BAB 2 DATA DAN ANALISA
|
|
- Farida Harjanti Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Data Dalam melakukan perancangan dan pengerjaan komunikasi visual serial animasi ini penulis melakukan kajian riset, pengumpulan data tentang tema serta referensi visual yang sesuai dengan tema yang diangkat. Metode-metode yang digunakan antara lain adalah literatur buku, literatur internet dalam bentuk data statistik dan artikel tentang kasus yang diangkat, wawancara dan observasi lingkungan, serta referensi visual dalam bentuk video dan buku Literatur Buku Penulis menggunakan berbagai buku dan e-bookdalam bentuk artikel maupun PDF dan referensi video untuk membantu menentukan animasi dan visual style yang akan digunakan dalam pembuatan serial animasi ini. Literatur buku yang digunakan sebagai referensi tema dan tinjauan tema tentang etika dan sopan santun untuk anak-anak usia pra-sekolah antara lain sebagai berikut: 1) Ayah Edy Menjawab: 100 Persoalan Sehari-Hari Orangtua yang Tidak Ada Jawabannya di Kamus Mana Pun 2) Successful Parenting: 41 Tips Mencetak Anak Cerdas Berkarakter Sedangkan literatur buku yang digunakan sebagai referensi visual dan style antara lain sebagai berikut: 1) Alice: Madness Return Artbook 2) Hybrid Animation: Integrating 2D and 3D Assets 3) The Animator s Survival Kit 4) The Illusion Life of Life: Disney Animation 3
2 4 5) The Complete Color Harmony: Expert Color Information for Professional Color Results Literatur Internet Literatur internet yang digunakan sebagai referensi tema dan tinjauan penelitian untuk masalah etika dan sopan santun antara lain sebagai berikut: 1) TeknoKompas: Agar Si Kecil Berperilaku Baik di Tempat Umum(Tanggal & Jam akses: 22 Februari 2013, 14:25) 2) EdukasiKompas: Mengapa Kita Harus Bersikap Santun? (Tanggal & Jam akses: 22 Februari 2013, 17:40) 3) FemaleKompas: Mengenalkan Etika Makan pada Batita (Tanggal & Jam akses: 22 Februari 2013, 18:55) Observasi Lingkungan Referensi untuk data-data didapatkan dari wawancara dan survey di taman kanak-kanak Santo Yakobus, Kelapa Gading Jakarta Utara dengan mewawancarai pengajar di sekolah tersebut dan melihat-lihat kondisi pengajaran dan kelas anak-anak.selain itu juga dilakukan survey lewat kuisioner dan wawancara mengenai sopan santun di masyarakat lewat beberapa narasumber Referensi Video Referensi video yang digunakan sebagai pembanding dan rujukan visual serta style adalah Cinematic Opening dari game Alice: Madness Return, film Skyfall (007), dan film animasi Tangled dan Kung Fu Panda 2. Selain itu untuk rujukan mood warna dan desain karakter menggunakan film animasi Octonauts, Pororo dan Pocoyo. Untuk rujukan cara penyampaian cerita merujuk pada film animasi Dora the Explorer dan Pocoyo.
3 5 2.2 Data Umum Animasi Animasi sudah mulai muncul sejak jaman purba, ditandai dengan gambar-gambar yang dibuat manusia purba di dinding-dinding gua.mereka menggambarkan gerakan hewan-hewan yang ada pada jaman tersebut.salah satu contohnya adalah lukisan di gua Lascaux, Perancis Utara. Kata animasi dalam bahasa Indonesia itu sendiri sebenarnya penyesuaian dari kata animation, yang berasal dari kata dasar to animate, dalam kamus umum Inggris-Indonesia berarti menghidupkan (anima). Secara umumnya, animasi merupakan suatu kegiatan menghidupkan, menggerakkan, memberikan dorongan kekuatan, semangat dan emosi kepada benda mati untuk menjadi hidup dan bergerak, atau terasa hidup. Gambar 2.1 Lukisan di Gua Lascaux (sumber:
4 6 Sekitar 4000 tahun sebelum Masehi, orang-orang Mesir kuno menghidupkan gambar mereka dengan urutan gambar-gambar para pegulat yang sedang bergumul, sebagai dekorasi dinding. Gambar 2.2 Lukisan Gerakan Pegulat di Dinding Makam Beni Hassan (sumber: 20(Baqet111)%201.jpg) Perkembangan animasi tidak mengalami banyak perubahan sampai di tahun 1892, Emile Reynaud, seorang penemu berkebangsaan Perancis membuka sebuah teater dengan menggunakan alat bernama praxinoscope untuk memutarkan animasi.praxinoscope ini merupakan sebuah alat dengan kaca yang berfungsi memantulkan gambar berkesinambungan dalam tabung sehingga tampak bergerak. Gambar 2.3 Ilustrasi Praxinoscope Digunakan di Optique Theatre (Sumber: optique.jpg)
5 7 Pada tahun 1894, Auguste dan Louis Lumiere membuat sebuah alat bernama cinematographe, dimana alat tersebut merupakan gabungan dari proyektor, kamera dan printer untuk menampilkan film pada layar dan sukses. Di tahun yang sama pula, Thomas Alfa Edisson menciptakan kinetoscope, yang merupakan cikal bakal alat menampilkan motion picture. Pada tahun 1908, Emile Cohl, seorang berkebangsaan Perancis membuat sebuah film animasi berjudul Fantasmagorie yang dianggap sebagai film animasi pertama.di tahun 1920, Walt Disney yang berusia 19 tahun mulai bekerja di sebuah perusahaan animasi Kansas City Slide.Di tahun 1937, Walt Disney memproduksi film animasi pertamanya, Snow White and The Seven Dwarves, dilanjutkan di tahun 1940 dengan Pinocchio dan Fantasia. Gambar 2.4 Animasi Disney (kiri ke kanan: Pinnochio, Snow White, Fantasia) (Sumber: Selain Walt Disney, ada beberapa perusahaan animasi lainnya yang cukup terkenal, diantaranya Warner Bros, Hannah Barbera, dan MGM Animation. Di belahan timur sendiri, animasi mengalami perkembangan besar, terutama di negara-negara Asia Timur seperti Cina, Korea, dan Jepang.Animasi Jepang yang biasa disebut dengan Anime memiliki pengaruh besar terhadap industri animasi di Asia, bahkan Amerika.
