BAB I PENDAHULUAN. Metode Kanguru adalah metode perawatan dini dengan sentuhan kulit ke kulit

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Metode Kanguru adalah metode perawatan dini dengan sentuhan kulit ke kulit"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metode Kanguru adalah metode perawatan dini dengan sentuhan kulit ke kulit antara ibu dan bayi baru lahir dalam posisi seperti kanguru. Dengan metode ini mampu memenuhi kebutuhan asasi bayi baru lahir premature dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan kangguru. Metode kangguru memberi peluang untuk dapat beradaptasi baik dengan dunia luar. Perawatan kanguru ini telah terbukti dapat menghasilkan pengaturan suhu tubuh yang efektif dan lama serta denyut jantung dan pernafasan yang stabil pada bayi prematur. Perawatan kulit ke kulit mendorong bayi untuk mencari puting dan mengisapnya, hal ini mempererat ikatan antara ibu dan bayi serta membantu keberhasilan pemberian ASI (Henderson, 2006). Perawatan metode kangguru (PMK) atau kangguru mother care merupakan suatu cara perawatan untuk bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dengan meniru binatang kangguru yang yang meletakkan bayinya yang selalu lahir premature (kurang bulan) dalam kantongnya hingga siap untuk hidup di dunia luar. Bayi premature dan bayi berat lahir rendah sangat rentah terhadap berbagai hal terutama dalam mempertahankan kestabilan suhu tubuh sengga berisiko hipotermia (kedinginan) dan kematian. Untuk mencegah hipotermia pada bayi kecil di bawah gram, dapat di lakukan perawatan metode kangguru yaitu melakukan 1

2 2 kontak kulit bayi dengan kulit ibu sehingga suhu tubuh ibu akan mempertahankan kasetabilan suhu tubuh bayi dan berfungsi sebagai termoregulator (Sekartini, 2007). Berdasarkan World Health Organization (WHO) pada tahun 2007, di negara berkembang hampir 70% dari 5 juta kematian neonatal dan 17 dari 25 juta persalinan per tahun melahirkan bayi dengan BBLR (kurang dari 2500 gr) (Imral, 2007). Negara-negara berkembang seperti di Amerika Serikat dan Kanada sangat mendukung keefektifan dan keamanan dari perawatan kulit per kulit (seperti kanguru) untuk bayi prematur karena bayi dapat merasakan kenikmatan kebahagiaan dan perasaan yang sangat luar biasa. Mengingat terbatasnya fasilitas pelayanan kesehatan terutama di pedesaan, maka metode kanguru sangat dianjurkan. Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial telah mengembangkan kebijakan pelayanan neonatal esensial dan metode kanguru sebagai salah satu cara dalam penerapan kebijakan tersebut yang bertujuan untuk mencegah hipotermi (Widyastuti, 2004). Sebuah studi penerapan metode kanguru di rumah sakit di Ethopia terdapat 67% bayi lahir prematur dan BBLR yang beresiko tinggi dapat teratasi. Begitu juga dengan India yang menerapkan metode ini lebih menurunkan angka kematian bayi. Misalnya kemampuan bayi meminum ASI (kira-kira ml/kg/hr) lalu kenaikan berat badan perlahan paling tidak gr atau 1 minggu sekitar 2 ons (Rahmi, 2008). Perkumpulan Perinatolog Indonesia (Perinasia) dalam seminar orientasi metode kanguru yang diselenggarakan pada Forum Promosi Kesehatan Indonesia,

3 3 bayi prematur maupun BBLR terutama terancam kematian yang diakibatkan hipotermi (suhu badan dibawah 36,5 C), di samping asfiksia (kesulitan bernafas) dan infeksi. Diperkirakan kejadian prematur dan BBLR di Indonesia memang makin menurun tetapi masih cukup tinggi yaitu 52% per 100 kelahiran hidup. Penelitian dari Fakultas Kedokteran UNPAD serta Depkes dan Kesos telah meneliti secara umum, bahwa wanita pedesaan menerima metode kanguru. Hampir semua ibu yang melaksanakannya mendapat dukungan dari keluarga. Mereka berpendapat, metode kanguru membuat bayi tenang dan banyak menyusui. Secara tradisional sebagian tindakan dalam metode kanguru telah dikenal masyarakat dengan istilah lokal Bedako (Kabupaten OKU), Makaleppe (Makasar), Kadukui (Bugis) dan Pulau Seram Barat (Maluku). Propinsi Bali merupakan daerah yang memiliki angka kematian bayi yang rendah dibandingkan dengan provinsi di Indonesia. Berdasarkan hasil survey yang dilaksanakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) yang berkejasama dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Propinsi Bali, angka kematian bayi pada thun 2009 sebesar 4,1 per 1000 kelahiran hidup. Kabupaten Klungkung yang merupakan salah satu kabupaten di Bali dengan angka kematian bayi sebesar 2,6 per 1000 kelahiran hidup di mana sekitar 0,5% kematian bayi di sebabkan karena Hipotermi (Dinkes Propinsi Bali, 2009). Berdasarkan survei yang telah dilakukan pada bulan Januari-April di Klinik Bersalin Heri Ternalem Jln. Pintu Air No 4 Simalingkar B diperoleh sebanyak 30 orang ibu hamil yang melakukan kunjungan kehamilan. Pada saat dilakukan

4 4 wawancara pada bulan April kepada 10 orang ibu hamil yang melakukan kunjungan kehamilan sebanyak 5 orang ibu hamil tidak mengetahui tentang metode kangguru sedangkan 5 orang ibu hamil mengetahui tentang metode kangguru. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan peneliti dengan judul Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Metode Kangguru Pada Bayi Pematere Di Klinik Heri Ternalem Januari sampai April Perumusan Masalah Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Metode Kanguru Pada Bayi Prematur di Klinik ber salin Heri Ternalem periode bulan Januari sampai April Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Metode Kanguru Pada Bayi Prematur di Klinik bersalin Heri Ternalem Januari sampai April Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu hamil tentang metode kangguru berdasarkan Umur Ibu. 2. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu hamil tentang metode kangguru berdasarkan Pendidikan Ibu

5 5 3. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu hamil tentang metode kangguru berdasarkan Pekerjaan Ibu 4. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu hamil tentang metode kangguru berdasarkan paritas 1.4. Manfaat Penelitian Bagi Peneliti Menambah wawasan serta pengtahuan peniliti dalam penerapan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan Bagi Institusi Pendidikan Dapat digunakan sebagai bahan bacaan di perpustakaan Akademi Kebidanan dan sebagai masukan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya Bagi Tempat Penelitian Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi petugas kesehatan tentang penerapan metode kanguru pada bayi prematur Bagi Ibu Hamil Di Klinik Bersalin Heri Ternalem Untuk menambah pengetahuan ibu dalam menerapkan metode kangguru pada bayi prematur.

