NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1 Program Studi Ilmu Komunikasi RANI SETYAWATI L

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1 Program Studi Ilmu Komunikasi RANI SETYAWATI L"

Transkripsi

1 Perempuan dalam Media (Analisis Isi Kuantitatif Hedonisme & Seksualitas dalam Kasus Korupsi Impor Daging Sapi Oleh Luthfi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathanah, DetikCom, Mei 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1 Program Studi Ilmu Komunikasi RANI SETYAWATI L PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

2

3 Perempuan dalam Media (Analisis Isi Kuantitatif Hedonisme & Seksualitas dalam Kasus Korupsi Impor Daging Sapi Oleh Luthfi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathanah, DetikCom, Mei 2013) Rani Setyawati ABSTRAK Perempuan dalam media memiliki tempat yang penting, karena segala hal yang berkaitan dengan perempuan pasti menarik dan dapat dijadikan sumber berita. Namun tidak semuanya bisa dijadikan berita, karena media akan memilih peristiwa apa saja yang sesuai dengan nilai berita. Hal ini merupakan penerapan agenda setting oleh media, yaitu bahwa media mempunyai kemampuan untuk menyeleksi dan mengarahkan perhatian masyarakat pada gagasan atau peristiwa tertentu. Dalam penelitian ini, yang menjadi kajian utama adalah hedonisme dan seksualitas perempuan dalam pemberitaan kasus korupsi impor daging sapi yang dilakukan oleh Luthfi Hasan Ishaaq dan Aahmad Fathanah di situs DetikCom bulan Mei Hedonisme adalah pandangan bahwa kehidupan ini hanya mementingkan kesenangan belaka. Nilai hedonisme menjelaskan nilai instrumental uang, bagaimana hal-hal yang bisa kita beli dengan uang yang menandakan status dan membawa kita pada kesenangan. Sedangkan seksualitas merupakan segala sesuatu yang menyangkut tindakan seks, dorongan seks, perilaku seks, nafsu/birahi/gairah, sensualitas/erotisme, romantisme yang berkaitan dengan variabel biologis, psikologis, sosiologis dan spiritual, termasuk persepsi diri, harga diri, sejarah pribadi, kepribadian, konsep cinta dan keintiman dan citra tubuh. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode analisis isi untuk dapat mempelajari gambaran isi, karakteristik pesan dan perkembangan dari suatu isi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kecenderungan nilai hedonisme dan seksualitas perempuan dalam artikel berita kasus korupsi impor daging sapi oleh Luthfi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathanah di situs DetikCom pada bulan Mei Hasilnya menunjukkan bahwa kecenderungan nilai hedonisme paling banyak ditunjukan oleh kategori kendaraan: 87 kalimat (40,46%), perhiasan: 55 kalimat (25, 56%), nilai uang: 41 kalimat (19,07%) dan tempat tinggal: 32 kalimat (14,88%). Sedangkan kecenderungan nilai seksualitas paling banyak ditunjukkan oleh kategori seksualitas/erotisme: 50 kalimat (51,5%), citra tubuh: 29 kalimat (29,9%), perilaku/tindakan seks: 15 kalimat (15,5%) dan konsep cinta dan keintiman: 3 kalimat (3,1%). Kata kunci : Perempuan, Hedonisme, Seksualitas. xv

4 A. PENDAHULUAN Perempuan memiliki daya tarik tersendiri tidak hanya bagi kaum adam melainkan juga bagi media. Karena bagi media, perempuan bisa dijadikan objek komoditi yang apabila diberitakan akan mendatangkan keuntungan. Hal ini selaras dengan yang dikatakan Sumadiria (2005) bahwa dalam media massa pemberitaan mengenai perempuan biasanya berkutat pada masalah pelecehan, seks, diskriminasi, kekerasan, fashion atau gaya hidup, uang, sampai pada bidang politik. Sepanjang kehidupan manusia, segala hal yang berkaitan dengan perempuan, selalu saja menarik dan menjadi sumber berita (Sumadiria, 2005:91). Masalah atau peristiwa yang melibatkan perempuan, tidak semuanya dapat dijadikan berita dalam suatu media massa. Setiap media akan memilah-milah peristiwa apakah yang pantas atau patut untuk diangkat menjadi sebuah berita, dengan memerhatikan kriteria umum nilainilai berita. Salah satu sisi perempuan yang sering menjadi pemberitaan adalah seks atau seksualitas perempuan. Baik keerotisan perempuan, seksinya tubuh perempuan, seks bebas yang walaupun dilakukan dengan pria, tetapi tetap saja mengangkat perempuan sebagai bintang utama-, pelecehan seksual, sampai tindak kekerasan seksual terhadap perempuan. Berbagai macam hal tersebut sering memunculkan perempuan sebagai karakter yang tertindas, lemah, merupakan korban, penggoda, dan gampangan. Selain itu yang juga sering menjadi topik utama dalam media, yaitu hedonisme. Dalam berbagai macam media baik elektronik maupun cetak, gaya hidup hedone yang selalu mengutamakan kenikmatan dan kesenangan ini juga sering diangkat 1

5 dalam media massa. Misalnya mengenai fashion, kecantikan, dan prestise seorang perempuan dilihat dari koleksi barang-barang mewahnya. Belakangan ini sering kita jumpai atau kita dengar pemberitaan mengenai korupsi yang dilakukan oleh anggota dewan, politisi, maupun pejabat yang pada akhirnya menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi pemerintah dan masyarakat. Sebagian besar dari kasus-kasus korupsi ini selalu menyeret satu atau lebih sosok perempuan didalam perkembangan kasusnya. Baik sebagai pelaku korupsi, sebagai pihak yang menyuap, maupun sebagai perantara atau alat pencucian uang. Salah satunya adalah kasus korupsi suap kuota impor danging sapi yang dilakukan oleh Luthfi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathanah. Kasus ini dalam perkembangan penyelidikan kasusnya tersebut dalam berbagai bentuk. Nama-nama perempuan tersebut antara lain adalah Maharani Suciono, Vitalia Shesya, Ayu Azhari, Tri Kurnia Puspita, Sefti Sanustika, dan Darin Mumtazah. Bahkan disinyalir ada perempuan-perempuan lain yang disinyalir terlibat kasus ini. Peranan pers atau media sangat besar dalam membentuk opini publik melalui hasil karya jurnalistiknya. Tak jarang pula kita dapati pers dijadikan alat kepentingan untuk mewujudkan tujuan-tujuan tertentu oleh pemilik media. Sehingga media dapat secara tidak langsung mengatur apa yang akan ditampilkan dalam media mereka. Hal ini sejalan dengan pernyataan Tebba yaitu bahwa berita yang dilaporkan oleh media ada yang bersifat ideologis, politis, dan bisnis (Badara, 2012:11). Dalam kasus korupsi yang menyeret beberapa nama perempuan melibatkan perempuan-perempuan, yang disinyalir menerima uang suap tidak sedikit media yang kemudian 2