6 8 2.3 Data Khusus Berikut ini adalah data-data yang dikumpulkan penulis sebagai landasan untuk tugas akhir serial animasi bertema etika dan sopan santun pada anak-anak usia pra-sekolah Analisa Etika dan Sopan Santun pada Anak-Anak Usia Pra- Sekolah Berikut adalah analisa mengenai Etika dan Sopan Santun pada Anak- Anak Usia Pra-Sekolah DefinisiEtika dan Sopan Santun Menurut K. Bertens dalam buku Etika (1993), Etika berasal dari kata Yunani ETHOS yang memiliki arti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir, dalam bentuk jamak, artinya adalah adat kebiasaan. Etika dekat dengan kata moral, yang secara etimologis juga berarti adat dan kebiasaan. Etika adalahtingkah laku moral dalam arti luas, misalnya adat kebiasaan, anggapan tentang apa yang baik dan apa yang buruk, serta yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan. Sementara sopan santun adalah sikap terhadap sesuatu, seseorang, dengan mengedepankan maksud baik dan peduli serta hormat kepada orang lain. Sopan santun ini bisa berupa tindakan ataupun ucapan. Seperti mengucapkan terima kasih pada orang yang telah membantu kita, mengucapkan salam saat bertemu, meminta maaf bila berbuat salah, memberi jalan pada orang yang lebih tua, dan sebagainya. Contoh secara kongkrit sopan santun dan etika dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
7 9 - Saat seseorang ingin keluar dari rumahnya, ia akan lebih dahulu meminta ijin dan berpamitan dengan orang yang ada di rumahnya. - Saat makan bersama, yang lebih muda akan mempersilahkan orang yang lebih tua untuk mengambil makanan terlebih dahulu atau membantu mengambilkan makanan. - Saat seseorang hendak lewat di depan orang lain, hendaknya ia mengucapkan permisi Faktor-Faktor Penyebab Kurangnya Etika dan Sopan Santun di Masyarakat di Masa Sekarang Negara-negara timur seperti Cina, Jepang, Korea, serta Asia Tenggara menganut budaya timur dimana sopan santun dan etika dijunjung tinggi dan erat dengan kehidupan masyarakatnya. Di Indonesia sendiri sopan santun dan etika muncul dalam berbagai etnis dan suku.misalnya pada orang Jawa, ada bahasa halus yang disebut bahasa kromo. Contohnya bila memanggil ayah, dalam bahasa halus disebut dengan kanjeng romo, lalu bila memanggil orang kedua (kamu), dalam bahasa halus disebut panjenengan, sementara bahasa sehariharinya koe.dalam bahasa Bali juga dikenal bahasa halus, seperti memanggil ayah dengan sebutan aji. Dalam tingkah laku sehari-hari juga terlihat bagaimana sopan santun ditujukan pada orang yang lebih tua. Misalnya pada orang Jawa, bila mereka ingin melewati kerumunan orang atau lewat di depan orang yang sedang duduk, mereka akan membungkuk sambil mengucapkan nuwun sewu.. atau nderek langkung.. yang artinya permisi. Sementara orang Bali bila bertemu dengan orang yang lebih tua, mereka akan menangkupkan tangan di depan dada sambil sedikit membungkuk. Jelas pada masyarakat Indonesia ada tanda-tanda yang jelas bahwa sopan santun dan etika mengakar dalam kehidupan seharihari.namun jaman sekarang, terlihat jelas bahwa etika dan sopan santun mulai berkurang.banyak orang tua yang sering mengeluhkan anak-anak
