PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN LAPORAN TAHUNAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN LAPORAN TAHUNAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI"

Transkripsi

1 PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN LAPORAN TAHUNAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI Moh Anshori Maswar Patuh Priyadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT This research is meant to find out whether profitability, solvability, firm age, and public ownership have significant influence to the disclosure of annual report on manufacturing companies which are listed in Indonesia Stock Exchange. The samples are 35 companies which have been selected from manufacturing companies which are listed in Indonesia Stock Exchange in 2011 and 2012 periods by using purposive sampling. The data of manufacturing companies financial statement is obtained from STIESIA Indonesia Stock Exchange Investment Gallery on jalan Menur Pumpungan 30 Surabaya and from Indonesia Stock Exchange official website The multiple linear regression analysis method is used as analysis technique in this research. The result of the research indicates that this research regression model has fulfilled the overall classic assumption test which means that this regression model is free from any heteroscedaticity, multicollinearity, and autocorrelation symptoms, and the generated data has been distributed normally. The multiple linear regressions analysis shows that profitability has significant influence to the disclosure of annual report; solvability has no significant influence to the disclosure of annual report; firm age has no significant influence to the disclosure of annual report; and public ownership has no significant influence to the disclosure of annual report. Keywords: Profitability, Solvability, Firm Age, and Public Ownership, and the Disclosure of Annual Report. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah profitabilitas, solvabilitas, umur perusahaan, dan kepemilikan publik berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan laporan tahunan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian terdiri dari 35 perusahaan yang dipilih secara purposive sampling dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011 dan Data laporan keuangan perusahaan manufaktur didapat melalui Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia STIESIA jalan Menur Pumpungan 30 Surabaya dan dari website resmi BEI Teknik analisis yang digunakan yaitu metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model regresi penelitian ini telah memenuhi uji asumsi klasik secara keseluruhan, yang berarti bahwa model regresi ini bebas dari adanya gejala heteroskedatisitas, multikolinearitas, dan autokorelasi, serta data yang dihasilkan terdistribusikan dengan normal. Analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan laporan tahunan, solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan laporan tahunan, umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan laporan tahunan, dan kepemilikan publik tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan laporan tahunan. Kata Kunci: Profitabilitas, Solvabilitas, Umur Perusahaan, Kepemilikan Publik, dan Pengungkapan Laporan Tahunan.

2 PENDAHULUAN Bagi pihak-pihak di luar manajemen suatu perusahaan, laporan tahunan merupakan jendela informasi yang memungkinkan bagi mereka untuk mengetahui kondisi perusahaan baik pada suatu masa pelaporan maupun prediksi masa depan. Laporan tahunan pada dasarnya merupakan sumber informasi bagi para investor sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal dan sebagai sarana pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Agar informasi yang disajikan dapat mudah dipahami dan tidak menimbulkan salah interpretasi, maka penyajian laporan tahunan harus disertai dengan pengungkapan yang memadai. Suwardjono (2005) menyatakan bahwa tujuan pengungkapan (disclosure) secara umum antara lain, yaitu menyajikan informasi yang perlu, menjelaskan item-item yang diakui, dan menyediakan ukuran yang relevan bagi item-item tersebut. Pengungkapan (disclosure) informasi dalam laporan keuangan harus memadai agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan sehingga menghasilkan keputusan yang cermat dan tepat. Perusahaan diharap dapat lebih transparan dalam mengungkap informasi keuangan perusahaan, sehingga dapat membantu para pengambil keputusan seperti investor, kreditur, dan pemakai informasi lainnya dalam mengantisipasi kondisi ekonomi yang semakin berubah. Pengungkapan (disclosure) mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu perusahaan. Pengungkapan dalam laporan keuangan daapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu pengungkapan wajib (Mandatory Disclosure) dan pengungkapan sukarela (Valuntary Disclosure) Lundholm (1996) (dalam Naim dan Rachman, 2000). Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku (peraturan mengenai pengungkapan laporan keuangan yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui keputusan ketua BAPEPAM No. Kep-431/BL/2012 (Peraturan X.K.6). Sedangkan pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan di luar apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas untuk memberi informasi akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan untuk keputusan oleh para pemakai laporan keuangan tersebut. Misalnya informasi tentang proyeksi jumlah penjualan, proyeksi laba, proyeksi aliran kas tahun berikutnya dan sebagainya. Hendriksen (2001) (dalam Kartika dan Hersugondo, 2009) ada tiga konsep mengenai luas pengungkapan laporan keuangan yaitu pengungkapan cukup (adequate disclosure), pengungkapan wajar (fair disclosure), dan pengungkapan penuh (full disclosure). Berdasarkan tiga konsep di atas yang paling sering dipraktikan adalah pengungkapan cukup (adequate disclosure), yaitu pengungkapan minim yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku. Konsep fair disclosure merupakan pengungkapan wajar yang secara tidak langsung memiliki tujuan etis, sedangkan konsep full disclosure merupakan pengungkapan penuh terhadap informasi yang relevan. Perusahaan yang mengungkap informasi laporan tahunan dengan lebih seksama dapat meningkatkan kepercayaan stakeholder pada kegiatan perusahaan dan dengan tingkat kepercayaan tinggi dari stakeholder maka perusahaan menciptakan dukungan terhadap keberadaan dan berbagai strategi kebijakan yang dibuat manajemen. Perusahaan dengan tingkat kepercayaan tinggi akan banyak menarik minat calon investor dan harga saham menjadi tinggi. Hal tersebut berakibat naiknya nilai perusahaan dan citra perusahaan kepada publik luas. Mengingat pentingnya peran laporan tahunan sebagai jembatan komunikasi antara pihak manajemen dan pengguna potensial di luar manajemen serta di masa sekarang yang 2

3 menunjukan perubahan lingkungan ekonomi telah berpengaruh pula pada dunia usaha untuk dapat lebih bersaing. Kegunaan laporan tahunan sebagai penyedia informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai potensial dalam mengambil keputusan ekonomi. Selain itu juga, merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen atas sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada manajemen. Dengan demikian dapat disimpulkan bawa laporan tahunan merupakan faktor yang signifikan dalam pencapaian efisiensi pasar modal dan sarana akuntabilitas publik. Beberapa penelitian telah dilakukan sehubungan dengan pengungkapan laporan keuangan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Arif (2006) menguji analisis pengaruh rasio leverage, rasio likuiditas, porsi saham publik, dan umur perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ pada tahun Bahwa nilai probabilitas sebesar 5 % hanya umur perusahaan yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada industri manufaktur. Sedangkan variabel tingkat leverage, likuiditas, profitabilitas dan porsi kepemilikan saham publik tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada industri manufaktur. Kartika dan Hersugondo (2009) menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur pada tahun yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel likuiditas, profitabilitas, kepemilikan saham publik dan umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, sementara variabel leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan Dibiyantoro (2011) menguji pengaruh struktur modal dan profitabilitas perusahaan terhdap Mandatory Disclosure Financial Statement pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan menggunakan sampel sebanyak 35 perusahaan. Hasil pengujian bahwa variabel ROE dan DER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Mandatory Disclosure Financial Statement. Sedangkan variabel NPM berpengaruh signifikan terhadap variabel Mandatory Disclosure Financial Statement. Penelitian yang dilakukan Widati dan Rosaliana (2011) menguji pengaruh ukuran perusahaan likuiditas, leverage, dan profitabilitas terhadap luas pengungkapan pada perusahaan manufaktur pada tahun Hasil dari penelitian ini bahwa variabel likuiditas dan leverage berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap luas pengungkapan, variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap luas pengungkapan, serta variabel profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap luas pengungkapan. Penelitian yang dilakukan Efrata dan Sherlita (2012) menguji analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keluasan pengungkapan informasi dalam laporan tahunan di BEI pada perusahaan barang konsumsi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat keluasan pengungkapan informasi dalam laporan tahunan sementara variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan informasi dalam laporan tahuan. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, terdapat perbedaan hasil penelitian yang disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya disebabkan perbedaan penelitian dan waktu penelitian. Dampak seperti ini mungkin terjadi karena perubahan lingkungan ekonomi karena krisis yang sempat melanda dan gejolak politik yang ada. Dari uraian latar belakang diatas, penelitian ini fokus meneliti lebih lanjut tentang tingkat pengungkapan (disclosure) laporan tahunan pada perusahaan manufaktur dan faktor-faktor yang mempengaruhi 3

