BAB III PERANCANGAN ALAT. tunjukkan pada blok diagram di bawah ini:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PERANCANGAN ALAT. tunjukkan pada blok diagram di bawah ini:"

Transkripsi

1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Desain Proyek Bagian-bagian utama pada sistem transfer daya tanpa kabel penulis tunjukkan pada blok diagram di bawah ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Transfer Daya Tanpa kabel (WPT) Pada awalnya sumber ac diambil dan terhubung dengan rectifier. Kemudian penyearah terhubung ke osilator. transfer osilator saat ini ke kumparan pemancar. Sebuah medan magnet kemudian dibuat antara koil transmitter dan receiver coil. Energi medan magnet ditransfer ke beban tanpa menggunakan kabel apapun. Koil Intermediasi juga digunakan. Hal ini ditempatkan di antara kumparan pemancar dan penerima kumparan. Rangkaian Penerima/Receiver, desain terdiri atas sebuah loop rangkaian LC dengan frekuensi resonansi yang sama dengan frekuensi pemancar yang berfungsi sebagai penangkap induksi resonansi magnetik dari pemancar berupa daya listrik untuk kemudian menyalurkannya ke beban. 17

2 Dengan dasar skema Gambar 3.1, penulis membuat rancang bangun rangkaian elektronika yang memenuhi dasar konsep tersebut, terkait pemilihan beberapa komponen yang sesuai dan ada beberapa komponen yang harus dibuat dan dihitung sendiri berdasarkan rumus dan didukung oleh data bahan material. 3.2 Perancangan Sistem Transfer Daya Listrik Tanpa Kabel Detail sistem transfer daya tanpa kabel dengan konsep resonansi magnetik ini akan penulis jelaskan pada masing-masing bagiannya di sub bab di bawah. Adapun urutan perancangan yang akan penulis jelaskan secara garis besarnya dapat dilihat pada blok diagram di bawah ini; Gambar 3.2 Blok Diagram Proses Pembuatan sampai uji coba Power Supply Sebuah catu daya adalah perangkat yang memasok tenaga listrik ke beban listrik. Istilah ini paling sering diterapkan untuk perangkat yang mengkonversi salah satu bentuk energi listrik yang lain, meskipun juga dapat merujuk ke perangkat yang mengkonversi bentuk lain dari energi (mekanik, kimia, solar) menjadi energi listrik. Sebuah catu daya diatur adalah salah satu 18

3 yang mengontrol tegangan output atau arus ke nilai tertentu; nilai dikendalikan diadakan mendekati konstan meskipun variasi baik arus beban atau tegangan yang diberikan oleh sumber energi listrik ini. Berikut (220V-50Hz) sumber ac digunakan Rectifier Sebuah penyearah adalah perangkat listrik yang mengubah arus bolak-balik (AC), yang secara berkala berubah, untuk menyearahkan arus (DC), yang mengalir hanya satu arah. Proses ini dikenal sebagai pembetulan. Secara fisik, rectifier mengambil sejumlah bentuk, termasuk dioda tabung vakum, busur katup merkuri, dioda solid state, silikon dikontrol rectifier dan switch semikonduktor berbasis silikon lainnya. Rectifier memiliki banyak kegunaan, tetapi sering ditemukan berfungsi sebagai komponen DC pasokan listrik dan tegangan tinggi langsung sistem transmisi listrik saat ini. Perbaikan dapat melayani dalam peran selain untuk menghasilkan arus searah untuk digunakan sebagai sumber listrik. Sebagaimana dicatat, detektor sinyal radio berfungsi sebagai penyearah. Dalam sistem pemanas gas api pembetulan digunakan untuk mendeteksi keberadaan api. Proses sederhana pembetulan menghasilkan jenis DC ditandai dengan tegangan berdenyut dan arus (meskipun masih searah). Tergantung pada jenis penggunaan akhir, jenis arus DC 19

4 kemudian dapat lebih dimodifikasi menjadi jenis tegangan relatif konstan DC khas yang dihasilkan oleh sumber seperti baterai dan sel surya. Di sini, rangkaian jembatan penyearah digunakan Osilator Sebuah osilator elektronik adalah sebuah sirkuit elektronik yang menghasilkan sinyal elektronik berosilasi, umumnya gelombang sinus atau gelombang persegi. Osilator banyak digunakan di banyak perangkat elektronik. Contoh umum dari sinyal yang dihasilkan oleh osilator termasuk sinyal yang disiarkan oleh radio dan televisi pemancar, sinyal clock yang mengatur komputer dan jam kuarsa, dan suara yang dihasilkan oleh penyeranta elektronik dan video game. Osilator dirancang untuk menghasilkan output AC-daya tinggi dari pasokan DC biasanya disebut inverter Koil Pemancar Koil Pemancar merupakan sebuah induktor dan kapasitor dan terhubung dengan rangkaian pemancar. Berikut tabung tembaga digunakan sebagai induktor. Parameter dari induktor dan kapasitor yang dipilih untuk menghasilkan resonansi pada frekuensi tertentu Koil Intermediasi 20

5 Koil Intermediasi merupakan sebuah induktor dan kapasitor yang seharusnya untuk menghasilkan resonansi dengan medan magnet yang dihasilkan dari sumber sirkuit resonansi untuk menerima energi. Hal ini juga terdiri dari sebuah LED Koil Penerima Penerima coil merupakan sebuah induktor, kapasitor dan LED. Berikut LED digunakan sebagai beban Komponen-komponen Komponen yang berbeda yang digunakan selama pelaksanaan model transfer energi nirkabel. Ini adalah resistor, kapasitor, MOSFET, choke radio frekuensi dan lain-lain. Daya yang ditransmisikan telah diterapkan di seluruh kombinasi LC. Jadi, semua komponen ini harus ditambahkan ke pemancar dan penerima rangkaian. Kapasitor yang direkomendasikan dalam rangkaian osilator ini adalah jenis polypropylene ESR berdaya rendah, sangat dianjurkan untuk digunakan karena memiliki kemampuan dalam menangani arus besar yang mengalir melalui LC tank. Selain jenis ini, kapasitor jenis lain menciptakan lonjakan tinggi (high spike) dalam gelombang sinusoidal pada LC tank dan berdampak pada MOSFET. Kapasitor tipe MKP juga bisa digunakan. untuk core toroid fungsinya untuk membangun 21