8 10 di masa sekarang cenderung tidak perhatian, tidak sopan, dan kasar tutur kata serta perilakunya. Faktor-faktor yang menyebabkan adanya perubahan ini adalah: 1) Masuknya budaya barat dan mengikis budaya asli Indonesia. Di belahan barat adalah umum untuk memanggil orang tua hanya dengan nama tanpa sebutin ayah atau ibu karena mereka menganut paham liberal, sedangkan di Indonesia, tanpa sebutan tersebut orang dianggap tidak tahu sopan santun. Budaya barat juga cenderung individualistis dan cuek terhadap orang lain, berbeda dengan budaya timur dimana hubungan dengan keluarga dan orang sekitar serta masyarakat sangat kental. 2) Kurangnya pembelajaran dalam keluarga dan perhatian pada anak. Perhatian pada anak dalam hal ini bukanlah tentang masalah kebutuhan secara materiil, namun lebih kepada pengembangan anak. Umumnya sopan santun diturunkan dalam keluarga lewat peran orang tua, namun perkembangan jaman saat ini dimana kebutuhan hidup dan biaya meningkat memaksa orang tua agar keduanya bekerja dan sulit menyiasati waktu untuk membimbing perilaku anak, berbeda dengan jaman dahulu. 3) Terlalu protektif dan memanjakan anak. Kurang perhatian bukan saja menjadi penyebab anak kurang memiliki sopan santun. Perilaku memanjakan dan melindungi anak juga dapat menjadi penyebab anak menjadi tidak beretika dan manja. Anak seharusnya dibiarkan bebas tanpa dimanjakan, jika tidak, akibatnya anak menjadi tidak bisa mandiri, lebih cenderung egois dan akan mempengaruhi sikapnya terhadap bersosialisasi dengan anak-anak lainnya Data Kuisioner Berdasarkan hasil survey yang dilakukan dengan menyebarkan angket online di jejaring media, didapatkan data sebagai berikut.
9 11-100% responden setuju bahwa pada waktu kecil mereka diajarkan oleh orang tua mengenai tata karma, etika dan sopan santun - 97,78% responden setuju etika penting di masyarakat - 84% responden menganggap etika penting karena merupakan dasar dari kehidupan bermasyarakat % responden merasa terganggu dengan orang yang tidak memiliki etika. - 93,18% responden setuju orang tua merupakan sumber pendidikan etika, disusul oleh taman kanak-kanak lalu teman sebaya dan lingkungan sekitar. - 95,56% responden yakin animasi dapat digunakan sebagai media mengajarkan sopan santun dan etika pada anak-anak. - 68,89% responden yakin bahwa animasi dapat berdiri sendiri dalam hal mengajarkan etika dan sopan santun, sementara 31,11% lainnya merasa masih membutuhkan pendamping (pengajar atau orang tua) Data Observasi Lingkungan Dalam melakukan riset untuk serial animasi Dika dan Desi ini, penulis melakukan observasi lingkungan ke taman kanak-kanak di Kelapa Gading, Jakarta Utara; dalam hal ini adalah TK St. Yakobus. Berikut adalah beberapa gambar kondisi lingkungan taman kanak-kanan St. Yakobus.
10 12 Gambar 2.5 Lingkungan Pendidikan TK St. Yakobus, Kelapa Gading (sumber: koleksi pribadi) Data Observasi Murid-Murid TK Sebagai referensi untuk seragam anak-anak di TK, berikut ini adalah contoh-contohnya: Gambar 2.6 Seragam Sekolah Taman Kanak-Kanak 1 (sumber:
11 13 Gambar 2.7Seragam Sekolah Taman Kanak-Kanak 2 (sumber: Analisa Penyelesaian Masalah Etika dan Sopan Santun Tujuan utama pembuatan tugas akhir serial animasi ini adalah untuk memberikan pembelajaran tentang etika dan sopan santun kepada anak-anak usia pra-sekolah dengan kemasan yang menarik dan membantu mereka mempelajari tentang pentingnya etika dan sopan santun. Serial animasi ini tidak bisa berdiri sendiri, melainkan juga membutuhkan pendampingan dari pengajar dan orang tua murid agar orang tua dan pengajar dapat memberikan bimbingan moral dan pesan yang dapat diambil dari serial animasi ini. Contoh: dalam serial animasi ditunjukkan Dika yang tidak meminta maaf saat menabrak Desi hingga terjatuh. Dika lalu dinasehati narator untuk meminta maaf pada Desi, dan diberikan waktu dan ajakan agar penonton ikut mengucapkan kata maaf pada Desi. Pengajar maupun orang tua lalu memberikan contoh (teladan pada anak) agar anak memahami bahwa perlu untuk meminta maaf bila melukai atau mengganggu orang lain. Pembelajaran ini harus diulang secara berkelanjutan sehingga anak-anak terbiasa melakukannya.target utama adalah agar etika dan sopan santun menjadi kebiasaan baik anak-anak.