4 tingkat pengungkapan (disclosure) yaitu profotabilitas, solvabilitas, umur perusahaan dan kepemilikan publik. Perusahaan manufaktur menarik dijadikan sampel dalam penelitian ini karena perusahaan manufaktur memiliki market capitalize yang berarti harga saham perusahaan tersebut cukup tinggi. Dengan pencapaian tersebut, banyak calon investor, kreditur, dan pemasok tertarik untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan manufaktur. Menyikapi konsep salah satu tujuan laporan tahunan yaitu sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak-pihak di luar perusahaan (investor, kreditur, pemasok, dan pengguna potensial yang lain), pemilihan variabel-variabel dalam penelitian ini adalah profitabilitas, solvabilitas, umur perusahaan, dan kepemilikan publik. Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak diantara pihak-pihak di luar yang membaca laporan tahunan, hal pertama yang dilihat adalah laba atau rugi yang dicapai oleh perusahaan. Oleh karena itu profitabilitas merupakan salah satu hal yang terpenting sebagai bentuk prestasi perusahaan yang banyak menjadi perhatian investor, kreditor, dan pengguna laporan tahunan potensial yang lain karena mereka berkepentingan terhadap pengambilan investasi dan keamanan akan investasi yang mereka lakukan. Oleh karena itu perusahaan penting sekali untuk mengungkap informasi laporan tahunan sehubungan dengan laba untuk menunjukkan dan menyakinkan profitabilitas kepada pihak luar (investor, kreditur, dan pengguna potensial yang lain). Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannnya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan baik dari kewajiban jangka pendeknya maupun kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang memiliki rasio solvabilitas yang besar kemungkinan tidak memiliki kemampuan untuk menutupi kewajibannya kepada pihak kreditur sebaik perusahaan yang memiliki rasio solvabilitas yang kecil. Sehingga perusahaan dengan tingkat solvabilitas tinggi dapat mengungkap informasi laporan tahunan dengan detail untuk mendapat kepercayaan dari kreditor dan pemasok. Perusahaan yang memiliki umur yang lama menunjukkan seberapa tahan perusahaan tersebut mampu bersaing dengan perusahaan yang lain. Perusahaan yang lebih lama beroperasi kemungkinan akan menyediakan informasi yang lebih luas dan lebih banyak dibanding perusahaan yang baru saja berdiri. Kebutuhan masyarakat untuk mencari informasi perusahaan akan lebih mudah. Oleh karena itu perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam mempublikasikan laporan keuangan. Perusahaan yang memiliki pengalaman yang lebih banyak mengetahui kebutuhan akan informasi tentang perusahaan. Kepemilikan saham adalah saham yang dimiliki oleh masyarakat publik dan pengertian publik disini adalah pihak individu yang berada di luar lingkar manajemen dan tidak memiliki hubungan istimewa dengan manajemen perusahaan. Semakin besar porsi saham publik, semakin banyak pula pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan, sehingga semakin banyak tuntutan item-item informasi yang mendetail untuk dibuka dalam laporan keuangan. Kepemilikan saham perusahaan akan menjadi tolak ukur untuk para calon investor, kreditur, atau pihak lain dalam menilai perusahaan. Artinya bila saham perusahaan lebih banyak dikuasai oleh pihak perusahaan sendiri, organisasi, perusahaan lain, dan perorangan akan menimbulkan keraguan menilai kinerja perusahaan karena peusahaan memiliki kerja ganda baik sebagai pengelola perusahaan dan sebagai investor, serta penyedia informasi terpusat kepada pihak-pihak tertentu maka dikhawatirkan. Jika proporsi saham banyak dikuasai oleh pihak luar, dan perusahaan menguasai sebagian kecil yang bertujuan hanya untuk keikutsertaan dalam kontribusi pengambilan kebijakan-kebijakan ekonomi, maka akan banyak pihak luar berinvastasi ke 4

5 perusahaan dan dengan banyak pemakai informasi laporan tahunan maka sangat penting bagi perusahaan untuk mengungkap lebih banyak informasi laporan tahunan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah profitabilitas, solvabilitas, umur perusahaan, dan kepemilkan publik mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan laporan tahunan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam hal jangka waktu pengambilan sampel yaitu antara dan penelitian ini mengenai tingkat luas kelengkapan pengungkapan dilakukan dengan memberi pembobotan terhadap item-item pengungkapan wajib (mandatory disclosure) sesuai dengan surat edaran dari BAPEPAM No. Kep-431/BL/2012 (Peraturan X.K.6) tentang total item-item yang harus diungkap sebanyak 79 item, pengungkapan wajib merupakan pengungkapan informasi yang diwajibkan karena dipandang relevan dengan kebutuhan pemakai laporan keuangan. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Teori Keagenan (Agency Theory) Jensen dan Meckling (1976) (dalam Widati dan Rosalina, 2011) menyatakan hubungan agency muncul ketika satu orang atau lebih (principal) memperkerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa, kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut. Pada saat pemegang saham menunjuk manajer atau agent sebagai pengelola dan pengambil keputusan bagi perusahaan, maka pada saat itulah hubungan keagenan muncul. Dalam kontrak antara manajer dan para pemegang saham maka manajer dilihat sebagai agent dan para pemegang saham dilihat sebagai principal. Menurut Harianto dan Sudomo (2001) teori keagenan (agency theory) menjelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang saham seringkali bertentangan, sehingga dapat terjadi konflik. Hal tersebut sering terjadi karena manajer cenderung berusaha mengutamakan kepentingan pribadi, sedangkan pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi manajer karena hal tersebut akan menambah biaya bagi perusahaan dan akan menurunkan keuntungan yang akan diterima oleh pemegang saham. Akibat dari perbedaan itulah maka terjadi konflik yang biasa disebut agency conflicy. Untuk mengawasi dan menghalangi perilaku oportunis manajer, maka pemegang saham harus bersedia mengeluarkan biaya pengawasan tersebut yang disebut biaya keagenan (cost agency). Teori keagenan pada intinya membahas hubungan manajemen sebagai agent dan pemegang saham sebagai principal. Principal menyediakan fasilitas dan dana untuk menjalankan perusahaan. Di lain pihak, manajemen mempunyai kewajiban untuk mengelola apa yang diamanahkan pemegang saham kepadanya. Agent diwajibkan untuk memberi laporan perodik pada prinsipal tentang usaha yang dijalankannya. Principal akan menilai kinerja agent melalui laporan keuangan yang disampaikan kepadanya. Oleh karena itu, perusahaan dituntut melakukan pengungkapan informasi keuangan dan informasi relevan lainnya dalam laporan keuangan tahunan karena informasi tersebut berguna bagi investor untuk pengambilan keputusan. Teori Sinyal (Signalling Theory) Marston (2003) (dalam Dibiyantoro, 2011) menyatakan perusahaan-perusahaan besar akan memiliki kebutuhan yang meningkat untuk dana eksternalnya. Semakin besar perusahaan memiliki insentif yang lebih besar untuk memberi sinyal mengenai kualitas perusahaan melalui pengungkapan informasi keuangan yang meningkat. Dengan memberi sinyal kepada publik diharapkan dapat meningkatkan nilai pasar perusahaan. Sinyal yang diberikan perusahaan salah satunya melalui pengungkapan informasi keuangan. Signalling theory dapat menjelaskan hubungan antara profitabilitas perusahaan dengan pengungkapan informasi keuangan. Berdasarkan teori signalling, Malone et al. (1993) (dalam Dibiyantoro, 5

