BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, alveoli, serta
|
|
- Hadian Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan menimbulkan gangguan pertukaran gas setempat. (Zul, 2001). Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran akut (ISNBA) dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak nafas yang disebabkan agen infesius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi) dan aspirasi substansi asing, berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi. (NANDA, 2013). Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiolgi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing (Hassan at all, 2007). Pneumonia adalah peradangan paru biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri (stafilokokus, pneumokokus, atau streptokokus), atau virus (respiratory syncytial virus) (Kathleen Morgan Speer, 2008). Kesimpulan dari penjelasan diatas bahwa Pneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur ataupun benda asing) yang menyebar membentuk bercak-bercak diruang alveoli yang mengenai bronkus.
2 B. Anatomi dan Fisiologi 1. Anatomi Gambar 1.1 System Pernafasan (Smeltzer, 2001) system pernafasan terutama berfungsi untuk pengambilan oksigen (O2). Paru dihubungkan dengan lingkungan luarnya melalui serangkaian saluran, berturut-turut, hidung, faring, trachea dan bronchi. Saluran-saluran itu relative kaku dan tetap terbuka, keseluruhannya merupakan bagiaan konduksi dari system pernafasan, meskipun fungsi utama pernafasan utama adalah pertukaran oksigen dan karbondioksida, masih ada fungsi tambahan lain, yaitu tempat menghasilkan suara, meniup balon, kopi/the panas, tangan, alat music dan lain sebagainya. Tertawa, menangis, bersin, batuk homostatik (PH darah) otot-otot pernafasan membantu kompresi abdomen (Tambayong, 2001) Saluran pernafasan bagian atas menurut (Evelyn, 2004) 1) Hidung/Naso : Nasal
3 Merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai 2 lubang dipisahkan oleh secret hidung, terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu dan kotoran yang masuk kedalam lubang hidung. 2) Faring Merupakan tempat persimpanan antara jalan makan, yang berbentuk seperti pipa yang memiliki otot, memanjang mulai dari dasar tengkorak sampai dengan osofgus. Letaknya didasar tengkorak dibelakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang belakang. 3) Laring : Pangkal Tenggorok Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan atau penghasil suara yang dipakai berbicara dan bernyanyi, terletak didepan bagian faring sampai ketinggian vertebrata servikalis dan masuk kedaam trachea dan tulang-tulang bawah yang berfungsi pada waktu kita menlan makan dan menutup laring. 4) Trackhea : Batang Tenggorok Batang tenggorokan kira-kira penjangnya 9cm, trachea tersusun atas lingkara tak lengkap berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan melengkapi lingkaran disebela belakang trackhea. 5) Bronchus : Cabang Tenggorok Merupakan lanjutan dari trachea ada dua buah yang terdapat pada ketinggian vetrebrata torakolis ke IV, mempunyai struktur serupa dengan
4 trachea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama, bronchus kanan lebih pendek dan lebih besar daripada bronchus kiri. 6) Paru-paru Merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembunggelembung (alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari sel epitel dan sel endotel. Pernafasan paru-paru (pernafasan pulmoner) merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi pada paru-paru atau pernafasan eksternal, oksigen diambil oleh sel darah merah dibawa ke jantung disampaikan keseluruh tubuh. Didalam paru-apru karbondioksida dikeluarkan melalui pipa bronchus berakhir pada mulut dan hidung (Evelyn, 2004) 2. Fisiologi Dalam proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi (pernafasan) didalam tubuh terdapat tiga tahapan yakni ventilasi, difusi dan transportasi (Guyton, 1997) a. Ventilasi Proses ini merupakan proses keluar masuknya oksigen daro atmosfer kedalam alveoli atau alveoli keatmosfer, dalam proses ventiasi ini terdapat beberapa hal yang mempengaruhi diantaranya adalah perbedaan tekanan antar atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah.
