Prog. Studi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Neger 2 Wonogiri BAB I PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Prog. Studi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Neger 2 Wonogiri BAB I PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN Prog. Studi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Neger 2 Wonogiri A. Keselamatan Kerja 1. Pemeriksaaan dan pemeliharaan minyak pendingin Minyak pendingin berfungsi untuk : a) Mendinginkan benda kerja b) Mendinginkan pahat c) Membantu dalam proses pemotongan d) Menjaga agar benda tidak mengembang karena meningkatnya panas selama proses pemotongan 2. Pemeriksaan pelepas tatal Untuk mesin gerinda datar dan silinder, tatal yang terjadi berupa serbuk, dengan menggunakan oli pendingin, dapat membantu untuk mengurangi bunga api akibat pemotongan dan membantu meredam serta mengalirkan bram ke container. 3. Identifikasi alat keselamatan kerja a) Pakaian Adalah baju kerja yang dalam keadaan rapi dan baik b) Kacamata pengaman Sebagai pelindung mata selama bekerja, c) Alat pelindung telinga Melindungi telinga dari gemuruh mesin d) Kaca pengaman Di pasang pada mesin gerinda untuk mencegah loncatan bubuk logam yang diasah mengenai mata e) Masker Untuk melindungi hidung dari debu B. Pengertian Mesin Gerinda adalah sebuah mesin yang sumbu utamanya dipasang sebuah batu asah dan berfungsi untuk menggerinda atau mengasah permukaan benda kerja hingga menjadi rata dan halus. Macam mesin gerinda adalah 1. Mesin Gerinda Bangku / Duduk 2. Mesin Gerinda Khusus a. Mesin Gerinda Permukaan rata b. Mesin Gerinda Silindris c. Gerinda Alat - alat Potong Mesin Gerinda Bangku / Duduk adalah mesin gerinda yang pemasangannya diikatkan pada meja dan banyak digunakan dalam perbengkelan karena dapat digunakan untuk memotong atau mengasah alat potong secara manual. Seperti : pahat bubut, mata bor atau benda yang dapat dipegang dengan tangan. Mesin gerinda permukaan rata adalah mesin yang mengerjakan benda kerja dengan sisi berbentuk datar atau rata baik mendatar atau saling tegak lurus. Mesin gerinda Permukaaan rata dapat dibedakan menurut letak sumbunya yaitu : a. Mesin gerinda sumbu mendatar b. Mesin gerinda sumbu tegak. Menggerinda Pahat dan Alat Potong ~1

2 Mesin Gerinda Silindris adalah mesin yang mengerjakan benda kerja dengan bentuk silinder. Mesin gerinda silindris dapat dibedakan yaitu : a. Mesin gerinda silindris sederhana. b. Mesin gerinda silindris universal Mesin Gerinda Alat-alat Potong adalah mesin yang dirancang presisi sebagai pengasahan alat potong, seperti : pisau frais, pahat bubut, mata bor dsb. C. Bagian Utama Mesin Gerinda 1. Bagian utama mesin gerinda meja / duduk Retainer plate 2. Motor 3. Canopy Glass 4. Grindstone / abrasive wheel 5. Grindstone cover plat 6. Base 6 2. Bagian utama Mesin gerida permukaan rata Vertical column 2. Grinding head / wheelhead 3. Controller unit 4. Table 5. Support 6. Engine base 3. Bagian utama Mesin Gerinda Silindris Bagian utama Mesin Gerinda Alat-alat Potong Controller unit 2. Spindle 3. Grinding head / wheelhead 4. Tailstock 5. Engine base 6. Support 7. Table 1. Motor 2. Grinding head / wheelhead Table 3. Collet 4. Support Menggerinda Pahat dan Alat Potong ~2

3 D. Roda Gerinda. Roda Gerinda adalah komponen mesin gerinda yang digunakan untuk memotong / mengasah benda kerja. Roda gerinda ini terdiri dari : Butiran pemotong / abrasive sebagai pemotong dan jenis bahan perekat / bond sebagai pengikat atau penguat butiran sehingga dapat dibentuk. 1. Jenis Butiran Pemotong / Abrasive Jenis butiran bahan asah dapat dibedakan menjadi : a. Aluminium Oksida / Aluminium Oxida ( Al 2 O 3 ) Bahan asah ini terbuat dari bahan bouksit. Bahan asah ini merupakan batu asah yang digunakan untuk menggerinda bahan : baja, besi kasar, besi tempa, baja perkakas, bronze dan bahan-bahan lainnya yang sejenis. Tingkat kekerasan butiran batu asah aluminium oksida termasuk bahan yang paling lunak dibandingkan dengan bahan batu asah lainnya. Bahan aluminium Oksida dibedakan menurut kode yaitu : Kode Kegunaan A Roda gerinda untuk menggerinda / mengasah alat-alat potong 32A dan 25A Roda gerinda untuk menggerinda baja kenyal dan menggerinda / mengasah alat-alat potong Roda gerinda untuk menggerinda ringan dan bahan-bahan sensitive 38A terhadap panas, untuk menggerinda/mengasah pisau frais dari bahan HSS pada mesin gerinda silindris maupun mesin gerinda permukaan 57A Roda gerinda khusus untuk menggerinda bahan lunak dan liat. 19A Roda gerinda paduan antara kode A dan 38A untuk menggerinda luar pada mesin gerinda permukaan, silindris maupun mesin gerinda alat potong. Roda gerinda untuk menggerinda dengan hasil ukuran yang presisi sekali. 23A Penggerindaan ini dilakukan pada mesin gerinda silindris, gerinda permukaan dan gerinda alat potong. b. Silikon Karbida ( Si C ) Bahan asah Silikon Karbida merupakan bahan asah yang sangat keras bila dibandingkan dengan bahan aluminiun oksida. Bahan asah terdiri dari pasir silica dan batu arang serta memiliki sifat yang sangat tajam tetapi sangat rapuh. Bahan ini baik digunakan untuk menggerinda bahan-bahan : besi tuang, kuningan, perunggu, tembaga, aluminium, batu, karet, plastik, baja putih, karbida semen. Pada umumnya silikon karbida dapat dibedakan menurut kode : Kode Kegunaan / Utility 37C Warna abu-abu, digunakan untuk menggerinda bahan-bahan selain karbida semen. 39C Warna Hijau, digunakan untuk menggerinda / mengasah alat-alat potong yang terbuat dari karbida semen. c. Boron Nitrida / Boron nitride ( BN ) Boron nitrida digunakan untuk bahan yang sangat keras seperti Baja perkakas dengan kekerasan diatas 65 HRc dan Karbida. Boron Nitrida ini memiliki kode CBN. d. Diamond atau Intan Diamond merupakan bahan batu asah yang paling keras. Bahan ini dapat digunakan untuk menggerinda bahan-bahan : Karbida semen, keramik, kaca, granit, kuarsa, marmer,dan batu-batu permata. Bahan ini harganya sangat mahal sehingga dalam pembentukan sebagai Menggerinda Pahat dan Alat Potong ~3