6 memiliki minat khusus terhadap informasi perempuan-perempuan itu. Disinilah media menjalankan perannya dalam menentukan sudut pandang yang dipakai dan bagaimana sosok perempuan diberitakan dalam karya jurnalistik mereka atau dengan kata lain media melakukan konstruksi realitas dengan kesediaan media dalam memberikan tempat (agenda setting) kepada cerita atau berita mengenai hal tersebut. Pada penelitian ini, penulis memilih sebuah situs berita online yang sangat populer di Indonesia yaitu DetikCom. Hal ini dikarenakan DetikCom lebih mudah diakses oleh penulis dan masyarakat melalui internet. DetikCom menjadi salah satu situs berita aktual yang paling banyak dikunjungi oleh masyarakat, hal ini berdasarkan data dari website.informer.com pada 18 Oktober Penelitian ini akan menganalisis seksualitas dan hedonisme perempuan dalam berita tentang keterlibatan perempuan dalam kasus korupsi guna untuk mengetahui nilai-nilai seksualitas dan hedonisme yang ditampilkan DetikCom terhadap pemberitaan keterlibatan perempuan dalam kasus suap kuota impor danging sapi oleh Luthfi Hasaan Ishaaq dan Ahmad Fathanah. Kaitan hedonisme dan seksualitas dalam penelitian ini karena seksualitas merupakan bagian dari gaya hidup hedon itu sendiri, Weijer (2012) mengatakan bahwa hedonis adalah seseorang yang tidak pernah melewatkan kesempatan untuk memanjakan diri dari kenikmatan seks, narkoba dan rock n roll. Namun peneliti menjadikan kedua hal tersebut terpisah agar dapat dengan mudah dalam menganalisisnya. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati pemberitaan mengenai 3

7 perempuan yang berkaitan dengan kasus suap impor daging sapi oleh Luthi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathanah di situs berita DetikCom pada bulan Mei Dari pemberitaan yang menyangkut perempuan dalam kasus ini, penulis akan meneliti dengan menganalisa isi berita mulai dari kata-kata, tulisan dan headline artikel di DetikCom yang memiliki nilai-nilai seksualitas dan hedonisme. berkaitan erat dengan unsur-unsur seperti; pengirim pesan, media saluran, pesan-pesan yang dikirimkan, penerima pesan dan terjadi hubungan antara pengirim dan penerima yang bisa menimbulkan efek tertentu, atau kaitannya dengan segala kegiatan komunikasi dan suatu hal dalam rangkaian penyampaian pesanpesan. Dan kadang kala, komunikasi bisa terjadi pada seseorang atau semua orang, mulai B. LANDASAN TEORI 1. DEFINISI KOMUNIKASI Terdapat penjelasan yang berbeda-beda mengenai definisi komunikasi oleh para ahli komunikasi di dunia ini. Namun kesemuanya tetap mengacu pada adanya komunikator sebagai pemberi pesan, pesan itu sendiri, dan komunikan atau penerima pesan. Menurut McQuail & Windahl komunikasi sangat dari yang melakukan aksi kepada, atau terjadi interaksi dan reaksi dari satu pihak kepada pihak lainnya (McQuail & Windahl dalam Ruslan 2008:90-91). 2. KOMUNIKASI MASSA Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa (cetak maupun elektronik) dimana pesan yang diproduksi dalam jumlah yang banyak dan disebarkan 4

8 kepada orang banyak dimanapun berada, bersifat anonim dan heterogen. Dalam komunikasi massa, pesan yang dikirimkan kepada penerima cepat dan serempak, timbal baliknya pun dapat dilakukan secara cepat, WWW (world wide web) secara tidak langsung menjadi titik paling fundamental akan kemunculan jurnalisme online (Santana, 2008:136). Dengan muncunya web dan adanya pangsa pasar potensial yang dapat menjadi konsumen mengingat perkembangan media nyatanya disadari oleh teknologi yang sangat maju sekarang ini. Hal ini menunjukkan bahwa situs berita online merupakan salah satu media komunikasi massa karena telah memenuhi kriteria dari komunikasi massa. pemilik-pemilik media untuk membuat media berbasis world wide web dengan membuat situssitus berita online. Sehingga dapat mencakup khalayak dunia maya. Sedangkan jurnalisme online merupakan jenis baru dalam dunia jurnalisme dan karakteristiknya 3. SITUS BERITA ONLINE DAN JURNALISME ONLINE berbeda dari jurnalisme tradisional (Santana, 2008:137). Dalam Meningkatnya pengguna jurnalisme online, media memiliki internet dewasa ini, menimbulkan khalayak yang tidak hanya ada didunia nyata tetapi juga ada di dunia maya. Jumlahnya pun tidak kalah besar dengan khalayak yang fitur-fitur yang menarik seperti gambar atau video dari peristiwa yang diberitakan. Beritanyapun lebih up-to-date dibandingkan dengan media tradisional dan ada didunia nyata. Penemuan 5

9 memungkinkan adanya feedback secara langsung dari pembacanya. 4. HEDONISME Hedonisme menurut Epicurus (2000) adalah dalam kehidupan, kebaikan yang tertinggi adalah tidak adanya rasa sakit dan gangguan terhadap kenikmatan. Sehingga kesenangan menjadi tujuan utama dari kehidupan. Menurut Weijers (2012) hedonis yang stereotip adalah seseorang yang tidak pernah melewatkan kesempatan untuk memanjakan diri dari kenikmatan seks, narkoba, dan rock 'n' roll, bahkan jika kesenangan atau kegemaran tersebut cenderung menyebabkan masalah hubungan, masalah kesehatan, penyesalan, kesedihan atau untuk diri sendiri atau untuk orang lain (Weijers, 2012:16-17). Kesenangan dianggap berharga lainnya, tapi baik untuk pengalaman. Uang adalah contoh yang baik dari instrumen kesenangan, nilai bagi kita berasal dari apa yang bisa kita lakukan dengan itu (apa yang kita dapat beli dengan itu). Nilai Hedonisme mengurangi segala nilai untuk kesenangan. Misalnya, nilai hedonisme akan menjelaskan nilai instrumental uang dengan menjelaskan bagaimana hal-hal yang bisa kita beli dengan uang, seperti makanan, tempat tinggal, dan barang-barang yang menandakan status, membawa kita kepada kesenangan atau membantu kita untuk menghindari rasa sakit (Weijers, 2012:17). 5. SEKSUALITAS Seksualitas merupakan segala sesuatu yang menyangkut tindakan seks, dorongan seks, perilaku seks, karena bahkan jika hal tersebut tidak menimbulkan manfaat nafsu/birahi/gairah, sensualitas/erotisme romantisme, yang 6

