BAB I PENDAHULUAN. populasi kucing bahkan mencapai ekor ( 5 Mei 2014).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. populasi kucing bahkan mencapai ekor (www.kompas.com, 5 Mei 2014)."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kucing merupakan hewan yang sering ditemui dalam keseharian. Di Jakarta Utara populasi kucing bahkan mencapai ekor ( 5 Mei 2014). Dengan populasi sebanyak itu interaksi antara kucing dan manusia pasti terjadi, baik sekadar memegang atau memelihara kucing. Selama proses interaksi tersebut tentu ada yang pernah dicakar atau digigit oleh kucing terutama anak-anak yang mengajaknya bermain. Hal ini tampak dari survei yang penulis lakukan mengenai interaksi anak-anak dengan kucing di SD Kesatuan Bogor pada tanggal 11 September Para responden menjawab bahwa mereka tidak tahu kapan kucing merasa tidak nyaman saat mereka berinteraksi sehingga membuat kucing merasa terganggu dan akhirnya dicakar. Setelah bertanya dengan responden lebih lanjut masalah ini terjadi karena saat berinteraksi anak cenderung iseng pada kucing. Hal ini karena empati mereka terhadap kucing masih kurang sehingga tidak tahu perilaku tersebut dapat membuat kucing merasa tidak nyaman. Menurut Adib Setiawan, M. Psi. perilaku ini dapat terbawa sampai dewasa dan memberi dampak buruk (wawancara, 23 September 2015). Bukti dampak tersebut dapat menyebabkan kucing terluka seperti yang terlihat di Kedoya Permai, Jakarta dimana tiga ekor kucing kehilangan kakinya akibat perbuatan iseng seseorang ( 21 Februari 2015). Untuk itu perlu mengedukasi anak agar mampu mengembangkan empatinya terhadap kucing. 1

2 Dalam wawancara, orang tua responden sudah menasehati untuk memperlakukan kucing dengan baik, namun perilaku ini masih kerap diulangi. Menurut Adib Setiawan, M.Psi. hal ini terjadi karena masih kurangnya contoh bagaimana cara menyayangi kucing yang benar sehingga empati anak terhadap kucing belum berkembang. Hal ini karena anak mulai mempelajari sesuatu dengan cara meniru perilaku orang lain. Maka perlu menggunakan cara edukasi yang mampu memberikan contoh perilaku menyayangi kucing yaitu dengan cerita. Beliau menjelaskan lebih lanjut melalui cerita anak dapat merasa ikut terlibat karena dapat menghubungkan dirinya dengan tokoh cerita. Sehingga anak akan meniru perilaku tokoh dan dapat mengembangkan empatinya terhadap kucing. Penyajian cerita ini divisualisasikan dalam bentuk cerita bergambar dengan tujuan anak-anak lebih mudah mengerti contoh perilaku yang disampaikan. Oleh karena itu diperlukan sebuah media yang dapat menampilkan hasil visualisasi dari cerita tersebut antara lain seperti buku ilustrasi, video atau aplikasi permainan. Berdasarkan hasil survei yang dengan responden yang sama, media yang disetujui oleh orang tua responden adalah buku ilustrasi. Media ini banyak dipilih karena lebih mudah diperoleh ketimbang dua media lainnya yang memerlukan alat elektronik untuk menggunakannya. Selain itu berdasarkan penelitian Faizah (2009) anak-anak yang belajar menggunakan buku ilustrasi, lebih tinggi kemampuan berbahasanya ketimbang yang tidak (hlm. 255). Berdasarkan latar belakang di atas penulis melakukan perancangan cerita menggunakan media buku ilustrasi untuk memupuk empati anak terhadap kucing. 2

3 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana merancang pesan melalui cerita yang dapat membantu anak untuk lebih berempati terhadap kucing? 2. Bagaimana memvisualisasikan cerita agar anak dapat tertarik membacanya? 1.3. Batasan Masalah Agar fokus pembahasan masalah tidak menjadi terlalu luas dari topik yang dibahas maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut : 1. Demografis Anak laki-laki dan perempuan dengan usia 6-8 tahun. Berdasarkan survei anak pada usia tersebut cenderung belum tahu cara yang benar untuk berinteraksi dengan kucing. 2. Geografis Wilayah sekitar Jabodetabek. Menurut berita jumlah populasi kucing untuk bagian Jakarta Utara mencapai ekor belum termasuk daerah lainnya. Sehingga anak-anak yang berada di sekitar wilayah tersebut akan lebih sering bertemu dan berinteraksi dengan kucing. 3. Psikografis Anak-anak golongan menengah yang berinteraksi atau memelihara kucing. 3

