BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian

Transkripsi

1 BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian dalam penelitian ini. Adapun hasil-hasil dari penelitian yang dijadikan perbandingan tidak lepas dari topik penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan trhadap pengungkapan laporan keuangan melalui internet. Penelitian terkait pelaporan keuangan melalui internet telah dilakukan oleh Puri (2013) pada perusahaan yang memiliki nilai kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan yaitu pengukuran IFR Index, pengukuran variabel independen, tabulasi data, uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, uji model, dan analisis deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Ukuran Perusahaan, dan Pemilikan Saham Publik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Indeks pelaporan keuangan melalui internet yang akan diungkapkan oleh 50 leading Companies In Market Capitalization yang terdaftar di IDX. Penelitian sejenis yang dilakukan oleh Prasetya dan Irwandi (2012) membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap Reporting. Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode Dengan menggunakan teknik analisis deskriptif, uji normalitas, uji regresi linier berganda. 5

2 6 No Nama (Tahun) 1 Puri (2013) 2 Prasetya dan Irwandi (2012) Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Judul Objek/Variabel/A Penelitian nalisis Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Indeks Pelaporan Keuangan Melalui Internet Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Melalui Internet (Internet Reporting) pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Objek: 50 Leading Companies In Market Capitalization yang terdaftar di IDX. profitabilitas, likuiditas, leverage, ukuran perusahaan, pemilikan saham publik. DV= indeks pelaporan keuangan melalui internet (IFR). pengukuran IFR Index, pengukuran variabel independen, tabulasi data, uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, uji model, analisis deskriptif kualitatif. Objek: perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, leverage dan umur listing. DV= Internet Reporting (IFR). analisis deskriptif, uji normalitas, uji regresi linier berganda. Hasil Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Ukuran Perusahaan, dan Pemilikan Saham Publik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Indeks pelaporan keuangan melalui internet Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap Reporting.

3 7 3 Rozak (2012) 4 Mooduto (2013) 5 Abdillah (2015) Pengaruh Tingkat Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Saham Oleh Publik, Leverage dan Kelompok Industri Terhadap Tingkat Internet Reporting (IFR) Reaksi Investor atas Pengungkapan Internet Reporting Pengaruh Kepemilikan Saham Dan Kinerja Objek: perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2012 internet financial reporting (IFR) DV= profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan saham oleh publik, leverage dan kelompok industri analisis deskriptif, uji asumsi klasik dan regresi linier berganda Objek: perusahaan yang terdaftar di BEI tahun tingkat pengungkapan IFR dan ruang lingkup IFR. DV= reaksi investor Pengujian signifikansi abnormal return menggunakan one sample t-test, teknik multiple regression, final prediction error dari autoregressive dan independent sampel t-test. Objek: Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia tingkat profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tingkat Internet Reporting (IFR). Sementara variabel kepemilikan saham oleh publik, leverage dan kelompok industri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat Reporting (IFR). Investor bereaksi terhadap pengungkapan Reporting tanpa memperhatikan ruang lingkup pengungkapan IFR. Serta membuktikan adanya pengaruh tingkat informasi pengungkapan IFR terhadap reaksi investor. Namun tidak berhasil membuktikan bahwa ruang lingkup pengungkapan IFR berpengaruh terhadap abnormal return saham perusahaan. Kepemilikan manajerial dan kepemilikan blockholder

4 8 6 Manulla ng et al. (2014) Sumber: Data sekunder Keuangan Terhadap Pengungkapan Internet Reporting (IFR) Pengaruh Internet Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Berbasis Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan Tahun 2013 Reporting (IFR) DV= Kepemilikan manajerial dan kinerja keuangan Uji regresi linier berganda Objek: Perusahaan Pertambangan Yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia Tahun ) Reporting dan Tingkat pengungkapan informasi berbasis website DV= frekuensi perdagangan saham Metode kuantitatif kausal. berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan Reporting (IFR), sedangkan kinerja keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan Reporting (IFR). Reporting (IFR) berpengaruh positif terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan dan Tingkat pengungkapan informasi berbasis website (INFO) berpengaruh positif terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan B. Tinjauan Pustaka 1. Teori Keagenan (Agency Theory) (Jensen, 1976) menjelaskan bahwa teori keagenan ada ketika suatu orang atau lebih (principal) memperkerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa atas nama principal dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent.

