ADE CHRISTIAN SURBAKTI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ADE CHRISTIAN SURBAKTI"

Transkripsi

1 KARYA AKHIR ANALISA MESIN PENGIRIS UBI/KERIPIK KAPASITAS 30 KG/JAM OLEH : ADE CHRISTIAN SURBAKTI KARYA AKHIR YANG DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SATU SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA SAINS TERAPAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI PROGRAM DIPLOMA IV FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 009

2 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA, karena berkat rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Karya Akhir ini dengan judul ANALISA MESIN PENGIRIS UBI/KERIPIK 30 KG/JAM. Penyusunan laporan Karya Akhir ini dilakukan guna untuk menyelesaikan Studi di Program Studi Teknologi Mekanik Industri Universitas Sumatera Utara, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan. Dalam kegiatan penulis untuk menyelesaikan Karya Akhir ini, penulis telah banyak mendapat bantuan berupa bimbingan, arahan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Ir. Isril Amir, sebagai Dosen Pembimbing penulis.. Bapak DR. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri, selaku Ketua Program Studi Teknologi Mekanik Industri Program Diploma-IV, FT-USU. 3. Bapak Tulus Burhanuddin ST, MT selaku Sekertaris Program Studi Teknologi Mekanik Industri. 4. Bapak Ir. Mulfi Hazwi, Msc selaku Koordinator Program Studi Teknologi Mekanik Industri. 5. Orang tua saya tercinta Bapak Jana Surbakti dan Ibu Harta Ulina br Ginting yang telah banyak memberikan perhatian, nasihat, doa, dan dukungan baik moril maupun materil.

3 6. Kakak saya Sherly Novita br Surbakti yang telah memberikan semangat, nasehat,arahan dan motivasi kepada penulis. 7. Rekan seperjuangan D-IV Fikri Utomo dan Wahyu Aulia Rahman yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan. 8. Seluruh Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara. 9. Pegawai Departemen Teknik Mesin kak Is, bang Syawal, dan bang Izhar Fauzi. 10. Rekan satu tim dalam pengerjaan karya akhir ini Jefri. 11. Rekan mahasiswa Muhammad Samsul Ginting, Jefri, Asri Akbar Juheri Saragih serta rekan-rekan stambuk 04 yang namanya tidak dapat disebutkan satu-persatu yang sudah banyak membantu. 1. Teman yang telah banyak memberi dukungan dan perhatian Dewi Sarpika br.ginting jawak. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna adanya, karena masih banyak kekurangan baik dari segi ilmu maupun susunan bahasanya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi menyempurnakan laporan ini. Akhir kata bantuan dan budi baik yang telah penulis dapatkan, mengucapkan terima kasih dan hanya TUHAN YANG MAHA ESA yang dapat memberikan limpahan berkat yang setimpal. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bagi penulis sendiri tentunya.

4 Medan, April 009 Penulis, ADE CHRISTIAN SURBAKTI NIM :

5 DAFTAR ISI LEMBARAN JUDUL KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI iv DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR TABEL.. vii DAFTAR NOTASI. viii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Batasan Masalah Tujuan Penulisan Laporan Manfaat Metodologi Pengumpulan Data. 5 BAB II LANDASAN TEORI. 8.1 Pengertian Umum.. 8. Konsep Rancangan Faktor Penentu Pembuatan Produk yang Baik Bagian-Bagian Utama Mesin Yang Akan Dirancang Cara Kerja Mesin Rumusan Dan Komponen Perancangan Mesin Pengiris Ubi Perhitungn daya motor untuk menggerakkan perangkat pengiris tanpa beban(p tb ) Menghitung daya motor penggerak dengan beban (P b ) Poros... 16

6 .6.4 Bantalan Sistem Transmisi Sabuk dan Puli Baut. 4 BAB III PENETAPAN SPESIFIKASI.. 8 BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN Analisa Perhitungan Daya Motor Penggerak Perhitungan Daya Motor Penggerak Pengiris Ubi Tanpa beban Perhitungan Daya Motor Penggerak Pengiris Ubi Dengan Beban Sistem Transmisi Sabuk dan Puli Analisa Kekuatan Poros Analisa kekuatan poros pada motor penggerak Analisa kekuatan poros pada puli pengiris.. 4 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran 45 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN GAMBAR TEKNIK

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Diagram Alir Pengerjaan Laporan Karya Akhir... 7 Gambar.1 Pengiris Kerupuk Dengan Pisau 8 Gambar. Pengiris Kerupuk Dengan Papan Pisau.. 9 Gambar.3 Mesin Pengiris Kerupuk Manual Gambar.4 Kontruksi Mesin Pengiris Ubi Gambar.5 Motor Listrik.. 15 Gambar.6 Poros.. 17 Gambar.7 Bantalan ( Bearing )... 0 Gambar.8 Ukuran dan Penampang Sabuk V.... Gambar.9 Baut... 4 Gambar.10 Tekanan Permukaan Pada Ulir.. 6 Gambar 3.1 Rangka Mesin Gambar 3. Rumah Mata Pisau. 9 Gambar 3.3 Mata Pisau. 30 Gambar 3.4 Corong Pengumpan

8 DAFTAR TABEL Tabel.1. Faktor-faktor koreksi daya akan ditransmisikan Tabel. Tekanan permukaan yang diizinkan pada ulir Tabel 3.1. Spesifikasi data rangka dudukan dan transmisi... 31

9 DAFTAR NOTASI / SIMBOL 1. m : Massa ( Kg). P : Daya (Kw) 3. Q : Kapasitas ( kg ) jam 4. n : Putaran (rpm) 5. Wb : Berat sabuk/ satuan panjang ( N ) m 6. τ g : Tegangan geser izin ( kg mm 7. Kt : Kekuatan tarik bahan ( kg mm 8. V : Kecepatan ( m ) s 9. D : Diameter (mm) 10. µ : faktor gesekan 11. d s : Diameter Poros (mm) 1. G : Berat (kg) 13. l : Berat jenis bahan poros ( kg 3 mm 14. δ : Tebal lapisan sabuk (mm) 15. i : Jumlah lapisan sabuk (mm) 16. fk : Faktor keamanan 17. θ : Sudut belit sabuk 18. Mmax : Momen lentur maksimum (N.m) 19. Cr : Beban nominal spesifik (N) 0. F = Gaya yang bekerja ( N ) ) ) )

10 1. T = Torsi ( N.m ). C = Jarak antara sumbu kedua poros (mm) 3. L = Panjang sabuk rencana (mm) 4. σ B = Kekuatan tarik ( kg / mm ) 5. fc = Faktor koreksi

11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk mencapai kesempurnaan suatu perkerjaan khususnya dibagian produksi kerap kali menuntut adanya perubahan dan pengembangan dari suatu sistem yang ada. Dan perubahan berkembang sesuai tuntutan kebutuhan, sesuai dengan yang diinginkan dan adanya tuntutan kerja yang lebih cepat, lebih efektif dan akhirnya mengarah pada suatu peningkatan suatu produksi serta kemudahan manusia dalam beraktifitas. Sehingga dapat diperoleh efesiensi kerja yang tinggi dengan adanya Perkembangan teknologi yang telah banyak membantu manusia dalam memudahkan melakukan pekerjaan yang dihadapi. Adanya penemuan baru di bidang teknologi adalah salah satu bukti bahwa kebutuhan umat manusia selalu bertambah dari waktu ke waktu di samping untuk memenuhi kebutuhan manusia munculnya penemuan baru dilatar belakangi oleh penggunaan tenaga manusia yang terbatas seperti halnya dalam penanganan proses pembentukan dari pengiris kerupuk yang selama ini masih dilakukan sangat tradisional. Kebutuhan akan kerupuk di masyarakat kian hari kian meningkat jumlah permintaannya, jenis kerupuk yang beredar di pasar juga semakin banyak macam dan ukurannya. Sehingga para produsen kerupuk kewalahan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Seperti yang telah dituliskan di atas, penangananya masih dilakukan sangat sederhana, di antaranya adalah dengan menggunakan pisau dapur atau pun pisau khusus yang diharapkan akan menghasilkan lebih baik lagi.

12 Sistem pemotongan mesin didominasi dengan cara manual, sehingga hasil yang capai kurang memenuhi harapan seperti bentuk, hasil pengirisan serta ketebalan produk yang tidak seragam, lama waktu pembuatan. Sehingga hal ini merupakan suatu halangan dan kebatasan dalam peningkatan mutu dan jumlah produk. Peranan berbagai pihak juga telah dilakukan termasuk pemerintahan daerah, untuk mencari solusinya, namun hasilnya sehingga saat ini masih belum memadai. Oleh sebab itu untuk mendukung upaya pemerintah di dalam meningkatkan hasil-hasil produksi pada sektor menengah ke bawah khususnya pembuatan kerupuk, maka dibutuhkan pula suatu permesinan yang berteknologi tepat guna dan sangat efesien, sehingga bukan saja meningkatkan kualitas atau mutu produksi tetapi juga produsen perlu mendapatkan gairah berusaha sehingga dapat menumbuhkan peningkatan penggunaan tenaga kerja, sekaligus membantu pemerintah menuntaskan dan menurunkan tenaga pengangguran. Akibat pembuatan kerupuk yang masih sangat sederhana sehingga hasil produk dan kualitas tidak dapat dicapai yang diharapkan. Di samping itu pekerjaan yang cukup lama dan membutuhkan banyak tenaga kerja, dan dinilai dari segi efisiensi tentu tidak ekonomis. Melihat betapa pentingnya teknologi yang efesien dalam memproduksi kerupuk sehingga penulis timbul keinginan untuk mengangkatnnya sebagai objek pembahasan untuk laporan Karya Akhir. Maka dirancang suatu mesin yang mampu membuat kerupuk dengan hasil produk yang lebih besar dan kualitas yang bentuk yang baik dan seragam. Oleh sebab itu diperlukan sebuah mesin yang memiliki daya guna optimal, secara garis besar pertimbangan tersebut didasarkan pada :

13 1. Secara teknis dapat dipertanggung jawabkan, dalam hal ini masih harus. a. Mampu meningkatkan produktivitas bila dibandingkan dengan dengan cara yang di gunakan dengan alat tradisional. b. Mampu meningkatkan hasi olah tanpa mengurangi mutu. Secara ekonomis menguntungkan, hal ini terkait dalam hal. a. Memiliki hasil kwalitas dan hasil yang baik b. Hasil produk dapat meningkat 3. Secara sosial dapat diterima, dalam arti kata pengoperasian permesinan atau peralatan tidak menyulitkan. 1.. Batasan Masalah Dalam penulisan Karya Akhir ini, penulis merancang bangun mesin pengiris bahan kerupuk Spesifikasi perhitungan akan dibahas sangat banyak, disini penulis membuat batasan masalah hanya pada bagian : 1. Merancang elemen elemen utama pada mesin pengiris kerupuk seperti : poros, puli, bantalan, sabuk dan motor penggerak.. Analisa konstruksi dan rancang bangun perencanaan pembuatan mesin pengiris ubi Tujuan Penulisan Laporan Adapun tujuan dibuatnya Karya Akhir ini adalah : 1. Menyelesaikan masa perkuliahan Program Studi Diploma IV Jurusan Teknologi Mekanik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatra Utara.