6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan dapat terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Pengetahuan pada dasarnya terjadi dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan untuk dapat mencapai masalah yang dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2003). Notoatmodjo (2002) Tingkat pengetahuan terdiri dari 6 Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo 2007, pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu: 1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi telah di pelajari sebelumnya termasuk kedalam pengtahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab 6

7 7 itu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, mengatakan dan sebagainya. 2. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi, harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh menyimpulkan, meramalkan sesuatu terhadap objek yang dipelajari. 3. Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4. Analisis (Analysis) Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi dalam masalah suatu struktur organisasi masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan dan mengelompokkan. 5. Sintesis (Syntesis) Sintesis Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan

8 8 kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formulasi yang ada. 6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek, penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteri yang ditentukan sendiri atau mengusahakan kriteria-kriteria yang telah ada Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menayakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan- tingkatan diatas (Notoadmodjo, 2007). 2.2 Pengertian Metode Kanguru Metode kanguru adalah suatu teknologi tepat guna untuk perawatan bayi baru lahir, khususnya bayi premature atau berat lahirnya lebih kecil 2500 gram (BBLR) dengan cara melekatkan kulit bayi ke kulit ibu skin to skin contact. (Sekartini, 2011) Kanguru Mother Care ( KMC) atau perawatan bayi lekat (PBL) adalah kontak langsung kulit ibu dan bayi secara dini, terus menerus dengan pemberian ASI eksklusif metode ini dilakukan sampai berat bayi 2500 gram atau mendekati 40 minggu atau sampai bayi kurang nyaman dengan kanguru mother care (Endyarni, 2011).

9 9 Metode kangguru mampu memenuhi kebutuhan bayi dengan BBLR yaitu dengan menyediakan situasi dan kondisi yang sesuai dengan rahim ibu, sehingga memberi peluang untuk dapat beradaptasi secara baik dengan dunia luar.metode Kangguru atau perawat bayi lekat ditemukan sejak tahun 1983, sangat bermanfaat untuk merawat bayi yang lahir dengan berat badan rendah baik selama perawatan di klinik ataupun di rumah. Sehingga diperoleh suhu optimal bayi (Maulana, 2009). 2.3 Kriteria Bayi Untuk Metode Kangguru 1. Bayi dengan berat badan 2500 gram. 2. Tidak ada kelainan atas penyakit yang menyertai. 3. Refleks dan koordinasi isap dan menelan yang baik. 4. Perkembangan selama perawatan metode kangguru baik. 5. Kesiapan dan keikutsertaan orangtua, sngat mendukung dalam keberhasilan kelangkaan fasilitas sumber daya rumah sakit untuk merawat bayi premature 2.4. Persiapan Ibu a. Membersihkan daerah dada dan perut ibu dengan cara mandi dengan sabun 2-3 kali sehari. b. Membersihkan kuku dan tangan. c. Baju yang dipakai harus bersih dan hangat sebelum dipakai. d. Selama pelaksanaan metode kanguru ibu tidak memakai BH. e. Memakai kain baju yang dapat direnggakan.

10 Persiapan Bayi a. Bayi jangan dimandikan, tetapi cukup dibersihkan dengan kain bersih dan hangat. b. Bayi perlu memakai tutup kepala serta popok selama penggunaan metode ini. c. Pada saat ibu duduk atau tidur posisi bayi tetap tegak mendekap ibu Waktu Pelaksanaan a. Segera setelah lahir. b. Sangat awal, setelah menit c. Awal, setelah umur 24 jam d. Menegah, setelah 7 hari perawatan e. Lambat, setelah bayi bernafas sendiri tanpa O2. Setelah keluar dari perawatan Metode kangguru 2.7. Keuntungan Keuntungan dari Metode Kanguru 1. Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan lebih baik.menjaga agar suhu tubuh bayi stabil dengan menggunakan tubuh ibu sebagai termoregulator suhu bayi. Bayi kecil yang kedinginan lebih cepat mencapai suhu 36,5c terutama dalam waktu 1jam pertama 2. Mengurangi stress pada ibu dan bayi karena bayi tenang dan nyaman berada di dekapan ibunya. Sedangkan bagi ibu,pmk meningkatkan ikatan ibu dan bayi sehingga ibu tenang dan makin percaya diri untuk melakukan perawatan bagi bayinya

11 11 3. Bayi mudah mendapatkan ASI karena selalu berada bersama ibunya sehingga memperkuat system imun bayi. 4. Menstabilkan suhu tubuh, denyut jantung dan pernafasan bayi. 5. Meningkatkan hubungan emosi ibu dan anak. 6. Mengurangi lama menangis pada bayi. 7. Meningkatkan perkembangan psikomotor bayi sebagai reaksi rangsangan sensorik dari ibu ke bayi. 8. Bermanfaat untuk ibu dan bayi, dimana suhu ibu merupakan sumber panas yang efisien dan murah 9. Membuat bayi merasa aman dan nyaman 10. Menurunkan resiko selama perawatan di rumah sakit 11. Meningkatkan produksi Asi 12. Memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi Kerugian Metode Kangguru Kerugian metode kangguru adalah apabila bayi keseringan digendong bisa membuat bayi menjadi malas bergerak, malas menggerakkan kaki dan pinggulnya untuk berjalan. Hal ini tentu akan menghambat pergerakan motorik anak. Selain itu akibat lebih jauhnya pada pola perkembangan berikutnya adalah kepercayaan diri anak bisa hilang atau anak jadi tidak percaya diri. Agar anak tetap merasa aman dan nyaman meski tanpa kebiasaan digendong, sebaiknya orangtua tidak melepaskan anaknya sama sekali. Menggendong tetap bisa

12 12 dilakukan pada saat-saat tertentu seperti sedang rewel, menangis, mimpi buruk atau sakit. Ini penting untuk membangun rasa amannya. Menggendong dihentikan bila usia bayi sudah di atas 8 bulan sudah dapat berdiri dan belajar berjalan dan berat badannya sudah mencapai 8 kg lebih. Secara psikologis, kebiasaan digendong, terutama setelah bayi berumur di atas 8 bulan akan mendorongnya menjadi anak yang manja Cara Melakukan Metode Kanguru 1. Beri bayi pakaian, tutup bagian kepala bayi, popok dan kaos kaki bayi yang telah dihangatkan terlebih dahulu. 2. Letakkan bayi di dada ibu dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu dan pastikan kepala bayi sudah teriksasi pada dada ibu. Posisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk, kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala agak sedikit ekste 3. Dapat pula memakai baju dengan ukuran lebih besar dari badan ibu, dan bayi diletakkan diantara payudara ibu, kemudian ibu memakai selendang yang dililitkan di perut ibu agar bayi tidak terjatuh. 4. Bila baju ibu tidak dapat menyokong bayi, dapat digunakan handuk atau kain lebar yang elastis atau kantong yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh bayi.

