BAB I PENDAHULUAN. sahamnya kepada masyarakat (go public) melalui pasar modal. Dalam

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berubahnya kondisi lingkungan ekonomi di Indonesia banyak berpengaruh pada dunia usaha. Saat ini sudah banyak perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat (go public) melalui pasar modal. Dalam melakukan aktivitas di pasar modal para pelaku pasar mendasarkan keputusannya pada informasi yang diterimanya, diantaranya berasal dari laporan keuangan. Informasi laporan keuangan perlu dijabarkan kembali untuk menjelaskan angka akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan yang dikenal dengan pengungkapan. Sebagai upaya untuk menarik minat konsumen dan membentuk public image yang optimal, perusahaan dituntut untuk memberikan pengungkapan yang sama minimal dengan pesaingnya atau bahkan melebihi pengungkapan yang pernah dibuat oleh perusahaan pesaing sebelumnya. Tuntutan ini datang dari semakin tingginya tekanan dan tingkat persaingan yang dihadapi oleh perusahaan. Tekanan tersebut berasal dari dorongan untuk mengurangi risiko yang dihadapi oleh perusahaan dalam usahanya menampilkan diri sebagai perusahaan yang berkualitas. Karena itu perusahaan harus lebih transparan dalam mengungkapkan informasi perusahaan sehingga keberadaan dan ketersediaan informasi yang relevan dan 1

2 2 akurat akan sangat membantu dan menunjang kepercayaan baru bagi stakeholders dalam mengambil keputusan. Ketika krisis moneter terjadi di Indonesia mulai pertengahan tahun 1997 mengakibatkan suku bunga pinjaman berkisar 60 persen dan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika sekitar 300 persen. Dalam situasi krisis seperti itu banyak perusahaan mengurangi produksi bahkan berhenti total. Akibat lebih jauh volume dan nilai penjualan turun, kredit macet, dan jumlah karyawan berkurang. Dilain pihak krisis tersebut memberikan keuntungan bagi perusahaan berorientasi ekspor dengan kandungan bahan baku lokal. Dalam situasi krisis perusahaan eksportir tersebut dapat meningkatan volume dan nilai penjualan. Krisis moneter yang berkepanjangan dengan akibat merugikan atau menguntungkan bagi perusahaan diperkirakan akan memberikan pengungkapan laporan keuangan yang lebih luas dibandingkan dengan sebelum terjadinya krisis tersebut (Hendraningsih, 2008). Pengungkapan laporan keuangan selain merupakan bagian yang terpenting dari pelaporan keuangan yang meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan, juga mendukung aspek kualitatif informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Pengungkapan laporan keuangan dilakukan untuk kepentingan berbagai pihak seperti pemerintah, kreditor, investor, karyawan dan masyarakat umum. Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus memadai agar dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan, sehingga menghasilkan keputusan yang cermat, tepat, dan tidak menyesatkan.

3 3 Pengungkapan laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai penyajian informasi yang diperlukan untuk mencapai operasi yang optimum dalam pasar modal yang efisien. Hal ini menyiratkan bahwa harus disajikan informasi yang cukup agar memungkinkan diprediksinya kecenderungan (trend) dividen masa depan serta variabilitas dan kovariabilitas imbalan masa depan dalam pasar tersebut. (Hendriksen, 2002) Pengungkapan (disclosure) dalam laporan keuangan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu pengungkapan wajib (Mandatory Disclosure) dan pengungkapan sukarela (Voluntary Disclosure). Pengungkapam wajib adalah pengungkapan informasi yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Peraturan mengenai pengungkapan informasi dalam laporan keuangan di Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah melalui keputusan ketua BAPEPAM-LK. Sedangkan pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas manajemen perusahaan untuk memberikan informasi akuntansi dan informasi lainya yang dipandang relevan untuk keputusan oleh para pemakai laporan keuangan tersebut. Menurut peraturan mengenai laporan keuangan yang ada di Indonesia hal semacam ini dimungkinkan. Banyaknya informasi tersebut harus diungkapkan tidak hanya tergantung pada keahlian pembaca, akan tetapi juga pada standar yang dibutuhkan. Menurut Evans dalam Suwardjono (2005) mengidentifikasi tiga tingkat pengungkapan yaitu pengungkapan memadai (adequate disclosure), pengungkapan wajar atau etis (fair or ethical disclosure), dan pengungkapan penuh (full disclosure). Tingkatan ini mempunyai implikasi terhadap apa yang

