BAB V SIMPULAN, KONTRIBUSI, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN. terdapat perbedaan antara pengalaman biasa dan luar biasa (Abraham, 1986) dan
|
|
- Herman Rachman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V SIMPULAN, KONTRIBUSI, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Isu sentral penelitian mengenai pengalaman biasa dan luar biasa yaitu terdapat perbedaan antara pengalaman biasa dan luar biasa (Abraham, 1986) dan terbatasnya penelitian empiris mengenai pengalaman biasa. Hasil penelitian ini secara empiris dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi dan indikator-indikator pengalaman biasa dan luar biasa pada konteks wisata petualangan kemah dan arung jeram dengan subjek individu berkelompok. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan antara pengalaman biasa dan luar biasa. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengalaman biasa dan luar biasa adalah keselarasan alam, komunitas, pengembangan pembaharuan diri, kenikmatan hidup, pengalaman baru, motivasi, dan harapan. Sementara, indikator-indikator pengalaman biasa meliputi kenangan mudah dilupakan, kenyamanan, kemudahan, dan kedamaian. Sedangkan, indikator pengalaman luar biasa meliputi kenangan sulit dilupakan, kekaguman, kebahagiaan batin, dan kegairahan. Penelitian empiris ini mengungkapkan terdapat 4 faktor yang mempunyai hubungan signifikan sesuai dengan arah hipotesis yaitu faktor pertama, hubungan keselarasan alam pada pengalaman luar biasa. Faktor keselarasan alam mempunyai pengaruh positif pada pengalaman luar biasa dikarenakan individu 130
2 yang melakukan wisata petualangan arung jeram mempunyai jiwa petualang, selalu memperhatikan lingkungan alam yang sifatnya masih alami, otentik, orisional, dan unik. Hasil penelitian ini didukung oleh studi Arnould dan Price (1998) yang menyatakan bahwa keselarasan alam mendukung individu untuk memperoleh pengalaman luar biasa wisata petualangan arung jeram, melalui kedekatan pada lingkungan alam. Faktor kedua yaitu, komunitas mempunyai pengaruh positif pada pengalaman luar biasa. Penjelasannya bahwa individu mempunyai keberanian menghadapi tantangan, mempunyai dorongan untuk memuaskan adrenalinnya dalam mengarungi jeram di sungai yang penuh tantangan, dan ingin merasakan keberhasilan antar individu. Faktor ketiga yaitu pengembangan diri pembaharuan mempunyai pengaruh positif pada pengalaman luar biasa. Penjelasannya bahwa individu memperoleh kepercayaan diri mengatasi tantangan dan kemampuan mempelajari istilah-istilah khusus. Faktor keempat, yaitu harapan mempunyai pengaruh positif pada pengalaman luar biasa disebabkan individu memperoleh kegembiraan psikis setelah melakukan wisata petualangan arung jeram, memberikan efek yang menyenangkan, dan membentuk hubungan emosional dengan alam. Individu yang belum pernah melakukan petualangan memutuskan untuk melakukan wisata petualangan arung jeram, tanpa memperdulikan apakah yang diperoleh nantinya sesuai atau tidak sesuai dengan harapan, pengorbanan waktu, dan biaya yang telah dikeluarkan untuk melakukan wisata petualangan arung jeram. 131
3 Selanjutnya, 5 faktor yang mempunyai hubungan signifikan negatif yaitu, faktor pertama, komunitas mempunyai pengaruh negatif pada pengalaman biasa dikarenakan individu yang melakukan wisata petualangan kemah mempunyai keinginan merelaksasi pikiran dan merasakan kebersamaan di lingkungan alam, namun hanya beraktifitas mendirikan tenda, membuat api unggun, dan mendengarkan kicauan burung. Faktor kedua, yaitu pengembangan pembaharuan diri mempunyai pengaruh negatif pada pengalaman biasa disebabkan individu yang melakukan wisata petualangan kemah tidak berusaha melakukan pembelajaran dari alam, tidak dapat meninggalkan peralatan modern, menghindari aktivitas yang menantang, dan menuntut fasilitas yang mirip dengan tempat tinggalnya. Faktor ketiga, yaitu pengalaman baru mempunyai pengaruh negatif pada pengalaman biasa, disebabkan individu yang melakukan wisata petualangan kemah mempunyai kesibukan dan jarang melakukan wisata petualangan. Faktor keempat, yaitu kenikmatan hidup mempunyai pengaruh negatif pada pengalaman biasa disebabkan individu yang melakukan wisata petualangan kemah memperoleh kesenangan dan kegembiraan, namun tidak dapat melepaskan diri dari tekanan hidup dan rutinitas keseharian. Kenikmatan hidup bersumber dari sensasi yang ditimbulkan oleh pengalaman dan dipenuhi oleh kesenangan yang diberikan dari mengkonsumsi suatu produk yang terkait dengan pengalaman individu tersebut. Ketika memperoleh pengalaman wisata petualangan kemah, individu-individu hanya memperoleh kesenangan tanpa menfokuskan kemampuan diri yang harus dikeluarkan. Faktor kelima yaitu, motivasi mempunyai pengaruh 132
4 negatif pada pengalaman biasa, disebabkan individu mencari perkemahan yang tenang untuk bersantai agar lebih dekat dengan alam, menghindari keramaian kota, memperoleh kebersamaan dengan lainnya. Namun responden tidak dapat melarikan diri dari rutinitas keseharian dan tidak terdapat tantangan, sehingga motivasi diri menjadi rendah dikarenakan telah tersedia berbagai fasilitas. Hasil penelitian ini telah mendukung studi Swarbrooke et al., (2003) menyatakan bahwa individu mempunyai motivasi untuk mencari ketenangan, melarikan diri, keamanan, dan kenyamanan. Sedangkan 5 faktor pemengaruh yang tidak mempunyai hubungan signifikan, yaitu faktor pertama, keselarasan alam tidak signifikan pada pengalaman biasa. Penjelasannya bahwa individu ketika melakukan wisata petualangan kemah tidak berusaha meningkatkan pemahaman penghayatan keselarasan dengan alam sekitarnya, sehingga tidak menjadikan alam sebagai sarana berinteraksi dengan lingkungan alam. Hasil penelitian sesuai dengan studi Arnould dan Price (1993) menjelaskan bahwa individu untuk dapat bertindak selaras dengan alam tidak mudah dilakukan, hal ini disebabkan perasaan, pikiran, ucapan, dan tindakan tiap individu berbeda sehingga sulit diselaraskan ketika melakukan wisata petualangan kemah. Faktor kedua, yaitu faktor pengalaman baru tidak signifikan pada pengalaman luar biasa, disebabkan individu telah melakukan wisata petualangan arung jeram sebelumnya, mempunyai mental yang lebih untuk menaklukan arus sungai yang deras, mencari tantangan yang lebih besar, dan sungai yang menawarkan keunikan. Hasil penelitian ini mendukung 133