14 . Mengetahui prinsip kerja dari mesin Pengiris ubi. 3. Menganalisa daya Mesin Pengiris ubi 4. Mengetahui tahanan-tahanan yang terjadi pada komponen belt mesin pengiris ubi yang berpengaruh pada analisa daya motor Manfaat Bagi mahasiswa/i 1. Sebagai media untuk mengenal atau memperoleh kesempatan untuk melatih diri dalam melaksanakan berbagai jenis perkerjaan yang ada dilapangan.. Sebagai bahan untuk mengenal berbagai aspek ilmu perusahaan baik langsung maupun tidak langsung. 3. Memperoleh kesempatan untuk melatih keterampilan dalam melakukan perkerjaan atau kegiatan lapangan Bagi Program Studi 1. Sebagai sarana untuk memperkenalkan Program Studi Diploma-IV Jurusan Teknologi Mekanik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatra Utara, pada lingkungan masyarakat dan perusahaan.. Sebagai masukan dari penerapan disiplin ilmu dari kurikulum tersebut, apakah masih ada relevansinya dengan keadaan dilapangan. 3. Sebagai sarana untuk memperoleh kerja sama antara pihak fakultas dengan perusahaan.

15 Bagi Perusahaan/Instansi 1. Sebagai bahan bandingan atau usulan bagi perusahaan di dalam usaha menyelesaikan permasalahan diindustri rumah tangga.. Sebagai bahan untuk mengetahui eksistensi perusahaan dari sudut pandang masyarakat khususnya mahasiswa/i yang melakukan Karya Akhir. 3. Merupakan ilmu teori dan pengetahuan yang berguna untuk memperbaiki sistem kerja yang lebih baik. 4. Sebagai peranannya untuk memajukan pembangunan dibidang industri rumah tangga Metodologi Pengumpulan Data Dalam melaksanakan Karya Akhir dilakukan kegiatan-kegiatan yang meliputi : 1. Persiapan dan orientasi Mempersiapkan hal-hal yang perlu untuk penelitian, membuat permohonan Karya Akhir, membuat proposal dan konsultasi pada dosen pembimbing.. Studi Kepustakaan Studi litaratur yaitu mempelajari buku-buku karangan ilmiah yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.

16 3. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang akan digunakan penyusunan laporan Karya Akhir dengan cara melihat buku-buku yang bersangkutan dengan judul Karya Akhir dan pengamatan langsung mesin yang dirancang 4. Studi pustaka Suatu cara untuk mendapatkan teori tentang pembahasan perhitungan. 5. Analisa dan Evaluasi Data Yakni data yang diperoleh dianalisa dan dievaluasi bersama-sama dosen pembimbing. 6. Sarana Internet Sebagai acuan penulis mendapatkan data-data yang dibutuhkan 7. Asistensi Melaporkan hasil penulisan Karya Akhir kepada dosen pembimbing siap untuk diketik dan dijilid.

17 Bagan alir persiapan penulisan Karya Akhir S T A R T Persiapan dan orientasi Studi Kepustakaan Peninjauan Lapangan Analisa dan Evaluasi Data Membuat Draft Laporan Asistensi Penulisan Laporan Sidang Karya Akhir Gambar 1.1 Diagram Alir Pengerjaan Laporan Karya Akhir

18 BAB II LANDASAN TEORI.1. Pengertian Umum Untuk peningkatan produksi dan kualitas hasil yang dibuat dibutuhan peralatan atau mesin yang menggunakan teknologi tepat guna khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat diperlukan. Pada umumnya kerupuk sudah merupakan produk yang sangat banyak dijumpai dipasaran dan merupakan suatu jenis makanan ringan juga sebagai makanan sampingan yang sangat digemari oleh masyarakat. Berbagai cara dijumpai untuk melakukan pengirisan atau pemotongan ubi, diantaranya menggunakan pisau dapur. Cara ini adalah cara yang sangat sederhana dilakukan orang, untuk menggunakannya dibutuhkan keahlian khusus dan kebiasaan menggunakan peralatan. (Gambar.1) Bahan keripik Pisau Landasan Keripik yang telah diiris Gambar.1. Pengiris Kerupuk Dengan Pisau Pengirisan ubi dengan cara diatas, hasil yang diperoleh ketebalan ibu tergantung pada tingkat keahlian dan kebiasaan sipekerja melakukan pengirisan.

19 Menggunakan peralatan lain sering juga dijumpai, yaitu dengan peralatan serut seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini. (Gambar.) Bahan kerupuk Papan peluncur irisan Pisau penyayat Produk bahan keripik Gambar.. Pengiris Kerupuk Dengan Papan Pisau Teknik ini sepenuhnya menggunakan tangan dan tenaga orang yang melakukan penyayatan. Ketebalan sayatan dapat diatur dengan penyetelan posisi mata pisau pada permukaan lubang yang ada pada papan peluncur irisan. Penggunaan alat ini perlu hati-hati, terlebih pada saat bahan kerupuk yang hendak diiris semakin habis, karena dapat melukai tangan ketika mengumpankan bahan ubi. Bentuk penyayatan pada produk sedikit mengalami pengurutan sehingga hasilnya kurang begitu baik. Pengirisan ubi untuk pembuatan bahan keerupuk ada juga dilakukan dengan mesin manual, diputar dengan tangan tanpa mengunakan motor penggerak. Mesin ini dilengkapi dengan dua buah mata pisau, yang pemotongannya terhadap bahan ubi saling bergantian. Bahan ubi setelah dibentuk bulat panjang diumpankan ke mata pisau yang sedang berputar. Bentuk pemotongan sedikit mengalami perubahan dari bentuk semula, sedikit lonjong dan

20 hasil penyayatannya juga membentuk gerigi kecil dan bergelombang. Ketebalannya juga relatif tidak sama, hal ini dikarenakan adanya pengaruh tekanan vertikal terhadap bagian produk yang dipotong. Gambarnya dapat dilihat pada gambar.3. dibawah ini : Pisau pemotong Piringan pisau Bahan kerupuk Engkol Produk bahan kerupuk Gambar.3. Mesin Pengiris Kerupuk Manual.. Konsep Rancangan Para ahli telah banyak mengemukakan teori merancang suatu alat atau mesin guna mendapatkan suatu hasil yang maksimal. Untuk mendapatkan hasil rancangan yang memuaskan secara umum harus mengikuti tahapan langkahlangkah sebagai berikut : 1. Menyelidiki dan menemukan masalah yang ada di masyarakat.. Menentukan solusi-solusi dari masalah prinsip yang dirangkai dengan melakukan rancangan pendahuluan. 3. Menganalisa dan memilih solusi yang baik dalam menguntungkan 4. Membuat detail rancangan dari solusi yang telah dipilih.

21 Meskipun prosedur atau langkah desain telah dilalui, akan tetapi hasil yang sempurna sebuah desain permulaan sulit dicapai, untuk itu perlu diperhatikan halhal berikut ini dalam pengembangan lanjut sebuah hasil desain sampai mencapai taraf tertentu, yaitu hambatan yang timbul, cara mengatasi efek samping yang tak terduga. Kemampuan untuk memenuhi tuntutan pemakaian hal ini diungkapkan Niemann (1994) dan penganjurkan mengikuti tahapan desain sebagai berikut : 1. Bentuk rancangan yang harus dibuat, hal ini berkaitan dengan desain yang telah ada, pengalaman yang dapat diambil dengan segala kekurangannya serta faktor-faktor utama yang sangat menentukan bentuk konstruksinya.. Menentukan ukuran-ukuran utama dengan berpedoman pada perhitungan kasar. 3. Menentukan alternatif-alternatif dengan sket tangan yang didasarkan dengan fungsi yang dapat diandalkan, daya guna mesin yang efektif, biaya produksi yang rendah, dimensi mesin mudah dioperasikan, bentuk yang menarik dan lain-lain. 4. Memilih bahan, hal ini sangat berkaitan dengan kehalusan permukaan dan ketahanan terhadap keausan, terlebih pada pemilihan terhadap bagianbagian yang bergesekkan seperti bantalan luncur dan sebagainya. 5. Mengamati desain secara teliti, telah menyelesaikan desain, konstruksi diuji berdasarkan faktor-faktor utama yang menentukan. 6. Merencanakan sebuah elemen dan gambar kerja bengkel, setelah merancangan bagian utama, kemudian ditetapkan ukuran-ukuran terperinci dari setiap element. Gambar kerja bengkel harus menampilkan pandangan

22 dan penampang yang jelas dari elemen tersebut dengan memperhatikan ukuran, toleransi, nama bahan dan jumlah produk. 7. Gambar kerja langkah dan daftar elemen, setelah semua ukuran elemen dilengkapi baru dibuat gambar kerja lengkap dengan daftar elemen. Didalam gambar kerja lengkap hanya diberikan ukuran assembling dan ukuran luar setiap elemen diberi nomor sesuai daftar..3. Faktor Penentu Pembuatan Produk yang Baik Faktor yang mempengaruhi kualitas pengirisan ubi : 1. Jarak mata pisau kelandasan pengiris Untuk mendapatkan ketebalan kerupuk yang diinginkan dapat menyetel jarak antara landasan tempat tumpuan bahan ubi dengan pisau pengiris.. Kecepatan potong untuk mengiris bahan ubi Kecepatan potong yang lebih besar menghasilkan permuka mengkerut dan bentuk yang berbeda dengan bentuk dasar bahan ubi. Untuk mendapatkan permukaan yang halus dan bentuk relatif baik harus dengan kecepatan sayap yang lebih rendah. 3. Kecepatan pengumpan/pemakanan bahan ubi ke pisau potong Untuk mendapatkan hasil dan bentuk diameter yang sesuai, kecepatan pengumpan arus relatif konstan.