6 2011) menyatakan bahwa pengungkapan digunakan oleh para manajer perusahaan yang profit untuk memberi sinyal profitabilitas perusahaan kepada para investor dan untuk membantu mendukung keberlanjutan dan kompensasi manajemen. Suwardjono (2005) teori sinyal berakar pada teori akuntansi pragmatik yang memusatkan perhatiannya kepada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai informasi. Salah satu informasi yang dapat dijadikan sinyal adalah pengungkapan laporan keuangan yang dilakukan perusahaan. Dalam laporan keuangan akan terlihat pergerakan saham perusahaan yang nantinya dapat mempengaruhi naik turunnya harga sekuritas perusahaan emiten yang melakukan pengumuman. Dengan pengungkapan laporan keuangan pada publik, perusahaan dapat meningkatkan citranya di mata publik. Hal itu dikarenakan pengungkapan laporan keuangan dapat mengurangi asimetri informasi antara agency dan principal serta mengurangi ketidakpastian perusahaan di masa yang akan datang. Pengungkapan tersebut merupakan sinyal bagi perusahaan berkualitas baik karena perusahaan yang kualitasnya rendah akan cenderung tidak menyampaikan laporan keuangannya kepada publik secara lengkap. Laporan Keuangan Munawir (2001) laporan keuangan adalah hasil proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas tersebut. Sedangkan laporan tahunan adalah suatu dokumen yang diterbitkan setiap tahun oleh perusahaan yang berisi laporan keuangan auditan (yang telah diaudit oleh akuntan publik) dan di dalamnya terdapat laporan keuangan perusahaan termasuk informasi tambahan mengenai perusahaan serta hal-hal yang berkaitan dengan usaha perusahaan selama satu tahun. Sesuai dengan SK Ketua BAPEPAM No. Kep-06/PM/2000 tanggal 17 Januari 1996, laporan tahunan wajib dikeluarkan bagi perusahaan yang telah melakukan penawaran umum dan perubahan publik. Melihat pentingnya laporan tahunan tersebut dan agar mudah diinterpretasikan secara tepat, mudah dipahami, dan tidak menyesatkan bagi pihakpihak yang berkepentingan, maka laporan tahunan disusun berdasarkan standar yang berlaku. Tujuan laporan keuangan merupakan dasar awal dari struktur akuntansi. Banyak pendapat tentang tujuan laporan keuangan baik objek maupun penekanannya. Menurut PSAK tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi serta menunjukkan kinerja yng telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas pengguna sumbersumber daya yang dipercayakan kepadanya. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang dikeluarkan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) tujuan laporan kauangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Namun tujuan yang selama ini mendapat dukungan luas adalah bahwa laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan kepada para pemakainya untuk dipergunakan dalam proses pengambilan keputusan. Pengungkapan (Disclosure) Laporan Tahunan Menurut Suwardjono (2001) pengungkapan (disclosure) secara konseptual merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan, sedangkan secara teknis pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statemen keuangan. Bila dihubungkan dengan laporan tahunan 6

7 mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi yang jelas, lengkap, relevan, dan dapat menggambarkan secara tepat kejadian ekonomi yang berpengaruh terhadap usaha. Hendriksen (2001) (dalam Kartika dan Hersugondo, 2009) menyatakan bahwa tingkat pengungkapan informasi tidak hanya tergantung dari keahlian pembaca, namun juga pada standar yang dibutuhkan. Terdapat tiga konsep pengungkapan, pertama adequate disclosure (pengungkapan cukup) merupakan pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku, angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan dapat diintrepetasi dengan benar oleh investor. Konsep pengungkapan cukup adalah konsep yang pada umumnya digunakan. Kedua fair disclosure (pengungkapan wajar) merupakan pengungkapan yang wajar secara tidak langsung merupakan tujuan etis agar memberi perlakuan yang sama kepada semua pemakai laporan dengan menyediakan informasi yang layak terhadap pembaca potensial. Ketiga full disclosure (pengungkapan penuh) merupakan pengungkapan penuh menyangkut kelengkapan penyajian informasi yang diungkap secara relevan. Pengungkapan penuh memberi kesan penyajian informasi yang melimpah. Jenis pengungkapan laporan keuangan dalam hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan standar menurut Lundholm (1996) (dalam Na im dan Rachman, 2000), pertama pengungkapan wajib (mandatory disclosure) merupakan pengungkapan wajib adalah pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku yang dilakukan perusahaan, khususnya perusahaan publik kepada masyarakat dan memiliki badan khusus yang meregulasi seperti IAI dan Bapepam. Kedua pengungkapan sukarela (valuntary disclosure) merupakan pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang yang dilakukan perusahaan di luar apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas. Meskipun semua perusahaan publik diwajibkan memenuhi pengungkapan minimum, mereka berbeda secara substansial dalam hal jumlah tambahan informasi yang diungkapkan ke pasar modal. Salah satu cara meningkatkan kredibilitas perusahaan adalah melalui pengungkapan sukarela secara lebih luas dan membantu investor dalam memahami strategi bisnis manajemen. Kelengkapan Pengungkapan (Disclosure) Laporan Tahunan Kelengkapan adalah suatu bentuk kualitas. Imhoff (1992) (dalam Na im dan Rachman, 2000) kualitas tampak sebagai aribut yang penting dari suatu informasi akuntansi. Banyak penelitian yang menggunakan index of disclosure methodology mengemukakan bahwa kualitas pengungkapan dapat diukur dan digunakan untuk menilai manfaat potensial dari suatu laporan keuangan tahunan. Jadi Imhoff menyatakan bahwa tingginya kualitas informasi akuntansi sangat berkaitan dengan tingkat kelengkapan laporan keuangan. Luas pengungkapan (disclosure) dalam laporan keuangan adalah kualitas dari laporan keuangan yang terletak pada informasi yang melekat dalam laporan keuangan, berbagai informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha harus terkandung dalam laporan keuangan. Menurut Na im dan Rachman (2000) kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sangat tergantung kepada standar yang diberlakukan di suatu negara. Negara maju dengan regulasi yang lebih relatif lebih tinggi pengungkapan laporan keuangannya dibandingkan dengan perusahaan di negara berkembang. Kelengkapan pengungkapan laporan keuangan suatu perusahaan tidak bersifat statis, tetapi meningkat sejalan dengan perkembangan pasar modal dan sosial di negara berkembang. Di Indonesia, pedoman penyajian dan pengungkapan (disclosure) laporan keuangan oleh emiten atau perusahaan publik industri manufaktur ditetapkan oleh BAPEPAM dalam surat Surat Edaran No.SE-02/PM20002 tanggal 27 Desember Pedoman ini 7

