KAJIAN RADIUS AMAN ALAT GALI MUAT TERHADAP FLYROCK PELEDAKAN PADA PIT 4500 BLOK 12 PT TRUBAINDO COAL MINING KUTAIBARAT KALIMANTAN TIMUR
|
|
- Widya Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015 KAJIAN RADIUS AMAN ALAT GALI MUAT TERHADAP FLYROCK PELEDAKAN PADA PIT 4500 BLOK 12 PT TRUBAINDO COAL MINING KUTAIBARAT KALIMANTAN TIMUR 1. PENDAHULUAN Pengeboran dan peledakan merupakan salah satu metode yang dilakukan PT. TCM untuk membongkar lapisan overburden dan salah satu dari efek peledakan tersebut adalah flyrock. Sesuai SOP yang diberlakukan pada PT. TCM untuk saat ini jarak aman alat dari lokasi peledakan 300 m dan untuk manusia 500 m. Namun seiring dengan kemajuan penambangan, pit yang mulai menyempit diikuti dengan lokasi peledakan yang cukup banyak dan menyebar, maka alat muat mulai kesulitan ataupun terlampau jauh untuk bergerak menuju radius aman 300 m. Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk mengetahui radius aman alat yang diterapkan di Pit 4500 blok 12 PT. TCM dapat diturunkan menjadi 200 m. Sehingga, evakuasi alat menuju jarak aman dari lokasi peledakan tidak terlalu jauh. Arief Usman, Sudarsono, Indah Setyowati Prodi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN Veteran Yogyakarta, Jl. SWK 104 (Lingkar Utara), Yogyakarta Indonesia ABSTRAK PT. TCM (Trubaindo Coal Mining) merupakan perusahaan tambang batubara yang terletak di Kutai Barat, Kalimantan Timur. Pembongkaran lapisan overburden dilakukan dengan metode pengeboran dan peledakan dengan radius jarak aman untuk alat 300 m dan jarak aman manusia 500 m. Seiring dengan kemajuan penambangan, luas pit menjadi lebih sempit serta lokasi peledakan yang banyak dan menyebar pada Pit 4500 Blok 12. Kondisi tersebut mengakibatkan perpindahan alat muat terlampau jauh ketika dilakukan evakuasi sebelum peledakan dilakukan. Oleh karena itu, jika pada kondisi saat ini akan dilakukan penurunan radius jarak aman terhadap alat, maka diperlukan kajian terhadap flyrock dari kegiatan peledakan tersebut apakah radius aman tersebut dapat dikurangi atau tetap seperti keadaan saat ini. Penelitian dilakukan dengan menghitung lemparan flyrock terjauh dari lokasi peledakan baik secara teoritis maupun aktual di lapangan. Pengambilan data dilakukan sebanyak 13 kali pada kondisi lubang ledak basah dan 11 kali pada kondisi lubang ledak kering. Berdasarkan dari pengambilan data tersebut didapatkan lemparan flyrock terjauh secara teoritis menurut Adrian J. Moore dan Alan B. Richard pada lubang ledak basah, face burst: 177,49 m, cratering: 374,98 m, sedangkan pada lubang ledak kering, face burst: 141,53 m, cratering: 70,93 m. Lemparan aktual di lapangan didapatkan lemparan batuan terjauh pada kondisi lubang ledak basah: 277,18 m sedangkan pada kondisi lubang ledak kering: 96,96 m. Berdasarkan data tersebut maka diperlukan peninjauan kembali pada kondisi lubang ledak basah jika akan dilakukan penurunan radius jarak aman alat. Untuk mendekati lemparan batuan aktual pada pit 4500 blok 12 maka dilakukan rekomendasi isian dan stemming berdasarkan teori skala pengisian (scaled depth of burial) dari Livingston (1956) yang dikembangkan oleh PT. Orica Mining Service dan prediksi kontrol flyrock berdasarkan Adrian J. Moore & Alan B. Richard (2005). Sesuai teori tersebut, maka didapatkan range pada lokasi lubang ledak kondisi basah sebagai berikut: Kedalaman 3 m, isian 0,5-0,8 m dan stemming 2,2 2,5 m. Kedalaman 4 m, isian 1,5-1,7 m dan stemming 2,3 2,5 m. Kedalaman 5 m, isian 2,5-2,7 m dan stemming 2,3 2,5 m. Kedalaman 6 m, isian 3,3 m dan stemming 2,7 m. Kedalaman 7 m, isian 3,8 m dan stemming 3,2 m. Kedalaman 8 m, isian 4,5 m dan stemming 3,5 m. Berdasarkan dari rekomendasi dan pendekatan tersebut, maka didapatkan lemparan batuan secara teoritis pada kondisi lubang ledak basah, face burst: 24,61 m, cratering: 77,84 m dan lemparan batuan aktual terjauh pada saat trial: 80,7 m sehingga rekomendasi jarak aman evakuasi alat gali muat dapat diturunkan menjadi 200 m. Kata kunci: Peledakan, Flyrock, Scaled Depth of Burial, Penurunan Jarak Aman Alat. Kontrol terhadap variasi jarak lemparan flyrock dapat diketahui dari hubungan koefisien korelasi antara faktor penyebab flyrock dengan lemparan aktual di lokasi penelitian Pit 4500 blok 12 sehingga dapat ditentukan burden awal minimal serta batas isian bahan peledak dan stemming yang aman pada geometri peledakan berdasarkan teori flyrock control and calibration (Adrian J. Moore dan Alan B. Richard, 2005) serta skala pengisian (scaled depth of burial) dari (Livingston, 1956) yang dikembangkan oleh PT. Orica Mining Service. Oleh karena itu akan dilakukan analisis terhadap data pengukuran flyrock untuk mendapatkan geometri peledakan tersebut. Manfaat dari penelitian ini adalah dapat menjadi param masukan dalam penentuan penurunan radius aman alat terhadap flyrock peledakan serta memberikan rekomendasi batasan burden awal 46
2 Kajian Radius Aman Alat Gali Muat Terhadap Flyrock Peledakan Arief Usman minimal, stemming dan isian bahan peledak yang aman untuk meminimalisir flyrock. PT. TCM secara astronomis terletak pada posisi 115 o BT o BT dan 0 o LS - 0 o LS (lihat Gambar 1) meliputi Kecamatan Muara Lawa, Kecamatan Muara Pahu, Kecamatan Damai, Kecamatan Bentian Besar dan Kecamatan Melak, Kutai Barat Kalimantan Timur. PT. TCM memiliki area deposit yang utama terletak pada dua sistem sungai yaitu sungai Lawa dan sungai Perak dibagian utara dan bagian selatan area konsesi, kedua sungai ini mengalir ke sungai Kedang Pahu. Sungai Kedang Pahu terbentang dari arah barat-timur dan bermuara di sungai Mahakam. Topografi kedua blok ini (blok Utara dan blok Selatan) merupakan perbukitan dengan relief rendah dan strukturnya didominasi oleh sistem drainase. Formasi yang dominan adalah formasi Pamaluan. 