23 .4. Bagian-Bagian Utama Mesin Yang Akan Dirancang Gambar :.4. Kontruksi Mesin Pengiris Ubi Keterangan Gambar : 1. Tabung pengumpan 9. Poros. Saluran penampung 10. Bantalan (Bearing) 3. Rangka 4. Motor 5. Puli Motor 6. Tali puli 7. Puli penggerak pisau 8. Rumah mata pisau

24 .5. Cara Kerja Mesin Untuk memahami terjadinya pengirisan untuk mendapatkan irisan ubi, terlebih dahulu perlu dijelaskan cara kerja mesin sebagai berikut : bahan kerupuk ubi yang sudah dikupas berbentuk bulat panjang dimasukkan dalam tabung pengumpan atau kelandasan pemotong, setelah mesin terlebih dahulu dihidupkan. Bersamaan dengan itu pisau berputar, maka bahan keripik ubi akan didorong ke mata piau maka teririslah dengan sendiriya disebabkan oleh mata pisau yang berputar, selanjutnya hasil irisan kerupuk ubi akan jatuh melalui saluran pengumpan. Demikian selanjutnya proses ini terus berlangsung secara berulangulang..6. Rumusan Dan Komponen Perancangan Mesin Pengiris Ubi Diharapkan mesin pengiris kerupuk ubi ini didalam penggunaannya berjalan dengan baik jika didukung dengan bagian komponen-komponen yang baik dan terencana, dengan menentukan daya motor penggerak yang dibutuhkan untuk menggerakkan perangkat mesin pengiris ubi, yang terdiri dari: 1) Daya motor untuk menggerakkan perngkat pengiris tanpa beban (P tb ). ) Daya motor untuk menggerakkan pengiris dengan beban (P b ) Perhitungn daya motor untuk menggerakkan perangkat pengiris tanpa beban(p tb ). Motor Listrik berfungsi sebagai penggerak dengan daya 0,5 hp, 1430 rpm direncanakan untuk menggerakkan poros pisau pengiris, poros perantaran dan poros penggerak piringan batang penghubung melalui perantaraan puli dan sabuk,

25 pada perencanaan ini motor penggerak yang digunakan adalah jenis motor listrik yang terlihat pada gambar.5. Gambar :.5. Motor Listrik Menurut Sularso, 1997, untuk mengetahui daya elektro motor yang dibutuhkan untuk menggerakkan perangkat mesin pengiris ubi, yang terdiri dari : 1. Menentukan daya tanpa beban yang dibutuhkan suatu benda dalam gerakan melingkar dapat dihitung berdasarkan rumus : P tb = T. ω Maka, P tb = I. αω (.1) Dimana : P tb T = daya motor tanpa beban (Kw) = torsi yang timbul (N.m) ω = kecepatan sudut (rad/s)

26 ω =. π. n Menghitung daya motor penggerak dengan beban (P b ) Untuk melakukan perhitungan daya penggerak dengan memberikan beban maka harus diketahui besar gaya yang dibutuhkan untuk melakukan pengirisan terhadap bahan ubi, dan putaran operasionalnya. Rumus yang digunakan adalah : P b = T. ω (.) P b = daya motor dengan beban (Kw) T = torsi yang diakibatkan beban (N.m) T = F. d F d = gaya pengirisan pada sistem (N) = jarak beban yang terjauh dari sumbu poros pisau (m) ω =. π. n 60 (kecepatan sudut = rad/s).6.3 Poros Poros yang berfungsi sebagai pemutar pisau penyayat, poros perantara dan poros penggerak bahan penghubung, harus benar-benar diperhitungkan dan dibuat dari bahan yang cukup kuat sehingga poros tersebut mampu menahan beban yang diberikan kepadanya. Namun bahan poros juga mudah diperoleh dipasaran, dalam perencanaan poros ada beberapa hal yang perlu diperhatika.poros yang digunakan untuk meneruskan putaran relatif rendah dan bebannya tidak terlalu berat, umumnya dibuat dari baja biasa dan tidak membutuhkan perlakuan khusus.

27 Bahan yang dipilih adalah baja karbon konstruksi standart JIS G 4501, dengan lambang S30C. Yang terlihat pada gambar.6. Gambar :.6. Poros Pembebanan pada poros tergantung pada besarnya daya dan putaran mesin yang diteruskan serta pengaruh gaya yang ditimbulkan oleh bagian-bagian mesin yang didukung dan ikut berputar bersama poros. Beban puntir disebabkan oleh daya dan putaran mesin sedangkan beban lentur serta beban aksial disebabkan oleh gaya-gaya radial dan aksial yang timbul. 1. Momen puntir atau torsi yang terjadi Besar torsi yang terjadi (T) pada poros adalah : (sularso, 1997, hal, 7) Pd T = 9, n 1 (.3) Dimana : T = torsi (kg.mm) P d = daya rancang (Kw) n 1 = putaran poros penggerak (rpm) 5,1 xt τ = (.4 ) 3 ds Dimana : d s = Diameter poros (mm) τ a = Tegangan geser izin (kg/mm ) T = Torsi (kg.mm)

28 . Menentukan momen puntir/torsi yang terjadi σ p = T W P maka : T = σ P. W P (.5) 3. Menentukan/pemeriksaan sudut puntir yang terjadi Untuk melakukan pemeriksaan sudut puntir digunakan rumus sebagai berikut : (Sularso, 1997, hal, 18) T. L θ = G. ds (.6) Dimana : θ = sudut defleksi ( ) T = torsi (kg.mm) G = modulus geser, untuk baja = 8,3 x 10³ (kg/mm²) d s = diameter poros (mm) 4. Menentukan Tegangan geser izin (τ a ) bahan poros adalah : (Sularso, 1997, hal, 8) σ b Τ a = sf 1 xsf (.7) Dimana : τb = kekuatan tarik poros (kg/mm²) Sf 1 = foktor keamanan material Sf = faktor keamana poros beralur pasak

29 5. Menentukan tegangan geser yang terjadi τ pada poros adalah : (Sularso, 1997, hal, 7) Tabel.1. Faktor-faktor koreksi daya akan ditransmisikan Daya yang akan ditransmisikan ƒ C Daya rata-rata yang diperlukan 1,-,0 Daya maksimum yang diperlukan 0,8-1, Daya normal 1,0-1,5 (Sularso, 1997, hal, 7).6.4 Bantalan Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban sehingga putaran dapat berlangsung secara halus, aman, dan tahan lebih lama. Bantalan harus kokoh untuk memungkinkan poros dan elemen mesin lainnya dapat bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun dan tidak dapat bekerja dengan semestinya. Bantalan yang digunakan dalam perancangan mesin pengiris ini adalah bantalan bola dan rol. Bantalan bola dan rol disebut juga sebagai bantalan anti gesek ( antifriction bearing ), karena koefisien gesek statis dan kinetisnya yang kecil. Bantalan ini terdiri dari cincin luar dengan alur lintasan bola dan rol, dan cincin dalam yang juga memiliki alur lintasan yang sama seperti yang ada pada cincin luar. Bola atau rol ditempatkan diantara kedua cincin di dalam alur lintasan tersebut. Untuk menjaga agar bola dan rol tidak saling bersentuhan satu dengan yang lainnya maka bola dibuat bersarang. Sarang ini juga berfungsi untuk

30 menjaga bola terlepas dari alurnya sewaktu berputar. Ukuran bantalan ini biasanya menyatakan diameter dalam bantalan ( diameter poros yang akan masuk ). Agar putaran poros dapat berputar dengan lancar, maka yang perlu diperhatikan adalah sistem pelumasannya. Oli merupakan pelumasan yang cukup baik, tetapi oli dapat merusak sabuk yang terbuat dari karet, sehingga pelumasan yang kental (viscous lubricant) lebih disukai.dapat dilihat pada gambar.7. Gambar.7 Bantalan ( Bearing ) Bantalan untuk poros penggerak yang diameternya disesuaikan dengan ukuran poros yang dinyatakan aman, maka beban ekivalen dinamis (p) dapat dihitung berdasakan (Sularso, 1997, hal. 135) QP = X. Fr + Y. F a (.) Dimana : C = beban nominal dinamis spesifik (kg) P = beban ekivalen dinamis spesifik (kg) f n = faktor kecepatan

31 L h = umur nominal bantalan Untuk menghitung beban ekivalen dinamis digunakan rumus : a. untuk bantalan radial Pr = X. V. Fr + Y. Fa (. 3 ) b. untuk bantalan aksial Pa = X. Fr + Y. Fa (. 4 ) (Sularso, 1997, hal, 135 ) Dimana : Pr = beban ekivalen dinamis bantalan radial (kg) Pa = beban ekivalen dinamis bantalan aksial (kg) Fr = beban radial (kg) Fa = beban aksial (kg) V = Faktor pembebanan untuk cincin luar yang berputar.6.5 Sistem Transmisi Sabuk dan Puli Puli berfungsi untuk memindahkan/mentransmisikan daya ke poros mesin pengiris kerupuk, bahan puli terebutdari besi cor atau baja, untuk kontruksi ringan diterapkan puli dari paduan aluminium. Puli baja sangat cocok untuk kecepatan yang tinggi (di atas 3,5 m/s). Bentuk alur dan tempat dudukan sabuk pada puli disesuaikan dengan bentuk penampang sabuk yang digunakan, hal yang terpenting dari perencanaan puli adalah menentukan diameter puli penggerak maupun yang digerakkan. Untuk menentukan diameternya digunakan rumus : dp = (.5) 1 n1 dp.n