5 penelitian Hirschman (1984) dan Lee dan Crompton (1992) yang menyatakan bahwa individu memperoleh pengalaman kognitif, mencari sensasi petualangan, dan menghindari kebosanan. Tingkat pengalaman baru dirasakan terkait dengan benda-benda, lingkungan, atau orang lain. Proposisi pencarian pengalaman baru meliputi perbedaan untuk mendapatkan pengalaman baru, tujuan wisata yang berbeda, dan karakter pengalaman konsumen. Faktor ketiga, yaitu kenikmatan hidup tidak signifikan pada pengalaman luar biasa. Penjelasannya individu tidak memperoleh sensasi berbeda dan kenikmatan hidup yang jarang diperoleh sebelumnya. Berbeda bila melintasi jeram bersifat ekstrim yang dapat melepaskan adrenalin dengan kegembiraan. Hasil penelitian ini mendukung studi terdahulu (Hirschman dan Holbrook, 1982; Mano dan Oliver, 1993; Babin et al., 1994). Kenikmatan hidup merupakan cerminan dari konsumsi yang menekankan pada aspek kesenangan dan kegembiraan. Individu memperoleh kenikmatan hidup berdasarkan emosi dan kesenangan yang dapat melepaskan diri dari rutinitas keseharian. Faktor keempat, yaitu motivasi tidak signifikan pada pengalaman luar biasa, disebabkan individu melakukan wisata petualangan arung jeram bertindak cenderung lebih santai, memperoleh pengakuan, dan pasif mengikuti perintah pemandu, sehingga tidak memperoleh pengalaman luar biasa. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan MacCannell, (2002) menyatakan bahwa individu mempunyai motivasi melakukan wisata petualangan yaitu ingin melakukan interaksi sosial antar individu dan mendapatkan status atau pengakuan. Faktor 134
6 kelima yaitu, harapan tidak signifikan pada pengalaman biasa, disebabkan individu ketika melakukan wisata petualangan kemah mempunyai berbagai harapan yang tidak sesuai dengan yang terjadi. Mayoritas responden mempunyai harapan dapat melakukan aktivitas wisata petualangan kemah dengan dikelilingi lingkungan alam yang asli dan cuaca yang mendukung, serta aktivitas yang bersifat spontanitas dan menantang dapat dilakukan dengan baik. Hasil penelitian didukung oleh studi terdahulu yang dilakukan oleh Boulding et al., (1993) dan Yüksel dan Yüksel, (2001) yang mengungkapkan bahwa tinggi rendah harapan individu melakukan wisata petualangan, pembalikan terjadi bila individu mengalami cuaca buruk. Individu mempunyai keinginan intensitas emosi yang tinggi sehingga terjadi subyektifitas. Individu mempunyai subyektifitas sehingga terjadi ketidakpastian dan perbedaan harapan. Penyebab lainnya terjadi ketidakpastian dan perbedaan harapan adalah individu menginginkan perbedaan tantangan dan tingkatan kegembiraan. Individu yang melakukan wisata petualangan secara berkelompok dengan kesamaan lingkungan mempunyai perbedaan harapan. Perbedaan harapan dipengaruhi oleh pengalaman masing-masing individu sebelumnya dan promosi atau informasi pemasar maupun pesaing. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa, model penelitian yang diajukan untuk menjelaskan pengalaman biasa dan luar biasa wisata petualangan kemah dan arung jeram mempunyai hasil goodness of fit yang tinggi sebesar Berdasarkan hasil penelitian ini menjelaskan bahwa indikator kenangan mudah 135
7 dilupakan (KML) sebesar 0.780, kenyamanan (KYM) sebesar 0.792, kemudahan (KMD) sebesar 0.787, dan kedamaian (KDM) sebesar menjadi indikator pada pengalaman biasa wisata petualangan kemah. Sedangkan kenangan sukar dilupakan (KSL) sebesar 0.702, kekaguman (KGM) sebesar 0,792, kebahagiaan batin (KBT) sebesar 0,787, dan kegairahan (KGH) sebesar 0,781 menjadi indikator-indikator pengalaman luar biasa wisata petualangan arung jeram. Hasil penelitian ini menjelaskan indikator-indikator pada pengalaman biasa dan luar biasa. Indikator-indikator pengalaman biasa yaitu kenangan mudah dilupakan (KML) sebesar 0.985, kenyamanan (KYM) sebesar 0.984, kemudahan (KMD) sebesar 0.984, dan kedamaian (KDM) sebesar Sedangkan indikator-indikator pengalaman luar biasa adalah kenangan sukar dilupakan (KSL) sebesar , kekaguman (KGM) sebesar -0,980, kebahagiaan batin (KBT) sebesar -0,983, dan kegairahan (KGH) sebesar -0,979. Hasil penelitian ini mendukung studi White dan Dolan (2009) menjelaskan bahwa hasil akhir yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya akan mempengaruhi individu untuk melakukan evaluasi memperoleh pengalaman luar biasa. Pengalaman adalah eksistensial, artinya sekalipun individu melakukan pada situasi dan kondisi yang sama, namun terkadang tidak memperoleh pengalaman mengesankan. Selanjutnya, Caprariello dan Reis (2012) mengungkapkan bahwa hanya sedikit penelitian yang memfokuskan pada indikator pengalaman biasa dan luar biasa karena sebagian besar penelitian sebelumnya hanya memfokuskan bagaimana individu memperoleh pengalaman. 136