10 diberkaitan dengan variabel biologis (fisik), psikologis, sosiologis (relasi) dan spiritual. Hal ini juga termasuk persepsi diri, harga diri, sejarah pribadi, kepribadian, konsep cinta dan keintiman, citra tubuh, dll. 6. TEORI AGENDA SETTING Nurudin menjelaskan teori agenda setting mengasumsikan bahwa media memiliki kemampuan untuk menyeleksi dan beberapa generalisasi mengenai teori agenda setting, yaitu: a. Media yang berbeda cenderung setuju atas kepentingan relatif dan seperangkat isu. b. Agenda media tidak begitu sesuai dengan indokator dunia nyata. Sebab yang penting bukanlah signifikansi absolut dari suatu isu, melainkan kekuatan yang relatif dari kekuasaan dan masyarakat mengarahkan perhatian yang mencoba mendefinisikan masyarakat luas pada gagasan atau peristiwa tertentu. Media mengatakan pada kita mana yang penting dan mana yang tidak penting. Media pun mengatur apa yang harus kita lihat atau tidak, dan mempromosikan suatu isu. c. Posisi isu dalam agenda media secara penting dapat menentukan bahwa isu itu penting dalam agenda publik. (McQuail, 2011: ). tokoh siapa yang harus kita dukung dan mana yang tidak (Nuruddin, 2009:196). Daring dan Rogers dalam Denis McQuail menawarkan C. METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Sedangkan untuk metodenya, penulis menggunakan 7

11 metode analisis isi. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah artikel yang memberitakan mengenai perempuan-perempuan yang terkait dalam kasus suap impor daging sapi oleh Luthfi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathanah di situs berita online DetikCom pada bulan Mei Pada penelitian ini, populasinya adalah semua artikel berita mengenai perempuan (Maharani Suciono, Vitalia Shesya, Ayu Azhari, Tri Kurnia Puspita, Sefti Sanustika, dan Darin Mumtazah) yang terkait kasus tersebut. Peneliti mengambil sample sebesar 10% dari jumlah populasi yang berjumlah 608 artikel berita, sehingga diperoleh sampel sebesar 60,8 atau 61 sampel penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini adalah frekuensi kalimat yang menunjukkan adanya nilai-nilai hedonisme dan seksualitas dalam artikel berita sesuai dengan kategori yang telah dibuat oleh penulis. Untuk menganalisis data yang 8 ada dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis isi atau content analysis. Untuk menjamin adanya validitas data yang dianalisis oleh penulis, maka penulis menggunakan uji reliabilitas. Uji reliabilitas ini dilakukan oleh dua pengkoder, yaitu penulis sendiri dan pengkoder lain dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Kriyantono, 2010:237) : Keterangan: CR = 2M N1 + N2 CR: Coefficient Reliability (Koefisien Reliabilitas) M : Jumlah pernyataan yang disetujui dua orang pengkode N1: Jumlah pernyataan yang diberi oleh pengkode 1 N2: Jumlah pernyataan yang diberi oleh pengkode 2 Dari rumus tersebut, angka reliabilitas minimum yang ditoleransi adalah 0,7 atau 70 %. Artinya, jika hasil perhitungan tersebut

12 menunjukkan angka reliabilitas di atas 0,7, berarti alat ukur benar-benar reliabel (Eriyanto, 2011: 290). nilai hedonisme paling banyak ditunjukan oleh kategori kendaraan: 87 kalimat (40,46%), perhiasan: 55 kalimat (25, 56%), nilai uang: 41 D. PEMBAHASAN 1. HASIL UJI RELIABILITAS Hasil uji reliabilitas untuk nilai hedonisme adalah sebagai berikut: nilai uang = 0,98, tempat tinggal = 1, kendaraan = 1 dan perhiasan = 1. Sedangkan hasil uji reliabilitas kalimat (19,07%) dan tempat tinggal: 32 kalimat (14,88%). Adapun sajian diagram frekuensi kategori nilai hedonisme yang muncul dalam artikel berita mengenai perempuan yang terkait kasus AF dan LHI di DetikCom adalah sebagai berikut: untuk nilai seksualitas adalah sebagai berikut: konsep cinta dan keintiman = 0,86, perilkau/tindakan seks = 1, sensualitas/erotisme = 1, dan citra tubuh = 0,98. Hasil uji reliabilitas diatas adalah reliabel karena angka reliabilitasnya diatas angka minimum yang ditoleransi yaitu 0,7. 2. FREKUENSI NILAI HEDONISME DAN SEKSUALITAS Hasil dari penelitian ini 3.1 Diagram Frekuensi Nilai Hedonisme dalam Artikel Berita di Situs Online DetikCom Selama Bulan Mei 2013 Nilai Uang 19,07 % Tempat Tinggal 14,88 % Kendaraan 40,46 % Perhiasan 25,56 % (Sumber: Data Pengkoding) menunjukkan bahwa kecenderungan 9

13 Dalam penelitian ini, peneliti menemukan bahwa nilai instrumen uang dapat digunakan untuk membeli kesenangan. Jumlah uang yang dimiliki seseorang memang berbedabeda setiap orangnya. Bagi orang menengah kebawah nilai puluhan juta merupakan angka yang cukup besar. Namun bagi kalangan menengah keatas nilai uang puluhan juta belum berarti apa-apa. Adapun contoh kalimat yang menyatakan nilai uang sebagai suatu hal yang dapat membeli apa saja yang dibutuhkan demi memenuhi kebutuhan fisik maupun biologis. Berdasarkan konsep hedonisme pada landasan teori, penulis dapat menyimpulkan tempat tinggal sebagai bentuk dari hedonisme adalah tempat tinggal yang mewah. Sebuah tempat tinggal yang layak sejatinya hanya untuk memasak dan makan, kamar mandi atau toilet dan ruang santai/keluarga. Namun dengan keinginan seseorang untuk bergaya hidup hedon, maka tempat tinggal yang ideal adalah tempat tinggal yang lebih dari layak, memiliki ruangruang yang luas lengkap dengan perabotan yang mahal. Fasilitas lengkap dengan adanya AC, taman yang luas dan kolam renang. Selain uang dan tempat tinggal, nilai hedonisme dalam artikel-artikel berita yang dikumpulkan oleh penulis juga dituangkan dalam kalimatkalimat yang membahas perhiasan. Perhiasan merupakan kebutuhan tersier bagi manusia. Perhiasan dalam artikel-artikel berita disini merupakan perhiasan bermerek dan bernilai puluhan hingga ratusan juta untuk satu item-nya. Hal ini dapat ditemukan memerlukan beberapa elemen saja, dalam artikel pemberitaan yang yaitu terdapat ruang untuk tidur/istirahat, untuk menerima tamu, mengulas mengenai pemberian Ahmad Fathanah dan Luthfi Hasan Ishaaq 10