6 choke RF (radio frekuensi) juga tidak tersedia di pasar lokal penulis mendapatkannya dari barang loakan Rectifier Jembatan Rectifier jembatan penyearah dari sumber tegangan (220V, 50Hz) untuk 12V DC. Menggunakan 4 individu meluruskan dioda terhubung dalam konfigurasi "dijembatani" untuk menghasilkan output yang diinginkan tetapi tidak memerlukan sebuah pusat khusus disadap transformator, sehingga mengurangi ukuran dan biaya. Single gulungan sekunder dihubungkan ke satu sisi jaringan jembatan dioda dan beban ke sisi lain Pemulus Kapasitor Fase tunggal penyearah setengah gelombang menghasilkan output gelombang setiap setengah siklus dan bahwa itu tidak praktis untuk menggunakan jenis rangkaian yang menghasilkan suplai DC yang stabil. Pada sebuah gelombang penuh bridge rectifier Namun, memberikan arti lebih besar nilai DC (0.673Vmax) dengan ripple carrier sedikit sedangkan gelombang keluaran adalah dua kali lipat dari frekuensi. Oleh karena itu, rata-rata tingkat output DC dapat ditingkatkan lebih tinggi dengan menghubungkan pemulusan kapasitor yang cocok di output dari rangkaian jembatan. Kapasitor smoothing mengubah gelombang penuh berdesir output rectifier menjadi 22

7 tegangan output DC halus. Dua parameter penting yang dipertimbangkan saat memilih kapasitor yang cocok. Ini adalah ; 1. Tegangan kerja, yang harus lebih tinggi dari output tanpa beban dari rectifier. 2. Nilai kapasitansi, yang menentukan jumlah riak yang akan muncul ditumpangkan di atas tegangan DC. Jika nilai kapasitansi terlalu rendah, maka kapasitor akan memiliki pengaruh yang kecil. Keuntungan utama dari jembatan penyearah gelombang penuh adalah bahwa ia memiliki nilai yang lebih kecil AC riak untuk beban yang diberikan dan reservoir yang lebih kecil atau pemulus kapasitor bahwa penyearah setara dengan setengah gelombang. Oleh karena itu, frekuensi dasar dari tegangan riak adalah dua kali dari frekuensi pasokan AC (100Hz) di mana untuk penyearah setengah gelombang itu adalah equivalen dengan frekuensi pasokan (50Hz). Jumlah tegangan riak yang ditumpangkan di atas tegangan suplai DC oleh dioda hampir bisa dihindari dengan lebih ditingkatkan penambahan π-filter (pi-filter) ke terminal output dari penyearah jembatan. Jenis lowpass filter terdiri dari dua kapasitor smoothing, biasanya dari nilai yang sama dan choke atau induktansi di mereka untuk memperkenalkan jalur impedansi tinggi untuk komponen perubah riak (ripple). Alternatif yang lebih efisien adalah 23

8 dengan menggunakan tegangan regulator 3-terminal IC, seperti LM7805 yang dapat mengurangi riak lebih dari 70dB sementara lebih memberikan arus keluaran kepaa lampu Rangkaian Pengirim/Transmitter Pada perangkat sistem transfer daya listrik tanpa kabel, rangkaian awal pemancar menduduki posisi yang sangat penting dalam proses me-generasikan resonansi magnetik. Seperti yang penulis sampaikan sebelumnya, bahwa rangkaian pemancar terdiri dari suatu rangkaian penghasil arus bolak balik frekuensi tinggi dan suatu rangkaian LC yang berfungsi sebagai penghasil frekuensi resonansi atau yang biasa disebut Rangkaian Osilator. Pada rangkaian pemancar, semua komponen dirancang untuk dapat mencapai frekuensi resonansi tertentu, agar dapat mengirimkan daya listrik dengan baik. Berikut adalah Gambar disain rangkaian pemancar yang direncanakan oleh penulis. Pada gambar 3.2 rangkaian pemancar di bawah akan dibangun sebagai rangkaian LC osilator dengan frekuensi resonansi antara 1000 khz - 1,5 MHz. 24

9 Gambar 3.3 Rangkaian Pemancar Frekuensi tegangan AC yang dibangkitkan oleh rangkaian ini akan tergantung dari harga L dan C yang digunakan. Pada rangkaian ini terdapat 8 buah kapasitor polypropylene 6,8 nf/1600 V dan 2 buah Induktor toroida 100 uh dan 2 buah Mosfet (Metal Oxide Field Effect Transistor) yakni Transistor Efek Medan IRFZ44N yang mulai bekerja pada tegangan kisaran 10 V-15. Rangkaian ini harus bekerja pada frekuensi 1000 khz 1,5 MHz, maka untuk keperluan tersebut penulis perlu menentukan berapa banyak lilitan kawat kumparan yang harus dililikan pada toroida warna hijau dari jenis porselene ini. Tabel 3.1 Spesifikasi Prototipe Arus keluaran, ma 1000 Tegangan Keluaran, Volt Impedansi Keluaran, Ω 1 Konsumsi Daya, W 2 Frekuensi Resonansi, khz