8 dimaksudkan untuk memberi suatu panduan penyajian dan pengungkapan penuh (full disclosure) sehingga dapat memberi kualitas informasi keuangan bagi para pengguna. Dalam pengungkapan wajib, item yang harus diungkapkan sebanyak 79 item (keputusan ketua BAPEPAM-LK No. kep-431/bl/2012 tanggal 1 Agustus 2012) yang terdiri 7 kategori berisi 79 item, yang meliputi : ihktisar data keuangan penting terdiri dari 5 item, informasi tentang laporan manajemen terdiri dari 3 item, profil perusahaan terdiri dari 17 item, informasi tentang analisa dan pembahasan manajemen terdiri dari 20 item, tata kelola perusahaan terdiri dari 19 item, penyajian laporan keuangan perusahaan terdiri dari 5 item, tanggung jawab sosial dan lingkungan terdiri dari 10 item. Semakin banyak item yang diungkap oleh perusahaan, semakin banyak juga angka indeks yang diperoleh perusahaan. Perusahaan dengan angka indeks yang lebih tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah melakukan pengungkapan secara lebih komprehensif dibanding perusahaan yang lain. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Pengungkapan (Disclosure) Laporan Tahunan Ada empat faktor yang berpengaruh terhadap pengungkapan laporan tahunan dalam penelitian ini, yaitu profitabilitas, solvabilitas, umur perusahaan, dan kemepilikan publik. Profitabilitas. Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dalam waktu tertentu. Teori signalling dapat menjelaskan hubungan antara profitabilitas perusahaan dengan pengungkapan informasi keuangan. Berdasarkan teori signalling, Malone et al. (1993) (dalam Dibiyantoro, 2011) menyatakan bahwa pengungkapan digunakan oleh para manajer perusahaan yang profit untuk memberi sinyal profitabilitas perusahaan kepada para investor dan untuk membantu mendukung keberlanjutan dan kompensasi manajemen. Profitabilitas tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang baik, dan dengan laba tinggi perusahaan memiliki cukup dana untuk mengumpulkan, mengelompokkan, dan mengolah informasi menjadi lebih bermanfaat serta dapat menyajikan pengungkapan yang lebih komprehensif. Oleh karena itu semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka akan semakin tinggi kelengkapan pengungkapan laporan tahunan. Solvabilitas. Rasio solvabilitas merupakan suatu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Wallace (1994) (dalam Gunawan, 2000) menyatakan jika perusahaan dengan tingkat solvabilitas tinggi, cenderung untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk krediturnya. Perusahaan dengan proporsi liabilitas dalam struktur modal lebih banyak akan menyebabkan agency cost yang tinggi. Agency cost yang tinggi timbul karena ada risiko tidak terbayarnya pinjaman dari kreditur, oleh karena itu perusahaan yang memiliki komposisi liabilitas yang tinggi wajib memenuhi kebutuhan informasi yang cukup memadai bagi kreditor. Umur Peusahaan. Iklim perusahaan yang semakin ketat mempengaruhi manajemen perusahaan dalam mengendalikan perkembangan dunia usaha. Perusahaan yang memiliki umur yang lama menunjukkan seberapa tahan perusahaan tersebut mampu bersaing dengan perusahaan yang lain. Perusahaan yang lebih lama beroperasi kemungkinan akan menyediakan informasi yang lebih luas dan lebih banyak dibanding perusahaan yang baru saja berdiri. Kebutuhan masyarakat untuk mencari informasi perusahaan akan lebih mudah. Kartika dan Hersugondo (2009) perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam mempublikasikan laporan keuangan. Perusahaan yang memiliki pengalaman yang lebih banyak mengetahui kebutuhan konstituennya akan informasi tentang perusahaan. Hal ini disebabkan semakin lama perusahaan berdiri, maka akan membutuhkan banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk mengungkap informasi, sehingga perusahaan berusaha menekan dari biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk 8

9 keperluan pengungkapan informasi. Jadi perusahaan yang sudah lama berdiri akan mengungkap informasi yang menurut mereka akan tertarik membeli saham perusahaan. Kepemilikan Publik. Kepemilikan yang dimaksud adalah proporsi saham yang dimiliki masyarakat luas (publik) dengan pihak manajemen. Kepemilikan saham oleh publik menggambarkan tingkat kepemilikan perusahaan oleh masyarakat publik. Simanjutak dan Widiastuti (2004) mengemukakan bahwa adanya perbedaan dalam proporsi saham yang dimiliki oleh investor luar dapat mempengaruhi kelengkapan pengungkapan oleh perusahaan. Hal ini karena semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan, semakin banyak pula informasi-informasi yang dituntut untuk diungkap. Perusahaan go-public dituntut untuk lebih transparan mengungkap informasi yang memadai dan relevan dengan tujuan menciptakan pasar modal yang efisien. Dengan proporsi saham yang dimiliki publik lebih besar, akan berakibat pengawasan dari publik lebih besar. Investor dari pihak di luar manajemen atau investor publik membutuhkan perlindungan investasi yang mereka tanam, perlindungan ini dapat berupa informasi non-keuangan dan keuangan yang disampaikan perusahaan melalui laporan tahunan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi investor. Untuk mempertahankan kepercayaan investor, perusahaan perlu untuk mengungkap informasi laporan tahunan secara lebih lengkap. Oleh karena itu, semakin tinggi proporsi saham yang dimiliki publik maka tingkat kelengkapan pengungkapan laporan tahunan akan tinggi. Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan Arif (2006) menguji analisis pengaruh rasio leverage, rasio likuiditas, porsi saham publik, dan umur perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ pada tahun Hasilnya bahwa secara bersama-sama variabel leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi kepemilikan saham publik dan umur perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Bahwa secara parsial dengan nilai probabilitas sebesar 5 % hanya umur perusahaan yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada industri manufaktur. Sedangkan variabel tingkat leverage, likuiditas, profitabilitas dan porsi kepemilikan saham publik tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada industri manufaktur. Kartika dan Hersugondo (2009) menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur pada tahun yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel likuiditas, profitabilitas, kepemilikan saham publik dan umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, sementara variabel leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Sedang secara simultan variabel leverage, likuiditas, profitabilitas, saham kepemilikan publik, dan umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Dibiyantoro (2011) menguji pengaruh struktur modal dan profitabilitas perusahaan terhdap Mandatory Disclosure Financial Statement pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan menggunakan sampel sebanyak 35 perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan secara simultan variabel ROE, DER dan NPM berpengaruh terhadap Mandatory Disclosure Financial Statement. Artinya ROE, DER, dan NPM perusahaan mempengaruhi manajemen dalam kelengkapan pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial variabel ROE dan DER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Mandatory Disclosure Financial Statement. 9