14 kepada perempuan-perempuan yang disukainya. Nilai hedonisme yang terakhir dalam penelitian ini adalah kendaraan. Kendaraan merupakan salah satu instrumen hedonisme yang paling banyak dituliskan oleh media yaitu 3.2 Diagram Frekuensi Nilai Seksualitas dalam Artikel Berita di Situs Online DetikCom Selama Bulan Mei 2013 Konsep Cinta dan Keintiman 3,1 % Perilaku/Tindaka n Seks 15,5 % Sensualitas/Erotis me 51,5 % Citra Tubuh 29,9 % terdapat 87 kalimat yang menunjukan kendaraan sebagai salah satu instrumen hedonisme. Untuk kecenderungan nilai seksualitas paling banyak ditunjukkan oleh kategori seksualitas/erotisme: 50 kalimat (51,5%), citra tubuh: 29 kalimat (29,9%), perilaku/tindakan seks: 15 kalimat (15,5%) dan konsep cinta dan keintiman: 3 kalimat (3,1%). Adapun sajian diagram frekuensi kateegori nilai seksualitas yang muncul dalam artikel berita mengenai perempuan yang terkait kasus AF dan LHI di DetikCom adalah sebagai berikut: (Sumber: Data Pengkoding) Penulis menemukan adanya konsep cinta dan keintiman dalam artikel-artikel berita mengenai perempuan yang terkait kasus tersebut. Hal ini dikarenakan seksualitas juga memiliki kaitan yang erat dengan cinta. Yang kedua adalah perilaku/tindakan seksual yang merupakan intrumen dari seksualitas. Perilaku seks sendiri merupakan cara seseorang mengekpresikan hubungan seksualnya. Hal ini bisa tunjukkan misalnya denga mencium, menyentuh, memeluk atau melakukan hubungan seks. Selanjutnya adalah mengenai sensualitas/erotisme yang merupakan 11

15 penggambaran perilaku, keadaan, atau suasana yang didasari oleh libido sehingga dapat menimbulkan nafsu birahi (Aziz, 2010:118). Instrumen seksualitas yang terakhir dalam penelitian ini adalah citra tubuh. Citra tubuh adalah gambaran mental yang kita miliki tentang tubuh kita. Gambaran mental ini meliputi dua komponen, yaitu komponen perseptual (ukuran, bentuk, berat, karakteristik, gerakan dan performasi tubuh) dan komponen sikap (apa yang kita rasakan tentang tubuh kita dan bagaimana perasaan ini mengarahkan pada tingkah laku) (Rudd dan Lennon, 2000). Dalam penelitian ini nilai-nilai seksualitas yang ditemukan memang tidak sebanyak nilai-nilai hedonisme. Namun hal ini tidak merubah kenyataan bahwa memang ada nilainilai hedonisme dan seksualitas perempuan dalam artikel pemberitaan mengenai perempuan yang terkait kasus suap impor daging sapi yang dilakukan oleh Ahmad Fathanah dan Luthfi Hasan Ishaaq. Hal ini membuktikan hipotesis penulis dalam penelitian ini yaitu terdapat teks (baik kata maupun kalimat) yang menunjukkan adanya hedonisme dan seksualitas dalam pemberitaan perempuan yang memiliki kaitan dengan kasus dugaan suap impor daging sapi oleh Ahmad Fathanah dan Luthfi Hasan Ishaaq disitus berita online DetikCom pada bulan Mei E. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa ada artikel pemberitaan mengenai perempuan yang terkait dengan kasus suap impor daging sapi oleh Ahmad Fathanah dan Luthfi Hasan Ishaaq di situs berita online DetikCom selama bulan Mei 2013 terdapat nilai-nilai hedonisme dan 12

16 seksualitas. Hal ini dibuktikan dengan adanya pengulasan nilai-nilai hedonisme dan seksualitas dalam artikel pemberitaan terkait perempuan yang terkait dengan kasus suap danging impor. Dalam penelitian ini, ditemukan perempuan ini bisa dikatakan sebagai pemanis dalam pemberitaan sebuah kasus. Namun tidak sepantasnya kita menilai sosok perempuan sama seperti apa yang diberitakan di media. Perempuan juga memiliki sisi positif dalam berbagai aspek kehidupannya. bahwa nilai-nilai hedonisme merupakan nilai yang lebih sering ditunjukan dalam atrikel-artikel berita yaitu terdapat 215 kalimat yang menunjukkan nilai hedonisme, sedangkan untuk nilai-nilai seksualitas, penulis hanya menemukan 97 kalimat saja. Adanya nilai-nilai hedonisme dan seksualitas dalam pemberitaan mengenai perempuan yang terkait dengan kasus suap impor daging sapi di situs DetikCom ini, menunjukkan bahwa pemberitaan mengenai perempuan bisa merupakan bagian dari informasi utama dalam kasus ini. namun tidak dipungkiri juga bahwa banyaknya pemberitaan mengenai 13

17 DAFTAR PUSTAKA Sumadiria, AS Haris Jurnalistik Indonesia : Menulis Berita dan Buku Badara, Aris Analisis Wacana : Feature. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Teori, Metode dan Penerapannya pada Wacana Media. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Eriyanto Analisis Isi. Jakarta: Kencana. E-book Muhammad, Kyai Husein. Siti Musda Mulia dan Kyai Marzuki Wahid. Fiqh Seksualitas. PKBI Kriyantono, Rachmat Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising. Jakarta : Jurnal Aziz, Zuhdan Jurnal Komunikator Volume.2 No.2. Yogyakarta. - Kecana. McQuail, Denis Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika. Nurudin Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers. Tesis Weijers, Daniel Michael Hedonism and Happiness in Theory and Practice. Victoria University of Wellington. Ruslan, Rosady Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Santana, Septiawan Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

PEREMPUAN DALAM MEDIA

PEREMPUAN DALAM MEDIA PEREMPUAN DALAM MEDIA (Analisis Isi Kuantitatif Pemberitaan Mengenai Hedonisme dan Seksualitas Perempuan Dalam Kasus Korupsi Kuota Impor Daging Sapi Oleh Luthfi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathanah Di Situs

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melakukan analisa dengan menggunakan analisis framing model Robert N.Entman dan Urs Dahinden terhadap teks berita di okezone.com dan kompas.com pada bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti itu. Bagi media, perempuan bisa dijadikan objek komoditi yang

BAB I PENDAHULUAN. seperti itu. Bagi media, perempuan bisa dijadikan objek komoditi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perempuan memiliki daya tarik yang luar biasa bagi siapa saja. Baik kaum adam maupun bagi media. Bagi para kaum adam, perempuan sudah sejatinya memiliki daya tarik.

