Bioekologi dan Perilaku Serangga

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bioekologi dan Perilaku Serangga"

Transkripsi

1 Pertemuan ke-3 Mampu menjelaskan bioekologi serangga hama. Sifat & morfologi serangga hama. Faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan serangga hama. Pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap populasi serangga hama.

2 Bioekologi dan Perilaku Serangga Adaptasi serangga terhadap keadaan ekstrim Temperatur o Banyak serangga mampu beradaptasi pada daerah yang sangat dingin seperti Antartika o Kutu menempel pada singa laut di daerah kutub, di mana suhunya selalu di bawah -2 derajatc o Kolembolla & tungau ditemukan di suatu glasiar 600 km dari kutub selatan o Di pulau-pulau Sub-antartika jenis serangga yg hdp lebih banyak, khususnya Coleoptera, Diptera, & Lepidoptera. o Banyak serangga hidup & berkembang pd musim salju (namun banyak jg yg berdiapause dalam bentuk larva /pupa). o Glycerol berfungsi sebagai anti freezing

3 Adaptasi terhadap keadaan ekstrim Diapause o Adalah fase di mana organisme berhenti berkembang & terjadi pada siklus tahunan o Berbeda dengan quiescene yang merupakan respon sementara terhadap kondisi yang kurang menguntungkan seperti kekeringan atau temperatu rendah o Pada spesies univoltine (satu generasi per tahun), diapause obligat sering terjadi (di daerah sub tropika) o Pada spesies multivoltine diapause vakultatif mungkin terjadi (di daerah subtropika)

4 Adaptasi terhadap keadaan ekstrim Penyimpanan makanan Penyimpanan makanan merupakan mekanisme pertahanan hidup Semut (HMY: Fomicidae) sering mengumpulkan biji-bijian dan disimpan di sarangnya Lebah mengumpukan polen dan madu untuk keturunannya Sejenis tabuhan (HYM: Specidae) menyimpan larva Lepidoptera disarangnya

5 Adaptasi terhadap keadaan ekstrim o Jenis capung tertentu di Afrika hidup di gua pada siang hari (trogloxene: menggunakan gua sebagai tempat hidup sementara) Hidup di gua o Kehidupan yang ekstrim dan sangat menarik adalah di gua yang gelap total (troglobites) o Biasanya tak bermata, namun di serangga di kompensasi dengan antenna, tungkai, dan rambut perasa yang ramping dan panjang o Di Australia terdapat ratusan serangga di gua yang gelap total. Salah satunya adalah kecoa tanpa mata Trogloblatella nullarborensis (BLAT: Blattellidae)

6 Adaptasi terhadap keadaan ekstrim Air tawar Banyak modifikasi fisik serangga untuk hidup di air, seperti pada larva nyamuk, naiad capung dan kumbang air Jenis serangga tertentu memiliki insang (tracheal gill) untuk adaptasi dalam air Sejenis lalat (DIP: Gerridae) mempunyai tungkai yang termodifikasi untuk berjalan di atas permukaan air Banyak serangga memiliki tungkai seperti dayung untuk berenang di air

7 Kehidupan sekitar dan dalam air Kekeringan (Desiccation) Cryptobiosis istilah untuk mekanisme pertahanan hidup (survival) suatu organisme Sejenis larva nyamuk (DIP: Chironomidae) dapat hidup tanpa air sedikitpun dalam tubuhnya dan bertahan di suhu derajat C, serta masih bertahan direndam di ethanol absolut /glycerol selama seminggu

8 Kehidupan sekitar dan dalam air Perairan dalam dan laut o Meskipun serangga adaftif terhadap berbagai lingkungan. Hanya nyamuk Chironomid (DIP: Chironomidae) yang hidup di danau yang dalam o Tidak ada serangga yang hidup di laut dalam, namun banyak yang hidup di pantai dan tahan air laut yang bergaram atau menggunakan laut untuk sarana migarasi (misalnya dari ujung kulon Krakatau) o Ada jenis serangga tertentu dapat hidup dan beradaptasi permukaan air laut. Serangga ini tidak bersayap dan dapat meloncat sejauh 12 cm (di Australia)

9 Hubungan serangga dengan tanaman Tanaman sebagai makan dan habitat o Banyak serangga fitofag menjadi pesaing manusia (hama) o Beberapa serangga menjadi arboreal dan banyak modifikasi dalam tubuhnya (serangga penggerek batang), daun dll) o Beberapa kutu tempurung kelihatan menyatu pada tanaman o Serangga punya masalah dengan tanaman, karena: sebagian beracun Kandungan nutrisi tidak sesuai

10 Hubungan serangga dengan tanaman o Banyak tanaman yang dihindari oleh binatang herbivora ternyata tidak luput dari serangan serangga Pertahanan tanaman dari serangan serangga o Tanaman berevolusi untuk pertahanan terhadap serangan herbivora o Secara kimia, tanaman tertentu mengandung bahan yang merugikan serangga (secondary compouds) o Secara mekanis (duri, daun berambut) o Banyak adaptasi morfologi serangga untuk mengatasi system pertahanan tanaman (contoh: kepala dan mandible penggerek batang COL: Cerambycidae berukuran besar dan kuat)

11 Hubungan serangga dengan tanaman Serangga penyebar penyakit tanaman Tranmisi penyakit merupakan konsekuensi dari serangga yang memakan tanaman Jenis penyakit yang banyak ditularkan serangga adalah virus selain fitoplasma, bakteri, cendawan. Wereng coklat merupakan vector penyakit virus pada tanaman padi. Wereng hijau (HEM: Jassidae) menyebarkan penyakit tungro pada padi. Kutu daun, kutu kebul, dan trips juga merupakan vector berbagai jenis virus pada tanaman sayuran dan tanaman hias

12 Hubungan serangga dengan tanaman Puru (Galls) Disebut juga puru. Contohnya serangan pada padi oleh sejenis nyamuk (DIP: Cecydomyiidae) dan bisul-bisul pada daun jambu bol oleh Psyllidae (HEM) Kebanyak puru pada daun, tangkai, bunga, pucuk tanaman Selain oleh DIP dan HEM, banyak grup lain dapat membentuk puru, seperti THY, COL, LEP.

13 Hubungan serangga dengan tanaman Koevolusi mutualisme tanaman dan serangga Koevolusi terjadi karena tekanan seleksi Myrmechohory adaptasi tanaman sedemikian rupa terhadap semut sebagai penyebar. Semut dapat membawa biji dan menyebarkannya. Semut dapat menjadi penyerbuk. Serangga sebagai agen cross-pollination

14 Hubungan serangga dengan tanaman Tanaman pemakan serangga Meskipun hamper semua tanaman dapat terserang serangga namun da sebaliknya dimana tanaman makan serangga Tanaman kantong semar (Nephente) merupakan contoh terkenal. Mekanisme yang lain adalah jebakan perekat Tanaman makan serangga untuk dicerna dan diambil nutrisinya: protein.

15 Hubungan serangga dengan tanaman Banyak serangga sebagai bagian dari rantai makanan yang panjang Hewan pemangsa serangga adalah burung, ikan, kelelawar, katak, cicak, laba-laba dan binatang lain termasuk serangga sendiri Contoh menarik adalah ikan senapan di Australia dan bunlon yang mempunyai lidah menjulur untuk menangkap serangga Serangga predator seperti lalat Asilidae (DIP), kumbang pemangsa (COL: Carabidae), Capung (ODO)

16 Parasit dan Parasitisasi Serangga parasite pada vertebrata Banyak serangga sebagai ektoparasit pada vertebrata (sapi, kerbau, kucing, anjing) Kutu pinjal selain sebagai parasite juga vector penyakit pada hewan Kebanyakan serangga parasite hewan beradaptasi dengan kuku yang kuat untuk mengait di rambut inang dan menjadi tidak bersayap Larva lalat parasite sering hidup pada inang

17 Serangga parasite pada serangga Grup serangga yang banyak menjadi parasite adalah Hymenoptera, Diptera dan Strepsiptera Beberapa serangga juga sebagai parasitoid, seperti parasite tapi dapat mematikan inangnya Hyperparasitoid: serangga parasite yang memarasit parasitoid

18 Parasit dan parasitisasi Musuh alami serangga Tungau (acarina) merupakan ektoparasit serangga Selain tungau: fungi, protozoa, bakteri, virus Banyak musuh alami serangga ini sengaja dibiakkan dan dikembnagkan untuk maksud pengendalian biologi pada system pertanian

19 Parasit dan parasitisasi Foresi (Phoresy) Banyak serangga menempel ke organisme lain untuk maksud perpindahan tempat (transportasi) Larva instar pertama Meloidae (COL) yang disebut triungulin yang aktif bergerak dan menempel pada bunga-bungaan supaya dapat pindah bersama lebah Kutu daun (Aphids) sering pindah oleh semut ke bagian tanaman atau tanaman lain untuk keperluan makanan (embun madu)

20 Warna, Bentuk, Mimikri dan Polimorfisme Penyamaran (Crypsis) Merupakan kombinasi warna, struktur dan perilaku untuk penyamaran Phasmatodea (belalang dan atau ranting) menyamar sebagai daun atau ranting Ulat jengkal berwarna seperti ranting dan sering berperilaku kaku sehingga seperti ranting kering Ngengat mirip sekali dengan lebah penyengat

21 Warna, Bentuk, Mimikri dan Polimorfisme Aposematik Selain mengeluarkan bahan kimia, serangga sering sangat tidak enak dimakan (distastesful) dan sangat beracun Banyak serangga kalau menyengat atau menggigit terasa sangat menyakitkan Lebah tabuhan merupakan penyengat yang hebat. Begitu juga semut api atau ulat bulu yang dapat membuat kulit sangat gatal

22 Warna, Bentuk, Mimikri dan Polimorfisme Mimikri Mimikri dengan bentuk atau warna yang merupakan perhatian bahaya bagi organisme lain. Seperti lebah berwarna hitam dan kuning (pada ular juga). Hal ini disebut Mimikri Mullerian Mimikri Batesian merupakan mimikri organisme yang menyerupai organisme yang berbahaya. Contohnya lalat menyerupai lebah penyengat Mimikri aide-memoire adalah mimikri agar organisme predator ingat dengan pengalaman buruk sebelumnya. Contoh: serangga mengeluarkan suara desis, serangga dengan sayap seperti mata burung.

23 Warna, Bentuk, Mimikri dan Polimorfisme Polimorfisme siklus Perubahan bentuk secara siklus terjadi pada jenis tertentu seperti kutu daun dan wereng. Pada kutu daun, perubahan warna atau bersayap-tidak bersayap terjadi tergantung pada lingkungan dan makanan Pada suatu serangga dapat terjadi perubahan sebanyak 20 macam dalam setahun contoh lain pada kepik hijau Myzus persicae

24 Serangga Sosial Serangga social (sebenarnya) adalah yang membentuk koloni dan mempunyai pembagian kelompok sebagai fungsi yang berbeda (Raja, ratu, serdadu, dan semut(hym) Grup lain (HEM) memiliki beberapa spesies yang tetuanya menjaga keturunannya (social juga walaupun tak sebenarnya) Embioptera merupakan salah satu grup yang membuat sarang (untuk rumah tingga bagi seluruh populasi).

25 Migrasi Tujuan migrasi pada serangga: Untuk memaksimumkan kemungkinan survive di berbagai macam habitat yang berbeda Untuk lolos dari keadaan lingkungan buruk, musuh alami, atau penyakit Untuk mencari pasangankawin dan membuat koloni baru Di daerah sub temperature, pada musim dingin serangga bermigrasi ke daerah lain yang lebih panas

26 PERILAKU Instincts Taxes positif/negative Contoh:phototaxis, anemotaxis, geotaksis Belajar Perubahan perilaku karena pengalaman sebelumnya Komunikasi Jarak jauh Melibatkan alat visual, bahan kimia tersebar di udara, alat pendengar (auditory) dll. jarak dekat kombinasi beberapa organ perasa khusus intraspesifik dan interspesifik bahan kimia yang mempengaruhi perilaku

27 PERILAKU Dalam tubuh serangga: hormone, diproduksi di suatu bagian dan disebarkan ke bagian lain Dikeluarkan dari individu, mempengaruhi individu lain spesies sama: pheromone primer, efek jangka panjang (serangga social) releaser, efek sesaat 9sex dan aggregation pheromones) beda spesies (interspesific). allomone keuntungan untuk pengirim bahan kimia (venoms,defective compound). Menguntungkan pengirim dan penerima pesan (sekresi daro myrmecophiles, beberapa secondary plant compounds)

28 Kairomone. Menguntungkan penerima bahan kimia. Biasanya berhubungan dengan makanan Dalam banyak kasus, bahan kimia yang dikeluarkan bersifat keduanya, sebagai allomne dan kairomone (contoh cantharidin).

29 Definisi Ekosistem Organisme & lingkungannya dalam 1 unit. Komunitas & lingkungan fisiknya. Interaksi dari semua faktor dalam suatu habitat tertentu. Satu unit dalam suatu organisasi hayati yang dibentuk dari semua organisasi dalam suatu area tertentu & masing-masing berinteraksi dengan lingungan fisiknya sehingga terjadi perpindahan energi & terbentuk jaringan makanan. Hutan, danau, kolam, areal pertanian.

30 Rantai makanan (food chain) Tanaman mengandung senyawa kimia merupakan sumber energi (karbohidrat, protein, lemak, lainnya), kemudian dipindakan ke organisme lain melalui proses makan memakan antara 1 organisme dengan organisme lain. Sumber energi Serangga fitofag: tanaman. Parasitoid, predator: hewan lain.

31 Jaring makanan (food web) Berbagai bentuk hubungan makan memakan dalam 1 komunitas menghubungkan spesies 1 organisme dengan organisme lain sehingga membentuk suatu jaringan.

32 Ekosistem alami Hutan. Lebih kompleks dan stabil. Kurang ada campur tangan manusia. Ekosistem buatan Ekosistem pertanian. Campur tangan manusia banyak.

33 Spesies yang sama- populasi, kumpulan populasi yang berbeda - 1 komunitas. Ekosistem Unit dasar fungsional dalam ekologi, karena ekosistem melibatkan komunitas biotik dan abiotic, masing-masing mempengaruhi sifatnya. Interaksi antara spesies, populasi, komunitas dalam 1 area tertentu dan hubungannya dengan factor abiotik (iklim, makanan, tempat tinggal) = bentuk ekosistem

34 Ekosistem Terjadi interaksi organisme Tejadi perpindahan energy (jarring makanan) Pertumbuhan populasi tergantung ketersediaan makanan dalam ekosistem Makanan factor pembatas Tropic relation Apa yang akan dimakan oleh organisme dan siapa yang akan memakan organisme tersebut merupakan 1 hubungan. herbivora-karnivora-omnivora

35 Ekosistem pertanian Ekosistem buatan yang dibentuk dan dimanipulasi manusia Campur tangan manusia (pengolahan tanah, irigasi, penanaman, penyiagan, irigasi, psetisida) Rantai makanan lebh sederhana Kurang stabil Dikuasai oleh organisme yang r-seleksi Organisme r-seleksi: jenis organisme yang mempunyai daya reproduksi tinggi tetapi tetapi daya kompetesinya rendah. Kutu daun dan rumput.

36 Dampak ekosistem buatan Pencemaran lingkungan Erosi Banjir Mengubah secara total sifat fisik dan biotis dari habitat melalui pengairan, pemupukan, pemakaian pestisida Ekologi pertanian Mempelajari proses dalam suatu ekosistem pertanian melalui suatu usaha manusia serta berbagai akibat yang terjadi lewat perubahan dalam ekosistem tersebut.

37 Dampak ekosistem buatan Pemupukan Tanaman lebih terhadap serangan hama & penyakit Irigasi Merangsang perkembangan H & P karena kelembapan tanah lebih merata Pengolaha tanah Merangsang pathogen yang hidup dalam tanah Penanaman terus-menerus Merangsang bertambahnya populasi serangga, jamur, nematode Kepadatan tanaman yang tinggi Perubahan terhadap lingkugan sekitar tanaman & merangsang perkembangan H & P Pengendalian Hama dengan pestisida Membunuh musuh alami, sehingga terjadi ledakan populasi pada masa tanam berikutnya

38 Pemindahan energy dari ekosistem Matahari tanaman herbivora karnivora manusia Daun 30-40% rontoh kurang berpengaruh terhadap hasil panen Biji atau bunga 5-20%, kerusakan yang sangat berarti bagi tanaman. Tipe kerusakan, berarti untuk pengendalian.

39 Anatomi Luar serangga istilah:-istilah serangga: 1. Anterior: bagian depan / kepala serangga 2. Posterior: berhubungan dengan bagian belakang/ ujung abdomen serangga 3. Dorsal: berhubungan dengan bagian atas tubuh serangga/ punggung serangga 4. Ventral: berhubungan dengan bagian bawah tubuh/ perut serangga 5. Lateral: berhubungan dengan bagian sisi tubuh serangga 6. Mesal: berhubungan dengan bagian tengan tubuh serangga

40 STRUKTUR TUBUH SERANGGA Filum arthropoda (arthos; ruas, podos: tungkai) Sub filum: mandibulata Kelas; insect Ruas tubuh serangga: 3 bagian (tagmata) 1. Kepala/caput 2. Dada/ thorax 3. Perut/abdomen 20 ruas: 6 ruas terkonsolidasi kepala 3 ruas toraks 11 ruas abdomen

41

42

43

44 Kepala/caput; 1. Alat mulut 2. Mata: a. mata majemuk (faset), b. mata tunggal (oselli) 3. Sepasang embelan: antenna Thoraks; 1. Prothoraks 2. Mesothoraks (sayap) 3. Metathoraks (sayap) Abdomen : alat pencernaan

45

46 Eksoskeleton: pengerasan dinding tubuh sebagai kerangka luar Sklerotisasi: proses pengerasan dinding tubuh. Integumen: dinding tubuh/ kulit serangga 1. 1 lapis epidermis (menghasilkan lapisan luar yang keras) 2. Selaput (membrane) dasar 3. Kutikula (lunak dan lemas) mengalami sklerotisasi dan menyerupai pelat (sklerit). Garis antara sklerit (sutura): a. endokutikula b. eksokutikula Penggantian kulit serangga: molting Proses penggantian kulit: ekdisis

47 Kepala Serangga: 1. Alat mulut 2. Antena 3. Mata majemuk 4. Mata tunggal Permukaan belakang serangga berupa lubang (foramen magnum), melalui lubang tersebut berjalan urat saraf ventral, trakea, system saluran pencernaan, urat-daging, saluran darah dorsal.

48

49 Posisi kepala serangga berdasarkan letak arah alat mulut: 1. Hypognatus (vertical): bagian alat mulut mengarah ke bawah, segmen kepala ada dalam posisi sama dengan tungkai. Belalang (valanga nigricornis) orthopteran. 2. Prognatus (horizontal): bagian alat mulut mengarah ke depan, aktif mengejar mangsa (Coccinella arcuta) (coleopteran) 3. Opistognatus (oblique): bagian alat mulut mengarah ke belakang dan terletak di antara selasela pasangan tungkai. Walang sangit, Leptocorixa acuta (hemiptera)

50 Organ penerima rangsang di kepala: 1. Mata majemuk: terdiri atas unit kecil (facet/ommatidia) Faset: lensa untuk membentuk bayangan 2. Antena Mata tunggal: 1-3 buah. Tida dapat membentuk bayangan tetapi dapat mengetahui intensitas cahaya.

51

52 Bagian utama alat mulut: Mandibel Maksila Labium Labrum Hipofarink Alat mulut Serangga

53

54

55 7 tipe alat mulut serangga Menggigit mengunyah (biting-chewing) Orthoptera, Coleoptera, mandible besar & keras, bagian bawah mandible ada gigi yang bergerak seperti gunting. Memotong-menyerap Lalat isap darah, Tabanidae. Madibel & maksila panjang, meruncing & berfungsi sebagai stilet untuk merobek kulit. Darah yang keluar diserap labium. Menyerap (sponging) Lalat rumah, proboscis sebagian besar terdiri atas labium. Mandibel & maksila tidak ada. Probosis menyerap cairan yang bercampur dengan kelenjar ludah. Makanan masuk melalui kapiler kecil : pseudotrachea /labelium.

56 Menghisap dengan tabung (shiponing) Ngengat & kupu. Menisap cairan dari dalam bunga dengan menggunakan probosis panjang. istrahat melingkar secara alami. Merobek menghisap Nyamuk, pinjal, wereng. Alat mulut terdiri dari beberapa stilet yang merupakan mandible, maksila, hipofaring, & labrum (seri stilet). Jumlah stilet berbeda. Kutu penghisap (Anoplura) stiletnya 3, nyamuk 6. bagian stilet keras menembus kulit, lembut (labium) tidak masuk ke dalam. Mengunyah melipat Tawon madu. Makanan bentuk cair, madu & nectar. Alat mulut: hipofaring, labium, palpus labium, maksila. Glosa dari labium naik turun sambil menghisap madu & nectar.mandible untuk memotong bagian tanaman yang menghalangi gerakan labium menghisap untuk cairan

57 Merobek menghisap hanya mandible kiri & 2 maksila sebagai stilet untuk merobek jaringan tanaman. Thysanoptera (thrips)

58 Mata 1. Mata sederhana (oseli) 1 kornea berbentuk dome (membengkak), bagian bawahnya 2 lapisan sel: sel korneagenus & retina. Rhabdon sel retina terdapat di bagian luar retina & bagian dasarnya kadang berpigmen. larva, nimfa, dewasa (dorsal oseli) 2. Mata majemuk (compound eyes) Kebanyakan dewasa dan nimfa. Tipe mata kompleks sebagai penerima cahaya. Terdiri atas ribuan unit individu (ommatidium). Setiap ommatidium lensa kornea berbentuk heksagonal dan konveks. Ommatidium sebagai penerima cahaya. Serangga terbang siang hari, ommatidium sebagai pengumpul cahaya: lensa kornea & crystalline cone, alat peraba cahaya: rabdon.

59 Antena Embelan bersegmen pada bagian kepala, di depan/di antara mata majemuk. Alat peraba, perasa & aktivitas sensori (pendengaran, bau, kelembapan, stimulus. Segmen antenna: scape, pedicel, flagellum. 2 bagian pertama digerakkan otot, sedangkan flagellum diatur tekanan darah/factor fisik lainnya. 11 jenis tipe antenna serangga dewasa: filiform (Carabus) aristat (Musca) setaseus (Blatta) lamelat (Melolontha) serate (Elateridae) kapitat (Necrobia sp) moniliform (Calotermes) klavat (Lepidoptera) pektinat (Tenthredinidae) Plumosa (Culex jantan) genikulat (Chalcidae)

60

61 Toraks Protoraks, mesotoraks, metatoraks. Masing segmen teerdapat 1 pasang tungkai. Bagian atas : tergum/notum Bagian ventral: sternum Bagian lateral: pleura Sayap 1 pasang terdapat pada mesotoraks. Diptera Sayap 2 pasang terdapat pada meso & metatoraks. Lepidoptera, Coleoptera, Odonata.

62 Tungkai 6 segmen: koksa, trokanter, femur, tibia, tarsus, pretarsus terdiri atas kuku (claws), arolium/pulvili. Untuk berjalan Tipe tungkai Ambulatorial Sederhana, biasanya untuk berjalan, femur dan tibia lebih panjang dari segmen lain. Cursorial berbentuk panjang & kecil (kecoak, Carabidae) Saltatorial untuk melompat. Femur yang diperbesar pada bagian metatoraks seperti belalang. Raptorial tungkai depan untuk menangkap & memegang makanan. Mantidae.

63 Tungkai Natatorial untuk berenang/menyelam. Tungkai tengah dan belakang melebar dilengkapi rambut perenang. Fossorial tungkai depan diperpendek & mempunyai sklerit yang tebal & keras. Gryllotalpidae, nimfa Cicada. Clasping tungkai depan untuk memegang betina saat kopulasi. Kumbang air. Tarsomer diperbesar dengan bentuk pengisap & kuku besar membentuk organ yang dapat memegang erat.

64 Sayap Berkembang pada bagian dorsal & lateral antara nota & pleura pada meso & metatoraks. Bervasiasi dalam jumlah, ukuran, bentuk, tekstur, venasi, posisi dalam keadaan istirahat. Tidak bersayap: Protura & Colembolla. Untuk terbang, pergerakan, perlindungan tubuh. Garis tebal: vena, membagi lembaran sayap dalam beberapa daerah. Pembagian vena pada sayap; venasi sayap.

65 Venasi sayap 1. Vena memanjang (longitudinal veins) Costa, subcostal, radius, radial sector, media, cubitus anal veins, 2. Vena melintang (cross vein) humeral, radian, sectorial, radio-medial, medial, medio-cubital, cubito-anal, Modifikasi sayap Tegmina: sayap depan dan belakang agak keras. Elitra; sayap depan sangat keras dan bersklerotisasi. Hemilitra: pangkal sayap depan agak keras, bagian ujung membranus.

66 Abdomen 11 segmen, segmen ke 11 diperkecil & membentuk tonjolan (appendages), dilengkapi alat kelamin, embelan (sersi). Segmen genital, ada struktur yang berasosiasi dengan lubang (saluran genital). Jantan berfungsi untuk kopulasi dan pemindahan sperma. Genetalia jantan: aedagus, tabung anus, pigofer. Genetalia betina: ovipositor terbentuk dari gonofor. Ovipositor: lempeng dasar (basal plate), valviver, valvula. 1 pasang spirakel di bagian lateral. Odonata dan Neuroptera, pradewasanya ada alat pernapasan (gills).

67 Integumen 3 lapisan: kutikel, epidermis, membrane dasar. Mendukung 7 melindungi bagian dalam tubuh. Mencegah pengeluaran air pada permukaan tubuh. Proteksi terhadap penyakit dan musuh alami. Memberikan bentuk & mengatur pertumbuhan serangga. Tempat pengikatan otot.

68 Kutikel Sekresi dari epidermis & menutup bagian luar tubuh. Tidak bersel. Bagian terbesar kutikel mengalami sklerotisasi/pengerasan. Terdiri atas epikutikel, ekso & endokutikel. Pada epikutikel terdapat lapisan segmen yang terbentuk dari lapisan lipoprotein & molekul lilin sehingga tak tembus air. Eksokutikel: lapisan luar kutikel. Endokutikel: lapisan dalam kutikel. Kutikel serangga: kitin & protein.

69 Epidermis Lapisan luar. Dalam sel epidermis terdapat sel kelenjar khusus yang berhubungan dengan pembentukan sensila kutikel. Sebagian sel epidermis membentuk organ indera & sebagian menghasilkan cairan pengganti kulit. Terdiri atas membrane dasar sebagai tempat pengikatan otot.

KLASIFIKASI & JENIS ORDO SERANGGA

KLASIFIKASI & JENIS ORDO SERANGGA KLASIFIKASI & JENIS ORDO SERANGGA KLASIFIKASI SERANGGA Insekta terbagi 2 ordo: 1. Apterygota: tanpa sayap Protura, collembola, Diplura, Thysanura, Microcoryphia 2. Pterygota: bersayap Pterygota: bersayap

Lebih terperinci

ANATOMI SERANGGA. 1. Anatomi Umum 2. Dinding Tubuh 3. Kepala 4. Tipe-tipe Antena 5. Bagian-bagian Mulut

ANATOMI SERANGGA. 1. Anatomi Umum 2. Dinding Tubuh 3. Kepala 4. Tipe-tipe Antena 5. Bagian-bagian Mulut ANATOMI SERANGGA 1. Anatomi Umum 2. Dinding Tubuh 3. Kepala 4. Tipe-tipe Antena 5. Bagian-bagian Mulut 6. Toraks 7. Tipe Kaki Serangga 8. Sayap Serangga 9. Abdomen Anatomi Serangga ANATOMI SERANGGA SECARA

Lebih terperinci

Pengertian. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

Pengertian. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan Adaptasi Pengertian Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan Adaptasi dibedakan menjadi 3 jenis 1. Adaptasi Morfologi Proses adaptasi yang dilakukan dengan menyesuaikan bentuk

Lebih terperinci

Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer

Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer Ekosistem adalah kesatuan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem juga dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik yang komplek antara organisme dengan lingkungannya. Ilmu yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Capung

TINJAUAN PUSTAKA. Capung TINJAUAN PUSTAKA Capung Klasifikasi Capung termasuk dalam kingdom Animalia, filum Arthropoda, klas Insecta, dan ordo Odonata. Ordo Odonata dibagi ke dalam dua subordo yaitu Zygoptera dan Anisoptera. Kedua

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU HAMA TANAMAN

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU HAMA TANAMAN LAPORAN PRAKTIKUM ILMU HAMA TANAMAN Gejala dan Kerusakan akibat Serangan Hama Oleh : Nama : Arif Hermanto NIM : 0910480021 Kelompok : Selasa, 15.00 WIB Asisten : Mbak Mia JURUSAN ILMU HAMA DAN PENYAKIT

Lebih terperinci

FILUM ARTHROPODA NAMA KELOMPOK 13 : APRILIA WIDIATAMA ERNI ASLINDA RINA SUSANTI

FILUM ARTHROPODA NAMA KELOMPOK 13 : APRILIA WIDIATAMA ERNI ASLINDA RINA SUSANTI FILUM ARTHROPODA NAMA KELOMPOK 13 : APRILIA WIDIATAMA ERNI ASLINDA RINA SUSANTI Kata Arthropoda berasal dari bahasa Yunani yaitu Arthros berarti sendi (ruas) dan Podos berarti kaki. Jadi arthropoda adalah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus

TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Serangga predator adalah jenis serangga yang memangsa serangga hama atau serangga lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan serangga predator sudah dikenal

Lebih terperinci

biologi SET 23 ANIMALIA 3 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. FILUM ARTHROPODA a. Ciri Ciri b. Klasifikasi

biologi SET 23 ANIMALIA 3 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. FILUM ARTHROPODA a. Ciri Ciri b. Klasifikasi 23 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi A. FILUM ARTHROPODA a. Ciri Ciri SET 23 ANIMALIA 3 1. Bersegmen metameri 2. Peredaran darah terbuka 3. Tidak punya Hb, tetapi memiliki haemocyanin

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus

HASIL DAN PEMBAHASAN. Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus 12 HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus Telur Telur parasitoid B. lasus berbentuk agak lonjong dan melengkung seperti bulan sabit dengan ujung-ujung yang tumpul, transparan dan berwarna

Lebih terperinci

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa Metamorfosis Kecoa 1. Stadium Telur Proses metamorfosis kecoa diawali dengan stadium telur. Telur kecoa diperoleh dari hasil pembuahan sel telur betina oleh sel spermatozoa kecoa jantan. Induk betina kecoa

Lebih terperinci

Prinsip-Prinsip Ekologi. Faktor Biotik

Prinsip-Prinsip Ekologi. Faktor Biotik Prinsip-Prinsip Ekologi Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktora biotik antara lain suhu, air, kelembapan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Lalat penggorok daun, Liriomyza sp, termasuk serangga polifag yang dikenal sebagai hama utama pada tanaman sayuran dan hias di berbagai negara. Serangga tersebut menjadi hama baru

Lebih terperinci

Praktikum Biologi Fapet Unpad: Bagian Insecta IIa. 1

Praktikum Biologi Fapet Unpad: Bagian Insecta IIa. 1 CLASSIS : ARTHROPODA (SERANGGA) Kode MPB2a Fapet I. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat: a. Menyebutkan dan mengetahui karakteristik Apis sp b. Mengetahui serangga-serangga

Lebih terperinci

2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup

2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup 2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup 2.1 Mengidentifikasi kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakan 1. Mengaitkan perilaku adaptasi hewan tertentu dilingkungannya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai TINJAUAN PUSTAKA Pentingnya predasi sebagai strategi eksploitasi dapat diringkas dalam empat kategori utama. Pertama, predator memainkan peran penting dalam aliran energi pada kumunitasnya. Kedua, predator

Lebih terperinci

Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut:

Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut: Berikut merupakan beberapa contoh hama. a. Tikus Tikus merupakan hama yang sering kali membuat pusing para petani. Hal ini diesbabkan tikus sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi, mobilitas,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi

HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi Acerophagus papayae merupakan endoparasitoid soliter nimfa kutu putih pepaya, Paracoccus marginatus. Telur, larva dan pupa parasitoid A. papayae berkembang di dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Noctuidae :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ordoodonata, danmemiliki 2 sub ordoyakni sub ordoanisoptera (dragonflies)

TINJAUAN PUSTAKA. ordoodonata, danmemiliki 2 sub ordoyakni sub ordoanisoptera (dragonflies) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Morfologi Capung Capungdiklasifikasikankedalam kingdom animalia, kelasinsekta, ordoodonata, danmemiliki 2 sub ordoyakni sub ordoanisoptera (dragonflies) dansubordozygopteraa (damselflies)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kutu penghisap merupakan parasit penghisap darah mamalia yang

TINJAUAN PUSTAKA. Kutu penghisap merupakan parasit penghisap darah mamalia yang 5 4 TINJAUAN PUSTAKA A. Kutu Kutu penghisap merupakan parasit penghisap darah mamalia yang memiliki bagian-bagian mulut seperti jarum (stilet) yang dapat masuk ke dalam kulit inangnya. Bagian-bagian mulut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Spodoptera litura F. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Filum Kelas Ordo Famili Subfamili Genus : Arthropoda : Insecta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis-Jenis Predator pada Tanaman Padi Hasil pengamatan predator pada semua agroekosistem yang diamati sebagai berikut: 1. Tetragnatha sp. Klas : Arachnida Ordo : Araneae

Lebih terperinci

Hama penghisap daun Aphis craccivora

Hama penghisap daun Aphis craccivora Hama Kacang tanah Hama penghisap daun Aphis craccivora Bioekologi Kecil, lunak, hitam. Sebagian besar tdk bersayap, bila populasi meningkat, sebagian bersayap bening. Imago yg bersayap pindah ke tanaman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis-Jenis Predator Pada Tanaman Jagung Jenis-jenis predator yang tertangkap pada tanaman jagung dengan sistem pola tanam monokultur dan tumpangsari adalah sama yakni sebagai

Lebih terperinci

BIOLOGI INSEKTA (ENTOMOLOGI) : H. Mochamad Hadi Udi Tarwotjo Rully Rahadian. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2009

BIOLOGI INSEKTA (ENTOMOLOGI) : H. Mochamad Hadi Udi Tarwotjo Rully Rahadian. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2009 BIOLOGI INSEKTA (ENTOMOLOGI) Oleh : H. Mochamad Hadi Udi Tarwotjo Rully Rahadian Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2009 Hak Cipta 2009 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 11 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Hasil Identifikasi Berdasarkan hasil wawancara terhadap peternak yang memiliki sapi terinfestasi lalat Hippobosca sp menyatakan bahwa sapi tersebut berasal dari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sapi Perah Sapi perah merupakan salah satu komoditi peternakan yang dapat mendukung pemenuhan kebutuhan bahan pangan bergizi tinggi yaitu susu. Jenis sapi perah yang paling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vektor Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa vektor mekanis dan biologis, juga dapat berupa vektor primer dan sekunder.vektor mekanis adalah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan 3 TINJAUAN PUSTAKA Lalat Buah (Bactrocera spp.) Biologi Menurut Departemen Pertanian (2012), lalat buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Phylum Klass Ordo Sub-ordo Family Genus Spesies : Arthropoda

Lebih terperinci

SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UPI

SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UPI SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UPI BAGIAN-BAGIAN KAKI SERANGGA MODIFIKASI BENTUK KAKI TipeNatatorial, terdapatpadaseranggaperenang. Pada tipe ini pasangan kaki tengah dan belakang bentuknya pipih dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Jumlah Infestasi terhadap Populasi B. tabaci pada Umur Kedelai yang Berbeda

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Jumlah Infestasi terhadap Populasi B. tabaci pada Umur Kedelai yang Berbeda BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Jumlah Infestasi terhadap Populasi B. tabaci pada Umur Kedelai yang Berbeda 4.1.1 Pengaruh Jumlah Infestasi terhadap Populasi B. tabaci Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.1 1. Berikut ini yang merupakan tanda bahwa tanaman dirusak oleh cacing, kecuali.. Bintil akar B. Bercak akar Busuk akar Lubang pada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kupu-kupu

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kupu-kupu TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kupu-kupu Kupu-kupu termasuk ordo Lepidoptera, kelas Insekta yang dicirikan dengan sayap tertutup oleh sisik. Ordo Lepidoptera mempunyai 47 superfamili, salah

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.2

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.2 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.2 1. Cara adaptasi tingkah laku hewan mamalia air yang hidup di air laut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family Oryzoideae dan Genus Oryza. Organ tanaman padi terdiri atas organ vegetatif dan organ generatif.

Lebih terperinci

Petunjuk Praktikum. Entomologi Dasar. ditulis oleh: Nugroho Susetya Putra Suputa Witjaksono

Petunjuk Praktikum. Entomologi Dasar. ditulis oleh: Nugroho Susetya Putra Suputa Witjaksono Petunjuk Praktikum Entomologi Dasar ditulis oleh: Nugroho Susetya Putra Suputa Witjaksono Laboratorium Entomologi Dasar Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Lebih terperinci

CIRI KHUSUS MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN HIDUPNYA

CIRI KHUSUS MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN HIDUPNYA BAB 1 CIRI KHUSUS MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN HIDUPNYA Tujuan Pembelajaran: 1) mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri khusus hewan dengan lingkungannya; 2) mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.

TINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya. TINJAUAN PUSTAKA Biologi Sycanus sp. (Hemiptera: Reduviidae) Telur Kelompok telur berwarna coklat dan biasanya tersusun dalam pola baris miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa

Lebih terperinci

Sistem Respirasi Pada Hewan

Sistem Respirasi Pada Hewan Sistem Respirasi Pada Hewan Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi masuk dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Karakteristik dan Klasifikasi Kupu-Kupu Klasifikasi kupu-kupu menurut Scobel (1995) adalah sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. A. Karakteristik dan Klasifikasi Kupu-Kupu Klasifikasi kupu-kupu menurut Scobel (1995) adalah sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik dan Klasifikasi Kupu-Kupu Klasifikasi kupu-kupu menurut Scobel (1995) adalah sebagai berikut : Kerajaan Filum Kelas Bangsa : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial

TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial Apis cerana merupakan serangga sosial yang termasuk dalam Ordo Hymenoptera, Famili Apidae hidup berkelompok membentuk koloni. Setiap koloni terdiri

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Parasit Lalat S. inferens Towns. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Class Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Arthropoda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat,

BAB I PENDAHULUAN. hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur). Hewan dapat disebut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup S. litura berkisar antara hari (lama stadium telur 2 4

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup S. litura berkisar antara hari (lama stadium telur 2 4 TINJAUAN PUSTAKA Spodoptera litura (Lepidoptera: Noctuidae) Biologi Siklus hidup S. litura berkisar antara 30 60 hari (lama stadium telur 2 4 hari, larva yang terdiri dari 6 instar : 20 26 hari, pupa 8

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORITIS

II. LANDASAN TEORITIS SERANGGA I. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat: a. Menyebutkan dan mengetahui karakteristik Apis sp b. Mengetahui serangga-serangga lain yang sering terkait dengan

Lebih terperinci

BAB IV. Selama proses habituasi dan domestikasi Attacus atlas (F1-F2) dengan pemberian dua

BAB IV. Selama proses habituasi dan domestikasi Attacus atlas (F1-F2) dengan pemberian dua BAB IV Hasil Dari Aspek Biologi Ulat Sutera Liar Attacus atlas (Lepidoptera : Saturniidae) Selama Proses Habituasi dan Domestikasi Pada Pakan Daun Sirsak dan Teh 4.1. Perubahan tingkah laku Selama proses

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan daun kelapa sawit. Namun demikian, penggunaan insektisida kimia

TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan daun kelapa sawit. Namun demikian, penggunaan insektisida kimia TINJAUAN PUSTAKA Pengendalian Hayati Di beberapa perkebunan kelapa sawit masalah UPDKS khususnya ulat kantong M. plana diatasi dengan menggunakan bahan kimia sintetik yang mampu menurunkan populasi hama

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut pengamatan para ahli, kedelai (Gycines max L. Merril) merupakan tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut pengamatan para ahli, kedelai (Gycines max L. Merril) merupakan tanaman 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kedelai (Glycines max L. Merril) Menurut pengamatan para ahli, kedelai (Gycines max L. Merril) merupakan tanaman eksotik yang diperkirakan berasal dari Manshukuw (Cina) yang

Lebih terperinci

BAB III GANGGUAN OLEH SERANGGA HAMA

BAB III GANGGUAN OLEH SERANGGA HAMA BAB III GANGGUAN OLEH SERANGGA HAMA Serangga merupakan kelompok hama paling banyak yang menyebabkan kerusakan hutan. Hama tanaman hutan pada umumnya baru menimbulkan kerugian bila berada pada tingkat populasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat lima famili kupu-kupu subordo Rhopalocera di Indonesia, yaitu

TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat lima famili kupu-kupu subordo Rhopalocera di Indonesia, yaitu II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Kupu-kupu Pieridae Terdapat lima famili kupu-kupu subordo Rhopalocera di Indonesia, yaitu Pieridae, Papilionidae, Nymphalidae, Lycanidae dan Hesperiidae. Kupu-kupu famili

Lebih terperinci

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Brontispa sp di laboratorium. Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang membutuhkan. Tujuan Penelitian Untuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 7 HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Distribusi Spasial A. tegalensis pada Tiga Varietas Tebu Secara umum pola penyebaran spesies di dalam ruang terbagi menjadi tiga pola yaitu acak, mengelompok, dan teratur. Sebagian

Lebih terperinci

Jawaban. 1 Metamorfosis Sempurna (Holometabola)

Jawaban. 1 Metamorfosis Sempurna (Holometabola) Soal metamorfosis 1. Apa yang dimaksud metamorfosis sempurna? 2. Gambarkan kejadian metamomorfosis sempurna! 3. Apa yang dimaksud dengan metamorfosis tidak sempurna? 4. Gambarkan kejadian metamorfosis

Lebih terperinci

PERTEMUAN XIII: POPULASI DAN KOMUNITAS. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

PERTEMUAN XIII: POPULASI DAN KOMUNITAS. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 PERTEMUAN XIII: POPULASI DAN KOMUNITAS Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 1 DINAMIKA POPULASI I. Struktur dan Dinamika Populasi Definisi populasi Densitas/kepadatan Pola penyebaran populasi Pertumbuhan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccharum officinarum L.) termasuk dalam suku Poaceae, yaitu jenis

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccharum officinarum L.) termasuk dalam suku Poaceae, yaitu jenis I. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Tebu Tebu (Saccharum officinarum L.) termasuk dalam suku Poaceae, yaitu jenis rumput-rumputan dan hanya tumbuh di daerah beriklim tropis termasuk Indonesia. Dalam marga Saccharum

Lebih terperinci

I. Ordo Hemiptera ( bersayap setengah )

I. Ordo Hemiptera ( bersayap setengah ) Tugas Pengendalian Hama Terpadu Harry Sugestiadi / 0806132041 I. Ordo Hemiptera ( bersayap setengah ) Ciri-ciri dari Ordo Hemiptera yaitu : Tipe mulut menusuk menghisap Mempunyai dua pasang sayap, tebal

Lebih terperinci

BIOLOGI SERANGGA PENGENALAN ARTHROPODA DAN. Upik Kesumawati Hadi Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan Fakultas Kedokteran Hewan IPB

BIOLOGI SERANGGA PENGENALAN ARTHROPODA DAN. Upik Kesumawati Hadi Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan Fakultas Kedokteran Hewan IPB PENGENALAN ARTHROPODA DAN BIOLOGI SERANGGA Upik Kesumawati Hadi Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan Fakultas Kedokteran Hewan IPB Bila dibandingkan dengan banyaknya jenis hewan di dunia ini, ternyata

Lebih terperinci

II. TELAAH PUSTAKA. Gambar 2.1 Morfologi nyamuk Aedes spp. (Wikipedia, 2013)

II. TELAAH PUSTAKA. Gambar 2.1 Morfologi nyamuk Aedes spp. (Wikipedia, 2013) II. TELH PUSTK Nyamuk edes spp. dewasa morfologi ukuran tubuh yang lebih kecil, memiliki kaki panjang dan merupakan serangga yang memiliki sepasang sayap sehingga tergolong pada ordo Diptera dan family

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Parasitoid yang ditemukan di Lapang Selama survei pendahuluan, telah ditemukan tiga jenis parasitoid yang tergolong dalam famili Eupelmidae, Pteromalidae dan Scelionidae. Data pada

Lebih terperinci

1. Individu. 2. Populasi. 3. Komunitas. 4. Ekosistem. 5. Bioesfer

1. Individu. 2. Populasi. 3. Komunitas. 4. Ekosistem. 5. Bioesfer 1. Individu 2. Populasi 3. Komunitas 4. Ekosistem 5. Bioesfer Kata individu berasal dari bahasa latin individum yang berarti tidak dapat dibagi. Dalam ekologi, individu berarti satu organisme. Misalnya

Lebih terperinci

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep) HAMA PENGGEREK BATANG PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA Status Penggerek batang padi merupakan salah satu hama utama pada pertanaman padi di Indonesia. Berdasarkan luas serangan pada tahun 2006, hama penggerek

Lebih terperinci

Icerya purchasi & Rodolia cardinalis

Icerya purchasi & Rodolia cardinalis Pengendalian Hayati Merupakan salah satu cara pengendalian hama yang tertua dan salah satu yang paling efektif. Catatan sejarah: tahun 300-an (abad keempat) petani di Kwantung, Cina, telah memanfaatkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae) TINJAUAN PUSTAKA Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae) Biologi Gambar 1. Telur C. sacchariphagus Bentuk telur oval, datar dan mengkilap. Telur berwarna putih dan akan berubah menjadi hitam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan rayap yang paling luas serangannya di Indonesia. Klasifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencernaan dan dapat mencegah kanker. Salah satu jenis sayuran daun yang

BAB I PENDAHULUAN. pencernaan dan dapat mencegah kanker. Salah satu jenis sayuran daun yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sayuran daun merupakan salah satu sumber vitamin dan mineral essensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, selain itu sayuran daun banyak mengandung serat. Serat

Lebih terperinci

Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang

Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang Kehilangan hasil yang disebabkan gangguan oleh serangga hama pada usaha tani komoditas hortikultura khususnya kentang, merupakan

Lebih terperinci

Musca domestica ( Lalat rumah)

Musca domestica ( Lalat rumah) PARASITOLOGI LALAT SEBAGAI VEKTOR PENYAKT Musca domestica ( Lalat rumah) Oleh : Ni Kadek Lulus Saraswati P07134013007 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN D-III

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Buah-buahan

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Buah-buahan 3 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah-buahan Taksonomi Tanaman Buah-buahan Tanaman buah-buahan termasuk ke dalam divisi Spermatophyta atau tumbuhan biji. Biji berasal dari bakal biji yang biasa disebut makrosporangium,

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 9. PERKEMBANGBIAKAN DAN PENYESUAIANDIRI MAKHLUK HIDUPLatihan soal 9.2

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 9. PERKEMBANGBIAKAN DAN PENYESUAIANDIRI MAKHLUK HIDUPLatihan soal 9.2 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 9. PERKEMBANGBIAKAN DAN PENYESUAIANDIRI MAKHLUK HIDUPLatihan soal 9.2 1. Burung elang memiliki bentuk paruh yang besar, runcing, dan ujungnya melengkung. Bentuk paruh

Lebih terperinci

I. ANATOMI SERANGGA. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP

I. ANATOMI SERANGGA. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP I. ANATOMI SERANGGA ANATOMI SERANGGA MODUL-01 Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP Department of Dryland Agriculture Management, Kupang State Agriculture Polytechnic Jl. Prof. Herman

Lebih terperinci

BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA IDENTIFIKASI DAN PEMBEDAHAN NYAMUK

BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA IDENTIFIKASI DAN PEMBEDAHAN NYAMUK IDENTIFIKASI DAN PEMBEDAHAN NYAMUK Balai Litbang P2B2 Banjarnegara Morfologi Telur Anopheles Culex Aedes Berbentuk perahu dengan pelampung di kedua sisinya Lonjong seperti peluru senapan Lonjong seperti

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi ongole merupakan keturunan sapi liar yang dijinakkan di India. Di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi ongole merupakan keturunan sapi liar yang dijinakkan di India. Di II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Ongole (Bos indicus) Sapi ongole merupakan keturunan sapi liar yang dijinakkan di India. Di Indonesia, sapi ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu Sumba ongole dan

Lebih terperinci

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama Embriani BBPPTP Surabaya Pendahuluan Adanya suatu hewan dalam suatu pertanaman sebelum menimbulkan kerugian secara ekonomis maka dalam pengertian

Lebih terperinci

MODUL-02 GEJALA KERUSAKAN DAN TIPE ALAT MULUT SERANGGA II. GEJALA KERUSAKAN DAN TIPE ALAT MULUT SERANGGA

MODUL-02 GEJALA KERUSAKAN DAN TIPE ALAT MULUT SERANGGA II. GEJALA KERUSAKAN DAN TIPE ALAT MULUT SERANGGA II. GEJALA KERUSAKAN DAN TIPE ALAT MULUT SERANGGA GEJALA KERUSAKAN DAN TIPE ALAT MULUT SERANGGA Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP MODUL-02 Department of Dryland Agriculture Management,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyamuk Aedes aegypti Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. [2,12] Aedes aegypti tersebar luas di wilayah tropis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Parasitoid

TINJAUAN PUSTAKA. Parasitoid TINJAUAN PUSTAKA Parasitoid Parasitoid adalah serangga yang stadia pradewasanya menjadi parasit pada atau di dalam tubuh serangga lain, sementara imago hidup bebas mencari nektar dan embun madu sebagai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama 1. Penggerek Batang Berkilat Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan (1998) adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies

Lebih terperinci

KERAGAMAN SERANGGA PADA Oryza sativa L. DI KECAMATAN PILANGKENCENG DAN KECAMATAN KARE KABUPATEN MADIUN

KERAGAMAN SERANGGA PADA Oryza sativa L. DI KECAMATAN PILANGKENCENG DAN KECAMATAN KARE KABUPATEN MADIUN Florea Volume 1 No. 1, April 2014 (54-58) KERAGAMAN SERANGGA PADA Oryza sativa L. DI KECAMATAN PILANGKENCENG DAN KECAMATAN KARE KABUPATEN MADIUN Eni Nur Fadilah 1, Cicilia Novi Primiani 2 1,2) Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip ekologi telah diabaikan secara terus menerus dalam pertanian modern,

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip ekologi telah diabaikan secara terus menerus dalam pertanian modern, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prinsip ekologi telah diabaikan secara terus menerus dalam pertanian modern, akibatnya agroekosistem menjadi tidak stabil. Kerusakan-kerusakan tersebut menimbulkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Patogen serangga adalah mikroorganisme infeksius yang membuat luka atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Patogen serangga adalah mikroorganisme infeksius yang membuat luka atau II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Patogen Serangga Patogen serangga adalah mikroorganisme infeksius yang membuat luka atau membunuh inangnya karena menyebabkan penyakit pada serangga. Patogen masuk ke dalam tubuh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Distribusi Peletakan Telur Kepik Coklat pada Gulma

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Distribusi Peletakan Telur Kepik Coklat pada Gulma BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Distribusi Peletakan Telur Kepik Coklat pada Gulma Hasil analisis varians menunjukkan bahwa umur tanaman kedelai tidak berpengaruh nyata terhadap distribusi peletakan telur,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioekologi Kupu-kupu Troides helena (Linn.) Database CITES (Convention on International Trade of Endangered Spesies of Wild Flora and Fauna) 2008 menyebutkan bahwa jenis ini termasuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Kupu-kupu Menurut Borror dkk (1992) klasifikasi kupu-kupu adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Kelas : Insekta Subkelas : Pterygota

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai (Glycine max L. Merril) merupakan salah satu komoditas pangan bergizi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai (Glycine max L. Merril) merupakan salah satu komoditas pangan bergizi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kedelai (Glycine max L. Merril) Kedelai (Glycine max L. Merril) merupakan salah satu komoditas pangan bergizi tinggi sebagai sumber protein nabati dan rendah kolesterol dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi dan siklus hiduptrichogramma spp. (Hymenoptera : Famili Trichogrammatidae merupakan parasitoid telur yang

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi dan siklus hiduptrichogramma spp. (Hymenoptera : Famili Trichogrammatidae merupakan parasitoid telur yang 5 TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan siklus hiduptrichogramma spp. (Hymenoptera : Trichogrammatidae) Famili Trichogrammatidae merupakan parasitoid telur yang bersifatgeneralis. Ciri khas Trichogrammatidae terletak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Jenis jenis Hama Pada Caisim Hasil pengamatan jenis hama pada semua perlakuan yang diamati diperoleh jenis - jenis hama yang sebagai berikut : 1. Belalang hijau Phylum :

Lebih terperinci

Latihan Ulangan Semester 1 Kelas IV IPA

Latihan Ulangan Semester 1 Kelas IV IPA Latihan Ulangan Semester 1 Kelas IV IPA A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang benar! 1. Pada diagram rangka badan di samping, x menunjukkan tulang a. rusuk b. panggul

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. berkelompok (Gambar 1). Kebanyakan telur ditemukan di bawah permukaan daun,

TINJAUAN PUSTAKA. berkelompok (Gambar 1). Kebanyakan telur ditemukan di bawah permukaan daun, TINJAUAN PUSTAKA Chilo sacchariphagus (Lepidoptera: Pyralidae) Biologi Telur penggerek batang tebu berbentuk oval, pipih dan diletakkan berkelompok (Gambar 1). Kebanyakan telur ditemukan di bawah permukaan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Fase Pradewasa Telur Secara umum bentuk dan ukuran pradewasa Opius sp. yang diamati dalam penelitian ini hampir sama dengan yang diperikan oleh Bordat et al. (1995) pada

Lebih terperinci

5. Phylum Brachiopoda Invertebrata 6. Phylum Mollusca 7. Phylum Arthropoda 8. Phylum Echinodermata >>> Vertebrata

5. Phylum Brachiopoda Invertebrata 6. Phylum Mollusca 7. Phylum Arthropoda 8. Phylum Echinodermata >>> Vertebrata POKOK-POKOK BAHASAN PALEONTOLOGI 1. Pendahuluan 2. Phylum Protozoa 3. Phylum Porifera 4. Phylum Coelenterata 5. Phylum Brachiopoda Invertebrata 6. Phylum Mollusca 7. Phylum Arthropoda 8. Phylum Echinodermata

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dan berkaitan dengan lingkungan hidupnya. Dalam komunitas organisme

TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dan berkaitan dengan lingkungan hidupnya. Dalam komunitas organisme TINJAUAN PUSTAKA Komunitas Ekosistem Komunitas adalah sistem kehidupan bersama dari sekelompok populasi organisme yang saling berhubungan karena ada saling pengaruh satu dengan yang lainnya dan berkaitan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tikus

TINJAUAN PUSTAKA Tikus 5 TINJAUAN PUSTAKA Tikus Tikus merupakan salah satu satwa liar yang menjadi hama penting bagi kehidupan manusia baik dalam bidang pertanian, perkebunan, maupun permukiman. Lebih dari 150 spesies tikus

Lebih terperinci

KLASIFIKASI APTERYGOTA SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UPI

KLASIFIKASI APTERYGOTA SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UPI KLASIFIKASI APTERYGOTA SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UPI Classis : Insecta KLASIFIKASI Subclassis : Apterygota dan Pterygota Subclassis Apterygota terdiri dari 4 Ordo: 1. Ordo Protura 2. Ordo Collembola

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 7. CIRI KHUSUS HEWAN DAN TUMBUHANLATIHAN SOAL BAB 7

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 7. CIRI KHUSUS HEWAN DAN TUMBUHANLATIHAN SOAL BAB 7 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 7. CIRI KHUSUS HEWAN DAN TUMBUHANLATIHAN SOAL BAB 7 1. Menurut jenis makanannya hewan dibagi menjadi 3.Hewan pemakan serangga termasuk Herbivora Karnivora Omnivora

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah Kingdom Filum Class Ordo Famili Genus : Animalia : Arthopoda : Insekta : Lepidoptera : Plutellidae : Plutella

Lebih terperinci

JMSC Tingkat SD/MI2017

JMSC Tingkat SD/MI2017 I. Pilihlah jawaban yang benar dengan cara menyilang (X)abjad jawaban pada lembar jawaban kerja yang disediakan. 1. Pada sore hari jika kita menghadap pada matahari, bayangan tubuh kita tampak lebih...

Lebih terperinci

Gambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila

Gambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila I. Praktikum ke : 1 (satu) II. Hari / tanggal : Selasa/ 1 Maret 2016 III. Judul Praktikum : Siklus Hidup Drosophila melanogaster IV. Tujuan Praktikum : Mengamati siklus hidup drosophila melanogaster Mengamati

Lebih terperinci

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2)

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2) CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2) Lektor Kepala/Pembina TK.I. Dosen STPP Yogyakarta. I. PENDAHULUAN Penurunan

Lebih terperinci

1. Ciri Khusus pada Hewan

1. Ciri Khusus pada Hewan Makhluk hidup memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri yang membedakan beberapa makhluk hidup dengan makhluk hidup lain disebut ciri khusus. Ciri khusus tersebut berfungsi untuk mempertahankan hidup di dalam

Lebih terperinci