Universitas Sumatera Utara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Universitas Sumatera Utara"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Definisi Demam Demam adalah peningkatan suhu tubuh sebagai akibat dari infeksi atau peradangan. Sebagai respon terhadap invasi mikroba, sel -sel darah putih tertentu mengeluarkan suatu zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen, yang memiliki banyak efek untuk melawan infeksi dan juga bekerja pada pusat termoregulasi hipotalamus untuk meningkatkan patokan termostat. Demam ringan mungkin bermanfaat, tapi tidak diragukan lagi bahwa de mam yang sangat tinggi dapat mengganggu fungsi tubuh, terutama pengaruhnya pada susunan saraf pusat. Tidak jarang anak -anak yang mekanisme pengontrol suhu tubuhnya belum berkembang sempurna (stabil) seperti orang dewasa, mengalami kejang akibat demam tingg i (Sherwood, 2001). Secara umum suhu tubuh yang dapat dikatakan demam bila suhu rektal >38,0 o C, suhu oral >37,8 o C, ataupun suhu aksila >37,2 o C. Demam tinggi bila suhu tubuh >40,5 o C. Demam yang dapat menyebabkan kerusakan otak bila suhu tubuh >41,5 o C (Schmitt,1984) Pengaturan Suhu Tubuh Suhu tubuh diatur oleh suatu mekanisme yang meliputi susunan saraf, biokimia, dan hormonal. Suhu adalah hasil produksi metabolisme tubuh yang diperlukan untuk kelancaran aliran darah dan menjaga agar reaksi ki mia tubuh dapat berjalan baik (enzim hanya bekerja pada suhu tertentu) (Ismoedijanto, 2000). Suhu tubuh normal umumnya dianggap berada pada 37,0 o C (Baxter et al., 2000), Dari sudut pandang termoregulatorik, tubuh dapat dianggap sebagai suatu inti ditengah (central core) dengan lapisan pembungkus disebelah luar (outer shell). Suhu di inti bagian dalam yang terdiri dari organ -organ abdomen, toraks, sistem saraf pusat, dan otot rangka umumnya relative konstan yang dianggap sebagai suhu tubuh dan menjadi subjek pengaturan ketat untuk mempertahankan kestabilannya. Jaringan tubuh dibagian tengah

2 6 ini berfungsi optimum pada suhu relatif konstan sekitar 37,8 o C. Kulit dan jaringan subkutis membentuk lapisan disebelah luar dan suhu di dalam lapisan luar umumnya lebih dingin dan pada dasarnya berubah -ubah (Sherwood, 2001). Hipotalamus menerima informasi suhu tubuh bagian dalam dari suhu darah yang masuk ke otak dan informasi suhu luar tubuh dari reseptor panas dikulit, kemudian suhu dipertahankan dengan menjaga keseimba ngan pembentukan atau pelepasan panas. Hipotalamus posterior merupakan pusat pengatur yang bertugas meningkatkan produksi panas dan mengurangi pengeluaran panas bila suhu luar lebih rendah. Hipotalamus anterior merupakan pusat pengatur pengeluaran panas bi la suhu di luar tubuh lebih tinggi (Ismoedijanto, 2000). Walaupun suhu inti dipertahankan relative konstan, terdapat beberapa faktor yang sedikit dapat mengubahnya: a. Dalam keadaan normal sebagian besar suhu inti manusia bervariasi sekitar 1 o C selama siang hari, dengan tingkat terendah terjadi di pagi hari (pukul 6 sampai pukul 7 pagi) dan titik tertinggi terjadi di sore hari (pukul 5 sampai 7 sore). b. Pada wanita suhu inti rata-rata 0,5 o C lebih tinggi selama separuh terakhir siklus dari saat ovulasi ke haid. Penyebab peningkatan ringan suhu ini masih belum diketahui. c. Selama olahraga suhu inti meningkat dikarenakan peningkatan luar biasa produksi panas oleh otot-otot yang berkontraksi. d. Suhu inti dapat berubah-ubah jika tubuh terpapar ke suhu yang ekstrim. Ini dikarenakan mekanisme pengatur suhu tidak 100% efektif (Sherwood, 2001) Tahapan Demam Demam terdiri dari tiga tahapan klinis, yaitu: 1. Tahap dingin

3 7 Suhu inti meningkat mencapai patokan suhu yang baru di set point. Disini akan terjadi vasokonstriksi kulit dan meningkatnya aktivitas otot seperti menggigil yang akan meningkatkan produksi panas. 2. Tahap demam Terjadinya keseimbangan anta ra produksi dan pembuangan panas pada setpoint yang tinggi. 3. Tahap Flush (muka kembali merah) Setpoint kembali normal, dan tubuh merasakan bahwa dirinya terlalu hangat. Terjadi peningkatan mekanisme penghilangan panas dengan cara vasodilatasi kulit dan diaphoresis sehingga kulit akan menjadi hangat, memerah, dan kering (Dalal & Zhukovsky, 2006) Etiologi Demam Demam biasanya disebabkan oleh infeksi. Infeksi yang paling sering menimbulkan demam adalah pneumonia, infeksi tulang (oste omyelitis), appendisitis, tuberkulosis, infeksi kulit atau sellulitis, meningitis. Infeksi pernapasan (flu, sakit tenggorokan, sinusi tis, dan bronchitis). Infeksi telinga, infeksi saluran kemih (ISK), viral gastroenteritis dan bak terial gastroenteritis. Selain itu anak-anak juga mengalami demam ringan selama 1-2 hari sebagai akibat efek samping dari imunisasi. Tumbuh gigi juga dapat men ingkatkan suhu tubuh anak, akan tetapi biasanya tidak lebih dari 38 o C. Gangguan autoimun atau inflamasi juga dapat menyebabkan demam seperti, rheumatoid arthritis dan systemic lupus erythematosus. Demam juga mungkin timbul pada gejala-gejala awal keganasan terutama pada penyakit Hodgkin, limfoma non - Hodgkin, dan leukemia. Penyebab lain yang memungkinkan timbulnya demam meliputi tromboflebitis dan obat-obatan (beberapa antibiotik, antihistamin, dan obat-obatan kejang) (Kaneshiro & Zieve, 2010) Faktor Risiko Demam Risiko antara anak dengan terjadinya demam akut terhadap suatu penyakit serius bervariasi tergantung usia anak. Anak dengan usia dibawah tiga bulan

