BAB II KAJIAN PUSTAKA DANRERANGKA PEMIKIRAN
|
|
- Liana Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DANRERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Kajian Terhadap Teori Sebelum menjelaskan kajian terhadap tekanan eksternal dan komitmen manajemen, kiranya peneliti perlu menjelaskan teori yang melatarbelakangi keduanya dengan teori institusional dan isomorfisme institusional. a. Teory Institusional (Institutional Theory) Teori institusional (Institutional Theory) atau teori kelembagaan menurut Ferry Roen (2011) adalah terbentuknya organisasi oleh karena tekanan lingkungan institusional yang menyebabkan terjadinya institusionalisasi. (Zukler, 1987) dalam Donaldson (1995), menyatakan bahwa ide atau gagasan pada lingkungan institusional yang membentuk bahasa dan simbol yang menjelaskan keberadaan organisasi dan diterima (taken for granted) sebagai norma-norma dalam konsep organisasi. Sedangkan menurut Sri Rejeki (2012), ide pokok teori institusional adalah bahwa organisasi dibentuk oleh lingkungan institusional yang mengitarinya. Pengamatan terhadap organisasi harus dilihat sebagai totalitas simbol, bahasa, ataupun ritual-ritual yang melingkupinya. Oleh sebab itu institusionalisme menolak anggapan bahwa organisasi dan 7
2 kontek institusionalnya yang lebih besar bisa dipahami dengan melakukan agregasi atas pengamatan terhadap perilaku individu (skelley, 2000). Skelley mengatakan bahwa bagi seorang institusionalis keseluruhan (the whole) adalah lebih besar dari pada jumlah individu (human parts). Pada dasarnya pemikiran teori institusional adalah terletak pada pemikiran untuk bertahan hidup, dimanapada suatu organisasi pemerintah harus dapat meyakinkan masyarakat bahwa organisasi tersebut merupakan entitas yang sah (legitimate) dan layak untuk didukung (Meyer dan Rowan, 1977). Scott (2008) dalam Villadsen (2011) menjelaskan teori institusional berfungsi untuk memberikan penjelasan atas tindakan dan pengambilan keputusan pada suatu organisasi. Teori institusional muncul menjadi terkenal yang memberikan penjelas yang kuat dan populer, baik dalam tindakan individu maupun organisasi yang disebabkan olehfaktor eksogen (Dacin, 1997; Dacin et al., 2002), faktor eksternal (Frumkin dan Galaskiewicz, 2004) faktor sosial (Scott, 2004), faktor ekspektasi masyarakat (Ashworth et al., 2009), dan faktor lingkungan (Jun dan Weare, 2010). Dalam teori institusional menggambarkan bahwa organisasi yang mengutamakan legitimasi lebih cenderung berusaha dalam penyesuaian diri untuk harapan eksternal atau harapan sosial pada setiap organisasi 8
3 berada (DiMaggio dan Powell 1983; Frumkin dan Galaskiewicz, 2004; Ashworth et al., 2009), dimana penyesuaian tersebut menimbulkan kecenderungan organisasi untuk memisahkan kegiatan internal (Cavalluzzo dan Ittner, 2004) dan berfokus pada sistem yang bersifat simbolik pada pihak eksternal (Meyer dan Rowan, 1977). Teori institusional memberikan kontribusi sebagai dalil-dalil bahwa beberapa unsur struktur internal organisasi dimunculkan oleh lingkungan institusional, khususnya oleh negara yang memaksakan adanya pemenuhan atau penyesuaian (Di Maggio dan Powell (1983), Tolbert dan Zuckler (1983), dalam Donaldson, 1995). Selznick (1948) menyatakan bahwa individu-individu menciptakan komitmen lainnya terhadap organisasi agar dapat tercapai pengambilan keputusan rasional. Organisasi melakukan tawar-menawar dengan lingkungan dalam hal mencapai tujuan penting atau kemungkinankemungkinan masa mendatang. Akhirnya adaptasi struktur organisasi didasari oleh tindakan individu dan tekanan lingkungan. Oleh karenanya peran institusional yang krusial pada organisasi sebagai bagian dari proses-proses organisasi tidak boleh diabaikan. Maka organisasi publik seperti pemerintah daerah, apabila ingin mendapatkan legitimasi dari masyarakat biasanya cenderung beradaptasi dan berupaya memiliki kesamaan dengan lingkungan di sekitar 9
4 organisasi. Situasi tersebut dikenal dengan istilah isomorfisme (isomorphism) (DiMaggio dan Powell, 1983). b. Isomorfisme Institusional (Institutional Isomorphism) Konsep ini bermula dari Amos Hawley, seorang antropologist yang menemukan bahwa unit-unit yang berada dalam satu lingkungan yang sama, akan sama pula bentuk keorganisasiannya. Konsep isomorfis lahir, karena tiap unit dalam satu unit sosial, akan menuju pada cara bertahan hidup yang paling tepat dan baik (best adapted to survival). Menurut Ridha dan Basuki (2012) yang mengutip pernyataan Hawley (1968) dalam DiMaggio dan Powell (1983) bahwa isomorfisme (isomorphism) adalah proses yang mendorong satu unit dalam suatu populasi untuk menyerupai unit yang lain dalam menghadapi kondisi lingkungan yang sama. Penelitian terbaru telah menekankan bagaimana organisasi publik menjadi subjek tekanan institusional yang mendalam sehingga menyebabkan pada umumnya organisasi publik menjadi lebih mirip (Ashworth et al., 2009). Dan dalam teori institusional organisasi juga memprediksi bahwa organisasi akan menjadi lebih serupa karena tekanan institusional, baik dikarenakan adanya koersif maupaun disebabkan faktor normatif (DiMaggio dan Powell, 1983). Secara lebih rinci DiMaggio dan Powell (1983) menjelaskan bahwa teori isomorfisme yaitu konsep proses menjadi sama bentuk; iso = sama, morp = bentuk. Maka isomorfisme diartikan sebagai constraining 10