5 b. Difusi Gas Merupakan pertukaran antara oksigen alveoli dengan kapiler paru dan CO 2 kapiler dan alveoli. Dalam proses pertukaran ini terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi, diantaranya pertama luasnya permukaan paru. Kedua, tebal membrane respirase/ permeabilitas yang trediri dari epite alveoli dan intestinal keduanya. c. Transportasi Gas Merupakan transportasi antara O 2 kapiler kejaringan tubuh dan CO 2 jaringan tubuh kapiler. Proses transportasi, O 2 akan berkaitan dengan Hb membentuk oksihemoglobin dan larutan dalam plasma. Kemudian pada transportasi CO 2 akan berkaitan dengan Hb membentuk karbohemoglobin dan larut dalam plasma, kemudian sebagian menjadi HCO 3 (Hidayat, 2006) C. Etiologi Menurut pendapat Ngastiyah pada tahun (2005) etiologi pneumonia ada 7 yaitu : bakteri, virus, mikoplasma pneumonia, jamur, aspirasi, pneumonia hipostatik, Sindrom Loeffler. a. Bakteri Bakteri penyebab pneumonia adalah pneumococus, streptococcus, Hoemophilus Influenza, dan Pseudomonas Aeruginosa. b. Virus
6 Respiratori syncitial virus, adenovirus, sitomegalovirus dan virus influenza. c. Pneumonia Interstisial dan Bronkiolitis Pneumocystis carinii pneumonia, Mycoplasma pneumonia dan klamidia. d. Jamur Aspergilus, koksidiodomikosis dan histoplasma. e. Aspirasi Cairan amnion, makanan dan cairan lambung. f. Pneumonia Hipostatik Disebabkan karena terus-menerus berada dalam posisi yang sama. Gaya tarik bumi menyebabkan darah tertimbun pada bagian bawah paru-paru, dan infeksi membantu timbulnya pneumonia. g. Pneumonia oleh radiasi Disebabkan karena terus-menerus terpaapr oleh radiasi sehingga terjadi infeksi pada paru yang dapat menyebabkan kerusakan paru. h. Pneumonia Hipersensitivitas Keadaan sensitifitas yang berlebihan mengakibatkan paru sangat rentan terhadap benda asing yang masuk, reaksi sensitifitas tersebut dapat mengakibatkan infeksi pada paru sehingga terjadi kerusakan pada paru. D. Klasifikasi Klasifikasi berdasarkan anatomi dan etiologis (IKA FKUI) yaitu : A. Pembagian Anatomis
7 1. Pneumonia Lobaris Biasanya gejala penyakit secara mendadak, tapi kadang didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas. Pneumonia ini terjadi didaerah lobus paru. Gejala awal hamper sama dengan pneumonia lain, hanya pada pemerikaan fisik kelainan khas tampak setelah 1-2 hari. 2. Pneumonia Lobularis (Bronchopnemonia) Biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh 39 o -40 o dan kadang disertai kejang demam yang tinggi. Membuat sangat gelisah, dyspneu, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung sera sianosis sekitar hidung dan mulut. Kadang disertai muntah dan diare. Batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit, tetapi setelah beberapa hari mula-mula kering kemudian menjadi produktif. 3. Pneumonia Interstisial (Bronchiolus) Pneumonia yang terjadi pada jaringan interstisial. Pada jaringan ini ditemukan infiltrate sel radang, juga dapat ditemukan edema dan akumulasi mucus serta eksudat karena adanya edema dan eksudat maka dapat terjadi obstruksi parsial atau total pada bronhiolus. Menurut pendapat Hidayat pada tahun 2006, macam pneumonia antara lain : a. Pneumonia Lobaris
8 Terjadi pada seluruh atau satu bagian besar dari lobus paru dan bila kedua lobus terkena bisa dikatakan sebagai pneumonia lobaris. b. Pneumonia Interstitial Terjadi pada dinding alveolar dan jaringan peribronkhial serta interlobularis. c. Bronchopneumonia Terjadi pada ujung akhir bronkhiolus yang dapat tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak konsolidasi dalam lobus. B. Pembagian Etiologis 1. Bakteria : Diplococcus pneumonia, Pneumococcus, Streptococcus hemolyticus, Streptococcus auerus, Hemophilus Influenza, Bacillus Friedlander, Mycobaterium tubercolusis. 2. Virus : respiratory syncytial virus, virus influenza, adenovirus, virus sitomegalitik, mycoplasma pneumonia. 3. Jamur : histoplasma capsulatum, Cryptococcus neuroformans, blastomyces dematitides, coccidodies immitis, aspergilus species, candida albicans. 4. Aspirasi : makanan, kerosene (minyak tanah, bensin) cairan amnion, benda asing. E. Tanda dan Gejala Menurut Wong (2008) tanda dan gejala dari Pneumonia adalah :
9 1. Demam Suhu mencapai 39,5 o C-40,5 o C bila terjadi proses inflamasi. 2. Penyumbatan pada jalan nafas 3. Batuk dan nyeri pada dada 4. Perubahan system pernafasan System pernafasan yang mengalami infeksi untuk memaninfestasikan pernafasan yang cepat dapat juga disertai dengan cairan (ninorea), kental bernanah, tergantung dari tipe dan tempat inflamasi. 5. Bunyi nafas Sesak, merintih, stridor, wheezing, crackles, tanpa bunyi. 6. Tenggorakan luka Komplikasi dari inflamasi tingkat tinggi. 7. Anoreksia Menyerang yang terinfeksi akut. 8. Muntah Mudah muntah jika sakit, hal ini menunjukan ada serangan infeksi biasanya tidak lama tetapi tetap terjadi selama sakit. 9. Diare Biasanya ringan kemudian berat, sering menyertai infeksi pernafasan dan dapat menyebabkan dehidrasi. 10. Nyeri perut Spasme otot mungkin disebabkan karena faktor muntah, takut, gelisah dan ketegangan.