2. ANALISIS Karakteristik Massa Batuan Tipe batuan di Pit 4500 Blok 12 terdiri dari batulempung, batupasir, dan batulanau. Densitas rata rata batulempung yakni 2,07 kg/m3, batupasir 2,41 kg/m3, dan batulanau 2,33 kg/m3. Sedangkan untuk nilai kuat tekan uniaksial atau UCS (Uniaxial Compressive Stregth) untuk batulempung 0,5 MPa, batupasir 14,5 MPa, dan batulanau 8,2 MPa. Geometri Peledakan Perancangan geometri peledakan diharapkan mampu mengeluarkan biaya minimal dengan hasil yang maksimal dan efek peledakan dapat terkontrol pada kondisi aman. Geometri peledakan yang diterapkan pada pit 4500 blok 12 dibuat berdasarkan pengalaman dan uji coba (trial & error) dengan berbagai variasi kedalaman lubang ledak (lihat Tabel 1). Pengambilan Data dan Pengamatan Flyrock Pengamatan penyebab flyrock ini bertujuan untuk mengetahui kondisi seperti apa saja yang nanti akan berpengaruh terhadap penyebab lemparan flyrock tidak terkontro. Berikut langkah langkah pengamatan yang dilakukan: a. Persiapan lokasi b. Pengamatan dan pengukuran kondisi serta kedalaman lubang ledak aktual c. Pengukuran burden awal aktual d. Material stemming e. Bahan peledak f. Penempatan patok/trash bag g. Pengeplotan boundary lokasi peledakan dengan GPS h. Pengamatan flyrock i. Pengeplotan lokasi lemparan terjauh flyrock dengan GPS Tabel 1. Geometri Peledakan Rencana Pit4500 Blok 12 keterangan 4500, 4700, 4800, 4900 lokasi 4600 Basah Kering Basah Kering Diam (mm) Burden x spasi (m) 7 x x 7.5 bahan peledak ANFO & ANFO & Emulsi ANFO Emulsi ANFO densitas (g/cc) 0.8 & 0.8 & loading density (kg/m) & & kedalaman minimal (m) 3 3 Kedalaman maksimal (m) 8 8 Patok monitor Gambar 1. Pengamatan Lemparan flyrock Lemparan flyrock Data Hasil Pengukuran Flyrock Analisa lemparan terjauh flyrock hasil peledakan pada pit 4500 blok 12 dilakukan sebanyak 13 kali pada lubang ledak basah (lihat Tabel 2) dan 11 kali pada lubang ledak kering. Perhitungan rifling tidak digunakan karena lubang ledak yang ada pada PT. TCM merupakan lubang ledak tegak dan perhitungan rifling hanya untuk lubang ledak miring. 3. PEMBAHASAN Ketidaksesuaian Burden Ketidaksesuaian burden sering terjadi pada baris awal kegiatan peledakan. Kondisi tersebut disebabkan penentuan letak lubang ledak yang terkadang terlalu dipaksakan pada lokasi floor. Burden awal yang terlalu kecil akan berpotensi menyebabkan flyrock dengan mekanisme face burst. Berikut hubungan burden awal dan lemparan maksimal terhadap flyrock (lihat Gambar 2). 47
3 Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015 No Tanggal Lokasi Tabel 2. Pengamatan Lemparan Terjauh Flyrock Pada Lubang Ledak Basah Keadaan lubang Kedalaman lubang (m) Loading density (kg/m) Burden awal minimum (m) Panjang Stemming min. (m) Maksimum jarak lemparan aktual (m) 1 8 Mei 2014 Expose 4600 basah Mei 2014 Expose 4900 basah Mei 2014 Expose 4500 basah Mei 2014 Expose 4800 HW basah Mei 2014 Expose 4500 basah Mei 2014 IB 4600 basah Mei 2014 Expose 4500 basah Mei 2014 Expose 4600 basah Mei 2014 Floor 4700 basah Mei 2014 IB 4600 basah Mei 2014 IB 4500 basah Juni 2014 Floor 4600 basah Juni 2014 IB 4500 basah No Tanggal Lokasi Tabel 3. Pengamatan Lemparan Terjauh Flyrock Pada Lubang Ledak Kering Keadaan lubang Kedalaman lubang (m) Loading density (kg/m) Burden awal minimum (m) Panjang Stemming min. (m) Maksimum jarak lemparan aktual (m) 1 8 Mei 2014 Expose 4600 basah Mei 2014 Expose 4900 basah Mei 2014 Expose 4500 basah Mei 2014 Expose 4800 HW basah Mei 2014 Expose 4500 basah Mei 2014 IB 4600 basah Mei 2014 Expose 4500 basah Mei 2014 Expose 4600 basah Mei 2014 Floor 4700 basah Mei 2014 IB 4600 basah Mei 2014 IB 4500 basah Juni 2014 Floor 4600 basah Juni 2014 IB 4500 basah
4 Kajian Radius Aman Alat Gali Muat Terhadap Flyrock Peledakan Arief Usman maka derajat pengungkungan (degree of confinent) akan menurun sehingga berpotensi terjadinya flyrock. Lemparan Teoritis Cratering (m) y = x R² = Lemparan Aktual (m) Gambar 2. Burden Awal Berpotensi Flyrock Lemparan Teoritis Face Burst (m) y = x R² = Lemparan Aktual (m) Gambar 3. Grafik Hubungan Lemparan Prediksi Face Burst dengan Lemparan Aktual Flyrock Seperti yang terlihat pada gambar 4.,lemparan teoritis face burst mempunyai hubungan berbanding lurus dengan lemparan maksimum batuan. Hubungan keduanya mempunyai koefisien korelasi (R) = 0,78 menandakan pengaruh hubungan antara lemparan prediksi face burst mempunyai korelasi positif dan hubungan yang kuat dengan lemparan maksimum flyrock aktual. Sedangkan R 2 = 0,62 atau 62% diantara keragaman total nilai nilai lemparan aktual dapat dijelaskan oleh hubungan liniernya dengan lemparan aktual bisa juga besarnya sumbangan lemparan aktual terhadap naik turunnya lemparan prediksi adalah 62% sedangkan 38% disebabkan oleh faktor lain seperti keakuratan dari GPS pada pengeplotan lokasi dan koreksi pengukuran burden awal peledakan. Jarak burden awal yang terlalu pendek sangat berpotensi flyrock sehingga perlu perhatian dalam menentukan letak lubang ledak pada burden awal. Ketidaksesuaian Stemming Semakin dangkal kolom stemming, maka potensi lemparan flyrock akan semakin besar. Hal ini dipengaruhi oleh adanya kelebihan pengisian bahan peledak sehingga kolom stemming menjadi lebih dangkal. Selain itu, penurunan ketinggian stemmingpada kondisi lubang ledak basah dikarenakan material stemming yang digunakan adalah cutting pengeboran. Dengan kondisi tersebut, Gambar 4.Grafik Hubungan Lemparan Prediksi Crateringdengan Lemparan Aktual Flyrock Hubungan keduanya mempunyai koefisien korelasi (R) = 0,86 (lihat gambar 5) menandakan pengaruh hubungan antara lemparan prediksi cratering mempunyai korelasi positif dan hubungan yang sangat kuat dengan lemparan maksimum flyrock aktual. Sedangkan R 2 = 0,74 atau 74% diantara keragaman total nilai nilai lemparan aktual dapat dijelaskan oleh hubungan liniernya dengan lemparan aktual bisa juga besarnya sumbangan lemparan aktual terhadap naik turunnya lemparan prediksi adalah 74% sedangkan 26% disebabkan oleh faktor lain seperti keakuratan dari GPS pada pengeplotan lokasi dan koreksi pengukuran kolom stemming peledakan. Kontrol terhadap tinggi stemming harus benar benar dilakukan dan lubang ledak harus tertutup rapat/padat oleh stemming agar meminimalisir terjadinya flyrock. Lemparan Teoritis Cratering (m) y = x R² = Lemparan Aktual (m) Gambar 5. Grafik Hubungan Lemparan Prediksi Cratering dengan Lemparan Aktual Flyrock Kondisi Lokasi Peledakan dan Penanganan Lubang Ledak Persiapan lokasi peledakan yang kurang baik dapat menyebabkan potensi bahaya flyrock. Hal ini disebabkan spoil spoil hasil sisa peledakan pada saat persiapan tidak dibersihkan atau disingkirkan sehingga dapat terlempar ketika peledakan dilakukan dan berpotensi menjadi flyrock. Disamping itu, kurang baiknya penanganan lubang ledak seperti tidak adanya identitas kedalaman lubang serta kondisi lubang mengakibatkan pengisian bahan peledak hanya dilakukan berdasarkan perkiraan. Sedangkan pada kondisi lubang ledak 49