5 process yang memaksa satu unit di dalam populasi untuk memiliki wujud atau sifat yang sama dengan unit lain yang menghadapi lingkungan yang sama. Isomorfisme ada tiga bentuk, yaitu isomorfisme Coersif, normatif dan mimetic. Isomorfisme coercive adalah proses dimana organisasi mengadopsi fitur (sifat) tertentu karena paksaan (tekanan) dari negara, organisasi lain, atau masyarakat. Bentuk tekanan misalnya: regulasi atau kontrak. Paksaan yang muncul tidak selalu formal dan paksaan yang dilakukan bisa menimbulkan ketaatan yang sesungguhnya atau yang semu (sekedar supaya kelihatan patuh). Sedangkan isomorfisme normatif berkaitan dengan paksaan untuk menjadi sama yang muncul dari profesi. Misalnya, kelompok profesi mendefinisikan profesi mereka secara kognitif dan memberikan legitimasi dan otonomi profesi mereka. Contohnya adalah training dan sertifikasi untuk para anggota profesi. Dan isomorfisme mimetic terjadi karena peniruan. Ini terjadi saat terjadi ketidakpastian mengenai cara memproses sesuatu atau beroperasi. Dalam situasi ini sebuah organisasi mungkin melakukan proses pembelajaran dengan meniru perusahaan lain dengan cara studi banding atau memakai jasa konsultan. Pendekatan ini mirip pandangan fungsionalis, namun DiMaggio dan Powell dalam rangka menjaga jarak dengan kelompok fungsionalis berargumentasi bahwa proses peniruan 11
6 lebih kepada mencari legitimasi. Artinya, yang dikejar bukan efisiensi teknik tapi aspek ideologi. c. Tekanan Eksternal Penjelasan yang panjang lebar terkait kedua teori di atas, yaitu teori institusional dan isomorfisme institusional kiranya dapat mengantarkan terhadap kajian mengenai tekanan eksternal. Tekanan eksternal menurut Ferry Roen (2011) yang mengutip pendapat Meyer dan Scott (1983) dalam Donaldson (1995), yang terdiri dari berbagai kekuatan sosial, dapat menekan organisasi pemerintah guna melengkapi dan menyelaraskan sebuah struktur, organisasi harus melakukan kompromi dan memelihara struktur operasional secara terpisah, karena struktur organisasi tidak ditentukan oleh situasi lingkungan tugas, tetapi lebih dipengaruhi oleh situasi masyarakat secara umum dimana bentuk sebuah organisasi ditentukan oleh legitimasi, efektifitas dan rasionalitas pada masyarakat. Dan tekanan eksternal ini sangat berhubungan dengan teori isomorfisme koersif.menurut Ridha dan Basuki (2012) isomorfisme koersif selalu terkait dengan segala hal yang terhubung dengan lingkungan di sekitar organisasi. Isomorfisme koersif (coercive isomorphism) merupakan hasil dari tekanan formal dan informal yang diberikan pada organisasi oleh organisasi lain dimana organisasi tergantung dengan harapan budaya masyarakat di mana organisasi 12
7 menjalankan fungsinya (DiMaggio dan Powell, 1983). DiMaggio dan Powell (1983) juga menyatakan bahwa isomorfisme koersif berasal dari pengaruh politik dan kebutuhan untuk legitimasi. Kekuatan koersif adalah tekanan eksternal yang diberikan oleh pemerintah, peraturan, atau lembaga lain untuk mengadopsi struktur atau sistem (Ashworth, 2009). Adanya peraturan ditujukan untuk mengatur praktik yang ada agar menjadi lebih baik. Di sisi lain, kekuatan koersif dari suatu peraturan dapat menyebabkan adanya kecenderungan organisasi untuk memperoleh atau memperbaiki legitimasi (legitimate coercion) (scott, 1987), sehingga hanya menekankan aspek-aspek positif (Hess, 2007) agar organisasi terlihat baik oleh pihak-pihak di luar organisasi. Perubahan organisasi yang didasari kekuatan koersif akan menyebabkan organisasi lebih mempertimbangkan pengaruh politik dari pada teknis (Ashworth, 2009). Perubahan organisasi yang lebih dipengaruhi politik akan mengakibatkan praktik-praktik yang terjadi dalam organisasi, khususnya terkait penerapan transparansi pelaporan keuangan akan hanya bersifat formalitas yang ditujukan untuk memperoleh legitimasi. Menurut Sri Rejeki (2012) Mekanisme isomorpisme coercive merujuk pada proses dimana organisasi mengadopsi fitur (sifat) tertentu karena paksaan (tekanan) dari negara, organisasi lain, atau masyarakat. Bentuk tekanan misalnya: regulasi atau kontrak. Paksaan yang muncul tidak selalu formal dan paksaan yang dilakukan bisa menimbulkan 13
8 ketaatan yang sesungguhnya atau yang semu (sekedar supaya kelihatan patuh). d. Komitmen Manajemen Setelah memahami kajian terhadap tekanan eksternal, maka dalam proses penerapan transparansi pelaporan keuangan pemerintah daerah juga membutuhkan adanya komitmen manajemen. Komitmen manajemen didefinisikan oleh Hendry (2010), Robbins dan Judge (2007) sebagai suatu keadaan dimana seorang individu memihak organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi. Sedangkan Mathis dan Jackson (dalam Sopiah, 155) mendefinisikan komitmen organisasional sebagai derajat dimana karyawan percaya dan mau menerima tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasinya. Richard M. Steers (Sri Kuntjoro, 2002) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai rasa identifikasi (kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi), keterlibatan (kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi) dan loyalitas (keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan) yang dinyatakan oleh seorang pegawai terhadap organisasinya. Steers berpendapat bahwa komitmen organisasi merupakan kondisi dimana pegawai sangat tertarik terhadap tujuan, nilai-nilai, dan sasaran organisasinya. Komitmen terhadap 14
9 organisasi artinya lebih dari sekedar keanggotaan formal, karena meliputi sikap menyukai organisasi dan kesediaan untuk mengusahakan tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi demi pencapaian tujuan. Komitmen terhadap organisasi artinya lebih dari sekedar keanggotaan formal, karena meliputi sikap menyukai organisasi dan kesediaan untuk mengusahakan tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi demi pencapaian tujuan. Berdasarkan definisi ini, dalam komitmen organisasi tercakup unsur loyalitas terhadap organisasi, keterlibatan dalam pekerjaan, dan identifikasi terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. Menurut Ridha dan Basuki (2012), Dimaggio and Powell (1983) menyatakan bahwa isomorfisme normatif terkait dengan profesionalisme.perubahan institusional dapat berdampak pada masalah karakter dan integritas organisasi (Dacin et al, 2002).Paine (1994) menyatakan bahwa strategi integritas merupakan sesuatu yang lebih luas, lebih dalam, dan lebih menuntut daripada inisiatif kepatuhan atas hukum. Kepatuhan atas hukum dan peraturan akan terwujud bila diikuti oleh komitmen manajemen yang kuat. Institusionalisasi sebagai proses dalam organisasi untuk menetapkan suatu karakter ditentukan oleh komitmen organisasi dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip (Selznick, 1992 dalam Dacin, 2002). Transparansi merupakan salah satu nilai atau prinsip (PP 15