10 3.3 Osilator Yang Diaplikasikan Royer Oscillator adalah sebuah osilator elektronik yang memiliki keunggulan kesederhanaan, jumlah komponen yang sedikit, bentuk gelombang sinusoidal dan mudah dalam transforma isolasi. Ini pertama kali dijelaskan oleh George H. Royer pada bulan Desember 1954 di Manufaktur Listrik. Dasar Royer Oscillator ditunjukkan pada Gambar 3.3 Gambar 3.4 Rangkaian Dasar Osilator Royer Rangkaian ini terdiri dari transformator inti saturable dengan pusat menyadap gulungan primer, sebuah lilitan umpan balik dan lilitan sekunder. 26

11 Gambar 3.5 Contoh Osilator Royer dalam Rangkaian WPT Sebuah kapasitor terhubung di primer untuk membuat sebuah rangkaian resonan. Setiap setengah dari primer didorong oleh transistor dalam konfigurasi push-pull. Kopel lilitan umpan balik dari sebagian sisa fluks transformator kembali ke basis transistor untuk memberikan umpan balik positif, menghasilkan osilasi. Frekuensi osilasi ditentukan oleh kepadatan maksimum fluks magnetik, tegangan listrik, dan induktansi dari gulungan primer. Prototipe rangkaian osilator dirancang untuk sistem transfer daya nirkabel adalah dimodifikasi Royer osilator. rangkaian osilator ini sangat sederhana namun desain yang kuat. saat berosilasi sangat tinggi dapat dicapai dengan sirkuit ini tergantung pada semikonduktor yang digunakan. Berikut arus tinggi yang diperlukan untuk meningkatkan kekuatan medan magnet. Meskipun, Insulated Gate Bipolar Transistor (IGBT) yang direkomendasikan untuk jenis osilator, tapi IGBTs memiliki keterbatasan dalam frekuensi tinggi. 27

12 Gambar 3.6 Osilator Royer dalam Proyek ini 3.4 Operasi Isolator Rangkaian ini terdiri dari dua choke dan berlabel, dua semikonduktor (Berikut N-channel meningkatkan daya MOSFET), kapasitor beresonansi berlabel C dan induktor (di sini pemancar coil) berlabel L. Kopel menyilang umpan balik disediakan melalui dioda Zener 4148, Dan, adalah jaringan biasing untuk MOSFET dan (Gambar 3.4). Ketika daya diterapkan, arus DC mengalir melalui dua sisi kumparan dan menguras transistor. Pada saat yang sama tegangan muncul di kedua gerbang dan mulai mengubah transistor ON. Satu transistor adalah selalu sedikit lebih cepat dari yang lain dan akan menyala lagi. saat ini meningkatkan arus di sisi kumparan yang akan menyebabkan dua hal, pertama, memerlukan pengemudian lebih jauh terhadap transistor lainnya. kedua, auto 28

13 transformator bertindak sebagai pemberi pengaruh tegangan positif pada transistor, untuk men-switch ON. Arus terus meningkat sampai coil (trafo) menjadi jenuh. Kapasitor C yang beresonansi menyebabkan tegangan yang migrasi meningkat, kemudian jatuh dalam pola gelombang sinus standar. Dengan asumsi bahwa kondisi On pertama, tegangan pada drain akan dijepit ke dekat ground sedangkan tegangan di sumber s naik ke meninggi dan kemudian jatuh sebagai bentuk kapasitor-tank dan osilator kumparan primer melewati satu setengah siklus. osilator berosilasi pada frekuensi yang ditentukan oleh induktansi dari kumparan, nilai kapasitor berada pada tingkat lebih rendah, saat itu beban dimanfaatkan ke sekunder (kumparan Sumber). Frekuensi operasi adalah rumus akrab untuk resonansi Komponen Osilator Komponen yang digunakan dapat dilihat pada tabel di bawah. Tabel 3.2 Daftar Komponen Nama Komponen Voltage Source, Capacitor, C1 Capacitor, C 2,...8 Resistor, R1 Resistor, R2 Resistor, R3 Resistor, R4 Diode, D1 Diode, D2 MOSFET, Q1 Komponen Nilai dan Kode 18V 100nF 6,8 nf 100 ohm 100 ohm 10k ohm 10k ohm 1N4148 1N4148 IRFZ44N 29

14 MOSFET, Q2 IRFZ44N Radio Frequency Choke, L1 100µH Radio Frequency Choke, L2 100µH Transmitter coil, L nh Koil Sumber, Koil Intermediasi dan Koil Beban Untuk percobaan, koil sumber, coil menengah dan beban koil dibangun menggunakan 0.6 mm tabung tembaga dengan radius 6,5 inci Choke Frekuensi Radio Choke merupakan induktor dirancang untuk memblokir (memiliki reaktansi tinggi untuk) frekuensi yang lebih tinggi dalam sebuah sirkuit listrik saat melewati sinyal dari frekuensi yang lebih rendah atau arus searah. (A) Salah (B) Salah (B) Cara menggulung yang benar Gambar 3.7 Cara menggulung Toroida RF Choke 30

15 Tabel 3.3 Tabel Mencari Jumlah Lilitan RF Choke Gambar 3.8 Induktor Toroida sebagai RF Choke Rectifier Yang Diaplikasikan Pada Gambar 3.7 dapat dilihat sebuah diagram rangkaian rectifier. Sinyal AC dikonversikan menjadi sinyal DC oleh bridge rectifier (BR),. Tegangan diatur pada 12V oleh regulator tegangan positif. 31

16 Beban, R-load dikemudi oleh regulator tegangan. ripples voltage distabilkan dengan kapasitor C1 dan C2 dimana nilai-nilai kapasitansi nya 0.33 μf dan 0,1 uf sesuai datasheet dari regulator tegangan pada lampiran I. Gambar 3.9 Diagram Rangkaian Rectifier Rangkaian Penerima Rangkaian Penerima terdiri dari Coil Copper tembaga berdiameter 4_mm dan rangkaian bridge rectifier dan IC regulator. Gambar 3.10 Diagram Rangkaian Penerima 32