4 4. Konten Perilaku sederhana yang menunjukkan empati terhadap kucing dan ekspresi kucing. Menurut wawancara dengan Adib Setiawan, M.Psi., untuk anakanak perilaku sederhana seperti memberi makan dan tidak berbuat iseng sudah termasuk dalam pembelajaran membangun empati Tujuan Perancangan Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari perancangan ini adalah : 1. Merancang cerita yang mampu memupuk empati anak terhadap kucing. 2. Memvisualisasikan cerita agar anak dapat tertarik membacanya Manfaat Perancangan Manfaat dari tujuan perancangan tugas akhir ini adalah : 1. Untuk penulis Melalui perancangan tugas akhir ini penulis dapat memperluas wawasan mengenai ilustrasi baik pada tahap perancangan dan penerapannya dalam sebuah cerita. 2. Untuk universitas Hasil penelitian ini akan menjadi tambahan referensi di bidang Desain Komunikasi Visual mengenai penerapan ilustrasi dalam sebuah cerita. 4

5 3. Untuk masyarakat Melalui perancangan ini masyarakat akan mampu membangun empati untuk menyayangi kucing dan dapat belajar merawatnya terutama sejak usia dini Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data yang penulis lakukan terbagi dalam dua sumber yaitu data primer dan sekunder. Untuk metode pengumpulan penulis mengacu pada buku Media Research Method milik Gunter (2000). Penjabaran mengenai metode ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Survei Survei dilakukan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan fenomena yang terjadi dengan pengumpulan data menggunakan kuisioner (hlm. 25). Kuisioner ini disebarkan kepada 50 anak kelas 3 SD ke atas di SD Kesatuan Bogor pada tanggal 11 September Tujuan dari kuisioner ini untuk melihat seperti apa interaksi responden dengan kucing. 2. Wawancara Wawancara merupakan pengumpulan informasi dengan menanyakan pertanyaan berdasarkan urutan tertentu kepada narasumber (hlm. 26). Penulis melakukan wawancara kepada psikolog serta editor untuk memberikan informasi yang diperlukan dalam penentuan cara memupuk empati serta teknis buku cerita bergambar. 5

6 3. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan penulis dengan membaca, mengutip serta melihat buku, artikel, serta jurnal. Data yang didapat akan digunakan sebagai bahan referensi dan bukti teori untuk mendukung rancangan penulis. 4. Studi eksisting Studi eksisting adalah studi mempelajari hal-hal yang telah ada. Penulis melakukan studi dengan mengamati buku ilustrasi yang pernah dirancang sebagai referensi. 5. Kuesioner Visual Kuesioner visual dilakukan untuk menentukan gaya ilustrasi yang dipakai pada buku. Kuesioner berisi alternatif pilihan visual. Pilihan alternatif dibuat berdasarkan pertimbangan dari hasil studi pustaka, wawancara, dan studi eksisting Metode Perancangan Metode perancangan yang penulis gunakan mengacu pada buku Graphic Design Solution oleh Landa (2010). Berikut adalah tahapan Perancangan Cerita Untuk Memupuk Empati Anak Terhadap Kucing: 1. Pengumpulan Material Mengumpulkan data-data untuk memahami lebih dalam terkait fenomena yang terjadi. 6

7 2. Analisis Melakukan analisa permasalahan untuk menentukan target dan media yang digunakan untuk perancangan. 3. Konsep Visual Setelah melakukan analisa permasalahan, penulis melakukan brainstorming untuk mengembangkan ide yang digunakan sebagai konsep perancangan. 4. Pembuatan Desain Konsep yang telah dirancang sebelumnya diterapkan dalam bentuk sketsa dengan mengaplikasikan teori desain ke dalam perancangan. 5. Implementasi Pada tahap akhir ini hasil rancangan yang dibuat sebelumnya didesain dalam media buku ilustrasi untuk masuk proses pencetakan. 7

8 1.8. Skematika Perancangan 8

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemandirian penting bagi anak guna membentuk kepribadiannya di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemandirian penting bagi anak guna membentuk kepribadiannya di masa depan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemandirian penting bagi anak guna membentuk kepribadiannya di masa depan. Usia 4 6 tahun adalah masa di mana anak berada di periode peka atau sensitif. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, merupakan negara kepulauan terbesar menyimpan kekayaan karang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, merupakan negara kepulauan terbesar menyimpan kekayaan karang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia, merupakan negara kepulauan terbesar menyimpan kekayaan karang yang beragam. Namun, di Indonesia, kondisi karang yang masih sangat baik hanyalah 5%, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tempat tinggal. Dalam 2-3 tahun terakhir ini, isu mengenai

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tempat tinggal. Dalam 2-3 tahun terakhir ini, isu mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesejahteraan hewan merupakan aspek penting yang mengacu pada kualitas hidup positif hewan tersebut. Hal ini terkait dengan kondisi fisik, psikologis maupun lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa sehingga orang tua perlu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa sehingga orang tua perlu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa sehingga orang tua perlu untuk memperhatikan tumbuh kembang anak baik dalam perkembangan moral, fisik, kognitif, bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Memelihara hewan peliharaan merupakan kegiatan yang semakin digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Memelihara hewan peliharaan merupakan kegiatan yang semakin digemari oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memelihara hewan peliharaan merupakan kegiatan yang semakin digemari oleh banyak orang. Hewan yang paling sering dijumpai dan dimiliki oleh seseorang salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (n.d.) yang diakses pada tanggal 17 September