8 5.2. Kontribusi Penelitian Kontribusi Teori Penelitian ini menguji faktor-faktor yang mempengaruhi pengalaman biasa dan luar biasa secara empiris yang belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya, sehingga menghasilkan studi empiris yang lebih integratif dibandingkan model-model empiris studi-studi terdahulu karena mengintegrasi faktor-faktor yang mempengaruhi (keselarasan alam, komunitas, pengembangan pembaharuan diri, kenikmatan hidup, pengalaman baru, motivasi, dan harapan) sebagai antesedensi dan indikator-indikator (kenangan mudah dilupakan, kenyamanan, kemudahan, kedamaian, kenangan sukar dilupakan, kekaguman, kebahagiaan batin, dan kegairahan) sebagai konsekuensi pengalaman biasa dan luar biasa wisata petualangan kemah dan arung jeram yang dilakukan individu secara berkelompok. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang memfokuskan hasil positif, seperti pengalaman luar biasa (Arnould dan Price, 1993), pengalaman aliran atau puncak (Martin dan Priest, 1986), dan pengalaman penemuan jati diri (Walle, 1997). Penelitian ini membangun indikator-indikator pengalaman biasa dan luar biasa melalui studi eksplorasi, sehingga dapat diidentifikasi indikator-indikator pengalaman biasa dan luar biasa yang belum dilakukan oleh studi empiris terdahulu, khususnya pengalaman biasa. Selanjutnya, penelitian ini menguji secara simultan faktor-faktor yang mempengaruhi dan indikator-indikator pengalaman biasa, dimana pada penelitian sebelumnya diuji hanya pada 137
9 pengalaman luar biasa, sedangkan pengalaman biasa belum diuji secara empiris dalam studi-studi empiris terdahulu. Penelitian ini dapat mengungkapkan bahwa pengalaman biasa dan luar biasa wisata petualangan mempunyai keterkaitan dengan perilaku eksplorasi. Perilaku eksplorasi adalah perilaku yang ditujukan untuk memodifikasi stimulasi dari lingkungan. Penelitian ini menunjukkan bahwa individu dengan tingkat stimulasi optimum yang tinggi, akan menunjukkan kesadaran yang lebih tinggi, dan kecenderungan yang lebih besar untuk mengevaluasi, menerima secara simbolis, mencoba, dan mengadopsi produk wisata petualangan baru meskipun mengambil risiko yang lebih besar. Pengujian pengalaman biasa dan luar biasa wisata petualangan yang dilakukan oleh individu secara berkelompok dapat memperkaya khazanah referensi studi dalam konteks wisata petualangan Kontribusi Metode Penelitian Berdasarkan metodologi, penelitian ini menggunakan desain penelitian survei kuesioner pada individu pelaku wisata petualangan secara berkelompok. Penelitian ini juga berkontribusi dalam mengidentifikasi pengukur-pengukur pengalaman biasa dan luar biasa dengan keakuratan prediksi dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Identifikasi pengukur-pengukur pengalaman biasa dan luar biasa dilakukan melalui studi eksplorasi dengan wawancara mendalam, diskusi fokus terkelompok, dan observasi sehingga dapat mengembangkan instrumen penelitian yang valid dan reliabel. 138
10 Selanjutnya, proses konfirmasi model penelitian ini menggunakan model pengujian multiple indicator multiple causes (MIMIC) karena secara konseptual faktor-faktor yang mempengaruhi dan indikator-indikator pengalaman biasa dan luar biasa teridentifikasi sebagai konstruk formatif dan reflektif. Berdasarkan metodologi, konstruk formatif, dan reflektif dapat diestimasi secara lebih baik dengan model pengujian MIMIC Kontribusi Manajerial Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar analisis kebijakan bisnis dengan memfokuskan pada produk wisata petualangan khususnya kemah dan arung jeram. Penelitian ini memberikan implikasi bagi praktisi untuk memahami fenomena yang nyata berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi dan indikator-indikator pengalaman biasa dan pengalaman luar biasa produk wisata petualangan. Para praktisi juga dapat memahami bagaimana cara mengetahui tiaptiap interaksi antar individu ketika memperoleh pengalaman biasa dan luar biasa wisata petualangan, sehingga dapat mengatasi perbedaan antara harapan dan hasil yang diperoleh wisatawan Keterbatasan Penelitian Kemah dan arung jeram merupakan wisata petualangan yang telah dipilih paling banyak oleh responden sebagai produk wisata yang memberikan pengalaman biasa dan luar biasa. Namun, selain kemah dan arung jeram, terdapat produk wisata petualangan lain yang tidak dieksplorasi. Oleh karena itu, beberapa temuan yang spesifik dalam penelitian ini mungkin tidak ditemukan dalam 139
11 konteks pengalaman lainnya. Selanjutnya, temuan dalam penelitian ini terbatas pada faktor-faktor yang mempengaruhi dan indikator-indikator yang diuji, sedangkan faktor dan indikator lainnya yang mungkin tidak terwakili dalam penelitian ini belum diuji secara empiris. Dalam penelitian ini tidak memfokuskan isu pada variasi dan dinamika kelompok, disebabkan pengalaman biasa wisata petualangan kemah dan pengalaman luar biasa wisata petualangan arung jeram mempunyai perbedaan dengan produk wisata petualangan lainnya, dapat dimisalkan kelompok motor dan mobil besar atau kelompok sepeda. Ketika melakukan arung jeram, individu dengan individu lainnya bergabung dalam satu regu secara spontan, selanjutnya mengarungi jeram dengan satu perahu bersama-sama. Sehingga, memperoleh pengalaman luar biasa. Sementara, pengalaman wisata petualangan lainnya telah mempunyai rutinitas dan komunitas yang telah mengetahui proses aktivitas selanjutnya. Sedangkan, wisata petualangan arung jeram tidak dipengaruhi karakteristik personal dan kelompok, namun, terjadi secara spontan Saran Berdasarkan hasil penelitian empiris yang telah dilakukan, maka beberapa saran bagi penelitian selanjutnya dapat dinyatakan sebagai berikut Saran Teoritis Pengalaman biasa wisata petualangan kemah dan pengalaman luar biasa wisata petualangan arung jeram tidak melalui evaluasi subyektif berdasarkan kognitif, afektif, keprilakuan, dan sensorik. Serta tidak diukur dari pra konsumsi, 140