32 Dimana : dp 1 dp = diameter puli penggerak (mm) = diameter puli yang digerakkan (mm) n 1 = putaran puli penggerak (rpm) n = putaran puli yang digerakkan (rpm) Sabuk (belt) dipergunakan apabila jarak antara dua buah poros sering tidak memungkinkan transmisi langung dengan roda gigi sehingga dapat digunakan dengan cara Sabuk V dipasang pada puli dengan alur dengan meneruskan momen antara dua poros yang jaraknya dapat mencapai 5 meter dengan perbandingan putaran 1:1 sampai dengan 7:1. Beberapa biasanya jarak sumbu poros harus sebesar 1,5 sampai dengan,0 kali diameter puli besar. keuntungan dalam penggunaan sabuk V antara lain : a. Dapat mentransmisikan daya besar b. Mempunyai faktor yang lebih besar c. Pemasangan yang mudah Gambar.8. Ukuran dan Penampang Sabuk V

33 1. Menentukan kecepatan linier sabuk (V) (Sularso, 1997, hal 166) π. dp. n 1 1 v = (.6) Dimana : dp¹ = diameter pili penggerak n = putaran motor penggerak. Menentukan panjang sabuk Panjang sabuk dapat dicari dengan persamaan berikut : (sularso, 1997, hal, 170) π 1 L = C + ( Dp 1 + Dp) + ( Dp Dp1) (.7) 4C Dimana : C = jarak antara sumbu kedua poros (mm) Dp 1 = diameter puli penggerak (mm) Dp = diameter puli yang di gerakkan (mm) 3. Menentukan tegangan sabuk Untuk menentukan tegangan pada puli digunakan rumus : (Sularso, 1997, hal, 171) F = e F 1 υϑ (.8) Dimana : F 1 = tegangan sisi kencang sabuk (kg) F = tegangan sisi kendor 4. Menentukan besar daya yang di transmisikan Untuk menentukan daya ditransmisikan adalah : (Sularso, 1997.hal, 171)

34 Fe. v P0 = ( kw ) (.9) 10 Dimana : P O = daya transmisi (kw) Fe = F 1 -F (kg) V = kecepatan linier sabuk (m/s).6.6 Baut Baut diisini berfungsi sebagai pengikat untuk dudukan pada motor penggerak tetapi selain itu berfungsi untuk pengikat poros terhadap puli. Jika tegangan tarik baut adalah σ t (kg/mm²) dan diameter baut d (mm) maka beban (kg). Gambar :.9. Baut

35 Teganagn Tarik yang terjadi W W σ t = = A ( π ) d 4 1 Dimana : W = Beban ( kg ) σ t = Tegangan Tarik yang terjadi ( kg / mm ) d 1 = Diameter inti ( mm ) Pada baut yang mempunyai diameter luar d 3 mm, umumnya besar diameter inti d1 0,8 d. Sehingga (d 1 / d ) 0,64 Maka : σ t = ( π ) 4 W (0,8d ) σ a Dari rumus diatas maka di dapat : 4W d1 atau d1 πσ x 0,64 a W σ a Untuk σ a ( tegangan yang diizinkan ),dengan bahan dari baja liat dengan kadar karbon 0, % dengan σ b = 4 kg/mm maka : σ b σ a = sf Dimana : sf = Faktor keamanan diambil 6 8 karena difinis dalam keadaan tinggi σ a = Tegangan yang di izinkan ( kg / mm )

36 ( 1 ) p W ( ) h d 1 d d Gambar.10 Tekanan Permukaan Pada Ulir Dimana ( 1 ) = Ulir dalam ( ) = Ulir luar Dari gambar di atas maka di dapat rumus q = W π d hz q a Dimana : q = Tekanan kontak pada permukaan ulir ( kg / mm ) h = Tinggi profil ( mm ) z = Jumlah Lilitan d = Diameter efektif luar ( mm ) q a = Tekanan kontak izin ( kg / mm ) Harga q a dapat dilihat pada tabel.

37 Tabel. Tekanan permukaan yang diizinkan pada ulir Bahan Tekanan permukaan yang diizinkan q a (kg/mm ) Ulir luar Ulir dalam Untuk pengikat Untuk penggerak Baja liat Baja liat atau perunggu 3 1 Baja keras Baja liat atau perunggu 4 1,3 Baja keras Besi cor 1,5 0,5 (Sularso;elemen mesin;hal 98) Dimana q a adalah tekanan kontak yang diizinkan, dan besarnya tergantung pada kelas ketelitian dan kekerasan permukaan ulir seperti diberikan dalam tabel.. jika persyaratan dalam rumus diatas terpenuhi, maka ulir tidak akan menjadi mulur atau dol. Ulir yang baik mempunyai harga h paling sedikit 75% dari kedalaman ulir penuh, dan ulir biasa mempunyai h sekitar 50 % dari kedalaman penuhnya. Maka dapat dihiutng z π d W h q a H = z x p Dimana : H = Tinggi mur ( mm ) Maka W juga akan menimbulkan tegangan geser pada luas bidang silinder ( π k p z ) dimana k dan p adalah tebal akar ulir luar. Maka besar tegangan d 1 geser τ b ( kg/mm ) adalah: τ b = πd 1 W k p z

38 BAB III PENETAPAN SPESIFIKASI 3.1. Ubi yang akan diiris Pertama-tama ubi yang sebagai bahan baku yang akan dipotong atau diiris dikupas terlebih dahulu, sebelum pemotongan atau pengirisan yang akan dilakukan. 3.. Perencanan Kapasitas Mesin Pengiris Ubi Perencaan mesin pengiris ubi direncanakan mampu menampung 30 kg/jam. Ubi yang akan di potong/iris dengan model mata ketam berputar Perencanaan Sistem Transmisi Perencanaan pemindahkan putaran motor ke poros penggerak direncanakan menggunakan system transmisi sabuk dan puli yang akan disesuaikan dengan kebutuhannya. Dalam perencanaan mesin pengiris ubi ini direncanakan dengan putaran akhir adalah 86 rpm. Ini diambil dari kecepatan motor 1430 rpm yang akan ditransmisikan puli dan sabuk dengan perbandingan 1: Spesifikasi Perencaan Jenis Keripik Kapasitas Daya motor Sistem transmisi : Ubi : 30 kg / jam : 0,5 Hp : Puli dan Sabuk (belt).

39 3.5. Gambar Bagian bagian Utama Mesin Rangka mesin Rangka mesin yang berfungsi sebai dudukan pada komponen-komponen mesin pengiris ubi terbuat dari plat U dan L dengan ukuran 340 mm x 640 dengan tinggi 450 mm yang dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar : 3.1. Rangka Mesin Rumah mata pisau Rumah mata pisau yang berfungsi sebagai dudukan mata pisau yang tebuat dari besi plat 8 mm yang berdia meter 50 mm yang terlihat pada gambar dibawah ini. Gambar : 3.. Rumah Mata Pisau

40 Mata pisau Mata pisau yang berfungsi sebagai pemotong bahan ubi diman ukuran mata pisau yang dirancang berukuran 80 mm x 30 mm mata pisau yang dipakai adalah jenis mata ketam mesin. yang terlihat pada gambar dibawah ini. Gambar : 3.3. Mata Pisau Corong pengumpan Corong pengumpan yang berpungsi sebagai pengumpan bahan ubi yang akan diiris, dengan berukuran diameter 58 mm dengan panjang 90 mm yang terlihat pada gambar dibawah ini. Gambar : 3.4. Corong Pengumpan

41 Corong penampung Corong penempung yang berfungsi sebagai tempat jatuhnya bahan ubi yang tetah diiris mata pisau, yang berukuran diameter 60 mm dengan tinggi 60 mm maka ubi yang teriris akan jatuh sendiriya ke saluran penampung. Yang terlihat pada gambar dibawah ini. Gambar : 3.5. Corong Penampung Tabel 3.1. Spesifikasi data rangka dudukan dan transmisi Bagian Bahan Ukuran Puli Motor Besi Karbon Rendah inchi Puli Pengerak Pisau Besi Cor 10 inchi Sabuk Karet 47 inchi

42 BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN Pada bab ini yang dibahas adalah komponen utama permesinan yaitu motor penggerak. Agar kapasitas mampu terpenuhi sebanyak 30 Kg/jam atau 0.5 Kg/menit, maka putaran minimal mesin harus juga ditentukan. Untuk menentukan putaran mesin diawali dengan : 1) Menetapkan satu putaran menghasilkan satu kali gerakan linier sebagai gerakan pengirisan ubi.setiap kali melakukan pengirisan ubi dengan ketebalan lebih kurang 1 s.d 1,5 mm maka massa rata-rata irisan ubi adalah diperkirakan sekitar 1,75 gram atau 0,00175 Kg/ per potong. ) Untuk menghasilkan irisan ubi 0,5 Kg per menit, maka dibutuhkan 0,5 : 0,00175 Kg, sama dengan 86 rpm. Mengingat adanya kemungkinan adanya keterbatasan pada sistem maka putarannya ditingkatkan menjadi 90 rpm. 3) Menentukan putaran dan diameter puli pada mesin pengiris ubi, diketahui pada puli 1 terdapat n 1 dan d 1, pada puli terdapat n dan d. Dimana : diameter penggerak adalah d 1, direncanakan besarnya inci Analisa Perhitungan Daya Motor Penggerak Daya motor yang dipergunakan untuk menggerakkan poros pengiris perlu diperhitungkan, daya motor poros pengiris adalah daya yang dibutuhkan pada motor penggerak dibagi dengan effisiensi mekanismenya. Pada spesifikasi

43 perencanaan, kapasitas mesin pengupas (m) adalah 30 kg/jam dan putaran poros pengiris 86 rpm, maka kecepatan putaran mata pisau dapat dihitung dengan : n d1. n = d 1 Dimana: n = Putaran mata pisau (mm) n d 1 = diameter puli penggerak (mm) n 1 = putaran mesin (rpm) d =diameter puli mata pisau (mm) 50,8mm.1430rpm = 54mm n = 86 rpm Mengingat adanya kemungkinan adanya keterbatasan pada sistem maka putarannya ditingkatkan menjadi 90 rpm Perhitungan Daya Motor Penggerak Pengiris Ubi Tanpa beban Untuk menentukan daya motor pengerak yang dibutuhakn untuk menggerakan perangkat mesin pengiris ubi yang terdiri dari : 1. Daya motor untuk menggerakan peranggakat pengiris tanpa beban. Daya motor untuk menggerakan perangkat pengiris dengan beban 1. Perhitungan daya motor penggerk tanpa beban P tb = I. α. ω (.1) a. Menentukan momen inersia pada poros Di mana diameter poros yang digunakan ditentukan dan diameter 18 mm, hal ini memacu pada bantalan yang digunakan pada mesin ini semuanya berdiameter dalam sebesar 18 mm. sedangkan panjang poros terdiri dari