BAB I PENDAHULUAN. Menurut  (n.d.) yang diakses pada tanggal 17 September BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut www.nafasnutrition.com (n.d.) yang diakses pada tanggal 17 September 2014, aktivitas fisik merupakan suatu gerakan tubuh oleh otot-otot rangka yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan yang baik selalu ditanamkan sejak dini oleh setiap orang tua karena pada usia dini, anak lebih mudah menerima dan menyerap segala informasi dan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak selalu sehat. Menurut Asteria Aritonang seperti dikutip melalui

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak selalu sehat. Menurut Asteria Aritonang seperti dikutip melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak-anak usia sekolah memiliki berbagai aktivitas di dalam maupun luar rumah yang tidak selalu sehat. Menurut Asteria Aritonang seperti dikutip melalui Kompas.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerus dari masa depan mereka. Dalam kesehariannya, dunia anak memang

BAB I PENDAHULUAN. penerus dari masa depan mereka. Dalam kesehariannya, dunia anak memang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan harta yang paling berharga bagi orang tua mereka dan menjadi penerus dari masa depan mereka. Dalam kesehariannya, dunia anak memang dipenuhi dengan keceriaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup tidak dapat terlepas dari aktivitas berbagai makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup tidak dapat terlepas dari aktivitas berbagai makhluk hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup tidak dapat terlepas dari aktivitas berbagai makhluk hidup temasuk manusia. Padatnya suatu aktivitas yang ada pada suatu lingkungan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada umumnya banyak manusia yang takut pada ular, karena memiliki racun atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada umumnya banyak manusia yang takut pada ular, karena memiliki racun atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya banyak manusia yang takut pada ular, karena memiliki racun atau bisa yang berbahaya bagi manusia sehingga banyak manusia yang membunuh ular karena takut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut dr. Andre Yanuar, MD, M.Med, FICS, yang diwawancarai melalui via e-

BAB I PENDAHULUAN. Menurut dr. Andre Yanuar, MD, M.Med, FICS, yang diwawancarai melalui via e- BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut dr. Andre Yanuar, MD, M.Med, FICS, yang diwawancarai melalui via e- mail yang direspon pada 27 September 2015 pukul 11:14, anak-anak usia 5-14 tahun dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang dituntut untuk mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang dituntut untuk mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap orang dituntut untuk mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, dewasa ini banyak sekali anak yang tidak dilatih mandiri sejak dini. Anak juga kerap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat yang sangat penting dalam pembentukan sejarah negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. tempat yang sangat penting dalam pembentukan sejarah negara Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta merupakan ibukota negara Indonesia yang memukau dengan keragaman warna budaya, bahasa, agama dan kaya akan sejarah, salah satunya adalah monumen. Monumen di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. teknik belajar pribadinya. Orangtua dapat memanfaatkan multimedia interaktif

BAB 1 PENDAHULUAN. teknik belajar pribadinya. Orangtua dapat memanfaatkan multimedia interaktif BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi multimedia telah menjanjikan potensi besar dalam mengubah cara seseorang untuk belajar dan untuk memperoleh informasi. Multimedia juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejarah merupakan salah satu pembentuk identitas suatu negara. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejarah merupakan salah satu pembentuk identitas suatu negara. Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah merupakan salah satu pembentuk identitas suatu negara. Indonesia sebagai suatu negara dengan daerah yang cukup luas memiliki perjalanan sejarah yang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui penampilan fisik, bila keduanya bersatu maka seorang wanita dapat

BAB I PENDAHULUAN. melalui penampilan fisik, bila keduanya bersatu maka seorang wanita dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjadi cantik adalah impian semua wanita. Cantik secara internal maupun cantik melalui penampilan fisik, bila keduanya bersatu maka seorang wanita dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada usia dini tumbuh dengan cepat, sehingga mereka sering melewatkan

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada usia dini tumbuh dengan cepat, sehingga mereka sering melewatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak pada usia dini tumbuh dengan cepat, sehingga mereka sering melewatkan kebiasaan baik, seperti menjaga tatakrama dan kesopanan. Hal ini berkaitan dengan kurangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah di Indonesia mempunyai kebudayaan dan adat istiadatnya sendiri. Dari

BAB I PENDAHULUAN. daerah di Indonesia mempunyai kebudayaan dan adat istiadatnya sendiri. Dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebudayaan merupakan warisan dari generasi, Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang memiliki banyak sekali ragam budaya. Hampir setiap daerah di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter, watak, dan moralitas anak. Seperti yang dikemukakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter, watak, dan moralitas anak. Seperti yang dikemukakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan agama Katolik merupakan salah satu kebutuhan mendasar anak-anak keluarga Katolik yang harus dipenuhi sejak dini karena berperan penting dalam pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sejak tahun 1978, pemerintah terus berusaha untuk memajukan dan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sejak tahun 1978, pemerintah terus berusaha untuk memajukan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyak cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk lebih meningkatkan pendapatan negara ini, tidak hanya dalam bidang perdagangan, bidang lain yang juga kerap di jadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian menghambat perkembangan perilaku. Autisme bisa dideteksi