12 konsumsi, dan paska konsumsi. Penegasan konstruk pengalaman biasa dan luar biasa merupakan konstruk yang diperoleh individu tidak bersamaan atau menjadi suatu pilihan. Pemengaruh pengalaman biasa dan luar biasa bersifat positif disebabkan keterbatasan penelitian empiris pengalaman biasa dan hasil studi terdahulu Saran Metodologis Penelitian selanjutnya perlu mengenai pengalaman biasa dan luar biasa membutuhkan perhatian pada definisi operasional, karakteristik sampel, dan alat ukur. Definisi operasional diperjelas sehingga tidak membingungkan penelitian selanjutnya. Batasan usia diperluas agar penelitian selanjutnya lebih merata penyebarannya. Pengembangan item-item pengalaman biasa dan luar biasa dari berbagai studi terdahulu agar hasil penelitian lebih mempunyai kesesuaian dengan tujuan penelitian Saran Praktisi Secara praktis, temuan penelitian ini dapat menjadi informasi ilmiah bagi para pemangku kepentingan. pengembangan faktor-faktor dan indikator-indikator pengalaman biasa dan luar biasa dapat diaplikasikan pada daerah wisata petualangan agar diminati oleh kelompok pelaku wisata petualangan, tidak hanya untuk waktu yang singkat tetapi dapat menjadi pilihan untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Bagi perusahaan jasa wisata petualangan, penelitian ini menyajikan penjelasan tentang implikasi manajerial perilaku wisata petualangan yang 141
13 dilakukan oleh individu secara berkelompok. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar analisis kebijakan bisnis dengan memfokuskan pada pengalaman biasa dan luar biasa. Penyedia jasa wisata dapat berfokus pada pengembangan faktor-faktor yang mempengaruhi pangsa pasar pengalaman biasa dan luar biasa. Seperti halnya menentukan faktor-faktor dan indikator-indikator pengalaman biasa dan luar biasa untuk dikembangkan pada daerah wisata petualangan agar diminati oleh individu tidak hanya untuk waktu yang singkat tetapi dapat menjadi pilihan individu sebagai wisatawan untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Diharapkan pihak-pihak yang berkepentingan dapat memperhatikan penyediaan tempat dan produk wisata petualangan yang mempunyai kekhususan tantangan dan risiko, sehingga individu-individu yang melakukan wisata petualangan memperoleh sesuatu yang berbeda dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi dan menyesuaikan dengan pengalaman konsumen yang terlibat dalam aktivitas dan pengalaman. Bagi pemerintah daerah, diharapkan dapat bekerjasama dengan penyedia jasa wisata petualangan dan masyarakat sekitar melalui pembenahan fasilitas pendukung yang berfokus pada pengalaman biasa dan luar biasa. Sehingga, dapat meningkatkan nilai daerah yang mempunyai wisata berbasis alam dan mempunyai keunikan yang memungkinkan individu untuk mengembangkan pengalaman untuk mendapatkan kenangan, tantangan, penguasaan keterampilan, dan kemampuan. 142
BAB I PENDAHULUAN. Pergeseran paradigma pemasaran jasa menuju pemasaran pengalaman
BAB I PENDAHULUAN Pergeseran paradigma pemasaran jasa menuju pemasaran pengalaman berimplikasi pada strategi pemasaran dan riset-riset empiris pemasaran. Namun, kajian tentang konsep pengalaman biasa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa jenis olah raga yang dewasa ini sedang populer di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ada beberapa jenis olah raga yang dewasa ini sedang populer di masyarakat dan dijadikan peluang bisnis oleh para pengusaha. Jenis olah raga tersebut antara lain adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Memasuki musim liburan banyak wisatawan datang berlibur ke tempat-tempat menarik untuk refreshing ataupun menghilangkan kejenuhan dan kepenatan dari segala aktivitas
Lebih terperinci6. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
55 6. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan untuk menjawab pertanyaan penelitian berdasarkan analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti pada bab sebelumnya. Pada
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini memberikan lima kesimpulan yang dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Variabel kebaruan, pujian dari orang
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dalam menganalisis perilaku konsumen khususnya mengenai perilaku
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam menganalisis perilaku konsumen khususnya mengenai perilaku pembelian impuls, pemasar perlu memahami mengenai Roda Analisis Konsumen (Peter & Olson, 2000), sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan mobil tidak lebih efisien dibandingkan dengan sepeda motor. Hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era modern ini sepeda motor merupakan alat transportasi yang murah dan lebih fleksibel untuk menyusuri kemacetan yang ada di jalan raya dibandingkan dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhlik hidup ciptaan Allah SWT. Allah SWT tidak menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup ciptaan Allah yang lain adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan aktivitas gaya hidup (misalnya Lury, 1996; Bayley dan Nancarrow, 1998
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kegiatan berbelanja bukan merupakan kegiatan untuk memperoleh barang-barang atau memenuhi kebutuhan namun telah menjadi hiburan penting dan aktivitas
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. yang memotivasi konsumen untuk berolah raga arung jeram serta menguji