10 Sedangkan variabel NPM berpengaruh signifikan terhadap variabel Mandatory Disclosure Financial Statement. Widati dan Rosaliana (2011) menguji pengaruh ukuran perusahaan likuiditas, leverage, dan profitabilitas terhadap luas pengungkapan pada perusahaan manufaktur pada tahun Hasil dari penelitian ini bahwa variabel likuiditas dan leverage berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap luas pengungkapan, variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap luas pengungkapan, serta variabel profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap luas pengungkapan. Efrata dan Sherlita (2012), menguji analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keluasan pengungkapan informasi dalam laporan tahunan di BEI pada perusahaan barang konsumsi. Hasil dari penelitian secara simultan variabel likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat keluasan pengungkapan informasi dalam laporan tahunan. Sedangkan secara parsial variabel likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat keluasan pengungkapan informasi dalam laporan tahunan sementara variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan informasi dalam laporan tahuan. Hasil pengujian regresi menunjukkan adanya pengaruh positif antara faktor profitabilitas, solvabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap tingkat keluasan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan tahunan, sedangkan faktor likuiditas mempunyai pengaruh negatif terhadap tingkat keluasan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan tahunan perusahaan. Pengembangan Hipotesis Pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan laporan tahunan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dalam waktu tertentu. Malone et al. (1993) (dalam Dibiyantoro, 2011) menyatakan bahwa pengungkapan digunakan oleh para manajer perusahaan yang profit untuk memberi sinyal profitabilitas perusahaan kepada para investor dan untuk membantu mendukung keberlanjutan dan kompensasi manajemen. Profitabilitas tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang baik, dan dengan laba tinggi perusahaan memiliki cukup dana untuk mengumpulkan, mengelompokkan, dan mengolah informasi menjadi lebih bermanfaat serta dapat menyajikan pengungkapan yang lebih komprehensif. Hasil penelitian yang dilakukan Andi Kartika dan Hersugondo (2009), Widati dan Rosaliana (2011), dan Efrata dan Sherlita (2012) memperoleh bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan, namun penelitian yang dilakukan Kumala Dewi (2008) belum berhasil membuktikan adanya pengaruh signifikan antara profitabilitas terhadap pengungkapan laporan keuangan. Berdasarkan teori yang ada maka hipotesis ini dapat dinyatakan: H 1: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan laporan tahunan. Pengaruh solvabilitas terhadap pengungkapan laporan tahunan. Wallace (1994) (dalam Gunawan, 2000) menyatakan jika perusahaan dengan tingkat solvabilitas tinggi, cenderung untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk krediturnya. Perusahaan dengan proporsi liabilitas dalam struktur modal lebih banyak akan menyebabkan agency cost yang tinggi. Agency cost yang tinggi timbul karena ada risiko tidak terbayarnya pinjaman dari kreditur, oleh karena itu perusahaan yang memiliki komposisi liabilitas yang tinggi wajib memenuhi kebutuhan informasi yang cukup memadai bagi kreditor. Hasil dari penelitian Efrata dan Sherlita (2012) mengungkapan bahwa tingkat solvabilitas perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan laporan keuangan. 10

11 Sedangkan dari penelitian Arif (2006) dan Dibiyantoro (2011) menunjukan bahwa tidak berpengaruh antara solvabilitas terhadap pengungkapan laporan keuangan. Berdasarkan teori yang ada maka hipotesis dinyatakan: H 2: Solvabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan laporan tahunan. Pengaruh umur perusahaan terhadap pengungkapan laporan tahunan. Kartika dan Hersugondo (2009) perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam mempublikasikan laporan keuangan. Perusahaan yang memiliki umur yang lama menunjukkan seberapa tahan perusahaan tersebut mampu bersaing dengan perusahaan yang lain. Perusahaan yang lebih lama beroperasi kemungkinan akan menyediakan informasi yang lebih luas dan lebih banyak dibanding perusahaan yang baru saja berdiri. Perusahaan yang memiliki pengalaman yang lebih banyak mengetahui kebutuhan konstituennya akan informasi tentang perusahaan. Hal ini disebabkan semakin lama perusahaan berdiri, maka akan membutuhkan banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk mengungkap informasi, sehingga perusahaan berusaha menekan dari biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk keperluan pengungkapan informasi. Jadi perusahaan yang sudah lama berdiri akan mengungkap informasi yang menurut mereka akan tertarik membeli saham perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kartika dan Hersugondo (2009) mengungkapan bahwa tingkat umur perusahaan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan. Berdasarkan teori yang ada maka hipotesis dinyatakan: H 3: Umur Perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan laporan tahunan. Pengaruh kepemilikan publik terhadap pengungkapan laporan tahunan. Kepemilikan yang dimaksud adalah proporsi saham yang dimiliki masyarakat luas (publik) dengan pihak manajemen. Kepemilikan saham oleh publik menggambarkan tingkat kepemilikan perusahaan oleh masyarakat publik. Simanjutak dan Widiastuti (2004) mengemukakan bahwa adanya perbedaan dalam proporsi saham yang dimiliki oleh investor luar dapat mempengaruhi kelengkapan pengungkapan oleh perusahaan. Hal ini karena semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan, semakin banyak pula informasi-informasi yang dituntut untuk diungkap. Oleh karena itu, semakin tinggi proporsi saham yang dimiliki publik maka tingkat kelengkapan pengungkapan laporan tahunan akan tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kumala Dewi (2008), Kartika dan Hersugondo (2009), dan Maryam, dkk (2011) memperoleh hasil bahwa kepemilikan saham publik berpengaruh terhadap pengungkapan laporan keuangan. Berdasarkan teori yang ada maka hipotesis ini dapat dinyatakan: H 4: Kepemilikan Publik berpengaruh positif terhadap pengungkapan laporan tahunan. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan manufaktur yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode , (2) Perusahaan mempublikasikan annual report untuk tahun pengamatan yang dinyatakan dalam rupiah, (3) Perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan yang memuat informasi lengkap selama tahun pengamatan (tahun ). 11

12 Teknik Pengumpulan Data Teknik penguumpulan data penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi berupa laporan tahunan perusahaan yang menjadi sampel periode penelitian yaitu Sumber data dalam penelitian berasal dari Bursa Efek Indonesia dan Website Bursa Efek Indonesia, Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen a. Profitabilitas Profitabilitas bertujuan untuk mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dan untuk memperoleh keuntungan tersebut pengelola perusahaan harus mampu bekerja secara efisien serta kinerja perusahaan harus senantiasa ditingkatkan. Menurut Sofyan (2004) profitabilitas sebagai variabel independen, diukur dengan Return On Asset (ROA) yaitu diperoleh dengan membandingkan antara laba bersih dengan total aktiva. Laba Bersih ROA = x 100% Total Aktiva b. Solvabilitas Menunjukan seberapa besar ekuitas yang tersedia untuk memberikan jaminan terhadap hutang. Hutang disini meliputi hutang lancar dan hutang jangka panjang. Solvabilitas biasa sering disebut Leverage. Menurut Sofyan (2004) solvabilitas sebagai variabel independen, diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) yaitu diperoleh dengan membandingkan anatara total kewajiban dengan total ekuitas. Total Kewajiban DER = x 100% Total Ekuitas c. Umur Perusahaan Variabel ini mengukur sudah berapa lama perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai perusahaan yang go public. Perusahaan yang lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam mempublikasikan laporan keuangan. Umur perusahaan ini diukur berdasarkan selisih antara periode pengamatan dengan tahun first issue di Bursa Efek Indonesia. d. Kepemilkan Publik Kepemilikan saham oleh publik menggambarkan tingkat kepemilikan perusahaan oleh masyarakat publik. Variabel ini ditunjukkan dengan presentase saham yang dimiliki oleh publik yang dihitung dengan cara membandingkan antara jumlah saham yang dimiliki oleh masyarakat (publik) dengan total saham perusahaan yang beredar dan dapat diformulasikan sebagai berikut: (Simanjutak dan Widiastuti, 2004) Jumlah Saham Yang dimiliki Masyarakat Kepemilikan Publik = x 100% Jumlah Saham Yang Beredar 12