5 Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015 basah, penggunaan liner sering mengakibatkan kelebihan pengisian bahan peledak sehingga kolom stemming menjadi lebih dangkal. Selain itu, pada kondisi lubang basah sering dibiarkan dalam keadaan stemming kurang padat sehingga pengungkungan menjadi tidak sempurna dan berpotensi flyrock. Kedalaman Lubang Ledak Peledakan lubang ledak dangkal akan sangat susah dalam pengontrolan flyrock. Jika diam yang digunakan tetap dan burden spasi juga tetap, lubang ledak pendek akan sangat berat dalam menghancurkan batuan. Hal ini memicu tekanan lebih cenderung ke arah atas/stemming. Dengan kondisi seperti itu, penggunaan isian yang tidak terkontrol justru meningkatkan potensi flyrock cratering. Sesuai dengan kondisi lapangan, pada lubang ledak dangkal yang terletak pada posisi expose seringkali dilakukan pengisian bahan peledak berlebih sehingga mengakibatkan potensi flyrock. Lemparan Maksimal Prediksi dan Aktual Perhitungan dan pengukuran jarak lemparan terjauh flyrock dilakukan pada Pit 4500 Blok 12 PT. TCM diteliti secara teoritis dan aktual di lapangan. Teoritis perhitungan menggunakan 2 persamaan dari teori yang dikemukakan Lundborg dan Adrian J. Moore & Alan B. Richard. Secara perhitungan teoritis pada kondisi stemming dan burden ideal, maka dengan penggunaan powder factor rata rata 0,22 kg/m3 sesuai teori Lundborg didapatkan lemparan terjauh flyrock 22,52 m. Sedangkan pada kondisi stemming dan burden tidak ideal, menurut teori dari Lundborg didapatkan lemparan prediksi flyrock sejauh 1029 m dan menggunakan teori dari Adrian J. Moore & Alan B. Richard didapatkan lemparan prediksi flyrock sejauh 375 m. Oleh karena itu, digunakan yang paling mendekati lemparan terjauh flyrock aktual yaitu teori dari Adrian J. Moore & Alan B. Richard. Analisis Prediksi Lemparan Maksimal Pada Flyrock Untuk melihat seberapa besar selisih perhitungan prediksi flyrock dengan hasil aktual di lapangan maka dilakukan percobaan perhitungan dan pengamatan pada lubang ledak basah sebanyak 13 kali dan pada lubang ledak kering sebanyak 11 kali. Dari hasil perhitungan maka didapatkan standar deviasi antara prediksi lemparan maksimum batuan danlemparan aktual maksimum flyrock STANDAR DEVIASI (M) face burst cratering MEKANISME FLYROCK Gambar 6. Standar Deviasi Prediksi dengan Aktual Lemparan Maksimum pada Lubang Ledak Basah STANDAR DEVIASI (M) face burst cratering Gambar 7. Standar Deviasi Prediksi dengan Aktual Lemparan Maksimum untuk Lubang Ledak Kering Rekomendasi Isian dan Stemming Rekomendasi isian dan stemming digunakan pada kondisi lubang ledak basah dikarenakan lemparan pada lubang ledak basah tidak terkontrol. Berdasarkan rekomendasi tersebut diharapkan pada kondisi lubang ledak basah dapat terkontrol. Disamping itu, juga menyesuaikan dengan powder factor yang ditentukan oleh perusahaan sebesar 0,22 kg/m 3 sehinggadidapatkan rekomendasi untuk trial dengan jarak minimal untuk burden awal ±2,5 m dan range perbandingan isian yang aman pada lokasi lubang ledak kondisi basah sebagai berikut: Kedalaman 3 m, isian 0,5-0,8 m dan stemming 2,2 2,5 m. Kedalaman 4 m, isian 1,5-1,7 m dan stemming 2,3 2,5 m. Kedalaman 5 m, isian 2,5-2,7 m dan stemming 2,3 2,5 m. Kedalaman 6 m, isian 3,3 m dan stemming 2,7 m. Kedalaman 7 m, isian 3,8 m dan stemming 3,2 m. Kedalaman 8 m, isian 4,5 m dan stemming 3,5 m. Percobaan (Trial) Peledakan pada Lubang Ledak Basah Berdasarkan data trial yang didapatkan, jarak lemparan aktual flyrock terjauh pada kondisi lubang ledak basah sejauh 80,7 m, sehingga untuk penurunan radius aman pada kondisi lubang ledak basah juga dapat direkomendasikan. Disamping itu, dari skala pengisian hasil fragmentasi yang diperoleh baik dan bisa digali menggunakan alat mekanis walaupun digunakan isian 0,6 m pada kedalaman lubang ledak 3,1 m. Standar Deviasi (m) MEKANISME FLYROCK 1.80 face burst cratering Mekanisme Flyrock 50
6 Kajian Radius Aman Alat Gali Muat Terhadap Flyrock Peledakan Arief Usman Gambar 8. Standar Deviasi Pada Trial Lubang Ledak Basah Prediksi Dengan Lemparan Aktual Kajian Penentuan Radius Aman Alat Sesuai penerapan yang dilakukan Adrian J. Moore & Alan B. Richard (2005), radius aman alat ditentukan dari 2x lemparan terjauh aktual untuk penanggulangan terhadap hal hal yang tidak terduga. Gambar 9. Penentuan Radius Aman Alat 4. KESIMPULAN a. Faktor penyebab terjadinya lemparan flyrock tidak terkontrol adalah ketidaksesuaian burden, ketidaksesuaian stemming, material stemming, kondisi lokasi peledakan, dan kedalaman lubang ledak. b. Berdasarkan analisis lemparan flyrock maksimal pada lubang ledak basah sebelum dilakukan kegiatan trial diperoleh lemparan prediksi cratering sejauh 374,98 m dan aktual sejauh 277,17 m dengan tinggi stemming minimal 1,5 m. Sedangkan pada lubang ledak kering diperoleh lemparan prediksi face burst sejauh 113,94 m, cratering 70,93 m dan aktual 96,96 m dengan burden awal 2,5 m dan tinggi stemming minimal 3 m. c. Berdasarkan Powder Factor yang ditentukan oleh perusahaan sebesar 0,22 kg/m 3 dan juga mengacu pada teori Terrock Consulting Engineers (Richard & Moore, 2005) serta teori Livingston (1956) tentang skala pengisian (scaled depth of burial) yang dikembangkan oleh PT. Orica Mining Service (Richard Taylor, 2010), maka rekomendasi pada kondisi lubang ledak basah sebagai berikut: Untuk kedalaman 3 m, isian antara 0,5-0,8 m dan stemming 2,2 2,5 m. Untuk kedalaman 4 m, isian antara 1,5-1,7 m dan stemming 2,3 2,5 m. Untuk kedalaman 5 m, isian antara 2,5-2,7 m dan stemming 2,3 2,5 m. Untuk kedalaman 6 m, isian 3,3 m dan stemming 2,7 m. Untuk kedalaman 7 m, isian 3,8 m dan stemming 3,2 m Untuk kedalaman 8 m, isian 4,5 m dan stemming 3,5 m. Hasil dari kegiatan peledakan percobaan pada kondisi lubang ledak basah diperoleh lemparan flyrock terjauh prediksi face burst sejauh 138,53 m, cratering 61,85 m dan aktual 80,7 m dengan burden awal 2,2 m dan tinggi stemming minimal 3 m. d. Berdasarkan lemparan flyrock aktual pada lubang ledak basah hasil