17 3.4.6 Perhitungan Teoritis dan Persamaan-persamaan Untuk memulai menghitung atau mencari nilai-nilai yang dikehendaki agar dapat dipenuhinya capaian frekuensi yang diperlukan, Dalam hal ini Persamaan. (3.1) dapat digunakan Frekuensi resonansi Frekuensi resonansi dari sistem ini dipilih pada 1,4 MHz. Seperti yang disebutkan sebelumnya pada bagian osilator, nilai-nilai untuk R1 = R2, R3 = R4 dan C1 dipilih di 100 Ω, 10 kω dan 100 nf. f 1,44 (( R1 R2) ( R3 R4)) C1... (3.1) f 1,44 ( )100x10 9 f 1, x t x10 sec s... (3.2) f Frekuensi resonansi dihitung menggunakan Persamaan. (3.1) dan periode total siklus frekuensi dihitung dalam Pers. (3.2) dimana frekuensi resonansi adalah berbanding 33

18 terbalik dengan total cycle per detik. Siklus, D dihitung dengan persamaan. (3.3). Setelah menerapkan nilai R1 dan R2 ke Persamaan. (3.3), 51% dari siklus dihitung. Walaupun demikian siklus tidak mempengaruhi kinerja sistemnya. ( R3, R4) D... (3.3) ( R1, R2) ( R3, R4) D x100 99% Parameter Kumparan Kumparan berbentuk melingkar digunakan dalam proyek ini. Desain kumparan didasarkan pada persamaan Neumann. Nilai induktansi yang dibutuhkan dari kumparan dihitung dari Persamaan (3.4.1) 2 8R L1 N R 0 In 2... (3.4) a di mana; N adalah jumlah lilitan, R adalah jari-jari kumparan, 0 adalah konstan permeabilitas dan a adalah jari-jari konduktor. Dengan demikian, 2 7 8(0,035) L1 5 (0,035)25x4 e In 2 0,001 L1 100x10 6 H 34

19 C 6,83x 9 1, F Berdasarkan nilai yang dihitung dari L1,L2 dan dipilih nilai C8, frekuensi resonansi dari proyek ini dihitung dengan menggunakan Persamaan. (3.4) adalah 1500 khz, sehingga dapat dipenuhi prinsip kopling resonansi magnetik ini. Gambar 3.11 Total Magnetik Fluks yang dihasilkan Peralatan-peralatan yang digunakan - Analog Multi Tester (Ohm-meter, Voltage-meter, LCR_meter) - Osciloscope (Stereoscope) merk Leader Signal Generator merk Leader - Tools Kit Ekperimental dan Set up Desain Dalam percobaan praktis, ada 4 perbedaan set-up yang dibuat. - Transformator 12V digunakan sebagai catu daya rangkaian, yang terhubung dengan rangkaian penyearah. 35

20 - Dalam rangkaian osilator adalah blok yang penting digunakan sebagai pemancar. - Dua kumparan tembaga dengan kapasitor terhubung digunakan sebagai penerima. - LED digunakan sebagai beban yang terhubung dengan penerima Total pelaksanaan proyek diberikan di bawah ini Persiapan perangkat: - Catu daya transformator 12V dengan rangkaian penyearah telah siap di tenagai. - Choke RF (radio frekuensi). - Kumparan penerima yang merupakan sebuah induktor dan kapasitor ditempatkan dengan jarak tertentu dari rangkaian pemancar. - Rangkaian LC tank dengan kumparan pengirim akan menghasilkan resonansi - Ketika switching pertama dilakukan, LED yang difungsikan sebagai beban menyala hingga jarak maksimal 60 sentimeter dengan tegangan diukur 2,2 volt. Pengujian dilakukan dengan menerapkan variasi high speed n-channel MOSFET. MOSFET mencerat arus (low drain) ke sumber untuk memberikan resistensi dan disipasi daya yang lebih tinggi dalam 36

21 menemukan performa yang lebih baik dalam rangkaian. Pada awalnya, rangkaian pemancar tidak terosilasi; bahkan satu buah MOSFET dan induktor memanas secara cepat. Perlu diantisipasi dengan menambakan switch (pemutus aliran arus yang menuju ke rangkaian osilator) saat power-up oleh karena hal ini bisa jadi penyebab hubung-singkat. Setelah rangkaian osilator mulai berosilasi sangat sedikit daya yang tersedia pada kumparan penerima. Karena kumparan penerima mendapatkan dampak medan elektro magnetik yang sedikit dari resonansi, proses pemindahan daya belum sepenuhnya terjadi. Ini diselesaikan dengan menambahkan rangakaian LC-tank dengan loop identik dan kapasitansi, sehingga kedua sirkuit memiliki frekuensi resonansi yang sama Ringkasan Teoritis Model dan rangkaian pelaksanaan sistem transfer daya nirkabel dirancang berdasarkan konsep kopling resonansi magnetik. Berbagai faktor optimasi juga dipertimbangkan saat merancang seluruh sistem. Karena pendekatan umum, disajikan sistem transfer daya nirkabel dapat dioptimalkan untuk kendala desain baru atau untuk aplikasi yang berbeda. Dalam fisika dan teknik faktor Kualitas (Q-faktor) adalah parameter berdimensi yang menggambarkan karakteristik dari Osilator vs Resonator, atau ekuivalen, karakter bandwidth resonansi relatif terhadap frekuensi pusatnya. Lebih tinggi Q 37