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian menghambat perkembangan perilaku. Autisme bisa dideteksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kasus gangguan perkembangan pada anak-anak seperti autisme bukanlah hal yang baru. Diana, M.Psi, seorang psikolog, menjelaskan bahwa anak-anak yang menderita autisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan anak usia empat sampai enam tahun, anak harusnya mulai

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan anak usia empat sampai enam tahun, anak harusnya mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan anak usia empat sampai enam tahun, anak harusnya mulai belajar untuk melakukan kontak sosial dengan orang lain, sehingga pada usia selanjutnya, anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sosiolog dari Universitas Indonesia Ida Ruwaida Noor yang dikutip dalam situs

BAB I PENDAHULUAN. Sosiolog dari Universitas Indonesia Ida Ruwaida Noor yang dikutip dalam situs BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sosiolog dari Universitas Indonesia Ida Ruwaida Noor yang dikutip dalam situs online republika (2014, diakses pada 2 April 2015), mengamati anak-anak zaman sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, dan kenyamanan. Taman kota juga dapat difungsikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, dan kenyamanan. Taman kota juga dapat difungsikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Taman kota sebagai ruang terbuka hijau sangatlah berperan penting untuk masyarakat khususnya masyarakat perkotaan. Frick & Mulyani (2006) mengatakan taman dapat berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2015) yang diakses pada 3 maret 2015, anak sudah dapat melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. (2015) yang diakses pada 3 maret 2015, anak sudah dapat melakukan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa pertumbuhan, anak berkembang dengan pesat. Menurut situs nhs.uk (2015) yang diakses pada 3 maret 2015, anak sudah dapat melakukan berbagai gerakan sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai. memahami bahasa atau istilah yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai. memahami bahasa atau istilah yang digunakan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis fashion merupakan salah satu industri kreatif yang tengah berkembang saat ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai mewarnai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan. Hal ini berhubungan dengan perkembangan teknologi yang menuntut seni untuk tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah pengguna internet pada tahun 1998 sebesar 512.000 pengguna meningkat tajam menjadi 16.000.000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi bangsa dimasa depan yang sering kali terabaikan,

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi bangsa dimasa depan yang sering kali terabaikan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak merupakan potensi bangsa dimasa depan yang sering kali terabaikan, tersakiti, dan mengalami banyak hal buruk lainnya. Anak-anak selalu menjadi korban atas tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan gaya hidup. Pusat Promosi Departemen Kesehatan sangat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan gaya hidup. Pusat Promosi Departemen Kesehatan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan globalisasi yang semakin berkembang, maka mulai munculnya masalah penyakit akibat perubahan gaya hidup. Hal tersebut berdampak langsung terhadap kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fabel adalah cerita singkat yang tokohnya berupa binatang dan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Fabel adalah cerita singkat yang tokohnya berupa binatang dan bertujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fabel adalah cerita singkat yang tokohnya berupa binatang dan bertujuan mengajarkan nilai moral (Wilhelm, 2001, hlm. 144). Fabel merupakan cerita yang tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang di kemukakan oleh Dra. Sally S. Adiwardhana, Pada hakekatnya, para orangtua mempunyai harapan agar anak-anak mereka tumbuh dan berkembang menjadi anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemunculan usaha rumah produksi atau biasa disebut dengan production house

BAB I PENDAHULUAN. Kemunculan usaha rumah produksi atau biasa disebut dengan production house BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemunculan usaha rumah produksi atau biasa disebut dengan production house perlahan banyak yang berdiri seiring dengan kemunculan stasiun-stasiun televisi swasta sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsawan serta orang kaya di Eropa pada masa itu (Haviland, 1988:228).

BAB I PENDAHULUAN. bangsawan serta orang kaya di Eropa pada masa itu (Haviland, 1988:228). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Istilah folklor pertama kali dikenal pada abad ke-19 di dalam kebudayaan masyarakat Eropa. Istilah ini digunakan untuk menggolongkan dongeng, legenda, mitos dan kebiasaan-kebiasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadi pelajaran wajib untuk Taman Kanak-Kanak (TK). Terkadang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadi pelajaran wajib untuk Taman Kanak-Kanak (TK). Terkadang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era global yang semakin maju ini, pendidikan sejak usia dini menjadi faktor yang bersifat sangat kompetitif. Apabila sebelumnya kurikulum seperti pelajaran membaca

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Cirebon dan banyak diminati wisatawan-wisatawan lokal maupun mancanegara