10 No. 58/2005, Penjelasan Pasal 4 ayat 1) yang harus dipegang oleh organisasi dalam pengelolaan keuangannya. e. Transparansi Pelaporan Keuangan Menurut Ridha dan Basuki (2012) Stiglitz (1999) menyatakan bahwa transparansi dan akuntabilitas merupakan hak asasi setiap manusia. Transparansi secara luas berarti melakukan tugas dengan cara membuat keputusan, peraturan dan informasi lain yang tampak dari luar (Hood, 2010). Hood (2007) menyatakan bahwa transparansi sebagai sebuah konsep mencakup transparansi peristiwa atau kejadian (informasi yang terbuka tentang input, output, dan outcome), transparansi proses (informasi yang terbuka tentang transformasi yang berlangsung antara input, output, dan outcome), transparansi real-time (informasi yang dirilis segera), atau transparansi retrospektif (informasi tersedia berlaku surut).rawlins (2006) memberikan tambahan pada definisi yang diberikan oleh Heise (1985) dalam Rawlins (2008). Definisi transparansi secara operasional adalah sebagai berikut: Transparansi adalah upaya yang secara sengaja menyediakan semua informasi yang mampu dirilis secara legal baik positif maupun negatif secara akurat, tepat waktu, seimbang, dan tegas, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan penalaran publik dan mempertahankan tanggung jawab organisasi atas tindakan, kebijakan, dan praktiknya. 16
11 Menurut M. Saifrizal transparansi merupakan suatu kebebasan untuk mengakses aktivitas politik dan ekonomi pemerintah dan keputusan-keputusannya. Transparansi memungkin semua stakeholders dapat melihat struktur dan fungsi pemerintahan, tujuan dari kebijakan dan proyeksi fiskalnya, serta laporan (pertanggungjawaban) periode yang lalu. Transparansi, akuntabilitas dan keadilan merupakan atribut yang terpisah. Akan tetapi, dua istilah yang pertama adalah tidak independen, sebab pelaksanaan akuntabilitas memerlukan transparansi (Shende dan Bennett, 2004). Sementara itu, Mohamad dkk. (2004) menyatakan bahwa esensi dari demokrasi adalah akuntabilitas, sedangkan esensi dari akuntabilitas adalah keterbukaan (transparansi). Mohamad dkk. (2004) berpendapat bahwa akuntabilitas muncul sebagai jawaban terhadap permasalahan information asymmetry. Teori asimetri informasi beranggapan bahwa banyak terjadi kesenjangan informasi antara pihak manajemen yang mempunyai akses langsung terhadap informasi dengan pihak konstituen atau masyarakat yang berada di luar manajemen.scott (1997) menjelaskan bahwa kelanggengan suatu organisasi ditentukan oleh kemampuan untuk menciptakan informasi yang terbuka, seimbangan dan merata bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). 17
12 Penerapan transparansi di organisasi sektor publik diharapkan dapat mengurangi asimetri informasi antara pihak internal (manajemen) dan pihak eksternal (masyarakat). Silver (2005) mengatakan bahwa para pemangku kepentingan (stakeholders) menuntut organisasi untuk lebih transparan. Selanjutnya, Silver (2005) mendefinisikan transparansi sebagai suatu kejujuran dan ketepatan yang tidak hanya dalam jumlah yang disampaikan atau dirilis oleh organisasi, tapi juga bagaimana organisasi menjalankan operasionalnya. Transparansi dalam praktiknya juga membutuhkan kepercayaan (Rawlins, 2008). Organisasi yang mengedepankan adanya transparansi publik akan menjadi rentan akan kritik dari para pemangku kepentingan, karena para pemangku kepentingan dapat melihat potret mengenai gambaran organisasi secara terbuka. Meyer dan Rowan (1977) mengidentifikasi bahwa organisasi akan mendapatkan legitimasi, stabilitas, dan sumber daya apabila sesuai dengan apa yang menjadi harapan masyarakat. Organisasi publik akan menghadapi risiko transparansi, dimana organisasi tidak dapat memastikan apa yang menjadi harapan pemangku kepentingan dan bagaimana pemangku kepentingan akan menggunakan informasi yang disampaikan atau dirilis oleh organisasi publik. 18
13 2. Kajian Riset Terdahulu Tabel II.A: Kajian judul yang sama di Provinsi D.I. Yogyakarta dan Kabupaten Rokan Hilir No Judul 1 Pengaruh Tekanan Eksternal, Ketidakpastian Lingkungan dan Komitmen Manajemen terhadap Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan Penulis/ Penyusun Dr. M. Arsyadi Ridha, Hardo Basuki Tempat Tahun Hasil Penelitian Pemerintah Provinsi Yogyakart a Tekanan ekseternal dan komitmen manajemen berpengaruh dan signifikan terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan. 2. Hal ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan dan memperbaiki penerapan transparansi pelaporan keuangan di organisasi yang ada di lingkungan pemerintah daerah dapatmempertimbangkan dan memformulasikan faktor-faktor tersebut dengan baik. Pengaruh Tekanan Eksternal, Ketidakpastian Lingkungan dan Komitmen Manajemen Terhadap Penerapan Transparansi Keuangan Johannes Sihaloho Raja Satriawan Surya Supriono dan Adri Kabupaten Rokan Hilir Pada pengujian tekanan eksternal mendapatkan hasil bahwa tekanan eksternal berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan, hasil ini menunjukan tekanan eksternal dapat membantu penerapan transparansi pelaporan keuangan di lingkungan SKPD Kabupaten Rokan Hilir. 19