13 13 5. Ibu dapat beraktivitas dengan bebas, dapat bebas bergerak walau berdiri, duduk, jalan, makan dan mengobrol. Pada waktu tidur posisi ibu setengah duduk atas dengan jalan meletakkan beberapa bantal dibelakang punggung ibu. 6. Bila ibu perlu istirahat, dapat digantikan oleh ayah atau orang lain. 7. Dalam pelaksanaan perlu diperhatikan persiapan ibu, bayi, pisisi bayi, pemantauan bayi, cara pemberian ASI dann kebersihan ibu dan bayi Batas Penerapan Metode Kanguru Batas penerapan metode kanguru adalah bila usia bayi sudah di atas 8 bulan atau sudah dapat berdiri dan belajar berjalan dan petugas kesehatan harus terlebih dahulu memeriksa retina agar kebutaan dapat dicegah begitu juga telinga, tulang dan vaksinasi. Lalu tunggu hingga bayi beratnya mencapai 8 kg lebih Komponen Metode Kanguru Metode kanguru dibagi atas beberapa komponen antara lain Posisi Kanguru Posisi kanguru yaitu : Posisi bayi yang diletakan diantara dada ibu dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu, apakah kepala sudah terfiksasi pada dada ibu dan posisikan bayi dalam keadan pada siku dan tungkai, kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala ektensi. Posisi ini dilakukan secara terus menerus selama 24 jam atau beberapa sejam sehari (Sudarti, 2010).

14 Nutrisi Kanguru Ibu harus diyakinkan bahwa makanan yang baik bagi bayinya adalah ASI pada awalnya mungkin bayi mengisap tidak sekuat bayi yang normal. Bila ibu tidak dapat menyusui, berilah ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum. Posisi KMC ideal untuk menyusui bayi (Sudarti, 2010) Posisi Ibu Saat Tidur Dan Istirahat Pada Metode Kanguru Pada metode ini dianjurkann tidur bersama bayinya dilakukan dengan keadaan setengah duduk dimana bayi dalam posisi kanguru, kepala ibu lebih tinggi sekitar 25 derajat dari posisi horijontal. Hal ini bias diilakukan dengan menopang beberapa bantal dikepala ibu kurang nyaman ibu dapat istirahat dengan posisi menyamping setengah berbaring Bayi Baru Lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah Bayi premature adalah bayi baru lahir dengan berat badan rendah yaitu kurang dari 2500 gram, tanpa memandang usia kehamilan (Maulana,2009) Tanda Dan Gejala Bayi Baru Lahir Dengan Berat Badan Rendah (Premature) antara lain a. Berat badan kurang dari 2500 gram b. Panjang kurang dari 45 cm c. Lingkar kepala kurang dari 33cm d. Lingkar dada kurang dari 30 cm e. Masa gestasi kurang dari 37minggu f. Kulit tipis, transparan tanpak mengkilat dan licin

15 15 g. Kepala lebih besar dari badan, lanugo banyak, terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan h. Lemak supsukutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar(wafi Nur 2010) Penyebab Bayi Bayi Baru Lahir Dengan Berat Badan Rendah (Premature) antara lain: 1. Ibu a. Keadaan ibu sebelum hamil adalah adanya penyakit Hipertensi, usia ibu <20 tahun atau >35 tahun. b. Keadaan ibu selama hamil adalah terjanya perdarahan antepartum, trauma fisik dan phsikologis 2. Janin a. Kehamilan ganda b. Hidramnion c. Kelainan kromosom Penanganan Bayi Baru Lahir Dengan Berta Badan Rendah (premature) antara lain a. Pengaturan suhu b. Mencegah infeksi c. Mengkonsumsi nutrisi yang cukup d. Istirahat yang cukup e. Memberikan sentuhan f. membantu beradaptasi (Maulana, 2009)

16 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Metode Kanguru 1. Umur Umur adalah lamanya hidup dalam tahun yang di hitung sejak banyak di lahirkan.umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyilidikanpenyelidikan epidemiologi. Semakin bertambahnya usia ibu hamil,pengalaman ibu pada waktu hamil melahirkan dan mengasuh bayi menyebabkan ibu semakin mahir dalam mengasih bayi. Menyadari dan mengetahui cara yang baik dalam merawat bayi, mendorong ibu untuk meperoleh informasi banyak-banyaknya mengenai perawatan bayi di rumah, terutama pada bayi yang bermasalah (Notoatmojo, 2007). 2. Pedidikan Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan pengetahuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat pendidikan berperan menentukan mudah tidak seorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula pengetahuannya. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap cukup seseorang. Semakin tinggi umur seseorang maka tingkat pengetahuan seseorang akan semakin lebih matang.

17 17 3.Pekerjaan Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan seseorang memberikan kesan dan pengetahuan tersendiri yang menyatakan bahwa semakin lama seseorang bekerja semakin baik pengetahuan dan pengalaman yang didapat dari bekerja.seseorang setiap hari dalam kehidupannya. Pengalaman dan pendidikan seseorang dari sejak kecil akan mempengaruhi sikap dan penampilan seseorang mengemukakan bahwa kesesuaian antara pekerjaan dalam diri 4.Paritas Paritas adalah jumlah kehamilan yang pernah dialami oleh si ibu atau jumlah anak yang dikandung yang berpengaruh pada kesehatan ibu dan anak. Paritas adalah jumlah ibu hamil yang akan melahirkan anak. Semakin sering ibu melahirkan maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh tentang metode merawat bayi Kerangka Konsep Adapun kerangka konsep berjudul Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Metode kangguru pada bayi premature Bagan kerangka konsep Variabel Independent Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Metode Kangguru

18 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan menggunakan data primer yaitu dengan cara kuesioner sebagai alat ukur untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang metode kanguru pada bayi prematur di Klinik Bersalin Heri Ternalem Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Klinik Bersalin Heri Ternalem Januari sampai April 2014 dengan alasan lokasi penelitian dekat dengan tempat tinggal peneliti dan banyak di kunjungi oleh ibu Hamil Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai April Tahun Populasi dan Sampel Populasi Populasi adalah keseluruhan ibu hamil yang berkunjung di Klinik Bersalin bidan Heri Ternalem pada bulan Januari sampai April sebanyak 30 orang. 18

19 Sampel Sampel adalah sebagaian yang di ambil dari keseluruhan objek yang diteliti atau sebagain jumlah dari karakteristik yang dimiliki dari populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling. Sampelnya sebanyak 30 ibu Hamil yang berkunjung ke Klinik Heri Ternalem Januari sampai Apri Definisi Operasional Metode Kangguru Perawatan bayi baru lahir dengan melekatkan bayi di dada ibu (kontak kulit bayi dan kulit ibu) sehingga suhu tubuh bayi tetap hangat Pengetahuan Pengetahuan adalah kemampuan ibu hamil dalam menjawab pertanyaan tentang metode kanguru pada bayi prematur yang dinilai dengan menjawab kuesioner, dengan kategori. a. Baik : Apabila skor % jawaban benar dari 20 pertanyaan yang diajukan,responden menjawab benar pertanyaan b. Cukup : Apabila skor 56-75% jawaban benar dari 20 pertanyaan yang diajukan,responden menjawab benar pertanyaan c. Kurang : Apabila skor 55% jawaban benar dari 20 pertanyaan yang diajukan respondent menjawab benar 1-10 pertanyaan. Alat ukur Skala ukur : Kuesioner : Ordional

