Kontusio paru A. PENGERTIAN
|
|
- Suparman Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kontusio paru A. PENGERTIAN Kontusio paru didefinisikan sebagai cedera fokal dengan edema, perdarahan alveolar dan interstisial. Ini adalah cedera yang paling umum yang berpotensi mematikan. Kegagalan pernafasan mungkin lambat dan berkembang dari waktu daripada yang terjadi seketika. Kontusio paru adalah memar atau peradangan pada paru yang dapat terjadi pada cedera tumpul dada akibat kecelakaan kendaraan atau tertimpa benda berat. B. ANATOMI Paru-paru adalah salah satu organ system pernapasan yang berada di dalam kantong yang di bentuk oleh pleura parietalis dan viseralis. Kedua paru sangat lunak, elastic dan berada dalam rongga torak, sifatnya ringan dan terapung di air. Masing-masing paru memiliki apeks yang tumpul yang menjorok ke atas mencapai bagian atas iga pertama. Paru-paru kiri : Pada paru-paru kiri terdapat satu fisura yaitu fisura obliges. Fisura ini membagi paru-paru kiri atas menjadi dua lobus, yaitu : 1. lobus superior, bagian yang terletak di atas dan di depan fisura. 2. lobus inferior, bagian paru-paru yang terletak di belakang dan di bawah fisura. 1
2 3. Paru-paru kanan : Pada paru-paru kanan terdapat dua fisura, yaitu : fisura oblique (interlobularis primer) dan fisura transversal (interlobularis sekunder). Kedua fisura ini membagi paru-paru kanan menjadi tiga lobus, lobius atas, lobus tengah dan lobus bawah. C. ETIOLOGI Kecelakaan lalu lintas Trauma tumpul dengan fraktur Iga yg multipel Cedera ledakan atau gelombang kejut yang terkait dengan trauma penetrasi. organ yang paling rentan terhadap cedera ledakan adalah mereka yang mengandung gas, seperti paru-paru. Flail chest Dapat pula terjadi pada trauma tajam dg mekanisme perdarahan dan edema parenkim Luka tembak memar akibat penetrasi oleh sebuah proyektil bergerak cepat biasanya mengelilingi jalan sepanjang perjalanan jaringan yang di lalui oleh proyektil. D. TANDA DAN GEJALA Takikardi Dyspnoe Bronchoorhea/ Sekresi bercampur darah Takipnea Hipoksia Perubahan Kesadaran Membutuhkan waktu untuk berkembang, dan sebanyak setengah dari kasus tidak menunjukkan gejala pada presentasi awal Dapat timbul atau memburuk dalam jam setelah trauma. 2
3 Pada kasus berat, gejala dapat terjadi secepat tiga atau empat jam setelah trauma Hipoksemia Sianosis E. PATOFISIOLOGI Gambar 2: Biasanya, oksigen dan karbon dioksida berdifusi melintasi membran kapiler dan alveolus dan ruang interstisial (kiri). Cairan mengganggu difusi ini, sehingga kurang darah beroksigen (kanan). Kontusio Paru menghasilkan perdarahan dan kebocoran cairan ke dalam jaringan paru-paru, yang dapat menjadi kaku dan kehilangan elastisitas normal. Kandungan air dari paru-paru meningkat selama 72 jam pertama setelah cedera, berpotensi menyebabkan edema paru pada kasus yang lebih serius [19]. Sebagai hasil dari ini dan proses patologis lainnya, memar paru berkembang dari waktu ke waktu dan dapat menyebabkan hipoksia. Perdarahan dan edema, robeknya parenkim paru menyebabkan cairan kapiler bocor ke dalam jaringan di sekitarnya. [32] Membran antara alveoli dan kapiler 3
4 robek;. Kerusakan membran kapiler-alveolar dan pembuluh darah kecil menyebabkan darah dan cairan bocor ke dalam alveoli dan ruang interstisial ( ruang sekitar sel) dari paru-paru [11] Dengan trauma yang lebih parah, ada sejumlah besar edema, perdarahan, dan robeknya alveoli. [16] memar paru ditandai oleh microhemorrhages (pendarahan kecil) yang terjadi ketika alveoli yang traumatis dipisahkan dari struktur saluran napas dan pembuluh darah. [23] Darah awalnya terkumpul dalam ruang interstisial, dan kemudian edema terjadi oleh satu atau dua jam setelah cedera. [29] Sebuah area perdarahan di paru-paru yang mengalami trauma, umumnya dikelilingi oleh daerah edema. [23] Dalam pertukaran gas yang normal, karbon dioksida berdifusi melintasi endotelium dari kapiler, ruang interstisial, dan di seluruh epitel alveolar, oksigen berdifusi ke arah lain. Akumulasi cairan mengganggu pertukaran gas, [33] dan dapat menyebabkan alveoli terisi dengan protein dan robek karena edema dan perdarahan. [23] Semakin besar daerah cedera, kompromi pernafasan lebih parah, menyebabkan konsolidasi. Memar paru dapat menyebabkan bagian paru-paru untuk mengkonsolidasikan, alveoli kolaps, dan atelektasis (kolaps paru parsial atau total) terjadi. [34] Konsolidasi terjadi ketika bagian dari paru-paru yang biasanya diisi dengan udara digantkan dengan bahan dari kondisi patologis, seperti darah. [35] Selama periode jam pertama setelah cedera, alveoli di menebal daerah luka dan dapat menjadi konsolidasi. [23] Sebuah penurunan jumlah surfaktan yang dihasilkan juga berkontribusi pada rusaknya dan konsolidasi alveoli, [15] inaktivasi surfaktan meningkatkan tegangan permukaan paru. [30] Mengurangi produksi surfaktan juga dapat terjadi di sekitar jaringan yang awalnya tidak terluka [25]. Radang paru-paru, yang dapat terjadi ketika komponen darah memasuki jaringan karena memar, juga bisa menyebabkan bagian dari paru-paru rusak. Makrofag, neutrofil, dan sel-sel inflamasi lainnya dan komponen darah bisa memasuki jaringan paru-paru dan melepaskan faktor-faktor yang menyebabkan peradangan, meningkatkan kemungkinan kegagalan pernapasan. [36] Sebagai tanggapan terhadap peradangan, kelebihan lendir diproduksi, berpotensi memasukkan bagian dari paru-paru dan menyebabkan rusaknya paru-paru [23]. Bahkan ketika hanya satu sisi dada yang terluka, radang juga dapat mempengaruhi paru-paru lainnya. 4