BAB IV ANALISIS DATA A. Penjelasan Penelitian Pada bab empat ini akan dilakukan pembahasan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian deskriptif komparatif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti trend yang berkembang di pasar. Oleh karena itu, para pemasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sifat manusia cenderung konsumtif, yang berarti bahwa konsumen selalu mengkonsumsi produk atau jasa sepanjang waktu. Perilaku konsumtif ini muncul selain dikarenakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Fenomena ini dapat dibuktikan dengan adanya perubahan gaya hidup masyarakat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perekonomian dan perkembangan zaman yang semakin modern, berdampak pada pergeseran budaya berbelanja masyarakat di Indonesia. Fenomena ini dapat
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyajian hasil penelitian ini merupakan penjelasan mengenai data hasil
74 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penyajian Hasil Penelitian Penyajian hasil penelitian ini merupakan penjelasan mengenai data hasil penelitian dari angket yang telah disebarkan ke responden yaitu anggota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikunjungi dengan maksud dan tujuan untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Secara umum, pengertian pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang (wisatawan) untuk mengunjungi tempat wisata di daerah objek wisata
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Penelitian serupa mengenai hubungan kepemimpinan karismatik dengan kepuasan kerja
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian serupa mengenai hubungan kepemimpinan karismatik dengan kepuasan kerja dan komitmen organisasional telah banyak dilakukan di luar Indonesia. Penelitian yang pernah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pengolahan data, diperoleh hasil profil responden berdasarkan jenis kelamin sebanyak 154 orang responden atau sebesar 77% berjenis kelamin pria, sedangkan
Lebih terperinciCultural Product Branding, Anteseden dan Implikasinya: Studi pada Konteks Batik Indonesia. W. Rofianto
Cultural Product Branding, Anteseden dan Implikasinya: Studi pada Konteks Batik Indonesia W. Rofianto Latar Belakang Industri fashion memberikan kontribusi sebesar 2% dari Produk Domesitik Bruto (PDB)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar tetapi perusahaan kecil atau perusahaan pemula juga menerapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak perusahaan berkompetisi untuk menguasai pangsa pasar yang ada, yaitu dengan cara membuat perencanaan pemasaran yang baik demi mendapat pencitraan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk tersebutlah yang menjadi salah satu masalah bagi suatu kota besar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampai saat ini kota besar masih memiliki daya tarik bagi masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah kegiatan perekonomian dan pendidikan yang menyebabkan banyak
Lebih terperinciBAB III. Metode Penelitian
BAB III Metode Penelitian A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek yang digunakan adalah kartu pra bayar IM3 Indosat. Subyek yang digunakan adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang beralamat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kegiatan alam yang lainnya. Namun menurut Giri (2009), mengungkapkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pecinta alam memang sebuah ajang penyaluran hobi dan pengisi waktu luang bagi sejumlah orang yang memiliki kecintaan pada kegiatan yang bertempat di alam bebas seperti
Lebih terperinciPendidikan Aktifitas Luar Kelas
Konsep Dasar Pendidikan Aktifitas Luar Kelas Oleh: FATKURAHMAN ARJUNA,M.Or E-Mail: Arjuna@UNY.ac.id FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Kulayangkan pandang Kutapakkan kaki Kujelajah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Mowen dan Minor (2002:10), impulse buying didefinisikan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Impulse Buying Menurut Mowen dan Minor (2002:10), impulse buying didefinisikan sebagai tindakan membeli yang sebelumnya tidak diakui
Lebih terperinciData Diri TES DISC. M L Baik hati, berhati lembut, manis M L Pintar memperngaruhi orang lain, meyakinkan
LAMPIRAN 70 Lampiran 1 Kuesioner tes DISC Data Diri Nama : Tempat, tanggal lahir : Usia : Jenis Kelamin : No. Telfon : TES DISC Instruksi : Silahkan pilih salah satu dari empat kelompok kata di bawah ini
Lebih terperinciBAB II TINJUAN PUSTAKA
BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nilai Hedonis Kata hedonis diambil dari bahasa Yunani hedonismos dari akar kata hedone yang artinya kesenangan. Menurut Hrichman dan Holbook (1982) bahwa nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wisata petualangan disukai oleh kebanyakan kaum muda mau pun tua bagi
1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Olahraga adalah suatu kegiatan yang amat berpengaruh terhadap perkembangan fisik serta mental seseorang. Ada banyak alasan orang melakukan kegiatan olahraga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini periklanan sangat dibutuhkan untuk menunjang peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini periklanan sangat dibutuhkan untuk menunjang peningkatan penjualan. Perusahaan tidak hanya memperhatikan bentuk iklan yang dikomunikasikan pada konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh seseorang (wisatawan) untuk mengunjungi tempat wisata di daerah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum, pengertian pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang (wisatawan) untuk mengunjungi tempat wisata di daerah objek wisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hati. Karena kegiatannya banyak mendatangkan keuntungan pada daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pariwisata adalah salah satu aktifitas manusia untuk memenuhi kebutuhannnya yaitu kebutuhan untuk memenuhi kesenangan hati. Karena kegiatannya banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas, dilihat dari konsumen yang menuntut produk dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengenal konsumen dengan kebutuhan konsumsi yang cukup tinggi, perlu mempelajari perilaku konsumen sebagai bahan evaluasi perusahaan dalam meningkatkan kualitas,
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PSIKOLOGI TENTANG MEMAKNAI HIDUP. spontan diresponi dengan berbagai cara, dengan tujuan agar diri tetap terjaga.
BAB II PENDEKATAN PSIKOLOGI TENTANG MEMAKNAI HIDUP II. 1. Pendekatan Psikologi Setiap kejadian, apalagi yang menggoncangkan kehidupan akan secara spontan diresponi dengan berbagai cara, dengan tujuan agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi atau pesan dalam ruang lingkup individu, antar individu, maupun kelompok. Pada dasarnya komunikasi adalah sarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modern tidak lagi hanya membeli produk dan jasa, sebaliknya konsumen membeli
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam berbagai industri, cara pemasaran perusahaan telah bergeser dari tradisional fitur dan manfaat menjadi penciptaan pengalaman bagi konsumen (Schmitt, 1999). Literature
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: kegunaan persepsian (perceived usefulness), sedangkan variabel kepercayaan
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta pembahsan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Pertama, Variabel kenyamanan dan risiko memiliki pengaruh terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari tidak akan terlepas dari kegiatan transportasi, sehingga sarana transportasi yang memadai dibutuhkan untuk melakukan
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. serta menukarkan produk yang bernilai satu sama lain (Kotler dan AB. Susanto,
II. LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Sikap 2.1.1 Pengertian Sikap Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan dan menawarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. E-commerce adalah media yang relatif baru dalam dunia bisnis. Namun, keberadaannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah E-commerce adalah media yang relatif baru dalam dunia bisnis. Namun, keberadaannya telah mengubah cara pelanggan untuk membeli produk atau jasa. Pelanggan mulai
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan sebagaimana peneliti menjawab pertanyaan dalam permasalahan penelitian seperti diuraikan pada bab pertama, yakni bahwa penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis kuliner di Indonesia saat berkembang sangat pesat seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat dan bertambahnya jumlah penduduk.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia pemasaran dewasa ini sangat pesat, yang ditunjukkan dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada konsumen. Kemudahan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi yang efektif semakin menyadari bahwa faktor yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang. Organisasi tidak terlepas dari sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Organisasi yang efektif semakin menyadari bahwa faktor yang sangat berkontribusi terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berwisata merupakan salah satu kegiatan yang menyenangkan dan sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berwisata merupakan salah satu kegiatan yang menyenangkan dan sering dilakukan dengan perencanaan oleh seseorang, keluarga atau bahkan organisasi jauh hari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Segala jenis industri, terutama bisnis ritel, sangat berkepentingan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Segala jenis industri, terutama bisnis ritel, sangat berkepentingan untuk mengetahui nilai/value yang diharapkan oleh konsumen atau pelanggannya. Sebab sekarang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Bab ini menyajikan simpulan hasil penelitian, kontribusi penelitian, keterbatasan,
BAB V PENUTUP Bab ini menyajikan simpulan hasil penelitian, kontribusi penelitian, keterbatasan, dan saran bagi penelitian mendatang. Simpulan dipaparkan untuk menjelaskan pemahaman perilaku konsumen secara
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dari pembahasan komitmen organisasional dan work engagement terhadap job
9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisikan tentang teori-teori yang digunakan untuk mendukung dan menjelaskan variabel dalam penelitian. Pembahasan dalam bab ini dimulai dari pembahasan komitmen organisasional
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI. library menggunakan faktor-faktor dalam Technology Acceptance Model 2 (TAM