14 2. Pada pengujian ketidakpastian lingkungan mendapatkan hasil bahwa ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan, hasil ini menunjukan ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh dan tidak dapat membantu terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan di lingkungan SKPD Kabapaten Rokan Hilir. 3. Pada pengujian komitmen manajemen mendapatkan hasil bahwa komitmen manajemen berpengaruh terhadap penerapan transparansi pelaporan keuangan, hasil ini menunjukan komitmen manajemen dapat membantu penerapan transparansi pelaporan keuangan di lingkungan SKPD Kabupaten Rokan Hilir. Sumber: Jurnal Simposium Nasional 2012 disusun oleh M. Arsyadi Ridho dan Hardo Basuki, dan Jurnal yang disusun tahun 2013 oleh Johannes Sihaloho dan Raja Adri Satriawan Surya Supriono B. Rerangka Pemikiran Dari kajian pustaka yang dibahas secara panjang lebar, kiranya dapat memudahkan peneliti dalam mengeksplorasi gamabaran mengenai tekanan 20
15 eksternal, komitmen manajemen dan optimalisasi transparansi pelaporan keuanagan pada Pemerintah Kota Serang, maka peneliti akan memfokuskan penelitian ini dengan menggunakan rerangka pemikiran sebagai berikut: Menggali gambaran umum terkait dengan tekanan eksternal, komitmen manajemen dan optimalisasi penerapan transparansi pelaporan keuangan pada Pemerintah Kota Serang, sehingga analisis pekerjaan dan aktivitas yang terkait dengan ketiga unsur tersebut dapat dijadikan bahan untuk penelitian berikutnya dalam upaya optimalisasi penerapan transparansi pelaporan keuangan sesuai peraturan yang berlaku dan memenuhi harapan publik. Sebagai ulasan teoritis, tekanan eksternal adalah kekuatan yang menekan organisasi (baca: pemerintah daerah) yang berasal dari luar organisasi, seperti pemerintah pusat, regulasi, masyarakat (non government organization), dan lainlain. Hubungan teori tekanan eksternal dengan teori institusional dan isomorfisme institusional adalah peran lingkungan di sekitar organisasi pemerintah daerah sangat signifikan terhadap bentuk kebijakannya, sehingga organisasi pemerintah daerah berupaya kuat untuk memenuhi atau sekedar meniru tekanan yang datang dari luar organisasi pemerintah daerah. Sedangkan komitmen manajemen adalah unsur yang dapat menciptakan sebuah kebijakan organisasi pemerintah daerah. Komitmen manajemen merupakan keinginan atau niat baik (good will) internal organisasi pemerintah daerah dalam mengupayakan dan memelihara kinerja yang baik. Dan hubungan antara teori isomorfisme institusional dengan komitmen manajemen adalah 21
16 organisasi pemerintah daerah meniru atau beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya sehingga organisasi pemerintah daerah yang terdiri dari SKPD-SKPD mau merubah dirinya dan membuat komitmen yang lebih baik dengan mempertimbangkan keinginan masyarakat atau lingkungan di sekitarnya. Komitmen manajemen dapat berupa regulasi internal yang disepakati bersama atau dibuat secara sepihak oleh atasan terhadap bawahan sehingga kinerja seluruh komponen internal organisasi dapat berjalan di atas rel yang telah menjadi komitmen internal organisasi. Optimalisasi penerapan tramsparansi pelaporan keuangan dalam sebuah pemerintahan menjadi kajian yang menarik berikutnya untuk peneliti analisis. Kondisi Pemerintah Kota Serang yang baru seumur jagung dan sekaligus sebagai jantungnya kota di Provinsi Banten sangat strategis untuk dikaji lebih mendalam terkait dengan penerapan transparansi pelaporan keuangannya. Dalam kajian pustaka sebelumnya disebutkan bahwa transparansi keuangan pemerintah daerah adalah hak semua warganya, oleh karena itu optimalisasi penerapan transparansi pelaporan keuangan pada Pemerintah Kota Serang menjadi sebuah keharusan. Kalau dalam kedua penelitian sebelumnya senantiasa menyertakan variabel ketidakpastian lingkungan selain tekanan eksternal dan komitmen manajemen yang dimasukkan dalam unsur judul penelitian, maka dalam penelitian ini peneliti tidak memasukan variable apapun, karena penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang hanya menggambarkan serta menjelaskan tekanan eksternal dan komitmen manajemen dalam mengoptimalkan penerapan transparansi pelaporan keuangan pada Pemerintah Kota Serang. 22
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pemikiran yang mendasari teori institusional (Institutional Theory) adalah
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Institusional Pemikiran yang mendasari teori institusional (Institutional Theory) adalah didasarkan pada pemikiran bahwa untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi yang didistribusikan kepada masyarakat harus bersifat tulus,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi yang didistribusikan kepada masyarakat harus bersifat tulus, terbuka, integritas dan tepat waktu (Ang, 1997). Ketepatan waktu pelaporan informasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Grand Theory a. Teori Institusional Pemikiran yang mendasari teori institusional adalah didasari pada pemikiran bahwa untuk bertahan hidup. Organisasi harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah menjadi sangat penting. Masyarakat berharap bahwa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era otonomi daerah saat ini, transparansi mengenai pengelolaan keuangan pemerintah menjadi sangat penting. Masyarakat berharap bahwa otonomi daerah menciptakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Institusional Pemikiran yang mendasari teori institusional (Institutional Theory) adalah didasarkan pada pemikiran bahwa untuk bertahan hidup, organisasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
10 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan sudah mulai berkembang berawal dari adanya penelitian oleh Jensen dan Meckling (1976) yang mengacu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah yang dilaksanakan pada tahun 2001 dan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah yang dilaksanakan pada tahun 2001 dan undang-undang yang mengatur tentang otonomi daerah dalam UU No. 32 tahun 2004, menjelaskan bahwa definisi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Teori Kelembagaan (Institutional Theory) Scot dalam Hessels dan Terjesen (2008) menyatakan bahwa kelembagaan merupakan struktur