44 satu bagian, dengan panjang 50,8 mm, bahan baja dengan massa jenis 7,84 x 10 6 kg/mm 3, ditentukan sebagai berikut : 1 I =. ρ. d 3. Dimana ; ρ=massa jenis poros d= diameter poros l= panjang poros I =.7,84x10 kg / mm.18mm. 35mm 3 I = 1,48x10 4 kg mm b. Menentukan momen inersia puli, puli dianggap 50 % pejal, diameter ratarata puli adalah [{ +18 )} : ] x 50 % = 7 mm, tebal puli rata-rata adalah 0 mm, sementara jumlah puli sebayak buah maka tebal total adalah ( x 0 mm) x 50 % = 0 mm maka : 1 I=. ρ. d I=.7,84x10. 7mm. mm 3 6 I= 3,43x10 kg mm c. Maka momen inersia total : 1,48x10 4 kg mm kg mm 6 + 3,43x10 = 1,5 x 10-4 kg mm

45 d. Menentukan besar α ωf ω0 α = t dimana ω f = kecepatan sudut akhir ω 0 = kecepatan sudut awal t = waktu yang dibutuhkan agar motor berputar pada kondisi konstan ditetapkan selama 5 detik. π. n / 60 0 maka α = 5. π.90rpm / 60 0 α = 5 α = 6,070 ( rad/s ) Sehingga daya penggerak tanpa beban adalah; P tb = 1,5 x 10-4 kg. (6,070). (π.90)/60 mm = 0,030 (kw) 30 watt Daya motor yang digunakan pada saat tidak terdapat beban adalah 30 watt Perhitungan Daya Motor Penggerak Pengiris Ubi Dengan beban Untuk mengetahui Daya motor Penggerak dengan beban harus diketahui besar gaya yang dibutuhkan untuk melakukan pengirisan. Bahan kerupuk yang di masukan ke dalam kotak pengumpan ± 50 gram, sedang beban penekanan diasumsikan sebesar 1,75 kg. maka gaya yang pada ujung pisau ketika melakukan penyataan adalah sama dengan masa bahan pengumpan ditambah beban penekanan yaitu kg. Pada spesifikasi perencanaan, kapasitas mesin pengupas (m) adalah 30 kg/jam, dengan daya motor 0.5 Hp putaran motor 1430 rpm

46 sedangkan putaran poros pengiris 86 rpm. Untuk menentukan daya penggerak yang dibutuhkan adalah: P b = T ω.. T = F d (.) Dimana : F = Gaya yang bekerja ( N ) T = Torsi ( N.m ) d = Diameter = 50 mm = 0,50 m ( m ) Maka di dapat Gaya yang bekerja pada Pengiris ubi adalah : F = Gaya yang bekerja = kg x 9,81 = 19,6 N T = 19,6 N x 0,50 = 4,905 Nm Dengan Kecepatan Sudut Putaran adalah : ω =. π. n 60. π.86 ω = = 9,95 (rad/s) 60 Maka didapat daya Motor Penggerak pada Pengiris Ubi dengan Beban didapat : P b = 4,905 Nm. 9,95 rad / s P b = 146,9 147 Watt Dengan Daya Motor 0,5 Hp = 0,1875 kw = 187,5 Watt, di dapat daya yang dibutuhkan pada saat proses kerja atau pada saat dibebani adalah 147 Watt. Jadi daya Motor dari pada Daya yang dibutuhkan, sehingga aman dipakai.

47 4.. Sistem Transmisi Sabuk dan Puli Sistem transmisi pada mesin pengiris ubi adalah dengan puli, dengan putaran motor 1430 rpm. Data-data pada mesin yang dirancang : 1. puli motor penggerak φ ( 50,8 mm ). puli poros pengiris φ 10 (54 mm ) Dengan mengabaikan slip pada sabuk maka jumlah putaran pada masingmasing puli adalah sebagai berikut : dp = (.5) 1 n1 dp.n n = n 1 x d d 1 Dimana : d 1 = diameter puli penggerak n 1 = putaran puli penggerak d = diameter puli yang digerakkan n = putaran puli yang digerakkan Putaran pada puli pengiris adalah : n = n 1 x d d 1 50, 8 = =86 rpm Diameter puli diatas merupakan (d k ) diameter luar puli, maka untuk menentukan diameter nominal puli (d p ) adalah : dp1 = dk1 t = 50,8 9,5 = 41,3 mm

48 dp = 54 9,5 44,5 mm = Kecepatan linear sabuk dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : π. dp. n 1 1 v = (.6) Dimana : dp¹= Diameter puli penggerak n = Putaran motor penggerak v = Kecepatan linear sabuk 41,3 86 v = π = 0,6 m/s Jarak poros rencana diambil kali diameter puli besar, maka C = 44,5 = 490 mm rencana Panjang sabuk rencana (L) dapat dihitung sebagai berikut : π 1 L = C + ( Dp 1 + Dp) + ( Dp Dp1) (.7) 4C Dimana : C = jarak antara sumbu kedua poros (mm) Dp 1 = diameter puli penggerak (mm) Dp = diameter puli yang di gerakkan (mm) π 1 L = (41,3 + 44,5) + (44,5 41,3) = 1181,1mm 100 mm Dapat dilihat pada lampiran dipilih panjang sabuk standart adalah 48 inchi, maka jarak sumbu poros dapat dihitung sebagai berikut : (Sularso, hal.170) b + C = b 8( D p d p ) 8

49 150,58 + C = 150, (44,5 41,3) = 381mm Dimana untuk b = (44,5 + 41,3) = 150, 58 mm Menurut sularso Dp dp L Dk + dk C 44,5 41,3 C, , baik, 381 > 0 = baik 4.4 Analisa Kekuatan Poros Analisa kekuatan poros pada motor penggerak Poros pada motor penggerak berdiameter 10 mm. Bahan poros diperkirakan dari baja karbon S30C dengan kekuatan tarik ( σ ) = 48 kg/mm, maka τ a adalah : B τ a = σ B Sf 1 Sf Dimana : τ a = Tegangan Geser Izin ( kg.mm ) σ B = Kekuatan tarik ( kg / mm ) Sf 1 = Faktor keamanan bahan, SF = 5,6 S-C = 6,0 bila pengaruh masa dan baja paduan Sf = Faktor keamanan akibat alur pasak (1,3 3,0) τ = a 48 kg mm 6 x

50 = 4 kg mm Untuk daya perencana (Pd) adalah : Pd = fc. P Dimana : fc = Faktor koreksi terlihat pada Tabel.1 diambil 1 P = Daya Motor 0,5 Hp = 0,1875 kw = 187,5 Watt Pd = 1 x 0,1875 = 0, 1875 kw Torsi (kg.mm) adalah : T = P d ω T = Pd πn T = 9, Pd n πn \Dimana : ω = kecepatan sudut = 60 rad/s P = Daya ( kw ) T = Torsi ( kg.mm ) Maka didapat Torsi adalah : T = 9, , = 17,7 kg.mm Tegangan geser yang timbul : τ = 5,1. T d 5,1 17,7 kg. mm = = 1, s 18m kg mm Jadi dapat dikatakan bahwa konstruksi aman karena τ a > τ

51 4.4. Analisa kekuatan poros pada puli pengiris Poros pada puli pengiris adalah poros pemutar parutan berdiameter 18 mm. Bahan poros diperkirakan dari baja karbon S50C dengan kekuatan tarik ( σ ) = 6 kg/mm, maka τ a adalah : B τ a = σ B Sf 1 Sf Dimana : τ a = Tegangan Geser Izin ( kg.mm ) σ B = Kekuatan tarik ( kg / mm ) τ = a Sf 1 = Faktor keamanan bahan, SF = 5,6 S-C = 6,0 bila pengaruh masa dan baja paduan Sf = Faktor keamanan akibat alur pasak (1,3 3,0) 6 kg mm 6 x = 5,1 kg mm Untuk daya perencana (Pd) adalah : Pd = fc. P Dimana : fc = Faktor koreksi terlihat pada Tabel.1 diambil 1 P = Daya Motor 0,5 Hp = 0,1875 kw = 187,5 Watt

52 Pd = 1 x 0,1875 = 0, 1875 kw Torsi (kg.mm) adalah : T = P d ω T = Pd πn T = 9, Pd n πn \Dimana : ω = kecepatan sudut = 60 rad/s P = Daya ( kw ) T = Torsi ( kg.mm ) Maka didapat Torsi adalah : T = 9, , = 638,5 kg.mm Tegangan geser yang timbul : τ = 5,1. T d 5,1 638,5 kg. mm = = 0, s 18m kg mm Jadi dapat dikatakan bahwa konstruksi aman karena τ τ > a

53 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan. Setelah dilakukan analisis perhitungan terhadap daya-daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan peralatan mesin pengiris ubi ini, menghitung yang berhubungan dengan komponen-komponen utama mesin yang direncanakan. Sehingga berdasarkan tujuan dari perencanaan ini yaitu: mampu merencanakan mesin pengiris ubi dengan kapasitas 30 kg/jam dengan hasil yang baik, maka hasilnya dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Perencanaan besar daya motor penggerak dari mesin pengiris ubi ini adalah sebesar 0,5 hp, putaran motor sebesar 1430 rpm, tegangan 0 V dengan satu phasa.. Perencanaan untuk menghasilkan irisan ubi 0,5 Kg per menit, maka dibutuhkan putaran mata pisau 86 rpm dengan satu keeping bahan dasar ubi 0,00175 kg, dengan hitungan 86 x 0,00175 kg=0,5 kg/menit x 60 menit = 30 kg/jam. 3. Daya motor Penggerak dengan beban yang dibutuhkan diketahui dari perhitungan bahan kerupuk yang di masukan ke dalam kotak pengumpan ± 50 gram ditambah beban penekanan diasumsikan sebesar 1,75 kg = kg, dengan (F) gaya yang bekerja =19,6 N dan Torsi ( N.m ) = 4,905 Nm, dan didapat perencanaan daya Motor Penggerak pada Pengiris Ubi dengan Beban didapat 147 Watt, maka