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Cirebon dan banyak diminati wisatawan-wisatawan lokal maupun mancanegara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dikutip dari berita travel.kompas.com (diakses pada tanggal 2 September 2014), Keraton Kasepuhan Cirebon menjadi salah satu tempat wisata budaya terkenal di Kota Cirebon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Kreatif dalam situs tempo.co (2014: 29 April 2014) bahwa pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Kreatif dalam situs tempo.co (2014: 29 April 2014) bahwa pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu industri yang terus mengalami pertumbuhan di Indonesia dan berada di peringkat 70 dalam daya saing pariwisata global. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aksara Jawa merupakan salah satu budaya peninggalan dari zaman nenek

BAB I PENDAHULUAN. Aksara Jawa merupakan salah satu budaya peninggalan dari zaman nenek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aksara Jawa merupakan salah satu budaya peninggalan dari zaman nenek moyang. Namun, pada saat ini aksara Jawa sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat Jawa itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam 72 Persen Keluarga Indonesia Pengguna Sepeda

BAB I PENDAHULUAN.  dalam 72 Persen Keluarga Indonesia Pengguna Sepeda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sarana transportasi massal di Indonesia yang minim menjadi penyebab mengapa masyarakat lebih memilih kendaraan pribadi sebagai pilihan utama, baik itu sepeda motor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang. Hingga tidak disadari kemudahan yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang. Hingga tidak disadari kemudahan yang diberikan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan di kota-kota besar terutama di daerah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) tidak terlepas dari adanya peran serta teknologi yang maju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada usia dini anak mengalami masa keemasan yang merupakan masa dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada usia dini anak mengalami masa keemasan yang merupakan masa dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada usia dini anak mengalami masa keemasan yang merupakan masa dimana anak mulai peka atau sensitif untuk menerima berbagai ransangan. Masa peka adalah masa terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sayur.menurut situs fundacionshe.org(diakses pada tanggal 2 oktober 2014 pukul

BAB I PENDAHULUAN. sayur.menurut situs fundacionshe.org(diakses pada tanggal 2 oktober 2014 pukul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Para orang tua memiliki masalah dengan anaknya yang susah makan sayur, sering kali membutuhkan tenaga ekstra untuk membujuk agar anaknya mau makan sayur.menurut situs

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Khususnya di Provinsi Jawa Barat, terdapat banyak objek wisata yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Khususnya di Provinsi Jawa Barat, terdapat banyak objek wisata yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Khususnya di Provinsi Jawa Barat, terdapat banyak objek wisata yang dapat dikunjungi. Salah satu objek wisata yang memiliki daya tarik dengan panorama alam yang indah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana anak-anak akan memasuki usia pra-remaja. Pada usia pra-remaja ini anakanak

BAB I PENDAHULUAN. dimana anak-anak akan memasuki usia pra-remaja. Pada usia pra-remaja ini anakanak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Periode usia 10 hingga 15 tahun atau kelas 5 sampai kelas 9 merupakan periode dimana anak-anak akan memasuki usia pra-remaja. Pada usia pra-remaja ini anakanak akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang mengajarkan hakikat karakter dalam ketiga aspek yaitu cipta,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang mengajarkan hakikat karakter dalam ketiga aspek yaitu cipta, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekolah tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan saja, namun juga mengajarkan pendidikan karakter untuk membentuk kepribadian generasi penerus bangsa agar tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi nya yang kita kenal sebagai profil perusahaan (company profile /

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi nya yang kita kenal sebagai profil perusahaan (company profile / BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berkembang pesat nya usaha atau bisnis baru di era globalisasi ini kompetisi usaha semakin marak dan kompetitif. Diiringi dengan perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Situ merupakan sumber mata air alami yang berada di daratan yang memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Situ merupakan sumber mata air alami yang berada di daratan yang memiliki fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situ merupakan sumber mata air alami yang berada di daratan yang memiliki fungsi yang salah satunya berperan penting menjadi sumber pengairan atau irigasi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Balon Bunga merupakan penyedia jasa dekorasi, bunga hantaran dan special effect

BAB I PENDAHULUAN. Balon Bunga merupakan penyedia jasa dekorasi, bunga hantaran dan special effect BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balon Bunga merupakan penyedia jasa dekorasi, bunga hantaran dan special effect guna kemeriahan pesta. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1992 berpusat di Jakarta dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya tipografi Swiss yang dikenal dengan International Typographic Style

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya tipografi Swiss yang dikenal dengan International Typographic Style BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaya desain Eropa dan Amerika telah lama menjadi kiblat para desainer grafis terutama type foundry di dunia, termasuk di Indonesia. Hal ini dimulai pada masa revolusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat dimana berbagai informasi yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat dimana berbagai informasi yang berkaitan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Museum merupakan tempat dimana berbagai informasi yang berkaitan dengan sejarah dan budaya dikumpulkan dan disimpan. Pengertian tersebut sesuai dengan arti dari bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertambah. Terlebih lagi saat bulan Ramadhan tiba, angka gelandangan dan

