regresi Linear dan Korelasi Rendy Dwi Ardiansyah Putra 7410040018 / 2 D4 IT A Statistika Resume Regresi Linear dan Korelasi 1. Regresi Linear Regresi linear merupakan suatu metode analisis statistik yang mempelajari pola hubungan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE. Metode Percobaan BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 hingga Maret 2010 di tiga lokasi di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Pengamatan lapang dilakukan Arboretum Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Statistika Psikologi 2

Statistika Psikologi 2 Modul ke: Statistika Psikologi 2 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Sampling, Sampling Distribution, Confidence Intervals, Effect Size, dan Statistical Power SAMPLING Teknik menentukan sampel dari

Lebih terperinci

KERAGAMAN KARAKTER AGRONOMI KLON-KLON F1 UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz) KETURUNAN TETUA BETINA UJ-3, CMM 25-27, DAN MENTIK URANG

KERAGAMAN KARAKTER AGRONOMI KLON-KLON F1 UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz) KETURUNAN TETUA BETINA UJ-3, CMM 25-27, DAN MENTIK URANG J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 Putri et al.: Keragaman Karakter Agronomi Klon-klon Ubikayu 1 Vol. 1, No. 1: 1 7, Januari 2013 KERAGAMAN KARAKTER AGRONOMI KLON-KLON F1 UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas HASIL DAN PEMBAHASAN Suhu dan Kelembaban Ruangan Rata-rata suhu dan kelembaban ruangan selama penelitian pada pagi hari 22,4 0 C dan 78,6%, siang hari 27,4 0 C dan 55%, sore hari 25 0 C dan 75%. Hasil

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Penelitian P1(a) P4 (2) P3 (a) P1 (b) P5 (a) P4 (b) P3 (1) P3 (a) P5 (a) P4 (1) P2 (2) P3 (2) P1 (a) P4 (a) P2 (1) P4 (a) P1 (2) P3 (1) P4 (1) P3 (2) P4 (b) P2 (b) P4 (2) P2

Lebih terperinci

(α = 0.01). Jika D i > , maka x i atau pengamatan ke-i dianggap pencilan (i = 1, 2,..., 100). HASIL DAN PEMBAHASAN

(α = 0.01). Jika D i > , maka x i atau pengamatan ke-i dianggap pencilan (i = 1, 2,..., 100). HASIL DAN PEMBAHASAN 4 karena adanya perbedaan satuan pengukuran antar peubah. 1.. Memastikan tidak adanya pencilan pada data dengan mengidentifikasi adanya pencilan pada data. Pengidentifikasian pencilan dilakukan dengan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. A 2 : 120 g/tanaman. A 3 : 180 g/tanaman

MATERI DAN METODE. A 2 : 120 g/tanaman. A 3 : 180 g/tanaman III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis.

METODE PENELITIAN. untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis. 26 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan cakupan makna yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan data yang diperoleh

Lebih terperinci

STATISTIKA DASAR MAF Dosen: Dr. Lutfi Rohman Wenny Maulina, M.Si

STATISTIKA DASAR MAF Dosen: Dr. Lutfi Rohman Wenny Maulina, M.Si STATISTIKA DASAR MAF 1212 Dosen: Dr. Lutfi Rohman Wenny Maulina, M.Si Pokok Bahasan Pokok Bahasan KONTRAK PERKULIAHAN UTS 35% UAS 35% TUGAS/QUIZ 20% KEHADIRAN 10% REFERENSI: Walpole, Ronald E. 2011. Probability

Lebih terperinci

Siti Noorrohmah, Sobir, Sriani Sujiprihati 1)

Siti Noorrohmah, Sobir, Sriani Sujiprihati 1) Keragaan Morfologi dan Kualitas Buah Pepaya Di Empat Lokasi di Wilayah Bogor pada Dua Musim (Morphological Performance and Fruit Quality of Papaya on Four Locations at Bogor Areas in Two Seasons) Siti

Lebih terperinci

Penyajian Data. Oleh: Arum Handini Primandari, M.Sc

Penyajian Data. Oleh: Arum Handini Primandari, M.Sc Penyajian Data Oleh: Arum Handini Primandari, M.Sc Macam-macam cara menyajikan data 1. Narasi 2. Tabel Tabel biasa Tabel distribusi frekuensi Tabel distribusi frekuensi kumulatif 3. Diagram batang 4. Diagram