4 8 memiliki risiko tinggi untuk terjadinya infeksi bakteri yang serius. Biasanya anak tersebut hanya memperlihatkan demam dan pola makan yang buruk, tanpa adanya tanda lokasi infeksi. Pada anak usia dibawah tiga tahun ini kebanyakan demam disebakan oleh infeksi virus, akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya infeksi bakteri yang serius yang akan menyebabkan bakteremia, infeksi saluran kemih, pneumonia, meningitis, diare, dan osteomyelitis (Smith, 2011). Anak dengan usia antara dua bulan sampai tiga tahun memiliki risiko yang tinggi untuk terjadinya infeksi yang serius, hal ini dikarena kan kurangnya IgG yang merupakan bahan bagi tubuh untuk membentuk sistem kekebalan tubuh yang berfungsi untuk mengatasi infeksi. Demam yang terjadi pada anak dibawah tiga tahun pada umumnya merupakan demam yang disebabkan oleh infeksi seperti influenza, pn eumonia, dan infeksi saluran kemih. Pada anak - anak dibawah tiga tahun didapati bakteremia dan hanya bersifat sementara tapi tidak menutup kemungkinan bias berkembang menjadi infeksi yang serius (Smith, 2011) Patogenesis Demam Demam terjadi bila berbagai proses infeksi dan noninfeksi berinteraksi dengan mekanisme pertahananm hospes. Pada kebanyakan anak demam disebabkan oleh agen mikrobiologi yang dapat dikenali dan menghilang sesudah masa yang pendek (Arvin, 1999). Sebagai respon terhadap pirogen eksogen (berbagai macam agen infeksius, imunologis, atau agen yang berkaitan dengan toksin) sel -sel darah putih tertentu mengeluarkan zat kimia yang memiliki banyak efek melawan infeksi yang dikenal sebagai pirogen endogen. Pirogen end ogen ini juga akan bekerja pada pusat regulasi hipotalamus yang akan menyebabkan pengeluaran prostaglandin untuk meningkatkan patokan thermostat hipotalamus yg mengatur suhu tubuh (Sherwood, 2001).

5 9 Gambar 2.1. Patogenesis Demam Pirogen endogen ini adalah sitokin, misalnya interleukin (IL-1,β IL-1,α IL-6), faktor nekrosis tumor (TNF,α TNF-β) dan interferon-α (INF) yang diproduksi oleh sel-sel radang hospes. Sebagai respon terhadap sitokin tersebut maka terjadi sintesis prostaglandin, terutama prostaglandin E2 melalui metabolisme asam arakidonat jalur siklooksigenase -2 (COX-2) dan menimbulkan peningkatan suhu tubuh (Arvin, 1999). Hipotalamus merasa bahwa suhu normal s ebelum demam terlalu dingin, dan organ ini memicu mekanisme-mekanisme respon dingin untuk meningkatkan suhu baru yang telah ditetapkan hipotalamus. Menggigil ditimbulkan agar dengan cepat meningkatkan produksi panas, sementara vasokonstriksi kulit juga berlangsung untuk dengan cepat mengurangi pengeluaran panas. Kedua mekanisme tersebut mendorong suhu naik. Pada permulaan demam mekanisme-mekanisme tersebut menyebabkan timbulnya rasa menggigil mendadak (Sherwood, 2001). Karena merasa kedinginan, orang yang bersangkutan mungkin memakai selimut sebagai mekanisme volunter untuk membantu meningkatkan suhu tubuh dengan mengkonversi panas. Setelah suhu baru tercapai, suhu tubuh kemudian diatur seperti keadaan normal sebagai respon terhadap pejanan dingin atau panas, tetapi dengan patokan yang lebih tinggi (Arvin, 1999). Pembentukan demam sebagai respon terhadap infeksi adalah sesuatu yang disengaja dan bukan disebabkan oleh kerusakan mekanisme termoregulasi. Walaupun makna fisiologis dari demam masih belum jelas, b anyak pakar medis berpendapat bahwa peningk atan suhu tubuh bersifat menguntungkan,

6 10 suhu yang lebih tinggi meningkatkan proses fagositosis dan meningkatkan kecepatan aktivitas peradangan yang bergantung pada enzim, juga meningkatkan kebutuhan bakteri akan b esi sekaligus menurunkan konsentrasi besi dalam plasma sehingga akan mengganggu multiplikasi bakteri (Sherwood, 2001). Kecuali pada peningkatan suhu tubuh yang terlalu tinggi yang akan menyebabkan demam itu sendiri tidak bermanfaat. Produksi panas pada demam meningkatkan pemakaian oksigen, produksi karbondioksida dan curah jantung. Dengan demikian demam dapat memperburuk insufisiensi jantung pada penderita penyakit jantung atau anemia kronis (misalnya penyakit sel sabit), insufisiensi paru pada mereka yang menderita penyakit paru kronis, dan ketidakstabilan metabolik pada anak yang menderita diabetes mellitus atau kelainan metabolism e bawaan. Lagipula anak-anak yang umurnya antara 6 bulan dan 5 tahun menghadapi peningkatan resiko untuk mengalami kejang demam sederhana, sedangkan mereka yang menderita epilepsi idiopatik dapat mengalami peningkatan frekuensi kejang (Arvin, 1999) Tipe Demam Demam Septik Demam Hektik Demam Remiten : Pada tipe demam ini, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat diatas normal pada pagi hari. Biasanya sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. : Pada tipe demam ini, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat yang normal pada pagi hari. : Pada tipe demam ini, setiap hari suhu badan dapat turun tetapi tidak pernah mencapai suhu badan yang normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak

7 11 sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik. Demam Intermiten : Pada tipe demam ini, dalam satu hari suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam. Demam Kontinyu : Pada tipe demam ini, variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Demam Siklik : Pada tipe demam ini, terdapat kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula. (Nelwan, 2009) Penatalaksanaan Demam Demam sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi. Akan tetapi demam yang terlalu tinggi akan menimbulkan kerusakan pada otak. Penatalaksanaan demam bertujuan untuk merendahkan suhu yang terlalu tinggi bukan untuk menghilangkan demam (Kaneshiro & Zieve, 2010). Menurut Ferry (2010), secara garis besar penatalaksanaan demam dapat dibagi dua yaitu: terapi yang bisa dilakukan dirumah dan terapi yang bisa dilakukan oleh paramedis. Untuk mengetahui seseorang tersebut mend erita demam dapat dilakukan pengukuran suhu menggunakan t ermometer. Perawatan dirumah Ada tiga tujuan perawatan dirumah pada anak yang mengalami demam, yaitu: a. Mengontrol suhu. b. Mencegah dehidrasi. c. Memantau penyakit serius atau penyakit yang mengancam jiwa (Ferry, 2010).

8 12 a. Mengontrol suhu Bertujuan untuk membuat anak nyaman dengan memantau dan mengurangi demam. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan thermometer, obat-obatan, dan menggunakan pakaian yang tepat. mandi air hangat juga dapat membantu tetap i tidak lebih dari 10 menit. - Penggunaan termometer Untuk mengetahui suhu anak diperlukan thermometer. Berbagai jenis thermometer yang tersedia, termasuk kaca, merkuri, digital, dan timpani. Kebanyakan dokter tidak menyarankan menggunakan thermometer timpani karena penggunaannya diluar klinik tidak dapat diandalkan dan dapat memberikan hasil yang tidak akurat. Thermometer digital hasilnya bisa dibaca dalam hitungan detik. Cara yang terbaik untuk memeriksa bayi maupun balita adalah de ngan menggunakan thermometer rektal, tetapi pemeriksaannya membuat anak merasa tidak nyaman. Suhu oral dapat diperoleh pada anak yang lebih tua dengan tidak bernafas dari mulut dan tidak baru saja meminum air dingin ataupun hangat (Ferry, 2010). Pengukuran suhu mulut aman dan dapat dilakukan pada anak usia di atas 4 tahun karena sudah dapat bekerja sama untuk menahan termometer di mulut. Pengukuran ini juga lebih akurat dibandingkan dengan suhu aksila. Pengukuran suhu aksila mudah dilakukan, tetapi hanya menggambarkan suhu pe rifer tubuh yang sangat dipengaruhi oleh vasokonstriksi pembuluh darah dan keringat sehingga kurang akurat.