Lebih terperinci

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) Karina Pinem 100904046 Abstrak Penelitian ini berjudul Literasi Media

Lebih terperinci

KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013

KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013 KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLO POS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013

KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLO POS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013 96 KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLO POS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013 Riska Septiana Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi dan Informatika Universitas

Lebih terperinci

Veronika/ Mario Antonius Birowo. Program Studi Ilmu Komunikasi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Abstrak

Veronika/ Mario Antonius Birowo. Program Studi Ilmu Komunikasi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Abstrak Pemberitaan Kongres Luar Biasa Partai Demokrat pada Harian Jurnal Nasional dan Harian Kompas (Analisis Isi Kuantitatif Objektivitas Pemberitaan Kongres Luar Biasa Partai Demokrat pada Harian Jurnal Nasional

Lebih terperinci

meningkat, terlebih informasi terkini atau up to date, yang dapat diperoleh dengan

meningkat, terlebih informasi terkini atau up to date, yang dapat diperoleh dengan Abstrak Seiring berjalannya waktu, kebutuhan masyarakat akan informasi semakin meningkat, terlebih informasi terkini atau up to date, yang dapat diperoleh dengan cepat dan praktis. Kecil kemungkinan media

Lebih terperinci

ANALISIS ISI KECENDERUNGAN AGENDA MEDIA PEMBERITAAN JOKOWI SEBAGAI CALON PEMIMPIN AUTENTIK DI HARIAN UMUM SOLOPOS EDISI 10 MEI-8 JULI 2014

ANALISIS ISI KECENDERUNGAN AGENDA MEDIA PEMBERITAAN JOKOWI SEBAGAI CALON PEMIMPIN AUTENTIK DI HARIAN UMUM SOLOPOS EDISI 10 MEI-8 JULI 2014 ANALISIS ISI KECENDERUNGAN AGENDA MEDIA PEMBERITAAN JOKOWI SEBAGAI CALON PEMIMPIN AUTENTIK DI HARIAN UMUM SOLOPOS EDISI 10 MEI-8 JULI 2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN Ayu Maiza Faradiba Universitas Paramadina ABSTRAK Tujuan Penelitian: untuk mengetahui sejauh mana persepsi mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan, terdapat perbedaan di antra SKH

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan, terdapat perbedaan di antra SKH BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan Penelitian yang dilakukan, terdapat perbedaan di antra SKH Kompas dan SKh Solopos. SKH Kompas memiliki kecenderungan untuk bermain aman dan hati-hati dalam setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita sudah menjadi hal yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan berbagai macam bentuk media seperti media cetak dalam wujud koran dan berita gerak (media

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam mengkaji sebuah penelitian terdapat dua pendekatan penelitian yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. tanggungjawab sosial memiliki asumsi utama bahwa di dalam kebebasan terkandung

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. tanggungjawab sosial memiliki asumsi utama bahwa di dalam kebebasan terkandung BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Teori tanggungjawab sosial dapat diterapkan secara luas karena teori ini meliputi beberapa jenis media massa dan lembaga siaran publik, salah satunya yaitu media

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif, merupakan penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat yang semakin maju dan berkembang, informasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat yang semakin maju dan berkembang, informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat yang semakin maju dan berkembang, informasi menjadi sangat penting. Setiap orang, badan, dan organisasi berhak untuk memperoleh informasi untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Berdasarkan data penelitian yang telah dilakukan peneliti tentang tingkat pengetahuan penonton di Surabaya mengenai Program acara MTMA di Trans TV, maka didapatkan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA

KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

NASKAH PUBIKASI. Disusun Oleh Jaya Priyantoko L

NASKAH PUBIKASI. Disusun Oleh Jaya Priyantoko L PEMBERITAAN KASUS PENYERANGAN DI LAPAS CEBONGAN OLEH OKNUM KOPASSUS (Analisis Isi Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat dan Jawa Pos, edisi 24 Maret -30 April 2013) NASKAH PUBIKASI Disusun Oleh Jaya Priyantoko

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. tidak dapat secara mudah jika hanya dilihat dengan hal-hal terkait yang

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. tidak dapat secara mudah jika hanya dilihat dengan hal-hal terkait yang BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Citra yang dibentuk oleh perpustakaan di kalangan masyarakat tidak dapat secara mudah jika hanya dilihat dengan hal-hal terkait yang telah dilakukan oleh perpustakaan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Sembilan Elemen Jurnalisme Bill Kovach dan Tom Rossenstiel merupakan salah

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Sembilan Elemen Jurnalisme Bill Kovach dan Tom Rossenstiel merupakan salah BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Sembilan Elemen Jurnalisme Bill Kovach dan Tom Rossenstiel merupakan salah satu pedoman yang digunakan media dan para wartawan untuk menjalankan tugas jurnalistiknya. Tugas

Lebih terperinci

Asep Sugiarto Wina Puspitasari Universitas Negeri Jakarta ABSTRAK

Asep Sugiarto Wina Puspitasari Universitas Negeri Jakarta  ABSTRAK Opini Publik Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Jakarta terkait Surat Edaran oleh Kapolri No. SE/06/X/2015 tentang Penanganan Ujaran Kebencian (Hate Speech). Asep Sugiarto Wina

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. 1 Metode

III. METODE PENELITIAN. didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. 1 Metode III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perempuan pada kompas.com tahun 2011, tindak kekerasan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Perempuan pada kompas.com tahun 2011, tindak kekerasan terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kasus kekerasan seksual merupakan salah satu tindak kriminalitas yang jumlahnya tergolong tinggi di Indonesia. Berdasarkan data dari Komnas Perempuan pada

Lebih terperinci

SKRIPSI PEMBERITAAN DUGAAN KORUPSI DANA HAJI (Analisis framing pada majalah TEMPO dan GATRA edisi November- Desember 2010) S K R I P S I