dari lokasi peledakan percobaan dan lubang ledak kering dibawah 100 m, maka radius aman alat dapat diturunkan dari 300 m menjadi 200 m. 5. DAFTAR PUSTAKA Bieniawski, Engineering Rock Mass Clasification, John Wiley & Sons, New York, Bhandari, S Engineering Rock Blasting Operation, Balkema/Rotterdam/Brookfield. Hustrulid, William Blasting Principles for Open Pit Mining Vol. I: General Design Concept. A. A. Balkema, Rotterdam, Brookfield. Jimeno, C., Lopez, dkk Drilling and Blasting of Rock, A. A. Balkema Publisher, Rotterdam, Netherlands. Richard, Alan B., Adrian J. Moore Golden Pike Cut Back Fly Rock Control and Calibration of a Predictive Model. Terrock Consulting Engineers, Australia. Rizqi Arianto Caesar Azeem Kajian Batu Terbang Sebagai Acuan Penentuan Radius Aman Alat Pada Peledakan Overburden Di Pit J PT. Kaltim Prima Coal Sangatta Kalimantan Timur. Program Studi Teknik Pertambangan UPN Veteran, Yogyakarta. Santika Adi Pradhana Kajian Teknis Peledakan Pada Kegiatan Pembongkaran Lapisan Penutup Untuk Meningkatkan Produktivitas Alat Muat di PT. Thiess Contractors Indonesia, Melak, Kalimantan Timur. Program Studi Teknik Pertambangan UPN Veteran, Yogyakarta. Taylor, Richard Macraes Phase III Vibration and Air Blast Assessment. Orica Mining Service, New Zealand. Walpole, Ronald E Pengantar Statistika Edisi 3, Gramedia Pustaka Tama, Jakarta., Geology Department. PT. TCM, Indonesia., Mine Operation Department. PT. TCM, Indonesia., Mine Plan Department. PT. TCM, Indonesia., Modul Kursus Juru Ledak XV. Pusdiklat Minerba, Bandung., Study the Impact of Fly Rock by Blasting at PTAR G-Resources Martabe. ITB, Bandung. 51
ANALISIS FLYROCK UNTUK MENGURANGI RADIUS AMAN ALAT PADA PELEDAKAN OVERBURDEN PENAMBANGAN BATUBARA
ANALISIS FLYROCK UNTUK MENGURANGI RADIUS AMAN ALAT PADA PELEDAKAN OVERBURDEN PENAMBANGAN BATUBARA Havis Abdurrachman *, Singgih Saptono, Bagus Wiyono UPN Veteran Yogyakarta *corresponding author: havisabdurrachman@yahoo.co.id
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Analisis Arah dan Jarak Lemparan Fly Rock Akibat Kegiatan Peledakan di PT Dahana Jobsite PT Adaro Indonesia, Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan
Lebih terperinciPENGARUH HASIL PELEDAKAN OVERBURDEN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DI PIT INUL DAN PIT KEONG PT. KALTIM PRIMA COAL DI SANGATTA KALIMANTAN TIMUR
PENGARUH HASIL PELEDAKAN OVERBURDEN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DI PIT INUL DAN PIT KEONG PT. KALTIM PRIMA COAL DI SANGATTA KALIMANTAN TIMUR Abstrak Oleh : James Wilson Siahaan Prodi Teknik Pertambangan
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT FRAGMENTASI
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT FRAGMENTASI Tingkat fragmentasi batuan hasil peledakan merupakan suatu petunjuk yang sangat penting dalam menilai keberhasilan dari suatu kegiatan peledakan, dimana
Lebih terperinciDAFTAR ISI RINGKASAN ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL
DAFTAR ISI RINGKASAN ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL v vi vii viii x xi xiii BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Tujuan Penelitian 1 1.3. Batasan
Lebih terperinciOleh : Santika Adi Pradhana Prodi Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta No. Hp : ,
KAJIAN TEKNIS PELEDAKAN PADA KEGIATAN PEMBONGKARAN LAPISAN PENUTUP UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DI PT. THIESS CONTRACTORS INDONESIA MELAK, KALIMANTAN TIMUR Oleh : Santika Adi Pradhana Prodi
Lebih terperinciRANCANGAN GEOMETRI LERENG AREA IV PIT D_51_1 DI PT. SINGLURUS PRATAMA BLOK SUNGAI MERDEKA KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR
RANCANGAN GEOMETRI LERENG AREA IV PIT D_51_1 DI PT. SINGLURUS PRATAMA BLOK SUNGAI MERDEKA KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR Oleh 1) Dafiq Akhmedia Amin 2) Dr. Ir. Barlian Dwinagara, MT, Ir. Hasywir Thaib
Lebih terperinci= specific gravity batuan yang diledakkan
Rumus Perhitungan Geometri Peledakan Peledakan Geometri peledakan terdiri dari burden, spacing, sub-drilling, stemming, dan kedalaman lubang bor. 1. urden Jarak burden sangat erat hubungannya dengan besar
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Evaluasi Nilai Powder Factor untuk Optimalisasi Produksi Peledakan di CV Jayabaya Batu Persada, Desa Malingping Utara, Kec. Malingping Kab. Lebak, Provinsi
Lebih terperinciEVALUASI ISIAN BAHAN PELEDAK MENGGUNAKAN ANALISIS DISTRIBUSI UKURAN FRAGMEN PADA PELEDAKAN BATUAN PENUTUP DI TAMBANG TERBUKA BATUBARA
EVALUASI ISIAN BAHAN PELEDAK MENGGUNAKAN ANALISIS DISTRIBUSI UKURAN FRAGMEN PADA PELEDAKAN BATUAN PENUTUP DI TAMBANG TERBUKA BATUBARA Ahmad Ali Syafi i 1, Riswan 2*, Uyu Saismana 2, Romla Noor Hakim 2,
Lebih terperinciANALISIS GROUND VIBRATION PADA PELEDAKAN OVERBURDEN DI PANEL 4 PIT J PT. KALTIM PRIMA COAL, SANGATTA, KALIMANTAN TIMUR
ANALISIS GROUND VIBRATION PADA PELEDAKAN OVERBURDEN DI PANEL 4 PIT J PT. KALTIM PRIMA COAL, SANGATTA, KALIMANTAN TIMUR Oleh : Rudini Prodi Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta No. Hp : 085250615060,
Lebih terperinciSTUDI TARGET PEMBONGKARAN OVERBURDEN BERDASARKAN KAJIAN PEMBORAN UNTUK LUBANG LEDAK DI PT BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA JOBSITE
STUDI TARGET PEMBONGKARAN OVERBURDEN BERDASARKAN KAJIAN PEMBORAN UNTUK LUBANG LEDAK DI PT BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA JOBSITE ADARO KABUPATEN TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Farida Kesumawati 1, Nurhakim
Lebih terperinciGEOMETRI PELEDAKAN MENURUT ANDERSON OLEH KELOMPOK IV
Mata Kuliah : Teknik Peledakan Dosen : Ir. Muh Jufri Nur. ST, MT GEOMETRI PELEDAKAN MENURUT ANDERSON OLEH KELOMPOK IV MARSALIN ( 2002 31 046 ) NAZRULLAH IQBAL ( 2002 31 003 ) ZULKIFLI SULAIMAN ( 2002 31
Lebih terperinciABSTRAK P ABSTRACT. 1) Reny Susanti. 2) Tedy Agung Cahyadi, ST, MT. 1) Mahasiswa Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta
Kajian Teknis Operasi Peledakan untuk Meningkatkan Nilai Perolehan Hasil Peledakan di Tambang Batubara Kab. Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur 1) Reny Susanti 2) Tedy Agung Cahyadi, ST, MT 1)
Lebih terperinciKAJIAN GROUND VIBRATION DARI KEGIATAN BLASTING DEKAT KAWASAN PEMUKIMAN UNTUK MENCAPAI KONDISI AMAN DI PENAMBANGAN BATUBARA.