9 13 Tabel 2.1: Tipe termometer, berdasarkan wawancara telepon dengan sampel acak pada komunitas ahli farmasi di Itali pada tahun 2008 Tipe Tempat/Cara Termometer Keuntungan Kerugian Komentar Pengukuran Merkuri Aksila, oral, rektal Mudah dibaca, biaya murah Rapuh, tidak dapat dikalibrasi, waktu pengukuran yg lama (5-8 menit) Ditarik dari pasaran pada tahun 2010 karena risiko keracunan merkuri dengan tipe nonprismatik klasik, berpotensi terhadap keracunan merkuri

10 14 Digital Aksila, oral, rektal mempunyai alarm akustik yg menandakan akhir pengukuran Butuh penggantian baterai, kalibrasi sulit dilakukan, beberapa model Model yang fleksibel lebih dipilih karena alasan keamanan, tipe bergantung pada perubahan temperatur/ waktu pengukuran dan dapat dummy (pacifier) mempunyai akurasi yg kurang berhenti lebih cepat Cairan Kristal Strip plastik ditempel pada dahi Mudah digunakan, tidak non toksik rusak, Akurasi dan ketepatan yang kurang Tipe mother s touch lebih tepat dibanding model lainnya Inframerah Aurikula Kontak kulit Non kontak Waktu pengukuran yg sangat singkat (beberapa detik) Tidak ada standarisasi antar model menyebabkan kalibrasi yg tidak tepat, Pengukuran aurikula dapat memberikan hasil akurat ketika dilakukan oleh tenaga

11 15 beberapa model ahli (aurikula) dapat sulit untuk dimasukkan, tipe kontak-kulit membutuhkan disinfeksi rutin atau hanya dikhususkan pada 1 pasien (Lubis I & Lubis C, 2011) Rentang suhu tubuh normal bervariasi, tergantung metode apa yang digunakan. Tabel 2.2: Rentang suhu normal Metode Pengukuran Rentang Suhu Normal Rectum (Anus) Mulut (oral) Axila (ketiak) Telinga 36.6 C - 38 C (97.9 F F) 35.5 C C (95.9 F F) 34.7 C C (94.5 F F) 35.8 C - 38 C (96.4 F F) (Baxter et al., 2000) Tabel 2.3: Teknik pengukuran suhu yang dianjurkan Age Anjuran teknik

12 16 Bayi 2 tahun 1. Anus (Rectal) 2. Ketiak (Axila) 2 tahun 5 tahun > 5 tahun 1. Anus (Rectal) 2. Telinga (Tympanic) 3. Ketiak (Axila) 1. Mulut (Oral) 2. Telinga (Tympanic) 3. Ketiak (Axila) (Baxter et al., 2000) - Obat-obatan Antipiretik hanya dapat diberikan apabila demam anak > 39,0 o C, demam yang diikuti rasa tidak nyaman, atau demam pada anak yang memiliki riwayat kejang demam atau penyakit jantung (Schmitt,1984). Demam <39 o C pada anak yang sebelumnya sehat pada umumnya tidak memerlukan p engobatan. Bila suhu naik >39 o C, anak cenderung tidak nyaman dan pemberian obat -obatan penurun panas sering membuat anak merasa lebih baik (Kania,2010). Dosis pemberian antipiretik untuk anak juga perlu diperhatikan sesuai dengan berat badan dan umurnya (Schmit, 1984). Acetaminofen dan ibuprofen digunakan untuk menurunkan demam, petunjuk dosis dan frekuensi pemberian obat biasanya dicantumkan pada label setiap obat. Terus memberi obat setidaknya selama 24 jam, karena biasanya demam akan kembali terjadi (Ferry, 2010). Beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan acetaminophen dalam pengurangan demam lebih cepat, sementara ibuprofen

13 17 memiliki efek yang lebih lama (Graneto, 2013). Penggunaan aspirin sangat tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan terjadiny a sindrom Reye pada anak (Davis, 2012). Acetaminophen (Parasetamol) Di Indonesia Asetaminofen lebih dikenal dengan nama parasetamol dan tersedia sebagai obat bebas (Wilmana & Gan, 2007). Parasetamol adalah obat yang paling banyak digunakan sebagai analgesik dan antipiretik (Farrell, 2012). - Farmakodinamik Efek analgesik parasetamol menghilangka n atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang, juga menurunkan suhu tubuh yang diduga berdasarkan efek sentral. - Farmakokinetik Parasetamol diberikan secara peroral, penyerapa nnya dihubungkan dengan tingkat pengosongan lambung dan konsentrasi darah. Konsentrasi tertinggi di dalam pl asma biasanya tercapai dalam 30 sampai 60 menit (Katzung, 2002). Dalam plasma 25 % parasetamol terika t protein plasma. Diabsorbsi dengan sempurna melalui saluran cerna. Dimetabolisme oleh enzim mikrosomal hati. Diekskresi melalui ginjal, sebagian kecil sebagai parasetamol (3%) dan sebagian besar dalam bentuk terkonjungasi. Parasetamo l memiliki waktu paruh plasma 1 sampai 3 jam (Wilmana & Gan, 2000). - Efek samping Dalam dosis terapetik bisa terjadi peningkatan enzim hati dan terkadang bisa terjadi tanpa adanya ikterus. Dengan menelan dosis 15 gram (250mg/kgBB) parasetamol bisa

14 18 fatal, kematian dapat terjadi karena hepatotoksisitas yang hebat dengan nekrosis lobules sentral (Katzung, 2000). - Sediaan dan dosis Parasetamol tersedia sebagai obat tunggal, berbentuk tablet 500 mg atau sirup yang mengandung 120 mg/5 ml. selain itu terdapat juga sebagai sediaan kombinasi tetap, dalam bentuk tablet maupun cairan. Dosis yang dianjurkan pada anak < 1 tahun adalah 60 mg/kali. Untuk anak 1 sampai 6 tahun adalah 60 sampai 120 mg/kali. Pada keduanya diberikan maksimum 6 kali sehari. Untuk anak 6 sampai 12 tahun dosis yang diberikan adalah 150 sampai 300 mg/kali, dengan maksimum 1,2 g/hari (Wilmana & Gan, 2000). Ibuprofen Ibuprofen merupakan obat pereda nyeri yang termasuk kedalam golongan obat analgesik anti-inflamasi non steroid (AINS) yang bisa ditemukan di banyak toko obat. Ibuprofen adalah derivate asam propionate. Obat ini bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat (Wilmana & Gan, 2000). - Farmakodinamik Ibuprofen digunakan untuk mengurangi nyeri ringan sampai sedang, demam, dan peradangan. Nyeri, demam, dan peradangan tersebut di hasilkan karena adanya senyawa kimia yang dikeluarkan oleh tubuh yang disebut prostaglandin. Ibuprofen menghambat siklooksigenase, yaitu enzim yang membentuk prostaglandin, sehingga jumlah prostaglandin di dalam tubuh akan menjadi rendah. Akibatnya, peradangan, nyeri dan demam berkurang (Ogbru, 2007).