20 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data jenis primer yaitu dengan pemberian kuesioner kepada responden sebagai alat ukur, yang diawali dengan perkenalan singkat, kemudian menjelaskan cara pengisian serta menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti oleh responden Pengolahan Data a. Editing (Memeriksa data) Diakukan untuk memeriksa kuesioner dengan tujuan agar data yang masuk dapat diolah secara benar, sehingga pengumpulan data dapat memberikan hasil yang menggambarkan masalah yang diteliti. b. Coding (Pengkodean) Data yang telah diteliti diubah dalam bentuk angka (kode), misalnya pekerjaan diubah menjadi nomor. c.skoring (skor) Pertanyaan yang diberikan skor hanya pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan dan tahap ini meliputi nilai untuk masing-masing Pertanyaan dan jumlahan hasil scoring dari semua pertanyaan d. Tabulating (Menyusun data) Data yang telah diperbaiki dan diberi kode dimasukkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, memberi skor terhadap soal-soal yang telah dijawab atau diisi oleh responden. Tujuannya untuk mempermudah menganalisa

21 Analisa Data Analisa Univariat Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan menginterpretasikan data yang terkumpul pada tabel distribusi frekuensi.

22 22 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Klinik Heri Ternalem berlokasi di jalan Pintu Air IV No.209 Simalingkar B di mana terdiri dari 3 ruangan yaitu: Ruang Bersalin, Ruang Inap untuk pasien postpartum maupun berobat umum,dan ruangan pemeriksaan. Adapun tenaga kesehatannya terdiri dari 1. Bidan penanggung jawab: Bidan Tenang Ukur, Am.Keb 2. Dokter penanggung jawab:dr.a.kaban.sp.og 4.2. Analisis Univariat Gambaran umum responden dalam penelitian ini meliputi: Umur, Pendidikan, Pekerjaan, paritas Gambaran Umum Responden Tentang Metode Kangguru Pada Bayi Prematur Di Klinik Heri Ternalem Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan dapat di lihat tentang distribusi responden berdasarkan pengetahuan. 22

23 23 Tabel Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Metode Kangguru Pada bayi Prematur Di klinik Heri Ternalem No Pengetahuan Frekuensi % 1 Baik 16 53,33 2 Cukup Kurang 8 26,66 Jumlah Berdasarkan tabel dari 30 sampel, mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 16 responden (53,33%) dan minoritas berpengetahuan cukup sebanyak 6 responden (20%) Gambaran Umum Responden Berdasarkan Umur Ibu Hamil Tentang Metode Kangguru Pada Bayi Perematur Di klinik Heri Ternalem Berdasarkan Hasil Penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat tentang distribusi responden berdasakan umur yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel Gambaran Umum Reponden Berdasarkan Umur Ibi Hamil Tentang Metode Kanggu Pada Bayi Prematur Di Klinik Heri Ternalem No Umur Frekuensi % tahun 23 76, tahun 7 23,33 3 >41 tahun - - Jumlah Berdasarkan tabel dari 30 responden, mayoritas ibu yang beumur tahun sebanyak 23 responden (76,66) dan minoritas ibu > 41 tahun tidak ada di Klinik Heri Ternalem.

24 24 Tabel Gambaran Umum Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Metode Kangguru Pada Bayi Prematur Berdasarkan Pendidikan Di Klinik Heri Ternalem No Pendidikan Frekuensi % 1 SD,SMP/Sederajat SMA 14 44,66 3 D-III 2 6,67 4 S-I 2 6,67 Jumlah Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,bahwa dari 30 reponden yang dikategorikan berdasarkan pendidikan yang berpedidikan dari SMA 14 responden (46,66) dan minoritas yang berpendidikan SD sebanyak 12 responden (40%) Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pkerjaan Ibu Di Klinik Heri Ternalem Adapun hasil penelitian yang di peroleh mengenai frekuensi berdasarkan pekerjaan ibu dapat dilihat pada tabel Tabel Gambaran Umum Responden Berdasarkan Ibu Di Klinik Heri Ternalem No Pekerjaan Frekuensi % 1 Bekerja 11 36,66 2 Tidak berkerja 19 63,33 Jumlah Berdasarkan tabel dari 30 sampel terdapat bahwa mayoritas pekerjaan ibu adalah Tidak Bekerja sebanyak 19 responden (63,33%) dan minoritas bekerja sebanyak 11 responden (36,66%)

25 25 Tabel Gambaran Umum Responden Berdasarkan Paritas Ibu Di Klinik Heri Ternalem No Paritas Frekuensi % 1 Primipara Secundipara 8 26,66 3 Multipara 13 43,33 Jumlah Berdasarkan tabel dari 30 sampel, terdapat bahwa mayoritas berparitas multipara sebanyak 13 responden (43,33%) dan minoritas berparitas Secundipara sebanyak 8 responden (26,66%)

26 26 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Metode Kangguru Pada Bayi Prematur Di Klinik Heri Ternalem Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden di klinik heri ternalem dapat di ketahui bahwa mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 16 responden (53,33%) dan minoritas responden memiliki tingkat pendidikan 6 responden (20%). Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan orang tua merupakan salah satu factor yang terpenting dalam tubuh perawatan bayi.karena dengan pendidikan yang baik,maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara mengasuh bayi yang baik,bagaimana menjaga kesehatan bayinya,pendidikan dan sebagainya. Menurut Manuaba (2010) bahwa pengetahuan seseorang dapat meningkatkan kematangan intelektualnya sehinga dapat mengambil keputusan dalam bertindak. Berdasarkan uraian di atas.dapat di ketahui bahwa teori dan kenyataan terdapat kesesuaian di mana pengetahuan sangat mempengaruhi dalam menentukan kemampuan atau kualitas manusia jadi semakin tinggi pengetahuan maka manusia semakin berkualitas. Dengan demikian penelitian berasumsi bahwa yang berpendidikan SMA/sederajat pengetahuannya tentang perawatan bayi. 26

27 27 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Metode Kangguru Pada Bayi Premature Di Klinik Heri Ternalem di peroleh 30 responden yang sajikan dalam bentuk tabel distribusi, maka penulis dapat mengambil sebagai mana penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan umur dari 30 responden,mayoitas responden berpengetahuan baik sebanyak 11 responden (36,66) pada umur tahun dan minoritas ibu yang berpengetahuan cukup banyak 1 responden (3,33%) pada umur tahun. 2. Berdasarkan pendidikan dari 30 responden,mayoritas responden berpengetahuan baik sebanyak 7 responden (23,33%) dengan pendidikan 7 responden (23,33%) dengan pendidikan SMA dan minoritas berpengetahuan kurang sebanyak 1 responden (3,33%) dengan pendidikan SD. 3. Berdasarkan pekerjan dari 30 responden,mayoritas responden berpengetahuan baik dengan tidak bekerja sebanyak 9 responden (30%) dan minoritas berpengetahuan cukup dengan bekerja sebanyak 2 responden (6,66%). 4. Berdasarkan paritas dari 30 rsponden, mayoritas responden berpengatahuan baik sebanyak 7 orang responden (23,33%) dengan jumlah anak 3-4 atau disebut juga multi para dan minoritas responden berpengatahuan cukup sebanyak 1 responden (3,33%) dengan jumlah anak 2 atau disebut juga secundi para. 27

28 Saran 1. Bagi Klinik Heri Ternalem Untuk dapat meningkatkan sosialisasi mengenai metode kangguru pada bayi premature serta meningkatkan kesehatan terutama dalam pengetahuan tentang metode kangguru. 2. Bagi Pembaca Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang penatalaksanaan metode kangguru pada bayi premature. 3. Bagi Instansi Pendidikan Akbid Audi Husada Sebagai bahan bacaan di perpustakaan dan dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswi Akademi Kebidanan Audi Husada Medan.

29 29 KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PENGENTAHUAN IBU HAMIL TENTANG METODE KANGGURU PADA BAYI PREMATUR DI KLINIK HERI TERNALEM No.Responden: Nama Ibu : Umur : Paritas : Pendidikan : Pekerjaan : Petunjuk Isilah Pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang benar 1. Apa yang di maksud dengan metode kangguru a. Menberikan bayi kepada kangguru b. Kontak kulit antra ibu dan bayi secara dini secara secara terusmenerus dan kombinasi dengan pemberian ASI eklusif c. Metode dalam meningkatkan berat badan

30 30 2. Apa manfaat dari metode kangguru a. Dapat meningkatkan berat badan bayi b. Bayi merasa kedinginan dan tidak nyaman c..berat badan semakin menurun bayi mengalami hipotermi 3. Bagaimana cara yang tepat untuk mencegah hipotermi pada bayi baru lahira. a. Menepelkan bayi ke dada ibu secara langsung dan menyelimuti ibu bersama bayinya b. Memandikan bayi segera setelah lahir c. Mebungkus bayi segera setelah lahir 4. Siapa yang dapat melakukan metode kangguru di rumah a. Bidan b. Ibu saja c. Keluarga 5. Apa keuntungan Metode kangguru dapat membantu untuk menghindari bayi dari a. Ketakutan b. Kendinginan c. Kegelisaan 6. Bagaimana posisi bayi yang tepat pada metode kangguru a. Bayi diletakkan di antara payudara dengan posisi dada bayi menempel ke dada ibu b. Bayi diletakkan di pinggang ibu c. Bayi di letakkan di box bayi

31 31 7. Bagaimana penerapan metode kangguru pada bayi premature atau pada bayi dengan berat badan lahir rendah a. Pada musim panas b. Pada saat musim dingin c. Dari lahir sampai barat badan 2500 gram 8. Apa manfaat metode kangguru yang tepat pada ibu a. Kegiatan ibu terganggu b. Pada saat musim dingin c. Cemas karena ibu perlu keahlian khusus 9. Metode kangguru dapat dilakukan pada a. Bayi sakit b. Anak balita c. Bayi premature 10. Bagaimana Cara melepaskan bayi dari metode kanggu adalah a. Langsung b. Berangsur-angsur c. Paksa 11. Apa salah satu kriteria bayi yang dapat di rawat dengan metode kangguru a. Bayi sakit b. Bayi kembar c. Bayi yang badannya kurang dari 2500 gram

32 Posisi untuk melaksanakan metode kangguru adalah a. Ibu dalam posisi setengah duduk berbaring dan kepala ibu di ganjal dengan beberapa bantai b. Berbaring telentang c. Memindahkan bayi ke dalam box bayi 13. Salah satu kelebihan dari metode kangguru di bandingkan dengan incubator adalah a. Lebih mahal b. Lebih murah dan sederhana c. Lebih sulit di jangkau 14. Apa makanan yang paling baik bagi bayi baru lahir adalah a. ASI b. Susu formula c. Bubur 15. Apa manfaat metode kangguru bayi bayia. a. Tidur bayi kurang nyenyak b. Menstabilkan suhu tubuh bayi c. Kenaikan berat badan bayi lambat 16. Metode kangguru hampir sama fungsinya dengan a. Box bayi b. Inkubator (alat Penghangat) c. Ayunan

33 Dalam perawatan metode kangguru bayi 0-6 bulan di wajibkan mendapatkan a. ASI eksklusif b. Madu dan gula c. Bubur 18. Suhu normal pada bayi adalah a. 36 C-37 C b. >38 C c. <36 C 19. Menurut ibu, bila bayi sehat metode kangguru dapat dilakukan segera setelah a. Pemotongan dan perawatan b. Buang air besar pertama c. 5 hari bayi lahir 20. Bagaimana perawatan untuk bayi premature dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu disebut a. Metode kelinci b. Metode kangguru c. Metode Deskriptif

34 34 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian.Rineka Cipta. Jakarta. Azari, Kematian Neonatal Bayi. Asrinah, Asuhan kebidanan masa kehamilan Graha Ilmu.Yogyakarta. Efar Mother Care Maulana,Mirna Seluk Beluk Merawat Bayi Dan Balita Graha Yogyakarta. M. Kes, Sudarti, 2010 Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita.Nuha. Muslihatun, Wafi Nur, 2010.Asuhan Neonatus bayi dan Balita. Fitramaya, Yogyakarta. Notoatmodjo, Soekidjo, Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta. Jakarta., Metodologi Penelitian Kesehatan.Rineka Cipta, Partiwi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perawatan BBLR Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu komplikasi pada bayi yang bila tidak ditangani secara benar dapat menyebabkan kematian. Bayi berat lahir rendah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGETAHUAN 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. manusia melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, melalui panca

BAB II. Tinjauan Pustaka. manusia melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, melalui panca BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia dan terjadi setelah manusia melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, melalui

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN KASEDIAAN MENJADI RESPONDEN. Maka saya mengharapkan kesediaan ibu menjadi responden dalam penelitian ini

SURAT PERNYATAAN KASEDIAAN MENJADI RESPONDEN. Maka saya mengharapkan kesediaan ibu menjadi responden dalam penelitian ini SURAT PERNYATAAN KASEDIAAN MENJADI RESPONDEN Sehubungan dengan skripsi yang akan saya buat dengan judul tersebut diatas, merupakan salah satu syarat kelulusan dari Keperawatan Sumatera Utara. Maka saya

Lebih terperinci

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU Tim Penyusun Prof. Dr. Djauhariah A. Madjid, SpA K Dr. dr. Ema Alasiry, Sp.A. IBCLC dr. A. Dwi Bahagia Febriani, PhD, SpA(K) CSL SIKLUS HIDUP

Lebih terperinci

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU Tim Penyusun Prof. Dr. Djauhariah A. Madjid, SpA K Dr. dr. Ema Alasiry, Sp.A. IBCLC dr. A. Dwi Bahagia Febriani, PhD, SpA(K) CSL SIKLUS HIDUP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lebih dari 20 juta bayi diseluruh dunia (15,5%) dari seluruh kelahiran merupakan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan 95,6% diantaranya merupakan bayi yang dilahirkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan bukanlah hanya sekedar pertemuan antara subjek yang mengetahui dengan objek yang diketahui, tetapi pengetahuan adalah persatuan antara subjek

Lebih terperinci

PENGARUH PERAWATAN BAYI LEKAT TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGARUH PERAWATAN BAYI LEKAT TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENGARUH PERAWATAN BAYI LEKAT TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat

Lebih terperinci

*Armi

*Armi PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU DENGAN INKUBATOR TERHADAP BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR RENDAH (BBLR) YANG TERPASANG ALAT MEDIS DI RUANG PERINA A DAN NICU RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG 2015 *Armi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAWATAN METODE KANGURU DI RUANG NEONATUS RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA Oleh: Kelompok C Program Profesi B13 1. Jehan Eka Prana S 131131174 2. Devi Hairina L 131131175 3. Silvia Risti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan di negara-negara sedang berkembang (Unicef-WHO, 2004). BBLR

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan di negara-negara sedang berkembang (Unicef-WHO, 2004). BBLR 6 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah angka kematian bayi pada suatu negara, akan menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat negara itu. Data statistik bisa menampilkan secara jelas tentang banyaknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pengetahuan (Knowledge) seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo : 2003 : 127).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pengetahuan (Knowledge) seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo : 2003 : 127). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

Lebih terperinci

Judul: Resusitasi Bayi Baru Lahir (BBL) Sistem Lain - Lain Semester VI Penyusun: Departemen Ilmu Kesehatan Anak Tingkat Keterampilan: 4A

Judul: Resusitasi Bayi Baru Lahir (BBL) Sistem Lain - Lain Semester VI Penyusun: Departemen Ilmu Kesehatan Anak Tingkat Keterampilan: 4A Judul: Resusitasi Bayi Baru Lahir (BBL) Sistem Lain - Lain Semester VI Penyusun: Departemen Ilmu Kesehatan Anak Tingkat Keterampilan: 4A Deskripsi Umum 1. Setiap Bayi Baru Lahir (BBL) senantiasa mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN gram pada waktu lahir (Liewellyn dan Jones, 2001). Gejala klinisnya

BAB I PENDAHULUAN gram pada waktu lahir (Liewellyn dan Jones, 2001). Gejala klinisnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) rentan terhadap masalah kesehatan. BBLR adalah bayi yang memiliki berat badan lahir kurang dari 2500 gram pada waktu lahir

Lebih terperinci

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR 1. Penilaian Awal Untuk semua bayi baru lahir (BBL), dilakukan penilaian awal dengan menjawab 4 pertanyaan: Sebelum bayi lahir: Apakah kehamilan cukup bulan?

Lebih terperinci

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS Asuhan segera pada bayi baru lahir Adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah persalinan. Aspek-aspek penting yang harus dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) a. Pengertian Menurut Yulifah & Yuswanto (2009) bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari 1.500

Lebih terperinci

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung Wanda Redisa Lambertus 1 & Imelda Sianipar 1* 1 STIK Immanuel Bandung Abstrak Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Pertumbuhan dan pematangan (maturasi) organ dan alatalat tubuh

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Saya yang benama Eva Sartika Simbolon sedang menjalani Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian neonatal yaitu sebesar 47,5%. 1 Penyebab kematian neonatal. matur 2,8%, dan kelainan konginetal sebesar 1,4%.

BAB I PENDAHULUAN. kematian neonatal yaitu sebesar 47,5%. 1 Penyebab kematian neonatal. matur 2,8%, dan kelainan konginetal sebesar 1,4%. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Target Sustainable Development Goals salah satunya yaitu menurunkan angka kematian bayi (0-11 bulan) yaitu sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan laporan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Saya yang bernama Fenny Fernando (095102034) adalah mahasisiwi Program Studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG MEMANDIKAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI LULUT BANJARMASIN ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG MEMANDIKAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI LULUT BANJARMASIN ABSTRAK Hidayah et al., Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Primipara.. GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG MEMANDIKAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI LULUT BANJARMASIN 1 AKBID Sari Mulia

Lebih terperinci

NEONATUS BERESIKO TINGGI

NEONATUS BERESIKO TINGGI NEONATUS BERESIKO TINGGI Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) REFERENSI Abdul Bari Saifuddin, Buku Acuan Nasional Palayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Ed. 1, Cet. 3. 2002, Jakarta: YBP-SP (Hal :376-378)

Lebih terperinci

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g ASUHAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH By. Farida Linda Sari Siregar, M.Kep PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari

Lebih terperinci

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Hidayah, et al., Gambaran Ibu Nifas Tentang...

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Hidayah, et al., Gambaran Ibu Nifas Tentang... GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MEMANDIKAN BAYI DI KLINIK FIRDAUS BANJARMASIN Nurul Hidayah 1, Bagus Rahmat Santoso 2, Siti Ambar Rukayani 2 1 AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN 2 STIKES SARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan kurang dari 37 minggu (antara minggu) atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan kurang dari 37 minggu (antara minggu) atau dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persalinan prematur merupakan persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013 1, * Sri Mulyati 1* Akper Prima Jambi Korespondensi Penulis

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, Volume VI, No.3 September 2015

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, Volume VI, No.3 September 2015 ORIGINAL RESEARCH GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERAWATAN METODE KANGURU (PMK) PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG PERINATOLOGI RSUD SULTAN SYARIF M. AL QADRIE KOTA PONTIANAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelahiran prematur merupakan masalah kesehatan perinatal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelahiran prematur merupakan masalah kesehatan perinatal yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelahiran prematur merupakan masalah kesehatan perinatal yang penting di seluruh dunia khususnya pada negara berkembang terutama di Afrika dan Asia Selatan serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Untuk Menyusui Tinjauan tentang menyusui meliputi definisi menyusui, manfaat menyusui, karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. 2.1.1 Definisi

Lebih terperinci

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V8.i3 ( )

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V8.i3 ( ) PENGARUH PELATIHAN METODA KANGURU TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU YANG MEMILIKI BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG PERINATOLOGI RSD RADEN MATTAHER JAMBI 2009 Susi Widiawati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah hingga saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah hingga saat ini masih BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kelahiran bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah hingga saat ini masih merupakan masalah diseluruh dunia, karena merupakan penyebab kesakitan dan kematian pada masa bayi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi baru lahir yang berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi baru lahir yang berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) 2.1.1. Definisi Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PARITAS 2.1.1 PENGERTIAN PARITAS Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita (BKKBN, 2006). Paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara

Lebih terperinci

Sugiarti dan Vera Talumepa

Sugiarti dan Vera Talumepa GAMBARAN PENGETAHUAN BIDAN PRAKTEK SWASTA TENTANG INISIASI MENYUSU DINI BERDASARKAN KARAKTERISTIK BIDAN DI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2008 Sugiarti dan Vera Talumepa ABSTRAK Latar

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT III TENTANG HIPOTERMI PADA BAYI BARU LAHIR DI AKADEMI KEBIDANAN MEDISTRA LUBUK PAKAM TAHUN 2008

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT III TENTANG HIPOTERMI PADA BAYI BARU LAHIR DI AKADEMI KEBIDANAN MEDISTRA LUBUK PAKAM TAHUN 2008 KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT III TENTANG HIPOTERMI PADA BAYI BARU LAHIR DI AKADEMI KEBIDANAN MEDISTRA LUBUK PAKAM TAHUN 2008 I. DATA DEMOGRAFI No. Responden : Sumber informasi : Petunjuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengetahuan 1.1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan adalah hasil dari Tahu dan ini akan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN Judul : Hubungan Pengetahuan Bidan Praktek Swasta Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan tahun 2011.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna untuk menjamin tumbuh kembang bayi pada enam bulan pertama. Selain itu, dalam proses menyusui yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) 1. Definisi Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan (Knowledge). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inisiasi Menyusu Dini yaitu memberikan ASI kepada bayi baru lahir, bayi tidak boleh dibersihkan terlebih dahulu dan tidak dipisahkan dari ibu. Pada inisiasi menyusu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya ilmu kesehatan memberikan sebuah kontribusi baru bagi dunia kesehatan dan semakin berkembangnya pengetahuan dalam dunia kesehatan

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN TENAGA PARAMEDIS TENTANG PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT SARI MULIA BANJARMASIN

GAMBARAN PENGETAHUAN TENAGA PARAMEDIS TENTANG PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT SARI MULIA BANJARMASIN GAMBARAN PENGETAHUAN TENAGA PARAMEDIS TENTANG PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT SARI MULIA BANJARMASIN Anggrita Sari¹, Noorhidayah², Noorsidah 3 ¹ Akademi Kebidanan Sari Mulia, Banjarmasin, Kalimantan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuatu yang terbaik tidaklah harus mahal, tapi ASI merupakan sesuatu yang terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI merupakan upaya

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel

Lebih terperinci

Susi Widiawati Dosen STIKES Harapan Ibu Jambi ABSTRAKS

Susi Widiawati Dosen STIKES Harapan Ibu Jambi ABSTRAKS PENGARUH PELATIHAN METODA KANGURU TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU YANG MEMILIKI BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG PERINATOLOGI RSD RADEN MATTAHER JAMBI 2009 Susi Widiawati

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN Rini Purnamasari *, Sarkiah 1, Nordiansyah Firahmi 2 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin 2 Universitas

Lebih terperinci

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH,

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH, PEDOMAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) RUMAH SAKIT BERSALIN KOTA METRO TAHUN 2014 KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : TENTANG : PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan total ke kemandirian fisiologis. Proses perubahan yang rumit

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan total ke kemandirian fisiologis. Proses perubahan yang rumit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat waktu lahir, tubuh bayi baru lahir berpindah dari ketergantungan total ke kemandirian fisiologis. Proses perubahan yang rumit ini dikenal sebagai periode transisi-periode

Lebih terperinci

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS 1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung kirakira 6 minggu. Anjurkan

Lebih terperinci

GAMBARAN PENERAPAN METODE KANGURU DALAM PENCEGAHAN HIPOTERMI PADA BBLR DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN Oleh

GAMBARAN PENERAPAN METODE KANGURU DALAM PENCEGAHAN HIPOTERMI PADA BBLR DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN Oleh GAMBARAN PENERAPAN METODE KANGURU DALAM PENCEGAHAN HIPOTERMI PADA BBLR DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2011 Oleh Lilik Hanifah 1) dan Evi Ernawati 2) 1) Dosen Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat

BAB I PENDAHULUAN. berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa semua bayi baru baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat

Lebih terperinci

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK JURNAL KEBIDANAN Vol 1, No 3, Oktober 2015: 116-120 HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 Neneng Siti Lathifah(¹), Nurul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional yaitu penelitian yang bertujuan melakukan deskripsi mengenai gambaran pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menyusui merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi ibu (Yuliarti, 2010). Laktasi mencakup dua periode penting yaitu periode memproduksi ASI dan mengeluarkan ASI (PERINASIA,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inisiasi Menyusui Dini 1. Pengertian Inisiasi menyusui dini (early initation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri setelah lahir. Cara bayi melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN 2014 1 Sondang, 2* Hardiana 1,2 STIKes Prima Jambi

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR PENELITAN GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR DI BKIA RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA Ilham*, Eny**, Herliana*** Akademi Keperawatan William Booth Surabaya Abstrak Sebagian

Lebih terperinci

INFORMASI SEPUTAR KESEHATAN BAYI BARU LAHIR

INFORMASI SEPUTAR KESEHATAN BAYI BARU LAHIR INFORMASI SEPUTAR KESEHATAN BAYI BARU LAHIR DIREKTORAT BINA KESEHATAN ANAK DEPARTEMEN KESEHATAN R I 2008 DAFTAR ISI Gambar Pesan No. Gambar Pesan No. Pemeriksaan kesehatan 1 selama hamil Kolostrum jangan

Lebih terperinci

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan.

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994). Pembentukan dan Persiapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bayi berat lahir rendah (BBLR), dan infeksi (Depkes RI, 2011). mampu menurunkan angka kematian anak (Depkes RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. bayi berat lahir rendah (BBLR), dan infeksi (Depkes RI, 2011). mampu menurunkan angka kematian anak (Depkes RI, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan adalah angka kematian bayi (AKB) karena dapat mencerminkan status kesehatan masyarakat. Sebagian besar penyebab

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus menggembirakan. Ada satu hal yang selama ini tidak disadari dan tidak dilakukan orang tua dan tenaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk pada ibu yang mengandung dan melahirkan bayi BBLR (Berat

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk pada ibu yang mengandung dan melahirkan bayi BBLR (Berat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan merupakan suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang sering disertai dengan gejala fisiologis yang bersifat tidak memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per kelahiran hidup. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini berada jauh dari yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Sisa tali

BAB 1 PENDAHULUAN. selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Sisa tali BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tali pusat adalah jaringan pengikat yang menghubungkan plasenta dan janin. Tali pusat merupakan saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minggu atau berat badan lahir antara gram. Kejadiannya masih

BAB I PENDAHULUAN. minggu atau berat badan lahir antara gram. Kejadiannya masih Lampiran 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prematuritas merupakan persalinan sebelum usia kehamilan 37 minggu atau berat badan lahir antara 500 2499 gram. Kejadiannya masih tinggi dan merupakan penyebab

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari GAMBARAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PSIKOLOGIS ISTRI SELAMA HAMIL DITINJAU DARI DARI PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN SUAMI TENTANG KEHAMILAN DI POLINDES SAKURA DESA LAM GEU EU KECAMATAN PEUKAN BADA ACEH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan neonatus merupakan bagian dari perawatan bayi yang berumur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan neonatus merupakan bagian dari perawatan bayi yang berumur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan neonatus merupakan bagian dari perawatan bayi yang berumur antara 0 sampai 28 hari. Perawatan yang lazim diberikan pada neonatus adalah pertolongan segera

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian bayi di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. smpai 28 hari. Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. smpai 28 hari. Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Asuhan Bayi Baru Lahir 1. Asuhan Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir atau keluar dari rahim seorang ibu melalui jalan lahir (liang vagina)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan

Lebih terperinci

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH Jadwal kunjungan di rumah Manajemen ibu post partum Post partum group Jadwal Kunjungan Rumah Paling sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas, dilakukan untuk menilai keadaan

Lebih terperinci

Hubungan Karakteristik Ibu dan Asuhan yang diterima selama persalinan dengan Kejadian Persalinan Patologis di RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2006

Hubungan Karakteristik Ibu dan Asuhan yang diterima selama persalinan dengan Kejadian Persalinan Patologis di RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2006 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Hubungan Karakteristik Ibu dan Asuhan yang diterima selama persalinan dengan Kejadian Persalinan Patologis di RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2006 A. Indentitas Responden 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satupun produk formula yang dapat menyamai keunggulan ASI. ASI. ASI mengikuti pola pertumbuhan dan kebutuhan bayi untuk proses

BAB I PENDAHULUAN. satupun produk formula yang dapat menyamai keunggulan ASI. ASI. ASI mengikuti pola pertumbuhan dan kebutuhan bayi untuk proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan produk yang istimewa dan sangat spesifik, tak satupun produk formula yang dapat menyamai keunggulan ASI. ASI mengandung cairan nutrisi yang

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. melakukan penelitian tentang Pengetahuan dan Sikap Ibu Primigravida Terhadap Tanda-

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. melakukan penelitian tentang Pengetahuan dan Sikap Ibu Primigravida Terhadap Tanda- 55 Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bernama Nurjannah/105102085 adalah mahasiswa Program Studi D- IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER PENGETAHUAN IBU TENTANG PENCEGAHAN HIPOTERMI PADA BAYI BARU LAHIR DI KELURAHAN ASUHAN PEMATANGSIANTAR

LEMBAR KUESIONER PENGETAHUAN IBU TENTANG PENCEGAHAN HIPOTERMI PADA BAYI BARU LAHIR DI KELURAHAN ASUHAN PEMATANGSIANTAR LEMBAR KUESIONER PENGETAHUAN IBU TENTANG PENCEGAHAN HIPOTERMI PADA BAYI BARU LAHIR DI KELURAHAN ASUHAN PEMATANGSIANTAR PERIODE NOVEMBER 2008 FEBRUARI 2009 A. Identitas Responden Nama (Inisial) : Umur :

Lebih terperinci

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN Wahyu Setya Ningsih 1), Ari Andayani 2) 1 Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo email: wahyusetya14@yahoo.co.id 2 Akademi Kebidanan

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Tika Febriyani*, Ahmad Syahlani 1, Agus Muliyawan 2 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 AKBID Sari

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF BBL PADA BY I DENGAN BBLR HARI KE-2 DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN Ida Susila* Dini Novia Sari**

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF BBL PADA BY I DENGAN BBLR HARI KE-2 DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN Ida Susila* Dini Novia Sari** ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF BBL PADA BY I DENGAN BBLR HARI KE-2 DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2015 Ida Susila* Dini Novia Sari** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL Aprilia Megawati *),Shinta Ayu Nani **) *) Mahasiswa Akbid Uniska Kendal **)Dosen

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI PENELITIAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI Soraya Rika Sari*, Anita Puri**, El Rahmayati** Manajemen laktasi diperlukan untuk mendukung keberhasilan pengelolaan menyusui. Kegagalan proses

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. POSYANDU 2.1.1. Defenisi Posyandu Posyandu merupakan strategi jangka panjang pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses menyusui memang proses alami bagi setiap wanita yang melahirkan, tetapi tidak jarang proses ini menjadi begitu membingungkan dan penuh perjuangan bagi ibu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan

Lebih terperinci

Merawat Bayi Prematur

Merawat Bayi Prematur Merawat Bayi Prematur Kontribusi dari didinkaem Saturday, 24 February 2007 Perawatan bayi prematur ternyata tidaklah sesulit yang dibayangkan. Asal tahu langkah-langkahnya, kondisi si mungil akan semakin

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU BUNGA KRISAN TULAKAN SINE NGAWI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU BUNGA KRISAN TULAKAN SINE NGAWI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU BUNGA KRISAN TULAKAN SINE NGAWI ABSTRAK Aninggar Citra Sari, Ana Wigunantiningsih

Lebih terperinci

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK ppkc Terapi Sentuh (Touch Therapy) Metode sentuh untuk sehat adalah pendekatan atau terobosan baru dalam pemeliharaan kesehatan. Metode inipun bisa digabungkan dengan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN Endang Rusdjianti, Iga Puput Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar Belakang: ASI merupakan makanan terbaik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis. Dua

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis. Dua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan adalah peristiwa kodrati bagi perempuan, seorang perempuan akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis. Dua persoalan yang amat sering

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu (ASI) 2.1.1 Definisi ASI Menurut WHO (2005) dalam Kementerian Kesehatan (2014), ASI eksklusif berarti pemberian ASI saja tanpa makanan atau minuman lain (bahkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SOEDIRAN WONOGIRI SKRIPSI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SOEDIRAN WONOGIRI SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SOEDIRAN WONOGIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S1

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, Abu dan Nur Unbiyati Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, Abu dan Nur Unbiyati Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu dan Nur Unbiyati. 007. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, S. 006. Prosedur Penelitian. Edisi Keenam. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. 010. Prosedur Penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adaptasi psikologi. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. adaptasi psikologi. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada waktu kelahiran, tubuh bayi baru lahir mengalami sejumlah adaptasi psikologi. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan masa transisi kehidupannya ke kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

BAB I PENDAHULUAN. janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehamilan merupakan masa konsepsi sampai dengan lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari mulai hari pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Millennium Development Goals (MDGs) 4 menargetkan penurunan angka kematian balita (AKBa) hingga dua per tiganya di tahun 2015. Berdasarkan laporan terdapat penurunan

Lebih terperinci