KAJIAN GROUND VIBRATION DARI KEGIATAN BLASTING DEKAT KAWASAN PEMUKIMAN UNTUK MENCAPAI KONDISI AMAN DI PENAMBANGAN BATUBARA Oleh : Sundoyo 1 ABSTRAK Penelitian dilakukan di PT. Cipta Kridatama site PT.
Lebih terperinciANALISIS POWDER FACTOR DAN FRAGMENTASI HASIL LEDAKAN MENGGUNAKAN PERHITUNGAN KUZ-RAM PADA TAMBANG BATUBARA DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
ANALISIS POWDER FACTOR DAN FRAGMENTASI HASIL LEDAKAN MENGGUNAKAN PERHITUNGAN KUZ-RAM PADA TAMBANG BATUBARA DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Agus Ardianto Budiman, Emi Prasetyawati Umar*, Muhammad Rizky Abdullah
Lebih terperinciPROPOSAL TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Tugas Akhir Penelitian Mahasiswa Pada Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya.
ANALISA DISTRIBUSI FRAGMENTASI BATUAN HASIL PELEDAKAN DENGAN PROGRAM SPLIT DESKTOP 2.0 SEBAGAI FUNGSI FAKTOR ENERGI (FE) DI PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) PROPOSAL TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Tugas Akhir Penelitian
Lebih terperinciEVALUASI ISIAN BAHAN PELEDAK BERDASARKAN GROUND VIBRATION HASIL PELEDAKAN OVERBURDEN PADA TAMBANG BATUBARA DI KALIMANTAN SELATAN
JURNAL HIMASAPTA, Vol., No., Agustus 6 : 45-49 EVALUASI ISIAN BAHAN PELEDAK BERDASARKAN GROUND VIBRATION HASIL PELEDAKAN OVERBURDEN PADA TAMBANG BATUBARA DI KALIMANTAN SELATAN Rusmawarni *, Nurhakim, Riswan,
Lebih terperinciKAJIAN TEKNIS KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK PENGUPASAN LAPISAN TANAH PUCUK PADA LOKASI TAMBANG BATUBARA DI PIT
KAJIAN TEKNIS KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK PENGUPASAN LAPISAN TANAH PUCUK PADA LOKASI TAMBANG BATUBARA DI PIT PINANG SOUTH PT. KALTIM PRIMA COAL, SANGATTA, KALIMANTAN TIMUR Oleh : Muhammad Syaiful Irianto
Lebih terperinciBAB V. PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Keakuratan Pengeboran Vertikal dari Pengukuran Lapangan. Keakuratan No. Blast
BAB V. PEMBAHASAN 5.1. Keakuratan Pengeboran Vertikal Pengeboran pada daerah pushback 7 South menggunakan sistem Aquila. Sistem Aquila ini memiliki cara kerja dimana desain pengeboran dikirimkan secara
Lebih terperinciJurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept. 2015 Feb. 2016 RANCANGAN TEKNIS PENAMBANGAN BATUBARA UNTUK MENCAPAI TARGET PRODUKSI PIT 3000 BLOCK 1A NORTH BLOCK QUARTER II TAHUN 2015 DI
Lebih terperinciSTUDI TEKNIS PENGEBORAN 3 STEEL DAN 4 STEEL UNTUK PENYEDIAAN LUBANG LEDAK DI PT SEMEN TONASA KABUPATEN PANGKEP PROVINSI SULAWESI SELATAN
STUDI TEKNIS PENGEBORAN 3 STEEL DAN 4 STEEL UNTUK PENYEDIAAN LUBANG LEDAK DI PT SEMEN TONASA KABUPATEN PANGKEP PROVINSI SULAWESI SELATAN Ramadhani Febrian Malta 1, Nurhakim 2, Riswan 2, Basri 3 1 Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu.
Lebih terperinciKAJIAN TEKNIS GEOMETRI PELEDAKAN BERDASARKAN ANALISIS BLASTABILITY
KAJIAN TEKNIS GEOMETRI PELEDAKAN BERDASARKAN ANALISIS BLASTABILITY DAN DIGGING RATE ALAT GALI MUAT DI PIT MT-4 TAMBANG AIR LAYA PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK TANJUNG ENIM, SUMATERA SELATAN TECHNICAL STUDY
Lebih terperinciBAB II I S I Kecepatan pemboran suatu alat bor juga dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :
BAB I PENDAHULUAN Pemboran produksi (eksploitasi) merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan peledakan, karena dengan melakukan kegiatan peledakan tersebut terlebih dahulu batuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Maksud dan Tujuan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peledakan adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan) dengan menggunakan bahan peledak atau proses terjadinya ledakan. Suatu operasi peledakan batuan
Lebih terperinciANALISIS PELEDAKAN DAN KEMAJUAN FRONT BUKAAN PADA TAMBANG BAWAH TANAH BIJIH EMAS PT CIBALIUNG SUMBERDAYA, PANDEGLANG-BANTEN
ANALISIS PELEDAKAN DAN KEMAJUAN FRONT BUKAAN PADA TAMBANG BAWAH TANAH BIJIH EMAS PT CIBALIUNG SUMBERDAYA, PANDEGLANG-BANTEN Hazzaliandiah 1, M. Taufik Toha 2, Bochori 3 1,2,3 Jurusan Teknik Pertambangan,
Lebih terperinciEVALUASI PERIMETER BLASTING TERHADAP TINGKAT GETARAN TANAH (GROUND VIBRATION) PADA PRE BENCH PIT AIR LAYA PT. BUKIT ASAM (PERSERO), TBK
EVALUASI PERIMETER BLASTING TERHADAP TINGKAT GETARAN TANAH (GROUND VIBRATION) PADA PRE BENCH PIT AIR LAYA PT. BUKIT ASAM (PERSERO), TBK EVALUATION PERIMETER BLASTING TOWARD THE GROUND VIBRATION LEVEL IN
Lebih terperinciArtikel Pendidikan 23
Artikel Pendidikan 23 RANCANGAN DESAIN TAMBANG BATUBARA DI PT. BUMI BARA KENCANA DI DESA MASAHA KEC. KAPUAS HULU KAB. KAPUAS KALIMANTAN TENGAH Oleh : Alpiana Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Mataram
Lebih terperinciANALISIS GEOMETRI PELEDAKAN TERHADAP UKURAN FRAGMENTASI OVERBURDEN PADA TAMBANG BATUBARA PT. PAMAPERSADA NUSANTARA JOBSITE ADARO KALIMANTAN SELATAN
ANALISIS GEOMETRI PELEDAKAN TERHADAP UKURAN FRAGMENTASI OVERBURDEN PADA TAMBANG BATUBARA PT. PAMAPERSADA NUSANTARA JOBSITE ADARO KALIMANTAN SELATAN Munawir 1, Andi Ilham Samanlangi 2, Anshariah 1 1. Jurusan
Lebih terperinciJurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept. 2015 Feb. 2016 KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT GALI-MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI PENGUPASAN OVERBURDEN PENAMBANGAN BATUBARA
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KEDALAMAN LUBANG LEDAK, BURDEN DAN SPACING TERHADAP PEROLEHAN FRAGMENTASI BATUGAMPING
ANALISIS PENGARUH KEDALAMAN LUBANG LEDAK, BURDEN DAN SPACING TERHADAP PEROLEHAN FRAGMENTASI BATUGAMPING Herman¹, Sri Widodo², Arif Nurwaskito¹ 1. Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia
Lebih terperinciProgram Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat. Supervisor Departement Drill and Blast, PT Bina Sarana Sukses
Jurnal Fisika FLUX Volume 14, Nomor 1, Februari 217 ISSN : 1829-796X (print); 2514-1713(online) http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/f/ Evaluasi Isian Bahan Peledak Berdasarkan groundvibration Hasil
Lebih terperinciKAJIAN TEKNIS GEOMETRI PELEDAKAN PADA KEBERHASILAN PEMBONGKARAN OVERBURDEN BERDASARKAN FRAGMENTASI HASIL PELEDAKAN
KAJIAN TEKNIS GEOMETRI PELEDAKAN PADA KEBERHASILAN PEMBONGKARAN OVERBURDEN BERDASARKAN FRAGMENTASI HASIL PELEDAKAN Rudi Frianto 1, Nurhakim 1, Riswan 1 Abstrak: Kajian teknis geometri peledakan pada keberhasilan
Lebih terperinciPENGARUH GEOMETRI TERHADAP PRODUKSI PELEDAKAN BATUAN PENUTUP SUATU PENDEKATAN STATISTIK
PENGARUH GEOMETRI TERHADAP PRODUKSI PELEDAKAN BATUAN PENUTUP SUATU PENDEKATAN STATISTIK Saudah 1, Achmad Djumarma Wirakusumah 2, Apud Djadjulie 3 1. Pemda Seruyan, Jl. Ahmad Yani, Seruyan ² ³ STEM Akamigas,
Lebih terperinciOleh : Tri Budi Amperadi 1 dan Edward Andi Ashari Sinaga 2. Dosen Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Kutai Kartanegara 2.