Lebih terperinci

Tabel 4 Urutan dan penempatan bubu pada tali utama

Tabel 4 Urutan dan penempatan bubu pada tali utama 30 Penggunaan umpan digunakan secukupnya, pada penelitian ini digunakan sebanyak kurang lebih 50 gram cacing per kantong umpan. Kemudian kawat kasa tersebut ditusukkan pada besi yang digunakan untuk pemasangan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : STATISTIKA DASAR (3 SKS) KODE MATA KULIAH : MT308

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : STATISTIKA DASAR (3 SKS) KODE MATA KULIAH : MT308 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : STATISTIKA DASAR (3 SKS) KODE MATA KULIAH : MT308 MINGGU KE POKOK & SUB POKOK BAHASAN 1 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

4.3.10. Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen. Tujuan Intruksional Khusus:

4.3.10. Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen. Tujuan Intruksional Khusus: 108 4.3.10. Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen Tujuan Intruksional Khusus: Setelah mengikuti course content ini mahasiswa dapat menjelaskan kriteria, komponen dan cara panen tanaman semusim dan tahunan

Lebih terperinci

STATISTIKA I. Ari Wibowo, MPd Prodi PAI Jurusan Tarbiyah STAIN Surakarta. Kode Matakuliah: PAI111, 2sks Tujuan Instruksional Umum:

STATISTIKA I. Ari Wibowo, MPd Prodi PAI Jurusan Tarbiyah STAIN Surakarta. Kode Matakuliah: PAI111, 2sks Tujuan Instruksional Umum: STATISTIKA I Ari Wibowo, MPd Prodi PAI Jurusan Tarbiyah STAIN Surakarta Kode Matakuliah: PAI111, 2sks Tujuan Instruksional Umum: Setelah mengikuti mata kuliah ini selama satu semester, mahasiswa akan dapat

Lebih terperinci

King s Learning Be Smart Without Limits NAMA : KELAS :

King s Learning Be Smart Without Limits NAMA : KELAS : NAMA : KELAS : A. PENGERTIAN STATISTIKA Statistika adalah ilmu yang mempelajari cara mengumpulkan dan menyusun data, mengolah dan menganalisis data, serta menyajikan data. Statistik adalah hasil dari pengolahan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode Bootstrap

HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode Bootstrap Metode Bootstrap Setelah didapatkan hasil dari pengukuran sensitivitas harga, lalu diamati perilaku dari APR dan diduga selang kepercayaan dengan menggunakan metode bootstrap nonparametrik, dengan pengulangan

Lebih terperinci

SIMULASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG DAN EFISIENSINYA

SIMULASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG DAN EFISIENSINYA Agusrawati //Paradigma, Vol. 16 No.1, April 2012, hlm. 31-38 SIMULASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG DAN EFISIENSINYA Agusrawati 1) 1) Jurusan Matematika FMIPA Unhalu, Kendari, Sulawesi Tenggara

Lebih terperinci

PENYAJIAN DATA. Etih Sudarnika Laboratorium Epidemiologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB

PENYAJIAN DATA. Etih Sudarnika Laboratorium Epidemiologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB PENYAJIAN DATA Etih Sudarnika Laboratorium Epidemiologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB Proses Pengumpulan Data???? Pencatatan Data Numerik Variable Record ID Nama Spesies Hasil Uji HI 1 Ahmad Ayam broiler

Lebih terperinci

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

Klasifikasi Kecamatan Berdasarkan Nilai Akhir SMA/MA di Kabupaten Aceh Selatan Menggunakan Analisis Diskriminan

Klasifikasi Kecamatan Berdasarkan Nilai Akhir SMA/MA di Kabupaten Aceh Selatan Menggunakan Analisis Diskriminan Statistika, Vol. 15 No. 2, 87-97 November 215 Klasifikasi Kecamatan Berdasarkan Nilai Akhir SMA/MA di Kabupaten Aceh Selatan Menggunakan Analisis Diskriminan Fitriana A.R. 1, Nurhasanah 2, Ririn Raudhatul

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang kenakalan siswa dan pola asuh orang tua di SMK Negeri 1 Bonepantai.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang kenakalan siswa dan pola asuh orang tua di SMK Negeri 1 Bonepantai. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Data hasil penelitian ini berbentuk skor yang diperoleh dari alat ukur berupa angket tentang kenakalan siswa dan pola asuh orang tua

Lebih terperinci

Pada prakteknya hanya sebuah sampel yang biasa diambil dan digunakan untuk hal tersebut. Sampel yang diambil ialah sampel acak dan dari sampel