22 menunjukkan tingkat yang lebih rendah atau menunjukkan adanya energi relatif yang tersimpan pada osilator telah hilang; osilasi padam lebih lambat. Sebuah bandul ditangguhkan dari bantalan berkualitas tinggi, berosilasi di udara, memiliki Q tinggi. Osilator dengan faktor kualitas yang tinggi memiliki redaman rendah. Bandwidth, dari osilator teredam ditunjukkan pada grafik energi terhadap frekuensi. Faktor Q dari osilator teredam, atau terfilterisasi. Semakin tinggi Q, bandwidth pada puncak semakin tajam. Bandwidth dari osilator teredam ditunjukkan pada grafik energi terhadap frekuensi. 38

BAB IV ANALISA DAN PERFORMA PERANGKAT Efisiensi dan Evaluasi Kerugian daya

BAB IV ANALISA DAN PERFORMA PERANGKAT Efisiensi dan Evaluasi Kerugian daya BAB IV ANALISA DAN PERFORMA PERANGKAT 4. 1 Efisiensi dan Evaluasi Kerugian daya Transfer daya nirkabel adalah proyek yang sangat efisien. Namun perhatian utama dengan paparan teknologi baru ini adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. magnet akan dihasilkan disekitar kumparan. Fenomena ini dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. magnet akan dihasilkan disekitar kumparan. Fenomena ini dikenal sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa produk elektronika yang dihasilkan dari konsep WPT (Wireless Power Transfer) dapat kita saksikan bersama di mass media luar negeri, seperti alat-alat kedokteran,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Resistansi atau tahanan didefinisikan sebagai pelawan arus yang

BAB II LANDASAN TEORI. Resistansi atau tahanan didefinisikan sebagai pelawan arus yang BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis menjelaskan kerangka teori yang digunakan dalam tugas akhir ini. Dimulai dengan definisi listrik dan elektromagnetik dasar, kemudian beralih ke daya nirkabel

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen murni. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh frekuensi medan eksitasi terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Perancangan Dan Pembuatan Mesin preheat pengelasan gesek dua buah logam berbeda jenis yang telah selesai dibuat dan siap untuk dilakukan pengujian dengan beberapa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ignition Coil Ignition Coil adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan tegangan tinggi diperlukan untuk menciptakan percikan yang memicu bahan bakar dalam mesin pembakaran internal,

Lebih terperinci

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN Oleh : Sunarto YB0USJ ELEKTROMAGNET Listrik dan magnet adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, setiap ada listrik tentu ada magnet dan sebaliknya. Misalnya ada gulungan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI Renny Rakhmawati, ST, MT Jurusan Teknik Elektro Industri PENS-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Phone 03-5947280

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perangkat Keras Sistem Perangkat Keras Sistem terdiri dari 5 modul, yaitu Modul Sumber, Modul Mikrokontroler, Modul Pemanas, Modul Sensor Suhu, dan Modul Pilihan Menu. 3.1.1.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Blok diagram Dibawah ini adalah gambar blok diagram dari sistem audio wireless transmitter menggunakan laser yang akan di buat : Audio player Transmitter Speaker Receiver

Lebih terperinci

BAB III KONSEP RANCANGAN

BAB III KONSEP RANCANGAN 37 BAB III KONSEP RANCANGAN 3. Kondisi Saat Ini Saat ini program studi Teknik Elektro belum memiliki alat peraga Hand- Held Metal Detector, yang mana menurut penulis sangat penting untuk menambah wawasan

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL 3.1 Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull konverter sebagai catu daya kontroler. Power supply switching akan mensupply

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Sistem Blok Diagram Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Sistem Blok Diagram Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan dengan lebih baik melalui blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Input Proses Output Frekuensi Daya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Medan Magnet Sumber : (Giancoli, 2001) Gambar 2.1 Penggambaran Garis Medan Magnet Sebuah Magnet Batang Arah medan magnet pada suatu titik bisa didefinisikan sebagai arah yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metode Pengiriman Daya Listrik Secara Nirkabel Seorang ilmuan dari Jerman yang bernama Michael Faraday (1991-1867) memiliki gagasan dapatkah medan magent menghasilkan arus

Lebih terperinci

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali BAB III PERANCANGAN 3.1. Blok Diagram Pada dasarnya rangkaian elektronik penggerak kamera ini menggunakan beberapa rangkaian analok yang terbagi menjadi beberapa blok rangkaian utama, yaitu, rangkaian

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut

Lebih terperinci

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH (RECTIFIER) Rangkaian penyearah gelombang merupakan rangkaian yang berfungsi untuk merubah arus bolak-balik (alternating

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang Penuh). A. Penyearah Setengah Gelombang Gambar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pada bab ini dibahas hasil dari pengujian alat implementasi tugas akhir yang dilakukan di laboratorium Tugas Akhir Program Studi Teknik Elektro. Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 2 BAB III METODE PENELITIAN Pada skripsi ini metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai adalah membuat suatu alat yang dapat mengkonversi tegangan DC ke AC.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGUAT DAYA RF

RANCANG BANGUN PENGUAT DAYA RF Berkala Fisika ISSN : 141-966 Vol. 6, No. 3, Juli 3, hal. 55-6 RANCANG BANGUN PENGUAT DAYA RF Sapto Nugroho 1, Dwi P. Sasongko, Isnaen Gunadi 1 1. Lab. Elektronika dan Instrumentasi, Jurusan Fisika, UNDIP

Lebih terperinci

Optimasi Rangkaian dan Material Kumparan pada Rangkaian Transfer Listrik Tanpa Kabel Terhadap Jarak Jangkauan Pengiriman Energi Listrik

Optimasi Rangkaian dan Material Kumparan pada Rangkaian Transfer Listrik Tanpa Kabel Terhadap Jarak Jangkauan Pengiriman Energi Listrik PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 2 (214), Hal. 5 9 ISSN : 27-824 Optimasi Rangkaian dan Material Kumparan pada Rangkaian Transfer Listrik Tanpa Kabel Terhadap Jarak Jangkauan Pengiriman Energi Listrik Pramushinta