10 Menurut Rahajoe (2008) tanda dan gejala aspirasi benda asing kedalam saluran respratori yang timbul dapat dibagi berdasarkan urutan dari perjalanan gejala. Berdasarkan perjalanan dan urutannya, gejala yang timbul dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : 1. Gejala awal Gejala awal yang timbul berupa tersedak, serangan batuk keras dan tiba-tiba sesak nafas, rasa tidak enak didada, mata berair, rasa perih ditenggorokan dan dikerongkongan. 2. Periode laten atau tanpa gejala Setelah gejala awal dilalui ikut periode bebas gejala yang disebut masa laten. 3. Gejala susulan atau lanjutan Gejala susulan tidak spesifik, sebagai perubahan fisiologi atau patologis yang ditimbulkan benda asing. F. Patofisiologi Adanya etiologi seperti jamur dan inhalasi mikroba ke dalam tubuh manusia melalui udara, aspirasi organisme, hematogen dapat menyebabkan reaksi inflamasi hebat sehingga membran paru-paru meradang dan berlobang. Dari reaksi inflamasi akan timbul panas, anoreksia, mual, muntah serta nyeri pleuritis. Selanjutnya RBC, WBC dan cairan keluar masuk alveoli sehingga terjadi sekresi, edema dan bronkospasme yang menimbulkan manifestasi klinis dyspnoe, sianosis dan batuk, selain itu juga menyebabkan adanya
11 partial oklusi yang akan membuat daerah paru menjadi padat (konsolidasi). Konsolidasi paru menyebabkan meluasnya permukaan membran respirasi dan penurunan rasio ventilasi perfusi, kedua hal ini dapat menyebabkan kapasitas difusi menurun dan selanjutnya terjadi hipoksemia Dari penjelasan diatas masalah yang muncul, yaitu : Risiko kekurangan volume cairan, Nyeri (akut), Hipertermi, Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, Bersihan jalan nafas tak efektif, Gangguan pola tidur, Pola nafas tak efekif dan intoleransi aktivitas. Empat tahap respon yang khas pada pneumonia menurut pendapat Prince dan Wilson (2005) meliputi : a. Kongesti (4 sampai 12 jam pertama) Eksudat serosa masuk kedalam alveoli melalui pembuluh darah yang berdilatasi dan bocor. b. Hepatitis merah (48 jam berikutnya) Paru-paru tampak merah dan bergranula (hepatisasi seperti hepar) karena sel-sel darah merah, fibrin dan leukosit polimorfonuklear mengisi alveoli. c. Hepatisasi kelabu (3 sampai 8 hari) Paru-paru tampak kelabu karena leukosit dan fibrin mengalami konsolidasi didalam alveoli yang terserang. d. Resolusi (7 sampai 11 hari) Eksudat mengalami lisis dan direabsorpsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali pada strukturnya semula.
12 G. Pathway Keperawatan
13 H. Komplikasi Menurut pendapat Ngastiyah (2005), komplikasi pneumonia meliputi : 1. Empiema Adanya peradangan pada saluran nafas tersebut dapat menyebar ke jaringan pleura. Pada fase awal, timbul cairan pleura yang jumlahnya sedikit berlanjut sehingga terjadi fibrosis di pleura parietalis dan viseralis yang kemudian berkembang menjadi kumpulan pus dalam rongga pleura atau empiema. 2. Otitis Media Akut Adanya infeksi pada slauran nafas dapat menyebar sampai ke telinga tengah melalui tuba eustachius sehingga dapat menyebabkan otitis media akut. 3. Atelektasis Terjadi apabila terjadi penumpukan secret akibat berkurangnya daya kembang paru-paru terus terjadi. Penumpukan secret ini akan menyebabkan obstruksi bronchus intrinsik. Obstruksi ini akan menyebabkan atelektasi obstruksi, dimana terjadi penyumbatan saluran udara yang menghambat masuknya udara kedalam alveolus. 4. Empisema Terjadi dimulai adanya gangguan pembersihan jalan nafas akibat penumpukan sputum. Peradangan yang menjalar ke bronchioles akan menyebabkan dinding bronchioles mulai melubang dan membesar. Pada waktu inspirasi lumen bronchious melebar sehingga udara dapat
14 tersumbat karena penumpukan sputum. Tetapi saat ekspirasi lumen menyempit sehingga sumbatan tersebut menghalangi keluarnya udara. 5. Meningitis Penyebaran virus haemophilus influenza melalui hematogen ke sistem syaraf sentral. Penyebarannya juga bisa dimulai saat terjadi infeksi saluran pernafasan atau dimana maninfestasi klinik meningitis menyerupai pneumonia. I. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan radiology (Chest X-Ray) teridentifikasi adanya penyebaran (misal lobus dan bronchial), menunjukkan multiple abses/infiltrat, empiema (Staphylococcus), penyebaran atau lokasi infiltrasi (bacterial), penyebaran/extensive nodul infiltrat (viral). 2. Pemeriksaan laboratorium (Darah Lengkap, Serologi, LED) leukositosis menunjukkan adanya infeksi bakteri, menentukan diagnosis secara spesifik, LED biasanya meningkat. Elektrolit : Sodium dan Klorida menurun. Bilirubin biasanya meningkat. 3. Analisis gas darah dan Pulse oximetry menilai tingkat hipoksia dan kebutuhan O2. 4. Pewarnaan Gram/Cultur Sputum dan Darah untuk mengetahui oganisme penyebab.
15 5. Pemeriksaan fungsi paru-paru volume mungkin menurun, tekanan saluran udara meningkat, kapasitas pemenuhan udara menurun dan hipoksemia. Menurut pendapat Betz dan Sowden (2002) meliputi : 1. Kajian foto thorak Untuk melihat adanya infeksi diparu dan status pulmones (untuk mengkaji perubahan pada paru). 2. Nilai analisis gas darah Untuk mengevaluasi status kardiopulmoner sehubungan dengan oksigenasi. 3. Hitung darah lengkap dan hitung jenis Untuk menetapkan adanya infeksi, anemia, proses inflamasi. 4. Pewarnaan gram (darah) Untuk seleksi awal anti mikroba. 5. Tes kulit untuk tuberkulin Mengesampingkan kemungkinan TB jika tidak merespon terhadap pengobatan. 6. Jumlah leukosit Penurunan jumlah leukosit terjadi pada pneumonia bacterial. 7. Bronkoskopi Untuk melihat dan memanipulasi cabang-cabang utama dari pohon trakeobronkial, jaringan yang diambil untuk uji diagnostic.