54 dipilih motor dengan daya 0,5 hp =0,1875 kw = 187,5 Watt sehingga pemakaian daya aman digunakan. 4. Dari putaran motor 1430 rpm menjadi 86 rpm maka direncanakan perbandingan putaran motor 1:5, sehingga rencana pemilihan besar puli motor penggerak Ø ( 50,8 mm ) dan puli poros pengiris Ø 10 (54 mm ). 5. Perencanaan puli motor penggerak Ø ( 50,8 mm ) puli poros pengiris Ø 10 (54 mm ). 6. Dari diameter perencanaan puli diatas maka didapat Panjang sabuk rencana (L) 1181,1mm 100mm karena panjang sabuk standart adalah 48 inchi dengan jarak sumbu poros C= 381 (L)=100mm dikatakan baik dan kecepatan linear sabuk = 0, 6 m/s. 7. Perencanaan Poros pada motor penggerak berdiameter 10 mm, bahan poros diperkirakan dari baja karbon S30C dengan kekuatan tarik ( σ ) B = 48 kg/mm dengan τ a (Tegangan Geser Izin) = 4 kg mm dan Torsi (kg.mm) = 17,7 kg mm, Tegangan geser yang timbul (τ ) = 1,1 kg mm,sehingga dapat dikatakan bahwa konstruksi aman karena τ a > τ. 8. Perencanaan Poros pada puli pengiris adalah poros pemutar parutan berdiameter 18 mm. Bahan poros diperkirakan dari baja karbon S50C dengan kekuatan tarik ( σ ) = 6 kg/mm dan didapat Tegangan Geser B Izin( τ a ) =5,1 kg mm ( kg.mm ), (T) Torsi (kg.mm)= 638,5 kg.mm

55 dengan Tegangan geser yang timbul (τ )= 0,5 kg, Jadi dapat mm dikatakan bahwa konstruksi aman karena τ a > τ. 4. Saran. Untuk menggunakan mesin pengiris ubi ini agar dapat memperoleh hasil secara optimal maka perlu dilakukan sesuatu hal, yaitu: 1. Pemasukan bahan kerupuk ke dalam tabung pengumpan haru mempunyai ukuran yang seragam agar hasil pemotongan ukurannya juga sama.. Mesin hendaknya perlu penambahan pisau pengiris karna di mesin hanya mempunyai satu mata pisau, hendaknya dibuat dua mata pisau pengiris sehingga kapasitas pengiris bertambah. 3. Mesin ini hendaknya dijaga kebersihannya agar dapat menghasilkan produk yang baik dan mempelancar produktivitas. 4. Hendaknya corong penampung irisan dikrom untuk mengurangi perawatan dan menghasilkan produk yang bersih juga lebih hieginis.

56 DAFTAR PUSTAKA 1. Sularso dan Kiyokatsu Suga, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Pradnya Paramita: Jakarta, Timoshenko,S. Dasar-dasar Perhitungan Kekuatan Bahan, Penerbit Restu Agung. 3. Shigley, Joseph E. Perencanaan Teknik Mesin. Edisi ke-4. Erlangga. Jakarta J. La Heij. Ilmu menggambar bangunan mesin. Cetakan ke-8. PT. Pradya paramitra. Jakarta Khurmi R.S dan Gupta, JK. A Text Book of Machine Design. New Delhi Eurasia Publishing House (Put) Ltd

57 LAMPIRAN Lampiran I Harga X,V dan Y dapat dilihat pada tabel dibawah ini : faktor-faktor X,V dan Y Bant alan bola alur dala m Bant alan bola sudu t Jenis bantalan Fa/Co = 0,014 =0,08 =0,084 = 0,11 = 0,17 = 0,8 = 0,4 = 0,56 α = 0º = 5º = 30º = 35º = 40º Beb an puta r pada cinci n dala m Beb an punt ir pada cinci n luar Baris tunggal Baris ganda e Baris tunggal Baris ganda Fa/VFr>e Fa/VFr efa/vfr>e V X Y X Y X Y Xo Yo Xo Yo 1 1, 0,56 1 1, 0,43 0,41 0,39 0,37 0,35,30 1,99 1,71 1,55 1,45 1,31 1,15 1,04 1,00 1,00 0,87 0,76 0,66 0, ,56 0 1,09 0,9 0,78 0,66 0,55 0,70 0,67 0,63 0,60 0,57,3 0 1,9 0 1,7 1 1,5 5 1,4 5 1,3 1 1,1 5 1,0 4 1,0 0 1,6 3 1,4 1 1, 4 1,0 7 0,9 3 0,19 0, 0,6 0,8 0,30 0,34 0,38 0,4 0,44 0,57 0,68 0,80 0,95 1,14 0,6 0,5 0,6 0,5 0,4 0,3 8 0,3 3 0, 9 0, 6 1 0, 5 0, 84 0, 76 0, 66 0, 58 0, 5 (Sularso, 1997, hal, 135)

58 Lampiran II Tabel ini menunjukan nomor-nomor nominal dari sabuk standart utama. Panjang sabuk-v standart. Nomor nominal Nomor nominal Nomor nominal Nomor nominal (Inchi) (mm) (Inchi) (mm) (Inchi) (mm) (Inchi) (mm) (Sularso, 1997, hal, 168)

59 Lampiran III Ukuran ulir Withworth (J.La Heij : Ilmu menggambar bangunan mesin : hal : 183)

60 Lampiran IV Konversi satuan AS yang umum ke satuan SI (Joseph E. Shigley : Perencanaan Teknik Mesin : hal : 373) Konversi satuan SI ke satuan AS yang umum (Joseph E. Shigley : Perencanaan Teknik Mesin : hal : 373)

61 Lampiran V

62 Lampiran VI Baja karbon JIS G 4051

63 ( (Sularso, 1997, hal, 330) Lampiran VII Batang baja karbon yang difinis dingin (Standar JIS)

64 Lambang Perlakuan Panas Dilunakkan S35C-D Tanpa dilunakkan Dilunakkan S45C-D Tanpa dilunakkan Dilunakkan S55C-D Tanpa dilunakkan (Sularso, 1997, hal, 330) Diameter (mm) 0 atau kurang atau kurang atau kurang atau kurang atau kurang atau kurang 1 80 Kekuatan Tarik (kg/mm ) Kekerasan H R C H B (H R B) (84) (73) (87) (84) (89) (85) (90) Lampiran VIII Tabel Konversi Satuan

65

66

67

68 Lampiran IX Beban nominal dinamik spesifik (Sularso, 1997, hal,143)

69 Lampiran X Ukuran Ulir Spesifikasi Ulir dalam Ulir 1 3 Jarak bagi p Tinggi kaitan H 1 Diameter Luar (D) Diameter Luar (d) Diameter Efektif(D ) Ulir luar Diameter Efektif (d ) Diameter Dalam (D 1 ) Diameter Inti (d 1 ) M 0,5 M 0,3 M 035 0,075 0,08 0,09 0,041 0,043 0,049 0,50 0,300 0,350 0,01 0,48 0,9 0,169 0,13 0,53 M 0,4 0,1 0,054 0,400 0,335 0,9 M 0,45 0,1 0,054 0,450 0,385 0,34 M 0,5 0,15 0,068 0,500 0,419 0,365 M 0,6 M 0,55 M 0,7 0,15 0,15 0,175 0,068 0,081 0,095 0,550 0,600 0,700 0,469 0,503 0,586 0,415 0,438 0,511 M 0,8 M 1 M 0,9 0, 0,5 0,5 0,108 0,1 0,135 0,800 0,900 1,000 0,670 0,754 0,838 0,583 0,656 0,79 M 1, 0,5 0,135 1,00 1,038 0,99 M 1,4 0,3 0,16 1,400 1,05 1,075 M 1,7 0,35 0,189 1,700 1,473 1,31 M 0,4 0,17,000 1,740 1,567 M,3 0,6 0,35,300,040 1,867 M,6 0,6 0,35,600,308,113

70 M 3 x 0,5 0,5 0,71 3,000,675,459 0,6 0,35 3,000,610,350 M 3,5 0,6 0,35 3,500 3,110,850 (Sularso, 1997,.hal89)

71 Lampiran XI Gambar : Pemotongan Besi Rangka Gambar : Proses Pengelasan Rangka Dudukan Komponen-komponen Mesin Pengiris Ubi

72 Gambar : Penghalusan Pada Rangka Mesin Pengiris Ubi Gambar : Pengecetan Rangka Mesin Pengiris Ubi

73 Gambar : Mesin Pengiris Ubi

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat BAB II LANDASAN TEORI.. Pengertian Umum Kebutuhan peralatan atau mesin yang menggunakan teknologi tepat guna khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat diperlukan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Gambaran Umum Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI PROGRAM DIPLOMA IV FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI PROGRAM DIPLOMA IV FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 KARYA AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS UBI KAPASITAS 30 KG/JAM OLEH : J E F R I 0450013 KARYA AKHIR YANG DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SATU SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA SAINS TERAPAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

ANALISA DAN PENUJIAN MESIN TEPUNG TAPIOKA DENGAN KAPASITAS 7 KG PER JAM

ANALISA DAN PENUJIAN MESIN TEPUNG TAPIOKA DENGAN KAPASITAS 7 KG PER JAM KARYA AKHIR ANALISA DAN PENUJIAN MESIN TEPUNG TAPIOKA DENGAN KAPASITAS 7 KG PER JAM OLEH : ZUHERRY SARAGIH 045202005 KARYA AKHIR YANG DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA SAINS TERAPAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Perancangan Mesin Pemisah Biji Buah Sirsak Proses pembuatan mesin pemisah biji buah sirsak melalui beberapa tahapan perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah,

Lebih terperinci

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN MEDAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA 3.1 Perancangan awal Perencanaan yang paling penting dalam suatu tahap pembuatan hovercraft adalah perancangan awal. Disini dipilih tipe penggerak tunggal untuk