Lebih terperinci

Tugas 01 Makalah Dasar Elektronika Komponen Elektronika

Tugas 01 Makalah Dasar Elektronika Komponen Elektronika Tugas 01 Makalah Dasar Elektronika Komponen Elektronika Disusun Oleh : Nama Jurusan : Rizkiansyah Rakhmadin : Teknik Elektro Mata Kuliah : Dasar Elektronika NPM : 132227024 Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta

Lebih terperinci

REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM. M. Rahmad

REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM. M. Rahmad REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM M. Rahmad Laoratorium Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UR e-mail: rahmadm10@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini adalah untuk merekayasa

Lebih terperinci

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE SEMIKONDUKTOR Komponen Semikonduktor Di dunia listrik dan elektronika dikenal bahan yang tidak bisa mengalirkan listrik (isolator) dan bahan yang bisa mengalirkan listrik (konduktor). Gbr. 1. Tingkatan

Lebih terperinci

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) DASAR ELEKTRONIKA KOMPONEN ELEKTRONIKA SISTEM BILANGAN KONVERSI DATA LOGIC HARDWARE KOMPONEN ELEKTRONIKA PASSIVE ELECTRONIC ACTIVE ELECTRONICS (DIODE

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER Deni Almanda 1, Anodin Nur Alamsyah 2 1) 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. Cempaka Putih

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk mempermudah penjelasan dan cara kerja alat ini, maka dibuat blok diagram. Masing-masing blok diagram akan dijelaskan lebih rinci

Lebih terperinci

PRAKTEK TV & DISPLAY

PRAKTEK TV & DISPLAY PRAKTEK TV & DISPLAY REGULATOR TEGANGAN OLEH : MUHAMMAD YASIR 2005 / 66357 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2008 A. TUJUAN Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 1.1 Tinjauan Teoritis Nama lain dari Rangkaian Resonansi adalah Rangkaian Penala. Dalam bahasa Inggris-nya adalah Tuning Circuit, yaitu satu rangkaian

Lebih terperinci

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT Hendrickson 13410221 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Diah Nur Ainingsih, ST., MT. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen Elektronik 2. Kompetensi Dasar : Memahami komponen dasar elektronika B. Pokok Bahasan : Komponen Dasar Elektronika

Lebih terperinci

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA Prakarya X Ukuran Komponen Elektronika Komponen Elektronika? Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing

Lebih terperinci

Laporan Praktikum rangkaian listrik dan rangkaian logika. Power supply OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN NIM : D

Laporan Praktikum rangkaian listrik dan rangkaian logika. Power supply OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN NIM : D Laporan Praktikum rangkaian listrik dan rangkaian logika Power supply OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN NIM : D411 10 009 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2011 ABSTRAK Power supply adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sejarah dan Aplikasi Transfer Daya Nirkabel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sejarah dan Aplikasi Transfer Daya Nirkabel BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transfer Daya Nirkabel 2.1.1 Sejarah dan Aplikasi Transfer Daya Nirkabel Gambar 2.1 Tesla duduk di laboratorium dengan temuan "Tesla Coil" yang menghasilkan jutaan volt [5]

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan

Lebih terperinci

Pengaruh Dimensi Kumparan Terhadap Efisiensi Energi Pada Sistem Pengiriman Daya Listrik Tampa Kabel

Pengaruh Dimensi Kumparan Terhadap Efisiensi Energi Pada Sistem Pengiriman Daya Listrik Tampa Kabel 10 Pengaruh Dimensi Kumparan Terhadap Efisiensi Energi Pada Sistem Pengiriman Daya Listrik Tampa Kabel Syaifurrahman Staf Pengajar, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak

Lebih terperinci

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi PLL (Phase Locked Loop) sebagai modul praktikum demodulator FM sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septianda mahasiswa Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Modul Elektronika 2017

Modul Elektronika 2017 .. HSIL PEMELJRN MODUL I KONSEP DSR TRNSISTOR Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik serta fungsi dari rangkaian dasar transistor..2. TUJUN agian ini memberikan informasi mengenai penerapan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan tentang perancangan perangkat keras dari tugas akhir yang berjudul Penelitian Sistem Audio Stereo dengan Media Transmisi Jala-jala Listrik. 3.1.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Teori Catu Daya Tak Terputus

BAB II DASAR TEORI 2.1. Teori Catu Daya Tak Terputus BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah teori catu

Lebih terperinci

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR 1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai atau accu adalah sumber catu daya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem perangkat keras dari UPS (Uninterruptible Power Supply) yang dibuat dengan menggunakan inverter PWM level... Gambaran Sistem input

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka 59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog

Lebih terperinci

Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor

Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor - 1 Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor Missa Lamsani Hal 1 SAP Pengelompokan bahan-bahan elektrik dari sifat-sifat listriknya. Pengertian resistivitas dan nilai resistivitas bahan listrik : konduktor,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba BAB III PERANCANGAN 3.1 Tujuan Perancangan Sebagai tahap akhir dalam perkuliahan yang mana setiap mahasiswa wajib memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti sidang yudisium yaitu dengan pembuatan tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rangkaian RLC merupakan suatu rangkaian elektronika yang terdiri dari Resistor, Kapasitor dan Induktor yang dapat disusun seri ataupun paralel. Rangkaian RLC ini merupakan

Lebih terperinci

Perancangan Sistim Elektronika Analog

Perancangan Sistim Elektronika Analog Petunjuk Praktikum Perancangan Sistim Elektronika Analog Lab. Elektronika Industri Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Lab 1. Amplifier Penguat Dengan