Pada prakteknya hanya sebuah sampel yang biasa diambil dan digunakan untuk hal tersebut. Sampel yang diambil ialah sampel acak dan dari sampel DISTRIBUSI SAMPLING Pada prakteknya hanya sebuah sampel yang biasa diambil dan digunakan untuk hal tersebut. Sampel yang diambil ialah sampel acak dan dari sampel tersebut nilai-nilai statistiknya dihitung

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 25 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pemilihan Pohon Contoh Pohon contoh yang digunakan dalam penelitian ini jenis keruing (Dipterocarpus spp.). Pemilihan pohon contoh dilakukan secara purposive pada RKT

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pemilih Partai Politik

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pemilih Partai Politik 3 TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pemilih Agustino (2009) menyebutkan terdapat tiga pendekatan teori yang sering digunakan oleh banyak ahli politik untuk memahami perilaku pemilih diantaranya pendekatan sosiologis,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian diperoleh dari hasil sebaran angket kepada siswa,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian diperoleh dari hasil sebaran angket kepada siswa, 21 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Data hasil penelitian diperoleh dari hasil sebaran angket kepada siswa, baik itu sebelum diberikan teknik role playing maupun setelah

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap LAMPIRAN Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap P2.1 P2.1 P2.1 P2.1 P0.2 P0.2 P0.2 P0.2 P3.2 P3.2 P3.2 P3.2 P1.3 P1.3 P1.3 P1.3 P0.1 P0.1 P0.1 P0.1 P4.1 P4.1 P4.1 P4.1 P4.3 P4.3 P4.3 P4.3

Lebih terperinci

2 Departemen Statistika FMIPA IPB

2 Departemen Statistika FMIPA IPB Suplemen Responsi Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Departemen Statistika FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referensi Waktu Uji Dua Populasi Uji Mann-Whitney Uji beda proporsi contoh besar

Lebih terperinci

V. VARIETAS UNGGUL UBI KAYU

V. VARIETAS UNGGUL UBI KAYU V. VARIETAS UNGGUL UBI KAYU Pemilihan varietas yang akan ditanam tergantung tujuan. Ubi kayu dengan rasa enak (tidak pahit, HCN 40 mg/kg umbi segar) dan tekstur daging umbi lembut sangat sesuai untuk pangan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN UJI MULTIVARIAT FRIEDMAN PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP

PENGGUNAAN UJI MULTIVARIAT FRIEDMAN PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP PENGGUNAAN UJI MULTIVARIAT FRIEDMAN PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP Ariyani 1, Raupong, Annisa 3 ABSTRAK Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) merupakan salah satu bentuk rancangan lingkungan dimana

Lebih terperinci

Semakin besar persentase CCR yang dihasilkan, maka tingkat akurasi yang dihasilkan semakin tinggi (Hair et. al., 1995).

Semakin besar persentase CCR yang dihasilkan, maka tingkat akurasi yang dihasilkan semakin tinggi (Hair et. al., 1995). 3 fungsi diskriminan cukup untuk memisahkan k buah kelompok. Karena fungsi-fungsi diskriminan tidak saling berkorelasi, maka komponen aditif dari V masing-masing didekati dengan khi-kuadrat dengan V j

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempatdan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, JalanH.R. Soebrantas No.155

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Agustus sampai November 2014 di Lahan Pertanian Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

PERBANDINGAN NILAI TENGAH NOMOR SOMAKLON JAHE (Zingiber officinale Rosc.) DENGAN MENGGUNAKAN UJI LANJUT SCOTT-KNOTT HABIBAH

PERBANDINGAN NILAI TENGAH NOMOR SOMAKLON JAHE (Zingiber officinale Rosc.) DENGAN MENGGUNAKAN UJI LANJUT SCOTT-KNOTT HABIBAH PERBANDINGAN NILAI TENGAH NOMOR SOMAKLON JAHE (Zingiber officinale Rosc.) DENGAN MENGGUNAKAN UJI LANJUT SCOTT-KNOTT HABIBAH DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pahoman, Tanjung Karang, Bandar Lampung pada bulan Oktober 2014. 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) PENDAHULUAN

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) PENDAHULUAN P R O S I D I N G 19 ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) Nur Edy Suminarti 1) 1) Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang 65145 e-mail

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

MINGGU VI UJI CHI SQUARE. Dyah Maharani, Ph.D.

MINGGU VI UJI CHI SQUARE. Dyah Maharani, Ph.D. MINGGU VI UJI CHI SQUARE Dyah Maharani, Ph.D. PENGERTIAN CHI-SQUARE Chi square adalah pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi atau yang benar-benar terjadi dengan frekuensi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Pupuk anorganik. : / 0,25 m. : tanaman. : g / tan.

Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Pupuk anorganik. : / 0,25 m. : tanaman. : g / tan. Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Pupuk anorganik Jarak antar larikan : 25 cm Populasi : Luas Lahan / Jarak tanam : 10.000 / 0,25 m : 40.000 tanaman Kebutuhan Pupuk K1 Urea 100 kg /Ha : Dosis / Populasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP) Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Pelaksanaan Survei

PEMBAHASAN Pelaksanaan Survei 4 Populasi penelitian dibagi menjadi dua lapisan berdasarkan cluster perumahan BNR. Cluster-cluster dengan ukuran rumah 1 m 2 digolongkan sebagai lapisan 1 sedangkan cluster-cluster dengan ukuran rumah

Lebih terperinci

Kelas 2. Kelas 1 Mahasiswa. Mahasiswa. Gambar 1 Struktur data kelompok dalam pengukuran berulang pada data Metode Statistika

Kelas 2. Kelas 1 Mahasiswa. Mahasiswa. Gambar 1 Struktur data kelompok dalam pengukuran berulang pada data Metode Statistika 4 Kelas 2 Kelas 1 N3 N4 N3 N4 Gambar 1 Struktur data kelompok dalam pengukuran berulang pada data Metode Statistika BAHAN DAN METODE Bahan Data yang digunakan adalah data nilai capaian mahasiswa dalam

Lebih terperinci

DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBIKAYU UK-1

DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBIKAYU UK-1 DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBIKAYU 1978 2012 UK-1 ADIRA 1 Dilepas tahun : 1978 Nomor seleksi klon : W-78 Asal : Persilangan Mangi/Ambon, Bogor 1957 Hasil rata-rata : 22 t/ha umbi basah Umur : 7 10 bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di tiga tipe hutan kerangas di Kabupaten Belitung Timur yaitu hutan kerangas primer (Rimba), hutan kerangas sekunder (Bebak)

Lebih terperinci

berdasarkan definisi Jane (1970) adalah bagian batang yang mempunyai warna lebih tua dan terdiri dari sel-sel yang telah mati.

berdasarkan definisi Jane (1970) adalah bagian batang yang mempunyai warna lebih tua dan terdiri dari sel-sel yang telah mati. Penelitian Hasil Hutan Vol. 24 No. 5, Oktober 2006: 385-394 berdasarkan definisi Jane (1970) adalah bagian batang yang mempunyai warna lebih tua dan terdiri dari sel-sel yang telah mati. Gambar 1. Lempengan

Lebih terperinci

PENENTUAN DIAGRAM KENDALI DALAM ANALISIS KUALITAS PRODUKSI BISKUIT SQUARE PUFF PT. UBM BISCUIT SIDOARJO

PENENTUAN DIAGRAM KENDALI DALAM ANALISIS KUALITAS PRODUKSI BISKUIT SQUARE PUFF PT. UBM BISCUIT SIDOARJO Program Studi MMT-ITS, Surabaya Februari 3 PENENTUAN DIAGRAM KENDALI DALAM ANALISIS KUALITAS PRODUKSI BISKUIT SQUARE PUFF PT. UBM BISCUIT SIDOARJO Rizal Rinumpoko *), Septia Fendiasari, Lucia Aridinanti,

Lebih terperinci

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 1. Ilustrasi Peta Lokasi Penelitian 42 Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 3. Alat yang Digunakan GPS (Global Positioning System) Refraktometer Timbangan Digital

Lebih terperinci

Statistika Psikologi 1

Statistika Psikologi 1 Modul ke: 11 Statistika Psikologi 1 Chi Square Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., M.Si. Asumsi dalam Statistika Asumsi adalah karakteristik yang diperlukan untuk menentukan dan

Lebih terperinci

Tingkat Efisiensi Metode Regresi Robust dalam Menaksir Koefisien Garis Regresi Jika Ragam Galat Tidak Homogen

Tingkat Efisiensi Metode Regresi Robust dalam Menaksir Koefisien Garis Regresi Jika Ragam Galat Tidak Homogen Tingkat Efisiensi Metode Robust dalam Menaksir Garis Jika Ragam Galat Tidak Homogen Harmi Sugiarti dan Andi Megawarni e-mail: harmi@mailutacid dan mega@mailutacid Abstract This paper aims to compare the

Lebih terperinci

DATA DAN METODE. Data

DATA DAN METODE. Data DATA DAN METODE Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder hasil percobaan padi varietas IR 64 yang dilaksanakan tahun 2002 pada dua musim (kemarau dan hujan). Lokasi penelitian

Lebih terperinci