4 roda gerinda untuk diameter kurang dari 13 mm dapat dipasang pada seluruh roda gerinda sedangkan untuk yang diatas diameter 13 mm dipasang hanya pada permukaan roda gerinda saja. Ketebalan intan yang terpasang pada roda gerinda berkisar pada 1,5 mm, 3 mm dan 6 mm. Sedangkan prosentase kandungan intan pada roda gerinda menunjukkan tinggi rendahnya konsentrasi intan. Konsentrasi rendah 25 %, Konsentrasi sedang 50 % dan Konsentrasi tinggi 100 % atau semakin tinggi angka konsentrasi maka semakin banyak kandungan intannya. e. Amril dan Karborundum Roda gerinda yang butirannya dari bahan amril dan karborundum digunakan dalam pembuatan kertas pengasah dan kain pengasah. Tingkatan kehalusan butiran dinyatakan dengan nomor kertas / kain pengasah. Semakin tinggi angka maka tingkat kehalusan butiran semakin tinggi. 2. Ukuran Butiran Asah / Grit Size Serbuk abrasive dibuat dalam banyak ukuran dan dikelompokkan berdasarkan ukuran saringan yang digunakan. Butiran asah dilewatkan dalam saringan yang mempunyai mata jala per inchi linier atau butiran asah akan lewat pada saringan dengan jumlah lubang lebih sedikit dan akan tertahan pada penyaring dengan jumlah mata jala setingkat lebih rapat. Misalnya : Butiran asah 30, berarti butiran asah akan lolos pada penyaring dengan jumlah mata jala 24 per inchi dan akan tertahan pada penyaring dengan jumlah mata jala 30 per inchi. No. Ukuran Butiran Tingkat Kekasaran Sangat Kasar Kasar Sedang Halus Sangat Halus Klasifikasi ukuran butiran asah 3. Tingkat Kekerasan / Grade Tingkat kekerasan adalah kemampuan perekat dalam mengikat butiran / abrasive pemotong melawan pelepasan butiran akibat adanya tekanan pemotongan. Adapun tingkat kekerasan roda gerinda adalah : a. Roda gerinda Lunak ( Soft Emery Wheel ) Roda gerinda lunak adalah jumlah prosentase perekat pada roda gerinda sedikit sehingga pelepasan butiran sangat mudah di bawah tekanan tertentu pada saat penggerindaan. Roda gerinda lunak digunakan pada penggerindaan material yang keras. b. Roda gerinda Keras ( Hard Emery Wheel ) Roda gerinda keras adalah jumlah prosentase perekat pada roda gerinda banyak, sehingga memiliki sifat sulit dalam pelepasan butiran di bawah tekanan pemotongan tertentu. Roda gerinda keras digunakan pada penggerindaan material yang lunak Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kekerasan roda gerinda adalah : a. Kecepatan potong roda gerinda. b. Kecepatan potong benda kerja. c. Konstruksi mesin. No Tingkat Kekerasan Kode 1. Lunak Sekali ( Very Soft ) E - F - G - H 2. Lunak ( Soft ) J - K 3. Sedang ( Medium ) L - M - N 4. Keras ( Hard ) O - P 5. Sangat Keras ( Stringent ) Q - R - S Menggerinda Pahat dan Alat Potong ~4

5 4. Struktur ( Structural ) Struktur roda gerinda ditentukan oleh pori-pori atau jarak antara butiran asah yang terdapat pada suatu batu gerinda. Pori-pori ini berfungsi sebagai ruang yang lebih luas untuk bram dan memperbaiki proses pendinginan. Agar tidak keliru serta memudahkan dalam pengecekan, maka ukuran kerenggangan ditunjukkan dengan kode nomor. Nomor berkisar 0 sampai dengan 12, untuk menunjukkan dari tingkat rapat nol ( 0 ) sampai tingkat renggang dua belas ( 12 ) Butiran Perekat a. Struktur terbuka / renggang Bram Pori-pori Struktur terbuka adalah roda gerinda yang mempunyai ruang antara butiran pemotong lebar. Struktur ini sangat baik digunakan untuk pemotongan pengasaran. b. Struktur Padat / rapat Struktur padat adalah roda gerinda yang mempunyai ruang butiran pemotong kecil. Struktur ini digunakan untuk proses finishing / penghalusan. c. Struktur Pori-pori / sedang Struktur pori-pori adalah roda gerinda yang memiliki pori-pori besar dan jarak antara butiran kecil. Roda gerinda ini digunakan untuk proses pemotongan. 5. Jenis Bahan Perekat ( Bond ) a. Keramik / Tembikar ( Vitrified ) Hampir 80 % roda gerinda menggunakan bahan perekat ini karena memiliki keunggulan yaitu tahan terhadap air, oli, asam, dan panas dar semua itu juga memiliki sifat rapuh, dan kasar. Untuk mengantisipasi keadaan tersebut maka roda gerinda tidak boleh tipis. b. Silikat ( Silicate ) Perekat ini khusus digunakan untuk roda gerinda asah alat potong karena roda gerinda dengan bahan perekat ini mudah melepaskan butiran / pulder acting. c. Embalau ( Shellac ) Bahan perekat ini khusus digunakan pada pengerjaan halus dengan ketahanan terhadap panas yang rendah sehingga ketebalan roda gerinda dapat dibuat ± 3 mm. Menggerinda Pahat dan Alat Potong ~5

6 d. Karet ( Gum ) Bahan perekat ini digunakan pada roda gerinda sillinder datar tanpa senter e. Resinoid (bakelit) Roda gerinda ini memiliki sifat ulet dan elastis dan digunakan untuk menggerinda dengan kecepatan putar tinggi, missal penggerindaan baja, besi tuang dll. f. Logam / Metal Perekat ini digunakan pada roda gerinda dengan bahan asah / abrasive boron nitride dan intan. 6. Bentuk Roda Gerinda ( Form Of Emery wheel ) Bentuk roda gerinda disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang akan digerinda atau diasah. Bentuk tersebut adalah : a. Roda gerinda lurus. ( Straight emery wheel.) Bentuk roda gerinda lurus digunakan untuk penggerindaan datar, silinder luar dan gerinda bangku. b. Roda gerinda silinder. ( Platen emery wheel ). Roda gerinda silinder digunakan untuk penggerindaan datar dengan spindle vertical atau horizontal. c. Roda gerinda tirus kedua ujungnya. ( Second taper emery wheel of its(the nose ). Roda gerinda ini digunakan untuk penggerindaan terak hasil pekerjaan las atau pengecoran. d. Roda gerinda dengan pengurangan satu sisi. ( Emery wheel with decrement of one sides) Roda gerinda jenis ini digunakan untuk penggerindaan dalam, penggerindaan datar dan penggerindaan alat potong. e. Roda gerinda mangkuk lurus. ( Straight bucket emery wheel ) Roda gerinda mangkuk lurus digunakan untuk penggerindaan datar dengan spindle vertical atau horizontal. f. Roda gerinda mangkuk kerucut ( Taper bucket emery wheel ) Roda gerinda mangkuk kerucut digunakan untuk mengasah / menggerinda alat potong. g. Roda gerinda piring ( Disc emery wheel ) Roda gerinda piring digunakan untuk mengasah / menggerinda alat potong Menggerinda Pahat dan Alat Potong ~6

7 h. Roda gerinda gergaji / bentuk piring kecil ( Saw emery wheel) Roda gerinda gergaji digunakan untuk mengasah / menggerinda pisau gergaji i. Roda gerinda pemotong. ( Chopper emery wheel ). Roda gerinda ini digunakan untuk memotong alat-alat potong. Butiran pemotong ini biasanya menggunakan bahan boron nitride atau intan yang dilekatkan menggunakan perekat metal. 7. Sistem Penandaan. ( Stamping System ). Pada roda gerinda terdapat suatu standar untuk menentukan identitas roda gerinda. Identitas tersebut tertulis pada kertas label roda gerinda yang berisi : a. Jenis bahan asah. b. Ukuran butiran asah c. Tingkat kekerasan d. Susunan butiran asah e. Jenis bahan perekat Kode Batu Gerinda Misalnya pada label roda gerinda tertulis 32A 46 H8 V G. Dari label tersebut dapat dijelaskan : 32A : Alundum ( Abrasive ) 46 : Ukuran butiran Kasar ( Grit Size ) H : Tingkat kekerasan Keras ( Grade ) 8 : Struktur Sedang ( Structure ) V : Perekat Keramik ( Bond type ) G : Kode Industri / Perusahaan ( Symbol ) Menggerinda Pahat dan Alat Potong ~7