15 19 - Farmakokinetik Ibuprofen diabsorbsi cepat melalui lambung dan kadar maksimal dalam plasma dicapai setelah 1 sampai 2 jam. Waktu paruh dalam plasma sekitar 2 jam. Sembilan puluh persen ibuprofen terikat dalam protein plasma(wilmana and Gan,2000). Metabolisme secara estensif via CYP2C8 dan CYP2C9 di dalam hati (Katzung, 2002). Ekskresinya berlangsung cepat dan lengkap, kira -kira 90 % dari dosis yang diabsorbsi akan diekskresi melalui urin sebagai metabolit atau konjugatnya (Wilmana & Gan, 2000). - Efek samping Obat-obatan anti-inflamasi (termasuk ibuprofen) jarang dapat meningkatkan risiko untuk serangan jantung atau stroke. Iritasi gastrointestinal dan perdarahan bias terjadi, walaupun tidak sesering aspirin (Katzung, 2002). Efek lain yang jarang terjadi ialah, eritema kulit, sakit kepala, trombosipenia,ambilopia toksik yang reversible (Wilmana & Gan, 2007). - Dosis Untuk nyeri ringan sampai sedang, kram menstruasi, dan demam, dosis lazim dewasa adalah 200 atau 400 mg setiap 4 sampai 6 jam. Anak-anak 6 bulan sampai 12 tahun biasanya diberikan 5 sampai 10 mg/kgbb ibuprofen setiap 6 sampai 8 jam untuk pengobatan demam dan rasa sakit. Dosis maksimum adalah 40 mg / kg sehari. Tidak harus menggunakan ibuprofen selama lebih dari 10 hari untuk pengobatan nyeri atau lebih dari 3 hari untuk pengobatan demam kecuali, diarahkan oleh dokter (Ogbru, 2007).

16 20 - Penggunaan pakaian dan kompres yang tepat Di dalam ruangan, anak- anak tidak boleh memakai pakaian yang berlebihan tebalnya, bahkan ketika musim dingin. Berpakaian terlalu tebal akan sulit mengeluarkan panas melaui proses evaporasi (penguapan), radiasi, konduksi dan konveksi. Solusi yang paling praktis adalah dengan memakaikan anak pakaian satu lapis, lalu selimuti anak dengan selembar selimut tipis (Ferry, 2010). Kompres air hangat akan membantu mengurangi demam (Dalal &Zhukovsky, 2006). Gunakan kain basah atau spons yang hangat untuk m embasahi kulit tubuh, lengan, dan kaki, tapi jangan menutupi anak dengan handuk basah karena akan mencegah penguapan panas (Ferry, 2010). Pemberian kompres hangat dilakukan apabila suhu diatas 38,5 o C dan telah mengkonsumsi antipiretik setengah jam sebelum nya (Newman,1985). Menurut penelitian Setiawati, (2008) dalam Maling et al, (2012) rata-rata penurunan suhu tubuh pada anak hipertermia yang mendapatkan terapi antipiretik ditambah pengompresan air hangat sebesar 0,53 o C dalam waktu 30 menit. Sedangkan yang mendapat terapi pengompresan air hangat saja rata -rata penurunan suhu tubuhnya sebesar 0,97 o C dalam waktu 60 menit. Suhu air untuk mengompres antara o C (Maling et al., 2012). Sebelum tahun 1950, pengompresan dengan isopropil alkohol dan etil alkohol sering dilakukan akan tetapi, hal tersebut tidak dianjurkan lagi setelah jelas bahwa anak-anak bisa menghirup uap alkohol selama pengompresan, dan hal ini akan menimbulkan hipoglike mia, koma, bahkan kematian. Keracunan alkohol juga bisa terjadi pada orang dewasa yang di kompres dengan alkohol (Axelrod, 2000). b. Mencegah dehidrasi Tubuh manusia akan kehilangan banyak air melalui kulit dan paru -paru saat demam. Dorong anak untuk minum cairan yang bening tanpa kafein dan tidak mengandung glukosa ataupun elektrolit. Cairan

17 21 bening lainnya yang boleh diberikan adalah sup ayam dan minuman rehidrasi lain yang tersedia di toko maupun apotek. Teh sebaiknya tidak diberikan karena, teh merupakan produk yang mengandung kafein yang akan meningkatkan kehilangan cairan pada anak melalui buang air kecil dan memperberat dehidrasi. Jika terhidrasi dengan baik maka, anak akan buang air kecil empat jam sekali dengan urin bewarna terang (Ferry, 2010). c. Memantau penyakit yang serius ataupun mengancam jiwa Memantau anak akan adanya tanda -tanda penyakit serius ataupun yang mengancam jiwa. Strategi yang baik adalah dengan mengurangi suhu anak dibawah 39,0 o C. Selain itu, pastikan cairan anak tercukupi dengan meminum banyak air. Jika kedua kondisi ini terpenuhi dan anak masih tampak sakit, mungkin ada masalah yang serius (Ferry, 2010). Perawatan Medis Diperlukan perawatan demam secara langsung oleh dokter apabila penderita dengan: - usia < 3 bulan dengan suhu rectal 38,0 o C. - usia 3 sampai 12 bulan dengan suhu 39,0 o C. - usia < 2 bulan dengan demam yang berlangsung > 24 sampai 48 jam. - demam dengan suhu > 40,5 o C, kecuali mudah turun dengan pengobatan dan orang tersebut merasa nyaman. - mengalami demam yang naik turun selama seminggu atau lebih, bahkan dengan suhu yang tidak terlalu tinggi. - memiliki penyakit serius, seperti masalah jantung, sickle cell anemia, diabetes, atau cystic fibrosis. - demam dengan suhu yang tidak turun selama 48 sampai 72 jam (Kaneshiro & Zieve, 2010).