II. TINJAUAN PUSTAKA Teori Kelembagaan (Institutional Theory) Scot dalam Hessels dan Terjesen (2008) menyatakan bahwa kelembagaan merupakan struktur sosial yang telah mencapai ketahanan tertinggi dan terdiri
Lebih terperinciPENGARUH TEKANAN EKSTERNAL, AKUNTABILITAS, PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KOMITMEN MANAJEMEN TERHADAP PENERAPAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN
PENGARUH TEKANAN EKSTERNAL, AKUNTABILITAS, PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KOMITMEN MANAJEMEN TERHADAP PENERAPAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN Yulinda Devi Pramita dan Siti Noor Khikmah Fakultas Ekonomi,
Lebih terperincimelaksanakan amanat rakyat (Aliyah dan Nahar, 2012).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perhatian terhadap isu transparansi keuangan publik di Indonesia semakin meningkat dalam dekade terakhir ini. Hal ini terutama disebabkan oleh dua faktor yaitu:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik (good government governance) adalah dengan cara meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu upaya untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good government governance) adalah dengan cara meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai pengukuran kinerja dewasa ini menjadi perhatian di berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Isu mengenai pengukuran kinerja dewasa ini menjadi perhatian di berbagai organisasi, terlebih menyangkut isu upaya mengembangkan sistem pengukuran kinerja yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hasil pengujian penelitian, dan sistematika penulisan.
1 BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dalam sebuah laporan ilmiah merupakan pengantar bagi pembaca untuk mengetahui apa yang diteliti. Bab ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan mengapa penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan dalam sebuah laporan penelitian menyajikan latar
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dalam sebuah laporan penelitian menyajikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, hingga kontribusi yang diharapkan dari penelitian. Disamping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan dan pembangunan di Indonesia setelah masa kejayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem pemerintahan dan pembangunan di Indonesia setelah masa kejayaan orde baru telah mengalami banyak perubahan. Dalam pelaksanaannya, Indonesia yang menggunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang akan datang berada pada situasi turbulen dan kompetitif. Hal ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karakteristik lingkungan bisnis yang sedang dialami saat ini dan masa yang akan datang berada pada situasi turbulen dan kompetitif. Hal ini merupakan sebuah
Lebih terperinciJurnal Al-Iqtishad, Edisi 13 Volume II Tahun 2017
PENGARUH TEKANAN EKSTERNAL, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN, DAN KOMITMEN TERHADAP TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN DENGAN RELIGIUSITAS SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PTKI KOTA PEKANBARU Henni Indrayani, Hesty
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin canggih. Hal itu menuntut perusahaan untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini segala sesuatu berjalan dan berkembang dengan sangat pesat. Kemajuan zaman yang tidak dapat dihindari, terjadi karena tingkat teknologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saat ini mencerminkan adanya respon rakyat yang sangat tinggi akan permintaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena yang terjadi dalam perkembangan otonomi daerah di Indonesia saat ini mencerminkan adanya respon rakyat yang sangat tinggi akan permintaan tata kelola pemerintahan
Lebih terperinciPENGARUH TRANSPARANSI, TEKANAN EKSTERNAL DAN KOMITMEN MANAJAMEN TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 6, Nomor 5, Mei 2017 ISSN : 2460-0585 PENGARUH TRANSPARANSI, TEKANAN EKSTERNAL DAN KOMITMEN MANAJAMEN TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN Friska Dian Safitri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan akuntabilitas pada instansi pemerintah semakin meningkat. Selain itu tuntutan yang
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Sejak bergulirnya era reformasi pada tahun 1999,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. aksesibilitas laporan keuangan SKPD, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan menguraikan pengertian penyajian laporan keuangan SKPD, aksesibilitas laporan keuangan SKPD, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Sofyan Syafri Harahap, (2007 : 201) mengemukakan bahwa Laporan
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Laporan Keuangan 2.1.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Sofyan Syafri Harahap, (2007 : 201) mengemukakan bahwa Laporan Keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka merespon tuntutan masyarakat menuju good governance,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka merespon tuntutan masyarakat menuju good governance, pemerintah telah bertekad untuk menerapkan prinsip akuntabilitas dengan mempertanggungjawabkan amanah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Reformasi pengelolaan keuangan negara di Indonesia yang ditandai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Reformasi pengelolaan keuangan negara di Indonesia yang ditandai dengan lahirnya paket perundang-undangan di bidang keuangan negara telah mengamanatkan agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi. pertanggungjawaban kinerja organisasi.