8 E. BALANCING, DRESSING dan TRUING RODA GERINDA 1. Balancing. Pemasangan roda gerinda harus balans sehingga putaran dan hasil permukaan benda kerja dapat terpotong sama. Langkah-langkah dalam balancing adalah : a. Pasang roda gerinda pada mesin dan lepas beban beseimbangannya. b. Bersihkan bagian luar dan bagian dalamnya c. Tempatkan roda gerinda pada spindle dengan dikeraskan, ulir pada spindle adalah ulir kiri sehingga mur pengunci diputar berlawanan dengan arah jarum jam. d. Tempatkan ring penahan batu gerinda dan putar batu gerinda sampai berputar dengan normal. e. Jika diameter roda gerinda lebih besar dari 250 mm haluskan bagian sisinya dengan pemakanan halus menggunakan DRESSER DIAMOND sehingga permukaan menjadi halus dan rata. Langkah-langkah dalam mencari titik keseimbangan batu gerinda adalah : a. Kedudukan poros dengan batu gerinda harus membentuk sudut tegak lurus. Putar perlahan sampai berhenti sendiri dan tandai pada titik atau terberat. b. Putar kekiri atau kekanan untuk meyakinkan titik terberat tersebut. c. Pindahkan titik terberat tersebut pada posisi 90 0 d. Bila titik terberat yang ditandai tersebut bergerak cepat berarti roda gerinda tidak dalam keadaan seimbang. e. Geser dengan posisi 3 mm e. dan ulangi seperti tadi sampai keadaan tidak seimbangnya terlihat jelas. f. Lepas roda gerinda dari alat pemeriksa dan pasang pada mesin g. Ratakan dengan menggunakan alat perata atau dresser h. Periksa kembali pada alat pemeriksa 2. Dressing ( Pengasahan) Pengasahan ini dilakukan bila roda gerinda sudah tidak dapat memotong dengan baik. Hal ini diakibatkan oleh LOADING dan GLAZING. Kotoran Butiran tumpul Loading adalah tumpulnya roda gerinda yang diakibatkan oleh kotoran yang menutup sisi potong butiran roda gerinda. Glazing adalah tumpulnya roda gerinda yang diakibatkan oleh ausnya sisi potong butiran pemotong. Loading dan glazing ini biasanya terjadi pada roda gerinda keras Menggerinda Pahat dan Alat Potong ~8

9 3. Truing ( Mempertahankan bentuk ) Proses mempertahankan bentuk roda gerinda meliputi pekerjaan memperbaiki atau meratakan permukaan roda gerinda dari permukaan yang tidak rata. Adapun alat untuk dressing dan truing berupa : a. Pengasah dari intan yang diberi pemegang (cluster). b. Pengasah dengan roda - roda karborundum c. Pengasah dengan batang karborundum d. Pengasah dengan roda - roda besi tuang keras Menggerinda Pahat dan Alat Potong ~9

10 BAB II MELAKSANAKAN PENGGERINDAAN ALAT POTONG A. Peralatan Menggerinda 1. Kepala Pembagi Kepala pembagi digunakan untuk mengasah alat potong yang mata potongnya lebih dari satu dengan jarak alur yang sama. Misalnya Pisau Frais 2. Pengasah roda gerinda / Dresser Pengasah roda gerinda digunakan untuk memelihara ketajaman, bentuk, dan putaran yang konsentris 3. Cermin Digunakan unutuk melihat hasil penggerindaan yang sulit diamati secara langsung. 4. Perlengkapan kemiringan sudut heliks Digunakan untuk mengatur sudut kemiringan dan memutar pisau frais sesuai dengan kemiringan heliks. 5. Collet Collet digunakan untuk memegang alat potong yang bertangkai silindris. 6. Sarung Pengurang Sarung pengurang digunakan untuk memegang alat potong yang bertangkai konis. 7. Poros Pemegang Poros pemegang digunakan untuk memegang alat potong yang berlubang. 8. Ragum Ragum digunakan untuk menjepit alat potong yang bertangkai segi empat. Menggerinda Pahat dan Alat Potong ~10

11 9. Meja Rata Meja rata digunakan sebagai alat atau dudukkan pada pengasahan alat pada mesin gerinda pisau 10. Tangkai pengasah gigi a. Tangkai pengasah dengan pegas Tangkai ini digunakan sebagai alat bantu pengasahan sisi pisau frais yang besarnya pergeseran dilakukan oleh skala pada mesin. b. Tangkai pengasah gigi dengan skala Pada dasarnga sama dengan tangkai pengasah dengan pegas tetapi besar pergeseran diatur oleh alat itu sendiri. 11. Alat Pengukur kisar Besarnya kisar suatu alat dapat diukur dengan tepat dan hasil pengukuran dapat dilihat dengan jelas melalui teropong. 12. Pengatur ketinggian Pengatur ketinggian digunakan untuk mengatur ketinggian gigi terhadap pisau frais 13. Penyangga universal Penyangga ini digunakan sebagai tempat dudukan meja denga posisi sudut dapat diatur pada tiga posisi. 14. Dudukan bulat Dudukan bulat digunakan untuk menambah ketinggian posisi kepala pembagi. 15. Dudukan rata dengan alur T Digunakan untuk memperpanjang alas dudukan kepala pembagi 16. Dudukan kepala pembagi untuk posisi horizontal 17. Alat bantu penggerindaan radius Alat ini digunakan untuk penggerindaan pisau frais bentuk radius dan besar radius dapat diatur pada skala eretan 18. Poros V Poros V merupakan alat bantu untuk menempatkan sumbu pada penggunaan alat bantu penggerindaan radius. 19. Senter Kepala lepas Senter ini digunakan untuk menyangga dan mengatur ketinggian pusat ( standard ) B. Cara Mengasah Alat Potong 1. Cara Menggerinda Pahat Bubut Rata Hal yang perlu diperhatikan dalam menggerinda pahat bubut rata adalah : a. Besarnya sudut pahat tepi rata dan pahat kasar ditentukan oleh benda kerja. b. Sisi potong turun dari garis benda atau Sisi potong tetap segaris dengan garis benda c. Kerusakan kecil pada bagian ujung pahat dapat diatasi dengan cara menggerinda ulang pada bidang bebas ujung d. Kerusakan pada sisi potong pahat dapat diatasi dengan cara menggerinda ulang pada bidang bebas ujung dan bidang buang. e. Untuk pahat bubut kasar gerinda ulang pada bidang bebas ujung Menggerinda Pahat dan Alat Potong ~11

12 12-20 Prog. Studi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Neger 2 Wonogiri 2. Cara mengasah pahat bubut kasar a. Gambar besar sudut pahat : Sudut bebas sisi α = Sudut bebas ujung β = Sudut pembuangan γ = Sudut baji / mata potong 72 0 b. Asah bagian sudut bebas sisi kiri α = c. Bentuk sudut baji sebesar 72 0 pada batu gerinda muka d. Asah dan ratakan bidang tersebut pada bidang datar batu gerinda sebelah kanan sampai membentuk sudut bebas ujung / muka β = e. Ukur kerataan dan besar sudutnya dengan menggunakan protector f. Asah bagian sudut pembuangan sisi atas γ = Cara mengasah pahat alur / potong a. Gambar besar sudut pahat :β Lebar / tebal pahat alur ( misal 3 mm ) Sudut bebas sisi α = 3 0 Sudut bebas ujung β = Sudut pembuangan γ = 12 0 b. Bentuk lebar / tebal pahat sebesar ( 3 mm ) pada batu gerinda muka c. Asah bagian sudut bebas sisi kiri dan kanan α = 3 0 d. Asah dan ratakan bidang tersebut pada bidang datar batu gerinda sebelah kanan dan kiri sampai membentuk sudut sisi α = 3 0 e. Ukur kerataan dan besar sudutnya dengan menggunakan protector f. Asah bagian sudut bebas ujung / muka α = g. Asah bagian sudut pembuangan sisi atas γ = 12 0 Menggerinda Pahat dan Alat Potong ~12