4 4 harus diungkapkan. Konsep yang paling paling banyak digunakan dari ketiga pengungkapan ini adalah pengungkapan yang memadai (adequate disclosure), tetapi ungkapan ini menyiratkan jumlah pengungkapan minimum yang sejalan dengan tujuan negatif membuat laporan tersebut tidak menyesatkan. Wajar dan lengkap merupakan konsep yang lebih positif. Akan tetapi, pengungkapan informasi yang signifikan bagi investor serta pihak-pihak lainnya seharusnya memadai, wajar, lengkap (Hendriksen, 2002). Tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda. Karena pasar modal merupakan sarana pemenuhan dana dari masyarakat. Pengungkapan dapat diwajibkan untuk tujuan melindungi, tujuan informatif, tujuan pengawasan, dan tujuan kebutuhan khusus. Tujuan perlindungan atau protektif biasanya menuntut pengungkapan yang lebih luas dan lebih rinci, karena pengungkapan lebih luas biasanya terkendala oleh keagenan perusahaan untuk menyediakan informasi (Suwardjono 2005). Selain informasi yang didapat dari suatu pelaporan keuangan tergantung dari tingkat pengungkapan (disclosure), suatu pelaporan keuangan juga bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Jika tidak mempengaruhi keputusan, maka informasi tersebut

5 5 dikatakan tidak relevan terhadap keputusan yang diambil. Informasi yang relevan akan membantu pemakai membuat prediksi tentang hasil akhir dari kejadian masa lalu, masa kini, dan masa depan, yaitu memiliki nilai prediktif. Informasi yang relevan juga membantu pemakai menjustifikasi atau mengoreksi ekspektasi atau harapan masa lalu, yaitu memiliki nilai umpan balik. Agar relevan, informasi juga harus tersedia kepada pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas untuk mempengaruhi keputusan yang diambil. (Kieso et al. 2011). Dalam menentukan tingkat luas pengungkapan (disclosure) laporan keuangan suatu perusahaan, karakteristik perusahaan merupakan ciri khas atau sifat yang melekat dalam suatu entitas usaha yang dapat dilihat dari beberapa segi, diantaranya jenis usaha industri, tingkat kepemilikan, tingkat likuiditas, tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan (Sumarnadi, 2011). Penelitian ini menggunakan karakteristik perusahaan yang meliputi tingkat likuiditas, tingkat leverage, tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan dan saham publik. Penelitian tentang keluasan pengungkapan dalam laporan keuangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi merupakan hal yang penting dilakukan. Hal tersebut akan memberi gambaran tentang sifat perbedaan keluasan pengungkapan antara perusahaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi, serta dapat memberi petunjuk tentang kondisi perusahaan pada suatu masa pelaporan. Banyak penelitian yang menggunakan index disclosure methodology mengemukakan bahwa kualitas pengungkapan dapat diukur dan digunakan

6 6 untuk menilai manfaat potensial dari isi laporan keuangan. Pengetahuan tentang hubungan dalam analisis laporan keuangan, yaitu memberi gambaran tentang tipe dan jumlah informasi yang disediakan perusahaan dengan karakteristik tertentu, (Mawarta, 2001). Karakteristik perusahaan dapat dilihat dari beberapa faktor, misalnya: bidang usaha, pasar, sumber daya, dan sebagainya. Dalam konteks laporan keuangan penentuan karakteristik bisa ditetapkan dengan menggunakan tiga pendekatan kategori, yaitu: karaketristik yang berhubungan dengan structure, peformance, dan market. Structure meliputi ukuran perusahaan dan kemampuan hutangnya. Performance mencakup likuiditas perusahaan dan profitnya. Sedangkan market ditentukan oleh faktor-faktor yang bersifat kualitatif berupa tipe industri, tipe auditor dan status perusahaan (publik atau non publik) (Subiyantoro, 1996). Penelitian ini akan memberikan gambaran mengenai kondisi suatu perusahaan, serta memberikan gambaran mengenai sifat perbedaan kelengkapan pengungkapan antarperusahaan dan karakteristik perusahaan yang mempengaruhinya. Penelitian mengenai hubungan antara karakteristik perusahan dengan tingkat pengungkapan laporan keuangan telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Yang pertama rasio leverage suatu perusahaan, dalam penelitian yang dilakukan oleh Marwata (2001) menyatakan bahwa semakin tinggi rasio leverage maka akan menyediakan informasi secara lebih banyak untuk menemukan kebutuhan kreditur jangka panjang. Sedangkan penelitian yang di lakukan oleh Benardi et al. (2009)

7 7 bahwa tingkat leverage perusahaan tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan. Kedua, penelitian mengenai Size perusahaan yang dilakukan oleh (Fitriani, 2001) yang menyatakan bahwa variabel size perusahaan mempengaruhi kelengkapan pengungkapan. Sama hal nya dengan Sumarnadi (2011) menyatakan bahwa semakin besar size suatu perusahaan maka semakin besar indeks pengungkapan dalam laporan keuangan. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Bernadi et al. (2009) yang mengatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap luas pengungkapan. Dari ketiga peneliti tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin besar ukuran (size) perusahaan maka tingkat kelengkapan pengungkapannya semakin tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil. Ketiga, penelitian mengenai rasio likuiditas yang dilakukan oleh Sumarnadi (2011) yang menyatakan bahwa rasio likuiditas tidak berpengaruh terhadap indeks skor pengungkapan laporan keuangan. Artinya semakin rendah rasio likuiditas perusahaan tidak mempengaruhi dalam mengungkapan informasi di laporan keuangan. Sama hal nya dengan Benardi et al. (2009) bahwa likuiditas perusahaan tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan. Keempat, net profit margin Sumarnadi (2011). Hasil penelitian menunjukkan bahwa net profit margin mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan publik. Benardi et al. (2009) menyatakan bahwa profitabilitas perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan. Sama hal nya dengan penelitian Almilia dan