BAB I 1.1 Pengantar PENDAHULUAN Tuntutan mengenai pengelolaan suatu organisasi berdasarkan sistem tata kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi organisasi di sektor pemerintahan
Lebih terperinciPENGARUH TEKANAN EKSTERNAL, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN, DAN KOMITMEN MANAGEMEN TERHADAP PENERAPAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN
PENGARUH TEKANAN EKSTERNAL, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN, DAN KOMITMEN MANAGEMEN TERHADAP PENERAPAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN M. Arsyadi Ridha Alumni Magister Sains dan Doktor UGM Hardo Basuki Fakultas
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TRANSPARANSI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA. Aviva Fitri Masruroh Sugeng Praptoyo
1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TRANSPARANSI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA Aviva Fitri Masruroh Avivafm24@gmail.com Sugeng Praptoyo Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Bab pendahuluan ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan
BAB I Pendahuluan Bab pendahuluan ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan mengapa penelitian ini dilakukan. Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini berfokus pada penggunaan sistem pengukuran kinerja dan
BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini berfokus pada penggunaan sistem pengukuran kinerja dan faktor-faktor organisasional yang dapat berpengaruh terhadap akuntabilitas dan kinerja organisasi sektor publik di
Lebih terperinciKeyword: transparency of financial reporting, exsternal pressure, management commitment and internal control system
PENGARUH TEKANAN EKSTERNAL, KOMITMEN MANAJEMEN DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PEMERINTAH TERHADAP PENERAPAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi empiris pada Pemerintahan Kota Bukittinggi)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin meningkat dan diikuti oleh. perkembangan TI yang semakin modern berpengaruh terhadap kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Perkembangan zaman yang semakin meningkat dan diikuti oleh perkembangan TI yang semakin modern berpengaruh terhadap kehidupan individu maupun kelompok. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi keuangan pemerintah yang dilaksanakan pada awal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi keuangan pemerintah yang dilaksanakan pada awal tahun 2000 berdampak meningkatnya tuntutan masyarakat akan suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN
Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, tuntutan terhadap paradigma good governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakkan lagi. Istilah good
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini ditandai dengan menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat maupun daerah. Dalam
Lebih terperinciisomorfisme terjadi dan berpengaruh positif terhadap organisasi publik.
1 PENGARUH FAKTOR POLITIK, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PENERAPAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris atas SKPD Pemerintah Kota Padang) Deddi fardian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Situasi perekonomian dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya dewasa ini berkembang pesat, terlebih pada era globalisasi ini dimana perubahan teknologi dan arus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian,
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian, dan sistematika penelitian.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab dua ini akan menguraikan secara lebih rinci mengenai komponenkomponen terkait dengan objek penelitian, teori yang digunakan untuk menurunkan variabel-variabel penelitian maupun
Lebih terperinciPengaruh Tekanan Eksternal, Pengendalian Internal, Ketidakpastian Lingkungan dan Komitmen Organisasi Pada Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan
ISSN: 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.22.1. Januari (2018): 747-774 DOI: https://doi.org/10.24843/eja.2018.v22.i01.p27 Pengaruh Tekanan Eksternal, Pengendalian Internal, Ketidakpastian
Lebih terperinciPENGARUH TEKANAN EKSTERNAL, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN KOMITMEN MANAJEMEN TERHADAP PENERAPAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN
PENGARUH TEKANAN EKSTERNAL, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN KOMITMEN MANAJEMEN TERHADAP PENERAPAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN (Sudi Empiris pada SKPD Kabupaten Kebumen) NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, permasalahan akuntabilitas publik menjadi sangat penting
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Di Indonesia, permasalahan akuntabilitas publik menjadi sangat penting sejak dilaksanakannya otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, yaitu sejak Januari 2001. Salah
Lebih terperinciBAB I INTRODUKSI. Dana transfer Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah untuk. pemerintah desa mencapai 90% dari total dana yang dikelola desa
BAB I INTRODUKSI 1.1 Latar Belakang Dana transfer Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah untuk pemerintah desa mencapai 90% dari total dana yang dikelola desa (BPKP, 2015). Semakin besar dana publik yang
Lebih terperinciIndependensi Integritas Profesionalisme
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. dari simpulan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian, keterbatasan penelitian,
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN Bab ini menyajikan uraian lebih lanjut terkait hasil penelitian yang terdiri dari simpulan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian, keterbatasan penelitian,
Lebih terperinciBAPPEDA KAB. LAMONGAN
BAB VI KAIDAH PELAKSANAAN 6.1 Kaidah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan tahun 2005-2025 yang berisi Visi, Misi dan Arah Pembangunan Daerah ini merupakan pedoman bagi pemerintah
Lebih terperinciV. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Simpulan Berdasarkan pembahasan pada penelitian ini yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan. masyarakat merupakan sebuah konsep yang sangat multi kompleks.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tugas utama pemerintah sebagai organisasi sektor publik terbesar adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat merupakan sebuah konsep
Lebih terperinciJulita Efon Sufelah Belian. Abstrak
Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan, Komitmen Manajemen dan Tekanan Eksternal Terhadap Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan Pemerintah Kota Pekanbaru Julita Efon Sufelah Belian Abstrak Penelitian ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agency Dalam suatu kontrak kerja, terdapat suatu pemisah atau konflik yang melibatkan pihak pemilik modal (principal) dengan pihak menajer (agent) selaku
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh penganggaran partisipatif..., 1 Amaliah Begum, FE Universitas UI, 2009 Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi sektor publik adalah bidang ilmu yang memberikan informasi yang diperlukan dalam pengelolaan domain publik, yaitu, secara kelembagaan, meliputi badan-badan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. theory yaitu stewardship theory (Donaldson dan Davis, 1991), yang
BAB II DASAR TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori Stewardship Grand theory yang mendasari penelitian ini adalah bagian dari agency theory yaitu stewardship theory (Donaldson dan Davis, 1991), yang
Lebih terperinciBULETIN ORGANISASI DAN APARATUR
BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR I. Pendahuluan Banyaknya kebijakan yang tidak sinkron, tumpang tindih serta overlapping masih jadi permasalahan negara ini yang entah sampai kapan bisa diatasi. Dan ketika
Lebih terperinciDesmiyawati Asmidawati
Pengaruh Tekanan Eksternal, Komitmen Manajemen dan Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan Pemerintah Provinsi Riau Desmiyawati Asmidawati Abstrak Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Mathis dan Jackson (2006:3), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah rancangan sistem-sistem formal
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. secara ringkas dan jelas. Bab ini akan memaparkan mengenai hasil penelitian
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Tujuan utama penelitian ini telah terjawab dan perlu dijelaskan kembali secara ringkas dan jelas. Bab ini akan memaparkan mengenai hasil penelitian tersebut dalam bentuk
Lebih terperinciDETERMINAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI PAPUA
DETERMINAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI PAPUA ABSTRACT Asrida 1 mkduncenjurnal@gmail.com Meinarni Asnawi 2 meinarni.asnawi@gmail.com Syaikhul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya sangat terbatas; sehingga ketergantungan pada Pemerintah Pusat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan pemerintahan daerah yang didasarkan pada amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, di dalam pengaturan dan pengurusannya
Lebih terperinciAKUNTABILITAS DALAM SEKTOR PUBLIK. Kuliah 4 Akuntabilitas Publik & Pengawasan
AKUNTABILITAS DALAM SEKTOR PUBLIK Kuliah 4 Akuntabilitas Publik & Pengawasan TUNTUTAN AKUNTABILITAS Kemampuan menjawab Tuntutan bagi aparat untuk menjawab secara periodik setiap pertanyaan- pertanyaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. organisasi. Globalisasi telah menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, persaingan di dunia bisnis menjadi semakin ketat. Globalisasi ini memberikan dampak yang signifikan bagi kelangsungan hidup organisasi. Globalisasi
Lebih terperinciBAB V PE N U T U P A. Simpulan
BAB V PE N U T U P A. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat dirumuskan beberapa kesimpulan berikut ini: 1. Kebijakan pembangunan sarana air bersih menunjukkan dengan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan),
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan), merupakan industri yang cukup berbeda dengan industri lainnya. Dari segi aktivitas, perbankan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Faktor yang mempengaruhi keberhasilan inisiasi pelembagaan partisipasi perempuan dalam perencanaan dan penganggaran daerah adalah pertama munculnya kesadaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan negara. Hal ini diindikasikan dengan telah diterbitkannya Undangundang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Reformasi yang terjadi pada bidang politik mulai merambah pada bidang keuangan negara. Hal ini diindikasikan dengan telah diterbitkannya Undangundang No.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. bagian akhir bab ini menjelaskan tentang keterbatasan-keterbatasaan dan saran untuk
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Bab ini akan memaparkan mengenai hasil penelitian dalam bentuk kesimpulan. Bab ini juga menjelaskan mengenai implikasi dari temuan penelitian yang terdiri dari implikasi
Lebih terperinciGood Governance. Etika Bisnis
Good Governance Etika Bisnis Good Governance Good Governance Memiliki pengertian pengaturan yang baik, hal ini sebenarnya sangat erat kaitannya dengan pelaksanaaan etika yang baik dari perusahaan Konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik atau yang biasa disebut Good Government
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era reformasi ini, di setiap negara pasti membutuhkan pemerintahan yang baik atau yang biasa disebut Good Government Governance, termasuk di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintahan merupakan salah satu organisasi yang non profit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi pemerintahan merupakan salah satu organisasi yang non profit yaitu organisasi yang sifatnya tidak mengejar laba. Organisasi pemerintah daerah merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntan publik memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntan publik memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan perkembangannya. Dalam menjalankan profesinya, auditor dituntut profesional dalam menjalankan segala pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas tentang latar belakang dari dilakukan penelitian ini,
BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang dari dilakukan penelitian ini, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi dari penelitian ini dan kontribusi penelitian
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN BOYOLALI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciBAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori Yang Mendasari Penelitian Secara umum, penelitian di sektor publik belum memiliki landasan teori yang kuat dan beragam. Beberapa teori yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. agar memilki sikap dan perilaku yang berintikan pengabdian, kejujuran, tanggung
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelancaran penyelengaraan tugas pemerintah dan pembangunan nasional sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur khususnya Pegawai Negeri Sipil (PNS). Karena itu, dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Adapun nilai tersebut adalah unik, tidak dapat ditiru dan tidak dapat digantikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perekonomian dunia yang semakin maju menuntut perusahaan-perusahaan yang ada menghadapi berbagai tantangan agar dapat bertahan dalam persaingan