5 9 Hubungan antara principal dan agent ini dapat mengarah pada permasalahan yaitu terjadinya ketidakseimbangan informasi (asymmetrical information) dimana agent memiliki informasi yang lebih banyak mengenai perusahaan dibandingkan dengan principal. Adanya asimetri informasi ini akan menimbulkan suatu biaya yang akan ditanggung oleh principal maupun agent yaitu, (1) monitoring cost, biaya yang muncul akibat adanya kegiatan untuk memonitori perilaku agent; (2) bonding cost biaya yang akan ditanggung oleh agent dimana biaya ini dikeluarkan untuk menetapkan dan mematuhi meknisme yang menjamin bahwa agent akan bertindak untuk kepentingan principal; (3) residual loss suatu pengorbanan berupa berkurangnya kemakmuran principal sebagai akibat dari perbedaan keputusan agent dan principal. Penerapan manajemen risiko dapat menurunkan biaya keagenan dan meningkatkan nilai perusahaan. Manajemen risiko perusahaan juga dapat dijadikan mekanisme pengawasan dalam menurunkan informasi asimetris dan berkontribusi untuk menghindari perilaku oportunis dari manajer. 2. Teori Sinyal (Signal Theory) Teori sinyal menjelaskan mengenai informasi-informasi yang dibutuhkan oleh para investor untuk dijadikan pertimbangan dalam menentukan apakah para investor akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang bersangkutan atau tidak (Suwardjono, 2005). Dengan cara memberikan sinyal pada pihak luar berupa informasi keuangan yang positif dan dapat dipercaya serta mengenai prospek

6 10 perusahaan di masa mendatang akan mengurangi asimetri informasi antara principal dan agent. 3. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan produk atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam poses pengambilan keputusan, sebagai pertanggungjawaban atau accountability dan juga dapat menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai tujuannya (Harahap, 2002). Laporan keuangan harus disusun sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan peraturan Bapepam. 4. Pelaporan keuangan Pelaporan keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan diantarnya, yaitu laporan keuangan, informasi pelengkap, dan media pelapor lainnya berbeda dengan laporan keuangan yang hanya mencangkup Neraca, Laporan Laba/Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Modal dan Catatan atas Laporan Keuangan (Anis dan Ghozali, 2003). 5. Pengungkapan Wajib dan Sukarela Menurut Suwardjono (2005) pengungkapan merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statemen keuangan.

7 11 Suatu informasi berguna bagi investor ketika suatu informasi tersebut dapat memengaruhi reaksi investor untuk melakukan transaksi di pasar modal. Hal ini dapat dilihat melalui perubahan harga saham dan aktivitas volume perdagangan saham (Nurdin dan Cahyandito, 2006). Pengungkapan informasi dapat dikelompokkan menjadi dua, pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan informasi yang harus diungkapkan oleh perusahaan dan telah diatur oleh pemerintah atau badan pembuat standar yang berlaku. Sedangkan pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan yang tidak diharuskan oleh peraturan yang berlaku, pengungkapan ini bersifat bebas namun informasi yang diungkapkan harus tetap relevan dalam membantu pengambilan keputusan untuk melakukan investasi. 6. Reporting (IFR) Reporting (IFR) adalah pelaporan laporan keuangan melalui internet yaitu website perusahaan. Pengungkapan informasi pada website juga merupakan sebagai suatu upaya dari perusahaan untuk mengurangi asimetri informasi antara perusahaan dengan pihak luar (Manullang et al., 2014). Menurut (Fitriana, 2009), Reporting (IFR) memiliki beberapa keuntungan antara lain: a. Menawarkan solusi biaya rendah, bagi investor memberikan kemudahan dalam mengakses informasi perusahaan. Sedangkan bagi perusahaan dapat mengurangi biaya untuk

