Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1 III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan 1. Motif 1 Menurut Mikke Susanto (2011), motif adalah pola, corak, ragam, atau elemen yang mempunyai nilai keindahan pada kain, kertas, bagian rumah, dan lain-lain. Beberapa jenis motif diantaranya adalah motif batik kontemporer, dan motif geometri. a. Motif Batik Kontemporer 1) Batik 2 Menurut Mikke Susanto (2011), batik adalah anggapan bahwa akhiran tik berasal dari menitik, menetes. Sebaliknya perkataan batik dalam bahasa jawa (Kromo) berarti serat dan dalam bahasa Jawa (Ngoko) berarti tulis, kemudian diartikan melukis dengan (menitik) lilin. Batik kuno terkenal dengan garis-garis dan titik-titik yang sederhana. Salah satu contoh motif batik yaitu: a) Batik Kawung 3 Menurut Mikke Susanto (2011), kawung yaitu sejenis biji atau buah aren, yang kemudian menjadi salah satu jenis pola hias dalam seni (batik). Pola ini berbentuk lingkaran berjejer sehingga bagian yang satu menutup bagian yang lain. Pola hias kawung terdapat pada pusat-pusat batik seperti Banyumas, Cirebon, Tasikmalaya, dan sebagainya. Adapun filosofi motif batik kawung yaitu, motif batik kawung berpola bulatan mirip buah kawung (buah kolang-kaling) yang ditata rapi secara geometris. 1 Mikke Susanto, Diksi Rupa, DictiArt Lab, Yogyakarta, Hal Mikke Susanto, Diksi Rupa, DictiArt Lab, Yogyakarta, Hal Mikke Susanto, Diksi Rupa, DictiArt Lab, Yogyakarta, Hal

2 Bentuk geometris segi empat didalam pengertian kebudayaan jawa melambangkan suatu ajaran tentang terjadinya kehidupan manusia. Empat buah motif yang merupakan lambang persaudaraan. Trdapat empat dan satu motif titik ditengah dianggap sebagai pusat kekuasaan alam semesta dengan demikian motif batik kawung yang terdiri dari empat bulatan lonjong dengan titik ditengah merupakan lambang persatuan. Beberapa jenis motif batik kawung: (1) Batik Kawung Sen Batik kawung sen berbentuk empat bulatan, lonjong dengan titik dua buah. Disusun membentuk sudut miring atau garis diagonal seolah-olah tiap motifnya dibatasi garis silang. Gambar 4. Motif Batik Kawung Sen (Sumber: ) (2) Batik Kawung Beton Batik kawung beton berbentuk empat bulatan, dengan dua buah titik segi empat. 17

3 Diantara empat bulatan terdapat empat bagian yang seolah-olah dibatasi garis silang. Gambar 5. Motif Batik Kawung Beton (Sumber: ) (3) Batik Kawung Semar Batik kawung semar berbentuk empat bulatan lonjong, dua buah bulatan dan garis lengkung. Diantara empat bulatan terdapat garis berbentuk jajaran genjang dan ttik bulatan. Gambar 6. Motif Batik Kawung Semar (Sumber: ) 18

4 2) Kontemporer 4 Menurut Mikke Susanto (2011), kontemporer itu artinya kekinian, modern, atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang baru. 3) Batik Kontemporer 5 Menurut Mikke Susanto (2011), batik kontemporer yaitu motif batik yang lebih melambangkan pada kepuasan estetis. Teknik pembuatannya tidak terikat pada canting. Pola yang dihadirkan cenderung bebas, dengan mengambil bentuk-bentuk primitif seperti patung manusia, hewan ataupun tumbuhan, serta berbagai bentuk abstrak. Selain itu ada juga yang mengambil bentuk alat musik dan lain-lain. a) Motif Geometris 6 Menurut Mikke Susanto (2011), geometris berasal dari kata geometricus (Lat), geometrikos atau geometres, ge bumi dan metres ukuran (Yun). Istilah ini merujuk pada arti sesuatu yang berhubungan dengan geometri, atau sesuatu yang memiliki karakter atau dibuat dengan garis dan bangun yang umum. Dengan kata lain, desain-desain geometris secara khas dibuat dengan garis lurus atau bentuk-bentuk dari ilmu ukur, termasuk lingkaran, oval, segitiga, segiempat, persegi, dan sisi empat lainnya, juga sama dengan segi banyak seperti segilima, segi enam dan lain-lain. Contoh bentuk geometris meliputi bulatan, kerucut, silindersilinder, bidang empat, piramida-piramida, dadu/kubus dan bidang banyak lainnya. Motif geometris adalah jenis motif yang memiliki karakter atau dibuat dengan 4 Mikke Susanto, Diksi Rupa, DictiArt Lab, Yogyakarta, Hal Mikke Susanto, Diksi Rupa, DictiArt Lab, Yogyakarta, Hal Mikke Susanto, Diksi Rupa, DictiArt Lab, Yogyakarta, Hal

5 garis dan bangun yang umum. Dengan kata lain motif geometris dibuat dengan bentuk-bentuk dari ilmu ukur. Gambar 7. Motif Geometris (Sumber: Dokumentasi Pribadi 2015) 2. Fungsi Motif 7 Menurut Pulukadang, N.W (2007), motif dipakai untuk menghias atau memperindah bidang, baik dalam bentuk 2 dimensi berupa gambar hiasan dan anyaman ukiran, maupun 3 dimensi yang berupa seni bangunan, perabotan rumah tangga, dan lain-lain. Jadi dapat disimpulkan fungsi Desain Motif Batik kontemporer yaitu, sebuah pola motif batik dengan konsep modern yang digunakan untuk menghias atau memperindah bidang dalam bentuk 2 dimensi, yang tehnik pembuatannya tidak mengacu pada canting. 3. Bed Sheet 8 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bed sheet adalah kain alas tempat tidur, yang di tempatkan di atas kasur. 4. Fungsi Bed Sheet Fungsi bed sheet yaitu untuk menutupi atau melapisi sebuah kasur atau tempat tidur, selain fungsi umum saat ini bed sheet juga digunakan sebagai aksesoris kamar tidur agar terlihat lebih indah dan 7 Pulukadang, N. W. Keterampilan Menghias Kain, Angkasa, Bandung, Hal. 1 8 Sugono, D. Kamus Besar Bahasa Indonesia, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,

6 mempunyai tema tertentu sesuai selera penggunanya. Bed sheet biasa dipakai untuk meningkatkan kenyamanan saat tidur diatas kasur. Dalam pemakaiannya, bed sheet juga biasa dipasangkan dengan bed cover agar semakin meningkatkan kenyamanan pada saat digunaknan tidur. B. Kelompok Data Berkaitan dengan Estetika Fungsi Produk Rancangan 1. Desain Bed Sheet dengan Batik Kontemporer Motif Kawung Desain sebuah motif pada bed sheet menjadi salah satu hal yang sangat di perhatikan oleh setiap orang, karena bed sheet di gunakan untuk beristirahat (tidur), maka dari itu desain motif pada bed sheet sangat berpengaruh pada tingkat kenyamaan saat orang menggunakan bed sheet tersebut. Desain motif bed sheet juga dapat mengklasifikasikan kelas tingkat status sosial si penggunanya. Karena setiap desain motif pada bed sheet mempunyai peranan penting bagi si penggunanya. Dengan mengambil bentuk dasar dari bentuk batik kawung yang pola motifnya tergolong dalam geometris, maka penulis mengembangkan desain motif batik kawung menjadi desain motif batik yang lebih modern, dan memadukannya dengan bentuk-bentuk geometris sebagai detailnya atau bisa disebut juga dengan motif batik kontemporer. Desain motif batik kontemporer ini dibuat dengan pertimbangan berdasarkan prinsip-prinsip desain, unsur-unsur desain, pola tata letak motif pada bed sheet, dan pola motif pada bed sheet. a. Unsur-Unsur Desain Unsur-unsur desain adalah bagian yang mendukung terwujudnya suatu karya seni. Unsur-unsur tersebut dapat 21