SKRIPSI PEMBERITAAN DUGAAN KORUPSI DANA HAJI (Analisis framing pada majalah TEMPO dan GATRA edisi November- Desember 2010) S K R I P S I SKRIPSI PEMBERITAAN DUGAAN KORUPSI DANA HAJI (Analisis framing pada majalah TEMPO dan GATRA edisi November- Desember 2010) S K R I P S I Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel. Analisis isi semata untuk deskripsi, menggambarkan aspek-aspek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel. Analisis isi semata untuk deskripsi, menggambarkan aspek-aspek 50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis dan pendekatan penelitian ini adalah analisis isi deskriptif. Analisis isi deskriptif adalah analisis isi yang dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa sebagai four estate

Lebih terperinci

PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE OLEH ANGGOTA

PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE OLEH ANGGOTA PEMANFAATAN WEBSITE PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE OLEH ANGGOTA (Studi pada Mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Persaudaraan Setia Hati Terate Universitas Negeri Malang) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik 1 Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik dalam diri seseorang, terutama wartawan. Seorang wartawan sebagai penulis yang selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu, reposisi dan reformulasi metode dakwah di era kontemporer merupakan

BAB I PENDAHULUAN. itu, reposisi dan reformulasi metode dakwah di era kontemporer merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pasti membutuhkan informasi untuk menambah pengetahuan dalam kehidupannya, baik informasi umum maupun infomasi agama. Segala informasi tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendarah daging menjadi sebuah budaya di Indonesia. Transparency

BAB I PENDAHULUAN. mendarah daging menjadi sebuah budaya di Indonesia. Transparency BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kasus korupsi bukan lagi hal baru di Indonesia. Korupsi bahkan telah mendarah daging menjadi sebuah budaya di Indonesia. Transparency International (TI) mencatat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi massa. Wilbur Scramm menggunakan ide yang telah dikembangkan oleh seorang psikolog, yaitu Charles

Lebih terperinci

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG PESAN SOSIAL DALAM PORTAL BERITA (Analisis Isi Dalam MediaMahasiswa.com Periode Januari-Maret 2015) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematik dan logis

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematik dan logis BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam suatu penelitian karya ilmiah, terlebih dahulu dipahami metodologi peneilitian. Metodologi penelitian yang dimaksud merupakan seperangkat

Lebih terperinci

BINGKAI MEDIA ONLINE DALAM PEMBERITAAN PENYADAPAN AUSTRALIA TERHADAP PEJABAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BINGKAI MEDIA ONLINE DALAM PEMBERITAAN PENYADAPAN AUSTRALIA TERHADAP PEJABAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA BINGKAI MEDIA ONLINE DALAM PEMBERITAAN PENYADAPAN AUSTRALIA TERHADAP PEJABAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA (Analisis Framing Media Online Detik.com dan Vivanews.com Pada 1 November 2013 5 November 2013) SKRIPSI

Lebih terperinci

PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK BERITA KRIMINAL DALAM MEDIA ONLINE SKRIPSI

PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK BERITA KRIMINAL DALAM MEDIA ONLINE SKRIPSI PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK BERITA KRIMINAL DALAM MEDIA ONLINE (Analisis Isi pada media online siwalimanews.com edisi April September 2015) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam membahas efektivitas komunikasi XL Twitter, peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam membahas efektivitas komunikasi XL Twitter, peneliti 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam membahas efektivitas komunikasi XL Twitter, peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitaif. Isaac dan Michael dalam

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 115 BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan pemberitaan Harian Sore Surabaya Post terhadap Prabowo-Hatta selama kampanye pilpres 2014 menunjukan tingkat objektivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek yang mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek yang mengalami perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang begitu pesat dewasa ini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek yang mengalami perubahan adalah media komunikasi dan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh penilaian baik dari masyarakat atau public image. Keinginan itu

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh penilaian baik dari masyarakat atau public image. Keinginan itu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mencapai tujuannya, manusia berupaya membentuk citra yang memperoleh penilaian baik dari masyarakat atau public image. Keinginan itu juga berlaku untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi telah menjadi suatu kebutuhan saat ini. Masyarakat tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. Informasi telah menjadi suatu kebutuhan saat ini. Masyarakat tidak bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi telah menjadi suatu kebutuhan saat ini. Masyarakat tidak bisa lepas dari informasi untuk menjalani kehidupan sosial mereka. Informasi yang dikonsumsi dapat

Lebih terperinci

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan

Lebih terperinci

Erotisme Dalam Berita Kriminal Online (Analisa Isi di Liputan6.com dan Tribunews.com)

Erotisme Dalam Berita Kriminal Online (Analisa Isi di Liputan6.com dan Tribunews.com) TOPIK UTAMA Erotisme Dalam Berita Kriminal Online Indah Suryawati Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur, Jakarta e-mail: indahsuryawati_2121@yahoo.com Abstract The purpose of this research to

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Elemen dasar seluruh isi media massa, entah itu hasil liputan seperti berita, laporan pandangan mata, hasil analisis berupa artikel berupa artikel opinion adalah bahasa (verbal dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan teknologi informasi saat ini manusia dimudahkan dalam mencari

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan teknologi informasi saat ini manusia dimudahkan dalam mencari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan teknologi informasi saat ini manusia dimudahkan dalam mencari dan mendapatkan kebutuhan informasi, baik sekedar untuk pengetahuan maupun memenuhi

Lebih terperinci

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang- Undang No 33 tahun 2009 dalam pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dangdut merupakan musik asli Indonesia yang memiliki banyak peminat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dangdut merupakan musik asli Indonesia yang memiliki banyak peminat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dangdut merupakan musik asli Indonesia yang memiliki banyak peminat. Musik dangdut banyak dipengaruhi oleh musik melayu. Namun biasanya penikmat musik dangdut diidentikkan

Lebih terperinci

Penyusun Nama : Aisyah Monicaningsih Nim :

Penyusun Nama : Aisyah Monicaningsih Nim : Sikap Media, Citra Personal dan Penghapusan APBD Untuk Wartawan (Analisis Isi Berita Gubernur Jawa Tengah di Suara Merdeka, Tribun Jateng, dan Radar Semarang) Skripsi Disusun untuk memenuhin persyaratan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM JEJARING SOSIAL (Studi Analisis Isi Tanggapan Terhadap Status Keluhan dalam Grup Facebook Peduli Leukimia )

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM JEJARING SOSIAL (Studi Analisis Isi Tanggapan Terhadap Status Keluhan dalam Grup Facebook Peduli Leukimia ) KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM JEJARING SOSIAL (Studi Analisis Isi Tanggapan Terhadap Status Keluhan dalam Grup Facebook Peduli Leukimia ) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DALAM BERITA SIDANG PERDANA LUTHFI HASAN ISHAAQ TERKAIT KASUS KUOTA DAGING IMPOR