BAB I PENDAHULUAN. bertambah. Terlebih lagi saat bulan Ramadhan tiba, angka gelandangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan gelandangan dan pengemis di DKI Jakarta yang semakin meningkat membuat lingkungan di sekitar terlihat kumuh. Berdasarkan klasifikasi di PSBI Bangun Daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan penulis terhadap lima puluh partisipan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan penulis terhadap lima puluh partisipan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan hasil survey yang dilakukan penulis terhadap lima puluh partisipan perempuan, 96% partisipan sadar bahwa olahraga teratur penting dan baik untuk kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah baby blues (Ida Ahdiah, 2014, hlm. 97). dosen kampus Atmajaya dengan Wieka Dyah Partasari, Psi., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah baby blues (Ida Ahdiah, 2014, hlm. 97). dosen kampus Atmajaya dengan Wieka Dyah Partasari, Psi., M.Si. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sosok seorang ayah adalah sosok yang berperan penting dalam keluarga, terutama dalam 12 bulan pertama pasca kelahiran anak pertama. Menurut Skinner (2003), dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan mencari informasi, pengetahuan, pemahaman, dan wawasan tentang suatu hal yang tidak diketahui oleh manusia. Pada dasarnya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya seni. Hal inilah yang mendasari adanya sebuah pameran seni. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. karya seni. Hal inilah yang mendasari adanya sebuah pameran seni. Dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah karya seni tidak hanya dapat dinikmati melalui indra penglihatan saja. Namun indra lainnya juga dapat berperan dalam melakukan apresiasi terhadap karya seni.

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI & KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI & KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI & KONSEP VISUAL 3.1 Tujuan Komunikasi Dalam perancangan media berupa kartu edukasi atau flashcard origami seri hewan ini, penulis mencoba menjabarkan tujuan dari perancangan kartu edukasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia dini (diakses pada 21 November 2013, jam 21.30).

BAB I PENDAHULUAN. usia dini (diakses pada 21 November 2013, jam 21.30). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mata adalah organ tubuh manusia yang bekerja paling aktif serta memiliki 2.000.000 sel yang mampu menerima dan mengolah 36.000 informasi dalam setiap jam. Keaktifan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pusat bengkel yang ada di daerah Jakarta Selatan adalah Pusat Onderdil

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pusat bengkel yang ada di daerah Jakarta Selatan adalah Pusat Onderdil BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu pusat bengkel yang ada di daerah Jakarta Selatan adalah Pusat Onderdil Pasar Cipete (POPC). Pusat onderdil merupakan tempat yang didalamnya terdapat berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap produk memiliki suatu image yang unik untuk dijual ke pasar, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap produk memiliki suatu image yang unik untuk dijual ke pasar, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap produk memiliki suatu image yang unik untuk dijual ke pasar, sehingga konsumen dapat tertarik dengan produk tersebut dan membelinya. Adapun image yang unik tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki

BAB I PENDAHULUAN. Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Tua menjadi simbol permata Jakarta selain Monas dan Kepulauan Seribu, dan Kota Tua juga salah satu pusat sejarah Indonesia, sebab di wilayah tersebut terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. CV Teroka Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi

BAB I PENDAHULUAN. CV Teroka Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang CV Teroka Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi bahan makanan, seperti sayur mayur, daging, ikan, buah, rempah-rempah, dan lain-lain. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyerang anak-anak. Penyakit Kawasaki adalah penyakit demam akut pada anak

BAB I PENDAHULUAN. menyerang anak-anak. Penyakit Kawasaki adalah penyakit demam akut pada anak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, kata Kawasaki dikenal sebagai salah satu merk kendaraan bermotor roda dua. Namun dalam dunia kesehatan, yang diakses dari situs website omni-hospitals.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang masih berada dalam kandungan. Pada UU RI no.23 Tahun 2002 Bab III

BAB I PENDAHULUAN. yang masih berada dalam kandungan. Pada UU RI no.23 Tahun 2002 Bab III BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa bagi sebuah keluarga. Anak juga merupakan generasi masa depan bagi suatu bangsa, karena kelak anak akan menjadi dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teman manusia tertua seperti yang dikutip dalam buku Encyclopedia of Pet

BAB I PENDAHULUAN. teman manusia tertua seperti yang dikutip dalam buku Encyclopedia of Pet BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia pada zaman dulu sampai sekarang hidup berdampingan dengan hewan peliharaan. Manusia memelihara kucing lebih dari 5.000 tahun. Hal ini terbukti dengan arkeolog

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditanamkan kepada masyarakat, khususnya remaja. Salah satu dari budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. ditanamkan kepada masyarakat, khususnya remaja. Salah satu dari budaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai macam budaya yang menarik untuk pelajari. Budaya-budaya tersebut menyimpan norma dan nilai kehidupan yang dapat ditanamkan kepada masyarakat,