7 bersifat fisik yang dipahami secara visual. Adapun unsur-unsur desain diantaranya yaitu: 1) Garis Garis merupakan unsur yang paling utama, karena dengan garis kita dapat membuat bidang, membuat bentukbentuk serta dapat menampilkan gerak, juga karena adanya perbedaan-perbedaan garislah maka suatu desain menjadi demikian bervariasi. Nilai dari satu garis banyak ditentukan oleh irama serta kemampuan mewujudkan bentuk atau massa dengan kemungkinan yang hampir tak terbatas dalam perpaduannya dengan unsur-unsur lain. Garis secara visual kehadirannya dapat dibedakan yaitu dapat berupa garis lurus, garis lengkung, garis patah-patah, garis bergelombang dan sebagainya. Semua garis memberikan karakter yang memberikan gambaran kesan yang memancar dari bentuk yang ada. Berbagai karakter garis yaitu: a) = Garis horizontal mempunyai karakter tenang, diam, dan pasif. b) = Garis vertikal mempunayi karakter kuat, gagah, kokoh, dan megah. c) = Garis diagonal mempunyai karakter menarik perhatian/sesuatu, yang dapat dikatakan sebagai cara 22

8 untuk menarik perhatian orang. d) = Garis lengkung tipis mempunyai karakter feminim, dan menakjubkan. e) = Garis lengkung tebal mempunyai kesan menakutkan, seram. f) = Garis patah-patah mempunyai arti menggairahkna, dan semangat. g) = Garis putus-putus mempunyai makna hati-hati. Unsur garis sangat penting pada desain motif batik kontemporer, karena garis digunakan sebagai unsur membentuk motif. Selain sebagai unsur utama pembentuk motif batik kontemporer, garis juga digunakan sebagai motif tekstur pada desain motif batik kontemporer ini. 2) Bentuk Bentuk adalah suatu permukaan yang dibatasi oleh garis dan mempunyai kesan dua dimensi, bentuk yang terdapat pada suatu desain terdiri dari bentuk yang terjadi atas perpaduan antara hubungan garis lurus seperti bentuk segi tiga, segi empat, lingkaran dan elips. Bentuk tersebut bahkan dapat pula merupakan gabungan kedua jenis garis. Desain motif batik kontemporer ini mempunyai bentuk motif berupa motif batik kawung yang sudah dimodifikasi sehingga menjadi lebih modern. Selain bentuk 23

9 motif kawung, dalam desain motif kontemporer ini juga terdapat bentuk-bentuk geometris. 3) Tekstur Tekstur dapat diartikan sebagai tampak rupa atau tampang permukaan dari suatu benda, karena permukaan setiap benda memiliki sifatnya yang khas, misalnya polos atau bercorak, licin atau kasar, kusam, lunak atau keras. Tekstur adalah permukaan suatu benda/obyek yang berhubungan dengan aspek perabaan/pegangan serta penampilan permukaan/tampilan visual permukaannya. Secara umum karakter tekstur dapat dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu: a) Actual Tekstur Actual tekstur atau tekstur nyata adalah suatu kualitas permukaan obyek/benda yang aspek pegangannya sesuai dengan penampilan permukaannya. b) Simulated Tekstur Simulated tekstur atau tekstur semu adalah suatu kualitas dimana aspek perabaan berbeda dengan aspek visual permukaannya. Tekstur semu terbagi menjadi tiga macam, yaitu: (1) Tekstur hias manual, yaitu tekstur yang menghiasi permukaan yang dibuat secara manual. Misalnya memberikan goresan dengan menggunakan kuas cat air, goresan dengan kapas, sepon, pinsil dan lain-lain. (2) Tekstur mekanik, yaitu tekstur yang dibuat dengan alat mekanik seperti mistar, jangka, alat foto, cetak komputer, dan lain-lain. Contoh tekstur mekanik antara lain; hasil cetak komputer, 24

10 hasil cetak motif hias, hasil celupan kain batik, hasil kolase (tempelan kertas/kain), hasil kulit kayu dan lain-lain. (3) Tekstur ekspresi, yaitu tekstur yang merupakan bagian dari proses penciptaan rupa, dimana raut dan tekstur merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Teksturnya menjadi raut, dan jika teksturnya dihilangkan maka akan menghilangkan maksdunya. Tekstur jenis ini banyak digunakan pada seni lukis, seni grafis, desain komunikas visual, dan lain-alin. c) Invented Tekstur atau tekstur buatan adalah suatu pola dua dimensi yang mengambil pola-pola permukaan bertekstur untuk menampilkan/menghasilkan suatu karya yang sesuai, misalnya membuat suatu tekstur untuk background dari lukisan/sapuan kuas secara acak. Dalam desain motif batik kontemporer menggunakan invented tekstur, atau tekstur buatan. Penggunaan tekstur dalam rancangan desain motif batik kontemporer maksudnya yaitu agar desain motif batik kontemporer mempunyai detail dalam desain motifnya. Sehingga ketika dilihat dengan teliti dan jarak dekat, desain motifnya mempunyai detail motif dan agar tidak monoton. 4) Warna Warna adalah salah satu unsur seni yang slalu dihubungkan dengan estetika karena selain dapat dihayati 25

11 secara emosional atau dengan menggunakan kepekaan perasaan manusia. Secara ilmiah dinyatakan bahwa warna merupakan gelombang-gelombang cahaya tertentu, kita dapat mengenali suatu warna apabila gelombang cahaya itu menyentuh retina mata, kemudian diolah oleh jaringan syaraf, gelombang cahaya tadi disampaikan ke otak yang kemudian mencernanya sehingga kita dapat mengenal gelombang cahaya tersebut sebagai suatu warna. Dalam bidang seni rupa, warna merupakan salah satu unsur yang sangat penting, karena dengan sifatsifatnya yang khas telah mampu memperluas kemungkinankemungkinan pengembangan kreatifitas serta penuangan ekspresi dengan penampilan yang lebih menarik. Disamping itu warna juga merupakan unsur seni rupa yang paling relatif, artinya warna tidak dapat tampil dengan menarik apabila berdiri sendiri, jadi penampiln suatu warna sangat ditentukan oleh kehadiran warna yang lainnya baik itu sebagai pendamping maupun sebagai latar dimana warna yang pertama ditempatkan. Misalnya warna kuning yang ditempatkan diatas latar hitam akan terasa lebih tajam daripada warna kuning diatas latar putih. Sebagai dasar dari pengetahuan warna, ada beberapa teori warna yaitu: a) Teori Warna Brewster Dalam teorinya Brewster menyatakan bahwa warna merah, kuning dan biru merupakan unsur-unsur warna tersendiri yang tidak dapat dihasilkan oleh percampuran dari warna apapun, maka warna merah, kuning dan biru ini disebut warna primer. Percampuran 26

12 dari sepasang warna primer tersebut akan menghasilkan warna sekunder yang disebut juga intermediate hues atau warna antara. Kemudian percampuran antara satu warna sekunder akan menghasilkan warna tersier. Berdasarkan teori Brewster ini, dapat dikenal beberapa jenis warna, yaitu: (1) Warna Primer, terdiri dari: (a) Merah, kuning dan biru : merupakan warna asli yang tidak dapat dibuat dari percampuran warna lain. (2) Warna Sekunder, terdiri dari: (a) Hijau = Kuning + Biru (b) Violet = Biru + Merah (c) Orange = Merah + Kuning (3) Warna Tersier, terdiri dari : (a) Kuning Kehijauan = Kuning + Hijau (b) Biru Kehijauan = Hijau + Biru (c) Violet Kebiruan = Biru + Violet (d) Violet Kemerahan = Violet + Merah (e) Orange Kekuningan = Orange + Kuning b) Teori Warna Munsell Munsell menyusun sistem notasi yang didasarkan pada tiga pembagian warna yaitu: (1) Hue, diartikan sebagai nama dari tiap-tiap warna. (2) Value, diartikan sebagai gejala cahaya daripada warna yang menyebabkan perbedaan pancaran warna dalam perbandingan dengan hitam dan putih, dalam istilah asing dikenal sebagai The brightness of colours. 27