16 J. Penatalaksanaan Medis 1. Terapi antibiotic Merupakan terapi utama pada pasien pneumonia dengan manifestasi apapun, yang dimaksudkan sebagai terapi kausal terhadap kuman penyebabnya. 2. Terapi suportif umum a. Terapi O 2 untuk mencapai P a O mmhg atau saturasi % berdasar pemeriksaan AGD. b. Humidifikasi dengan nebulizer untuk mengencerkan dahak yang kental. c. Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak, khususnya anjuran untuk batuk dan napas dalam. d. Pengaturan cairan: pada pasien pneumonia, paru menjadi lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama pada pneumonia bilateral. e. Pemberian kortikosteroid, diberikan pada fase sepsis. f. Ventilasi mekanis : indikasi intubasi dan pemasangan ventilator dilakukan bila terjadi hipoksemia persisten, gagal napas yang disertai peningkatan respiratoy distress dan respiratory arrest. g. Drainase empiema bila ada K. Diagnosa Keperawatan 1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sputum (Hidayat, 2006)
17 2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan perubahan membrane alveolus (Hidayat, 2006) 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi kurang adekuat (NANDA, 2013) 4. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan Kognitif (NANDA, 2013) L. Rencana Keperawatan 1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sputum (Hidayat, 2006) Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan bersihan jalan nafas kembali efektif. Nursing Outcomes Classification (NOC) : Status pernafasan : Kriteria Hasil : 1) Menunjukan jalan nafas paten dengan bunyi bersih 2) Tidak ada dyspneu 3) Sputum dapat keluar 4) Mendemonstrasikan batuk efektif Skala penilaian NOC : 1 : Tidak pernah menunjukan 2 : jarang menunjukan 3 : kadang menunjukan 4 : sering menunjukan
18 5 : selalu menunjukan Nursing Interventions Classification (NIC) : Airway Management 1) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi 2) Lakukan fisioterapi dada bila perlu 3) Keluarkan secret dengan batuk atau suction 4) Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan 5) Kaji vital sign dan status respirasi 6) Bantu pasien latihan nafas dalam dan melakukan batuk efektif 7) Kolaborasi pemberian oksigen dan obat bronkodilator serta mukolitik ekspetoran. 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi kurang adekuat (NANDA, 2013) Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan status nutrisi seimbang dan berat badan ideal. NOC : menunjukan status gizi : asupan makanan dan cairan. Kriteria Hasil : 1) Pasien akan mendekati berat badan ideal 2) Asupan nutrisi adekuat 3) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi 4) Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti. Skala penilaian NOC : 1 : tidak pernah menunjukan 2 : jarang menunjukan
19 3 : kadang menunjukan 4 : sering menunjukan 5 : selalu menunjukan 3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik Tujuan : mengidentifikasi kerusakan dan aktivitas perawatan diri. Kriteria Hasi : 1) Pasien mampu merawat diri. 2) Mendemonstrasikan optimal setelah bantuan dalam keperawatan diberikan. 3) Berpartisipasi secara aktif dan atau verbal dalam aktivitas. Intervensi 1) Kaji tingkat aktivitas pasien. 2) Tingkatkan partisipasi pasien dalam perawatan diri, beri bantuan sesuai keperluan. 3) Berikan dorongan pada pasien untuk partisipasi dalam aktivitas. 4) Berikan waktu yang cukup pada pasien dalam beraktivitas. 4. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif (NANDA, 2013) Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama 2x24 jm, diharapkan informasi yang diperoleh keluarga adekuat. NOC: Disease Process
20 Kriteria hasil: 1) Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi prognosis dan program pengobatan. 2) Pasein dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar. 3) Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang telah dijelaskan perawat atau tim kesehatan lainnya. Skala penilaian NOC: 1: tidak pernah menunjukan 2: jarang menunjukan 3: kadang menunjukan 4: sering menunjukan 5: selalu menunjukan NIC : Teaching : Disease Process 1) Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit. 2) Gambarkan proses penyakir dengan cara tepat. 3) Sediakan informasi pada pasien tentang kondisinya dengaan cara yang tepat. 4) Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi dimasa akan dating dan atau proses pengontrolan penyakit.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing (Ngastiyah, 2005). Pneumonia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing (Ngastiyah, 2005). Pneumonia merupakan
Lebih terperinciDika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati
Dika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati Siti Sarifah Sonia Mahdalena Ranny Dwi H Novita Sari CANTIK Wardah Afipah Mitha Nur
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA FURKON NURHAKIM DEFINISI Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. N DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN : BRONKOPNEUMONIA DI RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO
NASKAH PUBLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. N DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN : BRONKOPNEUMONIA DI RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO Disusun Oleh : MEGA PUTRI BUDI RAHAYU J 200 090 040 Diajukan Guna Melengkapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akhir tahun 2011 sebanyak lima kasus diantara balita. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. disebabkan oleh virus, dan merupakan suatu peradangan yang menyebabkan. lumen pada bronkiolus (Suriadi & Rita, 2006).
BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Bronchiolitis Bronchiolitis adalah suatu peradangan pada bronchiolus yang disebabkan oleh virus, dan merupakan suatu peradangan yang menyebabkan adanya edema atau pembengkakan
Lebih terperinciD. Patofisiologi Ketika kita hirup masuk dan keluar, udara masuk ke dalam hidung dan mulut, melalui kotak suara (laring) ke dalam tenggorokan
BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Malacia napas kongenital adalah salah satu dari beberapa penyebab obstruksi saluran udara ireversibel pada anak-anak, tetapi kejadian pada populasi umum tidak diketahui. Malacia
Lebih terperinciOrgan yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru
Exit Hidung Faring Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia Laring Trakea Bronkus Bronkiolus Alveolus Paru-paru Hidung Hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau. Pada hidung
Lebih terperinci5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan
5. Pengkajian a. Riwayat Kesehatan Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya : batuk, pilek, demam. Anoreksia, sukar menelan, mual dan muntah. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas
Lebih terperinciSistem Pernafasan Manusia
Sistem Pernafasan Manusia Udara masuk kedalam sepasang rongga hidung melalui lubang hidung. Rongga hidung dilengkapi oleh rongga-rongga kecil (silia) dan selaput lendir. Dalam rongga hidung, udara dilembabkan,
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan
BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini membahas tentang gambaran pengelolaan terapi batuk efektif bersihan jalan nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance
Lebih terperinciASKEP PNEUMONIA. A. DEFINISI Pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi pada parenkim paru yang umumnya disebabkan oleh agent infeksi.
ASKEP PNEUMONIA LAPORAN PENDAHULUAN A. DEFINISI Pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi pada parenkim paru yang umumnya disebabkan oleh agent infeksi. B. ETIOLOGI Pneumonia dapat disebabkan oleh
Lebih terperinciSMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan
JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA A. Organ-Organ Pernapasan Bernapas merupakan proses yang sangat penting bagi manusia.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di Indonesia. ISPA dapat diklasifikasikan menjadi infeksi saluran
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR A. PENGERTIAN
BAB I KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Bronkitis adalah suatu penyakit yand ditandai oleh adanya inflamasi bronkus (Ngastiyah, 2003). Bronkitis adalah suatu infeksi akut saluran besar paru (yaitu trachea dan
Lebih terperinciBronkitis pada Anak Pengertian Review Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan
Bronkitis pada Anak 1. Pengertian Secara harfiah bronkitis adalah suatu penyakit yang ditanda oleh inflamasi bronkus. Secara klinis pada ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan
Lebih terperinciINSUFISIENSI PERNAFASAN. Ikbal Gentar Alam ( )
1 INSUFISIENSI PERNAFASAN Ikbal Gentar Alam (131320090001) Pendahuluan 2 Diagnosa dan pengobatan dari penyakit penyakit respirasi tergantung pada prinsip dasar respirasi dan pertukaran gas. Penyakit penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK terdiri dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) merupakan penyakit yang perlu diwaspadai karena penyakit ini merupakan penyebab kematian dengan nomor urut lima di Indonesia.
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4 1. Pasang yang tepat antara alat ekskresi dan zat yang dikeluarkan adalah... Hati menghasilkan hormon Paru-paru mengeluarkan uap air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh kesadaran. Pusat pernafasan terletak dalam medulla oblongata dan pons
19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernafasan merupakan fungsi yang berjalan secara otomatis tanpa dikendalikan oleh kesadaran. Pusat pernafasan terletak dalam medulla oblongata dan pons bagian atas
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pneumonia 2.1.1. Definisi Pneumonia Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru. Pneumonia adalah penyakit infeksi akut paru yang disebabkan terutama oleh bakteri
Lebih terperinciC. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL O 1 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produk mucus berlebihan dan kental, batuk tidak efektif. Mempertahankan jalan
Lebih terperinciChristopher A.P, S. Ked
Author : Christopher A.P, S. Ked Editor : Yayan Akhyar Israr, S.Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 0 Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.tk PNEUMONIA DEFINISI
Lebih terperinciAsuhan Keperawatan Anak Preschool dengan ISPA A. Definisi Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri,
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA
ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA Konsep Medik : 1. Pengertian Pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi pada paru-paru yang umumnya disebabkan oleh agent infeksi. 2. Tanda dan Gejala 1. Secara khas
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Disusun Oleh: ARI PRABOWO J KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN : BRONKIOLITIS DI RUANG MINA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Disusun Oleh: ARI PRABOWO J.200.090.055 KARYA TULIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan penyakit umum pada masyarakat yang di tandai dengan adanya peradangan pada saluran bronchial.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bronchopneumonia merupakan penyakit saluran nafas bagian bawah yang biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai dengan gejala awal
Lebih terperinciSistem Respirasi Manusia L/O/G/O
Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O Apersepsi Kegiatan Siswa menarik napas kemudian menghembuskan napas Pertanyaan Melalui kegiatan bernapas yang telah kamu lakukan, dapatkah kamu memprediksikan organ apa
Lebih terperinciBAB VII SISTEM PERNAPASAN