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Alkitab merupakan pesan dari Allah untuk manusia.alkitab merupakan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Alkitab merupakan pesan dari Allah untuk manusia.alkitab merupakan kumpulan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alkitab merupakan pesan dari Allah untuk manusia.alkitab merupakan kumpulan cerita sejarah nenek moyang umat Kristiani dalam mengarungi kehidupan yang memiliki banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Malabar (diluar negeri dikenal dengan Java Preanger) ini berjeniskan arabika dan

BAB I PENDAHULUAN. Malabar (diluar negeri dikenal dengan Java Preanger) ini berjeniskan arabika dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi termasuk minuman yang digemari oleh pria dan wanita. Minuman yang konon bisa menambah energi ini sangat umum di masyarakat Indonesia. Selain itu, kopi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi target. (Farase, Kimbrell dan Woloszyk, 2006, hlm.19)

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi target. (Farase, Kimbrell dan Woloszyk, 2006, hlm.19) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan dan strategi dibutuhkan dalam menjalankan usaha, salah satunya ialah dengan promosi. Promosi sama halnya dengan berkomunikasi dengan konsumen agar mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang atletis dan ideal adalah dengan fitness. (www.l-men.com)

BAB I PENDAHULUAN. yang atletis dan ideal adalah dengan fitness. (www.l-men.com) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bentuk tubuh yang atletis dan ideal merupakan idaman bagi semua kaum pria maupun wanita yang telah menginjak masa remaja dan dewasa. Memiliki tubuh yang atletis dan

Lebih terperinci

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Strategi adalah siasat yang direncanakan dengan sebaik mungkin sehingga dalam sebuah pembuatan sesuatu akan berjalan dengan baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia tradisional Indonesia semakin ditinggalkan, remaja muda-mudi Indonesia banyak yang lebih mengikuti era teknologi dan dengan demikian keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional bangsa Indonesia. Pencak silat bukan hanya sekedar sebagai ilmu bela diri semata, namun pencak silat memiliki banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia banyak orang-orang yang cerdas secara akademik namun rendah empatinya. Rendahnya empati membuat individu melakukan tindakan-tindakan yang egois,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA. Analisis diperlukan guna mengetahui perilaku target terhadap masalah dalam. 5W+1H Pertanyaan Jawaban. Apa yang menjadi masalah

BAB III ANALISIS DATA. Analisis diperlukan guna mengetahui perilaku target terhadap masalah dalam. 5W+1H Pertanyaan Jawaban. Apa yang menjadi masalah BAB III ANALISIS DATA 3.1 Analisis Masalah Menggunakan 5W+1H Analisis diperlukan guna mengetahui perilaku target terhadap masalah dalam penelitian ini, berdasarkan data yang sudah dihimpun berikut adalah

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Strategi Perancangan 3.1.1 Pendekatan Komunikasi Komunikasi banyak dilakukan melalui media gambar. Karena anak-anak lebih tertarik terhadap gambar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 15 juta unit kendaraan bermotor di Jakarta (www.republika.co.id,

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 15 juta unit kendaraan bermotor di Jakarta (www.republika.co.id, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta merupakan pusat perekonomian yang wilayahnya sering dijumpai kemacetan. Tiap tahunnya kemacetan di wilayah Jakarta terus bertambah. Situs Republika memberitakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anak pada usia 2-5 tahun masuk ke dalam periode peletakan struktur prilaku

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anak pada usia 2-5 tahun masuk ke dalam periode peletakan struktur prilaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak pada usia 2-5 tahun masuk ke dalam periode peletakan struktur prilaku kompleks. Pola sikap dan prilaku yang dibentuk pada periode ini cenderung bertahan, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan makanan yang beraneka ragam. Terdapat juga nilai negatif apabila

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan makanan yang beraneka ragam. Terdapat juga nilai negatif apabila BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Indarto dan Kurniasari (2013) dalam bukunya Cerdas dan Pintar Memilih Jajanan Sehat dikatakan bahwa saat ini jajanan sudah banyak beredar secara komersial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang penuh khayalan (fiksi) yang dianggap oleh masyarakat suatu hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat, media promosi sangat diperlukan dalam memasarkan. produk dan membuat produk dikenal oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat, media promosi sangat diperlukan dalam memasarkan. produk dan membuat produk dikenal oleh masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Begitu banyak produk minuman dalam kemasan yang dijual ke pasaran saat ini. Hampir semuanya menyediakan varian produk yang hampir sama. Di tengah persaingan yang ketat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membiasakan anak untuk membaca memiliki banyak manfaat, seperti membantu

BAB I PENDAHULUAN. Membiasakan anak untuk membaca memiliki banyak manfaat, seperti membantu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Membiasakan anak untuk membaca memiliki banyak manfaat, seperti membantu perkembangan kemampuan membaca, menulis, memperluas kosakata, memperbanyak pengetahuan umum,