13 (3) Chroma, diartikan sebagai gejala kekuatan pancaran intensitas dari warna yang diungkapkan untuk menyatakan saturation (kejenuhan) dari warna. Warna-warna merah, kuning, hijau, biru dan ungu oleh Munsell ditentukan sebagai warna dasar atau disebut sebagai lima hues utama, pemilihan tersebut tidak didasarkan atas kemutlakan dari keutamaan kelima hues itu, melainkan terhadap adanya kemungkinan persilangan. c) Kesimpulan dari Kedua Teori Warna Tersebut Dari kedua teori warna tersebut dapat diketahui bahwa selain warna-warna utama terdapat juga warnawarna kedua dan ketiga yang merupakan hasil percampuran dari warna-warna utama tersebut. Selain percampuran untuk menghasilkan warna-warna kedua dan ketiga dikenal juga warna-warna dengan kesan dan sifat khusus. Susunan perpaduan warna tersebut antara lain: (1) Perpaduan Warna Mono-kromatis (Monochromatic harmonies) Warna mono-kromatis yaitu susunan nada warna yang dihasilkan dari percampuran satu warna dasar dengan warna putih, nada-nada warna tersebut hanya berbeda dalam value dan intensitasnya saja. Warna-warna mono-kromatis ini dikenal sebagai warna pastel. (2) Susunan Warna Analogus Susunan warna analogus ialah susunan warna yang terjadi sebagai hasil percampuran 28

14 dua warna dasar yang letaknya berdekatan dalam lingkaran warna. Contoh: biru dan kuning, (3) Susunan Warna-warna Kontras (Complementer) Susunan warna kontras ialah susunan warna yang terdiri dari dua warna atau lebih yang bertentangan kedudukannya dalam lingkaran warna. Warna adalah unsur yang sangat penting dan berpengaruh dalam desain motif batik kontemporer ini, karena warna adalah unsur yang berkaitan erat dengan nilai estetika. Karena desain motif batik kontemporer ini adalah desain motif untuk bed sheet kalangan menengah keatas maka warna-warna yang digunakanpun harus sesuai tema. Desain motif batik kontemporer ini menggunakan jenis susunan warna mono-kromatis dan analogus. Menggunakan susunan warna mono-kromatis karena untuk mendapatkan kesan minimalis dan modern. Menggunakan warna analogus karena susunan warna ini mudah disatukan dalam suatu susunan warna atau komposisi dengan kesan yang tetap menarik dan hidup. b. Prinsip-prinsip Desain Adapun prinsip-prinsip desain diantaranya yaitu: 1) Kesederhanaan Banyak pakar desain grafis menyarankan prinsip ini dalam pekerjaan desain. Hal ini sangat logis demi kepentingan kemudahaan pembaca memahami isi pesan yang disampaikan. Kesederhanaan digunakan dalam desain motif batik kontemporer karena agar mempermudah pembaca dalam 29

15 memahami desain. Selain agar mempermudah pembaca, agar Desain Bed Sheet dengan Batik Kontemporer Batik Kawung ini juga bisa lebih nyaman pada saat digunakan beristirahat. 2) Keseimbangan (Balance) Keseimbangan adalah keadaan atau kesamaan antara kekuatan yang saling berhadapan dan menimbulkan adanya kesan seimbang secara visual. Keseimbangan juga dapat diartikan sebagai persesuaian materi-materi dari ukuran berat dan memberi tekanan pada stabilitas suatu komposisi karya seni. Balance dikelompokan menjadi hidden balance (keseimbangan tertutup), symmetrical balance (keseimbangan simetris), asymmetrical balance (keseimbangan asimetris), balance by contrast (perbedaan atau adanya oposisi). Pada desain motif batik kontemporer ini, keseimbangan pada desain motif sangat diperhatikan agar desain motif batik kontemporer ini dapat memberi kesan seimbang secara visual. Keseimbangan pada desain motif sangat berpengaruh pada visulaisasi, agar desain motif batik konteporer pada bed sheet ini benar-benar dapat digunakan untuk beristirahat secara nyaman. 3) Kesatuan Kesatuan adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keutuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi. Kesatuan sangat berpengaruh pada desain motif batik kontemporer ini. Dalam desain motif batik kontemporer ini kesatuan antara motif satu dengan yang lainnya harus saling menyatu begitupun dengan warnawarna yang digunakan. Sehingga didapat hasil akhir desain 30

16 motif yang saling berkaitan atau saling menyatu satu sama lain. 4) Penekanan (Aksentuasi) Penekanan dimaksudkan untuk menarik perhatian pembaca, sehingga ia mau melihat dan membaca bagian desain yang dimaksud. Kalau dalam konteks desain surat kabar ini bisa dilakukan dengan memberi kotak raster atas sebuah berita. Hal ini akan mengesankan pentingnya berita itu untuk dibaca oleh pembaca. Penekanan juga dilakukan melalui perulangan ukuran, serta kontras antara tekstur, nada warna, garis, ruang, bentuk atau motif. Penekanan juga sangat diperlukan dalam Desain Bed Sheet dengan Batik Kontemporer Batik Kawung ini. Penekanan digunakan agar desain motif batik kontemporer ini memiliki aksen untuk menarik perhatian si pembaca. 5) Irama (Repetisi) Irama merupakan pengulangan unsur-unsur pendukung karya seni. Irama merupakan selisih antara dua wujud yang terletak pada ruang, serupa dengan interval waktu antara dua nada musik beruntun yang sama. Pengulangan bentuk biasanya memberi kesan keselarasan, dan bentuk yang diulang seakan-akan seperti ketukan dari sebuah irama. Irama juga membantu prinsip kesatuan, menyatukan seluruh obyek agar tidak tercerai berai. Prinsip-prinsip irama diantaranya yaitu: a) Repetisi, adalah sebuah pengulangan dengan kesamaan ekstrem pada semua unsur/elemen. b) Transisi, adalah pengulangan dengan perubahanperubahan dekat atau variasi dekat pada elemen seni rupa. 31

17 c) Oposisi, adalah pengulangan dengan perbedaan pada satu atau beberapa elemen seni rupa. Irama juga menjadi dasar desain motif batik kontemporer. Dalam Desain Bed Sheet dengan Batik Kontemporer Batik Kawung ini motif menggunakan unsur repitisi, yaitu sebuah pengulangan motif dengan kesamaan pada semua unsur elemen. c. Hubungan Antara Desain Motif Batik Kontemporer dengan Interior Modern Desain Bed Sheet dengan Batik Kontemporer Batik Kawung ini dirancang dengan memperhatikan dan menyesuaikan dengan gaya interior sebuah ruangan modern. Sesuai dengan target pasar yang dituju yaitu kelas menengah keatas, maka desain motif batik kontemporer ini disesuaikan juga dengan ruang tidur kalangan menengah keatas. Dari mulai warna-warna yang digunakan, motif yang digunakan, pola motif yang digunakan, dan pola tata letak motif yang digunakan semuanya disesuaikan dengan ruang tidur modern. Pertimbangan ini digunakan agar desain motif batik kontemporer pada bed sheet sampai pada image yang diharapkan, dan sesuai dengan kalangan pasar yang dituju. 32

18 Gambar 8. Desain Interior Ruang Tidur Modern 1 (Sumber: ) Gambar 9. Desain Interior Ruang Tidur Modern 2 (Sumber: ) 33

19 Gambar 10. Desain Interior Ruang Tidur Modern 3 (Sumber: ) d. Pola Tata Letak Motif pada Bed Sheet Dalam desain motif pada bed sheet, ada beberapa jenis tehnik tata letak (penempatan) motifnya. Diantaranya yaitu: 1) Motif Border Satu Sisi Motif border satu sisi yaitu pola motif desain yang di bagian bawahnya berbentuk motif sejajar sebagai batas pemisah antara motif bawah dan atas. Motif sejajar tersebut menjadi motif utama dari desain border satu sisi. Tinggi motif border satu sisi tidak boleh lebih dari 80 cm dan dengan lebar 64,14 cm (sesuai lebar mesin produksi). 34

20 2) Motif Border Dua Sisi Gambar 11. Motif Border Satu Sisi (Sumber: Dokumentasi Pribadi 2013) Motif border dua sisi yaitu pola motif desain yang membatasi motif di ke-2 sisinya antara motif atas dan motif bawah. Masing-masing motif border bawah dan motif border atas memiliki ukuran yang sama, yaitu tinggi kurang dari 80 cm, dan lebar 64,14 cm (sesuai lebar mesin produksi). Ke-2 motif di atas dan di bawah, menjadi motif utama dalam desain motif border dua sisi tersebut. 35

21 Gambar 12. Motif Border Dua Sisi (Sumber: Dokumentasi Pribadi 2013) 3) Motif Salur Motif salur yaitu desain motif yang berbentuk pola beraturan menyalur, bisa secara vertiklal maupun horisontal. Jumlah salur motif dalam suatu desain dapat disesuaikan dengan keinginan dan mesin produksi. 36