BAB VII SISTEM PERNAPASAN PERNAPASAN / RESPIRASI PROSES PERTUKARAN GAS OKSIGEN DAN KARBON DIOKSIDA DALAM TUBUH ORGANISME FUNGSI Mensuplai oksigen ke dalam sel-sel jaringan tubuh dan mengeluarkan karbondioksida
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Pneumonia Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan terjadinya proses infeksi
Lebih terperinciMateri Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru
1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak yang ditandai dengan dinding dada bawah tertarik ke dalam atau nafas cepat (40-50 kali atau lebih tiap menit)
Lebih terperinciPertukaran gas antara sel dengan lingkungannya
Rahmy Sari S.Pd PERNAPASAN/RESPIRASI Proses pengambilan oksigen, pengeluaran karbondioksida (CO 2 ), dan menghasilkan energi yang dibutuhkan tubuh) Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya Pernapasan
Lebih terperinciSISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA Pernapasan manusia meliputi proses inspirasi dan ekspirasi Inspirasi : pemasukan udara luar ke dalam tubuh melalui alat pernapasan Ekspirasi :pengeluaran udara pernapasan
Lebih terperinci5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea
1. Terjadinya inspirasi pada proses pernapasan manusia adalah karena diafragma.... a. melengkung, tulang rusuk dan dada terangkat b. melengkung, tulang rusuk dan dada turun c. mendatar, tulang rusuk dan
Lebih terperinciGASTER, Vol. 4, No. 1 Februari 2008 ( ) INVASIVE PNEUMOCOCCAL DISEASE (IPD) Sri Kustiyati Dosen Kebidanan STIKES Aiyiyah Surakarta
GASTER, Vol. 4, No. 1 Februari 2008 (194-200) INVASIVE PNEUMOCOCCAL DISEASE (IPD) Sri Kustiyati Dosen Kebidanan STIKES Aiyiyah Surakarta Abstrak Pneumonia adalah infeksi akut jaringan (parenkim) paru yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah telinga, hidung, dan tenggorokan merupakan masalah yang sering terjadi pada anak anak, misal otitis media akut (OMA) merupakan penyakit kedua tersering pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC,
1 BAB 1 A. Latar Belakang PENDAHULUAN Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC, PPOK, ISPA, dan lain-lain. WHO melaporkan bahwa 0,5% dari penduduk dunia terserang Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Infeksi pada saluran pernafasan jauh lebih sering terjadi dibandingkan dengan infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka masa balita disebut juga sebagai "masa keemasan" (golden period),
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan masa ini sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka masa
Lebih terperinciMACAM-MACAM SUARA NAFAS
MACAM-MACAM SUARA NAFAS Asuhan Keperawatan Aplikasi NANDA Diposkan oleh Rizki Kurniadi, Amd.Kep SUARA NAFAS NORMAL Suara nafas normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui jalan nafas dari laring
Lebih terperinciAsuhan Keperawatan pada Sistem Pernap
Asuhan Keperawatan pada Sistem Pernap apasan asan Upper Respiratory Tract Disorder ISPA Lower Respiratory Tract Disorder Bronchopneumonia Chronic Respiratiry Tract Disorder Asthma PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.2 TBC. Bronkitis. Asfiksi. Pneumonia
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.2 1. Berikut ini penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberuolosis adalah... TBC Bronkitis Kunci Jawaban : A TBC
Lebih terperinciTUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2. Sistem Respirasi Manusia
TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2 Sistem Respirasi Manusia Sistem Respirasi Manusia Isilah bernapas, seringkali diarikan dengan respirasi, walaupun secara hariah sebenarnya kedua isilah tersebut berbeda. Pernapasan
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL
1. Perhatikan gambar berikut! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL Bagian yang ditunjukan nomor 2 dan 4 adalah... Bronkiolus dan alveolus Bronkus danalveolus Bronkus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada :
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan
Lebih terperinciMODUL MATA PELAJARAN IPA
KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Sistem pernapasan untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA
Lebih terperinciDEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus
PENDAHULUAN Survei Kesehatan Rumah Tangga Dep.Kes RI (SKRT 1986,1992 dan 1995) secara konsisten memperlihatkan kelompok penyakit pernapasan yaitu pneumonia, tuberkulosis dan bronkitis, asma dan emfisema
Lebih terperinciKontusio paru A. PENGERTIAN
Kontusio paru A. PENGERTIAN Kontusio paru didefinisikan sebagai cedera fokal dengan edema, perdarahan alveolar dan interstisial. Ini adalah cedera yang paling umum yang berpotensi mematikan. Kegagalan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan Akut 2.1.1 Pengertian ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah istilah yang berasal dari bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pneumonia adalah peradangan saluran pernafasan akut yang mengenai
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pneumonia 2.1.1 Definisi pneumonia Pneumonia adalah peradangan saluran pernafasan akut yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus respiratorius dan alveoli. Pneumonia
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN
Lebih terperinciBAB II TINJUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Pustaka 2.1.1. ISPA a. Definisi ISPA adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang berkisar
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18 1. Perhatikan gambar berikut! Image not found http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/bio9-18-01.png Bagian yang ditunjukkan
Lebih terperinciINFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT Pendahuluan Sejarah; Thn 1984 ISPA Ringan ISPA Sedang ISPA Berat Thn 1990 Titik berat PNEUMONIA BALITA Pneumonia Pneumonia Berat Bukan Pneumonia Di Indonesia Kematian bayi
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KOMPREHENSIF I DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)
LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KOMPREHENSIF I DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) A. Definisi Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit paru kronik dengan karakteristik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pasien kritis adalah pasien dengan penyakit atau kondisi yang mengancam jiwa pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive Care
Lebih terperinciA. Pengertian B. Etiologi
A. Pengertian Bronchopneumoni adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang
Lebih terperinciFAAL PERNAPASAN. Prof. DR. dr. Suradi Sp.P (K), MARS, FISR, Kresentia Anita R., Lydia Arista. Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi
WORKSHOP PIR 2017 FAAL PERNAPASAN Prof. DR. dr. Suradi Sp.P (K), MARS, FISR, Kresentia Anita R., Lydia Arista Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK UNS / RSUD Dr. Moewardi Surakarta CURICULUM
Lebih terperinciBAB I LAPORAN PENDAHULUAN
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN A. DEFINISI PENYAKIT Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversibel dimana trakea dan bronki berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. Asma
Lebih terperinciKELOMPOK III. Siti Rafidah K Sri Rezkiana andi L Nadia Intan tiara D Arsini Widya Setianingsih
PERTUSIS KELOMPOK III Amalia Putri Azizah Ayu Nila Sari Asri Nurul Falah Euis Oktaviani P Fitrah Rahmah Mariyatul Qibtiyah Rizqa A. M Selly M.P Susan Eka Putri Siti Rafidah K Sri Rezkiana andi L Nadia
Lebih terperinciMONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI
MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI Oleh : Furkon Nurhakim INTERVENSI PASCA OPERASI PASE PASCA ANESTHESI Periode segera setelah anesthesi à gawat MEMPERTAHANKAN VENTILASI PULMONARI Periode
Lebih terperinciASIDOSIS RESPIRATORIK
ASIDOSIS RESPIRATORIK A. PENGERTIAN. Asidosis Respiratorik (Kelebihan Asam Karbonat). 1. Asidosis Respiratorik adalah gangguan klinis dimana PH kurang dari 7,35 dan tekanan parsial karbondioksida arteri
Lebih terperinciSD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3
SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3 1. Bagian paru-paru yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida adalah... Alveolus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memulihkan fungsi fisik secara optimal(journal The American Physical
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisioterapi merupakan sebuah profesi yang dinamis dengan dasar teori dan aplikasi klinik yang luas untuk memelihara, mengembangkan, dan memulihkan fungsi fisik secara
Lebih terperinciBab. Peta Konsep. Gambar 4.1 Orang sedang melakukan pernapasan. Pernapasan dada. terdiri dari. - Inspirasi - Ekspirasi. Mekanisme pernapasan
Bab 4 Sistem Pernapasan Sumber: Dokumen Penerbit Gambar 4.1 Orang sedang melakukan pernapasan Hidung merupakan salah satu alat pernapasan. Melalui hidung, udara dapat keluar atau masuk ke dalam tubuh.
Lebih terperinciProfesi _Keperawatan Medikal Bedah_cempaka
PNEUMOTHORAX A. Definisi Pneumotoraks adalah suatu kondisi adanya udara dalam rongga pleura akibat robeknya pleura (Price & Willson, 2003). Pneumotoraks terjadi ketika pleura parietal ataupun visceral
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. oleh cairan atau terjadi penumpukan cairan di rongga pleura (Somantri, parientalis yang bersifat patologis (Sularman, 2003).
BAB II KONSEP DASAR A. EFUSI PLEURA 1. Definisi Efusi pleura adalah suatu keadaan ketika rongga pleura dipenuhi oleh cairan atau terjadi penumpukan cairan di rongga pleura (Somantri, 2009:106). Efusi pleura
Lebih terperinciLilik Kurniawan, S. Ked Yayan Akhyar Israr, S. Ked
Authors : Lilik Kurniawan, S. Ked Yayan Akhyar Israr, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 0 Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.tk PENDAHULUAN Pneumonia,
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. dalam kavum Pleura (Arif Mansjoer, 1999 : 484). Efusi Pleura adalah
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Efusi Pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan di rongga pleura selain cairan dapat juga terjadi penumpukan pus atau darah (Soeparman, 1996 : 789).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri. Infeksi ini diawali dengan
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 2.1.1 Definisi ISPA Infeksi saluran pernapasan akut yang lebih dikenal dengan ISPA biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri. Infeksi
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. BAB ini penulis akan membahas tentang penerapan posisi semi fowler untuk
BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan BAB ini penulis akan membahas tentang penerapan posisi semi fowler untuk mengurangi sesak nafas pada pasien asma di ruang IGD Rumah Sakit Roemani Semarang tanggal
Lebih terperinciKONTRAK BELAJAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES NGUDI WALUYO. Kriteria Waktu Setelah. Strategi Pembelajaran. 1.
KONTRAK BELAJAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES NGUDI WALUYO Nama Mahasiswa NIM Nama Pembimbing Topik Sub Topik Ruang : DANDI HERMAWANSA : 07011b007 : Puji Purwaningsih, S.Kep. Ns : Asuhan
Lebih terperinciMACAM-MACAM PENYAKIT. Nama : Ardian Nugraheni ( C) Nifariani ( C)
Nama : Ardian Nugraheni (23111307C) Nifariani (23111311C) MACAM-MACAM PENYAKIT A. Penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) 1) Pengertian Terjadinya penyakit demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina.
Lebih terperinciTUGAS NEONATUS. Pengampu : Henik Istikhomah, S.SiT, M.Keb POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA JURUSAN KEBIDANAN TAHUN AJARAN 2013/2014
TUGAS NEONATUS Pengampu : Henik Istikhomah, S.SiT, M.Keb POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA JURUSAN KEBIDANAN TAHUN AJARAN 2013/2014 Anggota Kelompok 2 Aprilia Amalia Candra (P27224012 171) Aprilia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pneumonia dijuluki oleh William Osler pada abad ke-19 sebagai The
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai macam masalah penyakit pernafasan yang sering ditemui adalah ISPA, tuberculosis, kanker paru, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), asma, dan pnemonia.