18 22 Seorang dokter mungkin saja tidak memberitahu penyebab pasti terjadinya demam. Ada beberapa tindakan yang dilakukan oleh dokter ketika anak dengan demam dibawa oleh keluarganya untuk berobat. a. Pada infeksi virus dokter tidak akan memberikan antibiotik karena, pemberian antibiotik tidak akan bermanfaat dan justru akan menyebabkan terjadinya reaksi obat yang akhirnya menimbulkan masalah yang baru. b. Antibiotik diberikan pada infeksi bakteri. c. Anak yang memiliki penyakit serius sepe rti meningitis bakteri biasanya akan dirawat di rumah sakit. d. Acetaminophen dan ibuprofen adalah obat yang biasanya digunakan dokter untuk menurunkan demam. e. Pemberian cairan oral ataupun intravena dapat dilakukan untuk mengatasi dehidrasi. f. Jika kondisi anak sudah mulai membaik setelah mengurangi demam, mengatasi dehidrasi, dan memastikan tidak ada infeksi bakteri yang serius, umumnya dokter akan menganjurkan perawatan dirumah dan pemantauan lebih lanjut (Ferry, 2010) Pencegahan Demam Pencegahan berbagai macam penyakit penyebab demam dimulai dari kebersihan pribadi dan rumah tangga. Tindakan -tindakan dibawah ini dapat mencegah terjadinya penyebaran bakteri dan virus, yaitu: 1. Mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir 2. Menutup mulut dan hidung saat bersin. 3. Menyentuh makanan dengan tangan yang bersih. 4. Mengimunisasi anak dengan benar sesuai jadwal imunisasi. 5. Memakan makanan yang sehat, termasuk buah -buahan dan sayuran. 6. Tidur yang cukup (Ferry, 2010)

19 Pengetahuan Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata). Penginderaan ini juga dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap suatu objek Pembagian Tingkat Pengetahuan Secara garis besar tingkat pengetahuan dibagi atas enam hal, yaitu: 1. Tahu (Know), yaitu mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. 2. Memahami (Comprehension), yakni kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3. Aplikasi (Application), yakni kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. 4. Analisis (Analysis), yakni kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam komponen yang masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitan satu sama lain. 5. Sintesis (Synthesis), yakni kemampuan untuk meletakkan dan menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6. Evaluasi (Evaluation), yakni kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoatmodjo, 2005) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan 1. Pendidikan

20 24 Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap suatu hal agar dapat dipahami. Semakin tinggi pendidikan seseorang maki n mudah mereka menerima informasi, dan semakin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. 3. Pekerjaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. 4. Tingkat ekonomi Tingkat ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status social ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. 5. Umur Dengan bertambahnya umur pada seseorang akan terjadi per ubahan pada aspek fisik dan psikologis. Pada aspek psikologis taraf berpikir seseorang akan semakin matang dan dewasa. 6. Minat Suatu kecendrungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang mendalam. 7. Pengalaman Pengalaman adalah kejadian yamg pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Seseorang akan berusaha melupakan pengalaman yang tidak baik dan sebaliknya mengingat pengalaman yang menyenangkan. 8. Kebudayaan dan lingkungan sekitar 9. Informasi Kemudian untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru (Mubarak et al., 2007).

21 Pengukuran dan Indikator Pengetahuan Kesehatan Pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup apa yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan. Pengetahuan tentang cara-cara memelihara kesehatan ini meliputi: 1. Pengetahuan tentang penyakit menular atau tidak menular (jenis penyakitnya, tanda-tanda atau gejalanya, penyebabnya, cara penularannya, cara pencegahannya, dan cara mengatasi atau menangani sementara). 2. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan antara lain: gizi makanan, sarana air bersi h, pembuangan air limbah, pembuangan kotoran manusia, pembuangan sampah, perumahan sehat, polusi udara,dan sebagainya. 3. Pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang professional maupun tradisional. 4. Pengetahuan untuk menghindari kecelakaan (Notoat modjo, 2005) 2.3. Tindakan Definisi Tindakan Tindakan adalah kecenderungan untuk melakukan sesuatu. Untuk mewujudkan tindakan diperlukan faktor lain, yaitu antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana Tingkatan Tindakan Tindakan dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan menurut kualitasnya, yaitu: 1. Praktik terpimpin (guided response) Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan. m isalnya, seseorang ibu memeriksaka n kehamilannya tetapi masih menunggu diingatkan oleh bidan atau tetangga -nya. 2. Praktik secara mekanisme (mechanism)

22 26 Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikan sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanis. misalnya, seorang ibu selalu membawa anaknya ke Pos yandu untuk ditimbang, tanpa harus menunggu perintah dari kader atau petugas kesehatan. 3. Adopsi (adoption) Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya, apa yang dilakukan tidak s ekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau prilaku yang berkualitas. Misalnya, menggosok gigi bukan sekedar gosok gigi, melainkan dengan teknik-teknik yang benar (Notoatmodjo, 2005) Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi perilaku kesehatan, yaitu 1. Faktor predisoposisi Faktor ini meliputi pengetahuan dan sikap masyarakat terhdap hal -hal yang berkaitan dengan kesehatan, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya. Diperlukan pengetahuan dan kesadaran tentang manfaat perilaku kesehatan untuk mewujudkan tindakan kesehatan. Namun, kepercayaan akan tradisi masyarakat, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi juga dapat menghambat atau mendorong seseorang untuk berperilaku. 2. Faktor pemungkin Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat. Untuk dapat berperilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana mendukung atau fasilitas yang memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut faktor pendukung atau pemudah. 3. Faktor penguat Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas kesehatan, termasuk juga undang-undang, peraturan yang terkait dengan kesehatan. Untuk

23 27 dapat berperilaku sehat positif tidak bisa hanya dengan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari tokoh masyarakat, tokoh agama dan para petugas kesehatan Pengukuran Tindakan atau Peraktik Kesehatan Adalah semua kegiatan atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan. Hal ini meliputi empat faktor, yaitu: 1. Tindakan atau praktik sehubungan dengan penyakit menular atau tidak menular (jenis penyakitnya, tanda-tanda atau gejalanya, penyebabnya, cara penularannya, cara pencegahannya, dan cara mengatasi atau menangani sementara). 2. Tindakan atau praktik sehubungan dengan faktor -faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, antara lain: gizi makanan, sar ana air bersih, pembuangan air limbah, pembuangan kotoran manusia, pembuangan sampah, perumahan sehat, polusi udara dan, sebagainya. 3. Tindakan atau praktik sehubungan dengan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan. Tindakan atau praktik untuk menghindari k ecelakaan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam 2.1.1. Definisi demam Demam adalah peninggian suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari yang berhubungan dengan peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus (Dinarello

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Swamedikasi 1. Definisi Swamedikasi Pelayanan sendiri didefinisikan sebagai suatu sumber kesehatan masyarakat yang utama di dalam sistem pelayanan kesehatan. Termasuk di dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2010).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Demam 2.1.1 Definisi Demam Demam merupakan gejala penyakit yang paling sering menyerang anak. Demam adalah peningkatan suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan sebagian individu yang unik dan mempunyai. kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangannya. Kebutuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan sebagian individu yang unik dan mempunyai. kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangannya. Kebutuhan tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan sebagian individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangannya. Kebutuhan tersebut dapat meliputi kebutuhan fisiologis seperti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Antipiretik digunakan untuk membantu untuk mengembalikan suhu set point ke kondisi normal dengan cara menghambat sintesa dan pelepasan prostaglandin E2, yang distimulasi

Lebih terperinci

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK Demam pada anak merupakan salah satu pertanda bahwa tubuhnya sedang melakukan perlawanan terhadap kuman yang menginfeksi. Gangguan kesehatan ringan ini sering

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. DEMAM 2.1.1. Definisi Demam adalah keadaan dimana temperatur rektal >38 0 C. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP) suhu normal rektal pada anak berumur kurang dari 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Inflamasi adalah suatu respon dari jaringan hidup atau sel terhadap suatu rangsang atau infeksi yang dilakukan oleh pembuluh darah dan jaringan ikat. Tanda-tanda

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam 2.1.1. Definisi Demam Demam adalah kenaikan suhu tubuh yang ditengahi oleh kenaikan titik ambang regulasi hipotalamus. Pusat regulasi/pengaturan panas hipotalamus mengendalikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGETAHUAN 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

TEKNIK KOMPRES DENGAN HOTPACK UNTUK MENURUNKAN DEMAM PADA KLIEN DHF DI RUANG ACACIA RUMAH SAKIT EKA BSD TANGERANG

TEKNIK KOMPRES DENGAN HOTPACK UNTUK MENURUNKAN DEMAM PADA KLIEN DHF DI RUANG ACACIA RUMAH SAKIT EKA BSD TANGERANG TEKNIK KOMPRES DENGAN HOTPACK UNTUK MENURUNKAN DEMAM PADA KLIEN DHF DI RUANG ACACIA RUMAH SAKIT EKA BSD TANGERANG A. Pengertian Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan sinyal ke hipothalamus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 persentase jumlah penduduk berdasarkan usia di pulau Jawa paling banyak adalah

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI) LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI) A. Masalah Keperawatan Gangguan kebutuhan suhu tubuh (Hipertermi) B. Pengertian Hipertermi adalah peningkatan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi LAPORAN PENDAHULUAN I. Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi

Lebih terperinci

Mengapa disebut sebagai flu babi?

Mengapa disebut sebagai flu babi? Flu H1N1 Apa itu flu H1N1 (Flu babi)? Flu H1N1 (seringkali disebut dengan flu babi) merupakan virus influenza baru yang menyebabkan sakit pada manusia. Virus ini menyebar dari orang ke orang, diperkirakan

Lebih terperinci

Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37 C.

Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37 C. Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37 C. Suhu kulit (shell temperature) Suhu kulit menggambarkan suhu kulit

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam

BAB II KONSEP DASAR. normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Febris / demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkadian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Immunitas Niken Andalasari Sistem Imunitas Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jamur, atau parasit (Djuwariyah, Sodikin, Yulistiani M; 2013).

BAB I PENDAHULUAN. jamur, atau parasit (Djuwariyah, Sodikin, Yulistiani M; 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam merupakan suatu kondisi dimana suhu tubuh mengalami peningkatan di atas normal. Seseorang dapat dikatakan demam jika suhu tubuhnya mencapai lebih dari 37,5 0

Lebih terperinci

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nekrosis merupakan proses degenerasi yang menyebabkan kerusakan sel yang terjadi setelah suplai darah hilang ditandai dengan pembengkakan sel, denaturasi protein dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran suhu tubuh merupakan salah satu cara yang umum dilakukan untuk mengetahui kesehatan seseorang. Peningkatan suhu tubuh di atas normal yang disebut demam,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Demam a. Definisi Demam Demam adalah kenaikan suhu tubuh yang ditandai oleh kenaikan titik ambang regulasi panas hipotalamus. Pusat regulasi/pengatur panas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kejang demam adalah kejang yang terjadi karena adanya suatu proses ekstrakranium tanpa adanya kecacatan neurologik dan biasanya dialami oleh anak- anak.

Lebih terperinci

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru 1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

Para-aminofenol Asetanilida Parasetamol Gambar 1.1 Para-aminofenol, Asetanilida dan Parasetamol (ChemDraw Ultra, 2006).

Para-aminofenol Asetanilida Parasetamol Gambar 1.1 Para-aminofenol, Asetanilida dan Parasetamol (ChemDraw Ultra, 2006). BAB 1 PENDAHULUAN Demam dapat disebabkan gangguan pusat pengaturan suhu tubuh pada hipotalamus dari kerusakan atau ketidakmampuan untuk menghilangkan peningkatan produksi panas. Keadaan suhu tubuh di atas

Lebih terperinci

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA REUMATIK DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA REUMATIK DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010 POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA REUMATIK DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010 Totok Hardiyanto, Sutaryono, Muchson Arrosyid INTISARI Reumatik adalah penyakit yang menyerang persendian dan struktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Diare a. Pengertian diare Penyakit diare merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak dibawah lima tahun (balita) dengan disertai muntah dan buang air besar

Lebih terperinci

MACAM-MACAM PENYAKIT. Nama : Ardian Nugraheni ( C) Nifariani ( C)

MACAM-MACAM PENYAKIT. Nama : Ardian Nugraheni ( C) Nifariani ( C) Nama : Ardian Nugraheni (23111307C) Nifariani (23111311C) MACAM-MACAM PENYAKIT A. Penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) 1) Pengertian Terjadinya penyakit demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue

Lebih terperinci

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya Apakah diabetes tipe 1 itu? Pada orang dengan diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat membuat insulin. Hormon ini penting membantu sel-sel tubuh mengubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Parasetamol merupakan obat penurun panas dan pereda nyeri yang telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Metabolit Fenasetin ini diklaim sebagai zat antinyeri

Lebih terperinci

2

2 2 4 6 9 10 Setiap sel senantiasa terbenam dalam air Memerlukan air utk melaksanakan fungsi sel tersebut medium dimana metabolisme tubuh berlangsung. alat pengangkutan tubuh. bahan pelicin utk pergerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demam adalah kenaikan suhu diatas normal. bila diukur pada rectal lebih dari 37,8 C (100,4 F), diukur pada oral lebih dari 37,8 C, dan bila diukur melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Obat merupakan suatu bahan atau campuran bahan yang berfungsi untuk digunakan sebagai diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkisar antara 36-37ºC. Jadi seseorang yang mengalami demam, suhu

BAB I PENDAHULUAN. berkisar antara 36-37ºC. Jadi seseorang yang mengalami demam, suhu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Demam adalah suatu kondisi saat suhu badan lebih tinggi dari biasanya atau di atas suhu normal. Umumnya terjadi ketika seseorang mengalami gangguan kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lambung merupakan perluasan organ berongga besar berbentuk kantung dalam rongga peritoneum yang terletak di antara esofagus dan usus halus. Saat keadaan kosong, bentuk

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN SUHU TUBUH

KESEIMBANGAN SUHU TUBUH KESEIMBANGAN SUHU TUBUH Niken Andalasari Suhu tubuh: Keseimbangan antara panas yg diproduksi tubuh dgn panas yg hilang dari tubuh. Jenis2 suhu tubuh: 1. Suhu inti: suhu jar.tubuh bagian dlm ex: cranium,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. senyawa kimia N-asetil-p-aminofenol yang termasuk dalam nonsteroid antiinflamatory

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. senyawa kimia N-asetil-p-aminofenol yang termasuk dalam nonsteroid antiinflamatory BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Parasetamol atau acetaminofen merupakan nama resmi yang sama dengan senyawa kimia N-asetil-p-aminofenol yang termasuk dalam nonsteroid antiinflamatory drugs (NSAID) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Meskipun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Meskipun dalam kondisi tubuh yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Influenza (flu) adalah penyakit pernapasan menular yang disebabkan oleh virus influenza yang dapat menyebabkan penyakit ringan sampai penyakit berat (Abelson, 2009).

Lebih terperinci

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL Pendahuluan Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit menjelang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Demam mungkin merupakan tanda utama penyakit yang paling tua dan

BAB I PENDAHULUAN. Demam mungkin merupakan tanda utama penyakit yang paling tua dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam mungkin merupakan tanda utama penyakit yang paling tua dan paling umum diketahui dan merupakan suatu bagian penting dari mekanisme pertahanan tubuh melawan infeksi,

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENDAHULUAN Seorang ibu akan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan jika ada suatu masalah atau

Lebih terperinci

Manfaat Minum Air Putih

Manfaat Minum Air Putih Manfaat Minum Air Putih "Teman-teman, mungkin banyak dari kita yang malas minum air putih...padahal manfaatnya banyak banget...yuks kita kupas manfaatnya!" Sekitar 80% tubuh manusia terdiri dari air. Otak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (40 60%), bakteri (5 40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. (40 60%), bakteri (5 40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang disebabkan oleh virus (40 60%), bakteri (5 40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap tahunnya ± 40 juta

Lebih terperinci

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan Resiko Tinggi Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KEPERAWATAN ANAK

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KEPERAWATAN ANAK BUKU PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KEPERAWATAN ANAK Penyusun : Jastro Situmorang, S.Kep, Ns Elfrida Nainggolan, SKM AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE PROVINSI SUMATERA UTARA BUKU PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM

Lebih terperinci

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

APA ITU TB(TUBERCULOSIS) APA ITU TB(TUBERCULOSIS) TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tubercolusis. Penyakit Tuberkolusis bukanlah hal baru, secara umum kita sudah mengenal penyakit ini. TB bukanlah

Lebih terperinci

NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY DRUGS (NSAID S)

NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY DRUGS (NSAID S) NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY DRUGS (NSAID S) RESPON INFLAMASI (RADANG) Radang pada umumnya dibagi menjadi 3 bagian Peradangan akut, merupakan respon awal suatu proses kerusakan jaringan. Respon imun,

Lebih terperinci

7

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Demam 1. Pengertian Demam adalah peninggian suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari yang berhubungan dengan peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus (Dinarello &

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. I. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1. I. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1. I. LATAR BELAKANG Febris dapat tejadi sebagai respon tubuh terhadap infeksi, endotoksin, reaksi imun serta neoplasma (Guyton, 1994). Penyebab febris di atas akan merangsang polimorfonuklear

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat bervariasi dan begitu populer di kalangan masyarakat. Kafein

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat bervariasi dan begitu populer di kalangan masyarakat. Kafein BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini di dunia kafein banyak dikonsumsi dalam berbagai bentuk yang sangat bervariasi dan begitu populer di kalangan masyarakat. Kafein terdapat dalam berbagai

Lebih terperinci

KEDARURATAN LINGKUNGAN

KEDARURATAN LINGKUNGAN Materi 14 KEDARURATAN LINGKUNGAN Oleh : Agus Triyono, M.Kes a. Paparan Panas Panas dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Umumnya ada 3 macam gangguan yang terjadi td&penc. kebakaran/agust.doc 2 a. 1.

Lebih terperinci

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu)

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu) 14 (polidipsia), banyak kencing (poliuria). Atau di singkat 3P dalam fase ini biasanya penderita menujukan berat badan yang terus naik, bertambah gemuk karena pada fase ini jumlah insulin masih mencukupi.

Lebih terperinci

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan Tuberkulosis Dapat Disembuhkan Erlina Burhan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Apakah Penyakit Tuberkulosis atau TB itu? Penyakit menular Kuman penyebab: Mycobacterium tuberculosis Bukan penyakit keturunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ISPA 2.1.1 Definisi ISPA Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran pernafasan mulai dari hidung hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sistem imunitas anak berfungsi dengan baik (Nurdiansyah, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sistem imunitas anak berfungsi dengan baik (Nurdiansyah, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam adalah suatu tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi atau bakteri yang berada di dalam tubuh. Demam juga biasanya menjadi pertanda bahwa sistem imunitas anak

Lebih terperinci

DEMAM (PIREKSIA) Demam adalah peningkatan suhu tubuh yang disebabkan oleh penyakit

DEMAM (PIREKSIA) Demam adalah peningkatan suhu tubuh yang disebabkan oleh penyakit 1 DEMAM (PIREKSIA) Demam adalah peningkatan suhu tubuh yang disebabkan oleh penyakit dan merupakan tanda klinik yang terjadi pada berbagai kondisi patologik. Demam merupakan masalah yang sering dijumpai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Nyeri merupakan salah satu aspek yang penting dalam bidang medis, dan menjadi penyebab tersering yang mendorong seseorang untuk mencari pengobatan (Hartwig&Wilson,

Lebih terperinci

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S PENTINGNYA CAIRAN Dr.Or. Mansur, M.S Dr.Or. Mansur, M.S mansur@uny.ac.id Fungsi air dan elektrolit 1. Mempertahankan keseimbangan cairan 2. Hilangnya kelebihan air terjadi selama aktivitas 3. Dehidrasi

Lebih terperinci

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare. PENYAKIT CAMPAK Apakah setiap bintik-bintik merah yang muncul di seluruh tubuh pada anak balita merupakan campak? Banyak para orangtua salah mengira gejala campak. Salah perkiraan ini tak jarang menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah DBD merupakan penyakit menular yang disebabkan virus dengue. Penyakit DBD tidak ditularkan secara langsung dari orang ke orang, tetapi ditularkan kepada manusia

Lebih terperinci

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi:

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi: Dehidrasi Pengertian, Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan Pengertian: Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang didapatkan, sehingga keseimbangan gula-garam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengembangan turunan asam salisilat dilakukan karena asam salisilat populer di masyarakat namun memiliki efek samping yang berbahaya. Dalam penggunaannya,

Lebih terperinci

10 Komplikasi Diabetes dan Obat Alami Diabetes Untuk Melawannya

10 Komplikasi Diabetes dan Obat Alami Diabetes Untuk Melawannya 10 Komplikasi Diabetes dan Obat Alami Diabetes Untuk Melawannya Obat Alami Diabetes Serta Pencegahan Terhadap Komplikasi Diabetes Diabetes meningkatkan risiko Anda terhadap banyak masalah kesehatan serius.