22 Gambar 13. Motif Salur (Sumber: Dokumentasi Pribadi 2013) 4) Motif All Over (Dimana-Mana) Motif All Over yaitu desain motif dengan pola motif yang berbentuk acak, tidak beraturan dan tidak dibatasi oleh motif-motif lainnya. Ukuran motif pada motif all over ini harus disesuaikan dengan ukuran mesin produksi. 37

23 Gambar 14. Motif All Over (Sumber: Dokumentasi Pribadi 2013) e. Pola Motif pada Bed Sheet (Pattern) 9 Ada dua jenis pola motif pada bed sheet, yaitu: 1) Pola Serak (Pola Tabur) Pola serak yaitu menyusun pola dengan cara mengulang suatu matif, dengan jarak tertentu dan akan diperoleh pola serak. Walaupun disebut pola serak namun letak motif-motifnya teratur dengan jarak tertentu. 9 Pulukadang, N. W. Keterampilan Menghias Kain, Angkasa, Bandung, Hal. 5 38

24 2) Pola Berangkai Gambar 15. Pola Serak (Sumber: Buku Keterampilan Menghias Kain 2008) Pola berangkai yaitu jika pola serak dihubungkan satu sama lainnya maka akan diperoleh pola berangkai. Garis-garis yang menghubungkannya dapat berupa garis vertikal, horisontal, maupun garis diagonal. Gambar 16. Pola Berangkai (Sumber: Buku Keterampilan Menghias Kain 2008) C. Kelompok Data Berkaitan dengan Aspek Teknis Produk Rancangan 1. Desain Bed Sheet dengan Batik Kontemporer Motif Kawung Dalam pembuatan bed sheet terdapat beberapa jenis kain, beberapa jenis zat pewarna, beberapa jenis software yang digunakan untuk mendesain dan beberapa jenis mesin produksi yang biasa digunakan untuk teknis produksinya, diantaranya yaitu: 39

25 a. Jenis-jenis Kain Bed Sheet Dalam pembuatan bed sheet terdapata beberapa jenis kain yang biasa digunakan, dari mulai kain yang berkualitas bagus sampai kain yang berkualitas biasa. Jenis kain digunakan berdasarkan pasar yang dituju, apabila bed sheet untuk pasar menengah keatas maka menggunakan kain dengan kulaitas paling bagus tapi sebaliknya apa bila bed sheet untuk pasar menengah kebawah maka menggunakan kain dengan kualitas biasa saja. Jenis-jenis kain bed sheet diantaranya, yaitu: 1) Bahan Tencel Bahan tencel adalah kain yang sebagus linen, sehangat wol, dan mudah penyerap seperti kapas. Kain tencel juga memiliki kemampuan dalam mengatur suhu. Kain tencel tidak akan terasa panas pada cuaca yang panas, dan akan menjadi terasa hangat dalam cuaca yang dingin. Kain tencel juga tahan terhadap sinar UV, tahan dari serangan jamur (fungi). Tencel terbuat dari bambu organik. Tidak seperti kapas, tencel dipintal dari serat bambu malang-melintang yang membentuk pori-pori mikro yang unik, sehingga membuat kain dapat menyerap 4x lebih kuat dari bahan katun penuh. Jadi sangat cepat menyerap keringat. 2) Bahan Katun Jepang/Satin Jepang/Katun Sakura Bahan katun jepang atau kapas yang biasa kenal selama ini, adalah serat yang dihasilkan oleh tanaman kapas atau dalam bahasa latinnya (Gossypium hirsutum). Bahan bed sheet dari katun jepang memiliki susunan tenunan khusus yang membuatnya sangat nyaman digunakan. Bahan katun jepang memang lebih tebal tetapi jenis kain ini lebih lemas. Struktur anyaman katun jepang adalah saling silang 40

26 antara 1 benang dengan 4/7 benang. Semakin banyak yang menyilang terhadap benang lain, maka akan semakin lembut dan halus. Tetapi juga semakin rapuh anyaman terhadap sikat sewaktu mencucinya. Bahan katun jepang relatif mahal, hampir dua kalinya dari harga bed sheet CVC, karena bahan ini impor maka sangat terbatas dipasaran. 3) Bahan katun CVC (Cotton Viscose)/Katun Korea Katun CVC (cotton viscose) adalah bahan katun dengan komposisi 60-75% katun dan sisanya viscose atau rayon yang nyaman, lembut, dan adem. Katun CVC ini juga biasa disebut dengan katun korea. Kelebihan bahan ini dibandingkan bahan yang lainnya adalah tidak mudah kusut dan tingkat penyusutan kainnya rendah. Jenis bed sheet dengan bahan ini banyak disukai karena memang lebih nyaman dipakai dan merupakan kain bed sheet kualitas sedang. 4) Bahan Katun Cina/Twill/Canon Bahan dari twill/canon atau lebih dikenal katun cina, bahan bed sheet jenis ini memiliki 2 kelas yaitu yang rendah dengan ciri-ciri warnanya yang kurang cerah dan tipis sedangkan untuk kelas tinggi ciri-cirinya yaitu mirip dengan bed sheet katun jepang, hanya saja kekurangannya pada lebar bahan yang hanya 235 sehingga untuk standar bed sheet tinggi 25 harus menggunakan sambungan dilipatan bagian kepala. 5) Bahan Katun Catra/Katun Lokal Premium Bahan ini mempunyai komposisi 80% katun 20% polyester. dikarenakan kandungan katun-nya lebih banyak, sehingga jenis katun ini sering disebut juga katun lokal premium. Bahan ini lebih halus dan nyaman dibanding 41

27 bahan panca, sifat bahan yang lembut, tidak panas, warna tidak mudah luntur dan tidak berudul pada saat dicuci. Walau dengan warna penuh kain ini tidak akan kaku. Biasanya bahan ini digunakan untuk motif minimalis pada bed sheet. 6) Bahan Katun Panca/Katun Lokal Bahan panca mempunyai komposisi 50% katun-50% polyester. Bahan panca ini terasa dingin saat digunakan, cukup nyaman dipakai, tapi tidak selembut dan sehalus catra, tidak berudul setelah dicuci dan warnanya cukup awet. Tapi apabila motifnya penuh, maka kainnya akan menjadi kaku. Biasanya jenis kain ini digunakan untuk bed sheet motif anak-anak dan bed sheet motif klasik. 7) Bahan TC/Poly TC (Tetron Cotton) Bahan TC/poly TC adalah bed sheet yang terbuat dari kain TC/poly TC, kain poly TC banyak digunakan oleh produsen bed sheet karena memang harganya lebih murah, tetapi jenis bahan ini mudah sekali luntur pada saat dicuci, berbulu, tidak halus karena memang bahan bed sheet jenis ini berkualitas rendah. 8) Bahan Polyester Bahan polyester terbuat dari serat sintetis (serat buatan). Jenis kain ini tergolong mempunyai harga yang ekonomis, selain itu juga jenis kain polyester ini mudah diatur serta tidak mudah kusut sehingga selalu terlihat rapi. Tapi jenis bahan ini tidak cocok digunakan dinegara yang beriklim tropis. Bahan ini tidak menyerap keringat, terasa panas, sehingga terasa kurang nyaman pada saat digunakan. 42

28 b. Jenis-jenis Zat Pewarna Bed Sheet Dalam pembuatan bed sheet ada 2 jenis zat pewarna yang biasa digunakan, yaitu: 1) Zat Pewarna Reaktif Zat warna reaktif memiliki warna yang cerah, range warna yang luas, ketahanan warna yang cukup baik dan pengoprasiannya yang mudah pada saat produksi. Zat warna reaktif mempunyai ketahana gosok yang baik, ketahanan sobek yang baik, sehingga kain yang menggunakan zat warna ini hasil cetaknya akan mempunyai sifat kain yang baik. Zat pewarna reaktif banyak digunakan pada jenis kain tencel dan katun jepang (100% katun), karena jenis zat warna ini sangat cocok dengan jenis kainkain yang mempunyai bahan alami tanpa campuran polyester. Zat pewarna reaktif juga banyak digunakan untuk bed sheet kalangan menengah keatas karena kualitas zat pewarna ini yang baik dibanding dengan zat pewarna lainnya. 2) Zat Pewarna Pigment Zat pewarna pigment mempunyai kualitas dibawah zat warna reaktif. Ketahana gosok, ketahanan sobek, dan sifat kain sehabis produksi yang tidak baik. Karena pigment tidak memiliki afinitas terhadap serat maupun terhadap ikatan kimia maka pengikat dan cross linker harus digunakan. Namun binderl pengikat dan cross linker ini merupakan faktor utama yang menyebabkan kain menjadi kaku, khususnya pada kain yang berwarna tua. Adapun kelebihan dari zat warna pigment yaitu, tidak melewati proses pembilasan. Kelebihan lain jika melakukan pencelupan dengan zat warna pigment adalah proses 43