5.1. Simpulan BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI Penelitian ini bertujuan untuk menguji model niat perilaku penggunaan M- library menggunakan faktor-faktor dalam Technology Acceptance Model 2 (TAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan bagaimana konsumen dipengaruhi oleh lingkungannya, kelompok referensi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perilaku konsumen selalu menarik bagi pemasar. Pengetahuan tentang perilaku konsumen membantu pemasar untuk memahami bagaimana konsumen berpikir, merasa, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hidup di tempat kerja, pekerjaan dan keluarga, pekerjaan dan pemenuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bekerja merupakan tujuan utama seseorang dalam meraih aktualisasi diri terhadap potensi yang dimiliki. Dalam perjalanan kerja, sebagian besar orang mulai merasakan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Menurut American Marketing Association dalam Peter dan Olson (2013:6), perilaku konsumen adalah dinamika interaksi antara pengaruh dan kesadaran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand. Brand suatu produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi saat ini semakin banyak persaingan yang ketat khususnya antar perusahaan sejenis. Persaingan yang juga begitu ketat menuntut agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang menginginkan kesejahteraan didalam hidupnya, bahkan Aristoteles (dalam Ningsih, 2013) menyebutkan bahwa kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. signifikan terhadap kinerja guru PAI SMA/SMK di Kabupaten Pati. Artinya
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kepemimpinan transformasional kepala berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI. kuliner skala UKM. Setelah dilakukan analisis pada bab empat, dapat diperoleh
BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI 5.1. Simpulan Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi strategi bisnis, strategi SDM dan melihat keterkaitan antara strategi bisnis dan strategi SDM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor faktor seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran saat ini terus berkembang dan berubah, dari konsep pemasaran konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor faktor seperti meningkatnya jumlah pesaing,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan:
BAB V SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan: 1. Regresi pertama adalah regresi linear berganda yang dimana Ha (hipotesis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being menurut Diener (2005). Teori yang dipilih akan digunakan untuk meneliti gambaran
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan: 1. Variabel citra destinasi memiliki pengaruh yang positif terhadap intensi berkunjung kembali
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN DAN IMPLIKASI
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN DAN IMPLIKASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan uji hipotesa yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Intensitas persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wisata. Pariwisata merupakan bagian dari wisata yaitu segala sesuatu yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wisata adalah kegiatan perjalanan atau kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Pariwisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari perilaku konsumsi untuk dapat memenuhi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia tidak pernah lepas dari perilaku konsumsi untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam melakukan perilaku konsumsi, konsumen harus mampu untuk mengambil keputusan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Dalam Bab V akan dijelaskan mengenai kesimpulan hasil penelitian dan analisis
BAB V KESIMPULAN Dalam Bab V akan dijelaskan mengenai kesimpulan hasil penelitian dan analisis serta saran yang diberikan atas penelitian Pengaruh Green Marketing terhadap Minat Beli Konsumen pada produk
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan Antara..., Anindita Kart, F.Psi UI, 2008i
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Momen seratus tahun Kebangkitan Nasional merupakan stimulus bagi bangkitnya pariwisata Indonesia. Melalui program Visit Indonesia 2008, pemerintah RI ingin menghidupkan
Lebih terperinci3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview. 4. Bagaimana kebudayaan etnis Cina dalam keluarga subyek?
Pedoman Observasi 1. Kesan umum subyek secara fisik dan penampilan 2. Relasi sosial subyek dengan teman-temannya 3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview Pedoman Wawancara 1. Bagaimana hubungan
Lebih terperinci: Reza Firdaus NPM : Dosen Pembimbing : Dr. Misdiyono
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMILIHAN LOKASI TERHADAP KESUKSESAN USAHA PADA USAHA JASA MIKRO-KECIL DI SEKITAR UNIVERSITAS GUNADARMA KELAPA DUA. Nama : Reza Firdaus NPM : 16212199 Fakultas :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wisatawan yang berkunjung di obyek wisata yang bersangkutan. Banyaknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu obyek wisata untuk menarik kunjungan wisatawan merupakan salah satu bukti kemampuan pihak manajemen dalam mengelola segala macam aktivitas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
278 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini dikemukakan kesimpulan dari temuan-temuan terpenting dalam penelitian, dan rekomendasi tindak lanjut bagi penelitian berikutnya. Perlu diketahui bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjenis mall, boutique, factory outlet, clothing, distro, telah menjadikan bisnis ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Semakin maraknya bisnis retail di berbagai kota di Indonesia, baik yang berjenis mall, boutique, factory outlet, clothing, distro, telah menjadikan bisnis ini banyak
Lebih terperinciBAB V PENUTUP > dan tingkat signifikansi yang menunjukkan nilai sebesar < 0.05, seperti yang nampak pada tabel berikut.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Beban kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja guru SD Negeri pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, baik data yang bersifat data sekunder maupun data primer, dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013).