EVALUASI PRODUKTIVITAS ALAT GARU (RIPPER) BERDASARKAN KEKUATAN BATUAN PT. KITADIN SITE EMBALUT KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : Tri Budi Amperadi 1 dan Edward
Lebih terperinciPENGARUH GEOMETRI PELEDAKAN TERHADAP FRAGMENTASI BATUANPADA PT. PAMAPERSADA NUSANTARA SITE ADARO PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PENGARUH GEOMETRI PELEDAKAN TERHADAP FRAGMENTASI BATUANPADA PT. PAMAPERSADA NUSANTARA SITE ADARO PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Riski Lestari Handayani 1, Jamal Rauf Husain 2, Agus Ardianto Budiman 1 1. Jurusan
Lebih terperinciJl. Raya Palembang-Prabumulih, Indralaya Utara, 30662, Sumatera Selatan ABSTRAK
EVALUASI GEOMETRI PELEDAKAN TERHADAP FRAGMENTASI BATUAN MENGGUNAKAN BAHAN PELEDAK ANFO DAN BULK EMULSION PADA LAPISAN INTERBURDEN PIT 4500 BLOK SELATAN PT. PAMAPERSADA DAHANA (PERSERO) JOBSITE MELAK, KALIMANTAN
Lebih terperinciJurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept. 2015 Feb. 2016 KARAKTERISASI MASSA BATUAN DAN ANALISIS KESTABILAN LERENG UNTUK EVALUASI RANCANGAN PADA PENAMBANGAN BIJIH EMAS DI DINDING
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH STRUKTUR JOINT TERHADAP FRAGMENTASI PELEDAKAN DAN PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT PT SEMEN PADANG (PERSERO), TBK.
ANALISIS PENGARUH STRUKTUR JOINT TERHADAP FRAGMENTASI PELEDAKAN DAN PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT PT SEMEN PADANG (PERSERO), TBK. ANALYSIS OF INFLUENCE OF JOINT STRUCTURE ON DRAGING FRAGMENTATION AND PRODUCTIVITY
Lebih terperinciDAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB vi vii ix xi xiii I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang.... 1 1.2 Perumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciRANCANGAN SISTEM WAKTU TUNDA PELEDAKAN NONEL UNTUK MENGURANGI EFEK GETARAN TANAH TERHADAP FASILITAS TAMBANG
RANCANGAN SISTEM WAKTU TUNDA PELEDAKAN NONEL UNTUK MENGURANGI EFEK GETARAN TANAH TERHADAP FASILITAS TAMBANG DELAY SYSTEM DESIGN FOR NONEL BLASTING TO REDUCE GROUND VIBRATION EFFECT DUE TO MINE FACILITY
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Kalimantan Timur yang melakukan penambangan dengan sistem penambangan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian PT. Kaltim Prima Coal merupakan salah satu perusahaan tambang batubara di Kalimantan Timur yang melakukan penambangan dengan sistem penambangan terbuka.
Lebih terperinciRANCANGAN TEKNIS PENGEBORAN DAN PELEDAKAN OVERBURDEN
RANCANGAN TEKNIS PENGEBORAN DAN PELEDAKAN OVERBURDEN UNTUK MENDAPATKAN FRAGMENTASI YANG DIBUTUHKAN PADA TAMBANG BATUBARA DI PIT M3-34 PT. LEIGHTON CONTRACTORS INDONESIA KALIMANTAN TIMUR SKRIPSI Oleh BUDYANUNG
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH KADAR AIR TERHADAP DRILABILITAS TUF DI DUSUN GUNUNGSARI, DESA SAMBIREJO, KECAMATAN PRAMBANAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
STUDI PENGARUH KADAR AIR TERHADAP DRILABILITAS TUF DI DUSUN GUNUNGSARI, DESA SAMBIREJO, KECAMATAN PRAMBANAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Kristian Zahli, Handika Nugraha, Putri Nova Magister Teknik Pertambangan,
Lebih terperinciBATU SPLIT DAN CUTTING BOR UNTUK MATERIAL STEMMING DALAM KEGIATAN PEMBERAIAN BATUAN DENGAN PELEDAKAN
INFO TEKNIK Volume 17 No. 2 Desember 2016 (263-272) BATU SPLIT DAN CUTTING BOR UNTUK MATERIAL STEMMING DALAM KEGIATAN PEMBERAIAN BATUAN DENGAN PELEDAKAN Romla Noor Hakim 1, Nurhakim 1, Kartini 1, dan Akhmad
Lebih terperinciProdi Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung Jl. Tamansari No. 1 Bandung
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Penjadwalan Tambang (Mine Scheduling) untuk Mencapai Target Produksi Batubara 25.000 Ton/Bulan di PT Milagro Indonesia Mining Desa Bukit Merdeka Kecamatan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA BLASTING DESIGN & GROUND SUPPORT
BAB IV ANALISA BLASTING DESIGN & GROUND SUPPORT 4.1 ANALISA GROUND SUPPORT Ground support merupakan perkuatan dinding terowongan meliputi salah satu atau atau lebih yaitu Rib, wiremesh, bolting dan shotcrete
Lebih terperinciJalan Srijaya Negara Bukit Besar, Palembang, 30139, Indonesia ABSTRAK
EVALUASI TINGKAT KEAUSAN MATA GARU TERHADAP PRODUKTIVITAS PENGGARUAN BULLDOZER D9R DALAM PROSES PENGGALIAN OVERBURDEN TAMBANG BATUBARA DI PT. MUARA ALAM SEJAHTERA (MAS) EVALUATION OF WEATHERING GRADE OF
Lebih terperinciPERMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PADA PIT 2 BLOK 31 PT. PQRS SUMBER SUPLAI BATUBARA PLTU ASAM-ASAM KALIMANTAN SELATAN
PERMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PADA PIT 2 BLOK 31 PT. PQRS SUMBER SUPLAI BATUBARA PLTU ASAM-ASAM KALIMANTAN SELATAN RISWAN 1, UYU SAISMANA 2 1,2 Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciJGP (Jurnal Geologi Pertambangan 28
JGP (Jurnal Geologi Pertambangan 28 ANALISIS GETARAN TANAH AKIBAT PELEDAKAN UNTUK MENCAPAI KONDISI AMAN PADA KAWASAN PEMUKIMAN PADA PT. CIPTA KRIDATAMA SITE MHU Oleh : Akhmad Rifandy 1 dan Mohammad Harris
Lebih terperinciPengaruh Peak Particle Velocity ( PPV ) dari hasil kegiatan peledakan terhadap kekuatan lereng penambangan ( FK) pada penambangan Batubara Oleh :
Pengaruh Peak Particle Velocity ( PPV ) dari hasil kegiatan peledakan terhadap kekuatan lereng penambangan ( FK) pada penambangan Batubara Oleh : 1) Sundoyo ABSTRAK Penelitian ini adalah bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan atau sasaran kegiatan serta urutan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan adalah penentuan persyaratan, spesifikasi dan kriteria teknik yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan atau sasaran kegiatan serta urutan teknis pelaksanaannya