29 finishingnya bisa digabungkan dengan proses pencelupannya itu sendiri. c. Jenis-jenis Software Untuk Mendesain Motif Bed Sheet Ada 2 jenis software yang umum digunakan perusahaan tekstil di Indonesia, yaitu: 1) Software Adobe Photoshop Walaupun dalam penggunaannya, software ini agak sulit dan banyak langkah yang harus dilakukan dalam pembuatan desain motif, tetapi hasil desain motif dengan menggunakan software photoshop sangat bagus. Software adobe photoshop sangat dianjurkan untuk membuat desain motif pada dunia tekstil karena software ini mempunyai banyak pilihan dalam penggunaan filter, sehingga lebih banyak variasi effect teksturnya. 2) Software Anseries Software anseries memang lebih mudah pengaplikasiannya dibanding dengan software photoshop, tapi hasil desainya tidak sebagus dengan menggunakan software photoshop. Karena pilihan filternya tidak sebanyak photoshop, sehingga variasi effectnya sangat terbatas. Jenis software ini lebih dianjurkan untuk proses tracing (pemisahaan warna). d. Jenis-jenis Mesin Produksi Printing Bed Sheet Dalam proses produksi bed sheet ada 3 jenis mesin produksi yang biasa digunakan oleh perusahaan-perusahaan printing tekstil, yaitu: 1) Mesin Printing Rotary Mesin printing rotary adalah jenis mesin produksi untuk printing desain motif pada media kain. mesin printing rotary, dengan kemampun cetak sangat cepat dibanding 44

30 mesin flat, mesin rotary jumlah screennya hanya mampu memakai 7-12 screen itu biasanya sudah maximal dan hasil cetaknya cukup bagus, hanya saja kalau mencetak design motif yang banyak effect gradasi seperti effect air hasilnya kurang maksimal dan membutuhkan dot yang agak kasar dan kemampuanya terbatas. 2) Mesin Printing Flat Mesin printing flat adalah jenis mesin produksi untuk printing desain motif pada media kain. Jenis mesin ini dibatasi maksimal jumlah screennya adalah 12 screen, dan kemampuan hasil cetaknya cukup bagus hanya saja kelemahannya yaitu jalan produksinya sangat lambat dibanding dengan mesin rotary yang high speed. Kemampuan mesin jenis flat ini juga bagus dalam mencetak desain motif dengan efek gradasi dan efek air. 3) Mesin Printing Digital Mesin printing digital lebih mudah dalam proses produksinya. Proses printing dengan mesin ini tidak memerlukan sistem separasi warna (tracing) karena mesin ini proses cetaknya didesain dan diseting mirip seperti printer unlimited colour, jadi proses produksinya tidak dibatasi jumlah screen warna seperti rotary dan flat, sayangnya proses cetak dengan menggunakan mesin printing digital harga produksinya sangat tinggi. 2. Aspek Teknis Desain Bed Sheet dengan Batik Kontemporer Motif Kawung Hasil paparan data-data diatas telah dijadikan faktor yang mempengaruhi penulis dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan aspek teknis, seperti pemilihan material dan teknis produksi dalam pembuatan produk. 45

31 Karena bed sheet ini, adalah jenis bed sheet untuk kalangan menengah keatas maka mengenai material yang dipilih adalah material yang mempunyai kualitas bagus, seperti jenis kain yang akan digunakan adalah jenis kain tencel, jenis zat pewarna yang akan digunakan adalah jenis zat pewarna reaktif, dan proses pembuatan desain motif akan dilakukan dengan menggunakan software Photoshop, serta proses produksi akan dilakukan dengan menggunakan mesin printing rotary. D. Kelompok Data Berkaitan dengan Aspek Ekonomi Produk Rancangan Perkembangan desain motif pada bed sheet di Indonesia saat ini sedang berkembang. Di zaman sekarang bed sheet bukan hanya dilihat dari fungsinya saja, melainkan masyarakat juga melihat dari sisi desain motifnya. Banyak motif-motif bed sheet yang semakin bervariasi, namun hanya saja bed sheet dengan motif-motif budaya lokal masih sangat minim. Maka dari itu bed sheet dengan konsep motif-motif budaya lokal mempunyai peluang dan potensi yang sangat besar untuk berkembang. Secara ekonomi, bed sheet untuk kalangan menengah keatas membutuhkan budget yang cukup besar karena bahan-bahan yang dibutuhkan adalah bahan-bahan dengan kualitas baik, selain itu juga karena minimal produksi untuk bed sheet harus dengan jumlah yang cukup besar. 46

32 E. Kelompok Data dari Journal Mengenai Desain Bed Sheet dengan Batik Kontemporer Motif Kawung 1. Kasur Meliputi Sprei 10 Menurut Shaurer secara umum tempat tidur, lebih khusus berhubungan dengan lembar yang dibangun untuk berfungsi sebagai penutup kasur, dan salah satu objek utamanya yaitu sebuah spreicovering dimana bagian tubuh utama terdiri dari satu bagian dari kain dipotong untuk bentuk yang tepat dan memiliki sudutnya disatukan dengan cara dijahit atau sebaliknya, sehingga membentuk tergantung bagian yang berbaring di atas sisi dan ujung kasur dan juga bagian yang memperpanjang jarak pendek dalam bagian bawah sisi kasur dari sisi sampai ujung kasur. Sprei ini meliputi lembar yang akan mempertahankan posisinya di kasur, dan tidak akan menarik ataupun mengkerut sebagai akibat dari pergerakan pengguna tempat tidur tersebut. 2. Mengembangkan Rekomendasi Sistem Desain Tekstil Menurut Kepekaan Konsumen 11 Analisis kepekaan dan preferensi pelanggan merupakan strategi penting dalam pasar yang semakin lebih berorientasi pada pelanggan. Para penulis mengusulkan Desain Tekstil Rekomendasi System (TDRS) sebagai alat yang efektif untuk berfokus pada kebutuhan pelanggan di industri tekstil. Para penulis telah mengembangkan alat antarmuka pengguna yang dapat menyarankan desain tekstil sesuai dengan kebutuhan pengguna. penyaringan kolaboratif diadopsi untuk mencari desain tekstil, dan kinerja TDRS diuji sesuai dengan tiga algoritma. Sistem ini memungkinkan merchandiser tekstil untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang lebih tepat dan mudah. 10 Shaurer, Kasur Meliputi Sprei, K. Jung & Y. Na, Mengembangkan Rekomendasi Sistem Desain Tekstil Menurut Kepekaan Konsumen,

33 3. Metode Kain Tekstil Printing 12 Sebuah metode pencetakan kain tekstil, lebih khusus mentransfer pola berwarna pada kain, dimana pola multi-berwarna pertama dicetak pada dukungan inextensible, kemudian ditransfer ke kain dengan superposing mengatakan dukungan pada kain dan menundukkan baik ke aksi tekanan, panas dan pelarut, dukungan inextensible menjadi lebih mempermudah permukaan yang disesuaikan untuk menerima pola berwarna, sehingga hal ini mendukung zat warna untuk dapat segera ditransfer ke kain. 4. Sprei Tempat Tidur 13 Sebuah tempat tidur yang dapat membuat anak tidur terlelap sepanjang malam, yaitu dimulai dari bentuk-dilengkapi lembaran bawah untuk kasur dengan lembaran datar atas yang dijahit ke lembar bagian bawah sepanjang bagian ujung kaki dan sebagian sepanjang sisi memanjang. Tali elastis terhubung ke kedua sisi slide lembar sprei pas bawah, di bawah kasur untuk menjaga bagian bawah form-pas lembar dari tarikan. Hasilnya adalah sebuah sprei tempat tidur yang nyaman untuk anak. 5. Batik: Desain, Style dan Sejarah fiona Kerlogue 14 Batik: Desain, Style dan Sejarah menawarkan pengenalan gaya batik Indonesia dan sejarah mereka. Survei daerah dan sentuhan motif di Madura dan Sumatera dan pusat di seluruh Jawa, dan melihat beberapa orang Jawa yang umum, Cina dan motif Melayu.Sebuah singkat tempat cerita sejarah batik dalam konteks yang lebih luas dari sejarah Indonesia, meliputi pengaruh Belanda dan Jepang, desainer Eurasia terkenal, gaya Batik Indonesia nasional, dan lain sebagainya. Tidak ada pengobatan proses produksi batik 12 Lucio Cicogna, Metode Kain Tekstil Printing, Luana A. Staudinger, Sprei Tempat Tidur, Thames and Hudson, Batik: Desain, Style dan Sejarah fiona Kerlogue,

34 seperti itu, tapi Kerlogue menyentuh masalah pasokan, peran koperasi dan ibukota Cina, dan isu-isu ekonomi lainnya. 49

3 PRINSIP-PRINSIP DAN UNSUR DESAIN

3 PRINSIP-PRINSIP DAN UNSUR DESAIN 3 PRINSIP-PRINSIP DAN UNSUR DESAIN KRIYA TEKSTIL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang prinsip-prinsip dan unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam desain

Lebih terperinci

II. METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Desain motif batik pada bed sheet memang sudah tersedia di pasaran, namun sangat terbatas sekali jumlahnya. Setelah diamati desain motif batik pada bed sheet yang

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Ruang aktif. 3.1.1. Pengertian ruang aktif. Ruang aktif adalah ruang yang memilki berbagai macam kegiatan, didalam ruangan tersebut adanya perubahan interior atau eksterior

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Rancangan Desain Bed Sheet Batik Kontemporer Motif Kawung memiliki keterkaitan lingkungan fisik. Karena Desain Bed Sheet Batik Kontemporer Batik Kawung

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014 Desain Kerajinan Unsur unsur Desain Unsur desain merupakan bagian-bagian dari desain yang disusun untuk membentuk desain secara keseluruhan. Dalam sebuah karya desain masing-masing unsur tidak dapat dilepaskan

Lebih terperinci

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1 Unsur dasar senirupa Pertemuan ke 1 Titik Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar. Titik dapat dikembangkan menjadi garis dan bidang. Titik merupakan unsur penting dalam seni rupa. Sebagai

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah A. Perancangan Motif Batik Geometri Permasalahan: 1. Pemahaman konsep perancangan. 2. Perancangan motif batik Geometri 3. Visualisasi bentuk dan warna

Lebih terperinci

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Cetak Saring Desain Motif Karakter Visual Ragam Hias Flora Fauna Perancangan Desain Motif Tekstil Cinderamata dengan Penerapan Ragam hias relief candi

Lebih terperinci

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA DUA DIMENSI Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 PENGERTIAN NIRMANA Berasal dari dua akar kata, yakni nir yang artinya

Lebih terperinci

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS A. Implementasi Teoritis Istilah kata celeng berasal dari sebagian masyarakat Jawa berarti babi liar. Jika dilihat dari namanya saja, sudah nampak bahwa

Lebih terperinci

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT 4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT KRIYA TEKSTIL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengetahuan bahan dan alat kriya tekstil. Setelah mempelajari pengetahuan

Lebih terperinci

Apa itu Rupa dasar?desain dasar?

Apa itu Rupa dasar?desain dasar? Rupadasar 2D Apa itu Rupa dasar?desain dasar? Ilmu yang mempelajari Nirmana Ilmu yang mengajarkan unsur elemen yang ada pada sebuah karya seni/desain. Ilmu yang mengorganisasi unsur atau elemen agar menjadi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Di zaman yang sudah modern saat ini dan masuknya budaya asing kedalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tetapi Di Indonesia gaya bohemian ini sangat

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL 4.1 Tema Karya Tema dari karya tugas akhir ini adalah Geometrical Forest, sesuai dengan image board yang digunakan sebagai sumber inspirasi selain ragam

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP. 198311292010012034 Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP. 198311292010012034

Lebih terperinci

A. Bagan Pemecahan Masalah

A. Bagan Pemecahan Masalah 39 BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Dampak Fast Fashion dan Pewarna Sintetis Permasalahan Merancang karya tekstil dengan eco printing yang maksimal dengan menggunakan potensi alam

Lebih terperinci

Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa

Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa Kegiatan Belajar 1 Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa Seorang seniman atau desainer (perancang) mengolah unsur-unsur seni rupa sesuai dengan keahlian dan kepekaan yang dimilikinya dalam mewujudkan

Lebih terperinci

a. Katun Combed Nama cotton combed (katun combed) diambil dari nama mesin pemintalnya, yaitu mesin combing. Mesin combing sendiri berfungsi untuk memb

a. Katun Combed Nama cotton combed (katun combed) diambil dari nama mesin pemintalnya, yaitu mesin combing. Mesin combing sendiri berfungsi untuk memb BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Buku merupakan salah satu media yang bisa digunakan dalam hal penyampaian informasi. Diantara faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Latar Belakang Wallpaper adalah sejenis bahan yang digunakan untuk melapisi dan menghias dinding untuk kebutuhan interior rumah, kantor, atau fungsi bangunan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kudus. Perancangan Motif Batik. Konsep desain

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kudus. Perancangan Motif Batik. Konsep desain BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Batik Kudus Perancangan Motif Batik Buah Parijoto sebagai sumber pengembangan motif batik Parijoto Konsep desain Aspek Estetis Aspek Bahan Aspek Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melakukan pekerjaan antara lain, yaitu: terutama gambar logo dua dimensi.

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melakukan pekerjaan antara lain, yaitu: terutama gambar logo dua dimensi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Corel draw Corel draw adalah editor grafik vector yang dibuat oleh corel, Corel sendiri adalah sebuah perusahaan perangkat lunak yang bermarkas di Ottawa, Kanada. Versi

Lebih terperinci

BAB II. Metodologi Perancangan

BAB II. Metodologi Perancangan BAB II Metodologi Perancangan A. Orisinalitas Sebuah desain tidak mungkin tercipta tanpa ada unsur-unsur pembentuknya dan tidak akan indah atau menarik di lihat tanpa mempertimbangkan prinsipprinsip desain.

Lebih terperinci

BAB III SURVEY LAPANGAN

BAB III SURVEY LAPANGAN BAB III SURVEY LAPANGAN 3.6 Perolehan Material Renda di Indonesia Renda yang banyak ditemukan di pasaran adalah jenis renda yang digunakan sebagai bahan dekorasi atau benda aplikasi. Biasanya renda digunakan

Lebih terperinci

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd DIMENSI WARNA DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd Warna panas: adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning Warna dingin, adalah kelompok

Lebih terperinci

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA A. Tahap Produksi Media Pada tahap produksi media promosi ini penulis melakukan beberapa tahapan mulai dari sebelum produksi hingga proses produksi media. Adapun ltahapan

Lebih terperinci

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran. Proses Sumber Persiapan gagasan Sketsa Pengalaman Ide atau Gagasan Karya Pewarnaan Konsultasi BAB I I I Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN Media Teknik massa Pencetakan A. Implementasi Teoritik

Lebih terperinci

Jual Karpet Masjid Jakarta: Solusi Masjid Indah, Nyaman, dan Rapi

Jual Karpet Masjid Jakarta: Solusi Masjid Indah, Nyaman, dan Rapi Jual Karpet Masjid Jakarta: Solusi Masjid Indah, Nyaman, dan Rapi Karpet masjid sejatinya bukan hanya menjadi sebuah alas lantai, melainkan juga berfungsi sebagai alas salat dan salah satu elemen yang

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK Boneka bisa terbuat dari bermacam bahan, bahan yang bisa digunakan yaitu kain, kulit, kertas, fiber, tanah liat

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam buku Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan (Suyanto, 2004:5-8), tersebut. Ada empat macam tujuan dari iklan, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam buku Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan (Suyanto, 2004:5-8), tersebut. Ada empat macam tujuan dari iklan, yaitu: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Periklanan Periklanan merupakan salah satu tahap dalam pemasaran. Produk barang atau jasa, baik penamaannya, pengemasannya, penetapan harga, dan distribusinya tercermin dalam

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN Batik merupakan warisan budaya dari Indonesia yang sudah disahkan oleh pihak UNESCO. Batik Yogyakarta atau Batik Jogja merupakan bagian dari budaya Jawa.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desain Grafis Desain grafis terdiri dari dua buah kata yaitu desain dan grafis, desain merupakan proses atau perbuatan dengan mengatur segala sesuatu sebelum bertindak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi.

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latar belakang kami menulis makalah ini ialah untuk menjelaskan karya seni rupa dua dimensi secara lebih rinci. Penjelasan karya seni rupa dua dimensi akan meliputi

Lebih terperinci

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni Pengertian Seni Rupa Secara sederhana, seni rupa adalah ungkapan ide atau perasaan yang estetis dan bermakna dari pembuatnya yang diwujudkan melalui media rupa yang bisa ditangka dan dirasakan dengan rabaan.

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Ambor Baju Pesta Balita Perempuan merupakan baju pesta untuk usia 1-5 tahun. Faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Pada dasarnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan pada umumnya ada tiga elemen dalam berkomunikasi yaitu pembicara, pendengar dan sebuah

Lebih terperinci

BAB II PRODUK DAN JASA

BAB II PRODUK DAN JASA BAB II PRODUK DAN JASA 2.1 Spesifikasi Produk Dari segi bahan KetoBatik menggunakan bahan Cotton Combed 20s dan kemeja menggunakan bahan Teteron Cotton. Bahan batik yang KetoBatik gunakan adalah batik

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Ide Perancangan Desain Setiap keluarga memiliki kebiasaan yang berbeda, kebiasaan-kebiasaan ini secara tidak langsung menjadi acuan dalam memilih furnitur yang ada di dalam

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. Ulasan Karya Sejenis a. Bohemian Style Produk 1 : Baju Blouse Lengan Kalong Gambar 2. 1 Baju Blouse (Sumber: www.pinterest.com, 2017) Gambar diatas adalah beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan kepada benak konsumen. Dalam komunikasi, kita harus mempertajam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan kepada benak konsumen. Dalam komunikasi, kita harus mempertajam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Desain Keunggulan bersaing perusahaan, sesungguhnya adalah keunggulan komunikasi sehingga masalah dalam bersaing adalah masalah dalam penyampaian pesan kepada benak konsumen.

Lebih terperinci

BAB III PROSES PEMBENTUKAN

BAB III PROSES PEMBENTUKAN BAB III PROSES PEMBENTUKAN Lahirnya karya seni rupa melalui proses penciptaan selalu terkait dengan masalah teknis, bahan, dan alat yang digunakan serta tahapan pembentukannya. Selain kemampuan dan pengalaman,

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA WARNA Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 WARNA Merupakan kesan yang timbul oleh pantulan cahaya yang ditangkap oleh

Lebih terperinci

Elemen Elemen Desain Grafis

Elemen Elemen Desain Grafis Elemen Elemen Desain Grafis Desain grafis sebagai seni dekat dengan apa yang kita sebut sebagai keindahan (estetika). Keindahan sebagai kebutuhan setiap orang, mengandung nilai nilai subyektivisme. Oleh

Lebih terperinci

BAB III Membuat Sketsa

BAB III Membuat Sketsa BAB III Membuat Sketsa Pada dasarnya sketsa merupakan sebuah gambar sederhana dengan sentuhan goresan pensil namun tetap memperlihatkan nilai estetika pada objek yang digambar. Permasalahannya menggambar

Lebih terperinci

TUGAS PRAKARYA: SABLON

TUGAS PRAKARYA: SABLON TUGAS PRAKARYA: SABLON Pengertian Sablon Kata sablon berasal dari bahasa Belanda yaitu schablon yang merupakan suatu teknik cetak-mencetak suatu desain grafis dengan menggunakan kain gasa atau biasa disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan dasar manusia sepanjang hidupnya. Semakin tinggi taraf ekonomi seseorang, kebutuhan berbusana juga akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI. Kesatuan/unity Keselarasan/harmony Keseimbangan/balance Proporsi /Proportion Irama/Rhytm Tekanan/Emphasize

PRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI. Kesatuan/unity Keselarasan/harmony Keseimbangan/balance Proporsi /Proportion Irama/Rhytm Tekanan/Emphasize Nirmana Dwimatra Suatu kaidah susunan (organisasi) dari unsur-unsur pendukungnya untuk menciptakan suatu kesatuan bentuk ciptaan dalam batasan dua dimensional PRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI Kesatuan/unity Keselarasan/harmony

Lebih terperinci

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA Nama : Muhammad Bagus Zulmi Kelas : X 4 MIA No : 23 SENI RUPA Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Riset Ide Kemunafikan merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan forming dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB III KONSEP PERANCANGAN A. BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Perancangan Motif teratai sebagai hiasan tepi kain lurik Sumber Ide teratai Identifikasi Masalah 1. Perancangan motif teratai sebagai hiasan tepi pada

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN Dapat memberikan identitas bagi komunitas atau untuk unit tertentu terhadap orang yang memakai kaos tersebut. Seperti, kominutas sepeda dengan nama BIKE

Lebih terperinci

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER PEWARNAAN Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI. KOMPONEN WARNA Warna terbentuk dari: 1. Hue (Corak) 2. Intensity (Intensitas) 3. Saturation (Kejenuhan atau Jumlah Putih pada

Lebih terperinci

BAB III TINJAUANPUSTAKA

BAB III TINJAUANPUSTAKA BAB III TINJAUANPUSTAKA Dalam Bab III,TinjauanPustaka, penulis akan menerangkan tentang penjelasan- penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan dengan Pengerjaan Cover Video Klip

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

II. METODOLOGI A. KERANGKA BERFIKIR

II. METODOLOGI A. KERANGKA BERFIKIR II. METODOLOGI A. KERANGKA BERFIKIR Dalam desain, terdapat beberapa sistem tanda yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah desain komunikasi visual lingkungan, berupa Sign

Lebih terperinci

KARYA SENI LUKIS BESAR TINGKAT DUNIA. Oleh: Drs. Maraja Sitompul, M.Sn.

KARYA SENI LUKIS BESAR TINGKAT DUNIA. Oleh: Drs. Maraja Sitompul, M.Sn. KARYA SENI LUKIS BESAR TINGKAT DUNIA Oleh: Drs. Maraja Sitompul, M.Sn. SENI SEBAGAI KEINDAHAN Seni: segala keindahan yang diciptakan manusia Balinesse Beauty Kakak dan Adik, 1978 BASUKI ABDULLAH ALIRAN

Lebih terperinci

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI Disusun Oleh : Nama : Kelas : X Mipa 6 Pelajaran : Seni Budaya SMA TAHUN AJARAN 2016/2017 Seni Rupa Seni rupa adalah salah satu cabang seni yang membentuk sebuah karya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam dunia publikasi, fotografi, video dan juga bidang berorientasi visual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam dunia publikasi, fotografi, video dan juga bidang berorientasi visual BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Photoshop Photoshop merupakan salah satu software yang paling banyak dipakai dalam dunia publikasi, fotografi, video dan juga bidang berorientasi visual lainnya,

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang muncul dalam mengembangkan relief candi menjadi sebuah motif. Pertama, permasalahan

Lebih terperinci

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun,

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Kucing adalah hewan yang memiliki karakter yang unik dan menarik. Tingkah laku kucing yang ekspresif, dinamis, lincah, dan luwes menjadi daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia merupakan salah satu negara yang mengikuti perkembangan mode (trend) di dunia. Menurut buku Perancangan Buku Ilustrasi Motif Navajo pada Pelaku

Lebih terperinci

ULANGAN KENAIKAN KELAS VII Semester 2

ULANGAN KENAIKAN KELAS VII Semester 2 DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA ULANGAN KENAIKAN KELAS VII Semester 2 Mata Pelajaran : SENI BUDAYA Hari / Tanggal : Kelas/Semester : VII / 2 Waktu :. menit I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!

Lebih terperinci

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teori Penulis menjadikan burung hantu sebagai sumber tema dalam penciptaan karya seni karena burung hantu memiliki beragam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik. yang berasal dari hasil pengalaman dan pengamatan lingkungan kemudian

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik. yang berasal dari hasil pengalaman dan pengamatan lingkungan kemudian BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Dalam menciptakan karya seni, seorang pencipta memperoleh ide berasal dari hasil pengalaman dan pengamatan lingkungan kemudian melalui proses

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Produk : Gambar 1 : Pakaian dan Celana yang beredar di pasaran (Sumber : www. Pinterest.com, 2017) Gambar diatas adalah beberapa jenis pakaian dan celana yang

Lebih terperinci

Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara

Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara RAGAM HIAS TENUN IKAT NUSANTARA 125 Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari sejarah teknik tenun ikat pada saat mulai dikenal masyarakat Nusantara. Selain itu, akan

Lebih terperinci

WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN

WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN SMK Negeri 4 Malang Jl. Tanimbar 22 Malang 65117Telp. ( 0341) 353798,Fax (0341) 353798 E-mail : surat@smkn4-mlg.info Definisi Warna Warna adalah salah satu elemen

Lebih terperinci

Aug 14, '08 2:21 PM untuk. Konsep Seni Rupa

Aug 14, '08 2:21 PM untuk. Konsep Seni Rupa Konsep Seni Rupa Aug 14, '08 2:21 PM untuk 1. Konsep Seni Rupa meliputi: Hakikat Seni Rupa, Aspek-aspek Karya Seni Rupa dan Ragam Seni Rupa. 2. Dalam pengertian luas, seni rupa dapat dipahami sebagai produk

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN SENI LUKIS PENDIDIKAN SENI RUPA. Oleh: Drs. Susapto Murdowo, M.Sn.

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN SENI LUKIS PENDIDIKAN SENI RUPA. Oleh: Drs. Susapto Murdowo, M.Sn. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN SENI LUKIS PENDIDIKAN SENI RUPA Oleh: Drs. Susapto Murdowo, M.Sn. KONSEP DASAR PENDIDIKAN SENI Seni dalam Pendidikan Pendidikan melalui Seni (Education through Art) SENI DALAM

Lebih terperinci

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL 2.1. Seni dan Tari 2.1.1. Pengertian Seni Seni dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 915) didefinisikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Pada perancangan buku cerita anak ini memiliki konsep yang Beragam yaitu adanya bermacam jenis bentuk, pola, warna, teks mencakup cara penggambaran karakter

Lebih terperinci

Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta RAGAM HIAS TRADISIONAL Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Pengertian Ragam Hias Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya

Lebih terperinci

BAGIAN III W A R N A

BAGIAN III W A R N A BAGIAN III W A R N A Warna merupakan unsur desain yang pertama paling menarik perhatian seseorang dalam kondisi apapun. Setiap permukaan benda akan tampak berwarna, karena benda tersebut menyerap dan memantulkan

Lebih terperinci

A. Implementasi Teoritik

A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Lebah Madu adalah serangga kaya manfaat, dalam klasifikasi dunia binatang, lebah dimasukan dalam Ordo Hymenoptera yang artinya sayap bening.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam

BAB III LANDASAN TEORI. gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam 8 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Teori Desain Grafis Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam disain grafis,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Proses perancangan Bahan dasar Serat katun Tali katun Pewarnaan Simpul Eksplorasi Hasil eksplorasi terpilih Perancangan produk Proses produksi KARYA Proses perancangan 42

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 Referensi karya. Penulis juga membuat studi banding dari beberapa buku Jakarta yang ada ditoko buku seperti :

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 Referensi karya. Penulis juga membuat studi banding dari beberapa buku Jakarta yang ada ditoko buku seperti : BAB IV ANALISA DATA 4.1 Referensi karya Penulis juga membuat studi banding dari beberapa buku Jakarta yang ada ditoko buku seperti : Jelajah Masa Lalu Lewat Wisata Sejarah Gambar 3.3 Buku Jelajah Masa

Lebih terperinci

BAB V DESKRIPSI KARYA AKHIR. Konsep dalam perancangan karya akhir dibuat setelah eksperimen dan

BAB V DESKRIPSI KARYA AKHIR. Konsep dalam perancangan karya akhir dibuat setelah eksperimen dan BAB V DESKRIPSI KARYA AKHIR 5.1 Konsep Karya Akhir Konsep dalam perancangan karya akhir dibuat setelah eksperimen dan eksplorasi. Karena hasil eksperimen dan eksplorasi dapat memberikan gambaran visual

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PE A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK 1. Keramik Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani Keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah

Lebih terperinci

Menata Pola Ragam Hias Tekstil

Menata Pola Ragam Hias Tekstil MENATA POLA RAGAM HIAS TEKSTIL 81 Menata Pola Ragam Hias Tekstil A. RINGKASAN Dalam bab ini kita akan belajar menata pola ragam hias tekstil. Sebelumnya kita telah memiliki pengetahuan tentang keragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN Keragaman seni budaya bangsa Indonesia, diantaranya terlihat melalui produk kriya tradisional tersebar di berbagai daerah di Indonesia dengan karakter dan gaya seni masing-masing. Kehadiran

Lebih terperinci

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Salah satu pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tema Karya yang di Angkat Penulis mengangkat bentuk visualisasi gaya renang indah ke dalam karya seni grafis karena berenang merupakan salah satu bagian

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka Tujuan dari penelitian ini adalah memperkenalkan kepada khalayak ramai tentang batik Salatiga, dengan menggunakan sarana buku. Untuk itu penting bagi peneliti memahami dengan baik

Lebih terperinci

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). Akan tetapi, pada dasarnya unsur kreativitas dan pengalaman

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan 305 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penjelasan yang terkait dengan keberadaan seni lukis

Lebih terperinci

Bab IV Ulasan Karya Perancangan

Bab IV Ulasan Karya Perancangan Bab IV Ulasan Karya Perancangan A. Ide Desain A. Ide Desain Pada karya desain yang penulis buat dalam perancangan ini bermula muncul dari banyak orang yang mengabaikan masalah kemasan bagi suatu barang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Gambar 5 Sampah yang berada dilingkungan pabrik (sumber: Data Pribadi 2015) Kulit Sintetis adalah Kulit imitasi yang tidak menggunakan kulit hewan.

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Sebuah karya seni dapat terlihat dari dorongan perasaan pribadi pelukis. Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya. Hal itu di awali

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis A. Pemilihan Ide Pengkaryaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Lingkungan Pribadi Ide Lingkungan Sekitar Kontemplasi Stimulasi Sketsa Karya Proses Berkarya Apresiasi karya Karya Seni Bagan 3.1 Proses

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II a. Orisinalitas METODE PERANCANGAN Banyak produk rak buku dengan berbagai macam bentuk yang sudah beredar dipasaran, namun dari banyaknya jenis rak yang sudah ada hanya sedikit sekali yang mengeksplorasi

Lebih terperinci

EKSTERIOR SIANG HARI

EKSTERIOR SIANG HARI 1. RUSTIC. Konsep rustic adalah konsep yang berbasis pada kesadaran lingkungan, dan dideskripsikan sebagai gaya yang menekankan pada unsur alam serta elemen yang belum terfabrikasi. Desain interior rustic

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Penulis akan merancang sebuah metode multimedia interaktif untuk dijadikan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Penulis akan merancang sebuah metode multimedia interaktif untuk dijadikan BAB V KONSEP PERANCANGAN A. Ide dan Gagasan Perancangan Penulis akan merancang sebuah metode multimedia interaktif untuk dijadikan media promosi, sebuah format multimedia dapat dikemas dalam sebuah CD

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBUATAN IKAT CELUP DAN PEWARNAAN

TEKNIK PEMBUATAN IKAT CELUP DAN PEWARNAAN ABSTRAK Di Indonesia kain jumputan dikenal dengan nama nama yang berbedabeda, masyarakat Jawa menyebutnya Jumputan, di daerah Bali dikenal dengan nama Sangsangan, sedangkan di Palembang orang menamakannya

Lebih terperinci

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang 55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

7.4 Avant Garde Avant Garde buka suatu aliran dalam seni lukis, melainkan gaya yang berkembang dalam dunia fashion serta bergerak ke desain grafis

7.4 Avant Garde Avant Garde buka suatu aliran dalam seni lukis, melainkan gaya yang berkembang dalam dunia fashion serta bergerak ke desain grafis 7.4 Avant Garde Avant Garde buka suatu aliran dalam seni lukis, melainkan gaya yang berkembang dalam dunia fashion serta bergerak ke desain grafis Avant Garde dalam bahasa Perancis berarti "garda terdepan"

Lebih terperinci