12 Analisa Target Market Target market untuk serial animasi bertema etika dan sopan santun dijabarkan sebagai berikut Target Primer Jenis Kelamin Usia Pendidikan Status Sosial Kewarganegaraan Agama : Pria dan Wanita : 3-5 tahun : pra-sekolah : Semua kelas masyarakat : Indonesia : Semua agama / kepercayaan Target Sekunder Lembaga-lembaga pra-sekolah dan orang tua murid dari anakanak usia pra-sekolah dimana mereka akan menjadi pendamping anak-anak dan membantu memberikan teladan tentang apa yang telah diajarkan di serial animasi ini Alasan Pemilihan Target Market Penulis menentukan target market anak-anak pra-sekolah usia 3-5 tahun dikarenakan pada usia tersebut, anak-anak belajar tentang sekitarnya dengan cara meniru, termasuk cara bersosialiasi, etika dan sopan santun. Anak-anak umur 6 tahun ke atas cenderung sudah mulai terbentuk pola perilakunya sehingga lebih sulit menerapkannya Analisa Penyelesaian Permasalahan dengan Serial Animasi Pendekatan serial animasi adalah salah satu cara umum untuk mengajarkan kepada anak-anak karena efektif menarik perhatian anak-anak lewat gambar, gerakan dan warna-warna cerah. Namun umumnya serial animasi untuk anak-anak dikhususkan pada
13 15 kemampuan berbahasa, berhitung, dan permainan. Oleh karena itu penulis mencoba membuat sebuah serial animasi bertemakan pembelajaran etika dan sopan santun kepada anak-anak pra-sekolah dengan harapan hal tersebut akan menjadi kebiasaan bagi mereka. 2.4 Analisa Kompetitor Berikut ini analisa tentang kompetitor atau saingan yang telah dikumpulkan Secara Umum Sebagai Produk Animasi Dalam kategori produk animasi, ada banyak kompetitor untuk serial animasi edukasi yang ditujukan untuk usia pra-sekolah, diantaranya Pocoyo, Word World, Dora The Explorer, dan The Little Einsteins Secara Umum Sebagai Produk Hiburan (Entertainment) Dalam kategori produk hiburan, selain animasi sendiri ada banyak pesaing seperti video game, buku cerita anak, dan mainan edukasi Secara Khusus Berdasarkan Tema Cerita Berdasarkan tema cerita, ada beberapa serial film maupun animasi yang mengangkat tema sosialisasi dengan etika dan sopan santun seperti Barney dan Sesame Street.
PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL SERIAL ANIMASI DIKA DAN DESI
PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL SERIAL ANIMASI DIKA DAN DESI Anastasia Hani Kusumawardani The Gading Residences, Jl. Pelangi Indah 8 Blok C6T/2 Kelapa Gading 081807459426, anastasia_hanikusumawardani@ymail.com
Lebih terperinciPENGANTAR ANIMASI TRADISIONAL DEFINISI, SEJARAH, PRINSIP, DAN GAYA
PENGANTAR ANIMASI TRADISIONAL DEFINISI, SEJARAH, PRINSIP, DAN GAYA ANIMASI DEFINISI Usaha manusia dalam menggambarkan pergerakan makhluk hidup maupun benda melalui sebuah media tersebut dapat dinamakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Animasi berasal dari kata Animation yang ada dalam kata bahasa inggris to
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Animasi berasal dari kata Animation yang ada dalam kata bahasa inggris to animate yang berarti menggerakkan. Contohnya sebuah benda yang mati, lalu digerakkan melalui
Lebih terperinciBAB 4 METODE PERANCANGAN
BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Banyak anak meniru sistem orangtua baik benar maupun kurang benar. Banyak orangtua yang kehilangan kepercayaan anak. Banyak anak yang kesusahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Lisa, 2009, hlm. 47). Manusia membutuhkan manusia lain untuk bertahan hidup.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang berarti manusia tidak dapat hidup sendiri (Lisa, 2009, hlm. 47). Manusia membutuhkan manusia lain untuk bertahan hidup. Dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
2 BAB 2 DATA DAN ANALISA Produk utama yang akan dibuat berbentuk sebuah game interaktif untuk anak anak. Game tersebut mengajarkan sekaligus mendidik anak anak mulai dari usia 7-9 tahun mengenai sebagian
Lebih terperinciBAB II DATA DAN ANALISA
BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Walaupun Di dalam Cerita tersebut banyak dialognya penulis ingin membuat film animasi ini menjadi pantomin yang diiringi dengan lagu yang tepat, juga ceritanya diubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kenyataannya, sampah merupakan produk manusia, yang artinya sampah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan jaman yang semakin pesat, kita sebagai umat manusia dihadapkan dengan permasalahan yang terus mengikutinya. Salah satunya yang tak luput dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Animasi berasal dari kata Animation yang dalam bahasa Inggris to animate yang berarti
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Animasi berasal dari kata Animation yang dalam bahasa Inggris to animate yang berarti menggerakan. Animasi dimulai dari zaman purba, dengan ditemukannya lukisan-lukisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zaman sudah semakin berkembang, ditandai dengan era teknologi saat ini. Dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sudah semakin berkembang, ditandai dengan era teknologi saat ini. Dapat dilihat sekarang ini, betapa besar pengaruh dari gadget, internet, dan teknologi lainnya,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN EMPATI ANAK USIA DINI MELALUI MENDONGENG DI TAMAN KANAK-KANAK ASYIYAH PARIAMAN
PENGEMBANGAN EMPATI ANAK USIA DINI MELALUI MENDONGENG DI TAMAN KANAK-KANAK ASYIYAH PARIAMAN Nanik Iis* Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di Taman Kanak-kanak Aisyiyah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan
Lebih terperinciBAB 4 METODE PERANCANGAN
BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Komunikasi 4.1.1 Fakta Kunci 1. Bagaimana membuat animasi edukasi yang menarik mengingat banyaknya anak muda yang lebi menyukai animasi yang tidak bersifat edukasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. populasi kucing bahkan mencapai ekor (www.kompas.com, 5 Mei 2014).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kucing merupakan hewan yang sering ditemui dalam keseharian. Di Jakarta Utara populasi kucing bahkan mencapai 47.000 ekor (www.kompas.com, 5 Mei 2014). Dengan populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemandirian penting bagi anak guna membentuk kepribadiannya di masa depan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemandirian penting bagi anak guna membentuk kepribadiannya di masa depan. Usia 4 6 tahun adalah masa di mana anak berada di periode peka atau sensitif. Oleh karena
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya.
BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Banyak orang tua yang salah dalam cara mendidik anaknya, sehingga seringkali membuat anak menjadi sangat nakal dan tidak sesuai dengan apa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cerita rakyat merupakan salah satu bagian dari budaya yang harus dilestarikan karena selain sebagai hiburan, cerita rakyat kaya akan nilai-nilai etika dan kearifan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan salah satu jenis media massa yang paling diminati oleh masyarakat karena keunggulannya dalam memanjakan masyarakat melalui kemampuan audio
Lebih terperinciPERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI SI OTAK KANAN DAN SI OTAK KIRI. Suzanna Romadhona ABSTRAK
PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI SI OTAK KANAN DAN SI OTAK KIRI Suzanna Romadhona Komp. Pondok Benda Indah J No.14, Pamulang - Tangerang Selatan +62 812 81281961, pinkflovds_2@yahoo.com Ardiyansah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama pradominan sepanjang Timur Tengah, juga disebagian besar Afrika dan Asia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi umat Islam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Animasi berasal dari kata Animation yang dalam bahasa Inggris to animate yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Animasi berasal dari kata Animation yang dalam bahasa Inggris to animate yang berarti menggerakan. Contohnya sebuah benda yang mati, lalu digerakkan melalui perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapatan dari film animasi dapat mengalahkan pendapatan dari film live action
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin lama animasi semakin populer di mata masyarakat. Animasi sudah tidak dapat dikatakan sebagai kartun yang hanya diminati atau dilihat oleh anak-anak, melainkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rentang usia tiga hingga lima tahun merupakan periode emas anak (golden age),
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rentang usia tiga hingga lima tahun merupakan periode emas anak (golden age), masa anak mengamati lingkungan di sekitar mereka, masa penyerapan segala informasi berjalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Papua merupakan daerah yang kaya akan budaya yang unik. Kebudayaan Papua yang masih erat kaitannya dengan pemujaan roh dan alam, dapat mencerminkan kehidupan sehari-hari,
Lebih terperinciOleh : Rio Widyatmoko, A.Md.Kom
Oleh : Rio Widyatmoko, A.Md.Kom Siswa SMK Multimedia kelas XI semester ganjil mampu memahami pengertian animasi tradisional Siswa SMK Multimedia kelas XI semester ganjil mampu memahami jenis animasi tradisional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang penuh khayalan (fiksi) yang dianggap oleh masyarakat suatu hal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Arikunto (1993:
Lebih terperinciPERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI MY MOM MY HERO
PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI MY MOM MY HERO Annisa Erintansari Binus University, Jakarta, DKI Jakart, Indonesia Abstrak Tugas akhir berjudul My Mom My Hero ini adalah untuk memberitahukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Animasi Adapun pengertian dari animasi yang berasal dari bahasa latin Anima yaitu yang berarti jiwa, hidup, semangat. Selain itu kata animasi juga berasal dari kata animation
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia yang biasanya didominasi oleh orang-orang pengonsumsi film
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia yang biasanya didominasi oleh orang-orang pengonsumsi film animasi, kini mulai merambah muncul banyak animator yang memproduksi animasi. Hal ini dibuktikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagaimana seseorang bertindak dan berprilaku. moral. Etika pergaulan perlu di terapkan misalnya (1) Berpakaian rapi di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam setiap pergaulan, baik bermasyarakat, berbangsa, bahkan sampai ke dunia internasional, dibutuhkan suatu etika sebagai alat menilai baik-buruknya suatu
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG
BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG A. Analisis relevansi kurikulum dengan perkembangan sosial Perkembangan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperhatikan. Di masa sekarang kecanggihan dan kemajuan teknologi dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bidang pendidikan adalah faktor penting yang menunjang kemajuan disegala bidang, sebagai contoh bidang ekonomi, teknologi dan budaya. Sebagai negara berkembang, bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nilai agama moral merupakan hal yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh kedua orang tua dan pendidik. Anak merupakan cikal bakal generasi penerus dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan mencari informasi, pengetahuan, pemahaman, dan wawasan tentang suatu hal yang tidak diketahui oleh manusia. Pada dasarnya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki beragam norma, 1 moral, 2 dan etika 3 yang menjadi pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang berbeda-beda
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Dalam perancangan short animation ini, penulis melakukan riset untuk memperoleh data yang mendukung tema dan referensi visual yang sesuai. Beberapa metode yang telah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Animasi Kata animasi berasal dari kata animation yang berasal dari kata dasar to anime di dalam kamus Indonesia inggris berarti menghidupkan. Secara umum animasi merupakan suatu
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. penggunaan media visual, media cetak maupun media interaktif seperti game
Bab 1 Pendahuluan 1.1.Latar Belakang Media pembelajaran selalu berkembang setiap tahunnya, mulai dari penggunaan media visual, media cetak maupun media interaktif seperti game edukasi. Dari setiap media
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP DESAIN. 1. Agar animasi edukasi "Strawberry" ini layak ditonton anak-anak usia 7 sampai 12 tahun.
BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Animasi edukasi ini dibuat dengan penambahan narasi secara tulisan dalam bentuk pertanyaan, diharapkan dapat memperjelas isi yang disampaikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Tugas Akhir ini membuat film animasi 3D dengan menggunakan background matte painting tentang anak pecandu video game. Dalam proses pembuatannya diperlukan teori-teori pendukung. Berikut
Lebih terperinciBAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN
BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN A. Desain Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang dipadukan antara: 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG
BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG Pendidikan adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia, sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. televisi, presentasi dan seminar, desain majalah dan membuat film kartun.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi saat ini semakin berkembang pesat sehingga dapat memudahkan dan mendukung dalam penyampaian informasi. Informasi sendiri memegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman selalu berubah setiap waktu, keadaan tidak pernah menetap pada suatu titik, tetapi selalu berubah.kehidupan manusia yang juga selalu berubah dari tradisional menjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Perancangan (Harsokusoemo, 2000) Perancangan adalah kegiatan awal dari suatu rangkaian kegiatan dalam proses pembuatan produk. Dalam tahap perancangan tersebut dibuat keputusan
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH PENGGUNAAN METODE INTRUCTIONAL SYSTEM DESIGN PADA MEDIA PEMBELAJARAN SHOLAT TERHADAP PEMAHAMAN ANAK.
LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH PENGGUNAAN METODE INTRUCTIONAL SYSTEM DESIGN PADA MEDIA PEMBELAJARAN SHOLAT TERHADAP PEMAHAMAN ANAK Nama NIM Program Studi Disusun Oleh : : Anggita Puspitasari : A11.2009.04861
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budi pekerti selalu di ajarkan, namun seiring berkembangnya jaman nilai-nilai budi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budi pekerti dan tata krama. Sudah dari jaman dahulu lalu di turunkan ke anak cucu budi pekerti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai macam budaya. Kebudayaan ini haruslah dilestarikan dan dijaga, karena merupakan warisan yang telah diwariskan turun-temurun oleh bangsa
Lebih terperinciPERANAN METODE BERCERITA DALAM MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI MORAL PADA ANAK DI KELOMPOK B2 TK PERTIWI PALU ABSTRAK
PERANAN METODE BERCERITA DALAM MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI MORAL PADA ANAK DI KELOMPOK B2 TK PERTIWI PALU Mega Yulianti 1 ABSTRAK Pengembangan nilai moral adalah pembentukan perilaku anak melalui pembiasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan investasi yang sangat penting bagi penyiapan sumber daya manusia (SDM) di masa depan. Dalam rangka mempersiapakan SDM yang berkualitas untuk masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaannya. Perubahan-perubahan tersebut juga turut serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi dan modernisasi membawa perubahan yang begitu besar pada kehidupan umat manusia dan segala peradaban serta kebudayaannya. Perubahan-perubahan tersebut
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI LANDASAN ETIKA (I)
PANCASILA SEBAGAI LANDASAN ETIKA (I) Modul ke: 08 Udjiani Fakultas EKONOMI DAN BISNIS A. Pengertian Etika B. Etika Pancasila Hatiningrum, SH.,M Si Program Studi Manajemen A. Pengertian Etika. Pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan. Bahkan di dalam Undang-Undang Dasar Negara di sebutkan bahwa setiap warga Negara berhak dan wajib mendapat pendidikan.