8 12 mencetak serta mengirim informasi kepada pihak investor. Memberikan ketepatan waktu dalam menyampaikan informasi perusahaan sehingga informasi lebih relevan. b. Sebagai media komunikasi massa untuk laporan perusahaan. Informasi dapat diakses oleh pengguna yang lebih luas daripada media komunikasi yang lama. Tidak ada batasan wilayah sehingga dapat mengembangkan jumlah investor potensial. c. Menawarkan informasi keuangan dalam berbagi format yang memudahkan dan bisa didownload d. Memungkinkan pemakai berinteraksi dengan perusahaan untuk bertanya atau memesan informasi tertentu dengan cara yang jauh lebih mudah dan murah di banding mengirim surat atau telepon ke perusahaan. Pengungkapan informasi yang diungkapkan oleh perusahaan dapat dinilai menggunakan indikator penilaian IFR dengan 22 item pengungkapan, dimana item tersebut diadaptasi dari penelitian Lai et al. (2009) dengan mengurangi beberapa item yang dianggap tidak diperlukan. Tabel 2.2 Item Pengungkapan IFR TIPE PENGUNGKAPAN ITEM PENGUKURAN INFORMASI 1 Sejarah dan profil perusahaan Profil Dasar 2 Strategi, visi dan misi 3 Informasi produk dan layanan

9 13 Berita Terbaru Item operasional Informasi keuangan Informasi saham Sumber: Data sekunder 4 Tim manajemen dan organisasi perusahaan 5 Informasi sumberdaya manusia 6 Konglomerasi dan investasi 7 Ramalan dan tujuan operasi 1 Informasi industri 2 Informasi produk dan operasi 3 Berita terbaru seputar keuangan 1 Profil operasi Analisis industri dan laporan penelitian 2 terkait 1 Laporan keuangan kuartal 2 Laporan keuangan tengah tahunan 3 Laporan keuangan tahunan 4 Informasi pendapatan bulanan operasional 5 Analisis keuangan 6 Ramalan keuangan Informasi harga saham historis dan deviden 1 2 Kebijakan deviden 3 Informasi harga saham terkini 4 Informasi agen saham C. Kerangka Konseptual dan Perumusan Hipotesis 1. Rerangka Penelitian Profitabilitas Likuiditas Reporting (IFR) Leverage Gambar 2.1 Rerangka Penelitian 2. Hipotesis a. Pengaruh profitabilitas perusahaan terhadap pengungkapan IFR Profitabilitas dapat menunjukkan suatu kinerja manajemen dalam mengelola suatu perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang

10 14 memiliki profitabilitas tinggi akan memacu perusahaan dalam menyebarluaskan informasi perusahaan, terutama informasi keuangan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan para investor terhadap perusahaan tersebut (Kusumawardani, 2011). Menurut Marston (2003) semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka semakin besar kemungkinan perusahaan untuk mengungkapkan informasi keuangan, termasuk melakukan praktek IFR sebagai salah satu sarana untuk menyebarluaskan goodnews. Sebaliknya, perusahaan yang kurang profitable mungkin akan menghindari pengungkapan sukarela melalui IFR karena mereka berusaha untuk menyembunyikan badnews yang ada di perusahaan. H1: Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan IFR. b. Pengaruh likuiditas perusahaan terhadap pengungkapan IFR Likuiditas mampu menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendek. Semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya maka semakin likuid perusahaan tersebut. Likuiditas yang tinggi akan mendorong perusahaan dalam pelaporan keuangan selengkap mungkin (Kusumawardani, 2011). Tingkat likuiditas yang diungkapkan oleh perusahaan akan memengaruhi investor dalam mengambil keputusan investasi, investor tidak akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang kurang likuid karena perusahaan yang kurang likuid menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mengalami kesulitan keuangan dan akan semakin lambat dalam membayar kewajibannya.

11 15 H2: Likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan IFR c. Pengaruh leverage terhadap pengungkapan IFR Leverage menggambarkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban lancarnya serta menunjukkan sejauh mana aset perusahaan dibiayai oleh utang perusahaan. Dalam Teori Keagenan dijelaskan bahwa semakin tinggi leverage perusahaan, semakin baik transfer kemakmuran dari kreditur kepada pemegang saham perusahaan. Perusahaan yang memiliki proporsi utang lebih besar dalam struktur permodalannya akan mempunyai biaya agensi yang lebih tinggi. Di sisi lain dengan proporsi leverage yang lebih tinggi, maka kebutuhan informasi mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya oleh kreditur akan lebih tinggi. Salah satu cara untuk mengurangi biaya agensi serta konflik kepentingan yang muncul yaitu melakukan pengungkapan informasi yang lebih banyak, dengan menyajikan pengungkapan informasi keuangan melalui website perusahaan. H3: Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan IFR.