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah dikenal sebagai salah satu cabang ilmu yang mempelajari peristiwa pada masa lampau untuk kemudian diaplikasikan pada masa kini bahkan diproyeksikan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konvensional ke media digital online. Teknologi memiliki internet sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. konvensional ke media digital online. Teknologi memiliki internet sebagai media BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Arus globalisasi membawa perkembangan yang sangat pesat di bidang iptek, dimana berdampak terjadinya peralihan komunikasi informasi dari media cetak konvensional ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut Dr. Yahmin Setiawan (diakses dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut Dr. Yahmin Setiawan (diakses dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Dr. Yahmin Setiawan (diakses dari http://kesehatan.kompasiana.com, 2Oktober 2014, 14.22), MARS yang dikutip dari WHO, definisi kesehatan adalah kondisi dimanafisik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah negara dapat dikatakan negara yang maju, mandiri dan sejahtera jika memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas. SDM sangatlah penting untuk negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk cukup beragam suku bangsanya. Suku Minahasa yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. penduduk cukup beragam suku bangsanya. Suku Minahasa yang paling banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Manado merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Utara, yang memiliki penduduk cukup beragam suku bangsanya. Suku Minahasa yang paling banyak memenuhi kota Manado.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indonesia.org (n.d.: 8 Februari 2014), kanker adalah suatu penyakit yang muncul

BAB I PENDAHULUAN. indonesia.org (n.d.: 8 Februari 2014), kanker adalah suatu penyakit yang muncul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker saat ini masih menjadi suatu hal yang menakutkan bagi masyarakat Indonesia (kompas.com, 2010, 5 Maret 2014). Menurut situs yayasankanker indonesia.org (n.d.:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peringatan bahaya kepada kita. Silent killer, itulah sebutan untuk hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. peringatan bahaya kepada kita. Silent killer, itulah sebutan untuk hipertensi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah hal yang sangat berharga dalam hidup bagi semua orang. Semua orang tentunya ingin hidup yang sehat, namun agar dapat hidup dengan sehat, selalu ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi di bidang perikanan yang sangat berlimpah. Produksi ikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. potensi di bidang perikanan yang sangat berlimpah. Produksi ikan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan di tengah tengah lautan, di mana memiliki potensi di bidang perikanan yang sangat berlimpah. Produksi ikan di Indonesia pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan semakin canggihnya teknologi, membuat pola hidup baru pada kehidupan manusia. Mudahnya dalam mendapatkan sesuatu karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsumsi susu di Indonesia terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2012, konsumsi susu di Indonesia masih didominasi oleh susu bubuk, namun bila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sudah ditanamkan dalam benak anak sejak kecil oleh orang tuanya.

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sudah ditanamkan dalam benak anak sejak kecil oleh orang tuanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jika besar nanti, aku ingin menjadi dokter. Atau Cita-citaku adalah astronot. Hal tersebut sudah ditanamkan dalam benak anak sejak kecil oleh orang tuanya. Namun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi yang dapat digunakan pelajar untuk menuju ke sekolah. Transportasi

BAB I PENDAHULUAN. transportasi yang dapat digunakan pelajar untuk menuju ke sekolah. Transportasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi merupakan hal yang penting untuk menunjang mobilitas seseorang. Salah satunya untuk menunjang para pelajar untuk menuju sekolah. Banyak moda transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diecast adalah salah satu bentuk teknik cor pada mainan berkategorikan

BAB I PENDAHULUAN. Diecast adalah salah satu bentuk teknik cor pada mainan berkategorikan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Diecast adalah salah satu bentuk teknik cor pada mainan berkategorikan kendaraan yang dibuat sesuai dengan aslinya, tetapi arti diecast bergeser menjadi sebuah mainan berkategorikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rosyadi (2006) menjelaskan bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Rosyadi (2006) menjelaskan bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan HALAMAN JUDUL BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rosyadi (2006) menjelaskan bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan pengaruh di kalangan penduduk di Indonesia umumnya (hlm. 213). Tradisi sebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berminat untuk mengunjungi pasar sebagai tempat wisata.apalagi beberapa pasar

BAB I PENDAHULUAN. berminat untuk mengunjungi pasar sebagai tempat wisata.apalagi beberapa pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar-pasar tradisional di Jakartamempunyai potensi untuk dikunjungi sebagai tempat wisata (Gagas Ulung, 2010, hlm.12).pernyataan serupa juga dikatakan oleh Bapak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makanan cepat saji termasuk ke dalam junk food atau makanan sampah. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. Makanan cepat saji termasuk ke dalam junk food atau makanan sampah. Makanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan cepat saji termasuk ke dalam junk food atau makanan sampah. Makanan cepat saji adalah makanan yang mengandung lemak tinggi seperti hamburger, ayam goreng,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki salah satu warisan budaya sastra yaitu cerita rakyat. Cerita rakyat merupakan cerita yang diciptakan, kemudian berkembang di masyarakat tanpa diketahui

Lebih terperinci