13 4. Cara mengasah pahat Ulir Metris / Withworth a. Gambar besar sudut pahat : Lebar / tebal pahat ulir ( misal 3 mm ) Sudut bebas sisi α = 6 0 Sudut puncak ulir β = 60 0 atau 55 0 Sudut pembuangan γ = 10 0 Sudut bebas ujung = 12 0 b. Bentuk lebar / tebal pahat sebesar ( 3 mm ) pada batu gerinda muka c. Asah bagian sudut bebas sisi kiri atau kanan α = 6 0 d. Asah dan ratakan bidang tersebut pada bidang datar batu gerinda sebelah kanan dan kiri sampai membentuk sudut puncak ulir β = 60 0 atau β = 55 0 e. Ukur kerataan dan besar sudutnya dengan menggunakan protector f. Asah bagian sudut pembuangan sisi atas γ = Cara mengasah pahat Ulir Segi Empat a. Gambar besar sudut pahat : Lebar / tebal pahat ulir ( misal 2 mm ) Sudut bebas sisi α = 3 0 Sudut bebas puncak ulir β = 10 0 Sudut pembuangan γ = 10 0 b. Bentuk lebar / tebal pahat sebesar ( 2 mm ) pada batu gerinda muka c. Asah bagian sudut bebas sisi kiri atau kanan α = 3 0 d. Asah dan ratakan bidang tersebut pada bidang datar batu gerinda sebelah kanan dan kiri sampai membentuk sudut puncak ulir e. Ukur kerataan dan besar sudutnya dengan menggunakan protector f. Asah bagian sudut pembuangan sisi atas γ = 10 0 Menggerinda Pahat dan Alat Potong ~13

14 6. Cara mengasah pahat Ulir Trapesium a. Gambar besar sudut pahat : Sudut bebas sisi α = 3 0 Sudut puncak α = 29 0 Sudut bebas puncak ulir β = 10 0 Sudut pembuangan γ = 10 0 b. Asah bagian sudut bebas sisi kiri atau kanan α = 3 0 c. Asah dan ratakan bidang tersebut pada bidang datar batu gerinda sebelah kanan dan kiri sampai membentuk sudut puncak ulir β = 29 0 d. Ukur kerataan dan besar sudutnya dengan menggunakan protector e. Asah bagian sudut pembuangan sisi atas γ = Cara mengasah Mata Bor Pengasahan mata bor dapat dilakukan apabila pada saat digunakan timbul gejala berikut : a. Terdengar suara menderit b. Bor sangat panas c. Penekanan pengeboran terasa sangat berat d. Sayatan menyerbuk atau tidak mengalur panjang e. Mata bor tidak bergerak maju atau mengebor. Hal yang harus diperhatikan dalam mengasah mata bor adalah : d b e a c a. Besar sudut puncak mata bor Sudut puncak dibentuk oleh kemiringan dua bibir mata potong. Besar kedua sudut ini harus sama bila tidak sama akan menyebabkan mata bor berputar tidak pada sumbunya sehingga akan menghasilkan lubang yang tidak bulat / lonjong. Menggerinda Pahat dan Alat Potong ~14

15 Besar sudut puncak tergantung dari bahan yang akan dibor yaitu No. Bahan Besar sudut puncak 1. Aluminium dan logam ringan Baja keras Baja, Besi, Besi tuang, Baja Tuang Besi lunak Kuningan dan Perunggu Plastik 60 0 b. Panjang mata potong Panjang mata potong dari kedua sisi harus sama, bila mengalami perbedaan panjang maka mata potong hanya akan memotong satu sisi saja sehingga mata bor akan cepat tumpul. c. Sudut mata silang atau kemiringan inti/web Besar sudut mata silang harus membuat sudut 55 0 terhadap bibir mata potong. d. Sudut Bebas mata bor Sudut bebas mata bor akan membentuk sudut heliks puncak bor sehingga akan terbentuk mata potong. Besar sudut bebas berkisar dengan ketentuan semakin keras bahan yang akan dibor maka sudut bebas semakan kecil misalnya akan mengebor bahan baja maka besar sudut puncak dan besar sudut bebas 9 0. e. Permukaan sudut bebas Pemukaan sudut bebas harus berbentuk cembung agar sayatan dapat mengalur panjang atau mudah keluar dari alur mata bor. Langkah Pengasahan mata bor Cutting Edge Cutting Edge Centre Web a. Gunakan bagian batu gerinda bagian muka dengan permukaan roda harus rata. b. Pasang landasan pada ketinggian yang sesuai dengan diameter mata bor c. Sejajarkan posisi bibir pemotong dengan permukaan gerinda d. Miringkan mata bor ± ½ dari sudut puncak mata bor. e. Pegang tangkai mata bor dengan tangan kanan dan telunjuk tangan kiri terletak pada landasan. f. Tangkai digerakkan ke bawah dengan posisi bibir pemotong horizontal terhadap muka batu gerinda. g. Ayunkan tangkai dan putar searah jarum jam sehingga ujung mata bor bergerak ke atas beberapa millimeter dari kedudukan semula. h. Gerinda kedua sisi bidang sehingga ujung mata bor sentris. i. Periksa dengan mal bor atau protactor. Menggerinda Pahat dan Alat Potong ~15

16 Pengasahan sempurna penyayat hanya dapat dicapai dengan mesin asah bor atau perlengkapan asah. Keuntungannya, kehilangan bahan perkakas akibat pengasahan minimal dan ketepatan sudut penyayat semakin akurat. Mesin ini dapat disetel sesuai dengan sesuai garis tengah bor dan panjang bor. Dengan memiringkan bor ata perlengkapan asah, maka setiap sudut ujung dan sudut bebas yang dikehendaki atau koreksi bor tertentu, dapat diasah secara tepat. Jika bor diasah dengan menggunakan tangan (secara cara manual), maka dibutuhkan banyak latihan, pengetahuan, dan konsentrasi. Pada pengasahan secara manual, mata bor harus didinginkan secara intensif dengan cara mencelupkan mata bor ke cairan pendingin. Jika dalam keadaan terpaksa/darurat dilakukan pengasahan kering, maka bor tidak boleh dipanasi melebihi daya tahan panas tangan, karena ini dapat mengakibatkan hangus dan bahaya retak pengasahan. Penera/mal asahan digunakan untuk memeriksa kebenaran hasil pengasahan yang diperiksa ialah sudut pucuk, sudut asah relief dan sudut penyayat lintang. Penera yang digunakan ialah penera tetap dan penera yang dapat disetel untuk macam-macam sudut pucuk. Pengujian dilakukan menurut metode celah cahaya. Penera asah harus diletakkan dengan benar pada bor. Menggerinda Pahat dan Alat Potong ~16