13 Variabel Dependen Pengungkpan Laporan Tahunan Pada penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan laporan keuangan yang diukur menggunakan instrumen Wallace serta menggunakan indeks untuk mengukur berapa banyak laporan tahunan yang material yang diungkap oleh perusahaan. Semakin banyak item yang diungkap oleh perusahaan, semakin besar angka indeks yang diperoleh perusahaan. Dalam pengungkapan wajib, item yang harus diungkapkan sebanyak 79 item (keputusan ketua BAPEPAM-LK No. kep-431/bl/2012 tanggal 1 Agustus 2012) yang terdiri 7 kategori berisi 79 item, yang meliputi : ihktisar data keuangan penting terdiri dari 5 item, informasi tentang laporan manajemen terdiri dari 3 item, profil perusahaan terdiri dari 17 item, informasi tentang analisa dan pembahasan manajemen terdiri dari 20 item, tata kelola perusahaan terdiri dari 19 item, penyajian laporan keuangan perusahaan terdiri dari 5 item, tanggung jawab sosial dan lingkungan terdiri dari 10 item. Untuk mengukur kelengkapan pengungkapan dapat dinyatakan dalam bentuk indeks kelengkapan pengungkapan. Indeks pengungkapan untuk setiap perusahaan sampel diperoleh dengan cara sebagai berikut: 1. Memberi skor untuk setiap item pengungkapan secara dikotomi, dimana jika suatu item diungkapkan diberi nilai satu dan tidak diungkapkan akan diberi nilai nol. 2. Skor yang diperoleh setiap perusahann dijumlahkan untuk mendapatkan skor total. 3. Kemudian skor total dibagi 79 sehingga diperoleh indeks yang akan dipakai dalam pengolahan data. Perhitungan untuk menentukkan nilai angka indeks ditentukan dengan formula sebagai berikut: n Disclosure Index = x 100% k Keterangan: n: Jumlah item pengungkapan yang dipenuhi k: Jumlah item yang dianjurkan untuk diungkap (79 item) Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk memperoleh kesimpulan dan jawaban mengenai hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Pengujian hipotesis ini mengenai ROA, DER, UMP, dan KP terhadap DI. Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi liner berganda karena variabel independennya lebih dari satu. Model persamaan regresinya sebagai berikut: DI = α + β 1ROA + β 2DER + β 3UMP + β 4KP + e 13 Keterangan: DI α β 1, β 2, dan β 3 ROA DER UMP KP e : Kelengkapan Pengungkapan : Konstanta : Koefisien Regresi Model : Return On Asset (Menguji Profitabilitas) : Debt To Equity (Menguji Solvabilitas) : Umur Perusahaan : Kepemilikan Publik : error

14 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif memberikan informasi mengenai deskripsi dari variabel yang digunakan dalam penelitian. Informasi tersebut disajikan dari nilai minimun, nilai maksimum, nilai mean dan nilai deviasi standar dari masing-masing variabel penelitian. Statistik deskriptif dari variabel penelitian ini disajikan pada tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1 Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation DI 70 73,42 96,20 85,8194 5,57599 ROA 70,14 32,11 9,1256 7,10237 DER 70,36 752,78 106, ,65233 UMP 70 6,00 28,00 18,7571 4,07693 KP 70 3,57 70,29 28, ,94349 Valid N (listwise) 70 Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah responden (N) sebanyak 70 perusahaan. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dalam tabel 1 dapat diketahui bahwa rata-rata DI yakni sebesar 85,81%. Nilai minimum DI sebesar 73,42%, sedangkan nilai maksimum DI sebesar 96,2%. Rata-rata ROA yakni sebesar 19,12%. Nilai minimum ROA sebesar 0,14%, sedangkan nilai maksimum ROA sebesar 32,11%. ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Dengan demikian semakin besar rasio profitabilitas menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin baik dan sebaliknya apabila semakin rendah rasio profitabilitas maka perusahaan tidak efektif dalam mengelola aktiva perusahaan sehingga semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka akan semakin tinggi kelengkapan pengungkapan laporan tahunan. Rata-rata DER yakni sebesar 106,66%. Nilai minimum DER sebesar 0,36%, sedangkan nilai maksimum DER sebesar 752,78%. DER digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Semakin tinggi DER, maka semakin menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang buruk dan hal tersebut dapat menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan hal ini menyebabkan perusahaan dituntut untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas guna memenuhi kebutuhan informasi kreditur jangka panjang. Rata-rata UMP yakni sebesar 18,76%. Nilai minimum UMP sebesar 6%, sedangkan nilai maksimum UMP sebesar 28%. Jadi perusahaan yang sudah lama berdiri akan mengungkapkan informasi yang menurut mereka akan banyak disorot oleh investor dan dengan harapan para investor akan tertarik membeli saham perusahaan. Rata-rata KP yakni sebesar 28,37%. Nilai minimum KP sebesar 3,57%, sedangkan nilai maksimum KP sebesar 70,29%. Perusahaan go-public dituntut untuk lebih transparan mengungkap informasi yang memadai dan relevan dengan tujuan menciptakan pasar modal yang efisien. Dengan proporsi saham yang dimiliki publik lebih besar, akan berakibat pengawasan dari publik lebih besar. Untuk mempertahankan kepercayaan investor, 14

15 perusahaan perlu untuk mengungkap informasi laporan tahunan secara lebih lengkap. Oleh karena itu, semakin tinggi proporsi saham yang dimiliki publik maka tingkat kelengkapan pengungkapan laporan tahunan akan tinggi. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas. Nilai tolerance semua variabel bebas lebih besar dari 0,10, demikian pula nilai VIF semuanya kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengindikasikan adanya multikolinieritas. b. Uji Autokorelasi. Nilai Durbin-Watson diperoleh sebesar 1,466. Karena nilai Durbin- Watson berada diantara -2 sampai dengan +2, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut sudah bebas dari masalah autokorelasi c. Uji Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola grafik scatterplot. Hasil dari grafik scatterplot menunjukkan adanya pola-pola tertentu, terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas pada model regresi. d. Uji Normalitas. Analisis grafik baik menggunakan grafik normal plot maupun grafik histogram dapat disimpulkan bahwa grafik normal P-P plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Sedangkan pada grafik histogram memberikan pola distribusi yang mendekati normal. Maka, kedua analisis grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan hasil uji kolmogorov-smirnov pada tabel 4 menunjukkan bahwa nilai kolomorov-smirnov sebesar 0,751 dengan tingkat probabilitas signifikansi (Asymp. Sig. (2- tailed)) sebesar 0,625. Karena Asymp. Sig. (2-tailed) jauh lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data residual terdistribusi secara normal. Uji Hipotesis Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis digunakan untuk menguji persamaan regresi dari semua variabel. Tabel 2 Hasil Regresi Liner Berganda Model Unstandardized Coefficients Β Std. Error Constant 79,224 3,242 ROA,288,096 DER,006,005 UMP,118,163 KP,039,039 Dependent Variabel : DI Berdasarkan Tabel 7 hasil output regresi linear berganda diatas diketahui bahwa persamaan regresi linear dari model penelitian ini adalah sebagai berikut: DI = 79, ,288 ROA + 0,006 DER + 0,118 UMP + 0,039 KP + e Berdasarkan persamaan diatas dapat diketahui beberapa pengertian berikut: 1. Nilai konstanta sebesar 79,224 berarti bahwa jika variabel independen (ROA, DER, UMP, dan KP) nilainya tetap (0), maka nilai variabel dependen (pengungkapan laporan tahunan) sebesar 79,

BAB 1 PENDAHULUAN. pada berapa besar tingkat luas pengungkapan (disclosure) laporan keuangan. tahunan harus disertai dengan pengungkapan yang memadai.

BAB 1 PENDAHULUAN. pada berapa besar tingkat luas pengungkapan (disclosure) laporan keuangan. tahunan harus disertai dengan pengungkapan yang memadai. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi pihak-pihak di luar manajemen suatu perusahaan, laporan tahunan merupakan jendela informasi yang memungkinkan bagi mereka untuk mengetahui kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public. Perusahaan yang terdaftar di

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public. Perusahaan yang terdaftar di 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini, dunia perekonomian mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan perekonomian akan menempatkan setiap perusahaan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KELUASAN PENGUNGKAPAN INFORMASI DALAM LAPORAN TAHUNAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KELUASAN PENGUNGKAPAN INFORMASI DALAM LAPORAN TAHUNAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KELUASAN PENGUNGKAPAN INFORMASI DALAM LAPORAN TAHUNAN Amanda Azaria (B200110002) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pada era persaingan yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang tidak menentu, suatu perusahaan dihadapkan pada kondisi yang mendorong mereka untuk lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen kepada pemegang saham dijelaskan dalam agency theory.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen kepada pemegang saham dijelaskan dalam agency theory. 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengungkapan Laporan Keuangan Pengungkapan (disclosure) dalam laporan keuangan merupakan penyajian informasi yang diperlukan untuk berlangsungnya Pasar Modal yang efisien

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di bursa efek Indonesia selama tahun 2009 2013 yaitu sebanyak 65

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengungkapan Laporan Keuangan. informasi (the release of information). Apabila dikaitkan dengan laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengungkapan Laporan Keuangan. informasi (the release of information). Apabila dikaitkan dengan laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengungkapan Laporan Keuangan Pengungkapan secara sederhana dapat diartikan sebagai pengeluaran informasi (the release of information). Apabila dikaitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemisahan antara pengelola perusahaan (pihak manajemen atau

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemisahan antara pengelola perusahaan (pihak manajemen atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini pemisahan antara pengelola perusahaan (pihak manajemen atau agent) dengan pemilik perusahaan (pemegang saham atau principal) seringkali terjadi

Lebih terperinci

Disusun oleh : Nama : Lonella Dwita NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Widyatmini, SE., MM.

Disusun oleh : Nama : Lonella Dwita NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Widyatmini, SE., MM. PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, UMUR PERUSAHAAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN SUKARELA PERUSAHAAN LQ-45 YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA Disusun oleh : Nama : Lonella

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. go public yang melakukan pengungkapan informasi dalam annual report-nya dan

III.METODE PENELITIAN. go public yang melakukan pengungkapan informasi dalam annual report-nya dan III.METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari perusahaan go public yang melakukan pengungkapan informasi dalam annual report-nya dan mempublikasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. principal bekerja dengan agent dimana principal menyediakan fasilitas dan. agent(jensen dan Meckling, 1976 dalam Supriyatin

BAB II LANDASAN TEORI. principal bekerja dengan agent dimana principal menyediakan fasilitas dan. agent(jensen dan Meckling, 1976 dalam Supriyatin BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Agency Teori keagenan merupakan konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual antara principal dan agent. Hubungan keagenan muncul ketika principal bekerja dengan agent dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan perusahaan untuk menjadi perusahaan go public di. dikeluarkan perusahaan sebagai dasar pertimbangan investor.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan perusahaan untuk menjadi perusahaan go public di. dikeluarkan perusahaan sebagai dasar pertimbangan investor. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan perusahaan untuk menjadi perusahaan go public di Indonesia sekarang ini menjadi semakin pesat. Untuk dapat lebih bersaing, perusahaan dihadapkan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data-data

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data-data 29 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Sumber Data Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data-data tersebut adalah perusahaan food and beverage yang terdaftar di BEI tahun 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara kepada pihak luar maupun pihak di dalam negara itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. negara kepada pihak luar maupun pihak di dalam negara itu sendiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki posisi penting dalam perekonomian nasional karena pasar modal memberikan gambaran mengenai kondisi perekonomian sebuah negara kepada pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era persaingan yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang serba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era persaingan yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang serba BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era persaingan yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang serba tidak menentu, perusahaan dihadapkan pada kondisi untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan pengujian statistik secara umum yang bertujuan untuk melihat distribusi data dari variabel yang digunakan sebagai sampel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan. keputusan dan pertanggungjawaban (accountability). Menurut Kamus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan. keputusan dan pertanggungjawaban (accountability). Menurut Kamus BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Harahap (2008:201), laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang menjadi bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era persaingan yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang tidak menentu, suatu perusahaan dihadapkan pada kondisi yang mendorong mereka untuk lebih transparan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan melalui internet financial reporting.

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan melalui internet financial reporting. A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif yaitu menganalisis besarnya pengaruh kinerja keuangan suatu perusahaan terhadap pelaporan laporan keuangan

Lebih terperinci

Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional Bandung, 27 Maret 2012

Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional Bandung, 27 Maret 2012 Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional PROCEEDINGS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KELUASAN PENGUNGKAPAN INFORMASI DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada Perusahaan

Lebih terperinci

Muhammad Syukri Hamdi

Muhammad Syukri Hamdi ANALISIS PENGARUH RASIO AKTIVITAS, LEVERAGE KEUANGAN, UKURAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Muhammad Syukri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dari berbagai industri. Semua industri akan berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dari berbagai industri. Semua industri akan berlomba-lomba untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi adalah era di mana semua hal dan segala industri di dunia akan mengikuti era globalisasi saat itu. Ini akan menimbulkan persaingan yang sangat ketat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data laporan keuangan pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang dipublikasikan perusahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah tahun buku penerbitan laporan keuangan yaitu tahun buku 2010 sampai dengan 2013. Penulis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Obyek Penelitian Deskripsi obyek dalam penelitian ini menjelaskan mengenai hasil perolehan sampel dan data tentang likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan, seperti untuk membeli bahan baku, peningkatan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan, seperti untuk membeli bahan baku, peningkatan teknologi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menuntut perusahaan agar mampu menjaga eksistensinya sebagai perusahaan yang tumbuh dan berkembang. Dalam upaya tumbuh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa perusahaan, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2015. Teknik pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. deviasi dari setiap variabel dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. deviasi dari setiap variabel dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau mengambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya dalam penelitian ini. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 sampai tahun

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KELUASAN PENGUNGKAPAN INFORMASI DALAM LAPORAN TAHUNAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KELUASAN PENGUNGKAPAN INFORMASI DALAM LAPORAN TAHUNAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KELUASAN PENGUNGKAPAN INFORMASI DALAM LAPORAN TAHUNAN Amanda Azaria 1, Fatchan Achyani 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Email: amandaazaria@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Objek penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode waktu yang dipilih

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN 4.1. Analisis Perhitungan pada Variabel Independen 4.1.1. Analisis Price to Book Value (PBV) Price to Book Value berfokus pada nilai ekuitas perusahaan. Price to Book

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan tahunan/annual report perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi oleh manajemen kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi oleh manajemen kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, setiap lembaga pemerintah maupun swasta, perusahaan, para analis, kreditor, investor dan masyarakat sangat membutuhkan informasi. Informasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisa Penelitian ini menggunakan data skunder berupa laporan keuangan audit yang diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya kepada masyarakat (go public) melalui pasar modal. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya kepada masyarakat (go public) melalui pasar modal. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berubahnya kondisi lingkungan ekonomi di Indonesia banyak berpengaruh pada dunia usaha. Saat ini sudah banyak perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat (go

Lebih terperinci

DEWI JUNIARTI HONDRO JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

DEWI JUNIARTI HONDRO JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH) PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN TOTAL ASET, DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO ASSET RATIO TERHADAP RETURN ON INVESTMENT (ROI) (Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2014)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa komponen-komponen laporan keuangan yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapakn informasi perusahaannya. Salah satu media perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapakn informasi perusahaannya. Salah satu media perusahaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi keuangan sangat dibutuhkan oleh pihak yang berkepentingan dalam suatu perusahaan guna mengetahui kinerja dari sebuah perusahaan. Perusahaan dihadapkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. B. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi. manufaktur. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, ada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. B. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi. manufaktur. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, ada BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan sektor manufaktur yang sudah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta mempublikasikan laporan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minumum, maksimum, mean, dan standard deviasi dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Return to Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Total