8 8 Retrinasari (2007) menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan. Mengacu pada penelitian-penelitian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang karakteristik perusahaan dari segi ukuran perusahaan, leverage, likuiditas, profitabilitas, dan porsi saham terhadap tingkat luas pengungkapan laporan keuangan. Penelitian ini hanya dikhususkan pada sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dikarenakan dalam perusahaan makanan dan minuman belum semua informasi yang disyaratkan dalam peraturan BAPEPAM diungkapkan secara lengkap oleh perusahaan (Sumarnadi, 2011). Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan topik PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT KELUASAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA 1.2 Identifikasi masalah Laporan keuangan merupakan jendela informasi yang memungkinkan mereka untuk mengetahui kondisi suatu perusahaan. Informasi yang harus disampaikan pada pihak luar manajemen harus memiliki kualitas yang tinggi. Tingginya kualitas informasi yang disampaikan tergantung dari tingkat pengungkapan (disclosure) laporan keuangan yang bersangkutan.

9 9 Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus memadai agar dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang cermat dan tepat. Dalam menentukan tingkat luas pengungkapan laporan keuangan suatu perusahaan, dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan yang merupakan ciri khas atau sifat yang melekat dalam suatu entitas usaha yang menggambarkan suatu kondisi perusahaan tersebut. Kondisi perusahaan didapat dari informasi akuntansi atau laporan keuangan melalui analisis faktor fundamental. Analisis faktor fundamental didasarkan pada laporan keuangan yang dapat dianalisis melalui analisis rasio-rasio keuangan. Adapun masalah yang akan diteliti dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap keluasan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan tahunan 2. Apakah rasio leverage berpengaruh terhadap keluasan kelengkapan pengungkapan laporan tahunan 3. Apakah Rasio likuiditas berpengaruh terhadap keluasan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan tahunan. 4. Apakah rasio net profit margin berpengaruh terhadap keluasan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan 5. Apakah porsi saham publik berpengaruh terhadap keluasan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan tahunan

10 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai : 1. Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap tingkat keluasaan pengungkapan laporan keuangan pada sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2. Pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan, saham publik terhadap tingkat luas kelengkapan pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Kegunaan Penelitian 1. Emiten Pengetahuan mengenai minimum disclosure agar informasi yang disajikan dapat bermanfaat untuk menganalisis dan pengambilan keputusan investasi 2. Investor Memberikan masukan dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan investasi 3. Bagi akademisi Dapat menambah literatur dan penelitian ini diharapkan dapat memacu penelitian yang lebih baik mengenai pengaruh karaketistik perusahaan terhadap tingkat keluasan laporan keuangan.

11 11 4. Peneliti Dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai pengaruh karakteristik perusahaan terhadap tingkat keluasan pengungkapan laporan keuangan. 1.5 Metodologi Penelitian Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Dalam penelitian ini kriteria yang ditetapkan adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan tahun secara berturut-turut. 2. Perusahaan yang mempunyai laporan keuangan yang berakhir 31 Desember. 3. Perusahaan listing yang terdaftar di BEI 4. Data perusahaan yang dibutuhkan untuk penelitian ini tersedia. Berdasarkan kriteria diatas yang dapat dijadikan sebagai sampel penelitian adalah 14 perusahaan Data dan Metode Pengumpulan Data 1. Penelitian ini hanya menggunakan data sekunder, yang dapat berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur makanan dan minuman di BEI periode dan catatan atas laporan keuangan yang ada di

12 12 Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam mengambil sampel yang dipilih dari populasi. 2. Penelitian kepustakaan (Library Research) Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh landasan teoritis yang berhubungan dengan masalah yang diteliti Teknik Analisis Data Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Melakukan perhitungan terhadap rasio-rasio variabel yang dianalisis, yaitu: rasio likuiditas, rasio leverage, net profit margin, ukuran perusahaan, saham publik, dan menghitung besarnya indeks kelengkapan pengungkapan. 2. Analisis Deskriptif merupakan suatu metode dalam mengorganisir dan menganalisis data kuantitatif, sehingga diperoleh gambaran yang teratur mengenai suatu kegiatan. 3. Uji Asumsi Klasik, terdapat empat asumsi yaitu: Uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S), Uji Multikolinieritas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji autokorelasi. 4. Analisi Regresi Berganda dihasilkan dengan cara memasukkan input data variabel ke fungsi regresi. Analisis persamaan regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat.

13 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Waktu penelitian berlangsung mulai bulan November 2012 sampai dengan selesai.