17 Kesalahan yang dapat ditimbulkan akibat pengasahan dengan tangan adalah : 1. Sudut pucuk tidak sama. Pucuk bor memang berada di tengah, namun yang melaksanakan penyayatan hanya satu penyayat. Akibatnya, bor dibebani sepihak, penyayat cepat aus, bor melenceng, sehingga lubang bor menjadi tidak tepat dan kasar. 2. Panjang penyayat tidak sama, namun kedua sudut pucuknya sama besar, pucuk bor tidak terletak di tengah. Akibatnya, garis tengah lubang lebih besar dari pada garis tengah bor. 3. Sudut pucuk dan panjang penyayat tidak sama, bor dibebani sepihak. Akibatnya, lubang lebih besar dan tidak bersih, bor cepat tumpul, dan penyayat bisa retak. 4. Pengasahan relief terlalu kecil. Akibatnya, bor dapat tersandung dalam lubang, sehingga diperlukan tekanan laju yang lebih besar. 5. Pengasahan relief terlalu besar. Akibatnya, bor bisa tersangkut dan patah. Pedoman dasar : Kedua penyayat harus senantiasa sama panjang dan memiliki sudut yang sama besar. Kesalahan pengasahan; (a) sudut pucuk tidak sama, (b) panjang penyayat tidak sama, (c) sudut pucuk dan panjang penyayat tidak sama, (d) pembentukan serpih merata pada penyayat yang panjangnya sama dan sudut pucuk yang sama 8) Cara Mengasah Penitik Hal hal yang harus di perhatikan : a) Sudut sudut penggerindaan penitik, sudut puncaknya di gerinda dengan sudut 30 0,60 0,dan 90 0 b) Sudut baji ± 60 0 untuk benda kerja kuningan, baja, St c) Sudut baji ± 80 0 untuk benda kerja baja liat dan keras Langkah kerja : a) Tempatkan telunjuk tangan kanan pada landasan b) Posisi penitik membentuk sudut 45 0 terhadap roda gerinda c) Sentuhkan bidang yang akan diasah pada roda gerinda d) Putar penitik serta gerakan kekanan dan kekiri sampai ujungnya tajam dan permukaannya sebidang e) Periksa sudutnya. the End by : Menggerinda Pahat dan Alat Potong ~17 JO IR

Proses Permesinan Konvensional Semester 2 - Tahun 2017

Proses Permesinan Konvensional Semester 2 - Tahun 2017 Proses Permesinan Konvensional Semester 2 - Tahun 2017 Mesin Gerinda Mesin Gerinda Universal Mesin Gerinda Datar Mesin Gerinda Crankshaft Roda Gerinda Oleh : Bella Rukmana Mesin Gerinda Mesin gerinda adalah

Lebih terperinci

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu : POROS BERTINGKAT A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu : Mampu mengoprasikan mesin bubut secara benar. Mampu mebubut luar sampai halus dan rata. Mampu membubut lurus dan bertingkat.

Lebih terperinci

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A Jl. Rajawali No. 32, Telp./Faks. : (0351) 746081 Ngawi. Homepage: 1. www.smkpgri1ngawi.sch.id 2. www.grisamesin.wordpress.com Facebook: A. Kecepatan potong

Lebih terperinci

Materi Kuliah PROSES GERINDA. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

Materi Kuliah PROSES GERINDA. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY Materi Kuliah PROSES GERINDA Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY KEGIATAN BELAJAR 1. Kegiatan Belajar 1 : Menentukan Persyaratan Kerja a. Tujuan Pembelajaran 1 1). Peserta diklat dapat menentukan langkah kerja

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.PD 085736430673 CERDAS, KREATIF, INTELEK, WIRAUSAHAWAN 1 Pilihlah salah satu jawaban soal berikut

Lebih terperinci

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A Jl. Rajawali No. 32, Telp./Faks. : (0351) 746081 Ngawi. Homepage: 1. www.smkpgri1ngawi.sch.id 2. www.grisamesin.wordpress.com Facebook: MESIN BUBUT KONVENSIONAL

Lebih terperinci

MESIN BOR. Gambar Chamfer

MESIN BOR. Gambar Chamfer MESIN BOR Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan Pengeboran adalah operasi

Lebih terperinci

MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGEBOR DAN MELUASKAN) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGEBOR DAN MELUASKAN) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N () TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 9 Macam-macam bor Dibuat dari baja karbon tinggi

Lebih terperinci

LAMPIARN 1.4 TEST UJI COBA INSTRUMEN. Mata Pelajaran Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu. : 60 menit Sifat Ujian

LAMPIARN 1.4 TEST UJI COBA INSTRUMEN. Mata Pelajaran Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu. : 60 menit Sifat Ujian 135 LAMPIARN 1.4 SOAL TEST UJI COBA INSTRUMEN Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu : 60 menit Sifat Ujian : Tutup Buku PETUNJUK UMUM 1. Tulis nama, dan kelas

Lebih terperinci

3. Mesin Bor. Gambar 3.1 Mesin bor

3. Mesin Bor. Gambar 3.1 Mesin bor 3. Mesin Bor 3.1 Definisi Dan Fungsi Mesin Bor Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan).

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.PD 085736430673 CERDAS, KREATIF, INTELEK, WIRAUSAHAWAN 1 Pilihlah salah satu jawaban soal berikut

Lebih terperinci

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd. PROSES PEMBUBUTAN LOGAM PARYANTO, M.Pd. Jur.. PT. Mesin FT UNY Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin (komponen) berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan

Lebih terperinci

ASatuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan Program Keahlian : Teknik Pemesinan

ASatuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan Program Keahlian : Teknik Pemesinan ASatuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan Program Keahlian : Teknik Pemesinan Kode : F1254 Alokasi Waktu : 120 Menit Jenis Soal : Pilihan Ganda Jumlah Soal : 50 Soal Tahun Pelajaran : Paket Soal :

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang BAB III METODOLOGI 3.1 Pembongkaran Mesin Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan mengganti atau memperbaiki komponen yang mengalami kerusakan. Adapun tahapannya adalah membongkar mesin

Lebih terperinci

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd. PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd. Jur.. PT. Mesin FT UNY Proses pemesinan freis (milling) adalah penyayatan benda kerja menggunakan alat dengan mata potong jamak yang berputar. proses potong Mesin

Lebih terperinci

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU 1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU A. Tujuan 1. Menyebutkan macam-macam jenis alat tangan dan fungsinya. 2. Menyebutkan bagian-bagian dari alat-alat tangan pada kerja bangku. 3. Mengetahui bagaimana cara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya.

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin 2.1.1. Bubut Senter Untuk meningkatkan produksi, pada tahap pertama kita akan berusaha memperpendek waktu utama. Hal

Lebih terperinci

BAB V MESIN MILLING DAN DRILLING

BAB V MESIN MILLING DAN DRILLING BAB V MESIN MILLING DAN DRILLING 5.1 Definisi Mesin Milling dan Drilling Mesin bor (drilling) merupakan sebuah alat atau perkakas yang digunakan untuk melubangi suatu benda. Cara kerja mesin bor adalah

Lebih terperinci

MAKALAH MESIN BUBUT DAN MESIN GURDI

MAKALAH MESIN BUBUT DAN MESIN GURDI MAKALAH MESIN BUBUT DAN MESIN GURDI Oleh : Fajar Herlambang 11320006.p UNIVERSITAS IBA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN 2013 BAB I MESIN BUBUT Gambar 1. Mesin bubut Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas

Lebih terperinci

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT 1 BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT PENGERTIAN Membubut adalah proses pembentukan benda kerja dengan mennggunakan mesin bubut. Mesin bubut adalah perkakas untuk membentuk benda kerja dengan gerak utama berputar.

Lebih terperinci

BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR

BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR Untuk membuat spare parts yang utuh, diperlukan komponen-komponen steam joint stand for bende tr yang mempunyai fungsi yang berbeda yang kemudian

Lebih terperinci

Menentukan Peralatan Bantu Kerja Dengan Mesin Frais

Menentukan Peralatan Bantu Kerja Dengan Mesin Frais MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN PROSES FRAIS Menentukan Peralatan Bantu Kerja Dengan Mesin Frais Kegiatan Belajar Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Menentukan Peralatan

Lebih terperinci

BAB VI MESIN FRIS DAN PEMOTONG FRIS

BAB VI MESIN FRIS DAN PEMOTONG FRIS BAB VI MESIN FRIS DAN PEMOTONG FRIS Mesin fris melepaskan logam ketika benda kerja dihantarkan terhadap suatu pemotong berputar seperti terlihat pada gambar 2. Gambar 2. Operasi fris sederhana. Pemotong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Ruang Lingkup Penggunaan mesin sekrap Penggunaan alat-alat perkakas tangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Ruang Lingkup Penggunaan mesin sekrap Penggunaan alat-alat perkakas tangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek kerja bangku merupakan usaha sadar membekali individu dengan pengetahuan dan kemampuan untuk menghasilkan skill yang sesuai standar untuk bekerja di industri

Lebih terperinci

MODUL 8 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MEMAHAT) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 8 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MEMAHAT) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. MODUL 8 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N () TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 8 Bentuk-bentuk pahat Dibuat dari baja karbon

Lebih terperinci

MENGGERINDA TOOLS (PISAU/PAHAT)

MENGGERINDA TOOLS (PISAU/PAHAT) 1 MENGGERINDA TOOLS (PISAU/PAHAT) TUJUAN PEMBELAJARAN Diharapkan Mahasiswa menguasai keterampilan mengasah pisau (tools) dengan memakai Tools Grinder dengan benar. BAHAN PEMBELAJARAN A. Tools Grinder 1.

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 3 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 3 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 3 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.PD 085736430673 SOAL NAS: F018-PAKET A-08/09 1. Sebuah poros kendaraan terbuat dari bahan St

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester 3 INSTRUKSI KERJA RODA GIGI LURUS 300 Menit No. LST/MES/STM320/ 01 Revisi : 01 Tgl : 04 September 2007 Hal 1 dari 3 TUJUAN Agar mahasiswa : Dapat menyiapkan bahan dasar (blank) roda gigi lurus

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Gambar kerja merupakan alat komunikasi bagi orang manufaktur. Dengan melihat gambar kerja, operator dapat memahami apa yang diinginkan perancang

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 4 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 4 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 4 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.PD 085736430673 PSOAL: F018-PAKET B-08/09 1. Sebuah batang bulat dengan diameter 20 mm harus

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI Disusun Oleh: Nama : Yulianus Dodi NIM : 201531014 Fakultas/Jurusan : Teknik Mesin UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA KARYA MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN JUNI 2017

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK PEMESINAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK PEMESINAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK PEMESINAN BAB 8 PEMESINAN GERINDA B. SENTOT WIJANARKA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 BAB 8 PROSES

Lebih terperinci

commit to user BAB II DASAR TEORI

commit to user BAB II DASAR TEORI 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Kerja Bangku Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam mengerjakan benda kerja. Pekerjaan kerja bangku menekankan pada pembuatan benda kerja dengan

Lebih terperinci

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong Pengertian bengkel Ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Pentingnya bengkel pada suatu

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Proses pembuatan rangka pada mesin pemipih dan pemotong adonan mie harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut meliputi gambar kerja, bahan,

Lebih terperinci

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI LABORATORIUM PROSES DAN SISTEM PRODUKSI LABORATORIUM TEKNOLOGI MEKANIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017 TATA TERTIB PRAKTIKUM

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.Pd. 085736430673 1. Gambar berikut yang menunjukkan proyeksi orthogonal. A. D. B. E. C. 2. Gambar

Lebih terperinci

Mesin Perkakas Konvensional

Mesin Perkakas Konvensional Proses manufaktur khusus digunakan untuk memotong benda kerja yang keras yang tidak mudah dipotong dengan metode tradisional atau konvensional. Dengan demikian, bahwa dalam melakukan memotong bahan ada

Lebih terperinci

c. besar c. besar Figure 1

c. besar c. besar Figure 1 1. Yang termasuk jenis pahat tangan adalah. a. pahat tirus. d. pahat perak b. pahat alur e. pahat intan c. pahat chamfer 2. Faktor-faktor berikut harus diperhatikan agar pemasangan kepala palu agar kuat

Lebih terperinci

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN PROSES GERINDA Menggerinda Alat Potong

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN PROSES GERINDA Menggerinda Alat Potong MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN PROSES GERINDA Menggerinda Alat Potong Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Kegiatan Belajar Menggerinda Alat Potong a. Tujuan Pemelajaran 1).

Lebih terperinci

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT KOMPLEKS Ulir, Tirus, Eksentrik dan Benda Panjang

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT KOMPLEKS Ulir, Tirus, Eksentrik dan Benda Panjang Kegiatan Belajar MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT KOMPLEKS Ulir, Tirus, Eksentrik dan Benda Panjang Dwi Rahdiyanta FT-UNY Membubut Komplek : Ulir, Tirus, Eksentrik, dan Membubut Benda a. Tujuan

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN MESIN UNTUK OPERASI DASAR

MENGGUNAKAN MESIN UNTUK OPERASI DASAR KODE MODUL M.7.32A SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMBENTUKAN MENGGUNAKAN MESIN UNTUK OPERASI DASAR BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PROSES PERMESINAN. (Part 2) Learning Outcomes. Outline Materi. Prosman Pengebor horisontal JENIS MESIN GURDI

PROSES PERMESINAN. (Part 2) Learning Outcomes. Outline Materi. Prosman Pengebor horisontal JENIS MESIN GURDI Prosman - 04 Learning Outcomes PROSES PERMESINAN Mahasiswa dapat menerangkan prinsip kerja mesin bor dan gurdi PROSES PERMESINAN (Part 2) Outline Materi Proses Pemesinan dengan Mesin Bor dan Gurdi Proses

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING DAFTAR ISI TUGAS I MEMBUBUT POROS LURUS ( 2 JAM KEGIATAN )... 2 TUGAS II MEMBUBUT BERTINGKAT ( 4 JAM KEGIATAN )...

Lebih terperinci

PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur)

PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur) MATERI PPM MATERI BIMBINGAN TEKNIS SERTIFIKASI KEAHLIAN KEJURUAN BAGI GURU SMK PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur) Oleh: Dr. Dwi Rahdiyanta, M.Pd. Dosen Jurusan PT. Mesin FT-UNY 1. Proses membubut

Lebih terperinci

Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat potong. Di bagi menjadi 3 jenis :

Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat potong. Di bagi menjadi 3 jenis : Bagian Bagian Utama Mesin Milling ( Frais ) 1. Spindle utama Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat potong. Di bagi menjadi 3 jenis : a. Vertical spindle b. Horizontal

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN MENGGERINDA PAHAT DAN ALAT POTONG

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN MENGGERINDA PAHAT DAN ALAT POTONG SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN MENGGERINDA PAHAT DAN ALAT POTONG BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Secara garis besar, pada proses perancangan kepala pembagi sederhana ini berdasar pada beberapa teori. Teori-teori ini yang akan mendasari pembuatan komponen-komponen pada kepala

Lebih terperinci

BAB III Mesin Milling I

BAB III Mesin Milling I BAB III Mesin Milling I Tujuan Pembelajaran Umum : 1. Mahasiswa mengetahui tentang fungsi fungsi mesin milling. 2.Mahasiswa mengetahui tentang alat alat potong di mesin milling 3. Mahasiswa mengetahui

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Proses manufaktur merupakan satu mata kuliah yang harus di kuasai oleh mahasiswa teknik. Oleh karenanya melakukan praktikum proses manufaktur harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB II MESIN BUBUT. Gambar 2.1 Mesin bubut

BAB II MESIN BUBUT. Gambar 2.1 Mesin bubut BAB II MESIN BUBUT A. Prinsip Kerja Mesin Bubut Mesin bubut merupakan salah satu mesin konvensional yang umum dijumpai di industri pemesinan. Mesin bubut (gambar 2.1) mempunyai gerak utama benda kerja

Lebih terperinci

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI) BIDANG KOMPETENSI 1. KELOMPOK DASAR / FOUNDATION 2. KELOMPOK INTI 3. PERAKITAN (ASSEMBLY) 4. PENGECORAN DAN PEMBUATAN CETAKAN