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM DENGAN PERILAKU KOMPRES DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA. Skripsi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM DENGAN PERILAKU KOMPRES DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA. Skripsi HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM DENGAN PERILAKU KOMPRES DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011 ERGONOMI - TEMPERATUR - Universitas Mercu Buana 2011 Tubuh Manusia dan Temperatur Kroemer & Kroemer,, 2001) Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga

Lebih terperinci

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016 Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016 TEMA 1 : Tuberkulosis (TB) A. Apa itu TB? TB atau Tuberkulosis adalah Penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis. Kuman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai penyakit seperti TBC, difteri, pertusis, hepatitis B, poliomyelitis, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai penyakit seperti TBC, difteri, pertusis, hepatitis B, poliomyelitis, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Imunisasi merupakan bentuk intervensi kesehatan yang efektif dalam menurunkan angka kematian bayi dan balita. Dengan imunisasi, berbagai penyakit seperti TBC,

Lebih terperinci

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Leukemia Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sumsum tulang dan sel-sel darah putih. Leukemia merupakan salah satu dari sepuluh kanker pembunuh teratas di Hong Kong, dengan sekitar 400 kasus baru

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Temperatur Tubuh Peningkatan temperatur tubuh dapat dijadikan indikator terjadinya peradangan di dalam tubuh atau demam. Menurut Kelly (1984), temperatur normal tubuh sapi

Lebih terperinci

Obat. Written by bhumi Thursday, 15 March :26 -

Obat. Written by bhumi Thursday, 15 March :26 - Dalam keseharian hidup kita, kita sangat dekat dengan obat-obatan, apakah karena suatu sakit menahun yang diderita atau yang membantu meringankan rasa sakit saat kita sedang dalam keadaan tidak fit. Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya sangat cepat. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya sangat cepat. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konjungtivitis merupakan penyakit mata paling umum didunia. Penyakit konjungtivitis ini berada pada peringkat no.3 terbesar di dunia setelah penyakit katarak dan glaukoma,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Prevalensi penyakit terkait inflamasi di Indonesia, seperti rematik (radang sendi) tergolong cukup tinggi, yakni sekitar 32,2% (Nainggolan, 2009). Inflamasi

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Demografi Responden. Distribusi responden berdasarkan umur seperti pada tabel 3.

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Demografi Responden. Distribusi responden berdasarkan umur seperti pada tabel 3. 2 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Umur Responden A. Demografi Responden Distribusi responden berdasarkan umur seperti pada tabel 3. Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Dalam Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEPATUHAN 1. Defenisi Kepatuhan Kepatuhan adalah tingkat ketepatan perilaku seorang individu dengan nasehat medis atau kesehatan. Dengan menggambarkanpenggunaan obat sesuai petunjuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Suhu yang dimaksud adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Suhu yang dimaksud adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Suhu yang dimaksud adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan. berkembang secara optimal, baik fisik, mental, maupun sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan. berkembang secara optimal, baik fisik, mental, maupun sosial dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Menurut undang-undang perlindungan anak, dinyatakan bahwa anak adalah amanah dari karunia Tuhan Yang Maha Esa, juga tunas, potensi dan generasi muda penerus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Keadaan demam sejak zaman Hippocrates sudah diketahui sebagai penanda penyakit (Nelwan, 2006). Demam mengacu pada peningkatan suhu tubuh yang berhubungan langsung dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Inflamasi adalah suatu respon jaringan terhadap rangsangan fisik atau kimiawi yang merusak. Rangsangan ini menyebabkan lepasnya mediator inflamasi seperti histamin,

Lebih terperinci

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan

Lebih terperinci

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Apakah hepatitis? Hepatitis adalah peradangan hati. Ini mungkin disebabkan oleh obat-obatan, penggunaan alkohol, atau kondisi medis tertentu. Tetapi dalam banyak

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan. Sistem Imunitas

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan. Sistem Imunitas Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Immunitas Niken Andalasari Sistem Imunitas Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta

Lebih terperinci

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g ASUHAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH By. Farida Linda Sari Siregar, M.Kep PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari

Lebih terperinci

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru

Lebih terperinci

Obat Diabetes Basah Serta Gejala Komplikasi HHNS Penderita Diabetes

Obat Diabetes Basah Serta Gejala Komplikasi HHNS Penderita Diabetes Obat Diabetes Basah Serta Gejala Komplikasi HHNS Penderita Diabetes Apa Itu Obat Diabetes Basah & HHNS? Hyperosmolar Hyperglycemic Nonketotic Syndrome (HHNS), adalah kondisi serius yang paling sering terlihat

Lebih terperinci

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk Pelayanan Kesehatan bagi Anak Bab 7 Gizi Buruk Catatan untuk fasilitator Ringkasan kasus Joshua adalah seorang anak laki-laki berusia 12 bulan yang dibawa ke rumah sakit kabupaten dari rumah yang berlokasi

Lebih terperinci

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS Asuhan segera pada bayi baru lahir Adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah persalinan. Aspek-aspek penting yang harus dilakukan pada

Lebih terperinci

anti-inflamasi non steroidal (AINS). Contoh obat golongan AINS adalah ibuprofen, piroksikam, dan natrium diklofenak. Obat golongan ini mempunyai efek

anti-inflamasi non steroidal (AINS). Contoh obat golongan AINS adalah ibuprofen, piroksikam, dan natrium diklofenak. Obat golongan ini mempunyai efek BAB 1 PENDAHULUAN Saat ini, rasa sakit karena nyeri sendi sering menjadi penyebab gangguan aktivitas sehari-hari seseorang. Hal ini mengundang penderita untuk segera mengatasinya baik dengan upaya farmakoterapi,

Lebih terperinci

BIOFISIKA 2 BIOENERGETIKA

BIOFISIKA 2 BIOENERGETIKA BIOFISIKA 2 BIOENERGETIKA 1. KONSEP ENERGI Energi sering menjadi pokok bahasan setiap hari, namun tak banyak orang yang memahami konsep dasar energi. Energi dapat ditinjau dari 3 sudut pandang, yaitu :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum TK Purwanida I

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum TK Purwanida I BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum TK Purwanida I TK Purwanida I terletak di Jalan Srikandi No 12 Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

Aneka kebiasaan turun temurun perawatan bayi

Aneka kebiasaan turun temurun perawatan bayi Aneka kebiasaan turun temurun perawatan bayi ASI Asi harus dibuang dulu sebelum menyusui, karena ASI yang keluar adalah ASI lama (Basi). ASI tak pernah basi! biasanya yang dimaksud dengan ASI lama adalah

Lebih terperinci

Jika ciprofloxacin tidak sesuai, Anda akan harus minum antibiotik lain untuk menghapuskan kuman meningokokus.

Jika ciprofloxacin tidak sesuai, Anda akan harus minum antibiotik lain untuk menghapuskan kuman meningokokus. CIPROFLOXACIN: suatu antibiotik bagi kontak dari penderita infeksi meningokokus Ciprofloxacin merupakan suatu antibiotik yang adakalanya diberikan kepada orang yang berada dalam kontak dekat dengan seseorang

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN DEMAM PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN DI DESA BAKALAN BANJARSARI SURAKARTA

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN DEMAM PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN DI DESA BAKALAN BANJARSARI SURAKARTA 1 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN DEMAM PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN DI DESA BAKALAN BANJARSARI SURAKARTA Sugihartiningsih STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta Jl. Tulang Bawang Selatan No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat saat ini sudah tidak pasif lagi dalam menanggapi situasi sakit maupun gangguan ringan kesehatannya. Mereka sudah tidak lagi segan minum obat pilihan

Lebih terperinci