Lebih terperinci

Adaptor/catu daya/ Power Supply

Adaptor/catu daya/ Power Supply Adaptor/catu daya/ merupakan sumber tegangan DC. Sumber tegangan DC ini dibutuhkan oleh berbagai macam rangkaian elektronika untuk dapat dioperasikan. Rangkaian inti dari catu daya / Power Supply ini adalah

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton

Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton Waluyo 1, Syahrial 2, Sigit Nugraha 3, Yudhi Permana JR 4 Program Studi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM. 1141160049 JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL 2011/2012 POLITEKNIK NEGERI MALANG jl.soekarno

Lebih terperinci

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR I.1. MUATAN ELEKTRON Suatu materi tersusun dari berbagai jenis molekul. Suatu molekul tersusun dari atom-atom. Atom tersusun dari elektron (bermuatan negatif), proton

Lebih terperinci

Perancangan Teori & Praktis. ~(E)lWerr SU~rPly. Je nis Switoitl Mode. Dr. Ir. Saludin Muis, M. Kom

Perancangan Teori & Praktis. ~(E)lWerr SU~rPly. Je nis Switoitl Mode. Dr. Ir. Saludin Muis, M. Kom Perancangan Teori & Praktis ~(E)lWerr SU~rPly Je nis Switoitl Mode Dr. Ir. Saludin Muis, M. Kom DAFTARISI KATA PENGANTAR DAFTARISI PENDAHULUAN Bab 1 POWER SUPPLY SWITCH MODE KELUARAN BANYAK 1 l.l Pengantar

Lebih terperinci

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC RANGKAIAN INVERTER DC KE AC 1. Latar Belakang Masalah Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC). Inverter mengkonversi DC dari perangkat

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Blok Diagram dan Alur Rangkaian Blok diagram dan alur rangkaian ini digunakan untuk membantu menerangkan proses penyuplaian tegangan maupun arus dari sumber input PLN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL. Diagram Blok Diagram blok merupakan gambaran dasar membahas tentang perancangan dan pembuatan alat pendeteksi kerusakan kabel, dari rangkaian sistem

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA SEBAGAI GENERATOR LISTRIK 1 PHASA PADA PEMBANGKIT LISTRIK BERDAYA KECIL

PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA SEBAGAI GENERATOR LISTRIK 1 PHASA PADA PEMBANGKIT LISTRIK BERDAYA KECIL PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA SEBAGAI GENERATOR LISTRIK 1 PHASA PADA PEMBANGKIT LISTRIK BERDAYA KECIL Arwadi Sinuraya*) Abstrak Pembangunan pembangkit listrik dengan daya antara 1kW 10 kw banyak dilaksanakan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN TRANSFER DAYA LISTRIK NIRKABEL BEBAN DC MENGGUNAKAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN TRANSFER DAYA LISTRIK NIRKABEL BEBAN DC MENGGUNAKAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN TRANSFER DAYA LISTRIK NIRKABEL BEBAN DC MENGGUNAKAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Elektro Oleh : SIGIT

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

Reza Heryanto S *), Mochammad Facta, and Munawar Agus R. Abstrak

Reza Heryanto S *), Mochammad Facta, and Munawar Agus R. Abstrak PERANCANGAN INVERTER HALF BRIDGE SEBAGAI CATU DAYA TEGANGAN TINGGI AC FREKUENSI TINGGI DENGAN BEBAN KUMPARAN TESLA DAN DIELECTRIC BARRIER DISCHARGE CHAMBER Reza Heryanto S *), Mochammad Facta, and Munawar

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI Sutedjo ¹, Zaenal Efendi ², Dina Mursyida 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa D4 Jurusan

Lebih terperinci

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia bidang TEKNIK VOLTAGE PROTECTOR SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Listrik merupakan kebutuhan yang sangat

Lebih terperinci

8 RANGKAIAN PENYEARAH

8 RANGKAIAN PENYEARAH 8 ANGKAIAN PENYEAAH 8.1 Pendahuluan Peralatan kecil portabel kebanyakan menggunakan baterai sebagai sumber dayanya, namun sebagian besar peralatan menggunakan sember daya AC 220 volt - 50Hz. Di dalam peralatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

BAB I FILTER I. 1. Judul Percobaan. Rangkaian Band Pass Filter. 2. Tujuan Percobaan

BAB I FILTER I. 1. Judul Percobaan. Rangkaian Band Pass Filter. 2. Tujuan Percobaan BAB I FILTER I 1. Judul Percobaan Rangkaian Band Pass Filter 2. Tujuan Percobaan - Menentukan Frekuensi Cut Off dari suatu rangkaian Band Pass Filter. - Menentukan besar Induktansi dari suatu kumparan.

Lebih terperinci

PERANCANGAN PEMBANGKIT TEGANGAN TINGGI AC FREKUENSI TINGGI DENGAN KUMPARAN TESLA MENGGUNAKAN INVERTER JENIS PUSH-PULL

PERANCANGAN PEMBANGKIT TEGANGAN TINGGI AC FREKUENSI TINGGI DENGAN KUMPARAN TESLA MENGGUNAKAN INVERTER JENIS PUSH-PULL PERANCANGAN PEMBANGKIT TEGANGAN TINGGI AC FREKUENSI TINGGI DENGAN KUMPARAN TESLA MENGGUNAKAN INVERTER JENIS PUSH-PULL Wildan Mujahid LF 4 55 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan merupakan proses yang kita lakukan terhadap alat, mulai dari rancangan kerja rangkaian hingga hasil jadi yang akan difungsikan. Perancangan dan pembuatan alat merupakan

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER Eko Supriyatno, Siswanto Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Jakarta Email : anzo.siswanto@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Daya 3.1.1 Daya motor Secara umum, daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL IV MOSFET TUJUAN PERCOBAAN 1. Memahami prinsip kerja JFET dan MOSFET. 2. Mengamati dan memahami