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. secara ringkas dan jelas. Bab ini akan memaparkan mengenai hasil penelitian
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Tujuan utama penelitian ini telah terjawab dan perlu dijelaskan kembali secara ringkas dan jelas. Bab ini akan memaparkan mengenai hasil penelitian tersebut dalam bentuk
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. terkait produk dengan keputusan konsumen dalam pembelian produk eco-fashion,
BAB 5 PENUTUP 1.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara atribut yang terkait produk dengan keputusan konsumen dalam pembelian produk eco-fashion, hubungan antara atribut
Lebih terperinciBab V Kesimpulan dan Saran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini menganalisis mengenai dimensi motivasi berbelanja hedonic yang
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini menganalisis mengenai dimensi motivasi berbelanja hedonic yang diadopsi dari Arnold & Reynold (2003). Penelitian ini menggunakan metode survey
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang pemasaran yang berorientasi pasar serta inovasi produk akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada dasarnya tujuan didirikannya suatu perusahaan yaitu untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Oleh sebab itu diperlukan adanya kelancaran dalam pemasaran produk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. penelitian. Teori-teori yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS Didalam tinjauan teoritis dan hipotesis ini, teori-teori yang berkaitan dengan penilaian akan dibahas secara lebih terperinci dan relevan dengan tujuan penelitian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermunculan baik usaha dagang dalam penyediaan barang maupun UKDW
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat. Banyak usaha yang bermunculan baik usaha dagang dalam penyediaan barang maupun pelayanan jasa. Di Indonesia,
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Temuan penelitian model keseimbangan kerja-keluarga ini membuktikan kesesuaian antara konsep teoritis yang dibangun
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Fenomena perempuan bercadar merupakan sebuah realitas sosial yang terjadi di tengah masyarakat kita. Fenomena yang terjadi secara alamiah dalam setting dunia
Lebih terperinciANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT- ATRIBUT JASA PELAYANAN TAMAN REKREASI WATER PARK DI KARTASURA
ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT- ATRIBUT JASA PELAYANAN TAMAN REKREASI WATER PARK DI KARTASURA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia semakin dimanjakan dalam memenuhi kepuasan dan kebutuhan hidupnya. Manusia semakin mudah dalam mendapatkan
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS
BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Penelitian Terdahulu Mica (2005) melakukan penelitian dengan judul Analisis Segmentasi Pasar Wisatawan Mancanegara Terhadap Daerah Tujuan Wisata Sumatera Utara tentang adakah
Lebih terperinci6. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
42 6. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan diskusi mengenai hasilhasil yang diperoleh. Selain itu dalam bab ini juga berisi saran-saran untuk menyempurnakan
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
79 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain 1. Brand Recall a. Top of mind awareness BPK Penabur dalam penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu lingkungan global merupakan permasalahan lingkungan yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan, pemanasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemasaran sensorik (sensory marketing) didefinisikan oleh Krishna (2012) sebagai
BAB I PENDAHULUAN Pemasaran sensorik (sensory marketing) didefinisikan oleh Krishna (2012) sebagai pemasaran yang melibatkan indera konsumen dan mempengaruhi persepsi, penilaian dan perilakunya. Fenomena
Lebih terperinciKONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS
KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS Diajukan Kepada Program Studi Manajemen Pendidikan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Melihat kehidupan sekarang ini, mungkin konsumen perlu memiliki perlindungan untuk dirinya selain kegiatan untuk memenuhi kehidupannya seharihari. Di mana dalam hal ini dari pihak asuransi khususnya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian SEM (Structural Equational Modeling)
34 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian SEM (Structural Equational Modeling) dengan menggunakan Smart PLS maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Kepercayaan berpengaruh secara
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tantangan utama pembangunan peternakan sapi potong dewasa ini adalah permintaan kebutuhan daging terus meningkat sebagai akibat dari tuntutan masyarakat terhadap pemenuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. objek memiliki arti yang personal dan penting, berkaitan dengan diri atau
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterlibatan konsumen berasal dari keterlibatan ego, yang didasarkan pada hubungan dengan sebuah isu atau objek. Keterlibatan ego terjadi ketika sebuah isu atau objek
Lebih terperinciPENINGKATAN WIRAUSAHA WISATA SUSUR SUNGAI WANGEN
PENINGKATAN WIRAUSAHA WISATA SUSUR SUNGAI WANGEN M.Farid Wajdi1, Aflit Nuryulia Praswati 2, Liana Mangifera3, Chuzaimah4 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta Email*: anp122@ums.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada jaman sekarang, kondisi persaingan antar perusahaan semakin ketat, agar tetap berkembang, perusahaan harus tetap mampu untuk bertahan hidup dan memajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Arung jeram merupakan salah satu kegiatan olahraga yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arung jeram merupakan salah satu kegiatan olahraga yang sangat menantang yang berhubungan dengan alam. Secara terorganisir arung jeram telah dikenal di Indonesai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang humanistic skill dan professional skill. Sehingga nantinya dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tinggi dalam bidang akuntansi saat ini dan kedepannya dituntut untuk tidak hanya menghasilkan lulusan yang menguasai kemampuan di bidang akademik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem evaluasi kinerja masih menjadi topik yang mendominasi dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem evaluasi kinerja masih menjadi topik yang mendominasi dalam penelitian akuntansi manajemen (Harris dan Durden, 2012). Lebih lanjut Harris dan Durden
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. A. Konsep Seni dan Pengalaman Nilai Estetis Parker
BAB VI PENUTUP Berdasarkan hasil kajian terhadap pemikiran Parker maka kesimpulan dari penelitian ditemukan sebagai berikut: A. Konsep Seni dan Pengalaman Nilai Estetis Parker 1. Konsep seni merupakan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Hasil Analisis Regresi Ordinal menunjukkan dari
Lebih terperinci