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DALAM BERITA SIDANG PERDANA LUTHFI HASAN ISHAAQ TERKAIT KASUS KUOTA DAGING IMPOR KONSTRUKSI MEDIA TENTANG PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DALAM BERITA SIDANG PERDANA LUTHFI HASAN ISHAAQ TERKAIT KASUS KUOTA DAGING IMPOR (Analisis Framing Website Kompas.com dan Republika Online Tanggal 24

Lebih terperinci

Nanda Agus Budiono/ Bonaventura Satya Bharata, SIP., M.Si

Nanda Agus Budiono/ Bonaventura Satya Bharata, SIP., M.Si Faktor-faktor Pendorong Orang Menonton Program Berita Liputan 6 di SCTV (Studi Eksplanatif-Kuantitatif Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Kampung Sudagaran Kelurahan Tegalrejo Yogyakarta Menonton Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kabar yang bersangkutan. Penyajian sebuah isi pesan dalam media (surat

BAB I PENDAHULUAN. kabar yang bersangkutan. Penyajian sebuah isi pesan dalam media (surat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita merupakan isi utama dalam sebuah media (surat kabar). Isi berita yang baik dan berkualitas akan berdampak baik pula bagi surat kabar yang bersangkutan.

Lebih terperinci

Etika Jurnalistik Dalam Media Komunitas

Etika Jurnalistik Dalam Media Komunitas Etika Jurnalistik Dalam Media Komunitas (Analisis Isi Penerapan Etika Jurnalistik pada Berita Daerah Istimewa Yogyakarta di Portal Komunitas Suarakomunitas.net periode Januari Desember 2013) Yosephine

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi agar membawa dampak optimal untuk organisasi, publik, maupun kepentingan bisnis menuju ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi agar membawa dampak optimal untuk organisasi, publik, maupun kepentingan bisnis menuju ke arah yang lebih baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil dari sebuah program komunikasi, pada dasarnya diawali oleh perencanaan yang matang di bidang komunikasi. Perencanaan yang baik, tepat, akurat akan mendorong

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis isi dilakukan secara objektif. Ini berarti tidak boleh ada

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis isi dilakukan secara objektif. Ini berarti tidak boleh ada BAB IV PEMBAHASAN A. HASIL UJI RELIABILITAS Analisis isi dilakukan secara objektif. Ini berarti tidak boleh ada penafsiran antara satu coder dengan coder yang lain. Reliabilitas ini melihat apakah alat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori Dalam penelitian ini, penulis meneliti mengenai peran kontributor daerah TVRI Riau-Kepri dalam memenuhi kebutuhan informasi masyarakat Riau. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Komunikasi dibutuhkan untuk memperoleh atau member informasi dari atau kepada orang lain. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma menurut Nyoman Kutha Ratna (2011:21) adalah seperangkat keyakinan mendasar, pandangan dunia yang berfungsi untuk menuntun tindakantindakan manusia

Lebih terperinci

Berita Feature Opini Tajuk Essay Kolom. Sastra Tulisan Ilmiah Tulisan Ilmiah Populer

Berita Feature Opini Tajuk Essay Kolom. Sastra Tulisan Ilmiah Tulisan Ilmiah Populer Menulis di Media Massa Jenis-jenis Tulisan di Media Massa Berita Feature Opini Tajuk Essay Kolom Sastra Tulisan Ilmiah Tulisan Ilmiah Populer Peluang Dimuat Berita Opini Berita Ditulis oleh wartawan Bisa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ialah hanya melaporkan

Lebih terperinci

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parfum Casablanca merupakan produk perawatan tubuh yang berupa body spray. Melalui kegiatan promosi pada iklan di televisi, Casablanca ingin menyampaikan pesan bahwa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA FACEBOOK DAN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PUBLISHING. telah diperoleh pada saat penelitian berlangsung.

BAB IV ANALISIS DATA FACEBOOK DAN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PUBLISHING. telah diperoleh pada saat penelitian berlangsung. BAB IV ANALISIS DATA FACEBOOK DAN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PUBLISHING A. Temuan Penelitian Pada penelitian kualitatif dibutuhkan analisis data berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mediator utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasi, menafsirkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mediator utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasi, menafsirkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah aspek penting interaksi manusia. Dengan bahasa, baik itu bahasa lisan, tulisan maupun isyarat, orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Tajuk rencana SKH Kompas lebih banyak menjalankan fungsi

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Tajuk rencana SKH Kompas lebih banyak menjalankan fungsi BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Tajuk rencana SKH Kompas lebih banyak menjalankan fungsi menjelaskan berita, bentuk tajuk lebih bersifat informatif, dan penulis tajuk rencana SKH Kompas lebih banyak memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban

Lebih terperinci

DUALISME KEPEMIMPINAN MUSYAWARAH NASIONAL PARTAI GOLONGAN KARYA DALAM PEMILIHAN KETUA UMUM PERIODE

DUALISME KEPEMIMPINAN MUSYAWARAH NASIONAL PARTAI GOLONGAN KARYA DALAM PEMILIHAN KETUA UMUM PERIODE DUALISME KEPEMIMPINAN MUSYAWARAH NASIONAL PARTAI GOLONGAN KARYA DALAM PEMILIHAN KETUA UMUM PERIODE 2014 2019 (Analisis Framing pada Media Online Viva.co.id dan Mediaindonesia.com Edisi November 2014 Desember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau sering disebut sebagai media baru, membuat seorang public relations harus

BAB I PENDAHULUAN. atau sering disebut sebagai media baru, membuat seorang public relations harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Berkembangnya zaman dari hari ke hari, seiring pula dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi. Segala bentuk kegiatan manusia pun dapat dipermudah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis dan Metode penelitian adalah sebagai penuntun peneliti tentang bagaimana langkah langkah penelitian yang dilakukan. Jenis penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008 31 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton (1990), paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. 36 Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. 36 Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe atau sifat dari penelitian ini menggunakan jenis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam hidup manusia, pendidikan dapat dilakukan secara formal maupun non formal. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. kriteria sebagai media yang efektif dalam menjalankan tugasnya untuk mendukung

BAB 5 PENUTUP. kriteria sebagai media yang efektif dalam menjalankan tugasnya untuk mendukung BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Sebagai media baru yang berbasis teknologi, website bisa dikatakan memenuhi kriteria sebagai media yang efektif dalam menjalankan tugasnya untuk mendukung kinerja Public Relations

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakarat Indonesia. Terlebih kamera aksi ini banyak dimiliki oleh kalangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakarat Indonesia. Terlebih kamera aksi ini banyak dimiliki oleh kalangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Belakangan ini fenomena digital mengalami perkembangan yang cukup pesat. Kemudahan dalam penggunaannya menjadi kelebihan digital dibandingkan pendahulunya yaitu analog.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN dengan mencegah praktik kongkalikong. Dahlan pernah. menyatakan adanya kongkalikong antara BUMN dan DPR.