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subjek Penelitian Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Dalam penelitian ini obyek penelitianya adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan laporan keuangan (annual report) kepada publik periode 2013

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan laporan keuangan (annual report) kepada publik periode 2013 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mengungkapkan laporan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Kuala Lumpur Stock Exchange (KLSE). Periode penelitian ini mencakup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode penelitian ini mencakup data tahun 2013 2015 dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh tingkat kesehatan bank berdasarkan metode CAMEL yang diukur dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. laporan keuangan yang telah diperiksa oleh akuntan publik dan didalamnya terdapat laporan

BAB II LANDASAN TEORI. laporan keuangan yang telah diperiksa oleh akuntan publik dan didalamnya terdapat laporan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Tahunan Laporan tahunan adalah suatu dokumen yang diterbitkan tiap tahun suatu perusahaan yang berisi laporan keuangan yang telah diperiksa oleh akuntan publik dan didalamnya

Lebih terperinci

Diterima: 23 November Disetujui: 19 Desember Dipublikasikan: Maret 2012

Diterima: 23 November Disetujui: 19 Desember Dipublikasikan: Maret 2012 JDA Vol. 4, No. 1, Maret 2012, pp. 55-63 ISSN 2085-4277 http://journal.unnes.ac.id/index.php/jda PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN LAPORAN TAHUNAN Linda Agustina Jurusan Akuntansi,

Lebih terperinci

Kepemilikan Institusional, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik, Luas Pengungkapan Laporan Keuangan

Kepemilikan Institusional, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik, Luas Pengungkapan Laporan Keuangan 1 ABSTRAK Tesa Hardianti, 2017 : Pengaruh Kepemilikan Institusional, Debt to equity ratio, Return on asset, Ukuran perusahaan,dan porsi saham publik terhadap luas pengungkapan laporan keuangan pada perusaahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh nilai dari masingmasing variabel yang akan diuji pada penelitian ini.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan pengujian hipotesis untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan pengujian hipotesis untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian empiris. Penelitian ini dilakukan dengan pengujian hipotesis untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan pihak investor luar yaitu publik di luar lingkup

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan pihak investor luar yaitu publik di luar lingkup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan merupakan mekanisme yang penting bagi manajer untuk berkomunikasi dengan pihak investor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena secara sistematis melalui pernyataan hubungan antar variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena secara sistematis melalui pernyataan hubungan antar variabel. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diukur dengan berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai fenomenafenomena. Teori-teori

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah perusahaan non-keuangan yang terdaftar di. Bursa Efek Indonesia periode tahun Berdasarkan kriteria

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah perusahaan non-keuangan yang terdaftar di. Bursa Efek Indonesia periode tahun Berdasarkan kriteria digilib.uns.ac.id 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008-2012. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai pengaruh variable independen (Current Ratio, Debt To Equity Ratio,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai pengaruh variable independen (Current Ratio, Debt To Equity Ratio, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Analisis Hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan model regresi berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan perusahaan perbankan yang listing pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengambilan data melalui ICMD (Indonesia Capital Market Directory).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengambilan data melalui ICMD (Indonesia Capital Market Directory). 50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian menggunakan data sekunder yang diambil dari data perusahaan consumer goods yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia)

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari: 1. Data laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia membutuhkan kajian teori sebagai berikut: khusunya informasi tersebut merupakan berita baik (good news).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia membutuhkan kajian teori sebagai berikut: khusunya informasi tersebut merupakan berita baik (good news). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian tentang pengaruh karakteristik perusahaan terhadap keluasan laporan tahunan pada sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia membutuhkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa laporan

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa laporan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa laporan keuangan yang dipublikasikan pada periode 2012-2014. Sumber data dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode tahun 2012-2015. Sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. profitabilitas serta laporan keuangan perusahan Food And Beverages tahun

BAB III METODE PENELITIAN. profitabilitas serta laporan keuangan perusahan Food And Beverages tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Data Penelitian Jenis data yang diperlukan adalah data sekunder yang berupa nama perusahaan, data mengenai ukuran perusahaan, likuiditas, leverage,dan profitabilitas serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat di indonesia pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat di indonesia pada saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat di indonesia pada saat ini dan kondisi ekonomi yang tidak menentu banyak berpengaruh pada dunia usaha. saat ini sudah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. variabel terikat adalah sebagai berikut : Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan :

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. variabel terikat adalah sebagai berikut : Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan : BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Analisa deskripsi semua variabel, baik variabel bebas maupun variabel terikat adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics N Minimum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode tahun 2010 sampai 2014.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode tahun 2010 sampai 2014. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Objek pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang mengelola bahan mentah menjadi barang jadi yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi data yang dilihat dari nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan variabel dependen, variabel independen, dan variabel control. Pengungkapan CSR sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek yang ditawarkan atau yang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek yang ditawarkan atau yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tempat pengalokasian dana yang efisien bagi perusahaan dan bagi investor. Investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Statistik deskriptif dalam penelitian ini meliputi nilai statistik deskriptif variabel return, CR, ROA, DER, EPS dan Beta. Dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian Deskripsi obyek penelitian meneliti profil perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini, yaitu perusahaan-perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aspek dan implikasi hubungan keagenan dalam praktik bisnis perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aspek dan implikasi hubungan keagenan dalam praktik bisnis perusahaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Teori keagenan merupakan sebuah teori yang mendasari atas berbagai aspek dan implikasi hubungan keagenan dalam praktik bisnis perusahaan. Hubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa annual report selama periode 2011-2015 pada perusahaan manufaktur yang melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang BAB III METODE PENELITIAN A. OBJEK/SUBJEK PENELITIAN Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Size

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin 45 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Pada bagian ini akan disajikan statistik deskriptif dari semua variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data pada variabel-variabel penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2014 Juli 2015 di Universitas Mercu Buana. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Pada bab ini membahas sejumlah analisis berkaitan dengan dengan datadata keuangan yang diperoleh dari penelitian adapun urutan pembahasan secara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pada deskripsi variabel penelitian akan dijelaskan nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standard deviasi pada masing-masing variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS 14 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Relevansi Nilai Setiap perusahaan sudah pasti memiliki laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut sebagai tanggung jawab dan keterbukaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum dan Obyek Penelitian Pada dasarnya obyek merupakan apa yang hendak diselidiki di dalam sebuah penelitian. Ada beberapa persoalan yang perlu untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. laporan keuangan perusahaan yang didapat dari Annual Report perusahaan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. laporan keuangan perusahaan yang didapat dari Annual Report perusahaan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Obyek Penelitian Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang didapat dari Annual Report perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lainnya. Berdasarkan tingkat penjelasan dari kedudukan variabelnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang listed di BEI pada tahun Penelitian ini akan menganalisis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang listed di BEI pada tahun Penelitian ini akan menganalisis 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dan populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listed di BEI pada tahun 2011-2014. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis data yang dilakukan dalam bab ini pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian. Bagian pertama merupakan analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Berdasarkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Berdasarkan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menerbitkan laporan keuangan yang lengkap (Annual

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, dan standard deviasi dari masingmasing

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu entitas bisnis membutuhkan modal untuk melakukan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Suatu entitas bisnis membutuhkan modal untuk melakukan aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu entitas bisnis membutuhkan modal untuk melakukan aktivitas operasional usahanya. Sementara terdapat pihak yang memiliki kelebihan dana (investor-kreditor)

Lebih terperinci