Lebih terperinci

STUDI TEORITIS TENTANG MAINTENANCE MESIN PEMBUAT TEPUNG TAPIOKA

STUDI TEORITIS TENTANG MAINTENANCE MESIN PEMBUAT TEPUNG TAPIOKA KARYA AKHIR STUDI TEORITIS TENTANG MAINTENANCE MESIN PEMBUAT TEPUNG TAPIOKA OLEH : HENDRA SISWADI 035202028 KARYA AKHIR YANG DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA SAINS TERAPAN PROGRAM

Lebih terperinci

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

MESIN PERUNCING TUSUK SATE MESIN PERUNCING TUSUK SATE NASKAH PUBLIKASI Disusun : SIGIT SAPUTRA NIM : D.00.06.0048 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 013 MESIN PERUNCING TUSUK SATE Sigit Saputra,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin. BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN A. Desain Mesin Desain konstruksi Mesin pengaduk reaktor biogas untuk mencampurkan material biogas dengan air sehingga dapat bercampur secara maksimal. Dalam proses

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KURNIAWAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON OLEH : RAMCES SITORUS NIM : 070421006 FAKULTAS

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES TARTONO 202030098 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Kampus Terpadu UMY, Jl. Lingkar Selatan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM

PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana (S-1) Program Studi Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT 4.1 Perhitungan Rencana Pemilihan Motor 4.1.1 Data motor Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: Merek Model Volt Putaran Daya : Multi Pro :

Lebih terperinci

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan : A. POROS UTAMA IV. ANALISIS TEKNIK Menurut Sularso dan K. Suga (1997), untuk menghitung besarnya diameter poros yang digunakan adalah dengan menentukan daya rencana Pd (kw) dengan rumus : Pd = fcp (kw)...

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram BAB III PERANCANGAN 3.. Perencanaan Kapasitas Perajangan Kapasitas Perencanaan Putaran motor iameter piringan ( 3 ) iameter puli motor ( ) Tebal permukaan ( t ) Jumlah pisau pada piringan ( I ) iameter

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

MESIN PERAJANG SINGKONG

MESIN PERAJANG SINGKONG PROPOSAL MERENCANA MESIN MESIN PERAJANG SINGKONG Diajukan oleh : 1. Aan Setiawan ( 04033088 ) 2. Muhammad Wibowo ( 04033146 ) 3. Wisnu Kusuma Wardhani ( 04033159 ) 4. Andi Mardiyansah ( 04033160 ) kepada

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Kapasitas Alat pencacah Plastik Q = 30 Kg/jam 30 kg = jam x 1 jam 60 menit = 0,5 kg/menit = 500 gr/menit Dimana : Q = Kapasitas mesin B. Perencanaan Putaran Pisau Jika

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN LIFT UNTUK KEPERLUAN GEDUNG PERKANTORAN BERLANTAI SEPULUH Oleh : R O I M A N T A S. NIM : 030421007 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN Pada tahap perancangan mesin Fitting valve spindle pada bab sebelumnya telah dihasilkan rancangan yang sesuai dengan daftar kehendak. Yang dijabarkan menjadi beberapa varian

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PERAJANG SINGKONG DENGAN KAPASITAS 150 Kg/JAM SKRIPSI

PERENCANAAN MESIN PERAJANG SINGKONG DENGAN KAPASITAS 150 Kg/JAM SKRIPSI PERENCANAAN MESIN PERAJANG SINGKONG DENGAN KAPASITAS 150 Kg/JAM SKRIPSI Diajukan kepada untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Teknik Mesin Oleh : HAFIZH ARDHIAN PUTRA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. proses tekan geser. Butir beras terjepit dan tertekan cekung lesung antum sehingga

BAB II LANDASAN TEORI. proses tekan geser. Butir beras terjepit dan tertekan cekung lesung antum sehingga BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengenalan Bahan Baku Secara tradisional orang membuat tepung beras dengan cara menumbuk dalam lesung dengan antum atau alu. Beras menjadi halus dikarenakan adanya proses tekan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN Pada rancangan uncoiler mesin fin ini ada beberapa komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu organ penggerak yang digunakan rancangan ini terdiri dari, motor penggerak,

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T) Pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM PERANCANGAN TROLLEY DAN SPREADER GANTRY CRANE KAPASITAS ANGKAT 40 TON TINGGI ANGKAT 41 METER YANG DIPAKAI DI PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL (BICT) SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam LAPORAN AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER TUGAS SARJANA MESIN FLUIDA PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER OLEH NAMA : ERWIN JUNAISIR NIM : 020401047 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) : 15,4 kg Diameter silinder pencacah (D) : 37,5cm = 0,375 m Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/s 2 Kecepatan putar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t)

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t) BAB III PERANCANGAN 3.1. Perencanaan Kapasitas Penghancuran Kapasitas Perencanaan : 100 kg/jam PutaranMotor : 1400 Rpm Diameter Gerinda (D3) : 200 mm Diameter Puli Motor (D1) : 50,8 mm Tebal Permukaan

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN DAN ANALISA PERHITUNGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM PADA VARIASI JARAK LENGAN TOWER CRANE KAPASITAS ANGKAT 3,2 TON TINGGI ANGKAT 40 METER DAN RADIUS LENGAN 70 METER SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENGADUK UDANG NAGET OTOMATIS

PERENCANAAN MESIN PENGADUK UDANG NAGET OTOMATIS PERENCANAAN MESIN PENGADUK UDANG NAGET OTOMATIS (1) Sobar Ihsan, (2) Muhammad Marsudi (1)(2) Prodi Teknik Mesin, Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam Kalimantan MAB Jln. Adhyaksa (Kayutangi)

Lebih terperinci

PERANCANGAN CAKE BREAKER SCREW CONVEYOR PADA PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS PABRIK 60 TON TBS PER JAM

PERANCANGAN CAKE BREAKER SCREW CONVEYOR PADA PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS PABRIK 60 TON TBS PER JAM KARYA AKHIR PERANCANGAN CAKE BREAKER SCREW CONVEYOR PADA PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS PABRIK 60 TON TBS PER JAM SURANTA GINTING 025202007 KARYA AKHIR YANG DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN BELT CONVEYOR SEBAGAI ALAT PENGANGKUT BUTIRAN PUPUK DARI PENGOLAHAN AKHIR KE BULK STORAGE PADA SEBUAH PABRIK PUPUK KAPASITAS 87 TON/JAM OLEH : GABE PANDAPOTAN

Lebih terperinci

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan. BAB III PERANCANGAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Proses Perancangan Proses perancangan mesin pemipil jagung seperti terlihat pada Gambar 3.1 seperti berikut: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai Mesin penghancur kedelai dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp, mengapa lebih memilih memekai motor listrik 0,5 Hp karena industri yang di

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN ROUGH MAKER DIAMETER INTERNAL PIPA POLYPROPYLENE Ø 600

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN ROUGH MAKER DIAMETER INTERNAL PIPA POLYPROPYLENE Ø 600 LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN ROUGH MAKER DIAMETER INTERNAL PIPA POLYPROPYLENE Ø 600 Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Alat Pencacah plastik Alat pencacah plastik polipropelen ( PP ) merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TIORI

BAB II LANDASAN TIORI BAB II LANDASAN TIORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Pemecah Kedelai Mula-mula biji kedelai yang kering dimasukkan kedalam corong pengumpan dan dilewatkan pada celah diantara kedua cakram yang salah satunya

Lebih terperinci

Perencanaan Mesin Pengiris Bawang Merah Dengan Pengiris Vertikal ( Shallot Slicer ) Dengan Kapasitas 1kg/Menit

Perencanaan Mesin Pengiris Bawang Merah Dengan Pengiris Vertikal ( Shallot Slicer ) Dengan Kapasitas 1kg/Menit Nusantara of Engineering/Vol. 2/ No. 1/ISSN: 2355-6684 30 Perencanaan Mesin Pengiris Bawang Merah Dengan Pengiris Vertikal ( Shallot Slicer ) Dengan Kapasitas 1kg/Menit Wahyono Sapto Widodo 1 ), Hesti

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MERAH KAPASITAS 46 KG/JAM

RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MERAH KAPASITAS 46 KG/JAM RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MERAH KAPASITAS 46 KG/JAM Yafid Effendi, Fajar Danuriyanto Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Tangerang Jl. Perintis Kemerdekaan I,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Berikut proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengelasan secara umum a. Pengelasan Menurut Harsono,1991 Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.

Lebih terperinci

JURNAL PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN MESIN PEMIPIL JAGUNG DENGAN KAPASITAS 300 KG/JAM

JURNAL PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN MESIN PEMIPIL JAGUNG DENGAN KAPASITAS 300 KG/JAM JURNAL PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN MESIN PEMIPIL JAGUNG DENGAN KAPASITAS 300 KG/JAM PLANNING AND CALCULATION COM SHELLER MACHINE WITH A CAPACITY OF 300 KG/HOUR Oleh: MUHAMMAD AZIIS LYAN SETYAJI 11.1.03.01.0057

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Poros Poros merupakan bagian yang terpenting dari suatu mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga dan putarannya melalui poros. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti roda

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMIPIL DAN PENGGILLING JAGUNG

RANCANG BANGUN MESIN PEMIPIL DAN PENGGILLING JAGUNG TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PEMIPIL DAN PENGGILLING JAGUNG Disusun Oleh : Ferianta 035202059 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI PROGRAM DIPLOMA IV FAKULTAS TEKNIK USU MEDAN 2008 JURUSAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Perhitungan Sebelum mendesain mesin pemotong kerupuk hal utama yang harus diketahui adalah mencari tegangan geser kerupuk yang akan dipotong. Percobaan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari konsep yang telah dikembangkan, kemudian dilakukan perhitungan pada komponen komponen yang dianggap kritis sebagai berikut: Tiang penahan beban maksimum 100Kg, sambungan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PEMECAH KEMIRI DENGAN KAPASITAS 50 KG/JAM SKRIPSI

PERENCANAAN MESIN PEMECAH KEMIRI DENGAN KAPASITAS 50 KG/JAM SKRIPSI Artikel Skripsi PERENCANAAN MESIN PEMECAH KEMIRI DENGAN KAPASITAS 50 KG/JAM SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana (S1) Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENCACAH RUMPUT PAKAN TERNAK PROYEK AKHIR. Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

PERANCANGAN MESIN PENCACAH RUMPUT PAKAN TERNAK PROYEK AKHIR. Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta PERANCANGAN MESIN PENCACAH RUMPUT PAKAN TERNAK PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Oleh : Muhamad

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN Pada rancangan mesin penghancur plastic ini ada komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu daya motor,kekuatan rangka,serta komponenkomponen elemen mekanik lainnya,perhitungan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENGEPRES PLAT PISAU ACAR KAPASITAS 600 LEMBAR/ JAM

PERENCANAAN MESIN PENGEPRES PLAT PISAU ACAR KAPASITAS 600 LEMBAR/ JAM PERENCANAAN MESIN PENGEPRES PLAT PISAU ACAR SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada program Studi Teknik Mesin Oleh : NPM : 10.1.03.01.0039 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN

BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN 95 BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN 4.1 PERENCANAAN CUTTER 4.1.1 Gaya Pemotongan Bagian ini merupakan tempat terjadinya pemotongan asbes. Dalam hal ini yang menjadi perhatian adalah bagaimana agar asbes

Lebih terperinci

RANCANGAN TURBOCARJER UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL

RANCANGAN TURBOCARJER UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL RANCANGAN TURBOCARJER UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL DAYA PUTARAN : 80 HP : 2250 RPM SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik RUSLI INDRA HARAHAP N I M : 0

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PERAJANG APEL KAPASITAS 60 KG/JAM

PERENCANAAN MESIN PERAJANG APEL KAPASITAS 60 KG/JAM PERENCANAAN MESIN PERAJANG APEL KAPASITAS 60 KG/JAM SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana (S1) Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universtas Nusantara

Lebih terperinci

CORRECTIVE MAINTENANCE BANTALAN LUNCUR LORI PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKUT 2,5 TON TBS MENGGUNAKAN ANALISA KEGAGALAN

CORRECTIVE MAINTENANCE BANTALAN LUNCUR LORI PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKUT 2,5 TON TBS MENGGUNAKAN ANALISA KEGAGALAN CORRECTIVE MAINTENANCE BANTALAN LUNCUR LORI PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKUT 2,5 TON TBS MENGGUNAKAN ANALISA KEGAGALAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENYANGRAI KACANG TANAH MODEL ROLL HEATER KAPASITAS 48 KG/JAM MENGGUNAKAN PEMANAS LPG

PERENCANAAN MESIN PENYANGRAI KACANG TANAH MODEL ROLL HEATER KAPASITAS 48 KG/JAM MENGGUNAKAN PEMANAS LPG PERENCANAAN MESIN PENYANGRAI KACANG TANAH MODEL ROLL HEATER KAPASITAS 48 KG/JAM MENGGUNAKAN PEMANAS LPG SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS SABUT KELAPA KAPASITAS 60 BUAH/JAM LAPORAN TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS SABUT KELAPA KAPASITAS 60 BUAH/JAM LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS SABUT KELAPA KAPASITAS 60 BUAH/JAM LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III SPESIALISASI PERAWATAN

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG. ANDRI YONO ;

RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG. ANDRI YONO  ; RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG ANDRI YONO Email; Andriyono1974@yahoo.co.id Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Musamus Merauke ABSTRAK Rancang Bangun Mesin Pemisah Kulit Ari

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

RANCANG SECARA. Diajukan. Program. Oleh M.

RANCANG SECARA. Diajukan. Program. Oleh M. RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH JERAMI SECARA VERTIKAL KAPASITAS 1000 [KG/JAM] LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Spesialisasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENCACAH CENGKEH UNTUK HOME INDUSTRY DI KABUPATEN TRENGGALEK SKRIPSI

PERANCANGAN MESIN PENCACAH CENGKEH UNTUK HOME INDUSTRY DI KABUPATEN TRENGGALEK SKRIPSI PERANCANGAN MESIN PENCACAH CENGKEH UNTUK HOME INDUSTRY DI KABUPATEN TRENGGALEK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T) Pada Program Study Teknik Mesin

Lebih terperinci

PROSES PERANCANGAN MESIN PERAJANG SINGKONG PROYEK AKHIR

PROSES PERANCANGAN MESIN PERAJANG SINGKONG PROYEK AKHIR PROSES PERANCANGAN MESIN PERAJANG SINGKONG PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Disusun Oleh :

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR Dalam pabrik pengolahan CPO dengan kapasitas 60 ton/jam TBS sangat dibutuhkan peran bunch scrapper conveyor yang berfungsi sebagai pengangkut janjangan

Lebih terperinci

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Perencanaan Proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan Menggambar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mesin Gerinda Batu Akik Sebagian pengrajin batu akik menggunakan mesin gerinda untuk membentuk batu akik dengan sistem manual. Batu gerinda diputar dengan menggunakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar mesin sortasi buah manggis hasil rancangan dapat dilihat dalam Bak penampung mutu super Bak penampung mutu 1 Unit pengolahan citra Mangkuk dan sistem transportasi

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA MESIN-MESIN FLUIDA

TUGAS SARJANA MESIN-MESIN FLUIDA TUGAS SARJANA MESIN-MESIN FLUIDA POMPA SENTRIFUGAL UNTUK MEMOMPAKAN CAIRAN LATEKS DARI TANGKI MOBIL KE TANGKI PENAMPUNGAN DENGAN KAPASITAS 56 TON/HARI PADA SUATU PABRIK KARET Oleh : BOBY AZWARDINATA NIM

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENIRIS MINYAK PADA ABON IKAN TUNA DENGAN KAPASITAS 30 KG/JAM ARTIKEL SKRIPSI

PERENCANAAN MESIN PENIRIS MINYAK PADA ABON IKAN TUNA DENGAN KAPASITAS 30 KG/JAM ARTIKEL SKRIPSI PERENCANAAN MESIN PENIRIS MINYAK PADA ABON IKAN TUNA DENGAN KAPASITAS 30 KG/JAM ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T) pada Program Studi Teknik

Lebih terperinci

POROS dengan BEBAN PUNTIR

POROS dengan BEBAN PUNTIR POROS dengan BEBAN PUNTIR jika diperkirakan akan terjadi pembebanan berupa lenturan, tarikan atau tekanan, misalnya jika sebuah sabuk, rantai atau roda gigi dipasangkan pada poros, maka kemungkinan adanya

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

Lampiran. Faktor-faktor Koreksi Daya yang Akan Ditransmisikan. Faktor-faktor Koreksi. (Sularso,2004:7)

Lampiran. Faktor-faktor Koreksi Daya yang Akan Ditransmisikan. Faktor-faktor Koreksi. (Sularso,2004:7) Lampiran. Faktor-faktor Koreksi Daya yang Akan Ditransmisikan Faktor-faktor Koreksi (Sularso,04:7) Daya yang akan ditransmisikan fc Daya rata-rata yang diperlukan,-,0 Daya maksimum yang diperlukan 0,-,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK (SISTEM TRANSMISI )

RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK (SISTEM TRANSMISI ) RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK (SISTEM TRANSMISI ) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Oleh: MUHAMMAD HUSNAN EFENDI NIM I8613023 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PENGANGKUT PRODUK BERTENAGA LISTRIK (ELECTRIC LOW LOADER) PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PENGANGKUT PRODUK BERTENAGA LISTRIK (ELECTRIC LOW LOADER) PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PENGANGKUT PRODUK BERTENAGA LISTRIK (ELECTRIC LOW LOADER) PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES Diajukan untuk memenuhi salah satu Persyaratan dalam menyelesaikan Program Strata

Lebih terperinci

BAB VI POROS DAN PASAK

BAB VI POROS DAN PASAK BAB VI POROS DAN PASAK Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersamasama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MILL SHAFT ROLL SHELL UNTUK 4000 TCD (TON CANE PER DAY) PADA PABRIK GULA SEI SEMAYANG DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MILL SHAFT ROLL SHELL UNTUK 4000 TCD (TON CANE PER DAY) PADA PABRIK GULA SEI SEMAYANG DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MILL SHAFT ROLL SHELL UNTUK 4000 TCD (TON CANE PER DAY) PADA PABRIK GULA SEI SEMAYANG DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP

PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi 1* Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES KRIM (BAGIAN SISTEM TRANSMISI) PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES KRIM (BAGIAN SISTEM TRANSMISI) PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES KRIM (BAGIAN SISTEM TRANSMISI) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh: MUH ARIES SETYAWAN NIM. I8113022 PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT TEPUNG PISANG DENGAN KAPASITAS 50 KG PER JAM

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT TEPUNG PISANG DENGAN KAPASITAS 50 KG PER JAM KARYA AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT TEPUNG PISANG DENGAN KAPASITAS 50 KG PER JAM ASTRADA TEACHER 035202052 Karya Akhir Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Izajah Sarjana Sains

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI PROGRAM DIPLOMA-IV FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI PROGRAM DIPLOMA-IV FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 KARYA AKHIR RANCANG ALAT UNTUK PENGOLAHAN BIJI KOPI DENGAN KAPASITAS 100KG/JAM MENJADI BUBUK/TEPUNG KOPI HAPOSAN LUMBANTORUAN 025202001 Karya Akhir Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Mesin Cetak Bakso Dibutuhkan mesin cetak bakso dengan kapasitas produksi 250 buah bakso per menit daya listriknya tidak lebih dari 3/4 HP dan ukuran baksonya

Lebih terperinci

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan Lampiran 1. Prosedur penelitian Kentang yang seragam dikupas dan dicuci Ditimbang kentang sebanyak 1 kg Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan Kentang dimasukkan ke dalam mesin melalui hopper

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjelasan umum mesin Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Dalam hal ini, mesin

Lebih terperinci

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III. Metode Rancang Bangun BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT Pada pembahasan dalam bab ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap pembuatan dan perakitan alat, gaya-gaya yang terjadi dan gaya yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

SKRIPSI TEKNIK PENGECORAN LOGAM

SKRIPSI TEKNIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI TEKNIK PENGECORAN LOGAM PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SPROKET CONVEYOR YANG MEMPUNYAI DAYA 11 KW DAN PUTARAN 32 RPM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM MENGGUNAKAN CETAKAN PASIR Skripsi Yang Diajukan Untuk

Lebih terperinci