BAB I PENDAHULUAN dengan mencegah praktik kongkalikong. Dahlan pernah. menyatakan adanya kongkalikong antara BUMN dan DPR. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir bulan Oktober 2012 media massa ramai memberitakan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang mempublikasikan adanya pemesaran yang dilakukan oleh anggota DPR terhadap

Lebih terperinci

87 DAFTAR PUSTAKA Agustiani, Hendrianti. Psikologi Perkembangan Pendekatan Ekologi Kaitannya Dengan Konsep Diri Dan Penyesuaian Diri Pada Remaja, PT Refika Aditama, Bandung. 2006. Ardianto, Elvinaro dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif, yakni berupaya mendeskripsikan gejala atau fenomena dari satu variabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi telah menjadi kebutuhan masyarakat di era modern. Informasi menambah pengetahuan masyarakat dan membantu mereka membuat keputusan dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi menjadi kebiasaan yang mendarah daging. Dengan adanya perkembangan. yang disebut sebagai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

BAB I PENDAHULUAN. tetapi menjadi kebiasaan yang mendarah daging. Dengan adanya perkembangan. yang disebut sebagai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Korupsi di Indonesia merupakan kasus yang tidak ada habisnya. Ini disebabkan karena korupsi bukan lagi merupakan sesuatu pelanggaran hukum, tetapi menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan, untuk mendukung berbagai aktifitas sosialisasi di kehidupan para remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan, untuk mendukung berbagai aktifitas sosialisasi di kehidupan para remaja 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada era global ini peran serta informasi dari media massa telah menjadi kebutuhan, untuk mendukung berbagai aktifitas sosialisasi di kehidupan para remaja Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Tipe penelitian deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk

Lebih terperinci

UNSUR NILAI BERITA YANG SERING MUNCUL DALAM JURNALISME KUNING

UNSUR NILAI BERITA YANG SERING MUNCUL DALAM JURNALISME KUNING UNSUR NILAI BERITA YANG SERING MUNCUL DALAM JURNALISME KUNING (Analisis Isi pada Surat Kabar Memo Arema edisi 02-07 Juni 2014 ) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

KONSTRUKSI BERITA MAJALAH ELEKTRONIK TENTANG KPK VS POLRI. (Analisis Framing di Majalah Elektronik Detik Edisi 165, 26 Januari 1 Februari 2015)

KONSTRUKSI BERITA MAJALAH ELEKTRONIK TENTANG KPK VS POLRI. (Analisis Framing di Majalah Elektronik Detik Edisi 165, 26 Januari 1 Februari 2015) KONSTRUKSI BERITA MAJALAH ELEKTRONIK TENTANG KPK VS POLRI (Analisis Framing di Majalah Elektronik Detik Edisi 165, 26 Januari 1 Februari 2015) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi mempunyai definisi yaitu sebuah transmisi sebuah pesan dari sumber kepada penerima, lebih dari 50 tahun konsep komunikasi dikemukakan olehn Harold Lasswell,

Lebih terperinci

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan analisis framing, analisis framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan dalam

Lebih terperinci

PEMBUATAN MEDIA INTERNAL PERUSAHAAN PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH GEMA WANA RESUME. Disusun oleh : Dewi Susanti D0C007023

PEMBUATAN MEDIA INTERNAL PERUSAHAAN PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH GEMA WANA RESUME. Disusun oleh : Dewi Susanti D0C007023 PEMBUATAN MEDIA INTERNAL PERUSAHAAN PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH GEMA WANA RESUME Disusun oleh : Dewi Susanti D0C007023 PROGRAM DIPLOMA III PUBLIC RELATIONS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia, maka kebutuhuhan jasa

BAB I PENDAHULUAN. jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia, maka kebutuhuhan jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri pariwisata berkembang sangat pesat di Indonesia terlebih persaingan dunia perhotelan. Dengan adanya peningkatan jumlah wisatawan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahan swasta maupun pemerintah diwajibkan memberikan ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

V. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan hasil analisis terhadap strategi media relations yang

V. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan hasil analisis terhadap strategi media relations yang V. Kesimpulan dan Saran V.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap strategi media relations yang dilakukan oleh Public Relations PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, di mana analisis ini dilakukan

Lebih terperinci

Keberimbangan Pemberitaan. Dalam Pemberitaan Kasus Korupsi

Keberimbangan Pemberitaan. Dalam Pemberitaan Kasus Korupsi Keberimbangan Pemberitaan Dalam Pemberitaan Kasus Korupsi Irdiana / Lukas S. Ispandriarno Program Studi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jl. Babarsari No

Lebih terperinci

BAB I PENDAHUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHUAN A. Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antar

Lebih terperinci

Kata Kunci: Agenda Media, Analisis Isi, Jurnalisme Lingkungan, Pers Lokal

Kata Kunci: Agenda Media, Analisis Isi, Jurnalisme Lingkungan, Pers Lokal AGENDA PERS LOKAL DALAM PEMBERITAAN ISU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP (Studi Analisis Isi Kuantitatif Berita Kerusakan Lingkungan Hidup pada SKH Kedaulatan Rakyat dan SKH Tribun Jogja Periode 22 Mei 19 Juni

Lebih terperinci

OBJEKTIVITAS BERITA LINGKUNGAN HIDUP DI HARIAN KOMPAS

OBJEKTIVITAS BERITA LINGKUNGAN HIDUP DI HARIAN KOMPAS OBJEKTIVITAS BERITA LINGKUNGAN HIDUP DI HARIAN KOMPAS (Analisis Isi pada Berita Lingkungan dalam Pemberitaaan Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut Di Indonesia Di Harian Kompas Periode Februari September

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pengamatan terhadap satu obyek atau terhadap pelaksanaan satu

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pengamatan terhadap satu obyek atau terhadap pelaksanaan satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memperhatikan adalah mengarah kepada dan mempersiapkan diri untuk melakukan pengamatan terhadap satu obyek atau terhadap pelaksanaan satu perbuatan. 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berakhirnya pemerintahan orde baru, industri pers di Indonesia mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai implementasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan Model framing yang digunakan dalam menganalisis konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan oleh Pan dan Kosicki. Dalam model ini, perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebebasan pers merupakan salah satu indikator penting dalam membangun suatu negara yang menganut sistem demokrasi seperti Indonesia. Pasca reformasi 1998 media massa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FEB

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FEB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FEB Universitas Lampung yang pernah berkunjung di tempat wisata Lembah Hijau. 3.2

Lebih terperinci