Lebih terperinci

1 Teknik Pemesinan SMK PGRI 1 Ngawi Cerdas, Kreatif, Intelek dan Wirausahawan. By: Hoiri Efendi, S.Pd

1 Teknik Pemesinan SMK PGRI 1 Ngawi Cerdas, Kreatif, Intelek dan Wirausahawan. By: Hoiri Efendi, S.Pd 1 A. PENGERTIAN TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A Jl. Rajawali No. 32, Telp./Faks. : (0351) 746081 Ngawi. Homepage: 1. www.smkpgri1ngawi.sch.id 2. www.grisamesin.wordpress.com Facebook:

Lebih terperinci

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING) TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING) Proses permesinan (machining) : Proses pembuatan ( manufacture) dimana perkakas potong ( cutting tool) digunakan untuk membentuk material dari bentuk dasar menjadi

Lebih terperinci

DRIL I LIN I G N SEMESTER 2

DRIL I LIN I G N SEMESTER 2 Semester 2 DRILLING SEMESTER 2 PRINSIP DASAR PDefinisi Pengeboran adalah suatu proses pengerjaan pemotongan menggunakan mata bor (twist drill) untuk menghasilkan lubang yang bulat pada material logam maupun

Lebih terperinci

9 perawatan terlebih dahulu. Ini bertujuan agar proses perawatan berjalan sesuai rencana. 3.2 Pengertian Proses Produksi Proses produksi terdiri dari

9 perawatan terlebih dahulu. Ini bertujuan agar proses perawatan berjalan sesuai rencana. 3.2 Pengertian Proses Produksi Proses produksi terdiri dari 8 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pendahuluan Pada saat sekarang ini, perkambangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat pesat. Sehingga membutuhkan tenaga ahli untuk dapat menggunakan alat-alat teknologi

Lebih terperinci

Jumlah Halaman : 20 Kode Training Nama Modul` Simulation FRAIS VERTIKAL

Jumlah Halaman : 20 Kode Training Nama Modul` Simulation FRAIS VERTIKAL FRAIS VERTIKAL 1. TUJUAN PEMBELAJARAN a. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja pada Mesin Frais b. Mahasiswa dapat memahami fungsi dari Mesin Frais c. Mahasiswa dapat memahami jenis-jenis Mesin Frais

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flow Chart Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Mulai Studi Literatur Perencanaan dan Desain Perhitungan Penentuan dan Pembelian Komponen Proses Pengerjaan Proses Perakitan

Lebih terperinci

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA 3.1 Mesin Bubut Mesin bubut adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk membentuk benda kerja dengan cara menyayat, gerakan utamanya adalah

Lebih terperinci

Keg. Pembelajaran 2 : Praktik Mekanik dan Tindakan Keselamatan Kerja di Bengkel

Keg. Pembelajaran 2 : Praktik Mekanik dan Tindakan Keselamatan Kerja di Bengkel Keg. Pembelajaran 2 : Praktik Mekanik dan Tindakan Keselamatan Kerja di Bengkel 1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari materi kegiatan pembelajaran ini mahasiswa/peserta PPG akan dapat : 1)

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN MEMPERGUNAKAN MESIN GERINDA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN MEMPERGUNAKAN MESIN GERINDA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN MEMPERGUNAKAN MESIN GERINDA BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 6 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 6 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 6 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.Pd. 085749055673 2010 UN Paket: B 2010 1. Gambar pandangan dengan metode proyeksi sudut ketiga

Lebih terperinci

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT Pengoperasian Mesin Bubut Dwi Rahdiyanta FT-UNY Kegiatan Belajar Pengoperasian Mesin Bubut a. Tujuan Pembelajaran. 1.) Siswa dapat memahami pengoperasian mesin

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. hasil yang baik sesuai ukuran dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ukuran poros : Ø 60 mm x 700 mm

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. hasil yang baik sesuai ukuran dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ukuran poros : Ø 60 mm x 700 mm BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Gambar kerja yang baik akan memudahkan pemahaman saat melakukan pengerjaan suatu produk, dalam hal ini membahas tentang pengerjaan poros

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Definisi Proses Produksi Proses produksi yaitu suatu kegiatan perbaikan terus menerus (continous improvement) yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide ide untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Proses Gerinda. Paryanto, M.Pd. Jur. PT. Mesin FT UNY

Proses Gerinda. Paryanto, M.Pd. Jur. PT. Mesin FT UNY Proses Gerinda Paryanto, M.Pd. Jur. PT. Mesin FT UNY Mesin gerinda adalah salah satu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong/ mengasah benda kerja dengan tujuan tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda

Lebih terperinci

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain:

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain: Cara Kerja Mesin Sekrap (Shaping Machine) Mesin Skrap atau biasa juga dituliskan sebagai sekrap (Shaping Machine) merupakan jenis mesin perkakas yang memiliki gerak utama yakni bolak balok secara horizontal.

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. identifikasi dari masing-masing komponen Mesin Pemoles pada casing

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. identifikasi dari masing-masing komponen Mesin Pemoles pada casing BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja 1. Identifikasi Ukuran Identifikasi ukuran komponen merupakan langkah untuk menentukan ukuran dalam pembuatan casing mesin pemoles. Berdasarkan

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Hasil-hasil dari pembubutan

Gambar 1.1 Hasil-hasil dari pembubutan 1 1. MESIN BUBUT 1.1 Umum Prinsip kerja mesin bubut adalah benda kerja yang berputar, sedangkan pisau bubut bergerak memanjang dan melintang. Dari kerja ini dihasilkan sayatan dan benda kerja yang umumnya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO

PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO RAGUM berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar, artinya penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja Untuk menghasilkan penjepitan yang kuat maka

Lebih terperinci

2. Mesin Frais/Milling

2. Mesin Frais/Milling 2. Mesin Frais/Milling 2.1 Prinsip Kerja Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan

Lebih terperinci

Materi 6. Gambar 1. Ragum Biasa

Materi 6. Gambar 1. Ragum Biasa Materi 6 Memilih alat Bantu yang digunakan. Pada mesin frais banyak sekali terdapat peralatan bantu yang digunakan untuk membuat benda kerja. Antara lain : a. Mesin Vertical 1) Ragum (catok) Benda kerja

Lebih terperinci

BAKU 4 PROSES GURDI (DRILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

BAKU 4 PROSES GURDI (DRILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta BAKU 4 PROSES GURDI (DRILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010 1 Proses gurdi adalah proses pemesinan yang paling sederhana diantara

Lebih terperinci

PEMOTONGAN BESI SIKU. ( Laporan Praktikum Perbengkelan ) Oleh : Nicolas :

PEMOTONGAN BESI SIKU. ( Laporan Praktikum Perbengkelan ) Oleh : Nicolas : PEMOTONGAN BESI SIKU ( Laporan Praktikum Perbengkelan ) Oleh : Nicolas : 1414071065 Kelompok : 3 (Tiga) TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2016 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada

Lebih terperinci

MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT

MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan Mata Kuliah Proses Produksi Oleh : Akmal Akhimuloh 1503005 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI SEKOLAH TINNGI TEKNOLOGI GARUT

Lebih terperinci

Gambarr 3.3 Downcut. Gambar 3.2 Upcut

Gambarr 3.3 Downcut. Gambar 3.2 Upcut BAB III MESIN FRAIS A. Prinsip Kerja Mesin Frais Mesin frais adalah salah satu mesin konvensional yang mampu mengerjakan penyayatan permukaan datar, sisi tegak, miring bahkan pembuatan alur dan roda gigi.