Lebih terperinciSISTEM PERNAPASAN MANUSIA
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biologi Umum Di Susun oleh : Rukayah NPM : 3061424062 Dosen Pengasuh : Taufik Rahman, S.Pd., M.Pd. KEMENTERIAN PENDIDIKAAN NASIONAL
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEW BORN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEW BORN A. PENGERTIAN Transient Tachypnea Of The Newborn (TTN) ialah gangguan pernapasan pada bayi baru lahir yang berlangsung singkat yang
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi : KEDOKTERAN Kode : : RESPIRASI Bobot : Semester : 3 Standar Kompetensi : dasar-dasar sistem respirasi manusia meliputi anatomi, histologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, batuk-batuk terutama pada malam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan banyak sel dan elemennya. Proses inflamasi kronik ini menyebabkan saluran pernapasan menjadi hiperesponsif
Lebih terperinciYani Mulyani, M.Si, Apt STFB
Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB Kegiatan menginhalasi dan mengekshalasi udara dengan tujuan mempertukarkan oksigen dengan CO2 = bernafas/ventilasi Proses metabolisme selular dimana O2 dihirup, bahan2 dioksidasi,
Lebih terperinciTUGAS BIOLOGI (SISTEM PERNAPASAN MANUSIA)
TUGAS BIOLOGI (SISTEM PERNAPASAN MANUSIA) DISUSUN OLEH: 1. Diki Nanda Pratama 2. M. Rizky Wahyudi 3. Maulana Fadhli 4. M. Zazili 5. Randhika Wiweka KELAS : XI IPA. 3 GURU PEMBIMBING : Karimah S.Pd SMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.Latar Belakang. Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan di suatu negara. Masa perkembangan tercepat dalam kehidupan anak terjadi pada masa balita. Masa balita
Lebih terperinciBAB I TINJAUAN TEORI. Bronchopneumonia adalah radang paru yang. disebabkan oleh virus bakteri,jamur dan benda asing lain yang
1 BAB I TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Bronchopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru dengan eksudasi dan konsolidasi disebabkan oleh mikroorganisme.(sarwono waspadja,1997:735). Bronchopneumonia adalah
Lebih terperinciPRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD
PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD Sebelum melakukan percobaan, praktikan menonton video tentang suction orofaringeal dan perawatan WSD. Station 1:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bronchitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada bronkus. Bronchitis
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bronchitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada bronkus. Bronchitis dapat bersifat acute maupun chronic ( Manurung, 2008). Bronchitis adalah suatu peradangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan terjadinya ketidakseimbangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. jika terbatas pada alveoli berdampingan pada bronki (Sacharine, 1997). sekitarnya (Smeltzer & Suzanne, 2002).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bronchopneumonia merupakan salah satu jenis penyakit saluran pernafasan yang terjadi akibat saluran infeksi akut di ruang alveoli paru-paru, dapat melibatkan saluran
Lebih terperinciSistem pernapasan adalah sistem tubuh manusia yang menghasilkan energi yang diperlukan untuk proses kehidupan.
Sistem pernapasan adalah sistem tubuh manusia yang menghasilkan energi yang diperlukan untuk proses kehidupan. Energi ini dihasilkan oleh dipatahkannya molekul glukosa dalam semua sel hidup tubuh manusia.
Lebih terperinciUniversitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI
Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 2/17/2016 2 2/17/2016 3 2/17/2016
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) Topik : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Sasaran : 1. Umum : Keluarga pasien ISPA 2. Khusus: Pasien ISPA Hari/Tanggal : Jumat, 24 Januari 2014 Waktu : Pukul 9.30 10.00
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terisi dengan cairan radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pneumonia adalah peradangan dari parenkim paru, dimana asinus terisi dengan cairan radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang ke dalam dinding
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. K DENGAN BRONKOPNEUMONIA DI RUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. K DENGAN BRONKOPNEUMONIA DI RUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA DISUSUN OLEH : VERA WILIS SEDAYU NIM. P.09110 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perawatan intensif merupakan pelayanan keperawatan yang saat ini sangat perlu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perawatan intensif merupakan pelayanan keperawatan yang saat ini sangat perlu dikembangkan di Indonesia. Berbagai pemberian pelayanan keperawatan intensif bertujuan
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS EDEMA PARU DI RUANG FLAMBOYAN, RSUD KABUPATEN BULELENG TANGGAL 15 AGUSTUS 2016
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS EDEMA PARU DI RUANG FLAMBOYAN, RSUD KABUPATEN BULELENG TANGGAL 15 AGUSTUS 2016 1.1 Tinjauan Teori Penyakit 1.1.1 Definisi Edema paru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat
Lebih terperinciAnatomi dan Fisiologi saluran pernafasan. 1/9/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 1
Anatomi dan Fisiologi saluran pernafasan 1/9/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 1 Anatomi Sistem Pernafasan Manusia 1/9/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 2 Sistem pernafasan atas 1/9/2009 Zullies
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN DENGAN PNEUMONIA PADA ANAK DI PUSKESMAS PERKOTAAN RASIMAH AHMAD
LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN PNEUMONIA PADA ANAK DI PUSKESMAS PERKOTAAN RASIMAH AHMAD OLEH IFZUELI PUTRA NIM 15103084109011 PRECEPTOR KLINIK PRECEPTOR AKADEMIK ( ) ( ) PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinci