BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kalsium Kalsium merupakan zat gizi mikro yang dibutuhkan oleh tubuh dan mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh, yaitu 1,5 2% dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg (Almatsier, 2001). Hampir seluruh kalsium di dalam tubuh ada dalam tulang yang berperan sentral dalam struktur dan kekuatan tulang dan gigi (IOM, 1997) Fungsi Kalsium Fungsi kalsium antara lain adalah untuk pembentukan tulang dan gigi, berperan dalam pertumbuhan dan sebagai faktor pembantu dan pengatur reaksi bioimia dalam tubuh. Pada tulang, kalsium dalam bentuk garam (hydroxypatite) membentuk matriks pada kolagen rotein pada struktur tulang membentuk rangka yang mampu menyangga tubuh serta tempat bersandarnya otot yang menyebabkan memungkinkan terjadinya gerakan (Goulding, 2000). Fungsi kalsium (Djunaedi, 2000), diantaranya adalah : 1. Membentuk struktur tulang dan gigi sebagai cadangan kalsium tubuh. Kalsium berfungsi sebagai pencegah osteoporosis yang berisiko terjadinya patah tulang terutama tulang panggul, vertebrae, dan deformitas (perubahan bentuk tulang) tulang belakang, terlihat tinggi badan kurang. 2. Kalsium berperan dalam proses pembentukkan hormon, enzim yang mengatur pencernaan dan metabolisme. 3. Berfungsi dalam transmisi antar sel-sel saraf otak, pembekuan darah, penyembuhan luka dan kontraksi otot. 4. Kalsium dapat membantu melenturkan otot pembuluh darah sehingga memudahkan lepasnya plak atau endapan yang menempel pada dinding pembuluh darah. 5. Kalsium dapat mengurangi risiko kanker usus besar dengan cara menekan efek iritasi pada usus yang disebabkan oleh asam empedu. 10

2 11 6. Kalsium sebagai nutrisi penting pada wanita menopause dengan kalsium rendah, absorpsinya tidak baik sehingga keseimbangan kalsium negatif Sumber Kalsium Sumber utama kalsium dalam makanan terdapat pada susu dan hasil olahnya, seperti keju atau yoghurt. Sumber kalsium selain susu juga penting untuk memenuhi kebutuhan kalsium, baik yang berasal dari hewani atau nabati. Sumber kalsium yang berasal dari hewani, seperti sarden, ikan yang dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik. Sumber kalsium yang berasal dari nabati, seperti serealia, kacang-kacangan dan hasil kacang-acangan, tahu dan tempe, dan sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga, tetapi bahan makanan ini mengandung banyak zat yang menghambat penyerapan kalsium seperti serat, fitat dan oksalat (Almatsier, 2002). Ikan dan makanan sumber laut mengandung kalsium lebih banyak dibanding daging sapi maupun ayam (Kartono & Soekatri, 2004). Adapun kandungan kalsium beberapa bahan makanan dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.1. Bahan Makanan Sumber Kalsium Tinggi No Bahan makanan sumber hewani Kandungan kalsium per 100 mg No Bahan makanan sumber nabati Kandungan kalsium per 100 mg Ikan bandeng presto Udang kering Ikan teri kering Keju Tepung susu Sarden kaleng Susu kental manis Kuning telur bebek Kuning telur ayam Susu sapi Udang segar Es krim Yoghurt Belut Ikan rebon segar Daging ayam Daging sapi Kacang tanah Bayam Sawi Selada air Daun singkong Tempe Tahu Oncom Kacang merah Singkong Biskuit Susu kedelai Jeruk Toge Jambu biji Pepaya Roti Sumber : DKBM, dalam Atmarita, 2005; Direktorat Gizi Depkes RI, 1992

3 Akibat Kekurangan Kalsium Kekurangan kalsium dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. Akibat kekurangan lainnya adalah osteoporosis, yaitu kondisi dimana tulang menjadi kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh sehingga mudah mengalami fraktur. Osteoporosis dapat dipercepat oleh keadaan stres sehari-hari. Osteopororis lebih banyak terjadi pada wanita daripada laki-laki dan lebih banyak pada orang kulit putih daripada kulit berwarna (Almatsier, 2002). Cara paling efektif untuk mencegah atau setidaknya meminimalkan terjadinya osteoporosis adalah dengan mencukupi kebutuhan kalsium sepanjang hidup, berolah raga, tidak merokok, dan kecukupan hormonal (Guthrie & Picciano, 1995). Kekurangan kalsium juga dapat menyebabkan riketsia, biasanya terjadi karena kekurangan vitamin D dan ketidakseimbangan konsumsi kalsium terhadap fosfor. Mineralisasi matriks tulang terganggu, sehingga kandungan kalsium dalam tulang menurun (Almatsier, 2002). Beberapa penelitian membuktikan peranan bahan makanan sumber kalsium dalam mengatur tekanan darah. Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) dalam Appel et al. (1997) dan Obarzanek & Moore (1999) mengungkapkan bahwa asupan susu rendah lemak dan buah serta sayuran secara signifikan dan cepat (dalam waktu 2 minggu) mengurangi tekanan darah tinggi sebanyak 5,5 mmhg pada sistolik dan 3,0 mmhg pada diastolic (Miller et al., 2001). Meningkatnya asupan kalsium dapat mengurangi resiko terkena kanker kolon yaitu dengan mengurangi konsentrasi asam empedu bebas fekal dan asam lemak bebas, sehingga mengurangi sitotoksitas. Suplementasi kalsium dan vitamin D juga dapat mengurangi resiko kanker kolon dengan mengurangi proliferasi sel epitel kolon (Guthrie & Picciano, 1995) Akibat Kelebihan Kalsium Kelebihan konsumsi kalsium dapat menyebabkan gangguan ginjal. Disamping itu juga dapat menyebabkan konstipasi (susah buang air besar). Kelebihan kalsium bisa terjadi bila menggunakan suplemen kalsium berupa tablet atau bentuk lain (Almatsier, 2002).

4 Remaja Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, ditandai dengan adanya lompatan pertumbuhan (growth spurt) yang pesat, yaitu adanya revolusi perubahan fisik, psikologis, dan emosional dengan implikasi sosial yang unik (Karyadi, 1995). Pertumbuhan tinggi badan yang cepat tersebut akan melambat dan berhenti pada usia tahun (Samsudin, 1994). Dari sudut perkembangan fisiologis, masa remaja dikenal sebagai masa peralihan kehidupan dari masa anak-anak ke dewasa yang ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik, dimana organ-organ reproduksi mencapai kematangan (Sunarto, 1999). Secara umum istilah remaja menggunakan batas usia, ada beberapa pendapat tentang batasan usia remaja. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan (2002) adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun dan belum menikah. Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi remaja awal dengan usia tahun dan remaja akhir tahun. Sedangkan WHO menetapkan usia remaja awal tahun, remaja pertengahan tahun, dan remaja akhir tahun (Depkes, 2001). Remaja merupakan periode kehidupan antara usia 11 tahun sampai 21 tahun. Pada masa ini terjadi perubahan yang signifikan baik fisik, psikososial maupun kognitif. Perubahan fisik pada remaja ditandai dengan terjadi pubertas, transformasi fisik pada anak-anak menjadi dewasa muda. Perubahan biologis yang terjadi meliputi pematangan seksual, penambahan berat badan dan tinggi badan, akumulasi massa tulang dan perubahan komposisi tubuh. Perubahan psikososial terjadi pada tiga periode, yaitu masa remaja awal (11 14 tahun), masa tengah (15 17 tahun), dan masa remaja akhir (18 21 tahun) (Brown, 2005) Angka Kebutuhan Kalsium Pada Atlet Remaja Periode remaja merupakan periode terjadinya growth spurt yaitu puncak pertumbuhan tinggi badan (peak high velocity) dan berat badan (peak weight velocity). Kecepatan pertumbuhan tinggi badan rata-rata mencapai 20 cm/thn pada laki-laki dan 16 cm/thn pada perempuan, demikian pula dengan kecepatan

5 14 pertumbuhan berat badan. Kecepatan pertumbuhan tinggi badan dan berat badan pada masa remaja lebih besar bila dibandingkan dengan pertumbuhan TB dan BB pada masa anak-anak (Walqvist, 1997). Selain itu, pada masa ini juga terjadi puncak pertumbuhan massa tulang (peak bone mass) yang menyebabkan kebutuhan gizi pada masa ini sangat tinggi bahkan lebih tinggi daripada fase kehidupan lainnya (Almatsier, 2002; Krummel, 1996). Peak Bone Mass (PBM) sangat ditentukan oleh asupan kalsium terutama pada masa remaja. Apabila pada masa ini kalsium yang dikonsumsi kurang dan berlangsung dalam waktu yang lama, PBM tidak akan terbentuk secara optimal. Asupan kalsium yang rendah pada masa remaja berhubungan dengan penurunan isi dan densitas mineral tulang panggul sebesar 3% (Kalkwarf, Khoury dan Lamphear, 2003). Karena peranan kalsium pada masa pertumbuhan remaja sangat penting, rekomendasi kecukupan kalsium per hari juga tinggi, dan paling banyak jika dibandingkan dengan masa kanak-kanak dan dewasa. Suplai kalsium yang adekuat dari makanan sangat penting untuk menjaga keseimbangan kalsium tubuh yang optimal selama fase aktif pertumbuhan remaja dan untuk meningkatkan PBM (Worthington-Robert, 1994; Gopalan, 1994; Baker et al, 1999; Krummel, 1996). Remaja perempuan memiliki kemampuan absorpsi kalsium yang lebih besar pada saat menarche dan tingkat absorpsi kalsium semakin menurun setelah itu. Tingkat absorpsi kalsium pada laki-laki juga mencapai puncaknya pada masa remaja, beberapa tahun kemudian setelah perempuan (Brown, 2005). Di Indonesia, kebutuhan kalsium untuk atlet belum ada, tetapi berdasarkan AKG Indonesia tahun 2005, kebutuhan kalsium pada remaja bukan atlet adalah 1000 mg per hari. Sedangkan di Amerika, kebutuhan kalsium untuk atlet remaja usia tahun, baik laki-laki dan perempuan ditetapkan sebanyak 1200 mg per hari.

6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Asupan Kalsium Pada Atlet Remaja Jenis Kelamin Kebutuhan zat gizi anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan, biasanya kebutuhan anak laki-laki lebih tinggi dibandingkan anak perempuan. Hal ini dikarenakan aktivitas anak laki-laki yang lebih tinggi dibandingkan anak perempuan. Anak laki-laki biasanya mendapat prioritas lebih tinggi dalam hal makanan dibandingkan anak perempuan (Khumaidi, 1989). Beberapa studi menemukan bahwa remaja laki-laki memiliki asupan kalsium yang lebih banyak daripada remaja perempuan (Krummel & Etherton, 1996; Nicklas, 2003; Novotny et al, 2003). Worthington-Robert (2000) menyebutkan bahwa remaja terutama perempuan memiliki risiko terbesar ketidakcukupan intake kalsium dan remaja perempuan pada usia 9 17 tahun cenderung menurun intake kalsiumnya Sosial Ekonomi Keluarga Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang adalah tingkat sosial ekonomi, dalam hal ini adalah daya beli keluarga. Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga, harga bahan makanan itu sendiri serta tingkat pengelolaan sumberdaya lahan dan pekarangan. Keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar akan kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannya terutama untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya (Apriadji, 1986). Menurut McWilliams (1993), meningkatnya status sosial akan memberikan diet yang adekuat, akan tetapi tingkat sosial ekonomi yang tinggi bukan merupakan jaminan adanya gizi yang baik. Pemberian uang saku ada anak ada hubungannya dengan pendapatan orang tua. Hal ini sejalan dengan pernyataan Koentjaraningrat (1997) dalam Hayati (2000), bahwa uang saku merupakan bagian pengalokasian pendapatan keluarga yang diberikan pada anak untuk keperluan harian, mingguan atau bulanan. Widajanti (1989) dalam Hayati (2000) juga menyatakan menyatakan bahwa semakin besar pendapatan keluarga maka akan semakin besar pula uang saku yang diterima oleh anak. Uang yang dimiliki oleh seseorang akan dapat mempengaruhi apa yang dikonsumsinya. Orang yang

7 16 mempunyai uang berlebih, biasanya susunan makanan yang dikonsumsinya akan lebih baik daripada orang yang uangnya kurang memadai (Berg, 1986) Pengetahuan tentang kalsium Tingkat pengetahuan seseorang akan mempengaruhi perilakunya, semakin tinggi pengetahuan maka semakin tinggi kesadaran seseorang untuk berperan serta dalam bidang kesehatan terutama bidang gizi (Karyadi, 1989). Pengetahuan tentang kalsium terutama mengenai makanan dan sumber-sumber kalsium merupakan langkah awal untuk meningkatkan asupan kalsium, karena remaja yang asupan kalsiumnya kurang masih memerlukan informasi spesifik mengenai sumber-sumber kalsium (Puspasari, 2004). Sebuah survey pada remaja menemukan bahwa mereka yang tahu tentang kalsium, mengkonsumsi lebih banyak sumber kalsium dibandingkan mereka yang tidak tahu tentang kalsium (Nicklas, 2003) Aktivitas fisik Aktivitas fisik adalah sesuatu yang menggunakan tenaga atau energi untuk melakukan berbagai kegiatan fisik, seperti berjalan, berlari, berolahraga, dan lainlain. Kebutuhan kalsium akan meningkat pada orang yang tingkat aktivitas fisiknya (olahraga) cukup dengan jenis olahraga yang dapat meningkatkan densitas tulang. Olahraga yang dianjurkan untuk memperoleh tingkat kepadatan tulang yang optimal adalah olahraga dengan pembebanan yaitu semua aktivitas fisik yang dilakukan dalam posisi tegak sehingga kerangka tubuh menunjang berat badan terhadap gaya gravitasi bumi, seperti basket, sepak bola, lari, jalan kaki, dan lain-lain. Dengan meningkatnya aktivitas olahraga, maka diharapkan konsumsi kalsium juga akan meningkat, sehingga kebutuhan kalsiumnya dapat terpenuhi. Selain itu tingkat aktivitas fisik seseorang berpengaruh baik terhadap absorpsi kalsium (Almatsier, 2002). Hasil penelitian Valimaki, dkk (1994) menunjukkan bahwa pengaruh aktivitas fisik, merokok dan asupan kalsium berpengaruh terhadap pencapaian Peak Bone Mass yang maksimal. Latihan yang teratur selama 30 menit dalam 2

8 17 atau 3 kali seminggu berhubungan secara positif terhadap densitas mineral tulang terutama pada tulang femur Konsumsi Makanan Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kebiasaan makan (Worthington- Robert, 2000). Remaja mempunyai pola makannya sendiri, makanan pilihannya sendiri. Masa remaja adalah masa dimana dirinya ingin merasa diterima dalam lingkungannya, maka pemilihan makanan biasanya termasuk dalam upaya bersosialisasi. Karena remaja menghabiskan banyak waktu dengan teman sebayanya dan sering kali berkelompok, maka biasanya teman sebaya atau teman sekelompoknya menentukan apa yang dapat diterima dalam kelompoknya dan membentuk perilaku standar sesuai yang diharapkan (Krummel, 1996). Asupan kalsium yang adekuat merupakan suatu prasyarat untuk tercapainya puncak massa tulang yang maksimal selama tiga dekade awal kehidupan (Weaver, 1999). Terutama atlet yang aktivitasnya tergolong lebih dari cukup, mereka memerlukan asupan yang lebih daripada remaja biasa. Atlet tidak perlu mengkonsumsi suplemen mineral jika asupannya adekuat untuk pemeliharaan tubuhnya dikonsumsi dari makanan yang bervariasi (American College of Sports Medicine, 2000). Para ahli gizi dibidang olahraga mengatakan bahwa kalsium dan zat besi adalah dua zat gizi mikro yang paling rendah tingkat asupannya Metoda Penilaian Konsumsi Makanan Penilaian konsumsi makanan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu asupan saat ini (current intake) dan asupan masa lalu (past intake). Penilaian asupan saat ini terdiri dari dua metode, yaitu metode penimbangan (food weight) dan pencatatan perkiraan jumlah makanan yang dikonsumsi (estimated records). Sedangkan intake masa lalu terdiri dari tiga metode, yaitu 24-hour recall, diet history dan food frequency and amount questionnaire (FFQ/FAQ) (Barrie & Nelson, 1991). Data konsumsi makanan ini dikumpulkan untuk memperkirakan kecukupan intake makanan pada kelompok populasi, meneliti hubungan antara

9 18 diet dan kesehatan serta status gizi, dan untuk mengevaluasi endidikan dan intervensi gizi serta program fortifikasi makanan Food Frequency Questionnaire (FFQ) Metode Food Frequency Questionnaire (FFQ) dibuat secara kualitatif, untuk memperoleh gambaran informasi kebiasaan pola konsumsi makanan selama periode waktu tertentu (Gibson, 2005). FFQ bertujuan untuk menilai frekuensi jenis atau kelompok bahan makanan tertentu yang dikonsumsi pada periode waktu tertentu (per hari, per minggu, per bulan, per tahun). Kerugian metode ini adalah tidak dapat menghitung asupan zat gizi sehari, serta responde harus jujur dan mempunyai motivasi tinggi (Supariasa, 2002). FFQ kualitatif terdiri dari dua komponen, yaitu daftar bahan makanan dan frekuensi bahan makanan. Daftar bahan makanan dapat difokuskan pada bahan makanan tertentu dengan melihat pada daftar komposisi bahan makanan bahan makanan apa saja yang memiliki kandungan zat gizi sesuai dengan kebutuhan penelitian, dalam penelitian ini adalah kalsium Recall 24 Hours Prinsip metode recall 24 jam adalah dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi selama 24 jam yang lalu. Semua pertanyaan harus mendetail dari segala jenis makanan dan apa saja yang telah dikonsumsi, termasuk merk produk yang dikonsumsi. Penilaian berat makanan yang dikonsumsi biasanya dengan menggunakan ukuran rumah tangga dan dimasukan kedalam lembaran data recall. Kerugian metode ini adalah tidak dapat menggambarkan asupan makanan sehari-hari, serta ketepatannya tergantung dari daya ingat responden. Penilaian recall tidak cocok untuk individu saja tetapi biasanya digunakan untuk populasi sampel dari keseluruhan populasi yang sedang diteliti (Gibson, 1990).

10 Kerangka Teori Produksi Pangan dan Sistem Distribusi Sistem Sosial, Budaya, Ekonomi, Politik Struktur Rumah Tangga : Karakteristik fisiologis (umur, jenis kelamin) Pendapatan / uang saku Pekerjaan Pendidikan Identitas suku / etnik Kota / desa Agama / kepercayaan Pengetahuan kesehatan dan gizi Gaya hidup Perilaku konsumsi Asupan kalsium Sumber : Pelto, 1989 dalam Suhardjo, 1996

11 20 BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.3 Kerangka Konsep Pada masa anak-anak dan remaja adalah masa terbaik untuk membangun keseimbangan penyimpangan kalsium dalam tulang (Suroto, 1990). Namun, pada kenyataannya asupan kalsium pada masa ini masih belum adekuat. Untuk memenuhi kecukupan asupan kalsium yang tinggi pada remaja, maka asupan kalsium dari makanan sangat penting, juga untuk mencegah terjadinya defisiensi kalsium yang akan menyebabkan resiko timbulnya penyakit yang berhubungan dengan defisiensi kalsium pada tulang dan masalah kesehatan lainnya pada saat dewasa nanti. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana asupan bahan makanan sumber kalsium pada remaja, khususnya pada atlet remaja cabang olahraga renang. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi kalsium diantaranya adalah karakteristik atlet remaja, karakteristik orang tua dan frekuensi konsumsi bahan makanan sumber kalsium. Variabel independen yang diambil dalam penelitian ini adalah variabel karakteristik atlet remaja (jenis kelamin, besar uang saku per bulan, pengetahuan umum gizi dan pengetahuan kalsium), karakteristik orang tua (pendidikan ayah dan ibu, pekerjaan ayah dan ibu), dan frekuensi konsumsi bahan makanan sumber kalsium. Sebagai variabel dependennya adalah asupan makanan sumber kalsium pada atlet remaja cabang olahraga renang di Kub Renang di Wilayah Jakarta Selatan. Dari sejumlah variabel yang ada di kerangka teori, yang dipilih untuk menjadi variabel penelitian hanya beberapa variabel saja. Variabel-variabel di kerangka teori yang tidak diteliti adalah variabel identitas suku/etnik, variabel wilayah kota/desa dan variabel agama/kepercayaan. Variabel-variabel tersebut tidak dimasukkan karena dianggap homogen. Berikut ini adalah kerangka konsep mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kecukupan asupan kalsium pada atlet remaja cabang olahraga renang di Klub Renang Wilayah Jakarta Selatan. 20

12 21 KERANGKA KONSEP Karakteristik Atlet Remaja : Jenis Kelamin Besar Uang Saku per Bulan Pengetahuan Gizi Pengetahuan Kalsium Karakteristik Orang Tua : Pendidikan Orang Tua Pekerjaan Orang Tua Asupan Makanan Sumber Kalsium Frekuensi konsumsi bahan makanan sumber kalsium

13 Hipotesis 1. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan asupan makanan sumber kalsium pada atlet remaja cabang olahraga renang di Klub Renang Wilayah Jakarta Selatan tahun Ada hubungan antara besar uang saku per bulan dengan asupan makanan sumber kalsium pada atlet remaja cabang olahraga renang di Klub Renang Wilayah Jakarta Selatan tahun Ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan asupan makanan sumber kalsium pada atlet remaja cabang olahraga renang di Klub Renang Wilayah Jakarta Selatan tahun Ada hubungan antara pengetahuan tentang kalsium dengan asupan makanan sumber kalsium pada atlet remaja cabang olahraga renang di Klub Renang Wilayah Jakarta Selatan tahun Ada hubungan antara pendidikan orang tua dengan asupan makanan sumber kalsium pada atlet remaja cabang olahraga renang di Klub Renang Wilayah Jakarta Selatan tahun Ada hubungan antara pekerjaan orang tua dengan asupan makanan sumber kalsium pada atlet remaja cabang olahraga renang di Klub Renang Wilayah Jakarta Selatan tahun Ada hubungan antara frekuensi konsumsi bahan makanan sumber kalsium dengan asupan makanan sumber kalsium pada atlet remaja cabang olahraga renang di Klub Renang Wilayah Jakarta Selatan tahun 2009.

14 Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur a. Variabel Dependen 1. Asupan makanan sumber kalsium b. Variabel Independen Jumlah kalsium yang bersumber dari makanan dan dikonsumsi dalam sehari. 1. Jenis kelamin Alat kelamin primer yang membedakan laki-laki dan perempuan. Wawancara Food Recall 24-hours 1. Cukup : mean 2. Kurang : < mean Angket Kuesioner 1. Laki 2. Perempuan Ordinal Nominal 2. Besar uang saku per bulan Jumlah uang yang didapat dari orang tua dan diperuntukan dalam periode waktu tertentu (per hari, per minggu atau per bulan) untuk digunakan membeli makanan jajanan (dalam rupiah) Angket Kuesioner - Tinggi : median - Rendah : < median Ordinal 3. Pengetahuan umum gizi atlet remaja Pengetahuan atlet remaja mengenai zat gizi secara umum, meliputi fungsi dan sumber zat gizi karbohidrat, protein, lemak serta vitamin dan mineral. Angket Kuesioner Setiap poin jawaban yang benar diberi nilai 10 dan setiap jawaban yang salah diberi nilai 0, sehingga jika seluruh pertanyaan benar maka nilai seluruhnya adalah 100. Ordinal 23

15 2 1. Baik, jika jawaban benar rata-rata 2. Kurang, jika jawaban benar < rata-rata 4. Pengetahuan atlet remaja tentang kalsium Pengetahuan atlet remaja mengenai kalsium, meliputi sumber kalsium, fungsi kalsium, akibat kekurangan kalsium dan lain-lain. Angket Kuesioner Setiap poin jawaban yang benar diberi nilai 1 dan setiap jawaban yang salah diberi nilai 0, sehingga jika seluruh pertanyaan benar maka nilai seluruhnya adalah 32. Ordinal 1. Baik, jika jawaban benar rata-rata 2. Kurang, jika jawaban benar < rata-rata 5. Pendidikan orang tua Tingkat sekolah formal yang pernah ditempuh oleh orang tua (ayah dan ibu) responden Angket Kuesioner 1. Tidak sekolah 2. Tidak tamat SD 3. Tamat SD Ordinal 4. Tamat SMP 5. Tamat SMA 6. Tamat Perguruan Tinggi 24

16 3 6. Pekerjaan orang tua Kegiatan orang tua (ayah dan ibu) yang dilakukan didalam atau diluar rumah untuk mendapatkan penghasilan Angket Kuesioner 1. Tidak bekerja 2. TNI / Polri 3. PNS 4. Pegawai swasta 5. Wiraswasta Nominal 7. Frekuensi konsumsi bahan makanan sumber kalsium Jumlah frekuensi atau kekerapan responden dalam mengkonsumsi bahan makanan sumber kalsium yang dihitung menggunakan skor per hari. Angket Kuesioner Sering, jika skor median Jarang, jika skor < median Ordinal 25

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja Remaja merupakan periode kehidupan antara usia 11 tahun sampai 21 tahun. Pada masa ini terjadi perubahan yang signifikan baik fisik, psikososial maupun kognitif. Perubahan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA KUESIONER PENELITIAN FREKUENSI KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER KALSIUM PADA REMAJA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI DEPOK

UNIVERSITAS INDONESIA KUESIONER PENELITIAN FREKUENSI KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER KALSIUM PADA REMAJA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI DEPOK LAMPIRAN 1 Kode Responden - A Sekolah Kelas No UNIVERSITAS INDONESIA KUESIONER PENELITIAN FREKUENSI KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER KALSIUM PADA REMAJA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI DEPOK Assalammualaikum

Lebih terperinci

LEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN

LEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN 85 LAMPIRAN 1 LEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN Penelitian yang berjudul : Penilaian Asupan Kalsium Berdasarakan Jenis Kelamin, Tingkat Pengetahuan, Aktivitas Olahraga, dan Tingkat Pendidikan Orang Tua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran asupan...,rindu Rachmiaty, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran asupan...,rindu Rachmiaty, FKM UI, 2009 27 BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang Nutrisi olahraga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan akan menjadi salah satu faktor penentu prestasi atlit. Untuk dapat menghasilkan kualitas performa yang

Lebih terperinci

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si Pelatihan dan Pendidikan Baby Sitter Rabu 4 November 2009 Pengertian Gizi Kata gizi berasal dari bahasa Arab Ghidza yang berarti makanan Ilmu gizi adalah ilmu

Lebih terperinci

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 METABOLISME MINERAL PADA WANITA HAMIL : KALSIUM DAN FOSFOR Selama kehamilan metabolisme kalsium dan fosfor mengalami perubahan. ABSORBSI kalsium dalam darah menurun

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kalsium Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh. Kalsium dibutuhkan di semua jaringan tubuh, khususnya tulang. Sekitar 99% kalsium tubuh berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada sekelompok masyarakat disuatu tempat. Hal ini berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. pada sekelompok masyarakat disuatu tempat. Hal ini berkaitan erat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kekurangan gizi merupakan penyakit tidak menular yang dapat terjadi pada sekelompok masyarakat disuatu tempat. Hal ini berkaitan erat dengan berbagai faktor multidisiplin

Lebih terperinci

BAB V HASIL. Gambaran asupan...,rindu Rachmiaty, FKM UI, Nama Klub Tempat Latihan Jumlah Anggota

BAB V HASIL. Gambaran asupan...,rindu Rachmiaty, FKM UI, Nama Klub Tempat Latihan Jumlah Anggota 33 BAB V HASIL 5.1 Gambaran Umum Penelitian Penelitian mengenai asupan makanan sumber kalsium dan faktor-faktor yang berhubungan pada atlet remaja cabang oahraga renang dilakukan klub-klub renang yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa alam, dan sebagainya, yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kalsium adalah mineral yang paling banyak kadarnya dalam tubuh manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kalsium adalah mineral yang paling banyak kadarnya dalam tubuh manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kalsium adalah mineral yang paling banyak kadarnya dalam tubuh manusia (hampir 2% dari berat total tubuh) dan kebanyakan bergabung dengan unsur fosfor menjadi kalsium

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi kalsium..., Endang Mulyani, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi kalsium..., Endang Mulyani, FKM UI, 2009 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh. Sekitar 99 persen total kalsium ditemukan dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi

Lebih terperinci

Informed Consent Persetujuan menjadi Responden

Informed Consent Persetujuan menjadi Responden Informed Consent Persetujuan menjadi Responden Selamat Pagi/Siang/Sore Perkenalkan nama Saya Laila Suciati mahasiswi S1 eks 2006 Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas

Lebih terperinci

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta merupakan kota metropolitan yang terbagi. Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Kep.Seribu (Riskesdas 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta merupakan kota metropolitan yang terbagi. Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Kep.Seribu (Riskesdas 2010). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi DKI Jakarta merupakan kota metropolitan yang terbagi menjadi 6 kabupaten/kota yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta

Lebih terperinci

NASKAH PENJELASAN PENELITIAN

NASKAH PENJELASAN PENELITIAN 58 Lampiran 1 NASKAH PENJELASAN PENELITIAN HUBUNGAN ASUPAN KALSIUM, MAGNESIUM, DAN KEBIASAAN OLAHRAGA TERHADAP DISMENORE PADA SISWI SMPN 191 KEBUN JERUK JAKARTA BARAT Saya Vina Edika Rosmawati Simorangkir,

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulang dan osteoporosis di kehidupan selanjutnya (Greer et al,2006)

BAB I PENDAHULUAN. tulang dan osteoporosis di kehidupan selanjutnya (Greer et al,2006) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa anak-anak menjadi masa kritis untuk membangun masa tulang. Tulang yang kuat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Kurangnya asupan kalsium pada anak-anak

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan salah satu jenis organisme laut yang banyak terdapat di perairan Indonesia. Berdasarkan data DKP (2005), ekspor rajungan beku sebesar

Lebih terperinci

LATIHAN, NUTRISI DAN TULANG SEHAT

LATIHAN, NUTRISI DAN TULANG SEHAT LATIHAN, NUTRISI DAN TULANG SEHAT Tulang yang kuat benar-benar tidak terpisahkan dalam keberhasilan Anda sebagai seorang atlet. Struktur kerangka Anda memberikan kekuatan dan kekakuan yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pola Konsumsi Makanan Dalam kehidupan sehari-hari, orang tidak terlepas dari makanan karena makanan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia. Fungsi pokok makanan adalah untuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA

LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA LAMPIRAN 1 Kuesioner Penelitian UNIVERSITAS INDONESIA Dengan Hormat, Saya adalah mahasiswa Universitas Indonesia Fakultas Kesehatan Masyarakat Jurusan Gizi Kesehatan Masyarakat, akan mengadakan penelitian

Lebih terperinci

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009 KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009 No. Responden : Kelas : Diisi oleh peneliti Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, dan

BAB I PENDAHULUAN. akan zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam menjalani siklus hidupnya membutuhkan makanan untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Kebutuhan zat gizi bagi tubuh meliputi kebutuhan akan zat gizi makro dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pencegahannya. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. dalam pencegahannya. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di indonesia kesadaran akan osteoporosis masih rendah, terutama dalam pencegahannya. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif di mana terjadi proses

Lebih terperinci

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN 90 Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Tingkat asupan Protein, Lemak, Natrium, Kalium, Serat, Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Kejadian Hipertensi pada Kelompok Senam Bugar Lansia di

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran 30 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Konsumsi pangan merupakan faktor penentu yang penting dalam menentukan status kepadatan tulang khususnya pada saat pertumbuhan seperti pada masa remaja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulang ditentukan oleh tingkat kepadatannya. Penurunan massa tulang akan terus

BAB I PENDAHULUAN. tulang ditentukan oleh tingkat kepadatannya. Penurunan massa tulang akan terus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tulang yang sehat adalah tulang yang kuat dan tidak mudah patah. Kekuatan tulang ditentukan oleh tingkat kepadatannya. Penurunan massa tulang akan terus terjadi seiring

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok Pengetahuan tentang merokok yang perlu diketahui antara lain meliputi definisi merokok, racun yang terkandung dalam rokok dan penyakit yang dapat ditimbulkan oleh rokok.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER

LAMPIRAN 1 KUESIONER A. Identitas Sampel LAMPIRAN 1 KUESIONER KARAKTERISTIK SAMPEL Nama : Umur : BB : TB : Pendidikan terakhir : Lama Bekerja : Unit Kerja : Jabatan : No HP : B. Menstruasi 1. Usia awal menstruasi : 2. Lama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak SD (sekolah dasar) yaitu anak yang berada pada usia 6-12 tahun, memiliki fisik yang lebih kuat dibandingkan dengan balita, mempunyai sifat individual dalam banyak

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penanggulangan masalah gizi dan kesehatan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang paling baik adalah pada masa menjelang dan saat prenatal, karena: (1) penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa remaja puncak pertumbuhan masa tulang (Peak Bone Massa/PBM)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa remaja puncak pertumbuhan masa tulang (Peak Bone Massa/PBM) 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa remaja puncak pertumbuhan masa tulang (Peak Bone Massa/PBM) yang menyebabkan kebutuhan kalsium paling tinggi pada masa ini dibandingkan dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan osteopenia pada kelompok vegetarian umur 20-35 tahun di Pusdiklat Maitreyawira,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITAN

BAB V HASIL PENELITAN 35 BAB V HASIL PENELITAN 5.1 Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi suplemen vitamin dan mineral pada atlet renang di Klub Renang Wilayah Jakarta

Lebih terperinci

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui 1 / 11 Gizi Seimbang Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui Perubahan Berat Badan - IMT normal 18,25-25 tambah : 11, 5-16 kg - IMT underweight < 18,5 tambah : 12,5-18 kg - IMT

Lebih terperinci

GIZI SEIMBANG BAGI ANAK REMAJA. CICA YULIA, S.Pd, M.Si

GIZI SEIMBANG BAGI ANAK REMAJA. CICA YULIA, S.Pd, M.Si GIZI SEIMBANG BAGI ANAK REMAJA CICA YULIA, S.Pd, M.Si Remaja merupakan kelompok manusia yang berada diantara usia kanak-kanak dan dewasa (Jones, 1997). Permulaan masa remaja dimulai saat anak secara seksual

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 21 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Remaja Masa remaja adalah masa kedua pertumbuhan tercepat dalam daur kehidupan setelah bayi (American Dietetic Association, 1998). Remaja di masa depan dapat menjadi SDM

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 22 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Kimia Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara kadar Zn, Se, dan Co pada rambut siswa SD dengan pendapatan orang tua yang dilakukan pada SDN I Way Halim Lampung

Lebih terperinci

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 LAMPIRAN 68 Lampiran 1 Kuesioner penelitian Kode *) :... Kuesioner Penelitian HUBUNGAN KONSUMSI SUSU DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN STATUS GIZI DAN DENSITAS TULANG REMAJA DI ASRAMA TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalsium merupakan salah satu mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang banyak. Oleh karena itu kalsium disebut sebagai makro mineral. Kalsium juga merupakan

Lebih terperinci

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA 1 GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA 2 PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunankesehatan Tdk sekaligus meningkat kan mutu kehidupan terlihat dari meningkatnya angka kematian orang dewasa karena penyakit degeneratif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata Paham BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi

Lebih terperinci

Calcium Softgel Cegah Osteoporosis

Calcium Softgel Cegah Osteoporosis Calcium Softgel Cegah Osteoporosis Calcium softgel mampu mencegah terjadinya Osteoporosis. Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya massa tulang (kepadatan tulang) secara keseluruhan.

Lebih terperinci

Apa itu Kalsium (Ca)?

Apa itu Kalsium (Ca)? 19 Sumber Makanan yang Mengandung Kalsium Tinggi Selain Susu - Selama ini kita mengenal bahwa susu adalah sumber kalsium tertinggi. Tapi tahukah anda, masih banyak makanan lainnya yang mengandung kalsium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gizi yang tepat merupakan dasar utama bagi penampilan prima seorang atlet pada saat bertanding. Menurut Ilyas (2007), gizi dibutuhkan pada kerja biologik tubuh,

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: KUESIONER PENELITIAN POLA KONSUMSI PANGAN MASYARAKAT PAPUA (Studi kasus di Kampung Tablanusu, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua).

Lebih terperinci

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Lampiran 2. Kuesioner Penelitian UNIVERSITAS INDONESIA KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, SIKAP DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PEDOMAN UMUM GIZI

Lebih terperinci

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 LAMPIRAN 60 61 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode: KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN GIZI, KONSUMSI PANGAN, DAN TINGKAT KECUKUPAN GIZI TERHADAP KEBUGARAN ATLET BOLA BASKET DI SMP/SMA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sarapan Pagi Sarapan pagi adalah makanan atau minuman yang memberikan energi dan zat gizi lain yang dikonsumsi pada waktu pagi hari. Makan pagi ini penting karena makanan yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 27 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sosial Ekonomi Sampel dalam penelitian ini adalah wanita dewasa dengan rentang usia 20-55 tahun. Menurut Hurlock (2004) rentang usia sampel penelitian ini dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi DIIT SERAT TINGGI Deskripsi Serat makanan adalah polisakarida nonpati yang terdapat dalam semua makanan nabati. Serat tidak dapat dicerna oleh enzim cerna tapi berpengaruh baik untuk kesehatan. Serat terdiri

Lebih terperinci

MANFAAT ZAT BESI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK

MANFAAT ZAT BESI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK MANFAAT ZAT BESI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK Dr Darwin Pangaribuan Dosen Universitas Lampung Bahan presentasi Seminar Perawat dan Guru Balai Keratun 6 Juni 2010 Disamping itu kekurangan gizi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi Pangan Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang di makan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaannya sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Serta meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Defenisi Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Kode : KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DITINJAU DARI KARAKTERISTIK KELUARGA DI KECAMATAN DOLOK MASIHUL KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2011 Tanggal Wawancara : A. Identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja didefinisikan oleh WHO sebagai suatu periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa anak-anak dan sebe lum masa dewasa dari usia 10-19

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keluarga yang sehat merupakan kebahagian bagi kehidupan manusia. Hal ini memang menjadi tujuan pokok dalam kehidupan. Soal kesehatan ditentukan oleh makanan

Lebih terperinci

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid)

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid) DISLIPIDEM IA Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid) DISLIPIDEMIA DIS = Salah ; Gangguan LIPID = Lemak (Kolesterol, Trigliserid) DISLIPIDEMIA : gangguan metabolisme lemak Metabolisme lemak

Lebih terperinci

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif dr. Yulia Megawati Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Proposal Peminjaman Alat

Proposal Peminjaman Alat LAMPIRAN 1 Proposal Peminjaman Alat Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Osteopenia Pada Kelompok Vegetarian Umur 20-35 Tahun Di Pusdiklat Maitreyawira, Jakarta Barat Tahun 2008 DISUSUN OLEH : DWI WAHYUNI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan salah satu kelompok usia yang memiliki tingkat kerentanan cukup tinggi disaat masa pertumbuhan dan pada masa ini terjadi proses kehidupan menuju kematangan

Lebih terperinci

19/02/2016. Siti Sulastri, SST

19/02/2016. Siti Sulastri, SST Siti Sulastri, SST Usia 0 12 bulan Fase atau tahap awal untuk menentukan kondisi serta perkembangan bayi untuk tahun yang akan datang/ tahun perkembangan bayi berikutnya Tumbuh dengan sangat cepat Mulai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. UPTD Pelayanan Terpadu Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha di Jalan Sitara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. UPTD Pelayanan Terpadu Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha di Jalan Sitara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian UPTD Pelayanan Terpadu Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha di Jalan Sitara Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, lansia yang tinggal di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga remaja (Depkes RI, 1999). dengan cepat dan berbeda pada setiap individunya (Nanik, 2012) dalam

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga remaja (Depkes RI, 1999). dengan cepat dan berbeda pada setiap individunya (Nanik, 2012) dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA LAMPIRAN 68 69 Lampiran 1 Kuesioner penelitian KODE: KUESIONER HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA Saya setuju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur. diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025 yaitu 73,7 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur. diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025 yaitu 73,7 tahun. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dan kesejahteraan rakyat adalah meningkatnya usia harapan hidup, hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan

Lebih terperinci

MAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK. Oleh : Titian Rahmad S. H

MAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK. Oleh : Titian Rahmad S. H MAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK Oleh : Titian Rahmad S. H0506010 JURUSAN/PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 MINERAL Mineral merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa kanak-kanak dibagi menjadi dua periode yang berbeda, yaitu masa awal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa kanak-kanak dibagi menjadi dua periode yang berbeda, yaitu masa awal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anak Usia Dini Masa kanak-kanak dibagi menjadi dua periode yang berbeda, yaitu masa awal dan masa akhir kanak-kanak. Periode awal berlangsung dari umur dua tahun sampai enam

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN DIIT PADA HIV/AIDS. Susilowati, SKM, MKM.

PENATALAKSANAAN DIIT PADA HIV/AIDS. Susilowati, SKM, MKM. 1 PENATALAKSANAAN DIIT PADA HIV/AIDS Susilowati, SKM, MKM. 2 Masih ingat pebasket internasional Earvin Johnson? Pemain NBA tersohor itu membuat berita mengejutkan dalam karier bermain basketnya. Bukan

Lebih terperinci

Kontribusi Pangan : Lauk Hewani Lauk Nabati Sayuran TINJAUAN PUSTAKA

Kontribusi Pangan : Lauk Hewani Lauk Nabati Sayuran TINJAUAN PUSTAKA Kontribusi Pangan : Lauk Hewani Kontribusi Tingkat Kontribusi Tingkat Protein Konsumsi Zat Pemilihan Konsumsi Protein Besi Besar Lauk Zat Lauk Daya Protein Hewani Pengetahuan Keluarga Lauk Sayuran Besi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, masalah gizi kurang masih banyak ditemukan, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, masalah gizi kurang masih banyak ditemukan, khususnya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masalah gizi di Indonesia yaitu gizi lebih dan gizi kurang. Sebagai negara berkembang, masalah gizi kurang masih banyak ditemukan, khususnya difisiensi zat gizi mikro.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura 66 67 Lampiran 2. Kisi-kisi instrumen perilaku KISI-KISI INSTRUMEN Kisi-kisi instrumen pengetahuan asupan nutrisi primigravida

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :... KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG 1. Nomor Responden :... 2. Nama responden :... 3. Umur Responden :... 4. Pendidikan :... Jawablah

Lebih terperinci

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN 60 Lampiran 1 Persetujuan Responden FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN Sehubungan dengan diadakannya penelitian oleh : Nama Judul : Lina Sugita : Tingkat Asupan Energi dan Protein, Tingkat Pengetahuan Gizi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan metode survey dengan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Bogor. Penentuan

Lebih terperinci

II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup

II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup 7 II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Pola makan anak balita Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup khususnya manusia. Pangan merupakan bahan yang

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang..., Enita Trihapsari, FKM UI, 2009 LAMPIRAN

Faktor-faktor yang..., Enita Trihapsari, FKM UI, 2009 LAMPIRAN LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN DENSITAS MINERAL TULANG WANITA BERUSIA >45 TAHUN DI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL, JAKARTA PUSAT TAHUN 2009 (Salam). Perkenalkan saya ENITA TRIHAPSARI, mahasiswi regular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu komponen penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan.sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada 2002, konsumsi kalsium di kalangan masyarakat baru mencapai rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. pada 2002, konsumsi kalsium di kalangan masyarakat baru mencapai rata-rata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan adalah salah satu faktor kehidupan yang sangat penting untuk diperhatikan. Menurut data Puslitbang Gizi dan Makanan Depkes RI pada 2002, konsumsi kalsium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan harta yang sangat berharga dan patut dipelihara. Gaya hidup sehat harus diterapkan untuk menjaga tubuh tetap sehat. Salah satu cara agar kesehatan

Lebih terperinci

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan LAKI-LAKI PEREMPUAN

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan LAKI-LAKI PEREMPUAN 135 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Tinggi badan lansia dapat diprediksi dari tinggi lutut, panjang depa, dan tinggi duduk. Panjang depa memberikan nilai korelasi tertinggi pada lansia lakilaki dan perempuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saat proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saat proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Masa Remaja 2.1.1 Pengertian Remaja Remaja merupakan masa terjadinya perubahan secara cepat dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi kematangan

Lebih terperinci

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia umumnya digunakan untuk menggambarkan makanan yang dianggap bermanfaat bagi kesehatan, melebihi diet sehat normal yang diperlukan bagi nutrisi manusia. Makanan Sehat "Makanan Kesehatan" dihubungkan dengan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA KUESIONER PENELITIAN KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER KALSIUM PADA REMAJA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI JAKARTA

UNIVERSITAS INDONESIA KUESIONER PENELITIAN KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER KALSIUM PADA REMAJA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI JAKARTA 78 LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA KUESIONER PENELITIAN KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER KALSIUM PADA REMAJA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI JAKARTA Assalammualaikum Wr. Wb Perkenalkan nama saya Endang Mulyani,

Lebih terperinci

REKOMENDASI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH. YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd

REKOMENDASI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH. YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd REKOMENDASI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd TERDAPAT 6 REKOMENDASI 1. Konsumsi menu Gizi Seimbang 2. Sesuaikan konsumsi zat gizi dengan AKG 3. Selalu Sarapan 4. Pelihara Otak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zat seng / zinc. Padahal zinc merupakan co-faktor hampir 100 enzim yang

BAB I PENDAHULUAN. zat seng / zinc. Padahal zinc merupakan co-faktor hampir 100 enzim yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masalah gizi pada anak sekolah dasar masih cukup memprihatinkan. Hal ini dapat terlihat dari beberapa penelitian yang dilakukan terhadap anak usia sekolah dasar di Indonesia.

Lebih terperinci

Lampiran 1 FOOD FREQUENCY QUESTIONER (FFQ) Tidak pernah. Bahan makanan >1x/hr 1x/hr 4-6x/mg 1-3x/mg 1-3x/bln

Lampiran 1 FOOD FREQUENCY QUESTIONER (FFQ) Tidak pernah. Bahan makanan >1x/hr 1x/hr 4-6x/mg 1-3x/mg 1-3x/bln Lampiran 1 FOOD FREQUENCY QUESTIONER (FFQ) Bahan makanan >1x/hr 1x/hr 4-6x/mg 1-3x/mg 1-3x/bln Tidak pernah n % n % n % n % n % n % Makanan pokok Beras/nasi 88 73,9 19 16,0 6 5,0 6 5,0 0 0 0 0 Mie 3 2,5

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sosial Ekonomi dan Status Gizi Karakteristik Sosial Ekonomi Karakteristik sosial ekonomi dibagi menjadi dua, yaitu karakteristik individu dan karakteristik keluarga.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan karakteristik..., Aria Novitasari, FKM UI, Universitas Universitas Indonesia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan karakteristik..., Aria Novitasari, FKM UI, Universitas Universitas Indonesia Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku atlet remaja yang buruk dalam menjalankan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) akan berdampak menurunnya status gizi dan jangka panjang akan berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Titik berat dari pembangunan Bangsa Indonesia adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbun lemak yang melebihi 25 % dari berat tubuh, orang yang kelebihan berat badan biasanya karena kelebihan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.3 Karangasem, Laweyan, Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya patah tulang. Selama ini osteoporosis indentik dengan orang tua tapi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya patah tulang. Selama ini osteoporosis indentik dengan orang tua tapi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Osteoporosis merupakan penyakit yang paling umum terjadi pada tulang, penyakit ini ditandai dengan penurunan kepadatan tulang dan peningkatan risiko terjadinya patah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Frekuensi Pemberian Makanan Sumber Protein Pada Balita 1. Frekuensi Pangan Frekuensi pemberian makanan sumber protein pada balita adalah berapa kali perhari pemberian pangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi susu pada saat remaja terutama dimaksudkan untuk memperkuat tulang sehingga

Lebih terperinci