Lebih terperinci

BAB II Mesin Bubut I II. 1. Proses Manufaktur II

BAB II Mesin Bubut I II. 1. Proses Manufaktur II BAB II Mesin Bubut I Tujuan Pembelajaran Umum : 1. Mahasiswa mengetahui tentang fungsi fungsi mesin bubut. 2.Mahasiswa mengetahui tentang alat alat potong di mesin bubut. 3. Mahasiswa mengetahui tentang

Lebih terperinci

TAHAP AWAL PEMBUATAN PEMBUBUTAN HOUSE BEARING RODA ROLI

TAHAP AWAL PEMBUATAN PEMBUBUTAN HOUSE BEARING RODA ROLI ISSN 1412-5609 (Print) Jurnal INTEKNA, Volume 15, No. 2, November 2015, 100-210 TAHAP AWAL PEMBUATAN PEMBUBUTAN HOUSE BEARING RODA ROLI Anhar Khalid (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik

Lebih terperinci

MESIN PENGGURDI DAN PENGEBOR

MESIN PENGGURDI DAN PENGEBOR Presentasi Proses Produksi 2 MESIN PENGGURDI DAN PENGEBOR MESIN PENGGURDIAN Mesin Penggurdian adalah membuat lobang dalam sebuah obyek dengan menekankan sebuah gurdi berputar kepadanya. Hal yang sama dapat

Lebih terperinci

Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais

Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN PROSES FRAIS Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Kegiatan Belajar Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Produksi. 2.2 Pengelasan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Produksi. 2.2 Pengelasan BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Produksi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Mulai Merancang Desain dan Study Literatur Proses Pembuatan Rangka -Pemotongan pipa -Proses pengelasan -Proses penggerindaan Proses Finishing -Proses

Lebih terperinci

PBAB II MESIN BUBUT. (Laboratorium Teknik Industri Universitas Gunadarma, 2011) Gambar 2.1 Mesin Bubut

PBAB II MESIN BUBUT. (Laboratorium Teknik Industri Universitas Gunadarma, 2011) Gambar 2.1 Mesin Bubut PBAB II MESIN BUBUT 2.1 Pengertian Mesin Bubut Mesin Bubut adalah suatu mesin yang umumnya terbuat dari logam, gunanya membentuk benda kerja dengan cara menyanyat, dengan gerakan utamanya berputar. Proses

Lebih terperinci

BAB 4 PROSES GURDI (DRILLING)

BAB 4 PROSES GURDI (DRILLING) BAB 4 PROSES GURDI (DRILLING) 101 Proses gurdi adalah proses pemesinan yang paling sederhana diantara proses pemesinan yang lain. Biasanya di bengkel atau workshop proses ini dinamakan proses bor, walaupun

Lebih terperinci

M O D U L T UT O R I A L

M O D U L T UT O R I A L M O D U L T UT O R I A L MESIN BUBUT LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR TERINTEGRASI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2017/2018 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab VI Pengukuran Kelurusan, Kesikuan, Keparalellan, Dan Kedataran BAB VI

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab VI Pengukuran Kelurusan, Kesikuan, Keparalellan, Dan Kedataran BAB VI BAB VI Tujuan : Setelah mempelajari materi pelajaran pada bab VI, diharapkan mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan arti dari kelurusan, kesikuan, keparalelan dan kedataran. 2. Menyebutkan beberapa alat ukur

Lebih terperinci

2.6. Mesin Router Atas

2.6. Mesin Router Atas 2.6. Mesin Router Atas g f e d c b a Wolfgang Nutsch Dipl.-Ing, Verlag Gb.5.2.89: Over Head Router Bagian-bagian Mesin Router Atas: a. Pedal untuk menaikturunkan mata pisau b. Pedal rem untuk menghentikan

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN MEMPERGUNAKAN MESIN BUBUT (KOMPLEK)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN MEMPERGUNAKAN MESIN BUBUT (KOMPLEK) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN MEMPERGUNAKAN MESIN BUBUT (KOMPLEK) BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

Lebih terperinci

MATERI MATAKULIAH PROSES PEMESINAN I

MATERI MATAKULIAH PROSES PEMESINAN I MATERI MATAKULIAH PROSES PEMESINAN I 1. Mengasah Pahat Bubut 2. Membubut Poros Lurus 3. Mur Segi Enam 4. Membuat Tangkai Penindih 5. Membuat Baut Bertingkat 6. Membuat Poros Eksentrik 7. Membuat Parallel

Lebih terperinci

TUGAS TEKNIK PERAWATAN MESIN MAKALAH MESIN BUBUT, SEKRAP DAN FRAIS

TUGAS TEKNIK PERAWATAN MESIN MAKALAH MESIN BUBUT, SEKRAP DAN FRAIS TUGAS TEKNIK PERAWATAN MESIN MAKALAH MESIN BUBUT, SEKRAP DAN FRAIS Disusun oleh : Nama : M. Fatkhul Amin No Mhs. : 111.33.1044 Jurusan : T. Mesin (D-3) JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

FM-UII-AA-FKU-01/R0 MESIN BUBUT 2.1. TUJAN PRAKTIKUM

FM-UII-AA-FKU-01/R0 MESIN BUBUT 2.1. TUJAN PRAKTIKUM MODUL II 2.1. TUJAN PRAKTIKUM MESIN BUBUT 1. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja pada mesin bubut. 2. Mahasiswa dapat memahami fungsi dari mesin bubut. 3. Mahasiswa dapat memahami jenis-jenis mesin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Adapun maksud

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN Dosen : Subiyono, MP MESIN PENGUPAS SERABUT KELAPA SEMI OTOMATIS DISUSUN OLEH : NAMA : FICKY FRISTIAR NIM : 10503241009 KELAS : P1 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

PROSES GURDI (DRILLING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT. Mesin FT UNY

PROSES GURDI (DRILLING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT. Mesin FT UNY PROSES GURDI (DRILLING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT. Mesin FT UNY Proses gurdi dimaksudkan sebagai proses pembuatan lubang bulat dengan menggunakan mata bor (twist drill). Sedangkan proses bor (boring) adalah

Lebih terperinci

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR)

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR) DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR) Alat ukur dalam dunia teknik sangat banyak. Ada alat ukur pneumatik, mekanik, hidrolik maupun yang elektrik. Termasuk dalam dunia otomotif, banyak juga alat ukur

Lebih terperinci

RENCANA IMPLEMENTASI MEMBUBUT DI LABORATORIUM PRODUKSI JURUSAN MESIN. Oleh: Nama : Dwi Pujo L NIM : Prodi : PTMSI

RENCANA IMPLEMENTASI MEMBUBUT DI LABORATORIUM PRODUKSI JURUSAN MESIN. Oleh: Nama : Dwi Pujo L NIM : Prodi : PTMSI RENCANA IMPLEMENTASI MEMBUBUT DI LABORATORIUM PRODUKSI JURUSAN MESIN Oleh: Nama : Dwi Pujo L NIM : 5201407055 Prodi : PTMSI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 200 I. JENIS PEKERJAAN : 1. Mebubut

Lebih terperinci

PROSES SEKRAP ( (SHAPING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT Mesin FT UNY

PROSES SEKRAP ( (SHAPING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT Mesin FT UNY PROSES SEKRAP ( (SHAPING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT Mesin FT UNY Mesin sekrap (shap machine) disebut pula mesin ketam atau serut. Mesin ini digunakan untuk mengerjakan bidang-bidang yang rata, cembung, cekung,

Lebih terperinci

MESIN FRIS DAN PEMOTONG FRIS. Yefri Chan,ST.MT (Universitas Darma Persada

MESIN FRIS DAN PEMOTONG FRIS. Yefri Chan,ST.MT (Universitas Darma Persada MESIN FRIS DAN PEMOTONG FRIS BAB 20 MESIN FRIS DAN PEMOTONG FRIS Gambar 20. 2. Operasi fris sederhana. Pemotong fris memiliki satu deretan mata potong pada kelilingnya yang masing-masing berlaku sebagai

Lebih terperinci