Lebih terperinci

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK Arus bolak-balik atau Alternating Current (AC) yaitu arus listrik yang besar dan arahnya yang selalu berubah-ubah secara periodik. 1. Sumber Arus Bolak-balik Sumber arus bolak-balik

Lebih terperinci

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA)

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) 1. Komponen elektronik yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang lewat dinamakan A. Kapasitor D. Transistor B. Induktor

Lebih terperinci

ANALISIS FILTER INDUKTIF DAN KAPASITIF PADA CATU DAYA DC

ANALISIS FILTER INDUKTIF DAN KAPASITIF PADA CATU DAYA DC ANAISIS FITE INDUKTIF DAN KAPASITIF PADA CATU DAYA DC Tan Suryani Sollu* * Abstract One of the main component of DC power supply is filter, which consist of inductor and capacitor, that has function to

Lebih terperinci

BAB I 1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I 1. BAB I PENDAHULUAN BAB I 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan konverter daya yang efisien dan berukuran kecil terus berkembang di berbagai bidang. Mulai dari charger baterai, catu daya komputer, hingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Inverter dan Aplikasi Inverter daya adalah sebuah perangkat yang dapat mengkonversikan energi listrik dari bentuk DC menjadi bentuk AC. Diproduksi dengan segala bentuk dan ukuran,

Lebih terperinci

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA 1 Komponen: Elemen terkecil dari rangkaian/sistem elektronik. KOMPONEN AKTIF KOMPONEN ELEKTRONIKA KOMPONEN PASIF 2 Komponen Aktif: Komponen yang dapat menguatkan dan menyearahkan

Lebih terperinci

Adaptor. Rate This PRINSIP DASAR POWER SUPPLY UMUM

Adaptor. Rate This PRINSIP DASAR POWER SUPPLY UMUM Adaptor Rate This Alat-alat elektronika yang kita gunakan hampir semuanya membutuhkan sumber energi listrik untuk bekerja. Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current)

Lebih terperinci

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO APLIKASI KARAKTERISTIK PENYEARAH SATU FASE TERKENDALI PULSE WIDTH MODULATION (PWM) PADA BEBAN RESISTIF Yuli Asmi Rahman * Abstract Rectifier is device to convert alternating

Lebih terperinci

TAKARIR. periode atau satu masa kerjanya dimana periodenya adalah nol.

TAKARIR. periode atau satu masa kerjanya dimana periodenya adalah nol. TAKARIR AC {Alternating Current) Adalah sistem arus listrik. Sistem AC adalah cara bekerjanya arus bolakbalik. Dimana arus yang berskala dengan harga rata-rata selama satu periode atau satu masa kerjanya

Lebih terperinci

BAB 1 RESONATOR Oleh : M. Ramdhani

BAB 1 RESONATOR Oleh : M. Ramdhani BAB 1 RESONATOR Oleh : M. Ramdhani Ruang Lingkup Materi : Rangkaian resonator paralel (loss less components) Rangkaian resonator dengan L dan C mempunyai rugirugi/ losses Transformator impedansi (tujuan

Lebih terperinci

PERANCANGAN INVERTER PUSHPULL SEBAGAI CATU DAYA FREKUENSI TINGGI UNTUK RANGKAIAN RESONANSI KUMPARAN TESLA

PERANCANGAN INVERTER PUSHPULL SEBAGAI CATU DAYA FREKUENSI TINGGI UNTUK RANGKAIAN RESONANSI KUMPARAN TESLA PERANCANGAN INERTER PUSHPULL SEBAGAI CATU DAYA FREKUENSI TINGGI UNTUK RANGKAIAN RESONANSI KUMPARAN TESLA Sandra Aditya Kurniawan *), Agung Warsito, and Mochammad Facta Jurusan Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

medan flux...(1) tegangan emf... (2) besar magnetic flux ini adalah Φ dan satuannya Weber (Wb = T.m 2 ). Secara matematis besarnya adalah :

medan flux...(1) tegangan emf... (2) besar magnetic flux ini adalah Φ dan satuannya Weber (Wb = T.m 2 ). Secara matematis besarnya adalah : Masih ingat aturan tangan kanan pada pelajaran fisika? Ini cara yang efektif untuk mengetahui arah medan listrik terhadap arus listrik. Jika seutas kawat tembaga diberi aliran listrik, maka di sekeliling

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Prosedur Penelitian Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa langkah, antara lain studi literatur, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data

Lebih terperinci

PERCOBAAN VIII TRANSDUSER UNTUK PENGUKURAN SUARA

PERCOBAAN VIII TRANSDUSER UNTUK PENGUKURAN SUARA PERCOBAAN VIII TRANSDUSER UNTUK PENGUKURAN SUARA A. TUJUAN PERCOBAAN : Setelah melakukan praktek, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengetahui konstruksi dasar dan karakteristik dari sebuah microphone dynamic

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahap Proses Perancangan Alat Perancangan rangkaian daya Proteksi perangkat daya Penentuan strategi kontrol Perancangan rangkaian logika dan nilai nominal Gambar 3.1 Proses

Lebih terperinci

EL2005 Elektronika PR#03

EL2005 Elektronika PR#03 EL005 Elektronika P#03 Batas Akhir Pengumpulan : Jum at, 10 Februari 017, Jam 16:00 SOAL 1 Sebuah alat las listrik (DC welder) membutuhkan suatu penyearah yang dapat menangani arus besar dan tegangan tinggi.

Lebih terperinci

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika Resume Praktikum Rangkaian Elektronika 1. Pertemuan kesatu Membahas silabus yang akan dipelajari pada praktikum rangkaian elektronika. Membahas juga tentang komponen-komponen elektronika, seperti kapasitor,

Lebih terperinci