Lebih terperinciSeputar Dunia Anak : Teknologi Tablet Bagi Anak Usia Sekolah Oleh : Laili Dimyati, S.E, M.Si(Dosen Aktif STIE Lembah Dempo Pagaralam)
Seputar Dunia Anak : Teknologi Tablet Bagi Anak Usia Sekolah Oleh : Laili Dimyati, S.E, M.Si(Dosen Aktif STIE Lembah Dempo Pagaralam) Pengantar Pernahkah anda mengalami situasi ketika anak, adik atau keponakan
Lebih terperinciTUGAS ARTIKEL TENTANG PERANCANGAN FILM KARTUN
TUGAS ARTIKEL TENTANG PERANCANGAN FILM KARTUN SISTEM INFORMASI Oleh: GERARDUS PRIMA WELBY (09.12.3687) JURUSAN SISTEM INFORMASI STMIK AMIKOM JOGJAKARTA 2011 Animasi Tradisional Pada zaman dahulu kala,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecil seperti inilah yang memunculkan ide dasar dunia kosmetika.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Benni Yohanes, S. Sen., M. Hum. dalam bukunya berjudul Seni Tata Rias dalam Dimensi Sosial, pada dasarnya tata rias adalah sebuah seni dalam menciptakan keindahan
Lebih terperinciPERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK BRAVE TOY SOLDIER. Reyhan. Jl. Pasar no 22/24, Bogor
PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK BRAVE TOY SOLDIER Reyhan Jl. Pasar no 22/24, Bogor 083819034579 reyhanwithsmile@yahoo.com ABSTRAK Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan
Lebih terperinciJURNAL PENELITIAN. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD FKIP UNP Kediri
MENINGKATKAN NILAI-NILAI AGAMA DAN MORAL MELALUI METODE KARYAWISATA PADA ANAK KELOMPOK A TK DHARMA WANITA I PADANGAN DESA PADANGAN KECAMATAN NGANTRU KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 JURNAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan unit sosial terkecil dalam masyarakat, akan tetapi mempunyai pengaruh yang besar bagi bangsa dan negara. Dari keluarga akan terlahir generasi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom
BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom 1. Remaja melakukan penyimpangan karena kurangnya pengetahuan agama. Akhlak remaja adalah tingkah laku
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. melalui Smartphone. Mulai dari chatting, jejaring sosial, bermain game,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada jaman era ponsel pintar sekarang ini, banyak hal yang bisa dilakukan melalui Smartphone. Mulai dari chatting, jejaring sosial, bermain game, membaca berita
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Multimedia Multi-banyak, Media-sarana berkomunikasi untuk melewatkan informasi. Suatu sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan alat alat lain seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pendidikan agama Kristiani untuk anak sangatlah penting dan bermanfaat bagi tumbuh kembang karakter anak. Hidayatullah (2010: 13) menyatakan bahwa karakter adalah kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa dengan masyarakat yang di dalamnya memiliki nilai budaya dan melahirkan keunikan yang membedakan dengan bangsa lain. Adanya keunikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Animasi Jepang dan video game adalah salah satu hal yang menjadi pusat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Animasi Jepang dan video game adalah salah satu hal yang menjadi pusat perhatian seluruh dunia. Dikatakan industri ini setiap tahunnya menghasilkan lebih dari 20 triliun
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. A. Analisis Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Bangsa dalam. Proses Pembelajaran Menurut Kurikulum 2013 di SD Negeri 01
BAB IV ANALISIS A. Analisis Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Bangsa dalam Proses Pembelajaran Menurut Kurikulum 2013 di SD Negeri 01 Gumawang Wiradesa Kab. Pekalongan Berdasarkan pemaparan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyiapan sumber daya manusia (SDM) di masa depan. Kaitannya dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam hal ini, anak merupakan investasi yang sangat penting bagi penyiapan sumber daya manusia (SDM) di masa depan. Kaitannya dengan dunia pendidikan, pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsawan serta orang kaya di Eropa pada masa itu (Haviland, 1988:228).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Istilah folklor pertama kali dikenal pada abad ke-19 di dalam kebudayaan masyarakat Eropa. Istilah ini digunakan untuk menggolongkan dongeng, legenda, mitos dan kebiasaan-kebiasaan
Lebih terperinciCURRICULUM VITAE. : Kusumaning Dwi Nuraini
LAMPIRAN-LAMPIRAN CURRICULUM VITAE Nama : Kusumaning Dwi Nuraini Jenis Kelamin : Perempuan Tempat, tanggal Lahir : Cilacap, 16 Juli 1994 Alamat Asal : Jl.Raya Buntu Desa Pageralang RT 03 RW 03 Kecamatan.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk mendapatkan pesan yang hendak disampaikan. Seseorang yang sedang membaca berarti berarti
Lebih terperinciPENINGKATAN MORAL ANAK USIA DINI MELALUI BONEKA JARI DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI 1 KOTO TUO KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL
0 PENINGKATAN MORAL ANAK USIA DINI MELALUI BONEKA JARI DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI 1 KOTO TUO KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL Oleh : SITI MARYAM NIM : 58646 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Lebih terperinciPERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI BACKPACKER
PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI BACKPACKER Edward Velwin Jovanca Universitas Bina Nusantara Jln. K.H. Syahdan no. 9, Kemanggisan, Jakarta barat 11480 edwardvelwin.social@gmail Ardiyan, S.Sn.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini keberadaan teko keramik telah mengalami banyak pergeseran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini keberadaan teko keramik telah mengalami banyak pergeseran dari segi fungsi dan nilai terutama pada teko-teko yang ada dalam rumah masyarakat modern. Teko
Lebih terperinciETIK UMB ETIKET PERGAULAN. NANDANG SOLIHIN, M.Pd. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.