Lebih terperinciLaporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016
BAB I PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Kandis merupakan bagian dari Kabupaten Siak, yang dibentuk berdasarkan pemekaran dari kecamatan Minas yang diundangkan sesuai Perda
Lebih terperinciNilai dan Kode Etik Pirelli Group
Nilai dan Kode Etik Pirelli Group Identitas Pirelli Group secara historis dibentuk oleh seperangkat nilai yang selama bertahun-tahun berusaha untuk dicapai dan dijaga oleh kami. Selama bertahun-tahun
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan Goal-Setting Theory yang dikemukakan oleh
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Goal-Setting Theory Penelitian ini menggunakan Goal-Setting Theory yang dikemukakan oleh Locke (1968) sebagai teori utama (grand theory). Goal-Setting Theory merupakan salah satu
Lebih terperinciDaftar Pustaka. Dewi et. al Pengaruh Tekanan Eksternal, Faktor Politik, dan Komitmen
Daftar Pustaka Al-Amin, M. R. 2015. Faktor Komitmen Aparatur, Kualitas Sumber Daya Manusia, Sistem Informasi, Tingkat Pendidikan, terhadapa penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual (Sensus
Lebih terperinciTransformasi Organisasi: Kelahiran, Pertumbuhan, Penurunan, dan Kematian
Modul ke: Transformasi Organisasi: Kelahiran, Pertumbuhan, Penurunan, dan Kematian Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004.
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA
PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan penting bagi bangsa dan negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu organisasi sektor publik di bidang pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan penting bagi bangsa dan negara. Kemajuan sebuah bangsa ditentukan
Lebih terperinciLAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA
LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA 2 PRINSIP DAN REKOMENDASI TATA KELOLA A. Hubungan Perusahaan Terbuka Dengan Pemegang
Lebih terperinciOleh: Lia Andriyani Pembimbing:Emrinaldi Nur DP dan Lila Anggraini
PENGARUH TEKANAN EKSTERNAL, KOMITMEN MANAJEMEN, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN TERHADAP PENERAPAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN (Survei Pada Satuan Kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintah melalui Otonomi Daerah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat tajam sejak negara-negara Asia dilanda krisis moneter pada tahun 1997 dan sejak kejatuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Pembangunan daerah dilaksanakan untuk memeratakan dan menyebarluaskan pembangunan di daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seberapa besar tingkat kesesuaian penyelenggaraan pelayanan dengan nilai-nilai
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Prinsip akuntabilitas publik adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat kesesuaian penyelenggaraan pelayanan dengan nilai-nilai atau norma-norma
Lebih terperinciJOHANNES SIHALOHO Anggota : RAJA ADRI SATRIAWAN SURYA SUPRIONO. Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau
PENGARUH TEKANAN EKSTERNAL, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN KOMITMEN MANAJEMEN TERHADAP PENERAPAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN (Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Organisasi pemerintah daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi pemerintah daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintah yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan
Lebih terperinciBAB II. Rerangka Teori dan Hipotesis. Perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri
BAB II Rerangka Teori dan Hipotesis 2.1 Teori Stakeholder Perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya (pemegang saham,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, sumber daya alam, dan sumber-sumber ekonomi lainnya untuk mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dapat dilihat sebagai sistem organisasi sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber-sumber ekonomi lainnya untuk mencapai suatu tujuan.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. di perusahaan dan juga kaitannya dengan aspek penelitian.
BAB V PENUTUP Pada bab ini disajikan kesimpulan dari proses penelitian yang dilakukan, keterbatasan penelitian, dan saran yang dapat diberikan terkait dengan topik penelitian di perusahaan dan juga kaitannya
Lebih terperinciOleh: Rossa Amelia AS Pembimbing : Restu Agusti dan Riska Natariasari
PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AKUNTABILITAS, TEKANAN EKSTERNAL DAN KOMITMEN PIMPINAN TERHADAP PENERAPAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris Pada SKPD Kota Pekanbaru) Oleh: Rossa Amelia AS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Institute of Internal Auditors (IIA) audit internal dalam Sawyer s et al
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Institute of Internal Auditors (IIA) audit internal dalam Sawyer s et al (2003:9) Audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif dan konsultasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidaknya negara dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita negara serta menciptakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan keuangan negara merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi kehidupan perekonomian suatu negara, karena berkaitan erat dengan mampu dan tidaknya negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan berdasarkan manajemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada otonomi daerah seutuhnya membawa konsekuensi logis berupa penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan berdasarkan manajemen keuangan yang sehat. Sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah,
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Pada latar belakang akan dijelaskan mengenai fenomena yang melatarbelakangi dilakukannya
Lebih terperinciB A B 1 P E N D A H U L U A N
B A B 1 P E N D A H U L U A N 1.1 Pengantar Pengelolaan negara yang mengarah kepada penerapan konsep New Public Management (NPM) mengiringi proses reformasi sektor publik di Indonesia. Salah satu hal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi geografis yang strategis merupakan salah satu keuntungan bagi Kota Cirebon, terutama dari segi perhubungan dan komunikasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana pembangunan merupakan suatu hal yang tidak bisa dilepaskan dari mekanisme penyelenggaraan pemerintahan, termasuk di dalamnya pemerintahan daerah. Rencana pembangunan
Lebih terperinci