Lebih terperinciRencana Rancangan Tahapan Penambangan untuk Menentukan Jadwal Produksi PT. Cipta Kridatama Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Rencana Rancangan Tahapan Penambangan untuk Menentukan Jadwal Produksi PT. Cipta Kridatama Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh 1 Adnannst,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan peledak dalam pertambangan dibutuhkan karena material material batuan yang berada di daerah pertambangan tersebut kadang susah untuk di hancurkan dengan alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perencanaan tambang terbuka disamping faktor cadangan, teknik penambangan, ekonomi dan lingkungan, serta faktor keamanan yang didalamnya termasuk faktor kestabilan
Lebih terperinciKAJIAN TEKNIS PEMBORAN LUBANG LEDAK DI PT. SISJOBSITE PT AI KECAMATAN JUAI KABUPATEN BALANGAN KALIMANTAN SELATAN
KAJIAN TEKNIS PEMBORAN LUBANG LEDAK DI PT. SISJOBSITE PT AI KECAMATAN JUAI KABUPATEN BALANGAN KALIMANTAN SELATAN Didiet Try Setiadi 1, Uyu Saismana 1, Annisa 1, Aldi Ade Rakhmawan 2 Abstrak: Pembongkaran
Lebih terperinciJurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. Nomor. 2 Periode: Sept. 205 Feb. 206 KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT GALI-MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA PENGUPASAN OVERBURDEN DI TAMBANG BATUBARA PT. RIAN PRATAMA MANDIRI
Lebih terperinciStudi Analisis Pengaruh Variasi Ukuran Butir batuan terhadap Sifat Fisik dan Nilai Kuat Tekan
Prosiding Seminar Nasional XI Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta Studi Analisis Pengaruh Variasi Ukuran Butir batuan terhadap Sifat Fisik dan Nilai
Lebih terperinciPENGARUH POWDER FACTOR PELEDAKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS BACKHOE KOMATSU PC 2000 DI PT.BUKIT ASAM (PERSERO)TBK
PENGARUH POWDER FACTOR PELEDAKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS BACKHOE KOMATSU PC 2000 DI PT.BUKIT ASAM (PERSERO)TBK THE INFLUENCE OF BLASTING POWDER FACTOR TO BACKHOE KOMATSU PC 2000 PRODUCTIVITY IN PT. BUKIT
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
Kajian Teknis Kinerja Alat Bor Atlas Copco Dm50e pada Pengupasan Tanah Penutup di Pit L0-2 Pt. Leighton Contractors Indonesia MSJ Coal Mine Project Kalimantan Timur I Putu Eka Dimi Aprilianta, Adolof George
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... repository.unisba.ac.id. Halaman
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i v vii xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tujuan Penelitian... 2 1.3. Ruang Lingkup
Lebih terperinciJurnal Cartenz, Vol.4, No. 6, Desember 2013 ISSN
PERMODELAN KEMAJUAN TAMBANG BATU GAMPING MENGGUNAKAN APLIKASI SURPAC 6.1.2 Studi Kasus : Kegiatan Penambangan Batu Gamping Distrik Arso 1 Kabupaten Keerom Oleh, Bevie Marcho Nahumury Dosen Teknik Pertambangan,
Lebih terperinciREDESIGN GEOMETRI PELEDAKAN UNTUK MENDAPATKAN FRAGMENTASI BATUAN YANG OPTIMAL DI PREBENCH PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK
REDESIGN GEOMETRI PELEDAKAN UNTUK MENDAPATKAN FRAGMENTASI BATUAN YANG OPTIMAL DI PREBENCH PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK REDESIGN OF BLASTING GEOMETRY TO GET OPTIMUM FRAGMENTATION IN PREBENCH PT. BUKIT ASAM
Lebih terperinciPERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN
PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN Hj. Rezky Anisari rezky_anisari@poliban.ac.id Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Kajian Teknis Peledakan untuk Mendapatkan Hasil Fargmentasi yang Diinginkan pada Tambang Bijih Tembaga Pit Batu Hijau, PT Newmont Nusa Tenggara, Provinsi Nusa
Lebih terperinciTECHNICAL STUDY OF EMULSION AS SUBSTITUTE ANFO FOR USE BLASTING OVERBURDEN ABOUT PRODUKTIVITY OF HITACHI EX-2600 PT KIDECO JAYA AGUNG
KAJIAN TEKNIS PEMAKAIAN EMULSION SEBAGAI PENGGANTI ANFO PADA PELEDAKAN LAPISAN TANAH PENUTUP TERHADAP PRODUKTIVITAS HITACHI EX-2600 PT KIDECO JAYA AGUNG TECHNICAL STUDY OF EMULSION AS SUBSTITUTE ANFO FOR
Lebih terperinciKAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI TON/BULAN DI PT SEMEN PADANG INDARUNG SUMATERA BARAT
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. Nomor. 2 Periode: Sept. 205 Feb. 206 KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI 780.000 TON/BULAN DI PT SEMEN PADANG INDARUNG
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Evaluasi Geometri Peledakan untuk Menghasilkan Fragmentasi yang diinginkan pada Kegiatan Pemberaian Batuan Andesit di PT Mandiri Sejahtera Sentra, Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berlimpah. Didalamnya terkandung kekayaan migas dan non-migas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara yang memliki sumber daya alam yang berlimpah. Didalamnya terkandung kekayaan migas dan non-migas. Sumberdaya non-migas sendiri
Lebih terperinciTERHADAP RANCANGAN PUSH BACK
PENGARUH LOSSES TERHADAP RANCANGAN PUSH BACK 3 BULAN DI FRONT SUWOTA SITE TANJUNGBULI PT. ANEKA TAMBANG UBP NIKEL MALUKU UTARA KABUPATEN HALMAHERA TIMUR PROVINSI MALUKU UTARA Oleh : Recky Fernando L. Tobing
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. perencanaan yang lebih muda dikelola. Unit ini umumnya menghubungkan. dibuat mengenai rancangan tambang, diantaranya yaitu :
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Rancangan Tahapan Penambangan Langkah pertama didalam rancangan tahap penambangan ialah menentukan volume rancangan akhir tambang keseluruhan menjadi unit-unit perencanaan yang lebih
Lebih terperinciOleh : Tri Budi Amperadi 1 dan Ahmad 2. Dosen Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Kutai Kartanegara 2.
KAJIAN TEKNIS MMU ( MOBILE MANUFACTURE UNIT ) PADA KEGIATAN PENGISIAN BAHAN PELEDAK DI PT. AEL INDONESIA SITE MSJ SEPARI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : Tri Budi Amperadi 1
Lebih terperinciGEOTEKNIK TAMBANG DASAR DASAR ANALISIS GEOTEKNIK. September 2011 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS) YOGYAKARTA.
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS) YOGYAKARTA. GEOTEKNIK TAMBANG DASAR DASAR ANALISIS GEOTEKNIK September 2011 SUPANDI, ST, MT supandisttnas@gmail.com GEOTEKNIK TAMBANG Jurusan : Teknik Geologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertambangan, khususnya batubara merupakan salah satu komoditas yang penting untuk memenuhi kebutuhan energi yang semakin meningkat. Batubara saat ini menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. PACIFIC GLOBAL UTAMA (PT. PGU) bermaksud untuk. membuka tambang batubara baru di Desa Pulau Panggung dan Desa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. PACIFIC GLOBAL UTAMA (PT. PGU) bermaksud untuk membuka tambang batubara baru di Desa Pulau Panggung dan Desa Tanjung Lalang, Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH POWDER FACTOR TERHADAP HASIL FRAGMENTASI PELEDAKAN PADAPT. SEMEN BOSOWA MAROS PROVINSI SULAWESI SELATAN
ANALISIS PENGARUH POWDER FACTOR TERHADAP HASIL FRAGMENTASI PELEDAKAN PADAPT. SEMEN BOSOWA MAROS PROVINSI SULAWESI SELATAN HerdyAdi Saputra¹,Sri Widodo², Arif Nurwaskito¹ 1. Jurusan Teknik Pertambangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pertambangan merupakan suatu aktifitas untuk mengambil
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pertambangan merupakan suatu aktifitas untuk mengambil bahan galian berharga dari lapisan bumi. Perkembangan dan peningkatan teknologi cukup besar, baik dalam
Lebih terperinciJurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 mor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015 KAJIAN TEKNIS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT UW PT.BORNEO ALAM
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Analisis Pengaruh Arah Kekar terhadap Fragmentasi Hasil Peledakan Menggunakan Model Kuzram dan Sve De Vo The Analysis of Joint Orientation Toward Fragmentations
Lebih terperinciPERANCANGAN SEQUENCE PENAMBANGAN BATUBARA UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI BULANAN (Studi Kasus: Bara 14 Seam C PT. Fajar Bumi Sakti, Kalimantan Timur)
PERANCANGAN SEQUENCE PENAMBANGAN BATUBARA UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI BULANAN (Studi Kasus: Bara 14 Seam C PT. Fajar Bumi Sakti, Kalimantan Timur) Dadang Aryanda*, Muhammad Ramli*, H. Djamaluddin* *)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Maksud dan Tujuan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geoteknik merupakan suatu ilmu terapan yang peranannya sangat penting, tidak hanya dalam dunia pertambangan akan tetapi dalam berbagai bidang seperti teknik sipil
Lebih terperinciejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012
ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN 0000-0000,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012 ANALISA TEKNIS PRODUKSI ALAT BERAT UNTUK PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA PIT X PT. BINTANG SYAHID
Lebih terperinciPOLA PEMBORAN & PELEDAKAN
POLA PEMBORAN & PELEDAKAN Faktor-Faktor yang mempengaruhi kemampuan pemboran dan peledakan : 1. Arah Pemboran 2. Pola pemboran dan Peledakan 3. Waktu daur dan jam kerja efektif alat bor 4. Geometri Peledakan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB III TEORI DASAR Lereng repository.unisba.ac.id. Halaman
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN SARI... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR GRAFIK... xi DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan Maksud Tujuan
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Peledakan merupakan kegiatan lanjutan kegiatan pemboran Kegiatan peledakan sangatlah penting dalam kegiatan pertambangan, dikarenakan terkadang terdapat bahan galian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan cara menggunakan pendekatan Rock Mass Rating (RMR). RMR dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keadaan struktur massa batuan di alam yang cenderung berbeda dikontrol oleh kenampakan struktur geologi, bidang diskontinuitas, bidang perlapisan atau kekar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terowongan, baik terowongan produksi maupun terowongan pengembangan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Segala aktivitas penambangan bawah tanah dilakukan dengan membuat terowongan, baik terowongan produksi maupun terowongan pengembangan. Terowongan dibuat dengan menjaga
Lebih terperinciBEBERAPA PENYELIDIKAN GEOMEKANIKA YANG MUDAH UNTUK MENDUKUNG RANCANGAN PELEDAKAN
BEBERAPA PENYELIDIKAN GEOMEKANIKA YANG MUDAH UNTUK MENDUKUNG RANCANGAN PELEDAKAN S. Koesnaryo Fakultas Teknologi Mineral UPN Veteran Yogyakarta koesnaryo_s@yahoo.co.id Abstrak Pancangan peledakan yang
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PENGEBORAN PADA PEMBONGKARAN MATERIAL INTERBURDEN DI PT RENTAL PERDANA PUTRATAMA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR SKRIPSI
EVALUASI SISTEM PENGEBORAN PADA PEMBONGKARAN MATERIAL INTERBURDEN DI PT RENTAL PERDANA PUTRATAMA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR SKRIPSI Oleh MIRZA FEBRIAN ANANTAPUTERA NPM : 112050095 JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
Lebih terperinciJl. Raya Palembang Prabumulih KM.32 Indralaya, Sumatera Selatan, Indonesia ABSTRAK ABSTRACT
MODIFIKASI GEOMETRI PELEDAKAN DALAM UPAYA MENCAPAI TARGET PRODUKSI 80.000 TON/BULAN DAN MENDAPATKAN FRAGMENTASI YANG DIINGINKAN PADA TAMBANG GRANIT PT. KAWASAN DINAMIKA HARMONITAMA KABUPATEN KARIMUN KEPULAUAN
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. menentukan tingkat kemantapan suatu lereng dengan membuat model pada
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Kajian Geoteknik Analisis kemantapan lereng keseluruhan bertujuan untuk menentukan tingkat kemantapan suatu lereng dengan membuat model pada sudut dan tinggi tertentu. Hasil dari analisis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. PT. Berau Coal merupakan salah satu tambang batubara dengan sistim penambangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian PT. Berau Coal merupakan salah satu tambang batubara dengan sistim penambangan terbuka di Kalimantan Timur Indonesia yang resmi berdiri pada tanggal 5 April
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan di dalam Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana disebutkan di dalam Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 bahwa Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara
Lebih terperinciJurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya. Modul Simulasi Teknik Peledakan. Oleh : Ir. Effendi Kadir, MT Desrizal, ST
Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Modul Simulasi Teknik Peledakan Oleh : Ir. Effendi Kadir, MT Desrizal, ST 1 Teknik dan Logika Pemograman 1.1 Pendahuluan Flowchart dalam
Lebih terperinciKAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT LIEBHERR 9400 DALAM KEGIATAN PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RAHMAN ABDIJAYA JOB SITE PT ADARO INDONESIA
KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT LIEBHERR 9400 DALAM KEGIATAN PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RAHMAN ABDIJAYA JOB SITE PT ADARO INDONESIA Saipul Rahman 1*, Uyu Saismana 2 1 Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Rancangan Teknis Peledakan Tambang Bijih Besi berdasarkan Pentahapan Tambang (Mine Sequence) di PT. Juya Aceh Mining, Desa Ie Mierah Kecamatan Bahbarot, Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Adaro Indonesia merupakan satu perusahaan tambang batubara terbesar di Indonesia. PT. Adaro telah berproduksi sejak tahun 1992 yang meliputi 358 km 2 wilayah konsesi
Lebih terperinciSTUDI KASUS ANALISA KESTABILAN LERENG DISPOSAL DI DAERAH KARUH, KEC. KINTAP, KAB. TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN
STUDI KASUS ANALISA KESTABILAN LERENG DISPOSAL DI DAERAH KARUH, KEC. KINTAP, KAB. TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN A. Sodiek Imam Prasetyo 1, B. Ir. R. Hariyanto, MT 2, C. Tedy Agung Cahyadi, ST, MT 2 1
Lebih terperinciTambang Terbuka (013)
Tambang Terbuka (013) Abdullah 13.31.1.350 Fakultas Teknik Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Pejuang Republik Indonesia Makassar 2013 Pendahuluan Aturan utama dari eksploitasi tambang adalah memilih
Lebih terperinci