5 [36] akibat terluka jaringan paru-paru dapat menyebabkan edema, penebalan septa dari alveoli, dan perubahan lainnya. [37] Jika peradangan ini cukup parah, dapat menyebabkan disfungsi paru-paru seperti yang terlihat pada sindrom distres pernapasan akut. Ventilasi/perfusi mengalami mismatch, biasanya rasio ventilasi perfusi adalah sekitar satu banding satu. Volume udara yang masuk alveoli (ventilasi) adalah sama dengan darah dalam kapiler di sekitar perfusi.[39] Rasio ini menurun pada kontusio paru, alveoli terisi cairan, tidak dapat terisi dengan udara, oksigen tidak sepenuhnya berikat hemoglobin, dan darah meninggalkan paru-paru tanpa sepenuhnya mengandung oksigen [40] Kurangnya inflasi paru-paru, hasil dari ventilasi mekanis tidak memadai atau yang terkait, cedera seperti flail chest, juga dapat berkontribusi untuk ketidakcocokan ventilasi / perfusi. [30] Sebagai ketidakcocokan antara ventilasi dan perfusi, saturasi oksigen darah berkurang. [40] Vasokonstriksi pada hipoksik paru, di mana pembuluh darah di dekat alveoli yang hipoksia mengerut (diameter menyempit) sebagai respons terhadap kadar oksigen rendah, dapat terjadi pada kontusio paru [26]. Para resistensi vaskular meningkat di bagian paru-paru yang memar, yang mengarah pada penurunan jumlah darah yang mengalir ke dalamnya, [37 ] mengarahkan darah ke daerah yang lebih baik-berventilasi [26] Meskipun, mengurangi aliran darah ke alveoli tak mendapat udara adalah cara untuk mengimbangi kenyataan bahwa darah yang lewat tak mendapat udara, alveoli tidak teroksigenasi, [26] yang oksigenasi darah tetap lebih rendah dari normal. [39] Jika sudah parah cukup, hipoksemia yang dihasilkan dari cairan dalam alveoli tidak dapat dikoreksi hanya dengan memberikan oksigen tambahan, masalah ini adalah penyebab sebagian besar kematian yang diakibatkan trauma [40]. F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Laboratorium Analisa Gas Darah(AGD): cukup oksigen dan karbon dioksida yang berlebihan. Namun kadar gas mungkin tidak menunjukkan kelainan pada awal perjalanan luka memar paru. 5
6 2. RO thorak Menunjukkan memar paru yang berhubungan dengan patah tulang rusuk dan emfisema subkutan. Ro thoraks menunjukkan gambaran Infiltrat, tanda infiltrat kadang tidak muncul dalam jam. 4. CT Scan Akan menunjukkkan gambaran kontusio lebih awal. 5. USG Menunjukkan memar paru awal, pada saat ini tidak terlihat pada radiografi. Sindrom interstisial dinyatakan dengan garis putih vertikal, B-Line. 6
7 G. PENATALAKSANAAN Tidak ada perawatan yang dikenal untuk mempercepat penyembuhan luka memar paru;. Perawatan utama adalah mendukung upaya yang dilakukan untuk menemukan luka memar yang menyertai, [19] untuk mencegah cedera tambahan, dan untuk memberikan perawatan suportif sambil menunggu luka memar pada tahap prosespenyembuhan. Pemantauan, termasuk melacak keseimbangan cairan, fungsi pernapasan, dan saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximetry juga diperlukan untuk monitor kondisi pasien. [53] Monitoring untuk komplikasi seperti sindrom gangguan pneumonia dan pernapasan akut yang sangat penting [54]. Pengobatan bertujuan untuk mencegah kegagalan pernapasan dan untuk memastikan oksigenasi darah yang memadai. [15] [22] oksigen tambahan dapat diberikan dan mungkin dihangatkan dan dilembabkan. [40] Ketika tidak merespon maka tindakan lainnya dalam perawatan harus dilakukan, seperti oksigenasi membran extracorporeal dapat digunakan, memompa darah dari tubuh ke mesin yang oxygenates dan menghilangkan karbon dioksida sebelum memompa kembali masuk. Penatalaksanaan Utama: Patency Air way, Oksigenasi adekuat, kontrol nyeri Perawatan utama: menemukan luka memar yang menyertai, mencegah cedera tambahan, dan memberikan perawatan suportif sambil menunggu luka memar paru sembuh. Penatalaksanaan pada kontusio ringan - Nebulisasi - Postural drainase - Fisio terapi dada 7
8 - Suctioning - NyeriàAnastesi Spinal, Opioid - Oksigenasi Jam pertama - Antibiotik Penatalaksanaan pada kontusio sedang - Intubasi - Ventilator PEP - Deuretik - NGT - Cek Kultur Penatalaksanaan pada kontusio berat - Penaganan Agresif Intubasi Endotracheal - Ventilator - Deuretik - Anti mikrobal - Pembatasan cairan 8
9 Ventilasi Ventilasi mekanis mungkin diperlukan jika memar paru menyebabkan oksigenasi yang tidak memadai. Ventilasi tekanan positif, di mana udara dipaksa masuk ke dalam paru-paru, diperlukan bila oksigenasi secara signifikan terganggu. Noninvasif ventilasi(niv), continuous positive airway pressure (CPAP) dan (BiPAP), dapat digunakan untuk meningkatkan oksigenasi dan mengobati atelektasis. [38] Dengan NIV, udara ditiupkan ke dalam saluran udara pada tekanan ditentukan melalui masker dipasang erat menghadap kearah nasal. Dalam BiPAP perubahan tekanan antara menghirup dan menghembuskan napas, sedangkan pada CPAP tekanan adalah sama. [38] Ventilasi noninvasif memiliki keunggulan dibandingkan metode invasif karena tidak membawa risiko infeksi karena intubasi, selain itu dapat menyebabkan kemungkinan batuk, menelan, dan berbicara [38] Namun, teknik ini dapat menyebabkan komplikasi, mungkin udara masuk ke dalam perut atau menyebabkan aspirasi isi lambung, terutama ketika tingkat kesadaran menurun [4] Orang dengan tanda-tanda pernapasan tidak memadai atau oksigenasi mungkin perlu diintubasi dan ventilasi mekanik. [12] Ventilasi mekanis bertujuan untuk mengurangi edema paru dan meningkatkan oksigenasi.[26] Ventilasi dapat membuka kembali alveoli yang kolaps, tetapi berbahaya apabila tekanan yang berlebih tidak terkontrol atau ventilasi tekanan positif juga dapat merusak paruparu dengan overinflating.[56] Intubasi biasanya disediakan untuk ketika masalah pernafasan terjadi,[7] tetapi kebanyakan kontusio paru signifikan memang membutuhkan intubasi, dan hal itu dapat dilakukan pada awal mengantisipasi kebutuhan ini.[4] Orang dengan memar paru yang terutama cenderung membutuhkan ventilasi termasuk orang-orang dengan penyakit paru-paru yang sebelum parah atau masalah ginjal, pada orang tua, pada kasus dengan penurunan tingkat kesadaran, mereka dengan oksigen darah yang rendah atau tingkat karbon dioksida yang tinggi, dan mereka yang akan dioperasi dan membutuhkan anestesi. 9
10 Memar paru atau komplikasinya seperti sindrom gangguan pernapasan akut dapat menyebabkan paru-paru kehilangan keelastisan(kaku), sehingga tekanan yang lebih tinggi mungkin diperlukan untuk memberikan jumlah normal udara [4] dan oksigenat darah secara dengan tekanan dapat memadai [32]. Positif akhir ekspirasi (PEEP), yang memberikan udara pada tekanan yang diberikan pada akhir siklus ekspirasi, dapat mengurangi edema dan menjaga alveoli dari kolaps. [13] PEEP dianggap perlu dengan ventilasi mekanis, namun jika tekanan terlalu besar itu dapat memperluas ukuran memar[16] dan melukai paru-paru. [38] Ketika keelastisan paru-paru berkurang berbeda secara signifikan dari yang terluka, paru-paru dapat berventilasi secara independen dengan dua ventilator dalam rangka untuk memberikan udara pada tekanan yang berbeda, ini membantu menghindari cedera akibat overinflation sambil memberikan ventilasi yang memadai. Terapicairan Administrasi terapi cairan pada individu dengan kontusio paru adalah kontroversial. Cairan yang berlebihan dalam sistem peredaran darah (hipervolemia) dapat memperburuk hipoksia karena dapat menyebabkan kebocoran cairan dari kapiler yang terluka (edema paru), yang lebih permeabel dari biasanya. Namun, pada volume darah yang rendah (hipovolemia) yang dihasilkan dari cairan yang tidak mencukupi memiliki dampak yang lebih buruk, berpotensi menyebabkan syok hipovolemik, karena orang-orang yang telah kehilangan sejumlah besar darah, cairan resusitasi sangat diperlukan. Banyak. bukti yang mendukung gagasan bahwa cairan harus dikurangi dari orang-orang dengan luka memar paru, berasal dari studi hewan, tidak uji klinis dengan manusia, penelitian pada manusia telah memiliki temuan yang bertentangan mengenai apakah resusitasi cairan memperburuk kondisi. Bagi orang yang memang membutuhkan sejumlah besar cairan intravena, kateter dapat ditempatkan dalam arteri pulmonalis untuk mengukur tekanan di dalamnya [6]. Mengukur tekanan arteri pulmonalis memungkinkan dokter untuk memberikan cairan yang cukup untuk mencegah shok tanpa memperburuk edema. Diuretik, obat-obatan yang meningkatkan urin untuk mengurangi cairan yang berlebihan 10
11 dalam sistem, dapat digunakan ketika overload cairan tidak terjadi. Furosemid, diuretik yang digunakan dalam pengobatan luka memar paru, juga melemaskan otot polos dalam pembuluh darah paru-paru, sehingga mengurangi resistensi vena paru-paru dan mengurangi tekanan di kapiler paru. Terapi Pendukung Mempertahankan sekresi di saluran udara dapat memperburuk hipoksia dan menyebabkan infeksi [4]. Dengan demikian, merupakan bagian penting dari perawatan adalah toilet paru, penggunaan suction, bernapas dalam, batuk, dan metode lain untuk menghapus materi seperti lendir dan darah dari saluran udara. Terapi fisik dada, membuat penggunaan teknik seperti latihan pernapasan, stimulasi batuk, pengisapan, perkusi, gerakan, getaran, dan drainase untuk membersihkan sekresi paru-paru, meningkatkan oksigenasi, dan memperluas bagian yang kolaps bagian dari paru-paru Orang dengan memar paru, terutama mereka yang tidak merespon dengan baik untuk perawatan lainnya, dapat diposisikan dengan paru-paru terluka lebih rendah dari yang terluka untuk meningkatkan oksigenasi. Toilet paru yang tidak memadai dapat menyebabkan pneumonia. Orang yang terkena infeksi diberikan antibiotik. [16] Belum ada studi menunjukkan manfaat dari penggunaan antibiotik sebagai tindakan pencegahan sebelum infeksi terjadi, meskipun beberapa dokter menganjurkan penggunaan antibiotik profilaksis bahkan tanpa bukti ilmiah manfaat nya [13]. Namun, ini dapat menyebabkan perkembangan strain resisten antibiotik bakteri, sehingga pemberian antibiotik dengan kebutuhan yang jelas biasanya dianjurkan. [19] Untuk orang-orang yang berisiko sangat tinggi infeksi berkembang, dahak dapat dikultur untuk menguji keberadaan infeksi-bakteri penyebab. Mengontrol rasa sakit adalah cara lain untuk memfasilitasi pengurangan sekresi. Sebuah cedera dinding dada bisa membuat batuk menyakitkan, meningkatkan kemungkinan bahwa sekresi akan menumpuk di saluran udara. Luka dada juga berkontribusi terhadap hipoventilasi (pernapasan tidak memadai) karena gerakan 11
12 dinding dada yang terlibat dalam pernapasan memadai menyakitkan. Keterbatasan ekspansi dada dapat menyebabkan atelektasis, lebih lanjut mengurangi oksigenasi dari darah Analgesik (obat nyeri) dapat diberikan untuk mengurangi rasa sakit. [12] Injeksi anestesi ke saraf di dinding dada, yang disebut blokade saraf, pendekatan lain untuk manajemen nyeri, ini tidak menekan pusat respirasi [30]. H. KOMPLIKASI Memar paru dapat mengakibatkan kegagalan pernafasan, sekitar setengah dari kasus terjadi dalam beberapa jam dari trauma awal. Komplikasi lainnya, termasuk infeksi akut dan sindrom gangguan pernapasan (ARDS). Sekitar 50% pasien dengan ARDS memar paru, dan 80% pasien dengan kontusio paru melibatkan lebih dari 20% dari volume paru-paru. Orang tua dan mereka yang punya penyakit hati, paru-paru, atau penyakit ginjal sebelum cedera lebih mungkin untuk tinggal lebih lama di rumah sakit dan memiliki komplikasi dari cedera. Komplikasi terjadi pada 55% orang dengan jantung atau penyakit paru-paru dan 13% dari mereka tanpa penyakit tertentu dengan memar paru saja, 17% mengembangkan ARDS, sementara 78% orang dengan setidaknya dua cedera tambahan mengembangkan kondisi. Pneumonia, komplikasi lain potensial, berkembang pada sebanyak 20% dari orang dengan memar paru. I. EPIDEMIOLOGI Kontusio paru terjadi pada sekitar 20% dari pasien trauma tumpul dengan Skor Keparahan Cedera lebih dari 15, dan itu adalah cedera dada yang paling umum pada anak-anak. Berkisar kematian dilaporkan dari 10 sampai 25%, dan 40-60% dari pasien akan memerlukan ventilasi mekanis. 12
13 Komplikasi luka memar paru ARDS, seperti yang disebutkan, dan kegagalan pernafasan, atelektasis dan pneumonia. Memar paru ditemukan pada 30-75% kasus yang parah cedera dada, sehingga cedera serius yang paling umum terjadi dalam hubungan dengan trauma toraks. Dari orang yang memiliki beberapa cedera dengan skor keparahan cedera lebih dari 15., Paru memar terjadi pada sekitar 17%. Tingkat kematian memar paru diperkirakan berkisar dari %, tergantung pada tingkat keparahan luka memar itu sendiri dan pada cedera yang berhubungan. Ketika memar kecil, mereka biasanya tidak meningkatkan kemungkinan kematian atau hasil yang buruk untuk orangorang dengan trauma tumpul dada;. Namun, peluang ini meningkat dengan ukuran memar pada. Satu studi menemukan bahwa 35% orang dengan luka yang signifikan multiple termasuk mati memar paru [16] Dalam studi lain,. 11% orang dengan memar paru saja meninggal, sedangkan jumlah naik menjadi 22%. pada mereka dengan cedera tambahan. Hal ini sulit untuk menentukan tingkat kematian (mortalitas) karena memar paru jarang terjadi dengan sendirinya. Biasanya, kematian orang dengan hasil memar paru dari cedera lainnya, cedera otak traumatis umum. J. PROGNOSA CT scan ini, diambil 22 hari setelah memar paru dengan trauma dada besar, menunjukkan bahwa memar telah membaik 13
14 Memar biasanya sembuh sendiri tanpa menyebabkan komplikasi permanen.[1] Namun juga mungkin memiliki efek jangka panjang pada fungsi pernafasan berupa nyeri. Kebanyakan memar paru membaik dalam lima sampai tujuh hari setelah cedera. Tanda yang terdeteksi dengan radiografi biasanya hilang dalam 10 hari setelah cedera. Apabila tidak kondisi lain, seperti pneumonia. Penyakit paruparu kronis berkorelasi dengan ukuran memar dan dapat mengganggu dengan kemampuan individu untuk kembali bekerja. Fibrosis paru-paru dapat terjadi, mengakibatkan dispnea (sesak napas), oksigenasi darah rendah, dan mengurangi kapasitas residual fungsional selama enam tahun setelah cedera. [37] Sebagai akhir sebagai empat tahun pasca-cedera, penurunan kapasitas residual fungsional telah ditemukan pada pasien yang mengalami kontusio paru yang parah. Selama enam bulan setelah memar paru, hingga 90% dari orang menderita kesulitan bernafas dalam beberapa. kasus, mengalami dispnea yang menetap selama periode tertentu.kontusio paru juga dapat secara permanen mengurangi keelastisan paruparu. Memar biasanya sembuh sendiri paru tanpa menyebabkan komplikasi permanen. Namun juga mungkin memiliki efek jangka panjang pada fungsi pernafasan sakit. Kebanyakan memar menyelesaikan dalam lima sampai tujuh hari setelah cedera. Tanda terdeteksi dengan radiografi biasanya hilang dalam 10 hari setelah cedera ketika mereka tidak, kondisi lain, seperti pneumonia, adalah penyebab kemungkinan. Penyakit paru-paru kronis berkorelasi dengan ukuran memar dan dapat mengganggu dengan individu kemampuan untuk kembali bekerja. Fibrosis paru-paru dapat terjadi, mengakibatkan dispnea (sesak napas), oksigenasi darah rendah, dan mengurangi kapasitas residual fungsional selama enam tahun setelah cedera. Sebagai akhir sebagai empat tahun pasca-cedera, penurunan kapasitas residual fungsional telah ditemukan pada pasien yang paling memar paru dipelajari. Selama enam bulan setelah memar paru, hingga 90% dari orang menderita kesulitan bernafas dalam beberapa. kasus, dispnea tetap selama periode tertentu memar juga dapat secara permanen mengurangi kepatuhan paru-paru. 14
PENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI
PENDAHULUAN Hemotoraks adalah kondisi adanya darah di dalam rongga pleura. Asal darah tersebut dapat dari dinding dada, parenkim paru, jantung, atau pembuluh darah besar. Normalnya, rongga pleura hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Trauma toraks merupakan trauma yang mengenai dinding toraks atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trauma toraks merupakan trauma yang mengenai dinding toraks atau organ intra toraks, baik karena trauma tumpul maupun oleh karena trauma tajam. Trauma tumpul toraks
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN KEPUSTAKAAN. ALI/ARDS adalah suatu keadaan yang menggambarkan reaksi inflamasi
5 BAB 2. TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Definisi ALI ALI/ARDS adalah suatu keadaan yang menggambarkan reaksi inflamasi yang luas dan parah dari parenkim paru. 10 ALI/ARDS merupakan kumpulan gejala akibat inflamasi
Lebih terperinciINSUFISIENSI PERNAFASAN. Ikbal Gentar Alam ( )
1 INSUFISIENSI PERNAFASAN Ikbal Gentar Alam (131320090001) Pendahuluan 2 Diagnosa dan pengobatan dari penyakit penyakit respirasi tergantung pada prinsip dasar respirasi dan pertukaran gas. Penyakit penyakit
Lebih terperinciProfesi _Keperawatan Medikal Bedah_cempaka
PNEUMOTHORAX A. Definisi Pneumotoraks adalah suatu kondisi adanya udara dalam rongga pleura akibat robeknya pleura (Price & Willson, 2003). Pneumotoraks terjadi ketika pleura parietal ataupun visceral
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK terdiri dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) merupakan penyakit yang perlu diwaspadai karena penyakit ini merupakan penyebab kematian dengan nomor urut lima di Indonesia.
Lebih terperincimekanisme penyebab hipoksemia dan hiperkapnia akan dibicarakan lebih lanjut.
B. HIPERKAPNIA Hiperkapnia adalah berlebihnya karbon dioksida dalam jaringan. Mekanisme penting yang mendasari terjadinya hiperkapnia adalah ventilasi alveolar yang inadekuat untuk jumlah CO 2 yang diproduksi
Lebih terperinciBantuan Hidup Dasar. (Basic Life Support)
Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support) Sistem utama tubuh manusia Sistem Pernapasan Sistem Peredaran Darah Mati Mati klinis Pada saat pemeriksaan penderita tidak menemukan adanya fungsi sistem perdarahan
Lebih terperinciTask Reading: ASBES TOSIS
Task Reading: ASBES TOSIS Pendahuluan Asbestosis merupakan menghirup serat asbes. gangguan pernapasan disebabkan oleh Asbes atau Asbestos adalah bentuk serat mineral silika tahan terhadap asam kuat, serta
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEW BORN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEW BORN A. PENGERTIAN Transient Tachypnea Of The Newborn (TTN) ialah gangguan pernapasan pada bayi baru lahir yang berlangsung singkat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Infeksi pada saluran pernafasan jauh lebih sering terjadi dibandingkan dengan infeksi
Lebih terperinciRESPIRATORY FAILURE. PRESENTATION by Dr. Fachrul Jamal Sp.An(KIC)
RESPIRATORY FAILURE PRESENTATION by Dr. Fachrul Jamal Sp.An(KIC) 1 DEFINIS I Gagal napas adalah ketidakmampuan paru-paru memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Hal ini dapat terjadi akibat kegagalan oksigenasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemantauan intensif menggunakan metode seperti pulmonary arterial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ICU atau Intensive Care Unit merupakan pelayanan keperawatan khusus yang dikelola untuk merawat pasien sakit berat dan kritis, cidera dengan penyulit yang mengancam
Lebih terperinciASIDOSIS RESPIRATORIK
ASIDOSIS RESPIRATORIK A. PENGERTIAN. Asidosis Respiratorik (Kelebihan Asam Karbonat). 1. Asidosis Respiratorik adalah gangguan klinis dimana PH kurang dari 7,35 dan tekanan parsial karbondioksida arteri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah kelainan struktur dan fungsi pada jantung yang muncul pada saat kelahiran. (1) Di berbagai negara maju sebagian besar pasien PJB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oksigen dalam darah. Salah satu indikator yang sangat penting dalam supply
BAB I PENDAHULUAN Darah memerlukan oksigen untuk dapat berfungsi dengan baik. Kekurangan oksigen dalam darah bisa membuat tubuh mengalami masalah serius. Selain olahraga dan transfusi darah, nutrisi tertentu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Saturasi Oksigen 1. Pengertian Saturasi oksigen adalah presentasi hemoglobin yang berikatan dengan oksigen dalam arteri, saturasi oksigen normal adalah antara 95 100 %. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada :
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pasien kritis adalah pasien dengan penyakit atau kondisi yang mengancam jiwa pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive Care
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. dalam kavum Pleura (Arif Mansjoer, 1999 : 484). Efusi Pleura adalah
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Efusi Pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan di rongga pleura selain cairan dapat juga terjadi penumpukan pus atau darah (Soeparman, 1996 : 789).
Lebih terperinciDr. Ade Susanti, SpAn Bagian anestesiologi RSD Raden Mattaher JAMBI
Dr. Ade Susanti, SpAn Bagian anestesiologi RSD Raden Mattaher JAMBI Mempunyai kekhususan karena : Keadaan umum pasien sangat bervariasi (normal sehat menderita penyakit dasar berat) Kelainan bedah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure (CHF) menjadi yang terbesar. Bahkan dimasa yang akan datang penyakit ini diprediksi akan terus bertambah
Lebih terperinciPertukaran gas antara sel dengan lingkungannya
Rahmy Sari S.Pd PERNAPASAN/RESPIRASI Proses pengambilan oksigen, pengeluaran karbondioksida (CO 2 ), dan menghasilkan energi yang dibutuhkan tubuh) Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya Pernapasan
Lebih terperinciEMBOLI CAIRAN KETUBAN
EMBOLI CAIRAN KETUBAN DEFINISI Sindroma akut, ditandai dyspnea dan hipotensi, diikuti renjatan, edema paru-paru dan henti jantung scr cepat pd wanita dlm proses persalinan atau segera stlh melahirkan sbg
Lebih terperinciAsuhan Keperawatan pada Klien dengan Emboli Cairan
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Emboli Cairan Definisi Emboli Cairan Emboli cairan ketuban merupakan sindrom dimana setelah jumlah besar cairan ketuban memasuki sirkulasi darah maternal, tiba-tiba
Lebih terperinci5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea
1. Terjadinya inspirasi pada proses pernapasan manusia adalah karena diafragma.... a. melengkung, tulang rusuk dan dada terangkat b. melengkung, tulang rusuk dan dada turun c. mendatar, tulang rusuk dan
Lebih terperinciSistem Pernafasan Manusia
Sistem Pernafasan Manusia Udara masuk kedalam sepasang rongga hidung melalui lubang hidung. Rongga hidung dilengkapi oleh rongga-rongga kecil (silia) dan selaput lendir. Dalam rongga hidung, udara dilembabkan,
Lebih terperinci2. PERFUSI PARU - PARU
terapi oksigen TAHAPAN RESPIRASI 1. VENTILASI 2. PERFUSI PARU - PARU 3. PERTUKARAN GAS DI PARU-PARU 4. TRANSPORT OKSIGEN 5. EKSTRAKSI ( OXYGEN UPTAKE ) Sumbatan jalan nafas pasien tak sadar paling sering
Lebih terperinciBANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) Artikel ini merupakan sebuah pengetahuan praktis yang dilengkapi dengan gambar-gambar sehingga memudahkan anda dalam memberikan pertolongan untuk
Lebih terperinciSMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan
JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA A. Organ-Organ Pernapasan Bernapas merupakan proses yang sangat penting bagi manusia.
Lebih terperinciCEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA
Materi 12 CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA Oleh : Agus Triyono, M.Kes A. CEDERA KEPALA Pengertian : Semua kejadian pada daerah kepala yang dapat mengakibatkan terganggunya fungsi otak baik
Lebih terperinciAnatomi dan Fisiologi saluran pernafasan. 1/9/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 1
Anatomi dan Fisiologi saluran pernafasan 1/9/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 1 Anatomi Sistem Pernafasan Manusia 1/9/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 2 Sistem pernafasan atas 1/9/2009 Zullies
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18 1. Perhatikan gambar berikut! Image not found http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/bio9-18-01.png Bagian yang ditunjukkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC,
1 BAB 1 A. Latar Belakang PENDAHULUAN Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC, PPOK, ISPA, dan lain-lain. WHO melaporkan bahwa 0,5% dari penduduk dunia terserang Penyakit
Lebih terperinciKesetimbangan asam basa tubuh
Kesetimbangan asam basa tubuh dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Departemen Biokimia, Biologi Molekuler dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung ph normal darah Dipertahankan oleh sistem pernafasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diikuti oleh kompensasi anti-inflamasi atau fenotip imunosupresif yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Trauma pembedahan menyebabkan perubahan hemodinamik, metabolisme, dan respon imun pada periode pasca operasi. Seperti respon fisiologis pada umumnya, respon
Lebih terperinciMengenal Penyakit Kelainan Darah
Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 1. Urutan organ pernapasan yang benar dari dalam ke luar adalah... paru-paru, tenggororkan mulut paru-paru kerongkongan, hidung
Lebih terperinciPERTOLONGAN GAWAT DARURAT
PERTOLONGAN GAWAT DARURAT I. DESKRIPSI SINGKAT Keadaan gawatdarurat sering terjadi pada jemaah haji di Arab Saudi. Keterlambatan untuk mengidentifikasi dan memberikan pertolongan yang tepat dan benar dapat
Lebih terperinciTUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2. Sistem Respirasi Manusia
TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2 Sistem Respirasi Manusia Sistem Respirasi Manusia Isilah bernapas, seringkali diarikan dengan respirasi, walaupun secara hariah sebenarnya kedua isilah tersebut berbeda. Pernapasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka masa balita disebut juga sebagai "masa keemasan" (golden period),
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan masa ini sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka masa
Lebih terperinciBAB VII SISTEM PERNAPASAN
BAB VII SISTEM PERNAPASAN PERNAPASAN / RESPIRASI PROSES PERTUKARAN GAS OKSIGEN DAN KARBON DIOKSIDA DALAM TUBUH ORGANISME FUNGSI Mensuplai oksigen ke dalam sel-sel jaringan tubuh dan mengeluarkan karbondioksida
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL
1. Perhatikan gambar berikut! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL Bagian yang ditunjukan nomor 2 dan 4 adalah... Bronkiolus dan alveolus Bronkus danalveolus Bronkus
Lebih terperinciTERAPI OKSIGEN. Oleh : Tim ICU-RSWS. 04/14/16 juliana/icu course/2009 1
TERAPI OKSIGEN Oleh : Tim ICU-RSWS juliana/icu course/2009 1 Definisi Memberikan oksigen (aliran gas) lebih dari 20 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam darah meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada setiap pembedahan, dilakukan suatu tindakan yang bertujuan untuk baik menghilangkan rasa nyeri yang kemudian disebut dengan anestesi. Dan keadaan hilangnya
Lebih terperinciSeorang laki-laki umur 30 tahun dibawa ke UGD RSAL. Kesadaran menurun, tekanan darah 70/50, denyut nadi 132 kali/menit kurang kuat, repirasi rate 32
KELOMPOK 9 Seorang laki-laki umur 30 tahun dibawa ke UGD RSAL. Kesadaran menurun, tekanan darah 70/50, denyut nadi 132 kali/menit kurang kuat, repirasi rate 32 kali/menit suara ngorok dan seperti ada cairan
Lebih terperinciPrimary Survey a) General Impressions b) Pengkajian Airway
Primary Survey Primary survey menyediakan evaluasi yang sistematis, pendeteksian dan manajemen segera terhadap komplikasi akibat trauma parah yang mengancam kehidupan. Tujuan dari Primary survey adalah
Lebih terperinciOrgan yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru
Exit Hidung Faring Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia Laring Trakea Bronkus Bronkiolus Alveolus Paru-paru Hidung Hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau. Pada hidung
Lebih terperinciPENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan
PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di Indonesia. ISPA dapat diklasifikasikan menjadi infeksi saluran
Lebih terperinciMONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I
MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I Hemodinamik Aliran darah dalam sistem peredaran tubuh kita baik sirkulasi magna/ besar maupun sirkulasi parva/ sirkulasi dalam paru paru. Monitoring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan barangkali merupakan istilah yang tepat, namun tidak populer dan tidak menarik bagi perokok. Banyak orang sakit akibat merokok, tetapi orang
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG A. DEFINISI CKR (Cedera Kepala Ringan) merupakan cedera yang dapat mengakibatkan kerusakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan terjadinya ketidakseimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan penyakit umum pada masyarakat yang di tandai dengan adanya peradangan pada saluran bronchial.
Lebih terperinciKELOMPOK 4 ASUHAN KEPERAWATAN EMERGENCY DAN KRITIS
KELOMPOK 4 ASUHAN KEPERAWATAN EMERGENCY DAN KRITIS Bunuh diri merupakan kematian yang diperbuat oleh sang pelaku sendiri secara sengaja (Haroid I. Kaplan & Berjamin J. Sadock, 1998). Bunuh diri adalah
Lebih terperinciSISTEM PEREDARAN DARAH DAN KARDIOVASKULAS
SISTEM PEREDARAN DARAH DAN KARDIOVASKULAS ALAT PEREDARAN DARAH JANTUNG PEMBULUH DARAH KAPILER DARAH JANTUNG JANTUNG ATAU HEART MERUPAKAN SALAH SATU ORGAN YANG PENTING DALAM KELANGSUNGAN HIDUP KITA. TELAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan beban kerja pernafasan, yang menimbulkan sesak nafas, sehingga pasien mengalami penurunan
Lebih terperinciMEMBRAN RESPIRATORIUS
PENDAHULUAN Fungsi utama paru adalah untuk memberikan oksigenasi darah yang memadai dan mengeluarkan karbondioksida (CO 2 ). Proses pertukaran gas melalui tiga tahapan yaitu ventilasi paru yang akan menentukan
Lebih terperinciPelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:
Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II Catatan Fasilitator Rangkuman Kasus: Agus, bayi laki-laki berusia 16 bulan dibawa ke Rumah Sakit Kabupaten dari sebuah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Latihan batuk efektif merupakan aktifitas perawat untuk membersihkan sekresi pada jalan nafas. Tujuan dari batuk efektif adalah untuk meningkatkan mobilisasi sekresi
Lebih terperinciA. Pengertian Oksigen B. Sifat Oksigen C. Tujuan Oksigenasi D. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen
A. Pengertian Oksigen Oksigen adalah suatu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel secara normal yang diperoleh dengan cara menghirup
Lebih terperinciREFERAT WSD. Oleh : Ayu Witia Ningrum Pembimbing : Dr. Fachry, Sp.P
REFERAT WSD ( Water Seal Drainage ) Oleh : Ayu Witia Ningrum 2007730022 Pembimbing : Dr. Fachry, Sp.P Tugas Kepaniteraan Klinik Rumah Sakit Islan Jakarta Utara, Sukapura Stase Ilmu Penyakit Dalam 2012
Lebih terperinciSISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA Pernapasan manusia meliputi proses inspirasi dan ekspirasi Inspirasi : pemasukan udara luar ke dalam tubuh melalui alat pernapasan Ekspirasi :pengeluaran udara pernapasan
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4 1. Pasang yang tepat antara alat ekskresi dan zat yang dikeluarkan adalah... Hati menghasilkan hormon Paru-paru mengeluarkan uap air
Lebih terperinciDika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati
Dika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati Siti Sarifah Sonia Mahdalena Ranny Dwi H Novita Sari CANTIK Wardah Afipah Mitha Nur
Lebih terperinciFAAL PERNAPASAN. Prof. DR. dr. Suradi Sp.P (K), MARS, FISR, Kresentia Anita R., Lydia Arista. Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi
WORKSHOP PIR 2017 FAAL PERNAPASAN Prof. DR. dr. Suradi Sp.P (K), MARS, FISR, Kresentia Anita R., Lydia Arista Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK UNS / RSUD Dr. Moewardi Surakarta CURICULUM
Lebih terperinciSINDROM GANGGUAN PERNAFASAN
SINDROM GANGGUAN PERNAFASAN A. Pengertian Sindrom Gangguan Pernapasan Sindrom gangguan napas ataupun sering disebut sindrom gawat napas (Respiratory Distress Syndrome/RDS) adalah istilah yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan dengan proses kemunduran prestasi kerja dan penurunan kapasitas fisik seseorang. Menua adalah
Lebih terperinciSD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.5
1. Eritrosit adalah... SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.5 Sel darah merah Sel darah putih Keping darah Protein Jawaban a Sudah jelas 2. Golongan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulosis 1. Definisi Tuberkulosis Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman tuberkulosis
Lebih terperinciC. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL O 1 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produk mucus berlebihan dan kental, batuk tidak efektif. Mempertahankan jalan
Lebih terperinciPEMBEKAPAN. Disusun oleh : Shinta Febriana Yustisiari G Pembimbing : dr. Hari Wujoso, Sp. F, MM
PEMBEKAPAN Disusun oleh : Shinta Febriana Yustisiari G 0003181 Pembimbing : dr. Hari Wujoso, Sp. F, MM KEPANITERAAN KLINIK LAB/SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Lebih terperinciAnatomi & Fisiologi Sistem Respirasi II Pertemuan 7 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
Anatomi & Fisiologi Sistem Respirasi II Pertemuan 7 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi dan
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.2 TBC. Bronkitis. Asfiksi. Pneumonia
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.2 1. Berikut ini penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberuolosis adalah... TBC Bronkitis Kunci Jawaban : A TBC
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh kesadaran. Pusat pernafasan terletak dalam medulla oblongata dan pons
19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernafasan merupakan fungsi yang berjalan secara otomatis tanpa dikendalikan oleh kesadaran. Pusat pernafasan terletak dalam medulla oblongata dan pons bagian atas
Lebih terperinciSISTEM PERNAPASAN MANUSIA
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biologi Umum Di Susun oleh : Rukayah NPM : 3061424062 Dosen Pengasuh : Taufik Rahman, S.Pd., M.Pd. KEMENTERIAN PENDIDIKAAN NASIONAL
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS EDEMA PARU DI RUANG FLAMBOYAN, RSUD KABUPATEN BULELENG TANGGAL 15 AGUSTUS 2016
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS EDEMA PARU DI RUANG FLAMBOYAN, RSUD KABUPATEN BULELENG TANGGAL 15 AGUSTUS 2016 1.1 Tinjauan Teori Penyakit 1.1.1 Definisi Edema paru
Lebih terperinciREGULASI PERNAPASAN Pusat Pernapasan. Pusat pernapasan adalah beberapa kelompok neuron yang terletak di sebelah bilateral medula oblongata dan pons.
REGULASI PERNAPASAN Pusat Pernapasan Pusat pernapasan adalah beberapa kelompok neuron yang terletak di sebelah bilateral medula oblongata dan pons. Organisasi pusat pernapasan Daerah ini dibagi menjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pneumonia adalah peradangan saluran pernafasan akut yang mengenai
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pneumonia 2.1.1 Definisi pneumonia Pneumonia adalah peradangan saluran pernafasan akut yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus respiratorius dan alveoli. Pneumonia
Lebih terperinciZat Cair. Gas 12/14/2011
Fluida adalah zat yang dapat mengalir atau sering disebut Zat Alir. Jadi perkataan fluida dapat mencakup zat cair atau gas. Dewi Baririet Baroroh Basic Science of Nursing 1 Free FIKES Powerpoint UMMTemplates
Lebih terperinciMateri Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru
1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis
Lebih terperinciSyok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi
Syok Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STATUS GLASSGOW COMA SCALE DENGAN ANGKA LEUKOSIT PADA PASIEN TRAUMA KEPALA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA STATUS GLASSGOW COMA SCALE DENGAN ANGKA LEUKOSIT PADA PASIEN TRAUMA KEPALA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Oleh: ADE SOFIYAN J500050044 Kepada : FAKULTAS
Lebih terperinciSuradi, Dian Utami W, Jatu Aviani
KEDARURATAN ASMA DAN PPOK Suradi, Dian Utami W, Jatu Aviani Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK UNS / RSUD Dr. Moewardi Surakarta WORKSHOP PIR 2017 PENDAHULUAN PPOK --> penyebab utama mortalitas
Lebih terperinciSistem Pernapasan - 2
Anatomi sistem pernapasan Proses inspirasi dan ekspirasi Definisi pernapasan Eksternal Internal Mekanik pernapasan Inspirasi dan ekspirasi Peran otot pernapasan Transport gas pernapasan Ventilasi, difusi,
Lebih terperinciSD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3
SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3 1. Bagian paru-paru yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida adalah... Alveolus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Saturasi oksigen 1. Oksigen Oksigen atau zat asam adalah salah satu bahan farmakologi, merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau digunakan untuk proses pembakaran dan
Lebih terperinciEMBOLI AIR KETUBAN. Emboli air ketuban dapat menyebabkan kematian yang tiba-tiba sewaktu atau beberapa waktu sesudah persalinan.
EMBOLI AIR KETUBAN A. Pengertian Emboli air ketuban adalah terdapatnya air ketuban dalam aliran darah ibu (Maclean,2003:25). Emboli air ketuban merupakan komplikasi tidak dapat diduga,sangat berbahaya
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Pernafasan adalah suatu proses yang melibatkan pertukaran oksigen dan
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fisiologi Pernafasan Pernafasan adalah suatu proses yang melibatkan pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara organisme hidup dan lingkungannya. 9 Ventilasi atau bernafas
Lebih terperinciYani Mulyani, M.Si, Apt STFB
Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB Kegiatan menginhalasi dan mengekshalasi udara dengan tujuan mempertukarkan oksigen dengan CO2 = bernafas/ventilasi Proses metabolisme selular dimana O2 dihirup, bahan2 dioksidasi,
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA FURKON NURHAKIM DEFINISI Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak
Lebih terperinciKadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada orang
Kanker Paru DEFINISI Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru; tetapi kanker paru-paru bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru. Kanker
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memulihkan fungsi fisik secara optimal(journal The American Physical
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisioterapi merupakan sebuah profesi yang dinamis dengan dasar teori dan aplikasi klinik yang luas untuk memelihara, mengembangkan, dan memulihkan fungsi fisik secara
Lebih terperinciDigunakan untuk mengukur suhu tubuh. Digunakan untuk memeriksa suara dari dalam tubuh seperti detak jantung, usus, denyut nadi dan lain-lain
BEBERAPA PERALATAN DI RUANG ICU 1. Termometer 2. Stethoscope Digunakan untuk mengukur suhu tubuh 3. Tensimeter Digunakan untuk memeriksa suara dari dalam tubuh seperti detak jantung, usus, denyut nadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat
Lebih terperinciKERACUNAN OKSIGEN. Oleh Diah Puspita Rifasanti I1A Pembimbing: dr. Dwi Setyohadi
Tinjauan Pustaka KERACUNAN OKSIGEN Oleh Diah Puspita Rifasanti I1A009052 Pembimbing: dr. Dwi Setyohadi BAGIAN/SMF ILMU KEDOKTERAN DAN KEHAKIMAN FK UNLAM RSUD ULIN BANJARMASIN Desember, 2013 PENDAHULUAN
Lebih terperinciMODUL MATA PELAJARAN IPA
KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Sistem pernapasan untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA
Lebih terperinciPNEUMOTHORAX. Click Oleh to edit Master subtitle style IDRIES TIRTAHUSADA Pembimbing: Dr Haryadi Sp.Rad 4/16/12
PNEUMOTHORAX Click Oleh to edit Master subtitle style IDRIES TIRTAHUSADA 1102006116 Pembimbing: Dr Haryadi Sp.Rad PENDAHULUAN Pneumothorax adalah penumpukan dari udara yang bebas dalam dada diluar paru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Fungsi utama dari paru-paru adalah untuk proses respirasi. Respirasi merupakan proses
Lebih terperinci