ETIK UMB Modul ke: ETIKET PERGAULAN Fakultas Psikologi NANDANG SOLIHIN, M.Pd Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN ETIKA Pengertian Etika (Etimologi), berasaldaribahasa Yunani adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wayang merupakan salah satu seni budaya yang cukup populer di antara banyak karya seni budaya yang lainnya. Seni budaya wayang dinilai cukup kompleks, karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, baik yang sudah lama hidup di Indonesia maupun keturunan asing seperti keturunan
Lebih terperinciBAB IV METODE PERANCANGAN
BAB IV METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Penulis akan memberikan beberapa pembagian sebagai berikut guna memperlancar komunikasi: 4.1.1.1 Fakta Kunci 1. Kurangnya informasi
Lebih terperinciAKTING UNTUK ANIMASI. Sesi 2 ANIMASI TRADISIONAL. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG.
AKTING UNTUK ANIMASI Sesi 2 ANIMASI TRADISIONAL Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. 1 Animasi Tradisional Animasi adalah sebuah proses merekam dan memainkan kembali serangkaian gambar statis untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul.sistem
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN
BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Gambar 2.1 Animasi edukasi KOK BISA Sumber : Youtube Animasi yang digunakan sebagai media edukasi ini pernah dibuat oleh kanal Youtube asal Indonesia yang bernama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berusia nol tahun atau sejak lahir hingga berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agama mengajarkan tentang nilai-nilai kebaikan dan pesan moral agar terciptanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agama mengajarkan tentang nilai-nilai kebaikan dan pesan moral agar terciptanya keharmonisan dalam hidup dengan sesama. Alangkah baiknya apabila pendidikan agama diajarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa kanak-kanak merupakan bagian dari perjalanan panjang bagi setiap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak merupakan bagian dari perjalanan panjang bagi setiap individu yang meletakkan dasar bagi kehidupannya di masa dewasa. Masa kanak-kanak ini
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA Dalam penyusunan Tugas Akhir ini dibutuhkan beberapa data yang valid sebagai sumber penelitian untuk konsep pembuatan media CD interaktif dongeng fabel anak. 2.1 Sumber Umum Survey
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - SOSIOLOGI IPS BAB 4. SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIANLATIHAN SOAL BAB 4. Pemerintah. Masyarakat. Media Massa.
SMA/MA IPS kelas 10 - SOSIOLOGI IPS BAB 4. SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIANLATIHAN SOAL BAB 4 1. Seorang anak sebagai generasi penerus dibekali dengan keimanan, ketakwaan serta pemahaman pada nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Komunikasi telah menjadi suatu kebutuhan dan merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi telah menjadi suatu kebutuhan dan merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Tanpa di sadari, kita telah melakukan sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Asia. Luasnya wilayah perairan di Indonesia membuat keberadaan ekosistem laut yang sangat beragam. Banyak hewan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sosiolog dari Universitas Indonesia Ida Ruwaida Noor yang dikutip dalam situs
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sosiolog dari Universitas Indonesia Ida Ruwaida Noor yang dikutip dalam situs online republika (2014, diakses pada 2 April 2015), mengamati anak-anak zaman sekarang
Lebih terperinciMENJADI ORANGTUA TERBAIK UNTUK ANAK DENGAN METODE PENGASUHAN YANG TEPAT
MENJADI ORANGTUA TERBAIK UNTUK ANAK DENGAN METODE PENGASUHAN YANG TEPAT Dwi Retno Aprilia, Aisyah Program Studi PGPAUD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email:
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA. 1. Percakapan Mandarin Modern Jilid 1 karya Suparto, ST., BA. 2. Chinese Character in Pictures 2 karya Cheng Xianghui
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Data 2.1.1 Literatur Buku 1. Percakapan Mandarin Modern Jilid 1 karya Suparto, ST., BA 2. Chinese Character in Pictures 2 karya Cheng Xianghui 3. Tipografi Dalam Desain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpengaruh dengan cara orang tua mendidik anak dalam keluarganya. Maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan anugerah dan harta yang paling berharga bagi setiap keluarga. Anak juga sebagai generasi penerus bangsa. Kehadiran anak akan sangat berpengaruh dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpikirkan untuk kenal seperti orang yang berada di negara lain. Ajang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Internet menyediakan kesempatan untuk setiap pribadi memperkenalkan dirinya kepada orang lain yang sudah dikenal maupun yang belum dikenal bahkan kepada yang tidak
Lebih terperinciCalyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.2 (2015)
PEMBUATAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR DAN ISTILAH DALAM VOLI UNTUK PEMULA Matthew Francornius Yoewono Teknik Informatika Program Multimedia / Fakultas Teknik matthew_fy@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter, watak, dan moralitas anak. Seperti yang dikemukakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan agama Katolik merupakan salah satu kebutuhan mendasar anak-anak keluarga Katolik yang harus dipenuhi sejak dini karena berperan penting dalam pembentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan bagian yang sangat penting dalam knteks keberlanjutan suatu bangsa. Anak merupakan penentu kualitas sumber daya manusia serta kemajuan di masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia. Keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak, masing-masing memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan satuan yang terkecil dalam masyarakat. Keluarga mempunyai peran yang besar dalam membentuk sebuah bangsa yang besar seperti Indonesia. Keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada usia dini merupakan masa keemasan dimana pada masa ini setiap aspek
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa menentukan masa depan bangsa itu sendiri. Pendidikan sangat perlu diberikan sejak dini karena anak pada usia
Lebih terperinci